TAHUN 2012
: a.
b.
c.
Retribusi
Daerah
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Mengingat
: 1.
2.
3.
4.
5.
Undang-Undang
Nomor
Tahun
1999
tentang
Perlindungan
42,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 3821);
6.
49,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 3828);
7.
8.
9.
Undang-Undang
Bangunan
Nomor
Gedung
28
(Lembaran
Tahun
Negara
2002
tentang
Republik
Indonesia
(Lembaran
125,
Negara
Tambahan
Republik
Lembaran
Indonesia
Negara
Tahun
Republik
2004
Indonesia
atas
Undang-Undang
Pemerintahan
Daerah
Nomor
(Lembaran
32
Tahun
Negara
2004
Republik
tentang
Indonesia
Nomor
27
2009
tentang
Majelis
Dewan
Perwakilan
Rakyat,
Dewan
Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
Rakyat,
Daerah
dan
Tahun
130,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
36
Tahun
2009
tentang
Kesehatan
Nomor
Tahun
2011
tentang
Perumahan
Perundang-undangan
Indonesia
Tahun
2011
Nomor
(Lembaran
82,
Negara
Tambahan
Republik
Lembaran
Pemerintah
Penyelenggaraan
Jasa
Nomor
Konstruksi
29
Tahun
(Lembaran
2000
tentang
Negara
Republik
140,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 4578);
32. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
33. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian
89,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 4741);
35. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan
Gubernur
sebagai
Wakil
Pemerintah
di
Wilayah
Provinsi
Republik
119,
Tambahan
Lembaran
Nomor 5161);
Negara
Republik
Indonesia
Teknis
Aksessibilitas
pada
Bangunan
Umum
dan Lingkungan;
43. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000
tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran
pada Bangunan dan Lingkungan;
44. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 27 Tahun 2000 tentang
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kota Depok
Tahun 2000 Nomor 27 Seri C);
45. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 07 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintah Wajib dan Pilihan yang menjadi Kewenangan Pemerintah
Kota Depok (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2008 Nomor 07);
46. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 08 Tahun 2008 tentang
Organisasi
Perangkat
Daerah
(Lembaran
Daerah
Kota
Depok
DAERAH
TENTANG
RETRIBUSI
IZIN
MENDIRIKAN
BANGUNAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kas Daerah adalah Bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota untuk
memegang Kas Daerah.
8.
pekerjaaan
konstruksi
yang
menyatu
dengan
tempat
Bangunan
Umum
adalah
bangunan
yang
fungsinya
untuk
10. Bangunan
Tertentu
adalah
bangunan
yang
digunakan
untuk
dan/atau
menimbulkan
memiliki
dampak
kompleksitas
penting
tertentu
terhadap
yang
masyarakat
dapat
dan
lingkungannya.
11. Penyelenggaraan Bangunan adalah Kegiatan pembangunan yang
meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi,
serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran yang
berada di wilayah Kota Depok.
12. Pemanfaatan Bangunan adalah kegiatan memanfaatkan bangunan
sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan, termasuk kegiatan
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala.
13. Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan beserta
prasarana dan sarananya agar selalu laik fungsi.
14. Perawatan adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian
bangunan, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan
sarana agar bangunan tetap laik fungsi.
15. Pemeriksaan
berkala
adalah
kegiatan
pemeriksaan
keandalan
Pasif
adalah
suatu
sistem
proteksi
kebakaran
pada
19. Pelestarian
adalah
kegiatan
perawatan,
pemugaran,
serta
bangunan
berdasarkan
kesepakatan
dengan
pemilik
teknis
adalah
orang
perorangan
atau
badan
yang
atau
badan
hukum
yang
kegiatannya
di
bidang
dan
di
luar
bangunan
yang
mendukung
pemenuhan
lingkungan,
yang
terbagi
dalam
bagian-bagian
yang
30. Benda bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah
susun, tetapi yang dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk
pemakaian bersama.
