Anda di halaman 1dari 14

RANGKAIAN SETARA THEVENIN- NORTON

Dedi Riwanto*), Rahmatiah


Laboratorium Elektronika Dan Intrumentasi
FMIPA
Universitas Negeri Makassar
Tahun 2015
Latar Belakang.
Jika kita berbicara tentang rangkaian elektronika, maka kita tidak lepas kaitannya
dengan berbagai jenis rangkaian elektronika, mulai dari rangkaian elektronika yang
kompleks hingga rangkaian yang lebih sederhana. Khusus untuk menyederhana suatu
rangkaian dari rangkaian yang rumit menjadi rangkaian yang lebih sederhana, maka ada
rangkaian tersendiri yang membahasnya. Rangkaian inilah yang disebut dengan rangkaian
setara Thevenin-Northon. Tiga buah hambatan yaitu

R1 , R2 , dan R3 yang disusun secara

seri. Pengertian hambatan setara tidak hanya digunakan pada dua hambatan paralel saja,
akan tetapi untuk segala macam hubungan antara beberapa buah hambatan. Dengan
menggunakan rangkaian setara, kita dapat membahas perilaku suatu alat elektronika
berdasarkan pengukuran pada keluaran tanpa mengetahui rangkaian di dalamnya.
Di zaman modern sekarang ini alat telektronik sudah menjadi sesuatu yang wajib
dimilliki oleh tiap orang demi eksistensi di kehidupannya. Sebuah alat elektronik sudah pasti
memiliki sebuah rangkaian yang menjadikan alat elektronik tersebut dalam berfungsi.
Sebuah rangkaian elektronik biasanya ada yang mampu di amati secara langsung tanpa
merusak alat tersebut dan ada pula yang tidak dapat diamati secara langsung dan harus
melakukan pembongkaran untuk mengamatinya, untuk mempermudah hal tersebut perlu ada
sebuah penyederhanaan rangkaian. Berbicara mengenai penyederhanaan suatu rangkaian,
dari rangkaian yang rumit menjadi rangkaian yang lebih sederhana, rangkaian inilah yang di
sebut dengan rangkaian setara thevenin dan norton. Theorema thevenin muncul sesuai
dengan penemunya, yaitu M.L. Thevenin. Sedangkan teorema norton di temukan oleh E.L.
Northon. Pada dasarnya teorema thevenin dan norton sama, tapi yang membedakannya
adalah teorema thevenin di gunakan pada rangkaian seri dan teorema norton di gunakan pada
rangkaian paralel.
Tujuan Praktikum
Ada dua tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini yang pertama melakukan
pengukuran tegangan Thevenin, hambatan Thevenin dan arus Norton dari rangkaianrangkain sederhana. Yang kedua menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat
arus output rangkaian elektronik dengan menggunakan teorema Thevenin dan Norton.
Kajian Teori
Menurut, Boylestad (2000: 56). Teorema Norton mengubah jaringan bilateral linear
menjadi setara sirkuit yang terdiri dari sumber arus tunggal dan impedansi paralel. Meskipun
rangkaian ekuivalen Norton dapat ditentukan oleh temuan pertama rangkaian ekuivalen
Thevenin dan kemudian melakukan konversi sumber, kami umumnya menggunakan metode

