Tinjauan Data
Penentuan Objek Tersambar Petir
Objek penelitian adalah gedung Rektorat Kampus STAHN Gde Pudja Mataram
yang disambar petir secara langsung. Gedung kuliah Kampus STAHN Gde Pudja
Mataram dan Gardu Hubung Gomong adalah sampel yang dihitung dan dianalisa efek
sambaran petir secara tidak langsung. Data teknis gedung rektorat STAHN Gde Pudja
Mataram adalah seperti pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data dimensi gedung Rektorat STAHN Gde Pudja Mataram
dan sistem proteksi petir (SPP) terpasang
Karakteristik
Tinggi gedung
Panjang gedung
Lebar gedung
Jumlah penangkal petir
Tinggi penangkal petir
Jarak antar down conductor
Jumlah konduktor ke bawah
2.
Ukuran/Jumlah
19 m
44 m
15 m
2 buah
1m
15 m
2 buah
(objek I) dan Gardu Hubung Gomong (objek II), yang terkena efek sambaran petir
secara tidak langsung, yaitu melalui mekanisme induksi akibat tersambarnya gedung
Rektorat STAHN Gde Pudja Mataram.
1. Objek I (Gedung Kampus STAHN Gde Pudja Mataram) dengan data sebagai
berikut:
a
= 53 meter
= 16 meter
= 12 meter
= 4 buah
Protection Level (LPL) sama dengan golongan/kelas dari Lightning Protection System
(LPS) untuk menentukkan kemungkinan parameter arus petir maksimum dan
minimun, pemasangan down conductor didasarkan pada Lightning Protection System
yaitu jarak antara down conductor yang dapat di lihat pada tabel 4.2. Pada gedung
minimal menggunakan down conductor sebanyak dua buah.
Tabel 4.2 tipe dari nilai jarak antara down conductor menurut kelas dari LPS (BS
EN/IEC 62305-3 ).
Class of LPS
I
II
III
IV
Pada penelitian ini jarak antara down conductor Gedung Rektorat STAHN Gde
Pudja yaitu berjarak 15 m, sehingga termasuk kedalam LPS kelas III. Sehingga akan
sama dengan LPL kelas III untuk menentukkan besarnya kemungkinan arus maksimun
dan minimum, sesuai dengan tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3 Arus petir untuk masing-masing LPL dengan bentuk gelombang 10/350 s
(BS EN/IEC 62305-1)
LPL
Maximum current
I
200
II
150
III
100
IV
100
(kA)
Minimum current (kA)
10
16
Waktu yang dibutuhkan petir utuk mencapai nilai puncak (tp) = 1 s = 10-6 s
= 1,0006
10 9
u
36
Perhitungan-Perhitungan
Untuk
Mendapatkan
Besaran
Medan
Listrik (E), Medan Magnet (H) dan Tegangan Induksi Total (VTotal)
Untuk mendapatkan nilai E, H dan Vind dilakukan beberapa tahapan perhitungan antara
lain :
1.
perhitungan ini diambil sampel perhitungan dengan arus puncak petir (IP) = 10 kA dan
frekuensi (f) = 200 kHz. Berdasarkan pers. (2-4) didapatkan arus impuls petir i(t)
yaitu arus sebagai fungsi waktu, adalah :
i (t ) I P e j 2ft
i (t ) I P e jt
atau
dengan
IP
= 10.000 A
= 200.000 Hertz
Gedung Rektorat STAHN Gde Pudja menggunakan 2 (dua) down conductor yang
i (t )
I P j 2. . f .t
e
2
10.10 3 j 2. .200.103.10 6
e
2
5
i (t ) 5.000 e j 2 2.10 t P
i (t ) 5.000 e
j 2 2.1 05 1 0 6
Q idt
0
dengan,
t = 10-6 s
i 5.000e j 400000 t A
diperoleh,
106
5.000 e
j 400000 t
dt
10 6
5.000
e j 400000 t dt
j 400000 t
e
5.000 j
400000
10 6
1
je j 400000 t
0
80
10 6
, maka:
1
106
j Cos 400000 t jSin 400000 t 0
80
1
j (0,6903 j 0,9508)
80
3,785 x10 3 j 2,748 x10 3 C
Q 0,00467335,98 C
Re[ Q ]2 Im[ Q ]2
Re[ 0,003785]2 Im[ 0,002748]2
0,004673C
4.2.3
yang mengalir pada down conductor akan menimbulkan kerapatan muatan luas (s).
