Anda di halaman 1dari 8

Nama : I Wayan Subha Karma

Gugus :E
Kelas :7

Dongeng Ayam Jago Elang Dan Jarum Emas


Pada zaman dahulu, sebenarnya ayam dan elang adalah
sahabat baik.Mereka hampir seperti keluarga. Saling
membantu dan menolong satu sama lain. Pada suatu hari
ketika si ayam jago sedang asik mencari makan di pinggir
hutan,tiba-tiba ada kucing hutan yang muncul dan ingin
memangsanya. Ayam jago pun berlari kencang sekuat tenaga
untuk menyelamatkan diri,tapi si kucing hutan tetap
mengejarnya dengan gigih.

Kucing hutan yang kelaparan itu tak mau kehilangan mangsa yang sudah di depan
mata. Sedang si ayam jago berusaha berlari lebih cepat,karena dulu ayam tidak bisa
terbang.Sama sekali tidak bisa terbang,hanya berjalan dan berlari di tanah. Ayam jago
semakin terdesak, karena tentu saja kecepatan larinya tak bisa menandingi kecepatan
kucing hutan. Ketika keadaan semakin gawat,tiba-tiba sang elang datang. Dia menyambar
kucing hutan itu berkali-kali.Di patuk dan di cakar dengan paruh dan kukunya yang tajam.
Ahirnya kucing hutan itupun lari kembali ke hutan dengan luka dan rasa sakit di sekujur
tubuhnya.

"Hah..Hah..Terimakasih elang sahabat ku,untung kau datang.Kalau tidak,mungkin


aku sudah di mangsa oleh kucing hutan itu". Kata ayam jago dengan nafas tersenggal-
senggal karena lelah berlari. "Sama-sama kawan.Bukankah sebagai sahabat kita memang
harus saling membantu".Kata elang dengan tersenyum ramah. "Memang sih..Tapi kan tak
selamanya kamu bisa menolong ku..Yah contohnya seperti hari ini,aku termasuk beruntung
karena kau datang. Andai saja tadi kau tak ada,aku pasti sudah "tinggal nama"....".Kata
ayam jago dengan wajah murung.

"Hei..Tenanglah kawan.Tak usah murung begitu.Mungkin ucapan mu memang


benar.Andai saja aku bisa melakukan sesuatu untuk membuat mu bisa merasa tenang,pasti
akan aku lakukan".Kata elang coba menghibur.

"Yah..Mungkin memang sudah takdir kawan.Aku ini cuma seekor ayam,takdir ku hanya
bisa berjalan di atas tanah.Andai saja aku bisa terbang seperti mu,pasti tak ada lagi yang
bisa mengganggu ku".Kata ayam setengah mengeluh.

"Hmm..Kalau itu keinginan mu,mungkin aku bisa membantu".Jawab elang.


"Benarkah?Bagaimana caranya?".Tanya ayam bersemangat mendengar kabar gembira itu.
"Bangsa burung mempunyai sebuah benda pusaka berupa jarum emas.Jarum itu kami
gunakan untuk menyulam sayap-sayap kami agar kami bisa terbang. Tapi..Jarum itu tak
bisa di pinjamkan pada semua orang..Karena jarum itu adalah benda pusaka bangsa
kami".Jawab elang.

"Wah benarkah?Apa kau juga tak bisa meminjamkanya pada ku?Kita kan sahabat
baik,masa kau tak percaya pada ku?".Tanya ayam coba membujuk. Elang mencoba berfikir
dan membuat pertimbangan,tapi setelah ayam terus merengek dan membujuknya...Ahirnya
elang pun meminjamkan jarum emas itu pada ayam.

"Nah gunakanlah dengan bijak.Jaga jarum emas ini baik-baik.Jangan sampai


hilang.Karena aku yang meminjamnya dari raja burung.Jika sampai ada apa-apa pada jarum
ini,maka bangsa elang yang akan menanggung aib dan di salahkan oleh semua bangsa
burung. Dan pesan ku..Setelah selesai kau pakai,simpanlah baik-baik sampai aku datang
mengambilnya.Jangan kau pinjamkan pada siapapun tanpa seijin ku".Kata elang berpesan
panjang lebar.
"Aku mengerti kawan.Aku berjanji akan memenuhi semua pesan mu.Dan jarum ini akan ku
jaga baik-baik".Jawab ayam jago.

