Anda di halaman 1dari 27

1

LAPORAN KASUS
BLIGHTED OVUM

Oleh
Dr. fitri Ramadhayani Hutagol

Program Dokter Internsip Indonesia


RSUD.H.Damanhuri Barabai

DAFTAR ISI

I.

BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang..3

II.

BAB II
Laporan Kasus..............................................................................................5
BAB III
Analisa Kasus...9

III.
IV.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA


2.1. konsep dasarkehamilan...
.12
2.1.1. pengertian kehamilan.......12
2.1.2. proses kehamilan..12
2.2. perdarahan pada hamil muda
....14
2.2.1 Defenisi..14
2.2.2 Klasifikasi Perdarahan Dalam Kehamilan Muda ..14
2.3. blighted ovum..16
2.3.2 Pengertian...16
2.3.3 Etiologi...17
2.3.4 Patofisiologi...18
2.3.5 manifestasi klinik...19
2.3.6 diagnosis.20
2.3.7 diagnosis banding..21
2.3.8 penatalaksanaan..22
2.3.9 komplikasi post kuretase23
2.3.10 pencegahan.24

IV.

BAB V
Kesimpulan .

...26
V.

Daftar pustaka 27

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi dan
memilikipeluang untuk terjadi pada semua ibu hamil. Komplikasi-komplikasi ini
bila dapat dideteksi lebih awal maka akan dapat ditangani dengan baik. Blighted
ovum atau kehamilan kosong merupakan salah satu komplikasi atau kelainan
dalam kehamilan yang dapat menyebabkan perdarahan dalam kehamilan
trimester dini.
Blighted ovum merupakan suatu kelainan dalam kehamilan di mana
kantong kehamilan tumbuh tanpa disertai pertumbuhan janin, sehingga hanya
kantong kehamilannya yang tumbuh. Seorang wanita yang mengalaminya juga
merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah
pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi
pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan hasilnya positif.
Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted
ovum. Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila
telah melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru
bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter
kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih
jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan
tidak berisi janin. BO ini terjadi sedikitnya 60% dari semua keguguran dari setiap
trimester kehamilan. Namun, karena BO terjadi sangat awal, banyak wanita tidak
menyadarinya.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses
pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus,
penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar

beta HCG serta faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga
dapat menyebabkan blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau
istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.
Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru
ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan
perdarahan. Selain blighted ovum, perut yang membesar seperti hamil, dapat
disebabkan hamil anggur (mola hidatidosa), tumor rahim atau penyakit usus.
Berdasarkan penelitian, keguguran spontan itu sekitar 50 persen
merupakan kehamilan blighted ovum.

BAB II
LAPORAN KASUS / STATUS ORANG SAKIT
I.

Anamnesa pribadi os

II.

Nama
:Ny. Yulianty binti amri
Usia
:07-06-1989/27 tahun
Alamat
: Ds.putat basiun RT.01 Kec.awayan Kab.balangan
Pekerjaan
: Guru
Pendidikan
: S1
Agama
: Islam
Tanggal masuk: 18 juli 2016
No.RM
: 034814
Anamnesa mengenai penykit os
Keluhan utama: keluar flek darah sejak 5 hari SMRS.

RPS: Pasien G2P1A0 UK=11minggu dengan pendarahan dari


jalan lahir sejak 5 HSMRS. Awalnya flek berwarna merah segar
dengan sedikit gumpalan, kemudian berwarna kecoklatan. Pasien
merasa perut kenceng-kenceng seperti diremas-remas. Perdarahan
yang keluar di rasa tidak banyak, berupa flek-flek dan disertai
nyeri perut bagian bawah, selain itu pasien juga merasakan mualmual terutama pagi hari.

