Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KUNJUNGAN

RSK PURI NIRMALA 1 YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3.1
41140025 Amadea Rigenastiti
41140030 Dora Susana Kialian
41140038 Anastasia Yunita Prabandari
41140041 Kiara Selarashati
41140060 Ketut Sauca Sanjiwandari

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2017
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. Susilowati Sutedjo


Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Pekerjaan :-
Pendidikan : D3
Agama : Kristen
Bangsa/ suku : Tionghoa
Status perkawinan : Belum menikah
Alamat : jl. Babasan, gang VI, No.1, Yogyakarta
No. RM :-
Tanggal masuk : 17 Desember 2013

II. 1. SEBAB DIBAWA KE RUMAH SAKIT


Pasien dibawa oleh ibu kandungnya ke rumah sakit karena sering mengamuk,
kadang-kadang merusak, memaki-maki orang disekitarnya, tidak dapat tidur,
menangis sendiri, dan pasien juga tidak mau minum obat selama di rumah.

2. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT


Menurut penuturan pasien, pasien pertama kali mengalami gangguan jiwa pada
usia 13 tahun yaitu pada saat kelas 1 SMP. Kejadian ini terjadi setelah adiknya
yang paling kecil meninggal. Awalnya pasien berusaha mengingatkan adiknya
untuk tidak menghabiskan uang dan tidak mengkonsumsi narkoba, tetapi pasien
malah dikejutkan dengan sikap adiknya yang marah dan memukul dirinya. Sejak
saat itu pasien menjadi pendiam dan sering marah atau lepas kontrol. Sejak saat
itu juga pasien sudah keluar masuk Rumah Sakit Jiwa. Setelah dibawa pulang
pasien merasa sembuh sehingga tidak minum obat.

Setelah Ayahnya meninggal, pasien merasa kasihan kepada Ibunya dan merasa
takut kehilangan Ibunya. Pasien selalu ingin pulang karena ingin menemani
ibunya dan merawat ibunya yang jatuh akibat terpleset hingga perlu menggunakan
kruk. Pasien merasa ada halusinasi suara yang ditandai dengan adanya suara-suara
dari ibu, adik, dan teman-temannya. Pasien menjelaskan bahwa beliau pernah
memiliki tumor otak pada tahun 1990, dan tumor tersebut telah diangkat.

Grafik Perjalanan penyakit

Skizofre
nia

Normal

III. HAL-HAL YANG MENDAHULUI PENYAKIT


1. Faktor Organik : Tidak ditemukan
2. Faktor Psikososial

Faktor predisposisi
- Keluarga (nenek) mengalami hal yang serupa
- Sosial ekonomi baik
- Pola asuh keluarga buruk
Faktor presipitasi
- Pasien pernah dikecewakan dalam hal asmara

IV. RIWAYAT KELUARGA

1. Pola keluarga

Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dengan adik pertama
perempuan dan adik kedua laki- laki. Pasien dibesarkan dan dididik oleh orang tuanya
sendiri. Ayahnya meninggal dunia sejak 6 Juni 1993, saat pasien berusia 33 tahun.
Hubungan pasien dengan saudaranya kurang akrab.

2. Silsilah penderita :

Nenek pasien positif mengalami gangguan jiwa

Keterangan Bagan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Anggota keluarga yang menderita


gangguan jiwa (Perempuan)

V. RIWAYAT PRIBADI

1. Latar Belakang Perkembangan Mental

Pasien sejak kecil dibesarkan dan dididik oleh orang tua kandungnya. Namun saat
pasien berusia 33 tahun ayahnya meninggal. Hubungan pasien dengan saudara-
saudaranya kurang begitu dekat.

2. Perkembangan Awal
Kesehatan umumnya baik, belum pernah sakit berat, namun kurang bersosialisasi.

3. Riwayat Pendidikan

Pendidikan terakhirnya sarjana D3 dari Akademi Sekretaris & Manajemen Indonesia.

4. Riwayat Pekerjaan

Menurut penuturan pasien sewaktu beliau tinggal di Jakarta, bekerja di PT. KH Jaya
dibagian alat berat; kemudian saat pindah ke Jogja bekerja sebagai pedagang sayur.

