Anda di halaman 1dari 27

Membangun Dengan Hati

EDISI 10 | JULI - SEPTEMBER 2014

MEMBANGUN

SDM MADURA
Tampilkan Wajah Madura
yang Humanis
www.bpws.go.id

Sebuah Perspektif Ibadah


Multidimensional

Sukses Ubah Nasib dari


Sandal Japit

Foto-foto: Bhakti Phundowo

salam redaksi

Pelatihan pengolahan rumput laut

Wajah
S

emangat itu berasal dari timur. Wajah wajah cerah dari perempuan
perempuan sepuh itu menyiratkan keyakinan mimpi yang
membumbung tinggi, segera membumi di tanah yang di pijaknya.
Ya, di suatu siang terik di Gili Iyang, mereka menjadi penyaksi jejak
pembangunan di pulau oksigen itu oleh BPWS.
Satu demi satu, jalan jogging track sepanjang 10 km itu dipasangi paving
da membentuk selasar memanjang. Beribu meter pipa mulai dipasang sebagai
jalur air bersih yang bakal dipompa dari Dungkek menembus bawah laut. Menara
air pun perlahan didirikan menjulang di beberap titik.
Wajah-wajah yang sebelumnya lelah menerima janji puluhan tahun silam itu, kini
tersaput rona bahagia. Ya, wajah wajah mereka bukan semata kebahagian orang-orang Gili
Iyang. Mereka menjadi perlambang Madura, bahwa perlahan tapi pasti, pembangunan itu
mereka rasakan. Ragam hambatan yang ditemui BPWS, seolah menjadi pelecut yang kini
direalisasikan.
Ada kebanggan Madura dari Gili Iyang, ya seluruh Madura. Ini tentang kekayaan alam
yang luar biasa. Wajah-Wajah mereka mewakili semangat dan keseriusan BPWS membangun
Madura. Bergandengan tangan dengan Pemerintah daerah setempat, BPWS membangun
pulau eksotis itu sebagai destinasi health tourism yang diharapkan mampu mendongkrak
ekonomi Madura dari sector wisata, namun dengan tetap menjaga nilai-nilai keluhuran keMadurawian.

Hasil kreasi makanan berbahan dasar ikan

Gili Iyang hanyalah salah satu wajah, diantara wajah-wajah-wajah lain yang akan
dipoles BPWS bekerjasama dengan Pemkab Pemkab di Madura. Di antaranya pembangunan
infrastruktur jalan lintas utara, lintas tengah, lintas selatan, jembatan Srepang (SresehPangarengan), pemberdayaan dan peningkatan Sumber Daya Manusia dan lain sebagainya.
Pesan para ulama untuk membangun Madura dengan tetap menjaga nilai kulturalnya, mejadi
salah satu pegangan utama dalam membangun. Seperti wajah-wajah sumringah di Gili Iyang,
kelak Madura Maju adalah mimpi dan buah kerja keras. Dengan kerjasama dan dukungan dari
seluruh stake holder, kita jadikan mimpi itu membumi. Amin.

Sampul Suramadu
Edisi April - Juni 2014
Cover Depan:
Kegiatan
Pemberdayaan
Masyarakat.
Foto: Bhakti
Phundowo
Cover Belakang:
Menjelang Sunset
di Pantai Lombang
Sumenep Madura
Foto: Bhakti
Phundowo
Desain:
Ary Sulistyo

susunan redaksi
Menimba ilmu otomotif pada sang
profesional.
Pecerta mencatat dan menyimak dalam Pelatihan Internet

Penerbit : BPWS
Pengarah
: Kepala BP BPWS

Waka BP BPWS

Deputi Perencanaan

Deputi Pengendalian
Penanggungjawab
: Sekretaris BPWS
Pemimpin Redaksi
: Tadjus Subki

Redaktur Pelaksana
Redaktur
Reporter

Fotografer
Desain & Layout
Alamat Redaksi

: Faisal Y.A.
: Azhari.
: M. Ali Mustofa, Abu Tholib
Adita Puteri, Dewi Kurniawati,
M. Rahmat S.
: M. Baidhowi
: Ary Sulistyo
: Jl. Tambak Wedi No. 1 Surabaya

apa kabar

daftar isi

26

Berangkat Modal Nekad, Kini Buka


Konveksi

oase
28

Mengenal Kucing Pulau Raas Madura:


Ras Terbaik Indonesia, Layak Mendunia

lentera
30

Mereka Yang Sia-sia

jejak santri
32

tokoh kita
6

Muhlis Hidayat, Pelopor Naga di Lahan


Kritis

14

Wabup Sampang: Keberadaan BPWS


Dibutuhkan

15

Mochammad Anwar: Harus Ada


Monitoring dan Evaluasi

38

Mencecap Manfaat Cabe Jamu

Madura Maju Bukan Mimpi: BPWS


Teken MoU Dengan Tiga Kabupaten

usaha kita
46

Bisnis Gurih Rengginang Lorjuk

cerpen
48

Tradisi Unik di Madura: Lelap Berpasir


Masyarakat Pesisir
teras

21

34

ritme

unika
16

info sehat

36 Mengawinkan Potensi Wisata dengan


Kearifan Kultural

10 BPWS Serius Garap SDM Madura


Pakde Karwo: Berdayakan Ekonomi
Kerakyatan

26

kolom

fokus
12

Perahu untuk Fakir Miskin

30

18 BPWS Latih Pelaku Wisata Madura

Amira

38

len-jelenan
20

Adrenalin di Gua Aeng Gili Iyang

jendela surabaya
22

Jatim - Polandia Bahas Kerjasama


Ekonomi: Lirik Potensi Madura

jendela madura
24

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

Trigana Air Siap Landing di Bandara


Trunojoyo: Ada Rute Sumenep-Kangean

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

tokoh kita

tokoh kita

Pergulatan Sembilan Tahun

drian Pawitra sudah dikenal


lama sebagai salah satu
putra Madura yang aktif
dalam berkesenian. Namun, di
bidang kebudayaan dia lebih
dari sekadar budayawan. Pria
kelahiran Bangkalan, 20 Agustus
1969 itu adalah pecinta dan
pemerhati seni yang memiliki
kemampuan cukup komplet.

Tampilkan Wajah Madura


yang Humanis
Dilahirkan dari keluarga yang sangat mencintai kebudayaan Madura, Adrian Prawita
ikut menyelam di dalamnya. Dia kemudian mendapati pentingnya mempertahankan
unsur-unsur kebudayaan Pulau Garam. Salah satunya mempertahankan bahasa lokal
dan menampilkan wajah humanis Madura.
Oleh : Faisal Yasir Arifin

udayawan yang satu ini


paham betul bagaimana
pandangan masyarakat luar
Madura pada orang Madura. Tidak
hanya dalam hal keseharian,
dalam hal kebudayaan pun
Madura memiliki stereotip. Selalu
rancak, tak lembut dan tak
romantis.

pernah membuat buku kumpulan


lagu-lagu Madura. Buku yang
diluncurkan oleh Dirjen Pariwisata
yang pada 2003 lalu dijabat
Meutia Hatta. Lagu-lagu yang ada
dalam buku itu merupakan hasil
kesenian masyarakat Madura yang
jika yak dibukukan pasti hilang
ditelan zaman.

Karena ada anggapan itu,


ayah satu anak itu kemudian
berusaha menampilkan warna
lain dari Madura dalam hal
keseniannya. Dalam berbagai
karyanya, Adrian Pawitra selalu
mengemukakan humanism,
romatisme dan kelembutan.
Kebalikan dari berbagai strereotip
yang berkembang di masyarakat
umum maupun kebudayaan.

Saat membuat buku itu


saja, lagu-lagu Madura itu sudah
terkesan mau hilang. Contohnya,
ada lagu yang sangat sering
dilagukan warga Madura, tapi
tidak diketahui pengarangnya.
Padahal, pengarangnya ada dan
saya pernah temui ahli warisnya
saat proses pembuatan buku itu,
paparnya.

Adrian mengungkapkan,
sebelum dia membuat kamus
Madura-Indonesia, dia sudah

Suramadu
APRIL- SEPTEMBER
JULI
- JUNI
2014

Dalam proses pembuatan buku


kumpulan lagu-lagu Madura itu
dia banyak tahu bahwa kesenian
Madura harus benar-benar harus

diselamatkan.
Dari proses pembuatan
buku kumpulan lagu Madura itu
juga Adrian mengaku banyak
mendapatkan inspirasi. Terutama
dalam membuat lagu-lagu Madura
juga. Lagu Madura yang romantis
dan yang lembut, ujarnya.
Hingga kini Adrian mengaku
sudah menciptakan 8 lagu.
Semuanya bernuansa romantis
dan lembut. Dengan lagulagunya itu, Adrian berharap
orang luar Madura bisa melihat
wajah Madura yang romantis dan
lembut.
Selain menciptakan lagulagu, Adrian juga kerap menulis
puisi-puisi Madura. Kadang dia
juga menulis novel dengan seting
Budaya Madura. (coy)

Foto: Dok. Pribadi

Adrian Pawitra, Pembuat Kamus Madura-Indonesia

Selain memiliki kemampuan


dalam hal seni, upayanya
menjaga kelestarian budaya juga
sangat luar biasa. Dalam hal ini,
dia telah menjalankan salah satu
misi pentingnya mempertahankan
unsur budaya Madura, yakni
Bahasa Madura. Dengan tekad
dan keberaniannya yang besar,
dia berhasil meluncurkan kamus
Bahasa Madura-Indonesia lima
tahun lalu.
Suatu hari saya datang ke
sebuah toko buku di Surabaya.
Di toko buku kenamaan itu
saya datang ke rak buku-buku
budaya. Yang saya temui di rak
buku itu adalah awal mula saya
menguatkan niat, ujar Adrian
Pawitra. Yang dia temui di rak
buku itu adalah kamus-kamus
bahasa lokal dengan terjemahan
bahasa nasional, Bahasa
Indonesia.
Mendapati hal itu, Adriansapaan Adrian Pawitra- mengaku
nelangsa. Sebab, hanya kamus
Bahasa Madura-Bahasa Indonesia
saja yang tak ada di rak itu.
padahal, Bahasa Madura
merupakan salah satu bahasa
yang paling banyak dipakai di
Indonesia. Sebab, warga Madura
banyak tersebar di se antero
Indonesia. Saya kemudian
tergerak dan bertekad di rak
itu harus ada kamus Bahasa
Madura-Bahasa Indonesia. Tapi,
mengawali semuanya saya sama
sekali tak punya niatan profit
oriented, tuturnya.
Tentang Bahasa Madura,
sesungguhnya Adrian sudah
lama merasakan bahasa ibu
warga Pulau Garam itu banyak
dipandang sebelah mata. Anakanak muda sudah tidak peduli
pada bahasa lokal, ujarnya.
Selain itu, dia juga banyak

mengetahui makin banyaknya


pemerhati kebudayaan Madura
yang kian sepuh tanpa adanya
penerus.
Adrian mengungkapkan,
banyak sesepuh dan pakar budaya
Madura yang sudah berupaya
membuat kamus. Tapi upaya itu
terhenti di tengah jalan karena
pembuatnya meninggal dunia saat
proses pembuatan kamus itu.
Tepatnya sejak tahun 2000
saya memulai proses pembuatan
kamus. Di awal-awal proses
pembuatan kamus itu, saya
merasakan betul betapa tidak
mudahnya membuat kamus,
ungkapnya. Menurut Adrian, ada
ilmu-ilmu yang harus dikuasai
dalam proses pembuatan kamus.
Dia menulis sambil belajar
membuat kamus.

saya ketahui diterjemahkan


semua dalam kamus itu. Supaya
tidak menimbulkan polemik,
kalau ada kata-kata yang berbeda
di kabupaten satu dengan yang
lain saya beri keterangan. BKL
untuk Bangkalan, SPG untuk
sampang, PMK untuk Pamekasan
dan SMP untuk Pamekasan,
paparnya.
Dia berharap, dengan adanya
kamus itu Bahasa Madura bisa
lestari. Sehingga, semua orang
Madura tetap isa berbahasa
Madura dengan sesamanya.
Dengan demikian, tak ada lagi
yang memandang Bahasa Madura
dengan sebelah mata atau bahkan
malu menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari. (*)

Pada 2005 Adrian baru benarbenar intensif mengerjakan


pembuatan kamus. Waktu yang
dia butuhkan untuk membuat
kamus itu total 9 tahun. Akhirnya,
Agustus 2009 Adrian meluncurkan
kamus Bahasa Madura-Bahasa
Indonesia. Saya tidak memerinci
jumlah kata yang ada di kamus
itu. Tapi seingat saya jumlah kata
yang diterjemahkan lebih dari 90
ribu kata, ungkapnya.
Dia mengungkapkan sama
sekali tak mengalami kesulitan
dalam membuat kamus
tersebut. Sebab, sejak
kecil dia sudah terbiasa
dengan Bahasa Madura
tepat ucap. Nah,
Bahasa Madura yang
biasa dia pakai
dalam kehidupan
sehari-harinya itu
selaras dengan
yang dipakai
pemerintah.
Semua
kata
dalam
Bahasa
Madura
yang
pernah
saya
dengar
dan

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

fokus

MEMBANGUN
SDM MADURA
Para santriwati mengikuti pelatihan peningkatan
kualias SDM bidang digital printing.

