Anda di halaman 1dari 3

(Jangan) Jadi Mahasiswa/i Bodoh untuk Negeri

Bangganya jadi seorang mahasiswa. Kalimat yang sudah banyak orang tahu rasanya. Dari
mereka yang mendapatkan beasiswa prestasi, beasiswa kurang mampu, dari karena orang tua nya
mampu, dari orang tuanya yag tidak mampu dengan bingung kesana kemari mencari pinjaman,
dan masih banyak alasan dari mereka yang bisa jadi mahasiswa. Sebagian besar memimpikan
hidup mereka sukses karena sudah menjadi mahasiswa dan merasakan bangku kuliah, tapi juga
tak sedikit yang memikirkan kedepan menjadi mahasiwa. Daripada menjadi mahasiswa dan
bingung setelah lulus mencari pekerjaan, mereka memilih bekerja langsung untuk sukses, dan
bahkan mereka yang langsung memilih untuk bekerja berani mengambilpekulasi nantinya
kedepan bisa menjadi orang sukses daripada mereka yang merasakan bangku kuliah. Inilah
hidup, banyak pilihan dan memang sangat sulit dan rumit.
Mereka yang langsung bekerja dengan memikirkan kedepan bahwasanya nanti bisa menjadi
mahasiswa itu mungkin lebih mulia niatnya ( kutipan artikel wawancara dengan wiji thukul :
aktivis reformasi asli wong Solo 1998 ), karena disamping mereka menitik beratkan tanggung
jawab didalam pekerjaan mereka juga harus berkonsentrasi dalam belajar. Begitu juga
sebaliknya, mereka yang sedang belajar dalam perkuliahan disambi dengan bekerja bisa
dikatakan juga mulia karena rela membagi waktu belajar mereka untuk bekerja. Tentunya hanya
berapa saja prosentase itu, survei di indonesia negara kita tercinta membuktikan bahwasanya
banyak dari mereka yang bisanya hanya fokus terhadap satu titik, belajar ya belajar, bekerja ya
bekerja. Dan karena bangga nya mereka bekerja mereka lupa belajar ( padahal belajar itu penting
), dan mereka yang belajar lupa akan pentingya arti bekerja ( padahal bekerja itu juga penting ).
Mereka yang disebut mahasiswa bodoh itu hanya bisa minta, minta dan minta uang kepada orang
tua nya ngomong ini itu alasan bayar kuliah padahal beli hape dan tak ingin ketinggalan gaya
dengan teman-temanya, untuk beli aksesoris motor, mentraktir teman-teman hanya untuk dapet
wah dan masih banyak lagi ( Catatan kutipan pengarahan sesi kuliah perdana pascasarjana oleh
Prof. Dr. Sugiyanto UNS Solo 2012 ) .
Jarang dari segelintir mereka untuk kedepan saat mereka kuliah mereka juga bisa mengurangi
beban orang tua dengan bekerja secara part time an ataupun freelance. Jarak rumah mereka
dengan kampus bisa saja setengah jam, bahkan dengan alasan proses belajar terganggu mereka
minta uang tambahan lagi untuk sewa kost karena takut capek karena harus fokus kuliah.
Kedepan bakal hancur negeri kita tercinta ini kalau saja sebagian besar mahasiswa kita seperti
itu. Jarang dari mereka bisa berpikir logis kedepan bahwasanya kedepan kehidupan itu akan
lebih susah. Mereka susah untuk jadi panutan sebagian besar junior-junior mereka dikampung,
dikomunitasnya. Mereka hanya bisa membanggakan apa itu kata kuliah tanpa mereka bisa
mengalirkan ilmu yang mereka dapat dari bangku kuliah. Merka kembali dengan hape baru,
motor keren, baju bagus, padahal dari kebanyakan mereka yang belum bisa merasakan apa
indahnya bangku kuliah dan merek yang belum bisa merasakan ilmu yang didapat dari bangku
kuliah ingin mengetahui dan bahkan ikut merasakan apa manfaat yang mereka bisa pakai untuk
kehidupan yang lebih baik kedepan.
Mahasiswa, mereka kedepan akan dinanti dan dielukan untuk kehidupan yang lebih baik,
menciptakan lingkungan kerja yang baru dimasyarakatnya, penerapan ilmu yang bisa ditularkan
kepada teman sebaya nya. Tapi sekarang, banyak mahasiswa yang acuh akan hal ini, setelah lulus
mereka bingung mencari kerja, mereka malu bergaul dengan masyarakat, mereka menjadi sosok
orang yang angkuh, padahal bukan itu yang masyarakat harapkan. Mereka lebih senang setelah

