Anda di halaman 1dari 11

Ciri Kepribadian Introvert Sebagai Faktor Predisposisi Skizofrenia

ABSTRAK Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra). Kepribadian introvert dalam kajian klinis didefinisikan sebagai orang yang lack of interest atau kekurangan minat. Kehilangan minat dengan segala yang ada di luar dirinya seperti karir, teman, keluarga, dan sebagainya. Orientasinya hanya pada dirinya sendiri. Ia menstrukturi dunianya berdasarkan konsep nilai dan kebutuhan yang ia bangun sendiri. Yang jadi standar atau acuan kehidupannya adalah apa yang diproses oleh pikirannya sendiri. Pasien wanita 25 tahun datang diantar keluarganya dengan keluhan utama bingung, ketawa-ketawa sendiri, dan gelisah. Pasien merupakan orang yang suka menyendiri. Keyword: kepribadian, introvert, skizofrenia, predisposisi I. IDENTITAS PASIEN Nama No. Rekam Medis Tanggal Jenis Kelamin Usia : Nn. K : 01.21.61.** : 3 Desember 2009 : Perempuan : 25 tahun Alamat Pendidikan Pekerjaan Agama Status : Magelang : SLTA (lulus) : - (tidak punya pekerjaan) : Islam : Belum menikah

II. RIWAYAT PSIKIATRI Diperoleh di bangsal psikiatri pada hari Sabtu 3 Desember 2009, dari alloanamnesis yang diperoleh dari: Nama Alamat Pekerjaan Pendidikan Umur Hubungan dengan pasien Lama kenal Sifat perkenalan Bp. Jarwo Sumarto Kintelan, Bantul Petani SR 75 tahun Ayah kandung Sejak kecil Akrab Bp. Triyono Kintelan, Bantul Kepala Dusun SLTA 48 tahun Tetangga Sejak kecil Akrab

A. Keluhan Utama Bingung, tertawa-tawa sendiri, dan gelisah. A. Riwayat Gangguan Sekarang Kurang lebih sembilan bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami perubahan tingkah laku berupa sering bingung, sulit tidur, mondar mandir tanpa sebab, tertawa-tawa sendiri dan gelisah. Kurang lebih empat bulan sebelum masuk rumah sakit, oleh karena tingkah laku pasien tidak mengalami perbaikan dan karena pasien sering merasa ketakutan tanpa sebab serta sering mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya, oleh orang tua pasien dibawa ke pengobatan alternatif (ke Kyai). Tetapi pasien tetap tidak mengalami perbaikan malah mengalami perburukan. Satu minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami peningkatan perubahan tingkah laku berupa bertambah bingung, bicara sendiri, tertawa-tawa sendiri, gelisah, sulit tidur, mondar mandir tanpa sebab dan masih sering mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya. Tetapi makan dan minum masih mau. Kemudian oleh ayah kandung dan tetangganya dibawa ke RSJ Magelang. B. Riwayat Gangguan Sebelumnya a. b. Psikiatri Disangkal. Medis Umum Tidak didapatkan riwayat kejang demam sebelumnya, maupun didapatkan riwayat trauma kepala. c. Riwayat Penggunaan Obat-Obatan dan Alkohol Tidak ditemukan riwayat penggunaan obat-obatan dan alkohol. B. Hal-hal yang Mendahului Penyakit 1. Faktor organik Sebelum sakit tidak didahului oleh panas tinggi, kejang-kejang, maupun trauma kepala. 2. Faktor psikososial a) Faktor predisposisi : ciri kepribadian introvert b) Faktor presipitasi : pasien sering minder terhadap diri sendiri

C. Riwayat Keluarga a. Pola Asuh Keluarga Pasien adalah anak bungsu dari 8 bersaudara, seorang kakak laki-lakinya yang nomor 3 meninggal pada saat masih kecil. Sejak lahir hingga lulus SLTA pasien diasuh oleh keluarga dan tidak dimanja, dan diperlakukan sama seperti kakak dan adiknya. Pasien cukup dekat dengan kakak perempuannya. b. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada riwayat penyakit serupa dalam keluarga. c. Silsilah Keluarga

