Anda di halaman 1dari 10

5

SIFAT SIFAT ELASTIS

5.1

Pengantar
Pada bagian 3.1 terdapat sebuah contoh sederhana untuk mengilustrasikan

pentingnya antarmuka serat-matriks dalam memindahkan tegangan dari matriks ke


serat. Dengan menggunakan asumsi dari daftar pada bagian 3.1 tentang sifat-sifat
dari antarmuka, adalah mungkin untuk menghitung distribusi dari tegangan dan
regangan pada bahan komposit dalam hal geometri, distribusi dan fraksi volume dari
serat dan sifat-sifat elastis dari serat dan matriks. Beberapa dari perhitungan ini
sangat kompleks, dan memang beberapa masalah tetap harus diselesaikan. Dari
distribusi tegangan dan regangan, sifat-sifat elastis dari bahan komposit dapat
dihitung. Dikarenakan kekompleksitasan dari perhitungan itu maka seringkali
diperlukan hubungan empiris yang telah ditentukan.
Pada bagian pertama dari bab ini, hubungan antara sifat-sifat elastis dari sebuah
lamina searah dan sifat-sifat dari konstituen dapat ditentukan dan dibandingan
dengan hasil percobaan. Ini diikuti dengan penjelasan tentang hubungan yang sesuai
untuk laminasi acak serat panjang. Baik dalam efek lamina serat panjang searah dan
acak terkait dengan ujung serat dapat diabaikan, kecuali ketika mempertimbangkan
proses fraktur. Hal ini tidak berlaku untuk bahan komposit berserat pendek dan
bagian yang dikhususkan untuk memprediksi distribusi tegangan dan regangan dalam
serat dan matriks yang terkait disekitarnya dengan ujung serat. Hal ini mengarah
pada prediksi dari sifat-sifat elastis bahan komposit berserat pendek, meskipun, disini
lagi, bahwa penting untuk menggunakan pendekatan empiris kecuali untuk
penyusunan serat yang sangat sederhana.

5.2

Sifat-sifat Elastis Lamina Searah


Ketika sebuah tarikan atau beban tekan diterapkan sejajar dengan serat dalam

lamina searah (Gambar.5.1), tegangan e1 dalam matriks akan sama dengan tegangan
dalam serat jika ikatan antara serat dan matriks sempurna. Jika kedua serat dan
matriks berperilaku elastic maka tegangan yang sesuai diberikan oleh persamaan
berikut:
(5.1)

Berikut bahwa jika Ef > Em maka tegangan dalam serat lebih besar daripada di dalam
matriks. Hal ini tentu saja, basis yang mendasari dari penguatan serat sejak serat
dikenai sebagian besar beban P yang diterapkan. Untuk bahan komposit dengan total
luas penampang A, tegangan rata-rata diberikan oleh persamaan berikut :

Dimana Af dan Am adalah luas penampang dari serat dan matriks dan Pf dan Pm
adalah beban yang sesuai. Substitusi persamaan (5.1) dan hubungan

Ke persamaan ini memberikan

Gambar 5.1. (a) lamina searah menunjukkan arah 1,2 dan 3. (b) perubahan bentuk
dari lamina searah dikarenakan beban tarikan pada arah 1 ketika terdapat ikatan
serat-matriks yang sempurna

Oleh karena itu,

Dan maka

Ini juga sering disebut sebagai persamaan aturan pencampuran. Analisis ini
didasarkan pada asumsi bahwa persamaan (5.1) adalah benar. Ini tidak sepenuhnya
benar karena kontraksi Poisson yang berbeda akan menghasilkan tegangan tambahan
yang belum dipertimbangkan disini. Namun,
Gambar 5.2. pengukuran melintang modulus elastisitas terhadap serat lamina searah
dari serat kaca dan resin polyester dengan perbedaan vt. (Dari Brintrup DR-Ing thesis
1975, Technischen Hochshule, Aachen.)

