Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

LIKEN SIMPLEK KRONIK

Oleh :
Bela Risqiyani Fajrilah
01.210.6105
Pembimbing Klinik:
dr. Wahyu Hidayat, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2016

LAPORAN KASUS
I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. AA

Umur

: 33 Tahun

No. RM

: 12.32.57

Alamat

: Puncoharjo 1/2 Bunang, Demak

Pekerjaan

: Pegawai Swasta di Penggilingan Padi

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Jawa-Indonesia

Status Menikah

: Sudah Menikah

Tanggal masuk

: 01 Februari 2016

ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 01 Februari 2016 di
Poli Kulit dan Kelamin RSUD Sunan Kalijaga Demak.
A. Keluhan Utama
: Gatal
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh sejak 1 minggu yang lalu gatal-gatal pada siku kanan dan kiri,
leher belakang, bahu kiri serta punggung. pasien mengakui sering menggaruk-garuk gatal
tersebut sehingga kulit tampak kemerahan, dan seperti menebal serta keras. Gatal
semakin dirasakan pada malam hari, sehingga pasien sulit untuk tidur. Gatal akan terasa
berkurang setelah digaruk, namun hanya sementara. Ketika pasien bekerja gatal tidak
begitu terasa. Pasien sudah membeli salep yang dibeli di apotik, namun keluhan tidak
juga berkurang. Tidak ada keluhan lain yang dirasakan pasien. Karena keluhan ini
mengganggu aktivitas dan istirahat, pasien memeriksakan diri ke Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUD Sunan Kalijaga Demak.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat alergi disangkal
Riwayan DM disangkal
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini.
Riwayat penyakit kulit disangkal.
Riwayat alergi disangkal.
E. Riwayat Sosial Ekonomi
2


III.

Pasien berobat menggunakan biaya umum, Kesan ekonomi cukup.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compoamentis
Tekanan Darah
: Tidak dilakukan
Nadi
: dalam batas normal
RR
: dalam batas normal
Suhu
: dalam batas normal
Status Dermatologi
Lokasi
: Kedua siku, leher belakang, bahu kiri, punggung
UKK
: Likenifikasi, plakat hipopigmentasi, plakat eritema, skuama

Gambar 1. Lesi disiku, dengan plakat hipopigmentasi, likenifikasi

Gambar 2. Lesi dipunggung, dengan plakat hipopigmentasi, likenifikasi, dan skuama

Gambar 3. Lesi dileher belakang dan bahu kanan, dengan likenifikasi, plakat eritema
dan skuama
IV.

V.

DIAGNOSA BANDING
a. Neurodermatitis Sirkumskripta (Liken Simplek Kronik)
b. Liken Planus
c. Psoriasis
d. Dermatitis Numularis
DIAGNOSA
NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA (LIKEN SIMPLEK KRONIK)

VI.

PENATALAKSANAAN
- Cream KBL (Klobetasol Propionete) No. I : pagi dan sore
- Klobo 0,05 sal 5 Oint pot 10 g No I : siang dan malam
- Lameson (Metyl prednisolon) 8 mg tab No XV : S.2.d.d. 1 tab
- Alloris (Loratadine) tab No XV : S.1.d.d. 1 tab
- Glisodin (Superoxide Dismutase) tab No XV : S.1.d.d. 1 tab

VII.

PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad sanam
Quo ad fungsional
Quo ad kosmetikam

:
:
:
:

Ad Bonam
Dubia ad Bonam
Ad Bonam
Dubia ad Bonam
4

VIII.

EDUKASI
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita.
Menjelaskan juga bahwa garukan akan memperburuk keadaan penyakitnya,
oleh karena itu harus dihindari. Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan
obat antigatal, atau segera ke dokter untuk mendapatkan terapi topikal yang
sesuai. Yang terpenting adalah lingkaran setan dari gatal-garuk likenifikasi

harus dihentikan.
Hindari juga gigitan serangga.
Hindari stres psikis yang berlebihan
Pasien diminta minum obat harus teratur
Pasien dianjurkan kontrol 7 hari kepada dokter, unttuk melihat perbaikan
kondisi pasien.

IX.

