Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas
berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Referat ini
dengan judul KETUBAN PECAH DINI.
Referat ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam
kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan periode
Desember 2009 Februari 2010 RSUD Arjawinangun.
Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapakan terima kasih
kepada Dr. K.A.Halim Lutfi SpOG dan Dr. Isnaena Perwira SpOG, serta dari
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan
Referat ini.
Referat ini disusun dengan kemampuan saya yang terbatas, maka
saya harapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan Referat
ini dan semoga dapat berguna untuk kita semua.
Page 1
DAFTAR ISI
Kata
pengantar......................................................................................................
....................1
Daftar
isi..................................................................................................................
..................2
Bab I
Pendahuluan.................................................................................................
...................3
Bab II Tinjauan
Pustaka.........................................................................................................
....4
II.1
Definisi..........................................................................................................
......................4
II.2
Etiologi..........................................................................................................
......................5
II.3
Diagnosis......................................................................................................
.......................6
II.4
Penatalaksanaan...........................................................................................
......................8
II.5
Komplikasi.....................................................................................................
....................12
II.6
Prognosis.......................................................................................................
....................13
KETUBAN PECAH DINI
Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
lanugo,
sel-sel
Page 3
epitel
serta
vernik
caseosa.
Protein
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Ketuban pecah dini adalah robeknya selaput korioamnion dalam
kehamilan (sebelum onset persalinan berlangsung)
dibedakan : - PPROM (pre term premature rupture of
membranes)
Ketuban pecah pada saat usia kehamilan <
37 mgg
KETUBAN PECAH DINI
Page 4
2. Etiologi
Etiologi dari KPD belum diketahui secara pasti. Tetapi ada beberapa
faktor predisposisi antara lain:
Page 5
kadar
CRH
(corticotropin
releasing
hormon)
3. Diagnosis
a. Riwayat keluar cairan secara terus menerus dari vagina pada
kehamilan
b. Janin mudah diraba bila sudah sampai terjadi oligohidramnion
c. Pada pemeriksaan fisik suhu normal bila tidak ada infeksi
Page 6
Selalu ada
Keluar
cairan
Ketuban
ketuban
Diaganosis
Kemungkinan
tiba-tiba
Cairan tampak di
introitus
Tidak
Cairan
vagina
berbau
- Nyeri perut
dalam 1 jam
-
- Amnionitis
Riwayat Keluarga
- Uterus nyeri
- Denyut jantung janin
cepat
Cairan
his
cairan
- Demam /menggigil
ada
vagina
Page 7
- Vaginitis/serviks
berbau
- tidak ada riwayat
- Gatal
- Keputihan
Perdarahan
antepartum
- Nyeri perut
- Disuria
-
cairan
vagina
berdarah
- Nyeri perut
-
Gerak
janin
berkurang
- Perdarahan banyak
-
Cairan
Awal
persalinan
aterm
atau preterm
berupa
darah
- Pembukaan dan
Lender
pendaftaran serviks
- Ada his
Pemeriksaan Penunjang
-
Tes lakmus
amnion
berkurang
Page 8
4. Penatalaksanaan
Rawat di rumah sakit.
jika ada tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau) berikan
antibiotika sama halnya jika terjadi amnionitis.
Konfirmasi usia gestasi :
jika tidak ada infeksi dan kehamilan kurang dari 37 minggu :
a. Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan
janin, Antibiotika profilaktik spektrum luas terlihat dapat
memperpanjang masa laten pada kasus PPROM. Ampisilin 4 x
500 mg selama 7 hari ditambah eritromisin 3 x 250 mg
selama 7 hari peroral
b. Berikan
kortikosteroid
kepada
ibu
untuk
memperbaiki
Page 9
streptokokus grup B
hentikan antibiotika.
Nilai serviks, jika serviks sudah matang lakukan induksi
persalinan dengan oksitosin. Jika serviks belum matang, matangkan
dengan prostaglandin ( misoprostol ) dan infuse oksitosin atau
lahirkan dengan seksio sesaria. Untuk dapat melakukan induksi
persalinan perlu dipenuhi beberapa faktor, hendaknya serviks sudah
mendatar dan menipis serta sudah dapat dilalui sedikitnya satu jari
dan posisis sumbu serviks mengarah ke depan, selanjutnya tidak
ada disproporsi sefalo pelvik, kelainan letak janin yang tidak dapat
dibetulkan, dan kepala bayi sudah mulai turun melewati rongga
panggul. Kemungkinan induksi persalinan akan berhasil bila skor
bishop lebih dari 8.
