R (30 tahun) saat ini sedang dirawat dengan keluhan orbita dextra terasa sakit
jika ditekan, penglihatan kabur padahal Ny.R sudah menggunakan kaca minus 3
pada mata dextra dan sinistra, dua bulan yang lalu Ny.R menderita kelainan
Thyroid. Oleh dokter spesialis mata dilakukan pemeriksaan Ofthalmoscope,
Tonometri dan ukur lapang pandang. Hasil pemeriksaan teernyata Ny.R menderita
Glaukoma. Tanda-tanda vital saat ini TD : 150/100 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu :
37oC , Pernapasan : 20x/menit. Ny. R tidak tahu kenapa dia sampai mengalami
Glaukoma dan mendengar informasi dari orang-orang bahwa Glaukoma bisa buta,
sehingga Ny.R takut mengalami kebutaan.
1.
PENGKAJIAN
1)
Data Pasien :
Nama
: Ny. R
Umur
: 40 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
Status perkawinan
: Menikah
Status pendidikan
: SLTA
Diagnosa medis
: Glaukoma
2)
Riwayat penyakit :
Keluhan Utama :
Klien datang ke Rumah Sakit hari Senin, 12Mei 2013 dengan keluhan orbita dextra
terasa sakit jika ditekan, penglihatan kabur padahal Ny.R sudah menggunakan kaca
minus 3 pada mata dextra dan sinistra, dua bulan yang lalu Ny.R menderita kelainan
Thyroid
Riwayat Penyakit Sekarang :
KU lemah, hasil pemeriksaan TTV , Tanda-tanda vital saat ini TD : 150/100 mmHg,
Nadi : 80x/menit, Suhu : 37oC , Pernapasan : 20x/menit.
3)
Pemeriksaan fisik
1.
Aktivitas/Istirahat
Gejala
: Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan
2.
Makanan/Cairan
Gejala
3.
Neurosensori
Gejala
: Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan
silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja
dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak).
Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar
sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia (glaukoma akut).
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan
Tanda
Nyeri/Kenyamanan:
Gejala
Penyuluhan /pembelajaran
Gejala
2.
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
1.
Klien mengeluh orbita dextra
terasa sakit jika ditekan
1.
2.
Klien mengeluh penglihatan
kabur padahal Ny.R sudah
menggunakan kaca minus 3 pada
mata dextra dan sinistra
3.
Klien mengatakan dua bulan
yang lalu Ny.R menderita kelainan
Thyroid
4.
Klien mengatakan tidak tahu
kenapa dia sampai mengalami
Glaukoma
5.
Klien mengatakan bahwa
mendengar informasi dari orangorang bahwa Glaukoma bisa buta,
sehingga Ny.R takut mengalami
kebutaan.
6.
Klien mengatakan
Tanda-tanda vital :
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
2.
Skala nyeri : 6
3.
Klien terlihat menggunakan
kacamata
4.
Klien tampak kecoklatan atau
putih susu pada pupil (katarak)
5.
Klien terlihat pupil menyempit
dan merah / mata keras dengan
kornea berawan (glaukoma darurat)
6.
ANALISA DATA
DATA
PROBLEM
ETIOLOGI
Gangguan
persepsi sensori
penglihatan
Gangguan
penerimaan,
gangguan status
organ ditandai
dengan kehilangan
lapang pandang
progresif.
