Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membandingkan dan menganalisa antara teori dengan kasus
yang telah dibahas pada bab III mengenai Asuhan keperawatan pada Tn.M dengan
Nyeri di ruang Cempaka Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa.
Adapaun yang akan dibahas dalam bab ini meliputi kesamaan, kesenjangan antara
teori dan kasus yang ditemukan pada Tn. M dengan Nyeri serta faktor penghambat
dan pendukung dalam asuhan keperawatan pada Tn. T dengan Nyeri di Cempaka
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa yang dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2016.
A. PENGKAJIAN
Proses pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2016. Pada tahap
ini penulis mengumpulkan data dasar melalui wawancara dengan keluarga,
observasi, pemeriksaan fisik dan catatan medis pasien.
Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Pada
saat pengkajian di ruang Cempaka pada tanggal 1 Agustus 2016 didalam teori
tanda gejala pasien dengan nyeri adalah Gangguan tidur, gerakan menghindari
nyeri, raut wajah kesakitan, dll. Faktor pendukung pada pengkajian keperawatan
pasien adalah pada data pada dilakukan pemeriksaan fisik, pasien terlihat
kooperatif saat dilakukan pemeriksaan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada diagnosa keperawatan tidak ditemukan kesenjangan pada diagnosa
keperawatan pada pasien dengan nyeri, didalam teori terdapat diagnosa
keperawatan yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi jaringan ikat, pembuluh darah dan
membran mukosa

Pada tahap ini yang menjadi faktor pendukung yaitu berdasarkan hasil analisa data
dan hasil data penunjang ditemukannya data-data yang mengacu pada diagnosa
keperawatan. Sehingga diambil satu diagnosa yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma fisik

C. INTERVENSI
Pada tahap perencanaan keperawatan tidak terdapat perbedaan antara teori dengan
kasus. Dimana pada teori dicantumkan waktu dan pada kasus juga dicantumkan
waktu yang dibutuhkan untuk program tercapainya tujuan keperawatan. Pada
penentuan prioritas, disesuaikan dengan yang ada pada teori. Diagnosa Nyeri akut
berhubungan dengan trauma fisik menjadi diagnosa prioritas karena nyeri yang
dirasakan bagian abdomen pada pasien setelah dilakukannya proses pembedahan
biasanya di sertai dengan adanya luka atau lesi bekas pos op.

D. IMPLEMENTASI
Dalam tahap pelaksanaan, tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana
yang telah dibuat dan semua tindakan yang dilakukan pada pasien
didokumentasikan kedalam catatan keperawatan.
Faktor pendukung yang penulis dapatkan adalah keluarga pasien yang sangat
kooperatif dan dapat mengikuti saran dari dokter dan perawat ketika pasien
diberikan tindakan keperawatan. Faktor penghambat yang penulis temukan adalah
adanya keterbatasan waktu dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Alternatif
pemecahan masalah yang harus dilakukan penulis adalah dengan memanage
waktu semaksimal mungkin.

E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam penulisan proses keperawatan, pada
evaluasi ini penulis menilai sejauh mana tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai
dari diagnosa pada kasus Tn. M Pada diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan
trauma fisik setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dan
evaluasi sudah ada tanda-tanda nyeri berkurang.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian pada Tn, M didapatkan keluhan nyeri pada luka
bekas operasi bagian abdomen. Terdapat data riwayat pasien yaitu pernah
dioperasi hernia sekitar 2 tahun yang lalu. Dari data didapatkan prioritas diagnosa
dengan nyeri, diperoleh data bahwa klien mengatakan nyeri, nyeri pada bagian
abdomen bekas luka operasi. Klien mengatakan nyeri ketika bergerak,berbaring ke
kanan dan kekiri, kualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk, dengan skala nyeri 4,
dirasakan secara terus menerus.
Pada diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus juga terdapat dalam teori
klien post op adalah Nyeri berhubungan dengan trauma fisik.
Pada tahap perencanaan keperawatan disusun sesuai dengan masalah keperawatan
yang muncul. Dalam memprioritaskan masalah keperawatan dilihat dari
kebutuhan dan kondisi klien pada saat pengkajian.
Pada tahap pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
keperawatan yang telah dibuat dan didokumentasikan pada catatan keperawatan.
Pada tahap evaluasi yang dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2016 sampai 2
Agustus 2016 dari diagnosa keperawatan yang ada, diagnosa Nyeri berhubungan
dengan trauma fisik sudah teratasi.

B. SARAN
1. Perawat
Hubungan antara perwat dan tim kesehatan yang lain ,serta kerja sama perawat
dengan keluarga sangat diperlukan guna bertujuan membantu perkembangan
kesehatan dan kondisi pasien kearah yang lebih baik.
2. Mahasiswa
Mahasiswa sebelum ke lahan praktek sebaiknya lebih memahami konsep yang
terjadi dilapangan sehingga lebih siap dalam menghadapi kasus dan mengelola
pasien berdasarkan konsep keperawatan
3. Rumah sakit
Rumah sakit sebaiknnya memberika atau menyediakan fasilitas alat-alat
kesehatan untuk pelaksanaan tindakan keperawatan yang lebih baik dan lebih
lengkap. Serta rumah sakit diharapkan memberikan pelayanan kesehatan yang
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai