Idiopatik Leukoplakia
Laporan Dan Tinjauan Kasus Langka
Nama
Stambuk
: J111 11 149
BAB I
PENDAHULUAN
Leukoplakia (OL) adalah salah satu ganguan pada rongga mulut yang ditandai
dengan adanya keratosis (bercak putih) pada langit-langit atas mulut dan lidah.
Kelainan ini paling sering di mulut para perokok saja.3 Leukoplakia lebih sering
pada pria (9:1). Namun, saat ini dengan semakin banyak wanita yang merokok,
rasio berubah mendekati tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Dapat terjadi
disetiap tempat di rongga mulut, tetapi yang lebih sering: mukosa pipi yang
berhadapan dengan gigi molar ketiga, permukaan dorsal dan ventral lidah, dan
palatum.16 Satu studi yang baru dilakukan memberi dugaan kuat bahwa
leukoplakia di dasar mulut berkaitan dengan kebiasan merokok, sedangkan
leukoplakia di tepi lateral lidah lebih sering terjadi di para bukan perokok.3
Leukoplakia dapat terjadi pada individu dari semua usia, dan lebih sering
terjadi dikalangan orang dewasa; sekitar 1% dari orang dewasa terkena penyakit
ini, meskipun setengah populasi didapati mempunyai prevalensi yang lebih tinggi
tetapi sebagian besar keadaan ditemukan pada pria antara usia 45 sampai 70
tahun.2,4,5
Leukoplakia sangat bervariasi dalam ukuran, lokasi dan gambaran klinisnya.
Daerah yang paling sering terkena pada bagian lateral dan ventral lidah, dasar
mulut, mukosa alveolar, bibir, trigonum retromolar, palatum lunak, dan gingiva
cekat rahang bawah dan daerah yang beresiko tinggi untuk mengalami perubahan
keganasan mencakup dasar mulut, bagian lateral dan ventral lidah, kompleks
uvulopalatal dan bibir.4,5 Leukoplakia pada lidah dapat terletak di pinggir lidah,
punggung maupun permukaan bawah lidah. Dalam bahan penelitian yang lebih
luas, leukoplakia pada lidah meliputi kira-kira 5-8%. Pada atlas penyakit mukosa
mulut disebutkan seorang wanita 47 tahun leukoplakia, namun reaksi wassermann
negatif dan ia tidak pernah merokok. Dengan demikian leukoplakia tersebut
diklasifikasikan sebagai idiopatik sebab tidak dapat dinyatakan adanya faktor
etiologi apapun.6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFENISI LEUKOPLAKIA
World Health Organization (WHO) mendefinisikan leukoplakia sebagai
bercak-bercak
dimana lapisan ini tidak bisa ditanggalkan dengan mudah dan tidak dapat
digolongkan secara klinis atau histologi sebagai penyakit-penyakit spesifik
lainnya (contoh: liken planus, lupus eritematous, kandidiasis, white sponge
naevus).8
Leukoplakia merupakan salah satu kelainan yang terjadi di mukosa rongga
mulut. Meskipun leukoplakia tidak termasuk dalam jenis tumor, lesi ini sering
meluas sehingga menjadi suatu lesi pre-cancer. Leukoplakia merupakan suatu
istilah lama yang digunakan untuk menunjukkan adanya suatu bercak putih
atau plak yang tidak normal yang terdapat pada membran mukosa.9
Leukoplakia (OL) adalah salah satu ganguan pada rongga mulut yang
ditandai dengan adanya keratosis (bercak putih) pada langit-langit atas mulut
dan lidah. Penyakit ini banyak terjangkit pada perokok, dan orang yang
mengkonsumsi alkohol.10
Leukoplakia adalah reaksi protektif terhadap iritasi kronis, tembakau,
alkohol, sifilis, defesiensi vitamin, ketidak-seimbangan hormon, galvanisme,
gesekan kronis, dan kandidiasis termasuk dalam penyebab lesi ini. 5 Untuk
menentukan diagnosis yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti
baik secara klinis maupun histopatologis, karena lesi ini secara klinis
mempunyai gambaran yang serupa dengan "lichen plannus" dan "white
sponge naevus.9
2.2 GAMBARAN KLINIS LEUKOPLAKIA
Dari pemeriksaan klinik, ternyata oral leukoplakia mempunyai bermacammacam bentuk. Secara klinis lesi ini sukar dibedakan dan dikenal pasti karena
banyak lesi lain yang memberikan gambaran yang serupa serta tanda-tanda
yang hampir sama. Pada umumnya, lesi ini lebih banyak ditemukan pada
penderita dengan usia di atas 40 tahun dan lebih banyak pria daripada wanita.
