Anda di halaman 1dari 21

Journal Reading

Sifat Mekanik Kawat Ortodontik


yang terbuat dari super engineering plastic
(Mechanical properties of orthodontic wires made of super engineering plastic)

Nama : Ince Tien Ayu Nilam Kusuma Maulana


Stambuk : J111 11 149
Pembimbing : Prof. drg. H. Mansjur Natsir, Ph.D
Tempat : RS. Gigi dan Mulut drg. Hj. Halimah Dg. Sikati (RSGM UNHAS)

DIBACAKAN SEBAGAI SALAH SATU TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN ORTHODONSI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
PENDAHULUAN
Kebanyakan peralatan ortodontik
terbuat dari campuran logam

Stainless Steel Kobalt-Kronium Nikel-Titanium


(SS) (Co-Cr) (Ni=Ti)

sifat elastik yang sangat bagus

Seiring dengan perkembangan zaman


kebutuhan akan permintaan estetik, adanya alergi terhadap logam
dan interfensi MRI telah menuntun ke arah
perkembangan bahan ortodontik non logam
Beberapa Penelitian
bahan non logam yang dikembangkan
menjadi kawat orthodontik
Glass fiber reinforced plastic (GFRP) dimana telah diteliti sebagai suatu
alternatif yang berpotensi sebagai bahan kawat orthodontik karena dianggap
memiliki kekuatan kelenturan yang tinggi dan sifat estetika yang baik. Namun,
kawat tersebut juga menunjukkan kecenderungan untuk membengkok dan
distorsi sehingga menyebabkan distrupsi fiber akibatnya menurunkan sifat
mekanik dari kawat tersebut.

Penelitian sebelumnya telah diteliti kawat ortodontik yang berlapis logam.


Hasilnya pemukaan modifikasi dari kawat tersebut memberikan estetika yang
lebih baik, namun tetap terdapat masalah dengan korosi dan alergi logam.

Polimer polifenil juga telah dikembangkan menjadi kawat ortodontik


transparan yang mampu untuk menghantarkan kesetaraan tekanan ke kawat
beta titanium dan Ni-Ti. Kawat polifenil memiliki permukaan yang halus
serta dimensi silang yang konsisten, kelenturan yang tinggi, elastisitas dan
formabilitas yang tinggi, di mana sifat tersebut memudahkan terjadinya
pembengkokan
Berbagai bahan plastik dikembangkan
untuk penggunaan industri yang memberikan sifat mekanik dan termal yang baik
dibandingkan dengan plastik konvensional.
Plastik tersebut dikenal sebagai“plastic engineering” dan telah digunakan secara luas.

Keberlanjutan dari perkembangan ini memicu penciptaan


super engineering plastic (SEP)”
dimana memiliki kekuatan mekanik dan termal serta stabilitas kimia lebih tinggi serta
toksisitas yang rendah.
Sifat mekanik tersebut memudahkan super engineering plastic untuk diaplikasikan
sebagai alternatif bagi kawat ortodontik logam.
Pada penelitian ini
peneliti menguji kemungkinan penggunaan
tiga jenis super engineering plastic sebagai bahan dasar untuk kawat ortodontik.

polyether ether ketone polyether sulfone Polyvinylidene difluoride


(PEEK) (PES) (PVDF)

SEP tersebut memberikan sifat mekanik, kimia dan estetik yang berbeda; PEEK
memiliki kekuatan mekanik paling tinggi (tensil dan pembengkokan),
sementara PES telah berhasil digunakan dan aman sebagai bahan basis gigi
tiruan dengan sifat mekanik tinggi dan estetika yang bagus di antara SEP.
PVDF secara mekanik paling kuat dalam kategori fluoroplastik, dan memiliki
estetika yang bagus serta stabilitas kimia.

