Anda di halaman 1dari 45

disampaikan oleh:

Yudi Suyudi, MA

Kementerian Lingkungan Hidup


dan Kehutanan

Yudi Suyudi

Widyaiswara
Kementerian Lingkungan Hidup

Kimia, ITB
Ecological Economics, Leeds Univ

Su_yudi@yahoo.com,
081381570760

Spesialisasi:
- Perizinan, Pengawasan dan Pengelolaan Limbah B3
- PROPER Compliance dan Beyond Compliance

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terdiri atas:


1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Sekretariat Jenderal;
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan;
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem;
Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung;
Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari;
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan;
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya;
Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim;
Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan;
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
Inspektorat Jenderal;
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia;
Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi
Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah;
Staf Ahli Bidang Industri dan Perdagangan Internasional;
Staf Ahli Bidang Energi;
Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam;dan
Staf Ahli Bidang Pangan.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah


dan Bahan Beracun Berbahaya terdiri atas:
1.
2.
3.
4.

5.

6.

Sekretariat Direktorat Jenderal;


Direktorat Pengelolaan Sampah;
Direktorat Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun;
Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya Beracun dan limbah Non Bahan
Berbahaya Beracun;
Direktorat Verifikasi Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Beracun, Limbah Non Bahan Berbahaya
Beracun;dan
Direktorat Pemulihan Kontaminasi dan Tanggap
Darurat Limbah Bahan Berbahaya Beracun.

Bahan

berbahaya dan beracun yang


selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lain.

Limbah

bahan berbahaya dan beracun, yang


selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa
suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3.

Pengelolaan

limbah B3 adalah kegiatan yang


meliputi pengurangan, penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan, dan/atau penimbunan

Kegiatan Pengelolaan Limbah B3 yang Wajib


Memiliki Izin
PENYIMPANAN SEMENTARA
PENGUMPULAN

PEMANFAATAN
PENGANGKUTAN

PENGOLAHAN: Ininerator, solidifikasi, bioremediasi


PENIMBUNAN

Setiap

orang yang memasukkan ke dalam


wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, memanfaatkan, membuang,
mengolah, dan/atau menimbun B3 wajib
melakukan pengelolaan B3.

Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib


melakukan pengelolaan limbah B3 yang
dihasilkannya
Dalam hal B3 telah kedaluwarsa, pengelolaannya
mengikuti ketentuan pengelolaan limbah B3
Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan
sendiri pengelolaan limbah B3, pengelolaannya
diserahkan kepada pihak lain.
Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.

Bupatlii/ Gubernur Kementerian


Wali Kota
KLHK

Penyimpanan

Pengumpulan

skala

skala

Institusi
Pembina

skala

Pengangkutan

Rekomendasi

Pemanfaatan

V/Rekomendasi

Pengolahan

Penimbunan

memasukkan

B3 yang dilarang menurut


peraturan perundang-undangan ke dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
membuang B3 dan limbah B3 ke media
lingkungan hidup

Setiap

orang yang melakukan pengelolaan


limbah B3 tanpa izin, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) dan paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

Setiap

orang yang menghasilkan limbah B3


dan tidak melakukan pengelolaan dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah)

Setiap

orang yang memasukkan limbah B3 ke


dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama
15 (lima belas) tahun dan denda paling
sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah) dan paling banyak
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah

Setiap

orang yang memasukkan B3 yang


dilarang menurut peraturan perundang
undangan ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda
paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah) dan paling banyak
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah).

Setiap

orang dilarang melakukan dumping


limbah dan/atau bahan ke media lingkungan
hidup tanpa izin
Dumping hanya dapat dilakukan dengan izin
dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya.
Dumping hanya dapat dilakukan di lokasi
yang telah ditentukan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
dan persyaratan dumping limbah atau bahan
diatur dalam Peraturan Pemerintah.

