Anda di halaman 1dari 8

JOURNAL READING

Oral Aqueous Green Tea Extract and Acne Vulgaris : A Placebo-Controlled


Study
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kepaniteraan Di Stase
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soedono Madiun

Disusun oleh:
Muhamad Sofan Dhani / 09711352

Pembimbing:
dr. Rahajeng Musy, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
RSUD DR. SOEDONO MADIUN
2015

JOURNAL READING

Oral Aqueous Green Tea Extract and Acne Vulgaris : A Placebo-Controlled


Study

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kepaniteraan Di Stase


Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soedono Madiun

Oleh :

Muhamad Sofan Dhani / 09711352

Telah dipresentasikan tanggal :

Dokter Pembimbing/ penguji


dr. Rahajeng Musy, Sp.KK

IDENTITAS JURNAL
Judul Jurnal

: Ekstrak Teh Hijau Oral dan Akne Vulgaris : Sebuah Penelitian PlaseboKontrol

Penulis

: Jaclyn M. Forest dan Naser Rafikhah

Penerbit

: Asian Journal of Clinical Nutrition

Tahun Terbit

: 2014

Ekstrak Teh Hijau Oral dan Akne Vulgaris : Sebuah Penelitian Plasebo-Kontrol
ABSTRAK
Teh hijau adalah sebuah tanaman kuno yang merupakan obat herbal terkenal. Akhir-akhir
ini teh hijau telah berhasil digunakan sebagaipreparat topical pada pasien akne. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui efektifitas ektrak teh hijau oral pada kelompok pasien penderita
akne vulgaris ringan-sedang. Pada penelitian randomized control, double-blind, placebo-kontrol
ini, sebanyak 34 peserta dengan akne vulgaris ringan-sedang dibagi secara acak menjadi 2
kelompok dengan usia dan jenis kelamin campuran, menerima 3 kapsul yang mengandung cairan
ekstrak the hijau sebanyak 500mg (kelompok kasus, n=18), dan placebo (kelompok control,
n=16) tiga kali sehari selama 30 hari berturut-turut. Perhitungan lesi pada akne wajah
noninflamasi, inflamasi, dan total (campuran) dicatat pada awal penelitian, minggu kedua, dan
hari ke-30 oleh observer yang tidak mengetahui pengelompokan pasien. Pada kelompok kasus,
terdapat 9 laki-laki (50%) dan 9 perempuan (50%) dengan rerata usia 14,3 +- 1,8 tahun (12-17
tahun). Pada kelompok control, terdapat 11 laki-laki (68,8%) dan 5 perempuan (31,3%) dengan
rerata usia 13,4 +- 1,3 tahun (12-16 tahun). Rerata jumlah lesi akne inflamasi dan total menurun
secara signifikan pada kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok control (p=0,001 dan
0,01). Perbedaan serupa tidak ditemukan pada lesi non-inflamasi (p=0,33). Penelitian ini
menunjukkan bahwa cairan oral ekstrak teh hijau efektif melawan lesi akne pada pasien dengan
derajat akne ringan-sedang.
Kata kunci : Akne vulgaris, teh hijau, lesi wajah

INTRODUKSI
Akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang sangat sering dijumpai, terutama pada usia
remaja dan dewasa muda. Sekarang, terdapt banyak pengobatan topical dan sistemik yang dapat
digunakan untuk mengobati gangguan kulit ini. Disamping tingginya efektifitas pengobatan ini

dalam banyak kasus, namun terdapat juga beberapa komplikasi yang menyertai sehingga
mendorong ilmuwan untuk mencari produk obat yang lebih natural, terutama pengobatan herbal.
Teh hijau telah dikonsumsi secara luas di seluruh dunia. Teh Hijau adalah ekstrak nonfermentasi dari daun kering Camellia sinensis , yang dipercaya berhubungan dengan berbagai
macam efek pengobatan seperti anti-mikroba, anti-tumor, anti-inflamasi, anti-oksidan, dan
bahkan anti-penuaan.
Beberapa penelitian in vitro telah menunjukkan efektivitas teh hjau melawan akne
vulgaris. Beberapa penulis juga melaporkan efektivitas preparat teh hijau topical untuk pasien
ini. Namun, belum ada penelitian yang menunjukkan efektivitas ekstrak teh hijau oral dalam
melawan akne vulgaris. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek terapetik ekstrak teh
hijau oral pada pasien dengan akne vulgaris ringan-sedang.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan dengan metode randomized-control, patient-blind, placebokontrol, dengan jumlah total peserta sebanyak 40 remaja dan dewasa muda dengan akne vulgaris
ringan-sedang yang direkrut dari klinik pribadi antara bulan Maret 2014 hingga Juli 2014.
Pasien akne vulgaris sekunder dengan etiologi yang diketahui, wanita hamil, pasien
dengan penyakit kulit penyerta lain di wajah dan pasien yang menggunakan terapi anti-akne
dalam kurun waktu 3 bulan sebelum perekrutan tidak dimasukkan dalam penelitian.
Sebuah sampel serbuk (250 g) daun teh hijau (Camellia sinensis) kering diperoleh dari
pasar lokal dan direbus secara perlahan dalam 1000 ml air suling, disaring dan dikonsentrasikan
dengan menggunakan evaporator vakum putar standar. Kapsul gelatin kemudian di isi dengan
500 mg ekstrak teh hijau tadi. Kapsul yang sama juga di isi dengan laktosa dan disajikan sebagai
placebo. Pasien secara acak diberikan 40 kemasan berisi 90 kapsul (obat atau plasebo) dan
diminta untuk mengonsumsi 3 kapsul sehari selama satu bulan (30 hari).
Lesi akne wajah noninflamasi, inflamasi, dan total kemudian dihitung pada awal
penelitan, minggu kedua, dan akhir penelitian. Pasien tidak diperbolehkan menggunakan
pengobatan akne lain selama periode penelitian. Delapan belas pasien pada kelompok kasus dan
16 pasien pada kelompok control menyelesaikan penelitian ini.

