Diagnosis Syok Kardiogenik

Kriteria diagnosis syok kardiogenik telah ditetapkan oleh Myocardial Infarction Research Units
of the National Heart, Lung, and Blood Institute (Unit Penelitian Infark Miokardium pada
Institusi Jantung, Paru, dan Darah Nasional). Syok kardiogenik ditandai oleh hal-hal berikut :
1. Tekanan arteri sistolik kurang dari 90mmHg atau 30 sampai 60 mmHg dibawah batas
bawah sebelumnya.
2. Adanya bukti penurunan aliran darah ke sistem organ-organ utama :
- Keluaran urine <20 ml/jam, biasanya disertai penurunan kadar natrium dalam urine.
- Vasokonstriksi perifer yang disertai gejala kulit dingin dan lembab
- Gangguan fungsi mental
3. Indeks jantung ,2,1L/menit/m
4. Bukti gagal jantung kiri dengan LVEDP/ tekanan baji kapiler paru (PCWP) 18-21mmHg.
Kriteria ini menverminkan gagal jantung kiri berat dengan adanya gagal kedepan dank e
belakang. Hipotensi sisstolik dan gangguan perfusi jaringan merupakan cirri khas syok.
Sangat menurunnya indek jantung sampai kurang dari 0,9 L/menit/m dapat ditemukan
pada syok kardiogenik berat.
Pada syok kardiogenik dengan insufisiensi mitralis akut, aliran regurgitasi akan
meningkatkan LAP dan PCWP. Edema paru hebat sering terjadi pada insufisiensi mitralis
akut. Dengan berkembangnya cacat septum ventrikel (VSD), maka terjadi pirau dan
pencampuran darah antara ventrikel kanan dan kiri. Akibatnya kadar oksigen darah pada
ventrikel kanan meningkat. Tekanan pada sisi kanan jantung juga meningkat akibat
resirkulasi darah melalui sisi kanan jantung dan sirkulasi paru. Untuk mengetahui atau
mendeteksi perubahan-perubahan ini dapat dilakukan pemasangan kateter arteri
pulmonalis guna mengambil sampel darah dan pengukuran tekanan sisi kanan jantung.
Tahanan pembuluh darah sistemik yaitu selisih antara tekanan arteri rata-rata dan tekanan
vena sentral, dibagi dengan curah jantung daan dikalikan 80 akan meningkat hasilnya
dimana menunjukkan adanya syok kardiogenik akibat vasokontriksi perifer yang sangan
meningkat.

Diagnosis Banding

Komplikasi

Pencegahan dan edukasi