1)

Limbah B3 dari sumber tidak spesifik (Lampiran I Tabel


1)

2) Limbah B3 dari B3 kadaluwarsa, tumpahan B3, B3 yg


tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan dibuang,
dan bekas kemasan B3 (Lampiran I Tabel 2)

3) Limbah B3 dari sumber spesifik:

a. Sumber spesifik umum (Lampiran I Tabel 3)

b. Sumber spesifik khusus (Lampiran I Tabel 4)

Limbah B3 dari sumber tidak spesifik :


Limbah B3 yang pada umumnya bukan berasal dari
proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan
antara lain pemeliharaan alat, pencucian,
pencegahan korosi atau inhibitor korosi, pelarutan
kerak, dan pengemasan.

Limbah B3 dari sumber spesifik umum:


Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan
yang secara spesifik dapat ditentukan.

Limbah B3 dari sumber spesifik khusus :


Limbah B3 yang memiliki efek tunda (delayed
effect), berdampak tidak langsung terhadap
manusia dan lingkungan hidup, memiliki
karakteristik beracun tidak akut, dan dihasilkan
dalam jumlah yang besar per satuan waktu.
20

TABEL 1.
DAFTAR LIMBAH B3 DARI SUMBER TIDAK SPESIFIK
TABEL 2.
DAFTAR LIM8AH B3 DARI B3 KEDALUWARSA, B3 YANG
TUMPAH, B3 YANG TIDAK MEMENUHI SPESIFIKASI
PRODUK YANG AKAN DIBUANG, DAN BEKAS KEMASAN
B3.
TABEL 3.
DAFTAR LIM8AH B3 DARI SUMBER SPESIFIK UMUM
TA8EL 4.
DAFTAR LIM8AH B3 DARI SUM8ER SPESIFIK KHUSUS

22

23

24

25

LIMBAH
B3
KATEGORI
1

KATEGORI
2

PENYIMPANA
N
PENGANGKUT
AN
PEMANFAATA
N
PENGOLAHAN

PENYIMPANA
N
PENGANGKUT
AN
PEMANFAATA
N
PENGOLAHAN

PENIMBUNAN

PENIMBUNAN

RISIKO LIMBAH B3
BERBEDA,
PENGELOLAANNYA
BERBEDA

26

RISIKO

KATEGORI
1

Limbah B3
KATEGORI
2

Berdampak akut
dan
langsung thd
manusia
Dapat dipastikan
akan
berdampak
Memiliki
efek
negatif
thd
tunda dan
lingkungan tidak
berdampak
langsung
thd manusia &
lingkungan
Memiliki
toksisitas
sub-kronis atau
kronis

KELOLA

Asam,
basa,
pelarut
PCBs,dll

TATA CARA
PENGELOLAAN
BERBEDA-BEDA

Limbah
B3

CONTOH

Steel slag,
copper
slag
Karbon
aktif bekas
Fly ash
Filter
bekas, dll

27

Limbah B3 berdasarkan Karakteristiknya


1
2

Mudah
Meledak

Mudah
Menyala

Ber
acu
n

Reakt
if
Infeks
ius

Uji
TCLP

Uji
Toksikol
ogi

Note : uji karakteristik dilakukan


oleh laboratorium yg telah
terakreditasi dan/atau
laboratorium yg
menerapkan prosedur yg
telah memenuhi SNI (Pasal
6)

Korosi
f

Kriteria merujuk
Lampiran II PP
101/2014

Kriteria merujuk Lampiran III


PP 101/2014
- TCLP-A
- TCLP-B
Kriteria merujuk Lampiran II PP
101/2014
- Uji toksikologi sifat akut :
Penentuan Nilai LD50 (hewan
uji mencit,
7 hari)
- Uji toksikologi sifat sub-kronis :
Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap pertumbuhan,
akumulasi atau biokonsentrasi,
studi perilaku respon
28
antarindividu hewan uji,
dan/atau histopatologis (hewan
uji mencit, 90 hari)

a. mudah meledak;
b. mudah menyala;
c. reaktif;
d. infeksius;
e. korosif; dan/ atau
f. beracun.