5. Riwayat Perkembangan Seksual

Tidak memiliki kesan kelainan pada perkembangan seksual, pasien berprilaku dan
berpenampilan layaknya wanita pada umumnya. Belum pernah menikah, namun pada
rekam medis tertera bahwa pasien pernah mengalami masalah dengan percintaan
sebelumnya.

6. Sikap Dan Kegiatan Dalam Bidang Moral Dan Spiritual

Pasien taat menjalankan ibadah.

7. Riwayat Perkawinan

Pasien belum menikah.

8. Riwayat Kehidupan Emosional

Sebelum sakit pasien bersifat pemarah, suka bertengkar, banyak bicara, mudah curiga,
fanatik.

9. Hubungan Sosial

Pasien cukup bergaul namun tidak begitu akrab dengan teman-temannya.

10. Kebiasaan

Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok maupun minum-minuman beralkohol.

VI. PEMERIKSAAN

A. Status Internus
Keadaan Umum : Baik, gizi cukup, compos mentis
Tanda Vital : 120/ 80, N: 80x/menit, R:18x/menit, T: 36C
Kepala : Tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada kelainan
Dada dan Perut : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Tidak ada kelainan

B.Status Neurologis
Nervi Kranialis : Dalam batas normal
Refleks Fisiologis : (+)
Refleks Patologis : (-)
Kesan : Tidak didapatkan kelainan neurologis

C. Status Psikiatris
Kesan Umum : wanita bertubuh tinggi, badan tampak berisi,
penampilan bersih rapi, ramah, rambut hitam dan lurus
Kesadaran : compos mentis
Rawat Diri : baik
Orientasi O/W/T : baik
Sikap dan Tingkah Laku : kooperatif, normoaktif
Proses Pikir
Bentuk Pikir : realistik

Isi Pikir : waham curiga

Progresi Pikir : relevansi

Roman Muka : cukup mimik


Afek : menumpul
Hubungan Jiwa : mudah
Perhatian : dapat ditrik, dapat dicantum
Gangguan Persepsi : halusinasi dengar
Insight : jelek

VII. PEMBAHASAN

1. Skizofrenia Residual ( F.20.5 )


Pedoman diagnostik untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, harus memenuhi syarat
berikut:
a. Gejala negatif dari skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan
psikomotorik, aktivitas meenurun, afek menumpul, sikap pasif dan ketiadaan
inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non
verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara,
dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk.
b. Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang
memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia.
c. Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan
frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat
berkurang dan telah timbul sindrom negatif dari skizofrenia.
d. Tidak terdapat demensia atau penyakit atau gangguan otak organik lain,
depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas
negatif tersebut.
2. Skizofrenia Paranoid ( F.20.0 )
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Sebagai tambahan:
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit
(whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tapi jarang
menonjol;
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau
passivity (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam, adalah yang paling khas;
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata dan tidak menonjol.
3. Skizofrenia tak terinci (undifferentiated) ( F.20.3)
Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia
Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik,
atau katatonik;
Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca-
skizofrenia.
Ola tolong tambahin kenapa kok akhirnya skizofrenia residual (alasannya) kenapa ga
paranoid sm tak terinci tolong la dibahas satu satu ya sama terapinya belum kita.mkz

VIII. DIAGNOSIS

Aksis I : Skizofrenia Residual

Aksis II :Gangguan kepribadian skizoid, gangguan kepribadian emosional tak


stabil, gangguan kepribadian paranoid

Aksis III :Tidak ada

Aksis IV : Keluarga tidak harmonis

Axis V : GAF 60-51 (taraf tertinggi dalam tahun terakhir)

IX. DIAGNOSIS BANDING


1. Skizofrenia Paranoid (F20.0)
2. Skizofrenia Tak Terinci (F20.3)
3. Skizofrenia Residual (F20.5)

X. TERAPI

..............................................................................................................

XI. PROGNOSIS

Premorbid
1. Riwayat Penyakit Keluarga (+) : jelek
2. Pola Asuh Keluarga : jelek
3. Kepribadian Premorbid : jelek
4. Sosial Ekonomi : baik
5. Status Perkawinan (-) : jelek
6. Stresor Psikososial (+) : baik

Morbid
1. Onset Usia Remaja : jelek
2. Jenis Penyakit : jelek
3. Kelainan Organic (-) : baik
4. Respon terapi (+) : baik
5. Regresi (-) : baik

Kesimpulan : Dubia ad Bonam

Anda mungkin juga menyukai