Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HIV/AIDS

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.

Galih Dwi Putra


Jeynifer Praditha
Noti Setiani
Nurul Pratiwi
Rini Sulistiningsih

SMA NEGERI 1 KARANGMOJO


2015/2016

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
DAFTAR
ISI..................................................................................................................
..........ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
......................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
......................................................................................................
1
C. Tujuan Pembuatan Laporan
......................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian HIV/AIDS
......................................................................................................
2
B. Sejarah HIV/AIDS.
......................................................................................................
2
C. Pencegahan HIV/AIDS
......................................................................................................
3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................
........................4
B. Saran..............................................................................................
........................ 4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang
dan menjadi masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO
(World Health Organization) tahun 2012, penemuan kasus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) di dunia pada tahun 2012 mencapai 2,3 juta
kasus, dimana sebanyak 1,6 juta penderita meninggal karena AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome) dan 210.000 penderita berusia di
bawah 15 tahun (WHO, 2012). Berdasarkan data Ditjen P2PL
(Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan), statistik kasus
HIV/AIDS yang dilaporkan dari tahun 2011-2012 mengalami peningkatan,
yaitu pada tahun 2011 kasus baru HIV sebesar 21.031 kasus, kemudian
meningkat menjadi 21.511 kasus pada tahun 2012. Begitu juga dengan
AIDS dari tahun 2011 sebanyak 37.201 kasus, meningkat menjadi 42.887
kasus pada tahun 2012. Proporsi faktor risiko penderita HIV/AIDS melalui
hubungan heteroseksual merupakan cara penularan dengan persentase
tertinggi sebesar 77,75%, diikuti oleh penasun atau injecting drug user
(IDU) sebesar 9,16% dan dari ibu ke anak sebesar 3,76% (Kemenkes RI,
2012). Kasus infeksi HIV/AIDS di Jawa Tengah digambarkan sebagai berikut
; pada tahun 2011 terdapat 755 kasus, tahun 2012 menurun menjadi2
607 kasus, namun kasus Aquiared Immuno Devisiency Syndrome (AIDS)
terjadi peningkatan dari tahun 2011 sebanyak 521 kasus dan tahun 2012
menjadi 797 kasus. Jumlah kematian karena AIDS di Jawa Tengah tahun
2011 sebanyak 89 kasus, meningkat menjadi 149 kasus pada tahun 2012
(Dinkes Jateng, 2012). Sejak kasus HIV/AIDS pertama kali ditemukan di
Kabupaten Karanganyar tahun 2000, jumlah kasus terus bertambah. Pada
tahun 2010 terdapat 72 kasus, tahun 2011 meningkat menjadi 92 kasus,
peningkatan kasus HIV/AIDS terus terjadi sampai tahun 2013 yaitu
sebanyak 179 kasus. Proporsi penderita HIV/AIDS berdasarkan kelompok
3

