Anda di halaman 1dari 36

BAGIAN PROSTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kajian Pustaka
18 Agustus 2016
GIGI TIRUAN DENGAN DUKUNGAN GIGI: SEBUAH PENDEKATAN
PADA PROSTODONTIK PREVENTIF
(Tooth-Support over Dentures: An approach to Preventive Prosthodontics)

Nama

: Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana

NIM

: J111 11 149

Penguji

: Dr. drg. Ike Damayanti Habar, Sp.Pros

Hari/Tanggal

: Kamis, 18 Agustus 2016

Tempat

: RS.Gigi dan Mulut drg.Hj.Halimah Daeng Sikati

Jurnal Acuan : Journal Advanced Dental Research.Vol1/issue1/2016


DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
DAFTAR ISI
1

Halaman Depan ..

Daftar Isi ..

ii

Daftar Gambar

iii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang .


1.2 Tujuan Penulisan..

1
2

BAB II Tinjauan Pustaka ..

2.1 Definisi overdenture........


2.2 Indikasi overdenture..................................
2.3 Kontraindikasi overdenture......................
2.4 Pertimbangan klinis overdenture.............
2.5 Prognosis overdenture..
2.6 Klasifikasi overdenture.... ...
2.7 Kelebihan overdenture .............................................
2.8 Kekurangan overdenture...........................................................................
2.9 Kontruksi overdenture...............................................................................

3
4
5
5
8
12
14
15
16

BAB III Laporan Kasus .

21

BAB IV Pembahasan ..

27

BAB V Penutup ..

32

5.1 Simpulan .
5.2 Saran ....

32
32

DAFTAR PUSTAKA ..

33

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Radiografik panoramik............................................................................ 9

Gambar 2. Kartu Pemeriksaan.

10

Gambar 3. Proses Perencanaan

11

Gambar 4 Overdenture dengan coping ................... 17


Gambar 5.(a) Tampilan intra oral tampak Depan ...............

21

Gambar 5. (b) Tampilan intra oral dari lengkung maksila .............................. 21


Gambar 5. (c) Tampilan intra oral dari lengkung mandibula

21

Gambar 6. Cetakan diagnostik...........

22

Gambar 7. Gigi yang telah menjalani perawatan saluran akar.

23

Gambar 8. (a) Ruang pasak dibuat untuk capping logam pada maksila................ 23
Gambar 8. (b) Ruang pasak dibuat untuk capping logam pada mandibula........... 23
Gambar 9. Pengecekan capping logam.................................................................... 24
Gambar 10. (a) Wash impression akhir pada maksila....

24

Gambar 10. (b) Wash impression akhir pada mandibula.........

24

....................

Gambar 11. Cetakan akhir ....................................................................................... 25


Gambar 12. Try in gigitiruan..... 26
Gambar 13. Protesis akhir......................................................................................... 26
Gambar 14. Gigitiruan tahap akhir dalam mulut pasien..... 26

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama beberapa tahun silam telah dilaporkan hasil baik yang dicapai dengan
membuat gigi tiruan lengkap di atas gigi atau akar. Keuntungan yang diperoleh pasien
dari teknik ini dimana tinggi tulang alveolar dapat dipertahankan dan menambah
kestabilan giigi tiruan.9
Pemeliharaan jaringan yang tersisa merupakan hal yang sangat penting dan
tidak dapat tergantikan. Edentolous berkepanjangan mengarah resobsi tulang alveolar
dan meningkatkan dimensi vertikal dan ketidakcocokan gigi tiruan. Gigi tiruan
overdenture konvensional adalah pilihan utama pasien dengan kebersihan mulut yang
baik untuk mempertahankan jaringan keras dan jaringan lunak.2
Overdenture merupakan gigitiruan penuh atau sebagian yang menutupi dan
bertumpu pada satu atau lebih gigi asli yang tersisa, akar dari gigi asli, atau implant
dental. Overdenture memberikan banyak keuntungan dibanding gigitiruan penuh
konvensional terkait pemeliharaan tulang alveolar pendukung yang tersisa dan sejalan
dengan peningkatan stabilitas, dst.1
Perawatan prostodonsi preventif menjadi perhatian utama dari segala prosedur
yang dapat menunda atau menghilangkan masalah prostodonsi dikemudian hari dan
overdenture adalah bagian penting dari perawatan tersebut. Seorang pasien gigi
tir2uan penuh akan mengalami beberapa beberapa kerugian seperti kehilangan tulang
alveolar secara bertahap, memberikan tekanan dari oklusal gigi ke mukosa dan yang
paling parah adalah kehilangan kepercayaan diri. Overdenture dapat megurangi

penurunan tulang alveolar, meningkatkan kekuatan basis gigi tiruan dan


mengefisiensikan pengunyahan4
Merupakan suatu keuntungan besar bagi pasien jika gigi asli yang dimiliki
masih tetap bertahan di dalam rongga mulut dalam kondisi sehat dan dapat
dipertahankan. Dengan dipertahankannya gigi asli yang sehat selama mungkin di
dalam rongga mulut, maka kemungkinan penyusutan tulang rahang dapat
diminimalisasi, serta ambang rasa sensoris normal dan dimensi vertikal (tinggi
gigitan) yang baik masih dapat dimiliki oleh pasien. Seringkali terjadi kesalahan pada
diagnosis ataupun penatalaksanaan perawatan prostodontik di mana kurang
mempertimbangkan kemungkinan untuk mempertahankan sisa gigi asli yang masih
dapat digunakan sebagai retensi tambahan gigi tiruan lepasan penuh maupun
sebagian.8
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menyajikan sebuah metode pembuatan
overdenture dengan dukungan gigi asli dengan perlekatan capping logam.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI OVERDENTURE

Berkembangnya teknologi memungkinkan dokter gigi untuk memberikan pilihan


jenis gigi tiruan dan retensinya yang lebih beragam kepada pasien yang
membutuhkan gigi tiruan. Salah satu opsi yang diberikan adalah dengan overdenture
(OD).8
Teknologi ini adalah salah satu jenis gigi tiruan lepasan yang duduk pada satu
atau lebih gigi/akar gigi asli yang sudah dilakukan perawatan saluran akar atau pada
implan gigi. Gigi asli yang dipertahankan dan sudah dilakukan perawatan saluran
akar gigi (root canal treatment) dipotong pendek setinggi gusi, lalu diberikan
selubung metal yang bisa ditambahkan magnet atau jenis retainer lain sebagai retensi
tambahan.8
Overdenture merupakan salah satu dari metode paling praktikal yang digunakan
pada kedokteran gigi preventif dan sebagai pilihan yang lebih baik dibanding protesa
gigitiruan penuh lepasan dalam banyak pertimbangan. Overdenture diindikasikan
pada pasien dengan sedikit gigi yang dapat dipertahankan pada rahang.1
Overdenture merupakan gigitiruan penuh atau sebagian yang menutupi dan
bertumpu pada satu atau lebih gigi asli yang tersisa, akar dari gigi asli, atau implant
dental.1 Dengan mempertahankan elemen gigi asli dan/atau akarnya, keuntungan
yang didapat adalah peningkatan stabilitas dan retensi gigi tiruan, serta mempertahankan rangsang sensoris dan dimensi vertical. Overdenture merupakan upaya
paling akhir agar pasien tidak kehilangan gigi, dengan demikian mempertahankan
fungsi kunyah serta mencegah resorpsi tulang alveolar.6

Penanganan ini juga ditujukan pada pasien dengan kasus malrelasi ridge, pasien
yang membutuhkan gigitiruan tunggal, pasien dengan posisi lidah yang tidak
menguntungkan, perlekatan otot, atau rongga palatum yang dalam, yang
menyebabkan kesulitan untuk memperoleh stabilitas dan retensi protesis.1
2.2 INDIKASI OVERDENTURE
Indikasi dari overdenture antara lain:3
1. Overdenture diindikasikan ketika hasil dari perawatan sama atau lebih
baik daripada hasil perawatan lainnya.
2. Terdapat beberapa gigi sehat dengan jaringan periodontal yang sehat.
3. Bila perawatan pada gigi tiruan penuh mengalami prognosis buruk
seperti palatal yang dalam, sisa ridge yang terlalu rendah pada daerah
edentulous, xerostomia, dan terdapat celah palatal.

2.3 KONTRA INDIKASI OVERDENTURE


Kontraindikasi overdenture antara lain:3
1. Jaringian periodontal yang lemah yang tidak dapat member dukungan pada
gigi tiruan.
2. Jaringan lunak dan tulang rusak dan tidak dapat ditangani dengan pembedahan
3. Pasien dengan kebersihan mulut yang buruk
4. Ketika pasien secara psikologi tidak dapat menerima perawatan lain selain
gigi tiruan penuh
5. Kontraindikasi pada gigi yang di rawat saluran akar yang mengalami fraktur
vertical, porofrasi meknik terhadap akar, resopsi internal.
2.4 PERTIMBANGAN KLINIS OVERDENTURE

Overdenture saat ini merupakan salah satu pilihan prosedur klinik pembuatan
gigi tiruan lepasan sebagian atau penuh. Dengan mempertahankan sisa gigi asli yang
digunakan sebagai overdenture maka pasien mendapatkan banyak manfaat atau
kelebihan dari perawatan yaitu dapat mempertahankan eksistensi tulang alveolar,
retensi dan stabilisasi gigi tiruan lebih optimal. Dengan adanya pilihan perawatan gigi
overdenture maka pasien hendaknya meminta pendapat kedua bahkan ketiga ke
dokter gigi lain sebelum memutuskan untuk pencabutan gigi asli.8
Gigi yang masih dapat dipertahankan dan dapat digunakan untuk menambah
retensi pada gigi tiruan overdenture yaitu gigi yang sehat, memiliki rasio mahkota dan
akar yang ideal, mobilitas/ kegoyangan hendaknya minimal, memiliki jaringan
pendukung gusi dan tulang rahang yang sehat dan dapat dilakukan perawatan saluran
akar dengan sempurna.8
Gigi penyangga yang sehat untuk OD harus mempunyai mobilitas minimal,
kedalaman sulkus yang dapat dirawat, gingiva cekat yang perlekatannya cukup baik.
Faktor periodontal ini merupakan pertimbangan utama, dan hanya gigi potensial saja
yang dapat digunakan untuk penyangga OD. Tulang alveolar yang mendukung akar
gigi perlu diperhatikan pula. Dukungan tulang yang cukup sangat diperlukan untuk
mendukung gigi dari tekanan vertikal. Gigi penyangga hendaknya dikondisikan
sedemikian rupa, sehingga rasio mahkota: akar menjadi ideal.6
Mahkota klinis dikatakan sehat jika tidak ada karies. Faktor yang diperlukan
untuk mencapai dan mempertahankan mahkota yang secara klinis baik adalah:6

1. Pengenalan kerentanan pasien terhadap karies. Banyaknya gigi yang karies


pada saat diagnosis dan rencana perawatan menunjukkan kecenderungan
mudahnya terjadi karies, kecuali apabila ada perubahan nyata oral hygiene
dan kerentanan pasien.

2. Gigi penyangga di bawah OD harus dipreparasi, dibentuk dan dipoles untuk


mempermudah pembersihan plak;

3. Pemeliharaan di rumah secara rutin dan konsisten harus dijaga agar terbebas
dari plak;

4. Pada pasien rentan karies, gigi-gigi penyangga harus dirawat dengan cara
pemberian proteksi fluor secara berkala, melindungi sisa akar gigi dengan
restorasi glass ionomer, komposit atau penempatan coping.6
Bila perawatan endodontik diperlukan, harus dilakukan dengan cermat.
Perawatan endodontik gigi-gigi penyangga yang terpilih memungkinkan pengasahan
panjang mahkota dan menambah rasio mahkota: akar, serta memperlebar jarak
interoklusal, sehingga memudahkan penyusunan anasir gigi tiruan. Pengasahan
mahkota klinis gigi sampai batas margin gingiva dapat mengurangi kegoyangan gigi
sebesar 40%.6
Pada pasien edentulous (sudah tidak memiliki gigi), bagian anterior kedua
lengkung gigi sangat rentan terhadap resorpsi. Oleh karena itu, adalah
menguntungkan apabila mempertahankan gigi-gigi anterior. Gigi-gigi rahang bawah

