Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

ENERGI DAN ELEKTRIFIKASI


ENERGI SURYA

Oleh:
Rohmad
NIM A1H014005

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO
2016
PENDAHULUAN

I.

A. Latar Belakang
Menipisnya

cadangan

energi

fosil

di

Indonesia

dan

kenyataan yang harus kita terima bahwa pemakaian energi


berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah satu penyebab
terjadinya

kelangkaan

menggalakkan

energi,

pengembangan

terbarukan

yang

cadangan

energi

dimiliki.

maka
dan

Indonesia

terbarukan

yang

sudah

saatnya

pemanfaatan
memiliki
besar,

untuk
energi

potensi

seperti

dan

tenaga

matahari, panas bumi, dan air, termasuk lautan.


Indonesia menerima energi surya yang radiasi energi harian
rata-rata per satuan luas per satuan waktu sebesar kira-kira 4,8
kilowatt/m2 . Energi surya adalah salah satu sumber energi
terbarukan yang melimpah, bebas polusi, dan dapat dieksplorasi
secara optimal. Indonesia yang terletak di daerah tropis sangat
cocok dan berpotensi dalam mengembangkan energi surya.
Dalam pemanfaatan energi surya, perlu dikembangkan suatu
teknologi yang mampu mengubah energi matahari menjadi
energi yang diinginkan yakni energi listrik. Teknologi ini dikenal

dengan istilah sel surya atau dalam dunia internasional lebih


dikenal dengan solar cell atau photovoltaic.
Dunia

membutuhkan sumber

lingkungan yang ketersediaannya


diperbarui
energi

berbagai

terus

energi

terbarukan.

berlimpah,

(non-konvensional).

yang

Potensi

meningkat

energi alternatif
serta

ramah
dapat

Untuk memenuhi kebutuhan


itulah

alternatif,

di

maka

dikembangkan

antaranya

energi

energy terbarukan, seperti: biomassa,

panas bumi, energi surya, energi air, energi angina dan energi
samudera, sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan, padahal
potensi

energi

terbarukan

di

Indonesia

sangatlah

besar.

pengukuiran energi surya bisa menggunakan beberapa alat


diantaranya adalah pyranometer serta photovoltaic.
B. Tujuan
1. Mengetahui cara menggunakan pyranometer.
2. Mengetahui cara menggunakan photovoltaic
3. Mengetahui cara mengukur energi surya.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Energi adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh benda agar
benda dapat melakukan usaha. Dalam kenyataannya setiap
dilakukan usaha selalu ada perubahan. Sehingga usaha juga
didefiniskan

sebagai

kemampuan

untuk

menyebabkan

perubahan (Arif Alfatah & Muji Lestari, 2009)


Energi surya merupakan sumber energi yang tak habishabisnya berpotensi memenuhi sebagian besar energi masa
depan dengan konsekuensi minimal yang merugikan lingkungan.
Ini mengindikasi bahwa

energi surya

adalah yang paling

menjanjikan sumber energi kon vensional (Kreith,1978).


Penerimaan
berfariasi

radiasi

menurut

surya

tempat

dipermukaan

dan

waktu.

Bumi

sangat

Menurut

tempat

khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta


keadaan atmosfir terutama awan. Pada skala mikro arah lereng
sangat menentukan jumlah radiasi yang diterima. Menurut waktu
perbedaan radiasi terjadi dalam sehari (dari pagi sampai sore
hari) maupun secara musiman (dari hari ke hari), karena sebaran
energi radiasi menurut panjang gelombang sekitar m, maka
secara umum dapat dikatakan bahwa panjang gelombang
semakin pendek bila suhu permukaan yang memancarkan radiasi
tersebut lebih tinggi. (Handoko, 1993)

Radiasi matahari merupakan proses penyinaran matahari


sampai kepermukaan bumi dengan intensitas yang berbeda-beda
sesuai dengan keadaan sekitarnya. Radiasi matahari yang
diterima

dipermukaan

mataharinya.
mengalami

Radiasi

berbagai

bumi

lebih

matahari

rendah

yang

penyimpangan,

dari

terjadi

sehingga

konstanta
diatmosfer

kekuatannya

menuju bumi lebih kecil. Bagian dari radiasi matahari yang


dihisap (absorbsi) akan berubah sama sekali sifatnya. Perubahan
dari sudut jatuhnya sinar dapat menyebabkan perubahan dari
panjangnya jalan yang dilalui oleh sinar tersebut (Nasir, A, 1990).
Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi sangat
bervariasi

menurut

tempat

dan

waktu.

