Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN


Oleh :
Dian Lifana Isdinawati, SKep.Ns
Pediatric Intensive Care Unit, RSUP DR. Sardjito, Yogyakarta
I.

SISTEM SIRKULASI JANTUNG : normal, janin, pasca lahir

II.

DEFINISI PJB.

III.

PENYEBAB

IV.

KLASIFIKASI

V.

TANDA DAN GEJALA

VI.

MENEJEMEN MEDIS

VII.
VIII.

MENEJEMEN KEPERAWATAN
KESIMPULAN

I. DEFINISI

Pelatihan Keperawatan Intensif Anak IRIA / PICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Penyakit jantung yang terjadi sejak janin dalam kandungan, dengan kelainan pada
struktural jantung dan atau pembuluh darah besar, akibat gangguan atau kegagalan
perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin

II. PENYEBAB
A. Belum diketahui
B. Faktor resiko , antara lain :
1. Faktor Genetik : Abnormalitas kromosom,
2. Faktor Lingkungan :
Infeksi Maternal Rubela,cytomegalovirus, diabetes mellitus, rokok, alkohol,obat
obatan seperti ; penenang,corticosteroid,jamu,ectasy, dll
3. Multifaktorial interaksi antara faktor genetik dan lingkungan.

III. KLASIFIKASI.
1. PJB Asianotik
a. Aliran keparu meningkat :
1. Patent ductus arteriosus (PDA)
2. Atrial Septal Defect (ASD).
3. Ventricle Septal defect (VSD).
4. AVSD.
b. Aliran ke paru normal ;
1. Coarctatio Aorta (CoAo).
2. Aorta Stenosis (AS).
3. Pulmonal Stenosis (PS).
2. PJB Sianotik,
a. Aliran ke paru berkurang :
1. Tetralogy of Fallot (TOF).
2. Trikuspid Atresia.
b. Aliran ke paru meningkat :
1. Transposition of The Great Arteries (TGA )
Pelatihan Keperawatan Intensif Anak IRIA / PICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

2. Truncus Arteriosus.

Pelatihan Keperawatan Intensif Anak IRIA / PICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

IV. TANDA DAN GEJALA


A. PJB Asianotik
Defek kecil asimptomatik.
Defek sedang dan besar :
Takipnea, Takikardia, Banyak keringat, Feeding difficulty. Batuk berulang (inf
saluran nafas bg bawah), BB sulit naik Failure to thrive. Tanda gagal jantung.

B. PJB SianotikSianosis
Tachypnea
Feeding difficulty, Failure To Thrive.
Cepat lelah, bertambah sianosis saat aktivitas,

Pelatihan Keperawatan Intensif Anak IRIA / PICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Sering posisi squatting.


Jari tabuh (Clubbing finger),
Dada membonjol (bulging) karena RVH

Komplikasi
Infeksi saluran nafas bag bawah berulang.
Kesulitan menghisap susu atau makan sering tersedak/ muntah Aspirasi.
Gagal tumbuh kembang BB sulit naik, perkembangan motorik terlambat.
Gagal jantung.
Hipoksia jaringan otak ( stroke, abses serebri ).
Spell berulang.
Kematian.

V. MANAJEMEN MEDIS
A. PJB Asianotik
PDA :
Bayi premature : terapi Indomethachine
Tind non bedah ; pemasangan occluder pd duktus (Amplatzer Ductal Occluder/
ADO) atau Coil.
Tind bedah; Ligasi PDA.
ASD :

Tind non bedah; penutupan defek dg menggunakan occluder (ASO)

Tind bedah ; penutupan ASD dg patch dacron atau dijahit lgs.

Pelatihan Keperawatan Intensif Anak IRIA / PICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

VSD :

Tind non bedah ; penutupan defek dg occluder (AVO)

Tind bedah; penutupan VSD dg patch ( korektif). pulmonal arteri banding / PAB
(paliatif)

Co ao :

Berat pd neonatus segera diberi prostaglandin E-1 (PGE1) utk mempertahankan


pembukaan duktus arteriosus.

Tindakan bedah atau pelebaran dg kateter balon.

PS :

Tindakan non bedah; pelebaran dg balon (Balloon pulmonal valvuloplasty/ BPV).

Tindakan bedah; pelebaran lumen dg reseksi atau angioplasty dg patch.

AS :
Pelatihan Keperawatan Intensif Anak IRIA / PICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Tindakan non bedah; pelebaran dg balon (BAV ),

Tindakan bedah dg pelebaran atau ganti katup.

B. PJB Sianotik TOF Tindakan pd hipoksia spell :


1. Posisi knee chest.
2. Ber oksigen 100% mell masker atau headbox.
3. Berikan terapi morfin 0,1-0,2 mg/kg , sc atau im, atau propanolol 0,1 mg/kg, iv,
selanjutnya profilaksis oral propanolol.
4. Koreksi asidosis dg natrium bikarbonat 1 mEq/kg, iv.
5. Atasi pencetus.
Tindakan bedah paliatif;
Blalock Taussig shunt/Central shunt,dll.
Total koreksi : (penutupan VSD, valvulotomi pulmonal, dan reseksi infundibulum)

Pelatihan Keperawatan Intensif Anak IRIA / PICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

TGA :
Duct dependent ; pemberian PGE-1 atau BAS.
Tind bedah paliatif Blalock-Hanlon yaitu operasi membuat ASD, atau Pulmonary
Artery Banding.
Tind bedah koreksi ; Arterial Switch yaitu dg menukarkan posisi kedua arteri besar
disertai pemindahan arteri koroner.
Truncus Arteriosus :
Keluhan ringan; konservatif.
Tind bedah paliatif; Pulmonary Artery Banding.
Total koreksi: bedah Rastelli, prinsipnya adalah menutup defek septumventrikel,
memotong a. pulmonalis dan menyambungnya ke ventrikel kanan dg conduit.