Kesalahan dalam E\\ sepertinya kurang dari 1 atau 2% dan verifikasi percobaan untuk
persamaan (5.11) telah ditentukan untuk banyak sistem serat-resin. Sebagai contoh
yang tertera pada gambar 5.2. untuk sistem serat kaca- resin poliester. Mayoritas data
untuk Vt antara 0.2 dan 0.6 tetapi dalam kesepakatan pada persamaan (5.11) data
dapat diekstrapolasi untuk Em pada Vt = 0 dan untuk Et pada Vt = 1. Dua bagian hasil
diberikan pada gambar 5.2. E\\ (0) adalah nilai dari E1 ditentukan dari tes jangka
pendek untuk Em = 3.8 GN m-2, dan E\\ (105) adalah modulus peregangan
diukur setelah 105 h dengan Em (105) = 1.3 GN m-2. Ini mengilustrasikan efek kecil
dari rembesan matriks yang terelaksasi dan Em telah di E//
Jenis yang sama dari pendekatan bahan mekanik dapat digunakan untuk
memprediksi modulus transvers dari sebuah lamina searah

. Model yang

paling sederhana dari bahan komposit disajikan dalam gambar 5.3 sebagai sebuah
potongan serat yang sejajar. Beban melintang direrapkan pada serat bertindak sama
pada serat dan matriks dan asumsi yang dibuat bahwa

. Regangan yang

sesuai adalah

Demikian, regangan e2 menjadi


Dan dengan mensubstitusi persamaan (5.12)

Substitusi

Ke persamaan (5.14) dan menyusun kembali memberikan persamaan,

Gambar 5.3. perubahan bentuk dari lamina searah dikarenakan beban tarikan pada
arah 2 ketika terdapat ikatan serat-matriks yang sempurna

Bentuk umum dari ungkapan ini dalam kesepakatan yang beralasan dengan hasil
percobaan pada gambar 5.4 untuk variasi

untuk bahan komposit serat kaca-

resin poliester. Namun, persamaan tidak cocok untuk hasil yang aktual dan terdapat
cukup banyak nilai yang tersebar. Persamaan lain yang bentuknya sama sebagai
persamaan (5.16) telah diusulkan untuk memperhitungkan efek dari kontraksi
Poisson, yang digambarkan pada gamabr 5.4, dan memberikan hasil percobaan yang
lebih cocok untuk beberapa nilai Vf. Demikian, sebagai contoh, persamaan

Gambar 5.4. pengukuran melintang modulus elastisitas terhadap serat lamina searah
dari serat kaca dan resin polyester dengan perbedaan vf. (Dari Brintrup DR-Ing thesis
1975, Technischen Hochshule, Aachen.)

Memberikan sebuah kurva (Gambar 5.4.) yang mendekati hasil dari percobaan pada
nilai tertinggi dari Vf. Hasil pada gambar 5.4 juga menggambarkan efek yang jelas
dari sifat resin pada modulus melintang dan, khususnya, pengaruh rembesan resin.
Demikian , terdapat penurunan yang besar dalam modulus yang direlaksasi dengan
waktu yang kontras terhadap E//, lebih jelas pada Vf yang tinggi.
Persamaan (5.16) terhadap (5.18) penting untuk desain efektif dari struktur
lamina tetapi persamaan ini hanya memberikan sedikit wawasan pemahaman fisik
dari distribusi tegangan dan regangan di sekitar serat yang dibutuhkan untuk
interpretasi fraktur melintang (lihat bagian 3.5 dan 7.4). Asumsi

, dan

asumsi implisit, yang digunakan untuk menurunkan persamaan (5.16), bahwa dalam
setiap

fase

regangan

seragam,

tidak

realistis

karena

serat

tidak

dapat

direpresentasikan sebagai lembaran seperti dalam gambar 5.3. Ini dapat ditunjukkan
dengan referensi pada gambar 5.5 yang menunjukkan sebuah susunan segienam yang
ideal dari serat dalam bahan komposit yang dikenakan untuk penerapan keseragaman
eksternal regangan. Mayoritas regangan dalam potongan XX yang sesuai dengan
potongan disajikan pada gambar 5.5, dikenai oleh resin dengan E f >Em. Regangan
pada potongan YY yang secara penuh melewati resin akan jauh lebih seragam dan

regangan rata-rata akan lebih kecil daripada resin pada potongan XX. Dengan kata
lain terdapat perbesaran regangan di antara serat resin. Regangan yang berbeda di
tiap bagian resin yang berbeda menyebabkan penambahan tegangan dan akibatnya
distribusi tegangan yang tidak seragam.
Teori elastisitas dan analisis elemen hingga telah digunakan untuk
memprediksi E/ dan modulus lainnya menggunakan asumsi yang lebih realistis.
Penyederhanaan dari beberapa solusi telah dikembangkan oleh Halpin & Tsai (1967)
dan

persamaan mereka, yang ditunjukkan di bawah ini, sangat berguna untuk

memprediksi sifat-sifat dari bahan komposit.


