Disusun Oleh :
Kelompok 2
1.
2.
3.
4.
(14030174002)
(14030174008)
(14030174031)
(14030174048)
Kelas 2014 A
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatnya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas paper Pembelajaran Inovatif I dengan baik dan tepat
waktu.
Adapun penulisan laporan ini ditujukan untuk memenuhi kewajiban kami sebagai
mahasiswa/mahasiswi dalam melengkapi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Inovatif I.
Paper ini berisikan penjelasan Model Pembelajaran Kooperatif dalam kelas. Tak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Pradnyo Wijayanti, M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran
Inovatif I Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Surabaya.
2. Ibu Ika Kurniasari, S.Pd., M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran
Inovatif I Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Surabaya.
3. Bapak dan Ibu orang tua penulis, yang telah membesarkan dan mendidik, serta
memberikan dukungan dan doa kepada penulis.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi,
bahasa mupun penyajiannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan. Semoga dengan adanya laporan ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat
bagi kami pada khususnya dan bagi pambaca pada umumnya.
`Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR_________________________________________________________2
DAFTAR ISI________________________________________________________________3
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF____________________________________4
A. Landasan Teori_____________________________________________________________4
B. Fase-Fase Model Pembelajaran Kooperatif_______________________________7
C. Pengelolaan Kelas_________________________________________________________9
D. Asesmen/Penilaian_______________________________________________________14
E. Variasi dalam Model Pembelajaran Kooperatif_________________________15
a.
b.
F.
DAFTAR PUSTAKA_______________________________________________________24
kecil.
Menurut
teori
konstruktivis,
tugas
guru
Johnson
&
Johnson
(1994)
menyatakan
bahwa
pengalaman
sikap
kepemimpinan
dalam
membuat
suatu
anggota
menitikberatkan
kelompok.
pada
aktivitas
Pertanggungjawaban
anggota
kelompok
tersebut
yang
saling
sama-sama
memperoleh
kesempatan
untuk
berhasil
dan
melibatkan
siswa
dalam
inquiry
(penyelidikan).
Prosedur-
2. Teori Ausubel
David Ausubel (19966) mengatakan bahwa bahan pelajaran yang
dipelajari harus bermakna, yang merupakan suatu proses mengaitkan
informasi baru ke konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif dapat berupa faktafakta, informasi-informasi, konsep-konsep yang dipelajari dan diingat
oleh
siswa.
Pembelajaran
bermakna
terjadi
bila
siswa
Ausubel,
kekuatan
dan
kebermaknaan
proses
mengatakan
bahwa
pengetahuan
terbina
dari
terlibat
dalam
suatu
kelompok
pembelajran
kooperatuf
sekelompoknya
Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok
Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan
Pada fase ini guru memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara
pembentukan kelompok. Kegiatan ini dilakukan sambil menjelaskan tugas yang harus
dilakukan siswa dalam kelompoknya masing-masing. Dalam tahap ini guru harus
menjelaskan bahwa siswa harus saling kerja sama dalam kelompok. Tiap siswa harus
berkontribusi dalam pengerjaan tugas kelompok tersebut agar pembelajaran yang
dilakukan secara berkelompok berjalan efektif.
4. Fase 4 : Membimbing Kelompok Belajar
Pada saat siswa belajar secara berkelompok guru mengarahkan dan membimbing
siswa baik secara individu maupun secara kelompok dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru. Guru dapat memberikan bantuan berupa petunjuk, pengarahan, atau
meminta beberapa siswa mengulangi hal yang sudah dijelaskan. Pemberian pujian dan
kritikan yang membangun dari guru kepada siswa merupakan aspek penting yang harus
diperhatikan guru saat siswa bekerja dalam kelompoknya. Karena pemberian pujian dan
kritikan yang membangun dari guru dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
penyelesaian tugas yang diberikan.
5. Fase 5 : Evaluasi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi di kelas, guru bertindak sebagai
moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan
pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah dilakukan. Setelah siswa
mempresentasikan hasil kerjanya maka guru harus mengajak siswa untuk melakukan
refleksi diri terhadap proses jalannya pembelajaran dengan tujuan untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan atau sikap serta perilaku menyimpang yang dilakukan selama
pembelajaran. Di samping itu, guru juga memberikan beberapa penekanan terhadap nilai,
sikap, dan perilaku sosial yang harus dikembangkan dan dilatih siswa.
6. Fase 6 : Memberikan Penghargaan
Dalam tahap ini guru memberikan penghargaan kepada siswa baik usaha yang
telah dilakukan maupun hasil belajar individu maupun kelompok.
C. Pengelolaan Kelas
Pengaturan kelas yang baik merupakan langkah pertama yang efektif untuk mengatur
pengalaman belajar siswa secara keseluruhan. Oleh karena itu, dibutuhkan kemauan dan
kemampuan serta kreatifitas guru dalam mengelolah lingkungan kelas. Peranan guru dalam
9
10
maupun berkomunikasi
saat bertanya,
mengemukakan
pendapat
atau
menyampaikan permasalahannya.
4. Guru Sebagai Evaluator
Sebagai evaluator guru berperan dalam menilai kegiatan belajar mengajar yang
sedang berlangsung. Penilaian ini tidak hanya pada hasil, tapi lebih ditekankan pada
proses pembelajarannya. Penilaian dilakukan baik secara perorangan maupun kelompok.
Alat yang digunakan dalam evaluasi selain bentuk tes sebagai alat pengumpul data juga
berbentuk catatan observasi guru untuk melihat kegiatan siswa di kelas.
Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif diperlukan strategi. Strategi tersebut dapat
mempermudah proses pembelajaran kooperatif. Strategi tersebut antara lain:
1. Pengaturan Ruang
Dalam pengaturan kelas, diperlukan kreatifitas guru dalam menempatkan dan
membentuk kondisi kelas yang baik. Guru harus merencanakan terlebih dahulu,
mengenai bentuk pengaturan kelas yang akan digunakan. Perencanaan itu menjauhkan
proses pembelajaran dari pemborosan waktu. Guru harus dapat menata ruangan yang
senyaman mungkin untuk siswa dalam proses pembelajaran.
11
12
13
14
15
dapat
ditingkatkan
dalam
beberapa
cara
16
Mengharuskan para siswa menjalankan bagian dari tugas kelompok yang dapat
teridentifikasi.
b. Meminta kelompok mengumpulkan sebuah daftar yang mengidentifikasi kontribusi
setiap siswa terhadap produk akhir.
c. Meminta para siswa mengumpulkan pekerjaan individual bersama dengan produk
kelompok.
d. Mengharuskan para siswa menyimpan sebuah catatan harian mengenai pekerjaan
individual mereka dalam buku catatan spiral.
e. Biarkan para siswa mengetahui bahwa ketika kelompok mereka melaporkan ke seisi
kelas, setiap siswa sebaiknya bersiap-siap menjelaskan pekerjaannya.
f. Mintalah para siswa terpilih melaporkan secara individual mengenai kerja kelompok
mereka.
6. Mengawasi Pekerjaan dan Perilaku Siswa
Pemantauan terhadap pelaksanaan model kooperatif dapat dilakukan dengan cara
berkeliling kelompok. Pemantauan ini bertujuan untuk melihat hasil kinerja setiap
individu dalam kelompok.
7. Intervensi untuk Kelompok
Intervensi juga berhubungan dengan pemantauan terhadap proses kerjasama dalam
kelompok. Ketika guru melakukan intervensi, maka guru dapat memberikan suatu solusi
apabial ada kelompok yang menagalami kesulitan.
8. Kemampuan Kerja Kelompok Efektif
Kemampuan ini meliputi keterampilan sosial, keterampilan menjelaskan, dan
keterampilam memimpin
D. Asesmen/Penilaian
Sistem evaluasi didasarkan pada kriteria tertentu. Penekanannya biasanya terletak pada
pembelajaran dan kemajuan akademik setiap siswa, bisa pula difokuskan pada setiap
kelompok, semua siswa, ataupun sekolah. Nurhadi (Isjoni, 2009) mengemukakan bahwa
pembelajaran kooperatif memuat elemen-elemen yang saling terkait di dalamnya,
diantaranya adalah saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas
individual, keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial
yang sengaja diajarkan. Keempat elemen tersebut tidak bisa dipisahkan dalam pembelajaran
17
kooperatif apa yang ditunjukkan oleh siswa pada saat mereka sedang bekerja dalam
kelompok. Beberapa komponen keterampilan kooperatif adalah toleransi, menerima
keragaman, dan pengembangkan keterampilan sosial. Keterampilan social terdiri
18
20
Fase
Fase 1
Menyampaikan tujuan memotivasi siswa
Fase 2
Menyajikan / menyampaikan informasi
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompokkelompok belajar
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Fase 5
Evaluasi
Fase 6
Memberikan penghargaan
Kegiatan Guru
Menyampaikan semua tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai pada pembelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar
Menyajikan informasi pada siswa dengan
jalan mendemontrasikan atau lewat bahan
bacaan
Menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien
Membimbing kelompok-kelompok belajar
pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
ynag telah diajarkan atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu atau
kelompok
Skor Perkembangan
0 poin
10 poin
20 poin
30 poin
30 poin
21
x 25
x 30
Predikat
Tim baik
Tim hebat
Tim super
2. Jigsaw
Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk
mencapai prestasi yang maksimal.
Langkah-Langkah Pembelajaran Jigsaw
a. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok 5-6 orang)
b. Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi
menjadi beberapa sub bab
c. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab
untuk mempelajarinya
d. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu
dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
e. Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar
teman-temannya.
f. Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis
individu.
Persyaratan yang Perlu Disiapkan Guru dalam Pembelajaran Jigsaw
a. Bahan kuis
b. Lembar kerja siswa
c. Rencana pembelajaran
Sistem Evaluasi Pembelajaran Jigsaw sama dengan Sistem Evaluasi Pembelajaran
STAD
3. Investigasi Kelompok
22
23
yang
menjadi
tanda
tanya.
Sekarang
guru
menginginkan
siswa
mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dialami . Guru
memilih menggunakan think-pair-share untuk membandingkan Tanya jawab
kelompok keseluruhan.
Guru menggunakan fase berikut:
a. Langkah 1 : Berpikir (Thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan
pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir
sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara
atau menegerjakan bukan bagian berpikir.
b. Langkah 2 : Berpasangan (Pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang
telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang telah disediakan dapat
menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatakan
gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru
memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
c. Langkah 3 : Berbagi (Sharing)
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan
keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling
ruanagan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian
pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan Arends, (1997) disadur
Tjokrodihardjo, (2003)
24
prestasi
akademik
sekaligus
kemampuan
sosial,
termasuk
mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan orang
lain, mengembangkan keterampilan, dan sikap positif terhadap sekolah.
25
26
DAFTAR PUSTAKA
27