Anda di halaman 1dari 3

PENEMUAN VAKSIN MALARIA

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dan menyebar melalui gigitan
nyamuk yang sudah terinfeksi oleh parasit. Hingga sekarang Malaria masih menginfeksi
jutaan orang. Menurut data terakhir dari WHO, ada sekitar 2000 kematian terjadi setiap hari
akibat Malaria. Sehingga WHO bertujuan untuk menemukan vaksin yang dapat mengurangi
kasus Malaria dan yang pada akhirnya dapat menghilangkan penyakit tersebut.
Vaksin pertama yang ditemukan saat ini berasal dari rekombinan monovalen protein
vaksin

malaria

yang

targetnya

adalah

Pre-erytrozytic

Plasmodium

Valciparum

circumsporozoite protein. Vaksin ini sudah mendapatkan pengesahan untuk keamanan dan
efektifitas untuk bayi di Afrika oleh regulator obat-obatan Eropa adalah RTS,S/AS01 atau
MOSQUIRIX.
Pada suatu hasil percobaan klinis (Randomized double blind phase 3 trial) dengan
dosis intra muskular terhadap RTS,S/AS01 yang diberikan pada bulan 0, 1, dan 2 serta dosis
penguat yang diberikan pada bulan ke 20 kepada bayi usia 6-12 minggu dan anak-anak usia
5-17 bulan di 11 lokasi di 7 negara Afrika didapatkan hasil
1. Vaksin efikasi (VE) terhadap malaria pada bayi antara usia 6 dan 12 minggu, setelah
tiga dosis primer, menurun dari 27,0% (95% confidence interval [CI] 21,1-32,5) ke
20,3% (13,6-26,5) ke 18,3% (11,7-24,4) selama 20, 32, dan 48 bulan masa tindak
lanjut. Penambahan dosis penguat meningkat VE dari 18,3% menjadi 25,9%, (19,931,5). Vaksin yang diberikan tidak ada perlindungan yang signifikan terhadap malaria
berat.
2. Bukti untuk perlindungan pada anak-anak usia 5-17 bulan menunjukkan hasil yang
lebih baik. VE terhadap malaria klinis pada anak usia 5-17 bulan setelah tiga dosis
primer 45,1% (41,4-48,7), 35,2% (30,5-39,5), dan 28,3% (23,3-32,9) selama 20, 32,
dan 48 bulan tindak lanjut. Penambahan dosis penguat pada 18 bulan meningkatkan
VE dari 28,3% menjadi 36,3% (31,8-40,5). Vaksin yang diberikan tidak ada
perlindungan yang signifikan terhadap malaria tingkat berat. Perlindungan berkurang
dari waktu ke waktu, dengan khasiat tertinggi dicatat segera setelah vaksinasi.
3. Hal yang sama dari efek samping yang parah terdeteksi diantara kelompok vaksin
dan kontrol, dengan pengecualian dari meningitis. Pada anak-anak usia 5-17 bulan,
ada 21 kasus meningitis di 5.948 penerima RTS,S/AS01 dan satu di 2.974 kontrol.

Hal ini tetap tidak dapat dijelaskan, dan membutuhkan tindak lanjut. Tidak ada
ketidakseimbangan dalam kasus meningitis yang tercatat pada bayi.
4. Keamanan dan kemanjuran RTS,S/AS01 terhadap malaria juga telah dibuktikan
dalam jumlah kecil dari orang dewasa Amerika Utara dan orang dewasa Afrika.
Keselamatan dan imunogenisitas ditunjukkan dalam kelompok umur di sub-Sahara
Afrika. Khasiat perlindungan RTS,S/AS01 belum dievaluasi pada populasi Asia atau
Amerika Selatan.
5. Setiap dosis vaksin ini membutuhkan biaya sekitar US $ 5. Sebuah rejimen tiga dosis
dengan penguat akan menelan biaya sekitar US $ 20. Perlu diperhatikan bahwa US $
20 adalah lebih dari setengah pengeluaran kesehatan rata-rata tahunan per kapita di
negara-negara berpenghasilan rendah.
Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Profil tolerabilitasnya dapat diterima.
2. Khasiat vaksin lebih menurun pada bayi daripada anak-anak dan berkurang dari
waktu ke waktu
3. Dalam studi permodelan RTS,S/AS01 telah menunjukkan hasil yang signifikan
terhadap efektifitas biaya.
4. Durasi perlindungan yang diberikan oleh RTS,S/AS01 masih belum jelas sehingga
masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis, efikasi, keamanan dan
efek sampingnya.
Oleh sebab itu walaupun RTS,S/AS01 telah disetujui oleh European Medicines Agency
untuk imunisasi aktif anak-anak berusia 6 minggu hingga 17 bulan terhadap malaria, WHO
tidak merekomendasikan untuk memasukkan RTS,S/AS01 di Expanded Programme of
Imunisassion (EPI). Selain itu vaksin ini masih belum diuji pada populasi diluar afrika
yang merupakan endemi malaria, seperti di Asia. Sehingga diperlukan persyaratan untuk
penggunaan RTS,S/AS01 di Kawasan Asia dan Pasifik, antara lain :
1. Standarisasi dosis, terutama dosis untuk orang dewasa
2. Keselamatan dan imunogenitas untuk populasi selain sub-sahara anak-anak Afrika
dan orang dewasa
3. Efikasi terhadap strain Amerika, Asia dan Pasifik dari Plasmodium Falciparum.

Daftar Pustaka

1. Keating, gillian M. RTS,S/AS01 Malaria Vaccine (Mosquirix) : A Guide to its use,


2016
2. Stoute JA, Slaoui M, Heppner DG, Momin P, Kester KE, et al. (1997) A preliminary
evaluation of a recombinant circumsporozoite protein vaccine against Plasmodium
falciparum malaria. RTS,S Malaria Vaccine Evaluation Group. N Engl J Med 336:
8691. pmid:8988885 doi: 10.1056/nejm199701093360202
3. RTS,S Clinical Trials Partnership (2015) Efficacy and safety of RTS,S/AS01 malaria
vaccine with or without a booster dose in infants and children in Africa: final results
of a phase 3, individually randomised, controlled trial. Lancet 386: 3145. doi:
10.1016/S0140-6736(15)60721-8. pmid:25913272
4. European Medicines Agency (2015) First malaria vaccine receives positive scientific
opinion from EMA EMA/CHMP/488348/2015. Press_Office, editor. London.
http://www.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Press_release/2015/07/WC
500190447.pdf
5. Neafsey DE, Juraska M, Bedford T, Benkeser D, Valim C, et al. (2015) Genetic
Diversity and Protective Efficacy of the RTS,S/AS01 Malaria Vaccine. N Engl J Med
373: 20252037. doi: 10.1056/NEJMoa1505819. pmid:26488565
6. White MT, Verity R, Griffin JT, Asante KP, Owusu-Agyei S, et al. (2015)
Immunogenicity of the RTS,S/AS01 malaria vaccine and implications for duration of
vaccine efficacy: secondary analysis of data from a phase 3 randomised controlled
trial. Lancet Infect Dis 15: 14501458. doi: 10.1016/S1473-3099(15)00239-X.
pmid:26342424
7. Gosling, Roly. The Future of RTS,S/AS01 Malaria Vaccine : An Alternative
Development Plan, Plos Medicine, 2016,
http://dx.doi.org/10.1371/journal.pmed.1001994

Anda mungkin juga menyukai