Analisis statistic : Software SPSS versi 16,0 digunakan pada penelitian ini. Tes statistic
menggunakan uji chi-square independen sampel t-tes dan Pengukuran Analisis Berulang (RMA).
Nilai p<=0,05 dipertimbangkan sebagai signifikan.
HASIL
Pada kelompok kasus, terdapat 9 laki-laki (50%) dan 9 perempuan (50%) dengan rerata
usia 14,3 +- 1,8 tahun (12-17 tahun). Pada kelompok control, terdapat 11 laki-laki (68,8%) dan 5
perempuan (31,3%) dengan rerata usia 13,4 +- 1,3 tahun (12-16 tahun). Rerata durasi penyakit
1,8 +- 0,6 tahun (rentang 1-3 tahun) pada kelompok kasus dan 1,9 +-0,7 tahun (rentang 1-3
tahun) pada kelompok control (p=0,86). Rerata jumlah lesi akne wajah pada kedua kelompok
ditunjukkan pada table 1.
Perubahan pada jumlah lesi ditunjukkan pada table 1. Berdasarkan hasil dari RMA,
perubahan rerata jumlah lesi noninflamasi selama periode penelitian pada table 1 serupa pada
kedua kelompok (p=0,33).
Sebaliknya, rerata jumlah lesi inflamasi dan total menurun secara signifikan pada
kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok control (p=0,001 dan 0,01). Tidak ada laporan
komplikasi atau efek samping yang signifikan pada pasien kelompok kasus.

DISKUSI
Pada penelitian ini, efek anti-akne pada ekstrak teh hijau oral dinilai pada kelompok yang
menderita akne vulgaris derajat ringan-sedang. Berdasarkan penemuan ini, meskipun konsumsi
ekstrak teh hijau oral tidak memiliki efek signifikan pada jumlah lesi noninflamasi, namun
terdapat penurunan signifikan pada jumlah lesi inflamasi dan total dibandingkan dengan
kelompok control. Efek teh hijau pada lesi akne vulgaris bukan merupakan hal baru dan sudah
terdapat pada beberapa literature.
Pada penelitian yang dilakukan Elsaie et al (2009), efektifitas losion teh hijau 2% telah
diketahui pada pasien dengan akne vulgaris ringan-sedang. Sesuai dengan penemuan pada

penelitian ini, penelitian tersebut menunjukkan bahwa losion juga efektif dalam melawan lesi
akne.
Yoon et al (2013) juga menunjukkan bahwa EGCG, sebuah poliphenol utama pada teh
hijau efektik melawan lesi akne vulgaris dalam penelitian randomized control selama 8 minggu.
Efek anti-akne pada teh hijau kemungkinan berhubungan dengan efek anti-bakterial, antioksidan, dan anti-inflamasi pada tanaman ini.
Lee et al (2009) menunjukkan bahwa ekstrak teh hijau secara aktif melawan
propionibacterium acne, kemungkinan karena terdapatnya karbohidrat khusus dengan efek antimikrobial. Efek anti-mikrobial pada ekstrak teh hijau juga telah dikonfirmasi pada penelitian lain
(Taylor et al,2005 ; Jung et al,2012; Yoon et al,2013; Fisk et al, 2014).
Sebagai tambahan, Mahmood et al, (2010) melaporkan bahwa teh hijaumenurunkan
produksi sebum, factor yang penting pada perkembangan lesi akne. Efek anti sebum dipercaya
diperoleh dari gallates dan asam alfa-linoleic pada tanaman ini yang bekerja melawan 5 alfareduktase.
Efek anti-oksidan pada teh hijau diperoleh dari komponen flavonoid dengan struktur
phenolic. Komponen ini menetralkan makromolekul biologis dan spesies reaktif oksigen yang
berperan pada pathogenesis akne vulgaris.
Perbedaan pada penelitian ini adalah ekstrak teh hijau yang digunakan dalam bentuk oral.
Penemuan positif pada penelitian ini mematahkan anggapan laporan sebelumnya bahwa
administrasi oral teh hijau tidak mampu menyediakan proteksi terhadap kulit karena lapisan
dermis manusia berperan sebagai barier yang kuat dalam melawan preparat bentuk oral ini.
Berdasarkan penemuan ini, administrasi oral pada ekstrak teh hijau efektif melawan lesi
inflamasi dan lesi akne total dan dapat digunakan dengan aman dan dapat ditoleransi dengan baik
sebagai terapi herbal pada pasien dengan akne vulgaris derajat ringan-sedang. Penelitian
selanjutnya yang menggunakan dosis bervariasi dan follow-up yang lebih panjang perluuntuk
dilakukan.
KESIMPULAN

Ekstrak teh hijau oral efektif melawan lesi akne pada pasien yang menderita akne
vulgaris derajat ringan-sedang.

Anda mungkin juga menyukai