Pra Operasi
DS :
Tanda-tanda vital :
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
Skala nyeri : 6
Tanda-tanda vital :
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
Skala nyeri : 6
Gangguan rasa
nyaman : Nyeri
Peningkatan tekanan
intra okuler (TIO)
Ansietas
Faktor fisilogis,
perubahan status
kesehatan, adanya
nyeri,
kemungkinan/kenyat
aan kehilangan
penglihatan ditandai
dengan ketakutan,
ragu-ragu,
menyatakan
masalah tentang
perubahan kejadian
hidup
Kurang
pengetahuan
(kebutuhan
belajar) tentang
kondisi,
prognosis, dan
pengobatan
Kurang terpajan/tak
mengenal sumber,
kurang mengingat,
salah interpretasi
ditandai dengan
pertanyaan,
pernyataan salah
Tanda-tanda vital :
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
ditekan
Tanda-tanda vital :
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
Klien mengatakan
ketidaknyamanan setelah
operasi
DO:
Tanda-tanda vital :
TD : 130/80 mmHg
Gangguan rasa
nyaman : Nyeri
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
Risiko tinggi
terhadap cedera
Peningkatan TIO,
kehilangan vitreous
Risiko tinggi
terhadap infeksi
prosedur invasif
Tanda-tanda vital :
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
Klien mengatakan
Tanda-tanda vital :
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
4.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TANGGAL
DITEMUKAN
TANGGAL TERATASI
17 042013
20 042013
17 042013
20 042013
Pra Operasi
1.
Gangguan
persepsi sensori
penglihatan b.d
gangguan penerimaan
sensori, gangguan
status organ
2.
Gangguan rasa
nyaman : Nyeri b/d
peningkatan tekanan
intra okuler (TIO) yang
ditandai dengan mual
dan muntah
3.
Ansietas b/d
faktor fisilogis,
perubahan status
kesehatan, adanya
nyeri,
kemungkinan/kenyataan
kehilangan penglihatan
4.
Kurang
pengetahuan
(kebutuhan belajar)
tentang kondisi,
prognosis, dan
pengobatan b/d kurang
terpajan/tak mengenal
sumber, kurang
mengingat, salah
interpretasi
17 042013
20 042013
17 042013
20 042013
18 042013
21 042013
18 042013
21 042013
Post Operasi
1.
Gangguan rasa
nyaman : Nyeri b/d
adanya insisi bedah
2.
Risiko tinggi
terhadap cedera b.d
peningkatan TIO,
kehilangan vitreous
3.
Risiko tinggi
terhadap infeksi b.d
prosedur invasif
18 042013
5.
21 042013
INTERVENSI
NO
DX
INTERVENSI
Pra Operasi
1
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan masalah
keperawatan Gangguan
persepsi sensori
penglihatan teratasi
dengan kriterria hasil :
Klien
mengidentifikasi faktorfaktor yang
mempengaruhi fungsi
penglihatan.
Klien
mengindentifikasi dan
menunjukkan pola-pola
alternatif untuk
meningkatkan
penerimaan rangsang
penglihatan
Mandiri :
1. Pastikan derajat / tipe kehilangan
penglihatan
Rasional : mempengaruhi harapan masa
depan pasien dan pilihan intervensi
2. Dorong mengekspresikan perasaan
tentang kehilangan / kemungkinan
kehilangan penglihatan
Rasional : sementara intervensi dini
mencegah kebutaan, pasien
menghadapi kemungkinan atau
mengalami pengalaman kehilangan
penglihatan sebagian atau total.
Meskipun kehilangan penglihatan telah
terjadi tak dapat diperbaiki (meskipun
dengan pengobatan), kehilangan lanjut
dapat dicegah.
3. Tunjukkan pemberian tetes mata,
contoh menghitung tetesan, mengikuti
jadwal, tidak salah dosisi.
Rasional : mengontrol TIO, mencegah
kehilangan penglihatan lanjut.
4. Lakukan tindakan untuk membantu
pasien menangani keterbatasan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan masalah
keperawatan Gangguan
rasa nyaman : Nyeri
teratasi dengan kriterria
hasil :
Klien dapat
mengidentifikasi
penyebab nyeri
Mandiri :
1.
Kaji derajat nyeri setiap hari atau
sesering mungkin
Rasional : nyeri glaukoma umumnya
sangat parah
2.
Jelaskan penyebab nyeri dan
faktor tindakan yang dapat memicu
timbulnya nyeri
Rasional : penyebab munculnya nyeri
adalah peningkatan tekanan intraokular
Klien menyebutkan
faktor-faktor yang dapat
meningkatkan nyeri
Klien mampu
melakukan tindakan
untuk mengurangi nyeri
3.
