03 F Kedokteran PDF
03 F Kedokteran PDF
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Kata Pengantar
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
(FKUP) memiliki visi untuk menjadi institusi kedokteran
yang menempatkan keunggulan penelitian
dan
pendidikan demi kemaslahatan masyarakat guna
mendorong daya saing bangsa (Research and
education Excellency for Society to Promote nation
Competitiveness - RESPeCt). Untuk mencapai visi ini
maka prinsip pendidikan yang memegang teguh
SPICES (Student centered, Problem based, Integrated, Community, Early
clinical exposure/elective, and Systematic) yang telah diterapkan pada seluruh
program studi sejak tahun 2004, diperkuat lebih lanjut. Proses pembelajaran
dilakukan melalui integrasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ke
dalam pendidikan dengan memperkuat keterlibatan dosen dan mahasiswa pada
tridharma perguruan tinggi yang berorientasi keunggulan.
Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Tahun Akademik
2014/2015 merupakan penyempurnaan dari Buku Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Tahun Akademik 2013/2014, sehingga sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan yang terjadi. Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Tahun
Akademik 2014/2015 diterbitkan untuk memberikan gambaran lebih jelas kepada
pimpinan, mahasiswa, dosen dan masyarakat mengenai pelaksanaan pendidikan
di FKUP. Pedoman pendidikan pada seluruh program studi disusun secara
terintegrasi di dalam buku ini.
Buku ini memuat peraturan akademik yang harus dijadikan rujukan oleh
staf pengajar, mahasiswa dan tenaga administrasi akademik untuk memperlancar
penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar di seluruh program studi FKUP. Hal
ini merupakan salah satu upaya memberikan penjaminan mutu kepada
masyarakat luas terhadap kualitas akademik FKUP.
Oleh karenanya, kami menyampaikan penghargaan kepada semua
pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam proses
penyusunan Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015 ini. Kami berharap pedoman
ini dapat memenuhi fungsinya dengan baik.
Bandung, 12 Juni 2014
Dekan,
DAFTAR ISI
Hal.
i
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
KEPUTUSAN DEKAN
PIMPINAN FAKULTAS
viii
BAB I
SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI, TUJUAN PENDIDIKAN DAN
KOMPETENSI LULUSAN
1. Sejarah
2. Visi dan Misi Fakultas
A. Visi
B. Misi
C. Tujuan
3. Tujuan Pendidikan
3.1.
Program Studi Diploma 4 Kebidanan
3.2.
Program Pendidikan Dokter
3.2.1. Program Studi Kedokteran
3.2.2. Program Studi Profesi Dokter
3.3.
Program Pendidikan Dokter Spesialis
3.3.1. Anestesiologi dan Terapi Intensif
3.3.2. Ilmu Bedah
3.3.3. Ilmu Bedah Saraf
3.3.4. Orthopaedi dan Traumatologi
3.3.5. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
3.3.6. Ilmu Kedokteran Jiwa
3.3.7. Ilmu Kesehatan Anak
3.3.8. Ilmu Penyakit Dalam
3.3.9. Ilmu Kesehatan Mata
3.3.10. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
3.3.11. Ilmu Penyakit Saraf
3.3.12. Ilmu Kesehatan THT, Kepala dan Leher
3.3.13. Obstetri dan Ginekologi
3.3.14. Patologi Anatomi
3.3.15. Patologi Klinik
3.3.16. Radiologi
3.3.17. Ilmu Kedokteran Nuklir
3.3.18. Ilmu Bedah Anak
3.3.19. Urologi
ii
1
3
3
4
4
5
6
7
8
9
10
11
11
12
13
14
14
16
16
17
18
19
19
20
21
22
4.
BAB II
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI
1. Program Studi Diploma 4 Kebidanan
2. Program Pendidikan Dokter
2.1. Program Studi Kedokteran
2.2. Program Studi Profesi Dokter
3. Program Pendidikan Dokter Spesialis
3.1. Anestesiologi dan Terapi Intensif
3.2. Ilmu Bedah
3.3. Ilmu Bedah Saraf
3.4. Orthopaedi dan Traumatologi
3.5. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
3.6. Ilmu Kedokteran Jiwa
3.7. Ilmu Kesehatan Anak
3.8. Ilmu Penyakit Dalam
3.9. Ilmu Kesehatan Mata
3.10. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
3.11. Ilmu Penyakit Saraf
3.12. Ilmu Kesehatan THT, Kepala dan Leher
3.13. Obstetri dan Ginekologi
3.14. Patologi Anatomi
3.15. Patologi Klinik
3.16. Radiologi
3.17. Ilmu Kedokteran Nuklir
iii
23
23
25
26
26
26
27
28
29
30
32
33
33
33
34
48
60
70
72
86
88
93
96
98
118
123
132
140
142
154
221
239
279
296
iv
310
316
327
335
381
430
462
480
506
507
508
508
510
512
512
513
514
520
Mengingat
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
KESATU
:
:
KEDUA
KETIGA
Semua Mahasiswa, Tenaga Pendidik Tetap, Tenaga Pendidik Tidak Tetap dan
Tenaga Penunjang wajib melaksanakan dan memperhatikan ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2014/2015;
KEEMPAT
Dengan berlakunya Keputusan ini, segala ketentuan yang bertentangan dan tidak
sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Tahun Akademik 2013/2014
dinyatakan tidak berlaku;
KELIMA
Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur secara tersendiri;
KEENAM
KETUJUH
Jika dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan
perbaikan atau perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal 12 Juni 2014
DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN,
PIMPINAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Dekan
Prof.Dr.med. Tri Hanggono Achmad, dr.
NIP 196209221989021001
viii
Wakil Dekan
Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama
Prof.Dr. Dany Hilmanto, dr., SpA(K)
NIP 196302201987111001
Wakil Dekan
Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Sumber Daya, dan Tata Kelola
Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, dr.,SpM., M.Kes., Ph.D
NIP 197007272000031007
ix
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pimpinan Departemen
1
Ilmu Faal
Ketua
Patologi Anatomi
Ketua
: Dr. Bethy Suryawathy Hernowo, dr., Sp.PA(K)., Ph.D
10
11
12
13
14
Ilmu Bedah
Ketua
xi
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Patologi Klinik
Ketua
:
25
26
27
28
Radiologi
Ketua
xii
10
11
12
xiii
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
xiv
27
28
10
11
xv
xvi
Pimpinan Administratif
1
xvii
BAB I
SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI,
TUJUAN PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI LULUSAN
BAB I
SEJARAH FAKULTAS, VISI, MISI,
TUJUAN PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI LULUSAN
A. Sejarah Fakultas
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran didirikan atas 2 falsafah utama,
yakni kemaslahatan bagi masyarakat dan kebersamaan dalam kesejawatan.
Gagasan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran pertama kali datang dari
menteri kesehatan dr. Lie Kiat Teng pada Kongres IDI di Surabaya tahun
1953. Pada saat itu banyak dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia yang ditahan di FKUI untuk memenuhi kebutuhan staf pengajar di
FKUI. Keputusan untuk mendirikan fakultas kedokteran kemudian dijatuhkan
ke Bandung. Villa Isola (Bumi Siliwangi) direncanakan dijadikan kampus,
namun tidak berhasil. Untunglah pada saat itu, RSUP Rancabadak sedang
mendirikan gedung-gedung baru bagi bagian Penyakit Dalam, Kesehatan
Anak, ruang laboratorium, dan ruang kuliah. Sehingga membuka harapan
untuk mendirikan Fakultas Kedokteran di Bandung. Seiring dengan berdirinya
Universitas Padjadjaran (Peraturan Pemerintah No. 37/1957), maka berdiri
pulalah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran bersama tiga fakultas
lainnya, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, dan FKIP.
Dalam proses pendirian Fakultas Kedokteran Unpad, peran para pemangku
kepentingan di Jawa Barat sangatlah besar dan sumbangsihnya dibingkai
dalam semangat kebersamaan yang kuat. Dalam catatan sejarah, RSUP
Ranca Badak saat itu menyerahkan bangunan-bangunan di sisi Jalan
Pasirkaliki kepada Fakultas Kedokteran untuk dipergunakan. Suatu ruangan
berdinding bilik bekas gudang RSUP pun digunakan sebagai ruang praktikum
Anatomi. Dalam perkembangan selanjutnya, Laboratorium Pre-Klinik lainnya
dibangun di Jalan Dago dan mulai digunakan sejak Januari 1958. Ruangan
kuliah dan praktikum anatomi dan histologi di Jalan Pasirkaliki selanjutnya
dibangun dan mulai dimanfaatkan pada pertengahan 1961. Demikian pula
sejak awal para tenaga medis di RSUP Ranca Badak dan pegawai di
Inspektorat Kesehatan Jawa Barat bertindak sebagai tenaga pendidik di
Fakultas Kedokteran Unpad bersama-sama tenaga pendidik lainnya yang
diangkat oleh Kementerian Pendidikan. Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran didirikan atas 2 falsafah utama, yakni kemaslahatan bagi
masyarakat dan kebersamaan dalam kesejawatan.
2
Pada tahun 1995 kampus Fakultas Kedokteran Unpad untuk
penyelenggaraan pendidikan sarjana kedokteran berpindah ke Jatinangor
sejalan dengan pengembangan kampus Unpad lainnya Perkembangan di
bidang pendidikan kedokteran memiliki momentum pada tahun 2001 dengan
pendirian Kelas Pengantar Berbahasa Inggris yang menerima banyak
mahasiswa asing terutama Malaysia. Sejak tahun 2006 telah dibuka program
studi pendidikan dokter Twinning Program dengan Faculty Perubatan
University Kebangsaan Malaysia sebagai wujud pengakuan Internasional.
Program Pendidikan Dokter Spesialis adalah program pascasarjana
kedokteran yang merupakan fase lanjutan dari program pendidikan dokter
umum, di dalam pendidikan tersebut peserta didik memperoleh pembelajaran
di bawah supervisi agar dapat meningkatkan kompetensi sehingga dapat
melaksanakan praktek kedokteran dalam bidang spesialistis tertentu
secara mandiri dengan baik ( World Federation of Medical education / WFME,
Postgraduate Medical Education,2003 ).
Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
diselenggarakan mulai tahun 1980 berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Republik Indonesia nomor: 076/II/1980. Tim Koordinasi
Pendidikan Dokter Spesialis I (TKP PPDS-I) dibentuk pada tanggal 1
Desember 1980 berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas
Padjadjaran nomor : 137/Kep./UNPAD/1980.
Dalam menyelenggarakan program pendidikan dokter spesialis, setiap
program studi telah memiliki kurikulum dan berbagai ketentuan yang sesuai
baik dengan Kolegium terkait maupun dengan Institusi Pendidikan Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran. Lebih jauh lagi, setiap Program Studi
berusaha untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat
memenuhi berbagai ketentuan yang dipersyaratkan oleh berbagai badan
regional atau internasional seperti World Federation of Medical Education .
Jumlah program studi dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis-I ( PPDS-I
), yang pada mulanya berjumlah 6 program studi telah berkembang dengan
pesat seiring dengan penambahan tenaga sumberdaya manusia dan sarana
serta prasarana baik yang dimiliki oleh Rumah Sakit Pendidikan maupun oleh
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Pada saat ini Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran telah memiliki 21
Program Studi pendidikan dokter spesialis.
Sementara itu, sebagai bagian dari pengembangan ilmu Kesehatan, maka
Fakultas Kedokteran membuka program studi Ilmu Keperawatan pada tahun
3
1994 yang selanjutnya berkembang menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan sejak
tahun 2005.
Sampai saat ini Fakultas Kedokteran mengelola berbagai program studi,
mulai dari program diploma sampai program doktor; antara lain :
4
Tujuan
a. Menyelenggarakan sistem pendidikan kedokteran yang terintegrasi
dengan pengelolaan yang efisien dan efektif.
b. Menghasilkan dokter dan tenaga kesehatan yang kompeten,
beretika, berkualitas dan profesional yang mampu bersaing di tingkat
nasional maupun internasional.
c. Mendorong dan memonitor penyelenggaraan penelitian yang
dilakukan setiapDept. agar relevan dengan pendidikan
d. Menyelenggarakan pendidikan berkualitas dengan pendekatan
penelitian multi-disiplin yang berorientasi HAKI
e. Mempersiapkan infrastruktur yang relevan guna menunjang
pelaksanaan riset yang berkualitas.
f. Menyebarluaskan ilmukedokteran dan teknologi terkini ke komunitas
yang ada.
g. Menyebarluaskan hasil penelitian serta perkembangan teknologi
medis kepada masyarakat yang memungkinkan penyediaan layanan
kesehatan yang berkualitas berdasarkan praktik baik pelayanan
kesehatan
2)
3)
4)
5)
6)
7)
b.
c.
d.
e.
f.
g.
7
b. Tujuan Khusus
1. Mengingat kembali, mengerti dan menerapkan pengetahuan
kedokteran dan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan primer
dan rumah sakit (knowledge-based objective)
2. Melakukan prosedur-prosedur bidang kedokteran dan kesehatan
di sarana pelayanan kesehatan primer dan rumah sakit (skill-based
objective).
3. Berperilaku yang sesuai dengan etika profesi dan moral yang
berlaku secara umum maupun khusus yang berlaku di masyarakat
(attitude based objective)
4.
8
3.2 Mengawasi dan menunjang fungsi vital penderita yang
mengalami stres pembedahan dan pemberian anestesi.
3.3 Mengelola penderita yang tidak sadar apapun sebabnya.
3.4 Mengelola penderita yang mengidap masalah nyeri (management
of pain problem), apapun penyebabnya, termasuk nyeri kronik
dan paliatif.
3.5 Mengelola masalah resusitasi jantung paru otak.
3.6 Mengelola masalah gangguan napas dan pernapasan buatan
jangka panjang (respiratory care).
3.7 Mengelola
berbagai
gangguan
cairan,
elektrolit,
dan
metabolisme.
4. Mempunyai kemampuan untuk mengelola kedokteran gawat darurat
(critical care medicine) yang meliputi :
4.1 Resusitasi.
4.2 Pengelolaan pasien gawat (emergency care) untuk keadaan yang
mengancam kehidupan.
4.3 Pengelolaan terapi intensif (intensive care therapy).
5. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan sebagai dokter spesialis anestesiologi sesuai dengan
tuntutan masyarakat dan kemampuan ilmu pengetahuan
4.2
9
4.
5.
10
3)
4)
Dasar-dasar Anestesi
Pengetahuan Penanganan Pra dan Pascaoperasi
4. Mampu Melakukan:
1)
Penarikan kesimpulan pemeriksaan Neurologi
2)
Penarikan kesimpulan singkat pada pemeriksaan Psikopatologi
3)
Pemeriksaan dengan Funduskopi
4)
Diagnostik pungsi lumbal, subosipital, dan diagnostik likuor
5)
Elektro-diagnostik saraf perifer
6)
Ekoensefalografi
7)
Diagnostik:
a) Rontgen pada tengkorak dan tulang belakang
b) Mielografi
c) Angiografi
d) Computer Tomografi Scan (CT-Scan)
e) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Tujuan Khusus
Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia.
11
1. Mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk mengatasi masalah
orthopaedi & traumatologi darurat dan tidak darurat.
2. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai dokter
spesialis orthopaedi & traumatologi sesuai tuntutan masyarakat dan
kemajuan ilmu pengetahuan.
3. Mampu mengembangkan pelayanan bidang orthopaedi & traumatologi
lingkungannya.
4. Mengerjakan bidang orthopaedi & traumatologi sebagai profesinya.
5. Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang rehabilitasi cacat tubuh
(tuna daksa) dan mampu melaksanakan rehabilitasi preventif.
6. Mampu mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih
sumber-sumber belajar yang sehat yang dapat menjurus ketingkat
akademik tertinggi.
4.5 Program Studi Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Tujuan Pendidikan
1. Menghasilkan ahli ilmu kedokteran forensik yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang cukup dalam mengelola kasus-kasus ilmu
kedokteran forensik.
2. Mampu memberikan kesaksian sebagai saksi ahli ilmu kedokteran
forensik untuk pengadilan.
3. Memiliki pendirian teguh dalam memberikan pendapatnya sebagai ahli
ilmu kedokteran forensik dan berpegang teguh pada ketentuan per
undang-undangan yang berlaku.
4. Mampu mengembangkan ilmu kedokteran forensik secara mandiri melalui
penelitian, pendidikan, dan pelayanan kepada masyarakat.
5. Mampu mengembangkan Ilmu Kedokteran Forensik khususnya Forensik
Klinik, Medikolegal, Patologi Forensik, Toksikologi Forensik, dan DNA
Forensik.
12
3.
4.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus Program Pendidikan Dokter Spesialis I Program Studi Ilmu
Kedokteran Jiwa (Psikiatri) adalah menghasilkan dokter spesialis ilmu
kedokteran jiwa (Psikiater) berstandar internasional yang mempunyai
kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal, merumuskan, menyusun prioritas dan menanggulangi
masalah kesehatan jiwa secara kritis-analitis, rasional-ilmiah, dan
bertanggung jawab.
2. Melakukan pemeriksaan, menegakkan diagnosis, menyusun strategi
perencanaan/penatalaksanaan terapi, perawatan, rehabilitasi dan
promosi/prevensi, serta melaksanakan sistim rujukan secara profesional
dalam bidang psikiatri.
3. Melaksanakan integrasi Konsultasi-Liaison kedokteran jiwa dengan
bidang-bidang spesialistik ilmu kedokteran dan non-kedokteran lainnya
secara profesional.
4. Mampu memberdayakan sistim kesehatan jiwa masyarakat.
5. Menunjukkan sifat dan sikap pribadi yang serasi untuk profesi psikiatri
sesuai dengan kode etik kedokteran pada umumnya dan kode etik
profesi psikiatri pada khususnya.
6. Meningkatkan dan mengembangkan diri dalam bidang pelayanan dan
pengetahuan di bidang kedokteran umumnya dan psikiatri khususnya,
dengan berpedoman pada pembelajaran seumur hidup
4.7 Program Studi Ilmu Kesehatan Anak
Tujuan Umum
Pendidikan dokter spesialis anak merupakan bagian dari pendidikan dokter
spesialis yang bertugas
menghasilkan Dokter Spesialis Anak yang
mempunyai:
1. Kompetensi profesional sebagai seorang dokter spesialis yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan anak secara paripurna dalam tingkat
spesialistik bertaraf internasional sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan masyarakat.
2. Kompetensi akademik sebagai seorang dokter spesialis yang mampu
menyerap, meneliti, mengembangkan, dan menyebarkan ilmu
kesehatan, khususnya ilmu kesehatan anak, sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tujuan Khusus
Pada akhir pendidikan melalui kurikulum yang terpadu seorang dokter
13
spesialis anak diharapkan:
1. Mampu menerapkan prinsip-prinsip dan metode berpikir ilmiah dalam
memecahkan masalah kesehatan anak.
2. Mampu mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian, dan
menyusun prioritas masalah kesehatan anak dengan cara penalaran
ilmiah, melalui perencanaan, implementasi, dan evaluasi terhadap
upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
3. Menguasai
pengetahuan
dan
keterampilan
serta
mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memberikan
pelayanan kesehatan anak.
4. Mampu menangani setiap kasus pediatrik dengan kemampuan
profesional yang tinggi melalui pola pendekatan kedokteran berbasik
bukti (evidence-based medicine).
5. Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis, dan
lapangan serta mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman
belajarnya sehingga dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi.
6. Mampu mengorganisasikan pelayanan kesehatan anak, sehingga
menjadi pemuka dalam pengembangan pelayanan kesehatan anak
dengan profesionalisme yang tinggi.
7. Mampu berpartisipasi dalam pendidikan kesehatan umumnya, dan ilmu
kesehatan anak khususnya.
8. Mampu mengembangkan kinerja profesionalnya dalam spektrum yang
lebih jelas dengan mengaitkan bidang ilmu atau profesi yang serupa.
9. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, ataupun masalah yang dihadapi
masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan ilmu kesehatam anak.
10. Terampil memberikan pelayanan kesehatan anak serta mampu
melakukan komunikasi interpersonal, sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang optimal secara fisik, mental dan sosial melalui upaya
pencegahan, pengobatan, peningkatan kesehatan dan rehabilitasi.
11. Mampu meningkatkan pelayanan profesi melalui penelitian dan
pengembangan.
12. Mampu berpartisipasi dalam pengembangan bidang ilmu kesehatan
anak.
13. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam melakukan profesi kedokteran
dalam suatu sistem pelayanan sesuai dengan Sistem Kesehatan
Nasional dan berpegang teguh pada Etika Kedokteran Indonesia.
4.8
14
2. Menguasai dasar-dasar pengetahuan (ilmiah) dan keterampilan dengan
wawasan holistik sehingga mampu merumuskan dan menyelesaikan
permasalahan kesehatan bidang Ilmu Penyakit Dalam
3. Mampu memberikan pelayanan kesehatan bidang Ilmu Penyakit Dalam
yang prima
4. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
merupakan keahliannya.
5. Mampu menghasilkan penelitian yang dapat memberikan kontribusi
ilmiah dan diaplikasikan sesuai perkembangan kesehatan terkini
6. Membantu penyelenggaraan pendidikan ilmu kesehatan secara aktif
dalam berbagai jenjang.
7. Mampu mengorganisir dan terlibat langsung dalam ruang lingkup Ilmu
Penyakit Dalam.
8. Mampu bekerja baik dalam satu tim
4.9 Program Studi Ilmu Kesehatan Mata
Tujuan Umum
Menghasilkan lulusan dokter spesialis mata yang memiliki kompetensi
secara akademik dan profesi di bidang kesehatan mata sehingga mampu
menjalankan tugasnya baik secara mandiri maupun dalam kelompok
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan kesehatan.
Tujuan Khusus
Memiliki pengetahuan, ketrampilan sikap dan dedikasi dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan mata untuk menurunkan angka kebutaan.
1. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan mata dan menyusun
kegiatan/program penanggulangannya secara berkesinambungan dan
berkelanjutan
2. Menerapkan teknologi terkini berbasis bukti dalam penanggulangan
permasalahan kesehatan mata
3. Melakukan pengembangan ilmu dalam kaitan long life learning sebagai
upaya untuk terus menerus mengembangkan diri
4. Berperan aktif dalam kepemimpinan kesehatan dalam lingkungan
pekerjaan.
15
Tujuan Khusus
1. Menghasilkan dokter SpKK yang memiliki kompetensi dalam bidang IK
Kulit dan Kelamin yang:
a. Mempunyai pengetahuan yang mendalam mengenai kesehatan kulit
dan kelamin, terutama dari aspek ilmu dasar dan keterampilan, untuk
melaksanakan kegiatan promosi, prevensi, kurasi, dan rehabilitasi di
bidang kesehatan kulit dan kelamin.
b. Dapat mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian, dan
menyusun prioritas masalah kesehatan kulit dan kelamin, dengan
cara penalaran ilmiah, melalui perencanaan, implementasi, dan
evaluasi terhadap upaya promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif.
c. Dapat menerapkan prinsip dan metode berpikir ilmiah dalam
menerapkan IK Kulit dan Kelamin.
d. Dapat menangani kasus kulit dan kelamin dengan kemampuan
profesional yang tinggi, melalui pendekatan evidence based
medicine (EBM) dan mampu mengikuti perkembangan terkini dalam
bidang IK Kulit dan Kelamin.
e. Dapat bekerjasama dengan profesi lain demi kepentingan pasien
dan ilmu pengetahuan.
f. Memahami biologi molekular dasar, farmakologi, dan epidemiologi
klinis, sehingga dapat mengaplikasikannya pada pengetahuan klinis.
g. Memahami metodologi penelitian dan pengujian statistik, serta
teknologi informasi guna menunjang proses dan hasil penelitian.
h. Dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis,
dan lapangan, yang dapat bersaing di tingkat nasional dan
internasional.
i. Mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman belajar sehingga
untuk mencapai tingkat akademis lebih tinggi.
j. Memiliki perilaku profesional mencakup penghayatan etik
kedokteran, moral, dan hukum kedokteran.
k. Mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan kesehatan
di masyarakat dan menerapkan ilmunya untuk kemaslahatan
masyarakat.
2. Menjadi Program Studi yang:
a. Memiliki sistem tata pamong yang baik
b. Memiliki pola kepemimpinan yang efektif dalam aspek kepemimpinan
operasional, organisasi, dan publik.
c. Memiliki
sistem
pengelolaan
dengan
perencanaan,
pengorganisasian, penstafan, pengarahan, dan pengawasan yang
terstruktur.
d. Melaksanakan penjaminan mutu secara berkala
e. Mampu meningkatkan kolaborasi dan sinergi dalam bidang IK Kulit
dan Kelamin.
f. Menghasilkan produk pendidikan dan penelitian untuk kemaslahatan
masyarakat.
16
17
3. Mendiagnosis penyakit dan kelainan THT-KL yang memerlukan
tindakan segera, mampu memberikan pertolongan pertama, dan
mengelola selanjutnya.
4. Mendiagnosisi/menginteprestasi penyakit dan kelainan THT-KL yang
jarang dijumpai, mampu memberikan pertolongan sementara dan
merujuk selanjutnya.
5. Mengidentifikasi secara efektif penyakit dan kelainan THT-KL yang
akibat-akibatnya dapat menyangkut segi-segi sosial dan psikologik,
mampu mengusahakan rehabilitasi selanjutnya.
6. Merencanakan/melaksanakan
dan
mengevaluasi
program
penyaringan dan penjaringan dengan tujuan seleksi dini untuk
mencegah, membatasi, dan rehabilitasi penyakit-penyakit THT-KL
yang banyak dijumpai di masyarakat.
7. Mengembangkan sikap pribadi yang perlu untuk kehidupan profesional
sesuai dengan kode etik ilmu dan etik profesi Kedokteran di Indonesia.
8. Mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih sumbersumber belajar yang tepat menjurus ke tingkat profesi dan akademik
yang lebih tinggi.
9. Memahami struktur organisasi pelayanan kesehatan dari suatu
Departemen Ilmu Penyakit THT-KL diharapkan dalam suatu Rumah
Sakit/Fakultas Kedokteran, mampu membangun serta mengelola
selanjutnya.
10. Menentukan, merencanakan, serta melaksanakan pendidikan dan
penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmunya ketingkat
profesional atau akademik yang lebih tinggi
11. Menunjukkan wawasan yang luas dalam bidangnya serta keterampilan
dan sikap ilmiah yang baik, sehingga mampu memahami dan
memecahkan masalah Kedokteran/Kedokteran THT-KL secara ilmiah
dan dapat mengamalkan kepada masyarakat sesuai dengan bidang
keahliannya secara optimal.
12. Menunjukan rasa tanggung jawab dalam pengalaman Ilmu
Kedokteran/Kedokteran THT-KL sesuai dengan kebijakan pemerintah,
Sistem Kesehatan Nasional, dan Pancasila.
4.13
18
Kemampuan akademik merupakan kemampuan untuk belajar mandiri,
melakukan penelitian, mengajarkan apa yang dikuasainya dan dapat
melakukan komunikasi secara efektif
Kualitas profesional meliputi tanggung jawab manajemen, pengkajian dan
pengembangan praktik dapat bekerja sama secara baik, bersikap dan
melaksanakan etika, kesungguhan dalam dalam memberikan apa yang
terbaik bagi pasien dan advokasi kesehatan.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus pendidikan dokter spesialis dalam Program Studi Obstetri
dan Ginekologi ialah agar setelah menyelesaikan program pendidikan
tersebut, peserta mempunyai kemampuan sebagai berikut:
a. Mampu mengelola unit pelayanan obstetri ginekologi sesuai standar.
b. Menunjukkan sifat dan sikap pribadi yang memadai dalam
menjalankan profesi obstetri dan ginekologi sesuai dengan kode etik
kedokteran Indonesia.
c. Mampu berperan aktif dalam program peningkatan pelayanan
obstetri dan ginekologi di masyarakat.
d. Membantu mengembangkan ilmu obstetri dan ginekologi dengan ikut
serta
dalam
pendidikan
dan
penelitian,
dengan
menggunakan/memanfaatkan kepustakaan dan fasilitas yang
tersedia.
e. Mampu menangani masalah Obstetri-Ginekologi klinik secara
komprehensif.
19
4.15 Program Studi Patologi Klinik
Tujuan Pendidikan
Tujuan Umum
Pada akhir pendidikan diharapkan peserta didik memiliki kemampuan
menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan menentukan sikap dalam
memberikan pelayanan kesehatan di bidang patologi klinik sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan masyarakat, serta dapat bekerja sama dalam tim
dengan dokter klinisi dan melakukan penelitian sesuai dengan
perkembangan IPTEK.
Tujuan Khusus
Pada akhir pendidikan diharapkan peserta didik mampu:
1. Memimpin, menatalaksana laboratorium klinik dengan terampil sesuai
dengan kompetensi laboratorium yang diatur oleh Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) minimal untuk rumah sakit tipe C.
2. Menjamin mutu hasil pemeriksaan laboratorium sahih dan handal
dengan melaksanakan pemantapan kualitas.
3. Memberikan pelayanan konsultasi dan penyuluhan dalam bidang
Patologi Klinik kepada masyarakat, paramedik, calon dokter, dan
dokter umum.
4. Bekerja sama dalam tim dengan dokter spesialis dari disiplin lain
sebagai konsultan atau narasumber yang mampu melakukan analisis
dan interpretasi hasil untuk menegakkan atau menyingkirkan
diagnosis, menilai prognosis, melakukan tindak lanjut serta memantau
respon terapi penderita.
5. Membuka diri untuk mengembangkan wawasan dengan mengikuti
perkembangan ilmu mutahir dan kemajuan teknologi laboratorium
canggih serta komunikasi modern.
6. Melakukan penelitian mandiri maupun bersama sesuai dengan
perkembangan IPTEK.
7. Menjungjung tinggi erika kedokteran dan etika kedokteran dan etik
profesi Dokter Spesialis Patologi Klinik
20
2.
3.
4.
5.
Tujuan Khusus
1. Menguasai radiologi meliputi bidang-bidang imejing diagnostik dan
Radioterapi.
2. Menguasai dan terampil dalam menerapkan ilmu radiologi klinik
sesuai dengan program yang telah direncanakan dalam pendidikan.
3. Mampu mempergunakan dan mengelola tenaga dan semua peralatan
radiologi.
4. Mempunyai kemampuan mengembangkan dirinya dalam bidang
radiologi Klinik selama hidup.
5. Sanggup bekerja sama dengan sesame spesialis radiologi dan
spesialis lainnya.
6. Bersikap ilmiah dan mempunyai pengetahuan dasar-dasar statistik
dan metodologi penelitian.
7. Sanggup menyebarluaskan pengetahuannya kepada spesialis
radiologi, calon spesialis radiologi, mahasiswa, dan masyarakat
umumnya.
8. Menjunjung tinggi kode etik kedokteran Indonesia pada umumnya dan
kode etik radiologi pada khususnya.
9. Proteksi radiasi: Mengerti bahaya radiasi serta mampu mencegah
efek samping radiasi.
4.17
21
Tujuan Khusus
1. Memiliki rasa tanggung jawab dalam pengamalan kesehatan,
khususnya ilmu kedokteran nuklir, sesuai dengan kebijakan
pemerintah berdasarkan Pancasila.
2. Memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang ilmu kedokteran nuklir,
serta memiliki keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup
memahami dan memecahkan masalah kesehatan secara ilmiah dan
dapat mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang sesuai
dengan bidang keahliannya secara optimal.
3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan
dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu kedokteran
nuklir ke tingkat akademik yang lebih tinggi.
4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan
etik profesi.
4.18 Program Studi Ilmu Bedah Anak
Tujuan Pendidikan
Tujuan Umum
Menghasikan Dokter Spesialis Bedah Anak yang bermoral dan beretika,
memiliki keterampilan bedah yang baik, profesional, serta memiliki rasa
tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi.
Tujuan Khusus
Menghasilkan dokter spesialis bedah anak yang :
1. Mampu mengelola masalah masalah bedah anak yang sering
ditemui secara menyeluruh, holistik dan berkelanjutan.
2. Mempunyai kompetensi keterampilan pembedahan, baik pembedahan
konvensional maupun bedah invasif minimal pada anak.
3. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dengan penderita,
keluarga, masyarakat dan tenaga profesi kesehatan lainnya.
4. Mampu bertindak sebagai tenaga profesional yang berpegang teguh
pada nilai nilai etik, moral dan agama.
5. Mampu mengakses dan menelaah serta mengelola informasi
kedokteran secara kritis untuk memelihara kemampuan belajar
sepanjang hayat.
6. Mampu melakukan penelitian kedokteran di bidang bedah anak
sebagai upaya meningkatkan profesionalisme.
22
4.19
23
promosi, prevensi, kurasi, rehabilitasi dan kegawatan di bidang
Urologi.
4. Memiliki pengetahuan dasar untuk melakukan analisis penyakit secara
klinis, komunitas dan mempunyai keterampilan mengobati penderita
sehingga menjadi lebih baik.
5. Berpartisipasi aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan
mempunyai keterampilan dalam penerapan ilmu pada penderita yang
memerlukan pertolongan.
6. Dapat bekerjasama dengan profesi lain demi kepentingan penderita
dan pengetahuan.
7. Mampu menerapkan prinsip-prinsip dan metode berfikir ilmiah dalam
menerapkan ilmu urologi.
8. Mampu mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian dan
menyusun prioritas masalah urologi dengan cara penalaran ilmiah,
melalui perencanaan, implementasi dan evaluasi terhadap upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
9. Mampu menangani kasus urologi dengan kemampuan professional
yang tinggi melalui pendekatan EBM (Evidence Based Medicine).
10. Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis
dan lapangan serta mempunyai motivasi mengembangkan
pengalaman belajar sehingga dapat mencapai tingkat akademis yang
lebih tinggi.
11. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan
teknologi atau masalah yang dihadapi masyarakat.
4.20
4.21
24
Pendidikan Dokter Spesialis IKFR ialah bagian dari pendidikan dokter
spesialis yang akan menghasilkan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi (Sp-KFR) yang mempunyai:
a. Kompetensi profesional sebagai seorang dokter spesialis yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
secara paripurna untuk kemaslahatan masyarakat guna mendorong
daya saing bangsa.
b. Kompetensi akademik sebagai seorang yang mampu menyerap,
meneliti, mengembangkan dan menyebar- luaskan ilmu kesehatan
khususnya Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berkolaborasi dan
bersinergi dengan berbagai potensi bangsa.
Tujuan Khusus
Pada akhir pendidikan melalui suatu kurikulum terpadu seorang spesialis
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi diharapkan :
1. Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Sumpah
Dokter Indonesia.
2. Menerapkan falsafah Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dalam
konteks rehabilitasi secara menyeluruh dan sejalan dengan sistem
kesehatan nasional.
3. Memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk menanggulangi
masalah-masalah kedokteran fisik dan rehabilitasi, terutama yang
umum terdapat di masyarakat.
4. Mampu mengenal, merumuskan dan menyusun prioritas masalahmasalah rehabilitasi, yang terdapat di lingkungannya baik dimasa
sekarang maupun yang akan datang dan melakukan tindakan-tindakan
yang sesuai untuk memecahkan masalah tersebut dengan
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program
yang bersifat preventif, kuratif, rehabilitatif berdasarkan keadaan
daerah, aspek-aspek sosial budaya serta sumber daya dan dana yang
tersedia.
5. Mampu mengelola Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
sesuai standar pelayanan medik, etika profesi dan etika keilmuan.
6. Mampu melakukan penelitian dan mempublikasikannya.
7. Mampu meningkatkan dan mengembangkan diri melalui pengalaman
belajar dengan berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai potensi
bangsa.
8. Memahami sistim pendidikan dan mampu mendidik tenaga medik,
paramedik dan nonmedik dalam bidang Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi.
25
5.
5.1
Program Magister
Program Magister yang dikelola di bawah lingkungan Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran bertujuan untuk memberikan pengalaman studi
menuju ke arah keahlian akademik. Program Magister menyediakan
berbagai Program Studi. Di Fakultas Kedokteran Unpad telah tersedia 3
(tiga) Program Studi yang telah memperoleh Izin Penyelenggaraan dari
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional,
yaitu : 1) Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar, 2) Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat, dan 3) Program Studi Kebidanan.
Tujuan Pendidikan
Program Magister Fakultas Kedokteran Unpad didirikan dengan tujuan
untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:
1. Mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam bidang kesehatan dengan cara menguasai dan memahami
teori-teori yang mutakhir, serta pendekatan, metode, kaidah-kaidah
ilmiah dan penerapannya.
2. Mampu memecahkan permasalahan di bidang keahliannya melalui
kegiatan penelitian dan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah.
3. Mampu mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan
dengan ketajaman analisis permasalahan, dan kepaduan pemecahan
masalah.
5.1.1
Tujuan Pendidikan
Tujuan utama Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar :
26
27
28
2. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran
2.1
29
d)
e)
3.
30
c)
d)
e)
f)
g)
h)
31
8. Dalam bekerja sama dengan pejabat di bidang kesehatan/bidang
lain/masyarakat harus ada rasa saling pengertian.
c)
d)
32
1.
e)
5.
Program Pascasarjana
33
BAB II
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI
34
BAB II
PROGRAM STUDI
1. Program Pendidikan Diploma
Program Studi D4 Kebidanan
1.1 Struktur Mata Kuliah
Semester
Mata kuliah
SKS
Humanities
Basic communication skill (BCS)
5
2
10
II (dua)
10
11
III (Tiga)
12
8
6
9
9
4
Applied Research
Midwifery Care Practice 2
6
6
Internship 1
Clinical and Laboratory Skill
8
4
Internship 2
Jumlah SKS
149
I (satu)
IV (Empat)
V (Lima)
VI (Enam)
VII (Tujuh)
VIII
(Delapan)
35
1) Humanities
Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa untuk memahami, menghayati dan mengamalkan
nilai-nilai Pancasila, kaidah agama, dan prinsip etika moral dalam memberikan pelayanan kebidanan.
Membangun pemahaman mengenai sosial budaya masyarakat di Indonesia yang majemuk dan
kompleks, serta pengaruh sosial budaya dalam pelayanan kebidanan dan cara pendekatan sosial
budaya dalam praktik kebidanan di masyarakat. Membangun keterampilan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan.
2) Basic Communication Skill (BCS)
Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai konsep dasar komunikasi, prinsip-prinsip
hubungan antar manusia, komunikasi efektif, komunikasi interpersonal dan konseling, strategi
pengambilan keputusan klien. Mahasiswa membangun kemampuan keterampilan inti dalam komunikasi
interpersonal, konseling dalam pelayanan kebidanan.
3) Introduction of Midwifery Profession (IMP)
Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa untuk memahami konsep profesi bidan yang
meliputi definisi dan filosofi bidan, sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanan,
paradigma dan ruang lingkup asuhan kebidanan, peran fungsi bidan, standar profesi bidan, teori dan
model konseptual asuhan kebidanan, manajemen kebidanan, pengembangan karir profesi bidan,
konsep etika dan kode etik bidan, peraturan dan perundang-undangan yang melandasi praktik
kebidanan, refleksi praktik, dan pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan.
4) Antenatal Care
Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kehamilan, proses adaptasi fisiologi dan psikologis serta sosial dalam kehamilan, kebutuhan dasar ibu
hamil, tujuan kunjungan antenatal. Membangun keterampilan mahasiswa untuk memberikan asuhan
pada ibu hamil normal yang berkualitas sesuai tahap perkembangannya, deteksi dini komplikasi pada
setiap trimester kehamilan, komunikasi pada setiap kunjungan ibu hamil dan pendokumentasian asuhan
kehamilan.
5) Intranatal Care
Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa mengenai fisiologi persalinan, penilaian holistik
faktor risiko, fisik dan penunjang lainnya pada wanita bersalin, melakukan diagnosis 'ibu bersalin'.
Membangun keterampilan mahasiswa dalam memberikan dukungan dan asuhan pada ibu dalam kala
1, 2, 3 dan 4 persalinan, juga pada neonatus serta melakukan dokumentasi asuhan persalinan.
6) Postnatal Care
Mata kuliah ini membangun pemahaman mahasiswa untuk
memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi masa nifas dan menyusui, perubahan fisiologi dan psikologi masa nifas dan menyusui,
kebutuhan dasar masa nifas dan menyusui, konsep dasar asuhan masa nifas dan menyusui, penyulit
dan komplikasi masa nifas dan menyusui. Membangun kemampuan mahasiswa untuk memberikan
asuhan pada ibu masa nifas dan menyusui serta pendokumentasian asuhan masa nifas.
7) Newborn & Child Care (NBCC)
Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep bayi baru lahir,
neonatus, bayi dan balita normal, imunisasi, manajemen bayi muda dan manajemen terpadu balita sakit,
neonatus dengan jejas persalinan, neonatus dengan kelainan bawaan dan risiko tinggi, kekerasan
terhadap anak. Membangun kemampuan keterampilan asuhan pada bayi baru lahir, neonatus, bayi dan
balita serta pendokumentasian asuhan.
8) Reproductive Health and Family Planning (RHFP)
Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep kesehatan reproduksi,
gender dalam kesehatan reproduksi perempuan, isu-isu kesehatan perempuan, masalah kesehatan
reproduksi yang sering terjadi pada siklus reproduksi perempuan, deteksi dini gangguan kesehatan
reproduksi, konsep pelayanan Keluarga Berencana (KB), etika profesi, peran & fungsi bidan dalam
melakukan asuhan kesehatan reproduksi & KB, hukum kesehatan pada pelayanan kesehatan
reproduksi & KB. Membangun keterampilan dalam asuhan kebidanan, promosi kesehatan, komunikasi
& konseling dalam bidang kesehatan reproduksi & KB.
9) Maternal and Neonatal Patology Care (MNPC)
Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk memiliki pengetahuan dan
36
keterampilan pada aspek patofisiologi obstetri dan neonatal, tanda dan gejala, deteksi dini, penanganan
awal kegawatdaruratan, penatalaksanaan komplikasi maternal neonatal, aplikasi prinsip pencegahan
infeksi, melakukan komunikasi efektif, melakukan konseling, memberikan asuhan kebidanan sesuai
kewenangan melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan memperhatikan aspek bio-spikososial
dan kultural, serta pengelolaan kasus rujukan secara komprehensif.
10) Applied Research
Mata kuliah ini membangun pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun langkah pemecahan masalah kesehatan wanita, bayi, balita, anak dan
remaja. Lingkup masalah dapat dimulai dari level individu hingga sistem kesehatan. Mahasiswa
mendapatkan kesempatan yang besar untuk dapat mengaplikasikan berbagai metode penelitian,
melakukan kajian berdasarkan bidang ilmu yang relevan dengan masalah yang diangkat. Dalam mata
kuliah ini dibangun pemahaman kajian statistik kesehatan sederhana yang sesuai konteks penelitian.
Keterampilan pendukung untuk melakukan pencarian dan pemahaman literatur mutakhir merupakan
komponen penting dalam mata kuliah ini.
11) Management, Leadership and Enterpreneurship
Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa agar memiliki pengetahuan dan pemahaman
konsep pada pelayanan kebidanan atau kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan
konsep kepemimpinan, kewirausahaan, manajemen dalam pengelolaan sumber daya mulai dari
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan dan mengembangkan serta program
menjaga mutu di pelayanan kebidanan atau kegaitan pemberdayan masyarakat secara mandiri maupun
dalam tim, bersikap profesional, kreatif, inovatif, mampu melakukan komunikasi efektif dan advokasi
dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.
12) The Community Care and enhancing the midwife as an educator (TCE)
Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk berperilaku profesional, beretika,
bermoral, tanggap terhadap nilai sosial budaya, berkomunikasi efektif, melakukan advokasi, kreatif,
inovatif sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sesuai kewenangan dan
membantu masyarakat di komunitas melalui upaya promotif, preventif, serta pemberdayaan masyarakat
dalam menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan hasil kegiatan pendataan serta analisis masalah
kesehatan di komunitas.
13) Midwifery Care Practice 1-2-3
Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk memberikan asuhan kebidanan
komprehensif dalam mengelola kasus berbasis bukti sesuai kewenangan, secara mandiri, kolaborasi
dalam tim, dengan menerapkan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, komunikasi ekfektif, konseling dan
promosi kesehatan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir normal, dan balita sehat yang didasari
sikap profesional, berkomunikasi efektif, melalui pendekatan manajemen kebidanan dengan
memperhatikan bio-psikososial kultural.
14) Midwifery Final Report
Mata kuliah ini membangun kemampuan pada mahasiswa untuk dapat membuat laporan yang disusun
secara sistematik menurut kaidah penulisan karya ilmiah mulai dari penulisan abstrak, latar belakang,
pendahuluan sampai penarikan kesimpulan saran hingga penulisan daftar pustaka.
15) Clinical and Laboratory Skill
Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa untuk memiliki keterampilan klinik yang bersifat
prosedural maupun interpretasinya. Pemahaman yang dibangun termasuk dalam merencanakan,
memilih, hingga melaksanakan sendiri metode pemeriksaan klinik dan laboratorik sederhana dan
melakukan intrepretasi hasil pemeriksaan tersebut. Dalam mendukung kemampuan berpikir kritis dalam
pengambilan keputusan klinik,
mahasiswa mempelajari konsep-konsep dasar manfaat berbagai
pemeriksaan penunjang tingkat lanjut antara lain NST, USG, EKG dan CTG, IVA Tes dan Pap Smear.
16) Internship I
Mata kuliah ini membangun kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan pelayanan kebidanan
secara komprehensif dan mandiri, bersikap profesional, tanggap terhadap sosial budaya setempat,
berkomunikasi efektif, melakukan advokasi, kreatif, inovatif dalam membangun pemberdayaan keluarga
melalui pendekatan konsep ilmu perilaku, ilmu kesehatan masyarakat, manajemen pelayanan
kebidanan, untuk membantu pemecahan masalah kesehatan keluarga (bayi, balita, anak, remaja,
wanita dewasa dan ibu), meningkatkan upaya promosi dan pencegahan penyakit untuk meningkatkan
derajat kesehatan keluarga.
37
17) Internship II
Mata kuliah ini membangun kemampuan mahasiswa dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat
yang didukung sikap profesional, kreatif dan inovatif, serta tanggap terhadap masalah sosial budaya
setempat. Didukung kemampuan komunikasi efektif mahasiswa dapat
melakukan advokasi,
mengorganisasi upaya
pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan konsep ilmu perilaku, ilmu
kesehatan masyarakat, manajemen pelayanan kebidanan. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah
satu kunci keberhasilan memutus masalah kesehatan di komunitas sehingga titik berat difokuskan pada
upaya promosi kesehatan dan pencegahan masalah kesehatan, melakukan kajian pemanfaatan sistem
kesehatan di tingkat primer untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2.3. Metode Pembelajaran
1) Mini Lecture
Kegiatan ini adalah tatap muka interaktif dengan para pakar untuk memfasilitasi proses pembelajaran
mandiri mahasiswa. Kegiatan ini bersifat terstruktur dan terjadual, yang dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan mahasiswa. Pada kegiatan ini dosen dapat memberikan tugas individu atau tugas
kelompok.
2) Tutorial
Tutorial adalah kegiatan tatap muka berkelompok 8-12 mahasiswa dengan seorang tutor. Alokasi waktu
yang tersedia adalah 150 menit setiap pertemuan. Pendekatan belajar berawal dari 'masalah' yakni
dengan metode problem based learning. Pada umumnya kegiatan tutorial mahasiswa diberikan tugas
individu atau tugas kelompok yang harus dibahas bersama.
3) Praktikum laboratorium
Kegiatan praktikum terdiri dari praktikum laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
teori, membangun keterampilan prosedur dan interpretasi pemeriksaan penunjang sederhana tertentu
atau keterampilan penunjang lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang laboratorium kebidanan,
anatomi, biomedik dan komputer. Kegiatan praktikum keterampilan klinik bertujuan meningkatkan
keterampilan melakukan prosedur klinik, yang dilaksanakan mulai dari penggunaan model manusia di
laboratorium keterampilan klinik dan dibina secara berkesinambungan hingga masa praktik lapangan.
Kegiatan praktik laboratorium dan keterempilan klinik dilaksanakan
dalam kelompok kecil (8-12
mahasiswa) dengan pembimbing seorang dosen.
4) Seminar
Dilaksanakan pada mata kuliah tertentu dengan mengundang narasumber yang ahli dibidangnya
dengan tujuan untuk mendukung kompetensi mahasiswa. Seminar juga termasuk mahasiswa dalam
memperesentasikan hasil karya tulis.
5) Praktik Lapangan
Pada waktu tertentu mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti praktik lapangan di beberapa lokasi
misalnya Rumah Sakit, Puskesmas, Pos bersalin desa , Posyandu, klinik atau lokasi bidan praktik
mandiri. Pengalaman ini berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dari dunia kerja
sebenarnya yang akan dihadapi lulusan. Praktik lapangan membuka kesempatan bagi mahsiswa untuk
secara aktif mempelajari berbagai macam kasus untuk meningkatkan kompetensi masing-masing.
6) Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah merupakan kesempatan yang sangat baik bagi mahasiswa untuk menunjukkan
kompetensinya dalam penelitian terapan. Sebelum penelitian tersebut dilaksanakan maka mahasiswa
membuat usulan penelitian melalui proses konsultasi dengan dua orang pembimbing. Topik penelitian
bersifat terbuka dan diminati mahasiswa, namun tetap berada dalam bidang yang sesuai dengan
wewenang bidan dan menunjang pencapaian standar kompetensi bidan Indonesia. Mahasiswa sangat
dianjurkan untuk memilih topik penelitian yang ada dalam pohon penelitian dosen, namun prosedur
usulan penelitian tegap dilaksanakan untuk mengukur pengetahuan yang dimiliki mahasiswa terkait topik
tersebut.
2.3. Proses pendidikan yang terintegrasi dengan pengabdian masyarakat dan penelitian
Sesuai dengan tujuan dan target pencapaian kompetensi lulusan Prodi D4 Kebidanan FK Unpad, maka
proses pendidikan bidan diintegrasikan dengan pengabdian masyarakat di wilayah Kampus Jatinangor. Aspek
pengabdian masyarakat merupakan fokus utama sesuai tujuan program pendidikan agar masyarakat dapat
memperoleh maslahat yang setinggi tingginya dari keberadaan institusi pendidikan, sehingga masyarakat
menjadi subyek kegiatan yang perlu dilayani secara optimal oleh sivitas akademika.
Kegiatan pengabdian masyarakat merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi peserta kegiatan
praktik lapangan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya langsung pada subyek target
pelayanan. Jenis kegiatan praktik lapangan sangat bervariasi dalam ragam dan tingkat kesulitannya, sehingga
pengaturan alokasi mahasiswa dilakukan sesuai dengan tahapan pendidikannya. Seluruh mahasiswa yang
turut serta dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini harus sudah dinyatakan lulus dalam ujian praktik
laboratorium sesuai tahap pendidikannya, demikian pula jenis kegiatan yang boleh dilakukan mahasiswa tersebut
38
Waktu Pelaksanaan.
Ujian teori mengikuti pola sebagai berikut
a. Ujian Tengah Semester (UTS)
Merupakan ujian yang dilaksanakan pada tengah semester/ blok mata kuliah sesuai dengan
jadual yang ditentukan, berupa SPGBK dan atau UTU.
b. Ujian Akhir Semester (UAS)
Merupakan ujian yang dilaksanakan pada akhir semester/ blok mata kuliah sesuai dengan jadual
yang ditentukan, berupa SPGBK dan atau UTU, ditambah dengan ULAK.
c. Ujian perbaikan
Merupakan ujian untuk memperbaiki nilai akhir bagi mahasiswa yang memenuhi ketentuan tertentu
dan dilaksanakan pada waktu yang ditentukan.
Mahasiswa diberi kesempatan mengikuti ujian perbaikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
Bagi mahasiswa yang mendapat nilai D atau E bersifat wajib
b. Bagi mahasiswa yang sudah mendapat nilai B+, B atau C diperbolehkan mengikuti ujian
39
c.
d.
Ujian susulan dilaksanakan sesegera mungkin untuk mengganti ujian yang ditinggalkan karena sakit atau alasan
lainnya yang sah, yang dibuktikan dengan dukungan dokumen yang sah dan lolos verifikasi prodi.
Ujian susulan paling lambat dilaksanakan pada masa libur antar semester di akhir semester ganjil, sedangkan di akhir
semester genap dilaksanakan paling lambat 7 hari sebelum yudisium semester genap.
Jika hingga batas akhir masa pendaftaran yudisium, mahasiswa yang bersangkutan belum menyelesaikan ujian, maka
pada mata kuliah tersebut dapat dinyatakan gagal.
Ujian keterampilan klinik (UKK)
UKK pada tahap laboratorik diselesaikan pada blok mata kuliah yang bersangkutan, dan tidak selalu mengikuti jadwal
UTS dan UAS. Bentuk ujian adalah UKOS.
Ujian perbaikan UKOS dilaksanakan maksimal dua minggu setelah ujian pertama, dengan tujuan memberikan
kesempatan bagi mahasiswa yang belum lulus untuk berlatih mandiri keterampilan yang dibutuhkan dalam blok
tersebut, mengingat kelulusan ini menjadi syarat untuk dapat mengikuti kegiatan praktik lapangan.
UKK pada tahap praktik lapangan dapat dilakukan sesegera mungkin jika mahasiswa merasa siap dan kompeten
dalam jenis keterampilan yang ditargetkan, sesuai prinsip kurikulum berbasis kompetensi.
Persyaratan jumlah kasus untuk setiap keterampilan klinik yang ditargetkan harus tetap dipenuhi sebelum atau
sesudah ujian, dan dalam kesempatan mana pun selama praktik lapangan yang sesuai.
Bentuk ujian UKK tahap praktik adalah nilai UKMINI atau UKK atau gabungan dari keduanya, yang disesuaikan
dengan kondisi di lapangan.
Ujian ulangan dan ujian susulan dapat dilakukan dalam masa praktik lapangan yang sama, atau pada saat praktik
lapangan berikutnya , jika kondisi lapangan sesuai. Jika hingga akhir masa satu periode praktik lapangan seorang
mahasiswa belum lulus UKK, maka mahasiswa tersebut harus melapor pada koordinator praktik klinik dan preceptor
(mentor) kelompok nya di awal praktik lapangan berikutnya.
PERINGATAN:
Kelulusan UKK berpengaruh pada kelulusan tingkat paket pendidikan yang diambil mahasiswa. Jika pada yudisium
di akhir semester genap tidak memenuhi syarat kenaikan tingkat, maka mahasiswa ybs harus mengulang seluruh
paket pendidikan tersebut di tahun berikutnya.
Kelulusan ujian teori, ujian praktik dan pencapaian target praktik minimal , menjadi persyaratan untuk mendaftar
sebagai peserta ujian kompetensi bidan Indonesia (UKBI), dengan mengikuti ketentuan lain yang berlaku pada saat
pendaftaran peserta UKBI.
Ketentuan ini dapat berubah (dengan terbukanya kemungkinan penambahan syarat ujian tertentu yang dikeluarkan
pihak panitia UKBI, dan diluar wewenang pimpinan Prodi).
Uji Kompetensi Bidan Indonesia (UKBI)
Sesuai ketentuan yang berlaku, mahasiswa kebidanan dapat dinyatakan lulus dalam pendidikan Program Studi
Diploma 4 Kebidanan FK Unpad, apabila yang bersangkutan lulus mengikuti kegiatan Uji Kompetensi Bidan
Indonesia, berdasarkan surat keterangan dari Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia sebagai pemangku otoritas
UKBI tahun 2014-2015.
Bentuk ujian yang dilaksanakan akan sangat tergantung pada ketentuan yang dikeluarkan oleh badan otoritas
UKBI tersebut.
CARA PENILAIAN:
Bobot, Nilai Akhir, Huruf Mutu dan Angka Mutu
Bobot tiap macam penilaian yang digunakan tergantung pada bobot soal/tugas yang diberikan Dosen Pengampu
Mata Kuliah.
Selain itu sistem penilaian menggunakan penilaian acuan patokan (Criterion Reference):
40
Skor*
Huruf mutu
Angka Mutu
90 NA 100
3,60 AM 4
80 NA 90
A-
75 NA 80
B+
68 NA 75
56 NA 68
C+
a.
b.
45 NA 56
NA 45
AM < 1,80
90 NA 100
3,60 AM 4
Nilai Kelulusan
Nilai kelulusan setiap mata ajar minimal C.
Pengumuman Hasil Ujian
Hasil ujian diumumkan kepada mahasiswa selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari setelah
pelaksanaan ujian.
1.1.1.
41
kampus
Tidak diperkenankan merokok di lingkungan kampus, asrama, rumah sakit dan di setiap kegiatan
kemahasiswaan.
5) Tidak diperkenankan membawa dan meminum minuman keras
6) Tidak diperkenankan membawa dan menggunakan obat-obatan psikotropika/narkoba
7) Tidak diperkenankan membawa senjata api, senjata tajam, petasan, dan bahan mudah meledak.
8) Tidak diperkenankan merusak, mencorat-coret dan mengurangi untuk kepentingan pribadi fasilitas belajar
mengajar dan inventaris di kampus/tempat kegiatan belajar mengajar
9) Menggunakan pakaian sesuai dengan aturan
10) Saat meninggalkan ruangan kelas, diharuskan :
4)
42
43
f.
g.
h.
i.
j.
k.
preseptor atau instruktur lapangan, jika hal tersebut dilakukan maka pada hari tersebut mahasiswa
dianggap tidak dinas.
Mematuhi peraturan yang telah ditentukan oleh pendidikan dan lahan praktik
Mahasiswa mengisi daftar hadir saat datang dan pulang
Setiap asuhan kebidanan yang dilakukan harus didokumentasikan dalam bentuk SOAP
Mahasiswa yang merusakkan/menghilangkan alat yang dipakai untuk praktik karena kelalaiannya,
diwajibkan untuk mengganti alat tersebut sesuai dengan aslinya.
Membina hubungan baik dengan keluarga besar, pimpinan dan karyawan di lingkungan rumah sakit
serta mahasiswa lain di lahan praktik.
Apabila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku akan diberikan sanksi oleh pihak
akademik sesuai dengan berat ringannya pelanggaran.
44
4)
5)
6)
7)
8)
9)
analasis
Sesuai dengan urutan jadwal ujian mahasiswa setelah selesai pada ruang analsis, memasuki
ruang presentasi dan tanya jawab, mahasiswa mempresentasikan hasil mind maping yang dibuat
dan akan diberikan pertanyaan oleh penguji.
Penguji berjumlah 2 orang.
Seluruh mahasiswa wajib menjaga ketertiban selama pelaksanaan ujian dan dilarang keras untuk
bekerja sama maupun membuka catatan / diktat, atau berkomunikasi dengan mahasiswa
lainnya.
Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran terhadap butir 6diatas, maka kepadanya akan
dikenakan sanksi.
Adapun sangsi yang dimaksudkan pada butir 7 diatas akan ditentukan oleh dosen mata kuliah
yang bersangkutan setelah sebelumnya disampaikan identitas mahasiswa yang melakukan
pelanggaran tersebut.
Selama ujian berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan ijin keluar ruang ujian.
45
46
kemahasiswaan yang diwadahi secara internal dan eksternal memotivasi dan mendukung mahasiswa untuk
belajar berorganisasi, merencanakan dan melaksanakan kegiatan. Mahasiswa diharapkan berpartisipasi aktif
dalam berbagai kegiatan dan lomba-lomba yang bersifat keilmuwan, olahraga, seni budaya, kemasyarakatan
baik di dalam dan luar negeri. Lembaga Kemahasiswaan (LK), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan semua
bentuk kepanitiaan merupakan sarana bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan, mengekspresikan diri dan
berprestasi melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan serta keterampilan yang
ingin dicapai. Melalui kegiatan kemahasiswaan, para mahasiswa dilatih dalam pengembangan soft skill yang
sangat dibutuhkan di dunia kerja kelak.
Untuk mendorong dan memotivasi mahasiswa berproses dalam kegiatan, maka segala bentuk kegiatan
ekstrakurikuler akan diberikan penghargaan dalam bentuk sistem poin kegiatan kemahasiswaan yang diberi
nama Satuan Penilaian Kegiatan Kemahasiswaan (SPKK).
a. Tujuan SPKK
1. Meningkatkan soft skill, kecerdasan dan keterampilan mahasiswa
2. Meningkatkan partisipasi dan prestasi mahasiswa dalam bidang penalaran, bakat minat, seni budaya dan
olahraga.
3. Memperkuat kepribadian dan karakter mahasiswa
4. Meningkatkan semangat kepedulian dan kebangsaan
b. Sasaran Kegiatan SPKK
1. Bentuk kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa harus benar-benar mencerminkan visi misi Program Diploma
Kebidanan FK Unpad.
2. Kegiatan ekstra kurikuler merupakan salah satu esensi usaha tanpa pamrih dalam menyelenggarakan dan
meningkatkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
3. Seluruh kegiatan kemahasiswaan harus dapat dinikmati secara merata oleh seluruh mahasiswa Program
Diploma Kebidanan FK Unpad dan harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pencapaian
tujuan Pendidikan Tinggi khususnya di Fakultas Kedokteran Unpad.
c. Fungsi SPKK
1. Sebagai alat pencatatan dan penilaian keaktifan mahasiswa selama masa perkuliahan yang dapat di
cetak dalam bentuk transkip SPKK untuk berbagai keperluan mahasiswa dan alumni.
2. Sebagai alat salah satu prasyarata untuk mengikuti acara wisuda
3. Sebagai salah satu syarat mendapatkan predikat wisudawati aktif berprestasi.
d. Ketentuan Pemberian Bobot Pada Kegiatan Ekstrakurikuler
Mahasiswa mendapatkan poin SPKK bila :
a. Terlibat dalam kepengurusan Lembaga Kemahasiswaan baik di dalam maupun di luar kampus sesuai
dengan persetujuan Ketua Program Studi.
a. Terlibat
dalam
kepanitiaan
kegiatan
kemahasiswaan
dalam
lingkungan
Program
Prodi/Fakultas/Universitas tingkat regional/ nasional/internasional.
b. Berpartisipasi sebagai peserta dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di dalam lingkungan
Prodi/Fakultas/Universitas tingkat regional/ nasional/internasional.
c.
Berpartisipasi sebagai peserta maupun pembicara dalam kegiatan-kegiatan (seminar, lomba,
pameran, atau lainnya) yang diadakan di dalam dan diluar kampus Program Diploma Kebidanan FK
unpad baik sebagai utusan Prodi/Fakultas/Universitas tingkat regional/ nasional/internasional. maupun
atas inisiatif sendiri (dengan menunjukan sertifikat/piagam sebagai bukti keikutsertaan).
d. Terlibat dalam kegiatan-kegiatan antar mahasiswa sebagai utusan atau mewakili Program Diploma
Kebidanan FK unpad dibuktikan dengan surat tugas untuk kegiatan tersebut.
e.
Terlibat
dalam
kegiatan
PKM
(Program
Kreativitas
Mahasiswa)
baik
tingkat
Fakultas/Universitas/Nasional.
e.
47
f.
Merupakan kegiatan yang terkait dengan penalaran dan / atau keilmuwan. Hal ini ditetapkan
melingkupi kegiatan-kegiatan temu ilmiah/ seminar/ pelatihan/ Workshop/ simposium/ kongres/
konferensi/ Lomba penalaran/ Penelitian dan penulisan karya tulis. Hal ini diartikan bahwa semua
peserta kegiatan-kegiatan diatas mendapatkan SPKK kategori Penalaran.