RESUME
Telah dilaporkan kasus Neurodermatitis Sirkumskripta pada seorang laki-laki berumur

33 tahun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa berupa munculnya lesi kulit yang
sangat gatal pada kedua siku, leher belakang, dan punggung, berupa likenifikasi, plakat
hipopigmentas, plakat eritema, dan skuama. Pemeriksaan penunjang Histopatologi tidak
dilakukan karena keterbatasan sarana. Terapi sistemik diberikan adalah Lameson 8 mg tab No
XV : S.2.d.d. 1 tab, Aloris tab No XV : S.1.d.d. 1 tab, Glisodin tab No XV : S.1.d.d. 1 tab.
Untuk terapi topikal Cream KBL (Klobetasol Propionete) No. I dioleskan 2 x sehari pagi dan
sore, Klobo 0,05 sal 5 Oint pot 10 g No I dioleskan 2 x sehari siang dan malam. Prognosis
pada pasien ini cenderung baik, namun dikemudian hari ada kemungkinan muncul penyakit
yang sama.

TINJAUAN PUSTAKA
Neurodermatitis Sirkumskripta (Liken Simplek Kronis)
A. Definisi
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit
tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau
gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik.
Liken simplek kronik merupakan peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai
dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit
batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan
pruritogenik. Kebanyakan lesi hanya pada satu tempat, namun dapat juga dijumpai pada
berbagai tempat.
Nama lain liken simplek kronik adalah neurodermatitis sirkumskripta, istilah yang
pertama kali dipakai oleh Vidal, sehingga disebut juga Liken Vidal.
B. Etiopatogenesis
Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa
likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena adanya
penyakit yang mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma
Hodgkin, hipertiroid, penyakit kulit seperti dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi, gigitan
serangga, dan aspek psikologi dengan tekanan emosi.
Pada prurigo nodularis jumlah eosinofil meningkat. Eosinofil berisi protein X dan
protein kationik yang dapat menimbulkan degranulasi sel mast. Jumlah sel Langerhans juga
bertambah banyak. Saraf yang berisi CGRP (Calcitonin Gene-Related Peptide) dan substansi
P, bahan imunoreaktif, jumlahnya di dermis bertambah pada prurigo nodularis, tetapi tidak
pada neurodermatitis. Substansi P dan CGRP melepaskan histamin dari sel mast yang
selanjutnya akan memicu pruritus. Ekspresi faktor pertumbuhan saraf p75 pada membran sel
Schwann dan sel perineurum meningkat, mungkin ini menghasilkan hiperplasi neural.
Etiologi pasti liken simplek kronik belum diketahui, namun diduga pruritus
memainkan peranan karena pruritus berasal dari pelepasan mediator atau aktivitas enzim
proteolitik. Disebutkan juga bahwa garukan dan gosokan mungkin respon terhadap stres
emosional. Selain itu, faktor-faktor yang dapat menyebabkan liken simplek kronik seperti

pada perokok pasif, dapat juga dari makanan, alergen seperti debu, rambut, makanan, bahanbahan pakaian yang dapat mengiritasi kulit, infeksi dan keadaan berkeringat.
Keadaan ini menimbulkan iritasi kulit dan sensasi gatal sehingga penderita sering
menggaruknnya. Sebagai akibat dari iritasi menahun akan terjadi penebalan kulit. Kulit yang
menebal ini menimbulkan rasa gatal sehingga merangsang penggarukkan yang akan semakin
mempertebal kulit.
Ada berbagai faktor yang mendorong terjadinya rasa gatal pada liken simplek kronis,
tetapi tidak semuanya dimengerti dengan benar. Faktor penyebab dari liken simplek kronik
dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor Eksterna
a) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat berimplikasi dalam
menyebabkan iritasi yang dapat menginduksi gatal. Suhu yang tinggi memudahakn
pasien untuk berkeringat sehingga dapat mencetus terjadinya gatal. Hal ini biasanya
menyebabkan LSK anogenital. Menurut penelitian Ising H, et al, anak yang terekspos
terhadap hasil pembuangan kendaraan bermotor dalam jangka waktu yang lama, dapat
mengakibatkan berbagai penyakit kulit, yang salah satunya adalah LSK.
b) Gigitan serangga
Gigitan serangga dapat menyebabkan reaksi radang dalam tubuh yang mengakibatkan
rasa gatal.
2. Faktor interna
a) Dermatitis Atopik
Asosiasi antara liken simplek kronik dan gangguan atopik telah banyak dilaporkan.
Sekitar 26% hingga 75% pasien dengan dermatitis atopik terkena liken simplek
kronik.
b) Faktor psikologis
Anxietas telah dilaporkan memiliki prevalensi yang tinggi mengakibatkan LKS.
Neurodermatitis adalah istilah lain dari LSK, yang menunjukan peran dari anxietas
atau obsesi sebagai bagian dari proses patologis dari lesi yang berkembang. Dalam
sebuah studi pasien didapatkan bahwa skor depresi pada pasien dengan LSK adalah
tinggi. Kemungkinan apakah faktor emosional ini merupakan akibat sekunder
terhadap penyakit dermatologis awalnya, atau apakah apakah penyakit psikologis ini
merupakan sebab utama dari terubahnya persepsi gatal, masih belum jelas. Telah
dirumuskan bahwa neurotransmiter yang mempengaruhi perasaan, seperti dopamin,
serotonin, atau peptida opioid, memodulasikan persepsi gatal melalui jalur spinal yang

menurun. Gangguan obsesif kompulsif telah dihubungkan dengan perilaku menarik


pada gangguan ini.
c) Litium
Litium telah dihubungkan dengan liken simplek kronik pada satu kasus yang
dilaporkan. LSK terjadi akibat administrasi dari litium dengan bukti dari observasi
dimana LSK membaik setelah penghentian pengobatan dan kambuh ketika
pengobatan dimulai lagi.
d) Dermatitis Kontak
Sebuah studi sederhana mengenai hubungan antara LSK dengan penggunaan gel
rambut yang mengandung PPD (paraphenylenediamine)memperlihatkan perbaikan
dari gejala LSK setelah penggunaan dari gel rambut. Hal ini membuktikan adanya
peran dari dermatitis kontak dan sensitisasi pada liken simpleks kronis.
Liken simplek kronik ditemukan pada regio yang mudah dijangkau tangan untuk
menggaruk. Sensasi gatal memicu keinginan untuk menggaruk atau menggosok yang dapat
mengakibatkan lesi yang bernilai klinis, namun patofisiologi yang mendasarinya masih
belum diketahui.
C. Gejala Klinis
Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat mengganggu tidur.
Rasa gatal memang tidak terus menerus, biasanya pada waktu tidak sibuk, bila muncul sulit
ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk; setelah luka, baru hilang
rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan rasa nyeri).
Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritematosa, sedikit edema, lambat
laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan
ekskoriasi; sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Gambaran
klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya lesi.
Neurodermatitis tidak biasa terjadi pada anak, tetapi pada usia dewasa ke atas; puncak
insiden pada usia antara 30 hingga 50 tahun. Wanita lebih sering menderita daripada pria.
Letak lesi dapat timbul dimana saja, tetapi yang biasa ditemukan adalah di scalp, tengkuk,
samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial,
lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki.
Neurodermatitis di daerah tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita, berupa plak
kecil di tengah tengkuk atau dapat meluas hingga ke scalp. Biasanya skuamanya banyak
menyerupai psoriasis.

Variasi klinis neurodermatitis dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau
korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus
berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, lambat laun
menjadi keras dan berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi). Lesi biasanya multipel; lokalisasi
tersering di ekstremitas; berukuran mulai beberapa milimeter sampai 2 cm.
kita dapat menyimpulkan bahwa dalam pemeriksaan fisik kita dapat menemukan:

Plak eritematosa soliter atau multipel berbatas tegas dengan likenifikasi dan skuama
Perubahan pigmentasi, terutama hiperpigmentasi
Penggarukan yang menyebabkan ekskoriasi
Pertumbuhan tanduk keratin
Gambar 1: Plak dari liken simpleks kronis.

Gambar 2: Liken simpleks

kronis.

Gambar 3: liken
simpleks kronis
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium tidak ada
tehadap yang spesifik untuk liken simplek kronis. Tetapi, studi mengemukakan bahwa 25%
pasien dengan liken simpleks kronis positif terhadap patch test. Pada dermatitis atopik dan
mikosis fungiodes bisa terjadi likenifikasi generalisata, oleh sebab itu merupakan indikasi
dilakukannya patch test. Pada pasien dengan pruritus generalisata yang kronik yang diduga
disebabkan oleh gangguan metabolik dan gangguan hematologi, maka pemeriksaan hitung
darah harus dilakukan, juga dilakukan tes fungsi ginjal dan hati, tiroid, tes kemampuan
pengikatan zat besi, dan foto dada. Kadar immunoglobulin E dapat meningkat pada
neurodermatitis yang atopik, tetapi normal pada neurodermatitis nonatopik. Bisa juga