D. Kehidupan Pribadi a. Masa Prenatal dan Perinatal Pasien lahir pada usia kehamilan sembilan bulan dari kehamilan yang dikehendaki. Usia ibu saat melahirkan 40 tahun. Pasien lahir spontan di tolong dukun. Berat badan lahir 2500 g. Setelah lahir langsung menangis kuat. Menurut keterangan keluarga, kondisi ibu baik selama hamil namun tidak pernah memeriksakan kehamilannya. b. Masa Kanak Awal (sampai usia 3 tahun) Setelah lahir pertumbuhan dan perkembangan pasien baik dan normal seperti anak-anak seusianya. Pasien jarang sakit bahkan tergolong bayi yang cukup sehat. c. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun) Pasien masuk SD sekitar umur 7 tahun dan menyelesaikan sekolahnya dengan baik dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien juga tidak pernah mengalami

kesulitan bergaul dengan teman-temannya dan termasuk orang yang gampang bergaul. d. Masa Kanak Akhir dan Remaja (11-18 tahun) Pasien cenderung pendiam dan tertutup dan menjadi sering minder terhadap diri sendiri. e. Riwayat Pendidikan Pasien masuk Taman Kanak-Kanak pada usia 4 tahun, masuk SD pada usia 7 tahun, masuk SLTP usia 13 tahun dan masuk SLTA usia 16 tahun dan berhasil lulus. Pasien tidak pernah tinggal kelas dan tidak pernah ada masalah berarti di sekolah. f. Riwayat Pekerjaan Pasien pada usia 23 tahun mulai bekerja di kerajinan sandal, tetapi 2 tahun kemudian pasien berhenti dari pekerjaannya dengan alasan karena bosan. Kemudian setelah berhenti bekerja, pasien hanya diam di rumah dan membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci, membersihkan runah dan membantu memasak. g. Riwayat Perkawinan Pasien belum pernah menikah. h. Riwayat Kehidupan Beragama Pasien beragama Islam tergolong yang taat dan rajin sholat dan sering ikut pengajian. i. Riwayat Psikoseksual Pasien mengalami menstruasi pertamanya sewaktu usia 14 tahun. Tidak didapatkan informasi mengenai riwayat masalah seksual maupun penyimpangan seksual. j. Hubungan Sosial dan Status Ekonomi Hubungan sosial dalam keluarga : baik Hubungan sosial dengan teman Hubungan dalam pekerjaan Keadaan ekonomi keluarga : baik namun cenderung pendiam dan tertutup : cenderung tidak percaya diri : kurang

k. Riwayat Kehidupan Emosional

Sebelum sakit pasien adalah seorang yang pendiam dan tertutup kepada orang lain. Apabila ada masalah sering disimpan sendiri. l. Kebiasaan Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok. Tidak ada riwayat penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Kesimpulan: Kesan alloanamnesis dapat dipercaya. III. PEMERIKSAAN A. STATUS INTERNUS : cukup, compos mentis, gizi cukup : TD : 110/70 mmHg, N : 80x/menit, Rr : 20x/menit, t : 37C : CA -/-, SI -/-, JVP tidak meningkat, lnn tidak teraba : Cor : S I-II reguler, bising (-) Pulmo: sonor, vesikuler (+) N, ST(-) Abdomen Ekstremitas : supel, peristaltik (+) N, NT(-) : akral hangat, edema (-) Keadaan Umum Tanda vital Kepala/Leher Thorax

Kesan dalam batas normal STATUS NEUROLOGIS Nn. Craniales Refleks fisiologis Refleks patologis : dalam batas normal : positif normal : negatif

Kesan dalam batas normal STATUS PSIKIATRI Deskripsi Umum a. Penampilan : tampak wanita sesuai usia, tampak bingung, rambut acakacakan, tidak terawat. d. Perilaku dan aktivitas motorik : selama wawancara pasien duduk kadangkadang sering menunduk, menjawab singkat dengan suara pelan dan cenderung tertutup, setelah itu diam dan sesekali menangis. e. Sikap terhadap pewawancara : kooperatif

Kesadaran Rawat Diri Orientasi Orang/Waktu/Tempat/Situasi Sikap Tingkah Laku Proses Pikir - Bentuk pikir - Isi pikir - Progresi Pikir

: compos mentis : jelek : baik

: kooperatif : hipoaktif

: non realistik, autistik : miskin isi pikir, sedikit pembicaraan, ide pulang : blocking : tumpul : sedikit mimik : sulit : halusinasi belum dapat dievaluasi : sulit ditarik sulit dicantum : derajat 1

Afek Roman muka Hubungan Jiwa Persepsi Perhatian Insight

IV. GEJALA YANG DIDAPAT a. Sindroma Skizofrenia b. Sindroma Psikotik DIAGNOSIS Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : Skizofreina Tak Terinci (F 20.3) : Ciri kepribadian Introvert : Tidak ada : Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial : GAF 70 61 : autistik, afek tumpul, gejala negatif seperti sedikit : bentuk pikir non realistik. pembicaraan, menarik diri dari pergaulan sosial, dan menurunnya kinerja sosial.