Hal ini terjadi karena sebagian besar pria merupakan perokok berat.13
http://www.researchgate.net/publication/42349719_Perbedaan_Leukoplakia_Dan_Hairy_Leu
koplakia_Di_Rongga_Mulut/links/00b616f80cf22e18225ab88a.pdfn Diakses 24 Mei 2015
2. Hiperparakeratosis
Parakeratosis dapat dibedakan dengan ortokeratin dengan melihat
timbulnya pengerasan pada lapisan keratinnya. Parakeratin dalam keadaan
normal dapat dijumpai di tempat-tempat tertentu di dalam rongga mulut.
Apabila timbul parakeratosis di daerah yang biasanya tidak terdapat
penebalan lapisan parakeratin maka penebalan parakeratin disebut sebagai
parakeratosis. Dalam pemeriksaan histopatologis, adanya ortokeratin dan
parakeratin, hiperparakeratosis kurang dapat dibedakan antara satu dengan
yang lainnya. Meskipun demikian, pada pemeriksaan yang lebih teliti lagi
akan ditemukan hiperortokeratosis, yaitu keadaan di mana lapisan
granularnya
terlihat
menebal
dan
sangat
dominan.
Sedangkan
3. Akantosis
Akantosis adalah suatu penebalan dan perubahan yang abnormal dari
lapisan spinosum pada suatu tempat tertentu yang kemudian dapat menjadi
parah disertai pemanjangan, penebalan, penumpukan dan penggabungan
dari retepeg atau hanya kelihatannya saja. Terjadinya penebalan pada
lapisan stratum spinosum tidak sama atau bervariasi pada tiap-tiap tempat
yang berbeda dalam rongga mulut. Bisa saja suatu penebalan tertentu pada
tempat tertentu dapat dianggap normal, sedang penebalan tertentu pada
daerah tertentu bisa dianggap abnormal. Akantosis kemungkinan
berhubungan
atau
tidak
berhubungan
dengan
suatu
keadaan
Bila
ditemukan
adanya
basiler
hiperlpasia
maka
didiagnosis
5. Carsinoma in situ
Carsinoma in situ secara klinis tampak datar, merah, halus, dan granuler.
Mungkin secara klinis carcinoma in situ kurang dapat dilihat. Hal ini
berbeda dengan hiperkeratosis atau leukoplakia yang dalam pemeriksaan
intra oral kelainan tersebut tampak jelas.
Gambar gambaran mikroskopis leukoplakia yang telah menjadi karsinoma in situ dan
telah kehilangan polaritas.
Sumber: Perbedaan Leukoplakia dan Hairy Leukoplakia di Rongga Mulut.
[internet].Avaible from:
http://www.researchgate.net/publication/42349719_Perbedaan_Leukoplakia_Dan_Hairy_
Leukoplakia_Di_Rongga_Mulut/links/00b616f80cf22e18225ab88a.pdfn Diakses 24 Mei
2015
dapat
dengan permukaan
Gambar Eritroleukoplakia
Sumber: Leukoplakia. [internet]. Avaible from:
https://www.scribd.com/doc/50366243/LEUKOPLAKIA# Diakses 24 Mei 2015
lembek)
Berupa lesi dengan sedikit penonjolan
Saat ini
menjadi
10
c. Leukoplakia
yang
keratinisasi
yang
tebal,
dan membentuk
tonjolan
11
12
Bahan-bahan
kaustik
tersebut,
alkohol.17
Terjadinya
tetapi
didala.m
tembakau
berpendapat
antara
mukosa
dan panas
dapat juga
yang terjadi
pada
waktu
yang ikut
bahwa merokok
terkuiiyah. Banyak
dengan menggunakan
peneliti yang
pipa
dapat
bintik kemerahan
pada pusat
salah satu
Pemakaian
Infeksi
Faktor lokal lain yang menyebabkan terjadinya leukoplakia adalah
infeksi bakteri, penyakit periodontal serta higiene mulut yang jelek,
seperti kandida yang sering terdapat dalam preparat hitologis leukoplakia
dan sering dihubungkan dengan leukoplakia nodular.
