FAWAZ
1206181036
1. Pendahuluan
Saat ini, persoalan lingkungan yang menjadi isu besar di hampir seluruh
wilayah perkotaan adalah masalah sampah. Sejak dari sumber hingga tiba di
lokasi pembuangan akhir, isu sampah memiliki problematikanya masing-masing
dalam banyak hal. Laju pertumbuhan ekonomi di kota menjadi daya tarik luar
biasa bagi penduduk untuk hijrah ke kota (urbanisasi). Akibatnya jumlah
penduduk semakin membengkak, konsumsi masyarakat perkotaan melonjak, yang
pada akhirnya akan mengakibatkan jumlah sampah juga meningkat. Permasalahan
seperti ini hampir pasti dapat ditemui di kota-kota besar di seluruh dunia, dan
terutama di negara-negara berkembang.
Pertambahan jumlah sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan
yang ramah lingkungan akan menyebabkan terjadinya perusakan dan pencemaran
lingkungan. Cukup banyak permasalahan lingkungan yang dapat ditimbulkan
akibat dari penanganan sampah perkotaan yang kurang baik, mulai dari gangguan
kesehatan, pencemaran air dan udara hingga dari sudut etika dan estetika. Lebih
jauh lagi, penanganan sampah yang tidak komprehensif akan memicu terjadinya
masalah sosial, seperti amuk massa, bentrok antar warga, pemblokiran fasilitas
TPA. Kasus-kasus seperti ini pernah terjadi di beberapa tempat sehingga butuh
penanganan khusus untuk menyelesaikannya.
Pada tugas kali ini, akan dilakukan simulasi pengelolaan limbah terpadu
dengan menggunakan perangkat lunak Integrated Waste Management 2 (IWM 2).
Simulasi menggunakan perangkat lunak IWM 2 ini bertujuan untuk mengetahui
sistem pengelolaan limbah terpadu yang paling baik dari berbagai skenario yang
memungkinkan untuk dilakukan. Tentu saja harapannya agar ditemukan formula
yang tepat dalam pengelolaan limbah perkotaan terpadu agar dapat diterapkan di
pengumpulan gas yang dihasilkan landfill dan juga tanpa pengolahan air lindi
yang dihasilkan landfill.
2.1.1 Input Limbah
Pada skenario happyville 1, populasi penghasil limbah yang disimulasikan
berjumlah 500.000 jiwa, seperti yang tertera pada gambar 1.1.
Gambar 2.1 Input populasi untuk simulasi program IWM 2 Happyville 1 & 2
Pada simulasi skenario happyville 1, populasi per kepala keluarga
berjumlah 2 orang, sehingga terdapat 250.000 kepala keluarga yang menghasilkan
limbah. Selanjutnya dari populasi yang telah ditentukan didapat data limbah yang
dihasilkan oleh rumah tangga tersebut.
Gambar 2.2 Data limbah yang dihasilkan pada simulasi program IWM 2
Happyville 1 & 2
Dari simulasi didapatkan data sebert pada gambar 1.2. Limbah rumah
tangga yang dikumpulkan dirata-ratakan berjumlah 340 kg/orang/tahun, dengan
perincian presentase komposisi limbah yang dihasilkan berupa kertas 37%, kaca
9%, besi 7%, plastik 10%, limbah tekstil 2 %, limbah organik 19% dan lain-lain
16%.
Untuk delivered household waste, data input yang dihasilkan ditunjukkan pada
gambar 1.3.
ekonomi penduduk dan juga pola hidup masyarakatnya. Biasanya untuk negaranegara berkembang komposisi limbah didominasi oleh limbah organik.
2.1.3 Landfilling
Pada skenario happyville 1, semua limbah yang berhasil dikumpulkan
langsung dikirim ke landfill, tak ada pengolahan dan pengelolaan sebelum limbah
dikirim ke landfill, sehingga keseluruhan limbah yang dikumpulkan langsung
dikirim ke landfill.