Pada penelitian kali ini, peneliti memperkirakan kemungkinan penggunaan SEP


tersebut sebagai kawat ortodontik???
Bahan dan Metode
Plat
(ketebalan 1.0 mm;
Perusahaan KDA, Tokyo,
Jepang)

polyether ether ketone polyether sulfone Polyvinylidene difluoride


(PEEK) (PES) (PVDF)

dipotong menggunakan
mesin pemotong
(PFG-500DXAL, Okamoto Machine Tool Works, Ltd., Annaka, Jepang)
dengan panjang 2.0 cm dan dimensi cross sectional 1.0 x 1.0 mm persegi.
Deviasi dalam lebar pemotongan yaitu ±0.01 mm

Kawat Stainless steel (SS), Co-Cr, titanium-molybdenum (Ti-Mo) dan


Ni- Ti (0.40 x 0.55mm) juga diuji untuk perbandingan.
Tabel 1a. Kawat ortodontik komersial yang diuji dalam penelitian ini
Nama umum Singkatan Nama dagang Pabrikan
Stainless steel SS STANDARD RECT. WIRE 3M Unitek, St. Paul, MN, USA

Co-Cr alloy Co-Cr SPRON510 Straight Wires TOMY, Tokyo, Japan

Ti-Mo alloy Ti-Mo TMA LOW FRICT ORMCO, Orange, CA, USA

Ni-Ti alloy Ni-Ti L&H TITAN ARCH WIRE TOMY, Tokyo, Japan

Tabel 1b. Kawat percobaan yang diuji dalam penelitian ini


Nama umum Singkatan Pabrikan Indeks termal relatif (C)
Kekuatan tensil
Suhu beban (MPa)
pembengkokan (C)

Polyether ether PEEK Kubopura 250 71–103


Ketone Corporation, 160
Tokyo, Japan
Polyether PES Kubopura 200 68–95
sulfone Corporation, 201–203
Tokyo, Japan
Polyvinylidene PVDF KDA, Tokyo, 125 25–50
difluoride Japan 84–118
Uji Pembengkokan tiga titik
Uji Pembengkokan tiga titik ini dilakukan untuk
melihat sifat elastisitas pada tiap tiap kawat yang akan diuji

pembengkokan tiga titik


Eksperimen ini dilakukan di dalam sebuah kotak
pada kawat
akrilik yang ditempatkan pada suhu 370C melalui
menggunakan mesin uji
penghangat udara.
universal.

Kawat ditempatkan di dua roda logam (diameter 5.0 mm) dengan


panjang 14 mm dan dibengkokan sekitar 2 mm (1 mm/menit)
dengan roda logam lainnya sebelum dikembalikan ke posisi awal.

Tekanan pembengkokan
maksimum dan modulus elastisitas
dihitung berdasarkan rumus
Uji Keretakan Pembengkokan
Sifat keretakan pembengkokan dari kawat diperkirakan dalam
kondisi defleksi (pembengkokan) konstan.

Spesimen direkatkan di dalam


geometri (kondisi) yang sama
pada uji pembengkokan tiga
titik (pembengkokan 2 mm)

Spesimen disimpan dalam air


suling pada suhu 370C dengan
berbagai variasi waktu dari 2
minggu hingga 1 bulan.

Deformitas keretakan kemudian


diperkirakan melalui pengukuran deformitas
permanen pada pusat pembengkokan.
Uji Penyerapan Air
Uji penyerapan air dilakukan untuk memperkirakan penyerapan air
pada tiap tiap kawat yang akan diuji

Spesimen dipolis dengan kertas


Uji percepatan penyerapan air juga
gosok (#2000) dan direndam
dilakukan dengan cara
dalam air suling pada suhu 370C
perendaman dalam air suling dalam
selama 10 hari
autoclave pada suhu 1210C dan pada
tekanan 2 atm selama 10 hari

Setelah perendaman, sampel


kemudian dikeringkan dengan
udara sepanjang malam pada
suhu ruangan.

Kemudian, perubahan berat pada kawat


tersebut diukur.
HASIL
Estetika
tampakan plat PEEK, PES dan PVDF dalam ketebalan 1 mm.
PEEK berwarna opak dan krem, sementara PES transparan dan sedikit
berwarna cokelat. PVDF bersifat translusen dan putih. Ketiga jenis plastik
tersebut menunjukkan estetika yang bagus, namun PES dan PVDF
khususnya memiliki sifat estetika yang baik.

