Kelompok 3
• Syarifah syafira
• Zuhra marfirah
• Talitha nabila
• Fatin rizka
• Geubrina fitriananda
• Silvi sulistina
• Dwi Fadhilla r.
• Khairunnisa
• Niska darlianti
DEFINISI
• Menurut World Health Organization (WHO), oral leukoplakia
(leuko = putih, plakia = patch) berupa plaque atau white patch
yang tidak dapat dikarakteristikkan secara klinis atau patologis
seperti penyakit lainnya.
alcohol
Sanguinaria
cause
Ultraviolet Radiation
Penyebab dari leukoplakia
tetap saja tidak diketahui,
walaupun sudah banyak
hipotesis. Namun beberapa
penelitian menunjukkan Microorganisms
inisiasi kondisi leukoplakia
dipengaruhi oleh faktor
ekstrinsik dan intrinsik
Trauma
Cause 1. tobacco
• Merupakan faktor yang paling terkait erat dgn leukoplakia
• > 80% pasien leukoplakia adalah perokok, tentu perokok jauh lebih
mungkin terkena leukoplakia dibandingkan yang bukan perokok
• Perokok berat memiliki lebih banyak jumlah lesi dan lesi yang lebih
besar daripada perokok ringan, terutama setelah bertahun-tahun
menggunakan tembakau.
• leukoplakia sering menghilang atau menjadi lebih kecil jika di dalam
tahun pertama berhenti merokok.
• Penggunaan tembakau tanpa asap sering menyebabkan perbedaan
klinis plak oral putih yang disebut keratosis kantong tembakau
lesinya bukan real leukoplakia ( tdk sejati)
• Sebaliknya , penggunaan betel quid (sirih), dengan atau tanpa
Neville BW, Damm DD, Allen CM. Oral and maxillofacial pathology,
tembakau tanpa asap — dikaitkan dengan real: Elsevier.
4th ed. Canada leukoplakia sejati
2016 p : 356-357
Cause 2. alcohol
•Alkohol memberikan efek yang kuat dengan
tembakau dlm perkembangan kanker oral.
•Orang yang berlebihan menggunakan
larutan kumur dengan kandungan alkohol
lebih dari 25% memiliki plak mukosa bukal
berwarna keabu-abuan, tetapi lesi ini bukan
leukoplakia (not true leukoplakias).
Neville BW, Damm DD, Allen CM. Oral and maxillofacial
pathology, 4th ed. Canada : Elsevier. 2016 p : 356-357
Cause 3. Sanguinaria
• Orang yang menggunakan pasta gigi atau larutan
kumur yang mengandung ekstrak herbal , sanguinaria ,
dapat mengembangkan leukoplakia sejati
bernama sanguinaria -associated keratosis.
• lesi nya biasanya muncul di vestibulum RA atau pada
mukosa alveolar maksila
• Lebih dari 80% individu dengan maxillary vestibular
atau leukoplakia alveolar memiliki riwayat
menggunakan produk yang
mengandung Sanguinaria, dibandingkan dengan 3%
dari populasi normal. Neville BW, Damm DD, Allen CM. Oral and maxillofacial
pathology, 4th ed. Canada : Elsevier. 2016 p : 356-357
Cause 4. radiasi ultraviolet
Memperbesar ruang
Atrofi
progenitor (hiperplasia)
Gambaran klinis
homogeneous
• secara klinis: putih, plaque berbatas tegas
dengan pola identik pada semua lesi halus
– kasar, fissure, kadang dsb
“cracked mud”
Non homogeneous
• Ciri : white patch atau plaque dengan
campuran elemen merah (g. 5-12)
erythroleukoplakia and speckled
leukoplakia
• Komponen putih didominasi dengan
papillary projections
Verrucous/verruciform
leucoplakia
• Tampilan klinis dengan pola proliferasi
lebih agresif dan tingkat reccurence tinggi
proliferative verrucous
leukoplakia (PVL)
Kao, Shou-yen, et al. Detection and Screening of Oral Cancer and Pre- cancerous Lesions. J Chin Med Asscociation. 2009; 72 (5); p. 227-233.
Scully, Cawson. Medical Problem in Dentistry, 7th ed. Elsevier Science.2014. p33
Kao, Shou-yen, et al. Detection and Screening of Oral Cancer and Pre-
cancerous Lesions. J Chin Med Asscociation. 2009; 72 (5); p. 227-233.
• Histopatologi
Pada pemeriksaan akan terlihat hiperkeratosis atau penebalan pada
bagian Stratum korneum kulit, terdapat Epithelial pearl, tidak ada tanda-
tanda displasia, dan ada infiltrasi round sel pada jaringan ikat.
Kujan, Omar, et al. Evaluation of Screening Strategies for Improving Oral Cancer Mortality:A
Cochrane Systematic Review. Journal of Dental education. 2005; 69 (2); p. 255-265.
Diagnosis idiophatic leukoplakia
Pemeriksaan hitopatologi saat ini masih merupakan standar emas untuk tujuan diagnosis. Pengukuran
ploidy DNA dapat membantu mengidentifikasi lesi yang membawa resiko tingggi tranformasi
malignant
Pemeriksaan hitopatologi saat ini masih merupakan standar emas untuk tujuan diagnosis. Pengukuran
ploidy DNA dapat membantu mengidentifikasi lesi yang membawa resiko tingggi tranformasi
malignant
Biopsy harus dilakukan di area yang paling dicurigakan dari tampak klinisnya, misal seperti
kemerahan , area permukaan yang mengalami penebalan atau daerah yang bergejalapada pasien
dengan multifocal atau leukoplakia multiple biopsy yang meluas (field mapping) harus
dipertimbangkan
Lanjutan..
Keganasan dari idiophatic leukoplakia ini dapat terjadi di tempat yang diobati atau yang
tidak diobati, tetapi mungkin juga terjadi di tempat lain di rongga mulut atau saluran
aerodigestif atas
umum diakui yang secara statistik membawa peningkatan risiko transformasi maligna
(mengganas) menjadi carcinoma sel squamosal .
Kemudian, ada kalanya kasinomatous bertranformasi yang akan menjadi non-displastik
leukoplakia.
telah disarankan bahwa diagnosis definitif leukopakia oral harus ditetapkan dengan
histopatologi lesi .oral keratosis lain yang diakui sebagai entitas spesifik, dan dengan
pengecualian dari setiap agen etiologi selain tembakau atau penggunaan pinang.
Diagnosis banding
Lesi putih pada mukosa mulut sering menimbulkan masalah diagnosis banding, yang sangat penting
ketika menilai perubahan prakanker di mulut. Karakter pra-kanker dari leukoplakia oral sudah
diketahui dengan baik, dan tipe "berisiko tinggi": erosif-displastik leukoplakia besar potensinya untuk
menjadi ganas setelah diteliti secara saksama.
Karena kemungkinan hubungan nya dengan karsinoma oral, dan beberapa jenis klinis dari lichen
planus oral, yaitu bentuk atrofi-erosif sehingga perlu kehati-hatian dalam perawatan dan
pengawasannya.
Semua lesi putih ini dapat diidentifikasi secara jelas, dibedakan, dan dibatasi sebagai entitas penyakit
klinik patologis, dengan metode klinis, histopatologi dan ultrastruktur, sehingga memudahkan
diagnosis dini, pengobatan dan pencegahan kemungkinan keganasan.
Adapun dd dari idiophatic leukoplakia :
• Leukoedema
• Lichen planus
• Morsicatio buccarum (habitual cheek biting)
• Candidosis
• White sponge nevus
Gambaran Histopatologi
Akantosis
Cont.
• Pada tempat lesi yang sudah diangkat, kemungkinan terjadinya lesi
yang sama sangat besar harus dilakukan pemeriksaan / monitoring
jangka panjang bahkan perlu biopsy ulang (rebiopsy)
• Lesi jinak yang lebih kecil dan tidak dicurigai dysplasia dieksisi
semenjak kemungkinan lesi menjadi ganas meningkat 4-6%
• Lesi yang lebih besar yang dibuktikan tidak dysplasia dengan biopsy
dibuang atau dibiarkan (dengan syarat evaluasi follow-up berkala,
dengan atau tidak dengan medikasi)
• Lesi dysplasia ringan dibuang atau dibiarkan (jika prosedur eksisi
berisiko akibat tempat dan luas lesi)
• Lesi dysplasia parah eksisi adalah prosedur wajib
• Lesi besar jika perlu dilakukan grafting
Sumber
• Regezi, J. A., Sciubba, J.J., Jordan, R.C.K. Oral Pathology: Clinical
Pathologic Correlations. 4th ed. St. Louis: Saunders. 2003. Page:
90
• Greenberg, M. S., Glick, Michael. Burket’s Oral Medicine:
Diagnosis and Treatment. 10th ed. Hamilton: BC Decker Inc.
2003. Page: 105
• Neville, B. W., Damm, D. D., Allen, C. M., Bouquot, J. E. Oral and
Maxillofacial Pathology. 2nd ed. Philadelphia: Saunders. 2002.
Page: 345