Anda di halaman 1dari 10

Laporan Kasus Hipertensi dengan Pendekatan Dokter

Keluarga
IP
102011
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk Jakarta Barat 1510
email :

Pendahuluan
Hipertensi atau darah tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal dan bersifat kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi
merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk
mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur. Seseorang
baru merasakan dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru
disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, koroner,
fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke. Hipertensi pada dasarnya mengurangi
harapan hidup para penderitanya.1
Secara umum seseorang

dikatakan menderita

hipertensi jika tekanan darah

sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Hipertensi


sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua terkena
hipertensi, maka kecenderungan anak untuk menderita hipertensi adalah lebih besar
dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki orang tua penderita hipertensi.1
Dalam makalah ini, saya akan membahas tentang hasil kunjungan saya ke salah satu
pasien dari Puskesmas Sukabumi Utara. Kegiatan ini diadakan untuk melihat langsung
keadaan pasien dan keluarganya, serta lingkungan tempat tinggal mereka.

Tujuan
Tujuan dari dilakukannya kunjungan rumah adalah untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara keadaan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pola psikososial pasien
dengan penyakit hipertensi.
Metode
Digunakan metode wawancara dengan pasien serta melihat keadaan rumah dan
lingkungan sekitar tempat tinggal pasien.

Laporan Kasus
Puskesmas

: Sukabumi Utara

Nomor register

:-

Data riwayat keluarga :


I.

Identitas pasien :
Nama

: Ibu Unaini

Umur

: 46 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Pendidikan

: SMP (tamat)

Alamat

: Jl. Sulaiman gg.Ilias RT.03 RW.03 No.40

Telepon

:-

II.

Riwayat biologis keluarga :


a.

Keadaan kesehatan sekarang

b.

Kebersihan perorangan

: Baik
: Baik

Kebersihan pasien dapat dikatakan baik karena yang terlihat dari rambut, tangan dan
kaki tampak bersih. Pakaian yang digunakan tampak bersih.
c.

Penyakit yang sering diderita

: Hipertensi

d.

Penyakit keturunan

: Hipertensi

Orang tua dari pasien (bapak) menderita hipertensi.

e.

Penyakit kronis/ menular

:-

f.

Kecacatan anggota keluarga

:-

g.

Pola makan

: Baik

h.

Pola istirahat

: Baik

i.

Jumlah anggota keluarga

: 5 orang

III. Psikologis keluarga


a.

Kebiasaan buruk

: Merokok

b.

Pengambilan keputusan

: Suami

c.

Ketergantungan obat

: Jamu

d.

Tempat mencari pelayanan kesehatan: Puskesmas

e.

Pola rekreasi

IV.

Keadaan rumah/ lingkungan


a.

Jenis bangunan

: Permanen

b.

Lantai rumah

: Keramik

c.

Luas rumah

: 50 m2

d.

Penerangan

: Baik

e.

Kebersihan

: Baik

f.

Ventilasi

: Sedang

g.

Dapur

: Ada

h.

Jamban keluarga

: Ada

i.

Sumber air minum

: Air PAM

j.

Sumber pencemaran air

: Tidak ada

k.

Pemanfaatan pekarangan

: Tidak ada

l.

Sistem pembuangan air limbah

: Tidak ada

m.

Tempat pembuangan sampah

: Ada

n.

V.

: Baik ( 4x dalam setahun)

Sanitasi lingkungan

: Sedang

Spiritual keluarga
a.

Ketaatan beribadah

: Baik

b.

Keyakinan tentang kesehatan

: Baik

VI. Keadaan sosial keluarga


a.

Tingkat pendidikan

: Sedang

b.

Hubungan antar anggota keluarga

: Baik

c.

Hubungan dengan orang lain

: Baik

d.

Kegiatan organisasi sosial

: Baik

e.

Keadaan ekonomi

: Sedang

VII. Kultural keluarga


a.

Adat yang berpengaruh

: Jawa

b.

Lain-lain

:-

IX. Keluhan utama :


Pasien mengeluh sakit kepala (pusing)
X. Keluhan tambahan :
Badan sering kaku dan pegal-pegal
XI. Riwayat penyakit sekarang :
OS mengeluh sering merasa pusing
XII. Riwayat penyakit dahulu
OS memiliki riwayat hipertensi
XIII. Pemeriksaan fisik
Tekanan darah 150/100 mmHg
XIV. Diagnosis penyakit
Hipertensi grade 1 disertai asam urat
XV. Diagnosis keluarga
Hipertensi grade 1
XVI. Anjuran penatalaksanaan penyakit
a.

Promotif :

Menghimbau kepada pasien dan keluarga pasien mengenai pola hidup sehat dengan
mengkonsumsi makanan yang sehat, tidak tinggi kolesterol, menghindari rokok,
melakukan olahraga ringan dan mengurangi aktivitas yang berat.
b.

Preventif :
Merupakan upaya untuk mencegah komplikasi atau kecacatan akibat komplikasi itu.
Usaha ini meliputi : Makan makanan yang sehat / gizi seimbang (rendah lemak, rendah
gula), perbanyak konsumsi serat (buncis 150gr/hari, pepaya, kedondong, salak, tomat,
semangka, dainjurkan pisang ambon namun dalam jumlah terbatas), Gunakan minyak
tak jenuh / PUFA (minyak jagung), Hindari konsumsi alkohol dan olahraga yang
berlebihan, pertahankan berat badan ideal, kontrol tekanan darah.

c.

Kuratif

Terapi medika mentosa :

ACE-inhibitor : captopril 2-3 12,5-25 mg


Aspirin
: 1 x 1 hari 100 mg

Terapi non medika mentosa


1. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Harus memperhatikan kebiasaan makan
penderita hipertensi.
2. Menghindari stress. Ciptakan suasana yang menenangkan bagi pasien penderita
hipertensi.
3. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Anjurkan kepada pasien penderita
hipertensi untuk melakukan olahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 3045 menit sebanyak 3-4 kali seminggu. Selain itu menghentikan kebiasaan merokok dan
mengurangi minum minuman beralkohol sebaiknya juga dilakukan.
d.

Rehabilitatif

Kontrol penyakit ke dokter minimal sebulan sekali.


Monitoring :
Tekanan darah
Kerusakan target organ :
- Mata (Retinopati hipertensi)
- Ginjal (Nefropati hipertensi)
- Jantung (HHD)
- Otak (Stroke)

Interaksi obat dan efek samping


Kepatuhan

XVII. Prognosis
Penyakit

: dubia ad bonam

Keluarga

: dubia ad bonam

Masyarakat

: dubia ad bonam

XVIII. Resume
Dari hasil kunjungan ke rumah penduduk yang dilakukan pada hari Senin 25 Juli
2016 dengan pasien dengan nama Ibu Unaini terdiagnosis Hipertensi grade 1 dan
asam urat. Dimana pasien telah mendapatkan pengobatan secara teratur dari
puskesmas, serta pasien juga telah mengubah pola hidup dengan berolahraga secara
teratur, memperbaiki pola makan dan melakukan perilaku hidup sehat. Pasien juga
dianjurkan untuk memeriksakan kesehatannya secara rutin minimal sebulan sekali.
Dan untuk keadaan rumah pasien tergolong cukup sehat dilihat dengan adanya
ventilasi dan pencahayaan yang baik, kebersihan rumah nya juga baik. Kamar mandi
yang digunakan pasien merupakan kamar mandi pribadi yang digunakan oleh
keluarganya, dimana kamar mandinya dalam keadaan bersih, pencahayaan juga
cukup. Dan pada daerah kamar tidur tidak tampak adanya baju yang menggantung.
Dimana untuk mencapai kesehatan yang menyeluruh harus didukung pula oleh
kondisi rumah yang sehat.

Strategi intervensi mahasiswa ke pasien dan keluarga:

Psikobiologi : Pasien diharapkan lebih merilekskan diri dengan berolahraga, senam,


berinteraksi dnegan tetangga serta mendekatkan diri ke Tuhan. Jangan sampai stress

karena nanti akan mengundang penyakit datang, serta istirahat yang cukup.
Sosial: Pasien diharapkan menjaga hubungan sosial dengan tetangga, melakukan
kegiatan kemasyarakatan bersama-sama, menjaga kesatuan, saling gotong royong dalam

segala aspek seperti membersihkan lingkungan sekitar


Gaya hidup dan perilaku: Menjaga pola makan yang bersih dan seimbang, melalukan
perilaku hidup bersih dan sehat seperti mandi teratur, cuci tangan dengan sabun,
mengenakan pakaian yang bersih, serta memotong kuku.

Lingkungan rumah dan sekitar rumah: Pasien diharapkan menjaga kebersihan rumah
dan lingkungan, membuat bak sampah selain plastik di lingkungan rumah dan jangan ada

sampah yang berserakan di lingkungan.


Pelayanan kesehatan : Pasien diharapkan rutin mengontrol/ check up ke puskemas,
bila merasa badan kurang enak/ fit.

Pendekatan Keluarga
Definisi Dokter keluarga: dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan hanya
berorientasi komunitas dengan titik berat pada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita
sebagai indivu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti
secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarga.2
Menurut American Board family practice Dokter keluarga merupakan dokter yang
memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama serta
pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat
dalam satu keluarga, dan apabila berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang
tidak mampu ditanggulangi , meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai.
Sedangkan Praktek dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang
memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit pada mana tanggung jawab dokter
terhadap pelayanan kesehatan tidak di batasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien,
juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit. Dokter keluarga mempunyai peranan yang
unik dan terpadu dalam menyelenggarakan peantalaksanaan pasien , penyelesaian masalah ,
pelayanan konseling serta dapat bertidank sebagai dokter pribadi yang mengkoordinasikan
seluruh pelayanan kesehatan.
Prinsip dasar pelayanan Dokter Keluarga(DK):
1. Memberikan pelayanan secara komprehensif
Memberikan pelayanan secara komprehensif atau dengan kata lain adalah pelayanan yang
paripurna. DK menggunakan segenap kemampuan ilmunya, serta sarana dan prasarana medis
yang tersedia untuk sebesar-besarnya kepentingan pasien. Dokter keluarga bukan hanya
menyembuhkan pasien dari sakitnya, tetapi juga menyehatkannya serta menjadi mitra,
konsultan, atau penasihat di kala sakit dan sehat. Jika masalahnya dinilai memerlukan
pendapat atau penanganan spesialistis, DK akan mengkonsultasikan atau bahkan merujuk
pasien ke dokter spesialis yang tepat.

2. Memberikan pelayanan secara bersinambung(kontinu).


Pelayanan yang kontinu berarti pasien harus dipantau secara terus menerus, boleh
dikatakan mulai dari konsepsi (pembuahan/dalam rahim) sampai mati dan tentu saja selama
sakit sampai sembuh dan sehat kembali. Wujud kontinuitas pelayanannya itu berupa
pemantauan bersinambung, antara lain melalui penyelenggaraan rekam medis yang handal
dan kerjasama profesional dengan naramedik (medical professionals) lainnya.
3. Memberikan pelayanan yang koordinatif.
DK akan mengkoordinasikan keperluan pasien dengan DK yang lain, dengan para
spesialis yang diperlukan, dengan paramedik, dengan fasilitas kesehatan yang diperlukan, dan
bahkan dengan keluarganya. Koordinasi ini pun merupakan salah satu bentuk kesinambungan
pelayanannya. Dengan koordinasi yang baik dapat dihindari tumpang-tindih penggunaan
obat, duplikasi pemeriksaan penunjang, atau perbedaan pendapat mengenai manajemen
pasien.
4. Memberikan pelayanan yang kolaboratif.
Kerjasama dengan para spesialis yang dikoordinasikan oleh DK ini akan menjadikan
kolaborasi saintifik yang handal untuk meningkatkan kepercayaan pasien kepada pelayanan
medis yang disediakan. Dengan demikian terjadi saling kontrol sehingga efektivitas
pengobatan dan efisiensi biaya dapat terwujud.
5. Mengutamakan pencegahan.
Pencegahan di sini berarti luas; DK harus melakukan upaya peningkatan kesehatan
misalnya melalui ceramah kesehatan. Selain itu DK juga akan melakukan upaya pencegahan
penyakit melalui vaksinasi. Jika pasien datang dalam keadaan sakit, DK harus dapat membuat
diagnosis dini dan memberikan pengobatan yang cepat dan tepat agar penyakit tidak semakin
parah. Jika penyakit sudah parah, DK harus segera bertindak cepat misalnya dengan segera
merujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih tinggi dengan persiapan yang memadai, agar
jangan sampai terjadi cacat permanen. Seandainya diperkirakan akan terjadi cacat, DK harus
berusaha agar jangan sampai kecacatan itu menjadi penghalang besar bagi pasien nantinya.
Di sini juga dituntut partisipasi DK untuk membantu upaya rehabilitasi bagi pasien
penyandang cacat, baik secara fisik, psikologik, maupun sosial, agar keterbatasannya dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin.
6. Mempertimbangkan keluarganya.

Sekalipun unit terkecil pasiennya adalah individu, artinya pekerjaan DK berawal dari
keluhan individu setiap pasien, DK tidak pernah mengabaikan bahwa pasien adalah bagian
dari keluarganya.Saling-aruh (interaksi) antara pasien dan keluarganya merupakan salah satu
fokus perhatian DK.
7. Evidence Based Medicine
Penerapan pendekatan dan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran berdasarkan
bukti-bukti ilmiah terbaik yang ada. Merupakan keterpaduan antara bukti-bukti ilmiah yang
berasal dari studi yang terpercaya (best research evidence); dengan keahlian klinis (clinical
expertise) dan nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values). Suatu sistem atau cara
untuk menyaring semua data dan informasi dalam bidang kesehatan. Sehingga
seorang dokter hanya memperoleh informasi yang sahih dan mutakhir untuk mengobati
pasiennya.
Pada prinsipnya, pelayanan dokter keluarga mencakup 4 hal yakni :

Tindakan Promotif

Tindakan Preventif

Tindakan Kuratif

Tindakan Rehabilitatif

PROMOTIF
Promotif merupakan suatu tindakan yang lebih memberikan informasi-informasi sebagai
edukasi mengenai kesehatan, termasuk masalah penyakit, sehingga keluarga mengetahui
bahaya-bahaya dari suatu penyakit dan bagaimana cara menghindari dan
mengatasinyatermasuk tindakan preventif yang bertujuan untuk meningkatkan taraf
kesehatan keluarga
1. Olah raga teratur, minum susu untuk tulang
2. Kurangi makan garam atau daging kambing/ jeroan
3. Rutin periksa tekanan darah
4. Hindari stress
5. Hindari makanan mengandung kolesterol dan lemak tinggi
6. Kurangi mengkonsumsi kopi susu dan air es
PREVENTIF

Tindakan preventif merupakan tindakan atau program yang dilakukan untuk mencegah agar
tidak terjadi penyakit
1. Pola makan sehat
2. Mengurangi garam
3. Memelihara berat badan ideal
4. Aktif secara fisik
5. Batasi penggunaan maupun minum alkohol
6. Berhenti merokok
KURATIF
Tindakan kuratif adalah mengobati suatu penyakit dan komplikasi
KASUS
: Puskesmas memberikan Captopril dan Amlodipin untuk mengendalikan
tekanan darah serta Piroxicam untuk mengurangi nyeri pada kaki pasien (asam urat)
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
3. Ciptakan keadaan rileks
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol
Kesimpulan
Kunjungan ke rumah penduduk yang dilakukan pada hari kamis 23 Juli 2015 dengan pasien
atas nama Bapak Mumu Mukarom yang terdiagnosis Hipertensi terkontrol dan asam urat.
Pasien telah mendapatkan pengobatan secara teratur dari puskesmas, serta pasien sudah mulai
mengubah pola hidup dan makan menjadi sesuai anjuran dari dokter puskesmas.

XIX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai