Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN


4.1.1. Bidang Sarana dan Prasarana (Infrastruktur)

Lampung Selatan antara lain:


1. Banyaknya sarana dan prasana belum memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti :
a. sarana dan prasana pemerintah desa.
b. sarana dan prasana pendidikan.
c. sarana dan prasana kesehatan.
d. sarana dan prasana budaya.
2. Prasarana dasar kawasan permukiman belum berfungsi dengan baik, seperti:
a. drainase banyak yang tersumbat;
b. sanitasi kurang berjalan dengan baik;
c. sarana perairan sangat kurang mewadahi;
d. sarana pasokan tenaga listrik.
e. sarana prasarana pendidikan formal.
f. sarana prasarana klinik rawat inap.
3. Sistem ketahanan air belum terlaksana dengan baik, seperti:
a. tidak ada pembuatan embung;
b. tidak ada pembuatan sumur bor;
c. irigasi tidak tertata;
d. penebangan liar;
e. distribusi air tidak merata;
4. Sistem konektivitas daerah (jalan dan jembatan) belum tersedia dengan baik,

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Permasalahan yang terdapat pada bidang sarana dan prasaran wilayah di Kabupaten

seperti:

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

IV-1

a. jalan rusak (43 persen dari total panjang jalan dalam keadaan kritis (rusak
parah) dan 4,41 persen rusak;
b. terdapat beberapa wilayah yang belum terkoneksi oleh jembatan;
c. akses jalan produksi pertanian yang belum tersedia dengan baik, sehingga
mengakibatkan tingginya ongkos angkut hasil pertanian.
5. Moda transportasi, seperti angkutan pedesaan belum menjangkau semua wilayah.
4.1.2. Bidang Wilayah dan Tata Ruang
Permasalahan yang terdapat pada bidang penataan ruang wilayah di Kabupaten

1. Bangunan tidak tertata;


2. Kurangnya koordinasi dengan sesama;
3. Tidak mengutamakan infrasturktur.
A. Pembangunan Desa Dan Kawasan Perdesaan
1. Bangunan tidak tertata
2. Tidak mengutamakan infrasturktur
3. Tidak tersedianya petugas kebersihan pasar
4. Kurangnya informasi jalan
5. Belum adanya tata ruang yang terencana
4.1.3. Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama
A. Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga
Bidang Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga di Kabupaten Lampung
Selatan mengalami permasalahan sebagai berikut:
1. Angka rata-rata anak lahir hidup cenderung terus meningkat pada setiap
tahunnya. Pada tahun 2014, angka rata-rata anak lahir hidup Kabupaten Lampung
Selatan merupakan yang tertinggi di Provinsi Lampung, dan berada diatas angka
rata-rata anak lahir hidup Provinsi Lampung;
2. Angka pernikahan dini (wanita yang melakukan perkawinan dibawah usia 16

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Lampung Selatan antara lain:

tahun) di Kabupaten Lampung Selatan tertinggi kedua di Provinsi Lampung

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

IV-2

dengan kecenderungan yang terus meningkat selama kurun waktu lima tahun
terakhir (2010-2014). Semakin muda usia perkawinan pertama maka semakin
tinggi resiko yang dihadapi selama masa kehamilan/melahirkan, baik
keselamatan bagi ibu maupun anaknya, hal ini dikarenakan belum matangnya
rahim wanita muda untuk proses berkembangnya janin, dan belum siapnya
mental menghadapi masa kehamilan/melahirkan. Selain itu tingginya angka
pernikan dini juga berpengaruh terhadap tingginya angka rata-rata anak lahir
hidup di Kabupaten Lampung Selatan.

