TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGETAHUAN
2.1.1
PENGERTIAN
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindaraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui indra mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007)
Pengetahuan juga diartikan sebagai hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat
kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini
terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu
(Mubarak, 2007).
Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Sidi Gazalba,
mengungkapkan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari; kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai
(Salam, 2003)
Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindra
yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan (Hidayat, 2007).
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari
berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa, media
elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat
membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan
keyakinannya tersebut ( Istiari, 2000)
mengadopsi perilaku baru (berprilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yakni:
1) Keyakinan
Orang tersebut menyadari dalam arti mengetahi stimulus (objek) terlebih
dahulu.
2) Menarik
Orang lebih tertarik kepada stimulus
3) Evaluasi
Menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Mencoba
Orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5) Adopsi
Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan
bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila
peneriman perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini
didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku
tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak di
dasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama
(Notoatmodjo, 2003).
2.1.3
SUMBER PENGETAHUAN
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam
sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas
kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengetahuan
dapat berupa pemimpin- pemimpin masyarakat baik formal maupun informal
ahli agama, pemegang peerintahan, dan sebagainya (Notoatmojo, 2007).
2.1.4
PENGUKURAN PENGETAHUAN
3
(Notoatmodjo, 2007).
CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
Cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1.
kulkas.
Keesokan
harinya
ketika
ingin
meneruskan
memperoleh
kebenaran
pengetahuan.
Oleh
sebab
itu
berhasil
dan
diyakini
oleh
pengikut-pengikut
agama
yang
menggunakan
penalarannya
dalam
memperoleh
yang
dikemukakan,
kemudian
dicari
empiris
yang
ditangkap
oleh
indra.
umum
ke
khusus.
Aristoteles
(384-322
SM)
2.1.3
Pendidikan
Tokoh pendidikan abad 20 M. J. Largevelt yang dikutip oleh
Pengalaman
8
bahwa
ekonomi
dapat
mempengaruhi
pengetahuan
2.1.4
PENGUKURAN PENGETAHUAN
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status
pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.
Selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masingmasing pertanyaan diberi nilai 1 jika salah diberi nilai 0 (Notoatmodjo,
2007).
10
: 79-100 %
2) Kategori Cukup
: 56-78 %
Menurut Depkes RI (2009), pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam
pengaturan
jumlah
dan
jenis
makanan
dengan
maksud
tertentu
seperti
PUGS memuat tiga belas Pedoman Pesan Dasar Gizi Seimbang untuk
mencegah masalah gizi ganda dan mencapai gizi seimbang guna menghasilkan
kualitas sumber daya manusia yang andal dan kesehatan yang optimal. Garis besar
pesan-pesan tersebut seperti dijelaskan oleh Dirjen Binkesmas Depkes RI (1997)
antara lain:
1. Makanlah aneka ragam makanan.
Makanan yang beraneka ragam harus mengandung karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan bahkan serat makanan dalam jumlah dan proporsi yang
seimbang menurut kebutuhan masing-masing kelompok (bayi, balita, anak, remaja,
ibu hamil dan menyusui, orang dewasa dan lansia).
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
Energi dan tenaga dapat diperoleh dari makanan sumber karbohidrat, lemak serta
protein. Energi dibutuhkan untuk metabolisme dasar (seperti untuk menghasilkan
panas tubuh serta kerja organ-organ tubuh) dan untuk aktivitas sehari-hari seperti
belajar, bekerja serta berolah raga. Kelebihan energi akan menghasilkan obesitas,
sementara kekurangan energi dapat menyebabkan kekurangan gizi seperti
marasmus.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.
Karbohidrat sederhana, seperti gula dan makanan manis sebaiknya dikonsumsi
dengan memperhatikan azas tepat waktu, tepat indikasi dan tepat jumlah. Makanan
ini sebaiknya dimakan pada siang hari ketika kita akan atau sedang melakukan
aktivitas dan jumlahnya tidak melebihi 3-4 sendok makan gula/hari. Karbohidrat
kompleks sebaiknya dikonsumsi bersama makanan yang merupakan sumber unsur
gizi lain seperti protein, lemak/minyak, vitamin dan mineral. Seyogyanya 50-60%
dari kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi.