Gambar 1. Karasteristik warna dari PPEK, PES dan PVDF (ketebalan 1 mm)
Uji Pembengkokan tiga Titik

Gambar 2. (a) Jenis kurva beban-defleksi dan (b) jenis kurva tekanan
pembengkokan-defleksi untuk kawat SEP dan kawat ortodontik logam komersial
dalam uji pembengkokan tiga titik

Pada gambar 2 menunjukkan jenis kurva pembengkokan serta beban dari kawat yang
diuji.
hasilnya didapatkan Kawat SS dan Co-Cr memiliki beban fleksibiltas lebih tinggi dan
deformasi permanen lebih besar dibandingkan kawat SEP.
Kawat Ni-Ti memiliki ciri kurva defleksi-beban tanpa deformasi/perubahan permanen.
Kawat SEP dapat mentolerir beban yang sama dengan kawat Ni-Ti
dan disertai deformasi permanen.
Gambar 3. Beban pembengkokan pada defleksi 2 mm dalam uji pembengkokan tiga titik.
Gambar 3. Beban pembengkokan pada defleksi 2 mm dalam uji pembengkokan tiga titik.

Pada gambar 3 menunjukkkan beban pembengkokan pada


defleksi 2 mm dalam uji pembengkokan tiga titik.
Hasilnya didapatkan perbandingan beban yang diaplikasikan
pada pembengkokan 2 mm yang mengindikasikan tekanan ortodontik
untuk menggerakkan gigi sebesar 2 mm.
Pada kawat SEP, PEEK menunjukkan beban fleksibilitas paling tinggi
dan PES beban fleksibilitas nya dapat dibandingkan dengan PEEK.
Gambar 4. Deformasi permanen setelah uji pembengkokan tiga titik.

Gambar 4 menunjukkan deformasi permanen dari kawat


ortodontik setelah uji pembengkokan 2 mm.
Hasilnya didapatkan kawat super elastik Ni-Ti, yang diharapkan,
menunjukkan tidak ada deformasi/perubahan permanen,
sedangkan kawat SS dan Co-Cr keduanya mengalami
pembengkokan secara permanen sebesar 1 mm, dan hampir
setengah dari defleksi.
Sebaliknya, kawat SEP menunjukkan deformasi yang kurang
(PEEK, 0.2 mm; PES, 0.1 mm; PVDF, 0.4 mm)
dibandingkan semua kawat logam lainnya kecuali Ni-Ti
Tabel 2. Nilai tekanan pembengkokan pada defleksi 2 mm dan modulus elastik untuk setiap bahan yang diuji
SS Co-Cr Ti-Mo Ni-Ti PEEK PES PVDF
Tekanan 3,092 2,570 1,870 764 153 133 63.9
pembengkokan
(MPa)
(56.9) (23.3) (41.1) (40.7) (28.6) (10.2) (1.95)
Modulus 154 179 67.0 45.3 3.32 2.58 1.25
elastik (MPa)
(7.98) (14.1) (0.686) (6.60) (0.607) (0.233) (0.316)

Pada tabel 2 menunjukan tekanan pembengkokan pada defleksi 2 mm


dan modulus elastisitas. Hasilnya didapatkan tekanan pembengkokan dari kawat
PEEK hampir 1.5 dari kawat Ni-Ti. Lebih lanjut, modulus elastisitas dari kawat
SEP ½ lebih kecil dibandigkan kawat logam

Dari hasil uji pembengkokan tiga titik mengenai kekuatan mekanik


sebagaimana ditampilkan pada gambar 2 dan 3 disimpulkan bahwa kawat SEP
bisa dibandingkan dengan kawat Ni-Ti.
Namun, kawat SEP hampir dua kali ketebalannya dari kawat logam, sehingga
tekanan pembengkokan dari setiap kawat sebaiknya juga dipertimbangkan untuk
membandingkan sifat pembengkokan dari bahan.
Uji Keretakan Pembengkokan

Gambar 5. Deformasi permanen setelah uji keretakan pembengkokan 2 mm (selama 2 minggu dan 1 bulan)