Faktor sistemik:15, 17
13
Selain dari faktor yang terjadi secara lokal diatas, kondisi dari
membran mukosa mulut yang dipengaruhi oleh penyakit lokal maupun
sistemik
secara lokal.
a. Penyakit sistemik Leukoplakia antara lain adalah sifilis tertier, anemia
sidrofenik, dan xerostomia yang disebabkan oleh penyakit kelenjar
saliva.
b. Adanya kemungkinan konstitutional karakteristik, karena ada yang
berpendapat bahwa penyakit ini lebih mudah berkembang pada
individu yang berkulit putih dan bermata biru. Pendapat ini
dikemukakan oleh Shaffer dan Burket.
c. Bahan-bahan yang diberikan seeara sistemik seperti: alkohol, obatobat antimetabolit dan serum anti limfosit
berbagai kemunduran secara fisik pada semua tingkat seluler, organ, dan
system. Kemunduran fisik ditandai dengan beberapa serangan penyakit
seperti gangguan pada sirkulasi darah, persendian, sistem pernafasan,
neurologik, metabolik, neoplasma, dan mental serta pada mukosa mulut
lebih mudah mengalami iritasi terhadap tekanan ataupun gesekan, yang
diperparah dengan berkurangnya aliran saliva. Meningkatnya gangguan
penyakit pada lanjut usia dapat menyebabkan perubahan pada kualitas
hidup orang lanjut usia. Namun, pada orang dengan lanjut usia dengan
proses penuaan dianggap sebagai suatu proses normal dan tidak selalu
menyebabkan gangguan fungsi organ atau penyakit.12
Berbagai faktor seperti faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan
lebih besar mengakibatkan gangguan fungsi daripada penambahan usia.
2.6 DIAGNOSA DAN DIFERENSIAL DIAGNOSA
Untuk menetapkan diagnosis oral leukoplakia, perlu pemeriksaan dan
gambaran histopatologis. Hal ini untuk mengetahui adanya proses
diskeratosis. Meskipun pada pemeriksaan histopatologis tampak adanya
proses diskeratosis, masih sulit dibedakan dengan carsinoma in situ, karena di
antara keduanya tidak memiliki batasan yang jelas.15
Pemeriksaan histopatologis juga diperlukan untuk mengetahui ada
tidaknya sel-sel atypia dan infiltrasi sel ganas yang masuk ke jaringan yang
lebih dalam. Keadaan ini biasanya ditemukan pada squamus sel carsinoma
karsinoma sel skuamosa. Karsinoma sel skuamosa merupakan kasus tumor
ganas rongga mulut yang terbanyak dan lokasinya pada umumnya di lidah.
Penyebab yang pasti dari karsinoma sel skuamosa belum diketahui, tetapi
banyak lesi yang merupakan permulaan keganasan dan faktor-faktor yang
mempermudah terjadinya karsinoma tersebut. Lesi pra-ganas dan factor-faktor
predisposisi itu adalah leukoplakia, perokok, pecandu alkohol, adanya iritasi
setempat, defisiensi vitamin A, B, B12, kekurangan gizi, dll. Seperti halnya
lesi pra-ganas rongga mulut lainnya, dalam stadium dini karsinoma ini tidak
memberikan rasa sakit. Rasa sakit baru terasa apabila terjadi infeksi sekunder.