umur, paling tinggi pada usia 30-39 tahun sebanyak 35%, terendah pada
usia 10-19 tahun sebanyak 1% dan proporsi penderita HIV/AIDS
berdasarkan kondisi dari tahun 2010-2013 terdapat 57 kasus meninggal
(Dinkes Karanganyar, 2013). Hasil survei yang dilakukan Dinas Kesehatan
Kabupaten Karanganyar tahun 2013 menunjukkan bahwa pengetahuan
tentang HIV/AIDS pada kelompok remaja usia antara 14-24 tahun, 79%
remaja kurang memahami dengan benar mengenai HIV/AIDS dan
sebanyak 21% remaja memahami dengan benar HIV/AIDS. Persentase
kelompok umur 14-24 tahun yang sudah memperoleh KIE HIV/AIDS secara
komprehensif dan tepat sebanyak 13%, dan 87% remaja belum
memperoleh KIE HIV/AIDS secara komprehensif dan tepat (Dinkes
Karanganyar, 2013). Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi
beberapa daerah lokalisasi di Kabupaten Karanganyar antara lain;
Kecamatan Karangpandan, 3 Mojogedang, Tasikmadu, dan Kebakkramat.
Di antara beberapa daerah lokalisasi tersebut, yang belum mendapatkan
sosialisasi WPA (Warga Peduli AIDS) adalah Kecamatan Karangpandan.
Padahal kita ketahui bahwa tujuan WPA sendiri untuk membentuk
kesadaran masyarakat agar berperan secara aktif dalam mencegah
penularan penyakit HIV/AIDS, di sisi lain Kecamatan Karangpandan
memiliki persentase capaian target penyuluhan tertinggi pada remaja
sebesar 493, berbeda dengan kecamatan Kebakkramat yang hanya
memiliki target persentase penyuluhan pada remaja sebesar 130,
Kecamatan Mojogedang sebesar 146 dan Kecamatan Tasikmadu 0. Perlu
pemahaman tentang perilaku seksual pada remaja sebab, masa remaja
merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak menjadi
perilaku seksual dewasa. Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual
pada remaja amat merugikan bagi remaja itu sendiri termasuk
keluarganya, sebab pada masa ini remaja mengalami perkembangan yang
penting yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual (Soetjiningsih, 2010).
Penelitian Amaliyasari dan Puspitasari (2008), tentang perilaku seksual
anak usia pra remaja di daerah lokalisasi disimpulkan bahwa, faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku seksual adalah kontak
dengan daerah lokalisasi, hal ini berisiko terhadap penyebaran penyakit
menular seksual. Amat disayangkan apabila remaja yang berada di
daerah lokalisasi menjadi lebih berisiko. HIV/AIDS merupakan penyakit
infeksi yang sangat berbahaya karena tidak saja membawa dampak buruk
bagi kesehatan manusia namun juga pada 4 negara secara keseluruhan.
Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS (SRAN)
2010-2014 yang dikukuhkan dalam Permenkokesra Nomor 8 Tahun 2010,
menyebutkan makin memperkuat upaya penanggulangan AIDS di
Indonesia yang lebih terarah dan terkoordinasi. Berbagai kebijakan untuk
mendukung SRAN juga terus dikembangkan, misalnya pada kelompok
remaja, program LSL (Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki), dan juga
bidang pendidikan dan pelatihan (KPAN, 2010). Hasil penelitian Stanhope
dan Lancaster (2000), menggambarkan bahwa faktor sosial yang
berkaitan dengan kurangnya pengetahuan disebabkan kurang terpapar
4

informasi tentang penyebab terjadinya penularan infeksi HIV/AIDS, hal ini


menyebabkan individu salah dalam bersikap dan berperilaku. Faktor sosial
juga berkaitan dengan kemampuan masyarakat mendapatkan sumbersumber informasi baik formal maupun informal. Kurangnya paparan
terhadap informasi khususnya masalah kesehatan berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku, sehingga cenderung melakukan tindakan yang berisiko
terhadap masalah kesehatan. Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa
peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi sehingga
perilaku individu atau kelompok sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Salah
satu dimensi tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat dilakukan
di sekolah dengan sasaran murid melalui metode promosi kesehatan.
Intervensi ini bisa dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan yang
komprehensif dan tepat agar tidak terjadi penularan HIV/AIDS.5 Melalui
sekolah, siswa belajar dan menimba ilmu, sudah sewajarnya di sekolahlah
siswa diberikan pendidikan tentang seksual.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan HIV/AIDS?
2. Bagaimanakah sejarah HIV/AIDS?
3. Bagaimanakah cara pencegahan HIV/AIDS?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dan perkembangan HIV/AIDS.
2. Mengetahui awal mula HIV/AIDS muncul .
3. Mengetahui cara mencegah HIV/AIDS.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian HIV/AIDS
Virus HIV
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang
dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh
manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan
penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat


berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak
dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem
kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit
maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat
meninggal dunia terkena pilek biasa.
AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan tubuh adalah sekumpulan
gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia seesudah system
kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh,
penderita AIDS mudah terkena bebrbagai jenis infeksi bakteri, jamur,
parasit, dan virus tertentu yang bersifat oportunistik. Selain itu penderita
AIDS sering kali menderita keganasan,khususnya sarcoma Kaposi dan
imfoma yang hanya menyerang otak. Virus HIV adalah retrovirus yang
termasuk dalam family lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan
menggunakan RNA-nya dan DNA pejamu untuk membentuk virus DNA
dan dikenali selam periode inkubasi yang panjang. Seperti retrovirus yang
lain, HIV menginfeksi tubuh dengan periode imkubasi yang panjang
(klinik-laten), dan utamanya menyebabkan munculnya tanda dan gejala
AIDS. HIV menyebabkan beberapa kerusakan system imun dan
menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan menggunakan DNA dari
CD4+ dan limfosit untuk mereplikasi diri. Dalam prose itu, virus tersebut
menghancurkan CD4+ dan limfosit.
Secara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder
yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada pusat
lingkaran terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3 gen yang merupakan
komponen funsional dan structural. Tiga gen tersebut yaitu gag, pol, dan
env. Gag berarti group antigen, pol mewakili polymerase, dan env adalah
kepanjangan dari envelope (Hoffmann, Rockhstroh, Kamps,2006). Gen gag
mengode protein inti. Gen pol mengode enzim reverse transcriptase,
protease, integrase. Gen env mengode komponen structural HIV yang
dikenal dengan glikoprotein. Gen lain yang ada dan juga penting dalam
replikasi virus, yaitu : rev, nef, vif, vpu, dan vpr.

Siklus Hidup HIV


Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek;
hal ini berarti HIV secara terus-menerus menggunakan sel pejamu baru
untuk mereplikasi diri. Sebanyak 10 milyar virus dihasilkan setiap harinya.
Serangan pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrite pada membrane
mukosa dan kulit pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang
terinfeksi tersebut akan membuat jalur ke nodus limfa dan kadang-kadang
ke pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah papran, dimana replikasi
virus menjadi semakin cepat.
Siklus hidup HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu :
6

Masuk dan mengikat

Reverse transkripstase

Replikasi

Budding

Maturasi

Tipe HIV
Ada 2 tipe HIV yang menyebabkan AIDS: HIV-1 dan HIV-2.
HIV-1 bermutasi lebih cepat karena reflikasi lebih cepat. Berbagai macam
subtype dari HIV-1 telah d temukan dalam daerah geografis yang spesifik
dan kelompok spesifik resiko tinggi
Individu dapat terinfeksi oleh subtipe yang berbeda. Berikut adalah
subtipe HIV-1 dan distribusi geografisnya:
Sub tipe A: Afrika tengah
Sub tipe B: Amerika selatan,brasil,rusia,Thailand
Sub tipe C: Brasil,india,afrika selatan
Sub tipe D: Afrika tengah
Sub tipe E:Thailand,afrika tengah
Sub tipe F: Brasil,Rumania,Zaire
Sub tipe G: Zaire,gabon,Thailand
Sub tipe H: Zaire,gabon
Sub tipe O: Kamerun,gabon
Sub tipe C sekarang ini terhitung lebih dari separuh dari semua infeksi HIV
baru d seluruh dunia

B. Sejarah HIV/AIDS
- Kasus pertama infeksi HIV pada manusia diidentifikasi pada tahun 1959.
Namun pengalihan penyakit HIV dari hewan ke manusia kemungkinan
terjadi beberapa dekade sebelumnya. Individu yang terinfeksi tinggal di
Republik Demokratik Kongo. Dia tidak tahu (dan penelitian tidak bisa
mengidentifikasi) bagaimana ia terinfeksi.
HIV di AS
Kasus pertama HIV di Amerika Serikat ditemukan pada tahun 1981. Pria
homoseksual mulai meninggal akibat penyakit misterius, seperti infeksi
pneumonia. Pada bulan Juni 1981, US Centers for Disease Control dan
Pencegahan (CDC) pertama kali menjelaskan gejala penyakit ini tidak
diketahui. Dalam waktu yang tidal lama, beberapa penyedia layanan
kesehatan dari seluruh negera ini mulai melaporkan kasus serupa. Jumlah
orang dengan penyakit ini meningkat. Begitu pula jumlah orang yang
meninggal akibat penyakit tak dikenal.
American AIDS Clinic pertama
Pada bulan September 1982, CDC menggunakan istilah acquired immune
deficiency syndrome (AIDS) untuk pertama kalinya saat menjelaskan
penyakit misterius ini. Pada tahun yang sama, klinik AIDS pertama kali
dibuka di San Francisco.
Sebuah Penemuan kecil
Pada tahun 1984, Dr Robert Gallo dan rekan-rekannya di National Cancer
Institute menemukan apa yang menyebabkan AIDS. Gallo menemukan
human immunodeficiency virus (HIV), yaitu virus yang dianggap paling
bertanggung jawab terhadap infeksi HIV. Infeksi tersebut mengakibatkan
konsekuensi dari sistem kekebalan tubuh yang rusak (seperti pneumonia
dan sarkoma Kaposi), yang paling sering berakibat fatal.
Kehilangan Wajah Terkenal
Pria terkemuka romantis Amerika pada 1950-an dan 60-an, Batu Hudson,
meninggal dari komplikasi yang berhubungan dengan AIDS pada tahun
1985. Sebelum meninggal, dia menghendaki menyumbangkan dana $
250.000 untuk membantu mendirikan American Foundation for AIDS
Research (amfAR). Hingga saat ini, amfAR telah membantu dana
penelitian dan pendidikan di seluruh dunia.
Pada tahun tersebut, US Food and Drug Administration (FDA) juga
menyetujui tes darah komersial pertama, ELISA. ELISA tes memungkinkan
rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain dengan cepat melakukan
screening darah untuk penyakit ini.
Kondisii yang tragis
Setelah penyakit diidentifikasi, HIV dan AIDS dengan cepat menjadi
epidemi di Amerika Serikat. Pada tahun 1994, AIDS adalah penyebab
utama kematian di antara orang Amerika usia 25 hingga 44.
8

Kemajuan dalam testing di rumah


FDA pertama kali menyetujui tes kit HIV di rumah pasien pada tahun
2002. Hal ini membuka kemungkinan bagi orang untuk menguji status
mereka dalam privasi rumah mereka sendiri.

C. Pencegahan
HIV dan AIDS belum memiliki obat. Setelah seseorang terinfeksi
dengan virus, mereka tidak dapat menyingkirkan virus tersebut. Mereka
hanya bisa mengobatinya dengan memperlambat perkembangan
penyakit.
Bagi orang-orang yang tidak terinfeksi, mungkin dapat mencegah infeksi
tersebut. Pada 2013, CDC merilis sebuah studi yang menemukan bahwa
dosis harian obat mungkin dapat menghentikan transfer HIV dari orang
yang positif kepada orang negatif. Kehadiran CD4 sangatlah dibutuhkan
dalam menjaga kesehatan tubuh manusia, karena itu tubuh secara terus
menerus memproduksinya Menurut teori yang telah diterima secara luas,
hiv menyerang sel darah putih (khususnya yang dinamakan CD4) yang
berperan menjaga kekebalan tubuh manusia. CD4 adalah pemimpin yang
memegang komando mengatur pertahanan system kekebalan tubuh
manusia karena kemampuannya yang baik untuk berkomunikasi dengan
sel lain.Untuk membantu memerangi berbagai infeksi.
Yang mudah terserang hiv yaitu:
1. Wanita dan laki-laki yang berganti-ganti pasangan dalam melakukan
hubungan seksual
2. Wanita dan pria tuna susila
3. Orang yang melakukan hubungan seksual dengan tidak wajar,
seperti hubungan seksual melalui dubur (anal)
4. Penyalahgunaan narkotika
Pencegahan aids dibagi menjadi 4 :
1. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual
Terinfeksi hiv terutama terjadi melalui hubungan seksual. Oleh
sebab itu, pencegahan melalui hubungan seksual memegang
peranan paling penting. Untuk itu setiap orang perlu memiliki
perilaku seksual yang aman dan bertanggungjawab yaitu:
a.) Tidak melakukan hubungan seksual diluar nikah
b.) Bila telah menikah, melakukan hubungan seksual dengan
pasangan sendiri, yaitu suami istri
c.) Bila salah satu pasangan sudah terinfeksi virus hiv, maka dalam
melakukan hubungan seksual harus menggunakan kondom
secara benar
d.) Mempertebal iman dan taqwa
9

2. Pencegahan penularan melalui darah


a.) Transfusi darah
Harus dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk transfusi
tidak tercemar virus hiv
b.) Penggunaan produk darah dan plasma
Produk darah dan plasma yang digunakan tidak tercemar hiv
c.) Penggunaan alat suntik, dan alat lain yang dapat melukai kulit
Pengguanaan alat-alat seperti jarum suntik, alat cukur, dan alat
tusuk untuk tindik perlu memperhatikan masalah sterilisasinya
3. Pencegahan penularan dari ibu kepada anak
Seorang ibu yang terinfeksi hiv, resiko penularan terhadap janin
yang dikandungnya atau bayinya cukup besar, kemungkinannya
sebesar 30-40%. Dari kondisi tersebut dapat dilakukan untuk
mencegah penyebaran hiv, dengan menyebarkan informasi tentang
hiv. Hal ini dapat diwujudkan dalam kegiatan sederhana:
a.) Berikan informasi yang benar dan tepat yang sudah anda terima
kepada lingkungan anda sendiri
b.) Jika mendengar informasi tengtang hiv yang tidak benar, anda
langsung memperbaikinya.
4. Pengobatan penyakit aids
Fungsi obat hanya bisa untuk melawan infeksi sampingan yang
muncul, mencegah komplikasi virus, memperbaiki fungsi tubuh.
Obat-obat tersebut adalah:
a.) AZT (azidothimidine)
b.) DDI (dideoxynosine)
c.) DDC (dideoxycytidine)
Dampak terserang hiv yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Lelah berkepanjangan
Sering demam (>38 c)
Sesak nafas dan batuk berkepanjangan
Berat badan turun mencolok
Bercak merah kebiruan pada kulit/mulut
Diare lebih satu bulan tanpa sebab yang jelas
Bercak putih atau luka dalam mulut

10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
AIDS (Acquired
Immunodeficiency
Syndrome) adalah
kumpulan
penyakit yang muncul karena rendahnya sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh virus HIV.
Masa inkubasi virus HIV selama kurang lebih delapan tahun.
Penularan HIV terjadi kalau ada pencampuran cairan tubuh yang
mengandung HIV, seperti hubungan seks dengan pasangan yang
mengidap HIV, jarum suntik dan alat-alat penusuk (tato, tindik dan cukur)
yang tercemar HIV, transfusi darah dan ibu hamil yang mengidap HIV .
Hal-hal yang tidak berpotensi menularkannya adalah bersalaman, cium
pipi, batuk/bersin, menggunakan telepon umum/kloset umum, tempat
duduk, berenang, alat makan/minum, tinggal serumah, dan gigitan
nyamuk.
B.

1.
2.
3.
4.

Saran
Kita diharapkan bisa menjadi lebih mawas diri terhadap lingkungan
sekitar kita. Dengan begitu, kita bisa terhindar dari virus HIV/AIDS.
Dengan melakukan pencegahan sejak dini, seperti:
Tidak berhubungan seks bebas atau yang tidak terjamin.
Gunakan alat pengaman saat berhubungan.
Tidak menggunakan Narkoba.
Jaga kebersihan dan kesterilan lingkungan.
Selain itu, kita juga harus memberikan dukungan kepada
para penderita dan jangan mengucilkannya. Hal ini bisa menjadi
semangat baru bagi penderita, dan yang paling tepat kita harus
memperkuat iman kita sehingga kita dapat mewujudkan cita cita bangsa.

11

DAFTAR PUSAKA

1. Buku paket penjaskes kelas XII semester 1-2


2. Buku paket penjaskes kelas X1 semseter 2

12

Anda mungkin juga menyukai