Konsumsi lemak dan minyak berlebihan, khususnya lemak/minyak jenuh dari
hewan, dapat beresiko kegemukan atau dislipidemia pada orang-orang yang
mempunyai kecenderungan ke arah tersebut. Dislipidemia atau kenaikan kadar
lemak (kolesterol atau trigliserida) dalam darah merupakan faktor untuk terjadinya
penyakit jantung koroner dan stroke. Konsumsi lemak/minyak dianjurkan tidak
melebihi 20% dari total kaori dan perlu diingat bahwa unsur gizi ini juga memiliki
13
peran tersendiri sebagai sumber asam lemak esensial serta juga membantu
penyerapan beberapa vitamin yang larut dalam lemak.
5. Gunakan garam beryodium dapat mencegah Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY). Namun, penggunaan garam yang berlebihan juga tidak
dianjurkan karena garam mengandung natrium yang bisa meningkatkan tekanan
darah. Sebaiknya konsumsi garam tidak melebihi 6 gram atau 1 sendok teh per
hari.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
Makanan seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging banyak
mengandung zat besi dan perlu dikonsumsi dalam jumlah yang cukup untuk
mencegah anemia gizi
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan.
Untuk dapat memberikan ASI dengan baik, ibu menyusui harus meningkatkan
jumlah dan mutu gizi makanannya selama hamil dan menyusui. Makanan
Pendamping ASI (PASI) hanya boleh diberikan setelah usia bayi lebih dari 4 bulan
dan pemberiannya harus bertahapmenurut umur, pertumbuhan badan serta
perkembangan kecerdasan.
8. Biasakan makan pagi.
Makan pagi dengan makanan yang beraneka ragam akan memenuhi kebutuhan gizi
untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan produktifitas dalam
bekerja. Pada anak-anak, makan pagi akan memudahkan konsentrasi belajar
sehingga prestasi belajar bisa lebih ditingkatkan.
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya.
Air minum harus bersih dan bebas kuman. Minumlah air bersih sampai 2 liter per
hari sehingga metabolisme tubuh kita bisa berjalan lancar mengingat air sangat
dibutuhkan sebagai pelarut unsur gizi bagi keperluan metabolisme tersebut.
konsumsi air yang cukup dapat menghindari dehidrasi dan akan menurunkan
resiko infeksi serta batu ginjal.
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur.
14
2.2.3
susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang
pada waktu tertentu pola makan merupakan berbagai informasi yang memberi
gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh
suatu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu.(Yayuk
Farida Baliwati. dkk, 2004 : 69).
Secara umum bahwa pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh
seseorang atau sekelompok orang dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam
15
konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan dan
frekuensi makan yang berdasarkan pada faktor-faktor sosial, budaya dimana mereka
hidup.
Batissini (2005: 28) mengatakan bahwa pola makan adalah segala sesuatu
mengenai frekuensi konsumsi makanan, kebiasaan makan, konsumsi minuman, ukuran
porsi, dan kualitas makanan sehari-hari.
Penduduk Indonesia terdiri dari bermacam suku bangsa yang mempunyai
kekayaan kuliner yang sangat variatif. Apabila dikonsumsi dalam jumlah cukup dan
seimbang, hidangan tersebut akan memenuhi kecukupan zat gizi yang dapat
menjaga kondisi kesehatan secara optimal. Selain itu setiap daerah mempunyai
keanekaragaman dan ketersediaan sumber pangan hewani dan nabati yang khas
seperti padi-padian, kacang-kacangan, sayur dan buah di daerah pertanian, ikan dan
produk laut di daerah pesisir, serta unggas dan daging di daerah peternakan.
Namun pengetahuan masyarakat untuk memilih makanan yang cukup dan
seimbang untuk individu dan keluarga masih kurang. Hal ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Pada keluarga miskin,
umumnya karena akses pendidikan, pelayanan kesehatan dan pangan rendah,
kurang gizi merupakan masalah yang disertai dengan tingginya angka penyakit
infeksi seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) , diare, tuberkulosa dan
malaria. Keluarga yang tidak mampu ini juga terbukti sangat terpapar dengan
kebiasaan merokok yang memperparah kondisi kesehatan mereka.
