SEP tersebut memberikan sifat mekanik, kimia dan estetik yang berbeda; PEEK
memiliki kekuatan mekanik paling tinggi (tensil dan pembengkokan),
sementara PES telah berhasil digunakan dan aman sebagai bahan basis gigi
tiruan dengan sifat mekanik tinggi dan estetika yang bagus di antara SEP.
PVDF secara mekanik paling kuat dalam kategori fluoroplastik, dan memiliki
estetika yang bagus serta stabilitas kimia.
dipotong menggunakan
mesin pemotong
(PFG-500DXAL, Okamoto Machine Tool Works, Ltd., Annaka, Jepang)
dengan panjang 2.0 cm dan dimensi cross sectional 1.0 x 1.0 mm persegi.
Deviasi dalam lebar pemotongan yaitu ±0.01 mm
Ti-Mo alloy Ti-Mo TMA LOW FRICT ORMCO, Orange, CA, USA
Ni-Ti alloy Ni-Ti L&H TITAN ARCH WIRE TOMY, Tokyo, Japan
Tekanan pembengkokan
maksimum dan modulus elastisitas
dihitung berdasarkan rumus
Uji Keretakan Pembengkokan
Sifat keretakan pembengkokan dari kawat diperkirakan dalam
kondisi defleksi (pembengkokan) konstan.
Gambar 1. Karasteristik warna dari PPEK, PES dan PVDF (ketebalan 1 mm)
Uji Pembengkokan tiga Titik
Gambar 2. (a) Jenis kurva beban-defleksi dan (b) jenis kurva tekanan
pembengkokan-defleksi untuk kawat SEP dan kawat ortodontik logam komersial
dalam uji pembengkokan tiga titik
Pada gambar 2 menunjukkan jenis kurva pembengkokan serta beban dari kawat yang
diuji.
hasilnya didapatkan Kawat SS dan Co-Cr memiliki beban fleksibiltas lebih tinggi dan
deformasi permanen lebih besar dibandingkan kawat SEP.
Kawat Ni-Ti memiliki ciri kurva defleksi-beban tanpa deformasi/perubahan permanen.
Kawat SEP dapat mentolerir beban yang sama dengan kawat Ni-Ti
dan disertai deformasi permanen.
Gambar 3. Beban pembengkokan pada defleksi 2 mm dalam uji pembengkokan tiga titik.
Gambar 3. Beban pembengkokan pada defleksi 2 mm dalam uji pembengkokan tiga titik.
Gambar 5. Deformasi permanen setelah uji keretakan pembengkokan 2 mm (selama 2 minggu dan 1 bulan)
Pada gambar 5 menunjukkan deformasi keretakan pada kawat SEP setelah uji
keretakan pembengkokan.
Hasilnya menunjukkan PES dan PVDF menunjukkan deformasi lebih dari 1 mm
setelah 1 bulan pembengkokan pada suhu 370C.
Deformasi selama uji keretakan tepat pada 2 mm.
Oleh karena itu, PES dan PVDF menunjukkan residu deformasi lebih dari
setengah deformasi yang diaplikasikan.
Sebaliknya, PEEK menunjukkan deformasi keretakan yang kurang secara
signifikan dibandingkan kawat SEP lainya
Uji Penyerapan Air
Gambar 6. Penyerapan air setelah perendalam dalam air bersuhu 37C dan 121C (autoclave) selama 10 hari.
Pada gambar 6 menunjukkan Setelah 100 hari perendaman dalam air bersuhu 370C,
PES menunjukkan penyerapan air yang dapat dibandingkan
dengan PMMA (Poly Methy Meth Acrylate/Acrylic),
sedangkan PEEK menyerap jumlah yang lebih sedikit.
Bahkan setelah perendaman pada air bersuhu 1210C,
Nilai penyerapan air dari kawat PEEK dan PES ini sesuai dengan temuan dari
penelitian sebelumnya.
Sedangkan PVDF tidak menunjukkan adanya penyerapan air pada suhu 370C hal ini
karena PVDF adalah merupakan sebuah polimer flurokarbon, yang sangat hidrofobik
dan oleh karena itu menunjukkan tidak adanya penyerapan air
PEMBAHASAN
Fokus saat ini mengenai alergi logam dan interfensi dengan MRI serta
kebutuhan akan estetik menjadi alasan medis untuk perkembangan
bahan ortodontik non logam. Walaupun demikian, kawat ortodontik non
logam harus memiliki kekuatan mekanik yang dapat dibandingkan
dengan kawat logam. Pada penelitian kali ini, peneliti menguji kawat
ortodontik yang dibuat dari tiga SEP yang berbeda untuk menentukan
kekuatan relatif kawat tersebut terhadap kawat logam, dan oleh karena
itu, berpotensi sebagai bebas logam, MRI yang kompatibel, dan kawat
ortodontik yang estetik
Pada uji penyerapan air, PEEK juga menunjukkan hal yang baik.
Baik itu PEEK dan PVDF menyerap air minimal, bahkan setelah 10 hari
perendaman pada suhu 1210C, tidak seperti PES, yang menyerap air tertinggi,
sangat mirip dengan PMMA.
Pada polimer kristalin, molekul meningkat dan memadat sehingga molekul air
tidak mudah masuk. Oleh karena itu, PDVF merupakan fluoropolimer yang
sangat hidrofobik,sehingga menunjukkan rendahnya penyerapan atau tidak
adanya penyerapan air.
KESIMPULAN
Pada penelitian kali ini, peneliti memperkirakan berbagai sifat dari ketiga
jenis SEP jika digunakan sebagai kawat ortodontik, dengan tujuan
mengembangkan sebuah kawat ortodontik non logam terbaru. Peneliti
menemukan bahwa kawat SEP memiliki estetika yang baik, khususnya PVDF
dan PES namun PEEK terlepas dari sifat estetiknya yang sedikit lebih rendah,
sebaliknya memiliki karasteristik kekuatan dan elastisitas yang tinggi dan
secara keseluruhan dapat layak digunakan dalam aplikasi ortodontik.
sehingga peneliti menyimpulkan bahwa PEEK memiliki potensi besar sebagai
sebuah bahan alternatif untuk pembuatan kawat ortodontik bebas logam.