Limbah yang dihasilkan diasumsikan keseluruhannya bukan limbah
beracun. Kemudian di landfill limbah dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu limbah
tidak beracun dan limbah yang tidak diolah sama sekali yang masih tersisa pada
lokasi. Input landfill untuk limbah tak beracun yaitu kaca 1 ton, besi ferrous 3 ton
dan besi non-ferrous 1 ton. Sedangkan input dari limbah sisa potensial tak terolah
lainnya yaitu kertas 65 ton, kaca 16 ton, besi ferrous 13 ton, besi non-ferrous 1
ton, plastik film 9 ton, plastik rigid 9 ton, tekstil 4 ton, limbah organik 35 ton dan
lain-lain 28 ton. Total keseluruhan berjumlah 186 ton.
pemanfaatan gas dan air lindi yang dihasilkan pada landfill happyville 2.
Perbedaan itu akan tampak jelas jika kita membandingkan gambar 2.10 dengan
gambar 2.12 di bawah ini.
Input data yang digunakan pada skenario ini sama dengan input data 2
skenario sebelumnya. Namun sejak pengumpulan limbah hingga seterusnya
banyak yang berbeda dari 2 skenario sebelumnya.
happyville 5 berbeda dengan happyville 1 dan 2 yang terdapat pada gambar 2.8.
Untuk data total pengumpulan limbah di happyville 5 terdapat pada gambar 2.14.
RDF adalah proses pemisahan secara mekanis antara fraksi yang mudah
terbakar dan yang tidak mudah terbakar dari limbah yang dihasilkan. Produksi
RDF demikian merupakan bagian dari sistem pengolahan termal, yang bertujuan
untuk mewujudkan bagian dari aliran limbah dengan memulihkan konten energi.
Tahap kedua, RDF pembakaran, bisa juga terjadi pada situs yang sama, atau RDF
dapat diangkut untuk pembakaran di tempat lain.
Pada skenario happyville 5 proses MRF dan RDF sorting telah dilakukan,
untuk data MRF dapat dilihat pada gambar 2.15 dan untuk data RDF pada gambar
2.16.
2.3.4 Landfilling
Pada skenario happyville 5, proses landfilling tentu saja berbeda dengan 2
skenario sebelumnya. Karena pada skenario ini ada 2 proses yang terjadi sebelum
limbah dikirim ke landfill. Selain itu pada skenario ini, gas dan air lindi yang
dihasilkan di landfill juga dimanfaatkan dengan beberapa macam pengolahan.
Data yang dihasilkan pada landfill di skenario ini terdapat pada gambar 2.19.
Pada data di gambar 2.20, energy recovery bisa mencapai 100% dan efisiensi
pengolahan air lindi mencapai 95%.
Dan berikut adalah data total dari proses recycling yang terjadi pada skenario
happyville 5.
Gambar 3.2 Grafik Perbandingan penggunaan bahan bakar dari ketiga skenario
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa untuk skenario 1 membutuhkan
biaya bahan bakar sebesar 28.203, untuk skenario 2 menghasilkan surplus bahan
bakar dari recovery energy sebesar 323.373, dan untuk skenario 5, surplus bahan
bakar dari recovery energi dan daur ulang sebesar 1.253.489. dari ketiga skenario
di atas, yang paling menguntungkan dari segi bahan bakar adalah skenario 5, dan
yang paling boros adalah skenario 1.
Gambar 3.4 Grafik emisi CO2 dari ketiga skenario yang ada
Gambar 3.5 grafik emisi CH4 dari ketiga skenario yang ada
Untuk emisi CH4, skenario 1 menghasilkan emisi sebanyak 10.177 ton,
skenario 2 sebanyak 984 ton dan skenario 5 sebanyak 429 ton. Untuk emisi CH4,
skenario 5 adalah skenario terbaik karena menghasilkan emisi yang rendah.
Begitu pula pada emisi udara lainnya, selain amonia, skenario 5
merupakan skenario yang menghasilkan emisi udara yang rendah, maka untuk
emisi udara skenario 5 adalah skenario yang terbaik diantara 3 skenario yang ada.
4. Kesimpulan
Melihat data yang dijabarkan di atas, terutama pada data perbandingan 3 skenario
yang diberikan pada tugas ini, maka dengan menggunakan pertimbangan di subbab 3.1 terkait biaya hingga sub-bab 3.4 terkait emisi udara, maka disimpulkan
untuk memilih skenario HAPPYVILLE 5 sebagai skenario terbaik yang dipilih dan
layak diterapkan dari 3 skenario yang ada.