Anjurkan klien untuk
menghindari perilaku yang dapat
memprovokasi nyeri
Rasional : untuk mencegah peningkatan
TIO lebih lanjut
4.
Ajarkan tindakan distraksi dan
relaksasi pada klien
Rasional : menurunkan sensasi nyeri
dan memblokir sensari nyeri menuju
otak
Kolaborasi :
5.
Berikan obat sesuai indikasi :
relaksasi otot misalnya dantren
(antrium) alagesik, antiansietas,
misalnya diazepam (Valium)
Rasional : dibutuhkan menghilangkan
spasme/neyri otot atau untuk
menghilangkan ansietas dan
meningkatkan istirahat
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan masalah
keperawatan Ansietas
teratasi dengan kriterria
hasil :
Klien tampak rileks
dan melaporkan ansietas
menurun sampai tingkat
dapat diatasi
Klien menunjukkan
keterampilan pemecahan
masalah
Mandiri :
1.
Kaji tingkat ansietas, derajat
pengalaman nyeri/ timbulnya gejala
tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat
ini
Rasional : faktor ini mempengaruhi
persepsi pasin terhadap ancaman diri,
potensial sikulus ansietas dan dapat
mempengaruhi upaya medik untuk
mengontrol TIO
2.
Berikan infromasi yang akurat
dan jujur. Diskusikan kemungkinan
bahwa pengwasan dan pengubahan
dapat mencegah kehilangan penglihatan
Klien menggunakan
sumber secara efekti
tambahan
Rasional : menurunkan ansietas
sehubungan dengan ketidaktahuan/
haraan yang akan datang dan
memberikan dasar fakta untuk
membuat pilihan informasi tentang
pengobatan
3.
Dorong pasien untuk mengakui
msalah dan mengekspresikan persaan
Rasional : memberikan kesempatan
untuk pasien menerima situasi nyata,
mengklarifikasi salah konspesi dan
pemecahan masalah.
4.
Identifikasi sumber / orang yang
menolong
Rasional : memberikan keyakinan bahwa
pasien tidak sendiri dalam menghadapi
masalah.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan masalah
keperawatan Kurang
Pengetahuan teratasi
dengan kriterria hasil :
Klien menyatakan
pemahaman kondisi,
prognosis dan
pengobatan
Klien
mengidentifikasi
hubungan tanda/gejala
dengan proses penyakit
Klien melakukan
prosedur dengan benar
dan menjelaskan atasan
tindakan
Mandiri :
1.
Diskusikan perlunya
menggunakn identifikasi contoh gelang
Waspada-Medik
Rasional : vital untuk memberikan
informasi pada perawat kasus darurat
untuk menurunkan resiko menerima
obat yang dikontraindikasikan (contoh
atropin).
2.
Tunjukkan teknik yang benar
untuk pemberian tetes mata. Izinkan
pasien mengulang tindakan
Rasional : meningkatkan keefektifan
pegobatan. Memberikan kesempatan
untuk pasien menunjukkan kompetensi
untuk pasien menanyakan pertanyaan.
3.
Kaji pentingnya
mempertahankan jadwal obat, contoh
Setelah dilakukan
Mandiri :
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan masalah
keperawatan Gangguan
rasa nyaman : nyeri
teratasi dengan kriterria
hasil:
Klien dapat
mengidentifikasi
penyebab nyeri
Klien menyebutkan
faktor-faktor yang dapat
meningkatkan nyeri
Klien mampu
melakukan tindakan
untuk mengurangi nyeri
1.
Kaji derajat nyeri setiap hari atau
sesering mungkin
Rasional : nyeri glaukoma umumnya
sangat parah
2.
Jelaskan penyebab nyeri dan
faktor tindakan yang dapat memicu
timbulnya nyeri
Rasional : penyebab munculnya nyeri
adalah peningkatan tekanan intraokular
yang dapat dipicu oleh batuk,
mengejan, mengangkat benda berat,
gerakan kepala tiba-tiba
3.