untuk mengidentifikasi Limbah sebagai Limbah B3


kategori 1:
a. karakteristik mudah meledak, mudah menyala,
reaktif, infeksius, dan/ atau korosif
b. karakteristik beracun melalui TCLP untuk
menentukan Limbah yang diuji memiliki
konsentrasi zat pencemar lebih besar dari
konsentrasi zat pencemar pada kolom TCLP-A
(Lamp III)
c. karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi
LD50 untuk menentukan Limbah yang diuji
memiliki nilai Uji Toksikologi LDso lebih kecil
dari atau samadengan 50 mg/kg

untuk mengidentifikasi Limbah sebagai Limbah


B3 kategori 2
a.

b.

c.

karakteristik beracun melalui TCLP untuk menentukan


Limbah yang diuji memiliki konsentrasi zat pencemar
lebih kecil dari atau sama dengan konsentrasi zat
pencemar pada kolom TCLP-A dan memiliki konsentrasi
zat pencemar lebih besar dari konsentrasi zat pencemar
pada kolom TCLP-B (Lamp III)
karakteristik beracun melalui Uji Toksikologi LD50 untuk
menentukan Limbah yang diuji memiliki nilai Uji
Toksikologi LD50 lebih besar dari 50 mg/kg (lima puluh
miligram per kilogram) berat badan hewan uji dan lebih
kecil dari atau sama dengan 5000 mg/kg (lima ribu
miligram per kilogram) berat badan hewanuji; dan
karakteristik beracun melalui uji toksikologi subkronis

Dalam

melakukan UJl karakteristik Menteri


menggunakan laboratorium yang
terakreditasi untuk masing-masing UJI.
Dalam hal belum terdapat laboratorium yang
terakreditasi, uji karakteristik dilakukan
dengan menggunakan laboratorium yang
menerapkan prosedur yang telah memenuhi
Standar Nasional Indonesia mengenai tata
cara berlaboratorium yang baik.

Dalam

hal terdapat Limbah di luar daftar


Limbah B3 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I dari Peraturan Pemerintah ini
yang terindikasi memiliki karakteristik
Limbah B3, Menteri wajib melakukan uji
karakteristik untuk mengidentifikasi Limbah
sebagai:
a. Limbah B3 kategori 1;
b. Limbah B3 kategori 2; atau
c. Limbah non B3.

Penetapan Limbah B3
Tidak
(2)
Berdasarkan
SUMBER

LIMB
AH

DAFTAR
LAMPIRAN
I
Ya
PP
101/2014
Ya
(1)

LIMBAH
B3
Kategori LB3
sudah
dicantumkan
dlm daftar
Lamp I

KARAKTERISTIK
LIMBAH B3
Muda
Muda
Muda
Muda
h
hh
h
Meled
Meny
Terba
Meled
Infeksi
ak
ala
kar
Infeks
ak
us Koro
Rea
ius
sif
Koro
ktif
sif
Ya
(3)

Tida
k
Reak
tif
Bera
cun
Berac
un
Tidak
(4)

LIMBAH
B3

<
BMTCLP

Limbah B3
> 50 mg/kg
Kategori
1 ?
BB
Limbah B3
Kategori 2 ?

LIMB
AH
Non
B3
34

Y
A

LIMBAH
B3
KATEGOR
Y
TIDA
K I 1A

TIDA
K

Mencocokk
an dgn
kategori 1
daftar
Limbah B3
Lampiran I

Mencocok
kan dgn
kategori
2 daftar
Limbah B3
Lampiran I

NOTE: Untuk limbah B3


yang ada dalam daftar
Limbah B3 Lampiran I

Y
A

NOTE: - Untuk limbah diluar daftar


Limbah B3
Lampiran I
- Uji Karakteristik
dilakukan oleh Pemerintah
Apakah untuk limbah diluar
Lampiran
I
limbah

Apakah
limbah
Limbah Non
menunjuk
menunjuk
B3
kan
kan
karakteris
karakteris
tik LB3
TIDA tik LB3 TIDA
kategori1
kategori 2
Y
K
K
LIMBAH
?
?