Riwayat penyakit dahulu

: Pasien tidak pernah mengalami penyakit

serupa sebelumnya

Riwayat penyakit keluarga : Riwayat asma(-)


DM (-)
penyakit jantung (-)
Hipertensi (-)

Riwayat obstetri
G2P1A0 UK :11 minggu
Hpht ; 20 maret 2016
Ttp

; 27 desember 2016

Anak 1 : perempuan, 3 tahun, 2,8 kg, normal di bidan

Anak 2 : hamil ini

Pemeriksaan fisik
Kondisi Umum
Sensorium
Vital Sign

III.

: baik
:composmentis, tidak tampak anemis
:
TD : 100/80 mmHg RR : 24 x/menit
HR : 80 x/menit
T : 37C

a. Kepala
Mata : CA (-/-), SI (-/-), pupil isokor (-/-)
Hidung: dalam batas normal
Telinga: dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
b. Leher
Pemebesaran KGB (-)
c. Thoraks
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: simetris fusiformis, retraksi (-)


: stem fremitus kanan = kiri
: sonor di kedua lapangan paru
: vesikuler

d. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: simetris
: soepel, hepar/lien tidak teraba, nyeri tekan (+)
: timpani
: peristaltik (+) normal

e. Status Ginekologi
Pemeriksaan Luar :
Inspeksi : sikatrik (-), tanda radang (-), dinding perut datar,
terdapat perdarahan pervaginam
Palpasi : supel (+), nyeri tekan (+), TFU belum dapat diukur
Pemeriksaan Dalam :
V/V baik, dinding vagina licin, servix teraba tebal, tidak ada
pembukaan, sarung tangan lendir darah (+)
IV.

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:

Tidak dilakukan

USG:

Kesan USG: VU terisi penuh, Gestational Sac (+) ~ UK 10-11 minggu,


fetal pole (-), kesan Blighted Ovum
V.
VI.

VII.

Diagnosa kerja
G2P1A0 + 10-11 minggu + Blighted ovum
Therapy
Persiapan D&C
IVFD RL 20tpm
Gastrul tab/vaginam/6jam
Inj.diazepam 1amp
Inj.sulfasatropin 1 amp
Inj.pethidine amp
Inj.oxytocin 1 amp

FOLLOW UP
Tanggal
18/7/2016

SOAP

Therapi
S: nyeri setelah
kuretase

IVFD RL 20TPM
Inj.methilergometri

O: ku: baik
sense:
komposmentis
Td:110/80mmhg
Hr:80x/i
Rr:20x/I
T:37,0c
Status lokalisata
Vulva/vagina :
baik,bersih,oedem()
Perdarahan: (-)
A:Blighted ovum
post kuretase H1
19/7/2016

S:pasien boleh
pulang
O:ku:baik
sense:komposmenti
s
Td:110/80mmhg
Hr:80x/i
Rr:20x/I
T:37,0c
Status lokalisata
Vulva/vagina :
baik,bersih,oedem()
Perdarahan: (-)
A:Blighted ovum
post kuretase H2

BAB III
ANALISA KASUS

n 1amp
Inj. Ceftriaxon 1
gr/12j/IV
Inj.antalgin
1amp/12j/iv
Inj.ranitidine
1amp/12j/iv

Aff infus
Amoxcicillin 500
mg 2 x 1
Metilergometrin
3x1
Asam mefenamat
3x1

Pada kasus ini, perempuan berusia 27 tahun datang ke POLI RSUD. H.


DAMANHURI BARABAI. Berdasarkan anamnesa, dan setelah dilakukan
pemeriksaan fisik, didapatkan :

