Anda di halaman 1dari 9

KATA SULIT:

1.
2.
3.

PERTANYAAN:
1. Apa diagnosis pada kasus diskenario? Nat ▶️septa
 Eritroplakia adalah salah satu lesi yang jarang timbul pada mukosa rongga mulut,
akan tetapi risiko dari perkembangan kanker rongga mulut adalah yang terbesar
diantara semua lesi prakanker. Eritroplakia didefinisikan sebagai lesi mukosa mulut
yang muncul sebagai lesi merah terang yang dapat berupa plak yang tidak biasa
dikarakteristikkan secara klinis maupun patogen sebagai kondisi patogen yang
dikenali. Lesi ini dapat muncul di bagian manapun pada rongga mulut, tapi lebih
sering muncul pada dasar mulut, palatum molle’, lidah bagian ventral, dan
tonsillarfauces. Lesi ini umumnya asimptomatik akan tetapi beberapa pasien
mengeluh adanya rasa terbakar pada rongga mulut.
Eritroplakia muncul sebagai lesi merah abnormal pada selaput lender di dalam mulut.
Lesi ini biasanya terjadi di lidah atau di dasar mulut, dan tidak bisa dikerok. Lesi
eritroplakia sering ditemukan bersamaan dengan lesi leukoplakia. Lesi leukoplakia
terlihat seperti bercak serupa tetapi berwarna putih bukan merah. Menurut American
Academy of Oral Medicine, eritroplakia dan leukoplakia umumnya dianggap sebagai
lesi prakanker (atau berpotensi kanker).
 Menurut WHO, leukoplakia adalah bercak putih atau plak putih yang tidak dapat
dikategori secara klinis maupun patologis dan lesi ini terdapat pada mukosa oral dan
tidak dapat dikerok. Leukoplakia merupakan lesi yang sering ditemukan dibanding
lesi premalignan yang lain dengan prevalensi 85%. Lokasi pada rongga mulut yang
sering dijumpai leukoplakia adalah pada mukosa bukal, bibir, gingiva dan lidah
2. Apa etiologi dari kasus diskenario? Septa▶️putri
Umunya, oral eritroplakia dianggap sebagai lesi merah dari lesi premalignant dengan
etiologi dan pathogenesis yang mirip dengan oral leukoplakia. sementara asupan buah
dan sayuran mungkin dapat bersifat protektif, beberapa penelitian menunjukkan
mengunyah tembakau, merokok, dan mengunyah sirih dengan atau tanpa tembakau dan
penggunaan alkohol merupakan sebagai faktor etiologi.
Sebagai kofaktor etiologi dari eritroplakia, human papillomavirus (HPV) merupakan
infeksi yang telah di sebutkan, dan dalam satu studi, 5 dari 10 eritroplakia telah terbukti
HPV-Positif, dan lesi kanker yang berkembang semuanya positif HPV
Namun, seperti yang disebutkan di atas, ada indikasi bahwa eritroplakia mungkin
terkait dengan lesi lichenoid dari mukosa oral. Faktanya, hubungan semacam itu
mungkin mirip dengan warna putih pada oral erythroplakias dan oral leukoplakia. Tidak
terdapat keraguan bahwa beberapa lesi didiagnosis sebagai leukoplakias yang muncul
di oral mukosa yang sebelumnya dipengaruhi oleh lichen planus (Gambar 3a dan b).
Peradangan lichenoid pada mukosa mulut dapat menyebabkan temporal atau
perubahan permanen sel epitel yang terkait dengan kejadian tersebut pada lesi
premalignan.

Penyebab atau etiologic dari eritroplakia adalah merokok dan menggunakan


tembakau kunyah, dimana ini adalah penyebab paling umum dari lesi eritroplakia. Selain
merokok, ada hal lain yang dapat menjadi penyebab yaitu gigi palsu yang letaknya tidak
pas dan terus menerus menggesek gusi atau jaringan lain di dalam mulut sehingga
mengakibatkan terjadinya eritroplakia ataupun leukoplakia.
Eritroplakia dapat disebabkan oleh kebiasaan yang tidak sehat (seperti penggunaan
tembakau dan pola makan yang buruk), trauma jangka panjang untuk jaringan mulut,
atau hanya dari penuaan. Tidak ada yang dibebaskan dari mengembangkan kondisi ini
tetapi dapat dicegah atau, setidaknya dalam bentuknya yang paling awal, diberantas
sebelum berkembang menjadi kanker mulut. Karena risiko kanker meningkat dengan
usia dan dengan adanya faktor-faktor risiko tertentu, kebanyakan kasus diidentifikasi
pada peminum berat dan perokok lebih dari 40, menurut Dokter American Family.

