Anda di halaman 1dari 15

Peminov II

Problem Based Learning

Kelompok 4 2014 A
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dina May Maharani


( 14030174002 )
Wahyu Khusnawiyati
( 14030174021 )
Febbryolla Anggi V.P. ( 14030174037 )
Ainun Nurfadzilah
( 14030174042 )
Mira Fajriati
( 14030174043 )
M. Misbakhul Abid
( 14030174047 )

Program Studi Pendidikan Matematika


Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
2016

Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugrahNya
penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan paper ini hingga dapat
tersusun dengan baik.

Paper ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari beberapa referensi
dengan harapan pembaca dapat memahami tentang isi paper yang telah kami buat.
Kami menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan adanya saran untuk pengembangan kedepannya demi pembuatan paper yang
lebih baik dari sebelumnya.

Penyusun

Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................................ii
Problem Based Learning.................................................................................................................1
A. Pengertian Problem Based Learning....................................................................................1
B. Karakteristik Model Problem Based Learning.....................................................................1
C. Tujuan Problem Based Learning(PBL)................................................................................2
D. Landasan Teori Model Problem Based Learning.................................................................3
E. Tahap Tahap Model Problem Based Learning..................................................................5
F.

Pengelolaan Lingkungan Kelas............................................................................................7

G. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning............................................10


H. Asesmen Model Pembelajaran Problem Based Larning.....................................................11
I.

Materi yang Cocok..............................................................................................................11

Daftar Pustaka................................................................................................................................iii

Problem Based Learning

A. Pengertian Problem Based Learning


Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada masalah dunia nyata untuk memulai pembelajaran dan merupakan salah satu
model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa.
Model Problem Based Learning( PBL ) bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata
sebagai suatu yang harus dipelajari siswa. Dengan model PBL diharapkan siswa
mendapatkan lebih banyak kecakapan daripada pengetahuan yang dihafal. Mulai dari
kecakapan memecahkan masalah, kecakapan berpikir kritis, kecakapan bekerja dalam
kelompok, kecakapan interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan pencarian dan
pengolahan informasi ( Amir, 2007 ). Savery, Duffy, dan Thomas ( 1995 )

mengemukakan dua hal yang harus dijadikan pedoman dalam menyajikan permasalahan,
yaitu sebagai berikut :
1. Permasalahan harus sesuai dengan konsep dan prinsip yang akan dipelajari
2. Permasalahan yang disajikan adalah permasalahan riil, artinya masalah itu nyata
dalam kehidupan sehari hari siswa.

B. Karakteristik Model Problem Based Learning


Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) menjelaskan
karakteristik dari PBL, yaitu :
a. Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa
sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori
konstruktivisme

dimana

siswa

didorong

pengetahuannya sendiri.

untuk

dapat

mengembangkan

b. Authentic problems form the organizing focus for learning


c.

Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik

sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat
menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
d. New information is acquired through self-directed learning
e.

Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum

mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya, sehingga siswa


berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi
lainnya.
f. Learning occurs in small groups
g.

Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha

membangun pengetahuan secara kolaboratif, maka PBL dilaksanakan dalam


kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan
penetapan tujuan yang jelas.
h. Teachers act as facilitators.
i.

Pada pelaksanaan PBL, guru hanya berperan sebagai fasilitator.

Namun walaupun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa
dan mendorong siswa agar mencapai target yang hendak dicapai.
j.

C. Tujuan Problem Based Learning(PBL)


k.

Tujuan yang ingin dicapai oleh PBL adalah kemampuan siswa untuk

berpikir kreatif, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan
masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap
ilmiah. Menurut Ibrahim dan Nur , PBL dikembangkan untuk membantu siswa dalam:
a. Mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
l. Proses yang kita gunakan untuk berpikir tentang matematika berbeda dengan
proses yang kita gunakan untuk berpikir tentang puisi. Proses-proses berpikir
tentang ide-ide abstrak berbeda dari proses-proses yang digunakan untuk berpikir
tentang situasi-situasi dunia nyata. Resnick menekankan pentingnya konteks dan
keterkaitan pada saat berpikir yaitu meskipun proses berpikir memiliki beberapa
3