"Baiklah kalau begitu.Jarum itu aku percayakan pada mu.Tiga hari lagi aku akan datang
untuk mengambilnya kembali".Kata elang kemudian terbang tinggi ke cakrawala. Setelah
elang pergi,ayam jagopun cepat-cepat menyulam sayapnya dengan jarum emas.Dia tak
sabar untuk segera dapat terbang. Baru setengah sayap yang di sulamnya,dia tak sabar
untuk segera mencoba. Diapun menaruh jarum emas itu di atas batu,kemudian dia mencoba
terbang naik ke atas pagar.

"Yuhuuu..Ahirnya aku bisa terbang".Teriak ayam jago dengan bangganya.Walau


hanya baru setinggi pagar,dia sudah sangat merasa bangga. Tiba-tiba si ayam betina
datang.Dia sangat heran dan takjub melihat ayam jago yang bisa naik di atas pagar.

"Hai ayam jago,bagaimana kau bisa naik setinggi itu?".Tanya si ayam betina penasaran.
"Aku terbang untuk naik ke sini".Kata ayam jago membanggakan diri pada ayam betina.
"Wah..Terbang?!Bagaimana bisa?".Tanya ayam betina semakin penasaran.

"Tentu saja bisa.Aku menyulam sayap ku dengan jarum emas yang aku pinjam dari elang
sahabat ku".Jawab ayam jaga sambil terus mengepakan sayapnya tanpa memperhatikan
ayam betina.

"Wah..Hebat.Apakah aku boleh meminjamnya juga agar aku bisa terbang dan bertengger di
samping mu".Kata ayam betina merayu.

"Wah..Tentu saja.Ambilah jarum itu di atas batu di sebelah mu.Lalu cepatlah


terbang ke samping ku".Kata ayam jago dengan gembira.Dia telah lupa pada janjinya. Si
ayam betina pun segera menyulam sayapnya.Karena tak sabar ingin segera bisa terbang
seperti ayam jago,sebentar-sebentar dia terus mencoba terbang.Begitu dia lakukan berkali-
kali. Dan ahirnya..Ayam betina pun bisa terbang ke atas pagar menyusul ayam jago.
Mereka berduapun sangat senang dan gembira sekali. Setelah mereka puas
bertengger,merekapun kembali turun untuk meneruskan menyulam agar bisa terbang
sepenuhnya. Tapi..Jarum emas yang mereka gunakan telah hilang entah kemana.Mungkin
karena kibasan sayap ayam betina tadi,jarum itu terpelanting.

"Wah gawat..! Kau taruh dimana jarum emas tadi?".Tanya ayam jago.

"Aku tak tahu,aku lupa menaruhnya..".Jawab ayam betina.

"Kalau sampai jarum itu hilang,elang pasti akan sangat marah pada ku.Ayo kita segera
mencarinya sama-sama".Kata ayam jago panik.

Mereka berduapun segera mencari jarum itu.Mereka mencari di sekitar tempat


itu.Mereka juga mencakar-cakar tanah berharap jarum itu mereka temukan,siapa tahu jarum
itu terselip dan tertimbun ke dalam tanah. Tapi sampai hari menjelang gelap,jarum itu tak
mereka temukan.Dan pada esok hari mereka pun kembali meneruskan pencarian.Tapi
sampai hari ketiga,jarum itu tetap tak di temukan. Sampai pada ahirnya elang pun datang
untuk mengambil jarum itu. Tapi setelah mendengar jarum itu telah hilang,elang sangat
murka.Dia sangat marah karena ayam jago sahabatnya telah melanggar janji.Ayam jago
telah meminjamkan jarum emas itu tanpa seijin sang elang,hingga membuat jarum itu kini
hilang.

"Hai ayam..Beginikah kau balas semua kebaikan ku selama ini?Aku percaya pada mu,tapi
kau menghianati kepercayaan ku. Apakah kau tak sadar? Karena kecerobohan mu,bangsa
elang yang menanggung akibatnya.Kami akan di asingkan dan di kucilkan oleh bangsa
burung.Pokoknya aku tak mau tahu,kau harus tanggung jawab.Selama kau belum
menemukan jarum emas itu,anak cucu keturunan mu tidak akan aman dari ancaman
bangsaku".Kata elang kemudian terbang dengan membawa amarah yang meluap-luap. Dan
karena kisah di atas,itulah yang jadi sebab elang selalu menyambar anak-anak ayam dan
ayam juga selalu mencakar-cakar tanah ketika mereka mencari makan.Berharap mungkin
mereka bisa menemukan jarum emas yang pernah mereka hilangkan.Dan kebiasaan itu
terus berjalan sampai saat ini.
Nama : I Wayan Subha Karma
Gugus :E
Kelas :7