Keluhan utama os dengan keluar flek darah sejak 5 hari


Awalnya flek berwarna merah segar dengan sedikit gumpalan, kemudian

berwarna kecoklatan.
Perut seperti di remas-remas
Mual mual terutama pagi hari

Berdasarkan anamnesa terhadap os menceritakan bahwa dia mengalami


perdarahan dari jalan lahir sejak 5 hari SMRS. Perdarahan berupa flek berwarna
merah segar dengan sedikit gumpalan, kemudian berwarna kecoklatan. Pasien
merasa perut kencang kencang seperti di remas remas. Perdarahan yang keluar
di rasa tidak banyak, berupa flek flek dan di sertai nyeri perut bagian bawah,
selain itu pasien juga merasakan mual mual terutama pagi hari. Dari anamnesa,
pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa pada kehamilan sebelumnya. Dari
teori yang terdapat dari Buku ilmu ginekologi & obstetric, beberapa penyebab dari
terjadinya blighted ovum adalah :

Kelainan kromosom
Infeksi TORCH, rubella, streptokokkus
Kualitas ovum dan sperma
imunologi
Kadar beta HCG rendah
DM

Berikut adalah hasil USG :

10

Pada hasil USG di atas di dapatkan kesimpulan VU terisi penuh, Gestational


Sac (+) ~ UK 10-11 minggu, fetal pole (-), kesan Blighted Ovum
Blighted ovum dapat segera terdeteksi segera pada pemeriksaan ultrasonografi
pada minggu 6, karena tidak tampaknya fetus. Pada usia 7 minggu dipastikan
tidak ada fetus. Pencitraan USG dapat dilakukan transabdominal maupun
transvaginal, namun cara yang kedua lebih akurat pada usia kehamilan yang
sangat dini.
Pada usia 8 dan 9 minggu, jika perhitungan HPHT tepat, detak jantung bayi atau
pulsasi sudah dapat terdeteksi. Kantung gestasi mulai tampak pada pertengahan
minggu ke 4, dan yolk sac normalnya tampak pada minggu 5. Sehingga, embrio
dapat terlihat jelas mulai pertengahan minggu 5 pada pemeriksaan USG
tranvaginal.

Pasien di diagnose mengalami blighted ovum. Penatalaksanaan tindakan yang di


lakukan adalah D&C (dilatation & curettage), terapi medikamentosanya adalah :

11

IVFD RL 20tpm

Gastrul tab/vaginam/6jam

Inj.diazepam 1amp

Inj.sulfasatropin 1 amp

Inj.pethidine amp

Inj.oxytocin 1 amp

Penegakkan diagnosis dilakukan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjamg. Dari anamnesa pasien dia mengalami perdarahan dari
jalan lahir sejak 5 hari SMRS. Perdarahan berupa flek berwarna merah segar
dengan sedikit gumpalan, kemudian berwarna kecoklatan. Pasien merasa perut
kencang kencang seperti di remas remas. Perdarahan yang keluar di rasa tidak
banyak, berupa flek flek dan di sertai nyeri perut bagian bawah, selain itu pasien
juga merasakan mual mual terutama pagi hari. Dari anamnesa, pasien tidak
pernah mengalami keluhan serupa pada kehamilan sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik ginekologi didapatkanperdarahan pervaginam, V/V baik,
dinding vagina licin, servix teraba tebal, tidak ada pembukaan, sarung tangan
lender darah (+).
Pada pemeriksaan USG didapatkan VU terisi penuh, Gestational Sac (+) ~ UK
10-11 minggu, fetal pole (-), kesan Blighted Ovum

BAB IV

12

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya janin dengan
lama kehamilan 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir.
2.1.2 Proses Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri
dari:
1. Ovulasi Adalah pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang
kompleks selama masa subur yang berlangsung 20 35 tahun hanya 420
buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.
2. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum Proses pembentukan spermatozoa
merupakan proses yang kompleks.
- Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus
- Menjadi spermatosit pertama
- Menjadi spermatosit kedua
- Menjadi spermatit
- Akhirnya spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang
kompleks dari panca indra, hipotalamus, dan sel interstitial sehingga
spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seks
ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 60 juta
spermatozoa setiap cc. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan
hanya beberatus yang mencapai tuba fallopii, sementara yang masuk ke
dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama 3 hari, sehingga cukup waktu
untuk mengadakan konsepsi.
3. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot Pertemuan inti ovum dengan inti
spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot.
4. Terjadi nidasi (implantasi) pada uterus Nidasi adalah masuknya atau
tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium nidasi biasanya terjadi
setelah 7 hari dari proses konsepsi dimana zigot tersebut akan mencari tempat
yang subur di rahim untuk melakukan nidasi. Tempat nidasi biasanya bagian
fundus uteri di dinding depan atau belakang.

