TENTANG
dan
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
Pasal 2
BAB III
Pasal 3
Bagian Kesatu
Nama, Objek dan Subjek
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 7
Bagian Ketiga
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 8
5. e) SaluranPembuangan/Penampungan Air
Hujan/Kotor atau Air Perusahaan
penampang lebih kecil sama dengan 0,5 m
atau diameter lebih kecil sama dengan
0,75 m 5.000,00 m1
6. f) SaluranPembuangan/Penampungan Air
Hujan/Kotor atau Air Perusahan
penampang lebih besar 0,5 m atau
diameter lebih besar 0,75 m 7.000,00 m1
14. n) Tower:
1) Berdasarkan Volume (rangka
baja/beton) 30.000,00 m3
2) Berdasarkan Tinggi:
a. Luas Penampang rangka rata-rata
s/d 0,10 m2 atau 1000 cm2 25.000,00 m1
b. Luas Penampang rangka rata-rata
s/d 0,225 m2 atau 2250 cm2 30.000,00 m1
c. Penampang bulat (pipa) besi/beton
dengan diameter rata-rata s/d 100
cm 50.000,00 m1
d. Pohon Tower Telekomunikasi
(dihitung dari permukaan tanah/
jalan) 300.000,00 m1
3) Berdasarkan Luas (bidang yang
menempel)
a. Dipasang pada ketinggian s/d 15 m 20.000,00 m2
b. Dipasang pada ketinggian s/d 30 m 25.000,00 m2
c. Dipasang pada ketinggian s/d 45 m 30.000,00 m2
d. Dipasang pd ketinggian diatas 45 m 40.000,00 m2
Bagian Keempat
Masa Berlaku Izin Mendirikan Bangunan
Pasal 9
BAB V
Bagian Kesatu
Nama, Objek dan Subjek
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Bagian Ketiga
Masa Berlaku Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
Pasal 15
BAB VI
Bagian Kesatu
Nama, Objek dan Subjek Retribusi
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 19
Bagian Ketiga
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 20
Pasal 22
Bagian Keempat
Masa Berlaku Izin Gangguan
Pasal 23
BAB VII
Bagian Kesatu
Nama, Objek dan Subjek
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
(1) Subjek Retribusi Izin Trayek adalah orang pribadi atau badan
yang memperoleh Izin Trayek dari Pemerintah Daerah.
(2) Wajib Retribusi Izin Trayek adalah orang pribadi atau badan
yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,
termasuk pemungut atau pemotong Izin Trayek.
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 27
Bagian Ketiga
Struktur dan Besarnya Tarif
Pasal 28
Bagian Keempat
Masa Berlaku Izin Trayek
Pasal 29
BAB VIII
Bagian Kesatu
Nama, Objek dan Subjek
Pasal 30
Pasal 32
Bagian Kedua
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
Pasal 33
Bagian Ketiga
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Pasal 34
Pasal 35
BAB IX
Pasal 36
(1) Tarif Retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.
(2) Peninjauan Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan memerhatikan indeks harga dan
perkembangan perekonomian.
(3) Penetapan perubahan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB X
PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Bagian Kesatu
Wilayah Pemungutan
Pasal 37
Bagian Kedua
Tata Cara Pemungutan
Pasal 38
Bagian Ketiga
Pemanfaatan Hasil Pungutan
Pasal 39
Bagian Keempat
Keberatan Wajib Retribusi dalam Pemungutan
Pasal 40
Pasal 41
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak
tanggal surat keberatan diterima harus memberikan
keputusan atas keberatan yang diajukan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk
memberikan kepastian hukum bagi Wajib Retribusi, bahwa
keberatan yang diajukan harus diberi keputusan oleh Bupati.