Faktor predisposisi yang dapat dihubungkan dengan timbulnya leukoplakia adalah


kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, mengunyah tembakau, trauma, infeksi
candida albicans, dan lain lain. Selain itu, faktor nutrisi juga berperan terhadap terjadinya
leukoplakia terutama anemia defisiensi besi dan sideropenic dysphagia (Plummer-
Vinson atau sindrom Paterson-Kelly). Faktor lain terjadinya leukoplakia adalah seperti
lamanya kebiasaan merokok dan jumlah rokok yang dikonsumsi per hari.

3. Bagaimana hubungan/pengaruh rokok terhadap kasus diskenario? niken▶️vira


Leukoplakia merupakan suatu lesi yang berkaitan erat dengan merokok.7 Menurut
penelitian di Eropa pada tahun 2002, leukoplakia lebih banyak ditemukan pada perokok
(94,3%) dibanding orang yang tidak merokok (5,7%). Seperti yang sudah disampaikan
sebelumnya, rokok mengandung bahan-bahan berbahaya seperti polycyclic
hydrocarbons, beta-naphtylamine, nitrosamines, karbon monoksida, nikotin dan lain-lain.
Bahan-bahan yang bersifat karsinogenik diiringi dengan panas yang berasal dari
asap rokok akan menjadi sumber iritasi pada mukosa jaringan rongga mulut. Perubahan
awal yang terjadi pada jaringan rongga mulut tampak seperti warna kemerahan dan
berbintik. Iritasi yang terus menerus terhadap jaringan mukosa mulut menyebabkan
peningkatan vaskularisasi dan keratin sehingga akan membentuk formasi putih dan
merah yang lama kelamaan akan menimbul dan membentuk plak.
Kebiasaan merokok yang lama dan jumlah batang rokok yang dihisap per hari akan
meningkatkan risiko terjadinya leukoplakia. Perokok yang merokok lebih dari 10 tahun
mempunyai tingkat risiko terjadinya leukoplakia dengan prevalensi 53,2% sedangkan
perokok yang merokok lebih dari 20 batang per hari mempunyai tingkat risiko terjadinya
leukoplakia yang lebih tinggi dengan prevalensi 74%.

4. Apa saja pemeriksaan yg bisa dilakukan? Intan ▶️niken

5. Bagaimana perawatan yang sebaiknya dilakukan pada kasus diskenario? Vira▶️


nat
 Operasi eksisi lesi displasia epitelial / karsinoma in situ.
 Pencegahan primer menggunakan minuman alkohol dan merokok.
 Terapi laser.
 Cryoterapi.

Setelah eritroplakia diidentifikasi, dokter kemungkinan besar akan


merekomendasikan biopsy. Ahli patologi nantinya akan memeriksa sampel jaringan
pada mikroskop untuk menentukan apakah sampel jaringan memiliki sel prakanker atau
kanker.
Temuan biopsy bersamaan dengan lokasi serta ukuran lesi akan menentukan
pengobatan. Dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa tindakan yaitu
observation, laser surgery, cryosurgery, dan radiation therapy. Lalu dokter juga akan
menyarankan untuk menghindar dari penggunaan produk tembakau dan mengurangi
atau menghilangkan penggunaan alcohol.

Tujuan utama perawatan leukoplakia adalah agar lesi tersebut tidak berkembang
menjadi lesi kanker. Penatalaksanaan lesi leukoplakia meliputi eliminasi faktor etiologi
seperti kebiasaan merokok, sumber traumatik (mahkota gigi yang tajam, sisa radiks),
konsumsi alkohol, penggunaan tembakau, defisiensi nutrisi dan lain-lain. Selanjutnya,
dapat dilakukan perawatan non-bedah maupun bedah. Perawatan non-bedah yang
dapat dilakukan adalah seperti terapi vitamin A dan vitamin E, 13-cis-retinoic acid,
antioksidan, terapi nistatin dan vitamin B kompleks. Perawatan bedah yang dapat
dilakukan adalah bedah konvensional, cryosurgery, electrosurgery dan elctrocautery.
Jika leukoplakia tersebut tidak sembuh dalam 2 minggu, maka harus dilakukan biopsi
untuk mencegah terjadinya keganasan.

6. Bagaimana manifestasi klinis dari diagnosis yang ada pada skenario? Zidan▶️
intan
Bentuk lesi:
- Diagnosis lesi: lesi merah terang yang dapat berupa plak yang tidak biasa
dikarakteristikkan secara klinis maupun patogen sebagai kondisi patogen yang
dikenali.
- Lesi ini dapat muncul di bagian manapun pada rongga mulut, tapi lebih sering
muncul pada dasar mulut, palatum molle’, lidah bagian ventral, dan tonsillarfauces.
- Lesi khas OE kurang dari 1,5 cm dan setengahnya kurang dari 1 cm, tetapi telah
diamati ada yang lebih besar dari 4 cm.
- Lesi ini umumnya asimptomatik akan tetapi beberapa pasien mengeluh adanya rasa
terbakar pada rongga mulut.
- Palatum lunak, dasar mulut dan mukosa bukal paling sering dipengaruhi oleh OE.
- Terdapat beberapa perbedaan lokasi antara perempuan dan laki-laki. Tempat
kejadian OE paling umum pada pria adalah dasar mulut, tetapi pada wanita mukosa
alveolar kombinasi mandibula, gingiva mandibula, dan sulkus mandibula paling
sering terkena.
Pada pria, situs gabungan ini adalah tempat kejadian paling umum. Retrosololar
pada pria dan wanita adalah tempat keterlibatan paling umum berikutnya.

Leukoplakia adalah bercak putih atau plak putih yang berukuran tidak kurang dari 5
mm dan lesi ini terdapat pada mukosa oral yang tidak dapat dikerok. Leukoplakia terdiri
dari dari dua jenis, yaitu leukoplakia homogenous dan leukoplakia non-homogenous.
Leukoplakia yang bersifat homogenous memiliki gambaran klinis seperti plak berwarna
putih dengan permukaan smooth, wrinkled atau corrugated, namun tetap mempunyai
tekstur yang homogen dan sering kali dijumpai pada mukosa bukal dengan potensi
premalignansi yang rendah (Gambar 1). Leukoplakia yang bersifat non-homogenous
mempunyai plak berwarna putih tetapi sering kali memiliki gambaran klinis campuran
warna putih dan merah (erythroleukoplakia), nodular, verrucous leukoplakia dan
proliferative verrucous leukoplakia dengan potensi malignansi yang lebih tinggi
dibanding homogenous leukoplakia (Gambar 2 dan 3).
7. Apa saja diagnosis banding untuk kasus pada skenario? Putri▶️nita
Secara umum erythorplakia memiliki beberapa kesamaan dari penyakit ini:
1) Denture induced stomatitis

 Penyebab paling umum adalah gigi tiruan di dekat mukosa palatal. Eritema yang
sangat tajam terbatas pada area mukosa yang tersumbat oleh gigi tiruan atas
yang pas bahkan pelat ortodontik.
 3 klasifikasi dengan tipe yang berbeda :
Tipe I: terlokalisasi ke situs eritematosa minor yang disebabkan oleh trauma dari
gigi tiruan
Tipe II: mempengaruhi sebagian besar gigi tiruan pada mukosa tertutup
Tipe III: memiliki mukosa granular di bagian pusat dari langit-langit(palatum)
 Pengobatan
1) Pasang gigitiruan dengan memberikan jarak atau jangan terlalu pas
2) Rendam gigitiruan dengan natrium hipoklorit 0,1% atau klorheksidin glukonat
0,12% semalam
3) Oleskan gel antijamur pada permukaan gigi tiruan bagian dalam
sebeluminsersi

2) Radiation mucositis

 Mucositis terjadi ketika perawatan kanker memecah sel-sel epitel yang membagi
secara cepat melapisi saluran gastro-intestinal, meninggalkan jaringan mukosa
terbuka untuk ulserasi dan infeksi.
 Mucositis oral mungkin merupakan komplikasi yang paling umum dan merupakan
kekurangan dalam pengobatan kanker
Lesi Merah yang Menyerupai Oral Erythroplakia:
a) Infeksi Mikotik
 Oral kandidiasis
 Eritematosa kandidiasis generalized
 Denture induce stomatitis
 Histoplasmosis
b) Infeksi Bakteri
 TBC

c) Mukosa
 Atrofi oral lichen planus lupus
 Eritematosus pemphigus
 Pemphigoids

d) Lainnya
 Amelanotic melanoma hemangioma
 Telangiectasia
 Lingual varises sarcoma
 Oral purpura Kaposi
Leukoplakia dapat dibedakan dengan candidiasis, lichen planus, leukoedema dan white
sponge nevus.
1) Candidiasis
Candidiasis merupakan lesi yang disebabkan oleh karena infeksi dari Candida.
Candidiasis tipe Pseudomembranous (Thrush) memiliki gambaran klinis seperti plak
putih dan lesi tersebut dapat dikerok mengunakan alat yang tumpul serta
meninggalkan erosi atau pendarahan pada daerah lesi.