Permasalahan terkait dengan kesehatan dan gizi masyarakat di Kabupaten Lampung


Selatan antara lain:
1. Kurang mencukupinya tenaga medis. Hingga tahun 2014 hanya terdapat 67 orang
dokter. Dengan penduduk pada tahun 2014 sebesar 1.260.992 orang maka rasio
dokter per 10.000 penduduk hanya sebesar 0,70, padahal menurut rekomendasi
WHO seharusnya 10 orang dokter umum per 10.000 penduduk.
2. Sebaran tenaga kesehatan tidak merata. Selain itu, SDM kesehatan yang bekerja
di Puskesmas tersebut, komposisi jenis tenaganya pun masih sangat tidak
berimbang. Sebagian besar tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas adalah
tenaga medis perwat (38,47 persen) dan bidan (39,36 persen), sedangkan dokter
hanya 7 persen, farmasi 4 persen, dan sisany adalah tenaga non medis.
3. Rendahnya aksebilitas masyarakat terhadap sarana dan prasarana kesehatan
(rumah sakit, puskesmas, poskesdes, posyandu, dll). Hingga tahun 2014 hanya
terdapat 2 unit RS, hal itu berarti 1 unit RS menangani setengah penduduk
kabupaten Lampung Selatan (1:480.949 jiwa). Terdapat 26 puskesmas, 1 unit
Puskesmas menangani 36.996 jiwa penduduk kabupaten Lampung Selatan.
4. Selain masalah keterbatasan SDM kesehatan dan sarana prasarana kesehatan,
beberapa permasalahan bidang kesehatan lainnya yang dihadapi dan dirasakan
oleh masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan saat ini adalah:
a. kurang mewadahinya alat-alat kesehatan yang tersedia pada pusat-pusat

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

B. Kesehatan dan Gizi Masyarakat

pelayanan kesehatan;
b. kurang pelayanan pengobatan gratis;

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

IV-3

c. mahalnya biaya berobat;


d. rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan prilaku hidup
bersih dan sehat.
e. jarak puskesmas sangat jauh dari tempat tinggal
C. Pendidikan
Permasalahan terkait dengan bidang pendidikan di Kabupaten Lampung Selatan
antara lain:
1. Masih bayaknya penduduk berumur 10 tahun ke atas yang buta huruf. Kabupaten

tahun ke atas yang buta huruf terbesar ke dua setelah Kabupaten Mesuji (4,85
persen) dan berada diatas angka Provinsi Lampung (3,12 persen). Pada tahun
2014 terdapat 4,71 persen penduduk berumur 10 tahun ke atas di Kabupaten
Lampung Selatan yang buta huruf.
2. Masih rendahnya daya serap sistem pendidikan dan partisipasi penduduk dalam
pendidikan. Angka partisipasi sekolah (APS) penduduk usia 16-18 tahun masih
rendah, yaitu hanya sebesar 67 persen. Hal itu berarti hanya 67 persen penduduk
usia 16-18 tahun yang dapat terserap oleh sistem pendidikan, khususnya
pendidikan menengah di Kabupaten Lampung Selatan. Kondisi tersebut
terkonfirmasi oleh masih rendahnya Angka partisipasi kasar (APK) jenjang
pendidikan SMA di Kabupaten Lampung Selatan, yaitu sebesar 67,97 persen
serta masih rendahnya Angka partisipasi murni (APM) jenjang pendidikan SMA
di Kabupaten Lampung Selatan, yaitu sebesar 57 persen. Masih rendahnya daya
serap sistem pendidikan dan partisipasi penduduk dalam pendidikan tersebut
dapat dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang
tidak diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah serta peningkatan
akses masuk sekolah.
3. Beberapa pernasalahan bidang pendidikan lainnya berdasarkan persepsi
masyarakat yang dihimpun dari jaring aspirasi melalui FGD kecamatan antara
lain:

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Lampung Selatan merupakan kabupaten dengan persentase penduduk berumur 10

a. Jumlah tenaga pendidik sudah mencukupi, namun persebaran/distribusinya


yang belum merata;

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

IV-4

b. Masih rendahnya kualifikasi dan kompetensi tenaga pendidik;


c. Rendahnya kualitas lulusan pendidikan formal;
d. Kurangnya fasilitas informasi bidang pendidikan;
e. Mahalnya biaya sekolah;
f. Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan.
D. Pemuda dan Olahraga
Permasalahan bidang pemuda dan olah raga di Kabupaten Lampung Selatan antara
lain:

