Anda di halaman 1dari 9

EFEK UKURAN SPREADER TERHADAP KEGAGALAN KEBOCORAN

MIKRO YANG DIISI DENGAN TEKNIK PEMADATAN LATERAL


DINGIN (CLC)
(Effect of spreader size on microleakage of roots filled with cold lateral compaction
technique)
Tugba Turk, Beyser Piskin, Hasan Orucoglu, dan Berdan Aydin

ABSTRAK
Tujuan: Untuk mengevaluasi efek dari ukuran spreader pada kebocoran apikal
gigi insisivus rahang atas.
Bahan dan Metode: Jumlah total terdiri dari 75 gigi manusia permanen tanpa
karies dan tanpa fraktur atau keretakan yang digunakan dalam penelitian ini.
Setelah menghilangkan mahkota dari cementoenamel junction dan standarisasi
panjang akar, spesimen secara acak dibagi menjadi lima kelompok/grup:
Kelompok 1 - Akar tidak dilakukan instrumentasi. Kelompok 2 - saluran akar
dilebarkan menggunakan teknik step-back hingga file ukuran 40 dan diisi dengan
pemadatan lateral dingin (CLC) dari gutta percha (GP). Kelompok 3 - Selama
prosedur pengisian,spreader yang pertama kali digunakan adalah ukuran 40.
Kelompok 4 Spreader yang pertama kali digunakan adalah ukuran 35.
Kelompok 5- Spreader awal yang digunakan pertama kali adalah ukuran 25.
Jumlah kebocoran melalui saluran akar yang diisi dievaluasi menggunakan model
filtrasi cairan secara terkomputerisasi. Analisis statistik menggunakan uji KruskalWallis dan uji Mann-Whitney (p <0,05).
Hasil: terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antarkelompok (p
<0,05). Sementara pada kelompok tanpa instrumentasi (Grup 1) tidak memiliki
kebocoran, sedangkan pada kelompok dengan instrumentasi tapi tidak dilakukan
pengisian akar (Grup 2) memperlihatkan nilai kebocoran tertinggi. Tidak ada
perbedaan antara kelompok 3 dan 4. Kelompok 5 menunjukkan secara signifikan
kebocoran yang lebih sedikit dari kelompok 3 dan 4.
Kesimpulan: ukuran Spreader yang digunakan selama pemadatan lateral dingin
dari gutta percha tampaknya menjadi faktor yang penting pada kebocoran apikal
akar gigi. Penggunaan spreader dengan ukuran yang lebih kecil selama
pemadatan lateral dingin mungkin dapat memperlihatkan keberhasilan kebocoran
yang lebih kecil.
Kata kunci: pemadatan lateral dingin, kebocoran mikro, obturasi, pengisian
saluran akar, spreader

PENDAHULUAN
Kualitas pengisian tiga dimensi saluran akar adalah faktor penting untuk
keberhasilan jangka panjang dari perawatan endodontik. Walaupun sekarang
inovasi teknologi yang lebih baru dalam ilmu endodontologi, teknik kompaksi
lateral dingin telah diterima secara universal dan secara luas digunakan sebagai
standar perbandingan dengan teknik lainnya.
Dasar dari teknik pemadatan lateral dingin, dijelaskan pada tahun 1930, adalah
dimulai dengan master cone Gutta percha, yang dipadatkan dengan spreader
untuk membuat ruang untuk cone Gutta percha. Selama prosedur untuk
penambahan gutta percha aksesori, spreader logam ditempatkan ke akar saluran
berulang kali untuk memadatkan gutta percha kearah lateral. Banyaknya gutta
percha dapat ditempatkan ketika menggunakan spreader yang sesuai dengan
ukuran gutta percha; hal tersebut menunjukkan bahwa hingga 80% ruang saluran
akar bisa digunakan menggunakan menggunakan metode ini. Menurut Jerome
dkk, kompatibilitas dari spreader dan cone Gutta percha aksesori yang digunakan
di pemadatan lateral dingin memperlihatkan faktor yang penting untuk membuat
pengisian yang kuat. Selain itu, diketahui bahwa pengisian apikal adalah lebih
baik jika spreader ditempatkan lebih dekat dengan apeks.
walaupun teknik pengisian pemadatan lateral dingin diterima untuk teknik pengisi
secara universal, masih tidak ada konsensus pada pemilihan ukuran spreader yang
digunakan. Pada tahun 2008, Piskin dkk. Menyatakan bahwa ukuran spreader
mempengaruhi resistensi mekanik dari akar yang telah diisi dengan pemadatan
lateral dingin. Temuan ini menuntun kita untuk memikirkan ukuran spreader
mungkin merupakan faktor yang penting untuk meminimalkan kebocoran apikal.
Lebih lanjut, efek ukuran spreader pada kebocoran mikro belum diselidiki/
diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ukuran spreader
stainless steel pada kebocoran apikal oleh teknik filtrasi cairan yang
terkomputerisasi.

BAHAN DAN METODE


Persiapan sampel
Tujuh puluh lima gigi insisivus rahang atas diekstraksi karena alasan periodontal
digunakan dalam penelitian ini. Inform consent diperoleh dari semua pasien
berdasarkan protokol yang disetujui oleh Komite Etika Universitas. Gigi disimpan
pada cairan timol 0,1% pada suhu 4 C. Permukaan spesimen dikuret dan
diperbesar 20 kali menggunakan sebuah stereo mikroskop untuk memeriksa setiap
retak, karies akar, apeks yang terbuka atau resorpsi akar. Radiografi digunakan
untuk menentukan jumlah saluran akar dan morfologi saluran akar yang
abnormal. Gigi dengan retak, obliterasi pulpa, morfologi saluran yang kompleks,
apeks yang terbuka tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Persiapan saluran dan
pengisian akar dilakukan oleh endodontist yang sama.
Dilakukan pengambilan mahkota di cementoenamel junction menggunakan bur
diamond (Komet, Gebr Brasseler, Lemgo, Jerman) dengan memisahkan panjang
akar pada 13 mm untuk semua sampel. Akar dengan saluran akar dengan ukuran
file 25 (Dentsply Maillefer, Ballaigues, Swiss) pada panjang kerja dimasukkan
dalam penelitian ini. Sampel diinstrumentasi, dan akar diisi atau diobturasi seperti
yang dijelaskan sebelumnya oleh Piskin dkk. Spesimen secara acak dibagi ke
dalam kelompok sebagai berikut:
Kelompok 1
Akar spesimen (n = 15) tidak dilakukan diinstrumentasi atau tidak ditumpat.
Kelompok 2
Akar spesimen (n = 15) diinstrumentasi dengan teknik step-back. Panjang kerja
dikontrol menggunakan file ukuran 10 (Mani, Tokyo, Jepang). Pelebaran saluran
akar dimulai menggunakan Hedstrom file ukuran 25 (Dentsply Maillefer) sesuai
panjang kerja. Preparasi saluran akar awal diselesaikan menggunakan instrumen
yang lebih besar untuk mendapatkan ukuran master apikal file 40 untuk semua
spesimen. Larutan Sodium hipoklorit (Sigma-Aldrich, St Louis,MO) (2,5%, 2

mL) digunakan untuk irigasi antara instrumen. Teknik step-back dimulai dengan
file ukuran 45 dan diselesaikan dengan H-file dengan ukuran 5 kali lebih besar,
ukuran 70. Irigasi akhir dilakukan dengan 2,5 ml 2,5% NaOCl, dan 2,5 mL 5%
ethylenediaminetetraacetic (Sigma-Aldrich). Gigi disimpan pada temperature 4 C
dengan kelembaban 100% hingga sampai uji kebocoran dilakukan. Spesimen di
Grup 2 disimpan tanpa pengisian saluran akar (hanya dilakukan preparasi)
Kelompok 3
Akar (n = 15) dipersiapkan seperti yang dijelaskan di atas. kompaksi lateral dingin
dilakukan sebagai berikut: Master apikal cone (ukuran 40) ditempatkan sesuai
panjang kerja. Sebelum pengisian saluran akar, sebuah spreader stainless steel
ukuran 40 (Thomas Endo, Bourges Cedex, Perancis) ditandai dengan stopper
silikon dengan panjang 1 mm lebih pendek dari panjang kerja dan dilakukan
pemeriksaan di saluran akar. Sealer (Diaket, 3M, ESPE, Seefeld, Jerman)
diaplikasikan pada dinding saluran menggunakan master apikal cone. Setelah
menempatkan master apikal cone, spreader ukuran 40 dimasukkan ke dalam
ruang saluran akar dengan 1 mm lebih pendek dari panjang kerja di mana
spreader didiamkan selama 10 detik; selanjutnya, ukuran 35 dilapisi dengan
sealer dan ditempatkan ke dalam ruang yang ditinggalkan oleh spreader. Setelah
menggunakan spreader ukuran 40, pemadatan dilanjutkan menggunakan spreader
ukuran 25, dan hanya cone aksesori ukuran 20 ditempatkan di ruang yang
ditinggalkan oleh spreader ukuran 25 sampai spreader tidak bisa masuk lebih dari
2 mm.
Gutta percha cone yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal dari batch
yang sama dari perusahaan yang sama (DiaDentGroup International Inc, Chongju
Kota, Korea). Kelebihan dari gutta percha telah dihilangkan dari kavitas koronal
di cementoenamel junction dengan instrumen yang dipanaskan (Hu-Friedy,
Leimen, Jerman). Akar tidak direstorasi hingga koronal.

Kelompok 4
Akar (n = 15) disiapkan dan diisi seperti pada grup 3, kecuali spreader yang
pertama kali digunakan adalah ukuran 35. Setelah menempatkan master apikal
cone sesuai panjang kerja, spreader ukuran 35 dimasukkan ke saluran akar seperti
yang dijelaskan di Grup 3, dan gutta percha ukuran 30 diinsersikan pada space
yang dibuat.
Kelompok 5
Akar (n = 15) yang telah disiapkan dan diisi seperti di Grup 3, kecuali spreader
yang pertama kali digunakan adalah ukuran 25. Setelah menempatkan master
apikal cone ke panjang kerja, sebuah spreader ukuran 25 dimasukkan ke dalam
saluran akar, dan gutta percha ukuran 20 ditempatkan pada space yang tersedia
oleh spreader.
Tiga lapisan varnish kuku diaplikasikan pada akar. Berikutnya, sampel siap untuk
analisis kebocoran apikal. Akar gigi ditutupi oleh polish kuku (Maybelline, NY,
USA) 3 kali, termasuk apeks akar di Grup 1 yang berfungsi sebagai kontrol
negatif.
Spesimen Grup 2, tidak diisi dan tidak ditutupi dengan varnish kuku, yang
berfungsi sebagai kontrol positif. Sisa dari spesimen dilapisi juga dengan tiga
lapisan dari varnish kuku, tetapi tidak termasuk kavitas koronal dan foramen
apikal. Spesimen disimpan pada temperatur 37 C dan kelembaban 100% selama
7 hari.
Evaluasi kebocoran apikal
Sampel ditempatkan pada sistem komputerisasi yang dirancang untuk pengukuran
microleakage apikal dengan meteran transport larutan seperti dijelaskan
sebelumnya, dan uji dibantu dilengkapi dengan software PC yang kompatibel
(Fluid Filtration'03, Konya, Turkiye). Sebuah tekanan tangki bertekanan (1,2 atm)
digunakan untuk menerapkan 120 kPa dari O 2 kesisi apikal gigi melalui regulator

tekanan udara digital (SUNX Sensor, Des Moines, USA). Software secara
otomatis mengukur gerakan cairan dimasing-masing sampel setiap 2 menit untuk
waktu 8 menit. Masing-masing spesimen diuji empat kali, dan kuantitas
kebocoran dinyatakan sebagai kPa / min.
Analisis statistik
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan software Stat View4.57 (Abacus
Concepts Inc, NC, USA). Hasil dianalisis menggunakan tes Kruskal-Wallis dan
Mann-Whitney U-test dengan koreksi Bonferroni (p <0,05).
HASIL
Spesimen kontrol positif mengalami kebocoran lebih besar secara signifikan
dibandingkan spesimen dari kelompok eksperimental (P <0,05). Rerata pengukuran
microleakage dan kesalahan standar deviasi bila dalam kPa / menit pada 1,2 atm
ditampilkan pada Tabel 1 untuk semua kelompok. Kelompok 5 (spreader ukuran
25) menunjukkan jumlah microleakage yang paling sedikit antara kelompok
eksperimen (p<0,05). Kelompok 3 menunjukkan kebocoran yang lebih besar
dibandingkan dengan kelompok 4, namun tidak ada perbedaan signifikan secara
statistik (p>0,05).
Tabel 1: Rata-rata Kebocoran{kPa/min}
Kelompok
K1: KontrolNegatif
K2: KontrolPositif
K3: Spreader pertamaukuran 40
K4: Spreader pertamaukuran 35
K5: Spreader pertamaukuran 25