Pola konsumsi makanan yang tidak berimbang menyebabkan struktur tubuh
anak Indonesia semakin tidak ideal, yaitu pendek dan gemuk. Tinggi badan anak
laki-laki Indonesia pada umur lima tahun, rata-rata kurang 6,7cm dari tinggi yang
seharusnya, sedangkan pada anak perempuan kurang 7,3cm (Riskesdas, 2010). Hal
ini disebabkan konsumsi makanan sumber protein terutama pangan hewani
masyarakat yang rendah. Berdasarkan Susenas tahun 2009 rata-rata konsumsi
pangan hewani sebesar 148 kkal (61,7% Angka Kebutuhan Energi) dari anjuran
sebesar 240 kkal. Adapun kegemukan terjadi karena kelebihan konsumsi makanan
sumber karbohidrat dan rendah serat makanan (Dewan Ketahanan Pangan, 2011).
16
balita, dengan sasaran utama anak usia sekolah dan pekerja muda.
Pengetahuan masyarakat yang kurang tentang pola konsumsi makanan
yang sehat dan seimbang, menyebabkan perilaku yang salah. Hal ini
disebabkan tidak efektifnya pendidikan gizi kepada anak semenjak usia
dini sampai anak usia sekolah.
c. Penyediaan kantin sekolah dan program makan siang yang sehat dan
higienis di sekolah, belum menjadi kebijakan bagi penyelenggara
pendidikan. Bahkan gencarnya strategi produsen makanan dan minuman
cepat saji berupa program schoolastic merupakan aktivasi hadirnya
makanan dan minuman yang dikategorikan junk food untuk menjangkau
pelajar usia remaja.
d. Menu makanan tradisional yang tinggi serat seperti gado-gado, karedok,
urap dan pecel kurang diminati oleh anak dan remaja. Selain itu keamanan
makanan yang dijajakan oleh penjual keliling termasuk jajanan anak
sekolah perlu mendapat perhatian khusus terkait dengan higiene dan
17
sanitasi serta penggunaan yang salah berbagai bahan tambahan pangan dan
adanya bahan berbahaya.
e.
Pentingnya penerapan pola konsumsi makanan beragam, bergizi
seimbang dan aktivitas fisik yang cukup dan teratur dalam kaitannya
dengan produktivitas optimal ternyata masih belum diberikan perhatian.
f. Ketersediaan dan akses sayur dan buah beragam dan aman serta promosi
pola konsumsi makanan tinggi serat belum ditangani secara serius, karena
ditemukan 93,6% penduduk berumur di atas 10 tahun kurang makan sayur
dan buah (Riskesdas 2007).
g.
Menjamurnya toko waralaba franchise convenience store di seluruh
pelosok kota sampai ke perdesaan dengan berbagai strategi pemasaran
yang gencar sehingga keluarga tergiur untuk membeli makanan baru
produk kemasan yang pada umumnya kaya karbohidrat dan rendah protein
serta miskin mikronutrien telah mengakibatkan transisi pola konsumsi
makanan masyarakat, berupa konsumsi makanan kemasan, makanan cepat
saji tinggi lemak, tinggi garam dan minuman tinggi gula. Kondisi ini
sejalan dengan meningkatnya kejadian kegemukan pada kelompok miskin
(Riskesdas,2010).
18
Muhamad Thohar
(2005), bahwa
kebiasaan,
mitos
atau
19
sakit seringkali membuat individu memilih makanan yang lembut. Tidak jarang
orang yang kesulitan menelan, memilih menahan lapar dari pada makan Dirjen
Binkesmas Depkes RI (2007: 30).
2.2.5
a. Ragam
Bahan makanan yang dikonsumsi sangat beragam, membiasakan makan
makanan yang beraneka ragam adalah prinsip pertama dari gizi seimbang
yang universal. Artinya, setiap manusia dimana saja membutuhkan makanan
yang beraneka ragam atau bervariasi karena tidak ada satupun makanan yang
mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Semakin beragam pola
hidangan makanan, semakin mudah terpenuhi kebutuhan akan berbagai zat.