B3
KATEGOR
I2

Tata Cara Penetapan Kategori Limbah B3


Tidak Kategori 1
dan BM-nya
dan 2
(3)

LIMB
AH

Ya kategori
2
(2)
LIMB
AH
Non
B3

Berdasarkan
SUMBER
DAFTAR
LAMPIRAN
IYa
PP
101/2014
Ya
kategori
1
(1)
LIMBAH

B3
Kategor
i1

LIMBAH
B3
Kategor
i2
Tidak
(11)

Pasal 3
s/d 5
(..) :
tahapan

Tida
Uji KARAKTERISTIK
LIMBAH B3
Muda
Muda
k
h
h
Tidak
Muda
Muda
Bera
Terba h
Meledh
Infeksi
cun
kar
Y
Reak
akMeled
Meny
us
Berac
a Rea ak
tif
Koro
ala
Infeks
Koro
un
( ktif
Lampiran
sif
ius
sif
4
II
(5
)
> TCLP-A Lampiran III
Uji TCLP)

<
TCLP-A
LD
(6
50
LD50 > 50
)
(7
< TCLP-A & > TCLP-B Lampiran IIImg/kg BB
Uji TCLP )
> 50 mg/kg
< TCLP-B
LD50 > 50 mg/Kg dan LD
II
BB50 < 5000 mg/kg BB Lamp
36
LD (8
36
50 BB)
Ya sesuai kriteria
LD50 > 5000 mg/kg
(9
Lampiran II (10)
)
Beracun sub-kr
<
LD50 50 mg/kg
BB
BMTCLP
Lampiran II

Identifikasi Kategori Limbah B3


Untuk Limbah diluar Daftar Limbah B3
Lampiran I
UJI KARAKTERISTIK

LIMB
AH

LIMBAH B3
Muda
Muda
Beracun
:
h
Muda
Muda
h
h
h
Uji TCLP
Terba
MeledInfeksi
Reak
Meled
Meny
dan Uji
kar
Ya
ak
us
tif
ak
ala
Toksikologi
Infeks
Koro
Rea
Koro
ius
sif
ktif
sif
Tidak
Ya

- Limbah B3
Kategori 1 ?

- Limbah B3
Kategori 2 ?

Tida
k

Bera
cun

LIMB
<
AH
BMTCLP
Non
B3
> 50 mg/kg
Contoh uji
Toksikologi sub
BB
kronik
37

37

TATA CARA PENETAPAN KATEGORI LIMBAH B3


UNTUK LIMBAH DILUAR DAFTAR LIMBAH B3
LAMPIRAN I BERDASARKAN UJI KARAKTERISTIK
LIMBAH
B3
Y KATEGOR
TIDAK
I1
A

NOTE: Uji Karakteristik


dilakukan secara
berurutan

TIDAK
TIDAK
Y
TIDAK
Y TIDAK
A
A
Apakah
Apakah
Apakah
limbah
Apakah
Apakah
limbah
limbah
memilik
limbah
mudah
limbah
Apakah
memiliki
i nilai
memiliki
meledak
memiliki
limbah
Limb
konsentra
LD
>
50
karakter
konsent
, mudah
memiliki
si zat
ah
50
istik
rasi zat
menyala
nilai LD50
pencemar
mg/Kg
Non
beracun
,
pencem
< 50
< TCLP
dan
B3
subar >
reaktif,
mg/kg
Kolom
A
&
LD50 <
kronis
TCLP
infeksiu
berat
>
TCLP
5000
sesuai
s,
Kolom A
TIDAK
Y
Y
YB
hewan
Kolom
mg/kg
LIMBAH
Lampira
dan/ata
Lampira
A
A
A
uji?
Lampiran
berat
n II?
n III?
u korosif
B3
hewan
Lampira
KATEGOR III?
uji?
n II?
I2