lebih penting karena keberadaannya sangat strategis sebagai pendukung gigi tiruan.
Apabila tidak ada gigi yang dapat digunakan, suatu gigi yang berdiri sendiri dapat
dijadikan sebagai penyangga untuk overdenture. Gigi molar tunggal dapat
memberikan dukungan besar terhadap stabilitas suatu overdenture.6
Sering kali gigi yang dipertahankan menyebabkan undercut pada ridge bagian
labia; hal ini tidak akan terjadi apabila gigi dicabut. Inklinasi gigi ke arah labial akan
menyulitkan arah pasang, khususnya apabila disertai undercut lingual. Retensi
premolar atau insisif mungkin masih memberikan arah pasang yang mudah dan masih
melindungi lengkung gigi anterior dari tekanan yang berlebihan.6
Jika risiko penyakit periodontal dan karies tidak dikurangi, maka penyakit akan
tetap aktif. Pada awal perawatan, aktivitas penyakit harus diidentifikasi dan sifat-sifat
penyakit diinformasikan. Pasien harus menyadari perlunya kontrol penyakit mulut
dan harus bersedia mengikuti tindakan preventif. Pembersihan plak gigi dan gigi
tiruan secara teratur sangat penting.6
Gigi penyangga dengan kontak terbuka memungkinkan pembersihan plak secara
mudah dan efektif dengan sikat gigi; pasien harus dilatih dan diminta mempraktekkan
pengambilan plak secara efektif. Instruksi dan penegasan pentingnya memelihara kebersihan mulut, perlu untuk mengubah kebiasaan pasien. Pemeriksaan ulang dengan
interval maksimum 6 bulan akan memelihara kondisi prostetik, restorasi dan periodontal pasien dengan memadai.6
Persentase karies gigi-gigi penyangga overedenture 6 30% pertahun karena
hilangnya daya kerja pembersihan dari lidah dan pipi, serta daya buffer saliva.
10

Fluoride topikal atau yang terdapat pada pasta gigi, serta anti-mikroba seperti
chlorhexidine 1% sangat efektif mencegah karies.6

2.5 PERENCANAAN OVERDENTURE


Dasar-dasar dari setiap perencanaan prostetik adalah pemeriksaan klinis dan
radiologis yang menyeluruh serta diagnosa seperti yang telah digambarkan pada
bagian gigi tirruan lengkap. Bagi perawatan overdenture, evaluasi dan perhatian yang
cermat juga harus diberikan kepada kesehatan gigi yang tersisa, jaringan periodontal,
tes vitalitas dan radiografis. Riwayat kesehatan umum juga sangat penting. Seringkali
faktor-faktor non klinis (status sosial, keuangan, harapan dan kebutuhannya,
kemampuan dan keinginan untuk bekerja sama) lebih menentukan daripada keadaan
klinik.10
1. Radiografik panoramik
Radiografik panoramik memberikan pandangan yang sangat baik bagi rencana
perawatan. Film intra oral dari tiap gigi sangat diperlukan untuk mengevaluasi
secara terperinci. 10

11

Gambar 1. Radiografik panoramik


Sumber: Overdenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik. [internet]. Available from
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/11/overtenture_untuk_menunjang_perawatan_prost
etik.pdf.Accessed 19 Agustus 2016

2. Kartu Pemeriksaan
Semua hasil pemeriksaan klinis dicatat pada kartu pemeriksaan. Diantaranya
adalah kegoyangan gigi, kedalaman poket, perlekatan gusi, keadaaan inflamsi
dari tepi gusi dan indeks plak sebagai parameter dari kondisi periodontal
ditambah vitalitas gigi dan kondisi jaringan keras gigi (karies dan erosi
servikal). 10

12

Gambar 2. Kartu Pemeriksaan


Sumber: Overdenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik. [internet]. Available from
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/11/overtenture_untuk_menunjang_perawa
tan_prostetik.pdf.Accessed 19 Agustus 2016

3. Proses Perencanaan
Rencana perawatan pada tafhap pertama gigi-gigi yang dapat dipertahankan
diidentifikasi, pada tahap kedua keperluan untuk retensinya ditentukan. Hanya
pada tahap lanjut rencana protesa definitif dan pembuatan disainnya
dibuat. 10

13

Gambar 3. Proses Perencanaan


Sumber: Overdenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik. [internet]. Available from
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/11/overtenture_untuk_menunjang_perawa
tan_prostetik.pdf.Accessed 19 Agustus 2016

a. Perencanaan tahap 1
Mengidentifikasi gigi yang masih dapat dipertahankan dan tidak ada harapan.
Tahap ini dilakukan secara cermat dengan melakukan identifikasi pada
indikasi-indikasi. 10
b. Perencanaan tahap 2
Menetapkan manfaat dan atau perlunya mempertahankan pada gigi-gigi yang
dapat dipertahankan. Berdasarkan hasil ini, pilihan perawatan disampaikan
dan didiskusikan dengan pasien. Selanjutnya menyusun rencana sementara
dan menyampaikan terapi awal yang diperlukan. 10
c. Perencanaan tahap 3
Menetapkan rencana perawatan tetap berdasarkan jumlah gigi penyangga dan
tipe konstruksi. Hal ini hanya dapat dilakukan setelah reevaluasi intensif
rencana sementara berdasarkan kondisi yang ada pada akhir perawatan awal.

14

Keputusan akhir mengenai detil konstruksi tidak dibuat hingga sesudah uji
coba akhir pada gigi tiruan percobaan.
- Keputusan evaluasi negatif: tanpa overdenture
- Keputusan evaluasi positif: rencana perawatan sementara
- Keputusan evaluasi kembali negatif sementara: perawatan awal lebih
-

lanjut
Keputusan evaluasi kembali negatif tetap: perawatan dengan overdenture
Keputusan evaluasi kembali positif tetap: rencana perawatan tetap.10