lulus menunggu lowongan menjadi CPNS, mereka lupa akan kodratnya sebagai mahasiswa
dimana mereka mempunyai tanggung jawab untuk merubah paling tidak masyarakatnya menjadi
masyarakat yang cerdas dengan membuka lahan pekerjaan baru atau kegiatan yang bisa
mencerdaskan masyarakatnya sebelum mereka berguna bagi bangsa dan negera nya tercinta
lewat pemikiran-pemikiran akademisinya.
Kita lihat saja tahun 2013 tahun kemarin, dari lowongan 1000 alokasi jabatan yang diperebutkan,
13.000 pendaftar. Jikalau saja memang 1000 orang ini menjadi CPNS, maka yang 12.000
menjadi apa..? pengangguaran kah..? harusnya mereka sudah tahu bahwasanya peluang itu kecil
dan memang susah untuk ditembus, tetapi dengan dalih semoga nasib nya baik . Harusnya
mereka bisa berpikir dengan logis dan bisa memutar kembali pemikiran mereka untuk lebih
kreatif dalam membuka usaha kecil-kecl an atau apalah itu. Apa kedepan yang mereka bisa
perebutkan kalau tidak ada lowongan lagi denga kenyataan setap tahun akan ada mahasiswa
yang akan diwisuda. Sia-sia ilmu yang mereka perebutkan semasa kuliah dahulu. Mereka hanya
membuang waktu , tenaga dan pikiran saja.
Terkadang menangis jika merasakan itu, rasa dimana semua jiwa terkapar dalam lukisan suram.
Negeri ini butuh sosok, negeri ini butuh tokoh bukan pecundang bangku kuliah yang hanya bisa
menghamburkan uang, butuh sosok yang bisa membawa perubahan yang baik bukan perubahan
yang semakin hancur. Saat melihat mereka yang bernasib baik bisa merasakan bangku kuliah,
saat itu juga respect tidak baik muncul ketika melihat para mahasiswa penerus bangsa ini
melakukan aksi demonstrasi tidak jelas dengan anarkis, mahasiswa yang bisanya hanya hurahura diluar kampus, mahasiswa yang bisanya hanya bercinta dan mabuk-mabuk an, mahasiswa
yang tersangkut skandal kejahatan. Jarang dari mereka berpikir betapa kerasnya orang tua
mengumpulkan biaya untuk mereka.
Orang tua yang hanya bisa berharap kedepan anak-anak ku kelak bisa bekerja dengan baik sesuai
denga tingkat pendidikanya yaitu kuliah dan menjadi seorang mahasiswa. Sewaktu lalu ada
seorang mahasiswa yang bisa dikatakan seorang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi
swasta di kota Surakarta yang benar benar menjadi mahasiswa era BJ.HABIBIE, dia survive dari
awal semester hingga proses wisuda dengan berjualan sari kacang hijau keliling. Tanpa
sedikitpun merepotkan orang tua nya yang memang tidak berada. Tapi dengan alasan tidak
berada itupun dia justru bisa jadi seorang yang mampu untuk menjadi seorang panutan, seorang
tokoh yang kedepan pasti akan menjadi seseorang yang sukses.
Andaikan saja mereka yang berada menyadari kelebihan plus mereka dalam bidang biaya dan
menjadi seorang mahasiswa yang cerdas memanfaatkan peluang nya tersebut, pintar dan
membanggakan, pasti negeri ini akan semakin besar karena mempunyai mahasiswa sepeti itu.
Tapi kita tengok sekarang, dengan perkembangan zaman era modern seperti ini, mereka yang
mampu hanya bisa saling bersaing dalam hal kekayaan dan materi, bukanya bersaing dalam
bidang akademik. Tidak sedikit dari lingkaran kita yang berada dalam lingkup masyarakat
kurang berada, tapi tak sedikit juga mereka yang yang mau berusaha untuk memperbaiki
kehidupan mereka dengan belajar. Dengan belajar tentunya manusia akan mejadi seseorang yang
lebih bijak dalam mengatasi segala sesuatu, menjadi lebih pandai dalam memepertimbangkan
keputusan yang diambilnya, mejadi seorang yang tangguh dalam menghadapi keruhnya dunia.
Dengan alasan tidak berada, kebanyakan dari masyarakat kita justru hanya bisa mengaharap
belas kasihan dari orang lain, mereka tidak mau dan tidak melihat beberapa peluang untuk maju
tentunya denga kata belajar. Dalam dunia perkuliahan juga disediakan akan biaya terhadap
mahasiswa yang kurang mampu, akan tetapi juga belum sadarnya tingkat meleknya informasi
tentang itu. Inti dari kehidupan memang bekerja untuk bertahan hidup, tapi apa salah nya jika