(3) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima
seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah
besarnya Retribusi yang terutang.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan,
keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
Pasal 42
Pasal 43
BAB XI
Pasal 44
BAB XII
Bagian Kesatu
Tata Cara Pembayaran Retribusi Terutang
Pasal 45
Bagian Kedua
Tata Cara Penagihan Retribusi Terutang
Pasal 46
BAB XIII
Pasal 47
Bagian Kesatu
Kedaluwarsa Penagihan
Pasal 48
Bagian Kedua
Penghapusan Piutang Retribusi yang Kedaluwarsa
Pasal 49
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak
untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat
dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan Retribusi yang
sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah
kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XV
PEMERIKSAAN RETRIBUSI
Pasal 50
BAB XVI
PENYIDIKAN
Pasal 51
BAB XVII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 52
BAB XVIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 53
BA B XIX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 54
BAB XX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 55
Ditetapkan di Panaragan
pada tanggal 18 April 2012
dto
BACHTIAR BASRI
Diundangkan di Panaragan
pada tanggal 18 April 2012
SEKRETARIS DAERAH,
KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
dto
PARYANTO
ATAS
TENTANG
I. UMUM
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
5 (lima) jenis perizinan sebagaimana di maksud dalam pasal ini adalah
jenis perizinan tertentu yang dapat di kenakan Retribusi oleh Pemerintah
Daerah dalam rangka pembinaan dan pengendalian, Pemerintah Daerah
tetap dapat memberikan izin lainnya tanpa dikenakan kewajiban
retribusi.
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup Jelas.
Pasal 7
Cukup Jelas.
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup Jelas.
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup Jelas.
Pasal 12
Cukup Jelas.
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Yang dimaksud dengan penggolongan Alkohol adalah sebagai berikut :
a. Minuman beralkohol Golongan A adalah minuman dengan kadar
ethanol (C2H5OH) diatas 0% (nol persen) sampai dengan 5% (lima
persen);
b. Minuman beralkohol Golongan B adalah minuman dengan kadar
ethanol (C2H5OH) diatas 5% (lima persen) sampai dengan 20% (dua
puluh persen);
c. Minuman beralkohol Golongan C adalah minuman dengan kadar
ethanol (C2H5OH) diatas 20% (dua puluh persen) sampai dengan 55%
(lima puluh lima persen)
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup Jelas.
Pasal 17
Cukup Jelas.
Pasal 18
Cukup Jelas.
Pasal 19
Cukup Jelas.
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup Jelas.
Pasal 22
Cukup Jelas.
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup Jelas.
Pasal 26
Cukup Jelas.
Pasal 27
Cukup Jelas.
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup Jelas.
Pasal 32
Cukup Jelas.
Pasal 33
Cukup Jelas.
Pasal 34
Cukup Jelas.
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Dalam hal besarnya tarif Retribusi yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Daerah perlu disesuaikan karena biaya penyediaan
layanan cukup besar dan/atau besarnya tarif tidak efektif lagi untuk
mengendalikan permintaan layanan tersebut, Bupati dapat
menyesuaikan tarif Retribusi.
Pasal 37
Cukup Jelas.
Pasal 38
Cukup Jelas.
Pasal 39
Cukup Jelas.
Pasal 40
Cukup Jelas.
Pasal 41
Cukup Jelas.
Pasal 42
Cukup Jelas.
Pasal 43
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “instansi yang melaksanakan pemungutan”
adalah Dinas/Badan /Lembaga yang tugas pokok dan fungsinya
melaksanakan pemungutan Retribusi .
Ayat (2)
Pemberian besarnya insentif dilakukan melalui pembahasan yang
dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan alat kelengkapan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang membidangi masalah keuangan.
Ayat (3)
Cukup Jelas.
Pasal 44
Cukup Jelas.
Pasal
Cukup Jelas.
Pasal 45
Cukup Jelas.
Pasal 46
Cukup Jelas.
Pasal 47
Cukup Jelas.
Pasal 48
Cukup Jelas.
Pasal 49
Cukup Jelas.
Pasal 50
Cukup Jelas.
Pasal 51
Cukup Jelas.
Pasal 52
Cukup Jelas.
Pasal 53
Cukup Jelas.
Pasal 54
Cukup Jelas.
Pasal 55
Cukup Jelas.
Pasal 56
Cukup Jelas.