2. Kurangnya pembinaan dan pembiayaan bidang olahraga;


3. Kurang mewadahinya fasilitas olah raga.
E. Kebudayaan
Permasalahan bidang kebudayaan di Kabupaten Lampung Selatan antara lain:
1. Kurangnya pembinaan terhadap kelompok-kelompok budaya dan kesenian;
2. Kurangnya bantuan peralatan/fasilitas penyelenggaraan seni dan budaya.
F. Agama
Permasalahan bidang agama di Kabupaten Lampung Selatan antara lain:
1. Kurangnya pembinaan dan insentif guru ngaji
2. Kurangnya kesadaran belajar agama
G. Ketenagakerjaan
Permasalahan bidang ketenagakerjaan di Kabupaten Lampung Selatan antara lain:
1. Tingginya angka pengangguran, peringkat ke-3, diatas provinsi;
2. Kurangnya lapangan pekerjaan;
3. Kurangnya pendidikan/latihan keterampilan kerja;

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

1. Kurang menonjolnya potensi olah raga;

IV-5

4.1.4. Bidang Ekonomi


A. Perdagangan
Permasalahan yang terdapat pada bidang ekonomi khususnya sektor perdagangan di
Kabupaten Lampung Selatan antara lain:
1. Belum berfungsinya sarana dan prasaran perdagangan di Kabupaten Lampung
Selatan, seperti terminal agrobisnis;
2. Rendahnya daya saing perdagangan daerah;
3. Cepatnya pertumbuhan mini market di daerah;

Permasalahan yang terdapat pada bidang ekonomi khususnya yang terkait dengan
UMKM dan Koperasi di Kabupaten Lampung Selatan antara lain:
1. Rendahnya aksesbilitas permodalan dan perbankan; dan
2. Rendahnya penguasaan teknologi oleh sektor UMKM dan Koperasi.
C. Industri
Permasalahan yang terdapat pada bidang Industri di Kabupaten Lampung Selatan
antara lain:
1. Pendistribusian hasil industri petranian cenderaung sulit.
2. Sulitnya mendapat bahan subsidi, contohnya pupuk.
D. Pariwisata
Permasalahan yang terdapat pada bidang pariwisata di Kabupaten Lampung Selatan
antara lain:
1. Sarana dan prasarana pada obyek wisata kurang mendapat perawatan;
2. Infastruktur, khususnya jalan menuju obyek wisata yang rusak.
E. Ekonomi Kreatif
Permasalahan yang terdapat pada bidang ekonomi kreatif di Kabupaten Lampung
Selatan antara lain:
1. Kurangnya keterampilan/kreativitas masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan;

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

B. UMKM dan Koperasi

2. Kurangnya penyuluhan dari pemerintah dan rendahnya peran stake holder


penggiat ekonomi kreatif di Kabupaten Lampung Selatan;

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

IV-6

4.1.5. Bidang Iptek


Permasalahan yang terdapat pada bidang Iptek di Kabupaten Lampung Selatan antara
lain:
1. Belum tersedianya fasilitas internet yang mampu diakses mayarakat secara gratis;
2. Masih terdapat beberapa darah yang belum terjangkau oleh infrastruktur jaringan
telekominikasi.
3. Kurangnya informasi dan akses teknologi tepat guna, sehingga kemajuan
teknologi sulit cerna atau di adaptasikan dengan masyarakat.

A. Pembinaan Kesatuan Bangsa Dan Politik


1. Kurangnya pembinaan dari aparatur pemerintah
2. Kurangnya pemahaman politik masyarakat
3. Budaya politik yang bersifat mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok
yang bersifat pragmatis
4.1.7. Pertahanan dan Keamanan
Permasalahan yang terdapat pada bidang pertahanan dan keamanan di Kabupaten
Lampung Selatan antara lain:
1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan siskamling;
2. Kurangnya forum silaturahmi antar desa;
3. Budaya takut lapor keamanan;
4. Kurangnya jumlah petugas keamanan/personil;
5. Kurangnya pembinaan hansip desa;
6. Kurangnya pos jaga, pos polisi dan pos ronda;
7. Kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap aparat keamanan, karena tindakan
oknum yang merusak wibawa aparat dan melakukan hal-hal yang melanggar
hukum.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