Oleh karena itu, apabila ditemukan adanya lesi pra-ganas dalam rongga mulut,
terutama leukoplakia, sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologi.15
15
16
17
18
BAB III
LAPORAN KASUS
Seorang pasien laki-laki dengan umur 78 tahun dilaporkan ke departemen
rawat jalan, dengan keluhan terdapat plak putih di perbatasan lateral kanan
lidahnya yang telah terjadi selama satu bulan. Pemeriksaan fisik tampak biasabiasa saja. Pemeriksaan rongga mulut menunjukkan adanya plak putih keabuabuan yang homogen di perbatasan ventrolateral kanan yang berukuran 4 cm x 2,5
cm. Pada permukaan menunjukkan penampilan seperti lumpur retak dan pada saat
palpasi lesi, terasa menonjol dan kasar. Lesi yang ada tidak lunak dan tidak ada
goresan. Bibir, mukosa bukal, faring, dan jaringan lunak ekstra oral tampak
normal. Limfadenopati tidak tampak. Pasien tidak mengkonsumsi obat apa pun
atau punya kebiasaan merokok. Pemeriksaan gigi menunjukkan mahkota i.r.t 11,
12, 13, 14, 15, 16, 44, 45, 46, 47, 34, dan 35. Tidak ada tepi tajam yang nyata
pada saat palpasi mahkota tersebut. Diagnosis sementara (idiopatik) leukoplakia
telah dipertimbangkan.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
Jurnal ini memaparkan tentang kasus seorang laki-laki umur 78 tahun,
dengan plak putih di perbatasan lateral kanan lidahnya yang telah terjadi
selama satu bulan. Berdasarkan umur pasien, lesi keratosis traumatik atau
keratosis gesekan adalah termasuk. Gigi pada orang tua dapat menyebabkan
lesi keratosis gesekan pada bagian lateral pada lidah. Pasien ini memiliki
mahkota gigi pada kuadran kanan posterior tanpa tepi tajam atau tepi yang
mengesampingkan diagnosis keratosis traumatik atau gesekan.7
Oral candidiasis hiperplastik adalah salah satu diagnosis lain yang
ditegakkan, yang juga sering terlihat pada orang tua untuk berbagai obat yang
mereka konsumsi dan diabetes mellitus yang sering menyebabkan
20
21
Pada Tabel Menunjukkan hasil survei yang dilakukan sejauh ini. Sungguh
mengherankan bahwa penelitian di Swedia yang dikalibrasikan dengan
penelitian di india, menunjukkan tingkat prevalensi yang lebih tinggi daripada
22
23
Pada buku kanker dan prkanker rongga mulut juga dijelaskan bahwa lidah
paling sering terserang di Britania, diikuti dengan dasar mulut (pria), mukosa
bukal (wanita) dan ridge alveolar (alveolus). Bila kedua dekade itu
dibandingkan, terlihat kenaikan pada kanker ridge alveolar pada kedua jenis
kelamin, tatapi penurunan yang lebuh nyata dari kanker lidah dan palatum
lunak.18
Leukoplakia idiopatik cukup langka, jadi harus didiferensiasi dari
leukoplakia akibat merokok tembakau, pada penelitian yang dilakukan Van
der Waal dkk, dalam sebuah studi melaporkan leukoplakia idiopatik memiliki
insidensi 36%. Manifestasi klinis sering terlihat di lidah dan dapat
berkembang ke gingiva. Pada penelitian Vaander Waal dan Arduino
melaporkan bahwa lesi dibatas lateral lidah pada pasien lanjut usia terutama
pria indian memiliki resiko karsinogenesis yang besar.7 Sedangkan pada
penelitian Yugeslovia, Angka kejadian leukoplakia di mulut berdasarkan
lokasi paling banyak terjadi pada mukosa bukal (28,3%), dilanjutkan oleh
kommisura (20,8%), lidah 15,1%), dan bagian dalam bibir (13,2%) menjadi
karsinogen.20
Penelitian yang dilakukan Arduino juga melaporkan lesi pada permukaan
ventrolateral lidah memiliki resiko besar dari aneuploidy dan hilangnya
heterozygosit yang merupakan tahap awal dari transformasi malignant. Lesi
ini dapat rekuren dan memiliki kecenderungan mengarah ke transformasi
malignant.7
24
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Idiopathic leukoplakia adalah lesi maligna potensial yang langka,
biasanya ditemukan di lidah dengan peningkatan risiko transformasi maligna
sebanding dengan bentuk yang disebabkan oleh tembakau. Kelainan ini
paling sering di mulut para perokok daripada bukan perokok. Satu studi yang
baru dilakukan memberi dugaan kuat bahwa leukoplakia di dasar mulut
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Rajendran R, Sivapathasundharam B. Shafers text book of oral pathology.