yang lebih langsung diuraikan di bawah ini. Langkah-langkah untuk menerapkan teorema
Thevenin dan Norton:
1. Buka dan menghapus cabang beban ( atau tegangan saat ini atau tidak diketahui
cabang ) dalam jaringan , dan menandai huruf a dan b pada dua terminal .
2. Tentukan RTh resistensi setara atau R N. Ini sama dengan setara resistensi, melihat itu
dari a dan b terminal ketika semua sumber yang dimatikan atau sama dengan nol
dalam jaringan. Sebuah sumber tegangan harus digantikan oleh sirkuit pendek , dan
sebuah sumber arus harus diganti oleh sirkuit terbuka.
Teorema Thevenin adalah sebuah metode yang mengubah sirkuit AC bilateral linear
menjadi sumber tegangan AC tunggal dalam seri dengan impedansi setara. Mengakibatkan
jaringan dua terminal akan setara bila terhubung untuk setiap cabang eksternal atau
komponen. Jika sirkuit asli berisi unsur reaktif, rangkaian ekuivalen Thevenin akan berlaku
hanya pada frekuensi di mana reaktansi ditentukan (Ramadhani, 2008 : 55).
Dalam penuntun praktikum elektronika dasar ( 2015:12 ). Menurut Tegangan
Thevenin, VTH, didefinisikan sebagai tegangan yang melewati terminal beban saat
hambatanbeban terbuka. Karena ini, tegangan Thevenin terkadang disebut dengan tegangan
rangkaian terbuka. Definisinya :
Tegangan Thevenin :
VTH = VOC
[1.1]
dengan VOC merupakan singkatan dari Open Circuit Voltage.
Hambatan Thevenin didefinisikan sebagai hambatan yang diukur antar terminal saat
seluruh sumber dibuat nol(dihubungsingkat) dan hambatan beban terbuka. Sebagai definisi :
Hambatan Thevenin :
RTH = ROC
[1.2]
Gambar 1.1 memperlihatkan sebuah kotak hitam (black box) yang mengandung rangkaian
dengan sumber searah (DC) dan hambatan linier (hambatan yang tidak berubah dengan
naiknya tegangan).
a
a
Rangkaian dengan sumberDC dan Tahanan Linier
RTH
+
VTH
RL
RL
_
b
(a)

b
(b)

Gambar 1.1. (a) Kotak hitam yang mengandung rangkaian linier di dalamnya,
(b) Rangkaian setara T

Theorema Thevenin merupakan alat bantu aplikatif dalam dunia elektronika. Theorema
ini tidakhanya menyederhanakan perhitungan, tetapi juga memungkinkan kita untuk
hevenin.
menjelaskan operasi rangkaian yang tidak mampu dijelaskan hanyadengan menggunakan
persamaan Kirchhoff.
Arus Norton (IN), didefinisikan sebagai arus beban saat hambatan beban dihubung
singkat. Karena ini, arus Norton terkadang disebut juga dengan arus hubung singkat (Short
Circuit Current, ISC). Sebagai definisi :
Arus Norton : IN = ISC
[1.3]

Hambatan Norton ( RN), adalah hambatan yang diukur oleh ohmmeter pada terminal
beban saat seluruh sumber diturunkan menjadi nol dan hambatan beban dibuka (dilepas).
Sebagai definisi :
Hambatan Norton : RN = ROC
[1.4]
Karena hambatan Thevenin dan hambatan Norton memiliki definisi yang sama, maka
dapat dituliskan
RN = RTH
[1.5]
Penurunan ini menunjukkan bahwa hambatan Thevenin sama dengan hambatan Norton.
Apabila kita menghitung hambatan Thevenin sebesar 10 k, maka hambatan Norton juga
sebesar 10 k. Gambar 1.2 memperlihatkan sebuah kotak hitam (Black Box) yang
mengandung rangkaian apa saja dengan sumber searah dan hambatan linier.
a

a
Rangkaian dengan sumber DC dan Tahanan Linier

RL

IN

RL

RN

b
(a)

(b)

Gambar 1.2. (a) Kotak hitam yang mengandung rangkaian linier di dalamnya,
(b) Rangkaian setara Norton.

Norton membuktikan bahwa rangkaian dalam kotak hitam pada seperti pada Gambar 1.2(a)
di atas akan menghasilkan tegangan beban yang sama dengan rangkaian sederhana Gambar
1.2(b). Sebagai penurunan, theorema Norton terlihat sebagai berikut.
VL = IN(RN | | RL)
[1.6]
Dengan kata lain, tegangan beban sama dengan arus Norton dikalikan dengan
hambatan Norton yang parallel dengan hambatan beban ( Bakri, 2015: 45-47).