4. Bakat minat
Merupakan kegiatan terkait dengan seni budaya, olah raga dan bakat minat lainnya. Hal ini
diartikan bahwa semua peserta UKM/Club dan kegiatan lepasa bakat minat lainnya mendapatkan
SPKK kategori Bakat-Minat.
5. Pengabdian masyarakat
Merupakan kegiatan yang terkait dengan pengabdian masyarakat, dilakukan oleh Lembaga
Kemahasiswaan Prodi/Fakultas/Universitas
Ketentuan SPKK
a. SPKK Minimal
Jumlah poin SPKK yang harus dicapai oleh setiap mahasiswa adalah 45 poin, dengan
pembagian :
b.
c.
g.
48
Ujian
a.
Jenis Ujian:
Formatif: merupakan evaluasi diri yang dilaksanakan secara berkala selama berlangsungnya program dan
tidak diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir.
Secara teratur setiap tahun program studi melaksanakan Progress test yang merupakan ujian formatif internal
program studi. Ujian ini wajib diikuti oleh semua mahasiswa.
Secara teratur program studi melaksanakan tes formatif untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa pada
pertengahan semester/sistem.
Sumatif: merupakan ujian penentuan nilai akhir yang dilaksanakan pada periode ujian yang telah ditentukan.
Bentuk ujian sumatif adalah sebagai berikut:
(1) Ujian tulis pilih ganda (Multiple Choice Question)
(2) Ujian lisan (Oral)
(3) Ujian praktek
b.
Pelaksanaan Ujian
49
Ujian MCQ bisa berbentuk monodisiplin atau Multidisciplinary Examination (MDE) yang dilaksanakan di
setiap mata kuliah kecuali Clinical Skill Program (CSP).
b.
Ujian lisan berupa Students Objective Oral Case Analysis (SOOCA) yaitu ujian dengan menggunakan
kasus yang akan dianalisis untuk menilai kemampuan menganalisis dan mengaplikasikan ilmu biomedik
dasar ke dalam masalah yang diberikan, serta penalaran masalah klinik.
c.
Ujian praktik yang dilaksanakan berupa Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Objective
Structured Practical Examination (OSPE) di CSP, serta praktik komputer untuk CRP.
BMP
SOCA
a.
FBS
1)
Waktu Ujian
OSCE
Lab CRP
Skripsi
Cara penilaian:
Skor, Huruf Mutu, Angka Mutu
Sistem Penilaian menggunakan penilaian acuan patokan (criterion reference)
Skor*
Huruf Mutu
Angka Mutu
80 100
4.00
76 79
B++
3.50
72 75
B+
3.25
68 71
3.00
64 67
C++
2.75
60 63
C+
2.50
56 59
2.00
45 55
1.00
< 45
50
Program
Midterm
Final
Compre
SOOCA
FBS
40
20
40
BMP
40
20
40
CSP
OSCE
Lain
100
PHOP
25/20
25/20
25/20
25/20
0/20
CRP
25/20
25/20
25/20
25/20
0/20
BHP
25/20
25/20
25/20
25/20
0/20
ditentukan
dengan
pembobotan sebagai
bimbingan:
bobot
bobot 40%
Bagi mahasiswa yang mengikuti sidang lebih lambat dari waktu yang ditentukan karena kesalahannya sendiri, maka
nilai maksimalnya adalah B.
c.
Nilai kelulusan
Nilai kelulusan setiap mata ajar minimal C, dengan pengecualian pada CSP harus mendapat nilai A untuk semua
keterampilan yang diujikan.
d.
Untuk MDE (FBS + BMP), BHP, CRP dan PHOP segera setelah yudisium 1.
Bagi mahasiswa yang mendapat nilai D atau E bersifat wajib
Bagi mahasiswa yang sudah mendapat nilai B+, B atau C diperbolehkan mengikuti ujian perbaikan, dengan
catatan:
A. Jumlah nilai B+, B dan/atau C yang akan diperbaiki tidak boleh melebihi 4 mata ajar (FBS atau
program), diluar mata ajar yang mendapat nilai D dan E.
B. Apabila mendaftar untuk ujian perbaikan nilai, akan tetapi pada waktunya tidak hadir tanpa alasan
yang sah, maka nilainya menjadi E.
C. Bagi mahasiswa yang mengikuti ujian perbaikan maka nilai terbaik yang akan diambil.
D. Ujian perbaikan harus mendapat persetujuan dari dosen wali.
Untuk SOOCA segera setelah pelaksanaan SOOCA, dan hanya ada satu kali ujian perbaikan SOOCA. Bila
setelah ujian perbaikan SOOCA tetap tidak lulus, nilai ujian yang terbaik yang akan diambil. Nilai ujian
perbaikan untuk SOOCA adalah maksimum C (56).
Untuk OSCE ujian perbaikan diadakan segera setelah pelaksanaan OSCE atau di tahun berikutnya, dengan
ketentuan sebagai berikut:
- bila tidak lulus pada < 6 station dari 12 station yang diujikan, maka ujian perbaikan dilakukan segera
setelah pelaksanaan OSCE dan yang diulang hanya station yang tidak lulus.
- bila tidak lulus > 6 station, maka ujian perbaikan OSCE diadakan tahun berikutnya dan mahasiswa harus
mengulang seluruh station.
Ujian perbaikan dapat dilakukan setiap akhir semester 2, 4, 6 dan 7, sampai mahasiswa tsb lulus atau
mencapai batas masa studi 14 semester.
Ujian susulan dilaksanakan sesegera mungkin untuk mengganti ujian yang ditinggalkan karena sakit atau
alasan lainnya yang sah. Ujian susulan paling lambat dilaksanakan pada saat intersemester break setelah
semester ganjil, dan 7 hari sebelum judicium pada semester genap. Bila mahasiswa tidak bisa hadir pada
kesempatan tersebut maka ybs dianggap gagal dan nilainya adalah E. Mahasiswa harus melapor kepada
ketua program studi paling lambat 2 minggu sebelum ujian susulan dilaksanakan.
e.
51
Contoh:
Biokimia dengan jumlah sks berdasarkan KIPDI sebanyak 7 sks
Sistem
Cabang Ilmu
FBS A
Sistem E Sistem G Sistem H
A
(Subject)
(0,75 sks)
(0,5 sks)
(1,5 sks)
(1 sks)
(1 sks)
Biokimia
40
60
70
80
40
Nilai
(40 + 60 + 70 + 80 + 40)/7 = 290/7 = 41.42
Biokimia
artinya huruf mutu E (tidak lulus)
f.
1.2.2
Evaluasi Keberhasilan Mahasiswa.
Keberhasilan mahasiswa akan dievaluasi melalui kegiatan yudisium yang diselenggarakan 2 (dua) kali, dan
menurut ketentuan sebagai berikut:
1. Yudisium pertama untuk menentukan keberhasilan mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat memutuskan
mata ajar apa yang harus atau dapat diperbaiki pada ujian perbaikan.
2. Yudisium kedua untuk memutuskan apakah seorang mahasiswa dapat meneruskan ke paket program tahun
selanjutnya atau harus mengulang paket program tahun tersebut atau harus menghentikan studi (dropout).
Yudisium merupakan bagian penting dari kegiatan akademik yang wajib dihadiri oleh seluruh mahasiswa. Bagi
mahasiswa yang tidak menghadiri yudisium tanpa alasan yang sah, nilainya baru akan diumumkan awal semester
berikutnya.
(39 sks)
52
10.
11.
12.
13.
Yang dimaksud dengan kegiatan belajar mengajar di sini adalah tutorial, (mini) lecture, kegiatan laboratorium
biomedik, komputer dan keterampilan klinik, ekstramural dan bimbingan skripsi.
Mahasiswa harus hadir di ruang perkuliahan tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam kerja atau yang telah
dijadwalkan sebelumnya.
Mahasiswa harus hadir di ruang kegiatan belajar mengajar (ruang kuliah, tutorial, skills lab maupun
Laboratorium biomedis) sepuluh menit sebelum waktu yang telah ditentukan.
Bagi mahasiswa yang terlambat (lebih dari jadwal yang telah ditentukan), tidak diperkenankan untuk
mengikuti perkuliahan, kecuali dengan alasan yang jelas dan dapat diterima oleh dosen yang hadir pada saat
perkuliahan tersebut.
Mahasiswa yang karena keterlambatannya tidak diperkenankan mengikuti kegiatan belajar mengajar oleh
dosen yang bersangkutan maka dianggap tidak hadir tanpa alasan.
Mahasiswa harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika berpakaian mahasiswa seperti yang
telah ditetapkan pada pedoman umum kemahasiswaan atau yang lebih spesifik pada setiap program studi
yang bersangkutan.
Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar, mahasiswa harus mengisi daftar hadir mahasiswa dan dosen
(DHMD).
Mahasiswa harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar dan
melaksanakan setiap tugas yang diberikan yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang diikuti.
Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah,
mendapat tugas dari fakultas atau universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan yang telah
diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat meninggalkan kegiatan pendidikan setelah
menyampaikan keterangan tertulis dari pihak berwenang (dokter atau pimpinan Fakultas).
Surat keterangan sakit dari dokter harus diserahkan ke SBP paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
ketidakhadiran, sedangkan untuk surat keterangan dari pimpinan Fakultas paling lambat 1 (satu hari) kerja
sebelum ketidak hadiran.
Kegiatan pendidikan yang ditinggalkan dengan alasan yang sah ini dapat digantikan dengan mengikuti
kegiatan susulan yang sama atau kegiatan lainnya seperti pemberian tugas berdasarkan kebijakan dosen
terkait.
Khusus untuk kegiatan skills lab, mahasiswa harus mendapat kesempatan untuk dilatih pada waktu yang
telah disepakati segera setelah mahasiswa tersebut hadir kembali.
Untuk lab activity dan lab CRP dosen ybs dapat memberikan praktikum susulan bila memungkinkan, atau
memberikan tugas sesuai dengan materi yang ditinggalkan oleh mahasiswa ybs.
53
c)
3.
Bagi mahasiswa yang ingin undur diri dari PSK FK Universitas Padjadjaran ke Prodi di Perguruan Tinggi
lain berlaku ketentuan sebagai berikut:
54
1. Surat permohonan Pengunduran Diri dari mahasiswa ybs yang disetujui oleh Orang Tua/Wali,
diketahui oleh Dosen Wali/TPBK dan Pimpinan Program Studi
2. Surat permohonan Pengunduran Diri atas nama mahasiswa dari Pimpinan Fakultas Asal (Dekan)
kepada Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1).
3. Surat Keputusan Pengunduran Diri mahasiswa dari Pimpinan Universitas (Rektor/PR 1).
4. Transkrip Akademik mahasiswa ybs selama studi di Universitas Padjadjaran yang ditandatangani oleh
Pimpinan Fakultas (Dekan/PD 1)
b.
a.
Pemutusan studi:
Mahasiswa mengalami pemutusan studi dengan ketentuan sebagai berikut:
- IPK < 2.00 pada semester 2
- IPK < 2.00 pada semester 4
- IPK < 2.00 pada semester 6
- Untuk mahasiswa tahun 1, 2 dan tahun 3: tidak lulus lebih dari satu kali pada judisium 2.
1
FBS I
(4)
C10A.101
FBS II
(4)
C10A.102
RPS I
(5)
C10A.
201
EMS
(7)
C10A.
109
RPS II
(5)
C10A.
202
CRP I
(1)
C10A.105
SEMESTER
4
DMS
(8)
C10A.20
7
CVS
(8)
C10A.
115
GIS
(7)
C10A.
213
TM
(7)
C10A.
121
NBSS
(10)
C10A.
110
HIS
(8)
C10A.20
8
RS
(7)
C10A.
116
GUS
(7)
C10A.
214
FM
(7)
C10A.
122
CRP II
(2)
C10A.
203
CRP
III
(1)
C10A.
111
CRP IV
(1)
C10A.20
9
CRP V
(1)
C10A.
117
CRP
VI
(1)
C10A.
215
CRP
VII
(3)
C10A.
123
BHP I +
MKU
(2)
C10A.106
BHP II
+
MKU
(2)
C10A.
204
BHP
III
(1)
C10A.
112
BHP IV
(1)
C10A.21
0
BHP V
(1)
C10A.
118
BHPVI
(1)
C10A.
216
BHP
VII
(1)
C10A.
124
PHOP I
(1)
C10A.107
PHOP
II
(2)
C10A.
205
PHOP
III
(1)
C10A.
113
PHOP IV
(1)
C10A.21
1
PHOP
V
(1)
C10A.
119
CSP I
(1)
C10A.108
CSP II
(2)
C10A.
206
CSP IV
(2)
C10A.21
2
CSP V
(2)
C10A.
120
21*
18*
21*
20*
FBS III
(4)
C10A.103
FBS IV
(4)
C10A.104
CSP
III
(2)
C10A.
114
22*
Keterangan
( ) = beban kredit
* SKS = satuan kredit semester
1. FBS
= Fundamentals of Biomedical Science
2. CVS
= Cardiovascular System
3. DMS
= Dermatomusculoskeletal System
4. EMS
= Endocrine & Metabolism System
PHOP
VI +
KKNM
-PMD
(3)
C10A.
217
CSP
VI
(2)
C10A.
218
21*
PHOP
VII
(1)
C10A.
125
CSP
VII
(2)
C10A.
126
21*
55
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
b.
GIS
GUS
FM
HIS
RPS
NBSS
RS
TM
BHP
PHOP
CRP
CSP
= Gastrointestinal System
= Genitourinary System
= Family Medicine
= Hematoimmunology System
= Reproductive System
= Neurobehavior & Special Senses System
= Respiratory System
= Tropical Medicine
= Bioethics & Humanities Program
= Public Health Oriented Program
= Community Research Program
= Clinical Skill Program
Biomedical Program bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari berbagai ilmu kedokteran dasar
dan klinik melalui pendekatan klinik secara terintegrasi dalam bentuk pembelajaran berdasarkan masalah
(problem-based learning).
Clinical Skills Program bertujuan untuk melatih kemampuan keterampilan klinik mahasiswa sesuai yang
dipelajari pada Biomedical Program.
Public Health Oriented Program merupakan program untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan
mengaplikasikan berbagai prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat
Community Research Program bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan mengaplikasikan
berbagai prinsip dasar penelitian berupa metodologi, epidemiologi dan biostatistik pada praktik kedokteran.
Bioethics and Humanities Program merupakan program yang memfasilitasi mahasiswa mempelajari dan
mengaplikasikan berbagai prinsip dasar etika dan hukum kedokteran serta berbagai aspek humaniora pada
praktik kedokteran.
Penjelasan materi yang dibahas pada masing-masing mata ajar adalah sebagai
berikut:
C10A.101 Fundamentals Of Biomedical Science I (MKK) 4
Aplikasi ilmu kedokteran dasar yang melingkupi biologi kedokteran dasar, biomolekuler, konsep reaksi biokima dan
bioenergetik pada kasus-kasus klinik yang terkait, aplikasi prinsip kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika
(determinant of health, konsep penyakit, pengenalan pada desain penelitian, peran statistic dan sejarah kedokteran),
keterampilan komunikasi.
C10A.102 Fundamentals Of Biomedical Science II (MKK) 4
Aplikasi ilmu kedokteran dasar yang melingkupi prinsip genetik, embriologi, kehidupan sel, jaringan dan general body
design pada kasus-kasus klinik yang terkait. Aplikasi prinsip kesehatan masyarakat, epidemiologi, dan etika
(determinant of health, faktor resiko, human variability, pengukuran dan evaluasi, penelusuran informasi dan literatur,
etika pada praktik klinik kedokteran) keterampilan komunikasi.
C10A.103 Fundamentals Of Biomedical Science III (MKK) 4
Aplikasi ilmu kedokteran dasar pada prinsip agent of disease dan mekanisme penyakit. Etiologi penyakit yang meliputi
aspek fisik, kimiawi dan infeksius (pathogen). Interaksi antara manusia dan pathogen yang menginduksi gangguan
fungsi normal. Mekanisme penyakit yang didiskusikan meliputi hal-hal tentang cellular injury, reaksi infeksi-inflamasi,
gangguan hemodinamik dan neoplasma pada kasus-kasus yang terkait. Aplikasi prinsip kesehatan masyarakat,
epidemiologi dan etika kesehatan (pencegahan dan pengendalian penyakit mrnular, SPSS, pengukuran epidemiologi
dan filsafat ilmu) terhadap kasus-kasus yang terkait.
56
57
58
penatalaksanaan penyakit terkait hemato imunologi. Aplikasi konsep kesehatan masyarakat, epidemiologi dan etika
pada kasus-kasus hematoimunologi.
C10A.209 Community Research Program IV (MKB) 1
Pemahaman konsep epidemiologis pada design penelitian kesehatan : aspek etika: citing literature, informed concent,
informasi yang sahih dan valid, isin etika, plagiarism; Surveillance; Hypothesis Statistics; Association, Correlation and
Regression; Non Parametric Statistics; teknik sampling dan randomisasi.
C10A.210 Bioethics And Humanities Program IV (MPK) 1
Pemahaman konsep pendekatan holistik, cara komunikasi dan penyampaian pendapat, hubungan heterogentitas
dengan persespsi dan diabilitas, reaksi yang baik ketika mengidentifikasi pelanggaran etika yang dilakukan sejawat,
evaluasi prinsip etika pada konsep manusia terhadap body image, kewajiban dan tanggung jawab dokter berdasarkan
KODEKI, praktik Hukum kedokteran Indonesia, Confidentiality and Fiduciary Duty, analisis aspek keadilan pada
konteks kerjasama internasional pada kerja sama penelitian.
C10A.211 Public Health Oriented Program IV (MKB) 1
Pemahaman dan aplikasi konsep kesehatan masyarakat pada : pembuangan air dan limbah rumah sakit, control
vector, konstrol paparan lingkungan, transboundary and global ecological health concern, kesehatan, penyakit terkait
lingkungan kerja, fasilitas kesehatan berbasis infeksi, ergonomic dan kecelakaan kerja, regulasi dan pengawasan
kesehatan dan keselamatan kerja, aplikasi kesehatan kerja.
C10A.212 Clinical Skills Program IV (MKB) 2
Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan
pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait dermato-muskuloskeletal dan
hemato-imunologi berdasarkan standar kompetensi dokter nasional.
59
Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan
pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait kardiovaskular dan
respiratori berdasarkan standar kompetensi dokter nasional.
C10A.213 Genitourinary System (MKB) 7
Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait genitor-urinari. Aplikasi konsep dasar tersebut pada
keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman
analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan
dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan
masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus terkait genitor-urinari.
C10A.214 Gastrointestinal System (MKB) 7
Aplikasi konsep anatomi, histologi dan fisiologi dari organ terkait gastrointestinal. Aplikasi konsep dasar tersebut pada
keadaan patologis dengan pemahaman identifikasi etiologi, faktor resiko, patofisiologi dan patogenesis, pemahaman
analisis pemeriksaan penunjang pada penegakan diagnosis, evaluasi dan penatalaksanaan pasien dengan gangguaan
dan penyakit berbasis mekanisme congenital, infeksi, neoplasma, trauma dan lain-lain. Aplikasi konsep kesehatan
masyarakat, epidemiologi dan etika pada kasus-kasus terkait gastrointestinal.
C10A.215 Community Research Program VI (MKB) 2
Pemahaman konsep epidemiologis pada design penelitian kesehatan : Overview of Research Process and
Framework; Proposal Penelitian; Review Literatur; Formulating Research Problem; Selecting Research Design;
Sample Size; Questionnaire: construction, validation and tool of measurement; Choosing Appropriate Statistical Test;
Communicating Research Findings; End Note.
C10A.216 Bioethics And Humanities Program VI (MPK) 1
Pemahaman dan aplikasi konsep : penghormatan peran dan opini profesionalisme pada profesi lain, hubungan
permasalahan ekonomi dengan status kesehatan masyarakat, membangun hubungan berdasarkan nilai etika dengan
sesame sejawat, institusi kesehatan dan perusahaan farmasi, aspek etika dan legal terkait peresepan obat,
pemahaman peran dokter pada masyarakat dengan social ekonomi yang rendah, analisis fasilitas kesehatan dengan
keterbatasan sumber daya.
C10A.217 Public Health Oriented Program VI (MKB) 1
Pemahaman dan aplikasi prinsip kesehatan masyarakat pada ekonomi kesehatan, system keuangan pelayanan
kesehatan, pemahaman terhadap aspek logistik pada pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan, dan
system manajemen rumah sakit
C10A.218 Clinical Skills Program VI (MKB) 2
Kemampuan keterampilan klinik pada aspek komunikasi, pencegahan infeksi, pemeriksaan tanda vital, konseling dan
pemeriksaan diagnostik sederhana serta pemahaman di setiap keterampilan klinik terkait gastrointestinal dan genitor
urinari berdasarkan standar kompetensi dokter nasional
C10A.121 Tropical Medicine (MKB) 7
Aplikasi dan pemahaman ilmu kedokteran dasar yang terintegrasi dengan aspek klinis terkait etiologi, epidemiologi,
pathogenesis, temuan hasil pemeriksaan penunjangm komplikasi dan pencegahan, prinsip diagnostic dan
penatalaksanaan pada penyakit infeksi tropis.
C10A.122 Family Medicine (MKB) 7
Aplikasi dan pemahaman ilmu kedokteran dasar yang terintegrasi dengan aspek klinis serta ilmu kesehatan
masyarakat dengan pendekatan holitik (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative). Aspek penatalaksanaan penyakit
dalam keluarga dan masyarakat, analisis peran keluarga pada statu kesehatan individu dan masyarakt, peran dokter
pada kesehatan keluarga, pengobatan alternative dan komplementer, konsultasi, edukasi, konseling dan penyusunan
rujukan.
C10A.123 Community Research Program VII (MKB) 2
Aplikasi pengetahuan epidemiologi dasar dan klinis pada penulisan dan penyusunan artikel ilmiah dalam bentuk
skripsi/minor thesis
60
3.
61
Untuk pendaftaran program elektif harus mengajukan permohonan resmi dengan persyaratan yang telah
ditentukan kepada pimpinan FKUP (surat permohonan dengan usulan departemen dan waktu kegiatan, daftar
riwayat hidup, surat pengantar, dan rekomendasi dari pimpinan institusi asal, transkrip nilai sementara,
kurikulum pendidikan institusi asal, serta surat keterangan sehat)
3.2 Struktur disiplin/bidang ilmu (mata kuliah)
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Sandi
Departemen
C12A001
C12A002
C12A003
C12A004
C12A005
C12A006
C12A007
C12A008
C12A009
C12A010
C12A011
C12A012
C12A013
C12A014
C12A015
C12A016
C12A017
Ilmu Bedah
Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Ilmu Kesehatan Anak
Ilmu Penyakit Dalam
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Ilmu Kedokteran Keluarga
Ilmu Anestesi
Ilmu Kedokteran Kehakiman
Ilmu Kedokteran Jiwa
Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Ilmu Kesehatan Mata
Ilmu Penyakit Saraf
Ilmu Penyakit Telinga Hidung & Tenggorokan
Radiologi
Ilmu Kedokteran Nuklir
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Minggu SKS
9
9
9
9
4
5
3
3
3
1
3
3
3
3
3
1
1
5
5
5
5
3
4
2
2
2
0.5
2
2
2
2
2
0.5
0.5
62
63
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)/ residen senior (chief resident) dan dokter penanggungjawab pelayanan
(DPJP) departemen yang bertugas saat itu.
Patient based: Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pasien (kasus-kasus sesuai
SKDI).
Community based: Kasus-kasus yang dihadapi adalah kasus yang banyak ditemukan di masyarakat
sesuai SKDI.
Problem solving: Pembelajaran dilakukan untuk mendorong kemampuan memecahkan masalah
Experiential: Dokter muda mencoba langsung melakukan penanganan pasien
Family medicine approach (holistic & comprehensive): penanganan pasien menggunakan pendekatan prinsip
dokter keluarga, yaitu penanganan secara holistik dan komprehensif dengan memerhatikan aspek fisik, psikis,
sosial-ekonomi, dan budaya pasien
Bioethics, legal aspect & professionalism: Dokter muda dituntut untuk selalu memerhatikan aspek
bioetik, aspek legal, dan berlaku professional
64
3. Dalam melaksanakan kegiatan akademik PSPD, dokter muda dibagi ke dalam kelompok-kelompok,
yang akan melakukan rotasi di semua departemen FKUP/RSHS.
Rotasi adalah lama waktu yang dibutuhkan oleh dokter muda untuk menyelesaikan kegiatan
pendidikan profesi di suatu departemen. Jadwal rotasi untuk setiap kelompok ditetapkan oleh
pengelola PSPD.
4. Pembagian kelompok dilakukan secara pengundian dengan memerhatikan pemerataan berdasarkan prestasi
akademik (IPK), jenis kelamin, serta status kemahasiswaan..
5. Ketua kelompok dokter muda adalah mahasiswa yang dipilih oleh anggota kelompoknya,
6. Jadwal rotasi ditentukan dengan mekanisme pengundian yang adil dan tidak boleh diganti. Pengaturan rotasi
setiap kelompok dilaksanakan oleh Sekretariat PSPD FKUP yang dikeluarkan dengan Berita Acara Pembagian
Kelompok dan Jadwal Rotasi yang ditandatangani Ketua PSPD, dengan aturan anggota kelompok tidak
diperbolehkan pindah ke kelompok lain, kecuali dengan alasan yang dapat diterima dan disetujui oleh Ketua PSPD
FKUP,
7. Ketua PSPD FKUP memberikan surat pemberitahuan kepada Kepala Departemen/SMF (cq
Koordiantor PSPD
Departemen) sebelum dokter muda mulai mengikuti pendidikan di departemen tersebut.
8. Dokter muda diharuskan melapor kepada Koordinator PSPD Departemen atau yang mewakili, untuk mendapatkan
penjelasan mengenai tata tertib, pedoman kerja (termasuk kegiatan jaga dan aturannya), sistem pendidikan, dan
sistem penilaian di departemen yang bersangkutan.
9. Untuk kegiatan di RSUD/Puskesmas jejaring: Ketua PSPD Departemen/Ketua departemen memberikan surat
pengantar berupa pemberitahuan kepada Direktur RS Jejaring dan Kepala Puskesmas Jejaring sebelum dokter
muda mulai mengikuti pendidikan di RSUD/PKM jejaring tersebut. Surat pengantar ditembuskan ke Ketua PSPD
FKUP.
10. Dokter muda diharuskan melapor kepada Direktur RS Jejaring dan Kepala Puskesmas Jejaring atau yang mewakili
sebelum mengikuti kegiatan pendidikan di tempat tersebut (sambil membawa pengantar dari Dekan FKUP).
11. Tugas dan kewenangan klinis dokter muda PSPD ditentukan oleh masing-masing departemen.
12. Daftar hadir:
Pengisian daftar hadir:
- Dilakukan minimal dua kali, yaitu pada saat datang dan pulang, tepat pada waktunya,
- Dilakukan sendiri, tidak boleh diwakilkan.
- Laporan kehadiran dokter muda dikirimkan oleh koordinator PSPD Departemen kepada sekretariat PSPD FKUP
secara periodik
13. Jam kerja: Senin-Jumat: 07.0016.00 WIB;
Apabila ada ketentuan lain, ditetapkan oleh masing-masing departemen.
14. Selama mengikuti kegiatan akademik di RSHS/RSUD jejaring/Puskesmas dokter muda harus mengenakan jas
putih panjang dan tanda pengenal PSPD sesuai aturan yang berlaku.
15. Kegiatan jaga
- Jam jaga:
a. Hari kerja: setelah jam kerja s.d. 07.00 WIB hari berikutnya
b. Hari libur : - kelompok pagi: 07.0019.00 WIB
- kelompok malam: 19.0007.00 WIB hari berikutnya.
- Jumlah dan frekuensi jaga ditentukan oleh departemen yang bersangkutan dengan ketentuan sebanyakbanyaknya satu kali dalam satu minggu.
- Jaga ditentukan/diatur oleh kordinator PSPD departemen.
- Selama mengikuti kegiatan jaga di RSHS/RSUD jejaring/Puskesmas dokter muda harus mengenakan seragam
jaga dan tanda pengenal PSPD sesuai aturan yang berlaku.
16. Bila karena suatu sebab dokter muda tidak dapat mengikuti kegiatan PSPD, maka yang bersangkutan harus
menyatakannya dengan surat pemberitahuan resmi dan menyebutkan alasan yang dapat diterima disertai bukti
yang sah. Surat tersebut harus diserahkan kepada Preseptor dan Koordinator PSPD Departemen selambatlambatnyanya saat dokter muda kembali mengikuti kegiatan, dan surat ditembuskan ke sekretariat PSPD FKUP.
17. Dokter muda yang akan meninggalkan kegiatan akademik selama menjalani kegiatan PSPD di suatu departemen
harus mengajukan surat permohonan dan memperoleh izin dari preseptor yang diketahui oleh Koordinator PSPD
Departemen yang bersangkutan.
18. Pada saat melakukan kegiatan di suatu departemen, dokter muda tidak diperkenankan mengerjakan tugas dari
departemen lain.
19. Dokter muda yang meninggalkan kegiatan akademik departemen melebihi batas waktu kehadiran departemen oleh
karena mendapat tugas dari pimpinan Fakultas diberlakukan ketentuan yang sama dengan dokter muda yang
mengundurkan diri, kecuali ada ketentuan lain dari kepala departemen terkait atau dari pimpinan FKUP.
20. Pengunduran diri dari departemen harus disertai surat pengunduran diri yang bersangkutan dan ditujukan kepada
Wakil Dekan Bidang Akademik dengan tembusan ke Ketua PSPD dan Kepala Departemen terkait. Kegiatan
akademik yang tertunda akan diganti pada akhir rotasi semua departemen yang akan diatur oleh sekretariat PSPD
FKUP.
21. Setiap dokter muda harus senantiasa menjaga nama baik almamater dengan selalu menegakkan disiplin serta
menjunjung tinggi sikap profesionalisme.
65
22. Setiap dokter muda diharuskan mematuhi norma akademik, termasuk cara berpakaian dan norma hukum sesuai
dengan Surat Keputusan Dekan No.2114/H6.7/Kep/FK/2010.
23. Setiap dokter muda harus mengikuti aturan dan tata tertib yang berlaku di RSHS, RSUD jejaring, dan PKM jejaring.
24. Setiap dokter muda siap menerima sanksi, apabila melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku.
25. Penanganan dokter muda yang selama mengikuti kegiatan akademik PSPD dinyatakan mengalami masalah
gangguan kejiwaan dilakukan di bawah Tim
(TPBK) FKUP.
26. Selama belum dinyatakan lulus dokter dan dianggap masih mengikuti kegiatan akademik PSPD, seluruh
mahasiswa PSPD diwajibkan mengikuti aturan registrasi sesuai ketentuan Universitas Padjadjaran.
Komponen evaluasi
Pembobotan
2025 %
2030 %
510 %
510 %
2030%
100 %
66
baik
perlu perhatian
perlu perhatian khusus (bila nilai akhir ini bukan bagian dari nilai akademik, tetapi dapat
memengaruhi nilai akhir di departemen (yudisium departemen):
1. Kategori perlu perhatian:
Bila hasil penilaian termasuk kategori ini, dokter muda diberi tugas humanitarian, menambah jaga, menangani
pasien intensif, alternatif lainnya yang bertujuan memperbaiki sikap profesional, bukan tugas yang bersifat
kognitif.
2. Kategori perlu perhatian khusus:
Selain mendapat tugas di atas, dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan pengurangan angka nilai
akademik (contoh: nilai akademik A dikurangi menjadi B).
Pada yudisium akhir PSPD di Fakultas, mahasiswa yang masuk kategori Perlu Perhatian Khusus di lebih dari 2
departemen akan memengaruhi kelulusan. Pembinaan lanjutan akan ditentukan dalam rapat PSPD. Oleh karena itu
pada yudisium akhir PSPD departemen harus melaporkan Nilai Akhir Profesionalisme di samping Nilai Akademik.
Penjelasan lebih lanjut mengenai atribut profesional terdapat pada buku log mahasiswa.
2. Syarat mengikuti ujian akhir di departemen:
a. Selama mengikuti kegiatan akademik PSPD memenuhi persyaratan kehadiran yang telah ditentukan,
b. Telah melaksanakan semua tugas dan kewajiban selama program pendidikan berlangsung, termasuk
penilaian berkala dan penilaian perilaku,
c. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi (termasuk pengembalian buku dari perpustakaan dan
pembayaran registrasi yang sedang berjalan).
Yudisium
a.. Departemen
Dokter muda yang berhak mengikuti yudisium adalah dokter muda yang telah menyelesaikan seluruh
program pendidikan pada departemen yang bersangkutan serta tidak memperoleh nilai perilaku perlu
perhatian khusus
b. PSPD
Dokter muda yang berhak mengikuti yudisium PSPD adalah mahasiswa PSPD yang telah menyelesaikan
seluruh program pendidikan pada semua departemen serta tidak memperoleh nilai perilaku perlu
perhatian khusus, kemudian dilakukan validasi nilai oleh tim PSPD FKUP.
Yudisium PSPD dilakukan berdasarkan hasil rapat validasi nilai dari departemen-departemen melalui
berita acara yang di tandatangani oleh Ketua PSPD dan wakil dokter muda yang mengikuti yudisium.
Bagi mahasiswa yang telah dinyatakan lulus pada yudisium tersebut, diijinkan untuk mengikuti ujian
komprehensif.
67
Ujian pertama:
Nilai Akhir
Huruf Mutu
80 100
76 79
72 75
68 71
56 - 67
44 - 55
< 44
A
B++
B+
B
C
D
E
Angka
Mutu
4,00
3,50
3,25
3,00
2,00
1,00
0
Keterangan
Lulus
Lulus
Lulus
Lulus
Tidak Lulus
Tidak Lulus
Tidak Lulus
Ujian ulangan (remedial) hanya diberikan apabila huruf mutu C dan D; untuk huruf mutu E peserta
diwajibkan untuk mengulang penuh kegiatan akademis di departemen tersebut.
Ujian ulangan:
Ujian ulangan
Pertama
Kedua
NILAI
Keterangan
Lulus
<B
Lulus
Tidak Lulus, Mengulang
Penuh
<B
68
69
3.
Struktur Kurikulum
Yang dimaksud dengan Struktur Kurikulum adalah bagaimana isi kurikulum/ materi pembelajaran diorganisasikan
dan bagaimana jadwal pembelajaran akan dilaksanakan.
Pendidikan dokter spesialis dimulai pada bulan Februari dan bulan Agustus, dimulai dengan Program Pra PPDS
yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan R.S Pendidikan Utama. Program ini
merupakan pengayaan yang berisi berbagai informasi mengenai hal-hal yang perlu diketahui, difahami, dan
diikuti oleh peserta PPDS selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran dan di R.S Pendidikan.
World Federation For Medical Education ( WFME ) memberikan definisi mengenai Post Graduate Medical
Education, yaitu suatu fase pendidikan bagi dokter yang dimulai di bawah supervisi/pengawasan menuju praktek
mandiri sebagai seorang spesialis setelah yang bersangkutan menyelesaikan pendidikan dokter umum. Merujuk
kepada definisi tersebut, kompetensi adalah sesuatu hal yang berkembang, pada umumnya kompetensi
berkembang sesuai dengan tahap pembelajaran/pengalaman klinik. Dengan demikian pendidikan dokter
spesialis mempunyai ciri pendidikan yang berjenjang. Sebagai contoh program studi Ilmu Kesehatan Anak
mengenal tingkat yunior, madya dan senior sedangkan program studi Ilmu Bedah mengenal jenjang
pendidikanTahap Bedah Dasar dan Lanjut. Penjenjangan ini sejalan dengan peraturan Konsil Kedokteran
Indonesia ayat 1 pasal 8 yaitu bahwa pemberian sertifikat kompetensi sesuai dengan pencapaian tingkat
kompetensi yang telah dicapai peserta PPDS-I sesuai tingkat pendidikannya.
Struktur kurikulum secara lebih rinci dapat dilihat dalam Pedoman Pendidikan setiap program studi. Setiap
program studi memiliki materi pembelajaran dan struktur kurikulum yang berbeda, sehingga mengakibatkan
adanya perbedaan dalam masa studi terjadwal dari setiap program studi (tabel 1).
Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan bidang ilmu, keterampilan, dan perilaku yang harus dipelajari dan dikuasai oleh
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Materi pembelajaran pada umumnya berupa praktek klinis dan teori yang sesuai, ilmu biomedis dasar, ilmu klinis
dan laboratorium bidang spesialisasi terkait, pengetahuan yang memadai mengenai perilaku, etika kedokteran,
sistim kesehatan yang berlaku, aspek medikolegal dan ilmu sosial lain.
Ilmu biomedis dasar, tergantung kebutuhan dari program studi, dapat berupa anatomi, fisiologi, biokimia,
biofisika, biologi sel dan molekuler, genetika, mikrobiologi, imunologi, farmakologi, patologi, dan sebagainya.
70
Ilmu lain, tergantung dari kebutuhan program studi dapat berupa psikologi medis, sosiologi medis, biostatistik,
epidemiologi, kedokteran masyarakat, dan sebagainya. (secara lengkap dapat dilihat dalam Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Spesialis).
Ilmu Bedah
10
11
Urologi
10
Neurologi
Patologi Anatomi
Patologi Klinik
Radiologi
5.
1.
Tahapan Pendidikan
Program Pendidikan Pascasarjana Anestesiologi dibagi dalam dalam tiga tahap pendidikan, dengan masing-masing
tahap mempunyai tujuan pendidikan yang bulat, dan dicapai melalui pengalaman belajar dari isi pendidikan tertentu.
Tahapan pendidikan yang dimaksud bukan merupakan pembagian berdasarkan tahun, melainkan merupakan tahapan
atau pembagian tingkat perilaku yang dicapai.
Tahap I (tahap kualifikasi) selama 2 semester (28 SKS)
Tahap II (tahap pendalaman) selama 3 semester (42 SKS)
Tahap III (tahap akhir) selama 2 semester (32 SKS)
Sehingga jumlah beban seluruhnya 102 SKS + 2 SKS = 104 SKS
71
Semester 3:
Pengetahuan dan keterampilan dalam: anestesi regional, anestesi untuk pembedahan abdominal bawah, abdominal
atas (pada pasien tanpa kelainan endokrin), pembedahan orthopedi besar (tidak termasuk leher, dan tulang
punggung), pembedahan mata, THT, ginekologi, urologi sedang, disertai dengan pengelolaan prabedah, dan
pascabedah, pengelolaan nyeri, dan penyulit yang mungkin timbul. Kesemuanya diaplikasikan baik pada pembedahan
terencana, maupun darurat.
Semester 4:
Pengetahuan dan keterampilan dalam: anestesi untuk bedah anak (tidak termasuk bedah saraf pusat), anestesi pada
penderita dengan penyakit endokrin (DM dan tiroid), pembedahan kepala-leher (tidak termasuk bedah saraf),
pembedahan ginekologi, urologi besar, baik untuk tindakan terencana maupun darurat. Kesemuanya disertai dengan
pengelolaan pra dan pascabedah. Aplikasi pemberian nutrisi enteral, dan parenteral (termasuk pemasangan CVP).
Pengalaman dasar-dasar penanganan intensif (Tahap I).
Semester 5:
Pengetahuan dan keterampilan dalam: pengelolaan anestesi bedah paru, bedah saraf perifer, penanganan intensif
tahap II (pengelolaan nafas buatan dengan berbagai mesin, nutrisi, pengelolaan gagal ginjal akut, pengelolaan trauma
ganda, sepsis, dll).
Tahap III: 2 (dua) semester = 32 SKS
Tahap ini merupakan tahap pemantapan dengan rumusan perilaku yang diharapkan selain kemampuan medik, juga
berupa kemampuan nonmedik dengan melaksanakan tugas-tugas manajerial sebagai chief resident, melakukan tugas
pengaturan ketenagaan peserta PPDS I (dengan bimbingan KPS/SPS), tugas sebagai pembimbing (membimbing
residen yang lebih muda, mahasiswa, dan paramedik), serta konsultasi.
Semester 6 & 7:
Pengetahuan dan keterampilan penanganan ICU (tahap III), bedah saraf (trauma kepala), pengetahuan dan
kesempatan mengikuti bedah jantung, serta penyelesaian yang telah dimulai pada akhir semester 5.
Tahap ini diakhiri dengan ujian profesi dengan menyertakan penguji dari pusat pendidikan yang lain.
72
2.
a.
1.
2.
Referat:
Penulisan dan penyajian suatu subtopik dari suatu modul belajar oleh peserta didik di bawah panduan seorang
fasilitator/tutor. Referat disusun sebagai karya tulis ilmiah yang dicetak dan dipresentasikan di hadapan
pembimbing, penelaah, serta peserta didik lainnya. Presentasi dilakukan melalui sarana multi media yang terdiri
dari maksimum 20 menit presentasi dan 15 menit diskusi.
3.
Laporan kasus-kasus:
Dilaksanakan dalam bentuk :
a. Laporan Jaga: Dilakukan diskusi pengelolaan perioperatif dan intra-operatif atas laporan kasus pasien-pasien
gawat darurat. Dilakukan setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat dengan waktu dari jam 07.00 08.00 pagi.
b. Laporan kasus-kasus elektif: Dilakukan diskusi pengelolaan perioperatif atas laporan pasien-pasien yang
dirawat di bangsal bedah. Waktu pelaksanaan diatur oleh masing-masing divisi.
4.
Presentasi kasus:
Penyajian dan pembahasan suatu kasus yang terdapat permasalahan kompleks atau yang jarang dijumpai. Kasus
disajikan dalam bentuk naskah tertulis yang dicetak dan presentasi oral di hadapan pembimbing, penelaah, serta
peserta didik lainnya.
5.
6.
7.
8.
9.
73
Setiap divisi memiliki koordinator pendidikan yang sekaligus bertugas untuk mengelola pelaksanaan modul belajar
berbagai teknik operasi yang telah ditetapkan oleh kolegium. Selain itu, ditetapkan pula staf pengajar yang akan
membimbing dan mendidik para peserta didik berdasarkan tingkat / jenjang peserta.
1. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui metode:
a. small group discussion
b. peer assisted learning (PAL)
c. bedside teaching
d. task-based medical education
2.
3.
4.
SEMESTER
1
Bedah Onkologi 2
bulan
E
D
A
Bedah Orthopedi 2
bulan
Bedah Urologi 2
bulan
KURSUS
Pra Bedah Dasar (12
minggu)
BSSC
LLL ESPEN
Peri-Operatif
Wound and Stoma
Care
UJIAN
Ilmu
Dasar
Bedah
USG (FAST)
H
Bedah Anak 2
bulan
D
Bedah Plastik 2
bulan
A
S
A
R
Bedah saraf 2
bulan
Bedah Vaskular 1
bulan
Bedah Toraks 1
bulan
Emergensi 1 bulan
ICU 1 bulan
OSCE
74
Bedah Onkologi 2
bulan
DSTC
BSSC II:
Laparoskopi
Endoskopi
Bedah Digestif 2
bulan
Bedah Plastik 2
bulan
RS. Dr. Slamet
Garut
Bedah Anak 2
bulan
Bedah Orthopedi 1
bulan
Bedah Urologi 1
bulan
B
E
D
A
H
L
A
N
J
U
Emergensi 2 bulan
Bedah Onkologi 2
bulan
Bedah Digestif 2
bulan
Bedah Toraks 1
bulan
Bedah Vaskular 1
bulan
Bedah Onkologi 2
bulan
Ujian
Kognitif
Bedah Digestif 2
bulan
Bedah Vaskular 2
bulan
T
Bedah Orthopedi 1
bulan
Bedah Toraks 1
bulan
Bedah Saraf 2
bulan
Dinas Luar RS
Satelit:
9
RSPAD Jakarta (3
bulan)
RS. Dr. Slamet
Garut (1 bulan),
dan
TESIS
Ujian
Profesi
Lokal
Ujian
Profesi
Nasion
al
75
RSUD Cibabat/ RS
Dustira/ RSUD
Tasikmalaya (1
bulan)
Tesis
Keterangan:
BSSC : Basic Surgical Skill Courses
OSCE : Objective Skill Clinical Examination
FAST
: Focus Abdominal Sonography for Trauma
LLL ESPEN
: Long Life Learning ESPEN
DSTC
: Definitive Surgery for Trauma Care
2.
3.
Tahapan pendidikan
Kursus Pra Bedah Dasar
Setelah mengikuti kursus, peserta didik akan mampu :
1. Menjelaskan ilmu-ilmu kedokteran dasar yang
relevan dengan ilmu bedah, ilmu bedah dasar, dan
melakukan ketrampilan klinik dasar bedah dengan
benar.
2. Menjelaskan ilmu-ilmu dasar yang relevan dengan
praktik ilmu bedah.
3. Menyusun proposal penelitian dalam bidang ilmu
bedah
4. Melakukan ketrampilan klinik dasar bedah
Bedah Dasar
Setelah melaksanakan tahap bedah dasar, peserta didik
akan mampu:
1. Menerapkan dasar-dasar dan prinsip ilmu bedah
emergensi dan trauma.
2. Menjelaskan pengetahuan dasar di dalam bidang
ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi, kepala
dan leher, urologi, bedah plastik dan rekonstruksi,
bedah anak, kardiothoraks, vaskular, bedah saraf,
serta perawatan intensif bedah.
3. Melakukan perawatan perioperatif pasien-pasien
bedah sesuai dengan prinsip total care.
4. Melakukan ketrampilan prosedur bedah dasar di
bidang ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi,
kepala dan leher, urologi, bedah plastik dan
rekonstruksi, bedah anak, kardiothoraks, vaskular,
bedah saraf, serta perawatan intensif bedah.
5. Melakukan penelitian klinik dan mempublikasikan 2
karya ilmiah.
Bedah lanjut
Setelah melaksanakan tahap bedah lanjut, peserta didik
akan mampu:
1. Menerapkan pengetahuan bedah lanjut di dalam
bidang ilmu bedah digestif, orthopaedi, onkologi,
kepala dan leher, urologi, bedah plastik dan
Level
Kompete
nsi
(K2, P4)
(K2)
(K3)
(P4)
(K3)
(K2)
(K3, P5)
(P5)
(K4)
(K3)
76
2.
3.
4.
5.
(K3, P5)
(P5)
(K4, P5)
SEMESTER
Mata Kuliah
Courses
Tahap Pendidikan Bedah Dasar:
SKS
SC
SEMESTER
I
13.04
5.73
5.73
5.73
SEMESTER
II
5.73
77
Mata Kuliah
SEMESTER
Courses
Pengetahuan dan Keterampilan Dasar Bedah
Plastik dan Rekontruksi I
SKS
SC
5.73
5.73
SEMESTER
III
5.73
2.86
2.86
2.86
2.86
5.73
5.73
5.73
78
SEMESTER
Mata Kuliah
Courses
Advanced Knowledge and Skills of Plastic and
Reconstructive Surgery II
SEMESTER
V
SKS
SC
5.73
5.73
2.86
SEMESTER
VI
5.73
5.73
2.86
2.86
SEMESTER
VII
2.86
5.73
79
Mata Kuliah
SEMESTER
Courses
Pengetahuan dan Keterampilan Lanjut Bedah
Digestif IV
SKS
SC
2.86
2.86
2.86
SEMESTER
VIII
5.06
SEMESTER
IX
7.60
2.53
3.19
Tesis
6.39
Thesis
TOTAL
155
Keterangan :
Dasar penghitungan SKS ditetapkan oleh FK UNPAD dengan pedoman sebagai berikut :
1. Satu semester : setara dengan 16 19 minggu kerja
2. Satu SKS untuk peserta didik adalah:
a. 50 menit/minggu : perkuliahan/ tatap muka
b. 60 menit /minggu : kegiatan tugas terstruktur dan tidak terjadwal
c. 60 menit/minggu : kegiatan akademik peserta didik secara mandiri
3. Satu SKS kegiatan praktikum di laboratorium : 2-3 jam/minggu di laboratorium
4. Satu SKS kerja lapangan : 4 6 jam tugas di lapangan atau sejenisnya
5. Satu SKS penyusunan tesis : 3-4 jam /hari selama 25 hari kerja.
80
B.
Penilaian terhadap pencapaian kompetensi peserta didik yang sesuai dengan kurikulum adalah bagian dari
proses kualifikasi. Kualifikasi ini membutuhkan berbagai metode dan instrumen evaluasi secara berkala (ujian
formatif) dan evaluasi akhir (ujian sumatif). Ruang lingkup penilaian akan meliputi aspek kognitif, psikomotor, dan
afektif (sikap dan prilaku profesional ). Penilaian berkala dilakukan secara kontinyu pada jenjang Pra Bedah
Dasar, Stase Bedah Dasar, dan Bedah Lanjut. Sesuai dengan panduan kurikulum Kolegium Bedah Indonesia,
maka di setiap jenjang pendidikan dilaksanakan ujian nasional.
Kualifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kualifikasi yang dimaksud pada pedoman ini adalah adalah proses penilaian dan penetapan seorang peserta
didik di dalam pencapaian kompetensi standar yang telah ditetapkan oleh Kolegium Bedah Indonesia dan
PPDS-1 Bedah Umum FK UNPAD/RS dr Hasan Sadikin Bandung.
Tujuan kualifikasi adalah untuk menentukan apakah peserta mampu melanjutkan pendidikan pada program
studi yang dipilih. Bila peserta tidak lulus kualifikasi, peserta dikembalikan ke TKP-PPDS-I untuk disalurkan ke
program studi pilihan II sesuai dengan persyaratan.
Isi atau materi proses kualifikasi adalah pemahaman dan penerapan teori ilmu bedah umum, ketrampilan
melakukan prosedur klinik dan pembedahan, dan prilaku professional di dalam melaksanakan tugas
perawatan pada pasien, tugas-tugas akademik PPDS-1, dan bekerja sama di dalam tim personil perawatan
bedah .
Kualifikasi dilaksanakan melalui metode ujian dan penilaian secara berkala dan kontinyu.
Metode Evaluasi dan ujian pada saat stase:
a. Ujian kognitif tertulis: Ujian tulis kasus secara essay, dan ujian pilihan berganda dengan prinsip
vignette
b. Ujian ketrampilan psikomotor:
i. Ujian Mini CEX: ujian kompetensi pemeriksaan klinik
ii. Ujian DOP (Direct Observation of Procedure/s) dan Modul Operasi
c. Evaluasi kegiatan akademik stase :
i. Referat
ii. Telaah kritis jurnal
iii. Presentasi kasus
iv. Seminar dan diskusi kelompok
d. Evaluasi kegiatan perawatan perioperatif :
i. Ronde /Visite Besar
ii. Hubungan interpersonal dan komunikasi efektif
iii. Kerja sama tim
iv. Tanggung jawab dan kehadiran
e. Buku Log:
f. Portfolio setiap peserta didik
Kualifikasi dilaksanakan oleh KPS bersama tim penerimaan dan dibentuk dengan SK Departemen yang terdiri
dari staf pengajar.
Penilaian berkala bertujuan untuk menentukan apakah peserta mampu meneruskan ke tahap pendidikan
berikutnya dan dilakukan setiap bulan berupa kegiatan judisium.
Dalam hal peserta didik yang tidak lulus pada tahapan stase, maka diberikan kesempatan untuk proses
remediasi melalui pengulangan stase maksimal tidak lebih dari 2 kali pengulangan stase. Apabila hal ini
terjadi maka KPS akan membentuk tim khusus dan konseling untuk melakukan penilaian ulang secara
komprehensif perihal potensi dan kemampuan profesionalnya, serta dilakukan ujian ulangan, Proses ini
dilaksanakan maksimal selama 3 bulan.
Apabila peserta dinyatakan oleh tim khusus dan konseling tidak mampu melanjutkan pendidikan, maka tim
akan merekomendasikan untuk mengajukan permohonan pengunduran diri, atau dinyatakan putus sudi (drop
out). Dalam hal peserta dikeluarkan karena masalah etika dan moral, yang bersangkutan diusulkan tidak
dapat diterima sebagai peserta pada program studi yang sama di Fakultas Kedokteran lain.
C. Pedoman Ujian
81
Bahan ujian
Sebagian besar (>80%) bahan ujian berasal dari textbook wajib, semua materi perkuliahan, seminar, diskusi, dan
pelatihan yang telah diberikan kepada peserta didik.
Buku wajib:
1. Norton J.A., Barie P.S., Bollinger R.RR., Chang A.E., Lowry S.F. (Eds), Surgery Basic Science & Clinical
Evidence, Second Edition, Springer Verlag: 2007.
2. Brunicardi F.C., (Ed), Schwartzs: Principles of Surgery, Ninth Edition, Mc Graw-Hill Co: 2010.
3. Way W.L., Current diagnosis and treatment surgery, 13th Edition, Mc Graw-Hill Co.: 2011.
Saat pelaksanaan ujian
Ujian dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan jenjang pendidikan.
1. Ujian Ilmu Dasar lokal : dilaksanakan pada akhir Perkuliahan Bedah Dasar
2. Ujian Ilmu Dasar Nasional : dilaksanakan pada akhir Perkuliahan Bedah Dasar
3. Ujian akhir sirkulasi/posting/stase: dilaksanakan pada tiap akhir sirkulasi/posting/stase
4. Ujian Bedah Dasar Nasional (OSCE): dilaksanakan pada akhir Tahap Bedah Dasar (awal Semester IV)
5. Ujian Kognitif Nasional: dilaksanakan pada masa posting Tahap Bedah Lanjut awal semester V.
6. Ujian Profesi Nasional: dilaksanakan pada akhir Pendidikan
Ad. 2,4,5,6 diselenggarakan / dikoordinir oleh Kolegium Ilmu Bedah Indonesia
Ujian Nasional
1.
Ujian Ilmu Dasar Nasional
1. Pelaksanaan
Diadakan 2 x dalam setahun, setiap bulan Januari dan Juli
2. Persyaratan :
1. Telah menyelesaikan Perkuliahan Tahap Bedah Dasar
2. Telah lulus Ujian Ilmu Dasar (Lokal)
3. Menyerahkan buku catatan kegiatan yang telah diperiksa dan ditanda tangani oleh KPS
4. Telah melunasi iuran angota muda IKABI
3. Bentuk ujian
Ujian tulis dengan bentuk soal pilihan ganda
4. Tempat ujian
Diselenggarakan bersama-sama secara terpusat pada pertemuan ilmiah tahunan IKABI setiap bulan Juli dan
di senter pendidikan setiap bulan Januari.
5. Hasil ujian
Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang.
2.
82
Diumumkan paling lambat 1 bulan setelah ujian dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang,
ditempat yang sama atau di regional yang lain.
83
Penguji setempat yang ditunjuk oleh KPS dengan jabatan minimal (setara) lektor yang masih aktif sesuai
dengan materi ujian Penguji nasional dan penguji setempat dibuatkan SK Dekan Fakultas Kedokteran
ditempat ujian berlangsung, usulan ke dekan oleh KPS setempat.
f. Tempat ujian
Ujian Profesi Bedah Nasional diselenggarakan di senter pendidikan Ilmu Bedah dimana peserta ujian dapat
berasal dari senter pendidikan bedah lain.
g. Hasil ujian
Diumumkan langsung setelah ujian selesai dilaksanakan. Peserta yang tidak lulus dapat mengulang pada
jadwal Ujian Profesi Bedah Nasional berikutnya.
Hasil ujian dinyatakan dalam suatu formulir khusus (Berita Acara Ujian Profesi Bedah Nasional) yang
menyatakan lulus/tidak lulusnya peserta didik dan ditandatangani oleh Penguji Nasional dan KPS.
Hasil ujian dilaporkan kepada Dekan dan dipakai oleh Dekan sebagai dasar untuk menerbitkan surat tanda
lulus/ijasah Spesialis Bedah.
D.
Tata Tertib
84
4.
5.
6.
Harus mengirimkan surat ijin bila tidak dapat mengikuti kegiatan pendidikan (tidak hadir)
Diwajibkan untuk berpakaian rapi dalam mengikuti kegiatan pendidikan.
Tidak diperkenankan berbuat curang dalam ujian atau tugas-tugas akademik lainnya.
Lain-lain
Menjaga kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan serta ketenangan lingkungan pendidikan.
Penyaluran aspirasi PPDS-I harus melalui jalur yang telah ditentukan.
Tidak diperkenankan membawa senjata api dan senjata tajam.
Tidak diperkenankan membawa narkotika, obat-obatan terlarang, dan minuman keras.
Tidak diperkenankan merokok di tempat kegiatan pendidikan (termasuk di kamar jaga , daerah kamar operasi dan
termasuk di RS Jejaring).
6. Menghindari pornografi.
E.
Jenis pelanggaran
Tidak hadir (absen) karena sakit
Sangsi Administratif
Surat harus sampai di sekretariat
KPS paling lambat hari ke-3 sakit.
Absen sakit >4 hari : Perpanjang
stase 1 bulan.
85
Teguran Lisan.
1.Laporan Jaga
2.Journal Reading
3.Seminar
Terlambat 1 jam:
Dengan alasan jelas
Teguran Lisan
Terlambat 1 jam:
Tanpa alasan
86
Laporan Jaga :
Terlambat 2 jam
Teguran Lisan
Teguran Lisan.
Teguran Lisan
3.
a.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Materi Pendidikan
Diskusi Pengetahuan Dasar & IBS lanjut
Journal Reading
Kegiatan Malam Klinik
Visite Besar dan Bedside Teaching
Visite Ruangan
Dokter Jaga
Joint Conference
Simposium: - Pembicara
- Peserta
Prosedur Diagnostik
Konferensi Praoperasi
Operasi: - Asisten II
Bobot
SKS
12,0
2,0
4,0
9,0
9,0
4,0
0,75
2,0
4,0
0,75
6,75
16,20
Semester
I-VI
I-VIII
I-VI
I-X
I-X
I-VIII
III-XI
V-XI
I-XI
III-XI
I-XI
I-VI
87
No
Materi Pendidikan
- Asisten I
- Operator
Konferensi Pascaoperasi
Kegiatan Kursus
Penulisan Refarat
Laporan Kasus
Laporan Kasus Kematian
Stase Lokal:
1. Bedah, 24 bulan
2. Neurologi, 6 bulan
3. Patologi, 1 bulan
4. Radiologi, 1 bulan
5. NICU, 1 bulan
Stase Luar Negeri, per minggu
Aktivitas Pendidikan RS Luar RSHS
Tesis
12
13
14
15
16
17
18
19
b.
Materi Pendidikan
Journal Reading
Visite Ruangan
Dokter Jaga
Joint Conference
Simposium: - Pembicara
9
10
11
12
13
14
15
Prosedur Diagnostik
Konferensi Praoperasi
Operasi: - Asisten II
Konferensi Pascaoperasi
Kegiatan Kursus
Penulisan Refarat
Laporan Kasus
16
17
Stase/rotasi Lokal:
1. Bedah, 24 bulan
4. Radiologi, 1 bulan
Bobot
SKS
9,72
1,08
6,75
2,0
2,0
2,0
2,0
33,5
8,4
1,4
1,4
1,4
2,0
1,5
6,0
Semester
III-VII
VI-XI
I-XI
III-X
III-X
I-X
I-X
II-VI
II-VI
II-VI
II-VI
II-VI
VII-XI
I-VIII
X
88
c.
1.
6.
Diskusi Pengetahuan Dasar Ilmu Bedah Saraf Dan Bedah Saraf Lanjut
Neuro anatomi, Neuro fisiologi, Neuro histologi/patologi, Neuro kimia, Pengetahuan teori klinik umum ilmu bedah
saraf lanjut, Neuro diagnostik, Pemeriksaan klinik neurologik, Pengetahuan teori klinik khusus ilmu, Bedah Saraf,
dan Teknik tindakan.
Pengetahuan Teori Klinik Khusus Dan Penerapan Teknologi Ilmu Bedah Saraf
Ilmu bedah elektif A, Ilmu bedah darurat A, Ilmu bedah elektif B, Ilmu bedah darurat B, Diagnostik.
Penggunaan alat diagnostik, Terapi medik, Konferensi pre dan pascaoperasi, Tindakan operatif/nonoperatif.
Pengembangan Kemampuan Tanggung Jawab
Dokter bedah saraf, Dokter jaga I dan bangsal, Dokter jaga II dan bangsal, Visite besar dan bedside teaching,
Visite ruangan, Aktivitas pendidikan Rumah Sakit luar RSHS.
Stase Lokal Dan Luar Negeri
Stase/rotasi pada Bagian Bedah, Neurologi, Patologi, Radiologi, NICU, dan Aktivitas stase luar negeri.
Pengembangan Ilmu Keahlian Bedah Saraf
Journal reading, Kegiatan malam klinik, Joint conference, Simposium nasional dan internasional, Kegiatan
kursus, Penulisan refarat, Penulisan laporan kasus, Laporan kasus kematian, Memperdalam ilmu bedah saraf ke
luar negeri, Mengembangkan kerjasama antar bagian di Indonesia, Asean, dan Asia.
Tesis
4.
2.
3.
4.
5.
2.
89
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
90
Fraktur dan dislokasi tulang cervikal atas (oksiput, atlas dan aksis)
3.
4.
5.
3.
4.
5.
Kaki diabetes
6.
7.
8.
9.
10.
Spondilitis (supuratif-granulomatosa)
11.
12.
13.
14.
3.
Cedera Ligamen
4.
5.
6.
7.
Fraktur stress/fatigue
3.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Amputasi radikal
Prosedur penyelematan tungkai
B. Orthopaedi Pediatrik
91
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
3.
4.
Osteoporosis
5.
6.
D. Metabolik Endokrin
Metabolik
1.
2.
Gout, pseudogout
3.
Arthropati Hemofilia
E. Tulang Belakang
1.
2.
3.
F. Ekstremitas Atas
1.
Penyakit sendi degeneratif (arthritis sensi sternoclav, osteoarthritis
sendi AC, osteoarthritis glenohumeral, rotator cuff/subacromial bursaimpingment syndrome, frozen shoulder-calcific tendinitis-brceps
tendinitis)
2.
Ganguan neurologis
a. Sindroma jepitan pada ekstremitas atas
92
3.
4.
b. Traumatik
c. Cedera pleksus brakialis
Anomali kongenital
5.
6.
Replantasi
7.
Transfer tendon
8.
2.
3.
Arthrodesis
4.
5.
6.
Arthroskopik debridemen
7.
Arthroskopik rekonstruksi
8.
Arthroplasti
9.
10.
Arthrodesis
11.
12.
13.
Bone lengthening
14.
15.
Fasciitis plantaris
16.
17
18
Arthtotomy ankle
19
20
21
H. Rehabilitasi Medik
1
Rehabilitasi Peri operatif
2
3
Terapi fisik
Orthotic-prosthetic di orthopaedi
Professional behavior :
- Assesting patient
93
5.
Sandi
1.
C21F.101
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
C21F.102
C21F.103
C21F.104
C21F.105
C21F.106
C21F.107
C21F.314
C21F.316
C21F.320
C21F.322
C21F.323
C21F.324
C21F.325
C21F.330
C21F.332
C21F.502
C21F.518
C21F.527
C21F.530
C21F.531
C21F.532
C21F.533
SKS
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
Sandi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
C21F.209
C21F.210
C21F.211
C21F.212
C21F.213
C21F.215
C21F.217
C21F.219
C21F.408
C21F.421
C21F.426
C21F.428
C21F.429
SKS
2
2
1
2
2
2
2
3
2
3
2
1
3
94
No.