kesamaan antara situasi, proses itu bervariasi tergantung dengan apa yang
dipikirkan seseorang dalam memecahkan masalah.
b. Belajar peran orang dewasa
m.
Problem Based Learning(PBL) juga dimaksudkan untuk membantu siswa
berkinerja dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan belajar peran-peran penting
yang biasa dilakukan oleh orang dewasa. Resnick mengemukakan bahwa bentuk
pembelajaran ini penting untuk menjembatani kerjasama dalam menyelesaikan
tugas.
c. Keterampilan-keterampilan untuk belajar mandiri
n.
Guru yang secara terus menerus membimbing siswa dengan cara
mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan memberi
penghargaan untuk pertanyaan-pertanyaan berbobot yang mereka ajukan, dengan
mendorong siswa mencari solusi/penyelesaian terhadap masalah nyata yang
dirumuskan oleh siswa sendiri, maka diharapkan siswa dapat belajar menangani
tugas-tugas pencarian solusi itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.
o.

D. Landasan Teori Model Problem Based Learning


1. Dalam perkembangannya, pembelajaran Problem Based Learning( PBL ) dilandasi
oleh teori belajar konstruktivisme, teori perkembangan kognitif, teori belajar
penemuan Jerome Burner, Dewey dan Kelas Berorientasi, dan Teori Vygotsky.
2. Teori Belajar Konstruktivisme
p.
Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting dalam
psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam
benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini dengan memberi
kesempatan siswa menemukan atau menerapkan ide ide mereka sendiri dan
mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri
untuk belajar.
q.
r.
s.
3. Teori Perkembangan Kognitif
t.
Teori belajar kognitif pertama kali dikenalkan oleh Piaget. Menurutnya,
perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif
anak dengan lingkungan. Piaget yakin bahwa pengalaman pengalaman fisik dan
manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Menurut
4

Teori Piaget, setiap individu pada saat mulai dari bayi yang baru lahir sampai
menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat
tingkat perkembangan kognitif tersebut diantaranya :
1. Sensori motor ( mulai lahir 2 tahun )
2. Pra operasional ( 2 tahun 7 tahun )
3. Operasional konkret ( 7 tahun 11 tahun )
4. Operasi formal ( 11 tahun dewasa )
u.

Teori Perkembangan Piaget, memandang perkembangan kognitif sebagai

suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan memahami
realitas melalui pengalaman pengalaman dan interaksi interaksi mereka.
4. Teori Belajar Jerome Bruner
v.
Teori belajar yang paling melandasi pembelajaran PBL adalah teori belajar
penemuan ( discovery learning ) yang dikembangkan oleh Jerome Bruner pada tahun
1966. Bruner menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian
pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang
paling baik. Berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang
menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar benar bermakna.
w.
5. Dewey dan Kelas Berorientasi
x.
Seperti halnya pembelajaran kooperatif, PBL menemukan

akar

intelektualnya dalam hasil karya John Dewey. Dalam Democracy and Education
(1916), Dewey berpendapat bahwa sekolah seharusnya menjadi laboratorium untuk
pengatasan masalah kehidupan nyata menjadi penyokong filosofis untuk PBL.
Pedagogi Dewey mendorong guru untuk melibatkan siswa diberbagai proyek yang
berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki berbagai masalah sosial dan
intelektual

yang

penting.

Dewey

dan

siswa-siswanya

mengatakan

bahwa

pembelajaran disekolah seharusnya memiliki maksud yang jelas dan tidak abstrak dan
juga pembelajaran tersebut dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya dengan cara
memerintahkan anak-anak dalam kelompok - kelompok kecil untuk menangani
proyek-proyek yang mereka minati dan mereka pilih sendiri. Visi pembelajaran yang
memiliki maksud yang jelas dan dipusatkan pada masalah serta didukung oleh hasrat
bawaan siswa untuk mengeksplorasi situasi-situasi yang secara personal berarti

baginya jelas berhubungan dengan PBL kontemporer dengan filosofi dan pedagogi
pendidikan Dewey.
6. Teori Vygotsky
y. Vygotsky berpendapat bahwa intelek berkembang ketika individu menghadapi
pengalaman baru dan membingungkan serta ketika mereka berusaha mengatasi
ketidaksesuaian yang ditimbulkan oleh pengalaman-pengalaman ini. Dalam usaha
menemukan pemahaman, individu menghubungkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan sebelumnya serta mengkonstruksikan makna baru. Vygotsky percaya
bahwa interaksi sosial dengan orang lain memacu pengonstruksian ide-ide baru dan
meningkatkan pengembangan intelektual siswa. Salah satu ide Vygotsky pada aspek
sosial pembelajaran adalah konsep tentang zone of proximal development. Zone of
proximal development adalah label yang diberikan Vygotsky pada zona diantara
tingkat perkembngan aktual siswa dan tingkat perkembangan potensialnya. Nilai
penting dari ide Vygotsky adalah belajar terjadi melalui interaksi sosial dengan guru
dan teman sebaya. Dengan tantangan dan bantuan yang tepat dari guru dan sebaya
yang lebih mampu, siswa maju ke zone of proximal development tempat pembelajaran
jarang terjadi.