mereka juga berpikir bahwasanya kedepan nantinya kehidupan akan lebih baik jikalau
didampingi dengan ilmu yang lebih tinggi dengan didapatnya dari bangku kuliah.? Bukan benar
begitu adanya kan.? Ini menjadi tanggung jawab pemerintah seharusnya, dengan menggalang
motto wajib belajar sampai perguruan tinggi, tentunya dibarengi dengan pemberdayaan bantuan
untuk kaum yang kurang berada. Bukan saja hanya menjadi slogan untuk menjadi negeri yang
lebih baik. Kita akan sadar betapa pentingnya ilmu setelah nanti kita susah mencari pekerjaan
yang notebene membutuhkan minimal lulusan strata.
Sekarang sudah banyak perusahaan-perusahaan yang memang mencari bibit unggul khusunya
dari lulusan strata 1 dengan harapan bisa memajukan negeri ini dengan sumber daya manusia
yang memang berkualitas. Pemerintah harusnya lebih jeli akan hal itu, khususnya menteri
pendidikan saat ini. Bangku perkuliahan memang hanya mengajarkan ilmu-ilmu usang dan lalu,
tapi setidaknya mereka yang bertemu dalam cakupan bangku universitas dan tentunya bisa saling
bertukar informasi yang didapat dari pengalaman-pengalaman mereka. Mereka juga bisa bertemu
dengan pakar-pakar ilmu dari segala bidang, mereka juga bisa mengambil ilmu yang mereka
dapat dari sesi perkuliahan, mereka juga bisa mendapatkan ilmu dari kegiatan-kegiatan yang ada
dalam lingkup universitas ataupun bisa langsung berinteraksi dengan dosen-dosen terkait.
Mahasiswa pintar akan lebih tahu dan maju serta akan lebih jeli untuk memilih dan memilah
waktu mereka benar-benar kedepan. Waktu dimana mereka akan memposisikan diri mereka
sebagai seorang mahasiswa, waktu dimana mereka harus memikirkan masyarakatnya kedepan
untuk menjadi masyarakat yang cerdas dengan ilmu pengetahuan. Dan semoga di negeri yang
kita cintai ini bukan saja memelihara banyak mahasiswa bodoh untuk menjadi penerus negeri ini.
Mahasiswa bodoh yang hanya tahu saya mahasiswa pah mah untuk beli binder, saya minta uang
pah mah untuk bayar semesteran, saya berangkat kuliah pah mah, saya tidur karena saya capek
kuliah pah mah, saya berbohong minta uang kepada orang tua untuk membayar kuliah untuk beli
hape, saya mengerjakan tugas akhir kuliah dengan copy paste, saya lulus kuliah dan saya
menjadi pengangguran.

Anda mungkin juga menyukai