13

5.

Pertumbuhan plasenta Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang


dibagi atas :
a. Desidua basalis : yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding rahim,
disinilah plasenta terbentuk.
b. Desidua kapsularis : yang meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim
yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vera karena obliterasi.
c. Desidua vera (parietalis) : yang meliputi lapisan dalam dinding rahim
lainnya.

6. Pertumbuhan dan perkembangan janin Perubahan-perubahan dan


organogenesis yang terjadi pada berbagai periode kehamilan :
a. Umur kehamilan 4 minggu
b. Panjang fetus 7,5 10 mm, rundimental mata, telinga dan hidung,
kepalanya dari seluruh mudiqah. Saluran yang akan menjadi jantung
terbentuk dan sudah berdenyut. Dasar-dasar traktur digertivus sudah
nampak, permulaan kaki dan tangan berbentuk tonjolan. Umur kehamilan
8 minggu Panjang fetus 2,5 cm, hidung, telinga, jari, kepala fleksi ke
dada, mukanya sudah jelas berbentuk muka manusia dan sudah
mempunyai lengan dan tungkai dengan jari tangan. Alat kelamin sudah
nampak, walau belum dapat ditentukan jenisnya.
c. Umur kehamilan 12 minggu Panjang fetus 9 cm, daun kuping lebih jelas,
kelopak mata melekat, leher mulai terbentuk, alat kandungan luar
terbentuk namun belum terdeferensiasi. Sudah ada pusat-pusat
pertulangan, kuku sudah ada, ginjal sudah terbentuk sedikit air seni.
d. Umur kehamilan 16 minggu Panjang fetus 16 18 cm, genetalia eksterna
terbentuk dan dapat dikenal kulit merah tipis dibubuhi rambut halus
(lanugo). Pergerakan anak mungkin sudah dapat dirasakan oleh ibu.
e. Umur kehamilan 20 minggu Panjang fetus 25 cm, kulit lebih tebal, rambut
mulai tumbuh di kepala, bunyi jantung sudah dapat didengar.
f. Umur kehamilan 24 minggu Panjang fetus 30 32 cm, kedua kelopak
mata tumbuh alis dan bulu mata, kulit keriput, kepala besar. Bila lahir
dapat bernafas tetapi hanya bertahan hidup beberapa jam saja.
g. Umur kehamilan 28 minggu Panjang fetus 35 cm, kulit berwarna
kemerahan ditutupi verniks caseosa, bila lahir dapat bernafas, menangis
pelan dan lemah, bayi imatur.
h. Umur kehamilan 32 minggu
i. Panjang fetus 40 42 cm, kulit merah dan keriput. Bila lahir kelihatan
seperti orang tua kecil. Umur kehamilan 36 minggu Panjang fetus 46 cm,
muka berseri, tidak keriput, bayi prematur.
j. Umur kehamilan 40 minggu Panjang fetus 50 55 cm, bayi cukup bulan,
kulit licin, verniks caseosa banyak, rambut kepala tumbuh baik, pada bayi

14

laki-laki testis sudah turun skrotum, sedangkan pada wanita labia mayora
berkembang baik.
2.2 Perdarahan Pada Hamil Muda
2.2.1 Definisi
Perdarahan merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi dalam
kehamilan. Perdarahan terjadi saat kehamilan muda dan saat usia kehamilan
mencapai trimester III yang disebut dengan perdarahan antepartum. Sedangkan
untuk perdarahan pada kehamilan muda didefinisikan dengan berbagai istilah
sesuai dengan batasan-batasannya. Perdarahan akan mengakibatkan kegagalan
dalam suatu kehamilan.
2.2.2