Bahan makanan yang dikonsumsi dikelompokkan kedalam bahan makanan
pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
1. Makanan pokok
Makanan pokok merupakan bahan makanan yang mengandung
karbohidrat. Makanan pokok terdiri atas bahan makanan serelia dan umbiumbian. Yang termasuk makanan pokok antara lain adalah beras, jagung,
tepung terigu, roti, kentang, singkong, ubi jalar, gembili, talas, uwi, mi
gandum, tepung beras dan lain-lain.
2. Lauk hewani dan lauk nabati
Bahan makanan lauk hewani merupakan bahan makanan sumber
protein yang berasar dari hewan. Yang termasuk dalam bahan lauk hewani
antara lain daging sapi, kambing, ayam, telur, jerohan, keju, bebek, ikan,
udang, cumi-cumi. Bahan lauk nabati adalah lauk berasal dari tumbuhtumbuhan dan hasil olahannya, antara lain : tempe, tahu, kacang-kacangan,
lauk nabati merupakan sumber protein.
3. Sayuran
Sayuran merupakan bagian dari tubuh yang dapat dimakan, antara lain
daun, bunga, umbi, maupun batang, sayuran merupakan sumber mineral
dan vitamin, setiap jenis sayuran memiliki warna, rasa, aroma dan
kekerasan yang berbeda-beda, sehingga bahan pangan sayur-sayuran dapat
21
Gizi Seimbang
Gizi seimbang merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung
zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari
yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang
cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002).
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beranekaragam makanan
dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi
seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan
serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2001)
22
23
Pada awal tahun 2014, Dinas Kesehatan RI telah mengeluarkan slogan PUGS
terbaru,dari 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang menjadi 10 Pesan Gizi Seimbang ,karena
lebih relevan di kehidupan sekarang dan diharapkan masyarakat dapat melakukan apa yang
tertera di dalam PUGS terbaru tersebut. Selain pesan tersebut, masih ada pesan-pesan yang
lain yang sesuai dengan kelompok umur,contohnya
Berikut adalah isi dari 10 Pesan Gizi Seimbang:
1.
24
hewani seperti ayam, ikan, seafood, daging sapi,dll, protein nabati seperti tahu,
tempe, kacang-kacangan, sayur,dan buah.
Selain memperhatikan keanekaragaman makanan dan minuman juga perlu
memperhatikan dari aspek keamanan pangan yang berarti makanan dan minuman itu
harus bebas dari cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan dan membahayakan kesehatan masyarakat. Cara menerapkan pesan ini
adalah dengan mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari atau setiap kali
makan. Kelima kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok, lauk-pauk,
sayuran, buah-buahan dan minuman. Mengonsumsi lebih dari satu jenis untuk setiap
kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan) setiap
kali makan akan lebih baik.
3.
karena itu, mari komsumsi buah dan sayur agar target bisa tercapai 100%.
Mengkomsumsi sayur dan buah secara rutin sangat baik bagi tubuh karena sayur dan
buah banyak mengandung antioksidan, mineral, vitamin yang dapat mencegah
penuaan dini.
4.
Biasakan
mengkomsumsi
aneka
ragam
makanan
sumber
karbohidrat
Selain kita dianjurkan makan dengan seimbang,kita juga dianjurkan
mengkomsumsi berbagai jenis sumber karbohidrat, bisa digilir sesuai waktu makan,
atau tiap minggu. Karena setiap jenis karbohidrat berbeda kandungan serat dan
gulanya. Beras merah dan hitam sebenarnya lebih baik jika dibanding dengan beras
putih biasa,karena beras tersebut mengandung lebih banyak serat rendah gula, cocok
untuk penderita diabetes dan orang yang sedang berdiet, selain itu beras hitam
mengandung kandungan protein, kalium, antioksidan dan vitamin e yang lebih tinggi
dari jenis beras lainnya.
5.
6.