z.
E. Tahap Tahap Model Problem Based Learning
aa. Pelaksanaan model Problem Based Learning( PBL ) terdiri dari 5
tahap proses, yaitu :
1. Tahap Proses Orientasi Peserta Didik pada Masalah
Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
diperlukan, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan

masalah, dan mengajukan masalah.


Tujuan utama pelajaran bukan untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru,
tetapi untuk menginvestigasi berbagai permasalahan penting dan menjadi pelajar

yang mandiri.
Permasalahan atau pertanyaan yang diinvestigasi tidak memiliki jawaban yang
mutlak sehingga permasalahan kompleks memiliki banyak solusi yang kadang

kadang saling bertentangan.


Selama fase investigatif pelajaran, siswa didorong untuk melontarkan pertanyaan
dan mencari informasi

Selama fase analisis dan penjelasan pelajaran siswa akan didorong untuk

mengekspresikan ide ide nya secara terbuka dan bebas


2. Tahap Mengorganisasi Peserta Didik
Pada tahap ini guru membagi peserta didik kedalam kelompok, membantu
peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah.


Tim tim studi : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kelompok
belajar kooperatif, tim siswa itu dibentuk secara heterogen.
Perencanaan kooperatif
ab. Guru dan siswa menetapkan sub sub topik, tugas tugas investigatif, dan
jadwal yang spesifik. Tugas perencanaannya adalah membagi situasi bermasalah
yang lebih umum menjadi sub sub topik yang tepat dan kemudian membantu

siswa untuk memutuskan sub sub topik yang akan diselidiki.


3. Tahap Membimbing Penyelidikan Individu maupun Kelompok
ac. Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
Mengumpulkan data dan eksperimentasi
ad. Di tahap ini, siswa mengumpulkan informasi yang cukup untuk
menciptakan dan mengkonstruksikan ide-idenya sendiri dengan bantuan dari
guru. Metode-metode yang digunakan siswa dalam memecahkan masalah
antara lain wawancara, observasi, pengukuran, mengikuti petunjuk atau

membuat catatan.
Mengembangkan hipotesis, menjelaskan dan memberi solusi
ae. Pada fase ini, guru mendorong segala macam ide dan menerima
sepenuhnya ide-ide itu. Seperti fase pengumpulan data dan eksperimentasi,
guru memberikan pertanyaan yang membuat siswa memikirkan tentang
kekuatan hipotesis dan solusi mereka tentang kualitas informasi yang telah

mereka kumpulkan.
4. Tahap Mengembangkan dan Menyajikan Hasil
af.
Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan
menyiapkan laporan, dokumentasi, atau model, dan membantu mereka berbagi tugas
dengan sesama temannya.
5. Tahap Menganalisis dan Mengevaluasi Proses dan Hasil Pemecahan Masalah
ag.
Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan.
7

ah.

F. Pengelolaan Lingkungan Kelas


ai.

