Anda di halaman 1dari 5

Rangkaian Listrik II

Proyek UAS Praktikum

INDUKTOR
I.

Tujuan
1. Mengidentifikasi jenis-jenis induktor
2. Memahami cara melilit induktor sesuai dengan nilai induktansi yang

dibutuhkan
3. Merancang dan membuat induktor.

II.

Alat dan Bahan


1. Bobbin
2. Core E dengan inti ferrite
3. Kawat email
4. Isolasi
5. Jangka Sorong
6. LCR meter.

III.

Dasar Teori
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif yang
dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik
yang melewatinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi megnet
ditentukan oleh induktansinya dalam satuan Henry (H). Biasanya sebuah induktor
adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan. Ketika seutas
kawat tembaga dialiri arus listrik, maka disekeliling tembaga akan timbul medan
listrik. Dengan aturan tangan kanan kita dapat mengetahui arah medan listrik
terhadap arus listrik. Arah jempol adalah arah arus dan medan listrik yang
1

Rangkaian Listrik II

mengitari ditunjukkan oleh arah ke empat jari yang menggenggam. Penjelasan


tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Kaidah Tangan Kanan

Ketika kawat tembaga dililitkan membentuk suatu kumparan, kemudian kita


mengalir arus listrik melalui kumpuran tersebut maka tiap lilitan akan saling
menginduksi. Inilah dasar proses terjadinya medan listrik pada induktor.
Macam-macam induktor menurut bahan pembuat intinya adalah :
a. Induktor dengan inti udara
b. Induktor dengan inti besi
c. Induktor dengan inti ferrite

Fungsi induktor adalah :


a. Penyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet.
b. Meneruskan dan meloloskan arus searah/DC
c. Sebagai penapis atau filter.
d. Sebagai Penalaan (tuning)

Secara matematis, besar nilai suatu induktor dapat dihitung berdasarkan


persamaan berikut:
L=

uo N
le

Ae

................................................................................................pers 4.1

Rangkaian Listrik II

Keterangan :
L

= Induktansi Induktor (H)

= Permeabilitas Inti

= Jumlah Lilitan

Ae = Luas Penampang (m2)


le

IV.

= panjang/tinggi inti (m)

Praktikum

Gambar 4.2 Desain Induktor

Langkah Kerja :
1. Ukurlah luas penampang dan tinggi dari bobbin dan ferrite.
2. Untuk mengetahui permeabilitas dari ferrite tersebut, buatlah belitan 1 layer

penuh.
3. Ukurlah nilai induktansi dari bobbin sesudah dan sebelum dipasang ferrite.
4. Untuk mengetahui nilai permeabilitas ferrite, gunakan persamaan berikut

o =

N ilaiinduktansi s etela h d ipasang f errite


N ilai i nduktansi s ebelum d ipasang f errite

5. Buatlah belitan sesuai dengan induktansi yang dibutuhkan ( 25 mH).


6. Isilah tabel 4.1 dibawah ini

Rangkaian Listrik II
Tabel 4.1

Jumlah

belitan

Inti udara

Inti udara

Inti core E

Inti core E

138 lilitan

V.

Analisa dan Tugas

Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, dapat kami analisa bahwa
untuk mendapatkan induktor yang memiliki induktansi sebesar 25 mH memerlukan
lilitan sebanyak lilitan. Dengan ukuran kawat sebesar 0.5 mm dan panjang 8
meter. Dalam setiap tingkatan lilitan membutuhkan sebanyak 23 lilitan.

Secara

sistematis jika kita masukan kedalam rumus untuk mendapatkan nilai besar
induktornya, maka :
uo N
le

VI.

Ae

Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa
semakin besar induktansi dalam suatu induktor maka semakin banyak pula jumlah
kawat yang harus dililit. Sebagai contoh yakni praktikum yang kelompok kami
lakukan ialah sebesar 25 mH dan itu membutuhkan lilitan kawat sebanyak. Serta
untuk ukuran kawat lilitan dan kerapatan kawat lilitan antara satu dan lainnya itu
juga mempengaruhi nilai induktansi induktor tersebut.

Rangkaian Listrik II

Anda mungkin juga menyukai