2.6 KLASIFIKASI OVERDENTURE


Klasifikasi overdenture berdasarkan metode persiapan gigi penyangga yaitu7
1. Gigi penyangga tanpa coping
Akar gigi penyangga telah diseleksi, kemudian dipreparasi hingga
ketinggian mahkota 2-3mm dan permukaannya dibuat cembung atau
berbentuk kubah (dome shape). Sebagian besar gigi yang dijadikan penyangga
memerlukan perawatan endodontic dengan restorasi amalgam atau komposit.
2. Gigi penyangga dengan coping
Coping logam hasil casting dengan permukaan berbentuk kubah
dengan akhiran bebentuk chamfer pada perbatasan ginggiva. Ada dua
macam coping yang dapat digunakan yaitu koping pendek dan panjang.
Coping logam yang pendek memiliki ukuran 2-3mm dan secara
normal memerlukan perawatan endodontic karena preparasi pada mahkota
akar akan menyebabkan terbukanya pulpa. Perlekatan pada coping logam
adalah pasak yang tepat pada saluran akar. Oleh karena itu, saluran akar lebih
baik dengan bahan soft gutta percha dibanding bahan logam.
Coping logam yang panjang memiliki ukuran 5-8mm. Coping ini
dibuat untuk menghindari perawatan endodontik dengan cara mengurangi
struktur mahkota gigi secara konservatif. Hasil akhirnya adalah coping
15

mahkota yang berbentuk elips yang panjang dan rasio mahkota akar yang
lebih besar, sehingga coping logam yang panjang membutuhkan dukungan
tulang yang lebih besar.
3. Gigi penyangga dengan perlekatan
Tujuan pemakaian alat perlekat ini adalah untuk memperoleh fiksasai
dan atau retensi pada basis gigi tiruan. Hal yang mendasar ketika
mempertimbangkan perlekatan adalah apakah perlekatan tersebut bias
member dukungan terhadap tulang alveolar dan periodontal
2.7 KELEBIHAN OVERDENTURE
Perawatan overdenture memberikan keuntungan bagi pasien yang membutuhkan
gigi tiruan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain:8
1. Pasien merasakan kenyamanan dan memberikan efek positif secara psikologis
karena gigi asli yang masih bertahan dapat dimanfaatkan.
2. Resorbsi tulang minimal karena masih ada gigi asli yang dipertahankan dan
dapat melindungi tulang rahang dari penekanan gigi tiruan serta dapat
mempertahankan ketinggian tulang rahangnya.
3. Dengan dipertahankannya gigi asli berikut jaringan pendukungnya, maka
proprioseptor normal masih dapat dirasakan pasien saat menerima beban
kunyah (dalam hal dimensi dan konsistensi makanan), menunjang
kemampuan mengunyah dan adaptasi terhadap gigi tiruan.

16

4. Retensi dan stabilisasi gigi tiruan lebih baik karena tinggi tulang rahang
dipertahankan, ditambah adanya tambahan retensi gigi tiruan yang dicekatkan
pada akar gigi asli seperti magnet ataupun alat retentif lainnya.
5. Bagian gigi tiruan yang menutupi jaringan gusi atau mulut lebih minimal
dengan adanya tambahan retensi overdenture sehingga pasien terasa lebih
nyaman.
Overdenture memiliki kelebihan antara lain:3
1. Overdenture lebih efektif daripada metode perawatan lainnya.
2. Overdenture memberikan tingkat kepuasan yang tidak dapat diberikan dari
gigi tiruan sebagian atau lengkap konvensional.
3. Gigi alami membantu menstabilkan dan menstatiskan basis gigi tiruan.
4. Pasien dengan kelainan celah palatal, anadontia sebagian, amalogenesis
imferfecta dapat di rawat dengan overdenture.
5. Stabilitas yang didapatkan lebih baik dibandingkan gigi tiruan sebagian
lepasan konvensional.
6. Perawatan peridonsium mudah dilakukan karena protesis overdenture dapat
dilepaskan.
7. Walaupun gigi abutmen yang digunakan untuk overdenture telah hilang,
overdenture dapat diubah menjadi gigi tiruan konvensional dengan prosedur
relining.
2.8 KEKURANGAN OVERDENTURE
Perawatan tersebut juga memiliki kekurangan untuk nantinya dipertimbangkan
oleh pasien yang membutuhkan gigi tiruan, antara lain: 8

17

1. Membutuhkan biaya lebih untuk perawatan saluran akar, pembuatan restorasi


overdenture dengan logam tuang (semi precious metal) dan tambahan
retentifnya seperti magnet.
2. Membutuhkan perhatian lebih dari pasien untuk menjaga kebersihan di
sekeliling sisa akar gigi asli yang berbatasan dengan overdenture. Daerah
tersebut mudah terkena plak dan mudah terkena karies sekunder sehingga
pasien disarankan untuk kontrol ke dokter gigi teratur setiap enam bulan
sekali, juga aplikasi r/), topikal untuk perawatan sehari-hari.
Kekurangan overdenture antara lain:3
1. Bisa saja terjadi undercut yang menyebabkan sisa makan tersangkut pada gigi
retensi.
2. Bila perawatan tidak tepat makan gigi yang dirawat menjadi rentan terhadap
karies dan kerusakan periodontal yang bias mengarah pada kehilangan gigi.
3. Kadang-kadang karena undercut kontur gigi tiruan menjadi kelebihan dan
menybabkan bibir terasa penuh dan bias mengganggu masalah estetika.
4. Ruang antar rigde cukup penting.
2.9 KONTRUKSI OVERDENTURE
Konstruksi OD dapat diaplikasikan baik pada rahang atas dan bawah dalam
bentuk POD ataupun COD. Untuk kepuasan dan kenyamanan pemakaian, pada basis
dan permukaan gigi penyangga dapat ditambahkan alat magnet ataupun diberi
perluasan logam tuang (coping).6 Sebuah koping yang di pasang pada abutmen
disebut primary coping. Lengan atau koping yang diletakan diatas primary coping
disebut secondary coping.5
18

Ada empat tipe dasar dari koping :6


1.
2.
3.
4.

Long coping ( 6-8mm untuk gigi vital)


Medium coping ( 4-6mm untuk gigi vital dan non-vital)
Medium short coping ( 2-4mm untuk gigi non-vital)
Short coping (1-2mm untuk gigi non-vital)

Gambar 4. Overdenture dengan coping


Sumber: Dandekeri Shilpa, MK Sowmya, Prasad D Krishna. Conventional Overdenture
Technique:An Evergreen Prosthodontic Treatment Solution for edentulous patients: A Case Report.
International Journal of Biomedical And Advance Research 2013: 4 (10) : 755

Seperti halnya konstruksi gigi tiruan konvensional, konstruksi overdenture dapat


disiapkan segera/sesaat. Pada konstruksi immediate overdenture ini perawatan
periodontik dan endodontik telah dilaksanakan sebelumnya. Perlu dilakukan occlusal
adjustment untuk membebaskan adanya kontak prematur. Gigi-gigi terutama akarakar gigi yang tidak dapat dipertahankan sebagai penyangga dicabut. Pada model
kerja mahkota gigi dipotong 2mm di atas margin gingiva, selanjutnya melakukan
prosedur laboratorium untuk pembuatan gigi tiruan. Pada prosedur klinis saat
immediate overdenture akan diinsersi, gigi-gigi penyangga disiapkan, mahkotanya
dipotong.

Permukaan

mahkota

yang

terpotong/terbuka

hendaknya

diberi

19

perlindungan dengan gel fluorida, restorasi glass ionomer, komposit ataupun


pemasangan keeper magnet.6
Jaringan pendukung di bawah immediate overdenture perlu dikondisikan agar
terhindar dari trauma atau iritasi. Karena perbedaan karakteristik jaringan di bawah
immediate overdenture yaitu antara gigi-gigi dan mukosa, perlu pemberian bahan
tissue conditioner untuk menghindari beban berlebih. Bahan ini sifatnya sementara,
dapat diganti dengan bahan definitif yaitu resin akrilik apabila jaringan pendukung telah terkondisikan.6

2.10 PROGNOSA OVERDENTURE


Konsekuensi tambahan dapat terlihat
membahayakan

hasil

pengobatan

serta

selama

prognosa.

masa

perawatan

dan

Dibawah

kondisi

yang

menguntungkan, jaringan rusak yang terinflamasi selama preparasi gigi secara


perlahan akan membaik dan resesi gusi pun muncul. Hasil kondisi periodontal
kemungkinan agak lebih baik dari sebelumnya. Bagaimanapun bila resesi gusi tidak
diantisipasi dan preparasi akar tidak dimodifikasi dan kemudian diperpendek, maka
ruang yang sebenarnya dapat dipergunakan sebagai bagian retentif akan percuma
saja.10
Dibawah kondisi yang tidak baik seperti kebersihan mulut yang buruk, penempatan
tepi koping akar pada subgingiva atau pembuatan koping akar dan landasan gigi
tiruan yang tidak tepat, maka luka yang terjadi saat preparasi gigi pada jaringan yang

20

terinflamasi tidak akan sembuh. Hiperplasi gusi dan jaringan granulasi bertambah,
yang pada banyak kasus nantinya membutuhkan pengangkatan secara bedah. Bila
tidak terdapat lagi perlekatan gusi, maka mukosa bergerak dapat memberikan
tegangan pada tepi gusi dan menyebabkan resesi yang berlanjut. Bagaimanapun
situasi ini tetap dapat diatasi bahkan setelah gigi tiruan selesai dibuat. Untuk itu perlu
dasar-dasar dari setiap perencanaan prostetik adalah pemeriksaan klinis dan
radiologis yang menyeluruh serta diagnosa seperti yang telah digambarkan pada
bagian gigi tirruan lengkap. Bagi perawatan overdenture, evaluasi dan perhatian yang
cermat juga harus diberikan kepada kesehatan gigi yang tersisa, jaringan periodontal,
tes vitalitas dan radiografis. Riwayat kesehatan umum juga sangat penting. Seringkali
faktor-faktor non klinis (status sosial, keuangan, harapan dan kebutuhannya,
kemampuan dan keinginan untuk bekerja sama) lebih menentukan daripada keadaan
klinik.10
Sebelum pasien ditangani dengan suatu overdenture, biasanya diperlukan suatu
kondisi jaringan melalui suatu tahap persiapan yang meliputi prosedur periodontal,
prostetik, bedah dan endodontik. Tindakan-tindakan tersebut adalah penting karena
akan memberikan kontribusi terhadap prognosis kesehatan dan perawatan dari
periodontal di sekitar gigi penyangga.10
Sebagai bantuan dalam membuat keputusan ada 4 parameter dimana kondisi
klinis yang nyata dari setiap gigi dan prognosanya harus saling berhubungan.
Parameter itu adalah: lokasi strategis dari tiap gigi, beban yang akan ditahan,

21

kebersihan mulut penderita serta perluasan perawatan yang diperlukan untuk


mempertahankan gigi.10
1. Lokasi strategis dari gigi diukur dengan seberapa besar kehilangan gigi tersebut
akan mempengaruhi disain dari protesa. Makin sedikit gigi yang tersisa dan
makin kuat indikasinya untuk overdenture, makin besar kepentingan strategis
dari tiap gigi.
2. Jika prognosa gigi akan menjadi buruk oleh daya yang biasa (sebagai contoh
dimana garis dukungan diantara dua gigi sandaran akan menempatkan gigi
penyangga ketiga dibawah tekanan), nilai strategisnya harus dievaluasi dengan
perhatian khusus.
3. Kebersihan mulut yang baik akan

meningkatkan kesempatan

untuk

mempertahankan gigi meskipun pada gambaran klinis awal dan radiologisnya


buruk. Kesehatan mulut yang buruk yang gagal diperbaiki selama tahap
perawatan preprostetik adalah alasan dalam pemilihan gigi sandaran khususnya
bila overdenture dimaksudkan sebagai pemecahan untuk waktu yang cukup
lama dan jangka panjang.
4. Akhirnya perlu perawatan yang diperpanjang untuk meyelamatkan gigi
penyangga harus dipertimbangkan karena memerlukan tambahan waktu dan
biaya.10

22

BAB III
LAPORAN KASUS
Pasien wanita berusia 55 tahun datang ke Departemen Prostodontik, Fakultas
Ilmu Kedokteran Gigi, IMS, BHU, Varanasi, dengan keluhan utama kesulitan
mengunyah karena kehilangan gigi. Tidak terdapat riwayat medis yang relevan dapat
mempengaruhi perawatan prostodontik. Pemeriksaan ekstra oral menunjukkan tidak
adanya abnormalitas. Pemeriksaan intraoral menunjukkan hubungan ridge maksila
dan mandibula yang baik. Hanya terdapat gigi 14,16,24,26 pada lengkung maksila
dan gigi 33,43 pada lengkung mandibula (Gambar 5a, 5b, 5c).