Suramadu
APRIL- SEPTEMBER
JULI
- JUNI
2014

Madura bukan hanya menyimpan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang luar
biasa, namun juga potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang gigih dan berkualitas.
Pada 2014 ini, Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) kembali melatih
pemuda-pemudi Madura dalam berbagai pelatihan aplikatif untuk meningkatkan
kualitas SDM demi kemajuan Madura. Diantaranya, teknologi asap cair, olahan
ikan, olahan rumput laut, nata de siwalan, instalasi listrik, IT berbasis pesantren, las
listrik, otomotif, budi daya tebu, teknik pembuatan kerajinan (souvenir) dan teknik
cetakan berbasis digital printing, fiber dan resin. Ikuti laporannya
Dalam rubrik Fokus

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
APRIL - JUNI
2014

fokus

fokus

Matahari masih sepenggalan galah ketika Kepala BPWS


Mohamad Irian didampingi Wakil Kepala BPWS Herman
Hidayat dalam perjalanan dari Sumenep menuju
Pelabuhan Dungkek untuk menyeberang ke Gili Iyang.
Di kanan kiri jalan, limbah batok kelapa menggunung.
Meletupkan ide untuk menyulapnya jadi produk
unggulan. Seperti apa ?
Oleh : Faisal Yasir Arifin

Pelatihan Teknologi Asap Cair

Bisnis Potensial Dari Limbah


Yang Melimpah

i perjalanan untuk
meninjau pembangunan
pulau eksotis itu, Herman
Hidayat mengungkapkan
banyaknya limbah batok
kelapa yang bertebaran di
kanan kiri jalan. Biasanya
hanya dibuang, sebagian yang
bagus-bagus dijadikan barang
kerajinan. Sebenarnya, limbah
ini bisa diolah dengan teknologi
tertentu untuk menaikkan nilai
ekonomisnya, ujar herman
dalam percakapannya dengan
Mohamad Irian.
Yang diajak bicara pun
menyambut ide itu dengan
semangat. Menurut Mohamad
Irian, dirinya sepakad dengan
pelatihan-pelatihan SDM yang
berbasis pada potensi local.
Madura potensinya sangat
besar, baik kelautan, peternakan
dan pertanian. BPWS harus
mendorong penuh upaya
peningkatan kualitas
SDM

yang berbasis kearifan lokal


untuk meningkatkan daya
saing masyarakat Madura
dan menaikkan tingkat
perekonomiannya, tandasnya.
Obrolan dua pimpinan top
level BPWS ini ternyata tidak
berhenti pada tingkatan wacana.
Ini terbukti beberapa bulan
kemudian, BPWS kemudian
melatih pemuda dan pemudi
Madura dalam
Pembuatan teknologi asap
cair. Menggandeng Lembaga
Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Universitas Negeri Surabaya
(Unesa), BPWS melatih 25 orang
dari Kabupaten Sumenep untuk
menyerap teknologi pembuatan
asap cair dari batok kelapa yang
melimpah di Sumenep ini pada 9
hingga 22 Juni 2014.
Seluruh biaya pelatihan
ditanggung penuh BPWS, bahkan
selain mendapat ilmu dengan
dibiayai BPWS para peserta juga
diberi uang saku harian. Sehingga
mereka terlihat antusias dan
bersemangat,
Selain dilatih teknologi
pembuatana sap cair,
peserta juga dilatih
membuat nata de siwalan

10

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

dan nata de coco yang semuanya


tersedia melimpah di Madura.
Prinsipnya, pelatihan
ini ditujukan untuk melatih
pemuda-pemudi usia kerja untuk
meningkatkan mutu dan kualitas
SDM mereka sehingga memiliki
daya saing yang unggul dan dapat
mensejahterakan perekonomian
masyarakat, ujar Kepala Divisi
Pengendalian Pembangunan
BPWS, Ir Muhammad Anwar
yang bertanggungjawab dalam
pelatihan tersebut.
Ditambahkannya, pihaknya
memberikan pelatihan SDM yang
aplikatif seperti dalam teknologi
asap cair yang terbukti bisa
menjadi pengawet alami yang
aman dan murah karena bahannya
melimpah di Madura. Logikanya,
di Madura banyak masyarakat
yang berprofesi sebagai nelayan.
Asap cair ini bias digunakan
sebagai pengawet alami
menggantikan es atau bahan
berbahaya lain. Lebuh mudah,
ringan dan memiliki daya tahan
sampai 18 hari, imbuhnya.
TEKNOLOGI ASAP CAIR
Asap cair memang belum
begitu familiar terdengar, namun

teknologi tersebut sekarang


mulai menggelegar Karena proses
pembuatannya mudah, dari bahan
limbah yang melimpah namun
memiliki nilai ekonomis tinggi dan
lebih penting lagi adalah sangat
aman dan tidak berbahaya bagi
kesehatan manusia.
Secara umum liquid smoke
(asap cair) merupakan suatu
hasil destilasi atau pengembunan
dari uap hasil pembakaran tidak
langsung maupun langsung dari
bahan yang banyak mengandung
karbon dan senyawa-senyawa
lain. Dimana dalam pelatihan ini
menggunakan batok kelapa.
Proses pembuatannya
adalam sebelum batok kelapa
dimasukkan ke reaktor pirolisis,
terlebih dahulu tempurung
kelapa itu dibersihkan dari
kotoran dan sabut yang
tertinggal. Selanjutnya dilakukan
pengeringan dengan cara
penjemuran, untuk mengurangi
kadar air pada tempurung kelapa.
Kemudian dilanjutkan
dengan metode Pirolisis yakni
melalui reaksi pembakaran
kering pembakaran tanpa
oksigen. Reaksi ini berlangsung
pada reaktor pirolisator yang
bekerja pada temperatur 300650 derajat celcius selama 8 jam
pembakaran.
Asap hasil pembakaran
dikondensasi dengan kondensor
yang berupa koil melingkar. Hasil
dari proses pirolisis diperoleh
tiga produk yaitu asap cair, tar,
dan arang. Kondensasi dilakukan
dengan koil melingkar yang
dipasang dalam bak pendingin

berisi air biasa.


Proses Pemurnian Asap
Cair untuk mendapatkan asap
cair yang tidak mengandung
bahan berbahaya sehingga aman
bagi bahan pengawet makanan.
Asap cair yang diperoleh dari
kondensasi asap pada proses
pirolisis diendapkan selama
seminggu.
Kemudian cairannya diambil
dan dimasukkan ke dalam alat
destilasi. Suhu destilasi sekitar
150oC, hasil destilat ditampung.
Destilat ini masih belum bisa
digunakan sebagai pengawet
makanan karena ada lagi proses
lain yang harus dilewati.
Yaki proses Filtrasi Destilat
dengan Zeolit Aktif untuk
mendapatkan zat aktif yang
benar-benar aman dari zat
berbahaya. Caranya, zat destilat
asap cair dialirkan ke dalam
kolom zeolit aktif dan diperoleh
filtrat asap cair yang aman dari
bahan berbahaya dan bisa dipakai
untuk pengawet makanan non
karsinogenik, ringan dan tidak
berbau menyengat.
Maka sempurnalah asap cair
sebagai bahan pengawet makanan
yang aman, efektif dan alami.
MANFAAT ASAP CAIR
Asap cair ini dikenal memiliki
berbagai kegunaa. Diantaranya
adalahs ebagai berikut :
- Sebagai obat. Senyawa
formaldehid di dalamnya telah
lama dimanfaatkan oleh nenek
moyang bangsa Indonesia

untuk
mengobati sakit
gigi, segala macam sakit kulit
yang disebabkan oleh jamur,
virus, bakteri. dengan cara
mengoleskan pada bagian yang
sakit..( kutu air akut, panu,
kadas, kurap, herpes) luka
diabetes
- Asap tempurung cair ini juga
dapat dimanfaatkan untuk
menggantikan asam semut
pada proses penderesan getah
pohon karet,
- Pengawet ikan alami..dll
- Menyuburkan tanah
- Menjaga tanaman agar tidak
terserang Virus, bakteri, jamur
dan protozoa
- Pengawet ikan nelayan
pengganti es batu atau
bahan berbahaya lain seperti
formalin.
- Pengawet makanan yang
sanagat mana. Missal untuk
bakso, tahu, daging dan lain
sebagainya
- Perkebunan karet : Asap cair
dapat digunakan sebagai
koagulan lateks dengan sifat
fungsional asap cair / sebagai
pengganti asam formiat,
antijamur, antibakteri.
- Industri kayu : Pertahanan
terhadap raya
- Industri Pangan : sebagai
pemberi rasa dan aroma yang
spesifik juga sebagai pengawet
karena sifat antimikroba dan
antioksidannya.[]

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

11

fokus

fokus

Kepala Badan pengembangan Wilayah


Suramadu (BPWS) Mohamad Irian hanya
geleng-geleng kepala ketika mengetahui
produk ikan Madura yang melimpah
justru lari ke luar daerah. Ia pun
memutar otak untuk memberi nilai lebih
pada produk kelautan Madura ini. Salah
satunya dengan pelatihan olah bangan
berbasis ikan laut.
Oleh : M Ali Mustofa

Pelatihan Olah Pangan Ikan


Ciptakan Entrepreneur & Nilai
Lebih Produk Laut Madura

otensi laut di empat


Kabupaten Madura
sebenarnya luar biasa,
yakni mencapai 229.000 ton/
tahun. Sejumlah kawasan bahkan
memiliki hasil laut unggulan,
seperti di Pamekasan yang
memiliki hasil laut unggulan
antara lain teri nasi, rumput
laut, ikan lumuru dan ikan raja.
Belum lagi Pulau Mandangin
Sampang pulau kecil yang
terletak di selatan pulau Sampang
ini potensial menghasilkan hasil
tangkapan sekitar 21 ton per
tahun.
Desa Klampis Bangkalan

12

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

produktivitas tangkapan ikannya


tergolong tinggi yang mencapai
3.846,9 ton/tahu).. Namun,
potensi potensi ini belum
sepenuhnya bisa dioptimalkan
menjadi berbagai produk olah
pangan yang layak jual dan
bernilai tambah ekonomi yang
lebih.
Bahkan produk ikannya
banyak yang lari ke lamongan.
Dari Lamongan baru beredar ke
luar negeri dan pasar domestik.
Jika di Madura bisa kita bangun
pelabuhan khusus ikan yang jadi
sentra arus pasar ke luar negeri,
manfaat ekonomi bagi Madura

sangat luar biasa, ujar Mhamad


Irian.
Selain itu, lanjutnya, produkproduk kelautan itu sebenarnya
bias diolah dalam sekala industry
rumahan yang memiliki nilai
ekonomis lebih tinggi. Yakni
makanan berbasis olahan ikan.
Makanya BPWS memberi
perhatian serius pada ranah ini.
Salah satunya pelatihan Sumber
Daya Manusia (SDM) dalam
bidang makanan olahan ikan,
tandasnya.
Saat ini faktanya para nelayan
masih terbatas pengetahuannya

nelayan tentang ragam produk


olah pangan dan pemanfataan
teknologi yang bisa digunakan
untuk memberikan nilai tambah
hasil tangkapan ikan laut.
Di samping itu keterampilan
pengolahan hasil laut yang baik
akan berdampak pada kesehatan
nelayan, keluarga nelayan dan
bahkan masyarakat pengkonsumsi
olahan hasil laut.
Untuk itulah Bapel BPWS
bekerjasama dengan LPPM
Unesa menyelenggaran
pelatihan dengan tujuan
memberi keterampilan kepada
masyarakat setempat khususnya
kelompok usia produktif dalam
mengolah ikan laut menjadi
aneka produk olahan. Kemudian
mengembangkan produk unggulan
Madura dengan memanfaatkan
produk perikanan laut setempat
dan memberikan pengetahuan
dan pengalaman berwirausaha
untuk mengembangkan Usaha
Kecil Menengah (UKM)
Metode pelatihan yang
telah dilakukan selama 14 hari
yang digelar secara intensif

dengan biya dari BPWS.


Pesertanya dari Kabupaten
Sampang yang berjumlah
masing 25 orang, ujar
Kadiv Pengendalian
Pembangunan, Ir
Muhammad Anwar M Si.
Mereka dilatih
dalam pembuatan
siomay, bakso, nugget,
kerupuk dan abon yang
semuanya berbasis ikan laut.
Dalam pelaksanaannya, peserta
pelatihan diberi materi praktik
dan teori. Selain itu, mereka
diberi pencerahan dan character
building tentang pentingnya
mengembangkan diri sebagai
pondasi membentuk SDM
yang berkualitas. Kemudian
pemahaman peserta tentang
potensi dan peluang ekonomis
ikan sebagai bahan produksi
local.
Selain itu, peserta juga
dilatih teknologi pengolahan ikan
menjadi produk olahan yang layak
jual berupa bakso ikan, nugget
ikan,siomay ikan, abon ikan,
dan kerupuk ikan, pengemasan

produk
yang menarik
(branding) higienis, aman untuk
dikonsumsi dan diperjualbelikan.
Dan yang tidak lupa kita
tanamkan kesadaran untuk
berwirausaha guna meningkatkan
pendapatan keluarga dengan
memanfaatkan ikan sebgai bahan
produksi lokal. Kami harapkan,
dari pelatihan ini bias lahir
pengusaha-pengusaha muda baru
bidang olahan ikan, ujar Anwar.
Hasil pelatihan ini sendiri
bias dikatakan berhasil. Dari nilai
post test peserta menunjukkan
100% tuntas dan dari hasil uji
kompetensi 70% mendapatkan
nilai sangat bagus, 20% bagus dan
10% cukup. (*)

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

13

fokus

fokus
Di Jogja, bunga cemara
kering, hargnya lima biji Rp 3000.
Pasir laut dengan kualitas seperti
yang ada di Madura, khususnya
pesisir utara Madura ini, malah
harganya mahal. Satu sak seberat
30 kg dihargai Rp 80 ribu. Di
Madura ini melimpah ruah,
tetapi jangan sampai pasir laut
ini dieksploitasi gila-gilaan dan
merusak lingkungan,ujar Hartoro
diamini Siklum.

Pelatihan Kerajinan

Sejajarkan Madura
dengan Jogja
Jogjakarta dikenal sebagai kiblat
kreativitas produk kerajinan berbasis
alam. Bahkan perputaran finansial sektor
ini hingga Rp 800 Miliar lebih per tahun.
Padahal, bahannya didatangkan dari
daerah lain. Di Madura, bahan-bahan itu
melimpah dan terbuang percuma. Bukan
mustahil, jika digarap serius Madura
bakal menjadi kiblat baru, bahkan
berpotensi bisa meng-ekspor ke luar
negeri.
Oleh : Fajar Firmansyah

14

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

ua narasumber pelatih kerajinan, masingmasing Hartoro dari Monster Digital Art


Jogjakarta dan Muklis dari KreaSiklum Art Work
Malang tergeleng-geleng ketika diajak keliling Madura
untuk survei bahan-bahan alami untuk pelatihan
kerajinan. Menurut keduanya, sangat banyak bahanbahan alami di Madura yang bisa dijadikan produk
kerajinan bernilai ekonomis tinggi.
Bonggol (akar,Red) bambu, daun siwalan, batok
dan serabut kelapa, kerang dan hewan laut lainnya,
buah siwalan, bunga cemara, pelepah pisang, kulit
jagung kering, pasir laut kualitas grade A (level
terbaik) dan masih sangat banyak sekali. Itu semua
belum dimanfaatkan maksimal, bahkan hanya
dibuang,ujar Muklis yang akrab disapa Siklum ini.
Hartoro menambahkan, di Jogjakarta, bahanbahan tersebut dijual dengan harga yang relatif
tinggi sebagai bahan kerajinan. Bahkan, dirinya
sering mendatangkan bahan kerajinan daun Agel
dan bunga cemara kering dari Banyuwangi dan daun
siwalan dari Tuban.

Berangkat dari pemikiran


inilah kemudian BPWS melibatkan
dua pemuda yang sudah sangat
berpengalaman dalam bidang
kreasi kerajinan ini sebagai
narasumber pelatih dalam
kegiatan pelatihan kerajinan
pembuatan kerajinan berbasis
sumber daya alam Madura. Muklis
memberikan materi kerajinan
dengan konten bahan alamiah,
sementara Hartoro memberikan
materi workshop dengan konten
bahan alamiah yang dikombinasi
dengan disain digital dan produk
berbahan resin, serat fiber dan
silicon.
Pelatihan ini diberikan
kepada pemuda pemudi dan
masyarakat usia kerja lainnya
yang berasal dari Bangkalan,
Sampang,Pamekasan dan
Sumenep dimana masing-masing
kabupaten terdiri dari 45 orang.
Kami berharap dengan
pelatihan ini kelak Madura
bisa mendorong peningkatan
ekonomi dari sektor kerajinan
atau ekonomi kreatif yang pada
gilirannya bisa menjadikan
Madura sebagai kiblat baru
selain Jogjakarta dan Bali. Di
Jogjakarta, konon perputaran
keuangan dari sektor ini
bisa mencapai Rp 800 miliar
lebih pertahun. Madura bisa
menyusul,ujar Kepala Divisi
Hubungan kelembagaan dan
Komunitas Masyarakat, Drs Tadjus
Subki SH MM.
Pelatihan sendiri digelar
pada 2 3 Juni untuk masyarakat
Bangkalan, kemudian 4 5 Juni
untuk masyarakat Sampang,
dilanjutkan dengan masyarakat
Pamekasan dilaksanakan pada
9 10 Juni dan terakhir dengan
masyarakat Sumenep pada 11-12
Juni.
Khusus untuk Sumenep,

pelatihan dikhususkan untuk


masyarakat Gili Iyang dan
Dungkek sebagai salah satu upaya
mendorong penguatan skill soft
structure masayrakat dalam
menyambut program Gili Iyang
sebagai destinasi wisata nasional
maupun internasional. Apalagi,
Gili Iyang sudah mulai menarik
perhatian internasional setelah
beberapa waktu lalu ada dua
trip kapal pesiar dari China yang
berkunjung ke Gili Iyang. (berita
terkait baca rubric : apa kabar)
Pelatihan sendiri diisi dengan
beberapa meteri dan praktik
dengan proporsi 20 persen teori
dan 80 persen praktik. Peserta
pelatihan juga diberi materi
teknik pemasaran, branding
dan motivasi untuk membuka
pemahaman peserta tentang
potensi pasar dan ekonomis dari
sektor ekonomi kreatif.
Malam hari kami isi acaa
malam keakraban dimana
di dalamnya kita melakukan
pendekatan emosional ke
peserta, mencoba menggali
ide sekaligus memberikan
motivasi untuk berkembang
lebih baik,ujar Ketua Pelaksana
Kegiatan Pelatihan yang juga
Humas BPWS Faisal Yasir Arifin.

Sekarang saya baru


menyadari, ternyata benda
benda alamiah yang terbuang
percuma itu memiliki nilai
ekonomis tinggi. Saya tertantang
untuk terus menggali kreativitas
dengan limbah alamiah yang ada
di sekeliling kita. Bisa dikatakan,
banyak uang bertebaran di
sekeliling kita, kelakar Badrul
Akhmad, salah satu peserta
pelatihan.
Pelatihan itu sendiri tidak
berhenti pada usainya kegiatan
tersebut. Dengan difasilitasi
BPWS, para peserta bisa terus
berkomunikasi dan belajar dengan
dua pemateri yang didatangkan
BPWS itu.
Mereka (peserta) bisa
konsultasi online, atau bahkan
belajar langsung ke narasumber
seperti yang dilakukan peserta
kegiatan tahun sebelumnya.
Narasumber ini membuka pintu
lebar-lebar untuk belajar.
BPWS juga terus melakukan
pemantauan dan pembinaan,
pungkas Faisal.(*)

Hasil evaluasi kegiatan


sendiri menunjukkan para
peserta memiliki kreativitas
tinggi dan kualitas yang bagus
dalam membuat kerajinan. Meski
sebagian besar produk kerajinan
yang dihasilkan belum bisa untuk
menembus pasar, namun sebagai
langkah awal, kualtias kreasi
peserta bisa dibilang sangat
bagus.
Hanya perlu intensif
berlatih dan menggali ide.
Untuk permulaan, ini sangat
sangat sangat bagus,ujar Muklis
memberikan penekanan intonasi
saat memberikan evaluasi
pelatihan.
Peserta sendiri mengaku
bahwa pemikiran mereka kini
terbuka lebar dengan potensipotensi ekonomi yang ada di
sekeliling kita. Padahal, selama
ini mereka acuh tak acuh
dengan bahan-bahan di sekitar
lingkungannya. Bahkan dianggap
limbah yang harus dibuang.

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

15

selama ini.
Langkah tersebut bagian
dari upaya Pemprop Jatim untuk
menurunkan angka pengangguran
sekaligus meningkatkan daya
saing.
Tujuan Pemprop Jatim
dan BPWS ini sama di Madura.
Sehingga, hanya perlu
disinergikan dan bahu membahu
dalam irama yang sama demi
kemajuan bangsa, tandasnya di
acara pembukaan yang sama.
Pelatihan di BLK Singosari
sendiri merupakan salah satu
program unggulan karena peserta
mendapat dobel sertifikat yang
diakui secara luas dan memiliki
nilai tawar tinggi di dunia kerja.
Sertifikat tersebut dari UPTPK
Singosari dan LSP (Lembaga
sertifikasi Propinsi) di bawah
Badan Nasional Sertifikasi
Propinsi.
Sertifikat BLK ini istilahnya
nduwe jeneng (punya nama/nilai
tawar-Red) dan diakui di dunia
kerja. Makanya, peserta nanti
diharapkan bisa terserap sebagai
tenaga kerja profesional ataupun
buka usaha sendiri, imbuh Edi.

Gandeng BLK Latih SDM Berbasis Kompetensi

Program Dobel Sertifikat,


Insruktur Jebolan Luar Negeri
Selain berbagai kegiatan pelatihan dengan
menggandeng Unesa dan lembaga kompeten
lainnya, BPWS juga menggandeng Balai
Latihan Kerja (BLK) Propinsi Jatim dalam
pemberdayaan SDM Madura. Hal itu merupakan
pengejawantahan dari Memorandum of
Understanding (MoU) antara BPWS dengan
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan
Kependudukan (Disnakertransduk) Propinsi Jatim
tiga tahun silam.

16

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

Kami (BPWS & Disnakertransduk)


memiliki tujuan yang sama
untuk meningkatkan kualitas dan
kesejahteraan masyarakat Madura.
Pelatihan ini menggandeng BLK Jatim
untuk meningkatkan mutu dan daya
saing SDM Madura ke depan, ujar Wakil
Kepala BPWS, Drs Herman Hidayat SH
MM di acara pembukaan pelatihan di
BLK Singosari Malang awal September
silam.
Hal sama diamini Kepala
Disnakertransduk Dr Edi Purwinarto M
Si. Menurutnya, langkah BPWS melatih
SDM Madura perlu didukung penuh.
Pemprop Jatim sendiri selama ini juga
melakukan hal yang sama di Madura

Untik diketahui, di BLK


Pemprop Jatim ini banyak
instruktur atau pelatih yang
mengenyam pendidikan
praktikal di luar negeri sesuai
dengan kompetensi dan bidang
masing-masing. Mulai Jepang,
Jerman hingga Italia. Sehingga,
kualitasnya diakui. Selain
itu, peralatan praktik di BLK
tersebut sangat lengkap sehingga
mendukung penyerapan materi
yang lebih baik oleh peserta
didik.
Banyak pemuda-pemudi
dari seluruh Jatim atau seluruh
Indonesia di sini. Bahkan dari
Timor Leste ada yang belajar
di sini (BLK- Red). Banyak dari
mereka rela merogoh kocek
sendiri. Nah, yang dari Madura
ini dibiayai Negara melalui BPWS,
artinya gratis. Kesempatan ini
tolong dimanfaatkan sebaikbaiknya, pesan Edi Purwinarto
menyudahi sambutannya.
Di BLK Singosari sendiri,
pelatihan SDM Madura yang
dilakukan BPWS ini meliputi
pelatihan operator dan teknisi

komputer sebanyak 32 orang.


Masing-masing dari Sumenep
dan Sampang. Lalu pelatihan
otomotif R2 karburator 16 orang
dari Sumenep. Selain itu ada
juga pelatihan teknisi instalasi
listrik sebanyak 32 org dari dari
Sumenep dan Pamekasan.
Dilanjutkan, pelatihan
operator dan teknisi komputer
sebanyak 44 orang dari
Pamekasan dan Sampang. Juga
pelatihan otomatif R2 sebanyak
32 orang dari Pamekasan dan
Bangkalan.
Khusus yang Bangkalan ini,
pelatihannya berbasis Pesantren.

Ini bagian dari upaya BPWS


memberdayakan SDM pesantren,
ujar Kepala Divisi Pengendalian
Pembangunan BPWS, Ir
Muhammad Anwar MM.
Selaint di UPT BLK Singosari,
BPWS juga menggandeng
BLK Propinsi Jatim yang ada
di Tulungagung. Di kota itu,
pelatihan digelar di bidang
las listrik dengan peserta dari
Sumenep sebanyak 16 orang.
Selain itu, diadakan pelatihan
budidaya tanamana tebu
dengan peserta 16 orang dari
kab. Sumenep dan Sampang.
(selengkapnya lihat table). (coy)

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

17

Tabel

18

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

19

fokus

fokus

Tugas BPWS selain membantu


membangun infrastuktur Madura, juga
bertugas untuk meningkatkan kualitas
SDM Madura. Sehingga ke depan,
mereka mampu berbicara dalam
persaingan global,

BPWS Genjot SDM


IT Madura
S

umenep Setelah sebelumnya melatih


ribuan Sumber Daya Manusia (SDM)
Madura dalam berbagai bidang, kini
Badan Pengembangan Wilayah Surabaya
madura (BPWS) kembali melakukan
pelatihan yang sama. Kali ini BPWS melatih
seribu (1000) pemuda Madura untuk dilatih
sebagai ahli IT (Information Technology) di
bidang komputer dan teknisi handphone.
Apalagi, di era modern seperti saat ini,
penguasaan terhadap bidang IT menjadi
mutlak dan vital, sehingga kegiatan ini
dianggap sangat relevan dengan tuntutan
zaman dan kemajuan Madura.
Pada tahap pertama kali ini, BPWS
bekerjasama dengan BQ Komputer
Sumenep, melatih 50 pemuda dalam
bidang teknisi komputer dan handphone.
Kegiatan ini sendiri dilaksanakan di
Sumenep sejak 17 sampai dengan 29 Maret

20

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

2014 silam.
Wakil Kepala BPWS, Irjen (purn)
Herman Hidayat dalam penutupan kegiatan
tersebut mengatakan, pelatihan ini
menjadi pengejawantahan dari komitmen
BPWS untuk membangun kualitas SDM
Madura agar mampu berbicara dalam
kancah persaingan global kelak.
Tugas BPWS selain membantu
membangun infrastuktur Madura, juga
bertugas untuk meningkatkan kualitas
SDM Madura. Sehingga ke depan, mereka
mampu berbicara dalam persaingan
global, tandasnya.
Program itu sendiri akan terus
berkelanjutan. Artinya, setelah
pelatihan, mereka tetap akan dipantau
perkembangannya. Mereka juga memiliki
sertifikasi dari BPWS dan instansi terkait,
ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan, era


saat ini adalah era IT. Sehingga,
pelatihan bidang IT merupakan
salah satu bentuk pemberdayaan
masyarakat yang dinilai tepat
sasaran. Faktanya, lanjut
purnawirawan bintang dua ini,
saat ini hampir semua orang
memiliki handphone, dan hampir
di semua lapangan pekerjaan
mensyaratkan penguasaan
terhadap komputer.
Jelas ini merupakan peluang
sekaligus tantangan. Tentu,
dengan pelatihan ini diharapkan
kelak mereka yang dilatih mampu
hidup mandiri, terampil dan bisa
memiliki daya saing yang sesuai
dengan kualifikasinya, tegasnya.
Kedepan, BPWS akan terus
melakukan pelatihan pelatihan
yang berbasis pada peningkatan
SDM. Ini bentuk keseriusan
BPWS untuk membangun Madura.
Baik dalm konteks infrastruktur
maupun penguatan SDM agar
meningkatkan kualitas dan daya
saing, pungkasnya.
Pelatihan ini sendiri diikuti
perwakilan dari 30 peserta dari
pesantren dan 20 peserta dari
Sekolah menengah Kejuruan (SMK)

dimana mereka mewakili


dari kluster Sarjana S1 26
orang, Diploma satu orang
dan lulusan SMK 23 orang.
pelatihan tersebut
selain mencakup teknis,
juga diberi materi
afektif (keseriusan,
keuletan dan
disiplin), pendidikan
psikomotorik
(kemampuan menerapkan
teori) dan pendidikan kognitif
(kemampuan memahami teori).
Di akhir pelatihan, tim
pelatih memberikan penghargaan
terhadap peserta terbaik kategori
teknisi komputer. Yakni, peserta
terbaik I diraih Abdul Wajid Cholil
S.PI dari Ponpes Al Qodiriyah
Rubaru, terbaik II direbut Badri
S.PdI dari SMK Sumber Mas
gading, terbaik III diraih Khoirul
Bakri dari TMI Al Amien Prenduan.
Sedangkan terbaik kategori
tekniosi handphone yang pertama
diraih Kamiluz Zakki dari Ponpes
Aqidah Asymuni Terate Sumenep,
terbaik II direbut Edy Wahyudi
dari SMK Azzumar Rubaru dan
terbaik III diraih Syamsi dari
Ponpes Annajah Pasongsongan.

Peraih
terbaik I kategori
komputer, Abdul Wajid Cholil S.PI
dalam kesempatan penghargaan
mengatakan, pihaknya
ebrterimakasih kepada BPWS
yang telah memberikan pelatihan
bidang teknologi tersebut.
Menurutnya, pelatihan ini sangat
bermanfaat bagi kemajuan
madura dan mengurangi angka
pengangguran.
Apa yang dilakukan BPWS
ini patut untuk diapresiasi
dan dilanjutkan. Sebab, hal
ini sangatb bermanfaat bagi
kemajuan madura dan membuat
pemuda madura semakin
siap menghadapi tantangan
zaman,ujarnya. (coy/pip)

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

21

len-jelenan
kawasan kubah makam Sultan
Abdurrahman Pakunataningrat
I, Seluruh bangunnannya
dipengaruhi gaya arsitektur
klasik, kolom-kolom ionic masih
dipakai dibeberapa tempat
termasuk juga pada Kubah
Makamnya.
Asta Tinggi sendiri memiliki 7
kawasan yakni,
1. Kawasan asta induk, terdiri
dari Kubah Sultan Abdurrahman
Pakunataningrat I, Kubah Kanjeng
Tumenggung Ario Tirtonegoro (
Bendoro Saod ), Kubah Kanjeng
Tumenggung Ario Cokronegoro III
( Pangeran Akhmad atau Pangeran
Djimat ), Pangeran Pulang Djiwo
dan pemakaman istri-istri serta
selir Raja-Raja Sumenep,
2. Kawasan Makam Ki
Sawunggaling Konon diceritakan
bahwa K. Saonggaling adalah
pembela Kanjeng Tumenggung
Ario Tirtonegoro (Bendoro Moh.
Saod) pada saat terjadinya upaya
kudeta/perebutan kekuasaan oleh
Patih Purwonegoro),
3. Kawasan Makam Patih
Mangun,
4. Kawasan Makam
Kanjeng Kai/Raden Adipati
Suroadimenggolo Bupati Semarang
(mertua Sultan Abdurrahman
Pakunataningrat I),

Di atas bukit, kubah itu berdiri gagah. Seolah ingin


bercerita kejayaan kerajaan Songenep (Sumenep)
berabad silam. Saksi bisu jejak sejarah agung yang turut
melahirkan Majapahit. Di Asta Tinggi, para raja ini
bersemayam dalam keabadian
Oleh : Faisal Yasir Arifin

22 Suramadu
JULI - SEPTEMBER
APRIL
- JUNI
2014

Menariknya, keindahan
arsitektur bangunan ini

melambangkan peleburan
berbagai kebudayaan. Terdapat
pengaruh kebudayaan masa Hindu
sepertiyang terlihat dari penataan
kompleks makam dan beberapa
batu nisan yang cenderung
berkembang pada masa awal
islam berkembang di tanah Jawa
dan Madura. Selain itu pengaruhpengaruh dari kebudayaan
Tiongkok terdapat pada beberapa
ukiran yang berada pada kubah
makam Kanjeng Tumenggung Ario
Tirtonegoro, makam Kanjeng
Tumenggung Ario Cokronegoro
III dan makam Pangeran Pulang
Djiwo.
Selain itu pengaruh
Arsitektur Eropa mendominasi
bangunan kubah makam Sultan
Abdurrahman Pakunataningrat I
dan Makam Patih Mangun yang
ada di luar Asta induk. Dalam

6. Kawasan Makam Raden


Tjakra Sudibyo, Patih Pensiun
Sumenep,
7. Kawasan Makam Raden
Wongsokoesomo.
Dari banyak sumber sejarah
mengatakan bahwa Asta Tinggi
memiliki nilai kekeramatan yang
tinggi. Meskipun dulu mempunyai
mitos keangkeran dan daya
mistis yang tinggi sekarang hal
tersebut seperti sudah lenyap
karena sudah banyak orang
yang berziarah. Orang banyak
berziarah kesini karena raja-raja
sumenep juga dikenal karena
kewaliannya karena perduli
terhadap perkembangan Islam di
daerah Sumenep dan sekitarnya.
Suramadu
(*)

JULI - SEPTEMBER
APRIL - JUNI
2014

Foto: Bhakti Phundowo

Asta Tinggi:
Persemayaman Abadi Raja-Raja
Songenep

sta Tinggi adalah kawasan


pemakaman khusus para
Raja, pemembesar dan
kerabat raja yang teletak di
kawasan dataran tinggi bukit
Kebon Agung Sumenep. Bangunan
bersejarah ini tercatat dibangun
pada tahun 1750 M. Dalam Bahasa
Madura, Asta Tinggi disebut
juga sebagai Asta Raj yang
bermakna makam para Pangradj
(pembesar kerajaan) yang
merupakan asta/makam para
raja , anak keturunan beserta
kerabat-kerabatnya. Kawasan
Pemakaman ini direncanakan
awalnya oleh Panembahan Somala
dan dilanjutkan pelaksanaanya
oleh Sultan Abdurrahman
Pakunataningrat I dan
Panembahan Natakusuma II

5. Kawasan makam Raden


Adipati Pringgoloyo / Moh.
Saleh, dimana beliau tersebut
pada masa hidupnya menjabat
sebagai Patih pada Pemerintahan
Panembahan Somala dan Sultan
Abdurrahman Pakunataningrat I,

23

jendela surabaya

Dubes Polandia bersama Gubernur Jatim

West Madura offshore


Lomba ini cukup membuat
ribuan warga sekitar dan menjadi
hiburan yang cukup menarik bagi
warga yang sedang berwisata di
kawasan selat Madura.
POTENSI WISATA

Jalan lintas utara Madura

Pacu Adrenalin

di Balap Perahu Layar Tradisional


Angin meriung cepat di bibir
Pantai Kenjeran, pertengahan
2014 silam. Puluhan perahu layar
dengan beragam corak, melesat
menunggang angina. Ya, untuk
kesekian kalinya, adu balap perahu
layar di Kenjeran penuh ingar
bingar.
Oleh : Moh. Ali Mustofa

agam corak layar seolah menjadi bumbu kemeriahan lomba yang dihelat untuk memperingati hari jadi
Surabaya itu. Mulai dari gambar suro dan boyo,
bonek, naga, pesawat, kaligrafi, sampai wajah Osama Bin
Laden pun ikut terpampang. Lomba ini tiap tahun kita
adakan. Lha sekarang bertepatan dengan peringatan hari
jadi kota Surabaya (HJKS), ujar Arif, Kasubag TU UPTD
THP Kenjeran.
Dimulai tepat pukul 08.00 WIB, nelayan sudah bersiap
diatas kapalnya masing-masing. Sambil menunggu giliran,
disuguhkan nyanyian dangdut yang diputar dengan dvd.
Biar nelayan tambah semangat. Sambil nunggu dilepas,
bisa dangdutan, ucap pembawa acara sambil tertawa.
Pemenang lomba adu cepat perahu hias ini akan
mendapatkan hadiah trofi dan uang tunai Rp 7,5. Hadiah
ini diberikan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkot
Surabaya. Tiap tim harus ada 3 kru, masing-masing
pengemudi, penimbang, dan pengatur layar, terang Arif.
Lomba ini diikuti 55 peserta.

24

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

Peserta lomba lomba tidak


hanya berasal dari kota Surabaya.
Dari Madura, Surabaya, bahkan
Jember dan Banyuwangi juga
turut.
Sementara, ketua panitia lomba, Riwanto menjelaskan, dalam
balap perahu ini penilaiannya dari
adu kecepatan dan ketangkasan
dalam memacu perahu layar yang
memanfaatkan embusan angin
laut dalam lomba perahu layar
festival Suramadu kali ini.

Sementara itu, Humas badan


Pengembangan Wilayah Suramadum Faisal Yasir Arifin mengatakan,
lomba tahunan adu balap perahu
layar tradsional ini bias menjadi salah satu destinasi wisata
potensial di kawasan Suramadu.
Sebab, unsur tradisional yang
disuguhkan bias menjadi daya
tarik wisatawan, bahkan dalam
skala internasional.
Wisatawan asing kan cenderung mengenal lomba perahu layar
bersifat modern dengan perleng-

kapan yang komplit dengan harga


miliaran. Nah, unsur tradisional
yang cenderung mengedepankan
adrenalin ini justru menarik
bagi mereka. Ini selaras denganpepatah kita yang bermoyangkan
pelaut, jelasnya.
Lebih jauh dikatakan, penyelenggaraan adu balap perahu
layar tradisional di Kenjeran ini
patut didukung oleh semua pihak.
Sebab, ini bias menjadi nilai jual
tinggi dalam sektor wisata bahari
di Surabaa yang kelak diharapkan
bisa memberi multiplier affect
bagi bergeraknya roda ekonomi
kawasan.
Perlu branding dan penanganan serius, tandasnya. (*)

Masing-masing peserta harus


memacu perahu layar mereka secepat mungkin, untuk menempuh
lintasan lomba sejauh 8 kilometer, berputar di selat Madura,
terangnya. Dalam perlombaan,
lanjut Riwanto, satu perahu
ditumpangi oleh 3 orang dan
masing-masing memiliki peranan
pengatur layar, penjaga kemudi
dan penyeimbang perahu ketika
meluncur.
Yah ini memang sudah menjadi tradisi setiap tahunnya ini,
sebagai hiburan dan kreasi. Dan
tugas-tugasnya itu sudah ditentukan oleh kelompok masingmasing, tandasnya.

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

25

jendela madura

Ketika Bupati Pikulkan Air


untuk Rakyatnya

Pemimpin memang seharunya mendekat dan melayani


rakyat, bukan hanya duduk jumawa di singgasana
bak raja. Itu pula yang dilakukan Bupati Pamekasan,
Achmad Syafii. Mengatasi kekeringan, ia pun rela
memikulkan air untuk rakyatnya
Oleh : Fajar Firmansyah

usim kemarau memang


menjadi momentum
yang memprihatinkan
di Madura. Tak terkecuali di
Kabupaten Pamekasan.
Pada awal September,
kekeringan dan kekurangan air
bersih hanya melanda beberapa
desa di 10 kecamatan, kini
hamper merata terjadi di desa
seluruh kecamatan di Pamekasan.
Daerah yang paling mengalami
kekeringan di antaranya Desa
Bangserreh, Desa Blaban, Desa
Bujur, Timur, Bujur Tengah, Bujur
Barat dan Desa Pangerreman di
Kecamatan Batumarmar. Di desadesa tersebut sama sekali tidak
ditemukan sumber air yang bisa
dimanfaatkan warga.
Bupati Pamekasan, Achmad
Syafii pun menyingsingkan
lengan baju untuk
membantu. Bahkan dalam
satu kesempatan, Syafii
memikul sendiri timba seng
berisi air untuk dibagikan ke
warga. Timba seng itu biasa
digunakan petani untuk

26

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

menyiram tembakau. Aksi Syafii


ini mendapat aplaus warga.
Sebelum saya jadi bupati,
saya juga rajin menyiram
tembakau karena saya anak
petani juga, ujarnya sambil
tertawa.
Selain itu, bersama jajarannya
ia turut mendistribusikan
langsung bantuan air ke desa
yang paling gersang dengan
menggunakan mobil tanki milik
Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) dan PDAM.
Menurut Syafii, andaikan ada
sumber air di daerah kekeringan,
maka Pemkab akan mengebornya.
Namun karena tidak ada air di
dalam tanah, maka satu-satunya
cara di musim kemarau ini harus
dropping air menggunakan tanki.
Jangan sampai masyarakat
menderita, ungkap Syafii.
Selain solusi ini, ia juga
menyiapkan rencana jangka
panjang, dimana sungai-sungai
yang ada di desa yang kekeringan,

akan dibuatkan pintu-pintu air. Ini


agar air yang ada di sungai tidak
sepenuhnya mengalir ke hilir dan
bisa ditampung untuk kebutuhan
warga di musim kemarau.
Perlu dibangun embung air
di sungai yang airnya besar pada
saat musim penghujan, kata
Syafii.
Rencana ini juga menjadi
gagasan bersama antara Pemkab
Pamekasan dengan BPWS.
Apalagi kedua institusi ini telah
menandatangani MoU kerjasama
untuk kemajuan Pamekasan.
Terkait kekeringan ini,
Pemprop jatims endiri juga
sudah merilis daerah-daerah di
jatim yang dilanda kekeringan.
Gubernur Jatim Soekarwo
menyebutkan, sebanyak 14
Kabupaten di Propinsi Jawa Timur,
dilanda bencana kekeringan.
Paling parah memang ada di
Pulau Madura, kata Gubernur
Jawa Timur, Soekarwo. Terkait
kondisi itu, Pemprov Jawa Timur
akan membangun embung atau
Geo-Membran sebuah wadah
penampungan air hujan, dengan
ukuran 50 X 50 meter dengan
kedalaman empat meter. Masingmasing kabupaten berbeda
kebutuhannya, ada yang lima
sampai 10 embung nantinya. Saya
juga sudah minta BPWS untuk ikut
bergerak mengatasi masalah ini
imbuh Soekarwo.

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

27

apa kabar

apa kabar

Dukung Wisata

Gili Iyang,

Gelar Lomba Kerajinan


Langkah inovatif Camat Dungkek Wahyu Kurniawan
Pribadi AP MSi ini patut diacungi jempol.
Usai pelatihan pembuatan kerajinan (souvenir)
berbasis sumber daya alam Madura oleh BPWS
pada Juni lalu, langsung menggelar lomba kreasi
kerajinan. Seperti apa?
Oleh : Faisal Yasir Arifin

Saat ini Gili Iyang yang masuk


wilayah Kecamatan Dungke Kabupaten Sumenep ini didisain untuk
menjadi destinasi health tourism
berkelas internasional. Bahkan
sudah ada trip internasional beberapa kali ke pulau oksigen itu.
Faktanya baik wisatawan domestik ataupun luar negeri banyak
mencari oleh-oleh khas Madura
atau Gili Iyang, seperti produk
kerajinan, seperti halnya jika
mereka mengunjungi Bali atau
Jogjakarta. Namun mereka belum
mendapatkan sesuatu yang khas,
etnik, tradisional yang menjadi
ciri khas daerah.
Berangkat dari pemikiran
itulah, kami kemudian menggelar
lomba ini. Nah, pelatihan kerajinan yang diadakan BPWS kemarin
sangat bermanfaat. Ini untuk
menggalakkan kreatifitas guna
peningkatan perekonomian masyarakat dan menunjang program
pemerintah daerah terhadap Gili
Iyang, tegas alumnus STPDN ini.
Lomba tersbeut menurut
Wahyu diadakan sebagai bagian
penyegaran, veluasi sekaligus
tindak lanjut dari pelatihan yang
dilakukan BPWS terhadap ma-

28

Suramadu
APRIL- SEPTEMBER
JULI
- JUNI
2014

syarakat Dungkek beberapa waktu


lalu yang mendatangkan instruktur dari Jogjakarta dan Malang.
Kami terlecut motivasinya
setelah pelatihan itu. Bukankah
sumber kita sangat melimpah?
Bunga kering, daun siwalan, serabut kelapa, pasir laut dan masih
sangat banyak lagi lainnya yang
jika kita berdayakan bias menghasilkan nilai tambah yang luas
biasa, tegasnya.
Lomba itu sendiri digelar
pada 2 September 2014 dengan
melibatkan 15 desa di Kecamatan
Dungkek yang diikuti oleh 26 kelompok. Masing-masing kelompok
dipersilakan untuk menelurkan
kreativitasnya dnegan bahan-bahan limbah alamiah yang melimpah
di wilayah tersebut.

kerajinan.
Memang sejak kami ikut
pelatihan BPWS dulu itu, kami
terus berlatih menghasilkan
produk berkualitas. Kami juga
terus menjaga komunikasi dengan
instruktur BPWS untuk pembinaan
meski hanya lewat telefon, ujar
Ustadz Ahya peserta lomba sekaligus ketua kelompok masyarakat
Banraas Pulau Gili Iyang.
BPWS maupun Pemkab
Sumenep sendiri sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Itu
menunjukkan semangat masyarakat untuk maju.

Mereka pun membuat kresi


tas, pohon, asbak, patung dan
banyak lagi lainnya dari bahan
sabut kelapa, daun lontar, pasir
laut, bunga cemara udang kering,
dan lain sebagainya.

Itu suatu langkah positif yang


harus terus dikembangkan dan
diapresiasi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada BPWS
atas pelatihan yang diberikan
kepada masyarakat sehingga bisa
memberdayakan dan mendorong
bergeraknya perekonomian dari
sektor pendukung wisata ini,
ujar Bupati Sumenep, KH Busyro
A Karim

Menariknya, produk yang


mereka hasilkan menunjukkan
kualitas yang bagus. Bahkan
seperti produk dari seorang ahli

Wakil Kepala BPWS, Herman


Hidayat juga mengapresiasi lomba
tersebut. Menurutnya, langkah itu
perlu terus didukung dan dikem-

bangkan. BPWS juga berterimakasih pada Pemkab Sumenep atas


sinerginya yang positif. Langkah
ini menunjukkan bahwa masyarakat mau mempraktikkan apa yang
telah dilatihkan.
Ke depan, semoga bias mendukung rencana besar untuk menjadikan Gili Iyang sebagai helath
tourism berskala internasional.
Dengan adanya produk kerajinan
khas kawasan wisata itu, tentu
dapat menciptakan nilai tambah
dari akrakter wisata daerah itu,
tandasnya.
Dari lomba itu sendiri, Juara I
diraih kelompok Desa Banraas Gili
Iyang, Juara II diraih Desa Lapadaya, dan Juara III direbut dari
kelompok Desa Bancamara.
Para pemenang akan diberikan pembinaan intensif oleh Dinas
Koperasi Pemkab Sumenep. Selain
itu, produk kerajinan mereka
akan diikutkan dalam pameran
pembangunan di Kecamatan
Dungkek pada 6 sampai 7 Oktober, pungkas Camat Dungket,
Wahyu Kurniawan. (*)

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
APRIL - JUNI
2014

29

lentera

lentera
rasa syukur. Namun perintah
itu disikapi berbeda, Habil
mempersembahkan yang terbaik
dari hewan ternaknya sementara
Qobil memberikan hasil
pertaniannya yang sudah rusak
dan jelek. Maka Allah pun hanya
menerima persembahan Habil dan
menolak persembahan dari yang
lainnya. (QS. Al-Maidah : 27)
Sejarah kurban menjadi
fenomenal ketika Nabi Ibrahim
as mendapat perintah dari Tuhan
untuk menyembelih putranya
Ismail. Perintah yang tak lazim
ini sempat membuat ia bimbang
apakah benar datang dari Tuhan
atau hanya sekedar bunga mimpi
belaka. Perintah inipun akhirnya
dilaksanakan setelah mendapat
kepastian kebenarannya dari
Allah SWT. Karena kesungguhan
dan keikhlasan keduanya
melaksanakan perintah, lalu Allah
mengganti sembelihan itu dengan
seekor domba besar (QS. As
shaffaat : 102-107).

Esensi Berkurban:

Sebuah Perspektif
Ibadah Multidimensional
Oleh: Faisal Yasir Arifin S.Sos
(Alumni Ponpes Salafiyah Sunan Pandan Aran Jogjakarta)
Sejarah kurban menjadi fenomenal ketika Nabi Ibrahim
as mendapat perintah dari Tuhan untuk menyembelih
putranya Ismail. Perintah yang tak lazim ini sempat
membuat ia bimbang apakah benar datang dari Tuhan
atau hanya sekedar bunga mimpi belaka. Perintah
inipun akhirnya dilaksanakan setelah mendapat
kepastian kebenarannya dari Allah SWT. Karena
kesungguhan dan keikhlasan keduanya melaksanakan
perintah, lalu Allah mengganti
sembelihan itu dengan
seekor domba besar
(QS. As shaffaat :
102-107).

30

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

etiap tahun umat muslim


selalu merayakan Idul
Kurban. Sebuah perayaan
yang sebenarnya bukan hanya
sebatas pemaknaan simbolis
belaka atas ritual tahunan.
Ya, kurban (qurban) secara
etimologis berarti dekat. Sebuah
prosesi ibadah melaksanakan
penyembelihan hewan kurban
(udlhiyah) pada saat hari raya
Idul Adha dengan tujuan untuk
mendekatkan diri kepada Allah
Swt. Sehingga, semestinya
qurban dapat dipahami sebagai
media untuk mengantarkan
seorang hamba agar lebih dekat
kepada Tuhannya.
Sebenarnya, esensi
berkurban memiliki makna
multidimensional dalam
kehidupan. Baik dalam perspektif
trasedental samawiah maupun
tata kehidupan kemanusian.
Sebelum terlalu jauh, perlu
kita mengingat jejak sejarah
perintah berkurban ini. Perintah
untuk berkurban bahkan telah
dimulai sejak awal peradaban
manusia. Dua putra Adam yakni
Qobil dan Habil diperintahkan
untuk mempersembahkan hasil
pertanian dan peternakan mereka
sebagai bentuk pengabdian dan

Esensi Kurban
Hewan yang dikurbankan,
sebenarnya adalah simbolisasi
kduniawian, kebendaan atau
simbol harta kekayaan yang
dicintai. Oleh sebab itu di balik
perintah berkurban tersimpan
makna bahwa untuk dekat
dengan Allah SWT seseorang
harus rela berkorban dengan
menghadirkan yang terbaik dari
apa yang dimilikinya. Hal inilah
yang telah ditunjukkan oleh
Habil sehingga persembahan
kurbannya dapat diterima.
Demikikan juga terhadap
Ibrahim, demi menjalankan
perintah, anak semata wayang
yang paling disayangi ia relakan
untuk disembelih. Padahal untuk
kelahiran putra satu satunya
itu Ibrahim telah sangat lama
menunggu dan merindukan
kehadirannya.

dalamnya terkandung beberapa


makna spiritual yang amat
dalam. Pertama, ungkapan rasa
syukur kepada Allah dengan
mempersembahkan harta yang
terbaik. Melalui ibadah kurban
seseorang berusaha mencari
pendekatan dengan menyambung
hubungan vertikal yang bersifat
transendental kepada sang
pencipta. Kedua, sebagai
ungkapan cinta kasih dan rasa
simpatik kepada kaum lemah dan
papa. Anjuran untuk membagibagikan daging kurban kepada
fakir miskin sebagai manifestasi
bentuk kepedulian sosial.
Dengan berkurban seseorang
telah membangun hubungan
horisontal yang baik kepada
sesama manusia. Ketiga, simbol
dari kesediaan untuk melawan
dan mengenyahkan sesuatu yang
dapat menjauhkan diri dari jalan
Allah.
Kurban bukanlah untuk
menjadikan hewan sembelihan
itu sebagai upacara persembahan
yang dihidangkan pada altar
pemujaan atau diletakkan
dibawah pohon besar sebagai
sesajen, melainkan sebagai
bentuk ungkapan rasa syukur
yang mendalam untuk kemudian
dagingnya dapat dinikmati oleh
orang yang berkurban itu sendiri
maupun untuk orang lain yang
membutuhkan.
Sebagai sebuah simbol,
perintah kurban haruslah
bertransformasi ke ranah
kehidupan yang lebih luas. Kurban
tidak akan menemui esensinya
andaikan hanya dipahami sebagai
ibadah ritual tahunan pada saat
menjelang Idul adha saja tanpa
menumbuhkan semangat rela
berkorban untuk mensyiarkan
agama Allah.

Ismail sendiri berasal dari


bahasa Ibrani yang seakar dengan
bahasa arab dari kata samia yang
berarti mendengar. Yakni anak
yang dilahirkan setelah Tuhan
mendengar doa panjang yang
dipanjatkan Ibrahim.

Dalam Ibadah kurban kita


dituntun untuk tidak hanya
menjaga ketaatan secara pribadi
kepada Allah, namun dituntut
untuk menghadirkan kemanfatan
diri bagi sesama manusia. Orang
yang terbaik diantara kita
adalah orang yang paling banyak
manfaatnya kepada manusia lain,
Demikian nabi bersabda dalam
hadistnya.

Ibadah kurban sama seperti


ibadah haji bersifat simbolik. Di

Makna utama ibadah


kurban yang berupa kesediaan

untuk berkorban sebagaimana


ditunjukkan Nabi Ibrahim
dan Nabi Ismail, dapat
dijadikan inspirasi bagaimana
kita bisa saling berbagi dan
memberdayakan sesama umat
manusia, terutama mereka yang
kurang beruntung.
Dalam surah Ash Shaffat 100111, Allah swt. menggambarkan
kejujuran nabi Ibrahim dalam
melaksanakan ibadah kurban
dengan dua hal penting adalah
penilaian al istijabah al fauriyah
dan Shidqul istislam. Al istijabah
al fauriyah adalah kesigapan nabi
Ibrahim dalam melaksanakan
perintah Allah sampai pun
harus menyembelih putra
kesayangannya.
Hukum berkurban adalah
sunah muakkad yang
artinya sangat
dianjurkan
bagi yang

mampu
atau tidak
wajib. Namun,
sebagai muslim
seperti yang diperintahkan
nabi agar memberi manfaat
bagi yang lain, berkurban
adalahs ebuah ibadah yang
semestinya memberi manfaat
multidimensional. Baik bagi si
pelaku, yakni semakin teguhnya
semangat untuk membantu yang
lain, maupun bagi penerima,s
ebagai sebuah penguatan
terhadap kaum mustadhafin.
Insyaallah. (*)

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

31

jejak santri

jejak santri

MQK Tingkat Nasional

Para Jawara

dari Serambi Madinah


Madura sebagai Serambi Madinah mencatatkan prestasi
luar biasa dari ajang Musabaqoh Qiraatil Kutub
(MQK) tingkat Nasional di Jambi, 2-9 September 2014.
Empat santri Pondok Pesantren (ponpes) Nurul Cholil,
Kelurahan Demangan menyabet medali. Meneguhkan
Madura sebagai kiblat religi
Oleh : Faisal Yasir Arifin

enyum seoah mekar dari


wajah sumringah Mereka
adalah Masduki Fadli (15),
asal Desa Longkek, Kecamatan
Galis. Siswa kelas III Tsanawiyah
itu berhasil meraih medali emas
MQK di bidang Tafsir Marhalah
Wustho. Syaifur Rijal (18), asal
Desa Durjan Kecamatan Konang.
Ia menyabet medali perak di
bidang Nahwu Ulya.

32

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

Sementara Moh Hasan (15),


asal Desa Lomaer Kecamatan
Blega, dan Erna Nurdiana
(15), asal Desa Pakaan Dajah
Kecamatan Galis, keduanya
menyumbangkan medali perunggu
di bidang Ushul Fiqhi Marhalah
Wustho.
Empat santri ponpes yang
berdiri sejak tahun 1957 itu
menyisihkan ribuan santri se

Indonesia. Jelas, ini prestasi


amat membanggakan bagi ponpes
tersebut. Sebuah pengakuan skala
nasional atas kualitas keilmuan
dari pesantren salaf tersebut.
Saya sangat bangga.
Mereka mampu menunjukan
kemampuan terbaiknya dalam
MQK. Terimakasih kepada semua
pihak yang terlibat menghrumkan
nama Kabupaten Bangkalan ini
khususnya dan Madura serta Jatim
pada umumnya, ujar Pengasuh
Ponpes Nurul Cholil, KH Zubair
Muntashor, tanpa bermaksud
jumawa.
Tahun-tahun berikutnya,
merupakan tugas berat bagi para
santri dan ponpes Nurul Cholil..
Menurutnya, mempertahankan
prestasi yang telah diraih
lebih sulit dibandingkan saat
merebutnya.
Kami akan terus berupaya

semaksimal mungkin agar dapat


mempertahankan prestasi dengan
melahirkan bibit-bibit unggul
melalui sistem pembinaan dan
kurilukum yang diterapkan di
ponpes ini,paparnya.
Kedatangan keempat santri
itu bak para pahlawan. Mereka
disambut semua santri termasuk
Wakil Bupati Bangkalan Ir KH
Mondir Rofii.
Prestasi mereka sangat
membanggakan. Sukses ini harus
menjadi inspirasi para santri
lainnya.
Ke depan harus dapat
melahirkan santri-santri unggul
dan berprestasi, ungkapnya.
Sementara itu, Direktur
Pendidikan Pondok Pesantren
Kemenag, M Ace Syaifuddin
ketika dikonfirmasi MAJALAH
SURAMADU mengatakan, dari
sisi subtansi Musabaqah Qiraatil
Kutub (MQK) tidak kalah dengan
Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ)
karena penggalian pemahaman
isi kandungan Alquran sangat luas
dan komprehensif. Ia melanjutkan
melalui penyelenggaraan MQK
bakal melahirkan calon pemimpin
yang benar-benar berkualitas
dalam memahami kitab kuning.
Perbedaan antara
penyelenggaraan MTQ dan MQK,
lanjut dia, kalau MTQ hanya
memahami dan membaca Al
Quran dan lebih menonjolkan
seni membaca, akan tetapi MQK
selain membaca, memahami
juga mengkaji kitab-kitab klasik

karya ulama. Jadi, pemahaman


kitab klasik inilah yang tidak ada
di MTQ. Ini untuk melestarikan
budaya dan tradisi ulama
melalui karya kitab kuning yang
menjadi referensi utama pondok
pesantren, serta membentuk
karakter kepribadian santri
yang unggul, berkualitas dan
berkarakter, tegasnya.
Untuk diketahui, kitab kuning,
dalam pendidikan agama islam,
merujuk kepada kitab-kitab
tradisional yang berisi pelajaranpelajaran agama islam (diraasah
al-islamiyyah) yang diajarkan
pada Pondok-pondok Pesantren,
mulai dari fiqh, aqidah, akhlaq/
tasawuf, tata bahasa arab
(ilmu nahwu dan ilmu sharf),

hadits, tafsir, ulumul quraan,


hingga pada ilmu sosial dan
kemasyarakatan (muamalah).
Karya-karya ulama besar dan
sangat alim ini dipelajari sebagai
sebuah rujukan yang masih sangat
relevan dengan era kekinian.
Kitab kuning dikenal juga
dengan kitab gundul karena
memang tidak memiliki harakat
(fathah, kasrah, dhammah,
sukun), tidak seperti kitab
al-Quran pada umumnya. Oleh
sebab itu, untuk bisa membaca
kitab kuning berikut arti harfiah
kalimat per kalimat agar bisa
dipahami secara menyeluruh,
dibutuhkan waktu belajar yang
relatif lama dan intensif. (*)

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

33

info sehat
600 SM. Zat antiseptik di dalam
sirih dapat digunakan sebagai
obat kumur dan menjaga
kesehatan alat kelamin wanita
(obat keputihan). Sirih yang
umum digunakan di Indonesia
sebagai obat adalah sirih hijau
(Piper betel Linn) dan sirih
merah. Sirih berdaun hijau atau
sirih kampung umumnya telah
dikenal lebih dahulu oleh nenek
moyang kita sebagai obat yang
berkhasiat menyembuhkan
sariawan dan sakit gigi. Selain
itu, air rebusan dari daun sirih
hijau yang mengandung antiseptik
berkhasiat untuk obat keputihan,
obat kumur, dan menghilangkan
bau badan

Sirih: Resep Kuno


Penangkal Ragam Sakit
Siapa tak kenal sirih ? Ya, tanaman merambat ini
telah dikenal memiliki beragam manfaat kesehatan.
Bahkan,sejumlah literatur menyebutkan sirih telah
digunakan sebagai obat sejak 600 SM.
Oleh : Afif Nurrakhman
(diolah dari berbagai sumber)

ika kita cermati, mungkin


nenek kita yang masih
menggunakan sirih untuk
nginang, gigi-giginya masih
utuh meski sudah sepuh. Selain
karena kapur (injet : jawa) yang
mengandung fosfor, gigi mereka
sehat karena sirih yang dikunyah
mengandung antibakteri,
sehingga kesehatan gigi dan
gusinya terjaga. Meskipun, gigi
mereka menjadi merah karena
efek tembakau.
Nah, selain menjadi
antiseptic, ternyata sirih telah
teruji secara klinis mampu
mengusir radikal bebas, atau bias
menjadi anti oksidan bagi tubuh
kita. Seperti diketahui, radikal
bebas merupakan suatu atom
atau gugus atom yang memiliki

34

Suramadu
APRIL- SEPTEMBER
JULI
- JUNI
2014

satu atau lebih elektron tidak


berpasangan dan sangat reaktif.
Senyawa ini dapat berasal dari
hasil metabolisme, polutan
pabrik, asap, makanan, dan
sinar UV. Bila jumlah senyawa ini
banyak terdapat di dalam tubuh,
maka akan dapat mengoksidasi
senyawa lemak, merusak protein,
dan DNA. Kondisi tersebut
dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit seperti kanker,
jantung koroner, stroke, diabetes
mellitus. Oleh karena itu
diperlukan senyawa yang dapat
menstabilkan radikal bebas, yaitu
antioksidan. Dan itu terdapat
dalam daun sirih.
Antioksidan merupakan suatu
inhibitor yang digunakan untuk
menghambat auto-oksidasi,

bereaksi dengan radikal bebas


reaktif membentuk radikal
bebas tak reaktif dan relatif
stabil. Senyawa antioksidan
yang paling utama adalah
flavones, isoflavones, flavonoids,
anthocyanin, coumarin lignans,
catechins and isocatechins
Penggunaan tumbuhan
sebagai senyawa antioksidan
secara tradisional sudah banyak
dilakukan oleh masyarakat karena
lebih praktis, murah, dan relatif
aman. Hasil skrining fitokimia
daun sirih diperoleh senyawa
glikosida, triterpenoid/steroid,
flavonoid, tanin, dan anthrakuion.
Terdapat banyak jenis sirih,
yaitu sirih merah, sirih hijau,
sirih hutan, sirih plastik, sirih
lumut, sirih bulu, sirih hati, sirih
silver, sirih jalu, sirih duduk, sirih
capung, dan sirih wulung. Tiap
daun sirih memiliki kandungan
yang berbeda. Sampai saat ini,
daun sirih yang banyak dikenal
dan dimanfaatkan adalah daun
sirih hijau dan daun sirih merah.
Tanaman sirih sudah dikenal
sebagai antiseptik sejak tahun

Daun sirih merah selain


digunakan sebagai antiseptik,
juga dapat digunakan untuk
mengobati diabetes mellitus,
maag, tekanan darah tinggi, asam
urat, batu ginjal, dan ambeien
dengan cara memakan daunnya
(Alfarabi, 2008). Berbagai
penelitian telah dilakukan untuk
mengetahui khasiat antiseptik
dan antibakteri sirih merah.
Penelitian yang dilakukan
oleh Safihtri dan Fahma, 2008
menunjukkan bahwa ekstrak sirih
merah mengandung flavonoid,
alkaloid, tannin dan minyak atsiri.
Berikut manfaat daun sirih
yang dihimpun penulis dari
sejumlah jurnal ilmiah dan telah
teruji secara klinis :
Melancarkan Buang Air Kecil
Daun sirih memiliki sifat
diurektik yang dapat membantu
melancarkan buang air kecil.
Buat jus enam lembar daun sirih.
Tambahkan sedikit susu dan madu
agar rasanya lebih enak. Minum
jus ini secara teratur sampai
buang air kecil kembali lancar.
Mengatasi Lemah Syaraf
Tangan tiba-tiba sulit
digerakkan atau mati rasa
merupakan salah satu contoh
lemah syaraf. Jika Anda pernah
mengalami masalah ini atau
masalah serupa yang berhubungan
dengan indera perasa, Anda
dapat menggunakan daun sirih
untuk membantu menyembuhkan
masalah ini. Untuk mengobati
lemah syaraf dengan daun sirih,

jus beberapa lembar daun sirih.