31. Tanah bersama adalah sebidang tanah yang digunakan atas dasar
hak bersama secara tidak terpisah yang diatasnya berdiri rumah
susun dan ditetapakan batasnya dalam persyaratan izin bangunan.
32. Pemilik Rumah Susun adalah orang perorangan atau badan yang
memiliki satuan rumah susun yang memenuhi syarat sebagai
pemegang hak atas tanah.
33. Penghuni adalah perseorangan yang bertempat tinggal dalam satuan
rumah susun.
34. Perhimpunan penghuni Rumah Susun adalah perhimpunan yang
anggotanya terdiri dari para penghuni rumah Susun.
35. Badan pengelola adalah badan yang bertugas untuk mengelola
rumah susun.
36. Rumah tinggal deret adalah satuan lebih bangunan gandeng yang
masing-masing bangunan dipisahkan dengan suatu dinding.
37. Rumah tinggal sementara adalah bangunan fungsi hunian yang tidak
dihuni secara tetap seperti asrama, rumah tamu, dan sejenisnya.
38. Perizinan
Tertentu
Pemerintah
adalah
Daerah
pelayanan
kepada
orang
perizinan
pribadi
tertentu
oleh
badan
yang
atau
ruang,
sarana
penggunaan
atau
sumber
fasilitas
daya
tertentu
alam,
guna
barang,
melindungi
Daerah,
yang
selanjutnya
disebut
Retribusi
adalah
yang
khusus
disediakan
dan/atau
diberikan
oleh
perundang-undangan
pembayaran
Retribusi
Retribusi,
diwajibkan
termasuk
untuk
pemungut
atau
baik
yang
melakukan
usaha
maupun
yang
tidak
organisasi
lainnya,
lembaga
dan
bentuk
badan
lainnya
42. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan
batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan
perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
43. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD,
adalah bukti pembayaran atau penyetoran Retribusi yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan
dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang
ditunjuk oleh Kepala Daerah.
44. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD,
adalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya jumlah
pokok Retribusi yang terutang.
45. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya
disingkat
SKRDLB,
adalah
surat
ketetapan
Retribusi
yang
adalah
rangkaian
kegiatan
untuk
mencari,
di
bidang
Retribusi
tersangkanya.
11
yang
terjadi
serta
menemukan
BAB II
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dipungut Retribusi
atas pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan oleh Pemerintah
Kota.
Pasal 3
(1)
(2)
peninjauan
desain
dan
pemantauan
pelaksanaan
meliputi
pemeriksaan
dalam
rangka
memenuhi
syarat
Yatim
Piatu,
Panti
Jompo, dan
Majelis
Taklim,
dan
standar
harga
dasar
bangunan,
prosentase
fungsi
BAB V
PRINSIP YANG DIANUT DALAM PENETAPAN STRUKTUR
DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif didasarkan pada tujuan
untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan
pemberian izin yang bersangkutan.
(2) Biaya penyelenggaraan pemberian izin sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi penerbitan dokumen izin, pengawasan di lapangan,
penegakan hukum, penatausahaan, dan biaya dampak negatif dari
pemberian izin tersebut.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
(1) Struktur dan besarnya tarif Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
b.
Administrasi
dan
Pendaftaran
=1
dari
biaya
13
FUNGSI BANGUNAN
PROSENTASE
1.
1.00 %
2.
2.00 %
Komersial/Perumahan
3.
2.00 %
4.
1.50 %
5.
0.00 %
6.
4.00 %
TINGKAT BANGUNAN
KOEFISIEN
1.
Lantai Basement
1.200
2.
Lantai Dasar
1.000
3.
Lantai I
1.090
4.
Lantai II
1.120
5.
6.
Lantai III
Lantai IV
1.135
1.162
7.
Lantai V
1.197
8.
Lantai VI
1.238
9.