Sandi
14.
15.
16.
17.
18.
19.
C21F.430
C21F.433
C21F.632
C21F.633
C21F.634
C21F.635
SKS
2
1
2
1
4
6
Pokok Bahasan
C21F.101 Visum et Repertum dan Perundang-undangan yang berhubungan dengan Ilmu Kedokteran
Forensik
Visum et Repertum jenazah; Perundang-undangan KUHP & KUHAP; UU Kesehatan; UU Praktek
Kedokteran; UU Rumah Sakit; Instruksi Kapolri No. Ins/E/20/XI/75; LN No. 350 tahun 1937; PP No. 18
tahun 1981; PP No. 10 tahun 1966;
Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008;
Permenkes No.290/Menkes/Per/III/2008; Death Certificate
C21F.102
C21F.103
C21F.104
C21F.105
C21F.106
C21F.107
C21F.209
C21F.210
C21F.211
C21F.212
C21F.213
C21F.215
C21F.217
95
C21F.219
C21F.314
C21F.316
C21F.320
C21F.322
C21F.323
C21F.324
C21F.325
C21F.330
C21F.332
C21F.408
C21F.421
C21F.426
C21F.428
C21F.429
C21F.430
C21F.433
C21F.502
C21F.518
C21F.527
C21F.530
C21F.531
C21F.532
C21F.533
C21F.632
C21F.633
96
C21F.634
C21F.635
6.
KURIKULUM PEMBELAJARAN
A. Struktur dan Daftar Materi Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
B.
Semester / SKS
Materi Pendidikan
/ Kegiatan
Akademik
No
Jml
1
10.0
10.0
1.0
1.0
3.5
2.5
6.0
1.0
3.0
6.5
6.5
6.0
5.0
7.0
8.0
4.0
2.5
23.0
4.0
1.5
1.0
11.0
1.5
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
10.5
14.5
16.5
14.0
1.5
1.0
1.0
1.0
13.0
1.0
1.0
1.0
8.5
Semester 1 (Kualifikasi)
No.
1.
2.
SKS
0.5
0.5
1.0
1.0
1.0
3.0
3.0
1.0
11.0
Semester 2 (Tahap 1)
No.
1.
2.
3.
4.
SKS
0.5
0.5
1.0
0.5
1.0
0.5
0.5
4.0
1.0
1.0
10.5
30.5
7.5
9.0
0.5
3.0
1.0
1.0
1.0
11.0
1.5
7.0
5.0
3.0
99
97
Semester 3 (Tahap 1)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
SKS
0.5
0.5
0.5
1.0
0.5
0.5
1.0
1.0
4.0
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
14.5
Semester 4 (Tahap 2)
No.
1.
2.
3.
4.
SKS
1.0
2.0
0.5
2.0
1.0
1.0
6.0
1.0
1.0
1.0
16.5
Semester 5 (Tahap 2)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
SKS
1.0
2.5
0.5
0.5
0.5
0.5
1.0
1.0
1.5
0.5
0.5
0.5
1.0
1.5
1.0
14.0
Semester 6 (Tahap 3)
No.
1.
SKS
0.5
0.5
0.5
98
0.5
0.5
0.5
1.0
1.0
1.0
0.5
0.5
0.5
1.0
1.5
1.0
1.0
1.0
13.0
Semester 7 (Tahap 3)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
SKS
1.0
3.0
1.0
1.0
1.0
1.5
8.5
Semester 8 (Tahap 3)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
SKS
1.0
0.5
1.0
1.0
7.5
11.0
99
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Endokrinologi
Gastro-hepatologi
Hematologi-Onkologi
Kardiologi
Nefrologi
Neonatologi
Neuropediatri
Nutrisi dan Metabolisme
Infeksi dan Penyakit Tropik
Respirologi
Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial
Setelah lulus tahap yunior, peserta PPDS-1 IKA mendapat sertifikat kompetensiyunior.
Tahap Madya
Setelah lulus tahap yunior, peserta PPDS-1 IKA melanjutkanke tahap madya (semester 57). PPDS-1 IKA yang
bersangkutan menjalani pendidikan masing-masing selama 6 minggu di divisi sebagai berikut:
1. Alergi-Imunologi
2. Endokrinologi
3. Gastro-hepatologi
4. Gawat Darurat Pediatri
5. Hematologi-Onkologi
6. Kardiologi
7. Nefrologi
8. Neonatologi
9. Neuropediatri
10. Nutrisi dan Metabolisme
11. Penyakit Infeksi dan Tropik
12. Respirologi
13. Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial
Setelah lulus tahap madya, peserta PPDS-1 IKA mendapat sertifikat kompetensi madya.
Tahap Senior
Setelah lulus tahap madya, pada awal semester ke-8, peserta PPDS-1 IKA memasuki tahap senior, serta menjalani
pendidikan di:
1. PICU (pediatric intensive care unit) selama 6 minggu
2. NICU (neonatal intensive care unit)selama 6 minggu
3. Poliklinik Anak selama 6 minggu
4. RS Jejaring di RSUD Ujung Berung, RSUD Cibabat, RSUD Majalaya, RSKIA Astananyar, RSUD Soreang, dan
RSUD Waled masing-masing selama 4 minggu.
Tabel 2.1 Materi dan Tahap Pembelajaran serta Bobot SKS Materi Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak
Tahap
Semester
Materi Pembelajaran
Bobot SKS
Kualifikasi
1
MKU/MKK
6
Yunior
14
MPK yunior
18
MPA-2 yunior
10
Madya
57
MPK madya
18
MPA-2 madya
6
Senior
8
PICU-NICU
6
Tugas mandiri Poliklinik Anak dan RS
Jejaring
Total Bobot SKS
64
100
Struktur pendidikan yang meliputi pendidikan program Magister dan dokter spesialis anak dapat dilihat pada skema di
bawah ini:
Program Magister
(luar jam kerja)
Program
Profesi
(jam
kerja)
S
I
SI
S II
MDU
MDK
S
III
S
III
S
IV
S III
Usulan
penelitian
S
IVV
S
VI
MKU/MKK
(bagian program Magister dalam jam kerja)
Rotasi
12divisi
Rotasi
13 divisi
Kualifikasi
Yunior
Madya
S
VII
P
I
C
U
TESIS
S
VIII
N P
I O
C L
U I
Senior
R
S
D
Gambar 1. Struktur Pendidikan Program Magister dan Dokter Spesialis Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran
2.1.1 Proses Pembelajaran Program Magister
MPA-1
Penulisan Tugas Khusus (sari pustaka), usulan penelitian, dan penulisan tesis dilaksanakan melalui
tutorial/bimbingan, pemberian tugas dan monitoring.Untuk mempercepat proses pengajuan usulan penelitian,
maka dilaksanakan program mentoring.
Program mentoring untuk pembuatan usulan penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus masing-masing 2 kali
pertemuan. Dua orang mentor merupakan staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak yang bertindak sebagai
pembimbing penelitian, sedangkan 2 mentor yang lain adalah staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Pada setiap
pertemuan, Mentor akan memberikan masukan dan penilaian performance peserta didik, serta mencatat hasil
kemajuan studi mahasiswa tersebut untuk dijadikan dasar kelayakan usulan penelitian. Selain itu Mentor
menandatangani buku Log mahasiswa.
2.1.2
Proses Pembelajaran Pendidikan Dokter Spesialis Anak
Pendidikan profesi dokter spesialis mempunyai karakteristik education, exposure, and experience yang akan
mengantarkan peserta didik untuk mencapai tingkat expertise, evidence-based practice, and excellence.
Tujuan utama pendidikan dokter spesialis adalah memberi kesempatan yang cukup untuk memperoleh pengalaman
klinik (clinical exposure), agar yang bersangkutan memperoleh pengalaman penting yang diperlukan, sehingga dapat
memberikan pelayanan kesehatan dengan standar yang tinggi sesuai dengan bidang keahliannya.
Beberapa komponen proses pembelajaran profesi dokter spesialis anak adalah sebagai berikut:
1.
Magang (apprenticeship)
Merupakan proses penerapan keprofesian dari ilmu yang telah didapat. Metode pembelajaran berupa
demonstrasi, bedside teaching, analisis kasus, tatap muka terjadwal dan tidak terjadwal, dan pemberian tugas
2.
Aktivitas pendidikan terstruktur, yaitu:
Bacaan jurnal (12 kalimasing-masing untuk tingkat yunior dan madya)
Sari pustaka (2 kali presentasi wajibdi tingkat madya, bila ada tambahan sesuai kebijakan divisi)
Presentasi kasus (1 kali EvidencedBased Case Report, 1 kaliLongitudinal Case ditingkat madya, bila ada
tambahan sesuai kebijakan divisi)
Presentasi kasus kematian/clinicopathological conference (tahap madya atau senior), bergantung pada
tempat perawatan pasien meninggal
Presentasi ilmiah di luar institusi (1 kali tingkat madya/senior diajukan pada PIT IDAI atau KONIKA)
Proses pembelajaran berupa telaah kritis, tutorial, analisis kasus, pengelolaan informasi, dan konsultasi
3.
e-learning mempergunakan sumber online
4.
Mengembangkan keterampilan dengan mengikuti pelatihan praktik dan prosedur pediatri melalui berbagai
aktifitas lokakarya dan pelatihan. Pelatihan prosedur pediatri ini sudah dimulai saat peserta didik berada pada
semester I. Diktum klasik yang sudah lama dikenal yaitu memerhatikan, mengerjakan, dan mengajarkan (see, do,
and teach dictum) merupakan metode penting untuk memperoleh keterampilan praktik klinik dan prosedur medik
5.
Mendidik mahasiswa kedokteran tingkat profesi (Program Studi Pendidikan Dokter/PSPD)
2.2. KURIKULUM (STRUKTUR MATA KULIAH)
Agar peserta PPDS-1 IKA dapat menjalani semua yang dipersyaratkan di dalam kurikulum pendidikan dengan baik,
diperlukan pemahaman mengenai komponen-komponen berikut ini.
101
102
2.
2.1.3
Struktur dan Penyelenggaraan Pendidikan
Yang dimaksud dengan struktur kurikulum yaitu bagaimana isi/materi pengajaran diorganisasikan dan bagaimana
jadwal pembelajaran akan dilaksanakan.
Penyelenggaraanpendidikan dilaksanakanberdasarkan ketentuan yang berlaku yaitu:
Program Magister
Program ini diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dalam hal ini
Program Pendidikan Combined Degree (PPCD) bekerja sama dengan Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Program inidiikuti PPDS pada semester ke -4 atau 5, bersifat opsional, Saat ini program ini menginduk kepada
Program Magister Ilmu Kedokteran Dasar Fakultas`Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Tempat pendidikan : Gedung Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran JI. Eyckman No.
38, Bandung.
Waktu pendidikan
: Disesuaikan dengan jadwal dari Program Pascasarjana, kecuali untuk MKK
diselenggarakan pada jam kerja di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin
Gelar akademik
: Magister Kesehatan (MKes)
Materi dan tahap pembelajaran, serta bobot SKS dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Materi dan Tahap Pembelajaran serta Bobot SKS Materi Program Magister
Materi
Semester
Waktu dan Tempat
MDU
12
sesuai jadwal PPCD
MDK
2
sesuai jadwal PPCD
MKU DAN MKK
1
DIKA, pada jam kerja
MPA-1
3
sesuai jadwal PPCD
Total Bobot SKS
Bobot SKS
11
12
14
11
48
103
Uji klinis
Metaanalisis
Besar sampel
Pemilihan uji hipotesis
Masalah etika penelitian
Penulisan hasil penelitian dan rujukan
Penelusuran artikel
Telaah kritis literatur
Review sistematik
104
Prognosis
Harm
Clinical guidelines
Meta-analysis
Health technology assessment
Clinical decision making
Cost-benefit analysis
KBBdan clinical governance
KBB dan clinical audit
105
106
Sistem komplemen
Imunologi dasar II
Respons imun
Imunitas humoral
Imunitas selular
Sistem Fagosit
Imumnologi Klinis I
Reaksi hipersensitivitas
Anafilaksis-anafilaktoid
Uji tusuk kulit
Alergi makanan
Imunologi klinis II
Urtikaria-angioedema
Dermatitis atopi
Rinitis alergi
Alergi obat
AIDS pada anak
Imunologi klinis III
Artritis reumatoid juvenilis
Lupus eritematosus sistemik
Purpura Henoch-Schoenlein
Imunitas dan imunopatologi
Autoimunitas
Imunomodulasi
Terapi medikamentosa dan imunoterapi
Endokrinologi Anak
Pengantar endokrinologi anak
Fisiologi, anatomi, biokimia
Mekanisme kerja
Regulasi hormon
Manifestasi kelainan endokrin
Evaluasi anak dan remaja dengan kemungkinan penyakit endokrin
Peranan sistem endokrin dalam tumbuh kembang anak
Pertumbuhan (linear)
Pengukuran pertumbuhan
Pertumbuhan abnormal:
Short stature (perawakan pendek)
Tall stature (perawakan tinggi)
Obesitas: aspek endokrin
Etiologi-patogenesis
Diagnosis
Pengelolaan
Gangguan metabolisme vasopresin
Fisiologi vasopresin normal
Diabetes insipidus:
Sentral
Nefrogenik
SIADH
Gangguan kelenjar tiroid
Fisiologi dan anatomi tiroid normal
Goiter
Hipotiroidisme
Neonatal/bawaan
Dapatan
Hipertiroidisme
Diabetes melitus
Tipe 1
Tipe 2
DKA (diabetes ketoasidosis)
Hipoglikemia
Metabolisme karbohidrat normal
Hipoglikemia neonatal
Hipoglikemia pada anak di luar periode neonatal
-
107
108
Kolelitiasis
Kolesistitis
Hepatitis akut
Hepatitis virus hepatotropik A-C
Hepatitis virus non A-C
Hepatitis non virus (karena obat, bakteri, parasit)
Hepatitis kronik
Hepatitis virus hepatotropik B-C
Hepatitis karena kelainan metabolik
Glycogen storage disease
Sindrom Alagille
Defisiensi alfa 1 antitripsin
Galaktosemia
Penyakit Wilson
Hepatitis Otoimun
Tumor hati
Hepatoblastoma
Karsinoma hepatoselular
Kelainan hati akibat obat
Parasetamol
Sitostatika
Tuberkulostatika
Antikonvulsan
Sirosis Hepatis dan hipertensi portal
Sirosis hati
Hipertensi portal karena sirosis
Hipertensi portal karena kelainan ekstrahepatik
Asites refrakter karena sirosis hati
Gagal hati fulminan
Transplantasi hati
109
Anemia aplastik
Etiologi anemia aplastik
Patofisiologi
Diagnosis anamnesis secara rinci
Talasemia
Patogenesis talasemia alfa dan beta
Pewarisan talasemia alfa dan beta
Epidemiologi talasemia
Diagnosis
Tatalaksana penderita talasemia beta
Hemosiderosis dan hemokromatosis
Tatalaksana hemosiderosis
Indikasi splenektomi
Komplikasi penderita talasemia beta mayor
Indikasi tranplantasi sumsum tulang
Dampak biopsikososial
Konsultasi genetika
Pengendalian talasemia beta
Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP)
Definisi ITP akut dan kronis
Etiologi
Patogenesis
Diagnosis
Tatalaksana
Komplikasi dan tatalaksananya
Indikasi splenektomi
Amegakaryocytic thrombocytopenic purpura (ATP)
Definisi
Diagnosis
Tatalaksana
Trombopatia
Definisi
Perbedaan trombopatia bawaan dengan didapat
Jenis-jenis trombopatia bawaan
Jenis-jenis trombopatia didapat
Diagnosis trombopatia
Penetapan rujukan
Hemofilia
Etiologi dan epidemiologi
Diagnosis
Tatalaksana
Persiapan pasien yang memerlukan tindakan operasi
Pengobatan rumatan
Indikasi rujukan
Konsultasi genetika
Dampak psikososial
Penyakit von Willebrand
Etiologi dan epidemiologi
Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium
Tatalaksana
Persiapan pasien yang memerlukan tindakan operasi
Indikasi rujukan
Konsultasi genetika
Dampak psikososial
Defisiensi vitamin K
Etiologi
Patogenessis perdarahan akibat defisiensi vitamin K
Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan hasil laboratorium
Komplikasi
Efek samping pengobatan
Kelainan pembuluh darah
Jenis-jenis kelainan pembuluh darah
Diagnosis
Tatalaksana
110
Leukemia
Definisi
Etiologi dan epidemiologi
Patogenessis dan gejala-gejala leukemia
Klasifikasi leukemia
Diagnosis
Pengobatan penunjang suportif
Rujukan
Jenis-jenis regimen pengobatan leukemia
Pengobatan atas petunjuk rujukan
Komplikasi dan pengobatan
Konsultasi dampak
Preparat apus darah tepi leukemia
Aspirasi sumsum tulang
Tumor ganas padat
Jenis tumor ganas padat
Epidemiologi
Diagnosis
Gejala klinis dan hasil laboratorium
Rujukan pada saat yang tepat
Kerjasama dengan disiplin ilmu lain yang terkait
Penyuluhan masalah penyakit kepada orangtua
Transplantasi sumsum tulang
Indikasi
Rujukan atas petunjuk konsultasi
Transfusi darah
Indikasi transfusi darah
Persiapan dosis dan macam transfusi darah
Tatalaksana transfusi darah yang tepat
Pencegahan dan penanganan terhadap penyakit yang timbul
Kardiologi Anak
Pendahuluan
Anatomi jantung normal
Fisiologi jantung normal
Embriologi jantung normal
Penyakit jantung bawaan
- Defek septum atrium
- Defek septum ventrikel
- Duktus arteriosus persisten
- Stenosis pulmonal
- Hipoplasia jantung kiri
- Stenosis aorta
- Koarktasio aorta
- Tetralogi Fallot
- Atresia pulmonal
- Double outlet right ventricle
- Transposisi arteri besar
- Atresia trikuspid
- Anomali drainase vena pulmonalis
- Dekstrokardia
Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik
Penyakit jantung didapat nonreumatik
- Infeksi
Endokarditis
Miokarditis
Perikarditis
Efusi perikardium
Penyakit Kawasaki
Penyakit Takayasu
- Noninfeksi
Kelainan kardiovaskular pada glomerulonefritis
Kelainan kardiovaskular pada hipertensi
-
111
112
113
114
3,764,00
A
ANGKA MUTU
HURUF MUTU
3,513,75
A(-)
3,764,00
A
3,263,50
B(+)
3,003,25
B
3,003,75
B
14. Usulan penelitian harus dilakukan paling lambat pada akhir semester ke-4 program pendidikan Magister.
Tabel 3.1
Tabel 3.2
3.1.3
Penilaian Program Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Anak
Tata Cara Pelaksanaan PenilaianPeserta PPDS-1 IKA
Dalam rangka memperoleh kompetensi dokter spesialis anak, peserta PDS-1 IKA melakukan kegiatan pembelajaran
yang merupakan gabungan proses pelayanan, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Jenis kegiatan tersebut meliputi:
- Pemeriksaan pasien termasuk tatalaksana pasien (bed side)
- Acara ilmiah, meliputi:
1. Laporan kasus
2. Sari pustaka
3. Bacaan jurnal
4. Tugas baca
5. Laporan kasus longitudinal
6. Evidence based case report (EBCR)
7. Laporan kematian (audit morbiditas dan mortalitas)
Dengan memperhatikan tingkat kompetensi dari area kompetensi yang harus dicapai sesuai dengan tahap pendidikan
peserta PPDS-1 (yunior/madya) penilaian di divisi berupa:
Presentasi pada saat ronde divisi dan ronde besar
Bacaan jurnal
Analisis kasus
Sari pustaka
Audit morbiditas dan mortalitas
Pengamatan langsung keterampilan melakukan prosedur medis pada anak (DOPS: direct observation procedural
skill assesment)
MINI-CEX
Script corcodance test (SCT)
Ujian lisan atau tertulis (modifikasi esai atau pilihan berganda) dilaksanakan pada awal dan akhir magang di divisi
Penilaian buku log
Portofolio
Pemberian angka, nilai mutu, markah, dan interpretasi setiap penilaian di divisi adalah sebagai berikut:
Bentuk asesmen peserta PPDS-1 IKA
Untuk penilaian dan evaluasi kemajuan hasil belajar peserta PPDS-1 IKA digunakan beberapa metode asesmen
(sesuai aturan kolegium IKA Indonesia), meliputi:
Case based discussion (CBD)
Mini clinical examination (Mini CEX) dilaksanakan di tiap divisi
Direct observational procedures(DOPS)
Mini peer assesment tools (Mini PAT)
Objective clinical structured evaluation (OSCE)
Essay
Multiple choice question (MCQ)
Buku Log
115
Penilaian di Divisi
Nilai Akhir (NA)
80NA100
68NA<80
56NA<68
45NA<56
NA<45
Huruf Mutu
A
B
C
D
E
Setelah berhasil melewati setiap tahap dalam program pendidikan (yunior, madya, dan senior), kepada peserta
didik akan diberikan sertifikat kompetensi.
CbD (Case-based Discussion)
Case-based Discussionadalah suatu metode untuk menilai kemampuan klinik peserta PPDS-1dalam hal pengambilan
keputusan klinik, dan aplikasi/penggunaan pengetahuan medik dalam mengelola pasien, dan hanya memerlukan
waktu 20 menit untuk dapat mengevaluasi kemampuan peserta PPDS-1 dan sekaligus memberikan umpan balik pada
kasus tersebut.
Mini-CEX (MiniClinical Examination)
Mini-CEX adalah penilaian kemampuan klinis peserta PPDS-1 pada saat berhadapan dengan pasien, dan hanya perlu
1520 menit untuk dapat menilik interaksi peserta PPDS-1 dengan pasien, kemudian diikuti umpan balik 510 menit.
Dari berbagai pemakaian, Mini-CEX telah dibuktikan merupakan alat yang valid dan dapat dipercaya untuk mengukur
kemampuan klinik peserta PPDS-1.
DOPS (Direct Observation of Procedural Skill)
Direct Observation of Procedural Skilladalah penilaian kemampuan klinik peserta PPDS-1 dalam melakukan suatu
tindakan medik pada pasien, dan hanya memerlukan waktu 1520 menit untuk dapat mengevaluasi kemampuan
peserta PPDS-1 dalam melakukan tindak medis secara keseluruhan, dan kemudian diikuti oleh umpan balik selama 5
menit. DOPStelah terbukti merupakan alat yang valid untuk dapat mengukur kemampuan peserta PPDS-1 dalam
melakukan tindak medis.
Mini-PAT (MiniPeer Assessment Tool)
Mini-PAT adalah suatu metode untuk menilai prestasi klinik peserta PPDS-1, ditujukan untuk menilai prestasi peserta
PPDS-1 dalam mengelola pasien yang didasarkan pada kemampuan peserta PPDS-1 secara rutin dalam menangani
pasien, dan hanya memerlukan waktu 10 menit untuk dapat mengevaluasi kemampuan peserta PPDS-1.
4.1 Pedoman Ujian
4.1.1. Ujian OSCE (Objective Structure of Clinical Examinaton)
Setiap peserta PPDS-1 IKA harus mengikuti ujian OSCE sebanyak 3 kali (1 kali tingkat yunior, 1 kali tingkat madya,
dan 1 kali tingkat senior).Ujian OSCE diadakan secara periodik setahun dua kali pada bulan April dan Oktober.
Kelulusan ujian OSCE pada semua tahap pendidikan merupakan salah satu prasyarat untuk mengikuti ujian
komprehensif lokal yang diselenggarakan sebelum mengikuti ujian evaluasi nasional yang diselenggarakan kolegium
IKA Indonesia.
4.1.2 Ujian tertulis
Ujian tertulis berupa essay atau MCQ merupakan evaluasi tambahan yang bersifat fakultatif.
4.1.3 Ujian MCQ Nasional
Ujian MCQ nasional dilaksanakan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia dan kelulusannya merupakan salah
satu prasyarat untuk mengikuti ujian komprehensif lokal sebelum mengikuti ujian evaluasi nasional yang
diselenggarakan kolegium IKA Indonesia.
4.1.4.Ujian Komprehensif Lokal
Ujian ini merupakan prasyarat untuk mengikuti ujian nasional (evaluasi nasional),dilaksanakan setelah peserta PPDS-1
IKA lulus di semua divisi,lulus ujian OSCE, lulus tugas akhir dan atau ujian tesis, menyerahkan artikel ilmiah dan sudah
disetujui oleh editor jurnal ilmiah yang terakreditasi untuk dipublikasikan, serta tidak ada tunggakan pinjaman buku
perpustakaan.
116
a.
Bentuk Ujian
Ujian terdiri dari kasus panjang (long case) dan kasus pendek (short case). Ujian kasus panjang berbentuk
evidence based practice, sedangkan kasus pendek berbentuk Mini-CEX atau disesuaikan dengan metodeevaluasi
nasional.
b.
c.
Tatacara Ujian
Mengacu kepada peraturan yang telah ditentukan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.
Kasus panjang
Satu kasus diberikan kepada setiap kandidat 7 hari sebelum penyelenggaraan ujian untuk ditatalaksana dan
dibuat makalah kasus panjang
Format kasus panjang terdiri atas identitas pasien, ilustrasi kasus, dan diskusi tanpa disertai daftar pustaka
Kandidat mempresentasikan kasusnya selama 1520 menit dengan memakai alat bantu dengar pandang
Setelah kandidat selesai mempresentasikan kasus, tim penguji dapat memeriksa/melihat kasus yang
dipresentasikan
Masing-masing penguji mendapat waktu 10 menit untuk mengajukan pertanyaan secara bergilir
Pertanyaan yang diajukan oleh seorang penguji juga dinilai jawabannya oleh penguji-penguji lain
Apabila penguji merasa pertanyaan yang diajukan penguji sebelumnya sudah dirasakan cukup, maka penguji
bersangkutan boleh tidak mengajukan pertanyaan lagi
Proporsi pertanyaan sebagai berikut: 40% mengenai kasus dan 60% mengenai ilmu kesehatan anak secara
keseluruhan
Kasus pendek
Kasus disiapkan oleh panitia penyelenggara, sesaat sebelum penyelenggaraan ujian
Kandidat dan penguji tidak mengetahui kasus sebelumnya
Kandidat dan penguji diberi keterangan pendek tertulis mengenai pasien sebagai berikut: nama, umur,
anamnesis singkat, dan lain-lain
Kandidat mengambil anamnesis, memeriksa pasien, dan kemudian mempresentasikan. Kandidat memakai
alat-alat kedokteran yang disediakan (stetoskop, termometer, tensimeter, dan lain-lain). Seluruhnya dilakukan
dalam waktu 15 menit
Pada waktu kandidat melakukan amanesis dan memeriksa pasien, para penguji mengamati dan menilai
kandidat
Setelah kandidat mempresentasikan pasien, dilakukan diskusi umum yang dipimpin oleh Ketua Tim Penguji
Masing-masing penguji mendapat waktu 5 menit untuk mengajukan pertanyaan/diskusi dengan kandidat.
Penilaian dilakukan dengan memakai pola Mini-CEX
Pertanyaan yang diajukan oleh seorang penguji juga dinilai jawabannya oleh penguji lain
Apabila penguji selanjutnya merasa pertanyaan yang diajukan penguji sebelumnya sudah dirasakan cukup,
maka penguji bersangkutan boleh tidak mengajukan pertanyaan lagi
4.1.5 Evaluasi Nasional
Diselenggarakan secara nasional sesuai jadwal yang ditetapkan Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.Setelah
dinyatakan lulus ujian Evaluasi Nasional (EN) yang bersangkutan berhak memperoleh gelar dokter spesialis anak.
Batas waktu pendidikan
Batas waktu masa studi PPDS-1 IKA adalah 1 x masa studi (8 semester), yaitu 12 semester.
5.1 Tata Tertib
5.1.1 Sanksi akademik
Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik dan atau pemutusan studi. Sanksi pemutusan studi
diusulkan atau diajukan oleh Program Studi pendidikan Spesialisasi Anak Fakultas Kedokteran UNPAD dan
diputuskan oleh Rektor UNPAD.
5.1.2 Peringatan Akademik dan Pemutusan Studi pada Program Magister
A. Peringatan Akademik pada Program Magister
Peringatan akademik beserta surat Pembantu Dekan I ditujukan kepada lembaga pengirim atau mahasiswa untuk
memberitahukan adanya kekurangan prestasi akademik mahasiswa atau pelanggaran pendidikan lainnya. Hal ini
dilakukan untuk memperingatkan mahasiswa agar tidak mengalami pemutusan studi.
Peringatan akademik pada program magister tersebut diberikan kepada:
1. Mahasiswa regular yang pada akhir semester IV belum melakukan seminar usulan penelitian.
2. Mahasiswa regular yang pada akhir semester IX belum menempuh ujian akhir lisan terbuka mempertahankan
tesis.
117
118
6.1.1
Pelanggaran Hukum
Mahasiswa yang melakukan pelanggaran hukum, baik yang berupa tindak pidana maupun penyalahgunaan obat,
narkotika, dan sejenisnya, serta penggunaan minuman keras dan sejenisnya, dan telah ditetapkan bersalah secara
hukum oleh pengadilan, akan dikenakan sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor sesuai
putusan tersebut.
6.1.2
Pelanggaran Etika Moral dan Etika Profesi
Mahasiswa melakukan pelanggaran etika moral, profesi (memeriksa pasien/klien tanpa supervisi, membuat resep,
melakukan konsultasi tanpa supervisi, membocorkan rahasia jabatan,dsb.), memalsukan tandatangan dan sejenisnya,
akan dikenakan sanksi berupa skorsing oleh Dekan sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor.
6.1.3
Pelanggaran Etika Akademik
Mahasiswa yang melakukan pelanggaran etika akademik, seperti menyontek, menjiplak (makalah, laporan, tugas
akhir, tesis, dsb.) membocorkan sejenisnya akan dikenakan sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi.
7.1 Ketentuan Pengambilan Cuti
7.1.1
Cuti Akademik
Cuti akademik sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Padjadjaran, yaitu sebanyak 1 kali yang lamanya
1 semester. Surat permohonan ditujukan kepada Rektor melalui Direktur Program Pascasarjana Universitas
Padjadjaran, selambat-lambatnya 1 minggu sebelum daftar ulang (her registrasi). Periode cuti akademik tersebut tidak
diperhitungkan dalam batas waktu maksimal program studi. Cuti akademik dapat diambil setelah mendapat izin rektor
dan selama periode cuti akademik tersebut mahasiswa dibebaskan dari SPP.
7.1.2
Cuti Sakit
Harus dibuktikan dengan surat keterangan istirahat/tidak boleh mengikuti kegiatan pendidikan dari dokter spesialis.
Bila lama sakit lebih dari lima hari dalam satu bagian yang bersangkutan harus mengulang di divisi tersebut.
7.1.3
Cuti Hamil
Cuti hamil diberikan selama tiga bulan, yaitu 1 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah melahirkan.
7.1.4 Cuti Khusus
Merupakan jenis cuti yang diberikan atas pertimbangan Kepala Departemen dengan masukan dari KPS, termasuk ke
dalam Cuti Khusus adalah menikah. Lama cuti disesuaikan dengan keperluan serta memperhitungkan aspek
pendidikan.
8.
Metode Pembelajaran
A.
Proses pendidikan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip metode ilmiah, berupa kemampuan scientific
problem solving approach dan decision making berbasis bukti.
119
P4 :artikulasi
P5 :naturalisasi
B.
Tingkat kompetensi skillspeserta PPDS-1 Bagian Penyakit Dalam FK. UNPAD/ RSUP dr. Hasan Sadikin
dibagi atas :
1. Tingkat Pemula : peserta PPDS dalam tahap melihat dan asistensi
2. Tingkat Madya : peserta PPDS mampu melakukan dengan supervisi
3. Tingkat Mandiri : peserta PPDS mampu melakukan tanpa supervisi, kecuali tindakan-tindakan khusus
(aspirasi cairan sendi, aspirasi cairan pericardial)
Kriteria tingkat kompetensi :
1. Tingkat Pemula : semester I
2. Tingkat Madya : semester II IV
3. Tingkat Mandiri : semester V - VII
Kode MK
C21J01.0001
C21J01.0019
C21J01.0002
C21J01.0003
Nama
SKS
6
7
4
2
Sem
I
I-II
VII
II V
Umum (Junior)
Jaga A
Supervisi Divisi Umum dan Rumah Sakit Jejaring
Endokrinologi-Metabolisme
C21J01.0004
Gastroentero-Hepatologi
II V
6
7
C21J01.0005
II V
C21J01.0006
II V
C21J01.0007
II V
C21J01.0008
Kardiovaskular
II V
10
C21J01.0009
Respirologi
II V
11
C21J01.0010
Reumatologi
II V
12
C21J01.0011
Geriatri
II V
13
C21J01.0034
II V
14
C21J01.0017
II V
15
C21J01.0026
Pembimbing ko-ass
1.5
II-VII
16
C21J01.0028
Referat (3)
II-IV
17
C21J01.0029
II-IV
18
C21J01.0030
II-VI
19
C21J01.0020
Jaga B
III-VI
20
C21J01.0014
Emergensi
VI
21
C21J01.0018
VI
22
C21J01.0021
0.5
V-VII
23
C21J01.0022
0.5
V-VII
24
C21J01.0023
0.5
V-VII
25
C21J01.0024
Bagian Bedah
0.5
V-VII
26
C21J01.0025
Bagian Neurologi
0.5
V-VII
27
C21J01.0033
Tesis
VII
28
C21J01.0035
Jaga Senior
VI-VII
29
C21J01.0012
VII
30
C21J01.0013
IW / CICU
VII
31
C21J01.0031
III-VII
83
120
Untukpeserta PPDSUmumYunior
1. UjianPasien
2. Ujian Tertulis
Untukpeserta PPDSUmumsenior
: MempersiapkandiriuntukUjianNasional
Penilaian divisi Umum
Nilai ruangan
: 40 %
Nilai jaga
: 10 %
Nilai modul
: 10 %
Presentasi kasus
Referat
Ujian untuk kenaikan tingkat jaga
Kognitif:Ujian tertulis dengan materi wajib dan Kasus-Kasus Khusus, Penanganan kasus harian (visite, BST)
Psikomotor: Penilaian kegiatan harian (BST, penanganan kasus pasien saat visite bersama), nilai Audit Lapor Jaga
oleh Auditor
Afektif : Penilaian Konsulen dan masukan dari supervisor, residen yang lebih senior dan perawat
Kegiatan Umpan Balik hasil Evaluasi kepada Peserta PPDS
Hasil evaluasi disampaikan langsung setelah peserta PPDS melakukan setiap
kegiatan dan batas paling akhir 1 bulam setelah kegiatan
Penyelenggara pendidikan akan melakukan evaluasi tentang pengaruh pemberian
umpan balik hasil evaluasi kepada peserta PPDS setiap 6 bulan
121
Kegiatan umpan balik terhadap hasil evaluasi kepada pembimbing dan fakultas
Hasil evaluasi dibahas dalam rapat staf selanjutnya disampaikan kepada pembimbimg kegiatan dan Fakultas
Hasil evaluasi diumumkan secara terbuka kepad peserta PPDS
Bukti hasil evaluasi ditindak lanjuti untuk proses perbaikan dalam rapat staf setiap 6 bulan
Umpan balik ditindak lanjuti untuk perbaikan sistem.
Peraturan sanksi peserta didik PPDS
Tahapan sanksi
Tergantung dari berat ringannya pelanggaran (ditentukan dengan pertimbangan Departemen) sanksi dapat dimulai
dengan :
Teguran lisan I
: Ringan
Skorsing
Pemutusan studi : Perlu mendapat persetujuan Senat Fakultas dan pada beberapa
hal perlu pendapat Komite Medik
Kewajiban , Pelanggaran dan Sanksi PPDS
No
1
KEWAJIBAN
Mengikuti seluruh kegiatan ilmiah:
Konferensi klinik
Visite besar
Laporan kematian
Journal reading
Referat/kasus
Konsultasi dengan supervisor
Journal reading
2X
PELANGGARAN
Teguran I
Dsb
Teguran I
Dsb
< 2X
SANKSI
< 3X
konsul terlambat
saran dari konsulen
tidak ditindak lanjuti
kelayakan konsul
Manipulasi
status/data
tidak
membuat
catatan
catatan tidak lengkap
Menghilangkan
status
Terlambat
mengisi
status
Tidak
melakukan
follow
up/tidak
lengkap
mengeevaluasi
pasien
Keterlambatan
pengisian
status
pulang
Terlambat membuat
laporan triwulan
Hamil
Praktek
Teguran I
Dsb
Teguran lisan
Teguran tertulis
122
No
KEWAJIBAN
(ditanda tangani juga oleh suami)
PELANGGARAN
SANKSI
Mengulang di Divisi
tersebut
PERINGATAN AKADEMIK
Peringatan akademik diberikan apabila :
Pada setiap semester yaitu pada setiap kegiatan di divisi dengan nilai < 70
Kelalaian Administratif,
Bila peserta didik tidak aktif dan tidak melakukan registrasi ulang selama 2 semester berturut turut
Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 (dua) minggu tanpa alasan yang dapat
diterima dan tidak mengindahkan surat teguran ke-3 yang dikirim oleh Ketua Program Studi
Pelayanan Hukum,
Pemutusan pendidikan dilaksanakan apabila telah ada keputusan hukum yang tetap dan yang bersangkutan
terbukti bersalah
Kekurangan dalam pencapaian Kompetensi,
Dalam pencapaian kompetensi dapat ditempuh selambat-lambatnya apabila 1 x masa pendidikan.
Pemutusan studi dilakukan pada jenjang pertama dari pendidikan dasar atas dasar pertimbangan kebaikan
peserta didik. Namun dalam keadaan tertentu yang sangat tidak diharapkan, pemutusan studi dapat terjadi
pada jenjang diatasnya misalnya, peserta PPDS melakukan pelanggaran berat pada jenjang senior.
Pemutusan studi dilaksanakan bila peserta didik :
- Apabila akhir semester I IP < 2,75
- Apabila IPK semester II < 3
- Apabila sesudah semester 12 belum menyelesaikan pendidikan
- Apabila mahasiswa tidak aktif selama 2 semester berturut-turut atau dalam waktu berlainan tanpa ijin
rektor (cuti akademik dengan ijin rektor hanya sekali)
- Mendapat teguran dalam masalah afektif, kognitif dan psikomotor yang diputuskan oleh Komite Medik
Kondisi Khusus
1. Bagi peserta didik yang mengalami gangguan kejiwaan, seperti psikotik atau gangguan kepribadian
yang menunjukan atau berpotensi untuk menimbulkan ketidakamanan/kerugian bagi dirinya dan
pasien/masyarakat, tidak diperkenankan untuk melanjutkan proses pembelajaran. Kondisi ini harus
berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Jiwa.
2. Peserta didik diketahui sebagai pengguan NAPZA atau memiliki penyakit kejiwaan, dan lain
sejenisnya.Dengan berlakunya UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, status pengguna
narkotika bukan lagi diklasifikasikan sebagai kriminal, namun sebagai pasien yang wajib lapor diri dan
menjalani rehabilitasi, kecuali bila yang bersangkutan juga bertindak sebagai pengedar atau
sejenisnya. Yang bersangkutan harus menjalani rehabilitasi medik atau sosial di institusi yang ditunjuk
pemerintah. Namun untuk tingkat pemakaian ketergantungan, yang bersangkutan diminta untuk
mengundurkan diri sebagai peserta PPDS mengingat tingkat ketergantungan memiliki angka
kekambuhan yang tinggi. Kondisi ini harus berdasarkan keterangan dari Dokter Spesialis Kedokteran
Jiwa bagian Adiksi
123
A. METODE PEMBELAJARAN
Proses Pelaksanaan Pendidikan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran PPDS-I I.K.Mata dilakukan mengikuti kalender akademik FK UNPAD selama
minimal 8 semester dan maksimal 12 semester.
Kegiatan pembelajaran berupa:
a. Magang yaitu sistem pembelajaran berupa demonstrasi, bedside teaching, analisis kasus, tatap muka
terjadwal dan tidak terjadwal, visite dan pengelolaan pasien dengan supervisi
b. Aktivitas pendidikan terstruktur meliputi bacaan kepustakaan (journal reading), sari kepustakaan
(referat)/laporan kasus, presentasi karya ilmiah didalam dan diluar institusi pendidikan (PIT/APAO/ARVO)
Tempat pendidikan:
1. RS Pendidikan Utama : RS Mata Cicendo Bandung
2. RS Dr. Hasan Sadikin Bandung
3. RS Jejaring
Metode Pembelajaran
Proses pembelajaran terbagi atas 3 tahapan yang terdiri dari:
1. Tahap Pengayaan Dasar
2. Tahap Magang
3. Tahap Mandiri
Tahap Pengayaan Dasar
Waktu
Peserta
Target pencapaian
Kegiatan:
a. Rotasi di semua divisi dengan jadwal yang telah ditetapkan
b. Pengayaan pengetahuan dan kompetensi ketrampilan dasar pemeriksaan mata
c. Presentasi sari kepustakaan dengan tema yang telah ditentukan
Metode:
1. Mini lecture
2. Skills lab
3. Tutorial
4. Presentasi ilmiah
Penilaian tahap pengayaan:
a. Penilaian kegiatan sehari-hari
b. Penilaian presentasi ilmiah
c. Penilaian kompetensi ketrampilan dasar pemeriksaan mata
d. Penilaian diberikan dalam bentuk ujian tertulis dan observasi langsung kegiatan sehari-hari oleh dosen
pengampu menggunakan borang yang telah ditentukan
Tahap Magang
Peserta :
Peserta PPDS yang telah mendapatkan sertifikat kompetensi tahap pengayaan
Target pencapaian :
Memiliki kompetensi sesuai standar kompetensi tahap magang (terlampir)
Kegiatan :
Magang dilaksanakan di setiap subbagian, yang terdiri dari :
1. Subbagian Infeksi & Imunologi (12 minggu)
2. Subbagian Refraksi, Lensa Kontak dan Low Vision (12 minggu)
3. Subbagian Katarak dan Bedah Refraktif (24 minggu)
124
4.
5.
6.
7.
8.
9.
125
3.
Penilaian kompetensi pengetahuan dan ketrampilan di divisi masing-masing dalam bentuk ujian akhir
Tahap Mandiri
Peserta :
Tahap mandiri dilakukan oleh peserta PPDS semester akhir yang telah mendapatkan sertifikat kompetensi tahap
magang yang didapatkan setelah lulus seluruh divisi di rotasi tahap magang dan mengikuti ujian Tulis Nasional.
Target pencapaian :
Kompeten untuk melakukan tindakan dokter mata sesuai standar kompetensi (terlampir) secara mandiri dibawah
supervisi
Kegiatan:
Tahap mandiri dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat inap, kamar bedah, dan RS Jejaring
Pelaksanaan kegiatan mandiri terdiri dari kegiatan di:
1. Divisi Infeksi Imunologi
2. Divisi Refraksi, lensa kontak & low vision
3. Divisi KBR
4. Divisi Glaukoma
5. Divisi Retina
6. Divisi ROO
7. Divisi NO
8. Divisi PO & Strabismus
9. Divisi Oftalmologi Komunitas
10. Diagnostik
11. Rawat Inap
12. UGD
13. RS Jejaring
Penilaian :
1. Penilaian kegiatan harian di setiap divisi yang dilalui selama rotasi tahap mandiri
2. Penilaian pengetahuan dan kompetensi ketrampilan peserta didik tahap mandiri dilakukan oleh staf pengajar
terkait di setiap divisi yang dilalui peserta didik
3. Sebelum mengikuti ujian diagnostik nasional, peserta didik wajib mengikuti ujian komprehensif
4. Ujian komprehensif terdiri dari ujian diagnostik terstruktur, ujian kasus pendek dan ujian video operasi
5. Ujian komprehensif dilakukan secara bersamaan diikuti oleh seluruh peserta didik yang telah memajukan
usulan/proposal penelitian akhir
6. Penilaian ujian komprehensif dilakukan oleh staf pengajar dari masing-masing divisi pada waktu yang
ditentukan oleh Tim PPDS
KEGIATAN PELAYANAN PESERTA DIDIK
Kegiatan pelayanan terstruktur
Selama mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pelayanan terstruktur
yang terdiri dari :
1. Visite besar
Tujuan kegiatan :
a. melatih pemikiran komprehensif para peserta didik
b. pembahasan dan evaluasi akademik kegiatan pelayanan pasen rawat inap
Peserta
:
a. perwakilan peserta didik tahap magang dari masing-masing divisi yang ditentukan berdasarkan jadwal
yang ditetapkan
Waktu
: Setiap hari Selasa jam 8.00 9.00 WIB
Metode :
a. Visite besar dipimpin oleh staf pengajar I.K. Mata yang telah ditentukan penjadwalannya
b. Two way teaching method
Penilaian
a.
b.
c.
:
Berdasarkan dinamika kelompok pada saat visite besar dan hal spesifik berdasarkan
penampilan individu
Presentasi kehadiran/absensi peserta didik
Evaluasi dilakukan oleh staf pengajar pemimpin visite besar
126
2.
3.
4.
127
c.
d.
e.
5.
Peserta didik diwajibkan untuk mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran di departemen terkait dan
diwajibkan untuk mempresentasikan karya ilmiah sesuai dengan ketentuan di departemen terkait.
Penilaian peserta didik dilakukan oleh staf pengajar departemen terkait dengan format penilaian
yang telah ditentukan sebelumnya
Penilaian meliputi keaktifan dan kehadiran peserta didik selama mengikuti rotasi di departemen
tersebut
Rotasi di RS Jejaring
a. Rotasi di RS Jejaring adalah suatu kegiatan mandiri dibawah supervisi dokter pembimbing klinik di
RS Jejaring
b. Pada keadaan khusus dimana tidak ada dokter pembimbing klinik di RS Jejaring tersebut, maka
KPS akan bertindak sebagai pembimbing dengan mendapat surat penugasan dari RS Jejaring
tersebut
c. Rotasi diikuti oleh peserta didik tahap mandiri dan telah menyelesaikan penelitian deskriptif
d. Kegiatan pembelajaran berupa kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat inap, kamar bedah dan UGD.
e. Dosen pendidik klinik RS Jejaring memberikan evaluasi peserta didik dalam bentuk :
1. Kemampuan berpikir komprehensif dan keputusan klinis
2. Inisiatif dan kemampuan bekerja sama
3. Etika dan perilaku profesional
128
129
g.
h.
ii. Pendahuluan
iii. Metode
iv. Hasil
v. Diskusi
Penelitian deskriptif dipresentasikan di hadapan peserta didik dan staf pengajar sebagai salah satu
syarat akademik PPDS-I
Setelah dipresentasikan secara lokal, penelitian deskriptif dipublikasikan dalam PIT Perdami/majalah
kedokteran/publikasi ilmiah lainnya
Penilaian
:
a. Evaluasi dilakukan oleh tim penilai yang ditunjuk oleh KPS, terdiri dari:
Dua orang pembimbing
Satu orang moderator
Lima orang penilai
b. Apabila salah seorang anggota tim penilai berhalangan, maka kehadirannya dapat digantikan oleh staf
yang ditunjuk oleh KPS
c. Presentasi harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya satu orang pembimbing
5. Tugas Akhir
Tugas akhir adalah penelitian ekperimental/epidemiologi untuk menguji hipotesis. Tugas akhir PPDS
disesuaikan dengan tingkat pendidikan strata-2 tanpa mengurangi bobot aplikasi klinis.
Tujuan
:
a. melatih kemampuan peserta didik melakukan penelitian
b. melatih kemampuan aplikasi metodologi penelitian
c. melatih kemampuan presentasi peserta didik
d. merupakan salah satu syarat untuk kelulusan peserta didik
Peserta
:
Peserta pendidikan tahap mandiri
Metode
:
a. Peserta didik mengajukan 3 tema penelitian/divisi kepada program studi setelah menempuh ujian tulis
Nasional
b. Tim PPDS akan membagi peserta didik sesuai peminatan divisi secara merata
c. Penunjukkan pembimbing 1 diserahkan sesuai usulan dari divisi terkait
d. Pembimbing 2 akan disusun oleh Tim PPDS secara merata di antara seluruh staf pengajar
e. Staf pengajar yang berhak menjadi pembimbing tugas akhir telah ditentukan sesuai kriteria yang
tercantum pada pedoman staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Mata
f. Penelitian dilakukan dengan mengambil bentuk penulisan karya tulis S-2 sesuai buku panduan program
pascasarjana yang dikeluarkan oleh FK UNPAD
g. Setelah mendapat judul dan menyusun proposal, peserta didik diwajibkan untuk mengajukan usulan
penelitian dihadapan tim penguji yang terdiri dari:
Satu orang Ketua sidang
Satu orang Sekretaris sidang/notulen
Dua orang pembimbing
Tiga orang penguji (akademik/etik/metodologi)
h. Ketua sidang mempunyai wewenang untuk memutuskan usulan penelitian diterima, ditolak atau diulang
i. Apabila sidang usulan penelitian diulang, maka peserta didik hanya diwajibkan untuk mempresentasikan
bagian yang perlu diperbaiki atau diklarifikasi berdasarkan notulensi sidang terdahulu
j. Sidang ulang usulan penelitian dihadiri oleh tim penguji yang sama dengan sidang terdahulu
k. Apabila usulan penelitian diterima, maka penelitian dapat dilanjutkan setelah mendapat persetujuan
komite etika penelitian.
l. Apabila diperlukan perhitungan statistik tidak diwajibkan untuk mengkonsultasikan kepada ahli statistik
diluar staf pengajar ilmu Kesehatan Mata
m. Seminar hasil penelitian dilakukan dengan melibatkan tim penguji sebagai berikut:
Satu orang Ketua sidang
Satu orang Sekretaris sidang/notulen
Dua orang pembimbing
Tiga orang penilai(akademik/etik/metodologi)
n. Tim penguji seminar hasil penelitian dapat merupakan tim yang SAMA dengan tim penguji usulan
penelitian
o. Apabila seminar hasil penelitian diulang, maka peserta didik hanya diwajibkan untuk mempresentasikan
bagian yang perlu diperbaiki atau diklarifikasi berdasarkan notulensi sidang terdahulu
130
p.
q.
r.
Sidang ulang seminar hasil penelitian dihadiri oleh tim penguji yang sama dengan sidang seminar
terdahulu
Sidang terbuka hasil penelitian dihadiri oleh seluruh staf pengajar
Yudisium akhir pendidikan dokter spesialis dilakukan bersamaan dengan sidang terbuka hasil penelitian
dan dilakukan oleh kepala departemen didampingi KPS
Penilaian
:
Aspek yang dinilai pada usulan penelitian dan seminar hasil penelitian adalah:
1. Kualitas isi penelitian (kaidah Feasible, Interesting, Novel, Ethic, Relevance)
2. Penguasaan metodologi penelitian
3. Penguasaan teori pendukung
4. Teknik presentasi
B. STRUKTUR MATA KULIAH
Kurikulum PPDS-I I.K.Mata terdiri dari 94 (sembilan puluh empat) SKS yang ditempuh selama 8 (delapan) semester
sebagai berikut:
1. Tahap Pengayaan
SKS
Semester
a. Materi pengayaan dasar
6 SKS
1
2. Tahap Magang
Tahap I, terdiri:
a. Infeksi Imunologi
7 SKS
1
b. Refraksi, Lensa kontak & Low vision
7 SKS
2
c. Katarak dan Bedah Refraktif 1
7 SKS
2
d. Katarak dan Bedah Refraktif 2
6 SKS
3
a. Glaukoma
7 SKS
3
b. Rekonstruksi, Okuloplasti & Onkologi
7 SKS
4
Tahap II, terdiri:
c. Retina
7 SKS
4
d. Neurooftalmologi
7 SKS
5
a. PO-Strabismus
7 SKS
5
b. Oftalmologi Komunitas
7 SKS
6
3. Tahap Mandiri
a. Karya ilmiah
7 SKS
6
b. Bekerja mandiri 1
6 SKS
7
c.
Bekerja mandiri 2
6 SKS
131
D.
PEDOMAN UJIAN
Setiap akhir rotasi pendidikan akan dilakukan yudisium untuk menilai kelulusan peserta didik di masingmasing divisi, baik peserta didik tahap pengayaan, magang dan mandiri berdasarkan ujian yang telah dilakukan.
Penilaian untuk yudisium juga akan menilai aspek tambahan seperti attitude, performa dan absensi kehadiran. Pada
yudisium akan diumumkan nilai indeks prestasi (IP) sesuai jumlah semester yang telah dijalani. Sertifikat kompetensi
akan diberikan untuk peserta didik yang telah menyelesaikan tahap pengayaan dan tahap magang.
Ujian Kompetensi Nasional dilakukan setelah usulan penelitian disetujui dan telah lulus ujian kompetensi
lokal. Kelulusan Ujian Kompetensi Nasional akan diberikan sertifikat kompetensi sebagai spesialis mata yang
diterbitkan oleh Kolegium Oftalmologi Indonesia. Setelah peserta didik menyelesaikan penulisan tugas akhir dan telah
menjalankan sidang terbuka, maka peserta didik dinyatakan lulus dari program pendidikan dokter spesialis mata.
A.
B.
TATA TERTIB
1. Peserta didik harus mematuhi seluruh peraturan yang tertera dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan
PPDS-I FK UNPAD
2. Peserta didik harus mengikuti 100% acara ilmiah kecuali sedang mengikuti kegiatan di luar RS/ di dalam RS
yang dibuktikan dengan surat keterangan dari divisi
3. Acara ilmiah bersama dilaksanakan pada pukul 07.00 dan 14.00 WIB
4. Acara ilmiah siang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik, kecuali dua (2) orang/lebih (sesuai kebutuhan
pelayanan di divisi terkait) residen tahap mandiri yang bertugas di poliklinik/OK.
5. Ketidakhadiran di acara ilmiah diwajibkan untuk membuat ringkasan acara ilmiah yang tidak dihadiri secara
tertulis tangan, dan tugas diserahkan ke sekretariat pendidikan paling lambat 3 hari setelah acara ilmiah
tersebut berlangsung
6. Bila dalam 3 hari tidak menyerahkan tugas ringkasan, maka peserta didik diwajibkan untuk membuat makalah
lengkap sesuai materi ilmiah yang tidak dihadiri. Dan bila dalam 1 minggu tidak menyerahkan makalah
lengkap maka peserta didik akan dikenakan surat peringatan.
7. Ketidakhadiran di acara ilmiah tanpa alasan yang jelas sebanyak 3 (tiga) kali dalam 3 bulan(1 rotasi) akan
mendapatkan 1 (satu) surat peringatan
8. Kehadiran di tempat pendidikan dihitung berdasarkan jam kehadiran dari absensi digital
9. Keterlambatan akan diakumulasikan dalam bentuk ketidakhadiran
10. Apabila peserta didik tidak mengikuti kegiatan pendidikan sebanyak 1 (satu) hari atau lebih TANPA alasan
yang jelas, peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di subbagian terkait
11. Apabila peserta didik tidak mengikuti kegiatan pendidikan selama lebih dari 5 hari kerja(sakit/alasan yang
dapat diterima) dalam tiga bulan (1 rotasi) maka peserta didik diwajibkan untuk mengulang rotasi di
subbagian terkait
12. Ketidakhadiran dengan alasan sakit, maka peserta didik wajib menyerahkan surat sakit dari dokter spesialis
kepada tim PPDS paling lambat 3 hari sejak sakit. Bila dalam 3 hari tim sekretariat tidak menerima surat
sakit dari yang bersangkutan, maka peserta didik dianggap tidak hadir tanpa alasan yang jelas.
13. Ketidakhadiran wajib diinformasikan ke konsulen subbagian terkait dan tim PPDS
14. Peserta didik diperbolehkan mengajukan cuti maksimum 12 hari kerja/tahun DENGAN memperhitungkan
ketidakhadiran yang telah dilakukan sebelumnya
15. Cuti tidak boleh diambil secara berturut-turut lebih dari 5 hari kerja.
16. Masa studi peserta didik dimulai sejak dimulai program studi pada semester 1 dan berakhir pada saat
terbitnya ijazah yang telah ditandatangani oleh Rektor Universitas Padjadjaran. Selama periode tersebut
peserta didik diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan pelayanan sesuai ketentuan yang berlaku.
17. Peserta didik wajib untuk menyerahkan hasil penulisan tesis ke perpustakaan departemen Ilmu Kesehatan
Mata dan Tim Koordinasi Pendidikan PPDS Fakultas Kedokteran UNPAD.
18. Peserta didik wajib menyelesaikan kewajiban-kewajiban yang terkait dengan rekam medis Rumah Sakit dan
perpustakaan sebelum presentasi hasil tesis pada sidang terbuka.
132
d.
Diberlakukan apabila peserta didik telah mendapatkan 2 kali surat peringatan dan atau melakukan
pelanggaran.
Pemberian sanksi skorsing akan dikeluarkan oleh Dekan FK UNPAD
Pemutusan studi
Diberlakukan apabila peserta didik melakukan pelanggaran atau tidak memenuhi kualifikasi akademis
atau tidak mengindahkan sanksi yang telah diberikan sebelumnya. Pemutusan studi dilakukan dengan surat
keputusan Rektor UNPAD.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dalam rangka penyelenggaraan dilakukan berdasarkan pembelajaran berdasarkan masalah
(problem-based learning), yang meliputi:
1. Ronde bangsal (bed-side teaching/BST)
2. Supervisi poliklinik dan tindakan
3. Laporan jaga
4. Laporan kasus
5. Referat/reading assignment
6. Journal reading
7. Diskusi multidisiplin
8. Publikasi ilmiah
9. Tesis (karya ilmiah akhir)
133
1.
2.
c.
Visite harian divisi (alergi-imunologi, morbus hansen, anak, jamur, dan dermatologi umum)
Merupakan visite yang dilakukan setiap hari kerja, yang diikuti oleh peserta didik divisi dan dipimpin oleh
dokter penanggung jawab pasien sesuai divisi masing-masing. Dalam visite ini dilakukan peninjauan ulang
keadaan pasien, keberhasilan terapi, dan pemecahan masalah yang ada.
3.
Laporan jaga
Laporan jaga merupakan bentuk tertulis dari pertanggungjawaban peserta didik yang menjalani tugas jaga
bangsal dan jaga emergensi. Laporan jaga dibuat setiap selesai melakukan jaga bangsal dan jaga emergensi.
Laporan terdiri atas data pasien, hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis, dan terapi. Laporan kemudian
diserahkan kepada dokter penanggung jawab pasien, diperiksa kelengkapannya, kemudian ditandatangani
apabila telah disetujui.
4.
Laporan kasus
Laporan kasus merupakan makalah tertulis mengenai penanganan kasus terhadap pasien, terdiri atas
penegakan diagnosis, perawatan, penatalaksanaan, dan pembahasan mengenai kasus yang bersangkutan.
Laporan kasus dapat pula berupa penelitian atau mini resaerch terhadap kasus-kasus menarik atau terapi-terapi
terbaru.
Peserta PPDS wajib mempresentasikan laporan kasus dalam bahasa Inggris sesuai dengan stase di setiap
divisi yang bersangkutan. Setiap residen harus mempresentasikan 12 kasus selama masa pendidikan.
5.
Referat/reading assignment
Referat/tinjauan pustaka merupakan makalah ilmiah yang terdiri atas pembahasan mengenai suatu topik ilmiah
tertentu. Topik referat dapat ditentukan oleh pembimbing atau oleh peserta didik sendiri sesuai kesepakatan.
Reading assignment merupakan terjemahan dari salah satu bab pada buku wajib Prodi IK Kulit dan Kelamin.
Pemilihan materi reading assignment dilakukan oleh pembimbing dari divisi yang bersangkutan.
Peserta PPDS membuat referat minimal 3 referat dan 12 reading assignment selama pendidikan dan harus
dipresentasikan secara oral.
6.
Journal reading
Journal reading merupakan pembahasan mengenai jurnal-jurnal terbaru. Pembahasan meliputi seluruh aspek
yang ada di dalam jurnal tersebut. Peserta PPDS wajib mempresentasikan 11 journal reading dalam bahasa
Inggris dengan kriteria edisi 5 tahun terakhir.
7.
Diskusi multidisiplin
Diskusi multidisiplin dilakukan apabila terdapat kasus yang sulit dan melibatkan beberapa disiplin ilmu lain.
Diskusi dilakukan di ruang sidang dan diikuti oleh seluruh peserta PPDS, staf IK Kulit dan Kelamin, serta staf
disiplin ilmu lain.
134
8.
Publikasi ilmiah
Peserta PPDS wajib mempublikasikan minimal 4 (empat) karya ilmiah: 2 (dua) sebagai penulis utama (author)
dan 2 (dua) sebagai penulis pendamping (co-author). Karya ilmiah dapat berupa laporan kasus atau hasil
penelitian, yang dipresentasikan minimal 1 (satu) kali di Kongres Nasional PERDOSKI.
9.
B.
1.
Materi Pendidikan
Bobot
Semester
SKS
Tahap Pengayaan
Pengetahuan dan Keterampilan
Dermatologi dan Venereologi Dasar
10
Tahap Magang
Pengetahuan dan Keterampilan
Dermatologi dan Venereologi Khusus,
terdiri atas:
Tahap Magang 1
1.
Alergi-Imunologi
II s/d III
2.
Dermatomikologi
II s/d III
3.
Morbus Hansen
II s/d III
4.
II s/d III
Tahap Magang II
1.
Dermatologi Anak
IV s/d V
2.
Dermatologi Kosmetik
IV s/d V
3.
IV s/d V
Tahap Mandiri
1.
Dermatologi Umum
VI
2.
Usulan Penelitian
VI
3.
VII
VII
VII
4.
5.
Total SKS
2.
80
135
No
2
3
4
3.
Materi Pendidikan
Pengetahuan dan Keterampilan Dermatologi dan Venereologi
Khusus
1. Alergi-Imunologi
2. Dermatomikologi
3. Morbus Hansen
4. Infeksi Menular Seksual
5. Dermatologi Anak
6. Dermatologi Kosmetik
7. Tumor dan Bedah Kulit
8. Infeksi Menular Seksual
Dermatologi Umum
Tesis
Pengetahuan Dasar
Medikolegal dan etika medis, anatomi, fisiologi, dan histologi kulit dan kelamin, dermatopatologi, morfologi
kelainan kulit dan kelamin, tatacara pemeriksaan dermatologi dan venereologi, pemeriksaan penunjang di
bidang dermatologi dan venereologi, dermatoterapi topikal dan sistemik, serta proses penyembuhan luka.
Alergi dan imunologi kulit dasar, dermatomikologi dasar, morbus hansen dasar, infeksi menular seksual
dasar, dermatologi anak dasar, dermatologi kosmetik dasar, serta tumor dan bedah kulit dasar.
2. Pengetahuan Khusus
2.
a.
Alergi imunologi: Dermatitis kontak, penyakit kulit akibat kerja, urtikaria, angioedema, erupsi obat alergi,
penyakit vesikobulosa autoimun, sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik, lupus
eritematosus, skleroderma, dermatomiositis.
b.
c.