Puisi : Burung Elang


Kepak sayap menghempas deras
lepas melesat ke angkasa raya
menghampiri mega-mega
betapa megah kau penguasa angkasa

Kulikmu melengking tinggi


membuat para penghuni bumi
sejanak tengadah mencari-cari
di manakah gerangan pemilik suara ini

Wahai, elang yang perkasa


ingin nian aku terbang bersamamu
menembus langit biru
menatap dunia luas terhampar sentausa.
Nama : I Wayan Subha Karma
Gugus :E
Kelas :7

Puisi :Elang Jawa

Wahai kau Elang Jawa,


lama tak kudengar kabarmu.
Sorot matamu tak setajam dulu.
Kepak sayapmu tak terdengar menggelegar lagi.
Di manakah keangkuhanmu?

Tampaknya kau tak lagi merindukan gemerlap duniamu.


Pelangi tempat kau menari kini telah melepuh,
warnanya pudar menjadi kelabu.
Telah habiskah sisa-sisa keperkasaanmu?

Wahai kau Elang Jawa


kau berdiam diri di goa batu putih itu.
Mencari jejak mimpimu yang telah lama hilang,
dicuri oleh anganmu sendiri.

Jikalau badai tak pernah berkunjung,


andai cahaya masih mengiringi terbang tinggimu,
tak kan pernah ada penyesalan di ujung paruhmu.
Ketika angin lirih telah murka menjadi badai,
maka kini kau temukan hidupmu sendiri.
Nama : I Wayan Subha Karma
Gugus :E
Kelas :7

Elang dan Merak


Disebuah taman yang sangat luas dan indah, hiduplah
sekawanan burung merak. Betapa menakjubkan, dimana-
mana terlihat ekor merak jantan yang indah mengembang.
Apalagi jika musim kawin tiba, para merak jantan
mengembangkan ekor mereka sehingga terlihat seperti
kipas nan cantik untuk memikat betina.
Burung-burung merak itu senang sekali tinggal di taman
ini karena di samping banyak buah juga banyak biji-bijian yang mereka gemari. Namun,
keindahan bulu mereka tidak membuat mereka sombong, mereka tetap rendah hati.
Suatu hari, saat burung-burung merak bermain, tiba-tiba seekor burung gagak betina.
Burung Gagak sangat iri melihat kecantikan Burung Merak. Setelah terbang kian kemari,
akhirnya Burung Gagak ini bisa mencuri sehalai bulu ekor Burung Merak yang indah, lalu
ia tancapkan ke ekornya.
Kemudian Burung Gagak berkata, Hai Merak, bukankah
aku sekarang yang tercantik di antara kalian? Burung
Merak pun terkejut melihat Burung Gagak dengan bulunya
yang menancap di ekornya. Ia pun menjawab dengan
rendah hati, Oh, iya Burung Gagak. Kamu memang yang
tercantik di antara kami.
Setelah mereka berbincang beberapa saat, kemudian Burung Gagak terbang berputar-putar
mengelilingi taman itu. Tanpa disadari, bulu ekor Burung Merak yang ditancapkan di
ekornya terjatuh.
Burung Merak yang ada dibawah pun memanggil Burung Gagak, Hai Gagak, tahukah
engkau kalau bulu merak yang engkau tancapkan di ekormu terjatuh? Burung Gagak
terkejut dan sangat malu.
Tapi justru Burung Merak iba melihat burung gagak yang
buruk rupa ini ingin menjadi burung yang cantik.
Kemudian Burung Merak berkata, Gagak temanku.
Maukah kau ku beri beberapa ekor lembar bulu ekorku dan
aku akan bantu memasangkannya pada ekormu?
Akhirnya Burung Gagak menyadari apa yang telah
dilakukannya. Oh Merak, betapa baiknya dirimu. Sekarang aku sadar bahwa Tuhan pasti
memberikan yang terbaik bagi umat-Nya. Akupun harus mensyukurinya dan menerima apa
adanya.
Kedua burung itupun saling berpelukan dan burung Gagak
pun berjanji akan selalu rendah hati, karena Tuhan tidak
membedakan perbedaan fisik makhluknya. Amal dan
perbuatanlah yang menentukan baik buruknya seorang
makhluk di hadapan-Nya.
Setelah itu Burung Gagak terbang Jauh-jauh entah
kemana, namun dalam benaknya ia berkata, Suatu saat nanti aku akan membawa keluarga
dan teman-temanku ketaman indah yang penghuninya cantik, ramah, dan rendah hati ini.

Anda mungkin juga menyukai