4.1.6. Bidang Politik

IV-7

4.1.8. Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup


A. Pengembangan Agribisnis, dan Pertanian Berkelanjutan
Beberapa permasalahan yang terdapat dalam upaya pengembangan agribisnis, dan
pertanian berkelanjutan di Kabupaten Lampung Selatan antara lain:
1. Pengolahan Sumber Daya Alam masih tradisional.
2. Terbatasnya kuota pupuk bersubsidi dari pemerintah;
3. Harga jual pasca panen rendah dan tidak stabil;
4. Tingginya alih fungsi lahan, laha pertanian menjadi perumahan;
5. Bibit tanam susah dan mahal;

7. Cakupan jaringan irigasi/perairan masih rendah;


8. Aksesbilitas dan produktifitas lahan kurang;
9. Penguasaan teknologi pertanian masih rendah;
10. Kurangnya obat-obatan pertanian;
11. Kurangnya permodalan petani.
B. Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Perikanan
Beberapa permasalahan yang terdapat dalam upaya Peningkatan Produksi dan Nilai
Tambah Perikanan di Kabupaten Lampung Selatan antara lain:
1. Kurangnya pembinaan dan penyuluhan perikanan;
2. Masih tingginya gagal panen;
3. Pencemaran air;
4. Tidak produktif;
5. Tidak tersedianya bibit unggul.
C. Pengembangan Jasa Lingkungan (Pengeloaan Sampah)
Beberapa permasalahan yang terdapat dalam pengelolaan sampah di Kabupaten
Lampung Selatan antara lain:
1. Belum optimalnya pelayanan tempat pembuangan sampah akhir (TPA);
2. Bau tidak sedap;

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

6. Prodktivitas pertanian rendah;

3. Kurangnya kesadaran masyarakat (Berserakan)


4. Banjir

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

IV-8

5. Besarnya biaya angkut


6. Tidak ada mobil sampah
D. Kualitas Lingkungan Hidup, Pelestarian dan Pemanfaatan Keekonomian
Keanekaragaman Hayati
Beberapa permasalahan yang terdapat dalam upaya kualitas lingkungan hidup,
pelestarian dan pemanfaatan keekonomian kehati di Kabupaten Lampung Selatan
adalah kurangnya penghijauan.

4.2.1. The ASEAN Community


Dengan mulai diberlakukannya The ASEAN Community pada tahun 2015, di satu
pihak akan menciptakan peluang yang lebih besar bagi perekonomian nasional, tetapi
di lain pihak juga menuntut daya saing perekonomian nasional yang lebih tinggi.
ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana terjadi
arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang
lebih bebas diantara Negara ASEAN. Dengan terbentuknya pasar tunggal yang bebas
tersebut maka akan terbuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa
pasarnya di kawasan ASEAN.
4.2.2. Penguatan Konektivitas Nasional
Salah satu agenda utama pembangunan nasional yang tertuang RPJM Nasioanl
Tahun 2015-2019 adalah Membangun Konektivitas Nasional Untuk Mencapai
Keseimbangan Pembangunan dengan beberapa sasaran pertama yang ingin dicapai
adalah meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan
sistem transportasi multimoda dan antarmoda melalui:
1. Menurunnya waktu tempuh rata-rata per koridor (jam) untuk koridor utama dari
2,6 jam per 100 km menjadi 2,2 jam per 100 km.
2. Meningkatnya kemantapan jalan nasional menjadi 98 persen, jalan provinsi

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

4.2. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN

menjadi 75 persen, dan jalan kabupaten/kota menjadi 65 persen. Pada saat yang
bersamaan dilaksanakan peningkatan kapasitas jalan melalui pembangunan jalan

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

IV-9

baru sepanjang 2.650 km, peningkatan kapasitas jalan 4.200 lajur-km,


pembangunan jalan tol sepanjang 1.000 km, serta perbaikan jalan (preservasi)
sepanjang 45.592 km di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulwesi, Bali-Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua;
3. Tercapainya persiapan pengembangan jaringan jalan (termasuk jalan tol)
sepanjang 6.000 km;
Mengacu pada agenda pembangunan nasional tersebut diatas, Kabupaten Lampung
Selatan sebagai kabupaten yang berada pada pintu gerbang koridor Pulau Sumatera