Anjurkan klien untuk
menghindari perilaku yang dapat
memprovokasi nyeri
Rasional : untuk mencegah peningkatan
TIO lebih lanjut
4.
Ajarkan tindakan distraksi dan
relaksasi pada klien
Rasional : menurunkan sensasi nyeri
dan memblokir sensari nyeri menuju
otak
Kolaborasi :
5.
Berikan obat sesuai indikasi :
relaksasi otot misalnya dantren
(antrium) alagesik, antiansietas,
misalnya diazepam (Valium)
Rasional : dibutuhkan menghilangkan
spasme/neyri otot atau untuk
menghilangkan ansietas dan
meningkatkan istirahat
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
Mandiri :
1.
Diskusikan apa yang terjadi
padaa pascaoperasi tentang nyeri,
diharapkan masalah
keperawatan risiko tinggi
terhadap cedera teratasi
dengan kriterria hasil :
Klien menyatakan
pemahaman aktor yang
terlibat dalam
kemungkinan cedera
Klien menunjukkan
perubahan perilaku, pola
hidup untuk menurunkan
fakor risiko dan untuk
melindungi dari cedera
Mengubah
lingkungan sesuai indikasi
untuk meningkatkan
keamanan.
7.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan masalah
keperawatan Risiko tinggi
terhadap infeksi teratasi
dengan kriterria hasil :
Klien dapat
meningkatkan
penyembuhan luka tepat
waktu, bebas drainase
purulen, eritema dan
demam
Klien dapat
mengidentifikasi
intervensi untuk
mencegah/menurunkan
risiko infeksi
Mandiri :
1.
Diskusikan pentingnya mencuci
tangan sebelum menyentuh/ mengobati
mata
Rasional : menurnukan jumlah bakteri
pada tangan, mencegah kontaminasi
area operasi
2.
Gunakan/tunjukkan teknik yang
tepat untuk membersihkan mata dari
dalam ke luar dengan tisu basah/ bola
kapas untuk tiap usapan, ganti balutan
dan masukan lensa ontak bila
menggunakan.
Rasional : teknik aseptik menurunkan
risiko penyebaran bakteri dan
kontaminasi silang.
3.
Tekankan pentingnya tidak
menyentuh/menggaruk mata yang di
operasi.
Rasional : mencegah kontaminasi dan
kerusakan sisi operasi
4.
Observasi/diskusikan tanda
terjadinya infeksi contoh kemerahan,
kelopak bengkak, drainase purulen.
Identifikasi tindakan kewaspadaan bila
terjadi ISK.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/
Tanggal
No.DX
1.
Memastikan derajat / tipe
kehilangan penglihatan
Pra Operasi
2.
Mendorong mengekspresikan
perasaan tentang kehilangan /
kemungkinan kehilangan penglihatan
3.
Menunjukkan pemberian tetes
mata, contoh menghitung tetesan,
mengikuti jadwal, tidak salah dosisi.
4.
Melakukan tindakan untuk
membantu pasien menangani
keterbatasan penglihatan, contoh ,
krangi kekacauan, atur perabot,
ingatkan memutar kepala ke subjek
yang terlihat, perbaiki sinar suram dan
Paraf
1.
Mengkaji derajat nyeri setiap
hari atau sesering mungkin
2.
Menjelaskan penyebab nyeri
dan faktor tindakan yang dapat
memicu timbulnya nyeri
3.
Menganjurkan klien untuk
menghindari perilaku yang dapat
memprovokasi nyeri
4.
Mengajarkan tindakan distraksi
dan relaksasi pada klien
5.
Memberikan obat sesuai
indikasi : relaksasi otot misalnya
dantren (antrium) alagesik,
antiansietas, misalnya diazepam
(Valium)
1.