Hal ini disebabkan karena adanya sifat efek mengulit pada arus berfrekuensi tinggi
pada konduktor, yaitu arus cendrung mengalir pada kulit konduktor.
Kerapatan
muatan luas terjadi pada down conductor yang berdiameter relatif kecil yaitu 10-3 m,
apabila ditinjau dari jarak yang relatif jauh (skala meter), maka kerapatan muatan luas
(
), sehingga tinggi
Perhitungan kerapatan
L
dengan :
MQ
L
MQ = 0,004673 C
L (Tinggi gedung STAHN Gde Pudja ) = 19 m
Sehingga didapatkan :
0,004673
19
0,000245947C / m
4.2.4
sepanjang down conductor (dc). Intensitas medan listrik (E) dihitung menggunakan
sistem koordinat silinder, karena fenomenanya nilai E adalah fungsi dari jari-jari
silinder (r) dengan nilai yang sama pada sudut () dan tinggi (z) yang berbeda.
Diasumsikan bahwa daerah terbuka yang berada di sekitar gedung Rektorat STAHN
Gde Pudja membentuk sebuah tabung besar dengan titik pusat tabung adalah gedung
Rektorat STAHN Gde Pudja yang tersambar petir dan membentuk garis vertikal.
Intensitas medan listrik dihitung dengan persamaan (2-10)
L dz '
Er
a
4 u (r 2 z ' 2 )
[v / m ]
2
Gedung Rektorat STAHN Gde Pudja memiliki dua (2) down conductor pada
jarak tertentu sehingga akan menghasilkan medan listrik (E) pada down conductor 1
dan 2, maka akan menimbulkan medan listrik resultan (Er) antara jarak dc 1 dan dc 2
dengan objek yang di amati yaitu objek I dan II .
dc 1
15 m
dc 2
Tampak Atas
Gd. Rektorat STAH Gde pudja
70 m
r = 71,589 m
Objek I
T.A
Gd. Kuliah
Kampus STAH
Gde Pudja
Gambar 4.1 Tampak atas gd. Rektorat dan Kampus STAHN Gde Pudja
Berdasarkan data :
L = 0,000245947 C/m
r (Jarak gedung Rektorat STAHN dengan Objek I) = 70 m
r (Jarak gedung Rektorat STAHN dengan Objek II) = 300 m
r (jarak antara dc 1 dengan dc 2) = 15 m
b (tinggi gedung Rektorat STAHN Gde Pudja ) = 19 m
u = konstanta permitivitas udara (1,0006x10-91/36 F/m)
Diperoleh untuk Intensitas Medan Listrik (Er) :
4.2.4.1 Medan Listrik (Er) Pada Objek I (r = 70 m) adalah :
19
E1
0,000245947 36 71,589
4 1,0006 10
0
(71,589 z ' )
2
dz '
2
0,000245947 36
1
z'
71,589
9
2
2
2
71,589
4 1,0006 10
(71,589 z ' )
7926,9029 V / m
19
0,000245947 36 70
19
E2
dz '
2
0,000245947 36
z'
70
2
2
70 2
4 1,0006 10 9
(70 z ' )
8278,372 V / m
2
E r E1 E 2
19
(7926,9029) 2 (8278,372) 2
11461,554V / m
0,000245947 36
1
z'
300
,
3747
2
2
300,3747 2
4 1,0006 10 9
(300,3747 z ' )
464,9254 V / m
E2
0,000245947 36 300
19
4 1,0006
0
10 (300 z ' )
dz '
2
0,000245947 36
1
z'
300
9
2
2
2
300
4 1,0006 10
(300 z ' )
466,0852 V / m
E r E1 E 2
(464,9254) 2 (466,0852) 2
658,324 V / m
19
19
Nilai puncak arus petir yang mengalir pada down conductor pada gedung
Rektorat STAHN Gde Pudja Mataram dengan jarak antara Objek I dan Objek II.
Gedung Rektorat STAHN Gde Pudja Mataram sebagai titik sambaran petir, maka
intensitas medan magnet (H) yang mungkin timbul dapat diketahui dari persamaan (220) :
I0
4
rdz '
'2
(r z )
2
[ A / m]
2
Gedung Rektorat STAHN Gde Pudja memiliki dua (2) down conductor pada
jarak tertentu sehingga akan menghasilkan medan magnet (H) pada down conductor 1
dan 2, maka akan menimbulkan medan magnet resultan (Hr) antara jarak dc 1 dan dc 2
dengan objek yang di amati yaitu objek I dan objek II. Dalam menentukkan jarak (r)
dapat dilihat pada gambar 4.1. Tampak atas gd. Rektorat dan Kampus STAHN Gde
Pudja.
Berdasarkan data :
Ip= 10000 Ampere
b = 19 m (tinggi gedung Rektorat STAHN Gde Pudja )
r (jarak antara dc1 dengan dc2) = 15 m
Sehingga dengan menggunakan persamaan tersebut diperoleh :
4.2.5.1 Intensitas Medan magnet (H) pada Objek I (r = 70 m)
19
5000
71,589dz '
H1
4 0 (71,589 2 Z '2 ) 3 2
5000
1
z'
x 71,589 x (
x
71,589 2
4
71,589 2 z '
1,4257 A / m
19
H2
5000
4
19
(70
0
70dz '
2
Z' )
5000
1
x 70 x ( 2 x
4
70
19
z'
70 z
2
'
1,48895 A / m
Hr
H1 H 2
1,4257 2 1,48895 2
2,0614 A / m
H1
5000
300,3747 dz '
4 0 (300,32 2 Z '2 ) 3 2
5000
1
z'
x300,3747 x (
x
300,3747 2
4
300,3747 2 z '
19
0,08362 A / m
H2
5000
4
19
300dz '
(300
0
Z' )
5000
1
x300 x (
x
2
4
300
19
z'
300 2 z '
0,08383 A / m
Hr
H1 H 2
0,083832 0,08362 2
0,1184 A / m
Kuat Medan
Listrik (Er) [V/m]
Objek I
Objek II
70
300
11461,554
658,324
Kuat Medan
Magnet (H)
[A/m]
2,0614
0,1184
L dL'
4 u r 2 z 2
1/ 2
= 0,000245947 C/m
dL
= dz
u = 1,000610-9/36
sehingga dengan persamaan tersebut di dapatkan:
4.3.1.1 Tegangan Induksi (Vind) akibat medan listrik (E) pada objek I (r = 70 m)
adalah:
L dL'
19
VInd E
4 r
0
z '2
4 u
19
r
0
dz '
2
z '2
1/ 2
1/ 2
0,000245947x36
4 1,0006x10 -9
19
dz '
0 (70 2 z '2 )1/ 2
0,000245947 x 36
z'
1
sin(
h
)
.
2
4 1,0006 x 10 -9
70
593314,428Volt
19
4.3.1.2 Tegangan Induksi (Vind) akibat medan listrik (E) pada objek II (r = 300m)
adalah :
L dL'
19
Vind E
4 r
0
L
4 u
19
r
0
z '2
1/ 2
dz '
z '2
1/ 2
0,000245947 x 36
4 1,0006 x 10 -9
19
dz '
0 (300 2 z '2 )1/ 2
0,000245947 x 36
z'
1
sin(
h
)
.