Klasifikasi Perdarahan Dalam Kehamilan Muda

1. Abortus
a. Pengertian Abortus
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi dimana janin belum
mampu hidup diluar kandungan, dengan batasan umur kehamilan kurang dari 20
minggu dan berat janin kurang dari 500gram.
b. Etiologi
Penyebab terbanyak abortus spontan yaitu produk hasil konsepsi yang
abnormal, 10% hasil konsepsi mempunyai kelainan kromosom dan akan gugur.
Gangguan utama embryogenesis seperti kegagalan janin untuk berkembang atau
adanya detek tuba neuralis. Penyebab bersifat campuran genetik dan lingkungan
(multifaktorial). Sedangkan faktor-faktor lain antara lain infeksi, kelainan
endokrin seperti kegagalan korpus luteum, dan kelainan trakus genetalis.

2. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik merupakan implantasi ovum yang telah dibuahi di luar
kavum uteri. Kehamilan ektopik 93% berimplantasi pada tuba, biasanya disertai
nyeri abdomen, dengan atau tanpa perdarahan pervaginam. Kerusakan pada

15

bagian mukosa tuba dan fimbria merupakan kurang lebih separuh dari penyebab
kehamilan tuba. Penatalaksanaan dari kehamilan ektopik yaitu dengan dilakukan
pembedahan untuk mengeluarkan hasil konsepsi yaitu dengan laparaskopi atau
laparatomi. Yang kemudian dilanjutkan dengan penatalaksanaan suportif yaitu
pemberian antibiotik spektrum luas untuk infeksi dan pemberian terapi besi baik
secara oral maupun IM (Intra Muscular).

3. Mola hidatidosa
Mola hidatidosa merupakan jinak dari penyakit trofoblas gestasional yang
menunjukkan hasil konsepsi tanpa fetus yang intak, adanya edema villi khorealis,
hiperplasia trofoblas, terdapat disintegrasi dan hilangnya pembuluh darah atau
evaskuler dari villi. Tanda dan gejala yang timbul yaitu uterus membesar lebih
cepat dari usia kehamilan, klien mengeluh mual dan muntah, sering terjadi
perdarahan pervaginam yang disertai dengan pengeluaran gelembung villus.

16

4. Kehamilan anembrionik (blighted ovum)


Kehamilan anembrionik merupakan suatu keadaan dimana tidak ada
perkembangan embrio di dalam kandungan ketika kantung gestasi memiliki ratarata 20 mm.
2.3 BLIGHTED OVUM
2.3.1 Pengertian
Blighted ovum disebut juga kehamilan anembrionik merupakan suatu keadaan
kehamilan patologi dimana janin tidak terbentuk. Dalam kasus ini kantong
kehamilan tetap terbentuk. Selain janin tidak terbentuk, kantong kuning telur juga
tidak terbentuk. Kehamilan ini akan terus dapat berkembang meskipun tanpa ada
janin di dalamnya. Blighted ovum ini biasanya pada usia kehamilan 14-16 minggu
akan terjadi abortus spontan.
Blighted ovum merupakan kehamilan dimana kantung gestasi memiliki diameter
katung lebih dari 20 mm akan tetapi tanpa embrio. Tidak dijumpai pula adanya
denyut jantung janin. Blighted ovum cenderung mengarah pada keguguran yang

17

tidak terdeteksi . Blighted ovum adalah kehamilan di mana sel berkembang


membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak ada embrio di dalamnya. Telur
dibuahi dan menempel ke dinding uterin, tetapi embrio tidak berkembang. Dalam
pemeriksaan urin diperoleh hasil positif hamil. Hasil pembuahan akan terjadi
keguguran saat trimester pertama kehamilan.

Dapat disimpulkan Blighted Ovum (BO) merupakan kehamilan tanpa embrio.


Dalam kehamilan ini kantung ketuban dan plasenta tetap terbentuk dan
berkembang, akan tetapi tidak ada perkembangan janin di dalamnya (kosong).
Kehamilan ini akan berkembang seperti kehamilan biasa seperti uterus akan
membesar meskipun tanpa ada janin di dalamnya.
2.3.2

Etiologi

a. Hampir 60% kehamilan kosong disebabkan adanya kelainan


kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sel sperma.
b. Meskipun prosentasenya tidak terlalu besar, infeksi rubella, infeksi
TORCH, kelainan imunologi, dan sakit kencing manis/diabetes melitus
yang tidak terkontrol. Pada ibu hamil dapat menjadi menyebabkan
terjadinya kehamilan kosong.
c. Kian tua usia istri dan suami serta semakin banyak jumlah anak yang
dimiliki juga dapat memperbesar peluang terjadinya kehamilan
kosong.
d. Kadang-kadang Blighted Ovum disebabkan rendahnya kadar hormone
dalam tubuh, akan tetapi penyebab utama kondisi ini nampaknya

18

karena faktor kromosom. Blighted Ovum terjadi ketika kromosom


kromosom yang membentuk janin rusak atau terganggu,
mengakibatkan kerusakan genetik yang parah. Kemudian tubuh anda
mengenali abnormalitas kromosom ini dan secara alami berusaha
untuk mengakhiri kehamilan.
2.3.3 Patofisiologi
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun
akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat
berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun
demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan
hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan
memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan
bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang
menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual,
muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes
kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar
hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai
hormon kehamilan.
Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted
ovum. Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila
telah melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru
bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter
kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih
jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan
tidak berisi janin.
Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru
ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan
perdarahan. Selain blighted ovum, perut yang membesar seperti hamil, dapat
disebabkan hamil anggur (mola hidatidosa), tumor rahim atau penyakit usus.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses
pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus,
penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar

19

beta HCG serta faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga
dapat menyebabkan blighted ovum. Resiko juga meningkat bila usia suami atau
istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah
mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa
untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika
karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini tidak berulang. Jika
penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak
dapat hamil sungguhan.
Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa
tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita
yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula
darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun,
menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan
kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.
Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap dibuahi bertemu sperma.
Namun dengan berbagai penyebab (diantaranya kualitas telur/sperma yang buruk
atau terdapat infeksi torch), maka unsur janin tidak berkembang sama sekali. Hasil
konsepsi ini akan tetap tertanam didalam rahim lalu rahim yang berisi hasil
konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung telur dan otak sebagai
pemberitahuan bahawa sudah terdapat hasil konsepsi didalam rahim. Hormon
yang dikirimkan oleh hasil konsepsi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala
kehamilan seperti mual, muntah dan lainya yang lazim dialami ibu hamil pada
umumnya.
2.3.4 Manifestasi klinik
Menurut (Sanders, 2007), beberapa tanda dan gejala blighted ovum
meliputi:
1.Pada awalnya pemeriksaan awal tes kehamilan menunjukkan hasil positif.
Wanita merasakan gejala - gejala hamil, seperti mudah lelah, merasa ada yang lain
padapayudara atau mual - mual.

20

2.Hasil pemeriksaan USG saat usia kehamilan lebih dari 8 minggu rahim masih
kosong.
3.Meskipun tidak ada perkembangan embrio, tetapi kadar HCG akan terus
diproduksi oleh trofoblas di kantong.
4.keluar bercak perdarahan dari vagina.
2.3.5 Diagnosis
Diagnosis blighted ovum di tegakkan berdasarkan :
1.

Anamnesis

Terlambat haid
Perdarahan pervagina yang berwarna coklat kemerah-

merahan
Nyeri perut bagian bawah
Tanda-tanda hamil muda ( mual-muntah, mengidam,
payudara yang membesar,tidak tahan bau-bauan dll)

2.

