Gugus :E
Kelas :7
Kucing hutan yang kelaparan itu tak mau kehilangan mangsa yang sudah di depan
mata. Sedang si ayam jago berusaha berlari lebih cepat,karena dulu ayam tidak bisa
terbang.Sama sekali tidak bisa terbang,hanya berjalan dan berlari di tanah. Ayam jago
semakin terdesak, karena tentu saja kecepatan larinya tak bisa menandingi kecepatan
kucing hutan. Ketika keadaan semakin gawat,tiba-tiba sang elang datang. Dia menyambar
kucing hutan itu berkali-kali.Di patuk dan di cakar dengan paruh dan kukunya yang tajam.
Ahirnya kucing hutan itupun lari kembali ke hutan dengan luka dan rasa sakit di sekujur
tubuhnya.
"Yah..Mungkin memang sudah takdir kawan.Aku ini cuma seekor ayam,takdir ku hanya
bisa berjalan di atas tanah.Andai saja aku bisa terbang seperti mu,pasti tak ada lagi yang
bisa mengganggu ku".Kata ayam setengah mengeluh.
"Wah benarkah?Apa kau juga tak bisa meminjamkanya pada ku?Kita kan sahabat
baik,masa kau tak percaya pada ku?".Tanya ayam coba membujuk. Elang mencoba berfikir
dan membuat pertimbangan,tapi setelah ayam terus merengek dan membujuknya...Ahirnya
elang pun meminjamkan jarum emas itu pada ayam.
"Baiklah kalau begitu.Jarum itu aku percayakan pada mu.Tiga hari lagi aku akan datang
untuk mengambilnya kembali".Kata elang kemudian terbang tinggi ke cakrawala. Setelah
elang pergi,ayam jagopun cepat-cepat menyulam sayapnya dengan jarum emas.Dia tak
sabar untuk segera dapat terbang. Baru setengah sayap yang di sulamnya,dia tak sabar
untuk segera mencoba. Diapun menaruh jarum emas itu di atas batu,kemudian dia mencoba
terbang naik ke atas pagar.
"Hai ayam jago,bagaimana kau bisa naik setinggi itu?".Tanya si ayam betina penasaran.
"Aku terbang untuk naik ke sini".Kata ayam jago membanggakan diri pada ayam betina.
"Wah..Terbang?!Bagaimana bisa?".Tanya ayam betina semakin penasaran.
"Tentu saja bisa.Aku menyulam sayap ku dengan jarum emas yang aku pinjam dari elang
sahabat ku".Jawab ayam jaga sambil terus mengepakan sayapnya tanpa memperhatikan
ayam betina.
"Wah..Hebat.Apakah aku boleh meminjamnya juga agar aku bisa terbang dan bertengger di
samping mu".Kata ayam betina merayu.
"Wah gawat..! Kau taruh dimana jarum emas tadi?".Tanya ayam jago.
"Kalau sampai jarum itu hilang,elang pasti akan sangat marah pada ku.Ayo kita segera
mencarinya sama-sama".Kata ayam jago panik.
"Hai ayam..Beginikah kau balas semua kebaikan ku selama ini?Aku percaya pada mu,tapi
kau menghianati kepercayaan ku. Apakah kau tak sadar? Karena kecerobohan mu,bangsa
elang yang menanggung akibatnya.Kami akan di asingkan dan di kucilkan oleh bangsa
burung.Pokoknya aku tak mau tahu,kau harus tanggung jawab.Selama kau belum
menemukan jarum emas itu,anak cucu keturunan mu tidak akan aman dari ancaman
bangsaku".Kata elang kemudian terbang dengan membawa amarah yang meluap-luap. Dan
karena kisah di atas,itulah yang jadi sebab elang selalu menyambar anak-anak ayam dan
ayam juga selalu mencakar-cakar tanah ketika mereka mencari makan.Berharap mungkin
mereka bisa menemukan jarum emas yang pernah mereka hilangkan.Dan kebiasaan itu
terus berjalan sampai saat ini.
Nama : I Wayan Subha Karma
Gugus :E
Kelas :7