Menurut

tempat

khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta


keadaan atmosfer terutama awan ( Handoko, 1994 ).
Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, 2
macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu:
1. Teknologi energi surya fotovoltaik, energi surya fotovoltaik
digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air,
televisi,

telekomunikasi,

dan

lemari

pendingin

dengan

kapasitas total 6 MW.


2. Teknologi energi surya termal, energi surya termal pada
umumnya

digunakan

untuk

memasak

(kompor

surya),

mengeringkan

hasil

pertanian

(perkebunan,

perikanan,

kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan air


(Kementrian ESDM, 2010)
Usaha penghematan energi dan penyediaan energi yang
ramah

lingkungan,

pemanfaatan

energi

surya

perlu

mendapatkan perhatian yang lebih serius. Ketersediaan energi


surya

didaerah

tropis

cukup

berlimpah.

Supaya

dapat

memanfaatkannya secara efektif, efisien, dan ekonomis, ada


beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan
pembuatan peralatan dan instalasinya.
Radiasi surya adalah radiasi gelombang pendek yang
diserap oleh pelat penyerap sebuah kolektor surya yang diubah
menjadi panas. Penerimaan radiasi surya dipermukaan bumi:
1. Bervariasi menurut tempat dan waktu.
2. Skala makro menurut tempat ditentukan oleh letak lintang
dan keadaan atmosfer terutama awan.
3. Skala mikro arah lereng menentukan jumlah radiasi surya
yang diterima.
4. Cuaca cerah, berawan , mendung dan lainnya.
Energi surya dapat dikonversi secara langsung menjadi
bentuk energi lain dengan tiga proses yaitu:
1. Proses heliochemical yaitu proses fotosintesis, proses ini
merupakan sumber dari semua bahan bakar fosil dan
bioenergi.
2. Proses helioelectrical yaitu proses produksi listrik oleh sel-sel
surya.

3. Proses heliothermal adalah penyerapan radiasi matahari dan


pengkonversian energi matahari menjadi energi termal.
Pyranometer atau disebut solarmeter digunakan untuk
mengukur besarnya pengaruh radiasi cahay pada permukaan
bidang dengan satuan W/m(Tim asisten, 2016)
Energi surya umumnya merujuk pada penggunaan radiasi
surya untuk kebutuhan praktis. Tetapi, semua energi terbarukan,
kecuali geotermaldan pasang surut, berasal dari matahari.
Teknologi surya dikategorikan secara umum menjadi:
teknologi pasif dan teknologi aktif, tergantung pada cara
penyerapan,

konversi,

dan

penyaluran

cahaya

matahari.

Teknologi aktif meliputi penggunaan panel fotovoltaik, pompa,


dan kipas untuk mengubah energi surya ke bentuk yang
berguna. Teknologi pasif meliputi pemilihan bahan konstruksi
yang memiliki sifat termal yang bagus, perancangan ruangan
dengan

sirkulasi

udara

secara

alami,

dan

menghadapkan

bangunan ke matahari. Teknologi aktif meningkatkan persediaan


listrik dan disebut sebagai teknologi sisi penawaran, sedangkan
teknologi pasif mengurangi kebutuhan sumber daya alam lain
dan disebut sebagai teknologi sisi permintaan (Philibert, Cdric ,
2005)

III.

METODOLOGI
A. Alat dan Bahan

1. Pyranometer
2. Stopwatch
3. Termometer bola basah bola kering
4. Multimeter
5. Kalkulator
6. Alat tulis
7. Photovoltaic
8. Radiasi matahari

1.
2.
3.
4.