Saring dan campur dengan satu
sendok madu alami. Minum
ramuan ini dua kali sehari secara
teratur untuk mendapatkan hasil
yang efektif.
Mengatasi Gangguan
Pernafasan
Flu, batuk, rdang
tenggorokan, dan berbagai
penyakit gangguan pernafasan
memang merupakan masalah
kesehatan yang umum. Anda juga
dapat meminum air rebusan daun
sirih karena daun sirih menganduk
antibiotic alami dan anti bakteri.
Sembelit
Untuk mengatasi sembelit,
celupkan daun sirih ke dalam
minyak jarak. Setelah itu,
masukkan daun sirih tersebut ke
dalam dubur selama beberapa
saat. Hal ini dipercaya dapat
mengatasi sembelit.
Meredakan Radang
Daun sirih dapat berkhasiat
untuk menyembuhkan beberapa
jenis radang. Orchitis dan
arhritis merupakan beberapa
contoh radang yang dapat Anda
sembuhkan menggunakan daun
sirih yaitu dengan meminum air
sari rebusan daun sirih.
Mempercepat Penyembuhan
Luka
Ambil tiga lembar daun sirih.
Tumbuk daun sirih sampai halus
kemudian tempelkan pada bagian
tubuh yang terluka. Setelah itu,
perban luka tersebut. Biasanya
dalam dua hari luka tersebut akan
kering dan sembuh.
Menyembuhkan Gusi Berdarah
& Mencegah Kanker Mulut
Rebus daun sirih dalam 3
gelas air, setelah itu, gunakan
air rebusan sirih tersebut untuk
berkumur-kumur.
Mengatasi Keputihan
Rebus 10 lembar daun sirih
dengan 5 gelas air. Setelah itu,
gunakan air rebusan tersebut
untuk membasuh vagina. Lakukan
secara teratur. Selain dapat
menghilangkan keputihan, daun
sirih juga dapat menghilangkan
bau tidak sedap dan membuat
vagina menjadi kesat. (*)

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

35

kolom

Musik Tong-Tong:

Revitalisasi Kebangkitan
Musik Madura
Moh. Rachmad Saleh Aditama, ST
Kasubdiv. Promosi BPWS

Fenomena globalisasi dengan sekian nilai yang


dibawanya, telah memunculkan beragam kekha watiran
masyarakat lokal (Madura), karena kebuda yaan
baru yang dibawa oleh globalisasi tampaknya secara
perlahan mulai menggerus kekayaan lokal. Tidak heran
beberapa tokoh di Madura memunculkan gagasan
tentang revitalisasi kebudayaan yang dimiliki Madura.

onsepsi revitalisasi merupakan tawaran untuk menyelamatkan kebudayaan agar


tetap eksis, salah satunya dalam
bidang seni musik lokal di tengah
kemajuan seni musik kekinian.
Sebab, membiarkan seni musik
lokal dengan apa adanya, sama
halnya dengan menenggelamkan
kekayaan lokal tersebut dalam
kemajuan seni musik modern.
Hanya revitalisasi seni musik lokal
yang bisa diwujudkan untuk tetap
mempertahan kannya, sehingga
tradisi seni musik lokal akan tetap
menarik dan eksis di tengah belantika musik-musik modern yang
terus berkembang. Salah satu
wujud kongkret dari revitalisasi
ini adalah pengembangan seni
musik Tong-Tong di Madura yang
sangat fenomenal, terutama pada
saat bulan Ramadhan. Tong-Tong
tampak telah menjadi seperangkat seni musik yang memiliki nilai
religius dan sangat lokalistik dan
ikonik, karena geliatnya yang biasa dilekat kan pada saat momentum suci bulan Ramadhan.
Seni Musik Tong-Tong, sejak beberapa tahun terakhir ini
tampaknya menjadi fenomena
baru dalam kontelasi musik lokal
di Madura. Musik Tong- Tong
adalah musik dengan peralatan
dari bambu dan dibuat dengan
model sederhana ini, tapi mampu
menghadirkan bunyi yang rancak
dan tak kalah indah dari musik
modern, merupakan kekayaan
lokal yang mampu mewarnai

36

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

kehidupan masyarakat, terutama


di Madura.
Tong-Tong yang dalam kehidupan masyarakat kampung
hanya dimanfaatkan terbatas
untuk memberi peringatan
atau isyarat saat ada kejadiankejadian penting, misalnya saat
ada pencurian, akan dimulainya
kegiatan-kegiatan desa dan saat
ada kejadian-keja dian yang
lain. Namun kini telah dihadirkan
menjadi seperangkat alat musik
yang mampu melahirkan musik
yang menarik. Artinya, Tong-Tong
pada awalnya tidak lebih hanya
sekedar berbunyi. Tidak lebih.
Sehingga nyaris kekayaan lokal ini
hilang dari kehidupan masyarakat ketika segala bunyi-bunyian
mampu diciptakan dengan nuansa
yang lebih menarik dan berwama
kekinian.
Akan tetapi, dengan kreatifitas yang tinggi masyarakat
Madura, Tong-Tong yang sangat
sederhana pun mampu disulap
menjadi seperangkat alat musik
yang tidak kalah indah dan menarik dari pada musik modern.
Musik Tong-Tong, selain sebagai
perwujudan lain seni musik, juga
memiliki karakter khas suatu
kebudayaan yang mampu beradaptasi dengan kehidupan masa
kini. Seni musik Tong-Tong, bukan
hanya menjadi alat musik penghibur, tetapi sebagai bukti bahwa
setiap kekayaan lokal tidak bisa
langsung diputuskan harus ditinggalkan dan dibiarkan.
Dengan segala keunikannya,
musik Tong-Tong, telah mampu
membuktikan sebagai seni yang
juga bisa mewarnai konstelasi
seni musik modern. Tong-Tong
adalah khazanah kebudayaan
Madura, yang sangat bernafaskan
seni lokal dan mencerminkan tentang karakteristik kondisi Madura
yang sesungguhnya. Tong-Tong
tidak hanya memberikan keindahan bunyi, tetapi juga memberikan ajaran tentang keluhuran
nilai-nilai seni lokal. Dengan
perangkat dari bambu, memang
terkesan musik Tong-Tong terlalu
sederhana.
Tapi, di balik kesederhaan itulah, Tong-Tong tampaknya mengajarkan tentang sebuah fenomena
yang sangat unik. Dengan kata

lain, kesederhaan akan


melahirkan sesuatu yang
luar biasa apabila dila
kukan dengan komitmen
gotong royong yang
sangat tinggi. Musik
Tong-Tong adalah perpaduan dari nilai-nilai
kebudayaan Madura,
yang mengajar kan
tentang kebersamaan, sehingga
melahirkan kesatuan bunyi yang
sangat indah serta tetap de ngan
ciri khusus lokalitasnya : musik
berkarakter Madura.
Salah satu keunikan inilah,
yang pada akhimya mampu memposisikan musik Tong-Tong sebagai salah satu aliran seni musik
lokal yang harus diperhitungkan.
Tong-Tong dalam konteks saat ini,
tidak bisa dilihat hanya sekedar
seperangkat alat musik lokal yang
apa adanya, tapi diakui ataupun
tidak, Tong-Tong telah mampu
menjadi ikon seni musik yang
tumbuh dan berkembang dari
kondisi lokal. Musik Tong-Tong
adalah kreatifitas masyarakat
lokal yang disemangati oleh
komitmen untuk memberdayakan
dan menyelaraskan seni musik
lokal dengan perkembangan alat
musik modern.
Kehadiran musik Tong-Tong
tidak hanya sekedar menjadi
pelengkap dalam dunia seni
musik, tetapi telah menjadi ikon
baru dalam perkembangan seni
musik kekinian. Modifikasi alunan
musik dan link lagu yang seringkali ditampilkan dalam musik
Tong-Tong, tidak hanya menyajikan lagu-lagu dengan nilai
lokal, tetapi juga mampu diracik
dengan lagu-lagu yang tercipta
abad ini, sehingga musik TongTong tampak lebih menjadi aliran
musik yang serba bisa, terutama
ketika harus memunculkan identitas sebagai aliran tradisi seni
musik yang diformu lasi dengan
kekayaan lokal.
Perkembangan seni musik di
Madura, dalam konteks saat ini,
bukan hanya telah mampu menjadi tradisi seni dengan kekuataan lokal yang sangat kental,
tetapi juga telah mampu menjadi
ikon baru yang harus diapresiasi
dengan maksimal. Sebab, kehadiran musik Tong-Tong adalah perwujudan kebudayaan dan warisan

lokal yang
sangat bernilai. Musik Tong-Tong
hadir bukan hanya untuk melengkapi seni musik lokal, tetapi
juga sebagai power kebangkitan
musik-musik dengan nilai-nilai
lokal, yang pada akhirnya harus
menjadi embrio bangkit nya
musik-musik lokal yang lain.
Oleh karena itu, musik-musik
lokal yang masih kental dengan
nuansa lokalitasnya, di masamasa yang akan datang akan
menjadi pilihan masyarakat kebanyakan. Nuansa kesederhanaan
alat musik dengan bunyi yang
juga sederhana, tetapi sangat
menarik, merupakan nilai-nilai
unik dari seni musik Tong-Tong
yang tidak bisa dipisahkan. Dengan keunikan tersebut, Tong-Tong
telah hadir sebagai seni musik
dengan spirit lokalitasnya yang
sangat dalam, sehingga dalam
konstelasi seni musik, Tong-Tong
lebih menjadi rainkarnasi dari sejarah dan nilai-nilai kebudayaan
lokal yang tidak bisa dipisahkan.
Posisi seni musik Tong-Tong
tidak hanya menjadi media
penghibur masyarakat Madura,
tetapi secara mendasar memiliki
visi untuk semakin membumikan
kekayaan lokal di tengah hiruk
pikuk kemajuan musik-musik kontemporer, Maka, posisi seni musik
lokal tentu saja sudah waktunya
dijadikan sebagai ikon tersendiri
dalam membangkitkan kemajuan
seni-seni musik lokal dengan
formulasi dan model yang relevan
dengan perkembangan kontemporer serta tidak menghilangkan
nilai-nilai genuine lokalnya,
karena nilai-nilai lokal adalah
karakteristik dan identitas yang
penuh dengan nilai-nilai filosofi
sangat dalam tentang kebudayaan lokal. Seni musik Tong-Tong
adalah nafas dan nilai-nilai seni
dan kebudayaan Madura yang
sekaligus mencerminkan kejatidirian masyarakat Madura (*)

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

37

ritme

ritme
Ini terbukti dengan dimulainya
dilakukannya pembangunan
infrastruktur di pulau oksigen
itu. Awal September lalu, Deputi
Pengendalian bersama jajarannya
meninjau langsung pelaksanaan
proyek pavingisasi dan pembuatan
instalasi air minum di Gili Iyang.
Ratusan pekerja bahu membahu
memoles Gili Iyang.
Kita kebut agar segera
selesai. Meskipun dikebut, kami
tetap menjaga kualitas. Kami
berharap, pemangunannya terus
berkesinambungan sehingga bisa
segera menjadi destinasi skala
internasional yang pada gilirannya
memberikan dampak positif bagi
perekonomian masyarakat, tegas
Deputi Pengendalian BPWS, Agus
Wahyudi saat meninjau proyek
infrastruktur Gili Iyang.

Kabapel dan Wakabapel BPWS mendampingi Bupati Sumenep meninjau maket


rencana pembangunan Madura di kantor BPWS.

BPWS Kebut Infrastruktur Gili Iyang

Wajah-wajah Cerah di Pulau Oksigen


Raut sumringah sering menyungging di wajah Klebun
(Kades- Red) Banraas Gili Iyang. Bukan tanpa alasan
jika Haji Paong, demikian ia akrab disapa, bersikap
seperti itu. Sebab, pembangunan Gili Iyang sudah
dimulai. Baginya, itu adalah sebuah pertaruhan antara
harga diri, perjuangan dan pengabdian
Oleh : Faisal Yasir Arifin
Bersama koleganya, Klebun
Bancamara (Kelurahan di Gili
Iyang), M Alwi, dirinya cukup
lelah setelah puluhan tahun
menanti janji pemerintah pusat
untuk membangun Gili Iyang.
Pernah didatangkan tiang listrik
ke sini. Katanya mau dibangun,

38

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

eeeh bertahun-tahun tak ada


kabarnya, ujarnya.
Bahkan, ketika BPWS dan
sejumlah institusi vertikal yang
difasilitasi BPWS berkali-kali
survei ke Gili Iyang, dirinya masih
pesimis. Saya masih sudzon ke
BPWS. Aaaaah...paling-paling

omong doang, surva-survei tetapi


gak ada kabarnya. Eh...ternyata
saya salah, ujarnya ditimpali
tawa renyah.
Lulusan sarjana hukum sebuah
universitas swasta kenamaan
di Malang Jatim ini mengaku,
adanya BPWS benar-benar
memberi manfaat luar biasa
bagi masyarakat. BPWS dan
Pemkab Sumenep dan seluruh
pihak yang terlibat, sangat serius.
Kami sangat berterimakasih,
tegasnya.
Memang, langkah BPWS
menseriusi pengembangan Gili
Iyang sebagai destinasi health
tourism benar-benar diseriusi.

Langkah ini merupakan


pengejawantahan dari amanat
Peraturan Presiden No. 23 Tahun
2009 tentang BPWS. Didalamnya
disebutkan bahwa domain
tugasnya adalah melakukan
fasilitasi dan stimulasi percepatan
pertumbuhan ekonomi Pulau
Madura. Pada titik inilah Gili
Iyang merupakan salah satu dari
19 kawasan potensial yang masuk
dalam program fasilitasi dan
stimulasi BPWS. Ini dikatakan
Kepala bapel BPWS di sela acara
rapat dengan Pemkab Sumenep,
Puslitbangkim Kementerian
PU dan BPWS terkait rencana
pengembangan Gili Iyang.Untuk
menunjang program di Gili Iyang
maka diadakan koordinasi dan
sinkronisasi program fasilitasi dan
stimulasipembangunan Gili Iyang
tersebut, ujar Kepala Bapel
BPWS Mohammad Irian akhir Juni
lalu.
Dijelaskan, pada 2014 ini
program stimulasi berupa
pengembangan infrastruktur Gili
Iyang meliputi konstruksi antara
lain, pavingisasi jalan eksisting,
MCK dan pompa tenaga matahari
serta air minum berupa sumur
bor di Ds. Candi Dungkek untuk
persiapan kebutuhan di Gili Iyang
yang akan disalurkan melalui pipa
bawah laut.

perencanaan system jaringan


jalan arteri dan kolektor sesuai
master plan di Gili Iyang dan
perencanaan teknis sistem pipa
air bersih bawah laut dan SPAM
Gili Iyang,tegasnya.
Wakil Bupati Kabupaten
Sumenep Ir. H. Soengkono
Sidik, M. Si, mengatakan,
Pemerintah Kabupaten Sumenep
mengaku berterimakasih dan
siap bekerjasama dengan BPWS
memajukan Madura. Pak Bupati
Sumenep KH Busyro dan saya
selaku Wakil Bupati, mewakili
seluruh masyarakat mengucapkan
terimakasih dan berharap
kerjasama ini bisa memberikan
dampak positif bagi masyarakat
luas, ujarnya. (*)

Sedangkan program
perencanaan teknik untuk
program stimulasi 2014 yang akan
di kerjakan tahun ini meliputi
Bupati dan Wabup Sam
pang bersama Kabape
l BP WS meninjau ren
pembangunan Polter
cana
a di Sampang.

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

39

ritme

ritme

BPWS Bebaskan Lahan, Lintas Selatan Srepang Segera Mulus

Lebih Dekat Lebih Singkat


Meskipun segelintir pihak terus mengkritisi BPWS yang
dituding tidak bekerja, namun BPWS menjawabnya
dengan aksi nyata. Ini terbukti dengan terus dibangunnya
infrastruktur Madura oleh BPWS dan instansi terkait lainnya.

alah satunya adalah jalur


lintas selatan Srepang (Sreseh Pangarengan) Madura
yang menghubungkan Sreseh
Pangarengan sejauh 15,6 KM.
Pembangunan infrastruktur ini
dikeroyok berbagai instansi. Yakni
BPWS, Balai Besar Pembangunan
Jalan nasional V (BBPJN V) dan
Pemkab setempat.
BBPJN V kebagian mengaspal
jalan sepanjang 15,6 km, BPWS
kebagian membebaskan lahan di
empat desa, yakni Desa Noreh,
Desa Labuan, Desa Marparan dan
Desa Disanah. Total lahan yang
dibebaskan mencapai 28,8 hektar
dengan nilai ganti untu7ng yang
disiapkan mencapai Rp 20 miliar.
Sosialisasi dengan masyarakat
terus dilakukan setelah terbitnya Keputusan Gubernur Jatim
tentang Pnenetuan Lokasi No
188/517/KPTS/013/2014 pada 4
September 2014.
BPWS bersama Tim Persiapan Pengadaan Tanah Propinsi
Jatim, BPN Sampang dan Pemkba Sampang terus melakukan
langkah persuasive ke masyarkat,
dan hasilnya positif,ujar Deputi

40

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

Pengendalian BPWS Dr Ir Agus


Wahyudi SE MM.
Sementara itu Wakil Kepala
BPWS, Drs Herman Hidayat SH MM
mengatakan, pembangunan ini
merupakan jawaban atas kritik
sejumlah pihak terhadap BPWS.
Menurutnya, menjawab kritik
tersebut dengan aksi nyata.
Fasilitasi BPWS telah berhasil
menurunkan anggaran pusat
untuk membangun lintas utara
Madura. Sekarang, lintas tengah
pun sudah mulus, lalu dibangun
lintas selatan. Belum lagi proyek
di Gili Iyang sebagai health
tourism yang mampu mendongkrak ekonomi warga dari sektor
wisata. Ini kerja nyata,tegasnya.
Lebih lanjut dikatakan,
pembangunan jalur litasn selatan
ini akan memberi dampak positif
yang sangat besar bagi masyarakat. Diantaranya semakin
lancarnya jalur transportasi.
Meningkatkan efisiensi waktu
sekaligus memeprlancar arus
barang dan jasa. Dengan begitu,
sudah barang tentu roda perekonomian rakyat di kawasan itu
semakin dinamis,tandasnya.

Terkait dengan pembebasan


lahan, dirinya mewanti-wanti
agar jangan bermain-main dan
melanggar hokum. Pelaksanaannya harus transparan, tertib
administratif dan taat hukum.
Perlu pula kita cegah adanya
spekulan tanah yang bisa merugikan masyarakat dan merugikan
Negara,tegasnya.
Untuk diketahui, pembangunan jalur lintas selatan Srepang
ini ditargetkan akan kelar pada
akhir 2015. Pembangunanannya
sendiri selain meliputi jalan, juga
membangun dan memeprbaiki 5
jembatan. Yakni jembatan Desa
Labuan + 280 meter, jembatan
Desa Marparan + 170 meter, jembatan Desa Disanah + 60 meter,
dan dua jembatan di Desa Ragung
masing-masing + 15 dan + 10
meter.
Jika jalur ini sudah jadi,
maka akan memperpendek jarak
tempuh dan waktu tempuh dari
Bangkalan menuju Sampang,d ari
40 km menjadi 30 km. Selain itu,
merupakan jalur alternative untuk menghindari macet dan banjir
di jalan lintas tengah. (*)

BPWS Bayar Ganti Untung Lahan RTH


Progres pembangunan oleh Badan Pengembangan
Wilayah Suramadu (BPWS) terus bergerak maju.
Setelah infrastruktur jalan, pembangunan Gili Iyang,
instalasi PAM, dan pemberdayaan SDM ribuan pemuda
Madura, kini pembebasan lahan pun berjalan pada
2014 ini di sisi Surabaya dan progress positif di Madura, khususnya Sampang dan Sumenep.
Oleh : Edi Harjadi

jati yang diwakili Lalu Saifudin,


SH.MH juga mengamini statemen
Waka BPWS tersebut. Ia mengingatkan pentingnya mentaati
aturan hukum dan pelaksanaan
kegiatannya benar-benar bersih
dari upaya permainan antara
pihak pihak yang terkait.

Untuk diektahui, pembayaran


ganti untung kali ini diserahkan
secara langsung kepada pihak
yang berhak, yakni HT dengan
luas tanah 12.665 M2 senilai Rp.
30,6 M, JT dengan luas tanah
3.787 M2 senilai Rp. 9,1 M,
Sheerly dengan luas tanah 3.859
M2 senilai Rp. 9,3 M. Senada dengan itu, Kajati yang diwakili Lalu
Saifudin, SH.MH juga mengingatkan pentingnya mentaati aturan
hukum yang berlaku serta pelaksanaan kegiatannya benar2 bersih
dari upaya permainan antara
pihak pihak yang terkait.

alah satu progress yang sedang berjalan saat ini adalah


penyerapan anggaran BPWS
untuk pembayaran ganti untung
dalam pengadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang mencapai
mencapai 30 persen lebih di sisi
Surabaya. Sedangkan di Madura,
pembebasan lahan di Sampang
untuk jalan Srepang dan pembangunan di Gili Iyang Sumenep juga
menunjukkan hasil positif.
Di sisi Surabaya, BPWS telah
membayar ganti untung atas
tanah seluas 4 ha untuk yang
dilaksanakan di Bank Mandiri Jl
Basuki Rahmat Surabaya pada 5
September 2014. Pembayaran ini
disaksikan pejabat yang mewakili
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dan
BPKP Perwakilan Provinsi Jawa
Timur, Kepala Kantor Pertanahan
Surabaya II, Manager Area Bank
Mandiri Jawa Timur, Deputy

Pengendalian BPWS, dan Sekretaris Kecamatan Bulak serta para


undangan lainnya.
Dalam pelaksanaannya, proses pengadaan tanah ini menerapkan landasan hukum perundang
- undangan dan dilaksanakan
dengan penuh ke-hati hatian
serta transparan. Tujuannya agar
pelaksanaannya berasaskan taat
hokum dan berdasar pada prinsip
good and clean government.
akil Kepala BPWS, Drs Herman Hidayat SH MM mengatakan,
intinya BPWS ingin membangun
sesuai bidang tugasnya dengan
tujuan untuk turut serta mempercepat gerak roda perekonomian
rakyat. Dalam pelaksanaannya
harus taat hokum, transparan dan
bebeas KKN,egas purnawirawan
jenderal bintang dua ini.
Senada dengan itu, Ka-

ami mengapresiasi komitmen


BPWS untuk pelaksanaan (pembebasan lahan-Red) yang transparan
ini,andasnya.

Usai acara pembayaran, Herman Hidayat manyampaikan rasa


terima kasihnya kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan
pengadaan tanah diantaranya Kepala Kantor Pertanahan Surabaya
II dan pelaksanaan pembayaran
yang diselenggarakan di Bank
Mandiri. (*)

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

41

ritme

ekstra
ditentukan sehingga nantinya diharapkan bisa dinikmati masyarakat luas.
sebelumnya, Praktisi media
Teguh Wahyu Utomo dalam salah
satu sesi pelatihan jurnalistik
situs www.bpws.go.id. di Hotel
Purnama, Batu, 12-13 Juni juga
mengatakan hal demikian. Pelatihan

Menuju Website Profesional,


Foto: Dok. BPWS

BPWS Latih Kru Newsroom


Media masa dalam konteks corporate jurnalism, entah
itu cetak maupun elektronik memiliki peran vital dalam
mendorong kinerja sebuah institusi, sehingga perlu
penanganan yang serius dan profesional. Demikian
pula di BPWS. Untuk itu, BPWS melatih jajaran redaksi
website untuk mengasah kemampuan eksplorasi, effort
dan penulisan.
Oleh : Afif Nurrakhman
Seperti halnya penerbitan
Majalah Suramadu, website www.
bpws.go.id merupakan sebuah
instrumen yang memiliki fungsi
vital, baiks ebagai media penyiaran, sosialisasi atau bahkan
public campaign dalam menciptakan social capital dan daya dukung masyarakat terhadap kinerja
instansi (corporate jurnalism).
Ini pula yang dipahami Kepala
Divisi Data dan Informasi, ir
Pandir Indrawan M Si. Sosok yang
berperan besar di balik lahirnya
MAJALAH SURAMADU ini menyadari, dengan peran vital itu
maka perlu ada pengelolaan yang
profesional dan sistematis.
Memang harus diakui, ini belum sempurna. Makanya pelatihan
menulis dengan mendatangkan
pakar jurnalistik ini diharapkan
untuk membina kita menuju ke

42

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

arah yang kita inginkan, yakni


website yang idea, tandasnya dalam pelatihan menulis di
Trawas awal September silam.
Pelatihan ini sendiri diikuti 30
peserta dari Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura,
bekerja sama dengan LPPM Universitas Trunojoyo Madura. Selain
dari divisi informasi yang mengelola portal, peserta juga datang
dari berbagai divisi terkait.
Pelatihan ini diharapkan bisa
memperkuat kualitas newsroom
website BPWS kelak. Sebab,
newsroom merupakan tempat
sentral dalam semua lembaga
media, baik itu cetak, broadcast,
kabel, hingga online. Di tempat
itu, para jurnalis, reporter, editor, bersama staf lain, bekerja
bersama mengolah produk berita
yang akan dipublikasikan. Dari
ruang ini mutu produk berita

Dikatakannya, dalam newsroom, ada sejumlah pekerjaan


dan orang-orang yang bekerja
memproduksi berita. Ada pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, editor, reporter, fotografer,
kamerawan, layoutman, teknisi
cahaya dan suara, dan banyak
lagi. Besarnya pekerjaan dan
banyaknya personel tergantung
pada besarnya dan rumitnya
lembaga media. Newsroom di
pusat koran USA Today di Tyson
Corner di Virginia mempekerjakan
puluhan orang. Namun, newsroom
di sejumlah portal berita online
hanya sekitar tiga orang, kata
Teguh Wahyu Utomo.
Praktisi Indonesia Media Watch
itu menjelaskan, di dalam newsroom terjadi banyak kegiatan.
Yang sangat menentukan mutu
produk berita adalah rapat redaksi, eksekusi perencanaan, editing
data yang didapatkan, penayangan berita, dan kontrol produksi.
Saat rapat perencanaan, ditentukan apa saja yang harus diberitakan. Setelah rencana berita sudah
jelas, ditentukan siapa-siapa
wartawan yang melakukan peliputan. Setelah data terkumpul, editor mengolahnya menjadi berita
matang. Setelah produk berita
ditayangkan, dilakukan kontrol
produk apakah sudah tepat dan
apakah dinikmati khalayak.
Selain materi tentang pengelolaan newsroom, pelatihan dilanjutkan dengan teori dan praktik
penulisan. Materi disampaikan
oleh Didiek Puji Yuwono juga dari
Indonesia Media Watch.
Dari pelatihan ini yang
mungkin berlangsung dalam tiga
gelombang, kami berharap paska
ini harus ada perubahan signifikan
dalam pengelolaan website BPWS.
Kita yakin bisa, pungkasnya. (*)

Sang Penjaga
Ratusan pendemo
berkerumun did epan pagar
kantor BPWS tahun lalu.
Sebagian berupaya mendobrak
pagar. Namun, aparat
kepolisian yang bersiap,
dengan sigap menghalau dan
meminta agar tidak anarkis.
Diantara puluhan aparat
kepolisian itu, tampak sang
komandan yang terjun
langsung, Kapolsek Kenjeran,
Kompol Syukur SH MH. Mantan
Kanit Tipiter Polrestabesw
(dulu Polwiltabes) Surabaya
ini seolah menjadi sang
penjaga keamanan
wilayahnya.

Kini, setelah hampir 4,5


tahun sosok yang dikenal
ramah namun tegas itu
berpindah tugas di Polda
Jatim sebagai Kanit V
Kemneg. Dirinya sekarang
digantikan seniornya,
yakni Kompol Ridwan yang
sebelumnya menjabat
Wakasat Intel Polrestabes
Surabaya.
Menariknya, Kompol
Ridwan ini mengaku pernah
berdinas bersama Kadiv
Hubungan Kelembagaan dan
Komunitas Masyarakat BPWS,
Kombes (purn) Drs Tadjus
Subki SH MM. (coy)

Seni Menulis
M

enulis ternyata bukan


perkara susah, pun
demikian juga bukan
perkara mudah. Sebab, menulis
membutuhkan sentuhan khusus
yang bisa dipelajari dengan
ketekunan. Itulah anggapan
TEGUH SULISTYONO usai
mengikuti training penulisan
website yang digelar BPWS.
Menurutnya, menulis
merupakan kegiatan yang
menarik dan menantang. Butuh
sentuhan sehingga menulis pun
membutuhkan seni tersendiri.
Ada tantangan yang menuntut
kita agar tulisan kita nanti enak
dibaca dan perlu,ujar staf

Bidang umum dan Kepegawaian


BPWS ini.
Mahasiswa Universitas
Narotama Surabaya ini mengaku,
awalnya kesulitan untuk
merangkai kata dalam sebuah
redaksi yang enak. Namun,
setelah terus berlatih, ia
mengaku mulai menikmati.
Imajinasi dan ide di otak ini
banyak, namun merupakan dalam
abris-baris tulisan itu sulitnya
luar biasa. Tetapi, dengan terus
berlatih, alhmadulillah,s ekarang
sudah mulai bisa. Yaaah, lumayan
lah, ujar laki-laki yang karena
kemiripannya dengan artis sering
akrab disapa Marcel ini. (pip)

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
APRIL - JUNI
2014

43

mata lensa

Mengukir Waktu
di Gunung Batu

Deras keringat mengalir basahi gunung batu.

44

Suramadu
APRIL- SEPTEMBER
JULI
- JUNI
2014

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
APRIL - JUNI
2014

45

Foto-foto: Bhakti Phundowo

Pamerkan hasil ka

rya.

atau saya ebrgerak maju. Pilihannya adalah maju. Setelah dari


Bali saya wirausaha. Sebab, ini
lebih menjanjikan dari pada kerja
di perusahaan milik orang lain,
jelasnya.

Proses pembuatan sandal.

Sukses Ubah
Nasib dari
Sandal Japit
46

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

Tunduk Terdiam atau


Bangkit Wiraswasta!
Kalimat yang aslinya
milik aktivis reformasi
(alm) Wiji Thukul
berbunyi Tunduk
tertindas Atau Bangkit
Melawanini diubahnya
menjadi pembakar
semangat oleh
Sudarmo, pengusaha
UMKM Bangkalan.
Berniat ubah nasib dari
sandal japit
Oleh : Faisal Yasir Arifin

agi orang yang senang


berada di zona nyaman
(comfort zone), menjadi
karyawan di sebuah perusahaan
milik orang lain terasa lebih nyaman. Namun, bagi yang berfikir
maju, menjadi pengusaha adalah
pilihan berisiko, bahkan kadang
disebut jalan pedang berkelok,
namun jauh lebih menjanjikan.

Usaha yang di bangun sejak


1996 itu, dari waktu ke waktu
mengalami perkembangan luar
biasa. Apalagi, usaha yang telah
ditekuni selama 20 tahun ini
merupakan satu-satu industri sandal di Madura. Namun, saat ini sudah mulai ditiru oleh orang-orang
sekitarnya. Hal itu tidak lantas
menjadikannya merasa tersaingi,
akan tetapi rasa bangga dan bahagia yang dirasakan akibat apa
yang dilakukan menjadi sumber
inspirasi bagi orang lain.
Pada awalnya cuma saya,
yang membuat usaha sandal ini.
Tapi sekarang sudah mulai ditekuni banyak orang, paparnya.

Itu pula yang dirasakan Sudarmo 40 warg Jl. Barat Tambak


Pejagan Bangkalan. Ia akhirnya
memutuskan berhenti bekerja di
sebuah industri pembuatan sandal
di Bali. Berbekal pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki
selama bekerja di pulau dewata
itu, ia nekad diri membuka usaha
pembuatan sandal sendiri di
Bangkalan. Merangkak dari nol
untuk membangun usaha mandiri
dan meraih mimpi

Dikatakan, dalam sehari


dirinya mampu membuat 300
pasang sandal dengan berbagai
macam ukuran dan model. Tentunya, harga setiap sandal yang
diproduksi juga bervariasi. Peminat hasil karyanya juga semakin
bermunculan. Bahkan, salah satu
pemesan sandal spon itu datang
dari Kalimantan, Bali, Jogja,
Jakarta dan lain sebagainya. Ia
tidak pernah membayangkan jika
karyanya diminati oleh banyak
kalangan. Besarnya peminat terhadap sandal yang diproduksinya
itu, mendatangkan keuntungan
yang berlipat.

Sempat ada perang abtin


antara berada di zona nyaman

Ya tergantung pesanan untuk


jumlah sandal yang saya buat, lu-

mayanlah hasil yang didapatkan,


ujarnya tersenyum.
Menurutnya bahan dasar yang
digunakan sangat mudah ditemukan di pasar. Hanya saja, dalam
membuat sandal tersebut butuh
kreativitas tinggi untuk membuat
sebuah bentuk yang menarik.
Apalagi, sandal yang dibuat
mencakup ukuran anak kecil, dan
orang dewasa. Terlebih bagi kalangan perempuan dan laki-laki.
Tentunya, membutuhkan bentuk
dan model yang berbeda-beda.
Pemilihan warna juga menjadi
faktor utama agar sandal yang dihasilkan menjadi begitu menarik
untuk dibeli.
Bahan dasarnya itu kan spon
jadi sangat mudah dicari. Kemudian tinggal membentuk sesuai
dengan pesanan. Ketahanan dan
keawetan itu sangat penting,
agar pembeli itu tidak kecewa,
tuturnya.
Cara membuat sandal itu sangat sederhana. Pertama sediakan
spon sebagai bahan dasar kemudian diukur melalui cetakan yang
telah dibentuk seperti sandal
yang dipesan. Selanjutnya, ukuran yang telah dibuat di potong
melalui mesin pemotong. Langkah berikutnya, yaitu membuat
ketebalan sandal dengan menambakn spon itu dan diberi lem agar
menjadi kuat. Setelah itu, sandal
yang sudah setengah jadi lalu di
jahit agar kualitas sandal menjadi
sangat kuat. Tahap akhir dari
pembuatan sandal yakni memberikan warna dan hiasan pada
sandal agar terlihat cantik dan
menarik. (*)

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

47

cerpen

cerpen

Burung Kertas ke 1001


Oleh:Kangcoy (diolah dari Way Priaz)

Andre dan Sherly, sepasang kekasih yang serasi meski


keduanya berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar
belakangnya. Keluarga Sherly dari keluarga kaya raya dan
serba berkecukupan, sebaliknya Andre hanyalah keluarga
petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada
tanah sewaan. Bak kisah Romeo & Juliet, keduanya saling
mencintai.

Semoga kita selalu saling


mengasihi satu sama lain,
Semoga Tuhan melindungi Sherly
dari bahaya, Semoga kita
mendapatkan kehidupan yang
bahagia dan lain sebagainya.
Hari ini, Andre telah melipat
burung kertasnya yang ke 1001.
Burung itu dilipat dengan kertas
transparan sehingga kelihatan
sangat berbeda dengan burungburung kertas yang lain. Tertulis
di dalamnya, KEABADIAN.
Sebuah harapan tentang cinta
mereka yang abadi. Ketika
memberikan burung kertas ini,
Andre berkata kepada Sherly,
Say, ini burung kertasku
yang ke 1001. Aku mengharapkan
kejujuran dan keterbukaan
antara aku dan kau. Aku akan
melamarmu dan kita akan
menikah, selalu bersama hingga
Tuhan memanggil kita berdua !
Mendengar itu, menangislah
Sherly.

da satu tanda cinta yang mereka


berdua lakukan, yakni membuat
burung kertas sebagai ungkapan
doa dan harapan. Andre telah melipat
1000 buah burung kertas untuk Sherly,
lalu gadis itu menggantungnya di kamar.
Dalam tiap burung kertas tersebut Andre
telah menuliskan harapannya kepada
Sherly. Banyak sekali harapan yang
diungkapkan kepada Sherly.

Ndre, senang aku mendengar


itu, tetapi aku telah memutuskan
untuk tidak menikah denganmu.
Karena aku butuh uang dan
kekayaan seperti kata orang
tuaku. Bukan kondisi miskins
seperti dirimu, Ndre sahutnya
menggelegar.
Bak dibekap panas merapi,
Andre terkesiap, badannya
menggigil seolah tak percaya.
Sekejap kemudian Ia marah
meledak.
Apa yang membuatmu
seperti ini? Kamu kejam! Matre,
orang tak berperasaan, culas,
bangsat, hina., sembur
Andre. Setengah berlari, Andre
meninggalkan Sherly menangis
seorang diri.
Perkataan Sherly tentang
harta, membakarnya. Namun Ia
tidak mau terlalu dalam terluka.
Sejak saat itu, ia mengingat
Sherly sebagai makhluk
menjijikkan.
Di sisi lain, Andre terbakar
semangatnya. Aku harus
buktikan, aku mampu. Kelak akan
aku permalukan keluarga gila
harta itu,gumamnya.
#######

48

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

Lima tahun berlalu. Kini


Andre benar-benar meraih
mimpinya. Posisi penting
di sebuah perusahaan plus
kepemilikan 30 persen saham,
mendudukkannya sebagai sosok
terpandang. Muda, energik dan
kaya. Perempuan pun berlomba
mendekati. Namun, hatinya masih
tertutup. Entahlah.
Sore itu, saat gerimis
membasahi ibukota, Andre
berkeliling dengan mobilnya.
Entahlah, sore itu ia tiba-tiba
teringat sosok Sherly yang
mencampakkannya lima tahun
silam.
Aaah perempuan laknat
itu kenapa masih saja
menghantuiku... gumamnya.
Hey lihatlah Sherly, aku
kini tinggal tunjuk untuk
memilih wanita yang aku
sukai,sunggingnya dengan
kesombongan.
Di saat lamunannya semakin
menggila, tiba-tiba pandangannya
terpaku pada sepasang suamiistri tua tengah berjalan di dalam
derasnya hujan. Lusuh dan tidak
terawat. Rasa ibanya tiba-tiba
merunyak batin.
Andre pun penasaran dan
mendekati suami istri itu dengan
mobilnya. Betapa terperanjatnya
ia setelah mendapati suami istri
itu adalah orang tua Sherly.
Andre mulai berpikir untuk
memberi pelajaran kepada kedua
orang itu, tetapi hati nuraninya
melarang dengan sangat kuat.
Andre membatalkan niatnya dan
ia membuntuti kemana perginya
orang tua Sherly.
Andre sangat terkejut
ketika didapati orang tua Sherly
memasuki sebuah makam yang
dipenuhi dengan burung kertas.
Ia pun semakin terkejut ketika
ia mendapati foto Sherly dalam
makam itu. Andre pun bergegas
turun dari mobilnya dan berlari
ke arah makam Sherly untuk
menemui orang tua Sherly.

pengobatan Sherly yang terkena


kanker rahim ganas. Sherly
menitipkan surat untukmu jika
kami bertemu denganmu,
ujarnya.
Ia pun menyerahkan surat
kumal kepada Andre, lalu pamit
pergi. Sementara, Andre terpaku
di pusara Sherly. Tanpa kata.
Tepat di bawah kamboja kuning
yang mekar harum. Gerimis
tak mampu menghalangi rasa
penasarannya.
Perlahan ia buka surat itu
dengan rasa tak tentu. Pedih,
sedih, dendam, cinta dan rindu.
Entahlah.
Dear Andre
Ndre, aku simpan
pengharapan kita di burung kertas
ke 1001, tetapi maafkan aku.
Aku terpaksa membohongimu.
Aku terkena kanker rahim ganas
yang tak mungkin disembuhkan.
Aku tak mungkin mengatakan hal
ini saat itu, karena jika itu aku
lakukan, aku akan membuatmu
jatuh dalam kehidupan
sentimentil yang penuh keputusasaan. Itu akan membawa
hidupmu pada kehancuran. Aku
mencintaimu, aku mengenalmu,
aku akrab dengan setiap tarikan
nafasmu hingga aku tahu semua
tabiatmu. Ndre, karena itu
lah aku lakukan ini. Aku ingin
kamu berhasil meski dengan
kata-kata yang menyakitkan.
Aku mencintaimu, Ndree, aku
membawa cinta ini menghadap
Tuhan. Bahagialah engkau.
Namamu aku bawa bersama
cintaku di alam keabadian..

Beloved Sherly.
Aaaaaaah.Sherly, Andre
mendesis.
Lututnya tertunduk,
tangannya mengelus pusara, air
mata mengalir.
Sementara, gerimis enggan
berhenti. Mengelusnya dalam
nestapa. (*)

Senyum pedih menyungging di


bibir ayah Sherly.
Ndre, sekarang kami
miskin. Harta kami habis untuk

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

49

waka-waka

Diasuh Oleh Faisal Kangcoy

Pamer Hape Terbaru

iga pemuda perantauan yang baru


pertama di Surabaya dan baru saja
mendapat gaji pertama, saling pamer
hape terbarunya.
Semplok : Pas aku kemaren ke Mall, aku
bingung mau beli hp apa, ya udah beli BB
aja. Yang paling mutakhir deh

Peringatan
HUT RI ke-69

eringatan HUT RI ke-69 digelar BPWS di


halaman kantor di Jl. Tambak Wedi No 1
Surabaya. Meskipun digelar dengan upacara
sederhana, namun penuh dijalankan penuh khidmat.
Berikut momen-momen detik-detik peringatan hari
kemerdekaan RI tersebut.

Gejrot : Itu sih belum seberapa, aku dong


kemaren beli iPhone, paling canggih!

Obat Mujarab

eorang pasien yang mengalami gangguan tidur,


datang ke seorang dokter palsu yang baru buka
praktik.

Pasien : Dok, tolonglah sembuhkan penyakit saya.


Saya sering berjalan di waktu tidur.

Jompret : Ealaaah, kalian ini sombong.


Aku kemaren beli hape paling canggih.
Saking canggihnya aku masih belajar makek
sampai sekarang belum bisa, masih bingung
banget loh.
Semplok & Gejrot : Bingung kenapa
emang?
Jompret : Iyah soalnya itu hp tombolnya
angka semua, terus cuman ada tambahan
tombol plus ama min.
Semplok & Gejrot : Itu namnya
KALKULATOOOOOOOOOOOR,*#$##*&^%$$%&

Sikap Sempurna : Jajaran Pejabat Kepala Divisi BPWS.

Dokter : Oooh gampang. Ini kotak yang bisa


menyelesaikan persoalanmu. Setiap malam, ketika
Anda sudah bersiap untuk tidur keluarkan isi kotak itu
dan taburkan di lantai sekeliling tempat tidurmu.
Pasien : Kotak apa ini, Dok? apakah sejenis serbuk
penenang?
Dokter : Bukan. Ini kotak paku payung. Kamu pasti
bangun. Dijamin sembuh sakitmu
Pasien : Gubraaaak@##$%^&*#$%^&*(#$%^&*

Orang Gila dan


Monyet

uatu sore di sebuah pasar, seorang Gila lagi


ketawa-ketiwi sendirian dipinggir jalan.
Kemudian lewatlah Kampret, seorang pedagang
kambing yang lagi menuntun kambing untuk dijual
menjelang idul Adha. Tiba-tiba, si gila nyeletuk..
Orang gila : Hari genee jalan-jalan bawa Monyet
capcay deeehhhh
Kampret : Dasar wong ediaaaan, yang begini
namanyya kambing tau, bukan monyet !!!
Orang gila : helllllooooo pleaseeeee deeeh. Aku
kan ngomong sama kambing loe, bukan sama kamu.
Nyet.. kwkwkwkw
Kampret : $*^%F#%$*^#@ (keselek sandal)

50

Suramadu
JULI - SEPTEMBER
2014

Berkibar : Prosesi pengibaran Merah Putih

Kakaktua, Penjual Bego


& Manuk Emprit

i sebuah toko penjual burung, seorang


pedagang mempunyai dua burung
kakak tua. Kedua burung itu berbeda,
yang satu suka bernyayi dan yang satunya
lagi hanya diam saja. Lalu datang seseorang
yang ingin membeli burung kakak tua.
Berkata ia kepada si penjual burung:
Rapatkan barisan: Menyiapkan pasukan.

Pembeli: Berapa harga burung kakaktua ini


mas...??
Penjual: Kalau yang suka nyayi itu Rp
500ribu, sedangkan yang diam itu Rp 1 juta.
Pembeli: Lho kok yang suka nyayi harganya
lebih murah dari yang hanya diam saja?
Sampean ini setres atau kenthir mas??
Penjual: yah.... jelas beda wong yang
harganya Rp 1 juta itu pencipta lagunya
kok!! Atau mau itu Manuk emprit Rp 10 ribu,
pinter nyanyi tapi ya gitu deh, lipsync
Pembeli: penjual gendueeeeeeng bikin
setressss %^&^$#@%!@*(_)*&+

Bangkit : Orasi Wakil Kepala BPWS, Drs Herman


Hidayat SH MM membakar semangat kerja

Tekad : Momentum HUT RI dikonversikan sebagai tekad untuk


bergerak maju membangun Madura

Tak Lelah Menyambung Asa


Foto by: Bhakti Phundowo

Anda mungkin juga menyukai