Pemeriksaan Fisik
@. Inspeksi

Tampak darah keluar dari vagina


Kelihatan anemis bila perdarahan sudah banyak

@. Inspekulo
Tampak darah keluar dari rahim bukan dari kelainan
servik atau yang lain.
@. Palpasi Abdomen
Nyeri abdomen bagian bawah
Fundus uteri tidak teraba
3.

Pemeriksaan Penunjang
@.USG

Tampak kantong kehamilan


Tidak tampak bagian-bagian janin

21

Bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat
itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter
sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya
kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis
kehamilan anembriogenik dapat ditegakkan pada kantong gestasi yang
berdiameter sedikitnya 30 mm, tidak dijumpai adanya strukturmudigah
dan kantong kuning telur.
@. Laboratorium

Leukosit normal dan kadang-kadang tinggi


Hemoglobin normal dan kadang-kadang rendah

kalau pendaran sudah banyak


Hematokrit normal
Trombosit normal
Protein urin negative
Planotest positif

Diagnosa pasti ditegakkan berdasarkan hasil USG

22

2.3.6 Diagnosa Banding


1.KET
2.Abortus
3.Mola Hidatidosa

Plano test
Perdarahan

BO
+

KET
+/-

Abortus
+

pervagina
m

Mola Hidatidosa
+
Ada berupa buah
anggur atau mata

Ada
Coklat

Ada

Ada

kemerah-

ikan
Coklat spt bumbu

Warna
Nyeri

merahan

Merah kehitaman
Ada biasanya sebelah

Merah segar

rujak

abdomen
Tanda-

Ada

kiri atau kanan

ada

Ada

muda
Terlambat

Ada

Ada

Ada

Ada

haid

Ada

Ada
Tampak kantong

Ada

Ada

tanda hamil

Tampak
kantong
kehamilan
tapi janin
USG

kosong

kehamilan dan
bagian-bagian janin
diluar cavum uteri
bahkan kadangkadang tampak
denyut jantung janin

Tampak sisa
kantong
kehamilan tidak
utuh lagi dan
Tampak sisa
plasenta

Tampak
bayangan seperti
badai salju

23

2.3.7 Penatalaksanaan
Jika diagnosa Blighted Ovum sudah ditegakkan maka penanganannya
adalah
1 .Pemberian cairan seperti ringer laktat
2. Kurretage
Keadaan janin gagal tumbuh biasanya akan menimbulkan keguguran
spontan tapi walaupun begitu kurretage perlu dilakukan juga. Tindakan ini
bermanfaat untuk menghindari perdarahan atau infeksi
3.Terapi post kurretage
Antibiotik
Analgetrik
Anti pendarahan
Vitamin
4. Tranfusi jika hemoglobin rendah
5. Istirahat yang cukup
Hal-hal yang perlu diperhatikan jika seseorang merencanakan kehamilan
Hentikan segala kegiatan yang kurang baik apabila Ibu ingin hamil.
Hindari merokok, obat-obatan terlarang, dan alkohol (termasuk
suami)
Hindari juga konsumsi obat-obatan termasuk yang dijual bebas
mengkonsumsi vitamin B dalam jumlah cukup dan asam folat agar
dapat mengurangi risiko gangguan perkembangan otak embrio.