Mengkaji tingkat ansietas,
derajat pengalaman nyeri/ timbulnya
gejala tiba-tiba dan pengetahuan
kondisi saat ini
2.
Memberikan infromasi yang
akurat dan jujur. Diskusikan
kemungkinan bahwa pengwasan dan
pengubahan dapat mencegah
kehilangan penglihatan tambahan
3.
Mendorong pasien untuk
mengakui msalah dan
mengekspresikan persaan
4.
Mengindetifikasi sumber / orang
yang menolong
4
1.
Mendiskusikan perlunya
menggunakn identifikasi contoh gelang
Waspada-Medik
2.
Menunjukkan teknik yang
benar untuk pemberian tetes mata.
Izinkan pasien mengulang tindakan
3.
Mengkaji pentingnya
mempertahankan jadwal obat, contoh
tetes mata. Diskusikan obat yang
harus dihindari, contoh tetes midriatik
(atropin/ propantelin bromin), kelbihan
pemakaian steroid topika.
4.
Mengidentifikasi efek samping
/ reaksi merugikan dari pengobatan,
contoh penurunan selera makan,
mual/muntah, diare, kelemahan,
perasaan mabuk, penurunan libido,
impoten, jantung tak teratur, pingsan,
GJK.
5.
Mendorong pasien membuat
peubahan yang perlu untuk pola hidup.
6.
Mendorong menhndari
aktivitas, seperti mengangkat
berat/mendorong, menyekop salju,
menggunakan baju ketat/sempit.
7.
Mendiskusikan pertimbangan
diet, contoh caiarn adekuat makanan
berserat.
8.
Menekankan pentingnya
periksa rutin.
9.
Menasehatkan pasien untuk
melaporkan dengan cepat nyeri mata
hebat, inflmasi, peningkatan fotofobia,
peningkatan lakrimasi, perubahan
lapang pandang, penglihatan kabur,
kilatan sinar/ partikel ditengah lapang
pandang
10.
Menganjurkan anggota
keluarga memeriksa secara teratur
tanda glaukoma.
Post Operasi
1
1.
Mengkaji derajat nyeri setiap
hari atau sesering mungkin
2.
Menjelaskan penyebab nyeri
dan faktor tindakan yang dapat
memicu timbulnya nyeri
3.
Menganjurkan klien untuk
menghindari perilaku yang dapat
memprovokasi nyeri
4.
Mengajarkan tindakan
distraksi dan relaksasi pada klien
5.
Memberikan obat sesuai
indikasi : relaksasi otot misalnya
dantren (antrium) alagesik,
antiansietas, misalnya diazepam
(Valium)
1.
Mendiskusikan apa yang terjadi
padaa pascaoperasi tentang nyeri,
pembatasan aktivitas, penampilan,
balutan mata
2.
Membatasi pasien posisi
bersandar, kepala tinggi atau miring ke
sisi yang tak sakit sesuai keinginan.
3.
Mengambulasi dengan bantuan;
berikan kamar mandi khusus bila
sembuh dari anastesi
4.
Mendorong napas dalam, bantuk
untuk bersihan paru.
5.
Mendorong napas dalam, batuk
untuk bersihan paru.
6.
Menganjurkan menggunakan
1.
Mendiskusikan pentingnya
mencucui tangan sebelum menyentuh/
mengobati mata
2.
Menggunakan / menunjukkan
teknik yang tepat untuk membersihkan
mata dari dalam ke luar dengan tisu
basah/ bola kapas untuk tiap usapan,
ganti balutan dan masukan lensa
ontak bila menggunakan.
3.
Menekankan pentingnya tidak
menyentuh/menggaruk mata yang di
operasi.
4.
Mengobservasi / mendiskusikan
tanda terjadinya infeksi contoh
kemerahan, kelopak bengkak, drainase
purulen. Identifikasi tindakan
kewaspadaan bila terjadi ISK.
5.
Memebrikan obat sesuai
indikasi : Antibiotik (topikal, parenteral
atau subkonjungtiva), Steroid