dilakukan pemeriksaan potassium hidroksida pada pasien liken simpleks genital untuk
mengeliminasi tinea cruris.
Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan histopatologi untuk menegakkan diagnosis liken simpleks kronis
menunjukkan proliferasi dari sel schwann dimana dapat membuat infiltrasi selular yang
cukup besar, serta dapat ditemukan hiperkeratosis dengan area yang parakeratosis, akantosis
dengan pemanjangan rete ridges yang irreguler, hipergranulosis, dan perluasan dari papilo
dermis. Spongiosis dapar ditemukan, tetapi vesikulasi tidak ditemukan. Eksoriasi, dimana
ditemukan garis ulserasi puctata karena adanya jaringan nekrotik bagian superfisial papillary
dermis.
Gambaran histopatologi neurodermatitis berupa ortokeratosis, hipergranulosis,
akantosis denganrete ridges memanjang teratur. Beserbukan sel radang limfosit dan histiosit
di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblas bertambah, kolagen menebal. Pada
prurigo nodularis, akantosis pada bagian tengah lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari
permukaan, sel Schwann berproliferasi, dan terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta
yang menutup sebagian epidermis.

Gambar 4:
hiperkeratosis,hipergranulosis,
parakeratosis stratum korneum.

E. Diagnosis
Diagnosis neurodermatitis didasarkan gambaran klinis, biasanya tidak terlalu sulit.
Namun perlu dipikirkan kemungkinan penyakit kulit lain yang memberikan gejala pruritus,
misalnya liken planus, liken amiloidosis, psoriasis, dan dermatitis atopi.
F. Pengobatan
Secara umum perlu dijelaskan kepada penderita bahwa garukan akan memperburuk
keadaan penyakitnya, oleh karena itu harus dihindari. Untuk mengurangi rasa gatal dapat
diberikan antipruritus, kortikosteroid topikal atau intralesi, produk ter.
Antipruritus dapat berupa antihistamin yang mempunyai efek sedatif (contoh:
hidroksizin, difenhidramin, prometazin) atau tranquilizer. Dapat pula diberikan secara topikal
10

krim doxepin 5% dalam jangka pendek (maksimum 8 hari). Steroid topikal adalah
pengobatan saat ini pilihan karena mereka mengurangi peradangan dan gatal saat bersamaan
pelunakan hiperkeratosis. Kortikosteroid yang dipakai biasanya berpotensi kuat, bila perlu
ditutup dengan penutup impermeable; kalau masih tidak berhasil dapat diberikan secara
suntikan intralesi.
1.

Halcinonide (Halog), preparations: 0.1% ointment, Emollient, cream

2.

Triamcinolone acetonide (Aristocort A), preparations: 0.1% ointment

3.

Betamethasone dipropionate (Diprosone) 0.05% cream

Salep kortikosteroid dapat pula dikombinasi dengan ter yang mempunyai efek
antiinflamasi. Ada pula yang mengobati dengan UVB dan PUVA. Perlu dicari kemungkinan
ada penyakit yang mendasarinya, bila memang ada harus juga diobati.
G. Prognosis
Prognosis bergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang mendasari), dan status
psikologi penderita.

11

DAFTAR PUSTAKA
1. Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007. hal. 1478.
2. Harahap, M. Liken Simplek Kronik in Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. 2000. Jakarta.
(16-17)
3. Siregar RS. Neurodermatitis Sirkumskripta in Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit.
EGC. 2005. Jakarta. (129-131)
4. Mansjoer, Arief. dkk. Neurodermatitis Sirkumskripta in Kapita Selekta Kedokteran.
Media Aesculapius. 2000. Jakarta. (3) (89)
5. Wolff, Klaus. Lichen Simplek Chronic / Prurigo Nodularis in Fitspatrickss
Dermatology In General Medicine. Mc Graw Hill Medical. New York. (7) (160-162).
6. Daili, Emmy S. Sjamsoe. dkk. Liken Simplek in Penyakit Kulit Yang Umum Di
Indonesia. PT. Medical Multimedia Indonesia. Jakarta. (18).

12

Anda mungkin juga menyukai