Gambar 5. (a) Tampilan intra oral tampak


Depan

Gambar 5. (b) Tampilan intra oral dari


lengkung maksila

Gambar 5. (c) Tampilan intra oral dari


lengkung mandibula

23

Sumber : Rajul Vivek, TP Chaturvedi, Atul Bhatnagar. Tooth-Support over Dentures: An approach to
Preventive Prosthodontics. Journal Advanced Dental Research, Oral Health. 2016; 1(1)

Pemeriksaan radiografi menunjukkan dukungan tulang

dan panjang akar

yang baik. Pilihan perawatan yang berbeda untuk pasien ini adalah dilaksanakan
ekstraksi pada gigi yang tersisa dari kedua rahang dengan pemasangan gigitiruan
penuh konvensional, Overdenture dengan dukungan implant dan Overdenture dengan
dukungan gigi alami. Pasien menolak pilihan perawatan protesis dengan dukungan
implant karena membutuhkan prosedur bedah tambahan, durasi fase perawatan yang
lebih panjang dan terkait pembiayaan.
Direncanakan untuk melaksanakan pembuatan Overdenture maksila dan
Overdenture mandibula dengan perlekatan ekstra koronal. Dibuat pengambilan
orthopantomogram (OPG) dan dibuat model diagnostik (Gambar 6).

Gambar 6. Cetakan diagnostik


Sumber : Rajul Vivek, TP Chaturvedi, Atul Bhatnagar. Tooth-Support over Dentures: An approach to
Preventive Prosthodontics. Journal Advanced Dental Research, Oral Health. 2016; 1(1)

Galengan gigit dibuat pada model diagnostik untuk menentukan perkiraan


dimensi vertikal oklusi. Pencatatan dimensi vertikal ditentukan melalui fonetik dan

24

estetik. Artikulasi diagnostik memberikan bantuan terhadap penilaian ruang antar


lengkung yang tersedia dan didapatkan adekuat pada kasus ini. Didapatkan ruang
cukup untuk Overdenture dengan capping pendek namun kurang untuk Overdenture
dengan dukungan bar. Setelah perawatan saluran akar pada 14,16,24,26,33,43
(Gambar 7), gigi tersebut dipreprasi menggunakan bur diamond taper round-end
dengan akhiran servikal chamfer dibuat subgingiva.

Gambar 7. Gigi yang telah menjalani perawatan saluran akar


Sumber : Rajul Vivek, TP Chaturvedi, Atul Bhatnagar. Tooth-Support over Dentures: An approach to
Preventive Prosthodontics. Journal Advanced Dental Research, Oral Health. 2016; 1(1)

Preparasi untuk pasak diselesaikan dengan 4 mm lebih pendek dari panjang


apikal (Gambar 8a, 8b). Pasak kustom dibuat dengan bantuan potongan korek api
dengan pola resin (Duralay inlay pattern resin). Capping dibuat berbentuk kubah dan
pola resin yang berlebih dipotong. Diperlukan kehati-hatian untuk melihat apakah
terdapat penetrasi total ke dalam ruang saluran akar dan tidak terlihat adanya
gelembung.

25

Gambar 8. (a) Ruang pasak dibuat untuk


capping logam pada maksila

Gambar 8. (b) Ruang pasak dibuat untuk


capping logam pada mandibula

Sumber : Rajul Vivek, TP Chaturvedi, Atul Bhatnagar. Tooth-Support over Dentures: An approach to
Preventive Prosthodontics. Journal Advanced Dental Research, Oral Health. 2016; 1(1)

Pasak kemudian dipasangkan dan di casting pada alloy logam dasar (Hera P,
Heraeniumat cobalt chromium alloys, Heraeus Kulzer). Capping yang dibuat
diperiksa untuk kecocokan dalam mulut pasien dan disementasi dengan semen glass
ionomer (Gambar 9). Ketebalan capping tidak boleh lebih dari 1 mm.

Gambar 9. Pengecekan capping logam


Sumber : Rajul Vivek, TP Chaturvedi, Atul Bhatnagar. Tooth-Support over Dentures: An approach to
Preventive Prosthodontics. Journal Advanced Dental Research, Oral Health. 2016; 1(1)

Cetakan primer untuk lengkung maksila dan mandibula dibuat dengan alginat
(vignette). Dilakukan pembuatan model dengan pengecoran cetakan dan sendok cetak
khusus dibuat menggunakan resin akrilik self curing. Bolder molding dilakukan
untuk kedua rahang dengan low fusing compound (Gambar. 10a, 10b).

26

Gambar 10. (a) Wash impression akhir pada


maksila

Gambar 10. (b) Wash impression akhir pada


mandibula

Sumber : Rajul Vivek, TP Chaturvedi, Atul Bhatnagar. Tooth-Support over Dentures: An approach to
Preventive Prosthodontics. Journal Advanced Dental Research, Oral Health. 2016; 1(1)

Cetakan akhir untuk kedua lengkung rahang dibuat dengan regular body
elastomer (AquasilTM Ultra Monophase DECA, Regular Set-Dentsply, Germany)
(Gambar 11). Model utama dibuat dengan penuangan gips tipe IV pada cetakan
(Ultrarock, Kalabhai Karson Pvt. Ltd.). Capping pada model utama ditutup dengan
malam dan record base dibuat setelah mengaplikasikan bahan separasi. Penempatan
malam diatas abutment mencegah fraktur pada model selama pelepasan basis
pencatatan sementara pada saat dewaxing. Galengan gigit dibuat; dilakukan
pencatatan relasi maksilomandibular dan dipindahkan ke artikulator semi-adjustable
dengan bantuan busur wajah/ face bow.

Gambar 11. Cetakan akhir


Sumber : Rajul Vivek, TP Chaturvedi, Atul Bhatnagar. Tooth-Support over Dentures: An approach to
Preventive Prosthodontics. Journal Advanced Dental Research, Oral Health. 2016; 1(1)

27

Penyusunan gigi selesai dilakukan, dievaluasi dalam mulut pasien untuk


fonetik, relasi vertikal dan sentrik, dan pada tahapan akhir estetik. Dimensi vertikal
diverifikasi dan dilaksanakan pemeriksaan kontak sentrik eksentrik (Gambar 12).

Gambar 12. Try in gigitiruan


Sumber : Rajul Vivek, TP Chaturvedi, Atul Bhatnagar. Tooth-Support over Dentures: An approach to
Preventive Prosthodontics. Journal Advanced Dental Research, Oral Health. 2016; 1(1)

Persetujuan pasien telah didapatkan, dan curing gigitiruan akhir dilakukan


pada resin akrilik heat cure (Lucitone199 denture base material, Dentsply,Germany)
(Gambar 13).

