TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Bronkpneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam penyebab seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing
(Ngastiyah. 2009).
Bronkopneumonia adalah suatu radang parenkim paru yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala
panas yang tinggi, gelisah, dispnoe, nafas cepat dan dangkal, muntah, diare,
batuk kering dan produktif (Alimul Hidayat, 2008).
Bronkopneumonia adalah inflamasi paru dengan proses konsolidasi dan
eksudasi, akibat aspirasi bahan yang terinfeksi ke dalam paru-paru yang
dimulai disekitar bronkus dan bronkiolus (Barbara F. Weller, 2007).
Bronkopneumonia adalah terjadi pada ujung akhir bronkiolus yang
tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak, konsolidasi
dalam lobus yang berada didekatnya (Donna. L.Wong, 2008).
B. Etiologi
Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan
oleh adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi
organisme patogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme
pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis
dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman
keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur,
protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2009)
antara lain:
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
: Aspergillus spesies, Candida albicans.
4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paruparu.
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.
Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada
pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang
terdapat dalam mulut dan karena adanya pneumocystis cranii, Mycoplasma.
(Sandra M. Nettina, 2009)
C. Patofisiologi
Faktor-faktor penyebab seperti virus, bakteri, mikroplasma, jamur dan
aspirasi makanan yang melalui inhalasi droplet akan teraspirasi masuk ke
saluran nafas atas kemudian masuk ke saluran nafas bagian bawah dan
selanjutnya akan menginfeksi jaringan interstisial parenkim paru. Dengan
daya tahan tubuh yang menurun, terjadilah infeksi pada traktus respiratorius
atau jalan nafas. Adanya infeksi jalan nafas akan timbul reaksi jaringan
berupa edema alveolar dan pembentukan eksudat. Hal tersebut akan
mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman ke bronkioli, alveoli dan
paru-paru. Terjadinya proliferasi mengakibatkan sumbatan dan daya
konsolidasi pada jalan nafas sehingga proses pertukaran O2 dan CO2 menjadi
terhambat dan terjadilah gangguan ventilasi. Rendahnya masukan O2
ke paru-paru terutama pada alveolus menyebabkan terjadi peningkatan
tekanan CO2 dalam alveolus atau yang disebut dengan hiperventilasi yang
akan menyebabkan terjadi alkalosis respiratorik dan penurunan CO2 dalam
kapiler atau hipoventilasi yang akan menyebabkan terjadi asidosis
respiratorik. Hal tersebut menyebabkan paru-paru tidak dapat memenuhi
fungsi primernya dalam pertukaran gas yaitu membuang CO2 sehingga
menyebabkan konsentrasi O2 dalam alveolus menurun dan terjadilah
gangguan difusi dan akan berlanjut menjadi gangguan perfusi dimana
oksigenasi ke jaringan tidak memadai. Jika gangguan ventilasi, difusi dan
perfusi tidak segera ditanggulangi akan menyebabkan hipoksemia dan
hipoksia yang akan menimbulkan beberapa manifestasi klinis.
D. Gambaran klinis
Bronkpneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran
pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
bronkpneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil,
demam, nyeri dada, pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat
bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis. Terdengar
adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi konsolidasi
pengisian rongga udara oleh eksudat (Sandra M. Nettina, 2009).
Tanda gejala yang muncul pada bronkopneumonia adalah:
1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
2. Nyeri pleuritik
3. Nafas dangkal dan mendengkur
4. Takipnea
5. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
6. Mengecil, kemudian menjadi hilang
7. Krekels, ronki
8. Gerakan dada tidak simetris
9. Menggigil dan demam 38,8 C sampai 41,1C, delirium
10. Diafoesis
11. Anoreksia
12. Malaise
13. Batuk kental, produktif Sputum kuning kehijauan kemudian
berubah menjadi kemerahan atau berkarat
14. Gelisah
15. Sianosis Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan
16. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati
(Martin tucker, Susan, 2007)
1. Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis yang ditimbulkan antara lain cyanosis,
nafas cuping hidung, takikardia, dipsnea, gelisah, stridor, retraksi otot
dada dan sesak, dimana tanda dan gejala tersebut dapat menimbulkan
masalah kerusakan pertukaran gas dan pola nafas tak efektif. Tanda dan
gejala lain yang timbul adalah kelemahan, keletihan, kelelahan yang akan
menimbulkan masalah intoleransi aktifitas. Jika kuman terbawa bersama
makanan akan masuk ke lambung dan terjadi peningkatan asam lambung,
E. Pengelolaan kasus
1. Pengkajian
a. Fokus Pengkajian
Usia bronkopneumoni sering terjadi pada anak. Kasus terbanyak sering
terjadi pada anak berusia dibawah 3 tahun dan kematian terbanyak
terjadi pada bayi berusia kurang dari 2 bulan, tetapi pada usia dewasa
juga masih sering mengalami bronkopneumonia.
b. Keluhan Utama : sesak nafas
c. Riwayat Penyakit
1) Pneumonia Virus
Didahului oleh gejala-gejala infeksi saluran nafas, termasuk renitis
(alergi) dan batuk, serta suhu badan lebih rendah daripada
pneumonia bakteri.
2) Pneumonia Stafilokokus (bakteri)
Didahului oleh infeksi saluran pernapasan akut atau bawah dalam
beberapa hari hingga seminggu, kondisi suhu tubuh tinggi, batuk
mengalami kesulitan pernapasan.
panjang
dan
lama
yang
disertai
wheezing
(pada
Bronchopneumonia).
Pengkajian Fisik
1) Aktivitas/istirahat.
Gejala : Kelemahan, kelelahan, tidak bisa tidur.
Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat adanya gagal jantung kronik.
Tanda : Takikardia, penampilan kemerahan atau pucat.
3) Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah.
Tanda : Distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering
dengan turgor buruk, penampilan kaheksia (mal nutrisi).
4) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala daerah frontal (influensa).
Tanda : Perubahan mental (bingung somnolen).
5) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri dada meningkat saat batuk, mialgia,
atralgia.
Tanda : Melindungi area yang sakit.
6) Pernafasan
Gejala : Riwayat PPOM, takipnea, dipsnea, pernafasan
dangkal, pelebaran nasal.
Tanda : Sputum (merah muda, purulen), perkusi (pekak diatas
area yang konsolidasi), fremitus (traktil dan vocal bertahap
meningkat dengan konsolidasi), bunyi nafas (menurun atau
tidak ada), warna (pucat atau cyanosis bibir/kuku).
7) Keamanan
Gejala : Riwayat gangguan sistem imun, demam.
Tanda : Berkeringat, menggigil, gemetar, kemerahan.
8) Penyuluhan/pembelajaran
F. Pathway
Bronkpneumonia
Virus penyebab:
Streptococcus, Staphylococcus, H.Influenzae, Klebsiella
Saluran Pernafasan atas
Kuman berlebih
di bronkus
Kuman terbawaInfeksi saluran pernafasan bawah
Di saluran cerna
Diare
Gangguan
difusi gas
Peradangan
Hipertermi
Ketidak seimbangan nutrisi kurang (-) dari kebutuhan
tubuh
(peningkatan metabolisme tubuh akibat proses infeks