4 1,0006x 10 -9
300 2
140012,232Volt
4.3.2
19
petir yang mengalir pada down conductor akan menyebabkan adanya medan magnet
sehingga menimbulkan loop induksi pada gedung disekitar titik sambaran petir yaitu
objek I dan Objek II. loop induksi yang terbentuk akan memiliki luasan yang sama
dengan luasan gedung. Jadi,
o Panjang loop induksi (e) = panjang bangunan (p) masing-masing
o
p
d
I0
e Bangunan
t
h
Gambar 4.2a Parameter-parameter yang terbentuk saat petir terjadi di dekat bangunan
e=p
Loop = Bangunan
I0
h=t
Gambar 4.2b Parameter-parameter yang terbentuk dengan asumsi luas loop induksi = luas
bangunan
Sehingga tegangan induksi akibat kopling induktif yang mungkin pada gedung dapat
diketahui dengan melakukan perhitungan sebagai berikut:
4.3.2.1 Tegangan Induksi (Vind) akibat Kopling Induktif (Vind-L) Pada objek I (r = 70 m)
adalah :
a) Menghitung Mutual Induktansi (LM)
Berdasarkan persamaan (2-27),
r p
LM 0.2 t ln
dengan,
t (tinggi gd. pada objek I)
= 12 m
70 53
70
LM 0,2 12 ln
1,35285H
Vind L LM
dI 0
dt
dengan,
LM
= 1,35285 H
dI 0
dt
= 100 kA/s
sehingga diperoleh,
LM 0.2 t ln
dengan,
t (tinggi gd. pada objek II)
= 5m
300
LM 0,2 5 ln
0,0392 H
Vind L LM x
dI 0
dt
dengan,
LM
= 0,0392 H
dI 0
dt
= 100 kA/s
sehingga diperoleh,
VInd L 0,0392 100
3,92 kV
3920 Volt
4.3.3
Kuliah Kampus STAHN Gde Pudja dan objek II yaitu Gardu Hubung Gomong akibat
sambaran petir di gedung Rektorat STAHN Gde Pudja Mataram. Gedung Rektorat
memiliki dua (2) down conductor (dc) yang memiliki jarak 15 m, dengan
memperhitungkan kuat medan listrik resultan (Er) yang mengenai objek I dan II seperti
gambar 4.1 pada jarak (r = d) antara gedung rektorat STAHN Gde Pudja dengan objek
I dan II sesuai dengan persamaan (2-32)
Ve = E x d
4.3.3.1 Diperoleh untuk Intensitas Medan Listrik (Er) yang diterima pada Objek I (r
= 70 m) Adalah :
12
E1
4 1,0006 x10
0
(71,589 2 z ' 2 )
dz '
2
0,000245947 x36
1
z'
71
,
589
9
2
2
2
4 1,0006 x10
71,589
(71,589 z ' )
5108,518V / m
12
0,000245947 x36 70
12
E2
0
dz '
2
0,000245947 x36
z'
70
9
2
2
2
4 1,0006 10
70
(70 z ' )
5339,72889 V / m
E r E1 E 2
12
(5108,518) 2 (5339,72889) 2
7389,8349 V / m
Besarnya Tegangan Induksi (Vind) Kopling Kapasitif (Vind-K) pada Objek I
dengan (Er = 7389,8349 V/m) dan (d = 70 m) adalah :
Vind-K
= Er x d
= ( 7389,8349 ) x 70
= 517288,443 Volt
4.3.3.2 Diperoleh Untuk Intensitas Medan Listrik (Er) yang Diterima Pada Objek II
(r = 300 m) adalah :
5
0,000245947 x36 300,3747
E1
0
dz '
2
0,000245947 x36
1
z'
300
,
3747
2
2
300,3747 2
4 1,0006 10 9
(300,3747 z ' )
122,5763 V / m
E2
0
dz '
2
0,000245947 x36
z'
300
9
2
2
2
4 1,0006 10
300
(300 z ' )
122,8826V / m
Er
E1 E 2
(122,5763) 2 (122,8826) 2
173,5657 V / m
Besarnya Tegangan Induksi Kopling Kapasitif (Vind-K) pada Objek II dengan
(Er = 173,5657 V/m) dan ( d = 300 m) adalah :
Vind-K
= Er x d
= 173,5657 x 300
= 52069,7363 Volt
4.3.4
konduktor udara sehingga harus mengalir melalui down konductor hingga kebumi dan
menyebabkan adanya kenaikan tegangan pada grounding yang tersambar petir yaitu
grounding Gd. Rektorat STAHN Gde Pudja. Kenaikan tegangan ini menyebabkan
perbedaan tegangan pada grounding objek I dan objek II di sekitar grounding yang
tersambar petir. Dalam hal ini grounding objek I dan grounding objek II berbeda
tegangan dengan grounding gardu yang ada di sekitar objek yang diamati sehingga
membentuk kopling resitive atau kopling galvanik. Sehingga sesuai dengan persamaan
berikut ini :
x IP
2 x D
800 x5000
2 x 70
9094,568V
U2
x IP
2 x D
800 x5000
2 x 75
8488,2636V
U U 1 U 2
9094,568 8488,2636
606,3044V
4.3.4.2 Tegangan induksi akibat kopling Galvanik (Vind-G) pada Objek I (r = 300 m)
U1
x IP
2 x D
800 x5000
2 x 300
2122,0659V
U2
x IP
2 x D
800 x5000
2 x 305
2087,277V
U U 1 U 2
2122,0659 2087,277
34,7889V
4.3.4
Objek II akibat sambaran petir secara langsung gd. Rektorat STAHN Gde Pudja
Mataram. Tegangan lebih induksi ini merupakan penjumlahan dari tegangan induksi
yang di akibatkan oleh medan listrik (E), dan tegangan induksi yang diakibatkan
kopling Induktif, kopling Kapasitif, dan kopling galvanik, hal tersebut sesuai dengan
persamaan (2-39),
Vtot
Sehingga tegangan lebih induksi yang di terima pada Objek I dan Objek II adalah :
4.3.5.1 Tegangan lebih Objek I (r = 70 m)
Vtot
Jarak(r)
dari gd.
rektorat
[m]
Tegangan
Induksi
Akibat
Medan
Listrik
(Vind-E) [V]
Objek I
70
Objek II
300
Tegangan
Lebih
Induksi
(Vtot)
[kV]
Kopling
Induktif
(Vind-L)
[V]
Kopling
Kapasitif
(Vind-K)
[V]
Kopling
Galvanik
(Vind-G)
[V]
593314,42
8
135285
517288,44
3
606,3044
1246,494
140012,23
2
3920
52069,736
3
34,789
196,036
4.4
Nilai Arus puncak (Ip) pada frekuensi arus petir (f) yang berbeda
4.4.1 pada Objek I jarak ( r = 70 m)
Tabel 4.6a Nilai E, H dan Vtotal pada objek I
f
(kH
z)
Ip
(kA)
10
25
50
100
10
50
50
100
10
100
50
100
10
150
50
100
10
20
0
50
100
E
(V/m)
H
(A/m)
12250.
97
61254.
95
12250
9.9
12213.
22
61066.
12
12213
2.2
12062.
84
60314.
3
12062
8.6
11814.
73
59073.
62
11814
7.2
11472
.44
57362.
31
11472
4.6
2.061
48
10.30
74
20.61
48
2.061
48
10.30
74
20.61
48
2.061
48
10.30
74
20.61
48
2.061
48
10.30
74
20.61
48
2.061
48
10.30
74
20.61
48
Vtotal
(V)
Vind-L
(V)
135285.
39
135285.
39
135285.
39
135285.
39
135285.
39
135285.
39
135285.
39
135285.
39
135285.
39
135285.
39
135285.
39
135285.
39
135285
.39
135285.
39
135285.
39
Vind-K
(V)
554401.
97
277201
4.1
554402
8.2
552693.
77
276346
8.8
552693
7.7
545888.
35
272944
6
545889
1.9
534660.
58
267330
0.8
534659
9.4
519170
.71
259585
7.8
519171
5.6
Vind-G
(V)
606.612
072
3033.06
036
6066.12
072
606.612
072
3033.06
036
6066.12
072
606.612
072
3033.06
036
6066.12
072
606.612
072
3033.06
036
6066.12
072
606.612
072
3033.06
036
6066.12
072
1324473
.9
6081236
.99
1202718
8.6
1320811
.67
6062916
.82
1199054
8.3
1306221
.55
5989975
.25
1184466
5.1
1282150
.33
5869605
.6
1160392
1.3
124894
1.64
5703575
.69
1127186
6
Ip
(kA
)
10
25
50
10
0
E
(V/m)
H
(A/m)
703.7
802
3518.
906
7037.
812
0.167
48
0.837
4
1.674
79
Vind-L
(V)
3922.0
713
3922.0
713
3922.0
713
Vind-K
(V)
55665.
069
278325
.77
556651
.54
Vind-G
(V)
34.8056
107
174.028
053
348.056
107
Vtotal
(V)
209277.
748
103070
2.02
205748
1.97
10
50
50
10
0
10
10
0
50
10
0
10
15
0
50
10
0
10
20
0
50
10
0
701.6
117
3508.
058
7016.
117
692.9
726
3464.
868
6929.
737
678.7
196
3393.
596
6787.
188
659.0
562
3295.
286
6590.
573
0.167
48
0.837
4
1.674
79
0.167
48
0.837
4
1.674
79
0.167
48
0.837
4
1.674
79
0.16
748
0.837
4
1.674
79
149194
.69
745973
.44
149194
6.9
147357
.63
736789
.27
147357
8.5
144326
.79
721633
.38
144326
6.2
14014
5.44
700728
.35
140145
6.7
3922.0
713
3922.0
713
3922.0
713
3922.0
713
3922.0
713
3922.0
713
3922.0
713
3922.0
713
3922.0
713
3922.0
713
3922.0
713
3922.0
713
55493.
556
277467
.78
554935
.56
54810.
254
274051
.69
548103
.38
53682.
922
268414
.4
536828
.59
52127.
653
260638
.69
521277
.38
34.8056
107
174.028
053
348.056
107
34.8056
107
174.028
053
348.056
107
34.8056
107
174.028
053
348.056
107
34.805
6107
174.028
053
348.056
107
208645.
12
102753
7.31
205115
2.55
206124.
757
101493
7.06
202595
2.06
201966.
589
994143.
881
198436
4.91
196229
.973
965463.
143
192700
4.22
Pada tabel 4.6 a dan tabel 4.6b dapat dilihat pada objek I dan objek II terinjeksi
arus petir yang berbeda-beda untuk mengetahui nilai dari medan listrik (E), medan
magnet (H) dan induksi tegangan lebih (Vtotal) yang di terima oleh objek I dan objek
II.
Pengaruh frekuensi arus petir (f) terhadap besaran-besaran yang diamati
4.5.1 Pengaruh frekuensi arus petir (f) terhadap medan listrik (E)
Mengacu pada tabel 2.1 (Lampiran...), dapat diplot medan listrik pada
Objek I dan Objek II sebagai berikut :
4
x 10
f = 25kHz
f = 50kHz
f = 100kHz
f = 150kHz
f = 200kHz
2.5
medan listrik (V/m)
4.5
2
1.5
1
0.5
50
60
70
80
90
100
jarak (m)
110
120
130
140
Gambar 4.3 Pengaruh frekuensi arus petir (f) terhadap kuat medan listrik (E) dengan arus
puncak petir Ip = 10 kA yang timbul disekitar titik sambaran petir (20 - 400 m)
Pada grafik diatas dengan injeksi arus petir Ip = 10 kA, dengan variasi frekuensi
yang semakin besar, yaitu f = 25, 50, 100, 150, 200 kHz maka nilai parameter medan
listik (E) yang dihasilkan, akan cenderung menurun meskipun dampaknya sangat
kecil. Medan listrik (E) juga di pengaruhi oleh arus puncak petir (Ip), semakin besar
injeksi arus petir maka medan listriknya juga semakin besar. Nilai medan listrik (E)
semakin menurun bila jarak (r) yang diamati semakin jauh dari titik sambaran petir.
4.5.2
Mengacu pada tabel 2.1 (Lampiran...), dapat diplot medan listrik pada Objek I dan
Objek II sebagai berikut :