2) Linchen Planus
Lichen planus kelihatan seperti retikuler, papula putih, plak putih, atrofi, bullous,
hipertrofik dan annulus yang sering kali dijumpai pada permukaan bukal, lidah dan
gingiva. Lesi ini biasanya bilateral, atrofi dan pada lesi erosi akan lebih sensitif dan
nyeri. Namun, tipe leukoedema yang mirip dengan leukoplakia adalah tipe plak.
Lichen planus sering kali dijumpai Wickham’s striae. Wickham’s striae merupakan
formasi bintik-bintik kecil dengan gambaran seperti jala.
3) Leukoedema
Leukoedema merupakan suatu lesi asimtomatik, biasanya bilateral dan paling
banyak terjadi pada mukosa bukal dan bibir. Leukoedema ini tampak sebagai suatu
lesi yang difus, opak dan berwarna putih keabu-abuan. Permukaan tampak berlipat
seperti kerutan pada mukosa dan lesi ini tidak dapat dikerok, namun jika mukosa
yang terdapat leukoedema tersebut diregangkan, maka lesi akan menghilang dan
jika regangan tersebut dilepas, maka lesi tersebut dapat muncul kembali.

4) White sponge nevus


White sponge nevus terjadi saat lahir atau saat sebelum terjadinya pubertas dan lesi
ini dapat terjadi pada seluruh bagian mukosa oral. 6,38 Mukosa oral akan terlihat
berupa plak putih atau kelabu, menebal dan kenyal. Lesi ini biasanya bilateral dan
tidak mempunyai gejala.38 Lesi ini dapat dikerok tanpa terjadinya pendarahan.
8. Mengapa saat dipalpasi pada di skenario tidak ditemukan rasa nyeri ? Shelly▶️

9. Bagaimana pathogenesis kasus yang ada pada skenario ? nita▶️Shelly


 Patogenesis OE sebagian besar masih didasarkan pada spekulasi dan hipotesis.
Sebuah uraian, mengapa OE tampak merah secara klinis, ditemukan dalam literatur
OE awal dalam Shear (1972): "Epitel yang rapuh dan tidak berdiferensiasi dengan
peningkatan translucency dan lamina propria vaskular yang pas" adalah alasan
untuk Warna merah dari lesi dipertimbangkan. Pada pengamatan mikroskopik
daerah eritroplasik sering dapat menyebabkan atrofi epitel yang diamati (Soames &
Southam 1998). Selain itu, perubahan dalam jaringan umumnya menyebabkan
reaksi peradangan subepitelial reaktif, yang menyebabkan pelebaran pembuluh
darah dan peningkatan pembengkakan pembuluh darah. Aspek lain, yang mungkin
memiliki peran dalam patogenesis OE, adalah infeksi dengan Candida. Candida
albicans sering ditunjukkan pada erythroleukoplakia sebagai infeksi sekunder.
Setelah terapi antifungal komponen merah lesi ini dan sering komponen putih juga,
berkurang atau menghilang.48,49 Sayangnya, belum diketahui apakah perubahan
permukaan merah pada erythroleukoplakia oral (dan nodular leukoplakia) adalah
hasil dari peradangan, displasia, atau keduanya. Belum ada penelitian yang
menunjukkan korelasi positif antara.
 Terpaparnya jaringan terhadap zat yang bersifat karsinogen dan panas dari asap
rokok menyebabkan perubahan pada sel epitel sehingga terjadiya hiperkeratinisasi.
Iritasi yang terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan perubahan jaringan ke
arah keganasan akibat aktivasi sel-sel onkogen. Mutasi gen pada sel epitel akan
mengarah pada proliferasi dan pembelahan sel yang tidak terkendali. Gen yang
bertanggungjawab terhadap perbaikan DNA memberikan pengaruh terhadap genom
yang tidak stabil pada divisi sel. Dari mutasi tersebut, suatu transformasi maligna
dapat terjadi, misalnya karsinogen dari tembakau menyebabkan hiperkeritanisasi
namun berpotensi untuk kembali ke posisi normal. Ketika kebiasaan merokok tidak
dihentikan, mutasi tersebut dapat merangsang proliferasi dan divisi sel.

Anda mungkin juga menyukai