Anda di halaman 1dari 3

MATRIKS IDENTIFIKASI RESIKO INFEKSI

(RISK ASSESMENT INFECTION)


No. Dokumen
/PS/.. //...
Tanggal Terbit
Standar Prosedur
Operasional
PPI

No. Revisi
0

Halaman
1.3.
Ditetapkan,

Direktur Utama

..

Pengertian

Tujuan

Matriks identifikasi resiko infeksi merupakan cara mengidentifikasi prosedur, proses dan
aktivitas yang terkait dengan risiko infeksi dan mengimplementasi strategi untuk
menurunkan risiko infeksi.

1. Langkah-langkah petugas dalam mengidentifikasi activitas yang berdampak terjadi


resiko infeksi

2. Menilai seberapa sering penyebab atau kesalahan terjadi yang menyebabkan infeksi
3. Mendeteksi seberapa besar kemungkinan kesalahan yang dapat menyebabkan
infeksi

4. Sebagai acuan membuat prioritas penyebab / kesalahan yang akan di tindak lanjuti
5. Sebagai acuan dalam melakukan tindakan untuk meminimalisir kejadian infeksi
Kebijakan

Prosedur

1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor : 44 tahun 2009 tentang Rumah


Sakit.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Pencegahan
Pengendalian Infeksi.
3.
4.

1. Setiap unit yang beresiko membuat mapping activitas yang berdampak terjadi resiko
infeksi

2. Mengidentifikasi bahaya dan resiko terinfeksi dari setiap activitas tersebut

MATRIKS IDENTIFIKASI RESIKO INFEKSI


(RISK ASSESMENT INFECTION)
No. Dokumen
/PS/.. //...

Prosedur

No. Revisi
0

Halaman
2.3.

3. Risk assessment dinilai terhadap Severity (Dampak yang ditimbulkan), Occurence


(Frekwensi kejadian), Detectability (Deteksi)
4. Cara menentukan penilaian adalah sebagai berikut :
4.1. Severity (dampak yang ditimbulkan) :
Tidak menimbulkan dampak (tidak cidera) nilai 1
Menimbulkan dampak minor (gangguan kesehatan yang relative pendek,

bias di obati dengan P3K) nilai 5


Menimbulkan dampak mayor (dampak yang besar, gangguan kesehatan

yang relative lama penyembuhannya) nilai 7


Fatal (kecacatan dan meninggal dunia) nilai 10
4.2. Occurence (Frekwensi kejadian)
Hampir tidak pernah terjadi (lebih dari 5 tahun) nilai 1
Jarang terjadi (dapat terjadi lebih 2 5 tahun) nilai 5
Kadang kadang (dapat terjadi beberapa kali dalam 1 2 tahun) nilai 7
Hampir sering muncul dan dalam waktu relative singkat (beberapa kali
dalam satu tahun) nilai 10
4.3. Detectability (deteksi)
Mudah terdeteksi nilai 1
Agak susah di deteksi nilai 5
Susah di deteksi nilai 7
Tidak dapat di deteksi nilai 10
5. Nilai Severity, Occurence dan Detectability dikalikan (S x O x D) untuk mengetahui
nilai RPN (Risk Priority Number)

6. Setelah diketahui nilai RPN, maka dilakukan ranking untuk mengetahui prioritas
utama yang akan ditindaklanjuti.

7. Prioritas penyebab yang akan ditindaklanjuti berdasarkan nilai tertinggi RPN yaitu :
7.1. Nilai 1 25 Minor
7.2. Nilai 26 48 Medium
7.3. Nilai 49 - 99 Major
7.4. Nilai 100 Extreme

MATRIKS IDENTIFIKASI RESIKO INFEKSI


(RISK ASSESMENT INFECTION)
No. Dokumen
/PS/.. //...

No. Revisi
0

Halaman
3.3.

8. Lakukan controle existing sebagai pengontrol terhadap setiap infeksi / bahaya yang
ada.
9. Lakukan action plan untuk mengurangi resiko terjadi infeksi / bahaya terhadap
aktifitas yang dilakukan

10. Lakukan penilaian Severity (S2), Occurrence (O2) dan Detectability (D2) tahap
kedua, untuk kemudian dilakukan penghitungan kembali terhadap score RPN
sebagai dasar penentuan ranking.
11. Bila masih beresiko tinggi (extreme) maka membuat kembali action plan untuk
menurunkan resiko.

12. Lakukan penilaian Severity (S3), Occurrence (O3) dan Detectability (D3) tahap
ketiga untuk memastikan bahwa score RPN sudah turun

Unit Terkait

1. Seluruh unit pelayanan


2. HRD/SDM

Anda mungkin juga menyukai