24

2.3.8 Komplikasi post kuretase


1.Robekan serviks yang disebabkan oleh tenakulum.
Penanganan :
Jika terjadi perdarahan, serviks yang robek dijahit kembali untuk
menghentikan perdarahan.
2.Perforasi yang disebabkan oleh sonde uterus, abortus tank, dan alat
kuretnya.
Penanganan:
Hentikan tindakan dan konsultasi dengan bagian bedah bila ada indikasi
untuk dilakukan laparatomi.
3.Perdarahan post kuretase yang disebabkan oleh atonia uteri, trauma dan
sisa hasil konsepsi perdarahan memanjang.
Penanganan;
Profilaksis dengan pemberian uterotonika, konsultasi dengan bagian bedah
dan kuretase ulang.Profilaksis menggunakan metergin dengan dosis Oral 0,2 0,4mg, 2- 4 kali sehari selama 2 hari dan IV/IM 0,2mg, IM boleh diulang 24jam
bila perdarahan hebat. Jika terjadi atonia uteri dilakukan penanganan atonia uteri
yaitu memposisikan pasien Trendelenburg , memberikan oksigen dan merangsang
kontraksi uterus dengan cara masase fundus uteri dan merangsang putting susu,
memberikan oksitosin, kompresi bimanual ekternal, kompresi bimanual internal
dan kompresi aorta abdominalis. Jika semua tindakan gagal, lakukan tindakan
operatif laparatomi dengan pilihan bedah konservatif (mempertahankan uterus)
atau dengan histerektomi.
4. Infeksi post tindakan ditandai dengan demam dan tanda infeksi lainnya
Penanganan
Berikan profilaksis dengan pemberian uterotonika.
Profilaksis menggunakan metergin dengan dosis Oral 0,2 - 0,4mg, 2-4 kali sehari
selama 2 hari dan IV/IM 0,2 mg, IM boleh diulang 2 4jam bila perdarahan
hebat.
2.3.9 Pencegahan

25

Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa


pasangan seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran
berulang di awal kehamilan. Blighted ovum sering merupakan kejadian satu kali,
dan jarang terjadi lebih dari satu kali pada wanita.
Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan
beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella
pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu,
dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di
atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik,
memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.

26

BAB V
KESIMPULAN
Pasien atas nama ny.yulianti binti amri 27 tahun datang ke
RSUD.H.DAMANHURI BARABAI pada tanggal 18 juli 2016 datang dengan
keluhan G1P0A0 keluar flek darah dari jalan lahir yang sudah 5 hari dikeluhkan,
Awalnya flek berwarna merah segar dengan sedikit gumpalan, kemudian berwarna
kecoklatan. Pasien merasa perut kenceng-kenceng seperti diremas-remas.
Perdarahan yang keluar di rasa tidak banyak, berupa flek-flek dan disertai nyeri
perut bagian bawah, selain itu pasien juga merasakan mual-mual terutama pagi
hari.

Riwayat penyakit dahulu

: Pasien tidak pernah mengalami penyakit

serupa sebelumnya

Riwayat penyakit keluarga : Riwayat asma(-)


DM (-)
penyakit jantung (-)
Hipertensi (-)

Riwayat obstetri
G2P1A0 UK :11 minggu
Hpht ; 20 maret 2016
Ttp

; 27 desember 2016

Anak 1 : perempuan, 3 tahun, 2,8 kg, normal di bidan

Anak 2 : hamil ini

Status ginekologi :
V/U tenang, dinding vagina licin, servix teraba tebal, tidak ada pembukaan,
sarung tangan lendir darah (-).
Hasil usg :
VU terisi penuh, Gestational Sac (+) ~ UK 10-11 minggu, fetal pole (-),
kesan Blighted Ovum

27

DAFTAR PUSTAKA
Anne Jackson Bracket. 2006. Blighted Ovum / Anembryonic Pregnancy.
http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted
%20ovum.pdf
Alan H., et al. 2006. Blighted Ovum. Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis &TreatmentNinth Ed DeCherney. Error! Hyperlink reference not valid.
Ade H., 2012. Blighted Ovum. Diunduh tanggal 13 Juni 2014.
http://www.scribd.com/doc/85916142/Blighted-Ovum
Dewi, F.P. 2012. Blighted ovum. Diunduh tanggal 11 juli 2014
http://www.scribd.com/doc/85916142/Blighted-Ovum

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Ajaran Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Mansjoer, Arif Dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta :
Media Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai