KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Depan
Halaman Dalam
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Notasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Batasan Masalah
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengujian Tarik
2.2 Pengujian Impact
2.3 Pengujian Kekerasan
2.4 Pengujian Kekasaran
BAB III
LANGKAH PENGUJIAN
3.1 Pengujian Tarik
3.2 Pengujian Impact
3.3 Pengujian Kekerasan
3.4 Pengujian Kekasaran
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Tarik
4.2 Pengujian Impact
4.3 Pengujian Kekerasan
4.4 Pengujian Kekasaran
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Dari teori atau dari lampiran gambar
DAFTAR NOTASI
Sudut kemiringan, alfa dll.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan dari dilakukannya suatu pengujian mekanis adalah untuk
menentukan respon material dari suatu kontruksi, komponen atau rakitan
fabrikasi pada saat dikenakan beban atau deformasi dari luar. Dalam hal ini akan
ditentukan seberapa jauh perilaku inheren (sifat yang lebih merupakan
ketergantungan atas fenomena atomik maupun mikroskopis dan bukan bentuk
atau ukuran benda uji) dari material terhadap pembebanan tersebut. Diantara
semua pengujian mekanis tersebut, pengujian tarik merupakan jenis pengujian
yang paling banyak dilakukan karena mampu memberikan informasi
representative dari perilaku mekanis material.
Dalam perancangan kontruksi mesin harus diupayakan menggunakan
bahan seminimal mungkin. Karena setiap kelebihan berat dan volume yang tidak
perlu akan berakibat terhambatnya fungsi atau kerja mesin serta memperbanyak
biaya produksi. Pengujian yang lainnya untuk menyelidiki kesalahan, perlakuan
atau kelemahan bahan yang dapat timbul pada saat pembuatan, pengolahan atau
pemakaian dalam kontruksi untuk mencapai maksud ini, harus dilakukan
serangkaian pengujian sesuai dan mendekati dengan kekerasan.
Salah satu contoh adalah pengujian kekerasan, dimana dalam uji
kekerasan itu adalah suatu bahan merupakan salah satu sifat mekanis bahan yang
terpenting untuk itu pengujian metalurgi, bahan atau material merupakan salah
satu bentuk untuk pengujian yang sederhana, cepat dan relative murah disbanding
beberapa bentuk pengujian lain, namun diperlukan untuk mengetahui kualitas
bahan agar tercipta suatu kontruksi yang cocok dan berkualitas tinggi. Definisi
kekerasan sangat tergantung pada cara pengujian yang dilakukan, beberapa
definisi kekerasan adalah sebagai berikut :
a. Ketahanan terhadap identasi permanen akibat beban dinamis atau statis yang
disebut dengan kekerasan identasi.
b. Energi yang diserap impact disebut kekerasan pantul.
c. Kekerasan terhadap goresan disebut kekuatan goresan.
Pengujian Tarik
Dalam pengujian ini mempunyai beberapa tujuan antara lain :
a. Mengetahui sifat logam dengan uji tarik.
b. Mengetahui tegangan luluh, ultimate tensile.
c. Memahami kurva tegangan-regangan hasil uji tarik dari beberapa
jenis logam dan non logam (besi tuang, baja, besi).
1.2.2
Pengujian Impact
Dalam pengujian ini mempunyai beberapa tujuan antara lain :
a. Untuk mengetahui tegangan kejut yang dapat dialami oleh bahan.
b. Untuk menentukan kekuatan suatu bahan.
c. Untuk mengetahui bentuk alur akibat perpatahan suatu bahan.
1.2.3
Pengujian Kekerasan
Dalam pengujian ini mempunyai beberapa tujuan antara lain :
a. Mempelajari sifat logam dengan uji kekerasan.
b. Mengetahui kualitas logam dengan uji kekerasan.
c. Mengetahui struktur mikro dari benda uji.
1.2.4
Pengujian Kekerasan
Dalam pengujian ini mempunyai beberapa tujuan antara lain :
a. Menjelaskan
pentingnya
kehalusan
permukaan
dari
suatu
beberapa
ketidakteraturan
parameter
permukaan
dari
suatu
yang
seing
Pengujian Tarik
Pengujian Impact
Pengujian Kekerasan (Vikers)
Pengujian Kekasaran
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengujian Tarik
Pengujian tarik merupakan pengujian yang sering digunakan untuk
menentukan sifat-sifat mekanis dari suatu material seperti tegangan maksimal,
tegangan luluh dan tegangan. Umumnya benda uji yang digunakan adalah padat
dan silindris, beberapa ada yang berbentuk lembaran plat maupun berbentuk
seperti pipa dalam berbagai ukuran. Specimen kemudian dicekam kedua penjepit
pada mesin uji tarik dimana mesin ini dilengkapi dengan berbagai control
sehingga specimen dapat di uji pada laju perengangan dan tempreratur yang
berbeda.
Beban yang bekerja pada specimen serta perubahan panjang yang
terjadi akibat beban, itu semua dicatat pada suatu diagram. Dimana diagram
tersebut dinamakan diagram tegangan-regangan. Dengan menggunakan diagram
kita bias meneliti apa yang terjadi apabila batang uji tersebut diregangkan secara
berangsur-angsur dari uji tarik suatu material.
Dimana sumbu horizontal adalah sumbu perpanjangan batang akibat gaya yang
merengangkanyang dinyatakan (N/mm2) dan sumbu yang garisnya vertical
adalah sumbu gaya peregangannya yang dinyatakan dalam persen (%). Dan
keterangan ini dapat ditulis persamaan yang berlaku.
Besarnya harga tegangan adalah
= P / Ao
Dimana :
P
Ao
Dimana :
= Rengangan (%)
L0
L1
Pada awalnya dari titik 0 sampai dititik P berupa panjang yang elastic,
dimana perpanjang berbanding dengan beban. Pada pembebanan tertentu dititik P
garis mulai melengkung dan masih terjadi deformasi elastic. Apabila beban dinaikan
lagi sampai titik VB maka akan terjadi deformasi plastis dan permanen yang cukup
kuat, gejala ini disebut mulur atau mengulur. Karena terjadi proses mengulur maka
beban akan turun sampai titik VA setelah melampaui fasa penguluran, benda akan
bertambah sampai harga maksimum dititik S disertai deformasi yang permanen. Dari
grafik dapat dihasilkan atau menunjukan adanya deformasi elastic dan deformasi
permanen.
Batas Elastis E (elastic limit)
Dalam gambar diatas dinyatakan titik A. Bila sebuah bahan diberi beban
sampai pada titik A, kemudian bebannya dihilangkan, maka bahan tersebut akan
Gambar diatas ini penentuan tegangan luluh (yield stress) untuk kurva tanpa
daerah linier.
Perlu untuk di ingat bahwa satuan SI untuk tegangan (stress) adalah Pa (Pascal,
Nm2) dan strain adalah besaran tanpa satuan.
k
A
Dimana :
I
0,1891 xP
2
d
Dimana :
VHN
2
Agar diperoleh nilai kekerasan yang cermat, sebaiknya harus diambil
nilai rata-rata dari pengujian sekurang-kurangnya tiga kali penekanan yang
berdekatan. Uji Vickers sama halnya dengan pengujian lain, harus dilakukan
pada suhu 18o sampai 28o dan permukaan benda yang akan di uji juga harus
diamplas sampai licin atau mengkilap dan juga harus dijaga supaya tidak terjadi
perubahan struktur oleh pengerjaan tersebut. Selain itu, bidang penopang harus
rata. Sehingga terletak rapat pada benda uji dan garis kerja penekanan juga harus
tegak lurus dengan bidang uji.
Dalam melakukan pengujian Vickers tidak boleh diterapkan untuk uji kekerasan
terhadap sobokan yang homogeny, karena ujung berlian mungkin Cuma
mengenai lamena, grafit, sehingga diperoleh nilai kekerasan yang terlalu rendah.
Setelah penekanan pada alat Vickers selesai, maka specimen dapat dilihat hasil
penekanan dengan mikroskop. Dengan pembesaran yang dikehendaki, baik 50x,
100x, 200x, 500x dan akan didapat diagonal atau diameter penekanan dari
penetrator yang berupa bujur sangkar.
Keuntungan pada pengujian Vickers adalah :
1. Kerusakan pada benda uji tidak seberapa.
2. Penekanannya berbanding lurus dengan beban, jadi nilai kekerasan yang
diperoleh tidak bergantung pada besarnya beban penekanan.
3. Tonjolan materi terjadi disudut-sudut adalah yang paling sedikit, oleh karena
itu garis windu penekanan dapat diukur dengan seksama.
2.4 Pengujian Kekerasan
Komunikasi karakteristik permukaan biasanya dilakukan dalam gambar
teknik. Akan tetapi untuk menjelaskan secara sempurna mengenai karakteristik
suatu permukaan nampaknya sulit. Walaupun hingga saat ini sudah banyak
parameter yang digunakan dalam pembahasan karakteristik permukaan, namun
belum ada suatu parameter yang menjelaskan secara sempurna mengenai
BAB III
LANGKAH PENGUJIAN
3.1 Pengujian Tarik
1. Tentukan titik tengah pada bahan uji yang akan diuji.
2. Mengukur dimensi benda uji, dimensi yang dihitung berupa panjang
mula-mula dan diameter benda uji tersebut.
3. Hidupkan mesin uji tarik.
4. Cekam batang uji pada kedua penjepit dan kencangkan dengan keras
5. Masukkan data-data yang diperlukan dalam Gotech testing machine
software di komputer.
6. Klik test pada Gotech testing machine software untuk memulai
pengujian.
7. Lihat proses uji tarik pada uji tarik pada monitor dan akan terlihat
grafik hubungan antara dan
8. Print hasil pengujian yang berupa diagram.
9. Lepas batang uji tersebut lalu ukur panjang akhir benda uji tersebut.
10. Catat hasil pengujian.
3.2 Pengujian Impact Charpy
1. Meletakkan benda uji di tempat benda pada alat uji impact.
Penempatan benda uji harus benar-benar berada pada posisi tengah
dimana pisau pada pendulum berada sejajar dengan takikan benda
tersebut.
2. Menyetel posisi jaraum penunjuk pada 0
3. Mengangkat pendulum sejauh 140 dengan cara memutar berlawanan
arah jarum jam secara perlahan-lahan.
4. Melepaskan pendulum mengayun dan mematahkan benda uji.
5. Melihat dan mencatat hasil data yang dutunjukkan oleh jarum
penunjuk pada busur.
6. Melakukan perhitungan dari data pengujian yang telah diperoleh,
yaitu menghitung besarnya usaha (W) dan harga impact (K)[5].
Berikut ini merupakan gambar dari dimensi benda uji dan cara
menempatkan benda uji.
3.3 Pengujian Kekerasan Vikers
1. Persiapkan material yang akan diuji, mulai dari proses pemotongan,
pengamplasan dan specimen.
2. Atur beban penekanan sesuai dengan yang dikehendaki/sesuaikan
dengan material yang di uji.
3. Atur waktu penekanan sesuai dengan ketentuan yang ada.
4. Letakkan specimen pada meja uji dan naikkan sampai mendekati
penekanan, yaitu 0,2-0,5.
5. Tekan tombol start untuk menghidupkan mesin uji kekerasan Vickers,
mesin akan berjakan secara otomatis dengan menyalakan lampu
penunjuk.
6. Amati bekas injakan dengan menggunakan optic dengan cara
memutar rumah penekanan dan gantikan dengan lensa mikroskop.
7. Dalam membaca hasil pengukuran dapat dilakukan dengan cara :
a. Melepaskan garis vertical pada kaca dengan garis windu atau
sudut-sudut bujur sangkar, dan hitunglah jumlah strip yang
bersinggungan dengan bujur sangkar tersebut.
b. Hitung strip garis vertical mulai dari tepi paling kiri sampai
tepi paling kanan.
c. Perhatikan angka yang terdapat pada micrometer
d. Catat hasil pengujian yang terdapat micrometer
3.4 Pengujian Kekesaran
1. Persiapkan material yang akan diuji, mulai dari proses pemotongan,
pengamplasan dan specimen.
2. Atur posisi penekanan sesuai dengan yang dikehendaki/sesuaikan
dengan material yang diuji permukaannya.
3. Atur penekanan permukaan sesuai dengan ketentuan yang ada.
4. Letakkan specimen pada meja uji dan pastikan permukaan benda uji
sudah di posisi yang tepat.
5. Tekan tombol start untuk menghidupkan mesin uji permukaan mesin
akan berjalan secara otomatis dengan jarum yang berjalan sebagai
penunjuk.
6. Amati bekas injakan jarum dengan menggunakkan opric dengan cara
lensa mikroskop.
7. Dalam membaca hasil pengukuran dapat dilakukan dengan cara :
Perhatikan angka dan grafik yang terdapat pada hasil print out
micrometer