Nilai pelvik menurut Bishop :
SKOR
Pembuka
1-2
3-4
5-6
an
Pendatar
<30%
< 50%
< 70%
80%
an
Penuruna
-3
-2
-1 0
+1 +2
n
Kepala
dari
KETUBAN PECAH DINI
Page 10
Hodge III
Ketuban Pecah
DiniSedang
Konsisten Keras
Lunak
si
Posisi
Anterior
Kehamilan (<37
Posterior
Mid
Minggu)
Ketika
observasi
tidak
seperti
Konservatif
ada
kontraindikasi
Infeksi
intra
terhadap
amnion,
tata
gawat
laksana
janin,
hasil
persalinan
segera
merupakan
Atau kehamilan
mencapai 36 minggu
diterima.
pilihan
yang
bisa
Aktif
Kehamilan (32
minggu)
Janin
Mati
Kehamilan (32 36
minggu)
Janin
Hidup
Partus
pervaginam
dengan
induksi
oksitosin
Partus
pervagin
am
dengan
induksi
oksitosin
Janin Mati
Seksio
sesarea
Setelah
diskusi
dengan
keluarga
Letak
memanjang
Letak
memanjang
gagal
induksi
oksitosin
Partus
Letak
lintang
Janin
Hidup
Page 11
pervaginam
dengan
induksi
oksitosin
Partus
pervagina
m dgn
embriotom
i
Letak
lintang
gagal
induksi
oksitosin
Partus
pervaginam
induksi
oksitosin
Seksio
sesarea
KPD
Hamil > 37
mg
Skor
pelvik > 5
Pematangan
serviks
Ketuban pecah
6-8 jam
Inpart
u
Belum in
partu
Skor
pelviks >
5
Partus
pervagi
nam
Konservatif
maksimal 48 jam
(24 jam sudah
mulai dinilai)
Skor
pelviks <
5
Skor
pelviks >
5
Skor
pelviks <
5
Induksi
Oksitosin
Seksio
Sesar
ea
Berha
sil
Gagal
Partus
Perva
ginam
Seksio
Sesar
ea
Page 12
Belum
Inpart
u
In
part
u
Induks
i
Partus
Perva
ginam
Berha
sil
Gagal
Perva
ginam
Seksio
Sesar
ea
Pematangan
serviks
Lihat
5. Komplikasi
Pada Anak
Pada Ibu
uteri,
perdarahan postpartum, dan infeksi
nifas.
Pengaruh PROM
a.
Page 13
b.
akan merasa
ditempat tidur,
partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat
dan nampaklah gejala gejala infeksi hal hal diatas akan
meninggikan angka kematian dan angka morbilitas pada ibu.
Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia
kehamilan 37 minggu adalah sindrom distress pernapasan,
yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi
meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu hamil dengan KPD
prematur sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya
korioamnionitis.
Page 14
Gbr. Chorioamnionitis
6. PROGNOSIS
Ditentukan oleh cara penatalaksanaan dan komplikasi-komplikasi
yang mungkin timbul serta umur dari kehamilan, Semakin cepat dan
tepat penanganannya semakin baik prognosisnya. Begitu juga
dengan umur kehamilan, semakin cepat terjadinya Ketuban pecah
dini pada kehamilan kurang dari 37 minggu semakin buruk
prognosisnya baik bagi ibu maupun janinnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1. Kesimpulan
Penyebab Premature ruptur of membran mempunyai dimensi
multifaktorial dan mempunyai banyak penyebab sesuai dengan
penjabaran diatas. Untuk diagnosis nya tidak sulit ditegakkan dengan
keterangan terjadi pengeluaran cairan mendadak disertai bau yang khas.
Selain keterangan yang disampaikan dapat dilakukan beberapa
pemeriksaan yang menetapkan bahwa cairan yang keluar adalah air
ketuban, diantaranya adalah tes ferning dan tes nitrazine.
Tata laksana penanganan, sebaiknya pasien dirawat di rumah sakit.
Diberikan
antibiotik,observasi
tanda
vital
dan
janin.Melakukan
pemeriksaan air ketuban, kultur dan bakteri. Bila pre term Prematur ruptur
of membran terjadi berikan kortikosteroid bila terdapat peningkatan suhu
dan terjadi distres janin dapat dilakukan SC. Begitu juga pada Prom Hamil
KETUBAN PECAH DINI
Page 15
Partus spontan
III.2. Saran
Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia
luar dan ruangan dalam rahim, sehingga memudahkan terjadinya infeksi.
Makin lama terjadi, makin besar kemungkinan infeksi dalam rahim,
prematuritas dan selanjutnya meningkatkan kejadian kesakitan dan
kematian ibu dan bayi atau janin dalam rahim. Oleh karana itu tata
laksana nya memerlukan tindakan yang rinci dan tepat.
Pada pemeriksaan dalam dilakukan dengan hati hati sehingga
tidak banyak manipulasi daerah pelvis untuk mengurangi kemungkinan
infeksi ascenden dan persalinan prematuritas.
Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur khususnya
maturitas paru janin sehingga mengurangi kejadian kegagalan
perkembangan paru yang sehat. Untuk itu dapat dilakukan aspirasi air
ketuban untuk melakukan pemeriksaan kematangan paru melalui
perbandingan L/S.
Page 16
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro. H., Ilmu Kebidanan, edisi III, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2007.
2. Cunningham F. G., Paul C. Macdonald, Norman F. Gant, Williams
Obstetrics, 18th edition; Prentice-Hall International Inc, 1989.
3. Mochtar R., Sinopsis Obstetri, jilid 1 edisi 2, EGC, Jakarta 1998.
4. Sastrawinata S., Obstetri Patologi, bagian Obstetri & Ginekologi
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Padjajaran,
Penerbit
Elstar,
Bandung 1984.
5. Fraser D. M., Cooper M. A., Myles Buku ajar bidan 14th Edition, EGC,
2009.
Page 17
Page 18