Gambar 5.5 representasi skematis dari perbesaran regangan dalam lamina searah
yang dikenai beban melintang

Persamaan ini umumny lebih teraplikasi daripada persamaan (5.17). Berikut


persamaan Halpin & Tsai :

Dimana M adalah modulus komposit


modulus matriks yang sesuai

modulus serat yang sesuai


tergantung pada berbagai

karakteristik dari fase penguat seperti bentuk dan aspek rasio serat, pengepakan
geometri dan keteraturan, dan juga pada kondisi pembebanan. Hal ini diperlukan
untuk menentukan

secara empiris dengan mencocokkan kurva terhadap hasil

percobaan. Sebagai contoh, persamaan Halpin & Tsai untuk E/ telah dilengkapi
dengan hasil pada gambar 5.4 menggunakan = 0.2.

Kies (1962) membuat salah satu perkiraan kuantitatif awal dari distribusi
regangan yang tidak seragam dalam matriks antara serat dengan menggunakan model
sederhana yang diilustrasikan pada gambar 5.6. Ketika susunan persegi dikenai
regangan tarik sederhana

, perbesaran regangan pada resin di sepanjang garis AB

menurut Kies adalah

Dimana s dan r adalah sebagai didefinisikan dalam gambar 5.6. Persamaan (4.2) dan
(5.23) dapat
Gambar 5.6 model susunan persegi yang digunakan oleh Kies (1962) untuk
menghitung perbesaran regangan

Gambar 5.7 ketergantungan perbesaran regangan pada Vt berdasarkan persamaan


(5.23) untuk serat kaca-resin poliester

Gambar 5.8. pinggiran isokromatik dalam bahan komposit model makro dimuat
dalam tegangan melintang. Dari Puck (1967)

Dikombinasikan untuk menghitung variasi dari perbesaran regangan dengan Vf. Satu
set khas hasil ditunjukkan pada gambar 5.7 yang esuai dengan sistem serat kaca-resin
poliester (Ef/Em=20). Perbesaran regangan yang tinggi terjadi pada fraksi volume

yang tinggi. Perbesaran regangan tergantung pada kondisi pembebanan dan variasi di
sepanjang matriks.
Pendekatan lain untuk memahami distribusi tidak seragam dari tegangan dan
regangan pada lamina yang dikenai beban melintang adalah menggunakan teknik
fotoelastis. Contoh pada gambar 5.8 menunjukkan pinggiran isokromatik yang
diproduksi dalam makromodel dari bahan komposit yang mewakili batang serat yang
tertanam dalam resin. Pinggiran terlihat ketika model ditegangkan dalam arah
melintang dan dilihat dalam cahaya terpolarisasi. Setiap pinggiran mewakili posisi
kontur dalam resin yang memiliki prinsip perbedaan tegangan yang sama. Hal ini
mungkin untuk menetukan pola tegangan dan regangan dari posisi dan urutan
pinggiran; lihat, untuk contoh, Marloff & Daniel (1969). Hal ini cukup untuk dicatat
bahwa pola dari pinggiran sangat kompleks dan menunjukkan bahwa besar dan arah
tegangan bervariasi di sepanjang matriks dan tergantung, untuk fraksi volume yang
diberikan, pada penyusunan serat ( contoh seperti persegi atau segienam) dan pada
tingkat keteraturan. Tegangan biaksial dan triaksial juga diproduksi dalam matriks
dan besarnya tergantung pada rasio modulus serat dan matriks.
Dari pendekatan sederhana yang digunakan dalam menentukan persamaan
(5.23) ini jelas bahwa dalam lamina searah dengan distribusi serat yang acaknseperti
ditunjukkan pada gambar 4.5 perbesaran regangan akan bervariasi dari satu bagian
lamina ke bagian lainnya. Ini mungkin memiliki efek yang dalam pada proses
fraktur.
Persamaan Halpin & Tsai (5.19) ke (5.22) termasuk persamaan untuk
modulus geser dan rasio Poisson. Verifikasi percobaan seperti sama dengan yang
ditampilkan pada gambar 5.2 dan 5.4 untuk
dengan persamaa semi-empiris lainnya.

telah diterbitkan bersama

Anda mungkin juga menyukai