Pada gambar 5 menunjukkan deformasi keretakan pada kawat SEP setelah uji
keretakan pembengkokan.
Hasilnya menunjukkan PES dan PVDF menunjukkan deformasi lebih dari 1 mm
setelah 1 bulan pembengkokan pada suhu 370C.
Deformasi selama uji keretakan tepat pada 2 mm.
Oleh karena itu, PES dan PVDF menunjukkan residu deformasi lebih dari
setengah deformasi yang diaplikasikan.
Sebaliknya, PEEK menunjukkan deformasi keretakan yang kurang secara
signifikan dibandingkan kawat SEP lainya
Uji Penyerapan Air

Gambar 6. Penyerapan air setelah perendalam dalam air bersuhu 37C dan 121C (autoclave) selama 10 hari.

Pada gambar 6 menunjukkan Setelah 100 hari perendaman dalam air bersuhu 370C,
PES menunjukkan penyerapan air yang dapat dibandingkan
dengan PMMA (Poly Methy Meth Acrylate/Acrylic),
sedangkan PEEK menyerap jumlah yang lebih sedikit.
Bahkan setelah perendaman pada air bersuhu 1210C,
Nilai penyerapan air dari kawat PEEK dan PES ini sesuai dengan temuan dari
penelitian sebelumnya.
Sedangkan PVDF tidak menunjukkan adanya penyerapan air pada suhu 370C hal ini
karena PVDF adalah merupakan sebuah polimer flurokarbon, yang sangat hidrofobik
dan oleh karena itu menunjukkan tidak adanya penyerapan air
PEMBAHASAN
Fokus saat ini mengenai alergi logam dan interfensi dengan MRI serta
kebutuhan akan estetik menjadi alasan medis untuk perkembangan
bahan ortodontik non logam. Walaupun demikian, kawat ortodontik non
logam harus memiliki kekuatan mekanik yang dapat dibandingkan
dengan kawat logam. Pada penelitian kali ini, peneliti menguji kawat
ortodontik yang dibuat dari tiga SEP yang berbeda untuk menentukan
kekuatan relatif kawat tersebut terhadap kawat logam, dan oleh karena
itu, berpotensi sebagai bebas logam, MRI yang kompatibel, dan kawat
ortodontik yang estetik

SEP dianggap mampu untuk menghantarkan kekuatan yang sama dengan


kawat logam, namun hanya ketika ketebalan kawat tersebut ditingkatkan
hingga dua kali dari ketebalan kawat logam.
Tekanan ortodontik yang dihantarkan oleh kawat PEEK dengan geometri
cross sectional mirip dengan kawat ortodontik metalik yang menunjukkan
nilai di atas rata-rata dari tekanan ortodontik optimum.

Pada uji penyerapan air, PEEK juga menunjukkan hal yang baik.
Baik itu PEEK dan PVDF menyerap air minimal, bahkan setelah 10 hari
perendaman pada suhu 1210C, tidak seperti PES, yang menyerap air tertinggi,
sangat mirip dengan PMMA.
Pada polimer kristalin, molekul meningkat dan memadat sehingga molekul air
tidak mudah masuk. Oleh karena itu, PDVF merupakan fluoropolimer yang
sangat hidrofobik,sehingga menunjukkan rendahnya penyerapan atau tidak
adanya penyerapan air.
KESIMPULAN

Pada penelitian kali ini, peneliti memperkirakan berbagai sifat dari ketiga
jenis SEP jika digunakan sebagai kawat ortodontik, dengan tujuan
mengembangkan sebuah kawat ortodontik non logam terbaru. Peneliti
menemukan bahwa kawat SEP memiliki estetika yang baik, khususnya PVDF
dan PES namun PEEK terlepas dari sifat estetiknya yang sedikit lebih rendah,
sebaliknya memiliki karasteristik kekuatan dan elastisitas yang tinggi dan
secara keseluruhan dapat layak digunakan dalam aplikasi ortodontik.
sehingga peneliti menyimpulkan bahwa PEEK memiliki potensi besar sebagai
sebuah bahan alternatif untuk pembuatan kawat ortodontik bebas logam.

Anda mungkin juga menyukai