Gambar 13. Protesis akhir


Sumber : Rajul Vivek, TP Chaturvedi, Atul Bhatnagar. Tooth-Support over Dentures: An approach to
Preventive Prosthodontics. Journal Advanced Dental Research, Oral Health. 2016; 1(1)

Gigitiruan diberikan kepada pasien yang disertai dengan instruksi mengenai


insersi dan pelepasan, makan dan berbicara maupun pemeliharaan gigitiruan.
Dilaksanakan follow up secara periodik. (Gambar 14)

28

Gambar 14. Gigitiruan tahap akhir dalam mulut pasien


Sumber : Rajul Vivek, TP Chaturvedi, Atul Bhatnagar. Tooth-Support over Dentures: An approach to
Preventive Prosthodontics. Journal Advanced Dental Research, Oral Health. 2016; 1(1)

BAB IV
PEMBAHASAN
Konsep overdenture meliputi sejumlah kemungkinan pemecahan untuk
pasien-pasien dengan kehilangan hampir seluruh giginya. Dukungan biasanya
diperoleh dari jaringan periodontal dan mukosa serta bentuk luarnya mirip dengan
gigi tiruan lengkap. Di Inggris disebut overdentures dan di Jerman disebut
Prothesenhybrid. Kedua istilah ini menggambarkan gigi tiruan lengkap dengan
sebagian didukung oleh gigi asli, istilah yang pertama menggambarkan penutupan di
bagian luar, sementara istilah yang kedua menunjukkan konstruksi dua bentuk.
Semuanya menunjukkan konsep yang penting.10
Ide untuk meninggalkan sisa akar gigi di rahang dan membuat gigi tiruan di
atasnya telah dikenal lebih dari seratus tahun. Tujuannya adalah untuk menghambat
atau mencegah resorpsi linggir tersisa yang tidak dapat dihindari selalu mengikuti
setelah pencabutan gigi.10 Pemeliharaan dari sisa struktur pendukung dan
mengembalikan struktur yang hilang dengan cara sedemikian rupa untuk memberikan
layanan maksimum untuk jumlah waktu pemanfaatan maksimum.1

29

Prostodontik preventif menekankan pentingnya semua prosedur yang dapat


memperlambat atau menghilangkan masalah gigitiruan di masa yang akan datang dan
Overdenture merupakan bagian penting dalam perawatan preventif.
Penelitian terkini tampaknya mendukung pernyataan bahwa perawatan dengan
overdenture merupakan alternatif yang sangat efektif dari perawatan gigi tiruan
lengkap secara konvensional, dan penggunaannya dalam praktek sehari-hari cukup
meyakinkan. Tetapi sifat sebenarnya dari desain overdenture serta hubungannya
dengan plak harus selalu diingat bila upaya perawatan yang baik ini diharapkan dapat
mencapai hasil yang optimal.9
Seringkali terjadi kesalahan pada diagnosis ataupun penatalaksanaan
perawatan prostodontik di mana kurang mempertimbangkan kemungkinan untuk
mempertahankan sisa gigi asli yang masih dapat digunakan sebagai retensi tambahan
gigi tiruan lepasan penuh maupun sebagian. Konsep tersebut sangatlah tidak tepat,
kecuali jika memang seluruh kondisi gigi asli tersisa tidak sehat atau tidak mungkin
lagi untuk dipertahankan.8
Merupakan suatu keuntungan besar bagi pasien jika gigi asli yang dimiliki
masih tetap bertahan di dalam rongga mulut dalam kondisi sehat dan dapat
dipertahankan. Dengan dipertahankannya gigi asli yang sehat selama mungkin di
dalam rongga mulut, maka kemungkinan penyusutan tulang rahang dapat
diminimalisasi, serta ambang rasa sensoris normal dan dimensi vertikal (tinggi
gigitan) yang baik masih dapat dimiliki oleh pasien.8

30

Overdenture saat ini merupakan salah satu pilihan prosedur klinik pembuatan
gigi tiruan lepasan sebagian atau penuh. Dengan mempertahankan sisa gigi asli yang
digunakan sebagai overdenture maka pasien mendapatkan banyak manfaat atau
kelebihan dari perawatan yaitu dapat mempertahankan eksistensi tulang alveolar,
retensi dan stabilisasi gigi tiruan lebih optimal. Dengan adanya pilihan perawatan gigi
overdenture maka pasien hendaknya meminta pendapat kedua bahkan ketiga ke
dokter gigi lain sebelum memutuskan untuk pencabutan gigi asli.8
Pembuatan Overdenture dengan dukungan gigi asli merupakan langkah yang
mengarah ke prostodontik preventif. Berdasarkan Zarb dkk, keuntungan dari
Overdenture termasuk retensi dan stabilitas, terutama pada gigitiruan rahang bawah. 1
Untuk itu perlu untuk diperhatikan dalam mempertimbangkan periodontal retained
teeth (gigi-gigi yang dipertahankan) di bawah overdenture, karena hanya gigi-gigi
potensial saja yang dapat digunakan sebagai penyangga overdenture. Gigi-gigi
tersebut hendaknya memiliki mobilitas minimal,

kedalaman sulkus yang dapat

dirawat serta attached gingiva melekat dengan baik.6


Overdenture maksila memberikan keuntungan yang baik ketika berantagonis
dengan gigi anterior mandibula yang tersisa, karena metode ini dapat membantu
dalam pemeliharaan ridge terhadap resorpsi dari tekanan mastikasi. Berbagai teknik
telah digunakan dalam perawatan pada gigi yang berperan sebagai abutment untuk
Overdenture berkisar modifikasi gigi sederhana dan reduksi, preparasi gigi dengan
capping yang dicetak pada gigi yang telah dirawat endodontik dengan amalgam plug
atau cetakan capping menggunakan beberapa jenis perlekatan. Terapi saluran akar
31