DISKUSI

Rata-rata Kebocoran x 10-6

SDx10-6

{kPa/min}
Tidakadakebocoran
48,75b
4, 422c
3,632c
2,244d

0,725
1,729
1,020
1,235

Dalam penelitian ini, efek pemilihan spreader pada kemampuan sealing dari
pengisian akar dinilai dengan teknik filtrasi larutan komputerisasi dan perbedaan
signifikan yang diamati antara kelompok. Teknik filtrasi larutan komputerisasi
yang memiliki pengaturan tekanan udara digital dan kontrol terkomputerisasi
adalah model yang lebih maju dibandingkan dari Teknik filtrasi cairan
konvensional, model yang lebih maju ini digunakan untuk mengevaluasi
kebocoran apikal di banyak penelitian. metode filtrat cairan Komputerisasi
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan tes kebocoran konvensional; oleh
karena itu, sampel tidak terpengaruh dari prosedur, tes pengukuran dapat diulang
berulang kali.
Penelitian sebelumnya mengevaluasi efek dari pemilihan spreader pada ketahanan
mekanik gigi memperlihatkan bahwa ukuran spreader sangat penting untuk
mengurangi kekuatan aplikasi gaya yang diterapkan dan spreader dengan ukuran
yang lebih besar mengurangi resistensi ketahanan mekanik gigi. Di sisi lain,
menggunakan spreader ukuran 25 tidak mempengaruhi sifat mekanik dari gigi.
Dalam penelitian ini, metode pengisian saluran akar dan seleksi ukuran spreader
sesuai dengan penelitian oleh Piskin dkk. Sepertinya hasil yang menguntungkan
terlihat dengan spreader ukuran 25 yang mengakibatkan hanya sedikit jumlah
kebocoran mikro antara kelompok eksperimental.
Penggunaan ukuran spreader yang lebih kecil dari ukuran master apical cone akan
mengendalikan penetrasi yang lebih dalam dari gutta percha aksesori cone.
Akibatnya, penetrasi lebih dalam dari gutta percha aksesori cone dapat
mengurangi rasio sealer gutta percha. Telah diketahui bahwa memaksimalkan
volume gutta percha di akar ruang saluran akar memberikan kemampuan sealing
yang lebih baik;karena, sealer saluran akar tidak kedap terhadap kebocoran.
Meskipun demikian, dilaporkan bahwa persentase gutta percha di pengisian
saluran akar tergantung jumlah dan kedalaman gutta percha aksesori cone yang
ditempatkan di saluran akar. Dengan demikian, cone aksesori harus ditempatkan
di ruang saluran akar sedalam mungkin. Pengisian saluran akar pada gigi dengan

tiga saluran akar mungkin memiliki jumlah sealer yang lebih besar jika jumlah
gutta percha cone yang ditempatkan tidak mencukupi dan tidak masuk sampai
kedalam yang tepat. Dalam penelitian ini, menggunakan spreader dengan ukuran
yang lebih kecil meningkatkan kemampuan pengisian akar dari pengisian saluran
akar. Grup 4 yang menggunakan spreader ukuran 35 menunjukkan nilai
kebocoran yang lebih rendah dibandingkan dengan sampel dari Grup 3 di mana
ukuran yang digunakan adalah spreader 40. Di sisi lain, pemilihan tiga ukuran
spreader yang lebih kecil (ukuran 25) menunjukkan kemampuan pengisian/
sealing apikal yang terbaik.
Dalam studi sebelumnya, dilakukan penelitian kedalaman penetrasi spreader
terhadap jumlah microleakage apikal;K- file ukuran 35 sebagai master apical file
dan spreader ukuran 25 digunakan selama kompaksi. Perbedaan yang signifikan
dalam kebocoran apikal diamati antara kelompok ketika spreader ukuran 25
digunakan untuk penetrasi baik sesuai panjang kerja atau lebih pendek 1 mm
panjang kerja. Dalam penelitian ini, cone selalu satu ukuran lebih kecil
dimasukkan ke ruang yang dibuat oleh spreader untuk menempatkan gutta percha
aksesori cone lebih dalam. Selain dari penetrasi spreader, keretakan pada dentin
dapat menghasilkan lebih banyak kebocoran. Hal ini menunjukkan bahwa
menggunakan spreader dengan ukuran yang lebih besar dapat menghasilkan
keretakan di dentin akar. Di Grup 3 dan 4, nilai-nilai kebocoran yang lebih tinggi
mungkin disebabkan dengan pembentukan retak yang lebih tinggi.
Saat ini, banyak bahan pengisian saluran akar dan teknik telah diperkenalkan,
kompaksi lateral yang masih merupakan standar utama digunakan untuk
dibandingkan dengan kemampuan teknik baru; namun, tidak ada konsensus
tentang pemilihan ukuran spreader dan gutta percha aksesori cone. Hal ini
diketahui bahwa penggunaan spreader dengan kekuatan yang berlebihan atau
besar dapat menyebabkan fraktur akar vertikal. Fraktur akar yang tidak lengkap
dapat terjadi selama kompaksi lateral dingin yang akan meyebabkan fraktur gigi
selama prosedur restoratif atau tekanan oklusal selama pengunyahan/ mastikasi.

Namun demikian, klinisi dapat memanfaatkan kinerja sealing yang lebih baik saat
menggunakan teknik modifikasi yang lebih aman terhadap kemungkinan fraktur.
KESIMPULAN
Menurut hasil penelitian ini, spreader ukuran 25 dapat direkomendasikan pada
seluruh teknik pemadatan lateral gutta percha untuk meminimalkan kebocoran.

Anda mungkin juga menyukai