tersebut. Di Kabupaten Lampung Selatan terdapat Pelabuhan Bakauheni yang


merupakan pelabuhan utama penghubung Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Hingga
saat ini terdapat 159,95 Km jalan nasional sebagai bagian dari jaringan jalan lintas
Pulau Sumatera. Selain itu, terdapat kurang lebih 100 Km jalan sebagai bagian dari
rencana jaringan jalan tol Trans Sumatera (Segmen 1: Pembangunan Jalan Tol
Bakauheni - Terbanggi Besar.
Agar masyarakat Kabupaten Lampung Selatan dapat mengoptimalkan peluang
positif dan meminimalkan dampak negatif dari implementasi agenda penguatan
konektivitas nasional tersebut, pemerintah Kabupaten Lampung Selatan harus
menyambutnya dengan serangkaian kebijakan yang tepat sasaran.
4.2.3. Bonus Demografi
Indonesia mempunyai peluang untuk dapat menikmati bonus demografi, yaitu
percepatan pertumbuhan ekonomi akibat berubahnya struktur umur penduduk yang
ditandai dengan menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk
non-usia kerja kepada penduduk usia kerja. Perubahan struktur ini memungkinkan
bonus demografi tercipta karena meningkatnya suplai angkatan kerja (labor supply),
tabungan (saving), dan kualitas sumber daya manusia (human capital). Di Indonesia,
rasio ketergantungan telah menurun dan melewati batas di bawah 50 persen pada
tahun 2012 dan mencapai titik terendah sebesar 46,9 persen antara tahun 2028 dan

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

tentu saja akan menerima dampak dari pelaksanaan agenda pembangunan nasional

2031.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

IV-10

Kabupaten Lampung Selatan memiliki potensi untuk memanfaatkan bonus


demografi secara regional. Rasio ketergantungan Kabupaten Lampung Selatan
cenderung mengalami penurunan pada setiap tahunnya. Hingga pada tahun 2014
rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Lampung Selatan adalah trelah mencapai
angka sebesar 52 persen dan di proyeksikan akan melewati batas di bawah 50 persen
tahun 2028. Tingginya jumlah dan proporsi penduduk usia kerja Indonesia dan juga
Kabupaten Lampung Selatan selain akan meningkatkan angkatan kerja dalam negeri
juga membuka peluang untuk mengisi kebutuhan tenaga bagi negara-negara yang
proporsi penduduk usia kerjanya menurun seperti Singapura, Korea, Jepang dan

Bonus demografi tidak diperoleh secara otomatis, tetapi harus diupayakan dan diraih
dengan arah kebijakan yang tepat. Apabila tidak didukung dengan kebijakan yang
tepat, bonus demografi tidak akan dapat diraih, bahkan dapat menimbulkan berbagai
dampak yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, kebijakan sumber daya manusia,
kependudukan, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan ketenagakerjaan, infrastruktur
dan sumber daya alam serta politik hukum dan keamanan harus diarahkan dengan
tepat untuk meraih bonus demografi.
4.2.4. Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah
Kualitas tata kelola pemerintahan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
optimal untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan peningkatan daya saing
daerah. Dalam kaitan ini tantangan utamanya adalah meningkatkan integritas,
akuntabilitas, transparansi, efektifitas, dan efisiensi birokrasi dalam penyelenggaraan
pemerin-tahan, pembangunan, dan pelayanan publik.
4.2.5. Ketersediaan Infrastruktur Daerah untuk Mendukung Pembangunan
Daerah
Keterbatasan ketersediaan infrastruktur merupakan hambatan utama dalam
pemanfaatan potensi daerah dan pemanfaatan peluang dalam peningkatan investasi

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Australia.

serta menyebabkan mahalnya biaya logistik. Oleh karena itu, peningkatan

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

IV-11

infrastruktur yang mantab di Kabupaten Lampung Selatan harus dapat segera


ditingkatkan.
4.2.6. Penguatan Struktur Ekonomi Daerah
Penguatan struktur ekonomi, khusunya penguatan sektor primer dan sekunder secara
terpadu menjadi penggerak utama perekonomian Kabupaten Lampung Selatan.
Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (sektor primer) dan sektor industri
pengolahan (sektor sekunder) merupakan penopang utama struktur perekonomian
Kabupaten Lampung Selatan. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Sementara itu, meskipun mengalami peningkatan, rata-rata laju pertumbuhan sektor


industri pengolahan di Kabupaten Lampung Selatan masih berjalan lambat. Padahal
agar perekonomian bergerak lebih maju sektor industri pengolahan harus menjadi
motor penggerak.
4.2.7. Kemampuan untuk Membiayai Pembangunan Terbatas
Hal ini terkait dengan upaya untuk menggali sumber-sumber penerimaan daerah
yang masih belum optimal. Disamping itu anggaran yang digunakan untuk hal-hal
yang tidak produktif seperti belanja pegawai masih sangat tinggi. Menggali sumbersumber penerimaan dan mengefektifkan pengeluaran pembangunan menjadi
tantangan yang harus dihadapi.
4.2.8. Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Terkait dengan integrasi kebijakan pembangunan dan aspek lingkungan hidup,
berdasarkan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa Pemerintah Daerah wajib
melaksanakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam penyusunan atau
evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan hidup.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

menunjukan kecenderungan pertumbuhan yang melambat pada setiap tahunnya.

IV-12

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) menurut UU 32/2009 adalah rangkaian


analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Oleh
karena itu, KLHS sebagai salah satu instrumen lingkungan hidup wajib dilaksanakan
dengan tujuan utama untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program.

Daerah (RPJMD) lebih detail selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis Dalam Penyusunan Atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.
Oleh karena itu, dalam rangka Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lampung Selatan 2016 2021 ini, juga
akan dilakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap RPJMD yang disusun
tersebut.
Pelaksanaan KLHS RPJMD Kabupaten Lampung Selatan 2016 2021 terutama
dilakukan pada kebijakan dan program-program yang bersifat strategis dan
merupakan prioritas dari rencana pembangunan yang disusun, diantaranya:
1. Misi 1

: Membangun infrastruktur untuk mempercepat kemajuan desa sesuai


dengan tata ruang wilayah.

Sasaran : Tersedianya layanan transportasi yang aman, selamat, nyaman, tepat


waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, dan secara terpadu mampu
mengkoneksikan seluruh pelosok daerah.
Dimana terdapat capaian kinerja peningkatan proporsi panjang jaringan jalan
kabupaten dengan permukaan aspal dari 71,1% pada tahun 2014 menjadi 100%
pada tahun 2021.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

IV-13

2. Misi 3

: Membangun perekonomian daerah dengan memperkuat ekonomi


berbasis kerakyatan dan perdesaan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan.

Sasaran : Peningkatan kontribusi dan percepatan laju pertumbuhan sektor


industri pengolahan.
Dimana terdapat capaian kinerja peningkatan jumlah kawasan peruntukan
industri besar dan sedang yang dikembangkan dari 1 pada tahun 2014 menjadi 5
pada tahun 2021; serta terdapat capaian kinerja jumlah kawasan peruntukan
IKM (SIKIM) yang dikembangkan dari tidak ada pada tahun 2014

menjadi 3 pada tahun 2021.


Adanya beberapa contoh rencana tersebut menjadi bahan yang perlu dikaji lebih
mendalam terutama terkait dengan multiplier efek rencana pembangunan,
ketersediaan potensi sumber daya alam serta potensi perubahan tata guna lahan dan
perubahan kondisi lingkungan yang berdampak lanjut pada potensi kerusakan dan
pencemaran lingkungan. Untuk itu rencana-rencana program prioritas pembangunan
yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Lampung Selatan 2016 2021 ini akan
dikaji lebih mendalam dalam dokumen tersendiri yaitu Dokumen Kajian Lingkungan
Hidup Strategis RPJMD Kabupaten Lampung Selatan 2016 2021; dan pada saat ini
penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Lampung Selatan 2016 2021 tersebut
masih dalam proses.
Dengan terlaksananya KLHS RPJMD Kab. Lampung Selatan diharapkan bahwa
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam penyusunan RPJMD tersebut sehingga berdampak positif bagi pelaksanaan
pembangunan dan kelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Lampung Selatan.

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Sentra

IV-14

Anda mungkin juga menyukai