merupakan fase preparasi yang dibutuhkan untuk gigi yang telah dipilih; lebih dipilih
pada gigi berakar tunggal atau ganda dengan saluran akar yang dapat diakses dengan
mudah. Gigi yang mengalami mobilitas karena kehilangan tulang dapat diterima
untuk pendukung Overdenture ketika mahkota klinis direduksi hingga mencapai
setara tinggi ridge.1
Dasar pikiran utama dari perawatan Overdenture dengan dukungan gigi
adalah untuk memindahkan tekanan oklusal sepanjang aksis panjang dari gigi
pendukung, untuk meminimalkan torque horisontal dan untuk memberikan
kemungkinan situasi yang lebih optimal untuk ligamen periodontal. Rissin dkk pada
tahun 1978 membandingkan kemampuan mastikasi pada pasien dengan gigitiruan
penuh dan overdenture. Peneliti ini mendapatkan bahwa pasien dengan Overdenture
memiliki efisiensi pengunyahan sepertiga lebih tinggi dibanding pasien dengan
gigitiruan penuh. Dalam kasus prostesis Overdenture, sensasi proprioseptif tetap
dipertahankan, dan karenanya terdapat sensitivitas direksional; diskriminasi
dimensional; respon kaninus dan sensitivitas taktil. Ambang sensitivitas rata-rata
didapatkan 10 kali lebih baik pada pengguna gigitiruan dibanding pasien edentulous.1
Konsep overdenture dapat diterapkan pada rahang atas maupun bawah,
demikian pula dapat digunakan untuk menambah retensi gigi tiruan lepas sebagian
maupun penuh. Gigi asli yang masih layak dipertahankan untuk digunakan sebagai
tambahan retensi overdenture tentunya harus mendapatkan pemeriksaan seksama oleh
seorang dokter gigi secara intra oral langsung di dalam mulut serta didukung oleh
pemeriksaan penunjang radiologi. Gigi yang masih dapat dipertahankan dan dapat
32

digunakan untuk menambah retensi pada gigi tiruan overdenture yaitu gigi yang
sehat, memiliki rasio mahkota dan akar yang ideal, mobilitas/ kegoyangan hendaknya
minimal, memiliki jaringan pendukung gusi dan tulang rahang yang sehat dan dapat
dilakukan perawatan saluran akar dengan sempurna.8
Dasar-dasar dari setiap perencanaan prostetik adalah pemeriksaan klinis dan
radiologis yang menyeluruh serta diagnosa seperti yang telah digambarkan pada
bagian gigi tirruan lengkap. Bagi perawatan overdenture, evaluasi dan perhatian yang
cermat juga harus diberikan kepada kesehatan gigi yang tersisa, jaringan periodontal,
tes vitalitas dan radiografis. Riwayat kesehatan umum juga sangat penting. Seringkali
faktor-faktor non klinis (status sosial, keuangan, harapan dan kebutuhannya,
kemampuan dan keinginan untuk bekerja sama) lebih menentukan daripada keadaan
klinik.10
Pada praktek klinis rutin, Overdenture perlu dianggap sebagai perawatan untuk
pasien yang hanya memiliki sedikit gigi yang tersisa dalam kavitas rongga mulut.
Oleh karena itu dapat dianggap bahwa aplikasi Overdenture terbatas dan
keberhasilannya bergantung pada penilaian dan kemampuan dokter gigi serta
motivasi pasien untuk mempertahankan kebersihan rongga mulut yang baik.1 Pasien
yang memakai OD rentan terhadap karies, terutama pada gigi-gigi yang terletak di
bawah basis. Oleh karena itu kebersihan mulut perlu diperhatikan, dengan perawatan
di rumah ataupun kontrol periodik ke dokter gigi.6

33

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan

Overdenture dengan dukungan gigi alami merupakan salah satu dari


perawatan terbaik untuk kondisi edentulous. Dalam laporan kasus, diperlihatkan
penggunaan abutment akar sebagai bantuan terhadap dukungan gigitiruan penuh.
Penggunaan Overdenture sering dipilih karena keuntungan mekanikal yang
dimilikinya. Walau gigi yang disisakan dapat mengalami masalah periodontal, gigi ini
masih dapat untuk memberikan dukungan yang cukup untuk transmisi tekanan
mastikasi dan reseptor ligamen periodontal untuk inisiasi rahang untuk membuka.
Overdenture dengan dukungan gigi merupakan bagian terdepan sebagai perawatan
yang memasukkan konsep prostodontik preventif sebagai intinya. Namun, perlu
untuk tidak melupakan dasar pemikiran awal, dan kembali menghidupkannya dan
menjadikan bagian rutin dalam praktek klinis.

5.2 Saran

34

Untuk mendapatkan rehabilitasi Overdenture yang berhasil, dokter gigi perlu


untuk berhati-hati selama pemilihan kasus dan preparasi abutment dan follow up
periodik yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Rajul Vivek, TP Chaturvedi, Atul Bhatnagar. Tooth-Support over Dentures: An
approach to Preventive Prosthodontics. Journal Advanced Dental Research, Oral
Health. 2016; 1(1)
2. Eswaran, Rai Ratika, Maheswari. Overlay denture - A Preventive Prosthodontic
Treatment- A Case Report. International Journal of Current Research 2015: 7
(10): 21343-6
3. Dandekeri Shilpa, MK Sowmya, Prasad D Krishna. Conventional Overdenture
Technique:An Evergreen Prosthodontic Treatment Solution for edentulous
patients: A Case Report. International Journal of Biomedical And Advance
Research 2013: 4 (10) : 753-6.
4. Kaur SamraR, Vasant Bhide Shreenivas Goyal Chhavi, Kaur Taranjit. Tooth
Supported overdenture: A Concept overshadowed but not forgotten yet. Journal
of Oral Research and Review 2015: 7(1): 17-21.
5. Shiravastava R, Awinashe V, ShiravastavaR. Simpel overdenture Technique,
Lasting result- A Case report. National Journal of Dental Sciences and Research
2012 : 1 (1) : 37-40

35

6. Soesetijo Ady. Overdenture: Perawatan dengan pendekatan preventif dan


Konservatif. Cermin Dunia Kedokteran 2012: 39 (2): 102-4
7. Utama M D. Gigi tiruan implant dan overdenture. Makassar: Menara Intan; 2016.
P.103-5
8. Jonan Angkawidjaja. Tak Lagi Ompong dengan overdenture. [internet]. Available
from

http://www.rspondokindah.co.id/public/files/magazine/file/HF_28.pdf.

Accessed 9 Agustus 2016.


9. Zarb GA, Charles LB, Judson CH, Gunnar EC. Buku ajar prostodonti untuk
pasien tak bergigi menurut Boucher. Edisi 10. Jakarta: EGC; 2001, pp. 445-6.
10. Overdenture Untuk Menunjang Perawatan Prostetik. [internet]. Available from

http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/11/overtenture_untuk_menun
jang_perawatan_prostetik.pdf.Accessed 19 Agustus 2016

36

Anda mungkin juga menyukai