Lantai VII
1.265
14
(1) Besarnya
tarif
retribusi
untuk
memperbaiki
dan
merubah
Pasal 10
Terhadap bangunan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) yang menyatu
dengan kepentingan usahanya dikenakan tarif retribusi sebesar 25% dari
retribusi IMB yang seharusnya dibayar.
BAB VII
PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Bagian Pertama
Wilayah Pemungutan
Pasal 11
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dipungut di wilayah kota tempat
pelayanan penyediaan fasilitas diberikan.
Bagian Kedua
Cara Pemungutan
Pasal 12
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain
yang dipersamakan.
(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), dapat berupa karcis, kupon, dan atau kartu langganan.
(3) Hasil Retribusi disetorkan ke kas daerah dalam jangka waktu
1x24 jam.
(4) Tata cara pelaksanaan pemungutan Retribusi ditetapkan dengan
Peraturan Walikota.
BAB VIII
PENENTUAN PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN,
ANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
Pasal 13
(1) Pembayaran retribusi dilakukan secara tunai/lunas pada saat
diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Tempat pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah.
Pasal 14
(1) Walikota atau Pejabat yang ditunjuk dapat memberikan izin kepada
Wajib Retribusi untuk mengangsur Retribusi terutang dalam jangka
waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Walikota atau Pejabat yang ditunjuk dapat memberikan izin kepada
Wajib Retribusi untuk menunda pembayaran Retribusi sampai batas
waktu yang ditentukan dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Tatacara pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
16
Pasal 15
(1) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 dan
Pasal 14, diberikan tanda bukti pembayaran.
(2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan.
BAB IX
PENAGIHAN RETRIBUSI
Pasal 16
(1) Penagihan Retribusi terutang ditagih dengan menggunakan STRD.
(2) Retribusi terutang ditagih menggunakan surat lain yang sejenisnya
sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan
segera setelah 3 (tiga) hari sejak saat jatuh tempo dibayar.
(3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah surat teguran atau surat
peringatan atau surat lain sejenis sebagaimana dimasud pada ayat (1)
disampaikan, Wajib Retribusi harus melunasi retribusinya yang
terutang.
(4) Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk.
BAB X
PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KEDALUWARSA
Pasal 17
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Walikota menetapkan keputusan penghapusan piutang retribusi
daerah yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
Pasal 18
(1)
(3)
(4)
masih
mempunyai
utang
Retribusi
dan
belum
angsuran
atau
penundaan
pembayaran
dan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
Walikota atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama
6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus
memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.
(2)
Keputusan
Walikota
atas
keberatan
dapat
berupa
menerima
Pasal 21
(1)
(2)
(1)
Atas
kelebihan
mengajukan
pembayaran
permohonan
Retribusi
Wajib
pengembalian
Retribusi
kepada
Walikota
dapat
atau
Walikota atau Pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama
6 (enam) bulan, sejak diterimanya permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), harus memberikan keputusan.
(3)
dan
tidak
ada
suatu
keputusan,
permohonan
Apabila
Wajib
Retribusi
mempunyai
utang
Retribusi
lainnya,
Jika
pengembalian
kelebihan
pembayaran
Retribusi
dilakukan
Tata
cara
pengembalian
kelebihan
pembayaran
Retribusi
19
BAB XIII
PEMBERIAN KERINGANAN, PENGURANGAN DAN
PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 23
(1)
(2)
(3)
Pembebasan
Retribusi
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1),
(1)
Walikota
kepatuhan
berwenang
melakukan
pemenuhan
pemeriksaan
kewajiban
retribusi
untuk
menguji
dalam
rangka
Tatacara
pemeriksaan
sebagaimana
20
dimaksud
pada
ayat
(1),
BAB XV
PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI
Pasal 25
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
Tatacara
dimaksud
pemberian
pada
dan
ayat
pemanfaatan
(1),
Insentif
berpedoman
sebagaimana
kepada
peraturan
(2)
(3)
(4)
21
BAB XVIII
SANKSI PIDANA
Pasal 28
(1)
(2)
(3)
(1)
wewenang
khusus
sebagai
Penyidik
untuk
melakukan
(3)
22
f.
g.
atau
tempat
pada
saat
pemeriksaan
sedang
j.
k. melakukan
tindakan
lain
yang
perlu
untuk
kelancaran
(1)
Walikota
dapat
mendelegasikan
sebagian
atau
seluruh
teknis
pelaksanaannya
diatur
lebih
lanjut
dengan
Peraturan Walikota.