Pelatihan Keperawatan Intensif Anak IRIA / PICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

VI. MANAJEMEN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
I. Identitas pasien : Nama, umur, jenis kelamin,berat dan panjang badan lahir, berat dan
tinggi badan sekarang.
II. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat penyakit sekarang, dan faktor pencetus.
b. Riwayat penyakit dahulu :
Data fokus, Kaji:

Riwayat batuk panas sering (inf. saluran nafas), cepat lelah /sering berhenti saat
menghisap ASI / susu/ makan (FD), byk keringat, BB sulit naik, dan perkembangan
motorik terlambat (FTT

Bila pasien biru (sianosis) :


Kaji riwayat bertambah sianosis saat aktivitas ; saat menghisap ASI/ susu/ menangis/
mandi pagi atau BAB, dg disertai suara nafas yg memburu lemas/ pingsan/ kejang,
serta riwayat squatting.

Bila ps edema :
Kaji daerah edema, skala edema, intake cairan dan output per 24 jam.

c. Kebiasaan sehari hari :


Nutrisi

: jenis, frekwensi dan pola makan,

Eliminasi : Frekwensi, pola, konsistensi BAB dan BAK


Istirahat : Pola, posisi tidur, lama tidur.
d.

Tingkat pengetahuan keluarga terhadap penyakit ps dan tindakan yang telah


dilakukan keluarga dalam mengatasi masalah tsbt diatas.

e. Riwayat sosial ekonomi.


III. Pemeriksaan Fisik :

Kepala, wajah, bibir.

Mata

: Konjunctiva, skelera, palpebra.

Leher

: JVP (k/p).

Paru

: Frekwensi, pola, dan suara nafas, perg dada, btk dada.

Jantung

: Frekwensi dan irama denyut jtg, suara / bising jtg.

Abdomen

: Asites, bising usus, lingkar perut (k/p)

Pelatihan Keperawatan Intensif Anak IRIA / PICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Extrimitas
: Kehangatan (suhu), kelembaban, edema, kekuatan pulsasi, pengisian
kapiler, warna kuku.

Vital sign

: Tek darah, saturasi O2, suhu tbh.

IV. Pemeriksaan penunjang.


Laboratorium
Foto toraks
EKG
Echo
Kateterisasi jantung.
B. DIAGNOSA

Risk ketidakefektifan bersihan jln nafas .

Risk spell berulang

Risk perubahan perfusi jar perifer.

Risk perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tbh

Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan deman O2.

Risk ketidakefektifan penatalaks progterapeutik

C. TUJUAN

Oksigenasi adekuat

Spell tidak terjadi

Perfusi jaringan adekuat

Nutrisi adekuat, BB stabil/ bertambah sesuai usia.

Toleransi aktivitas sesuai kemampuan.

Penatalaksanaan prog terapeutik efektif


Spell tidak terjadi :

Obs kesad, pernaf ( frekwensi, pola, suara nafas), sat O2, tanda spell hipoksia spt;
menangis berkepanjangan, bertambah sianosis, sat makin turun, pernaf cepat dan dlm,
gelisah, lemas, kesad menurun, dan kdg disertai kejang.
Ciptakan lingk yg tenang, hindari lingk penuh stress.
Pelatihan Keperawatan Intensif Anak IRIA / PICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

10

Batasi aktivitas, pengunjung, minimal handling.


Cegah valsava manuver, hipotermia, hipertermia, dehidrasi, asidosis.
Atur posisi squatting.
Berikan makanan yg mudah dicerna.
Kolab: pemb O2/ obat batuk/penurun panas/ pelunak feses/
propanolol, pem AGD (k/p

penenang serta

D. KRITERIA EVALUASI
Oksigenasi adekuat : frek dan pola nafas dbn, suara naf bersih / vesikuler, sat O2 dbn.
Perfusi jar adekuat : BP dbn, capillary refill < 3 detik, akral hgt, tdk sianosis atau
pucat, pulsasi a. perifer kuat.
Tanda tanda spell tdk terjadi.
Nutrisi adekuat : tpk segar/ aktif, tdk rewel, BB bertambah / stabil.
Toleransi aktivitas sesuai kemamp : mampu beradaptasi dg min atau mak sedikit tapi
sering, tpk tenang saat bermain dan dpt melak aktivitas sesuai kemampnya.
Penatalaks prog terapeutik efektif : terbina hub saling percaya, penget kelg ttg cara
prwt ps bertambah, kelg dpt diajak berdiskusi dan bekerja sama dlm perwt dan
pengob anaknya

VII. KESIMPULAN
Penanganan pada klien dg PJB harus didukung dg pengetahuan tentang askep
Kardiovaskuler secara umum dan askep PJB secara khusus, sehingga ketepatan
dan kecepatan dalam tindakan dapat dilakukan secara optimal, menurunkan
morbiditas dan mortalitas meningkatkan mutu pelayanan kep.

--oOo--

Pelatihan Keperawatan Intensif Anak IRIA / PICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

11

Anda mungkin juga menyukai