Menteri setelah mendapatkan hasil uji


karakteristik menugaskan tim ahli Limbah B3
untuk melakukan evaluasi terhadap hasil uji
karakteristik.
Evaluasi oleh tim ahli Limbah B3 meliputi
identifikasi dan analisis terhadap:

hasil uji karakteristik Limbah;


proses produksi pada usaha dan/atau kegiatan yang
menghasilka n Lim bah; dan
bahan baku dan/ atau bahan penolong yang
digunakan dalam proses produksi.

Evaluasi dilakukan paling lama 90 (sembilan puluh) hari


kerja sejak Menteri memberikan penugasan.
Tim ahli Limbah B3 menyampaikan rekomendasi hasil
evaluasi kepada Menteri paling lama 14 (empat belas)
hari kerja sejak hasil evaluasi diketahui.
Rekomendasi paling sedikit memuat:
a. identitas Limbah;
b. dasar pertimbangan rekomendasi; dan
c. kesimpulan hasil evaluasi terhadap hasil Ujl
karakteristik Limbah.

Dalam hal hasil evaluasi terhadap Limbah


menunjukkan adanya karakteristik Limbah B3
yang memenuhi ketentuan, rekomendasi tim ahli
Limbah B3 memuat pernyataan bahwa Limbah
merupakan:
a. Lim bah B3 kategori 1; atau
b. Limbah B3 kategori 2.
Dalam hal hasil evaluasi terhadap Limbah tidak
menunjukkan adanya karakteristik Limbah B3
yang memenuhi ketentuan, rekomendasi tim ahli
Limbah B3 memuat pernyataan bahwa Limbah
merupakan Limbah nonB3.

Menteri

melakukan rapat koordinasi dengan


kementerian atau lembaga pemerintah
nonkementerian yang memberikan izin usaha dan/
atau kegiatan atau yang melakukan pembinaan
terhadap usaha dan/ atau kegiatan untuk
membahas rekomendasi tim ahli.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi, dalam jangka
waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja Menteri
menetapkan Limbah sebagai:
a. Limbah B3 kategori l; atau
b. Limbah B3 kategori 2.

a. toksikologi;
b. kesehatan manusia;
c. proses industri;
d. kimia;
e. biologi; dan
f. pakar lain yang ditentukan oleh Menteri.

Mekanisme Penetapan Limbah


B3
Penetapan limbah :
Maks 90
Hari

Maks 14 Hari

Hasil uji
karakteri
stik

Tim ahli
LB3 :
PakarToksik
Evaluasi
ologi;
hasil uji
kesehatan
karakteris
manusia;
tik oleh
proses
Tim Ahli
industri;
kimia;
Limbah
biologi; dan
B3
Meliputi
pakar
lain identifikasi
yg dan analisis thd :
ditentukan
a. hasil uji
oleh
karakteristik Limbah;
Menteri

b. proses produksi
pada usaha
dan/atau kegiatan
yang
menghasilkan

Maks 7
Hari

1.

2.
3.
Tim ahli
menyampaik
an
rekomendasi
hasil
evaluasi ke
Menteri

Memuat :
a. identitas
Limbah;
b. dasar
pertimbangan
rekomendasi;
dan

Rapat
Koordi
nasi

Limbah B3
Kategori 1, atau
Limbah B3
Kategori 2, atau
Limbah Non B3

NOTE: - Untuk limbah diluar


daftar Limbah B3
Lampiran I, Uji
Karakteristik
dilakukan oleh
Pemerintah

Rekomendasi tim ahli memuat


pernyataan bahwa Limbah
44
merupakan :
1. Limbah B3 Kategori 1 atau 2
apabila menunjukan adanya
karakteristik Limbah B3
2. Limbah Non B3 apabila tidak

45

Anda mungkin juga menyukai