(3)
23
BAB XXI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 31
Peraturan Walikota dan/atau Keputusan Walikota yang merupakan
penjabaran dari Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 03 Tahun 2006,
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, masih tetap
berlaku sebelum ada peraturan penggantinya.
BAB XXII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, seluruh ketentuan
retribusi yang terdapat dalam Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 03
Tahun 2006 tentang Bangunan dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 33
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan
12
24
NOMOR 2012
: 12 TAHUN 2012
TANGGAL
: 2 April 2012
Standar
Harga
Dasar
Bangunan
yang
ditetapkan
berdasarkan Jenis
B.
C.
D.
E.
F.
A.
B.
C.
mempergunakan
bahan
Pasangan
Batu
kali
Beton
bertulang;
b. Dinding mempergunakan bahan Bata Pres mesin / Batu bata/batako;
c. Rangka atap mempergunakan bahan Kamper / Borneo / Kruwing;
d. Atap mempergunakan bahan Genteng Semen Press / Morando
e. Kusen mempergunakan bahan kayu Kamper / Borneo;
f.
D.
E.
F.
Rp.
165.750,-
Rp.
78.000,-
1. Tembok Antik
Rp.
156.000,-
Rp
b. Pagar Tembok/M1
27
48.750,-
c. Pagar Kawat
1. Harmonika
Rp.
19.500,-
2. Duri
Rp.
9.450,-
Rp.
25.350,-
Rp.
48.750,-
Rp.
78.000,-
Rp.
105.000,-
Rp.
145.500,-
1. Jalan Hotmik
Rp.
58.500,-
2. Jalan Penetrasi
Rp.
Rp.
29.250,-
Rp.
24.375,-
5. Rabat
Rp.
19.500,-
1. Kolam Mewah
Rp.
390.000,-
Rp.
195.000,-
3. Kolam Sederhana
Rp.
97.500,-
4. Kolam Permanen
Rp.
78.000,-
Rp.
19.500,-
Rp.
17.550,-
Rp.
35.100,-
Rp.
780.000,-
Rp.
390.000,-
Rp.
195.000,-
Rp.
175.500,-
Rp.
263.250,-
Rp.
87.750,-
Rp.
175.500,-
Rp.
351.000,-
Rp.
585.000,-
Rp.
130.650,-
Rp.
195.000,-
d. Saluran Air/M2
e. Penyangga Tanah/M2
f. Tempat Parkir/M2
39.000,-
g. Kolam/M3
i. Pemasangan Tiang
k. Gorong-Gorong Jembatan
28
5. Jembatan Bertulang/M2
Rp. 2.535.000,-
Rp. 1.973.400,-
Rp. 1.316.250,-
8. Plat Beton/M2
Rp.
975.000,-
l. Sumur/buah
1. Sumur Bor
Rp.
351.000,-
2. Sumur Pantek
Rp.
702.000,-
Rp.
351.000,-
4. Sumur Gali 5 M
Rp.
526.500,-
Rp.
195.000,-
1. Volume 1 s/d 3 M3
Rp.
468.000,-
2. Volume 3 M3 keatas
Rp. 1.755.000,-
m. Septictank/M3
n. Tangki Air/buah
o. Lapangan Tenis/M2
Rp.
39.000,-
p. Lapangan Golf/M2
1. F Tee Boox
Rp.
39.000,-
2. Ferway
Rp.
35.100,-
3. Green
Rp.
48.750,-
WALIKOTA DEPOK,
ttd
H. NUR MAHMUDI ISMAIL
29