DIAGNOSIS BANDING Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia Akut (F 23.2) PENGOBATAN 1) Organobiologik : Antipsikotik 6

R/ Chlorpromazin 3 x 100 mg 2) Psikoterapi 3) Terapi keluarga 4) Terapi kerja PROGNOSIS Premorbid : 1) Riwayat penyakit keluarga (-) 2) Pola asuh keluarga (biasa) 3) Kepribadian premorbid (introvert) 4) Stressor psikososial (+) 5) Status perkawinan (-) 6) Status ekonomi (kurang) Morbid : 1) Onset (dewasa) 2) Jenis penyakit 3) Perjalanan penyakit (kronis) 4) Regresi (-) 5) Penyakit organik (-) 6) Respon terapi Prognosis : dubia : baik : jelek : jelek : baik : jelek : baik : baik : baik : jelek : baik : jelek : jelek

DISKUSI Berdasarkan PPDGJ III, pedoman diagnostik Skizofrenia (F 20) adalah: 1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) A. Thought

i.

Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikir ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda;

ii.

Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal);

iii.

Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mudah mengetahuinya.

B. Delution i. ii. iii. Delution of control Delution of influence kekuatan tertentu dari luar; Delution of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar, (tentang dirinya = secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerakan atau pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus), iv. Delutional perception: pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat, C. Halusinasi Auditorik Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh D. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain). 2. Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus ada secara jelas: A. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over value ideas) yang : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

menetap, atau apabila terjadi selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus; B. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkohorensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme; C. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor; D. Gejala-gejala negatif, seperti sifat sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptik; 3. Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal); 4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari berbagai aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial. Adapun kriteria diagnostik untuk Skizofrenia Tak Terinci (F 20.3) adalah : Memenuhi kriteria umum skizofrenia Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia paranoid, hebefrenik atau katatonik Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia Adapun kriteria diagnosis untuk Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia Akut (F 23.2) adalah : Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari suatu keadaan nonpsikotik menjadi keadaan yang jelas psikotik) Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F 20.-) harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran klinis yang jelas psikotik Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi 9

Dalam kasus ini terdapat adanya sindroma skizofrenia seperti autistik, afek tumpul, gejala negatif antara lain sedikit pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, menarik diri dari pergaulan sosial, menurunnya kinerja sosial. Pada kasus ini gejala-gejala yang didapatkan memenuhi kriteria sebagai skizofrenia, namun tidak termasuk sebagai skizofrenia paranoid, skizofrenia hebefrenik maupun skizofrenia katatonik. Juga onset dari gejala psikotik sudah tidak akut (lebih dari 2 minggu). Sehingga diagnosis untuk pasien ini termasuk dalam Skizofrenia Tak Terinci (F 20.3). KESIMPULAN Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra). Kepribadian introvert dalam kajian klinis didefinisikan sebagai orang yang lack of interest atau kekurangan minat. Kehilangan minat dengan segala yang ada di luar dirinya seperti karir, teman, keluarga, dan sebagainya. Orientasinya hanya pada dirinya sendiri. Ia menstrukturi dunianya berdasarkan konsep nilai dan kebutuhan yang ia bangun sendiri. Yang jadi standar atau acuan kehidupannya adalah apa yang diproses oleh pikirannya sendiri.

KEPUSTAKAAN 1. Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., dkk, 2001, edisi 3, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2. Kapplan, H.I., and Saddock, B.J., 1985, Modern Synopsis Textbook of Psychiatry, Williams and Wilkins, Baltimore 3. Budiman, R., Materi Kepaniteraan Dokter Umum : Gangguan Mental Organik, Bagian Ilmu Penyakit Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta

10

4. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III , Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, 2002

PENULIS: Ciptaning Sari Dewi Kartika NIM 2004.031.0111 NIPP 1535.24.08.2008 RS dr.Soeroyo Magelang Bagian Psikiatri

11

Anda mungkin juga menyukai