6th ed. India: Elsevier; 2009. p. 86.
2. The Oral Cavity and Lips. In: Tony Burns SB, Neil Cox, Christopher G,
editor. Rooks Textbook Of Dermatology. 7 ed. Australia: Blackwell
Publishing; 2004. p. 66.14-66.87
26
3. Buku
kendali
tembakau
tani.
[internet]. Avaible
from:
http://tcsc-
indonesia.org/wp-content/uploads/2012/11/buku-kendali-tembakau-tani.pdf
Diakses 20 Mei 2015
4. Langlais Robert P, Miller Craig S. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut
yang Lazim
5. Langlais Robert P. Atlas Berwarna Lesi Mulut yang sering ditemukan. Editor,
Enny Marwati. Ed.4. Jakarta: EGC; 2013. Hal. 132-33
6. Pinborg J.J. Atlas Penyakit Mukosa Mulut.Edisi Keempat . Jakarta: Binarupa
Aksara, 2009:194-5
7. R PraSaD SheSha dkk. Idiopathic Leukoplakia- Report of a Rare Case and
Review. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2015:9(3):11-2
8. The Oral Cavity and Lips. In: Tony Burns SB, Neil Cox, Christopher G,
editor. Rooks Textbook Of Dermatology. 7 ed. Australia: Blackwell
Publishing; 2004. p. 66.
9. Greenberg, M.S and Glick, M. Burkets Oral Medicine. 10th ed. 2003; BC
Decker Inc. Spain
10. Anjela Dkk Likopen: Pelindung Fungsi Indera Penglihatan, Peraba, Dan
Perasa. Seminar Nasional Pendidikan Biologi. FKIP UNS; 2010
11. Lee, K. W. Atlas Berwarna Patologi Mulut. Jakarta: Hipokrates, 1989:22
12. Sari dkk. Prevalensi lesi praganas pada mukosa mulut wanita lanjut usia
dengan menginang di kecamatan Lokpaikat kabupaten Tapin periode Mei Oktober 2013. Jurnal PDGI:2014;(1). Hal. 30-5
13. Eversole; Sol Silverman, Essentials of Oral Medicine
14. Patomekanisme infeksi virus, bakteri, leukoplakia, linfadenopaty. [internet].
Avaible
from:
Diakses
23 Mei 2015
16. Sudiono Janti. Pemeriksaan patologi untuk diagnosis neoplasma mulut.
Editor, Lilian Juwono. Jakarta:EGC, 2008.
17. Perbedaan Leukoplakia dan Hairy Leukoplakia di Rongga Mulut. [internet].
Avaible
from:
http://www.researchgate.net/publication/42349719_Perbedaan_Leukoplakia_
27
Dan_Hairy_Leukoplakia_Di_Rongga_Mulut/links/00b616f80cf22e18225ab8
8a.pdfn Diakses 24 Mei 2015
18. Pindborg Jens J. Kanker dan Prakanker Rongga Mulut. Alih bahasa; lilian
yuwono. Jakarta; EGC, 1991
19. Lewis M A O, Lamey P-J. Tinjauan klinis penyakit mulut. Alih bahasa, elly
wiriawan. Jakarta; Widya Medika, 1998
20. Leukoplakia.
[internet].
Avaible
from:
28