Biasakan sarapan
Sarapan sangat penting dilakukan karena sarapan merupakan makanan bagi
otak agar otak kita siap menjalani aktifitas kita sepanjang hari yang padat. Sarapan
juga bisa mencegah kelebihan berat badan karena bila kita tidak sarapan, kita akan
lapar dan cenderung melampiaskan lapar kita pada waktu makan siang, akibatnya
makan siang kita jadi tidak terkontrol dan memicu kelebihan berat badan.
7.
26
Kita memang dianjurkan untuk minum air putih yang bersih dan aman
minimal 8 gelas sehari untuk mencegah tubuh agar tidak dehidrasi atau kekurangan
air, karena air diperlukan untuk mengedarkan berbagai zat gizi yang sudah diserap
ke seluruh tubuh kita.
8.
9.
Berikut ini adalah cara mencuci tangan yang baik dan benar
a) Nyalakan keran air, basahi kedua telapak tangan secara merata lalu ambil sabun.
Usahakan sabun cair karena bila sabun batang bila digunakan oleh banyak orang
akan menjadi sarang bakteri juga.
b) Gosok kedua telapak tangan depan dan belakang dan di sela-sela jari juga
c) Lalu bersihkan kedua ibu jari tangan secara memutar dan bergantian
d) Lalu bersihkan kuku dengan cara menggosokkan kuku jari ke permukaan telapak
tangan lainnya secara bergantian.
e) Lalu gosok telapak tangan dengan melakukan gerakan mengunci( telapak tangan
saling dikaitkan secara horisontal)
f) Kemudian bilas dengan air mengalir hingga bersih
g) Ambil tisu dan tutup keran dengan menggunakan tisu tadi
27
Dalam menu Indonesia pada umumnya makanan dapat diolah dengan cara sebagai
berikut :
1. Merebus (boiling) adalah memantangkan makanan dengan cara merebus
suatu cairan biasa berupa air saja atau air kaldu dalam panic sampai
mencapai titik didih (1000C).
2. Memasak (braising) adalah memasak makanan dengan menggunakan
sedikit cairan pemasak. Bahan makanan yang diolah dengan teknik adalah
daging.
3. Mengukus (steaming) adalah proses mematangkan makanan dalam uap air.
4. Bumbu-bumbuan (seasoning), hampir sama dengan mengukus tapi setelah
dikukus makanan dibumbui dengan bumbu tertentu.
Agar zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan tidak banyak rusak atau
hilang, makanan sebaiknya diolah dengan cara sebagai berikut :
a) Memasak lebih dekat dengan waktu makan.
b) Menggunakan api kecil atau memasak dengan cepat.
c) Memasak bahan makanan dalam keadaan utuh lebih baik dari pada memasak
potongan bahan terutama sayuran yang umumnya mengandung vitamin B dan
C yang mudah larut dalam air.
d) Cucilah sayuran dan buah-buahan dalam keadaan utuh tanpa dipotong-potong
terlebih dahulu.
e) Usahakan untuk tidak memasak bahan makanan dalam waktu terlalu lama
karena kandungan zat gizinya akan lebih banyak hilang.
28
KERANGKA TEORI
Variabel
Variabel
Independent
Dependent
Umur
Pendidikan
Informasi
Pengetahuan
Ekonomi
(Pendapatan)
29
Hubungan Sosial
Pengalaman
Variabel
Independent
Dependent
Pendidikan
Informasi
Ekonomi
(Pendapatan)
Pengetahuan Pola
makan sehat &
seimbang
30
Pengalaman
Hubungan Sosial
No
1.
VARIABEL
DEFINISI OPERASIONAL
ALAT
Pengetahu-an
UKUR
Pengetahuan responden tentang definisi pola makan sehat, gizi Kuesioner
pola makan
sehat dan
seimbang
CAR
UKU
Waw
Pendidikan
Kuesioner
Waw
responden.
3.
Ekonomi
Kuisioner
Waw
4.
Informasi
Kuisioner
Waw
31
5.
Pengalaman
Kuesioner
Waw
Kuisioner
Waw
Hubungan
Sosial
32