Morbus Hansen (MH): MH dengan reaksi, MH dengan kecacatan, MH dengan relaps, MH pada
kehamilan, MH dengan resistensi obat, dan prevention of disability (POD).
d.
Infeksi menular seksual (IMS): IMS berbentuk duh tubuh genital dengan komplikasi, IMS berbentuk ulkus
dengan komplikasi, IMS berbentuk tonjolan dengan komplikasi, IMS lain, seperti hepatitis B, moluskum
kontagiosum, dan infeksi HIV/AIDS.
e.
f.
Dermatologi kosmetik: Akne dan skar akne, gangguan pigmentasi, jaringan parut, striae, alopesia
androgenik dan gangguan pada rambut, selulit, hiperhidrosis, kelainan kosmetik kuku, tattoo.
g.
Tumor dan bedah kulit: Tumor jinak: tumor jinak epidermis dan kista epidermis, tumor jinak adneksa,
tumor jinak melanosit dan sel nevus, tumor jinak jaringan ikat, tumor jinak jaringan lemak dan kelainan
metabolisme lemak, tumor kulit karena virus, neoplasma, dan hiperplasia vaskular. Prakanker: keratosis
aktinik, penyakit Bowen, dan leukoplakia. Tumor ganas: tumor ganas epidermis dan adneksa, tumor
ganas sel melanosit, tumor ganas vaskular, limfoma, tumor ganas jaringan ikat, dan leukemia kulit.
h.
Dermatologi umum: Penyakit bakterial dengan keterlibatan kulit, seperti pioderma berat, antraks,
frambusia, tuberkulosis kutis. Penyakit virus, seperti varisela dalam kehamilan, herpes zoster dengan
komplikasi. Penyakit zoonosis. Kelainan inflamasi persisten, kinetik sel, dan diferensiasi epidermis.
Kelainan kelenjar keringat. Dermatitis dan kelainan inflamasi lain. Kelainan kulit akibat faktor mekanik
dan fisik. Manifestasi kulit pada kelainan organ lain. Perubahan dan penyakit kulit pada kehamilan.
Keterampilan Klinis
Keterampilan pengelolaan pasien rawat jalan dan rawat inap, termasuk keterampilan menetapkan dan
penggunaan alat diagnosis, seperti uji tusuk, uji intradermal, uji tempel, uji provokasi oral. Keterampilan
tindakan terapi medis, seperti ekstraksi komedo, enukleasi milia, injeksi triamsinolon asetonid, injeksi toksin
136
botulinum, mikrodermabrasi, subsisi, epilasi dan depilasi, bedah kimia superfisial. Tindakan bedah kulit,
seperti bedah skalpel, bedah listrik, bedah beku, dan bedah laser.
C.
3.
4.
Kegiatan Ilmiah
Pembuatan dan presentasi laporan kasus, referat/reading assignment, journal reading. Mengikuti pertemuan
ilmiah tingkat lokal dan nasional. Menyusun karya ilmiah dan publikasi.
5.
Ujian Nasional
Ujian Teori dan OSCE
6.
Tesis
Seminar usulan penelitian dan hasil penelitian
Tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk menilai kemampuan akademik profesional sesuai dengan kompetensi
dan kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan.
1.
Pada hakikatnya, pada suatu program studi yang bercirikan akademik profesional, kemampuan akhir yang
dievaluasi adalah pencapaian professional performance (kemampuan/penampilan profesional), yang secara artifisial
dapat dibagi menjadi 3 bidang yaitu:
1. P: pengetahuan atau knowledge (bidang kognitif)
a. Pengetahuan dan pemahaman
b. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinis
2. K: keterampilan atau skill (bidang psikomotor)
a. Keterampilan klinis non-tindakan
b. Keterampilan klinis tindakan
3. S: sikap atau attitude (bidang afektif)
a. Hubungan interpersonal
b. Sikap dan cara kerja profesional
2.
Tahapan Evaluasi
1. Evaluasi Tahap Pengayaan
Evaluasi pada akhir semester pertama, untuk menentukan apakah peserta dapat melanjutkan pendidikan pada
semester berikutnya. Apabila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan untuk
menghentikan pendidikan.
Kriteria penilaian:
1. P: Pengetahuan
a. Pengetahuan dasar dan khusus terdiri dari :
Nilai ujian tulis tengah semester
Nilai ujian tulis akhir semester
b. Nilai makalah ilmiah terdiri dari :
Laporan kasus
Referat
Journal reading
2. K: Keterampilan
Nilai pengelolaan pasien rawat jalan
Nilai pengelolaan pasien rawat inap
Nilai ujian akhir kasus
3. S: Sikap
137
Nilai akhir tahap pengayaan adalah nilai kumulatif rerata dari semua komponen penilaian dan dinyatakan
lulus bila nilai 70. Dengan catatan nilai ujian akhir kasus tidak boleh < 70.
Apabila nilai ujian akhir kasus < 70 diberi kesempatan mengulang 2 kali dengan jangka waktu 2 minggu,
dan nilai yang diberikan maksimal 70.
Apabila nilai makalah ilmiah < 70 maka diberi kesempatan mengulang 1 kali dengan nilai maksimal 70.
138
3. Cara Penilaian
Cara yang digunakan untuk penilaian adalah memberikan skor, kemudian dikonversi menjadi angka mutu dan
huruf mutu seperti yang terdapat pada tabel 1.
Tabel 1. Skor, angka mutu, dan huruf mutu
Skor
88-100
80-87
70-79
65-69
60-64
52-59
45-51
< 44
Angka Mutu
4,00
3,50
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,00
Huruf Mutu
A
B+
B
C+
C
D+
D
E
4. Predikat Lulus
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan jumlah skor kisaran 0,00 4,00 seluruh mata kuliah dan tesis dibagi
jumlah SKS.
Pedoman hasil yudisium:
3,71-4,00
3,41-3,70
3,00-3,40
D.
Dengan Pujian
Sangat Memuaskan
Memuaskan
Pedoman Ujian
1. Persyaratan Mengikuti Ujian Akhir Tahap Pengayaan
Peserta PPDS dapat mengikuti ujian akhir tahap pengayaan, bila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
139
a.
b.
c.
a.
E. Tata Tertib
Tata Tertib Kegiatan PPDS
1.
Yang dimaksud dengan kegiatan PPDS di sini adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
akademik Prodi IK Kulit dan Kelamin.
Peserta PPDS harus hadir di rumah sakit tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam kerja, dengan mengisi daftar
hadir masuk dan daftar hadir pulang.
Peserta PPDS harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika, yang telah ditetapkan pada pedoman
umum kemahasiswaan FK Unpad.
Peserta PPDS harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan dan melaksanakan setiap
tugas yang diberikan.
Peserta PPDS yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan, seperti: sakit, terkena musibah, mendapat
tugas dari Prodi, Departemen, Fakultas, atau Universitas, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan
yang telah diajukan dan mendapat persetujuan sebelumnya, dapat meninggalkan kegiatan prodi setelah
menyampaikan keterangan tertulis dari pihak berwenang (dokter atau pimpinan fakultas).
Surat keterangan sakit dari dokter harus diserahkan ke Sekretaris Prodi paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah
ketidakhadiran,
2.
3.
4.
5.
Pada setiap divisi, peserta PPDS dapat tidak hadir paling banyak selama 3 (tiga) hari. Apabila ketidakhadiran lebih
dari 3 (tiga) hari, maka peserta PPDS akan dikenakan perpanjangan stase di divisi yang bersangkutan, sesuai
dengan peraturan yang ada.
Peserta PPDS yang tidak hadir karena alasan seperti sakit atau terkena musibah, maka ketidakhadirannya tetap
dihitung, kecuali apabila mendapat tugas dari Prodi, Departemen, Fakultas, atau Universitas.
Cuti
1. Cuti Akademik
-
Cuti akademik diajukan ke Rektor Unpad melalui TKP PPDS FK Unpad 1 (satu) bulan sebelumnya.
Cuti akademik tidak diperkenankan pada 2 (dua) semester pertama dan 2 (dua) semester terakhir.
Lama cuti akademik hanya 1x6 bulan (1 semester)
Dibebaskan dari pembayaran her-registrasi tetapi harus terdaftar sebagai mahasiswa Unpad berdasarkan SK
Rektor Unpad.
2. Cuti Hamil
-
Cuti hamil tidak dikaitkan dengan her-registrasi dan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah bahwa PPDS
PNS selama 3 bulan akan dianggap ijin.
Cuti hamil bagi PPDS non-PNS maksimal 3 bulan.
140
Pengertian mengenai batasan tentang pelanggaran ringan, sedang, dan berat diserahkan kepada Ketua Program
Studi melalui penelaahan bersama dengan jajaran Staf Pendidik, termasuk Kepala Departemen.
Putus Studi
Peserta PPDS dinyatakan putus studi bila:
1.
Kelalaian administrasi
- Tidak melaksanakan registrasi selama 2 (dua) semester.
- Meninggalkan proses pembelajaran selama lebih dari 2 (dua) minggu tanpa alasan yang dapat diterima dan
tidak mengindahkan surat teguran ke-3 yang dikirimkan oleh KPS.
2.
Permintaan sendiri
Peserta PPDS mengajukan permintaan secara tertulis untuk mengundurkan diri kepada Dekan FKUP dengan
tembusan kepada Kepala Departemen dan KPS.
3.
4.
Alasan kondisi atau kesehatan yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan studi.
Alasan ini harus diperkuat dengan surat kesehatan dari RS Dr. Hasan Sadikin.
5.
Pelanggaran etika dan profesionalisme berat yang dapat menyebabkan penghentian sementara (skorsing) atau
selamanya (drop out) berdasarkan keputusan Rapat Senat FK Unpad.
6.
Pelanggaran hukum
Bila peserta PPDS diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses penegakkan hukum, peserta didik
dibebaskan dari tugas mengikuti pembelajaran.
Bila kemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang bersangkutan diperkenankan untuk mengikuti kembali
proses pembelajaran, sedangkan bila dinyatakan bersalah, Rektor akan mengeluarkan sanksi berupa
skorsing sampai pemutusan studi.
Materi Pendidikan
Bobot
SKS
Semester
I II
2,8
I s/d IV
6,8
I s/d VIII
- Infeksi SSP
- Saraf Tepi dan Neurofisiologi Klinik
- Epilepsi
- Fungsi Luhur
- Neuroimaging
- Nyeri Kepala
141
- Neuroepidemiologi
- Vertigo
- Neurooftalmologi
- Neuropediatri
- Nyeri
- Gangguan Gerak (Movement Disorder)
- Neurotoksikologi
- Neuroimunologi
- Neuroemergensi/Intensive Care
4
20,8
I s/d VIII
37,6
I s/d VIII
Tesis
VIII
Materi Pendidikan
- Nyeri Kepala
- Neuroepidemiologi
- Vertigo
- Neurooftalmologi
- Neuropediatri
- Nyeri
- Gangguan Gerak (Movement Disorder)
- Neurotoksikologi
- Neuroimunologi
- Neuroemergensi/Intensive Care
Tesis
142
c.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tesis
12. Program Studi Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher
A. METODE PEMBELAJARAN
Presentasi Acara Ilmiah
Peserta didik melakukan presentasi acara ilmiah selama 30 menit dan dilanjutkan dengan diskusi, dipandu dan
dibimbing oleh konsulen sub bagian. Acara ilmiah dapat berupa presentasi referat, literature reading, journal
reading, lain-lain. Selain itu peserta didik wajib presentasi ilmiah di forum nasional, minimal 1 kali.
Aktifitas pendidikan terstruktur :
1. Referat setiap sub bagian
2. Literature reading
3. Journal reading
4. Presentasi Kasus Ruangan
5. Joint Conference
6. Presentasi ilmiah di : PIT (Pertemuan Ilmiah Tahunan) Perhati-KL atau KONAS (Kongres Nasional) PerhatiKL, atau PITO (Pertemuan Ilmiah Tahunan Otologi) dan PIT UNPAD, atau pertemuan ilmiah lainnya yang
ditetapkan bagian.
Kegiatan Ilmiah/Lokakarya atau Pelatihan yang wajib diikuti peserta PPDS Program Studi Ilmu Kesehatan
THT-KL adalah :
Kegiatan Ilmiah Terencana yang Wajib Diikuti oleh Peserta PPDS
1. Pertemuan Ilmiah Tahunan yang bersifat nasional, yaitu :
- PIT PERHATI KL (Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Ahli THT-KL) atau
- KONAS PERHATI-KL (Kongres Nasional Perhati-KL) atau
- PITO PERHATI-KL (Perhimpunan Ilmiah Tahunan Otologi Perhati-KL)
Pada Pertemuan Ilmiah ini, peserta PPDS wajib : presentasi ilmiah/poster, mengikuti Forum PPDS.
2. Pertemuan Ilmiah Tahunan Regional seperti :
PIT FK UNPAD (Pertemuan Ilmiah Tahunan) FK UNPAD atau Pertemuan Ilmiah regional lainnya (bila ada)
Kegiatan Pelatihan/Workshop Basic Skill yang Wajib Diikuti oleh Peserta PPDS
1. Pelatihan Diseksi Tulang Temporal
2. Pelatihan Dasar Bedah Sinus Endoskopik (Basic FESS)
3. Pelatihan Manajemen Rinitis Alergi
143
4.
5.
6.
7.
Perkuliahan
Peserta didik mengikuti perkuliahan pada acara ilmiah, baik yang terencana (misalnya di acara Pertemuan Ilmiah
Tahunan, acara ilmiah harian, Forum PPDS, dll ), maupun yang tidak terencana (insidentil).
Seminar/Workshop
Peserta didik ikut serta dalam acara seminar/workshop yang sudah terencana ataupun insidentil; baik sebagai
peserta, panitia atau pembicara.
Bedside Teaching
Peserta didik melaksanakan bedside teaching di : poliklinik umum THT-KL, poliklinik-poliklinik sub bagian, ruang
perawatan THT-KL dan ruang operasi
Kerja Lapangan
Peserta didik melaksanakan kerja lapangan di : poliklinik umum dan sub bagian, ruang perawatan THT-KL dan
ruang operasi
E-learning
Pseserta PPDS-1 mempergunakan sumber online terutama untuk mencari journal, literature, bahan bacaan
terbaru
Ikut serta mendidik peserta Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Penelitian Akhir (tesis)
Merupakan program wajib dengan topik pilihan dan terarah, sesuai minat peserta didik, yang dilakukan secara
perorangan pada akhir program pendidikan. Usulan Penelitian dipresentasikan semester VI dan Ujian Tesis
dilaksanankan pada semester VIII.
Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis mengikuti Pedoman yang dikeluarkan oleh Universitas
Padjadjaran, yang terkini dan terbaru.
Tugas
Peserta didik PPDS diwajibkan untuk mengerjakan tugas, seperti tugas membaca buku teks atau jurnal ilmiah,
menyusun laporan kegiatan, tugas jaga malam serta tugas pelayanan kesehatan, sebagai bagian dari pendidikan
dan pengabdian masyarakat dan lain-lain (seperti pendamping ujian peserta didik P3D,dan lain-lain)
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PENDIDIKAN
Materi pendidikan yang diberikan adalah :
1. Materi Keahlian Umum (MKU)
2. Materi Keahlian Khusus (MKK)
3. Materi Penerapan Akademik (MPA)
4. Materi Penerapan Keprofesian (MPK)
MATERI KEAHLIAN UMUM (MKU)
Materi Keahlian Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan keahlian dalam bidang
Ilmu Kesehatan THT-KL agar peserta program mampu memecahkan masalah Ilmu Kesehatan THT-KL secara
ilmiah.
Materi Keahlian Umum terdiri dari :
1. Pelatihan Bedah Dasar
2. Pelatihan Bedah Saraf
3. Pelatihan Anestesi Dan Reanimasi
4. Pelatihan Radiologi
5. Pelatihan Ilmu Kesehatan Mata
6. Pelatihan Ilmu Kedokteran THT-KL Dasar
MATERI KEAHLIAN KHUSUS (MKK)
144
Materi Keahlian Khusus adalah materi pendidikan yang memberikan pengetahuan keahlian dalam bidang
Ilmu Kesehatan THT-KL sehingga lulusan spesialis THT-KL mempunyai kompetensi yang tinggi dan ahli dalam
bidangnya.
Materi Keahlian Khusus terdiri dari materi pendidikan dari beberapa Sub-bagian dalam bidang Ilmu
Kesehatan THT-KL, yaitu : Laring-Faring, Rinologi-Alergi, Otologi, Audiologi, Bronkoesofagologi, Maksilofasial dan
Plastik Rekonstruksi serta Onkologi-Bedah Kepala Leher.
MATERI PENERAPAN AKADEMIK (MKA)
Materi Penerapan Akademik adalah kegiatan ilmiah yang materinya secara langsung berhubungan dengan
Ilmu Kesehatan THT-KL. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, memahami Metodologi Penelitian
dan mampu melaksanankan serta menyusun suatu Publikasi Ilmiah.
Materi Penerapan Akademik terdiri dari :
Usulan Penelitian/Proposal Penelitian
Tesis
Jurnal Reading
Presentasi Kasus
Laporan Jaga
Referat
Presentasi ilmiah dik Kongres/seminar
Lain-lain
MATERI PENERAPAN KEPROFESIAN (MPK)
Materi Penerapan Keprofesian adalah pelatihan keprofesian dengan menerapkan Ilmu Kesehatan THT-KL yang
didapat dari berbagai kegiatan keprofesian secara berkesinambungan.
Pelatihan dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan dr. Hasan Sadikin Bandung atau di rumah sakit jejaring di wilayah
Jawa Barat, sehingga diperoleh bermacam-macam kasus dengan jumlah yang cukup untuk mencapai
ketrampilan/kompetensi keprofesian yang baik.
Aktifitas keahlian ini meliputi Pelatihan pasien Gawat Darurat, pelatihan pasien rawat jalan,pelatihan Pasien Rawat
Inap, Pelatihan pasien di Kamar Tindakan/Kamar Operasi, Pelatihan pasien di sub bagian dan Pelatihan pasien di
rumah sakit jejaring. Dengan pelatihan ini diharapkan peserta program dapat memperoleh ketrampilan keprofesian
yang baik dan menguasai bidang kelimuan yang baik.
Pendidikan Spesialis THT-KL dilaksanakan selama 8 semester dengan rincian rotasi sebagai berikut :
Jenjang I
Bedah Dasar
Stase Ilmu Kesehatan Mata
Stase Anestesi
Stase Radiologi
Prakualif
Laring faring II + Head and Neck
Rhino-alergi II
+ maksilofasial
Otologi II
: 9 bulan
: 1 bulan
: 1 bulan
: 2 minggu (1/2 bulan)
: 1,5 bulan
: 1 bulan
: 1 bulan
: 1 bulan
Jenjang II
Stase Bedah Saraf
Laring Faring
Rhino-Alergi
Audio Vestibular
Bronkoesofagologi
Otologi
Head and Neck
Maksilofasial
: 2 bulan
: 6 bulan
: 6 bulan
: 3 bulan
: 3 bulan
: 6 bulan
: 3 bulan
: 3 bulan
Pendidikan diberikan berdasarkan modul sesuai dengan ketetapan dari Kolegium Telinga Hidung Tenggorok dan
bedah Kepala dan Leher.
Rincian dari masing-masing rotasi adalah sebagai berikut :
Bedah Dasar
Basic Medicine
Ilmu Bedah Dasar
Mata Kuliah Dasar Umum (Anatomi, Physiologi, Patologi Anatomi)
145
Bedah Saraf
Peserta PPDS mempelajari dan mengikuti kegiatan operasi kasus-kasus Bedah Saraf yang berhubungan
dengan THT-KL. Peserta PPDS juga menjalani jaga malam di Bagian Bedah Saraf.
Ilmu Kesehatan Mata
Peserta PPDS mempelajari dan mengikuti kegiatan operasi kasus-kasus Mata yang berhubungan dengan
THT-KL.
Pra Kualifikasi
Observasi dan/ asisten I/II di Poliklinik
Observasi dan/ asisten I/II di Ruangan
Observasi dan/ asisten I/II di Kamar Operasi
Jaga Malam di Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL
Stase di Bagian Anestesi
Stase di Bagian Radiologi
Laring Faring
Modul Laringitis
Modul Sumbatan Jalan Nafas Atas
Modul Suara Parau
Modul Disfoni
Modul Faringitis
Modul Tonsilitis
Modul Trauma Laring
Modul Abses Leher Dalam
Jaga malam
Rhinologi- Alergi
Modul Benda Asing
Modul Epistaxis
Modul Polip Hidung
Modul Sinusitis Paranasal
Modul Rinitis non Alergi
Modul Rinitis Alergi
Modul Penyakit akibat reaksi hipersensitifitas tipe I
Audio Vestibular
Modul Gangguan pendengaran
Modul Gangguan Keseimbangan
146
Bronko-Esofagologi
Modul Benda Asing Pada Tracheo bronchial
Modul Stenosis
Modul Fistula Tracheo-Bronko-Esofagus
Modul Sialodenitis
Modul Sialolith
Modul Esofagitis Korosif
Modul Trauma Esofagus
Modul Benda Asing esofagus
Modul Gangguan Motorik, Spasme, Achalasia, Refluk
Modul Varises Esofagus
Otologi
Modul Trauma
Modul Benda Asing
Modul Radang Telinga Luar
Modul Radang Telinga Tengah
Modul Radang Telinga Dalam
Modul Kelainan Kongenital
Modul Neoplasma Telinga
Modul Gangguan Nervus Fasialis
147
148
Terapi gen
Biologi dan Imunologi Tumor Kepala dan Leher
Prinsip-prinsip Kemoterapi Tumor Kepala dan Leher
Prinsip-prinsip Radiasi Onkologi
Cutaneous Malignancy
Melanoma Maligna
Tumor Orbita
Neoplasma Rongga Mulut
Kista odontogenik, tumor dan Lesi-lesi di Rahang
Diseksi Leher
Karsinoma Sel Skuamosa pada Traktus Aerodigestif Atas
Limfoma pada Kepala dan Leher
Pembedahan Basis Cranii
149
Predikat kelulusan :
NILAI
ANGKA
MUTU
HURUF
MUTU
90 100
85 89
A-
3.75
80 84
B+
3.50
75 - 79
70 74
B-
2.75
65 69
C+
2.50
60 64
45 59
< 45
INTEPRETASI
Sangat Baik
Excellent
Hampir Sangat Baik
Slightly Excellent
Lebih dari Baik
Very Good
Baik
Good
Hampir Baik
Slightly Good
Lebih dari Cukup
More than Sufficient
Cukup
Sufficient
Kurang
Poor
Gagal
Fail
Psikomotor :
Bentuk :
Penilaian ketrampilan klinis
Penilaian kemampuan tatalaksana pasien ruangan
Penilaian tatalaksana pasien di poli
Ujian OSCE
Afektif
150
2.
3.
-
Sudah menyelesaikan seluruh pendidikan di sub-bagian atau seksi Sentra Pendidikan THT-KL. (dibuktikan
dengan surat keterangan telah selesai mengikuti seluruh siklus oleh KPS atau Ketua Bagian), Diizinkan
belum membacakan tesis terakhir.
Melengkapi persyaratan administrasi Ujian Nasional :
Mengisi formulir Ujian Nasional (Tulis & OSCE) yang ditandatangani oleh KPS/ Ketua Bagian Sentra
Pendidikan bersangkutan
Membayar biaya Ujian Nasional (Tulis & OSCE)
Melunasi iuran sebagai anggota muda PERHATI-KL ke Kolegium Ilmu Kesehatan THT-KL Indonesia
terhitung sejak mulai pendidikan sampai bulan pelaksanaan dimana Ujian Nasional diselenggarakan
(melampirkan bukti pembayaran dan Surat Keterangan dari Ketua Cabang PERHATI setempat & KPS)
Presentasi verbal di Forum Nasional minimal 1 (satu) kali
Selesai 8 (delapan) tugas kegiatan ilmiah sub bagian
Surat pernyataan telah mengikuti forum PPDS yang diselenggarakan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan THTKL Indonesia minimal 6 KODI (melampirkan sertifikat)
Telah mengajukan seminar proposal, dibuktikan dengan surat keterangan dari KPS
Kelulusan terdiri dari kelulusan setiap subbagian, kelulusan ujian nasional dan kelulusan tesis.
Peserta PPDS-1 dinyatakan lulus dari suatu subbagian bila yang bersangkutan minimal memperoleh nilai B (baik)
dari setiap aspek pencapaian kompetensi yang dicapai.
Penilaian peserta PPDS-1 berdasarkan atas :
- Penguasaan keilmuan spesialistik atau yang berhubungan, melalui ujian pilihan berganda dan modifikasinya,
esai, dan lisan.
- Analisis kasus
- Audit morbiditas dan mortalitas
- Presentasi pada saat visite ruangan
- Kegiatan sehari-hari dalam mengelola pasien
- Presentasi acara ilmiah : journal reading, referat, kasus ruangan, literature reading
- Penilaian buku log/porto folio
- Pengamatan langsung dalam melaksanakan prosedur medik atau tindakan operatif
- Ujian Sub bagian
E.
TATA TERTIB
A.
Umum
1. Mahasiswa harus senantiasa menjaga nama baik Departemen Ilmu Kesehatan THT dengan
menegakkan disiplin serta menjunjung tinggi sikap profesionalisme.
2. Selama menjalani kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT, mahasiswa wajib memakai jas dokter
warna putih serta tanda pengenal resmi sebagai peserta PPDS-I FK UNPAD.
3. Mahasiswa mengikuti kepaniteraan dengan membawa surat pengantar dari Bagian Akademik Fakultas
Kedokteran UNPAD.
4. Mahasiswa bertugas dalam kelompok kecil dengan pembimbing satu orang preceptor.
5. Mahasiswa diharuskan melapor pada Kepala Departemen Ilmu Kesehatan THT sebelum dan setelah
melaksanakan kegiatan. Pada waktu menghadap, PPDS-I diberikan penjelasan mengenai tujuan
pendidikan terutama yang menyangkut falsafah serta etik.
6. Peserta PPDS-I juga harus melapor kepada Koordinator Pendidikan untuk mendapatkan program kerja
dan jadwal evaluasi pendidikan.
7. Setelah itu PPDS-I diharuskan melapor kepada preceptor masing-masing untuk mendapatkan jadwal
kegiatan bimbingan.
8. Mengikuti seluruh kegiatan yang tercantum di dalam buku log (logbook) yang dibuktikan dengan tanda
tangan preceptor dan penanggung jawab pada setiap kasus yang ditangani yang harus diserahkan
sebelum peserta didik menyelesaikan stase di Departemen Ilmu Kesehatan THT.
9. Setiap izin meninggalkan tugas kepaniteraan harus dengan sepengetahuain/persetujuan Kepala
Departemen Ilmu Kesehatan THT atau koordinator PPDS-I.
10. Bila tidak dapat mengikuti kepaniteraan karena sesuatu sebab, hendaknya dinyatakan dengan
tertulis/surat sakit. Surat keterangan tersebut, sedapat mungkin diserahkan kepada Koordinator PPDSI pada waktu yang bersangkutan tidak hadir.
11. Bila berhalangan karena sesuatu sebab tidak dapat mengikuti kegiatan lebih dari 1 (satu) hari maka
peserta PPDS-I diharuskan mengulang kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT selama 3
minggu.
12. Selama mengikuti kegiatan di Departemen Ilmu Kesehatan THT Fakultas Kedokteran UNPAD/RS dr
Hasan Sadikin, semua aktivitas baik dalam bidang pendidikan, pelayanan maupun administratif, ditulis
151
dalam buku kegiatan dan ditandatangani oleh Konsulen yang bersangkutan. Diharapkan peserta
PPDS-I dapat menyelesaikan tugas pendidikan yang dibebankan tepat pada waktunya.
13. Pada setiap awal bekerja di ruangan/poliklinik/kamar operasi/UGD diharuskan melapor kepada
konsulen/dokter/kepala ruangan/poliklinik/UGD.
14. Ketua Kelompok PPDS-I adalah salah satu mahasiswa dari kelompok PPDS-I tersebut.
15. Tata tertib Ujian:
a. Kehadiran selama di Departemen Ilmu Kesehatan THT memenuhi persyaratan kehadiran yang
telah ditentukan.
b. Telah melaksanakan semua tugas dan kewajiban selama rotasi di Departemen Ilmu Kesehatan
THT.
c. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi (contohnya pengembalian buku dari perpustakaan,
telah memeriksa kembali peralatan pemeriksaan THT).
d. Peserta PPDS-I diharuskan mengikuti ujian setelah buku log/buku modul kompetensinya
dinyatakan layak/lulus oleh Koordinator PPDS-I atas rotasi yang telah lengkap diikuti.
e. Sebelum diuji, peserta PPDS-I diharuskan memperlihatkan buku log untuk dinilai akan kegiatan
yang telah dilakukan selama kepaniteraan.
f. Lembaran ujian setelah diisi oleh penguji diserahkan kepada administrasi Departemen Ilmu
Kesehatan THT.
g. Ujian dilakukan oleh seorang penguji dan pendamping penguji.
h. Hasil ujian diberitahukan kepada peserta PPDS-I.
F.
KHUSUS
1. Proses pendidikan berlangsung setiap hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 07.15-15.30 WIB.
Kegiatan pendidikan PPDS-I adalah :
Jurnal Reading.
Litelature Reading.
Stase OK.
Stase Ruangan.
Stase Poli.
RS Jejaring.
2. Acara ilmiah atau diskusi kasus setiap hari pukul 07.15 sampai dengan pukul 08.30 dan siang hari mulai
pukul 12.00 sampai 13.00.
3. Setiap hari diadakan absensi sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sewaktu datang dan setelah selesai
menjalankan kepaniteraan pada hari itu.
4. Kegiatan dengan bimbingan dilakukan pada pagi hari pukul 07.15 08.30 atau siang hari di atas pukul
12.00.
5. Poliklinik THT:
Mahasiswa memerika pasien dengan membuat status (sangat dianjurkan pasien baru) dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis klinik, diagnosis banding, dan rencana penatalaksanaannya
serta membuat usulan pemeriksaan dan terapi.
Melaporkan hasil pemeriksaan tersebut pada PPDS/konsulen poliklinik yang bertugas pada hari itu.
Pembagian rotasi ke poliklinik umum, rinologi, otologi, audiologi, onkologi bedah kepala leher, plastik
rekonstruksi-maksilofasial yang diatur oleh ketua kelompok.
6. Tugas jaga:
Semua peserta PPDS-I harus melakukan jaga malam sebagai bagian dari pendidikan.
Tugas jaga berlangsung setiap hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 15.30-07.15 WIB, pada
hari Sabtu, Minggu, dan hari libur lainnya dibagi menjadi 2 (dua) gelombang. Gelombang pertama
pukul 07.00-19.00 WIB, gelombang kedua pukul 19.00-07.00 WIB.
Selama menjalani tugas jaga, mahasiswa diwajibkan memakai baju jaga.
Pengaturan jaga dilakukan oleh Chief Residen PPDS-I.
Mahasiswa mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan PPDS jaga saat itu sambil belajar anamnesis
dan pemeriksaan fisik pada pasien serta membantu dengan supervisi beberapa tindakan yang
tercakup dalam bidang kompetensi keahlian yang harus dilakukan mahasiswa.
Setiap jaga diwajibkan membuat resume kasus yang dilaporkan pada Konsulen jaga.
7. Kamar operasi/ruang tindakan:
Sebelum masuk ke kamar operasi harus sudah mengetahui cara tindakan dan antiseptik termasuk
cara mencuci tangan, memakai pakaian, dan mengetahui alat-alat operasi.
Melihat dan mengenal operasi yang dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan THT, baik dalam
anestesi lokal maupun umum.
Bila memungkinkan mendiskusikan pasien yang akan atau sudah dilakukan operasi dengan operator.
8. Ruang rawat inap:
Mengetahui indikasi rawat pada pasien-pasien THT
Mampu menegakkan diagnosis dan mengetahui penatalaksanaannya.
152
153
Peringatan
Peringatan awal diberikan pada saat peserta PPDS I baru masuk di program studi berupa pembacaan
peraturan sanksi terutama mengenai penghentian studi oleh KPS atau SPS dengan disaksikan oleh Kepala
Departemen. Peserta PPDS I membuat Surat Pernyataan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah
mengerti dan akan mematuhi peraturan tersebut dan menanda tanganinya dengan KPS dan Kepala
Departemen sebagai saksi.
Peringatan berikutnya diberikan bila peserta didik melakukan kesalahan. Peserta PPDS dipanggil setiap
melakukan kesalahan atau tidak lulus dari suatu sub-bagian/sub-spesialis, diterangkan mengenai bentuk
kesalahan/kekurangan oleh Tim KPS dan kemungkinan sanksi yang akan diterima. Selanjutnya bentuk sanksi
atau peringatan ketidak lulusan dikirim dalam bentuk tertulis kepada yang bersangkutan dengan tembusan ke
instansi pengirim/wali.
Setiap PPDS memiliki file mengenai reward and punishment yang diperoleh.
Derajat Berat Ringannya Bentuk Pelanggaran/Kelalaian
Pelanggaran ringan dan sedang diserahkan kepada Ketua Program Studi Departemen Ilmu Kesehatan THT
melalui penelaahan bersama dengan jajaran staf pendidik, termasuk Kepala Departemen, terutama dalam hal
aspek sikap perilaku yang melanggar etika dan profesionalisme.
Contoh pelanggaran ringan : peserta didik tidak mengikuti kegiatan tanpa alasan yang dapat diterima. Peserta
PPDS-I harus menyadari bahwa pelanggaran ringan yang dilakukan berulang, dapat berakumulasi menjadi
pelanggaran sedang.
Contoh pelanggaran sedang : melakukan kekerasan verbal terhadap peserta lainnya.
Contoh pelanggaran berat : plagiarism, kelalaian yang menimbulkan kecacatan, dan sebagainya.
Pelanggaran/kelalaian yang dinilai berat harus diperkuat oleh keputusan Komite Medik RS Pendidikan.
Bentuk Sanksi
Pada umumnya harus bersifat mendidik dan proporsional dengan bentuk kesalahan, misal :
Teguran.
Penambahan giliran jaga bila kesalahan yang dilakukan bentuknya ringan dan terjadi dalam waktu jaga.
Turun jabatan missal dari CR ke tingkat yang lebih rendah bila kesalahannya dalam bentuk kompetensi yang
tidak sesuai dengan yang seharusnya.
Skorsing.
Penghentian studi.
Penghentian Studi untuk Sementara
Mahasiswa Program Spesialis dapat menghentikan studi untuk sementara dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jumlah maksimum penghentian studi untuk sementara (harus dengan izin tertulis Rektor) adalah satu
semester
2. Dengan Izin Rektor :
Mahasiswa mengajukan surat permohonan kepada Dekan, yang diketahui Dosen Wali-nya (dengan
membubuhkan tanda tangan pada surat itu, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum kegiatan
akademik berjalan. (untuk mahasiswa Program PascaSarjana, surat permohonan ditujukan ke Direktur
PascaSarjana, selambat-lambatnya satu minggu sebelum herregistrasi).
Setelah mempertimbangkan segi akademik (IPK dan jumlah tabungan kredit), Direktur Program
Pascasarjana, Dekan/Ketua Program meneruskan permohonan itu kepada Rektor.
Apabila mendapat izin Rektor, maka selama periode penghentian studi sementara itu mahasiswa
dibebaskan dari pendaftaran, uang kuliah, dan uang praktikum.
Periode penghentian studi sementara itu tidak diperhitungkan dalam batas waktu maksimal program
studinya.
Hak mahasiswa untuk memperoleh penghentian studi untuk sementara dengan izin Rektor ini gugur
apabila mahasiwa memperoleh huruf mutu K selama 3 semester berturut turut maupun secara terpisahpisah dan kemudian diterima kembali, kesempatan penghentian studi untuk sementara ata izin Rektor
hanya sementara.
3. Jika mahasiswa melakukan penghentian studi sementara Tanpa izin Rektor, maka ia akan dikenakan saksi
sebagai berikut :
Untuk mendaftar kembali harus mengajukan permohonan tertulis kepada Rektor, melalui Direktur Program
Pascasarjana, Dekan atau Ketua Program; permohonan tersebut dapat diterima atau ditolak.
Periode penghentian studi sementara itu diperhitungkan dalam batas waktu maksimal program studinya.
Diwajibkan membayar uang kuliah dan uang praktikum yang terutang, dan untuk semester berikutnya
membayar sesuai dengan mahasiswa baru.
Bagi mahasiswa yang pernah menghentikan studi sementara tanpa izin Rektor dan kemudian diterima
kembali, kesempatan penghentian studi untuk sementara atas izin Rektor tidak diberikan lagi mahasiswa
program Pascasarjana.
4. Menghentikan studi tanpa izin Rektor, dikenakan sanksi pemutusan studi.
154
5.
6.
Penghentian studi untuk sementara, dengan alasan seperti pada butir 3 diperkenankan, namun
diperhitungkan dalam batas waktu studinya.
Penghentian studi untuk sementara tidak boleh dilakukan pada :
Semester I, dan/atau
Semester II, dan/atau
Satu dan/atau dua semester menjelang batas waktu studi yang diperkenankan
Catatan : Mahasiswa yang menghentikan studi untuk sementara tanpa izin Rektor dalam semester-semester
di atas dianggap mengundurkan diri
155
156
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Modul 7
Modul 13
Modul 14
Modul 15
Modul 17
Modul 18
: Prosedur Pembedahan
: Masalah-masalah Ginekologi
: Subfertilitas
: Kesehatan Reproduksi
: Ginekologi Onkologi
: Uroginekologi
Pemberian materi keterampilan klinik dasar dilakukan pada saat peserta didik berada di beberapa tempat
stase di RS dr. Hasan Sadikin (baik di Departemen Obstetri & Ginekologi maupun Departemen lain),
Rumah Sakit Satelit, atau pada saat morning report, visite besar, presentasi kasus, journal reading,
konferensi klinik, dan audit maternal.
Proses Pendidikan dilaksanakan di Rumah Sakit Pendidikan utama dan di berbagai Rumah Sakit Satelit
dan Wahana Pendidikan Kedokteran untuk mendapatkan materi ajar. Materi tersebut berupa kasus-kasus
dengan jumlah dan variasi yang sesuai dengan tingkat kompetensi yang ingin dicapai secara
komprehensif dilaksanakan dengan melalui tiga tahap ketrampilan : akuisisi, kompetensi dan profisiensi.
Dengan kompetensi seperti tersebut diatas, pelayanan kesehatan akan bertaraf dan berkualitas tinggi
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Strategi yang dipilih ialah pelatihan
keprofesian dengan melakukan tatalaksana pasien di bangsal untuk pasien rawat inap dan di poliklinik
untuk pasien rawat jalan, di kamar operasi untuk kasus-kasus operasi, Unit Perawatan Intensif, RS Satelit
(comprehensive skills), dan penanganan kasus-kasus gawat darurat di ruang gawat darurat, melalui
pendekatan kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine), serta kegiatan di masyarakat untuk
berlatih penerapan pendekatan Obstetri dan Ginekologi Sosial.
Melalui kerja praktek selain untuk mencapai ketrampilan profesional (skill) peserta didik PPDS juga
mendapatkan penguatan (strengtening) dalam penugasan keilmuan (knowledge) melalui serangkaian
kegiatan dalam materi penerapan akademik.
Semester 1
Semester 2
Semester 3
Semester 4
157
TAHAP II
Tahap Magang
Semester 5
Semester 6
TAHAP III
Tahap Mandiri
Semester 7
Semester 8
158
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
11
12
13
14
15
16
17
KEGIATAN
KULIAH
MODUL 1 : KETERAMPILAN KLINIK DASAR
MODUL 3 : TEKNOLOGI INFORMASI, CLINICAL GOVERNANCE
DAN PENELITIAN
MODUL 4 : ETIKA DAN HUKUM
MODUL 5 : KETERAMPILAN BEDAH INTI (PGD & BSS)
MODUL 8 : ASUHAN ANTENATAL
MODUL 10 : ASUHAN PERSALINAN
MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN
MODUL 12 : ASUHAN NIFAS DAN NEONATUS
MODUL 15 : KESEHATAN REPRODUKSI (DISFUNGSI SEKSUAL)
MODUL 19 : PENGEMBANGAN PROFESIONALISME
PRESENTASI KASUS
LABORATORIUM
KURETASE & ASPIRASI VAKUM MANUAL (JML MINIMAL
KOMPETEN : 5 KALI TINDAKAN)
ASUHAN PERSALINAN NORMAL (jt : 5 )
PRAKTEK LAPANGAN
KERJA POLIKLINIK (4 J/HARI EFEKTIF 50%)
KERJA RUANGAN (4 J/HARI EFEKTIF 70%)
KAMAR BERSALIN (4 J/HARI EFEKTIF 70%)
MORNING REPORT
VISITE BESAR
TOTAL SKS
PER
SEMESTER
SKS
1,17
0,19
0,19
1,17
1,17
1,17
1,17
1,17
0,19
0,19
0,00
0,05
0,09
0,83
0,83
0,83
0,83
0,67
1,92
159
Semester II
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
KEGIATAN
MODUL 5 : KETERAMPILAN BEDAH INTI (PERIOPERATIVE
CARE)
MODUL 8 : ASUHAN ANTENATAL
MODUL 15 :KESEHATAN REPRODUKSI (KB,HIV/AIDS)
MODUL 16 : PENANGANAN KEHAMILAN DINI (ABORTUS
INKOMPLIT)
MODUL 10 : ASUHAN PERSALINAN
PRESENTASI KASUS
LABORATORIUM
1. EKSTRAKSI VAKUM (JT : 5)
2. EKSTRAKSI FORCEPS (JT : 5)
3. STERILISASI (JT : 5 LT)
PRAKTEK LAPANGAN
KERJA POLIKLINIK
KERJA RUANGAN
KAMAR BERSALIN
UNIT GAWAT DARURAT
MORNING REPORT
VISITE BESAR
SKS
1,17
TOTAL
SKS PER
SEMESTER
18,28
1,17
1,17
1,17
1,17
4,00
0,09
0,09
0,09
1,67
1,67
1,67
1,67
0,83
0,67
Semester III
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
KEGIATAN
KULIAH
MODUL 6 : ASUHAN PASCA OPERASI (POST OPERATIVE
CARE)
MODUL 7 : PROSEDUR PEMBEDAHAN GINEKOLOGI
MODUL 9 : KEDOKTERAN MATERNAL
MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN (SUNGSANG)
MODUL 18 : UROGINEKOLOGI
PRESENTASI KASUS
LABORATORIUM
1. PERSALINAN SUNGSANG (JT : 5)
2. SALPINGO-OVAREKTOMI (JT : 5)
3.EMBRIOTOMI (JT : 5 LT )
PRAKTEK LAPANGAN
KERJA POLIKLINIK
KERJA RUANGAN
KAMAR BERSALIN
UNIT GAWAT DARURAT
MORNING REPORT
VISITE BESAR
SKS
TOTAL SKS
PER
SEMESTER
18,28
1,17
1,17
1,17
1,17
1,17
4,00
0,09
0,09
0,09
1,67
1,67
1,67
1,67
0,83
0,67
Semester IV
NO
1
2
3
3
KEGIATAN
KULIAH
MODUL 7
: PROSEDUR PEMBEDAHAN GINEKOLOGI
(HISTEREKTOMI/ ADHESIOLISIS)
MODUL 11 : ASUHAN KELAHIRAN
MODUL 16 : PENANGANAN KEHAMILAN DINI (ABORTUS
HABITUALIS/ KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU)
MODUL 13 : MASALAH GINEKOLOGI
SKS
1,17
1,17
1,17
1,17
TOTAL SKS
PER
SEMESTER
19,54
160
NO
4
5
6
KEGIATAN
MODUL 14 : SUB FERTILITAS
MODUL 17 : GINEKOLOGI ONKOLOGI
PRESENTASI KASUS
LABORATORIUM
1. SEKSIO SESAREA (JT : 5 )
2. HISTEREKTOMI TOTAL (JT : 5 )
PRAKTEK LAPANGAN
KERJA POLIKLINIK
KERJA RUANGAN
KAMAR BERSALIN
UNIT GAWAT DARURAT
MORNING REPORT
VISITE BESAR
7
8
9
10
11
12
13
14
SKS
TOTAL SKS
PER
SEMESTER
1,17
1,17
4,00
0,09
0,28
1,67
1,67
1,67
1,67
0,83
0,67
Semester V
NO
KEGIATAN
KULIAH
MODUL
7:
PROSEDUR
PEMBEDAHAN
GINEKOLOGI
(LAPAROSKOPI)
MODUL 2 : PENGAJARAN, TELAAH DAN PENELITIAN
MODUL 15 : KESEHATAN REPRODUKSI (DISFUNGSI SEKSUAL)
MODUL 19 : PENGEMBANGAN PROFESIONALISME
1
2
3
4
5
6
7
8
PRESENTASI KASUS
PRESENTASI NASIONAL
LABORATORIUM
1. STERILISASI LAPAROSKOPI (JT :5 )
2. MIOMEKTOMI (JT : 5 )
9
10
11
12
13
14
PRAKTEK LAPANGAN
KERJA POLIKLINIK
KERJA RUANGAN
KAMAR BERSALIN
UNIT GAWAT DARURAT
MORNING REPORT
VISITE BESAR
SKS
1,17
TOTAL SKS
PER
SEMESTER
15,47
0,39
0,39
0,39
4,00
0,69
0,09
0,19
1,67
1,67
1,67
1,67
0,83
0,67
Semester VI
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
KEGIATAN
KULIAH
STASE DIVISI ONKOLOGI
STASE DIVISI FETOMATERNAL
STASE DIVISI FERTILITAS DAN ENDOKRINOLOGI
STASE DIVISI UROGINEKOLOGI
STASE DIVISI OBGINSOS
LABORATORIUM
1. PERINEOPLASTY (JT : 5 )
2. TOTAL VAGINAL HISTEREKTOMI (JT : 5 )
PRAKTEK LAPANGAN
KERJA POLIKLINIK
KERJA RUANGAN
KAMAR BERSALIN
SKS
3,50
3,50
3,50
3,50
3,50
0,09
0,19
0,42
0,42
0,42
TOTAL SKS
PER
SEMESTER
20,94
161
NO
KEGIATAN
9
10
11
SKS
TOTAL SKS
PER
SEMESTER
0,42
0,83
0,67
Semester VII
NO
KEGIATAN
SKS
KULIAH
TESIS
5,00
2
3
4
5
6
7
PRAKTEK LAPANGAN
KERJA POLIKLINIK
KERJA RUANGAN
KAMAR BERSALIN
UNIT GAWAT DARURAT
MORNING REPORT
VISITE BESAR
0,42
0,42
0,42
0,42
0,83
0,67
TOTAL SKS
PER
SEMESTER
8,17
Semester VIII
NO
1
2
3
4
5
6
7
KEGIATAN
KULIAH
TESIS
PRAKTEK LAPANGAN
KERJA POLIKLINIK
KERJA RUANGAN
KAMAR BERSALIN
UNIT GAWAT DARURAT
MORNING REPORT
VISITE BESAR
SKS
5,00
0,42
0,42
0,42
0,42
0,83
0,67
Pelaksanaan Modul dicatat dan ditandatangani dalam Buku Log, sedangkan pencapaian dalan keterampilan
dicatat dan ditandatangani dalam Buku Kemajuan sebagai perangkat evaluasi dan dokumentasi dan pada akhir
program pendidikan. Buku Log akan dikirimkan ke Kolegium sebagai salah satu prasyarat mengikuti Ujian
Nasional.
165
Struktur Kurikulum
Pembekalan modul
Ko
mp
ete
nsi
Sm 1
Tahap II
Sm 2
Sm 3
Obstetri
patologi
dasar
Obstetri
patologi
lanjut
Sm 4
Sm 5
Tahap III
Sm 6
Sm 7
S
m
8
Fisiologi
Ujian kolegium
Presentasi kasus
berbahasa
Inggris
Stase Divisi
Ujian Calaska
Obstetri dan
ginekologi sosial
serta Keluarga
Berencana
Ujian Obginsos
Presentasi
kasus
Ujian Ginekologi
Presentasi
kasus
Ujian patologi 2
Presentasi
kasus
Ujian patologi 1
Ujian fisiologi
Materi Inti
Fisiol
ogi
wanit
a
hamil
, gizi
dala
m
keha
milan
dan
lakta
si
Pemerik
saan
obstetri,
pengelol
aan
kehamila
n dan
nifas,
psikolog
i wanita
hamil,
bimbing
an
pemerik
saan
obstetri
Ginekologi
onkologi dan
uroginekolog,
Endokrinologi
reproduksi
166
Ujian Aska
Laparoskopi
diagnostik
(Kehamilan
ektopik)
Histerekto
mi
vaginal,
Kehamilan
ektopik
lanjut,
Uterus
ruptur
Attitude
Materi
Penerapa
n
Akademik
Seksio
Sesarea
RS Pendidikan
Utama
Histerektom
i
Embriot
omi,
Pertolon
gan
persalin
an
sungsan
g,
Salpingo
ovarekto
mi
Pertolongan
persalinan
fisiologis,
Kuretase,
Kuretase
vakum
Ekstraks
i
forceps,
vakum,
dan
sterilisa
si
perempu
an
Evaluasi
Sari
Pustaka
Sidang
Usulan
Penelit
ian
166
Penelitian
mengkoordi
nasikan
kelancaran
pelayanan
dan
menerima
konsultasi
dari peserta
tingkat
semester
dibawahnya
, melakukan
konsultasi
antar
departemen
Sidang
Karya Tulis
Ilmiah
167
168
169
170
171
172
173
174
175
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
176
s.
t.
u.
v.
w.
177
2.
178
j.
179
5.
iii.
iv.
v.
vi.
180
3.
Uraian kegiatan :
a. Ronda besar
meliputi segala aspek perawatan.
1) Semua penderita dengan statusnya ditinjau dan kalau perlu
dibicarakan kasus demi kasus.
2) Meninjau keadaan di ruangan.
3) Meninjau semua aspek fisik yang berhubungan dengan
perawatan.
4) Tata cara ronda besar.
a. Hari Ronda Besar adalah : Senin dan Kamis
Hari Senin waktu ronda : jam 09.00 - 11.00 dipimpin Kepala
Departemen, Sekretaris Departemen atau anggota staf
yang ditunjuk. Konsulen melakukan ronda besar dan
181
182
3)
4)
183
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Mobilisasi.
Perawatan kebersihan.
Pemeriksaan laboratorium.
4. Kegiatan Pendidikan
184
a.
b.
c.
d.
e.
185
a)
2.
Tujuan :
Memberikan kesempatan untuk semua unsur Departemen
mengetahui kegiatan bidang pelayanan masyarakat, pendidikan,
penelitian/pembangunan, serta administasi / keuangan.
Uraian kegiatan :
a. Kegiatan Konferensi Klinik (KK) diselenggarakan 2 kali
seminggu pada hari Senin dan Kamis jam 13.00 - 14.00
membahas permasalahan yang tercakup dalam tujuan diatas.
Konferensi dipimpin oleh Kepala Departemen atau salah
seorang staf yang ditunjuk untuk mewakilinya. Pada awal bulan
konferensi klinik diisi dengan laporan bulanan.
b. Kehadiran :
Semua peserta PPDS-I diwajibkan hadir, kecuali sedang
menolong kasus gawat darurat, atau alasan kuat yang dapat
diterima Ketua Program Studi. KK dihadiri juga oleh para staf
pengajar, serta staf paramedik yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan tersebut.
c. Agenda konferensi klinik
186
Terapan
ketentuan/perubahan
administrasi/keuangan.
187
Pembiayaan
kegiatan
dan
pembekalan.
188
Tujuan Pembelajaran :
a. Setiap Peserta PPDS I sesuai dengan kemampuan
tingkatnya, setelah selesai masa tugas di Rumah Sakit
Satelit diharapkan mampu untuk :
b. memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat di
bidang obstetri dan ginekologi dengan sarana yang ada di
RSU Tingkat Kabupaten.
c. menjelaskan struktur organisasi Dinas Kesehatan Tingkat
Kabupaten/Kota, termasuk RSU Tingkat Kabupaten/Kota.
d. mengelola sistem pembinaan rujukan obstetri dan ginekologi.
2. Uraian kegiatan :
a. Kegiatan di Rumah Sakit Satelit diawali dengan melapor ke
Kepala SMF Obgin dan Direktur Rumah Sakit Satelit.
b. Menanda tangani perjanjian kerja dengan Kepala SMF Obgin
dan diketahui oleh Direktur Rumah Sakit Satelit. .
189
c.
d.
e.
f.
g.
h.
190
Kemampuan komunikasi.
Ketrampilan itu dipelajari dalam bentuk kegiatan akademik yang meliputi:
A. Morning report
B. Presentasi kasus
C. Journal reading
D. Konferensi Khusus: Kematian Ibu, Perinatal, Pertemuan klinikopatologi
E. Tesis
1.
Morning report
1. Pertemuan ini dilakukan mulai jam 7.00, kecuali :
2.
191
192
c.
d.
e.
f.
3.
4.
Konferensi Khusus:
a. Konferensi Kematian Ibu (KKI) :
Masalah klinik diluar RSHS (perujuk), segi-segi non-klinik yang
berpengaruh, kemungkinan penyebab kematian, pencegahan dan
aspek medikolegal.
b. Konferensi kematian Perinatal (KKP) :
Masalah klinik sebelum kelahiran, penata-laksanaan segera
sesudah kelahiran, analisa penyebab kematian, dan pencegahan.
c. Konferensi Patologi Anatomi (KPA) :
Kaitan gambaran klinik dan histopatologi, dampak perencanaan
tindak lanjut, dan penata-laksanaan kasus.
5.
Tesis
Tesis dibuat mengacu pada pedoman dari Universitas Padjadjaran dan
sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Kelompok Fungsional
Bidang Penelitian Departemen Obstetri dan Ginekologi FK Unpad pada
buku Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Departemen Obstetri dan
Ginekologi FK Unpad.
A.
193
Pendahuluan
Pendahuluan harus singkat serta menjelaskan tujuan yang ingin
dicapai dengan penanganan yang baik pada kasus yang dihadapi
Riwayat kasus
Riwayat kasus yang diajukan dalam bentuk resume medik yang
mencakup :
Data dasar.
Daftar masalah.
Uraian masalah.
Rencana penanganan awal .
Catatan kemajuan.
Tinjauan pustaka
Memuat mengenai dasar keilmuan serta teori-teori yang akan
digunakan sebagai dasar pembahasan kasus. Diharapkan teori-teori
tersebut diambil dari buku teks maupun jurnal.
Pembahasan
Hendaknya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut
:
- Apakah masalah / persoalan yang ada ?
- Mengapa demikian ?
- Bagaimana mengatasinya ?
- Penilaian masalah ?
Definisi masalah : deviasi dari standar yang merangsang kita untuk
bertindak.
Untuk mengetahui standar dan adanya deviasi gunakanlah sumbersumber keterangan sebaik-baiknya (kepustakaan, konsultasi dan
sebagainya).
Rujukan
Rujukan tidak dibatasi jumlahnya, disusun menurut nomor urut
pemunculan dalam naskah, sesuai dengan tata cara penulisan
Vancouver. Minimal 2 text book dan 4 jurnal terbaru dengan
maksimal 5 tahun. Semua nama yang ditulis pada diskusi harus ada
dalam daftar rujukan dan sebaliknya.
B.
194
Sari Pustaka.
1) Sari pustaka mengenai topik yang merupakan kajian pustaka
penelitian yang akan dimulai dan dipresentasikan oleh calon
peneliti tersebut.
2) Peserta sejak tahap I akhir hendaknya telah memilih suatu topik
dalam bidang obstetri dan ginekologi yang akan dibahas di
dalam sidang sari pustaka beserta dengan pembimbingnya dari
staf pengajar Bagian Obstetri dan Ginekologi atau bagian yang
lain dan hal ini harus dilaporkan kepada penyelenggara
pendidikan untuk didokumentasi.
3) Untuk Sari Pustaka, maka tulisan yang dibuat akan berisikan :
abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka serta kesimpulan.
Jumlah kata dalam pembuatan tulisan berkisar lebih kurang
3000 + 10% (tanpa disertai dengan kepustakaan)
4) KPS akan memantau tahapan penyelesaian sari pustaka oleh
masing-masing peserta didik.
5) Setelah dianggap selesai pembuatan sari pustaka oleh
pembimbing, maka peserta didik dapat segera melapor kepada
KPS dan Koordinator Kelompok Fungsional Bidang Penelitian
untuk mendapatkan jadwal konferensi sari pustaka beserta
nama moderator dan komentatornya.
6) Bahan penyajian / konferensi harus diterima moderator,
komentator dan narasumber paling lambat 7 hari sebelum
jadual konferensi ilmiah dilangsungkan.
7) Bahan penyajian dalam bentuk makalah tertulis dan dalam
bentuk soft copy wajib diserahkan ke Koordinator Kelompok
Fungsional Bidang Penelitian dan Pendidikan sebagai
dokumentasi.
8) Peserta didik yang ditunjuk untuk mengajukan sari pustaka
menyajikan secara lisan kasus tersebut dengan memanfaatkan
alat bantu audio visual yang tersedia (alokasi waktu 20 menit)
9) Diberi kesempatan pada komentator dan seluruh peserta
sidang untuk memperjelas beberapa hal dari isi sari pustaka.
10) Komentator memberi tanggapan masing-masing selama 5
menit.
11) Penyaji kasus harus memberi jawaban terhadap semua
tanggapan yang diajukan oleh tiap komentator.
12) Semua peserta sidang diberi kesempatan untuk memberi
tanggapan jika waktu memungkinkan.
195
Usulan Penelitian
1) Setelah sari pustaka disetujui dalam sidang sari pustaka, maka
peserta bersama pembimbing segera membuat usulan
penelitian yang dapat pula dibantu oleh seorang pembimbing
statistik.
2) Judul usulan penelitian dan pembimbing segera dilaporkan
kepada KPS dan Koordinator Kelompok Fungsional Bagian
Penelitian dan Pendidikan untuk didokumentasi.
3) KPS akan memantau tahapan penyelesaian usulan penelitian
oleh masing-masing peserta didik.
4) Panitia ujian usulan penelitian dibentuk sesudah pembimbing
menyatakan usulan penelitian telah selesai. Panitia ini dibentuk
oleh KPS/SPS, terdiri dari pembimbing dan 3 orang staf
pengajar. Seorang di antaranya menjadi Kepala dan seorang
lagi menjadi sekretaris panitia ujian. Pihak penyelenggara juga
akan menetukan jadwal ujian usulan penelitian tersebut.
5) Bahan penyajian / konferensi harus diterima moderator dan
penguji paling lambat 7 hari sebelum jadual ujian usulan
penelitian dilangsungkan.
6) Bahan penyajian dalam bentuk makalah tertulis dan dalam
bentuk soft copy wajib diserahkan ke Koordinator Kelompok
Fungsional Bagian Penelitian dan Pendidikan sebagai
dokumentasi.
7) Usulan penelitian yang telah selesai disusun bersama
pembimbing akan diajukan dalam ujian usulan penelitian pada
196
8)
E.
197
198
Hubungan inter-personal
199
200
Bobot
NILAI
MUTU
INTERPRETASI
90 100
85 89
4,00
3,75
A
A-
Baik Sekali
80 84
75 79
3,50
3,00
B+
B
Baik
70 74
65 69
2,75
2,50
BC+
Cukup
60 64
55 59
2,00
1,75
C
C-
Kurang
45 49
0 44
1,00
0,00
D
E
Kurang Sekali
3. Cara Evaluasi
a.
Ujian semester.
Ujian semester dilakukan untuk peserta PPDS I semester I-V.
Materi Ujian adalah Fisiologi, Patologi I, Patologi II, Obginsos dan
Ginekologi.
1) Syarat ujian semester
i. Telah selesai mengikuti rotasi yang sudah ditentukan.
ii. Telah menyelesaikan ujian keterampilan yang ditentukan
untuk masing-masing semester.
201
2)
3)
202
Jenis Ujian
Penelitian
FISIOLOGI
II
PATOLOGI I
Judul PIT
III
PATOLOGI II
Judul Tesis
IV
GINEKOLOGI
Sari Pustaka
OBGINSOS
Sidang UP
VI
CALASKA
VII
ASisten
KepalA (Chief
Resident)
VIII
Ujian
Akhir
Program
Ujian Nasional
Sidang Tesis
203
204
c.
d.
e.
f.
205
Gambar 2. Alur Ujian Semester II, III, IV, dan V PPDS-1 OBGIN UNPAD
206
207
208
209
Syarat:
a. Telah lulus ujian akhir 1 bulan sebelumnya
b. Telah menyerahkan naskah artikel Tesis untuk majalah
Obstetri dan Ginekologi Indonesia (MOGI) atau majalah
yang terakreditasi.
c. Telah menyerahkan Log book yang telah terisi lengkap.
d. Kandidat harus membayar biaya ujian yang ditentukan
oleh kolegium
Soal ujian tulis dan lisan dibuat oleh kolegium
Kandidat yang tidak lulus ujian tulis mendapat ujian
ulangan pada ujian kolegium berikutnya.
b. Tatalaksana
1) Tata Tertib
Pakaian:
i. Peserta Ujian (Pria) : Kemeja Berdasi
ii. Peserta Ujian (Wanita)
: Bebas
Rapih
iii. Penguji
:
Jas
Putih Berdasi
Hadir tepat waktu
Mengisi registrasi dengan menunjukkan identitas
210
c) Judicium
i. Dilakukan pada sore harinya pada sidang yang
dihadiri oleh Pimpinan Kolegium dan para Penguji.
ii. Peserta yang dinyatakan lulus, diberi surat
kelulusan oleh Kolegium Obstetri dan Ginekologi
Indonesia.
iii. Peserta yang dinyatakan gagal, harus menguanja,
lisan saja atau kedua-duanya tergantung dari hasil
judicium.
f. Penilaian dan Ujian Keterampilan Klinis
Seorang lulusan PPDS-1 Obstetri dan Ginekologi FK Unpad/RSHS
dikatakan kompeten setelah melakukan penilaian keterampilan klinis
mandiri atas hal tersebut di bawah sejumlah 6 (enam) kali oleh
Konsulen (termasuk ujian) dan dinyatakan lulus kompetensi dan
diberikan sertifikat kompetensi :
Semester
II
III
IV
V
VI
VII
Jenis
Tindakan/Keterampilan
Klinis Mandiri (Tingkat
4A)
1. Pertolongan
persalinan fisiologis
2. Kuretase
3. Kuretase vakum
1. Ekstraksi forceps
2. Ekstraksi vakum
3. Sterilisasi wanita
1. Pertolongan
persalinan sungsang
1. Salpingo-ovarektomi
1. Histerektomi
2. Seksio Sesarea
1. Kehamilan ektopik
Jenis
Tindakan/Keterampilan
Klinis Supervisi
(Tingkat 3)
1. Embriotomi
1. Laparoskopi
(Tubektomi/Kehamila
n Ektopik/Kistektomi)
1. Histerektomi vaginal
2. Kehamilan ektopik
lanjut
3. Uterus ruptur
211
F. TATA TERTIB
1.
212
1.
2.
3.
4.
5.
d. Cuti Hamil
1.
Masa cuti hamil 3 bulan, dimulai pada 34 minggu kehamilan
dan yang bersangkutan mengambil cuti akademik 3 bulan.
2.
Bila sejak awal kehamilan terdapat komplikasi maka dapat
mengajukan cuti hamil selama 1 tahun. 6 bulan masa cuti
dimasukkan ke dalam cuti akademik sedangkan 6 bulan
berikutnya tidak memperpanjang masa akhir pendidikan.
3.
Untuk cuti hamil selanjutnya, peserta PPDSI diberikan cuti
yang sama, tetapi memperpanjang masa akhir pendidikan.
e.
213
2.
3.
a.
b.
c.
c.
214
2.
3.
Sanksi Akademik
Sanksi akademik dapat berupa peringatan akademik dan/atau
pemutusan studi. Sanksi pemutusan studi diusulkan/diajukan oleh
program studi/fakultas dan diputuskan oleh Rektor. Selama masa
pendidikan peserta didik PDS I dapat dijatuhi sanksi apabila
memperlihatkan sikap dan kemampuan kerja yang tidak profesional
ataupun kesalahan lain, sanksi dapat berupa :
1. Peringatan Akademik Lisan
2. Peringatan Akademik Keras hingga perpanjangan masa pendidikan
Sanksi dijatuhkan atas dasar pengamatan para konsulen dengan bukti yang
diakui dan ditanda tangani oleh peserta didik yang bersangkutan.
Peringatan akademik berbentuk surat dari Wakil Dekan I yang ditujukan
kepada orang-tua/wali dan lembaga pengirim/penanggung atau peserta
didik untuk memberitahukan adanya kekurangan prestasi akademik
peserta didik atau pelanggaran ketentuan lainnya. Hal ini dilakukan
215
Penghentian pendidikan
Dengan ditetapkannya Pemutusan Studi berarti peserta didik dihentikan
pendidikannya dari Univesitas Padjadjaran karena prestasinya tidak
sesuai peraturan yang berlaku, kelalaian administratif, dan/atau
kelalaian mengikuti kegiatan pembelajaran.
Tujuan pemutusan studi ialah :
a. Mempertahankan mutu hasil pendidikan.
b. Mempertahankan tanggung jawab profesional.
c. Mempertahankan pendayagunaan sumber pendidikan.
Sanksi dijatuhkan hanya oleh KPS atau oleh Rektor atas usulan KPS
yang disetujui oleh Pimpinan Fakultas. Laporan kondisi peserta didik
yang harus diberikan peringatan akademik sebagai akibat melakukan
kelalaian, dilampiri bukti prestasi akademik dan/atau bukti kelalaian :
1) Surat peringatan kepada peserta didik yang bersangkutan dari
Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I)
2) Surat Permohonan Pertimbangan atas peserta didik yang
melakukan pelanggaran hukum dari Pimpinan Fakultas
(Dekan/WD I) kepada Senat Fakultas
3) Surat Keputusan melanggar/tidak melanggar Hukum atas
nama peserta didik yang bersangkutan dari Senat Fakultas
4) Surat permohonan Pemutusan Studi atas nama peserta didik
yang bersangkutan dari Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I)
kepada Pimpinan Universitas (Rektor/Warek I)
5) Surat Persetujuan/Penolakan Pemutusan Studi peserta didik
yang bersangkutan dari Pimpinan Universitas (Rektor/Warek I)
6) Transkrip Akademik yang telah ditempuh oleh peserta didik
yang bersangkutan selama di Universitas Padjadjaran,
ditandatangani oleh Pimpinan Fakultas (Dekan/WD I).
Penghentian pendidikan merupakan hasil rangkaian penilaian kemajuan
pendidikan peserta, yang mengungkapkan kekurangan-kekurangan
yang terlalu jauh dari pencapaian yang ditetapkan dalam kurikulum yang
harus diselesaikan.
Pemutusan studi dikenakan kepada peserta didik yang mengalami
kondisi di bawah ini:
1.
Semester I, jika peserta gagal dalam mengikuti ujian ulangan
Fisiologi (semester I)
2.
Akhir semester I tidak mencapai Indeks Prestasi (IP) 2,75;
216
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Gagal pada ujian semester selama 2 (dua) semester berturutturut untuk semester 2-5,
Akhir semester II tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) 2,75;
Ketidak mampuan belajar dan/atau peningkatan kemampuan
diri dalam
pembinaan/bimbingan khusus.
Waktu pendidikannya melebihi 1 x lama pendidikan Prodi
(12 semester dari rencana pendidikan 8 semester)
Kurangnya rasa tanggung jawab profesional yang
membahayakan pasien ataupun lembaga pendidikan, kondisi
ini diputuskan oleh Rapat Staf Departemen Obstetri dan
Ginekologi
Tidak melakukan registrasi berturut-turut tanpa ijin Rektor;
Telah melakukan pendaftaran atau pendaftaran kembali
secara administratif, tetapi tidak mengikuti kegiatan belajarmengajar pada semester bersangkutan tanpa alasan yang
dapat dibenarkan,
Menghentikan studi dua semester berturut-turut atau dalam
waktu berlainan tanpa ijin Rektor;
Perilaku yang melanggar hukum dan / atau memperlihatkan
sikap tidak terpuji, berupa tindak pidana maupun terlibat
dalam pemakaian atau pengedaran obat terlarang dan
sejenisnya, maka ditetapkan bersalah secara hukum oleh
pengadilan, akan dikenakan sanksi berupa skorsing sampai
dengan pemutusan studi oleh Rektor sesuai dengan
peraturan yang berlaku;
Pelanggaran etika moral dan etika profesi, seperti
perselingkuhan dan pelecehan seksual, perkelahian sesama
peserta PPDS I atau penyelenggara pelayanan di Rumah
Sakit baik di dalam maupun diluar lahan pendidikan,
memeriksa pasien/klien tanpa supervisi, membuat resep,
melakukan konsultasi tanpa supervisi, membocorkan rahasia
jabatan, dan sebagainya, memalsukan tanda tangan dan
sejenisnya, akan dikenakan sanksi berupa skorsing oleh
Dekan sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor.
Ketentuan dalam Pasal 406 dan Pasal 351 KUHP juga dapat
dikenakan terhadap aktivitas demo yang tidak tertib dan
menimbulkan kerusuhan sehingga mengakibatkan terjadinya
kerusakan barang milik orang lain dan atau korban luka-luka.
Pelanggaran etika akademik seperti menyontek, menjiplak
(makalah, laporan, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dan
sebagainya), membocorkan soal atau sejenisnya akan
dikenai sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan
studi. Pada hal-hal tertentu, fakultas dapat mengeluarkan
217
218
8.
219
3. Jalur Penerimaan
1. Berkas permintaan pada butir II di atas akan dipelajari oleh staf
pengajar Program Studi Obstetri dan Ginekologi PPDS di FK
UNPAD. Jika nilai tidak sesuai dengan tersedianya kesempatan
adaptasi maka berkasnya dikembalikan ke Konsorsium Ilmu
Kesehatan.
Mereka yang dinilai sesuai dengan kesempatan adaptasi, akan dipanggil
untuk wawancara dengan staf pengajar minimal 7 hari sebelum jadual.
2. Wawancara dilakukan oleh 3 atau 4 staf pengajar untuk dinilai;
1. Kejelasan keterangan tertulis yang ada
2. Latar belakang pendidikan.
3. Tata nilai : profesional, tanggung jawab, sikap pribadi.
4. Penilaian diri terhadap program adaptasi.
3. Kesimpulan wawancara terdiri atas kemungkinan sebagai berikut :
a. Tidak tepat untuk program adaptasi di UNPAD, berkas
dikembalikan ke Konsorsium Ilmu Kesehatan dengan saran
untuk dikirim ke lembaga pendidikan lainnya.
b. Dapat diberi kesempatan adaptasi di UNPAD dan ditetapkan
jadual penyelenggaraan penilaian awal.
4. Penilaian Awal
Bagi mereka yang diberi kesempatan adaptasi di UNPAD, diatur kegiatan
sebagai berikut :
a. Orientasi kegiatan program studi selama 14 hari.
b. Penilaian kemampuan awal selama 30 hari :
a. Dinas Poliklinik 1 minggu
b. Ujian teori patologi (uji tulis)
c. Dinas di unit tindakan 1 minggu
d. Ujian kasus medikal (uji lisan)
e. Dinas di unit rawatan 1 minggu
f.
Ujian kasus bedah (ujian operasi)
g. Penilaian kemampuan pembedahan 1 minggu
c. Kesimpulan kemampuan awal sesudah minggu terakhir :
1. Kemampuan calon terlalu rendah untuk adaptasi dan
memerlukan suatu program pendidikan yang lebih dari satu
tahun (2 semester) berkas di kembalikan ke konsorsium Ilmu
Kesehatan Depdiknas dengan tembusan kepada Board of
Obstetrics and Gynecology Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia (POGI).
2. Kemampuan calon mengizinkan untuk program adaptasi 3-6-9
atau 12 bulan dengan penilaian terus menerus.
3. Jika calon sesuai butir 2, selanjutnya ditetapkan jadual program
adaptasi sesuai dengan daya tampung Program studi Obstetri
dan Ginekologi PPDS di FK UNPAD.
220
5. Penyelenggaraan
Program adaptasi pada dasarnya terdiri dari :
1. Penempatan sebagai dokter jaga ikutan (tahap I dan IIA) dengan dinas
poliklinik dan/atau unit tindakan.
2. Penempatan sebagai dokter jaga pelapor (tahap IIB/IIC) dengan dinas di
unit rawatan dan/atau bedah pusat.
3. Penempatan sebagai dokter jaga utama (tahap IIIA/IIIB) dengan
penempatan di tempat stase yang sesuai kebutuhannya.
6. Penilaian
Penilaian dilakukan secara terus-menerus dengan pengujian secara
bertahap sesuai dengan penempatannya.
Ujian tulis, lisan dilakukan setiap 2 bulan sebelum mengikuti ujian
Calaska. Setelah mengikuti tahap Asisten Kepala, yang
bersangkutan menjalani ujian akhir dan ujian Kolegium.
7. Penghentian Adaptasi
Penghentian program adaptasi dapat terjadi sebagai berikut :
a. Peserta adaptasi mengundurkan diri.
b. Peserta adaptasi membuat kesalahan berat yang membawa
cacat tubuh ataupun kematian kasus yang seyogianya dapat
dihindarkan.
c. Peserta adaptasi membuat kesalahan-kesalahan yang
berulang diperingatkan lisan/tertulis tanpa usaha perbaikan
yang memadai.
d. Peserta adaptasi tidak menunjukan kemajuan yang sesuai
dengan harapan staf pengajar dan program pembinaan yang
khusus diberikan baginya juga tidak memberikan hasil baik.
e. Peserta adaptasi menolak menyelesaikan tugas yang tercakup
dalam program adaptasinya.
8. Lain-lain
1. Bagi mereka yang belum pernah diambil sumpahnya sebagai
dokter, karena pendidikan dokter diselesaikan di luar negeri,
akan diusahakan untuk diambil sumpahnya di FK UNPAD
secepatnya, sesuai dengan jadual penyumpahan dokter yang
ada.
2. Peserta adaptasi harus membuat perjanjian pada :
i. Saat sebelum melakukan kegiatan pra program adaptasi
ii. Saat akan mulai melakukan program adaptasi
3. Semua pembiayaan yang timbul selama penyelenggaraan
program adaptasi, harus dipikul oleh peserta sendiri.
221
222
Adrenal Gland
Soft Tissue (Fibrous Tissue and Fatty Tissue)
Fine Needle Aspiration Biopsy
Ujian Akhir Semester IV
Semester V
Breast
Soft Tissue (Muscle tissue) and Bone
Blood
Skin
Eye
Clinicopathologic conference
Cancer-clinic consultation
Ujian Akhir Semester V
UJIAN NASIONAL TAHAP 2
Semester VI-VIII
Stase Bedah Onkologi
Stase Kebidanan dan Kandungan
Stase Ilmu Kedokteran Kehakiman
Stase Radiologi
Stase Patologi Klinik Sub Divisi Hematologi
Usulan Penelitian, dan Laporan Kemajuan (Progress
Report)
Tesis
Ujian Kompetensi Lokal
UJIAN NASIONAL TAHAP 3
223
I.
Kepala & Leher
Sist.Respirasi
Sist. Kardiovaskuler
Mediastinum
Menerapk
an
etika
profesi
saat
diagnosis
Menulis
karya
Ilmiah
berupa
referat,
jurnal
Menegakk
an
diagnosis
II.
Rongga Mulut
Kelenjar Liur
Sist. Gastrointest
Hati
&
saluran
Empedu
Pankreas & saluran
Bilier
Menerapk
an
etika
profesi
saat
diagnosis
Menulis
karya
Ilmiah
berupa
referat,
jurnal,
poster
Menegakk
an
diagnosis
III.
Sist. Urogenital
Sist.
Reproduksi
Wanita
Sitologi
Potong Beku
Menerapk
an
etika
profesi
saat
diagnosis
Menulis
karya
Ilmiah
berupa
referat,
jurnal,
Menegakk
an
diagnosis
KOMPETENSI
4
5
Melaksanak
an kegiatan
memotong
jaringan
Melaksanak
an
dan
mengawasi
kegiatan
memotong
jaringan
Melaksanak
an
dan
mengawasi
kegiatan
memotong
jaringan,
Membim
bing
adik
kelas
dalam
mendiag
nosis,
mengerj
akan
tugas
Membim
bing
adik
kelas
dalam
mendiag
224
poster,
karya
ilmiah lain
potong beku
IV.
Sist.Retikuloendoteli
al
Limpa
Kelenjar Adrenal
Jaringan Ikat
Jaringan Lemak
FNA
Menerapk
an
etika
profesi
saat
diagnosis
Menulis
karya
Ilmiah
berupa
referat,
jurnal,
poster,
karya
ilmiah lain
Menegakk
an
diagnosis
Membantu
melakukan
pradiagno
sis kasus
autopsy
V.
Payudara
Jaringan otot
Tulang
Darah
Jaringan Kulit
Mata
CPC
Konsultasi
Klinik
Kanker
Menerapk
an
etika
profesi
saat
diagnosis
Menegakk
an
diagnosis
Membantu
melakukan
pradiagno
sis kasus
autopsy
VI sampai VIII
Stase
Bedah
Onkologi
Stase Kebidanan &
Kandungan
Menerapk
an
etika
profesi
saat
Menulis
karya
Ilmiah
berupa
referat,
jurnal,
poster,
laporan
kasus,
karya
ilmiah lain
Menulis
karya
Ilmiah
berupa
Menegakk
an
diagnosis
Melakukan
pradiagno
sis kasus
autopsy,
Melaksanak
an
dan
mengawasi
kegiatan
memotong
jaringan,
potong
beku,
melakukan
fna
Melaksanak
an
dan
mengawasi
kegiatan
memotong
jaringan,
potong
beku,
melakukan
fna
Mengikuti
kegiatan
CPC, diskusi
klinik
kanker,
diskusi
kasus sulit
Mengikuti
kegiatan
CPC, diskusi
klinik
dan
klinik
kanker,
diskusi
kasus sulit
Berperan
sebagai
menejer
dan
berdiskusi
tentang
pengelola
an
lab
patologi
Melaksanak
an
dan
mengawasi
kegiatan
Mengikuti
kegiatan
CPC, diskusi
klinik
dan
Berperan
sebagai
menejer
dan
nosis,
mengerj
akan
tugas
Membim
bing
adik
kelas
dalam
mendiag
nosis,
mengerj
akan
tugas
Membim
bing
adik
kelas
dalam
mendiag
nosis,
mengerj
akan
tugas
Membim
bing
adik
kelas
225
Stase
Ilmu
Kedokteran
Kehakiman
Stase Radiologi
Stase Patologi Klinik
Usulan Penelitian
Laporan Kemajuan
Tesis
Ujian Kompetensi
diagnosis
referat,
jurnal,
poster,
laporan
kasus,
karya
ilmiah lain
melakukan
autopsy
pada saat
stase
memotong
jaringan,
potong
beku,
melakukan
fna
klinik
kanker,
diskusi
kasus sulit
berdiskusi
tentang
pengelola
an
lab
patologi
dalam
mendiag
nosis,
mengerj
akan
tugas
226
B.
Materi Pendidikan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Bobot
SKS
11
13
16
Semester
I s/d V
I s/d V
2
7
II s/d V
I s/d VIII
11
I s/d VIII
1
2
1
3
7
1
VI
II s/d VIII
I s/d VIII
I s/d VII
II-VIII
V-VIII
I
I s/d III
I s/d IV
227
No
9
10
11
12
13
14
Materi Pendidikan
Keahlian Patologi Anatomi
Tehnik Otopsi
Tanggung Jawab Mengajar
Etika Patologi Anatomi
Metodologi Penelitian
Penelitian, Tesis, dan Stase
Administrasi Laboratorium
228
8.
9.
C.
D. Pedoman Ujian
KETENTUAN UJIAN PPDS-1 PATOLOGI ANATOMI
I. Ujian Lokal
I.
a. Ujian Tengah Semester
Pada setiap tengah semester (tiga bulan kalender), diadakan ujian tertulis
yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Tidak ditentukan persyaratan
khusus.
I.
b. Ujian Akhir Semester
Pada setiap akhir semester, diadakan ujian tertulis dan ujian keterampilan
diagnosis dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Setiap mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi telah menyelesaikan
seluruh kewajiban presentasi ilmiah maupun tugas akademik lainnya
yang dibuktikan dengan kelengkapan LOGBOOK.
2. Setiap mahasiswa PPDS-1 Patologi Anatomi telah menyelesaikan
seluruh kewajiban pembayaran iuran keanggotaan IAPI.
3. Waktu pelaksanaan ujian ditetapkan berdasarkan rapat akademik
Departemen Patologi Anatomi.
4. Pelaksanaan ujian berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan.
5. Ujian tulis dilaksanakan pada hari pertama, dimulai pukul 08.00-selesai.
6. Ujian keterampilan diagnosis dilaksanakan setelah ujian tulis selesai.
7. Yudisium dilakukan setelah seluruh rangkaian ujian selesai
dilaksanakan.
8. Peserta ujian dinyatakan lulus apabila nilai ujian tulis mencapai minimal
75, nilai ujian keterampilan diagnosis mencapai minimal 75 dan nilai
kegiatan harian mencapai 75.
229
9.
230
5.
6.
7.
8.
9.
231
4.
5.
Kepala Departemen (atau wakil) dan Ketua Program Studi (atau wakil),
membayar biaya ujian sesuai ketentuan.
Ketentuan kelulusan peserta ujian ditetapkan oleh Kolegium dan
diumumkan melalui surat kepada Kepala Departemen (atau wakil) dan
Ketua Program Studi (atau wakil).
Bila peserta ujian dinyatakan tidak lulus, dapat mengikuti ujian ulang
pada kesempatan berikutnya dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Kolegium.
2.
3.
4.
E. Tata Tertib
Tata Cara Program Studi
1. Alih Program Studi
Peserta PPDS-I mengajukan surat untuk alih Program Studi kepada
Ketua Program Studi, selanjutnya yang bersangkutan menghubungi dan
mengajukan permintaan alih Program Studi kepada Ketua Program
Studi yang baru dengan membawa keterangan dari Ketua Program
Studi yang lama. Ketua Program Studi yang baru akan menelaah
kelayakan yang bersangkutan untuk dapat diterima sebagai peserta
PPDS-I, bila diperlukan, yang bersangkutan diharuskan untuk menjalani
berbagai uji seleksi penerimaan.
232
2.
3.
Cuti sakit
Harus dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter spesialis yang
menerangkan peserta didik tidak diperkenankan untuk mengikuti
kegiatan pendidikan.
Bila lama sakit lebih dari 6 hari dalam satu subbagian/ divisi/ unit kerja
yang bersangkutan harus mengulang di subbagian tersebut.
233
3.
Cuti hamil
Cuti hamil diberikan selama 3 tiga bulan untuk peserta program studi.
4.
5.
Cuti khusus
Merupakan jenis cuti yang diberikan atas pertimbangan Kepala Bagian/
Departemen dengan masukan dari KPS, termasuk kedalam Cuti Khusus
adalah cuti untuk melaksanakan ibadah Haji/ Umroh, menikah dan lain
lain. Lama cuti disesuaikan dengan keperluan dan dengan
memperhitungkan aspek pendidikan.
234
235
Keilmuan.
Dapat berupa meninggalkan/tidak mengikuti acara ilmiah seperti journal
review/reading, referat, sajian kasus), atau melalaikan tugas yang
bersifat keilmuan seperti tugas baca; tanpa alasan yang dapat diterima.
b. Institusi
Seperti tidak menjaga peralatan Rumah Sakit Pendidikan dengan baik,
atau tidak mengindahkan peraturan Rumah Sakit Pendidikan dan
Fakultas Kedokteran UNPAD.
5. Pelanggaran hukum
Bila peserta didik diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses
penegakkan hukum, peserta didik dibebaskan dari tugas mengikuti proses
pembelajaran.
Bila dikemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang bersangkutan
diperkenankan untuk mengikuti kembali proses pembelajaran. Masa yang
hilang sebagai akibat proses penegakkan hukum diusahakan dengan
236
237
238
239
A.
Metode Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan bidang ilmu, keterampilan, dan perilaku
yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan. Materi pembelajaran pada umumnya berupa praktek dan teori,
ilmu biomedis dasar, ilmu klinis dan laboratorium bidang spesialisasi terkait,
pengetahuan mengenai perilaku, etika kedokteran, sistem kesehatan yang
berlaku, aspek medikolegal dan ilmu sosial lain. Ilmu biomedis dasar,
tergantung kebutuhan, dapat berupa anatomi, fisiologi, biokimia, biofisika,
biologi sel dan molekuler, genetika, mikrobiologi, imunologi farmakologi,
patologi, dsb. Ilmu klinis berupa bidang ilmu spesialistik baik berupa klinis
maupun laboratorium. Ilmu lain, tergantung dari kebutuhan, dapat berupa
psikologi medis, sosiologi medis, biostatistik, epidemiologi, kedokteran
masyarakat, dsb.
Disamping itu setiap peserta PPDS-I Patologi Klinik diwajibkan untuk
mempelajari, mencontoh, dan menerapkan sikap profesionalisme. Beberapa
aspek penting dari sikap profesionalisme yang harus ditunjukkan oleh
peserta didik adalah :
a. Kemandirian, mampu mengambil keputusan klinis secara mandiri
dengan tujuan untuk kebaikan pasien
b. Altruisme, mengedepankan kepentingan orang lain dalam hal ini pasien
dan keluarganya
c. Menunjukkan belas kasih dalam menghadapi pasien
d. Memiliki kepekaan terhadap kebutuhan pasien, memberikan rasa
nyaman
e. Dapat dipercaya dan diandalkan termasuk dalam pemenuhan janji
seperti jadwal praktek, konsultasi dan sebagainya
f. Dapat menjaga kerahasian pasien
g. Memiliki kepekaan dan mengambil tindakan yang sesuai terhadap
maslah gender, usia, budaya, agama, dan ketidak mampuan atau
kecacatan yang dimiliki pasien
h. Menghargai orang lain, termasuk hal-hal yang bersifat pribadi dan
martabat pasien, menghargai martabat-tugas dan pekerjaan sesama
residen baik yang junior, para pendidik, residen dan pendidik dibidang
spesialisasi lain, perawat, dan karyawan rumah sakit, dsb.
Dapat mempertanggungjawabkan segala tindakan medis yang diambil
baik terhadap pasien, masyarakat maupun terhadap organisasi pofesi.
Diharapkan peserta didik dapat menunjukkan dirinya sebagai seorang ahli
dalam bidang spesialisasanya, penasihat dalam bidang kesehatan,
komunikator kesehatan, pendidik, manajer kesehatan, dan menjadi pribadi
yang mampu bekerjasama dalam suatu kelompok. Lebih jauh lagi,
mengingat muatan akademik yang begitu tinggi, kurang lebih mencapai 40%,
setelah lulus diharapkan peserta didik dapat berkiprah sebagai seorang
peneliti di bidang kesehatan.
240
B.
Materi Pendidikan
MKDU
Dasar-Dasar
Pengetahuan
Laboratorium
Patogenesis,
patofisiologi,diagnosis
dan
intepretasi
pemeriksaan
laboratorium
untuk
penyakit
hematologi dan onkologi
Patogenesis,
patofisiologi,diagnosis
dan
intepretasi
pemeriksaan
laboratorium untuk penyakit metabolicendokrin, kardiovaskular, gastroenterohepatologi dan nefrologi
Patogenesis,
patofisiologi,diagnosis
dan
intepretasi
pemeriksaan
laboratorium untuk mikrobiologi klinik
dan penyakit infeksi
Patogenesis,
patofisiologi,diagnosis
dan
intepretasi
pemeriksaan
laboratorium untuk penyakit alergi dan
imunologi
Ujian Kompetensi
Manajemen Laboratorium
10
11
Bobot
SKS
10
Semester
I
16
II S/D VII
16
II S/D VII
II S/D VII
II S/D VII
III
IV S/D VII
Penelitian Mandiri
III - VII
IV - VII
Materi
Orientasi Lapangan
Overview Departemen Struktur
Organisasi
Tata Tertib PPDS
Proses Pendidikan dan Kurikulum
Alur dan Jenis Pelayanan
Waktu
1
1
1
1
1
SKS
Semester
I
241
No
Materi
Waktu
K3
Patient Safety
Universal Precaution
Peraturan Jaga
Overiew Laboratorium Rawat
Emergensi
Overiew Laboratorium Rawat Inap
Overiew Laboratorium Rawat Jalan
Pengambilan Darah dan Persiapan
Bahan Pemeriksaan Hematologi
Pengambilan Darah Dan Persiapan
Bahan Pemeriksaan Mikrobiologi
LCS, Transudat + Eksudat
Praktikum Pengambilan Darah Dan
Persiapan Sampel
Kuliah Umum Divisi Hematologi
Kuliah Umum Divisi Hematologi
(Hemostasis)
Kuliah Umum Divisi Hematologi
(Transfusi Darah)
Kuliah Hemato-Onkologi
Kuliah Imuno-Onkologi
Overview Imunologi
Kuliah Imunologi Alamiah Dasar
(Seluler Dan Humoral)
Kuliah Imunologi Adaptif Dasar
(Limfosit B, Limfosit T Dan Antibodi)
Prinsip Metode Pemeriksaan Imunologi
(Aglutinasi, ICT, EIA)
Pengenalan Alat Dan Perawatannya Di
Lab Imunologi
Kuliah Penanda Cardiovaskuler
Disease
Kuliah Dasar Nefrologi
Pengambilan Darah Dan Persiapan
Bahan Pemeriksaan Urin Dan Cairan
Tubuh
Kuliah Umum Divisi Endokrin Dan
Metabolisme
Prinsip Kerja Alat Ukur
10
11
12
13
14
SKS
Semester
1
1
1
1
242
No
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Materi
Kuliah Dasar Gastroenterologi Hepatik
Tutorial
Menggunakan Dan Merawat Mikroskop
Kuliah Mikrobiologi dan Biologi
Molekuler
Spektrofotometri, Turbidimetri,
Nefelometri
Alat Pengukur Gas Darah Dan
Elektrolit, Coulometri
Enzimatik, End Point, Rate Assay
Prinsip Pemeriksaan Elektroforesis,
Immunoelektroforesis, Khromoatografi,
Immuno-Difusi, Immuno-Kimia, ELISA,
Chemiluminescense, Flow-Cytometer
Kuliah Pengenalan Metode Imunologi
Elisa Imunokromatography, Aglutinasi,
Flowsitometri, ECLIA
Preanalitik, Analtik, Dan Post Analitik
Pemeriksaan Imunologi
Memahami Prinsip Kerja Biakan
Kuman, Jamur, Uji Kepekaan Kuman;
Pewarnaan Mikrobiologi,Teknik
Pewarnaan Sediaan Hematologi,
Jamur,Urinalisis, Parasitologi,
Pewarnaan ZN
Prinsip Pengadaan, Penggunaan &
Pelaporan Pemakaian Reagen,
Penyimpanan Reagensia, Kalibrator,
Standard, Kontrol Laboratorium Klinik
Prinsip Alat Automatik, Cara
Pengambilan Bahan Spesimen
Prinsip Kontrol Mutu Hasil Lab
Prinsip Perbankan Darah
Membuat Anggaran Untuk Lab
Mengawasi Dan Membimbing Tenaga
Teknis Dan Adm. Lab
Menggunakan Kepustakaan Sebagai
Sumber Pengetahuan
Tanggung Jawab Terhadap Tugas
JUMLAH
Waktu
SKS
1
1
1
1
1
1
1
1
24
10
Semester
243
No
Materi
Waktu
Tahap Klinis
1. Divisi Imunologi Klinik
Kompetensi yang
No
Materi
diharapkan
1 Dengue,
Mampu memahami dan
Typhoid,
menginterpretasikan
malaria, TBC
pemeriksaan laboratorium
(common
serologi penyakit dengue,
infection)
typhoid, malaria dan TBC
(common infection)
SKS
Semester
B.
Hepatitis
A,B,C,D,E
Other rare viral
infection (EBV)
HIV, Sifilis,
Chlamydia
(STD)
WB
Imunoelectroph
oresis,
Flowsitometri
Imunitasseluler
(Quantiferon/Elli
spot)
Amoeba,
Leptospira,
H.pylori
danpenyakit
parasit lain
Infeksi jamur
dan bakteri lain
Wkt
2
SK
S
Seme
ster
II s/d
IV
II s/d
IV
II s/d
IV
II s/d
IV
II s/d
IV
II s/d
IV
244
(Streptococcus)
pemeriksaan laboratorium
serologi Infeksi jamur dan
bakteri lain (Streptococcus)
JUMLAH
2.
No
12
Kompetensi yang
diharapkan
1. Memahami prinsip
kerja alat-alat dan
metode-metode
pemeriksaan
2. Memahami etiologi
dan patogenesis
peningkatan/penur
unan kadar
pemeriksaan
laboratorium terkait
3. Mampu
mengetahui dan
melakukan trouble
shooting tahap
awal untuk
pemeriksaan
dengan alat terkait
4. Mampu
menghitung dan
menginterpretasi
hasil pemeriksaan
klirens kreatinin
5. Mampu
menginterpretasi
hasil pemeriksaan
AGD dan batu
ginjal
Memahami dan mampu
mengerjakan serta
menginterpretasi hasil
pemeriksaan Kimia
Klinik yang
berhubungan dengan
gangguan endokrin dan
metabolisme
Wkt
SK
S
Semes
ter
II s/d IV
II s/d IV
245
No
Materi
prostat :
- Fosfatase
asam
- Fosfatase
prostat
Parameter Kimia
Klinik untuk
diagnosa Anemia
Hemolitik Anemia
Defisiensi Fe:
Fe serum
TIBC
G6PD
Internal QC
External QC
Pemeriksaan
parameter Kimia
Klinik pada
gangguan
Hepatogastoenter
ologi
Pemeriksaan
parameter Kimia
Klinik pada
gangguan Sistem
Enzimologi
Point of Care
Kompetensi yang
diharapkan
Kelenjar tiroid
Infertilitas
Test kehamilan
Kelenjar prostat
Wkt
SK
S
Semes
ter
II s/d IV
II s/d IV
II s/d IV
II s/d IV
II s/d IV
246
No
Materi
Testing (POCT)
Keseimbangan
Elektrolit:
Kadar
Natrium
serum & urin
Kadar Kalium
serum & urin
Kadar
Calcium
serum & urin
Kadar
Magnesium
serum & urin
Kadar
Phosphor
serum & urin
Kadar Ureum
serum & urin
Kadar
Kreatinin
serum & urin
Kompetensi yang
diharapkan
dan memahami serta
menginterpretasi
pemeriksaan
laboratorium POCT
Memahami dan mampu
mengerjakan,
menginterpretasi serta
mengevaluasi
parameter Kimia Klinik
yang berhbungan
dengan gangguan
keseimbangan elektrolit
Wkt
SK
S
Semes
ter
II s/d IV
Pemeriksaan
laboratorium
untuk penyakit
Saluran kemih
II s/d IV
10
Pemeriksaan
laboratorium
Cairan Tubuh :
Cairan
peritoneal
Cairan
amnion
Cairan sendi
Cairan pleura
Cairan
II s/d IV
247
No
Kompetensi yang
diharapkan
Materi
Wkt
SK
S
Semes
ter
perikardial
11
Pemeriksaan
parameter Kimia
Klinik
Kardiovaskuler
12
Pemeriksaan
Hepatogastroente
rologi
13
Pemeriksaan
Kardiologi,
Enzimologi &
Endokrinologi
14
JUMLAH
3.
II s/d IV
II s/d IV
II s/d IV
II s/d IV
24
248
No
1
Materi
A.
Manajemen
Lab
Hematologi
1.
2.
3.
4.
5.
B.
Alat
Hematologi
Otomatis
6.
C.
Kelainan
Eritrosit
7.
D.
Pemeriksaan
Hematologi
yang
berhubunga
n
dengan
kelainan
8.
Kompetensi yang
diharapkan
Memahami,
mampu
membuat
dan
mengelola pemantapan
mutu lab hematologi.
Memahami,
mampu
membuat
dan
mengevaluasi kebijakan
lab hematologi.
Memahami,
mampu
membuat
dan
mengevaluasi protap lab
hematologi.
Memahami,
mampu
membuat
dan
mengevaluasi instruksi
kerja lab hematologi.
Memahami,
mampu
membuat
dan
mengevaluasi
tahap
preanalitik pemeriksaan
lab hematologi.
Memahami prinsip kerja,
mampu menggunakan
dan mengetahui trouble
shooting tahap awal
untuk alat hematologi
Analyzer Lengkap
Memahami
pathogenesis
dan
patofisiologi serta dapat
menjelaskan
kelainan
eritrosit secara umum,
yang meliputi : kelainan
jumlah,
fungsi
atau
morfologinya
Memahami,
mampu
mengerjakan
dan
mengevaluasi
pemeriksaan hematologi
lanjutan
yang
beerhubungan dengan
Wkt
2
SK
S
Seme
ster
II s/d I
II s/d
IV
II s/d
IV
II s/d
IV
249
eritrosit
E.
Pemeriksaan
Aspirasi
Sumsum
Tulang
F.
Anemia
Defisiensi
Besi
12.
13.
G. Anemia
Akibat
Penyakit
Kronis
14.
15.
Menguasai
indikasi
pemeriksaan
aspirasi
sumsum tulang.
Mampu
melakukan
aspirasi sumsum tulang.
Mampu
melakukan
interpretasi
sediaan
hapus sumsum tulang
(morfologi, ME Ratio,
dan mielogram) dan
menghubungkannya
dengan kelainan klinik.
Menguasai
definisi,
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis
dan
patofisiologi,
gejala
klinik
serta
kriteria
diagnosis kasus anemia
defisiensi besi.
Mampu
melakukan
pengelolaan
laboratorium
secara
komprehensif
pada
kasus anemia defisiensi
besi.
Menguasai
definisi,
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis
dan
patofisiologi,
gejala
klinik
serta
kriteria
diagnosis kasus anemia
akibat penyakit kronis.
Mampu
melakukan
pengelolaan
laboratorium
secara
II s/d IV
II s/d
IV
II s/d
IV
250
H.
Thalassemia
I.
Kelainan
Leukosit
10
J. Pemeriksaan
Hematologi
yang
berhubungan
dgn Kelainan
Leukosit
komprehensif
pada
kasus anemia akibat
penyakit kronis.
16. Menguasai
definisi,
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis
dan
patofisiologi,
gejala
klinik
serta
kriteria
diagnosis
kasus
Thalassemia
17. Mampu
melakukan
pengelolaan
laboratorium
secara
komprehensif
pada
kasus Thalassemia.
18. Memahami patogenesis
dan patofisiologi, serta
dapat
menjelaskan
kelainan leukosit secara
umum, yang meliputi:
kelainan jumlah, fungsi
maupun morfologinya.
19. Memahami,
mampu
mengerjakan
dan
mengevaluasi
pemeriksaan hematologi
lanjutan
yang
berhubungan
dengan
kelainan
leukosit,
secara otomatis dan
manual, yang meliputi:
seluruh parameter yang
berhubungan
dgn
leukosit-selain
CBCyang
ada
di
alat
Hematology
Analyzer
lengkap (35 parameter),
jumlah eosinofil, koreksi
normoblas, sel LE, Sel
Sezary, sitokimia dan
pemeriksaan sumsum
tulang (morfologi dan
mielogram).
II s/d
IV
II s/d
IV
251
11
K.
Leukemia
dan
leukemia
akut
12
L.
Kelainan
Mieloprolifer
atif Kronis
(Leukemia
Mielositik
Kronis)
13
M. Kelainan
Hemostasis
14
N.
Transfusi
dan
Perbankan
Darah
20. Menguasai
definisi,
etiologi,
epidemiologi,
klasifikasi, patogenesis
dan patofisiologi, gejala
klinik, kriteria diagnosis
dan
pengelolaan
(laboratorium)
kasus
leukemia.
21. Menguasai
definisi,
etiologi,
epidemiologi,
klasifikasi, patogenesis
dan patofisiologi, gejala
klinik, kriteria diagnosis
dan
pengelolaan
(laboratorium)
kasus
Leukemia
Mielositik
Kronis.
22. Memahami patogenesis
dan patofisiologi, serta
dapat
menjelaskan
kelainan
trombosit
secara umum, yang
meliputi:
kelainan
jumlah, fungsi maupun
morfologinya.
23. Mampu
Mengerjakan
Uji
Cocok
serasi
(Kompatibilitas)
24. Memahami
da
menguasai managemen
dan pelayanan darah di
bank darah
25. Mampu melakukan dan
mengintepretasi
berbagai pemeriksaan
laboratorium
yang
berhubungan
dengan
skrining penyakit MLTD
dan reaksi transfusi
II s/d
IV
II s/d
IV
II s/d IV
252
14
O. Pelayan
darah di PMI
(*)
15
P.
26. Memahami
dan
menguasai pelayanan
darah di PMI
27. Memahami
dan
menguasai
rekrutmen
donor
28. Memahami
dan
menguasai pengolahan
darah
29. Memahami
dan
menguasai
distribusi
darah
Stase Bank
Darah
II s/d IV
2
JUMLAH
24
4.
No
1
Patofisiologi,
Mampu
manifestasi
memahami
klinik,
patofisiologi
transmisi
manifestasi
dan
klinik, transmisi
epidemiologii
dan
nfeksi bakteri
epidemiologiinf
eksi bakteri
Morfologi
dan
Mampu
interpretasi
mengetahui
pewarnaan
morfologi
Gram
interpretasi
pewarnaan
Berbagai
Gram
Media isolasi
dan faktor-
Mampu
Wkt
SKS
Semester
II s/d IV
II s/d IV
253
faktor
mempengaru
hi
pertumbuhan
dan
interpretasi
koloni
Berbagai
cara
identifikasi
koloni bakteri
UJI KEPEKAAN
Pengetahua
n
mekanisme
kerja
antimikroba
(Bakteri,
Jamur, Virus,
Parasit,
Mikobakteriu
m)
Pengetahua
n
mekanisme
resistensi
Prinsip
berbagai
cara
uji
kepekaan
antimikroba
MIKOBAKTERIO
LOGI
Patofisiolo
gi
manifestasi
klinik,
transmisi
dan
epidemiolo
memahami
berbagai media
isolasi
dan
faktor-faktor
mempengaruhi
pertumbuhan
dan interpretasi
koloni
Mampu
memahami
berbagai
pemeriksaan
untuk
identifikasi
koloni bakteri
Mampu
memahami
mekanisme
kerja
antimikroba
(Bakteri,
Jamur, Virus,
Parasit,
Mikobakterium)
Mampu
memahami
mekanisme
resistensi
Mengetahui
prinsip
berbagai cara
uji kepekaan
antimikroba
Mampu
memahami
patofisiologi
manifestasi
klinik,
transmisi dan
epidemiologi
infeksi
II s/d IV
II s/d IV
254
gi infeksi
mikobakter
ium
Pengenala
n prinsip
dan
berbagai
cara
pewarnaan
BTA
Pengenala
n, prinsip
dan
interpretasi
berbagai
media
pertumbuh
an
mikobakter
ium
MIKOLOGI
Patogenesi
s,
manifestasi
klinik,
transmisi
dan
epidemiolo
gi infeksi
jamur
Pengenala
n morfologi
dan
interpretasi
pewarnaan
KOH/GRA
M
Berbagai
media
isolasi dan
faktorfaktor
mempenga
ruhi
pertumbuh
mikobakteriu
m
Memahami
prinsip dan
berbagai cara
pewarnaan
BTA
Memahami
prinsip dan
interpretasi
berbagai
media
pertumbuhan
mikobakteriu
m
Mampu
memahami
patogenesis,
manifestasi
klinik,
transmisi dan
epidemiologi
infeksi jamur
Mampu
mengenai
morfologi dan
interpretasi
pewarnaan
KOH/GRAM
Mampu
menginterpret
asi berbagai
media isolasi
dan faktorfaktor
mempengaru
hi
pertumbuhan
dan
II s/d IV
255
an dan
interpretasi
koloni
jamur
Identifikasi
koloni
jamur
PARASITOLOGI
Patogenesi
s,
manifestasi
klinik,
transmisi
dan
epidemiolo
gi infeksi
parasit
Pengenala
n
dan
interpretasi
diagnostik
mikroskopi
k
infeksi
parasit
(malaria,
filarial,
cacing,
amoeba)
VIROLOGI
Patogenesi
s,
amnifestas
klinik,
transmisi
dan
epidemiolo
gi infeksi
virus
Pengenala
n
dan
interpretasi
diagnostik
molekuler
infeksi
interpretasi
koloni jamur
Mampu
memahami
identifikasi
koloni jamur
Mampu
memahami
pathogenesis
penyakit
infeksi oleh
parasit
Mampu
mengenali
dan
melakukan
interpretasi
diagnostik
mikroskopik
infeksi parasit
(malaria,
filarial,
cacing,
amoeba)
Patogenesis,
amnifestas
klinik,
transmisi dan
epidemiologi
infeksi virus
Pengenalan
dan
interpretasi
diagnostik
molekuler
infeksi virus
II s/d IV
II s/d IV
256
virus
JUMLAH
C.
1.
12
Wkt
SKS
Tahap Aplikasi
Divisi Imunologi Klinik
N
o
1
Materi
TORCH
(Toxoplasma,
Rubella,
Cytomegalo
virus , Herpes
simplek)
Penyakitpenyakit
Autoimun nonorgan spesifik
(SLE dan RA)
dan organ
spesifik (DM,
Thyroid)
Penyakitpenyakit
hipersensitivitas
dan
imunodefisiensi
Imunodefisiensi
Imunologi
Keganasan dan
Tumor Marker
Kompetensi yang
diharapkan
Mampu memahami,
melakukan dan
menginterpretasi
pemeriksaan serologi
: TORCH
Mampu memahami,
melakukan,
dan
menginterpretasi
pemeriksaan serologi
penyakit-penyakit
Autoimun non-organ
spesifik
(SLE dan
RA)
dan
organ
spesifik
(DM,
Thyroid)
Mampu
memahami,
melakukan
dan
menginterpretasi
pemeriksaan penyakitpenyakit
hipersensitivitas dan
imunodefisiensi
Mampu
memahami
mengenai
reaksi
imunologi
pada
Imunodefisiensi
Mampu memahami,
melakukan
dan
menginterpretasi
pemeriksaan
Semester
V s/d VII
V s/d VII
V s/d VII
V s/d VII
V s/d VII
257
Aspek
molekuler
imunologi (TLR,
sitokin/kemokin/i
nterleukin/molek
uladhesi, dll)
Manajemen dan
QC
Laboratorium
Immunologi
laboratorium serologi
penyakit keganasan
(tumor marker)
Mampu memahami
mekanisme
Aspek
molekuler imunologi
(TLR,sitokin/kemokin/
interleukin/molekulad
hesi, dll)
Mampu memahami
pengelolaan
manajemen dan QC
Laboratorium
Immunologi
JUMLAH
2.
V s/d VII
V s/d VII
Wkt
SKS
Materi
Managemen
laboratorium
Kimia Klinik
1.
2.
3.
4.
Kompetensi yang
diharapkan
Mampu melakukan
evaluasi permintaan
pemeriksaan Kimia
Klinik dan
menghubungkannya
dengan Ilmu
Patologi Klinik
Mampu melakukan
evaluasi pencapaian
jumlah pemeriksaan
laboratorium Kimia
Klinik
Mampu
merencanakan dan
mengevaluasi
kebutuhan reagen
dan bahan habis
pakai di
laboratorium Kimia
Klinik
Mampu melakukan
evaluasi efisiensi
SDM dan alat-alat di
Semes
ter
V s/d
VII
258
Nefrologi dan
cairan tubuh :
Glomerulo
nefritis
Akut
(GNA)
Glomerulo
nefritis
Kronis
(GNK)
Sindrom
nefrotik
Gangguan
ginjal akut
Pielonefriti
s (PNA)
Pielonefriti
s Kronis
(PNK)
Sistitis
Internal
QC
External
QC
Endokrinologi
:
laboratorium Kimia
Klinik
5. Memahami dan
mampu
mempersiapkan
serta mengevaluasi
akreditasi
laboratorium
Menguasai :
1. Patogenesis
2. Patofisiologi
3. Pemeriksaan Kimia
Klinik
4. Pengelolaan
laboratorium secara
komprehensif pada
gangguan / penyakit
GNA,GNK, PNA,
PNK, Sistitis
V s/d
VII
V s/d
VII
V s/d
VII
259
Pengelolaan
laboratorium secara
komprehensif pada
gangguan/penyakit
endokrin
Mampu menjawab
konsul dari klinisi dan
menginvestigasi hasil
yang tidak terduga (tidak
sesuai klinis)
Hepatogastr
oenterolog
i
- Hepatitis
kronis
- Sirosis &
komplikasi
nya
- Ca
hepatitis
- Cholesistiti
s,
Cholelithia
sis,
Choledoch
Menguasai :
1. Patofisiologi dan
Patogenesis
2. Pemeriksaan
laboratorium untuk
penyakit
Hepatogastroenterol
ogi
3. Pengelolaan
laboratorium secara
komprehensif pada
penyakit
Hepatogastroenterol
ogi
4. Mampu menjawab
V s/d
VII
260
olithiasis
- Ca
pancreas
- Ca gaster
- Crohn
Disease
- Colitisulcer
ativa
- Enteritis
- Gastritis
- Ulkus
peptikum/d
uodeni
5. Acute
Renal
Failure
(ARF)
6. Chronic
Renal
Failure
(CRF)
Kardiovaskule
r:
5. Penyakit
jantung
koroner
6. Infark
miokard
akut
7. Decompe
nsatio
cordis
kanan
8. Decompe
nsatio
Menguasai :
1. Patofisiologi dan
Patogenesis
2. Pemeriksaan
laboratorium untuk
penyakit ARF dan
CRF
3. Pengelolaan
laboratorium secara
komprehensif pada
penyakit ARF dan
CRF
4. Mampu menjawab
konsul dari klinisi
dan menginvestigasi
hasil yang tidak
terduga (tidak
sesuai klinis)
Menguasai :
1. Patofisiologi dan
Patogenesis
2. Pemeriksaan
laboratorium untuk
penyakit
kardiovaskuler
3. Pengelolaan
laboratorium
secara
komprehensif pada
penyakit
kardiovaskuler
4. Mampu menjawab
V s/d
VII
V s/d
VII
261
9.
8
3.
cordis kiri
Miokarditi
s
Ujian OSCE
V s/d
VII
Materi
Kompetensi yang
diharapkan
Wkt
SKS
(mg)
Semester
V s/d VII
B.
V s/d VII
Anemia
6. Menguasai definisi,
262
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik , kriteria
diagnosis dan
mampu melakukan
pengelolaan
laboratorium secara
komprehensif pada
anemia karena
perdarahan
7. Menguasai definisi,
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik, kriteria
diagnosis dan
mampu melakukan
pengelolaan
laboratorium
secara
komprehensif pada
hemoglobinopati
8. Menguasai definisi,
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik, kriteria
diagnosis dan
mampu melakukan
pengelolaan
laboratorium secara
komprehensif pada
anemia
sideroblastik.
9. Menguasai definisi,
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik, kriteria
diagnosis dan
263
C.
Polisitemia
mampu melakukan
pengelolaan
laboratorium secara
komprehensif pada
anemia
megaloblastik.
10. Menguasai definisi,
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik, kriteria
diagnosis dan
mampu melakukan
pengelolaan
laboratorium
secara
komprehensif pada
anemia aplastik
11. Menguasai definisi,
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik, kriteria
diagnosis dan
mampu melakukan
pengelolaan
laboratorium
secara
komprehensif pada
anemia
hipoproliferatif
yang berhubungan
dengan penyakit
sistemik
12. Menguasai definisi,
etiologi,
epidemiologi,
patogenesis dan
patofisiologi, gejala
klinik serta kriteria
diagnosis berbagai
keadaan
polisitemia
V s/d VII
264
Kelainan
Hemostasis
V s/d VII
V s/d VII
265
24.
25.
6
26.
27.
28.
F.
Pemeriksa
an
laboratoriu
m pada
perdarahan
29.
V s/d VII
266
, trombosis
dan DIC
hemostasis yang
berhubungan
dengan
perdarahan,
trombosis dan DIC.
Stase PMI
2
JUMLAH
4.
22
Materi
Kompetensi yang
diharapkan
Pemantapan
mutu dan
Mampu melaksanakan
Manajemen
pemantapan mutu dan
1
Laboratorium
manajemen laboratorium
Mikrobiologi
Mikrobiologi Klinik
Klinik
BAKTERIOLOG
Ekspertise
Mampu memberikan
pemeriksaa
konsultasi pada kasusn
kasus infeksi bakteri
laboratoriu
pada system terkait
m infeksi
bakteri pada
Mampu memberikan
:
konsultasi pada kasus
Siste
kasus infeksi pada
m
kasus infeksi rumah
Respiratori
sakit
2
Siste
m
Mampu memberikan
konsultasi dalam
kardiovasku
ler
PPIRS
Siste
Mampu memberikan
m
konsultasi pada kasus
bioterrorism
Gastrointest
inal
Siste
m Traktus
Urinarius &
Wkt
(mg)
SKS
Semester
V s/d VII
V s/d VII
267
STD
Siste
m Susunan
Saraf
Pusat
Ekspertise
pemeriksaa
n infeksi
rumah sakit
(HAI)
Peran
laboratoriu
m
mikrobiologi
dalam
PPIRS
Bakteribakteri yang
berpotensi
dipergunaka
n untuk
bioterrorism
UJI
KEPEKAAN
Ekspertise
hasil uji
kepekaan
antimikrob
a
berdasark
an buku
panduan
CLSI
Identifikas
i MDRO,
MRSA,
ESBL,
VRE
Peran
Mampu membuat
ekspertise hasil uji
kepekaan
antimikroba
berdasarkan CLSI
Mampu
mengidentifikasi
MDRO, MRSA,
ESBL,VRE
Pembuatan dan
penerapan
penggunaan Peta
Bakteri
Mampu membuat
Peta Bakteri di RS
serta menerapkana
V s/d VII
268
laboratori
um
mikrobiolo
gi dalam
PPRA
Pembuata
n dan p
meenerap
an
pengguna
an Peta
Bakteri di
RS
MIKOBAKTER
IOLOGI
Ekspertise
pewarnaa
n BTA
dan media
pertumbu
han
mikobakte
rium
Ekspertise
diagnostik
molekuler
mikobakte
rium
(Gen
Expert)
MIKOLOGI
Ekspertis
e
pewarnaa
n
KOH/GR
AM dan
koloni
jamur
PARASITOLO
GI
Ekspertise
di RS
penggunaannya
Mampu membuat
ekspertise
pewarnaan BTA dan
media pertumbuhan
mikobakterium
Mampu membuat
ekspertise
diagnostik molekuler
mikobakterium (Gen
Expert)
Mampu membuat
ekspertise
pewarnaan
KOH/GRAM dan
koloni jamur
Mampu membuat
ekspertise diagnostik
mikroskopik infeksi
V s/d VII
V s/d VII
V s/d VII
269
269iagnos
tic
mikroskop
ik infeksi
parasit
(malaria,
filarial,
cacing,
amoeba)
VIROLOGI
Ekspertise
diagnostic
molekuler
infeksi
virus
parasit (malaria,
filarial, cacing,
amoeba)
Mampu membuat
ekspertise diagnostik
molekuler infeksi
virus
JUMLAH
V s/d VII
270
c.
5.
H.
Pedoman Ujian
Tata Cara Pelaksanaan Ujian :
1.
Ujian Divisi
a. Ujian berupa ujian tertulis dan praktikum.
b. Jadwal pelaksanaan ujian ditentukan oleh Kepala Divisi masing-masing.
c. Jadwal ujian dibuat oleh Sekretariat Pendidikan setelah diusulkan
oleh Kepala Divisi.
d. Jadwal yang sudah ditentukan diinformasikan kepada yang
bersangkutan/ Chief Residen 1 (satu) minggu sebelum ujian
dilaksanakan.
e.
f.
g.
h.
1.
Ujian Kompetensi
a. Ujian Kompetensi dilaksanakan di Tahap Klinis setiap 6 (enam)
bulan sekali pada bulan Februari dan Agustus.
b. Ujian dilaksanakan setelah peserta PPDS menyelesaikan
kewajiban berupa presentasi acara ilmiah dan ujian di 4 (empat)
divisi yaitu :
Divisi Kimia Klinik
Divisi Hematologi Klinik
Divisi Imunologi Klinik
Divisi Mikrobiologi Klinik
c. Tata cara ujian seperti ujian divisi, tetapi soal berasal dari seluruh
divisi.
271
I.
2.
272
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
3.
273
c.
d.
e.
Divisi Imunologi Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar Jurnal Inggris
(JE), Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan Kasus
(TK) untuk Tahap Aplikasi.
Divisi Mikrobiologi Klinik : Jurnal Inggris (JE) Tahap Dasar, Jurnal
Inggris (JE), Tinjauan Pustaka (TP) untuk Tahap Klinik dan Tinjauan
Kasus (TK) untuk Tahap Aplikasi.
Tinjauan Pustaka
Syarat Keanggotaan :
1. Peserta PPDS Departemen Patologi Klinik UNPAD.
2. Menyerahkan pas photo 23 sebanyak 1 lembar.
274
3.
4.
5.
6.
b.
Peminjaman :
1. Peminjam adalah anggota perpustakaan Departemen Patologi
Klinik.
2. Jumlah peminjaman buku maksimal 1 (satu) buku.
3. Batas peminjaman maksimal 3 (tiga) hari.
4. Selain anggota perpustakaan HANYA boleh fotokopi saja. Biaya
yang dikenakan sebesar Rp.300,00 (tiga ratus rupiah) per lembar.
5. Untuk perpanjangan peminjaman buku berikutnya, apabila masih ada
pinjaman HARUS dikembalikan terlebih dahulu, maksimal peminjaman
buku HANYA 1 (satu) kali.
c.
Sanksi
1. Terlambat mengembalikan buku dikenakan denda Rp. 5.000,00
(lima ribu rupiah) per hari.
2. Anggota yang menghilangkan buku harus diganti sesuai dengan
buku aslinya.
3. Apabila tidak memenuhi uang denda, maka keanggotaan yang
bersangkutan akan dicabut.
d.
kedalam
ruangan
6. Pindah Divisi
Ketentuan pindah divisi :
a. Peserta PPDS wajib melewati semua putaran divisi yaitu divisi Kimia
Klinik, Hematologi Klinik, Imunologi Klinik, Mikrobiologi Klinik.
b. Residen pindah divisi, apabila telah menyelesaikan semua kewajiban di
divisi yang sudah dilewati yaitu :
Mempresentasikan kegiatan ilmiah berupa jurnal inggris, tinjauan
kasus, tinjauan pustaka.
275
7. Perwalian
a. Perwalian dilaksanakan sebulan sekali yang disesuaikan dengan jadwal
dosen wali yang sudah ditunjuk.
b. Jumlah masing-masing anak wali berjumlah 5 - 6 orang tiap dosen wali.
c. Setiap akan perwalian, peserta PPDS mengambil dan mengembalikan
berkas perwalian di sekretariat pendidikan dan mencatat kegiatan
perwalian di buku Log Kegiatan.
8. Ijin Dan Cuti
Peserta PPDS diperbolekan untuk menggunakan hak ijin dan cuti selama
dalam pendidikan.
a. Ijin dan Cuti diberikan kepada peserta PPDS dengan ketentuan
maksimal 8 (delapan) kali dalam setahun dengan tidak melebihi
batas ketentuan di atas , apabila melebihi batas ketentuan tidak
diperbolehkan untuk mengambil ijin atau cuti.
b. Perhitungan ketentuan ijin dan cuti adalah jatah cuti tahunan
dikurangi oleh banyaknya ijin yang sudah diambil.
c. Tidak boleh mengambil cuti lebih dari 5 (lima) hari kerja di satu divisi
yang sedang dijalani.
d. Cuti diberikan untuk peserta PPDS yang telah menjalani 2 semester
diperbolehkan mengambil cuti tahunan
e. Cuti untuk kehamilan diberikan selama 3 bulan.
276
f.
9.
Penilaian
1. Peserta PPDS menyiapkan formulir penilaian yang sudah
ditandatangani oleh Kepala Departemen dan Ketua Program Studi
untuk diisi oleh konsulen pembimbing dan penilai.
2. Hasil nilai akhir diperoleh dari jumlah rata-rata nilai konsulen
pembimbing dan penilai yang hadir.
3. Formulir nilai yang telah diisi dan ditandatangani konsulen
kemudian diserahkan ke sekretariat PPDS.
4. Sekretariat PPDS menerima hasil penilaian kegiatan ilmiah
Peserta PPDS yang sudah dipresentasikan.
5. Apabila dalam formulir hasil presentasi ilmiah tidak ada catatan/
saran/ PR, nilai dapat diisi oleh petugas sekretariat PPDS
kedalam buku raport dan ditandatangani oleh pembimbing
masing-masing.
6. Apabila ada catatan/ saran/ PR yang harus dipresentasikan ulang,
nilai untuk sementara belum diisi kedalam buku raport .
7. Presentasi ulang dijadwalkan oleh masing-masing pembimbing.
8. Nilai presentasi dikeluarkan oleh Sekretariat Pendidikan sesudah
menyelesaikan prbaikan makalah dan presentasi PR.
277
c.
Pengarsipan
1. Nilai kegiatan ilmiah diarsipkan di Sekretariat Pendidikan.
2. Makalah yang sudah dipresentasikan disimpan dalam bentuk
softcopy (CD) dan hardcopy di Sekretariat Pendidikan dan setiap
peserta PPDS yang sudah mempresentasikan kegiatan ilmiahnya
wajib mengisi data tersebut kedalam arsip komputer.
278
J.
279
c.
d.
2.
280
281
D
A
S
A
R
J
E
N
J
A
N
G
U
J
I
A
N
9
5 Jurnal
3 Refreat
1 Kasus
L
A
N
J
U
T
J
E
N
J
A
N
G
U
J
I
A
N
M
A
N
D
I
R
I
J
E
N
J
A
N
G
Ujian tesis
U
J
I
A
N
N
A
S
I
0
N
A
L
B
P
N
R
I
P
R
A
U
J
I
A
N
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
KETERANGAN
ORI
ORIENTASI PENGENALAN
THORAK
TH
GI
GASTROINTESTINAL
UG
UROGENITAL
USG
ULTRASONOGRAPI
MSK
MUSKULOSKELETAL
INV
INTERVENSI
NEU
NEUROIMAGING
NUKLIR (Jakarta)
OB-GYN
RAD TH
Orto
TH
GI
UG
USG
MSK
INV
NEURO
TH
GI
UG
USG
MSK
INV
NEU
TH
GI
UG
USG
MSK
INV
NEU
ORI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
42
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
BPNRI
282
283
284
Kode Modul
(1)
I
Tahap 1
(2)
C21O001
Orientasi
Toraks-1
Nama Modul
Bobot sks
(3)
(4)
3,5
285
C21O002
C21O003
C21O004
C21O005
C21O006
II-IV
Tahap 2
C21O007
C21O008
C21O009
C21O010
C21O011
C21O012
C21O013
C21O014
C21O015
C21O016
V-VI
Tahap 3A
C21O017
C21O018
C21O019
C21O020
C21O021
C21O022
C21O023
C21O024
C21O025
VII
Tahap 3B
C21O026
C21O027
C21O028
C21O029
C21O030
Muskuloskeletal-1
Traktus gastrointestinal-1
Traktus genitourinaria-1
Neuroradiologi -1
Emergensi-1
TOTAL
Toraks-2
Muskuloskeletal-2
Traktus gastrointestinal-2
Traktus genitourinaria-2
Neuroradiologi -2
Pediatrik-1
Radiologi intervensi-1
Kepala leher*
Radiologi Fisika dan Proteksi Radiasi
Emergensi-2
TOTAL
Toraks-3
Muskuloskeletal-3
Traktus gastrointestinal-3
Traktus genitourinaria-3
Neuroradiologi -3
Pediatrik-2
Radiologi intervensi-2
Payudara
Emergensi-3
TOTAL
Ketrampilan khusus:
Biomolekular imejing
Kedokteran Nuklir
Radioterapi
Obstetri & ginekologi
Penelitian dan Tugas Akhir
TOTAL
TOTAL SKS
2
2,5
2
2
2
14
7
4
4
4
4
3
2
3
4
5
40
8
4
4
4
4
3
2
4
5
38
2
1
1
1
8
13
105
286
Tahap pendidikan
(3)
Toraks (tahap 1)
Lama
Pelaksa
naan
(bulan)
(4)
2
Toraks (tahap 2)
Toraks (tahap 3)
Muskuloskeletal
MuskuloskeletalIntervensi (Tahap
1)
MuskuloskeletalIntervensi (Tahap
2)
Neuroimejing
(Tahap 1)
Neuroimejing
(Tahap 2)
Neuroimejing
(Tahap 3)
10
Ultrasonografi
(Tahap 1)
No.
(1)
1
Kode
Kepaniteraan
(2)
Jenis
Kepaniteraan
Kelengkapan*
(5)
Modul torak
Modul emergensi
Modul torak
Modul pediatrik
Modul emergensi
Modul torak
Modul pediatrik
Modul payudara
Modul emergensi
Modul muskuloskeletal
Modul emergensi
Modul muskuloskeletal
Modul radio. intervensi
Modul kepala-leher
Modul pediatrik
Modul emergensi
Modul muskuloskeletal
Modul radio. intervensi
Modul pediatrik
Modul emergensi
Modul neuroradiologi
Modul emergensi
Modul neuroradiologi
Modul pediatrik
Modul kepala-leher
Modul emergensi
Modul neuroradiologi
Modul pediatrik
Modul emergensi
Modul Gastrointestinal
Modul genitourinaria
Modul thorak
Modul muskuloskeletal
287
11
Ultrasonografi
(Tahap 2)
12
Ultrasonografi
(Tahap 3)
13
Prosedur
(Tahap 1)
GI/UG
14
Prosedur
(Tahap 2)
GI/UG
15
Prosedur
(Tahap 3)
GI/UG
16
Kepaniteraan/
Stase Luar
Tugas akhir/tesis
4
3
17
TOTAL
Modul Gastrointestinal
Modul genitourinaria
Modul torak
Modul pediatrik
Modul muskuloskeletal
Modul kepala-leher
Modul emergensi
Modul Gastrointestinal
Modul genitourinaria
Modul torak
Modul pediatrik
Modul muskuloskeletal
Modul payudara
Modul emergensi
Modul Gastrointestinal
Modul genitourinaria
Modul emergensi
Modul Gastrointestinal
Modul genitourinaria
Modul pediatrik
Modul emergensi
Modul Gastrointestinal
Modul genitourinaria
Modul pediatrik
Modul emergensi
Radioterapi
Kedokteran Nuklir
Obstetri ginekologi
RS Jejaring
Modul Radiologi Fisika dan Proteksi radiasi dilakukan di semester II dan III dalam
bentuk tutorial/perkuliahan 2 jam / minggu.
Modul Biomolekuler imejing dilakukan di semester VII dalam bentuk
tutorial/perkuliahan 2 jam / minggu.
288
289
Sistem evaluasi:
Untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran PPDS selama 7 semester
melalui:
i.
Penilaian Psikomotor
ii.
Penilaian Pengetahuan
iii.
Penilaian Keterampilan
iv.
Penilaian Perilaku/Etika/Sopan Santun
v.
Penilaian Sumatif
vi.
Penilaian Formatif
Penilaian psikomotor
1
Penilaian berdasarkan kemampuan psikomotor/keterampilan PPDS
dalam melakukan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang
lulusan program studi Radiologi.
2
Penilaian dilakukan oleh Dosen Pembimbing dan dilakukan saat
pelaksanaan praktikum dan di setiap ujian subdivisi dan ujian tahap.
Penilaian pengetahuan, keterampilan, dan perilaku/etika/sopan santun
PPDS dievaluasi oleh seluruh konsulen setiap hari selama kegiatan belajar
PPDS secara lisan maupun tertulis
Penilaian Sumatif
Penilaian dilakukan pada setiap PPDS selama pendidikan, terdiri atas:
1.
Ujian subdivisi: ujian yang dijalani setiap PPDS setiap kali
menyelesaikan satu masa kepaniteraan di stase tertentu.
2.
Ujian tahap: ujian yang dijalani setiap PPDS setiap kali menyelesaikan
satu tahap tertentu.
3.
Sidang tesis.
4.
Ujian Pra BPNRI.
5.
Ujian Akhir BPNRI: ujian yang dilaksanakan di akhir masa pendidik
Ujian Subdivisi:
1.
Seorang PPDS dapat menjalani ujian subdivisi bila telah menyelesaikan
tugas-tugas di subdivisi (jurnal, referat atau laporan kasus)
2.
Apabila belum menyelesaikan tugas-tugas subdivisi maka tidak diizinkan
untuk mengikuti ujian, dan harus mengulang di subdivisi tersebut selama
1 bulan dan tidak mengikuti rotasi.
3.
Apabila telah menyelesaikan tugas-tugas subdivisi, yang bersangkutan
berhak mengikuti ujian subdivisi.
4.
Apabila yang bersangkutan lulus ujian maka berhak untuk meneruskan
rotasi kepaniteraannya, jika tidak lulus pada ujian I maka yang
bersangkutan harus mengulang/mengikuti ujian kedua
5.
Bila ujian kedua tidak lulus maka yang bersangkutan harus mengulang
di subdivisi tersebut selama 1 bulan dan mengikuti ujian ketiga.
290
6.
7.
Bila pada ujian ketiga tidak lulus yang bersangkutan harus mengulang di
subdivisi tersebut sesuai lama pendidikan di subdivisi tersebut dan
mengikuti ujian keempat.
Pada ujian keempat, yang bersangkutan dipertimbangkan untuk
menjalani ujian di depan tim penguji.
Ujian tahap
1.
Seorang
PPDS
dapat menjalani
ujian
tahap
bila
telah
menyelesaikan/menjalani semua subdivisi dan telah dinyatakan lulus
dalam semua ujian subdivisi di tahap tersebut.
2.
Apabila belum menyelesaikan /menjalani semua subdivisi dan telah
dinyatakan lulus dalam semua ujian subdivisi maka tidak diizinkan untuk
mengikuti ujian dan tidak boleh meneruskan rotasi.
4.
Apabila yang bersangkutan lulus ujian tahap maka berhak untuk
meneruskan rotasi kepaniteraannya ke tahap berikutnya, jika tidak lulus
pada ujian I maka yang bersangkutan harus mengulang/mengikuti ujian
kedua
5.
Bila ujian kedua tidak lulus maka yang bersangkutan harus mengulang
di tahap tersebut kemudian mengikuti ujian ketiga.
7.
Apabila ujian ketiga tidak lulus, maka yang bersangkutan
dipertimbangkan untuk di drop out.
Sidang Tesis
1. Seorang PPDS dapat menjalani sidang tesis bila telah
menyelesaikan/menjalani semua subdivisi, tahap dan stase khusus,
serta telah dinyatakan lulus dalam semua ujian di seluruh bagian
tersebut.
2. Sidang tesis dapat dilaksanakan setelah PPDS menjalani Sidang Usulan
Proposal (UP) dan menyelesaikan perbaikan UP dengan bimbingan
dosen pembimbing.
3. Sidang tesis akan diselenggarakan bila dihadiri minimal oleh 3 orang
penguji, 1 orang pembimbing, dan 1 orang wakil dari Divisi Litbang.
Ujian Akhir (BPNRI)
Persyaratan mengikuti ujian BPNRI :
1.
Telah menyelesaikan masa pendidikan selama 7 semester dan
dilaksanakan pada akhir semester 7.
2.
Telah menyelesaikan tugas-tugas di subdivisi, telah lulus ujian subdivisi,
telah menyelesaikan tesis dan menjalani sidang tesis.
3.
Telah lulus ujian pra BPNRI.
Pelaksanaan ujian BPNRI disesuaikan dengan aturan yang dikeluarkan oleh
Kolegium Radiologi.
291
Penilaian formatif/afektif
1.
Penilaian berdasarkan pada perilaku keseharian, keaktifan dalam
diskusi, kehadiran, sopan santun, etika dan ketrampilan perilaku
profesional.
2.
Penilaian dilakukan oleh para staf pengajar dan menjadi pertimbangan
saat kelulusan di setiap ujian subdivisi dan ujian tahap.
Pedoman Evaluasi
Pedoman evaluasi mengacu kepada pedoman evaluasi FK UNPAD yaitu :
Nilai Angka
Nilai Huruf
Nilai Mutu
80 - 100
4.00
68 - 79
3.00
56 - 67
2.00
45 - 55
1.00
44
Morning report
Journal reading
Referat
292
Laporan kasus
Tesis
Kuliah
Hal pokok pada proses belajar-mengajar di PPDS yang perlu dicermati dalam
kaitannya dengan tata tertib para PPDS
1. Tidak boleh merokok di lingkungan fakultas dan rumah sakit
2. Tidak diperkenankan menggunakan obat-obatan psikotropika/narkotika
maupun minuman keras.
3. Tidak diperkenankan membawa senjata api, senjata tajam, petasan dan
bahan yang mudah meledak.
4. Berperilaku sopan terhadap pengajar, sejawat, petugas dan pasien serta
keluarganya di lingkungan radiologi dan RSUP dr. Hasan Sadikin
sesuai dengan 5 S dalam SIGAP (senyum, sapa, salam, sopan, santun).
5. Senantiasa menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan radiologi
dan RSHS
6. Hadir 15 menit sebelum jadwal kegiatan dimulai
7. Tidak boleh meninggalkan ruangan selama acara ilmiah, kecuali seijin
konsulen
8. Selama kegiatan selalu bersikap sopan dan santun, memberikan
perhatian dan partisipasi penuh
9. Mematuhi peraturan-peraturan umum
Tata tertib berpakaian
1. Sopan dalam berpakaian
2. Pakaian yang digunakan dalam kegiatan akademik rapih, bersih, sopan
dan sesuai dengan suasana Rumah Sakit maupun tempat pelayanan
kesehatan.
3. Memakai jas putih
Pengaturan Jam Kerja
Hari Jumat
: 07.00 s.d 16.00
293
Tertib meliputi:
Administratif
Akademis
Etika
Tertib Administratif :
Tujuan : Agar PPDS disiplin dalam kepatuhan terhadap Tata Tertib Selama
pendidikan
Meliputi :
1
Tertib kehadiran/jam datang
2
Tertib Belajar sehari/mengikuti proses belajar penuh kecuali
sepengetahuan dosen yang bertugas
3
Tertib jam pulang
Tertib Akademis
1.
Pada saat acara ilmiah, seluruh PPDS wajib hadir tepat
waktu sampai acara ilmiah selesai
2.
Bila lambat hadir pemberitahuan lebih dahulu kepada
KPS/konsulen yang bertugas
3.
Membuat tugas-tugas dan kegiatan ilmiah sesuai dengan
jadwal, kecuali seijin konsulen pembimbing
4.
Bila tidak masuk, pemberitahuan lebih dahulu kepada
KPS/konsulen yang bertugas
5.
Dianggap
tidak
etis/sopan
yang
membuat
dosen/pembimbing kurang menyenangkan
Sanksi Pendidikan PPDS
Sanksi pendidikan adalah seperangkat tindakan yang dapat berupa teguran lisan
atau tertulis, mengulang di suatu subdivisi atau tahap, skorsing sampai dengan
pemutusan studi.
Sanksi pendidikan ditujukan untuk memperbaiki kinerja PPDS dan/atau
melindungi pasien/masyarakat, institusi dan PPDS itu sendiri terhadap kerugian
akibat pelanggaran dan kelalaian yang dilakukan oleh PPDS atau akibat kondisi
tertentu.
Kriteria sanksi dari Ringan sampai Berat dengan mempertimbangkan aspek
pembinaan lebih dahulu oleh seluruh konsulen.
Dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan tujuan pendidikan di PS Radiologi
FK Unpad, maka PPDS diwajibkan mengikuti semua kegiatan pendidikan sebaikbaiknya.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pemberian sanksi akademik
untuk seorang PPDS antara lain:
Bila peserta PPDS meninggalkan proses belajar mengajar kurang dari 3 hari
tanpa alasan yang dapat diterima, maka yang bersangkutan akan menerima
teguran lisan.
294
295
296
5.
Sebab/kondisi lain.
a. PPDS dengan gangguan kejiwaan atau gangguan kepribadian
yang berpotensi menimbulkan ketidakamanan/kerugian bagi
dirinya sendiri dan pasien/masyarakat.
b. PPDS diketahui sebagai pengguna NAPZA.
c. PPDS terkena kasus kriminalitas atau ditetapkan sebagai
tersangka oleh Kepolisian.
297
URAIAN
PENGALAMAN
BELAJAR
Fisika Nuklir
Instrumentasi
dan Deteksi
Radiasi
a, b, e, l, o
a, b, e, f, l, o
298
ISI KURIKULUM
Dosimetri dan
Proteksi Radiasi
Radiobiologi
dan Patologi
Radiasi
Model Kinetika
dan Sistem
Fisiologi
Matematika,
Statistika dan
Komputer
Radiokimia dan
Radiofarmasi
URAIAN
PENGALAMAN
BELAJAR
1. Pengukuran dan
Penghitungan dosis radiasi
2. Diagnosis, Evaluasi dan
Pengelolaan over-exposure
serta kecelakaan radiasi
3. Peraturan Pemerintah
tentang keselamatan radiasi
4. Teknik untuk mengurangi
paparan terhadap penderita,
personel dan lingkungan
a, b, e, l, o
a, b, e, l
a, b, e, l
1. Dasar-dasar Matematika
2. Distribusi probabilitas,
statistika parametric dan nonparametrik
3. Struktur, fungsi dan
pemograman computer
4. Aplikasi computer dengan
penekanan pada
penghitungan fungsi dan
pencitraan organ
a, b, e, l
1. Produksi radionuklida
dengan reactor, siklotron dan
akselerator partikel lain
2. Generator radionuklida
3. Formulasi radiofarmaka
4. Biokimia, fisiologi dan
farmakokinetik radiofarmaka
5. Kendali mutu radiofarmaka
a, b, e, f, l, o
299
ISI KURIKULUM
Metodologi
Penelitian
Pemeriksaan
invivo
URAIAN
PENGALAMAN
BELAJAR
1. Falsafah ilmu
2. Statistika Kedokteran
3. Metodologi Penelitian
Kedokteran
a, b, e, l
a s.d o
300
ISI KURIKULUM
URAIAN
PENGALAMAN
BELAJAR
resusitasi kardiopulmoner
8. Kinetika seluler, analisis
absorpsi dan ekskresi, studi
balans perunut
9. Uji komposisi tubuh,
termasuk analisis
kompatemental
10. Pencacahan dan
penyidikan seluruh tubuh
11. Hubungan antara prosedur
kedokteran nuklir dengan
prosedur diagnostic lain
Pemeriksaan
invitro
Terapi dengan
radionuklida
a s.d o
a s.d o
301
Analisis kasus
OSCE
302
Mini-CEX
Dan lain-lain sesuai dengan ke khas-an program studi
Bila semua subbagian/divisi/unit kerja pada suatu jenjang pendidikan telah
lulus semua, maka peserta didik memperoleh promosi ke jenjang pendidikan
berikutnya, misalnya setelah lulus dari jenjang junior yang bersangkutan
mendapat promosi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang madya. Bila semua
jenjang telah berhasil dilewati dengan baik, maka peserta didik berhak mendapat
gelar dokter spesialis yang ijasahnya ditanda tangani oleh Rektor Universitas
Padjajaran.
Hampir setiap program studi telah memberlakukan Ujian/Evaluasi
Nasional (national board examination) yang diselenggarakan oleh kolegium
terkait. Kebanyakan program studi mempersyaratkan kelulusan dari Ujian /
Evaluasi nasional sebelum diperkenankan untuk mengikuti wisuda pascasarjana
di Universitas. Demikian pula dengan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu
Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler.
D.1.2 Nilai, Huruf Mutu dan Angka Mutu
Sesuai dengan ketentuan dari Universitas Padjajaran penilaian terhadap
pencapaian hasil pembelajaran digunakan pola Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Ketentuan tersebut seperti yang tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional R.I Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dinyatakan dengan
huruf A,B,C,D, dan E. namun karena dalam pendidikan dokter spesialis, selain
ditentukan oleh pihak universitas, juga ditentukan oleh pihak Kolegium. Bila
Kolegium terkait menganut pemberian atribut plus atau minus dibelakang huruf
mutu, hal ini dapat diterima dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan
Pimpinan Fakultas.
E. Tata Tertib
Selama pendidikan, setiap peserta didik PPDS akan melaksanakan
komponen proses pembelajaran profesi dokter spesialis kedokteran nuklir
sebagai berikut:
a. Pengayaan
Merupakan Program pengayaan materi untuk peserta didik PPDS yang
baru masuk sehingga peserta didik PPDS baru lebih mengenal tentang
cara belajar di Departemen Ilmu Kedokteran Nuklir dan Pencitraan
Molekuler serta diharapkan telah mengetahui ilmu dasar saat memasuki
pendidikan dokter spesialis kedokteran nuklir.
b. Magang
Merupakan proses penerapan keprofesian dari ilmu yang telah didapat.
Metode pembelajaran berupa demonstrasi, skills lab, analisis kasus,
tatap muka terjadual dan tidak terjadual, dan pemberian tugas-tugas.
c. Aktifitas Pendidikan Terstruktur yang terdiri dari:
303
Referat (5 kali).
304
305
306
Tidak peka terhadap nilai nilai ras, gender, dan nilai lain yang
dianut pasien seperti agama dan kepercayaan.
2. Pendidik
Misalnya tidak bersikap santun terhadap pendidik, baik yang berasal
dari program
studi yang bersangkutan maupun yang diluar program studi
3. Sejawat residen, baik yang berasal dari satu program studi maupun
diluar program studi, baik terhadap yang senior, sederajat maupun
terhadap yang yunior. Pelanggaran diantaranya dapat berupa kekerasan
verbal, fisik maupun tekanan secara finansial
4. Paramedis dan karyawan rumah sakit seperti misalnya tidak menghargai
tugas dan kewajiban mereka.
5. Keilmuan
Dapat berupa meninggalkan/ tidak mengikuti acara ilmiah seperti jural
review reading, referat,sajian kasus, atau melalaikan tugas yang bersifat
keilmuan seperti tugas baca, tanpa alasan yang dapat diterima.
6. Institusi
Seperti tidak menjaga peralatan Rumah Sakit Pendidikan dengan baik,
atau tidak mengindahkan peraturan Rumah Sakit Pendidikan dan
Fakultas Kedokteran UNPAD.
G.1.5 Pelanggaran hukum
Bila peserta didik diduga melanggar hukum dan sedang dalam proses
penegakkan hukum, peserta didik dibebaskan dari tugas mengikuti proses
pembelajaran. Bila dikemudian hari dinyatakan tidak bersalah, yang
bersangkutan diperkenankan untuk mengikuti kembali proses pembelajaran.
Masa yang hilang sebagai akibat proses penegakkan hukum diusahakan dengan
meminta bantuan Pimpinan Fakultas untuk tidak dimasukkan kedalam masa studi
terjadwal. Bila telah ditetapkan bersalah, Rektor akan mengeluarkan sanksi
berupa skorsing sampai pemutusan studi.
307
308
309
Referat (5 kali)
oral
310
A. METODE PEMBELAJARAN
Dalam rangka pencapaian kompetensi, maka peserta didik melaksanakan
kegiatan - kegiatan sebagai berikut :
1. Ronde bangsal/Visite
a. Visite besar : merupakan visite seluruh pasien rawat inap bedah anak
yang dilakukan 1 x per minggu, dipimpin oleh seorang staf pendidik
senior dan diikuti oleh seluruh peserta didik.
b. Visite sub divisi : merupakan visite pasien rawat inap sub divisi yang
dipimpin oleh kepala sub divisi yang dilakukan 2 x per minggu, diikuti
oleh peserta didik masing-masing sub divisi.
c. Visite harian : merupakan visite terhadap seluruh pasien rawat inap
bedah anak yang dipimpin oleh chief residen yang dilakukan setiap
hari dan diikuti oleh seluruh peserta didik.
2. Konferensi kasus (case presentation)
Merupakan kegiatan ilmiah dalam bentuk diskusi kasus bedah anak yang
dianggap menarik untuk didiskusikan sebagai pembelajaran dan dilakukan
pemecahan masalah. Diskusi ini dilakukan 1 x perminggu dipimpin oleh
staf pendidik sub divisi yang bersangkutan dan diikuti seluruh peserta
didik.
3. Journal reading :
Merupakan kegiatan ilmiah dalam bentuk penyajian jurnal-jurnal terbaru
dalam 5 tahun terakhir yang berkaitan dengan perkembangan ilmu dan
penatalaksanaan kelainan-kelainan bedah anak. Kegiatan ini dilakukan 1
x per minggu dipimpin oleh staf pendidik sub divisi yang bersangkutan dan
diikuti seluruh peserta didik.
4. Referat :
Merupakan kegiatan ilmiah yang disusun oleh peserta didik dalam bentuk
sari kepustakaan. Kegiatan ini dilakukan 2 x per minggu dipimpin oleh staf
pendidik sub divisi yang bersangkutan dan diikuti seluruh peserta didik.
5. Laporan jaga :
Merupakan laporan pertanggungjawaban kegiatan jaga pada pasienpasien di emergensi dan pasien rawat inap. Laporan ini dilakukan 5 x per
minggu dipimpin oleh staf pendidik sesuai jadwal yang telah ditentukan
dan diikuti oleh seluruh peserta didik.
6. Assesment pasien rawat inap dan poliklinik :
Merupakan penilaian pasien-pasien bedah anak di ruang rawat inap (preop dan post op) dan pasien rawat jalan yang membutuhkan keputusan
311
Semester
I - II
Junior
63,5 SKS
III - IV
Madya
55,5 SKS
V VII
Materi Pendidikan
SKS
11,8
1,2
7
14,5
29
43,5
312
VIII
Senior
28
SKS
TOTAL SKS
IX - X
12
14,5
5
6
2,5
147
313
314
b. Peserta didik harus hadir tepat waktu sesuai dengan ketentuan jam
kerja.
c. Peserta didik harus mematuhi aturan berpakaian yang memenuhi etika
berpakaian seperti yang telah ditetapkan.
d. Peserta didik harus melaksanakan tugas yang diberikan yang terkait
dengan kegiatan belajar mengajar yang diikuti.
e. Peserta didik yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan
(sakit, terkena musibah, mendapat tugas dari fakultas / universitas
atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan) dapat
meninggalkan kegiatan pendidikan setelah mendapat keterangan
tertulis dari pihak yang berwenang (dokter pimpinan fakultas).
Tata Tertib Ujian
a. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan ujian bila telah memenuhi
persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh Universitas
sehingga terdaftar sebagai peserta didik UNPAD
b. Peserta didik dapat mengikuti ujian bila telah memenuhi ketentuan
mengikuti kegiatan belajar mengajar secara penuh.
c. Setiap mengikuti ujian, peserta didik harus mengisi daftar hadir
d. Peserta didik dilarang keras melakukan tindakan kecurangan pada
saat ujian.
F. JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI
Apabila peserta didik melakukan pelanggaran, setelah dibicarakan
dengan Senat Fakultas, maka akan dikenai sanksi khusus. Selanjutnya bila
terdapat masalah pidana akan diserahkan kepada yang berwajib.
1. Pelanggaran hukum
Peserta didik yang melakukan pelanggaran hukum, baik yang berupa
tindak pidana maupun penyalahgunaan obat, narkotika dan
sejenisnya, serta penggunaan minuman keras dan sejenisnya, dan
telah ditetapkan bersalah secara hukum oleh pengadilan, akan
dikenakan sanksi berupa skorsing sampai dengan pemutusan studi
oleh Rektor sesuai dengan putusan tersebut.
2. Pelanggaran etika moral dan etika profesi
Peserta didik yang melakukan pelanggaran etika moral, profesi,
memalsukan tandatangan dan sejenisnya akan dikenakan skorsing
oleh Dekan sampai dengan pemutusan studi oleh Rektor.
3. Pelanggaran etika akademik
Peserta didik yang melakukan pelanggaran etika akademik seperti
mencontek, menjiplak (makalah, laporan,tugas akhir,dsb) atau
sejenisnya akan dikenanakan sanksi berupa skorsing sampai dengan
pemutusan studi.
315
Sanksi akademik
Sanksi akademik adalah sanksi yang diberikan kepada peserta didik karena
melakukan pelanggaran akademik. Sanksi dapat berupa peringatan tertulis,
perpanjangan stase, skorsing atau pemutusan studi. Sanksi peringatan
tertulis dan perpanjangan stase diberikan oleh Ketua Program Studi
sedangkan sanksi skorsing diusulkan / diajukan oleh Ketua Program Studi ke
Dekan dan diputuskan oleh Dekan, sedangkan sanksi pemutusan studi
diusulkan / diajukan oleh Ketua Program Studi ke Dekan dan diputuskan oleh
Rektor.
1. Peringatan tertulis
Peringatan tertulis dibuat oleh Ketua Program Studi apabila
dinilai ada kekurangan prestasi akademik peserta didik atau
pelanggaran ketentuan lainnya. Hal ini dilakukan untuk
memperingatkan peserta didik agar tidak mendapatkan sanksi yang
lebih berat.
Peringatan tertulis dikenakan terhadap peserta didik yang pada
tiap akhir semester mendapat Indeks Prestasi (IP) dibawah 2,75,
dan/atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2,75. Peringatan
tertulis karena kelalaian administratif dikenakan kepada peserta didik
yang melalaikan kewajiban administratif (misalnya tidak melakukan
pendaftaran ulang untuk satu semester). Peringatan tertulis juga
diberikan bila peserta didik melakukan kelalaian yang menyebabkan
morbiditas pada pasien.
2. Perpanjangan stase
Perpanjangan stase adalah sanksi yang diberikan pada peserta
didik apabila tidak lulus ujian stase 2x berturut turut; melakukan
kelalaian tindakan atau prosedur yang menyebabkan morbiditas; tidak
menyelesaikan karya tulis ilmiah tahap bedah dasar, bedah lanjut dan
usulan penelitian sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Lama perpanjangan stase ditentukan oleh berat ringannya
kesalahan yang dilakukan (setengah atau satu kali stase). Pada masa
perpanjangan stase, peserta didik tetap melakukan kegiatan seperti
layaknya stase normal.
3. Skorsing
Merupakan sanksi dengan gradasi yang lebih berat dari
perpanjangan stase. Selama masa skorsing, peserta didik tetap hadir
tetapi tidak diperkenankan mengikuti kegiatan pendidikan. Yang
bersangkutan harus diberikan bimbingan terutama mengenai masalah
penyebab sanksi tersebut.
4. Pemutusan studi
Pemutusan studi dikenakan terhadap peserta didik yang
mempunyai prestasi belajar yang rendah (akhir semester I tidak dapat
mencapai Indeks Prestasi (IP) 2,75 dan akhir semester II tidak
mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,00), melakukan kelalaian
administratif (seperti tidak melakukan registrasi 2 semester berturut
316
317
Pengalaman Tindakan
MP
MT
X
X
X
X
X
X
X
X
TUR BT small
TUR B neck (BNI)
TUR P < 40 Gm
Cystolitholapaxy
Simple ureteroscopy
X
X
X
X
X
Urodynamic studies
TRUS + Biopsy
Open/Percutaneus cystostomy
Circumcision
Epididymal cyst
Hydrococele
Varicocele
Inguinal orchidectomy
Ureterolitotomi
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
A
MP
MT
: Anestesi
: Mengerjakan sendiri dengan pengawasan
: Mengerjakan tanpa pengawasan langsung
Pengalaman Tindakan
MP
MT
X
X
X
X
X
X
X
X
X
318
A
/
Inguinal orchidectomy
Simple nephrectomy
Radical nephrectomy
Nephroureterectomy
Colposuspension
Pyelolithotomy/pyeloplasty
RRP
Radical cystectomy
Heal loop diversion
Uretrolithotomy
Urethroplasty/hypospadia
A
MP
MT
Pengalaman Tindakan
MP
MT
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
: Anestesi
: Mengerjakan sendiri dengan pengawasan
: Mengerjakan tanpa pengawasan langsung
Prosedur Inti Urologi
Semester 5 dan 6
Pengalaman Tindakan
MP
MT
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
319
A
MP
MT
Pengalaman Tindakan
MP
MT
X
X
X
X
: Anestesi
: Mengerjakan sendiri dengan pengawasan
: Mengerjakan tanpa pengawasan langsung
320
minggu sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Pemberian judul dan jadwal
penyajian dikoordinasi oleh Ketua Program Studi. PPDS mengajukan
ringkasan makalah dengan memakai LCD, kemudian diadakan diskusi bebas.
Laporan Jaga
Laporan jaga ialah kegiatan akademik melalui pembahasan kasus yang
didapat sebagai hasil tugas jaga oleh PPDS yang bertugas jaga di IGD
(Instalasi Gawat Darurat). Kasus yang dilaporkan ialah kasus yang datang ke
IGD, pasien bermasalah diruangan, dan laporan kematian. Pembahasan
ditujukan pada masalah diagnostik dan tindakan yang dilakukan oleh PPDS.
Pembahasan lebih mendalam akan dilaksanakan kemudian pada acara
15
Asessment. Laporan jaga dilaksanakan setiap pagi mulai jam 7. , dipimpin
oleh staf yang ditunjuk oleh Kepala Divisi / Ketua Program Studi dan dihadiri
oleh seluruh PPDS 1 Urologi semester 4 ke atas.
Asessment
Asessment ialah kegiatan akademik yang dilaksanakan setiap hari, dipimpin
oleh staf yang bertugas dan dihadiri oleh seluruh staf dan seluruh PPDS 1
Urologi semester 4 ke atas dan PPDS Bedah yang sedang menjalani stase di
urologi. Kasus yang dipresentasikan adalah seluruh kasus dari rawat jalan
dan rawat inap yang memerlukan tindakan, kasus yang bermasalah atau sulit
dan kasus kematian. Presentan adalah PPDS 1 Urologi semester 4 ke atas
dan PPDS Bedah yang sedang menjalani stase di urologi hari tersebut
bertanggung jawab atas pasien yang dipresentasikan.
Konferensi Klinik (CPC)
Konferensi klinik ialah kegiatan akademik yang membahas kasus urologi
dengan mengundang disiplin ilmu terkait. Kasus dipresentasikan oleh PPDS 1
Urologi semester 4 ke atas yang bertanggung jawab atas kasus tersebut,
dipimpin oleh staf yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut (DPJP).
Presentasi ilmiah di luar institusi
Setiap PPDS diharuskan paling sedikit satu kali mengajukan masalah ilmiah
di luar institusi pendidikan urologi. Presentasi ilmiah di luar institusi berupa
kegiatan pembacaan karya ilmiah baik berupa presentasi oral atau poster di
forum urologi nasional dan internasional, serta publikasi ilmiah di jurnal
nasional (JURI, JIBI) dan jurnal internasional, sebanyak 4 (empat) kali selama
pendidikan urologi lanjut.
B. Struktur Mata Kuliah
NO
MATERI PENDIDIKAN
1
Materi Dasar Umum
2
Materi Dasar Khusus
3
Materi Keahlian Umum
BOBOT SKS
7
7
18
SEMESTER
I
I
II, III
321
NO
4
5
6
7
8
a.
b.
c.
d.
e.
f.
MATERI PENDIDIKAN
Materi Keahlian Khusus 1
Materi Penerapan Akademik 1
Materi Keahlian Khusus 2
Materi Penerapan Akademik 2
Materi Penerapan Keprofesian
BOBOT SKS
16
16
26
16
40
SEMESTER
II s/d IV
II s/d IV
V s/d VIII
V s/d X
III s/d X
322
2. Bidang kognitif :
a. Pengetahuan dan pemahaman
b. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinik
3. Bidang psikomotor :
a. Keterampilan klinik non operatif
b. Keterampilan klinik operatif
Tahap-Tahap Evaluasi
Secara garis besar evaluasi selama masa pendidikan dilaksanakan secara
bertahap, berkala dan bersifat berkesinambungan dan bersifatt sumatif untuk
menentukan keputusan.
1.
Evaluasi berkala
Sesuai dengan tahap pendidikan dilakukan evaluasi sumatif secara berkala.
Kegiatan ini dimulai dengan evaluasi tahap awal yang dilakukan pada
semester-semester awal kemudian dirancang evaluasi berkala tahap-tahap
selanjutnya.
Evaluasi tahap awal juga digunakan sebagai tahapan pra kualifikasi untuk
menilai apakah seorang peserta program mampu meneruskan studi atau
tidak. Bila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan
untuk mengundurkan diri atau menghentikan pendidikan. Bila mampu,
peseta program dapat melanjutkan ke tahap pendidikan berikutnya.
2.
Evaluasi akhir
Pada tahap akhir pendidikan, dilaksanakan evaluasi akhir secara
komprehensif. Evaluasi tahap akhir dilakukan apabila peserta program telah
menyelesaikan semua tahap pendidikan dan telah lulus dalam evaluasi
berkala sebelumnya.
323
4.
5.
6.
7.
8.
Ujian praktek
Ujian presentasi makalah
Ujian OSCA (Objective Structure Clinical Assesment)
Ujian tesis
Ujian Board, Kognitif
324
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
325
326
2.
Kelalaian administrasi
Bagi mahasiswa Program Diploma, Sarjana, Profesi, Spesialis dan
Program Pascasarjana yang menghentikan studi dua semester berturutturut atau dalam waktu berlainan tanpa ijin rektor.
327
3.
4.
Pelanggaran hukum
Bila diduga melanggar hukum maka peserta didik dibebaskan dari tugas
mengikuti proses pembelajaran. Bila telah ditetapkan bersalah, Rektor
akan mengeluarkan sanksi berupa skorsing sampai pemutusan studi.
5.
Pemutusan studi
Dinyatakan putus studi bila tidak dapat memenuhi syarat :
- Administrasi
- Atas keinginan sendiri
- Evaluasi : - Bila tidak lulus 6 kali tidak berturut-turut.
- Melewati batas akhir studi dan pertimbangan lainnya
- Pelanggaran etika dan profesionalisme
- Kondisi khusus : NAPZA atau gangguan kejiwaan
328
Kegiatan kuliah dilakukan dalam bentuk mini lecture untuk topik bahasan
tertentu. Selain itu peserta didik juga diwajibkan untuk mengajukan makalah
dalam suatu kegiatan ilmiah yang bersifat nasional atau bahkan regional.
B. Struktur Mata Kuliah
Tahap I. Pengetahuan Kedokteran Klinik Umum
(Kompetensi Dasar) 12 Bulan
Meliputi bidang-bidang: Ilmu Penyakit Dalam, Rawat Intensif/ICU;
Ilmu Kesehatan Anak (tumbuh kembang); Kardiologi Klinik
Dewasa.
Tahap II. Pengetahuan Kardiovaskular Klinik Khusus
(Kompetensi Inti) 24 Bulan
Meliputi bidang-bidang : Diagnostik Non Invasif/Pencitraan;
Diagnostik Invasif/Terapi Intervensif; Cardiac Intensive Care Unit
(CICU); Kardiologi Klinik Anak; Kedokteran Vaskular; Kedaruratan
Kardiovaskular (Emergency); Kedokteran Nuklir; Radiologi; Pacu
Jantung dan Elektrofisiologi; Prevensi dan Rehabilitasi
Kardiovaskular; Bedah Jantung dan Perawatan Post Operatif;
Poliklinik Kardiovaskular.
Tahap III. Keterpaduan/Penerapan Ilmu Penyakit Jantung
(Kompetensi Lanjut) 6 Bulan
Meliputi bidang-bidang ilmu: Kardiologi Dewasa; Kardiologi Anak;
Perawatan Intensif Kardiovaskular (CICU); Diagnostik Invasif dan
Non Invasif.
SMT
I
II
DIVISI
LAMA
SKS
SANDI
6 Bulan
14
C21U01.0001
1,5 Bulan
C21U01.0002
3 Bulan
C21U01.0003
1,5 Bulan
C21001.0025
3 Bulan
10
C21U01.0010
3 Bulan
10
C21U01.0012
3 Bulan
C21U01.0005
III
Diagnostik Non-Invasif
Diagnostik Invasif dan
Intervensi Non-Bedah
IV
Perawatan Intensif
Kardiovaskular (CICU)
329
SMT
VI
DIVISI
LAMA
SKS
SANDI
3 Bulan
C21U01.0004
Kedokteran Vaskular
Kedaruratan
Kardiovaskular
(Emergency)
Kedokteran Nuklir
1,5 Bulan
C21U01.0021
3 Bulan
C21U01.0006
3 Minggu
C21U01.0014
Radiologi
3 Minggu
C21U01.0026
1,5 Bulan
C21U01.0022
1,5 Bulan
C21U01.0023
1,5 Bulan
C21U01.0024
1,5 Bulan
C21U01.0007
1,5 Bulan
C21U01.0016
1,5 Bulan
C21U01.0017
1,5 Bulan
C21U01.0018
1,5 Bulan
C21U01.0027
C21U01.0019
VII
Keterpaduan Kardiologi
Klinik Anak
Keterpaduan Kardiologi
Klinik Dewasa
Keterpaduan Perawatan
Intensif Kardiovaskular
Keterpaduan Diagnostik
Invasif dan Non-Invasif
Thesis
TOTAL
42 Bulan
120
SKS
330
2. Penilaian harian
Penilaian yang meliputi tiga hal diatas dilakukan saat konferensi (termasuk
penilaian kegiatan pembacaan kasus, referat dan journal), kegiatan di
ruang perawatan dan kegiatan yang berkaitan dengan keterampilan/
kegiatan motorik
3. Pencatatan Seluruh Kegiatan
Seluruh kegiatan peserta didik tercatat dalam Log Book dan Portofolio.
4. Batasan Nilai, Huruf Mutu dan Angka Mutu
Batasan penilaian sebagai berikut:
NILAI
HURUF MUTU
ANGKA MUTU
80 - 100
75 - 79
70 - 74
65 - 69
60 - 64
52 - 59
45 - 51
0 - 44
A
B+
B
C+
C
D+
D
E
4
3.5
3.0
2.5
2.0
1.5
1.0
0
5. Ujian perbaikan
Ujian perbaikan dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan. Untuk stase ulang
akan dijadwalkan sesuai dengan rotasi yang berlaku.
D.
PEDOMAN UJIAN
1. Evaluasi Ujian Bed Side (Pasien) Peserta Didik
- Ujian bed side adalah proses penilaian yang dijalankan secara
menyeluruh meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan usulan
usulan pemeriksaan pasien.
- Prosedur Ujian Bed Side :
1. Ujian bed side dilakukan pada peserta didik.
2. Pasien disiapkan pada semua tahap pada pagi hari.
3. Waktu ujian 60 90 menit.
4. Pelaksanaan ujian dilakukan dalam 2 tahap : tahap pemeriksaan
dan tahap diskusi / tanya jawab.
331
5. Ujian bed side akan dinilai oleh staf edukatif penilai didampingi
oleh seorang pendamping staf edukatif pembimbing atau
pendidik.
6. Nilai ujian bed side diserahkan pada pelaksanaan hari ujian,
kecuali dalam keadaan khusus.
7. Hasil dalam penilaian dimasukkan didalam form penilaian yang
telah disediakan.
2. Evaluasi Ujian Sumatif Peserta Didik
- Ujian Sumatif adalah proses penilaian yang dijalankan secara
menyeluruh pada akhir satu rotasi divisi untuk menentukan tahap
pembelajaran dalam peserta didik.
- Prosedur Ujian Sumatif :
1. Ujian sumatif dilaksanakan selambat-lambatnya 2 minggu
sebelum rotasi pada suatu divisi berakhir.
2. Nilai hasil ujian sumatif diserahkan kepada tim evaluasi selambatlambatnya 1 minggu sebelum rotasi pada suatu divisi berakhir.
E.
TATA TERTIB
Tata tertib di Program Studi Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, sebagai
berikut :
- Setiap peserta didik wajib mengisi daftar hadir harian, termasuk daftar
hadir dokter jaga :
Pengisian daftar hadir dilakukan secara elektronik dengan
menggunakan mesin finger print yang terdapat di berbagai tempat di
lingkunan RSUP Dr. Hasan Sadikin, setelah melakukan prosedur
pendaftaran sidik jari di Instalasi Sistem Informasi RS (SIRS) RSUP
Dr. Hasan Sadikin.
332
F.
Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah setiap peserta didik wajib
untuk mempresentasikan pembacaan literatur sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) literatur, pembahasan referat 3 (tiga), dan pembahasan
kasus 3 (tiga).
KPS mengatur jadwal Pembacaan Literatur, Pembuatan Referat, dan
Pembahasan Kasus sesuai rotasi secara bergiliran.
Peserta PPDS yang telah mendapatkan jadwal menghubungi
sekretariat Program Studi untuk mengetahui nama pembimbing.
Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis bertemu dengan
pembimbing untuk berdiskusi mengenai tema dan masalah yang akan
dipresentasikan.
Kegiatan bimbingan harus dicatat dalam Log Book peserta Program
Pendidikan Dokter Spesialis yang bersangkutan.
Naskah presentasi yang telah disetujui oleh pembimbing, harus
dibagikan ke seluruh staf pendidik selambat-lambatnya 3 (hari)
sebelum jadwal presentasi.
Lama Presentasi ;
o Presentasi pembacaan literatur dilakukan dalam waktu sekurangkurangnya 30 menit yang terdiri dari 10-15 menit presentasi dan
sisa waktu dipergunakan untuk diskusi dengan seluruh peserta
konferensi.
o Presentasi pembahasan referat dilakukan dengan waktu sekurangkurangnya 45 menit yang terdiri dari : 20 menit presentasi dan 25
menit diskusi dengan seluruh peserta konferensi.
o Presentasi pembahasan kasus dilakukan dengan waktu sekurangkurangnya 45 menit yang terdiri dari : 20 menit presentasi dan 25
menit diskusi dengan seluruh peserta konferensi.
Selesai presentasi, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis
meminta pembimbing untuk membubuhkan tanda tangan di Log Book.
Naskah presentasi yang telah diperbaiki sesuai hasil diskusi,
diserahkan kepada sekretariat program studi dalam bentuk hard copy
maupun soft copy (CD) untuk disimpan dalam portofolio peserta
Program Pendidikan Dokter Spesialis yang bersangkutan.
333
1.
- Kelalaian administrasi.
- Kekurangan dalam pencapaian kompetensi.
- Tidak mampu mempertahankan kompetensi yang telah dicapai
selama masa pendidikan.
334
335
Metode Pembelajaran
1. Tahap Pendidikan
Sebelum melakukan tahap pendidikan diberikan lebih dahulu kegiatan
pembekalan pra-PPDS yang berisi orientasi mengenai rumah sakit pendidikan
utama, program pendidikan dokter spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran, RS. Hasan Sadikin dan sistem manajemen pelayanan dan rujukan.
Orientasi diikuti bersama dengan seluruh PPDS yang berasal dari program
studi lain diselenggarakan oleh FK UNPAD/ RSHS. Tujuan orientasi ialah untuk
memperkenalkan kegiatan, lahan dan proses pendidikan serta mempersiapkan
peserta untuk mengikuti program pendidikan selanjutnya.
2. Kelompok Kegiatan
Aktifitas dalam proses pendidikan IKFR secara garis besar dibagi atas 3
(tiga) kelompok kegiatan :
Kegiatan akademik
Kegiatan pelatihan keprofesian
Kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler
a)
Kegiatan Akademik
Kegiatan akdemik ialah kegiatan dengan tujuan menambah dan
memperdalam keilmuan (knowledge) dalam bidang IKFR. Kegiatan
akademik terdiri dari 2 (dua) kelompok kegiatan yaitu kegiatan akademik
modul dan non-modul.
Kegiatan akademik modul ialah paket kegiatan akademik yang
membahas dan mendalami keilmuan cabang ilmu atau subdisiplin tertentu
dan diselenggarakan oleh cabang ilmu atau subdisiplin bersangkutan.
Kegiatan akademik modul umumnya merupakan kegiatan akademik
terjadwal yang diselenggarakan dalam bentuk tutorial dan diskusi kelompok.
Kegiatan akademik non-modul ialah kegiatan akademik yang tidak
terbatas hanya mengenai pendalaman keilmuan satu cabang ilmu atau
subdisiplin tertentu. Yang termasuk kegiatan akademik non-modul ialah :
Tinjauan Pustaka
Presentasi Kasus
Journal reading
Short case
Long case
Tutorial
Proposal penelitian
Tesis
336
Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Harian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Hari
Jam
Kegiatan
Senin
07.00-09.00
Presentasi Laporan kasus / tinjauan pustaka/
Penelitian
09.00-12.00
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
12.00-13.00
Istirahat
13.00-16.00
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
Selasa
07.00-09.00
Morning report
09.00-12.00
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
12.00-13.00
Istirahat
13.00-16.00
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
Rabu
07.00-09.00
Presentasi Laporan kasus / tinjauan
pustaka/Penelitian
09.00-12.00
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
12.00-13.00
Istirahat
13.00-16.00
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
Kamis
07.00-09.00
Morning report
337
Hari
Jumat
Jam
09.00-12.00
12.00-13.00
13.00-16.00
07.00-09.00
09.00-11.30
11.30-13.00
13.00-16.00
Kegiatan
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
Istirahat
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
Journal Reading / Penelitian
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
Istirahat
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
Buku Log
Setiap Peserta PPDS-1 dilengkapi dengan buku log yang digunakan
untuk mencatat setiap kegiatan (baik kegiatan akademik, kegiatan pelatihan
keprofesian, maupun kegiatan ko- dan ekstra kulikuler) segera setelah
kegiatan tersebut dilakukan dan ditandatangani oleh staf terkait.
a. Manfaat buku Log
Membantu mencatat setiap kegiatan yang dilakukan dengan maksud
mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi dan merencanakan
kegiatan tambahan untuk menutupi kekurangan tersebut.
Membantu Supervisor menilai kegiatan agar dapat memberikan
kegiatan tambahan untuk bersangkutan.
b.
4.
Ketentuan Umum
a. Peserta
Kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian wajib diikuti setiap staf
pendidik dan Peserta PPDS-1. Ijin untuk tidak tidak mengikuti kegiatan
338
339
Setelah selesai setiap kegiatan tutorial / diskusi kelompok maka PPDS wajib
mencatat kegiatan tersebut di buku log masing-masing dan ditandatangani
oleh staf terkait/penanggung jawab modul.
6.
Makalah Ilmiah
Makalah ilmiah terdiri dari makalah:
Presentasi Kasus
Tinjauan Pustaka
Proposal Penelitian/Tesis
7. Presentasi Kasus
Presentasi Kasus merupakan kegiatan akademik melalui penyajian dan
pembahasan suatu kasus didepan sidang ilmiah pleno. Presentasi kasus
dapat juga dipandang sebagai satu kesatuan komprehensif pelatihan
keprofesian dengan maksud untuk mendapatkan dukungan ilmu yang kuat
dalam melakukan kegiatan keprofesian.
a. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan Peserta Program Pendidikan Dokter
Spesialis-1 dalam menggunakan sumber keterangan sebanyak-banyaknya
untuk menganalisis kasus yang ditangani.
Tujuan Khusus
Setelah penyajian kasus, diharapkan peserta :
1. Menguasai materi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi khususnya
kasus yang dipresentasikan
2. Mampu menulis karya ilmiah yang baik dan sesuai kaidah yang
berlaku
3. Mampu mengenal, menelusuri sebab dan memecahkan masalah
secara kritis analitis dan sistematis.
340
Tujuan Per-semester
Semester II : Mampu melakukan pemeriksaan fisik rehabilitasi dan
diagnosis fungsional
Semester III : Mampu menegakkan diagnosis fisik dan fungsional,
mampu/menguasai penataksanaan rehabilitasi medik dasar.
Semester IV : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik
dasar, umum dan ortotik prostetik
Semester V : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik
dasar, umum dan Pediatrik
Semester VI : Mampu melakukan penataksanaan rehabilitasi medik
dasar, umum dan kasus kardio-respirasi
Semester VIII : Mampu merencanakan, mengimplementasikan,
mengelola kasus secara paripurna kasus geriatri / multiple
problems.
b. Jumlah Kasus
Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat pendidikan Ilmu Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi, selama masa pendidikan ditetapkan bahwa
peserta PPDS-1 harus menyelesaikan sebanyak 6 (enam) kasus panjang
dan 1 (satu) kasus pendek dan 1 kali presentasi poster/oral presentation
di acara ilmiah nasional (baik berupa penelitian/kasus).
c. Jenis Kasus
Kasus panjang (kasus khusus) : kasus yang ditulis berdasarkan
kerangka acuan
Kasus pendek: kasus yang ditulis dengan isi : anamnesis,
pemeriksaan fisik dan problem, manajemen (sesuai dengan rekam
medis rawat jalan)
d. Topik Kasus
Jenis kasus
No.
Semester
semester 2
Neuromuskuler
semester 3
Muskuloskeletal
semester 4
Neuromuskuler
semester 5
Pediatrik
Keterangan
Ditekankan PF :
umum pada
pasien stroke
Ditekankan pada
kasus fraktur dan
OA
Ditekankan pada
kasus SCI
341
No.
Semester
semester 6
Jenis kasus
Keterangan
Kardiorespi
342
8. Journal Reading
Journal Reading atau pembacaan makalah ilmiah ialah kegiatan akademik
melalui pembahasan makalah ilmiah di depan forum.
a). Tujuan
Agar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis
kemampuan:
Menggunakan/memanfaatkan kepustakaan
mempunyai
Semester
Topik
semester 1
semester 2
3
4
5
6
semester 3
semester 3
semester 4
semester 4
Neuromuskuler (fokus :
stroke)
Muskuloskeletal
(fokus : Therapeutik
exercise/modalitas)
Muskuloskeletal
Ortotik Prostetik
Pediatrik
SCI
7
8
semester 5
semester 5
Tempat
RS. Cibabat
RS.
Fatmawati
RS.Al-Ihsan/
RS. Salamun/
343
No
Semester
Topik
9
10
semester 6
semester 6
Geriatri/paliatif/komunitas
Respirasi
Tempat
RS. Soreang
RS. Rotinsulu
344
Semester
1
2
3
4
5
semester II
semester III
semester IV
semester V
semester VI
Topik
Muskuloskeletal
Neuromuskuler
Pediatrik
Kardiorespi
Geriatri/cedera olah raga
d) Tata Cara
1. Topik bahasan/Judul
Diajukan oleh Peserta atau ditentukan dan disetujui oleh Pembimbing
minimal 2 (dua) bulan sebelumnya
2.
Cara Penyajian
Penyajian disampaikan dengan mempergunakan sarana audio
visual selama 25 menit, diskusi 35 menit dengan minimal 5 orang
penanya, diskusi dengan pembimbing/penguji 15 menit (total 75
menit) dalam bahasa Indonesia
Penilaian sesuai dengan formulir Penilaian Penyajian Tinjauan
Pustaka.
345
10.
Kegiatan Harian
a. Panduan Kegiatan Harian PPDS-1
1) Jadwal Kegiatan harian setiap bulan :
Disusun oleh staf kependidikan 1 bulan sebelum semester
baru dimulai.
Rencana jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian
berikan kepada seksi ilmiah PPDS-1 yang telah ditunjuk
dalam struktur organisasi PPDS-1 untuk dilakukan cek silang
pada setiap semester sebagai bentuk komitmen tanggung
jawab pelaksanaan tugas dan jadwal yang telah ditetapkan
oleh seluruh Peserta PPDS-1.
Penyusunan dan koordinasi dengan Peserta PPDS-1 seluruh
staf berada dalam supervisi dan koordinasi dengan
berkoordinasi dengan sekretariat pendidikan dan supervisi
KPS/Kelompok Fungsional Pendidikan PPDS dan sumber
daya
Jadwal yang sudah dilakukan cek silang dan persetujuan
para staf pendidik kemudian akan ditetapkan oleh Ketua
Program Studi, di minggu terakhir semester berjalan.
Jadwal yang sudah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai
jadwal sedapat mungkin, kecuali :
Apabila penanggung jawab modul berhalangan dapat
digantikan oleh tutor lain yang telah ditunjuk oleh
penanggung jawab modul jam yang sama, apabila tidak
dapat dilakukan penggantian tutor maka tutorial dapat
dilakukan di luar jam kerja atau pada waktu kosong lain
bila tersedia dalam agenda kegiatan yang telah
ditetapkan.
Apabila modul tidak dapat terlaksana karena alasan yang
tidak dapat dihindari oleh Peserta PPDS-1 maka jadwal
tutorial akan diatur ulang oleh seksi ilmiah PPDS-1 dan
sekretariat pendidikan dengan tidak mengubah jadwal
kegiatan tutorial lainnya yang telah disusun sebelumnya.
Seorang Peserta PPDS-1 tidak boleh tidak mengikuti tutor
sebanyak 20% dari total pertemuan modul/tutorial.
Jadwal kegiatan harian harus tertulis pada white board
setiap hari.
Setiap yang rotasi di Poliklinik harus menuliskan nama
pasien, nomor rekam medik dan diagnosa pasien yang
dilayani oleh Peserta PPDS-1 dalam log book untuk
kemudian dimintakan tanda tangan konsulen koordinator
pelayanan (DPJP Poliklinik) hari tersebut.
Setiap yang rotasi di pelayanan khusus harus menuliskan
nama pasien, nomor rekam medik dan diagnosa pasien
yang dilayani pada hari dia bekerja dan meminta tanda
346
a)
Penelitian/Tesis
Tesis ialah kegiatan akademik dalam bentuk menulis suatu karya ilmiah
tentang suatu topik keilmuan yang disusun berdasarkan hasil penelitian
ilmiah menggunakan metodologi penelitian dan diuji oleh dewan penguji
yang berwenang dalam suatu forum ilmiah.
Penulisan tesis merupakan kegiatan akademik dengan cara mengolah
hasil kegiatan penelitian dalam bentuk karya tulis berdasarkan analisis
data sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi.
Latar Belakang
Karya ilmiah medis berdasarkan hasil penelitian yang sahih
merupakan salah satu faktor pendorong kemajuan ilmu kedokteran.
Dalam era globalisasi saat ini persaingan tingkat dunia berlangsung
dengan terbuka di segala bidang termasuk di bidang kedokteran.
Kemampuan meneliti dan menuangkannya dalam suatu naskah ilmiah
sangat perlu dikuasai oleh seorang dokter Spesialis Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi sebagai seorang cendekiawan dan agen kemajuan
dibidangnya.
Salah satu tujuan pendidikan dokter spesialis ialah mencapai
kemampuan menentukan, merencanakan dan melaksanakan
pendidikan dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu
ke tingkat yang lebih tinggi.
Sesuai dengan tujuan diatas seorang dokter Spesialis Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi diharapkan dapat berfungsi sebagai tenaga
347
Tujuan
Melatih dalam membuat karya ilmiah dan melakukan penelitian
yang baik dan benar dan sekaligus cara mempresentasikannya.
Mempraktikan metodologi penelitian ilmiah yang pernah dipelajari
Sumber ilmiah bagi Ilmu IKFR pada umumnya
Mampu memilih masalah kedokteran / kesehatan untuk bahan
penelitian yang dapat membantu pengembangan ilmu dan dapat
diterapkan untuk peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
Mampu mengajukan usulan penelitian secara lengkap dengan
memperhatikan semua unsur pembatas yang mampu laksana dan
bersesuaian dengan jadwal pendidikan
Mampu menerapkan dan menjelaskan metodologi penelitian yang
baik dan benar
Mampu menyelenggarakan pengorganisasian seluruh kegiatan
penelitian bidang kedokteran/kesehatan dengan penguasaan
rangkaian analisa dan sintesa yang menghasilkan kesimpulan
yang dapat dimengerti ilmuwan lainnya.
Mendapatkan pengalaman dan keterampilan menyusun usulan
penelitian
Mampu meyakinkan obyektifitas dan kebenaran upaya
penelitiannya melalui penyajian lisan dan tulisan secara lugas
kepada ilmuwan lain, dengan memperhatikan kelaziman penyajian
ilmiah.
Mampu menerima kritik dan saran perbaikan hasil karya ilmiahnya
dalam sidang terbuka, serta mampu menyusun kembali
penelitiannya sesuai dengan hasil persidangan dalam waktu yang
ditetapkan.
c)
d) Pembimbing
Pembimbing adalah staf pengajar IKFR yang berkualifikasi penilai
dan ditetapkan dengan surat tugas Ketua Program Studi.
Dalam persiapan presentasi proposal penelitian diperlukan 3 orang
pembimbing yang terdiri dari : 1 (satu) pembimbing yaitu
348
Tugas Pembimbing
Memantau pelaksanaan penelitian sejak pembuatan proposal
penelitian, pelaksanaan penelitian dan penyusunan naskah tesis.
Memberi motivasi, bimbingan dan arahan serta bila perlu menegur
untuk perbaikan proses pelaksanaan penelitian
Melakukan kegiatan diskusi konsultasi terjadwal dengan peneliti
Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan tidak melapor untuk
membahas hasil penelitiannya, pembimbing dapat secara aktif
memanggil bersangkutan.
Pembimbing sekaligus menjadi anggota penguji sidang penelitian.
349
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian sudah harus segera dimulai selambatlambatnya pada semester 5, setelah selesai menyusun proposal
penelitian dan telah dinyatakan memenuhi syarat dan lulus ujian
proposal penelitian.
350
i) Tempat penelitian
Sesuai dengan materi penelitian pelaksanaan dapat dilakukan di :
RS Pendidikan Utama
RS Mitra
Lahan pendidikan lain :
Puskesmas
Dan lain-lain
j)
Waktu Penelitian
Tidak diberikan waktu khusus untuk melakukan penelitian, oleh
karena itu sesuai dengan materi penelitian, pelaksanaan penelitian
dapat dikerjakan diantara waktu-waktu pelatihan keprofesian dengan
cara mengatur secara mandiri sehingga tugas pelayanan dan tugas
pelatihan tidak terlantar (kerjasama dengan Program Studi lain).
k)
Biaya Penelitian
Pada dasarnya biaya penulisan proposal, penelitian dan penulisan
tesis ditanggung oleh sendiri. Oleh karena itu faktor mampu-laksana
(feasibility) sangat penting dikaji dalam penyusunan proposal.
Pembimbing dan Program Studi dapat membantu mencarikan cara
untuk pembiayaan penelitian melalui hibah penelitian agar penelitian
dapat dikerjakan dengan lancar.
l)
Pemantauan
Pemantauan kemajuan pelaksanaan penelitian dilakukan oleh
pembimbing materi. Bila dalam jangka waktu yeng telah ditentukan
tahapan pelaksanaan penelitian belum selesai, maka akan dipanggil
oleh pembimbing materi untuk dilakukan evaluasi terhadap
kelambatan dan kendala yang dihadapi serta mencari jalan keluarnya.
Bila tahapan pelaksanaan penelitian masih belum dipenuhi sesuai
jadwal maka akan dipanggil menghadap forum evaluasi penelitian
terdiri dari 1) Pembimbing materi, 2) KPS dan 3) Koordinator
Kelompok Fungsional Penelitian, Kerja sama, dan Pengabdian
Masyarakat untuk diminta pertanggungjawabannya.
m) Kegiatan Penelitian
Pembuatan proposal penelitian
Proposal penelitian diajukan melalui pembimbingan dengan
pembimbing yang telah ditetapkan kemudian dilakukan Sidang
Usulan Penelitian dilakukan di Semester 4 atau 5.
Pembuatan tesis
Dilakukan setelah hasil Sidang Usulan Penelitian menyatakan
Peserta PPDS-1 tersebut lulus (semester 4-6)
351
Lain-lain
Peserta PPDS-1 yang mengambil program combine degree (PPCD)
diwajibkan membuat penelitian yang berbeda dengan penelitian yang
dilakukan untuk mendapatkan gelar SpKFR untuk menghindari auto
plagiarism.
o)
352
p)
353
354
2. BEBAN STUDI
Total beban studi yang diperlukan ialah 110,99 SKS dengan lama studi 8
Semester.
Tabel 2.2. Kurikulum Pendidikan
Sandi
C21T.010
1
Mata Kuliah/Modul
Tutorial/Sub Modul
Semester 1
Modul Dasar IKFRM
- Filsafat ilmu pengetahuan &
I
etika profesi
- Pengantar Kinesiologi
- Anatomi & Kinesiologi : Kepala
dan tulang belakang
- Anatomi & Kinesiologi
Ekstremitas Atas : Bahu
- Anatomi & Kinesiologi
Ekstremitas Atas : Siku
- Anatomi & Kinesiologi
Ekstremitas Atas : Tangan
- Anatomi & Kinesiologi
Ekstremitas Bawah: Hip
- Anatomi & Kinesiologi
Ekstremitas Bawah: Lutut
- Anatomi & Kinesiologi
Ekstremitas Bawah: Kaki
- Gait/Analisis Pola Jalan
SKS
5,50
355
Sandi
Mata Kuliah/Modul
C21T.010
1
C21T.000
1
Modul Peneriksaan
IKFRM
C21T.600
1
C21T.500
1
Modul Tatalaksana
Komprehensif (1)
Modul Kegiatan
Ilmiah I
C21T.100
1
C21T.110
1
C21T.120
1
C21T.120
2
Tutorial/Sub Modul
- Fisiologi KFR
- Metodologi Penelitian dan
Biostatistik
- Epidemiologi klinik dan
Evidence Based Madicine
- Biologi Molekular
- Biologi dan Patobiologi
SKS
- Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal : Lingkup
Gerak Sendi
- Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal : Kekuatan Otot
- Pemeriksaan Dasar
Neuromuskuler
3,22
- Journal Reading 1
- Sajian Kasus Khusus
Semester 2
Modul
- Kinesiologi Development
Habilitasi/Rehabilitasi - Pemeriksaan Dasar Pediatrik
Anak I
- Tatalaksana KFR pada Plexus
Brachialis Injury
- Tatalaksana KFR pada
Tortikolis Muscular Kongenital
(TMK)
Modul Terapi IKFRM
- Modul Terapi Panas :
I (Modalitas)
Superficial Heating (IR dan
Paraffin)
- Modul Terapi Panas : Deep
Heating (SWD, MWD, dan US)
- Modul Terapi Inhalasi
- Modul Terapi Dingin (Cold
Therapy)
- Modul Terapi Stimulasi Elektrika
- Traksi, manipulasi dan Masase
- Kinesio Tapping
- Laser Tharapy
Modul Terapeutik
- Fisiologi Latihan
Exercise I
Modul Terapeutik
- Terapi Teknik Neurofasilitasi
Exercise II
2,50
0,67
1,00
0,50
2,52
3,50
2,00
1,00
356
Sandi
C21T.300
1
C21T.600
2
C21T.500
2
C21T.100
2
C21T.110
2
C21T.200
1
C21T.110
3
C21T.600
3
C21T.500
3
C21T.100
3
Mata Kuliah/Modul
Modul IKFR
Neuromuskuler I
Modul Tatalaksana
Komprehensif (2)
Modul Kegiatan
Ilmiah II
Tutorial/Sub Modul
- Tatalaksana KFR pada
Neuropatik Perifer
- Journal Reading 2
- Sajian Kasus Khusus
- Sari Pustaka/Referat
Semester 3
Modul
- Tatalaksana KFR pada Motor
Habilitasi/Rehabilitasi
Delay Development
Anak II
Modul Terapi IKFRM
- UE-LE Orthosis
II (Prostetik-Ortotik
- UE-LE Prostesis
dan Alat bantu)
- Shoe Prescription
- Spinal Orthosis
- Peresepan Kursi Roda dan Alat
bantu (cruth, Cane and Walker)
Modul
- Tatalaksana KFR pada
Muskuloskeletal I
Osteoporosis
- Tatalaksana KFR pada
Tendinitis
- Tatalaksana KFR pada Fraktur
- Tatalaksana KFR pada
Amputasi
- Tatalaksana KFR pada Luka
Bakar
Modul Terapi IKFRM
- Fisiologi menelan dan
II I
komunikasi
- Tatalaksana KFR pada
gangguan menelan
- Tatalaksana KFR pada
gangguan komunikasi
Modul Tatalaksana
Komprehensif (3)
Modul Kegiatan
- Journal Reading 3
Ilmiah III
- Journal Reading 4
- Sajian Kasus pendek
- Sari Pustaka/Referat
Semester 4
Modul
- Tatalaksana KFR pada Cerebral
Habilitasi/Rehabilitasi
Palsy
Anak III
- Pemeriksaan dan tatalaksana
KFR pada gangguan menelan
SKS
2,00
0,67
1,00
0,50
1,00
2,36
4,00
2,50
2,00
0,67
1,00
1,00
0,50
1,00
2,50
357
Sandi
Mata Kuliah/Modul
C21T.020
1
Modul Prosedur
IKFR Spesialistik dan
subspesialistik I
C21T.300
2
C21T.400
1
Modul IKFR
Neuromuskuler II
Modul IKFR
Kardiorespirasi I
C21T.200
2
Modul
Muskuloskeletal II
C21T.600
4
C21T.500
4
Modul Tatalaksana
Komprehensif (4)
Modul Kegiatan
Ilmiah IV
C21T.510
1
Modul Penelitian I,
Modul Prosposal
Penelitian
C21T.100
4
C21T.400
2
Modul
Habilitasi/Rehabilitasi
Anak IV
Modul IKFR
Kardiorespirasi II
C21T.200
3
C21T.600
5
Modul
Muskuloskeletal III
Modul Tatalaksana
Komprehensif (5)
Tutorial/Sub Modul
(feeding)
USG
CT Scan dan foto polos
muskuloskeletal
Tatalaksana KFR pada
myofascial trigger point
sindrome (MTPS)
Tatalaksana KFR pada Spinal
Cord Injury (SCI)
Pemeriksaan Dasar
Kardiopulmoner
Modul Uji Latih
Tatalaksana KFP pada nyeri
punggung bawah
Tatalaksana KFP pada nyeri
lutut
Tatalaksana KFP pada nyeri
bahu
SKS
1,50
2,09
2,50
2,50
0,67
-
Journal Reading 5
Journal Reading 6
Sajian Kasus khusus
Sari Pustaka/Referat
Semester 5
- Kelainan Kongenital /Spina
Bifida
- Tatalaksana pada Skoliosis
- Tatalaksana pada gangguan
paru restriktif
- Tatalaksana pada pasca infark
Myocard
- Tatalaksana Rehabilitasi pada
CABG
- Tatalaksana pada gangguan
paru obstruktif (asma, PPOK)
- Tatalaksana KFR pada Atritis
1,00
1,00
0,50
1,00
1,00
2,04
3,50
1,69
0,67
358
Sandi
C21T.500
5
Mata Kuliah/Modul
Modul Kegiatan
Ilmiah V
C21T.510
2
C21T.100
5
Modul
Habilitasi/Rehabilitasi
Anak V
C21T.300
3
C21T.020
2
Modul IKFR
Neuromuskuler III
Modul Prosedur
IKFR Spesialistik dan
subspesialistik II
C21T.600
6
C21T.500
6
C21T.510
3
Modul Tatalaksana
Komprehensif (6)
Modul Kegiatan
Ilmiah VI
Modul Penelitian III,
Ujian Tesis
C21T.100
6
C21T.300
4
C21T.400
3
Modul
Habilitasi/Rehabilitasi
Anak VI
Modul IKFR
Neuromuskuler IV
Modul IKFR
Kardiorespirasi III
C21T.200
4
Modul
Muskuloskeletal IV
C21T.120
Modul Terapeutik
Tutorial/Sub Modul
Journal Reading 7
Journal Reading 8
Sajian Kasus khusus
Sari Pustaka/Referat
Semester 6
- Autism syndrome + ADHD
- Tatalaksana KFR pada
gangguan Integrasi Sensori
- Tatalaksana KFR pada
Poliomyelitis
- Tatalaksana pada Kelainan
angulasi lutut dan kaki
- EMG, Biofeedback
- Tatalaksana KFR pada
myofascial trigger point
Sindrome (MTPS)
- injeksi intralesional dan
intraartikular
- Hidrotherapy
SKS
1,00
1,00
0,50
1,00
1,67
4,50
1,75
3,87
0,67
- Sajian Kasus pendek
- Sari Pustaka/Referat
Semester 7
- Tatalaksana KFR pada SMA
- Tatalaksana KFR pada myopati
(DMP)
- Movement disorder : Sindroma
Parkinson
- Tatalaksana KFR Pre dan
pasca bedah thorax (paru,
jantung)
- Tatalaksana KFR pada Repair
Tendon
- Tatalaksana KFR pada sprain
pergelangan kaki
- Terapi okupasional
0,50
1,00
1,67
2,00
1,50
1,75
2,00
1,28
359
Sandi
3
C21T.000
5
C21T.600
7
C21T.500
7
C21T.100
7
C21T.300
5
C21T.400
4
C21T.200
5
C21T.000
4
C21T.000
6
C21T.600
8
C21T.500
8
Mata Kuliah/Modul
Exercise III
Modul Paliatif
Tutorial/Sub Modul
SKS
1,69
- HIV/AIDS
- Kanker
Modul Tatalaksana
Komprehensif (7)
Modul Kegiatan
Ilmiah VII
0,67
- Journal Reading 7
- Journal Reading 8
- Sajian Kasus khusus
Semester 8
Modul
- Sindroma Down, Kelainan
Habilitasi/Rehabilitasi
kongenital lain
Anak VII
Modul IKFR
- Tatalaksana KFR pada Stroke
Neuromuskuler V
Modul IKFR
- Gagal jantung kronik
Kardiorespirasi IV
Modul
- COR : Cedera ACL
Muskuloskeletal V
Modul Geriatri
- Demensia/Alzeimer
- Artroplasti sendi
Modul RBM
1,00
1,00
0,50
Modul Tatalaksana
Komprehensif (8)
Modul Kegiatan
Ilmiah VIII
0,67
1,75
2,94
1,28
1,30
1,75
0,50
0,50
Deskripsi mata kuliah/modul Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, dalam tabel
berikut :
Tabel 2.3 Total Beban Studi
Akademik
sks
%
Bagian pertama (pendidikan dasar ilmiah)
MDK
4,00
MDU
1,00
Materi
Profesi
sks
%
6,22
-
Jumlah
sks
11,22
10,22
1,00
31,43
25,68
5,75
360
Akademik
Profesi
sks
%
sks
%
Bagian ketiga (Kegiatan ilmiah riset / penguasaan
keterampilan profesional)
MPK
16,49
28,34
MPA-2
19,00
MPA-1
4,34
Jumlah
sks
68,17
35,43
110,99
Materi
Jumlah
3.
75,39
44,83
19,00
4,34
SKS
A
P
1,00
1,00
SKS
A
2,00
1,00
1,00
4,00
P
2,50
1,50
2,22
6,22
361
2.
SKS
A
1,00
P
3,00
0,50
1,25
1,50
4,25
SKS
A
1,00
P
1,52
1,00
1,50
1,00
2,00
362
No
Modul Habilitasi/Rehabilitasi
Anak II
Modul Prostetik-Ortotik dan alat
bantu
Modul IKFR Muskuloskeletal I
Modul IKFR Neuromuskuler I
Modul IKFR Muskuloskeletal II
Modul Kardiorespirasi I
Modul Tatalaksana
Komprehensif I
Modul Tatalaksana
Komprehensif II
Modul Tatalaksana
Komprehensif III
Modul Tatalaksana
Komprehensif IV
Modul Tatalaksana
Komprehensif V
Modul Tatalaksana
Komprehensif VI
Modul Tatalaksana
Komprehensif VII
Modul Tatalaksana
Komprehensif VIII
Modul Neuromuskuler IV
Jumlah
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
5.
SKS
A
1,00
P
1,36
2,00
2,00
1,00
1,00
1,50
1,00
0,67
0,67
0,67
0,67
0,67
0,67
0,67
0,67
1,44
12,44
13,24
363
b.
Kelompok 2 : MPA-2
Materi Penerapan Akademik kelompok 2 terdiri dari :
Journal Reading
Sari Pustaka
364
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
24
SKS
A
0,50
P
0,50
1,50
1,00
1,00
1,00
1,50
1,09
1,15
2,00
1,00
1,00
1,19
1,00
3,00
0,80
1,00
1,50
1,00
2,54
1,00
1,00
0,89
1,50
1,00
0,75
0,50
0,75
1.50
0,50
0,50
1,00
1,33
0,69
1,75
1,00
0,50
0,75
0,58
0,75
16,49
0,78
0,54
28,34
Modul Neuropatik
365
Modul
Prasyarat
Modul Dasar IKFR I dan
Modul Fisiologi Latihan
Modul Terapi IKFR I dan II
Modul IKFR
Neuromuskuler I
Modul IKFR
Neuromuskuler II
Modul IKFR
Neuromuskuler III
Modul IKFR
Neuromuskuler IV
Modul IKFR
Neuromuskuler II
Modul IKFR
Neuromuskuler III
Stase di RS lain
Modul
Neuromuskuler IV
Modul
Neuromuskuler V
Sudah melewati :
- Superficial Heating
- Biologi dan Patobiologi
- Fisiologi KFR
Tatalaksana KFR
pada Osteoporosis
Demensia / Alzeimer
Artroplasti sendi
366
Modul
Modul Arthritis
Prasyarat
- Tatalaksana KFR pada
Artritis
Modul Therapeutik
Exercise I
Modul Kardiorespi I & II
Modul Tatalaksana
Pada Gangguan Paru
Obstruktif (asma,
PPOK)
Tatalaksana Pada
Gangguan Menelan
Spinal Orthosis
367
Modul
Prasyarat
Kinesiologi spine
Kelainan Konginital
Spina Bifida
Tatalaksana Scoliosis
Tatalaksana KFR
Pada Repair Tendon
EMG Biofeedback
Modul Artoplasti
Sendi
Modul Myofascial
Triger Point (MTPS)
Modul Kinesio
tapping
Modul UE, LE
Orthosis
Modul Tatalaksana
KFR Pada Fraktur
Modul Fisiologi
Latihan
Modul Tatalaksana
368
Modul
KFR Pada nyeri Lutut
Prasyarat
Modul Tatalaksana
KFR Pada Nyeri
Bahu
Modul Tatalaksana
KFR Pada Sprain
Pergelangan Kaki
Modul Injeksi
Intralesional dan
Intraartikular
Modul Fisiologi
Latihan
Modul Tatalaksana
KFR pada Amputasi
Modul Terapi
Stimulasi Elektrik
Tatalaksana KFR
Motor Delayed
Development
369
Modul
Tatalaksana KFR
pada Cerebral Palsy
Pemeriksaan dan
Tatalaksana KFR
pada Gangguan
Menelan (feeding)
Prasyarat
C.
Evaluasi Hasil Belajar
Semua Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi FK Unpad mempunyai buku log yang merupakan bukti tertulis
setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh beserta tingkat kompetensi yang sudah
dicapai.
1. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Tujuan evaluasi hasil pembelajaran adalah untuk mengetahui apakah telah
mencapai kemampuan akademik profesional (professional performance) sesuai
dengan kurikulum pendidikan. Secara artifisial kemampuan profesional tersebut
dapat dipilah-pilah dalam ranah sebagai berikut :
P pengetahuan (knowledge)
K keterampilan (skill)
S sikap (attitude)
Evaluasi selama masa pendidikan dilaksanakan secara bertahap, berkala
dan berkesinambungan. Evaluasi hasil pembelajaran bersifat sumatif untuk
menentukan keputusan disamping bersifat formatif untuk memberikan umpan
balik kepada peserta didik.
2. Evaluasi Tahap Pra-Kualifikasi
Evaluasi pada akhir semester pertama, untuk menentukan apakah peserta
dapat melanjutkan pendidikan pada semester-semester berikutnya. Bila dinilai
tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan untuk menghentikan
pendidikan. Bila mampu, peserta program dapat melanjutkan ke tahap
pendidikan berikutnya.
Tahap pra-kualifikasi disamping merupakan persyaratan untuk tahap
berikutnya juga merupakan tahap kualifikasi untuk menilai apakah mampu
meneruskan studi atau tidak. Bila dinilai tidak mampu meneruskan studi maka
diberikan keputusan untuk menghentikan pendidikan. Setelah dinyatakan lulus
semua evaluasi berkala diharuskan menempuh Evaluasi Nasional.
3. Evaluasi Kegiatan Akademik
Tujuan akademik ialah pencapaian pendalaman ilmu (knowledge). Evaluasi
yang digunakan ialah ujian obyektif yang meliputi berbagai cara sebagai berikut :
370
a.
b.
Ujian Tulis
Esai modifikasi (modified essay question)
Pilihan jamak (multiple choice question)
Ujian Lisan (wawancara)
Memakai lembar penilaian (check list atau rating scale)
5.
Modul divisi
Habilitasi/Rehabilitasi Medik Anak
Muskuloskeletal
Neuromuskuler
Kardiorespirasi
Geriatri
Journal reading
Tinjauan Pustaka
Proposal Penelitian
Tesis
371
o
o
o
Prosedur KFR
Evaluasi kegiatan pelatihan keprofesian dilakukan dengan memakai lembar
penilaian. Ujian komprehensif dan ujian praktik yang bersifat sumatif
dilakukan pada akhir semester 8.
6.
Rapat Evaluasi
Penetuan keputusan terhadap hasil evaluasi ditetapkan melalui rapat
evaluasi program studi yang dilaksanakan minimal 2 kali dalam 1 semester atau
setiap 3 (tiga) bulan sekali.
a. Ketua
Ketua Program Studi (merangkap anggota)
b. Kelompok Fungsional (merangkap anggota)
o Pendidikan PSSK dan PSPD serta evaluasi
o Pendidikan PPDS dan sumber daya
o Penelitian, kerja sama, dan pengabdian masyarakat
c. Anggota
o Kepala Departemen IKFR FK UNPAD
o Para pembimbing semester
o Para anggota Divisi
o Para penanggungjawab modul
o Para penanggungjawab rumah sakit mitra
o Staf pengajar IKFR
D. Pedoman Ujian
1. Jenis-jenis Ujian Yang Digunakan
a. Ujian Tulis
Ujian tulis dilakukan setiap akhir semester. Berbagai divisi dan modul
memberi masukan sesuai dengan modul yang dijalankan. Ujian ini
dimaksudkan sebagai ujian formatif untuk mengetahui sejauh mana
pokok bahasan telah dipahami peserta program. Ujian diberikan dalam
bentuk soal pilihan jamak atau esai sesuai modul yang diberikan.
372
b. Ujian lisan/praktik
Ujian lisan praktik dilakukan pada akhir semester 1 (pemeriksaan
fisik), semester 2 (modalitas), dan semester 3 (ortotik prostetik). Pada akhir
rotasi / modul dapat diadakan ujian lisan tambahan. Penilaian pada ujian
praktik mempergunakan lembar penilaian yang telah dipersiapkan. Pasien
(kasus) dapat dipakai sebagai entry untuk membahas lingkup Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi secara komprehensif sesuai modul,
semester 1 8.
Penilaian sehari-hari (Continuous assessment)
Penilaian kegiatan sehari-hari terutama dilakukan pada setiap unit (kerja di
poliklinik, kerja bangsal, penyuluhan dan kegiatan lain) yang mencakup
asfek kognitif, psikomotor dan afektif. Penilaian pada umumnya dilakukan
dengan menggunakan lembar penilaian (observation sheet : rating
scale/checklist)
Pemberian angka, nilai mutu, markah dan interprestasi
Cara yang dipakai untuk memberi angka, nilai mutu, markah dan
interprestasi dapat dilihat pada tabel menunjukkan predikat yang diberikan
setelah menyelesaikan satu modul.
Tabel 2.10 Nilai, huruf, dan angka mutu pada penilaian
Nilai Akhir
Huruf Mutu
Angka Mutu
80 NA 100
3,20 AM 4,00
68 NA < 80
56 NA < 68
45 NA < 56
NA < 45
AM < 1,80
373
Ujian Institusional
Ujian Institusional diselenggarakan oleh Prodi PPDS-1 IKFR 2 kali /
tahun, yaitu setiap bulan Februari dan Agustus. Kriteria dan jumlah
penguji dalam Ujian Institusional ditentukan oleh Prodi PPDS-1 IKFR.
Materi ujian disiapkan oleh Panitia Ujian Institusional IKFR FK Unpad.
Ujan Institusional terdiri Ujian Tulis dan Ujian Lisan. Teknis
pelaksanaan dan syarat-syarat kelulusan mengikuti aturan yang
ditetapkan untuk ujian nasional.
f.
374
E.
Tata Tertib
1. Kehadiran
a) Daftar hadir harus diisi pada saat kedatangan, kepulangan dan
setiap acara ilmiah
b) Daftar hadir diisi dalam rentang waktu 15 menit setelah acara
dimulai, kemudian diserahkan kepada konsulen pembimbing saat
itu
c) Keterlambatan kehadiran sampai 15 menit setelah acara ilmiah
dimulai, dianggap absen hari.
d) Keterlambatan kehadiran lebih dari 15 menit pada acara ilmiah
(setelah acara dimulai) dianggap absen hari, kecuali bila telah
meminta ijin sebelumnya.
e) Keterlambatan kehadiran harus disertai dengan alasan yang jelas
dan dapat diterima (diketahui oleh pembimbing acara ilmiah dan
chief residen).
f) Contoh alasan yang dapat diterima adalah: yang bersangkutan sakit
atau keluarga dekat (suami/istri/anak/orang tua) sakit serta
keperluan yang memerlukan kehadiran yang bersangkutan seperti
memperpanjang SIM, pengambilan rapor anak dan lain sebagainya.
(Hal-hal lain yang ada diluar contoh ini dipertimbangkan oleh
pembimbing acara ilmiah yang bersangkutan).
g) Ketidakhadiran dalam modul wajib maksimal 10% dari total waktu
pelaksanaan modul hingga selesai, bila peserta PPDS-1 tidak
mengikuti modul lebih dari 10% alokasi waktu maka peserta PPDS1 tersebut harus mengulang modul tersebut dan tidak dapat
mengambil modul yang menjadikan modul tersebut sebagai
prasyaratnya di semester berikutnya.
2.
375
3.
376
4.
Cuti
Sehubungan dengan peraturan akademik tentang cuti yang mengacu
pada aturan dasar Pendidikan FK UNPAD tentang cuti akademik, maka
cuti lain di luar cuti akademik diatur oleh Program Studi masing-masing.
a.
Cuti Tahunan
1) Permohonan cuti dapat diajukan setelah menjalani pendidikan
selama 2 (dua) semester
2) Permohonan cuti diajukan selambatnya 1 (satu) bulan sebelum
tanggalnya.
3) Permohonan cuti diajukan kepada Kepala Departemen melalui
Ketua Program Studi/Sekretaris Program Studi, setelah
sebelumnya
mendapatkan
persetujuan
tertulis
dari
penanggungjawab di tempatnya bertugas dengan dilengkapi
data mengenai :
Alamat pada saat cuti
Sejawat Rehabilitasi Medik yang bertugas / menggantikan
ditempat bertugas
Cuti yang telah diambil dalam tahun tersebut
4) Pengajuan permohonan cuti harus menggunakan formulir yang
tersedia di RSHS
5) Ijin/cuti hanya diberikan selama tidak mengganggu kelancaran
kegiatan.
6) Cuti tahunan yang diambil sekitar Hari Raya Idul Fitri dan
Natal/tahun Baru diajukan secara kolektif melalui chief residen
selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum Hari Raya
/Natal/Tahun Baru tersebut.
b.
Cuti Sakit/Hamil/Melahirkan
Peserta PPDS-1 dengan cuti sakit sampai dengan 2 (dua) hari
diwajibkan untuk memberitahu dokter penanggungjawab
pelayanan tempat bertugasnya secara lisan atau tertulis, secara
langsung atau melewati kurir.
Peserta PPDS-1 dengan cuti sakit lebih dari 2 (dua) hari, maka
diwajibkan untuk menyerahkan surat keterangan sakit yang
dikeluarkan oleh dokter kepada Ketua Program Studi /Sekretaris
Program Studi
Untuk cuti melahirkan diambil kebijaksanaan memberikan cuti
selama 10 (sepuluh) hari kerja dengan ketentuan tidak
diperbolehkan mengambil cuti atau ijin di semester berikutnya.
Cuti sakit yang lebih dari 2 (dua) minggu (10 hari kerja) berarti
mengulang semester tersebut.
c.
Cuti Akademik
377
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
5.
Batasan
Cuti Akademik adalah hak peserta didik untuk berhenti
sementara dari kegiatan akademik untuk jangka waktu tertentu
dengan tetap memnuhi kewajiban yang ditentukan oleh FK
UNPAD atau Program Studi IKFR
Cuti akademik tidak dapat diberikan pada tahun akademik
pertama dan terakhir dari pendidikan (semester 1 dan 2,
semester 7 dan 8)
Lama cuti akademik : 6 (enam) bulan
Hak cuti akademik
Maksimal 2 (dua) kali selama masa Pendidikan, dengan
catatan: masa cuti akademik tetap diperhitungkan sebagai
masa toleransi batas maksimal keterlambatan pendidikan
(sesuai dengan batas toleransi keterlambatan masa pendidikan
selama 1 tahun)
Prosedur Pengajuan.
Permohonan ditujukan kepada KPS dengan tembusan kepada
: Kepala Departemen dan TKP. Bila KPS menyetujui
permohonan tersebut, maka permohonan cuti diteruskan ke
TKP dengan menyertakan data mengenai waktu dan lama cuti
akademik yang disetujui. TKP dapat memberikan kriteria
tambahan untuk permohonan cuti tersebut.
SPP: Peserta yang mengambil cuti akademik tetap diwajibkan
membayar SPP penuh
Ketentuan/kriteria tambahan
Apabila dipandang perlu, khususnya apabila ada aspek
pengetahuan dan keterampilan yang harus dievalusi
setelah cuti akademik, akan dilakukan Placement Test
(atau test lain yang diperlukan) dan ketentuan ini sudah
diberitahukan kepada pemohon sebelum cuti akademik
disetujui.
Peserta yang telah menyetujui ketentuan diatas
(ketentuan/kriteria tambahan) wajib tunduk pada hasil
evaluasi paska cuti akademik yang dilakukan, termasuk
harus mengulang semester sebelumnya (konsekuensi ini
wajib diberitahukan kepada yang bersangkutan)
378
b.
c.
d.
e.
379
Kesalahan Sedang
Tidak masuk kerja tanpa ijin selama 1 (satu) hari
Tidak mengisi rekam medik dengan baik, rapih dan
sebenarnya
Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar etik, profesi,
moral atau sopan santun (yang derajat kesalahannya
ditentukan oleh KPS atas dasar keputusan rapat staf
Departemen IKFR)
Tidak melaksanakan tugas di tempat kerja
Tidak melaksanakan acara kegiatan ilmiah sesuai jadwal
yang ditentukan
Memberikan terapi tanpa jenjang konsultasi
380
3.
Kesalahan Berat
Tidak masuk kerja tanpa ijin selama 3 (tiga) hari berturutturut atau lebih
Memalsukan data dan rekam medik
Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar etik, profesi,
moral atau sopan santun (yang derajat kesalahannya
ditentukan oleh KPS atas dasar keputusan rapat staf
Departemen IKFR)
Tidak melaksanakan tugas dengan baik ditempat kerja
sehingga mengakibatkan komplikasi, kematian atau cacat
menetap.
381
A.
B.
BAHASA PENGANTAR
Bahasa pengantar yang dipergunakan dalam menyampaikan dan
mendiskusikan materi adalah bahasa Indonesia, sedangkan referensi bisa
yang bukan selain bahasa Indonesia.
C.
LAMA STUDI
382
Program Studi Magister Ilmu kedokteran Dasar dengan beban studi 36 -45
SKS ditempuh dalam 2 semester, dan paling lama 8 semester termasuk
tesis.
D.
PENERIMAAN MAHASISWA
1. Cara penerimaan mahasiswa
Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Dasar merupakan multy entry
dari lulusan sarjana bidang eksakta, bagi peserta non kedokteran wajib
mengikuti matrikulasi prapasca (1 minggu) dan penerimaan mahasiswa
baru setiap tahun akademik melalui : http://pendaftaran .unpad.ac.id
atau http ://www.smup.unpad.ac.id
E-mail : smup@unpad.ac.id.
Informasi pendaftaran dapat diperoleh pada jam kerja di Jl. Eijkman No.
38 Bandung.
2.
E.
PESERTA
Peserta Ilmu Kedokteran Dasar harus mendapat ijin dari instansi tempat
mereka bekerja. Kegiatan akademik diselenggarakan setiap hari Senin
sampai dengan Jumat, terdiri dari minilecture, tutorial, seminar, lab
activity,dan tugas khusus.
F.
LULUSAN
1. Lulusan Program Studi
Magister Ilmu Kedokteran Dasar berhak
menyandang gelar Magister Kesehatan (disingkat M.Kes.)
2. Lulusan Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar dengan IPK 3,25 dapat
melanjutkan ke Strata 3 untuk mendapatkan gelar Doktor dalam bidang
Ilmu Kesehatan.
383
1.
2.
I.
J.
384
5.
6.
7.
8.
K.
TIM PEMBIMBING
1. Selama mengikuti pendidikan, setiap mahasiswa diarahkan dan
dibimbing oleh tim pembimbing yang ditunjuk oleh ketua program
2. Tim pembimbing
Selama mengikuti Program Magister setiap mahasiswa diarahkan dan
dibimbing oleh Tim Pembimbing.
Ketua Tim Pembimbing harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Dosen tetap Unpad yang masih aktif, dan
Kualifiksi pendidikan akademik doktor, dan
Jabatan akademik sekurang-kurangnya lektor kepala, dan
Kualifikasi bidang ilmu yang sebidang dengan program studi atau
bidang ilmu yang ditempuh mahasiswa
Anggota Tim Pembimbing harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Dosen tetap dengan kualifikasi :
1) Pendidikan akademik doktor dengan jabatan akademik lektor,
atau
2) Profesor/ lektor kepala yang dipilih berdasarkan spesialisasi/
kepakaran ilmunya.
b. Dosen tidak tetap Unpad dengan kualifikasi :
1) Pendidikan akademik doktor, atau
2) Profesor emeritus, atau
3) Pendidikan akademik doktor yang telah mengakhiri jabatan
akademik profesor.
c. Dosen tetap perguruan tinggi lain yang telah terakreditasi minimal
setara Unpad dengan jabatan akademik profesor/ lektor kepala
dengan kualifikasi akademik doktor yang dipilih berdasarkan
spesialisasi/ kepakarn ilmunya.
d. Pakar/ ahli di luar perguruan tinggi dengan kualifikasi akademik
doktor yang dipilih berdasarkan bidang ilmunya.
385
e.
3.
L.
Ahli
yang
dipilih
berdasarkan
pengakuan
spesialisasi/
kepakarannya.
Tim pembimbing bertugas sebagai pengarah penelitian untuk tesis
NILAI AKHIR
ANGKA MUTU
HURUF MUTU
80 NA 100
3,20 AM 4
68 NA 80
2,75 AM 3,20
B (Baik/ Good)
56 NA 68
2,24 AM 2,72
C (Cukup/Fair)
45 NA 56
1,80 AM 2,24
D (Kurang/Poor)
NA < 45
NA < 1,80
E (Gagal/Fail)
3.
4.
Mahasiswa dinyatakan lulus suatu mata ajar jika memperoleh serendahrendahnya huruf mutu C (mata kuliah pokok)
Bagi mereka yang tidak lulus diharuskan mengulang ujian sebanyakbanyaknya 2 kali perbaikan. Bila setelah 2 kali perbaikan masih belum
386
5.
387
P.
NILAI AKHIR
ANGKA MUTU
HURUF MUTU
80 NA 100
3,20 AM 4
68 NA 80
2,75 AM 3,20
B (Baik/ Good)
56 NA 68
2,24 AM 2,72
C (Cukup/Fair)
45 NA 56
1,80 AM 2,24
D (Kurang/Poor)
NA < 45
NA < 1,80
E (Gagal/Fail)
PENELITIAN
1. Penelitian dilakukan setelah lulus seminar dan perbaikan usulan
penelitian yang telah disetujui oleh pembimbing dan penelaah, paling
cepat sesudah lewat kwartal pertama
2. Pembimbing dapat melakukan supervisi (bila diperlukan) ke lokasi
penelitian untuk melihat keabsahan penelitiannya
388
3,76 4,00
A
3,51 3,75
A(-)
3,26 3,50
B(+)
3,00 3,25
B
389
R.
YUDISIUM
1. Ujian tesis dan ujian perangkat matakuliah dijumlahkan dalam huruf
mutu 0,00 4,00 dengan pedoman sebagai berikut:
2.
3.
S.
HURUF MUTU
A-
B+
C+
ANGKA MUTU
4,00
3,75
3,50
3,25
2,50
2,00
IPK merupakan jumlah skor kisaran 0,00 4,00 seluruh matakuliah dan
tesis dibagi jumlah SKS.
Pedoman hasil yudisium:
3,71 4,00
Dengan Pujian
3,41 3,70
Sangat Memuaskan
3,00 3,40
Memuaskan
SANKSI AKADEMIK
1. Sesuai dengan peraturan yang dianut Universitas Padjadjaran, sanksi
akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan tindakan tidak
terpuji dalam proses belajar mengajar, baik akademik maupun nonakademik, atau melanggar hukum (misalnya melakukan tindakan
kriminal) atau melakukan perbuatan tidak bermoral
2. Berat ringannya sanksi akademik ditetapkan (berdasarkan peraturan
dan perundangan yang berlaku) oleh suatu Dewan Pertimbangan yang
terdiri atas Koordinator Pascasarjana Fakultas Kedokteran Unpad,
Asisten Direktur I sebagai ketua, Ketua Pembimbing dan Koordinator S2
untuk diteruskan ke Direktur Program Pascasarjana dan/atau Rektor
Universitas Padjadjaran
390
SEMESTER
I
MKDU
13
MKWK
Usulan Penelitian
II
MKP&K
14
Thesis
Total
20
III
IV
20
Keterangan :
MKDU : Mata Kuliah Dasar Umum
MKWK : Mata Kuliah Wajib Konsentrasi
MKPK
: Mata Kuliah Konsentrasi dan Pilihan
VI
VII
VIII
391
No
I. Semester Pertama
a. Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)- 13 SKS
Sandi
Nama Mata Kuliah
SKS
UNC.20.20101
Biologi Molekuler
UNC.20.20102
UNC.20.20103
UNC.20.20104
Metode Penelitian
UNC.20.20105
Biostatistik
UNC.20.20106
Epidemiologi Kedokteran
UNC.20.20107
IT Penelitian Kedokteran
No
Jumlah
b. Mata Kuliah Wajib Konsentrasi (MKWK) - 6 SKS
Sandi
Nama Mata Kuliah
13
SKS
C20A.2.001
C20A.2.002
Biologi Sel
C20A.2.003
Fisiologi
C20A.2.004
Biokimia Dasar
C20A.2.005
Imunologi Dasar
C20A.2.006
Onkologi Dasar
Jumlah
6
Keterangan :
Laboratorium
Immunohistokimia
Analisis DNA dan RNA
Neuromuskular
Anatomi
Enzim (aktivitas enzim)
Mikrobiologi
Farmakologi
PA-Histologi
2 x 3jam
Biokimia
Faal
Anatomi
Biokimia
2 x 3jam
2 x 3jam
2 x 3jam
2 x 3jam
Mikrobiologi
2 x 3jam
Farmakologi
2 x 3jam
392
Sandi
UNX20.008
SKS
1
2
2
3
2
2
393
No
Sandi
Nama Mata Kuliah
C20A.2.001
14
Farmakokinetika
.001
C20A.2.001
15
Farmakodinamika
.001
C20A.2.001
16
Farmakologi intervensi (= farmakologi klinik)
.001
C20A.2.001
17
Toksikologi
.001
C20A.2.001
18
Metode Riset Farmakologi
.001
C20A.2.001
19
Farmakologi Eksperimental
.001
C20A.2.001
20
Herbal Medicine
.001
E. Konsentrasi Mikrobiologi dan Parasitologi
C20A.2.001
21
Biologi dan Mikroorganisme
.001
C20A.2.001
22
Protozoa Patogen
.001
C20A.2.001
23
Diagnostik Mikrobologi dan Imunologi
.001
C20A.2.001
24
Mikrobiologi Molekular
.001
C20A.2.001
25
Bakteriologi Khusus
.001
F. Konsentrasi Patobiologi
C20A.2.001
26
Patobiologi Umum
.001
C20A.2.001
27
Histopatologi
.001
C20A.2.001
28
Mikroskopi dan Histokimia Terapan
.001
C20A.2.001
29
Sitopatologi dan Imunopatologi Dasar
.001
G. Konsentrasi Ilmu Gizi Medik
C20A.2.001
30
.001
Pengetahuan Ilmu Gizi Umum
C20A.2.001
31
.001
Fisiologi Organ dan metabolisme zat gizi
C20A.2.001
32
.001
Ilmu Gizi Daur Hidup
C20A.2.001
33
.001
Nutritional Assessment
SKS
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
2
3
2
3
2
2
2
394
No
Sandi
Nama Mata Kuliah
C20A.2.001
34
.001
Ilmu Bahan Makanan
H. Konsentrasi Anti Aging
C20A.2.001
35
Sistem Endokrin dalam Proses Penuaan
.001
C20A.2.001
Nutrisi, Metabolisme & Faktor Lingkungan
36
.001
pada Aging
C20A.2.001
37
Fisiologi & Endokrinologi Dasar Proses Aging
.001
C20A.2.001
38
Molecular Aspect of Aging
.001
I. Konsentrasi Ilmu Kedokteran Gigi
C20A.2.001
39
Anatomi dan Histologi jaringan rongga mulut
.001
C20A.2.001
40
Fisiologi rongga mulut
.001
C20A.2.001
41
Mekanisme kelainan Jaringan rongga mulut
.001
C20A.2.001
42
Bakteriologi rongga mulut
.001
C20A.2.001
43
Struktur dan fungsi Stomatognati
.001
C20A.2.001
44
Patobiologi Sistem Stomatognati
.001
C20A.2.001
Pertumbuhan dan Perkembangan Dasar
45
.001
Maksiofasial
C20A.2.001
46
Anomali Maksiofasial
.001
C20A.2.001
47
Sefalometri
.001
C20A.2.001
48
Infeksius kontrol
.001
C20A.2.001
Dasar Amalgam ,
49
.001
Dasar Semen Kedokteran Gigi
C20A.2.001
Dasar Alloy Dental Impresion
50
.001
C20A.2.001
Dasar Compound & Shellac , base plate,
51
.001
Hidrocoloid elastomer
C20A.2.001
Dasar Polymethilmethacrylat , denture soft
52
.001
C20A.2.001
Dasar Gipsum, Porselein, komposit restoratif
53
.001
direk dan indirek Implant
54 C20A.2.001
Dasar Amalgam , Dasar Semen Kedokteran
SKS
1
4
2
3
2
2
2
2
4
3
3
3
2
3
1
1
1
1
1
2
1
395
No
55
56
57
58
59
Sandi
.001
C20A.2.001
.001
C20A.2.001
.001
C20A.2.001
.001
C20A.2.001
.001
C20A.2.001
.001
SKS
2
Pendalaman Polymer 2
Pendalaman Keramik
Pendalaman Alloy
396
61
2
2
62
63
64
65
66
Sport Masase
67
Biomembran
68
Biokimia Reproduksi
69
Biokimia Neoplasma
70
71
Enzimologi Klinik
72
Neuroanatomi
73
Kinesiologi
74
Sitogenetika
75
Teratologi
76
Mikologi Khusus
77
Virologi Khusus
78
80
81
82
83
Imunobiologi
84
Imunokimia
85
86
Neurobiologi
87
Biologi Perkembangan
88
Molekular Immunologi I
89
Molekular Immunologi II
90
Mikrobiologi Pangan
91
Mikrobiologi Pencegahan
79
3
2
397
92
93
94
95
96
Medical Spa
Aspek Farmakologi pada Aging
Fisiologi proses aging dan Pencegahan /
rehabilitasi penyakit degenerative
Gizi Terapi pada Aging
4
2
2
398
1.
Rinologi
2.
Faringologi
3.
Otologi
4.
Audiovestibular
5.
Bronkooesofagologi
6.
7.
Plastik Rekonstruksi
JUMLAH
14
Konsentrasi
1.
Patologi Umum
Patologi
Anatomi
2.
Histopatologi
3.
4.
5.
6.
7.
Konsentrasi
Radiologi
JUMLAH
14
1.
Radioanatomi
2.
Radiopatologi
3.
Traktus Gastrointestinal
4.
Traktus Urogenitalis
5.
Ultrasonografi
6.
Muskuloskeletal
7.
Intervensi Radiologi
8.
CT Scan
9.
MRI
10.
Radioterapi
11.
Radioterapi Anak
JUMLAH
22
399
Konsentrasi
Ilmu
Anak
Konsentrasi
Ilmu
Penyakit
Dalam
Konsentrasi
Ilmu
Nuklir
1.
Tumbuh Kembang
2.
Kardiologi
3.
Nefrologi
4.
Neuropediatri
5.
Gawat Darurat
6.
Endokrinologi
7.
Imunologi
8.
Hematologi
JUMLAH
16
1.
Endokrinologi/ Metabolisme
2.
Gastroenterologi
3.
Ginjal/ Hipertensi
4.
Hematologi/ Onkologi
5.
6.
Kardiovaskular I
7.
Kardiovakular II
8.
Pulmonologi
9.
Reumatologi
JUMLAH
18
1.
Fisika Nuklir
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pemeriksanaan in-vivo I
9.
Pemeriksanaan in-vivo II
10.
JUMLAH
20
400
Konsentrasi
Ilmu
Mata
Konsentrasi
Ilmu
Bedah
Orthopedi
1.
2.
3.
4.
Glaukoma
5.
Strabismus
6.
Vitreoretina
7.
8.
Onkologi
9.
Neurooftalmologi
10.
Oftalmologi Komunitas
JUMLAH
20
1.
2.
3.
4.
Onkologi muskuloskeletal
5.
Kelainan neuromuskular
6.
Orthotic-prosthetic
7.
8.
Osteosintesis
9.
Sport injuries
10.
Rematologi/ artroplasti
11.
Leprosy surgery
12.
Joint surgery
13.
Rekonstruksi muskuloskeletal
JUMLAH
26
Konsentrasi
1.
Anestesi regional
Anestesi
2.
3.
4.
5.
6.
401
7.
8.
9.
10.
11.
12.
ICU
JUMLAH
24
Konsentrasi
1.
Obstetri Fisiologi
Obgin
2.
Obstetri Patologi
3.
Ginekologi
4.
JUMLAH
Konsentrasi
1.
Bedah Toraks
Ilmu Bedah
2.
Bedah Vaskular
3.
Bedah Digestif
4.
Bedah Anak
5.
Bedah Urologi
6.
Bedah Ortopedi
7.
Bedah Onkologi
8.
Bedah Plastik
JUMLAH
16
Konsentrasi
1.
Pengobatan sinar
Ilmu Bedah
Saraf
2.
Neurooftalmologi
3.
Neurootologi
4.
Neuroorthopedi
5.
6.
Ekoensefalografi
JUMLAH
12
402
Konsentrasi
1.
Hematologi Klinik
Patologi Klinik
2.
Mikrobiologi Klinik
3.
Imunologi Klinik
4.
Kimia Klinik
5.
Faal Klinik
JUMLAH
10
1.
Penyakit Serebrovaskular
2.
Neurotraumatologi
3.
Neurogeriatri
4.
Infeksi SSP
5.
6.
Epilepsi
7.
Fungsi Luhur
8.
Neuroimaging
9.
Nyeri Kepala
10.
Neuroepidemiologi
11.
Vertigo
12.
Neurooftalmologi
13.
Neuropediatri
14.
Nyeri
15.
16.
Neurotoksikologi
17.
Neuroimunologi
18.
JUMLAH
36
1.
Psikodinamika
2.
3.
Psikopatologi
4.
Konsentrasi
KPenyakit
I.Penyakit
Syaraf
Konsentrasi
Penyakit
Jiwa
Kedokteran
Jiwa
403
5.
6.
Konsentrasi
Kulit
Ilmu
Kesehatan
Kulit &
Kelamin
No
7.
8.
Perkembangan
Psikogeriatri
9.
10.
Terapi Psikiatrik
11.
Kedaruratan Psikiatrik
12.
13.
Konsultasi Liaison
14.
15.
16.
Psikiatri Transkultural
17.
18.
2
2
2
JUMLAH
36
1.
Dermatoimmunologi
2.
Dermatopatologi
3.
Dermatomikrobiologi
4.
Mikrobiologi venereologi
5.
6.
7.
Tumor Kulit
8.
Dermatologi Anak
9.
Kosmetik Medik
10.
Bedah Kulit
JUMLAH
III. Semester Ketiga
Nama Mata Kuliah
20
Sandi
C20U122
UNX20.010
Tesis
SKS
6
404
3(3-0) I
C20B.102
BIOLOGI SEL
Cell Biology
Pendahuluan; ultrastruktur dan fungsi organel sel; sifat
kimia fisik sel; unit membran; lisosom dan fisiologi sel;
pergerakan sel; inti sel; sitogenetika, siklus dan reproduksi;
regulasi dan koordinasi; sel mena dan kematian, dasardasar biologi molekular.
M. Nurhalim Shahib, Achadiyani
2(2-0) I
C20B.103
PENGELOLAAN
DAN
TEKNIK
LABORATORIUM
BIOMEDIKA
Management and Techniques of Biomedical Laboratory
Perencanaan suatu lab biomedika; pengelolaan, organisasi,
dan tata kerja bekerja yang baik di laboratorium; prinsipprinsip melakukan suatu eksperimen serta peran dan
tanggung jawab para penelitinya; perundang-undangan
yang seyogianya berlaku di dalam suatu lab biomedika;
penanganan bahan dan material yang berbahaya, binatang
percobaan dan mikro-organisme; pemeliharaan, pembibitan
dan teknik eksperimentasi binatang percobaan; pengukuran
fenomena biologis; instrumentasi dan praktek beberapa
teknik analisis; seleksi dan evaluasi metode analisis;
percobaan-percobaan klinis; analisis data; presentasi dan
pembuatan laporan hasil eksperimen untuk dipublikasikan.
R. Hadiman, Ahmad Faried
2(2-0) I
C20C.004
2(2-0) I, II
405
C20C.005
FUNGSI TUBUH I
Fungsi Sistem Organ I
Otot dan saraf; jantung dan pembuluh darah; sistem
pengawasan; sistem pengawasan saraf; darah dan limfe;
ginjal dan pengaturan cairan tubuh dan elektrolit.
M. Purba, Setiawan, Reni Farenia
3(3-0) I, II
C20B.006
FUNGSI TUBUH II
Fungsi Sistem Organ II
Pernapasan; pencernaan; sistem pengawasan humoral;
energi dan pengaturan suhu; penglihatan, pendengaran,
dan pengecap.
M. Purba, Ieva B. Akbar, Setiawan, Reni Farenia, Vita
Murniati T
3(3-0) I
C20B.207
4(3-I) II
C20C.008
2(2-0) I
C20C.009
2(2-0) I, II
C20C.010
2(2-0) I, II
406
C20C.011
2(2-0) I, II
C20C.112
3(3-0) I
C20C.013
2(2-0) I, II
C20B.014
BIOMEMBRAN
Biomembrane
Komponen membran dan organisasinya; mobilitas lipid dan
protein membran; interaksi lipid protein; asimetri membran
biologi; proses transpor biomembran; transpor dengan
vesikel; kinetika transpor biomembran; macam ATP-ase,
macam proses transpor dalam tubuh manusia.
M. Nurhalim Shahib, Ani Melani M
2(2-0) I, II
C20B.015
PROSES
PENGENDALIAN
DAN
KOORDINASI
METABOLISME
Guidance Process and Metabolism Coordination
Mekanisme kerja enzim, pengendalian aktivitas enzim,
enzim dan haemostasis, pembentukan dan penyimpanan
3(3-0)
I, II
407
CELL SIGNALING
Target and Discovery, Chromatin Regulation/acetylation.
Map kinase Signaling, Apoptosis Signaling, AKT Signaling
Pathways, Translation Control, PKC and Phospholipase
Signaling, Cell Cycle/Checkpoint Control, Cytokine
Signaling,
Neuroscience, Tyrosine
Kinases/Docking
Proteins,
Cytoskeletal
Regulation,
Glucose/Energy
Metabolism, Lymphotic Signaling, WNT Signaling/Nuclear
Receptor and other Signaling Pathway.
M. Nurhalim Shahib
3(3-0)
I, II
C20B.117
2(2-0)
I
C20B.113
PATOGENESIS MOLEKULAR I
Molecular Pathogenesis I
Mekanisme rudapaksa (Injury) selular, sitokin dan
peradangan, fungsi netrofil pada inflamasi dan infeksi,
regulasi respons imun molekular dan selular, respons imun
molekular dan selular, respons inflamasi dan sel-sel
endotel, pertumbuhan dan perkembangan sistem
reproduksi, biogenesis organel dan sekresi protein,
pengaturan perkembangan organisme tingkat gen, interaksi
selular pada perkembangan organ/tubuh, Genomic
Imprinting dan Penyakit, polimorfisme DNA dan penyakit,
ekspresi gen dan penyakit, aktivitas telomerase dan
penyakit.
M. Nurhalim Shahib
2(2-0)
I
C20B.019
BIOKIMIA REPRODUKSI
Biochemistry of Reproduction
Pertumbuhan dan perkembangan plasenta, transpor nutrien
melalui plasenta, peran DNA sebagai pembawa sifat
orangtua kepada keturunannya, evolusi, mutasi dan faktor-
2(2-0)
I, II
408
faktor
penyebabnya,
kemampuan
individu
dalam
memperbaiki kesalahan proses replikasi, mitosis, cacat
bawaan, hormon kelamin, peran hormon kelamin pada
proses reproduksi, biokimia siklus sel.
M. Nurhalim Shahib, Koeswadji
C20B.020
ONKOLOGI MOLEKULAR
Molecular Oncology
Siklus sel dan regulasinya, onmogen, Tumor Supressor
Genes, karsinogen, DNA repair, mekanisme resistensi,
kaitan imprinting gene dengan keganasan, kaitan circadian
clock dengan neoplasma, Throphoblastic Neoplasm, kaitan
infeksi dengan neoplasma
M. Nurhalim Shahib, Ani Melani M
2(2-0)
I, II
C20G.121
3(3-0)
I
C20G.022
ENZIMOLOGI KLINIK
Clinical Enzymology
Perubahan patokimia sistem organ; enzimologi klinik.
M Nurhalim S, Nugraha Sutadipura
2(2-0)
I, II
409
C20A.023
3(3-0) I, II
C20A.024
3(3-0) I, II
C20A.125
2(2-0) I
C20A.126
2(2-0) I
C20A.127
NEUROANATOMI
Neuroanatomy
Embriologi khusus dan embriologi perbandingan; anatomi
mikroskopik; berkas sensorik, berkas motorik, berkas
autonom dan berkas kesan khusus, daerah kortikal
penting beserta daerah subkortikal yang bersangkutan;
anatomi mikroskopik korteks serebri; hubungan serta
peralihan antara susunan humoral dan susunan neural;
inervasi permukaan badan sesuai radiks, segmen dan
pleksus; lokasi dan peran; praktikum/demonstrasi.
Kahdar Wiradisastra, M Nurhalim Shahib
3(3-0) I
C20A.228
KINESIOLOGI
Kinesiology
Pendahuluan, anatomi mikroskopik sistem gerak
neuromuskuloskeletal (tulang, sendi otot, susunan saraf),
alat gerak (sistem gerak) tubuh, ergonomi dan rehabilitasi,
praktikum/demonstrasi.
A. Purba
2(2-0) II
410
C20A.029
C20A.030
SITOGENETIKA
Cytogenetics
Kelainan genetika pada gen dan kromosom dengan faktor
penyebabnya, struktur DNA dalam hubungannya dengan
genetika, diagnosis, kelainan genetik dan prospek
pencegahan, rehabilitasi dan pengobatannya, teknik
analisis gen, teknik analisis kromosom, sasaran analisis,
sitogenetika dan konseling genetika, imunogenetika.
Syarief Effendi, M Nurhalim S
TERATOLOGI
Teratology
Pengantar
teratologi,
prinsip-prinsip
teratologi,
mekanisme
teratogenesis,
patogenesis,
teratologi
eksperimental.
Achadiyani
C20D. 1
FARMAKOKINETIK (2 SKS)
Pendahuluan. Kinetika absorpsi. Kinetika transport.
Kinetika distribusi. Kinetika metabolisme. Kinetika
ekskresi. Parameter farmakokinetik, Farmakokinetik pada
kondisi khusus (neonatus, kehamilan, laktasi, geriatri).
Farmakokinetik pada gangguan organ. Penentuan
regimen dosis. Interaksi obat. Polifarmasi. Therapeutic
drug Monitoring
Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami
C20D. 2
FARMAKODINAMIK (2 SKS)
Pendahuluan. Prinsip-prinsip mekanisme kerja obat.
Farmakomolekular reseptor. Mekanisme aktivasi reseptor
dan implikasinya. Hubungan dosis konsentrasi dan efek
obat. Hubungan mekanisme dengan efek dan efek
samping obat. Interaksi farmakodinamik, Penanda
fisiologis dan laboratoris obat. Farmakogenetik.
Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami
C20D. 3
2(2-0) I, II
2(2-0) I, II
411
C20D. 4
TOKSIKOLOGI KLINIK
Pendahuluan. Zat toksik. Farmakokinetik zat toksik
(Toksikinetik). Identifikasi dan penilaian intoksikasi.
Antidotum. Dekontaminasi. Intoksikasi organofosfat.
Intoksikasi asetaminofen. Intoksikasi CNS depressant dan
CNS stimulant.
Herri S. Sastramihardja, Rovina Ruslami
C20D.5
C20D.6
C20H.7
------
412
C20E.040
2(1-3) I, II
C20E.041
3(1-3) I, II
C20E.042
MIKROBIOLOGI MOLEKULAR
Molecular Microbiology
Mikromolekul dan informasi genetik, struktur DNA,
elemen-elemen genetik, restriksi dan modifikasi DNA,
replikasi DNA, transkripsi, RNA processing and
Ribozymes, kode genetik, transfer RNA, translasi,
genetika antibakteri dan resistensi, faktor dan religius gen
virulensi pada bakteri, biologi molekul virus eukariot,
kemoterapi antivirus, rekayasa genetik.
Imam Megantara, Ida Parwati, Ani Melani M
3(3-0) I, II
C20E.043
BAKTERIOLOGI KHUSUS
Special Bacteriology
Kokus, bakteri anaerob, bakteri penyakit pernapasan,
pencernaan dan saluran kemih, bakteri penyakit kelamin,
bakteri penyebab keracunan makanan, mikoplasma,
klamidia, rikettsia.
Sadeli Masria, Ida Parwati
3(3-0) I, II
C20E.144
MIKOLOGI KHUSUS
Special Mycology
Dermatomycosis, khamir patogen, mikosis subkutan,
mikosis sistemik, mikotoksikosis.
Ramlan Sadeli
2(2-0) I
413
C20E.145
VIROLOGI KHUSUS
Special Virology
Diferensiasi di antara bakteri, rikettsia, dan virus; virus
saluran pencernaan; virus
saluran
pernapasan;
eksantemal virus penyakit menular seksual; virus penyakit
tumor; isolasi dan bahan-bahan klinik; diagnosis serologi
dan penemuan infeksi virus secara imunologi.
Sunaryati Sudigdoadi
2(2-0) I
C20E.146
3(3-0) I
414
C20E.147
3(2-3) I
C20E.048
ENTOMOLOGI MEDIK
Medicine Entomology
Mikrofauna serangga; serangga sebagai vektor
penyakit; bionomika serangga; dinamika penularan.
Ridad Agoes
2(2-0) I, II
C20F.049
PATOLOGI UMUM
General Pathology
Kuliah: perubahan patobiologi dan proses terjadinya
penyakit, faktor ekstrinsik dan intrinsik, gangguan
fungsi, mikroorganisme, reaksi imunologi, kelainan
metabolisme, faktor genetik dan onkogen, perubahan
neoplastik
dan
proses
penuaan,
patologi
eksperimental, patologi lingkungan.
Praktikum: pengamatan sediaan patologis dengan
pulasan rutin.
Ismet M. Nur, Bethy S, Hernowo, Sunardhi
Widyaputra, Achmad Sjawqie
3(2-3) I, II
C20F.050
HISTOPATOLOGI
Histopathology
Kuliah: dasar-dasar histopatologi, pengambilan dan
pengawetan
jaringan,
alat-alat
laboratorium
histopatologi, pengelolaan jaringan, bahan-bahan
pulasan histopatologi, teori pulasan dasar untuk sel,
pulasan dasar untuk jaringan, pulasan khusus, potong
beku, alat-alat potong beku.
Praktikum: teknik penanganan jaringan, teknik
pulasan jaringan
Ismet M. Nur, Bethy S Hernowo, Silvi Kintawati, Sri
Suryanti
2(1-3) I
C20F.051
3(3-3) I, II
415
2(2-0) I
C20F.053
2(2-3) I, II
416
C20F.054
2(2-0) I, II
C20F.055
IMUNOBIOLOGI
Immunobiology
Spesifisitas dan antigenisitas; limfosit imunokompeten
dan jaringan limfoid; respons imun dan interaksi sel-sel
imunokompeten; struktur dan pengaturan genetik
antibodi,
antibodi
sekretori,
sistem
HLA
dan
penggenetiknya; reaksi antigen antibodi; sel-sel fagositik
sistem komplemen; mediator imunologi; hipersensitifitas.
Bethy S Hernowo, Edhyana Sahiratmadja
2(2-0) I, II
C20B.056
IMUNOHISTOKIMIA
Immunochemistry
Prasyarat: C20F.055
Teknik-teknik kimia dan konsep yang ditetapkan dalam
imunologi. Spesifisitas; antigen; deteksi interaksi antigen
antibodi dalam larutan dan pada sel; pengukuran interaksi
antigen antibodi; pengukuran interaksi hapten antibodi;
determinan antigenik dan tempat pengikat antibodi dan
antigen; isolasi reseptor sel; heterogenitas dan struktur
kimia
antibodi;
teknik-teknik
imunodilusi;
imunoelektroforesis; imunofluoresensi; ELISA; RIA
Koeswadji, Bethy S Hernowo, Edhyana Sahiratmadja
2(2-0) I, II
C20B.057
RADIKAL
BEBAS
DALAM
BIOLOGI
DAN
KEDOKTERAN
Free Radicals in Biology and Medicine
An introduction to oxygen and free radical, protection
against oxidants and radical damage in biological
systems, radical chain reaction, lipid peroxidation,
inflammation, ischemia/reoxygenation injury, lung damage
and ARDS, aging, cancer. Antioxidant status in human,
effect of diet in antioxidants status, laboratory techniques
to acces oxidant status.
Tri Hanggono, Nugraha, Sadiah Ahmad, Nurhalim Shahib
2(3-0) I, II
417
C20B.058
NEUROBIOLOGI
Neurobiology
Komunikasi antar sel; reaksi rangsangan sel; sel saraf;
transmisi impuls saraf; interaksi neurotropik; sel glia dan
interaksinya dengan saraf; sinapsis; neuron GABA-ergik;
transmisi
neuromuskular,
neurotransmiter
dalam
kedudukannya sebagai sinyal komunikasi; peran molekul
MAP2 dalam plastisitas perkembangan otak.
Kahdar Wiradisastra, M Nurhalim Shahib
2(2-0) I, II
C20B.059
BIOLOGI PERKEMBANGAN
Developmental Biology
Gametogenesis; fertilisasi; pembelahan; induksi; asosiasi
sel; regenerasi; metamorfosis; teratologi; fungsi gen
diferensial; regulasi ekspresi gen selama diferensiasi.
Sri Soedarwati, Lien Sutasurya, Tono Djuantono
2(2-0) I, II
C20D.063
2(2-0) I, II
C20D.064
3(3-0) I, II
418
MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Environmental Microbiology
Mikrobiologi tanah, mikrobiologi air, mikrobiologi limbah,
mikrobiologi makanan, mikrobiologi industri, epidemiologi
penyakit infeksi.
Ramlan Sadeli, M Nurhalim S
2(2-0) I, II
C20E.066
MIKROBIOLOGI PANGAN
Food Microbiology
Ekologi mikroorganisme pada makanan, mekanisme
terhadap ketahanan pangan dan kerusakan subletal
mikroorganisme selama pengolahan. Mikrobiologi dalam
pengemasan aseptik dan metode pengendalian
mikroorganisme dan analisis mikroorganisme makanan.
Biokontrol bakteri pada makanan.
Sadeli Masria
2(2-0) I, II
C20E.067
MIKROBIOLOGI PENCEGAHAN
Prevention Microbiology
Pengendalian mikroorganisme; mekanisme pertahanan
tubuh; antibiotika profilaksis, vaksinasi.
Usep Abdullah Husin, Heda Melinda, Kusnandi
2(2-0) I, II
C20B.068
2(3-0) I, II
419
experiments.
Tri Hanggono, Nurhalim Shahib, Bethy S. Hernowo
C20E.069
PROTOZOA PATOGEN
Pathogen Protozoa
(Silabus dan pengajar ditentukan kemudian)
2(3-0) I, II
C20O.069
MASASE OLAHRAGA
Sport Masage
Tujuan: untuk kebugaran,
pengobatan.
A. Purba, Albert Hutapea
2(2-0) I, II
B.
mencegah
cedera,
dan
UNX20.111
FILSAFAT ILMU
Ilmu (sains) sebagai pengetahuan yang dipandu secara
normatif dari Tuhan Yang Maha Esa. Pencarian atau
penguasaan ilmu (the quest for knowledge). Manusia
yang berkemampuan untuk mengetahui, nalar dan hasil
nalar, sejarah perkembangan filsafat dan ilmu. Dunia
rasio dan rasa, ikhtiar versus takdir.
Sains empiris: anatomi. Penalaran deduktif dan induktif.
Hubungan di antara filsafat, sains, dan metodologi
(metode dan teknik). Persamaan dan perbedaan antara
ilmu-ilmu alamiah dengan ilmu-ilmu sosial-kemanusiaan.
Perintisan ilmu (sains) berdasarkan agama. Pokok-pokok
bahasan yang sama yang dikembangkan dari silabus
ringkas di atas dibahas oleh tim pengajar mahasiswa
dalam beberapa kelompok/kelas paralel.
Taufik S. Boesorie, Sadeli Masria
2(2-0) I
C20H.180
KEDOKTERAN MOLEKULAR A
(Untuk peserta kajian preklinik)
M. Nurhalim Shahib, Ida Parwati
2(2-0)
C20H.181
KEDOKTERAN MOLEKULAR B
(Untuk peserta kajian klinik)
Tri Hanggono Achmad, M. Nurhalim Shahib
2(2-0)
C20H.132
2(2-0) I, II
420
rehabilitasi
olahraga.
A. Purba
cedera
olahraga,
biomekanika
cedera
C20H.102
3(3-0) I, II
C20H.103
3(3-0) I
C20H.104
3(3-0) II
C20H.105
3(2-0) I
C20H.106
3(2-0) I, II
C20H.134
2(2-0) I
C20H.135
2(2-0) I, II
421
2(2-0) I
C20H.137
TEORI LATIHAN
Prinsip umum latihan, metode latihan, latihan-latihan
endurans, internal, sirkit, kecepatan, eksentrik, beban;
pemanasan dan cooling down; periode latihan.
A.Purba, Tarigan
2(2-0) I, II
C20H.138
BIOMEMBRAN
Komponen membran dan organisasi, mobilitas lipid dan
protein membran; interaksi lipid-protein; asimetri
membran biologi; proses transpor biomembran; transpor
dengan vesikel; kinetika transpor biomembran; macam
ATP-ase, macam proses transpor dalam tubuh manusia.
M Nurhalim Shahib
2(2-0) I, II
C20H.107
PROSES
PENGENDALIAN
DAN
KOORDINASI
METABOLISME
Mekanisme kerja enzim, pengendalian aktivitas enzim,
enzim dan hemostasis, pembentukan dan penyimpanan
energi metabolisme serta proses pengaturan dan
koordinasinya, biosintesis makromolekul (protein, asam
nukleat), peran hormon metabolisme.
M. Nurhalim Shahib
3(3-0) I, II
C20H.108
3(3-0) I, II
C20H.109
3(3-0) I
422
C20H.139
BIOKIMIA REPRODUKSI
Peran DNA sebagai pembawa sifat orangtua kepada
keturunannya; replikasi; transkripsi, kode genetika,
hubungan kode genetika dengan susunan dan struktur
protein, evolusi, mutasi, dan faktor-faktor penyebabnya,
kemampuan individu dalam memperbaiki kesalahan
proses replikasi, mitosis, cacat bawaan, hormon kelamin,
peran hormon kelamin pada proses reproduksi, biokimia
siklus sel.
M. Nurhalim Shahib, Koeswadji
BIOKIMIA NEOPLASMA
Biosintesis DNA dan proses pengaturannya, biosintesis
protein dan pengaturannya; faktor-faktor penyebab
neoplasma; peran radiasi dalam proses menghambat
pertumbuhan neoplasma dan siklus sel.
M. Nurhalim Shahib, Koeswadji
3(3-0) I, II
C20H.142
ENZIMOLOGI KLINIK
Pertumbuhan patokimia sistem organ; enzimologi klinik.
M. Nurhalim Shahib
2(2-0) I, II
C20H.112
3(3-0) I
C20H.113
3(3-0) I, II
C20H.140
C20H.114
2(2-0) I, II
2(2-0) I
423
C20H.115
Achadiyani
MIKROSTRUKTUR ORGAN TUBUH II
Hipofisis dan hipotalamus, testes, ovarium, organ limfoid.
Achadiyani
2(2-0) I
C20H.116
NEUROANATOMI
Embriologi khusus dan embriologi perbandingan; anatomi
mikroskopik, berkas sensorik, berkas motorik, berkas
autonom dan berkas kesan khusus, daerah kortikal
penting beserta daerah subkortikal yang bersangkutan
anatomi mikroskopik korteks serebri; hubungan serta
peralihan antara susunan humoral dengan susunan
neural; inervasi permukaan badan, sesuai radiks,
segmen,
dan
pleksus;
lokasi
dan
peran;
praktikum;demonstrasi.
Kahdar Wiradisastra
3(3-0) I
C20H.144
KINESIOLOGI
Anatomi mikroskopik; alat gerak,
rehabilitasi praktikum/demonstrasi.
A. Purba, Setiawan
2(2-0) I, II
ergonomi
dan
C20H.145
SITOGENETIKA
Kelainan genetika pada gen dan kromosom dengan faktor
penyebabnya, struktur DNA dalam hubungannya dengan
genetika, diagnosis, kelainan genetik dan prospek
pencegahan, rehabilitasi dan pengobatannya, teknik
analisis gen, teknik analisis kromosom, sasaran analisis,
sitogenetika dan konseling genetika, imunogenetika.
2(2-0) I, II
C20H.146
TERATOLOGI
Pengantar
teratologi,
prinsip
prinsip
teratologi,
mekanisme
teratogenesis,
patogenesis,
teratoloti
eksperimental
Achadiyani
PROTOZOA PATOGEN
Protozoa usus, protozoa rongga tubuh; protozoa darah
dan jaringan.
Ridad Agoes, Tjahjono Djatie
2(2-0) I, II
3(3-0) I, II
C20H.151
C20H.122
2(2-0) I
424
C20H.124
INFEKSI NOSOKOMIAL
Pencegahan infeksi nosokomial (IN); epidemiologi IN,
surveilus IN. Antibiotika dan IN, hubungan rumah sakit
dan masyarakat IN, endemik dan Epidemik.
Imam Supardi, Imam Megantara
3(3-0) I
C20H.125
MIKROBIOLOGI MOLEKULAR
Struktur dan fungsi bagian sel mikroba, proses molekul
dalam sel mikroba, genetika antibakteri dan resistensil
inhibitor biosintesis peptidoglikan sebagai model, faktor
virulensi pada bakteri, regulasi gen virulensi pada bakteri,
biologi molekul virus eukariot, kemoterapeutik antivirus,
rekayasa genetika.
Imam Supardi, Mieke F. Satari
2(2-0)
C20H.152
MIKROBIOLOGI DIAGNOSTIK
Dasar-dasar diagnosis bakteriologik, cara pengambilan
dan pengiriman bahan pemeriksaan, isolasi dan
identifikasi bakteri patogen, penentuan kepekaan
antibakteri, serodiagnostik dan imunologi, interpretasi
hasil. Diagnosis labaratori infeksi jamur dan virus, kualitas
kontrol laboratorium mikrobiologi klinik.
Imam Supardi, Sunarjati Sudigdoadi
2(1-3) I, II
C20H.126
BAKTERIOLOGI KHUSUS
Kokus gram positif dan gram negatif, bakteri anaerob,
bakteri penyakit saluran pernapasan, pencernaan, dan
saluran kemih; bakteri penyakit kelamin; bakteri
penyebab keracunan makanan, mikoplasma, klamidia,
riketsia.
Imam Supardi, Sadeli Masria
3(3-0) I, II
C20H.123
3(3-0)
C20H. 153
3(3-0) I
425
3(2-3) I
C20H.155
ENTOMOLOGI MEDIK
Mikrofauna serangga, serangga sebagai vektor penyakit,
bionomika serangga, dinamika penularan.
Ridad Agoes, Salmah Kodijat
2(2-0)
C20H.127
PARASITOLOGI UMUM
Kuliah: perubahan patobiologi dan proses terjadinya
penyakit faktor intrinsik dan ekstrinsik, gangguan fungsi,
mikroorganisme, reaksi imunologi, kelainan metabolisme,
faktor genetik dan onkogen, perubahan neoplastik dan
proses penuaan, patologi eksperimental, patologi
lingkungan.
Praktikum: pengamatan sediaan patologis dengan
pulasan rutin.
Bethy S. Hernowo, Sunardhi Widyaputra, Achmad
Sjawqie.
3(2-3) I, II
C20H.128
HISTOPATOLOGI
Kuliah: dasar-dasar histopatologi, pengambilan dan
pengawetan jaringan, alat-alat laboratorium histopatologi,
pengelolaan jaringan bahan-bahan pulasan histopatologi,
teori pulasan dasar untuk sel, pulasan dasar untuk
jaringan, pulasan khusus, potong beku, alat-alat potong
beku.
Praktikum: teknik penanganan jaringan, teknik pulasan
jaringan.
Bethy S. Hernowo, Silvi Kintawati, Sri Suryanti
3(2-3) I
C20H.129
3(2-3) I, II
426
3(3-0) I
C20H.131
3(2-3) I, II
C20H.157
2(2-0) I, II
C20H.158
IMUNOBIOLOGI
Spesifisitas dan antigenisitas; limfosit imunokompeten
dan jaringan limfoid, respons imun dan interaksi sel-sel
imunokompeten; struktur dan pengaturan genetik
2(2-0)
427
antibodi,
antibodi
sekretori,
sistem
HLA
dan
penggenetiknya, reaksi antigen antibodi, sel-sel fagositik
sistem
komplemen,
mediator
imunologik,
hipersensitivitas.
C20H.159
IMUNOHISTOKIMIA
Teknik-teknik kimia dan konsep yang ditetapkan dalam
imunobiologi. Spesifisitas; antigen; deteksi interaksi
antigen antibodi dalam larutan dan dalam sel;
pengukuran interaksi antigen antibodi; pengukuran
interaksi hapten antibodi, determinan antigenik dan
tempat pengikat antibodi dan antigen, isolasi reseptor sel,
heterogenitas dan struktur kimia antibodi, teknik-teknik
imunodilusi,
imunoelektroforesis,
imunofluoresensi,
ELISA, RIA.
Bethy S. Hernowo
2(2-0) I, II
C20H.160
NEUROBIOLOGI
Komunikasi antar sel; reaksi rangsangan sel; sel saraf;
transmisi impuls saraf; interaksi neurotropik; sel glia dan
interaksinya dengan saraf; sinapsis; neuron GABA-ergik;
transmisi
neuromuskular,
neurotransmiter
dalam
kedudukannya sebagai sinyal komunikasi; peran molekul
MAP2 dalam plastisitas perkembangan otak.
2(2-0) I, II
C20H.161
BIOLOGI PERKEMBANGAN
Gametogenesis; fertilisasi; pembelahan; induksi; asosiasi
sel; regenerasi; metamorfosis; teratologi; fungsi gen
diferensial; regulasi ekspresi gen selama diferensiasi.
Sri Soedarwati, Lien Sutasurya
2(2-0) I, II
C20H.165
2(2-0)
C20H.166
2(2-0)
428
MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Mikrobiologi tanah, mikrobiologi air, mikrobiologi limbah,
mikrobiologi makanan, mikrobiologi industri, epidemiologi
penyakit infeksi.
Imam Supardi, Dewi Harjani
2(2-0) I, II
C20H.168
MIKROBIOLOGI PENCEGAHAN
Pengendalian mikroorganisme; mekanisme pertahanan
tubuh; antibiotika profilaksis; vaksinasi.
Imam Supardi, Usep Abdullah Husin
2(2-0) I, II
C20H.170
MAKRONUTRIEN
Pendahuluan.
Karbohidrat
(klasifikasi,
fungsi,
bioavailabilitas, metabolisme penyakit yang berhubungan,
diskusi kasus), serat (klasifikasi, sifat fisik, kepentingan
nutrisi, penyakit yang berhubungan, diskusi kasus),
protein (metabolisme, bioavailabilitas, metabolisme
penyakit yang berhubungan, diskusi kasus).
Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah
2(2-0)
C20H. 172
2(2-0)
C20H.174
METABOLISME ENERGI
Pendahuluan, bioenergetika selular, mekanisme kerja
enzim, metabolisme karbohidrat, metabolisme lipid,
metabolisme protein, interelasi zat gizi mikro, regulasi
hormonal, interelasi interorgan metabolisme nutrien,
diskusi kasus.
Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah
2(2-0)
C20H.175
2(2-0)
429
(pertumbuhan
dan
komposisi
tubuh),
penilaian
laboratoris, penilaian klinis, penilaian imunologis,
penilaian status vitamin, penilaian status mineral, diskusi
kasus.
Gilang Nurjanah, Abdullah Firmansyah
C20H.176
2(2-0)
C20H.177
NUTRISI ANTIOKSIDAN
Pendahuluan, radikal bebas pada stres oksidatif, efek
oksidan pada makromolekul, antioksidan selular,
antioksidan plasma, penyakit dan stres oksidatif, efek
nutrisi pada stres oksidatif, diskusi kasus.
Dadang A. Primana, Gilang Nurjanah, Abdullah
Firmansyah
2(2-0)
C20H.178
2(2-0)
430
431
2.
3.
4.
5.
6.
KONSENTRASI KAJIAN
Dapat dipilih sesuai kebutuhan peserta :
1. Epidemiologi
2. Manajemen dan Kebijakan Kesehatan
3. Ekonomi Kesehatan
4. Administrasi Rumah Sakit
5. Perencanaan Pembangunan Kesehatan
6. Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja
7. Promosi Kesehatan
8. Kesehatan Reproduksi
9. Gizi Masyarakat
10. Kesehatan Jiwa Masyarakat
KOMPETENSI KELULUSAN
Peserta yang telah berhasil lulus Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
berhak mendapat gelar Magister Kesehatan Masyarakat (MKM).
PERSYARATAN MAHASISWA BARU
1. Berstatus sebagai Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing yang
mendapat ijin mengikuti pendidikan tinggi di Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Memiliki ijazah S-1 dengan IPK > 2,75 (skala 4) dari institusi pendidikan
tinggi yang memiliki ijin operasional dari Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI.
3. Memiliki pengalaman kerja dalam bidang pendidikan kesehatan dan/atau
pelayanan kesehatan atau kependudukan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
(khusus bagi calon mahasiswa yang memiliki ijazah S-1 dalam rumpun
bidang ilmu non-kesehatan).
4. Persyaratan lain sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang berlaku di
Fakultas Kedokteran dan Universitas Padjadjaran.
Penyelenggaraannya Mahasiswa dilaksanakan oleh suatu kepanitiaan di tingkat
universitas melalui mekanisme Seleksi Mahasiswa Universitas Padjadjaran
(SMUP), Informasi mengenai persyaratan dan prosedur pendaftaran secara
lengkap serta hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru dapat diperoleh melalui
website: www.smup.unpad.ac.id atau www.pendaftaran.unpad.ac.id.
432
Beban
MATA KULIAH PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
SEMESTER-2
MKB Pascasarjana
FK Unpad
(13 SKS)
MK Pilihan Magister
IKM
(16 SKS)
Magang
Klaster/Praktikum
Manajemen &
Analisis Data
(1 SKS)
SEMESTER-3
Tesis
(6 SKS)
Seminar Usulan
Penelitian Tesis
(1 SKS)
Mentoring
MK Pascasarjana
Mentoring/bimbingan
UP
Mentoring/bimbingan
Tesis
Research & education Excellences for Society to Promote Nation Competitiveness (RESPeCt)
Kelompok Mata
Kuliah
Sandi
C20H-1011
KURIKULUM
INTI
PROGRAM
STUDI
(Semester 1)
C20H-1012
Mata Kuliah
Pengantar Promosi dan Perilaku
Kesehatan
Pengantar Kesehatan Lingkungan
SKS
1
1
C20H-1013
C20H-1014
C20H-1015
C20H-1016
433
Kelompok Mata
Kuliah
Sandi
C20H-3010
Mata Kuliah
Seminar Usulan Penelitian
JUMLAH
SKS
1
7*
Kurikulum
Konsentrasi
(Semester 2)
Konsentrasi
Epidemiologi
Komunitas
C20H-1101
C20H-1102
C20H-2103
Surveilans Epidemiologi
C20H-2104
Telaah Kritis
C20H-2105
Investigasi Wabah
C20H-2106
Statistika Lanjut
C20H-2107
C20H-2108
C20H-3109
Konsentrasi
Manajemen
dan Kebijakan
Kesehatan
1
21*
C20H-1201
C20H-1202
C20H-1203
C20H-2204
C20H-2205
Manajemen Operasi
C20H-2207
C20H-2208
C20H-2209
Manajemen Keuangan
C20H-2210
Manajemen Pemasaran
C20H-3211
C20H-2206
2
2
434
Kelompok Mata
Kuliah
Sandi
Mata Kuliah
SKS
Manajemen Kesehatan
Jumlah
C20H-1221
Akuntansi Kesehatan
C20H-1222
Pengendalian Biaya
C20H-1223
C20H-2224
Pembiayaan Kesehatan
C20H-2225
Konsentrasi
Ekonomi
Kesehatan
C20H-2226
2
2
C20H-2227
C20H-2228
Manajemen Pemasaran
Riset Operasional & Manajemen
Logistik
C20H-2229
C20H-2230
Jumlah
Konsentrasi
Administrasi
Rumah Sakit
21*
21*
C20H-1241
C20H-1242
C20H-1243
Manajemen Keuangan RS
C20H-2244
C20H-2245
C20H-2246
C20H-2247
2
2
3
C20H-2248
C20H-2249
C20H-2250
Manajemen Keperawatan
435
Kelompok Mata
Kuliah
Sandi
Mata Kuliah
Jumlah
Konsentrasi
Perencanaan
Pembangunan
Kesehatan
21*
C20H-1261
C20H-1262
Information Management
C20H-1263
C20H-2264
Health Planning
C20H-2265
C20H-2266
C20H-2267
Logistics Planning
C20H-2268
Operational Planning
C20H-2269
C20H-2270
C20H-3271
Jumlah
21*
C20H-1302
C20H-1303
C20H-2304
Higiene Industri
C20H-2305
C20H-2306
C20H-2307
C20H-2308
Pengendalian Pencemaran
Lingkungan
C20H-2309
C20H-2310
C20H-1301
Konsentrasi
Kesehatan
Lingkungan &
Kesehatan
Kerja
SKS
2
2
436
Kelompok Mata
Kuliah
Sandi
C20H-3311
C20H-1401
1
21*
2
C20H-1403
Komunikasi Kesehatan
C20H-2404
C20H-2405
C20H-2406
C20H-2407
C20H-2408
C20H-2409
C20H-3410
Konsentrasi
Kesehatan
Reproduksi
SKS
C20H-1402
Konsentrasi
Promosi
Kesehatan
Mata Kuliah
2
3
3
1
21*
C20H-1501
C20H-1502
Kesetaraan Jender
C20H-1503
C20H-1504
Keluarga Berencana
C20H-1505
Menopause
C20H-2506
C20H-2507
C20H-2508
Onkologi Reproduksi
C20H-2509
C20H-2510
Andropause
C20H-3511
Praktikum Statistik
Jumlah
21*
437
Kelompok Mata
Kuliah
Konsentrasi
Gizi
Masyarakat
Sandi
Mata Kuliah
SKS
C20H-1521
C20H-1522
C20H-1523
Food Culture
C20H-2524
C20H-2525
C20H-2526
C20H-2527
C20H-2528
C20H-2529
C20H-3530
1
21*
Keterangan :
* Mata kuliah dan jumlah SKS disesuaikan dengan Topik penelitian yang akan
diambil.
URAIAN MATA KULIAH
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PENYELENGGARA FAKULTAS KEDOKTERAN
C20H-1011
438
C20H-1013
C20H-1014
C20H-1015
439
C20H-1016
C20H-2103
C20H-2104
C20H-2105
440
C20H-2107
441
C20H-2204
C20H-2205
C20H-2206
442
C20H-2207
C20H-2208
C20H-2209
C20H-2210
443
C20H-3211
Akuntansi Kesehatan/Accounting
Mata kuliah ini mempelajari Akuntabilitas keuangan organisasi
dan manajemen keuangan pada pelayanan kesehatan; Berbagai
keputusan yang berkaitan dengan keuangan dan penerapannya
pada unit usaha di bidang pelayanan kesehatan, termasuk
keputusan perolehan dana dan pengunaannya serta pembagian
laba untuk mencapai tujuan organisasi; Overview akuntansi,
persamaan akuntansi, penyelesaian laporan keuangan dalam
bentuk membuat neraca, laporan laba-rugi, cash flow pada
pelayanan kesehatan; melakukan analisis laporan keuanganmenganalisis neraca, laporan laba rugi, laporan harga pokok
penjualan, leverage analysis (daya ungkit) dan penyusunan
rencana keuangan pada pelayanan kesehatan, manajemen
modal kerja dan analisis leverage operasi.
C20H-1222
C20H-1223
C20H-2224
444
C20H-2226
C20H-2227
C20H-2228
Manajemen Pemasaran/
Marketing Management
Mata kuliah ini mempelajari tentang Peranan Pemasaran dalam
Organisasi Bisnis, non Bisnis dan Masyarakat (POB); Manajemen
Pemasaran Jasa dan Manajemen Pelayanan (PJP); Pemasaran
Relasional bagi Organisasi Sosial (PRS); Perilaku Konsumen
Pengguna Jasa (PKJ); Segmentasi dan Target Pasar Jasa (STP);
445
C20H-2230
C20H-1242
446
C20H-2244
C20H-2245
447
C20H-2246
C20H-2247
C20H-2248
C20H-2249
C20H-2250
448
C20H-1262
Information Management
Mata kuliah ini terdiri dari Pengantar Sistem Informasi Kesehatan;
Health Metric Network Assessment; Teknologi Komunikasi dan
Informasi; Pengembangan SIKDA; Sistem Informasi Pelayanan
Dasar; Sistem Informasi Pelayanan Rujukan; Sistem Surveilans
Respon berbasis Masyarakat; GIS dan Analysis Spatial; Riset
dalam SIK; Sistem Informasi dalam Bencana
C20H-1263
C20H-2264
Health P lanning
Mata kuliah ini mempelajari overview perencanaan kesehatan;
proses perencanaan kesehatan; perencanaan stratejik lanjut;
perencanaan operasional; model-model perencanaan kesehatan;
perencanaan program dan proyek kesehatan; strategi dan desain
dalam perencanaan program/ proyek kesehatan; business plan;
evaluasi perencanaan program/ proyek kesehatan; penganggaran
program/ proyek kesehatan
449
C20H-2265
C20H-2266
C20H-2267
Logistics Planning
Mata Kuliah ini mempelajari tentang pengantar manajemen
logistik; strategi pemilihan lokasi; pemilihan pemasok;
pengendalian inventori; model EPQ , discount dan ABC;
inventory probabilistic; latihan kasus; material requirement
planning; EOQ untuk multi item; MRP; DRP; pull and push
system; keuangan dalam logistik; model transportasi.
C20H-2268
Operational Planning
Mata kuliah ini mempelajari tentang pengantar manajemen
operasi; penjadwalan satu pusat kerja; penjadwalan pusat kerja
seri; penjadwalan paralel; penjadwalan tenaga kerja; reviw
modifikasi Monroe; manajemen proyek; metoda CPM; Metoda
PERT; crash program; pemerataan sumberdaya; pengendalian
proyek; aplikasi pengendalian proyek; studi kasus pengendalian
proyek.
C20H-2269
450
C20H-3271
C20H-1302
451
C20H-1303
C20H-2304
C20H-2305
C20H-2306
452
C20H-2307
C20H-2308
C20H-2309
C20H-2310
453
C20H-3311
C20H-1402
C20H-1403
C20H-2404
454
C20H-2406
C20H-2407
C20H-2408
455
C20H-3410
C20H-1502
C20H-1503
C20H-1504
456
C20H-1505
Menopause/Menopause
Mata kuliah ini mempelajari menopause dan pasca menopause di
indonesia; abnormalitas; hak kesehatan reproduksi wanita;
kesehatan reproduksi remaja; aging dan anti aging, HRT;
kehamilan remaja; andropause.
C20H-2506
C20H-2507
C20H-2508
C20H-2509
C20H-2510
Andropause
Mata kuliah ini membahas tentang pengantar dan epidemiologi
andropause, pola dan fungsi hormone reproduksi pria, proses
menua/ aging pada pria dan disfungsi seksual pada pria,
sindroma andropause, hormon seks steroid pria dan penanganan
non hormonal, penanganan hormonal, mekanisme interaksi poros
hipotalamus pituitary gonad dan hak kesehatan reproduksi pria,
pola hormonal remaja, testossterone dan fungsi seks dan
457
C20H-1522
C20H-1523
Food Culture
Mata
kuliah
ini
membahas
tentang
konsep
dasar
budaya(sosiologi dan antropologi kesehatan); anatomi dan
fisiologi berdasarkan budaya; makanan dalam konteks sosial dan
budaya; adaptasi fisik, budaya, makanan dan evolusi; klasifikasi
makanan bersadarkan budaya; hubungan antara makanan,
budaya dan kesehatan; masalah gizi dihubungkan dengan
budaya; makanan, gender dan budaya; masalah gizi di Indonesia;
kelaparan dan ketahanan makanan; pengembangan studi untuk
pemenuhan nutrisi; studi kasus food culture dibeberapa daerah.
C20H-2524
458
C20H-2526
C20H-2527
C20H-2528
459
C20H-2529
C20H-3530
2.
Penelitian
1.
Penelitian dilaksanakan setelah mahasiswa lulus SUP dan telah
melakukan perbaikan UP yang disetujui Tim Pembimbing.
2.
Tim Pembimbing dapat melakukan supervisi terhadap mahasiswa di
lokasi penelitian.
3.
460
461
6.
7.
8.
9.
10. Predikat kelulusan dengan pujian, memiliki syarat tambahan lain, yaitu :
- Waktu kelulusan program magister (tanggal ujian tesis)
memperhatikan masa studi terjadwal ditambah satu semester (0,5
tahun)
- Memiliki minimal satu publikasi ilmiah di jurnal nasional terakreditasi.
Struktur Kurikulum S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
KEGIATAN
II
19
SKS
17
SKS
SEMESTER
III
IV
P
MP
MG
UP
1
SKS
1
SKS
K
T
Keterangan :
P
: Prapasca
MP
: Modul Pembelajaran
UP
:Usulan Penelitian
MG
: Magang
K
: Kolokium
T
: Tesis
6
SKS
VI
VII
VIII
462
463
4.
5.
6.
7.
Bahasa pengantar
Bahasa pengantar yang dipergunakan dalam menyampaikan dan mendiskusikan
materi adalah bahasa Indonesia, sedangkan referensi bisa dalam segala bahasa.
Lama studi
Program Studi Magister Ilmu Kebidanan dengan beban studi 49 SKS (tidak
termasuk matrikulasi 28 SKS) ditempuh dalam 4 semester, tetapi memungkinkan
untuk dapat ditempuh kurang dari 4 semester, dan paling lama 8 semester
termasuk tesis.
Penerimaan mahasiswa
1. Cara penerimaan mahasiswa
Program Studi Magister Ilmu Kebidanan merupakan mono entry dari lulusan
D-4 Kebidanan atau S1 Kebidanan dan menerima mahasiswa baru setiap
tahun akademik. Mulai dari Angkatan (TA 2009/2010) dan seterusnya
pendaftaran melalui :
http://pendaftaran.unpad.ac.id atau http://www.smup.unpad.ac.id
E-mail : smup@unpad.ac.id
Informasi lainnya dapat diperoleh pada jam kerja di Sekretariat Program
Studi Magister Ilmu Kebidanan Pascasarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Jl. Eijkman No. 38 Bandung
2.
3.
Persyaratan pendaftaran:
464
1)
2)
3)
465
3.
4.
5.
mengambil mata kuliah mata kuliah pokok selanjutnya dan harus sudah
dinyatakan lulus (dengan nilai minimal huruf mutu B) oleh pengampu mata
kuliah bersangkutan paling lambat pada akhir semester kesatu
Matrikulasi dianggap lulus bila Indeks Prestasi (IP) 2,75, nilai C tidak
melebihi 20 % (6 SKS), dan tidak ada nilai D atau E
Kegiatan pembelajaran setiap mata kuliah dalam matrikulasi diselesaikan
(diakhiri dengan ujian) satu per satu
Metode pembelajaran matrikulasi adalah tatap muka dan kegiatan mandiri.
Tugas mandiri ditetapkan oleh pengampu mata kuliah bersangkutan. Setiap
mahasiswa wajib membuat laporan tugas mandirinya dan diserahkan kepada
pengampu mata kuliah untuk mendapat nilai atau umpan balik
466
467
A.
2.
NA = 80
68 = NA < 80
56 = NA < 68
45 = NA < 56
NA < 45
3.
Huruf Mutu A
Huruf Mutu B
Huruf Mutu C
Huruf Mutu D
Huruf Mutu E
4.
B.
Angka Mutu 4
Angka Mutu 3
Angka Mutu 2
Angka Mutu 1
Angka Mutu 0
= 4,00
= 3,00
= 2,00
= 1,00
468
4.
5.
6.
7.
Penguji SUP terdiri atas 2 (dua) orang Tim Pembimbing, 3 (tiga) orang
pembahas dan dipimpin oleh 1 (satu) orang pimpinan SUP. Dua orang
pembahas merangkap sebagai penguji akademik dan etika penelitian.
SUP dapat dilaksanakan apabila hadir sekurang-kurangnya 3 (tiga)
orang penguji (tim pembimbing dan pembahas terwakili) dan ditambah 1
(satu) orang pimpinan SUP.
Pimpinan SUP adalah Ketua/Sekretaris Pengelola Program Studi/S2
atau Ketua Tim Pembimbing.
Pimpinan SUP tidak otomatis sebagai pembahas, kecuali sesuai dengan
bidang ilmu mahasiswa yang diuji, atau sebagai Ketua Tim Pembimbing.
3.
4.
5.
6.
7.
Huruf Mutu A
Huruf Mutu B
Huruf Mutu C
Huruf Mutu D
Huruf Mutu E
Angka Mutu 4
Angka Mutu 3
Angka Mutu 2
Angka Mutu 1
Angka Mutu 0
469
D.
Penelitian
1. Penelitian dilaksanakan setelah mahasiswa lulus SUP dan telah
dilakukan perbaikan yang disetujui para Pembimbing dan Pembahas
serta dapat dipertanggungjawabkan sebagai usulan penelitian untuk
tesis.
2. Pembimbing jika diperlukan dapat melakukan supervisi ke lokasi
penelitian untuk melihat keabsahan penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa yang bersangkutan.
Penilaian tesis
1. Penilaian tesis dilakukan melalui kolokium (seminar naskah tesis)
dan Ujian Tesis (UT)
2. Sebelum UT, Tim Pembimbing dan Tim Pembahas mengevaluasi
materi/Substansi naskah yang diajukan melalui seminar naskah tesis
(Kolokium).
3. Penguji Tesis (Kolokium dan UT) terdiri atas 2 (dua) orang Tim
Pembimbing, 3 (tiga) orang pembahas dan dipimpin oleh 1 (satu)
orang pimpinan UT.
4. Kolokium dan UT dapat dilaksanakan apabila hadir sekurangkurangnya 3 (tiga) orang penguji (tim pembimbing dan pembahas
terwakili) dan ditambah 1 (satu) orang pimpinan UT.
5. Kolokium dan UT dipimpinan oleh Ketua/Sekretaris Pengelola
Program Studi/S2 atau Ketua Tim Pembimbing.
6. Pimpinan Kolokium dan UT tidak otomatis sebagai pembahas,
kecuali sesuai dengan bidang ilmu mahasiswa yang diuji, atau
sebagai Ketua Tim Pembimbing.
7. Apabila Ketua Tim Pembimbing berhalangan dapat melimpahkan
wewenang secara tertulis kepada anggota Tim Pembimbing.
Kolokium
1. Mahasiswa program magister dapat menempuh kolokium jika telah
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Telah lulus perangkat mata kuliah dengan IPK sekurang-kurangnya
2,75
470
b.
2.
3.
4.
5.
6.
471
5.
6.
7.
8.
Huruf Mutu A
Huruf Mutu B
Huruf Mutu C
Huruf Mutu D
Huruf Mutu E
Angka Mutu 4
Angka Mutu 3
Angka Mutu 2
Angka Mutu 1
Angka Mutu 0
Memuaskan
Sangat Memuaskan
Dengan Pujian
9.
G.
H.
Peringatan akademik
Peringatan akademik diberikan kepada :
a. Mahasiswa yang pada akhir semester I atau II memperoleh IPK
dibawah 2,75.
b. Mahasiswa yang pada akhir semester I atau II memperoleh huruf mutu
D atau E suatu mata kuliah.
c. Mahasiswa yang pada akhir semester IV belum melakukan Seminar
Usulan Penelitian.
d. Mahasiswa yang pada akhir semester VII belum menempuh Ujian
Tesis.
472
e.
I.
Pemutusan studi
Pemutusan studi dikenakan terhadap mahasiswa yang :
1. Pada akhir semester III memperoleh IPK dibawah 2,75
2. Pada akhir semester III memperoleh Huruf Mutu dibawah C.
3. Mahasiswa yang pada akhir semester V belum melakukan Seminar
Usulan Penelitian atau Tidak Lulus Seminar Usulan Penelitian untuk
kedua kalinya.
4. Tidak dapat menyelesaikan studi pada akhir semester VIII
5. Dua semester berturut-turut (atau tidak berturut-turut) tidak melakukan
her-registrasi, tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar, tidak mengisi
KRS atau mengundurkan diri dari kegiatan belajar mengajar.
6. Meninggal dunia
7. Melakukan hal-hal yang bersifat mencemarkan nama baik almamater
(Universitas Padjadjaran) atau melanggar etika keilmuan (misalnya
melakukan plagiat)
J.
Sanksi akademik
1.
Sanksi akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan
tindakan tidak terpuji dalam proses belajar-mengajar baik akademik
maupun non akademik atau melanggar hukum (misalnya melakukan
tindakan kriminal) atau melakukan perbuatan tak bermoral.
2.
Jenis sanksi akademik untuk kasus-kasus tertentu ditetapkan
(berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku) oleh
suatu Dewan Pertimbangan yang terdiri atas Rektor, Wakil Rektor
Bidang Akademik, Direktur Program Pascasarjana dan Asisten
Direktur Bidang Program Pascasarjana. Apabila diperlukan dapat
mengundang Dekan dan/atau Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
terkait, Ketua Tim Pembimbing, Ketua Program Studi/S2. Hasil
ketetapan Dewan Pertimbangan kemudian dapat diteruskan melalui
Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran. Pelaksanaan Sidang
Dewan Pertimbangan dibawah koordinasi Program Pascasarjana.
K.
473
2.
diberi
hak
(Semester I)
Sandi
Mata Kuliah
Health Statistics
Health Research Methodology and Ethics
Laboratory Technique
Relevant Basic or Applied Science
Relevant Basic or Applied Science
Relevant Basic or Applied Science
JUMLAH
SKS
2 (1)
2
2 (1)
2
2
2
12
MODUL APPLIED
SCIENCE
Analisis Statistika Nonparametrik
Pengetahuan & Filosofi Kebidanan
Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Alam
Infertilitas dan Endokrin Reproduksi
Perencanaan dan Penilaian Program
Promosi dan Komunitas Kesehatan
Etika dan Hukum Kesehatan
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
Kesehatan
Analisis Statistika Parametrik
Pengkajian Hasil Penelitian dan Meta
Analisis
Onkologi dan Uroginekologi
Manajemen Pendidikan Kesehatan
Manajemen Logistik dan Keuangan
Manajemen Rumah Sakit
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi
dalam Pelayanan Kesehatan
Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan
Penapisan dan Deteksi Dini Keganasan
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
474
Kelompok Mata
Kuliah
Sandi
Mata Kuliah
Perinatologi
Obstetri dan Ginekologi Sosial
JUMLAH
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
SKS
2
2
36
SKS
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
28
SKS
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
475
No
SKS
24
Jumlah
SKS
Topik Khusus
10
11
Kepemimpinan
dan
Perilaku
Organisasi
dalam
*Pilih
Salah Satu
Jumlah
NO
2
2
2
2
21
SKS
Jumlah
NO
1
SKS
Jumlah
476
NO
Jumlah
WISUDA
Mei
URAIAN MATA KULIAH
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN
UNX20.111
Filsafat Ilmu
2 SKS
Membahas mengenai pengertian ilmu, filsafat dan cara
menelaah ilmu kesehatan.
Biostatistika
2 SKS
Membahas mengenai pengumpulan data teknik sampling
dan sumber kekeliruan, pengolahan dan penyajian data,
teori peluang, distribusi normal, hipotesis statistik, uji
statistik, dan analisis regresi korelasi pada bidang
kesehatan masyarakat dan kebidanan.
C20I.102
Epidemiologi
2 SKS
Mata Kuliah ini membahas mengenai ruang lingkup
epidemiologi, riwayat perjalanan alamiah dari penyakit,
tingkatan pencegahan penyakit, proses penyebaran
penyakit menular dan pencegahan penyakit, ukuran-ukuran
epidemiologi, epidemiologi deskriptif dan analitik, studi
observasional, skrining, studi intervensi; uji klinik dan uji
lapangan.
UNX20.206
SKS
477
C20I.202
C20I.103
C20I.203
C20I.104
C20I.204
C20I.205
C20I.105
478
C20I.107
Feto-Maternal
2 SKS
Membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
penelitian epidemiologi dalam bidang obstetri dan dalam
penurunan kematian ibu dan peningkatan kualitas
hidupnya.
C20I.301
C20I.106
C20I.207
UNX20.002
479
UNX20.010
Tesis
6 SKS
Kegiatan penyusunan tesis didasari oleh penelitian yang
merupakan kegiatan yang terencana, terarah, sistematik
dan terkendali untuk mengolah data dan informasi tentang
masalah kebidanan dengan menggunakan metode ilmiah
dan pengujian hipotesis serta penarikan kesimpulannya.
UNX20.008
Seminar Penelitian
1 SKS
Mempresentasikan usulan penelitian (proposal penelitian)
sebelum penelitian lapangan dilakukan.
C20I.304
KEGIATAN
M
MP
UP
P
T
0
18
sks
II
12
sks
4
sks
16
sks
8
sks
Keterangan :
M
: Matrikulasi
MP
: Modul Pembelajaran
UP
: Usulan Penelitian
P
: Peneliian
T
: Tesis dan Kolokium
3.
III
SEMESTER
IV
V
VI
VII
VIII
IX
480
A.
Jalur Penerimaan
481
Metode Pembelajaran
482
483
i.
:
:
Mata Kuliah
A
Modul Pembelajaran
1
Etika Penelitian
2
Metodologi Penelitian
3
Filsafat Ilmu
4
Teknik Laboratorium
5
Statistik
6
Pilihan *)
7
Pilihan *)
8
Publikasi Ilmiah **)
9
Hibah Penelitian**)
10
Presentasi Ilmiah***)
B
Seminar Usulan Penelitian
C
Disertasi
Jumlah sks
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
SKS
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
30
49
*)
484
SKS
Predikat Kelulusan :
IPK
3.00 3.49
3.50 3.79
3.80 4.00
Predikat Kelulusan
Memuaskan
Sangat memuaskan
Cum Laude *)
:
:
Mata Kuliah
SKS
Modul Pembelajaran
Etika Penelitian
1
Metodologi Penelitian
2
Filsafat Ilmu
2
Teknik Laboratorium
2
Statistik
2
Pilihan *)
2
Pilihan *)
2
Publikasi Ilmiah **)
2
Hibah Penelitian**)
1
Presentasi Ilmiah***)
2
Topik Khusus I
5
Topik Khusus II
5
Seminar Usulan
1
Penelitian
Disertasi
30
Jumlah sks
59
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
485
Predikat Kelulusan
Memuaskan
Sangat memuaskan
Cum Laude *)
486
Predikat Kelulusan
Memuaskan
Sangat memuaskan
Cum Laude *)
KEG.
0
PM
II
III
IV
0 SKS
MP
UP
TK
ML
D
Keterangan :
13 SKS
1 SKS
10-20 sks
5
SKS
30
SKS
VI
VII
VIII
IX
487
PM
MP
UP
TK
ML
D
:
:
:
:
:
:
Pra Mentoring
Modul Pembelajaran
Usulan Penelitian
Topik Khusus
Muatan Lokal (Hibah Penelitian, Presentasi Ilmiah, dan Publikasi Ilmiah)
Disertasi
KUD901
Metodologi Penelitian
KUD692
Filsafat Ilmu
KUD903
Teknik Laboraoptium
KUD904
Statistika
UNX796
SUP
KUD905b
UNX999
Disertasi
KUD905c
Neoplasma
KUD905d
Degeneratif
KUD905e
Trauma
KUD905f
Community Health
KUD905g
Sport Science
KUD910
Publikasi Ilmiah
KUD911
Hibah Penelitian
KUD912
Presentasi Ilmiah
C.
488
i.
NO
2.
Standar Proses
Pembelajaran
Standar
Pelaksanaan
Proses
Pembelajaran
Standar
Proses
Pembelajaran
Standar
Penilaian
Pembelajaran
SKOR
3 2
489
NO
Standar
Proses
Pembelajaran
SKOR
Aspek yang dinilai
SKOR
4
3 2
SKOR
3
2
Standar Proses
Pembelajaran
Standar Proses
Pembelajaran
490
NO
2.
Standar Proses
Pembelajaran
Standar
Perencanaan
Proses
Pembelajaran
Standar Proses
Pembelajaran
Standar
Pelaksanaan
Proses
Pembelajaran
SKOR
3
SKOR
3
491
NO
Standar Proses
Pembelajaran
SKOR
3
SKOR
3
i. Penyerahan
berita
acara
perkuliahan ke Prodi melalui
sekretariat Prodi
j. Penyampaikan silabus kepada
mahasiswa
dan
meminta
setiap mahasiswa memilikinya
k. Dosen melakukan sosialisasi
tentang pengelolaan agenda
perkuliahan, kehadiran, tujuan
mata kuliah, penilaian dan
tugas pada awal perkuliahan.
NO
Standar Proses
Pembelajaran
m.
3.
Standar Penilaian
Pembelajaran
n.
o.
p.
q.
NO
Standar Proses
Pembelajaran
Dosen
menerapkan
peraturan
bahwa
mahasiswa yang boleh
SKOR
3
2
492
NO
Standar Proses
Pembelajaran
SKOR
3
2
SKOR
3
2
Standar Proses
Pembelajaran
tidak keberatan,
jika ada mahasis wa yang
menyampaikan
ketidakpuasan atas nilai
ujian
x. Dosen
memberikan
493
NO
Standar Proses
Pembelajaran
SKOR
3
2
konsul
tasi
kepada
mahasis
wa
yang
mengalami
masalah
dalam perkuliahan
y. Dosen menerima saran
dan kritik dari mahasiswa
tentang-tentang upayaupaya perbaikan kualitas
pembelajaran.
D.
Pedoman Ujian
Setelah mahasiswa selesai kegiatan mentoring siklus I sampai dengan siklus
III, akan dilaksanakan ujian sebagai berikut :
1. Ujian Kualifikasi
a. Ujian Kualifikasi
merupakan ujian
komprehensif
yang
harus
ditempuhseorang mahasiswa program doktor untuk memperoleh status
kandidat doktor.
b. Ujian Kualifikasi dilaksanakan selambat-lambatnya akhir semester ke-5
untuk yang sebidang dan akhir semester ke-6 untuk yang tidak
sebidangdengan syarat telah menempuh prapascasarjana di Universitas,
serta lulus seluruh mata kuliah dengan IPK minimal 3,00.
c. Ujian Kualifikasi dilaksanakan secara tertulis (bersifat tertutup atau
terbuka) yang dapat diambil oleh mahasiswa mulai semester ke-3 secara
terjadwal
dan dilaksanakan oleh suatu tim yang ditetapkan oleh
Fakultas/Program Pascasarjana. Materi Ujian Kualifikasi terdiri atas:
a. Filsafat Ilmu (3 soal)
b. Bidang Ilmu (8 soal)
c. TopikPenelitian untuk penyusunan disertasi (5 soal).
d. Untuk Ujian Kualifikasi mahasiswa perlu lebih dahulu berkonsultasi
dengan ketua Tim Promotor dalam rangka menentukan topik disertasi dan
menyusun
konsep
awal
usulan
penelitian
yang
mencakup
topik/temasentral dan metode penelitian.
e. Mahasiswa dinyatakan lulus Ujian Kualifikasi doktor apabila minimal
dua belas dari enam belas soal tersebut di atas memperoleh nilai
minimal 75 dari rentang 0-100. Untuk masing-masing bagian materi ujian,
paling sedikit satu soal yang lulus. Apabila salah satu bagian materi tidak
lulus, maka seluruhnya dinyatakan tidak lulus. Mahasiswa yang
tidak
lulus diwajibkan mengulang keseluruhan Ujian Kualifikasi. Kelulusan Ujian
Kualifikasi ditetapkan oleh Tim yang terdiri atas Dekan/Direktur Program
Pascasarjana (Ketua), Pembantu Dekan I/Asisten Direktur (Sekretaris),
dan Ketua Prodi, Sekretaris Prodi, serta wakil dosen (anggota).
494
f.
495
496
497
huruf mutu A
huruf mutu B
huruf mutu C
huruf mutu D
huruf mutu E
angka mutu 4
angka mutu 3
angka mutu 2
angka mutu 1
angka mutu 0
6. Penelitian
(1) Penelitian dilaksanakan setelah mahasiswa lulus SUP dan telah
melakukan perbaikan UP yang disetujui para Pembimbing.
(2) Jika diperlukan, Pembimbing dapat melakukan supervisi terhadap
mahasiswa di lokasi penelitian.
7. Ujian Naskah Disertasi (UND)
a. Syarat mengikuti UND
Mahasiswa program doktor dapat menempuh UND jika telah
memenuhi persyaratan berikut:
(1) Telah lulus perangkat mata kuliah dengan IPK sekurang-kurangnya
3,00.
(2) Telah lulus Ujian Kualifikasi.
(3) Telah melaksanakan Seminar Usulan Penelitian (SUP) dan
dinyatakan lulus.
(4) Telah menghadiri UND minimal 10 kali di semua bidang ilmu.
(5) Telah melaksanakan Seminar Hasil Akhir Penelitian (SHAP) di
depan Tim Promotor minimal satu kali.
(6) Menyerahkan surat keterangan bukti tulisan yang dipublikasikan
(yang ditulis selama mengikuti kuliah program doktor)dengan
498
mengikuti
Prosedur Operasional Baku yang tersaji dalam
Lampiran.
(7) Tulisan ilmiah dapat berupa:
a) Artikel ilmiah berupa tulisan yang relevan dengan bidang ilmu
yang sedang ditekuni atau merupakan bagian dari disertasi,
sebagai penulis utama, diutamakan pada jurnal internasional
atau jurnal nasional terakreditasi, atau sekurang-kurangnya
pada jurnal yang memiliki ISSN dan bisa diakses secara on
line; atau
b) Artikel Ilmiah di Prosiding Seminar yang telah diterbitkan,
pada lingkup internasional yang memiliki ISSN; atau
c) Artikel ilmiah yang diunggah (upload) di e-jurnal Unpad
atau Pustaka Ilmiah Unpad, yang sudah disetujui oleh Tim
Promotor dan Program Pascasarjana; atau
d) Bukuajar atau buku teks, yang relevan dengan bidang
keilmuannya dan memiliki ISBN.
(8) Menyerahkan Naskah Disertasi untuk ditelaah oleh 3 orang
oponen ahli yang jika diperlukan salah seorang di antaranya dapat
berasal dari luar Unpad dalam bidang/sub-bidang ilmu yang sama.
(9) Memperbaiki Naskah Disertasi berdasarkan telaahan yang
dilakukan para oponen ahli. Perbaikan Naskah Disertasi
didiskusikan dengan dan disetujui oleh Tim Promotor. Naskah
Disertasi yang telah disetujui diserahkan kembali untuk diujikan
dalam UND.
b. Pelaksanaan UND
(1) Sidang UND dapat dilaksanakan di fakultas terkait atau di Program
Pascasarjana.
(2) Panitia
Ujian
Naskah
Disertasi
ditetapkan oleh Surat
Keputusan Dekan / Direktur Program Pascasarjana, terdiri atas:
a) Ketua dan Sekretaris Sidang
b) Tiga orang Promotor
c) Tiga orang Oponen Ahli
d) Satu orang representasi Profesordi Unpad yang masih aktif.
(3) Pimpinan Sidang UND:
a) Ketua Sidang adalah Direktur Program Pascasarjana atau
Dekan yang memiliki jabatan akademik Profesor.
b) Sekretaris Sidang adalah Dekan, Asisten Direktur Program
Pascasarjana atau Ketua Program Studi terkait.
(4) Tugas Pimpinan Sidang dan Tim Penguji (Tim Promotor,Tim
Oponen (Oponen Ahli dan Representasi Profesor di Unpad yang
masih aktif):
a) Pimpinan Sidang bertugas memandu seluruh acara sidang.
b) Tim Promotor selain bertugas mengantarkan promovendus
mempertanggungjawabkan disertasinya di hadapan Tim
499
(5)
(6)
(7)
(8)
c. Penilaian UND
(1) Bobot untuk materi penilaian UND adalah :
a) Latar Belakang Penelitian, bobot 10 persen.
b) Kajian Pustaka/ Kajian Literatur/ Tinjauan Pustaka, bobot 10
persen.
c) Kerangka Pemikiran, Premis/Proposisi dan Hipotesis/ Fokus
Penelitian/ Pernyataan masalah, bobot 5 persen.
d) Metode Penelitian, bobot 10 persen.
e) Tingkat originalitas penelitian, bobot 15 persen.
f) Ketajaman analisis dan keutuhan pemikiran, bobot 15
persen.
g) Sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan pembangunan, bobot 10 persen.
h) Kemantapan dan mutu penyimpulan, serta saran-saran
yang diajukan, bobot 5 persen.
i) Kemampuan penulisan ilmiah, bobot 10 persen.
j) Kemampuan komunikasi dalam ujian lisan, bobot 10 persen
(2) Nilai pada Ujian Naskah Disertasi diberikan dalam bentuk skor
dengan kisaran 0-100. Mahasiswa dinyatakan lulus Ujian Naskah
Disertasi apabila memperoleh sekurang-kurangnya skor75.
(3) Bobot nilai untuk Ujian Naskah Disertasi (UND) adalah 60%
untuk nilai dari Tim Promotor dan 40% untuk nilai dari Tim
500
(4)
501
a) Ketua
Sidang adalah Rektor/Ketua Senat Universitas
Padjadjaran atau pejabat lain yang diberi kewenangan yaitu
Sekretaris Senat, Wakil Rektor I, Direktur Program
Pascasarjana atau Dekan yang memiliki jabatan akademik
Profesor.
b) Sekretaris Sidang adalah Sekretaris Senat Universitas
Padjadjaran,
Asisten
Direktur
Program
Pascasarjana
Universitas Padjadjaran, Dekan atau Pimpinan Program Studi
terkait.
(5) Tugas Pimpinan Sidang dan Tim Penguji (Tim Promotor dan Tim
Oponen):
a) Pimpinan Sidang bertugas memandu seluruh acara sidang.
b) Tim Promotor selain bertugas mengantarkan promovendus
mempertanggungjawabkan disertasinya di hadapan Tim
Penguji juga memberikan penilaian tentang performa akademik
promovendus.
c) Tim Oponen(Oponen Ahli dan Representasi Profesor di Unpad
yang masih aktif) bertugas memberikan penilaian secara
komprehensif tentang performa akademik promovendus.
(6) Setelah SPD dan kandidat dinyatakan lulus, tidak ada lagi
perbaikan naskah disertasi.
(7) Susunan acara SPDadalah sebagai berikut :
a) Kata pengantar dari Ketua Tim Promotor tentang latar belakang
dan kelayakan disertasi promovendus untuk dipertahankan di
depan SPD.
b) Penyampaian ringkasan disertasi oleh promovendus.
c) Tim Penguji menyampaikan pertanyaan atau sanggahan
secara komprehensif sesuai dengan alokasi waktu yang
disepakati Panitia Ujian.
d) Tanya jawab tidak bersifat polemik ataupun arahan yang
bersifat bimbingan.
e) Pertanyaan, komentar atau saran terhadap hal-hal yang tidak
bersifat substantif disampaikan secara tertulis kepada
promovendus.
f) Tanggapan Tim Penguji terhadap jawaban promovendus dapat
dinyatakan
dengan
kata-kata pujian/persetujuan atau
ketidaksetujuan.
g) Rapat Panitia SPD untuk menilai kelayakan promovendus
menjadi Doktor dan pengumuman hasil ujian SPD.
h) Pesan, kesan, dan harapan dari Ketua Tim Promotor.
i) Ungkapan rasa syukur dari promovendus berkenaan dengan
selesainya pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas
Padjadjaran.
j) Penyerahan Sertifikat Tanda Kelulusan SPD, yang
ditandatangani Ketua Sidang dan Ketua Tim Promotor.
502
3,00 - 3,49
3,50 - 3,79
3,80 4,00
Memuaskan
Sangat Memuaskan
Cum laude*)
503
*) lihat penjelasan no 2.
(2) Predikat kelulusan Cumlaude, memiliki persyaratan tambahan lain
yaitu:
a) Masa studi tidak melebihi delapan semester dan minimal dua
artikel pada jurnal ilmiah berskala nasional yang terakreditasi.
b) Masa studi sembilan sampai 10 semester dan minimal satu
artikel pada jurnal ilmiah berskala internasional.
c) Tidak terdapat mata kuliah yang bernilai C dan tidak ada
pengulangan mata kuliah.
(3) Penentuan keputusan yudisium berdasarkan rapat sidang
keputusan penguji yang memungkinkan adanya perubahan
keputusan yudisium tidak sesuai tabel yudisium kelulusan. Dengan
pertimbangan kualifikasi performa akademik pada saat sidang
UND (Ujian Naskah Disertasi) dan SPD (Sidang Promosi Doktor).
Yudisium untuk kesepakatan penguji hanya diperbolehkan naik
atau turun satu peringkat predikat.
E.
Tata Tertib
Tata Busana
1. Pada Sidang Ujian Naskah Disertasi, Ketua dan Sekretaris Sidang, serta
anggota Panitia Ujian Naskah Disertasi,priamenggunakan kemeja,celana
panjang warna gelapdan dasi, sedangkan untuk wanita menyesuaikan.
2. Pada Sidang Promosi Doktor, Panitia Promosi Doktor yang memiliki
jabatan:
a) Profesor: memakai toga, baret, dan kalung jabatan sesuai dengan
atribut Senat Universitas.
b) Profesor dari luar Unpad: memakai toga dan baret sesuai atribut
Perguruan Tinggi asal atau bila perlu dapat menggunakan toga dan
baret Universitas Padjadjaran tanpa kalung Senat Universitas;.
c) Panitia non-profesor: memakai toga dan baret tanpa memakai kalung
Senat Universitas;
3. Pada Sidang UND maupun SPD, promovendus pria memakai jas,celana
panjang warna gelapdan dasi, sedangkan untuk promovendus wanita
menyesuaikan.
F.
Peringatan Akademik
Peringatan akademik diberikan kepada :
1. Mahasiswa Program Doktor/Kandidat Doktor yang melalaikan kewajiban
administrasi (tidak melakukan pendaftaran ulang) untuk satu semester.
2. Mahasiswa yang pada akhir semester ke-3 tidak mencapai IPK 3,00.
504
3. Mahasiswa yang belum lulus ujian kualifikasi pada akhir semester ke4untuk yang sebidang dan akhir semester ke-5 untuk yang tidak sebidang.
4. Kandidat Doktor yang belum melaksanakan Seminar Usulan Penelitian
pada akhir semester ke-5 untuk yang sebidang dan akhir semester ke-6
untuk mahasiswa yang tidak sebidang.
5. Kandidat Doktor yang belum melaksanakan ujian naskah disertasipada
akhir semester ke-7 untuk yang sebidang dan akhir semester ke-8 untuk
yang tidak sebidang.
ii.
Pemutusan Studi
Putus studi
(drop out)
berarti mahasiswa
dikeluarkan dari Pogram
Doktor karena hal-hal sebagai berikut:
1. Tidak mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar pada semester ke1 dan/atau semester ke-2;
2. Tidak mengisi KRS (tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar) dua
semester berturut-turut atau secara terpisah;
3. Mengundurkan diri dari satu atau beberapa mata kuliah setelah lewat
batas waktu perubahan KRS dua semester berturut-turut atau secara
terpisah;
4. Menghentikan (tidak herregistrasi) studi dua semester berturut-turut atau
dalam waktu berlainan;
5. Tidak mencapai IPK 3.00pada akhir semester ke-4 untuk yang sebidang
dan akhir semester ke-5 untuk yang tidak sebidang;
6. Belum lulus Ujian Kualifikasi pada akhir semester ke-5untuk yang
sebidang, dan akhir semester ke-6 untuk yang tidak sebidang;
7. Belum lulus Seminar Usulan Penelitian pada akhir semester ke6untuk yang sebidang dan akhir semester ke-7 yang tidak sebidang;
8. Belum melaksanakan
SPD pada akhir semester ke-10bagi yang
sebidang dan semester ke-11 bagi yang tidak sebidang;
9. Melakukan hal-hal yang bersifat mencemarkan nama baik almamater
(Universitas Padjadjaran) atau melanggar etika keilmuan (misalnya
melakukan plagiat);
10. Meninggal dunia.
iii.
Sanksi Akademik
505
BAB III
SARANA DAN PRASARANA
506
BAB III
SARANA DAN PRASARANA
A. Fasilitas Bangunan
Fakultas Kedokteran memenpati beberapa kampus yang terletak di
Jatinangor, Kampus Jalan. Eijkman yang menempati Gedung Rumah Sakit
Pendidikan
Kampus di Jatinangor diperuntukan bagi kegiatan pembelajaran Program S1
dan Program Diploma Kebidanan, Kampus di Jalan Eijkman yang bertempat
di Gedung Rumah Sakit Pendidikan diperuntukan untuk kegiatan
pembelajaran Program Profesi Dokter (PSPD), Program Pendidikan Dokter
Spesialis (PPDS) serta Program Pascasarjana.
3.1. Kampus Jatinangor
Fasilitas bangunan di kampus Jatinangor dengan tuas area sekitar 1941.8
2
m terdiri atas beberapa gedung sebagai berikut : Kampus Jatinangor terdiri
dari 6 gedung utama (A1, A2, A3, A4, A5 dan A6) yang digunakan untuk
Program Sarjana Kedokteran dan Program Diploma Kebidanan terdiri dari :
507
Gambar :
Sarana Penunjang pada proses Pembelajaran
508
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
Biologi Molekuler
Culture & Genetic
Patologi & Biokimia
Immunologi & Farmakologi
Bakteriologi
Parasitology
Mikologi
B. Perpustakaan
Sarana Perpustakaan Fakultas Kedokteran UNPAD terdiri dari perpustakan
pusat yang terletak di Kampus Jatinangor dan RSHS serta perpustakaan
bagian-bagian yang tersebar di seluruh bagian baik di Jatinangor maupun di
RSHS,
Perpustakaan elektronik yang
telah dikembangkan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan akan informasi sumber-sumber literatur yang cepat dan
tepat, yang memberikan kesenpatan kepada para civitas untuk mencari dan
memperoleh jurnal-jurnal terbaru dari berbagai cabang ilmu kedokteran
secara lengkap. Perpustakaan fakultas terletak di gedung A3 dengan
2
menempati areal sekitar 800 m menyediakan koleksi sebanyak 30.836 buah
yang terbagi dalam bentuk Buku teks, jurnal ilmiah nasional dan
internasional, bulletin, majalah dan disertasi/tesis/skripsi. Namun yang tidak
kalah berperannya dalam melengkapi koleksi adalah tersedianya fasilitas
jurnal elektronik yang dapat diakses oleh para civitas akademika, seperti :
KARGER
OvidSP, SpringerLink
Keberadaan perpustakaan dengan sarana standar kualitas mutakhir yang
dimiliki oleh Fakultas Kedokteran Unpad saat ini, baik untuk kepentingan
pendidikan maupun penelitian, dimaksudkan untuk mendukung tercapainya
VMT khususnya dalam menjawab tantangan kemajuan iptekdok dan
perkembangan pendidikan kedokteran modern.
C. Teaching Hospital
Rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran Unpad adalah
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) yang juga merupakan Rumah Sakit
Pendidikan Percontohan di Indonesia. RSHS memiliki kapasitas sebanyak
1100 tempat tidur dengan hampir 2000 tenaga medis dalam penyediaan
seluruh pelayanan kesehatan baik tradisional, alternatif maupun modern
termasuk Kedokteran Nuklir dan Program Bayi Tabung.
509
Gambar :
Rumah Sakit
Hasan Sadikin
Gambar :
Gedung
Pusat Mata Nasional
Rumah Sakit Cicendo
510
Gambar :
Teaching Hospital UNPAD-RSHS
D. Sistem Informasi
Kebutuhan akan kecepatan dan keakuratan informasi merupakan modal yang
mutlak diperlukan oleh Fakultas Kedokteran Unpad dalam menjalankan
proses pendidikan yang sejalan dengan visi dan misi institusi, khususnya
dalam menghadapi persaingan global dan menjawab tantangan
perkembangan iptek kedokteran serta tantangan pelayanan kesehatan. MIR
Center telah menjalankan beberapa program yang bertujuan untuk
memperkenalkan FK Unpad kepada dunia global tanpa batasan ruang dan
waktu, yang dikenal sebagai Web Based Medical Education and Information
Management. Terdapat 5 program yang tengah dijalankan oleh MIR Center
untuk mewujudkan tujuan diatas, yaitu Pengembangan Jaringan, Pembuatan
Situs instusional, Pengembangan Perpustakaan Elektronik, Pengembangan
Sistem Administrasi Terpadu serta Multi media dalam pendidikan.
Kampus FK Unpad yang tersebar di beberapa tempat sudah terintegrasi
dengan adanya pengembangan jaringan dan pemberian fasilitas koneksi
jaringan
e-mail bagi seluruh staf di lingkungan FK Unpad, sehingga
perpindahan data dan pembaharuan informasi yang terjadi tetap dapat
diketahui di beberapa tempat
511
Gambar :
Ruang TeleMedicine
www.fk.unpad.ac.id
Situs
merupakan
situs
institusional
yang
memungkinkan penyebaran
informasi
bagi
kalangan
civitas dan umum tanpa
adanya batasan tempat dan
waktu. Hal ini sekaligus
sebagai media komunikasi
bagi mahasiswa dan dosen
dalam
menunjang
berjalannya
dan
transparansi
proses
pendidikan.
512
E.
Sarana penelitian
Gambar :
Fasilitas Asrama
Bale Padjadjaran
513
G. Fasilitas Kegiatan Kemahasiswaan
Secara umum ketersediaan fasilitas kegiatan kemahasiswaan dapat
dikategorikan dalam rangka pengembangan minat bakat olahraga dan
kesenian dan Penalaran, fasilitasi kegiatan kemahasiswaan di Fakultas
Kedokteran telah membangun Gedung Student Center yang cukup
representative dan dapat digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan untuk
berbagai jenis olah raga, seperti Futsal, Basket, Tenis Meja, Bulu Tangkis,
Gambar :
Gedung Student Centre
Selain untuk kegiatan olah raga, fasilitas lain di Gedung Student Centre
adalah, Kantin, Masjid As-SyIfa ruang untuk Unit Kegiatan Mahasiswa,
Foto copy, mini market serta Toko Alat Tulis.
BAB IV
PENELITIAN DAN KERJASAMA
514
BAB IV
Metoda pengolahan limbah cair infeksius rumah sakit oleh Prof. Dr. dr.
M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 000 235
Proses transport Nutrient melalui membran sel tanpa radioaktif oleh
Prof. Dr. dr. M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 019 992
Komposisi ekstrak kering carica papaya linn, phyllantus neruri linn, dan
curcuma xanthorrhiza roxb untuk anti demam berdarah oleh Prof. Dr. dr.
M. Nurhalim Shahib, No Paten ID 0 022 171
Makanan ringan yang menurunkan berat badan, kolesterol dan
mencegah kerusakan sel-sel otak oleh Prof. Dr. M. Nurhalim Shahib
(dalam proses hasil), No Paten 00200900094
Peran lem Fibrin Otologus Terhadap Penempelan Tandur Konjungtiva
Bulbi Melalui Ekspresi Gen Fibronektin dan Integrin pada Mata Kelinci
(10 Agustus 2009) oleh Dr. dr. Sutarya Enus, SP.M(K)., M.Kes,
Vitrifikasi hematopoietic stem cell dari darah tali pusat manusia dalam
upaya pembangunan Bank stem cell darah tali pusat di Indonesia (2009dalam proses)oleh Dr. TonoDjuwantono, SpOG(K), M.Kes
515
Gambar :
Salah satu Laboratorium dan contoh beberapa Peralatan
Penunjang yang dimiliki FK Unpad.
516
b.
Pengabdian Masyarakat
Donor Darah
Pengobatan
Khitanan Masal
Penyuluhan Kesehatan
Jatinangor Peduli
Gambar :
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
di Desa Karangwangi Jawa Barat Selatan
517
c.
Kerjasama
Kerjasama antar Rumah Sakit dan Pusan Kesehatan : RSUP Dr. Hasan
Sadikin, RSN Mata Cicendo, RS Cibabat, RS Ujungberung, RS
Majalaya.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Nama Instansi
RS Hasan Sadikin
Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo
Bandung
RSUD Dr. Slamet / Garut
RSUD Sumedang
RSD Majalaya
RSU. Swadaya Cibabat Cimahi
RSUD.Kota Bandung
RS. R.Syamsudin / Sukabumi
RSUD. Cianjur
RSUD Subang
RSD Soreang
RS Bhayangkara Sartika Asih
RS Sariningsih
RS TNI AU T.K II Dr. Salamun
Dinkes Kab.Bandung
Dinkes Kab.Sumedang
Dinkes Kota Bandung
18
19
20
UNISBA / Bandung
21
Bentuk Kerjasama
RS Pendidikan
RS Pendidikan
RS Pendidikan
RS Pendidikan
RS Pendidikan
RS Pendidikan
RS Pendidikan
RS Pendidikan
RS Pendidikan
RS Pendidikan
RS Pendidikan
RS Pendidikan
RS Pendidikan
RS Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Penyelenggaraan
Pendidikan
Penyelenggaraan
Pendidikan
Penyelenggaraan
Pendidikan
Pendidikan Berbasis KBK
518
No.
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
Nama Instansi
FK Universitas Jenderal Soedirman
FK Hang Tuah Surabaya
Universitas Nijmegen (Belanda)
Universitas Maastricht (Belanda)
Universitas Antwerpen (Belgia)
Gunma University, Japan
Maastricht University, Netherlands
Eberhard-Karls-universitat Tubingen
Leiden University, Netherlands
Erasmus University, Netherlands
Osaka University Graduate School of
Medicine
University Kebangsaan Malaysia, Malaysia
Universitas Lambung Mangkurat
Faculty of Medicine, Otago University, New
Zealand
SingHealth, Singapore
Miller School of Medicine, Univ. of Miami,
Florida, USA
The research Institute of the Mc Gill
University health centre
The research Institute of the Mc Gill
University health centre
Prevention Control and Treatment of
HIV/AIDS
American Academy of Anti Aging and
Regenretaive Medicine and World Anti Aging
Academy Pf medicine USA
Bentuk Kerjasama
Pendidikan Berbasis KBK
Pendidikan Berbasis KBK
Penelitian
Penelitian
Penelitian
Pendidikan dan Penelitian
Pendidikan dan Penelitian
Pendidikan
Pendidikan dan Penelitian
Pendidikan dan Penelitian
Pendidikan dan Penelitian
Pendidikan dan Penelitian
Pendidikan
Penelitian
Pendidikan
Pendidikan, Penelitian
Penelitian
Penelitian
Penelitian
Pendidikan dan Penelitian
519
Gambar :
Penandatanganan Piaga Ejik a bentuk perjanjian
kerjasama beberapa institusi kesehatan
Kerjasama Bidang Kemahasiswaan.
Kerjasama dalam bidang kemahasiswaan telah lama berjalan dan dilakukan
berkesinambungan pada setiap tahunnya dengan melakukan pertukaran
mahasiswa antar kedua universitas, diantaranya ke Gunma Univerity Jepang
bagi mahasiswa program sarjana dan ke Nijmegen Universiteit (Belanda)
untuk mahasiswaan program profesi.
BAB V
PRESTASI FAKULTAS
520
BAB V
PRESTASI FAKULTAS
Kiprah Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang telah menginjak usia
55 tahun, telah banyak prestasi yang diperoleh, baik tingkat nasional maupun
internasional.
Beberapa prestasi yang telah dicapai oleh dosen Fakultas Kedokteran adalah
sebagai berikut:
521
522
523
Prestasi FK dalam bidang penelitian memperoleh hasil yang cukup baik, dengan
diperolehnya berbagai penghargaan baik tingkat nasional maupun tingkat
internasional, perolehan prestasi yang diraih tidak terlepas dengan dukungan
sarana dan prasarana laboratorium yang memadai serta komitmen dari pimpinan
fakultas dalam mendorong staf maupun mahasiswa dalam bidang penelitiaan
antara lain :
Ahmad Farid, dr., Ph.D (ketiga dari kiri) sebagai pemenang ketiga
penghargaan Ristek-Kalbe Farma Science Award 2010
524
Ahmad Farid, dr., Ph.D (ketiga dari kiri) sebagai pemenang ketiga
penghargaan Ristek-Kalbe Farma Science Award 2010
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Jl. Raya Bandung-Sumedang KM.21
Kabupaten Sumedang-Jawa Barat
Indonesia
Tlp. +62-22-7795595, 7796373
Fax. +62-22-7795595
Jl. Eijkman No. 38 Bandung 40161
Jawa Barat Indonesia
Website : www.fk.unpad.ac.id
e-mail : dean@fk.unpad.ac.id