Ada beberapa hal yang menjadikan peran guru sangat penting dalam

proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning, antara lain :
1. Mengelola Materi dan Peralatan
aj.
Model pembelajaran berbasis masalah meletakkan tuntutan yang lebih
besar pada aspek pengelolaan kelas karena model ini menuntut penggunaan banyak
materi dan alat-alat penyelidikan. Guru yang efektif mengembangkan prosedur
untuk mengatur, menyimpan, dan membagikan peralatan dan materi. Siswa dapat
diharapkan menjaga peralatan dan perbekalan. Mengawasi aspek pengelolaan ini
sangat penting karena tanpa prosedur dan rutinitas yang jelas, guru dapat kewalahan
dengan detail model ini.
2. Peran Guru dalam Menghadapi Situasi Pemberian Tugas
ak.
Guru yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) di kelas mungkin akan menghadapi berbagai permasalahan dalam
pemberian tugas pembelajaran. Misalnya beberapa kelompok siswa dapat
mengerjakan berbagai sub-topik dalam kelas, sementara yang lain dapat berada di
perpustakaan, dan yang lain dapat berada di masyarakat atau online.
al.
Untuk membuat pekerjaan multi-tugas, siswa harus diajarkan untuk
bekerja baik secara mandiri maupun bersama. Guru yang efektif mengembangkan
sistem isyarat untuk menyiagakan siswa dan membantu mereka dengan transisi dari
satu jenis tugas pembelajaran ke tugas lainnya serta ketika mereka diharapkan untuk
mendengarkan. Bagan dan jadwal di papan tulis harus menentukan tugas dan
tenggat waktu yang terkait dengan berbagai tugas. Guru harus menentukan rutinitas
dan mengajarkan siswa cara mengawali serta mengakhiri kegiatan proyek setiap
hari atau setiap periode. Selain itu, guru juga harus memantau kemajuan yang
dibuat oleh setiap siswa atau kelompok siswa selama situasi multi-tugas.
3. Penyelesaian Tugas dengan Tingkat Penyelesaian yang Berbeda-beda
am.
Salah satu masalah pengelolaan kelas dalam pembelajaran
berbasis masalah yang paling kompleks adalah jika terdapat ketidaksamaan tempo
waktu penyelesaian dalam penugasan siswa. Misalnya dalam belajar berkelompok,
apa yang akan dilakukan dengan orang-orang atau kelompok yang selesai pertama
kali atau bahkan ketinggalan. Dalam hal ini dibutuhkan aturan, prosedur, dan
kegiatan selama tenggang waktu yang tersisa tersebut. Beberapa hal yang dapat
8

dilakukan antara lain, dengan mengerjakan kegiatan-kegiatan minat tinggi seperti


membaca materi khusus atau kegiatan permainan edukatif atau mengerjakan proyek
lain di laboratorium. Guru yang efektif menentukan harapan bahwa siswa yang
selesai lebih awal akan membantu siswa lain.
an.
Hal lain yang nampak adalah siswa yang selesai terlambat. Guru dapat
memberikan tambahan waktu, namun ini mengakibatkan siswa yang selesai lebih
awal akan menunggu lebih lama. Apabila siswa yang selesai terlambat diberikan
kesempatan untuk mengerjakannya setelah sekolah atau pada akhir pekan maka
kemungkinan akan kesulitan untuk berkumpul di luar sekolah. Apalagi, siswa yang
tertinggal sering kali adalah siswa yang tidak bisa bekerja sendiri dengan baik serta
membutuhkan bantuan guru untuk menyelesaikan tugas-tugas penting.
ao.
4. Memantau dan Mengelola Pekerjaan Siswa
ap.
Pembelajaran berbasis masalah memunculkan banyak tugas-tugas dan
sering kali penyelesaian tugas pun juga berbeda-beda sehingga pemantauan dan
pengelolaaan pekerjaan siswa menjadi sangat penting dalam penggunaan model ini.
Terdapat tiga tugas pengelolaan penting apabila siswa ingin tetap terpelihara dan
guru mempertahankan tingkat momentum dalam proses pengajaran keseluruhan: (1)
tuntutan pekerjaan bagi semua siswa harus digambarkan secara jelas, (2) pekerjaan
siswa harus dipantau dan disediakan balikan(feedback) mengenai pekerjaan yang
sedang berlangsung, dan (3) catatan-catatan harus dibuat. Banyak guru menangani
kasus ini melalui penggunaan student project forms seperti pada gambar di bawah
yang
berisi
mengenai
pekerjaan yang sudah disepakati untuk diselesaikan oleh
Nama
Siswa
_______________________________________________________
individu atau kelompok kecil, waktu yang telah disepakati untuk menyelesaikannya
Nama Tim Belajar _____________________________________________________

dan ringkasan kemajuan yang dibuat.


Nama dan Cakupan Banyak
aq.
ar._____________________________________________
as.
at.Tugas-tugas khusus dan Tenggat Waktunya
au.
Proyek 1 ____________________________________________________________
av.
aw.
Umpan-balik untuk 1 __________________________________________________
ax.
Proyek 2 ____________________________________________________________

ay.