B. Prosedur Kerja
Menaruh Pyranometer perlakuan dibawah matahari langsung.
Menghubungkan Pyranometer dengan multimeter.
Mengamati perubahan radiasi surya tiap 15 menit.
Mencatat hasil pengamatan.

N
o

Waktu
Pengamatan
(Jam)

Radiasi
(W/m2)
Langsung

Cuaca

Suhu Lingkungan
Tbb

Tbk

RH

1
2
3
4
IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan


No
Waktu
Radiasi
Pengamatan

Langsung

Cuaca

Suhu
Lingkungan
Tbb
Tbc

RH (%)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

07.00
07.15
07.30
07.45
08.00
08.15
08.30
08.45
09.00
09.15
09.30
09.45
10.00
10.15
10.30
10.45
11.00
11.15
11.30
11.45
12.00
12.15
12.30
12.45
13.00

(W/m2)
210
390
320
510
580
530
610
640
330
840
860
830
780
800
850
590
690
240
120
70
40
120
150
170
180

Tabel 2. Pengamatan Photovoltaic


Waktu
No
Arus
Pengamatan
1
07.00
2
07.15
0,4
3
07.30
0,6
4
07.45
0,7
5
08.00
0,7
6
08.15
0,5

Cerah
Cerah
Berawan
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Berawan
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Mendung
Mendung
Mendung
Mendung
Mendung
Mendung
Mendung
Mendung

(C)
28
29
31
30,5
33
35
33
32
35
37
39
37
37
36
39
38
37
36
33
32
31,5
32
32,5
32
33

(C)
29
32
32
32,5
35
36
33
34
36
39
41
41
41
39
43
41
40
39
35
34
33
34
34,5
34
34

92
79
93
85
86
93
100
85
93
86
86
74
74
80
74
80
80
80
86
85
92
85
85
85
92

Voltage

Daya

19,6
19,9
20,2
20,1
19,9

7,84
11,94
14,14
14,07
9,95

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

08.30
08.45
09.00
09.15
09.30
09.45
10.00
10.15
10.30
10.45
11.00
11.15
11.30
11.45
12.00
12.15
12.30
12.45
13.00

0,4
0,4
0,3
0,2
0,1
0,19
0,1
0,1
0,03
0,01
0,02
0,01
0,01
0,03
0,05
0,08
0,08
0,08
0,07

20,1
20
20,1
20
19,9
20,2
19,9
20
19,8
19,41
20,1
19,8
19,4
18,8
19,2
19,5
19,2
19,7
19,4

8,04
8
6,03
4
19,9
3,838
1,99
2
0,594
0,1941
0,402
0,198
0,194
0,564
0,96
1,56
1,536
1,576
1,358

Perhitungan:
1

Menghitung sudut datang surya:


284 +143
= 23,45 sin ( 360
365

= 23,45 sin 421,15


= 23,45 x 0,88
= 20,64
Cos z = Cos x Cos x Cos + Sin x Sin
= Cos (-7,4214) Cos (20,64) Cos (-75) + Sin (-7,4214) Sin (20,64)
= 0,99 x 0,94 x 0,26 x + (-0,13) x 0,35
= 0,24 + (-0,05)
= 0,19
2
= cos-1 x 0,19 = 79,05
2 Menghitung sudut antara nilai surya dengan permukaan sel surya
s
= 90 - z
= 90 - 79,05 = 10,95

Coss =

Sin Cos CosSin Sin


Coss

sin(7,4214)cos (20,64) cos(75) sin (7,4214) sin(20,64)


cos 10,95

(0,13)x 0,94 x 0,26(0,13) x 0,05


0,98

= (-0,03)-(0,0065)
= -0,0365
s
= cos-1 (-0,0365)
= 87,91
s
= 90 - z
= 90 - 79,05
= 10,95
Cos z = Cos s x Sin x Sin x Sin s + Cos s x Cos x Sin x Cos s + Sin s
x Cos
= Cos (10,95) Sin (20,64) Sin (45) Sin (87,91) + Cos (10,95) Cos (20,64)
Sin (45) Cos (87,91) + Sin (10,95) Cos (45)
= (0,98 x -0,05 x 0,71 x 0,99) + (0,98 x 0,94 x 0,71 x (0,04) + (0,19 x

0,71)
= -0,043 + (0,026) + 0,135
= 0,127
= cos-1 x 0,127 = 82,70

Hubungan Antara Intensitas Dan Daya


25
20
15

HUBUNGAN ANTARA
INTENSITAS DAN DAYA

Daya (watt) 10
5
0
0

500

1000

Intensitas (W/m^2)

Grafik 1. Hubungan daya dengan intensitas

B. Pembahasan
Energi surya merupakan sumber energi yang tak habishabisnya berpotensi memenuhi sebagian besar energi masa
depan dengan konsekuensi minimal yang merugikan lingkungan.
Ini mengindikasi bahwa

energi surya

adalah yang paling

menjanjikan sumber energi kon vensional (Kreith,1978).


Indonesia memiliki potensi energi surya yang cukup besar
mengingat letak geografisnya yang berada pada daerah tropis.
Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18
lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia untuk Kawasan
Barat Indonesia (KBI) mencapai 4,5 kWh/m 2 /hari dengan variasi
bulanan sekitar 10%, sementara itu untuk Kawasan Timur
Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari dengan variasi bulanan
sekitar 9%.
Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, telah
dikenal

teknologi

energi

surya

termal

dan

energi

surya

fotovoltaik. Energi surya termal pada umumnya digunakan untuk


memasak, mengeringkan hasil pertanian dan memanaskan air.
Sedangkan energi surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi
kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari
pendingin dengan kapasitas total sekitar 6 MW.

Pengembangan

energi

surya

fotovoltaik

di

Indonesia

terutama ditujukan bagi penyediaan energi listrik di daerah


perdesaan. Kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulaupulau yang kecil serta banyak yang terpencil menyebabkan sulit
untuk dijangkau oleh jaringan listrik terpusat. Dengan demikian,
energi surya dapat dimanfaatkan untuk penyedian listrik dalam
rangka mempercepat rasio elektrifikasi desa.
Pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi listrik
ditargetkan akan mencapai 25 MW pada tahun 2020. Selain
untuk memenuhi listrik pedesaan, energi surya diharapkan juga
mampu berperan sebagai salah satu sumber energi alternatif di
wilayah perkotaan,yang dimanfaatkan untuk lampu penerangan
jalan, penyediaan listrik untuk rumah peribadatan, sarana umum
(daya kapasitas 400 Wp), sarana pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit, Puskesmas, Posyandu, dan Rumah Bersalin, Kantor
Pelayanan Umum Pemerintah, hingga untuk pompa air (solar
power supply for waterpump) yang digunakan untuk pengairan
irigasi atau sumber air bersih.
Tingginya biaya modul surya yang merupakan komponen
utama teknologi energi surya fotovoltaik masih menjadi kendala
bagi

penerapannya

di

Indonesia.

Kendala

lainnya

adaah

ketergantungan impor sel surya akibat belum adanya industri


pembuatan sel surya di Indonesia. Minimnya pengetahuan

masyarakat

mengenai

menyebabkan

kinerja

sel

pemeliharaan
surya

tidak

sel
optimal

surya

juga

dan

sering

mengalami kerusakan. (Kementerian ESDM)


Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis
sumber daya energi dalam jumlah yang cukup melimpah. Letak
Indonesia

berada

pada

daerah

katulistiwa,

maka

wilayah

Indonesia akan selalu disinari matahari selama 10 sampai


dengan

12

jam

dalam

sehari.

Data

Ditjen

Listrik

dan

Pengembangan Energi pada tahun 1997, kapasitas terpasang


listrik tenaga surya di Indonesia mencapai 0,88 MW dari potensi
yang tersedia 1,2 x 109 MW.(Djoko adi dkk, 2009)
Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis
sumber daya energi dalam jumlah yang cukup melimpah. Letak
Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa, maka wilayah
Indonesia akan selalu disinari matahari selama 10 - 12 jam dalam
sehari. Potensi sumber energi matahari di Indonesia sebagai
sumber energi listrik alternatif sangat perlu dimanfaatkan
mengingat, total intensitas penyinaran rata-rata 4,5 kWh per
meter persegi perhari, matahari bersinar berkisar 2000 jam per
tahun, sehingga tergolong kaya sumber energi matahari. Data
Ditjen Listrik dan Pengembangan Energi pada tahun 1997,
kapasitas terpasang listrik tenaga surya di Indonesia mencapai

0,88 MW dari potensi yang tersedia 1,2 x 109 MW. (Djoko adi dkk,
2009)
Pemanfaatan energi surya dibidang pertanian diantaranya
untuk kegiatan pasca panen yaitu pengeringan hasil pertanian.
Proses

pengeringan

produk-produk

hasil

pertanian

dan

perkebunan, seperti jagung, padi, singkong, kopi, karet, kakao,


cengkeh, dan kemiri, ubi, kentang, seringkali terkendala faktor
cuaca. Kondisi cuaca yang tidak menentu, terutama saat musim
hujan,

akan

berlangsung

mengakibatkan
tidak

optimal.

proses

Ditambah

pengeringan
lagi

alami

ketiadaan

alat

pengering menjadikan hasil pertanian berjamur dan rusak karena


lembapnya udara. Akibatnya, harga jual produkproduk

itu

rendah. Petani pun mengalami kerugian yang tidak sedikit. Untuk


mencegah kerugian yang dialami para petani, diperlukan suatu
alat pengering. Dengan alat itu, jamur dan mikroba yang bisa
merusak

produk-produk

pertanian

dan

perkebunan

bisa

dihilangkan. Serta energi matahari juga dapat membantu proses


fotosintesis pada tanaman pertanian.
Berikut ini ada beberapa kelebihan energi alternatif energi
surya yang dapat Anda ketahui:
1. Ramah lingkungan
Kelebihan energi alternatif surya atau matahari yaitu ramah
lingkungan. Energi matahari tidak menghasilkan limbah atau sisa

pembuangan yang berbahaya bagi lingkungan. Tidak hanya


dalam jangka yang pendek semata tetapi dalam jangka panjang.
2. Gratis
Selain tidak terbatas, energi matahari ini tersedia dalam
jumlah banyak dan dapat digunakan secara gratis. Dengan
begitu, untuk dapat menggunakannya tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk membelinya. Anda hanya perlu menggunakannya
sesuai dengan kebutuhan dan mengolahnya menjadi energi yang
siap pakai. Berbeda dengan minyak bumi yang dijual dengan
harga yang relatif mahal.
3. Melimpah
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, energi alternatif
dari matahari ini tidak akan habis. Namun selain itu, energi
matahari ini juga tersedia dalam jumlah yang sangat banyak
atau melimpah. Namun selain kelebihan, energi alternatif ini juga
memiliki kekurangan yang wajib Anda ketahui. Salah satunya
yaitu tidak dapat diandalkan setiap saat, contohnya yaitu ketika
musim hujan tiba. Ketika hujan, langit akan mendung dan
menutupi sinar matahari. Akibatnya energi matahari tidak dapat
digunakan,

kebutuhan

akan

energi

pun

juga

tidak

terpenuhi. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa

akan
energi

matahari tidak dapat diandalkan, mengingat ada banyak hal


yang membutuhkan energi untuk mengerjakannya.

Selain

tidak

dapat

diandalkan,

energi

matahari

juga

termasuk energi yang belum efisien serta penyimpanannya


mengalami beberapa kendala. Karena alasan-alasan tersebutlah
kenapa

energi

matahari

masih

belum

digunakan

atau

dimanfaatkan secara optimal. Serta membutuhkan dana yang


cukup

besar

untuk

mengembangkan

energi

surya

serta

membutuhkan keahlian untuk mengoperasikanya.

hubungan waktu dan besar radiasi surya


1000
800
600
Radiasi Surya (W/m^2)

hubungan waktu dan


besar radiasi surya

400
200
0
0

10 20 30

Waktu

Grafik 2. Hubungan Antara Waktu dengan Radiasi

hubungan antara daya dan radiasi surya


25
20
15

hubungan antara daya


dan radiasi surya

Daya (watt) 10
5
0
0

200 400 600 800 1000


intensitas

Grafik 3. Hubungan Antara Radiasi dengan Daya


Berdasarkan grafik ke-2 tersebut dapat dijelaskan bahwa hubungan antara
waktu dan radiasi surya adalah pada waktu pagi hari intensitas rendah dan
semakin menginjak siang sekitar jam 10 intensitas mencapai puncaknya dan akan
mengalami penurunan lagi sekitar pukul 12 siang , besarnya intensitas radiasi
matahari dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Dapat ditarik kesimpulan bahwa besar
kecilnya radiasi matahari dipengaruhio oleh waktu pengamatan.
Berdasarkan grafik ke-3 menjelaskan bahwa pada pagi hari daya yang
dihasilkan besar dan pada pada waktu siang hari daya yang dihasilkan akan kecil
hal ini dipengaruhi oleh radiasi sinar matahari dan cuaca.

Dapat ditarik

kesimpulan bahwa besar kecilnya daya yang dihasilkan dipengaruhi olehdaya


semakin besar daya amaka akan semakin besar radiasinya.
Kendala-kendala praktikum acara ini adalah keterbatasan alat yang
digunakan sehinggga satu shift di gabung menjadi satu menggunakan satu alat.

Potensi surya yang ada di banyumas terhitung cukup besar. persebaran


energi surya ini apabila di daerah dengan geografis datar seperi purwokerto maka
pengembangan nya sangat bagus dab apabila di daerah dengan geografis tidak
teratur maka potensi energi surya yan juga terbatas.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A Kesimpulan
Pengguanan pyranometer dalam mengukur radiasi sinar matahario kemudian

di konversi ke bentuk daya


Radiasi surya adalah radiasi gelombang pendek yang diserap oleh pelat

penyerap sebuah kolektor surya yang diubah menjadi panas.


Photovoltaics (PV), merupakan teknologi di mana cahaya diubah menjadi
tenaga listrik. Dikenal sebagai metode untuk membangkitkan tenaga matahari
dengan menggunakan solar sel dalam modul. Listrik terhubung dalam jumlah
yang banyak sebagai solar photovoltaic arrays untuk mengubah energi dari

matahari menjadi listrik


Cara mengukur energi surya bisa menggunakan Pyranometer atau disebut
solarmeter digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh radiasi cahaya
pada permukaan bidang dengan satuan W/m2.
B Saran
Acara energi surya sudah berjalan lancar dan masih ada kekurangan dari

puhak praktikan maupun pihak asisiten yaitu masalah alat dan keterlambatan.
Untuk acara selanjutnya semoga bisa berjalan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Alfatah, Arif dan Lestari, Muji. 2009. Bahas Tuntas 1001 Soal Fisika SMP.
Yogyakarta. Pustaka Widyatama

Djoko Adi, Dkk. 2009. Pemberdayaan Energi Matahari Sebagai Energi


Listrik Lampu Pengatur Lalu Lintas.UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG: SEMARANG
Handoko.1993. Klimatologi Dasar .IPB.Bogor.
Handoko.1994.klimatologi dasar landasan pemahaman fisika
atmosfer dan unsure-unsur iklim .PT. dunia pustaka jaya.
Jakarta
Jansen, Ted J. Teknologi Rekayasa Surya, Diterjemahkan oleh Prof. Wiranto
Arismunandar dari Solar Engineering Technology, 1995.
KEMENTERIAN ESDM. 2016. Energi Surya dan Pengembangannya
di Indonesia.diakses pada tanggal 3 juni 2016 pada
alamat web :www.esdm.go.id
Kreith,Frank,1978,Principles of Solar Engineering. Hemisphere publishing
Corporation, United States of America.1.
Nasir, A. A. dan Y. Koesmaryono. 1990. PENGANTAR ILMU IKLIM UNTUK
PERTANIAN, Pustaka Jaya, Bogor.
Philibert, Cdric (2005). "The Present and Future use of Solar
Thermal Energy as a Primary Source of Energy". IEA.
Tim Asisten. 2016. Pedoman Praktikum Energi dan Elektrifikasi.
Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto

Anda mungkin juga menyukai