Umpan-balik untuk 2 __________________________________________________


Proyek 3 ____________________________________________________________
9
Umpan-balik untuk 3 __________________________________________________
Artiefak atau exhibit final

az.
ba.
bb.
bc.
5. Mengatur Pergerakan dan Perilaku di Luar Kelas
bd.
Pembelajaran diluar kelas, seperti perpustakaan atau laboratorium
komputer membuat guru perlu memastikan bahwa siswa memahami prosedur
sekolah dan penggunaan fasilitas tersebut. Jika kartu tanda masuk dibutuhkan, guru
harus memastikan bahwa siswa menggunakannya dengan tepat. Jika pergerakan
diatur, maka guru harus menentukan aturan dan rutinitas untuk mengatur perilaku
siswa. Sebagai contoh, untuk tugas wawancara siswa harus diajarkan dahulu etika
mewawancarai dan perlunya memperoleh izin sebelum mencermati arsip atau
memotret benda tertentu.

be.
G. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning
a. Kelebihan
bf.
Sebagai suatu model pembelajaran, Problem Based Learning( PBL )
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :
1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa
2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami
masalah dunia nyata
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, Problem Based
Learning dapat mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap
hasil maupun proses belajarnya.
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun
belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep konsep yang dipelajari guna
memecahkan masalah dunia nyata
10

b. Kelemahan
bg.
Disamping kelebihan di atas, Problem Based Learning juga memiliki
kelemahan, diantaranya :
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar
apa yang mereka ingin pelajari.
bh.

H. Asesmen Model Pembelajaran Problem Based Larning

Mengukur Pemahaman
Menggunakan check list dan rating scales
bi.
Menemukan teknik pengukuran yang valid dan reliabel adalah tantangan
yang dihadapi para guru yang menggunakan PBL
Menilai Peran dan Situasi Orang Dewasa
bj.
Guru berusaha melibatkan siswa dalam situasi yang membantu mereka
untuk belajar tentang peran orang dewasa dan melaksanakan beberapa tugas yang
berhubungan dengan peran tersebut. Kebanyakan situasi ini dapat dinilai dengan

menggunakan test assessment performance, check list, dan rating scales.


Menilai Potensi Belajar
bk.
Ide Vygotsky tentang zone of proximal development telah menjadi
pertimbangan para guru dalam mengukur potensi belajar siswa. Presentasi siswa

adalah kegiatan yang menyenangkan dan merupakan sumber asesmen yang kaya.
Menilai Usaha Kelompok
bl.
Prosedur penilaian ini menggunakan reward kepada siswa, baik untuk
hasil kerja individu maupun kelompok. Penilaian usaha kelompok mengurangi
kompetisi yang merugikan, yang sering kali terjadi membandingkan siswa satu
dengan yang lainnya
bm.

I. Materi yang Cocok


bn.

Semua materi dalam pelajaran matematika cocok untuk model

pembelajaran ini. Hanya saja bergantung pada bagaimana kreativitas guru untuk
membuat masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
11

bo.
bp.
bq. Lembar Kerja Siswa :
br. Materi

: Aritmatika Sosial

bs. Indikator

1. Perhatikan dan cermati permasalahan dibawah ini :


bt. Masalah 1
bu.

Beni berkeinginan membeli sebuah

bullpen dan 5 buah buku tulis yang ada di


sebuah toko buku, tapi dia ragu dan malu apakah
uangnya cukup untuk membeli bullpen dan buku

by.

tersebut. Uang yang ada di saku. Beni hanyalah


Rp20.000,00.
bv.
Karena keraguannya kemudian
dia memperhatikan orang yang membeli jenis
bullpen dan buku yang dia inginkan. Dia
memperhatikan ada seorang pembeli membeli 5
buah bullpen dan dibayar orang tersebut pada
kasir sebesar Rp25.000,00.
bw.
Beberapa waktu kemudian dia
memperhatikan seseorang membeli sebuah buku
dan membayar kepada kasir sebesar Rp5.000,00.
bx.
Berilah saran kepada Beni untuk
memutuskan apa yang harus dilakukannya!
bz.
2. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 anggota kelompok, kemudian
diskusikan dan selesaikanlah permasalahan pada soal nomor 1 tersebut.
3. Buatlah permasalahan yang serupa dengan permasalahan pada soal nomor 1 yang dapat
kamu temui disekitar lingkunganmu. Kemudian selesaikan.

12

ca.Daftar Pustaka
cb.

cc. Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach. Yogyakarta: Pustaka


Belajar.
cd.

Kemendikbud. 2014. Buku Guru Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi 2014.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
ce.
cf.
cg.
ch.

Anda mungkin juga menyukai