Metode Percobaan
1. Alat dan Bahan
Pada percobaan ini ada enam alat yang kami gunakan pada saat melakukan
percobaan yaitu, resistor tiga buah dengan nilai berbeda setiap resistot yang digunakan
untuk menghambat arus, potensiometer 1 buah yang dugunakan unruk mengatur besar
resistansinya, power supply 0-12 Vdc, 1 buah yang digunakan sebagai sumber arus,
voltmeter 0-10 Vdc, 1 buah yang digunakan untuk mengukur tegangan, amperemeter 0-1
Adc, 1 buah, papan kit 1 buah sebagai tempat untuk merangakai, dan kabel penghubung 6
buah digunakan sebagai penghubung ke power supply dan multimeter ke papan
rangkaian.
2. Identivikasi Variabel dan Defenisi Operasional Variabel
Pada kegiatan pertama yang menjadi variabel manipulasi yaitu tegangan sumber
(Volt), Tegangan sumber (Vs) adalah nilai yang diperoleh dengan cara mengukur tegangan
pada power supply dengan menggunakan voltmeter dengan satuan Volt (V). Variabel
respon yaitu tegangan Thevenin (Volt) dan arus Norton (A), Tegangan Thevenin adalah

nilai yang diperoleh dengan mengukur tegangan yang mengalir pada saat hambatan beban
terbuka dengan menggunakan voltmeter dengan satuan V (Volt), Arus Norton (IN)
adalah nilai yang diperoleh dengan mengukur arus yang mengalir antar terminal dengan
menggunakan amperemeter dengan satuan Ampere (A). dan variabel kontrol yaitu
hambatan (Ohm), Hambatan (R) adalah nilai yang diperoleh dengan menghitung gelanggelang warna pada resistor tetap dan satuan Ohm ().
Pada kegiatan kedua yang menjadi variabel manipulasi yaitu hambatan beban
(Ohm), Hambatan beban (RL) adalah nilai hambatan dari potensiometer yang dapat
diubah-ubah resistansinya dengan cara mengatur posisi dari minimum ke maksimum dan
satuan Ohm (). Variabel respon yaitu tegangan keluaran (Volt)) dan Arus beban (A),
Tegangan keluaran (V0) adalah nilai tegangan yang besarnya diperoleh dengan cara
mengukur menggunakan voltmeter yang nilainya berubah seiring dengan perubahan
resistansi potensiometer dalam satuan V(Volt), Arus beban (I L) adalah nilai yang
diperoleh dengan mengukur menggunakan amperemeter yang nilainya berubah seiring
dengan perubahan resistansi potensiometer dan tegangan keluaran dalam satuan Ampere
(A). Dan variabel kontrol yaitu tegangan sumber (Volt), Tegangan sumber (V s) adalah
nilai yang diperoleh dengan cara mengukur tegangan pada power supply dengan
menggunakan voltmeter dengan satuan Volt (V).
3. Prosedur Kerja
Pertama-tama kita mencatat spesifikasi masing-masing komponen yang digunakan,
lalu membuat rangkaian seperti gambar berikut di atas papan kit yang telah disediakan.
R1

R3

+
VS

R2

VO

_
B
Mengatur tegangan sumber sebesar 2 V lalu mengukur tegangan rangkaian buka (VOC)
antara titik A dan B tanpa beban RL dan Arus hubung singkat (ISC) dengan menempatkan
sebuah Ammeter melintasi A B (VOC dan ISC tidak diukur bersamaan), setelah itu
mengukur besar resintansi total rangkaian dengan melepas power supply (rangkaian
dihubung singkat pada posisi sumber dan tanpa beban) kemudian mengulangi langkah 3
untuk tegangan sumber 2 V, 4 V, 6 V, 8 V, dan 10 V. Selanjutnya memasang beban RL
pada keluaran rangkaian seperti Gambar berikut.
R1
+
VS
_

R3

R2

RL

Mengatur potensiometer pada posisi minimum dan mengukur tegangan keluaran (Vo) dan
arus beban (IL). Melanjutkan dengan mengubah nilai RL hingga maksimum. Catat nilai
arus dan tegangan setiap perubahan RL.

Hasil dan Analisis


R1= coklat-hitam-merah-emas
= 1 K 5%
R2= jingga-jingga-merah-emas
= 3,3 K 5%
R3= merah-merah-merah-emas
= 2,2 K 5%
RTH = 1,68K
Tabel pengamatan kegiatan. 1
Tabel 1.1 Hubungan antara tegangan sumber terhadap tegangan thevenin
Norton.
No
1
2
3
4
5

Vs (volt)
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00

Voc (Volt)
0,82
1,83
2,76
3,55
4,87

IN (mA)
0,52
1,14
1,73
2,38
2,82

Tabel pengamatan kegiatan. 2


Tabel 1.2 Hubungan tegangan keluaran dengan arus beban
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Analisis Data
Secara teori
RTH = (R1+ R3) ||R2
= ( 1 k+ 2,2k ||3,3 k
= 3,2 3,3 k
=

1,62 k

Vo (Volt)
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
1,80

IL (mA)
2,96
2,86
2,55
2,43
2,39
2,20
2,13
2,03
1,86

dan arus

Secara praktikum
RTH = 1,68 k

%diff =

R TH TeoriRTH Praktikum
100
RTH ratarata

k
|1,62k1,68
|100
1,65 k

= 3,64 %
Kegiatan 1

Data 1
Untuk mencari tegangan thevenin (vth)
- Secara teori

R2
V S
R 1+ R 2 + R 3

VTH =

3,3 k
2 V
1 k+3,3 k+2,2 k

= 1,015 V
Secara praktikum
VTH = 0,82 V
%diff =

V TH TeoriV TH Praktikum
100
V TH ratarata

|1,015V0,920,82V |100

= 21, 19%
Untuk mencari arus norton (IN)
- Secara teori

V TH
RTH

IN =

1,015 V
= 1,62 k
-

= 0,63 Ma
Secara praktikum
IN = 0,52 mA
%diff =

I N TeoriI N Praktikum
100
I N ratarata

mA
|0,63 mA0,52
|100
0,58 mA

= 18,96 %

Data 2
Untuk mencari tegangan thevenin (vth)
- Secara teori

R2
V S
R 1 + R 2+ R 3

VTH =

3,3 k
4V
1 k+3,3 k+2,2 k

= 2,03 V
Secara praktikum
VTH = 1,83 V

%diff =

V TH TeoriV TH Praktikum
100
V TH ratarata

1,83 V
|2,03V1,93
|100

= 10,36 %
Untuk mencari arus norton (IN)
- Secara teori
IN =

V TH
RTH
2,03 V

= 1,62 k
-

= 1,25 mA
Secara praktikum
IN = 1,14 mA
%diff =

1,14 mA
|1,25mA
|100
1,195 mA

= 9,2 %

I N TeoriI N Praktikum
100
I N ratarata

Data 3
Untuk mencari tegangan thevenin (vth)
Secara teori

R2
V S
R 1+ R 2+ R 3

VTH =

3,3 k
6 V
1 k+3,3 k+2,2 k

= 3,04 V
Secara praktikum
VTH = 2,76 V

%diff =

V TH TeoriV TH Praktikum
100
V TH ratarata

|3,04 V2,92,76 V |100

= 9,65 %
Untuk mencari arus norton (IN)
- Secara teori
IN =

V TH
RTH
3,04 V

= 1,62 k
-

=1,87 mA
Secara praktikum
IN = 1,73 mA
%diff =

mA
|1,87 mA1,73
|100
1,8 mA

= 7,78 %

Data 4
Untuk mencari tegangan thevenin (vth)
- Secara teori
VTH =

I N TeoriI N Praktikum
100
I N ratarata

R2
V S
R 1+ R 2+ R 3

3,3 k
8V
1 k+3,3 k+2,2 k

= 4,06 V
Secara praktikum
VTH = 3,55V

%diff =

V TH TeoriV TH Praktikum
100
V TH ratarata

3,55 V
|4,06 V3,08
|100

= 16,55%
Untuk mencari arus norton (IN)
- Secara teori

V TH
RTH

IN =

4,06 V
= 1,62 k
-

= 2,51mA
Secara praktikum
IN = 2,38 mA
%diff =

I N TeoriI N Praktikum
100
I N ratarata

mA
|2,51mA2,452,38
| 100
mA

= 5,3%

Data5
Untuk mencari tegangan thevenin (vth)
Secara teori

VTH =

3,3 k
10 V
1 k+3,3 k+2,2 k

= 5,076 V
Secara praktikum
VTH = 4,87 V
%diff =

R2
V S
R 1+ R 2 + R 3

V TH TeoriV TH Praktikum
100
V TH ratarata

|5,076V4,974,87 V |100

= 4,14 %
Untuk mencari arus norton (IN)
Secara teori

IN =

V TH
RTH
5,076 V

= 1,62 k
-

= 3,13 mA
Secara praktikum
IN = 2,82 mA
%diff =

I N TeoriI N Praktikum
100
I N ratarata

mA
|3,13 mA2,82
| 100
2,98 mA

= 10,40 %

Analisis grafik
3.5
3
f(x) = - 0.66x + 3.04
R = 0.97

2.5
2
IL (mA)

1.5
1
0.5
0
0

0.5

1
V0 (Volt)

Grafik 1.1Hubungan antara Tegangan Keluaran dan dan Arus Beban

1.5

Analisis grafik
y = -0.6633x + 3.0422
y = mx + c
RL=

1
m

dimana m = 0,6633 maka

1
RL= 0,6633

1000 = 1,51 k

Secara teori
RTH = (R1+ R3) ||R2
= ( 1 k+ 2,2k || 3,3 k
= 3,2 3,3 k
=

1,62 k

% diff antara teori dengan grafik


%diff =

|TeoriGrafik
RataRata |

100%

1,62 k1,51 k

%diff =
100%
| 1,56 k|
= 7,05 %
Pembahasan
Pada percobaan ini mengenai Rangkaian setara Thevenin dan Norton, dimana
kita ketahui rangkaian setara Thevenin adalah Rangkaian setara yang menggunakan
sumber tegangan tetap, yakni suatu sumber tegangan ideal dengan tegangan keluaran
yang tak berubah, berapapun besarnya arus yang diambil darinya. Sedangkan rangkaian
setara Norton menggunakan sumber arus tetap, yang dapat menghasilkan arus tetap
berapapun besar hambatan yang dipasang pada keluarannya.
Pada percobaan kali ini terdapat dua kegiatan, yaitu kegiatan pertama mengukur
tegangan rangkaian buka (VTh) atau tegangan Thevenin dan arus hubung singkat (I N) atau
arus Norton. Sedangkan pada kegiatan kedua, yakni hubungan hambatan beban dengan
tegangan dan arus beban.
Pada kegiatan pertama dilakukan lima kali pengambilan data, dapat dilihat dari
tabel pada kegiatan pertama bahwa semakin besar tegangan sumbernya dan tegangan
theveninnya maka arus nortonnya akan mengalami peningkatan dan sebaliknya jika
tegangan sumbernya dan tegangan theveninnya semakin kecil maka arus nortonnya juga
akan semakin kecil. Ini artinya tegangan thevenin berbading lurus dengan arus Norton.
Pada kegiatan pertama untuk data pertama jika dibandingkan dengan nilai teori dan nilai
praktikum yang diperoleh sangat berbedah jauh antara nilai teori dan nilai praktikum hal
disebabkan karena mungkin alat yang kami gunakan sudah tidak layak pakai, atau

rangkaian kami tidak baik sehingga ketika melakukan pengukuran data yang kami
peroleh tidak sesuai dengan teori, dan pada saat melakukan pengukuran kami kurang teliti
dalam pengambilan data. Adapun untuk data kedua, ketiga, keempat, dan kelima sudah
hampir mendekati teori hal ini disebabkan karena pada saat mengukur tegangan thevenin
dan arus norton alat yang kami gunakan sudah baik dan ketika kami melakukan
pengambilan data bisa dikatakan sudah baik. Namun harus ditingkatkan lagi ketika
melakukan pengukuran dan harus lebih teliti lagi dalam pengambilan data.
Pada kegiatan kedua dilakukan sembilang kali pengambilan data, mencari
hubungan antara tegangan keluaran dan arus beban. Pada kegiatan ini ditambahkan
komponen baru dalam rangkaian yakni potensiometer yang berfungsi untuk mengatur
besarnya tegangan yang mengalir dalam rangkaian.Tegangan dan kuat arus beban diukur
secara bersamaan. Untuk mengetahui tegangan keluaran pada rangkaian, maka arus beban
yang mengalir menuju hambatan beban ditentukan. Besar arus beban yang ditentukan
dimulai dengan memutar potensiometer pada posisi maksimum ke minimum. Dari hasil
pengamatan kami dapat dilihat ditabel kedua yaitu, semakin kecil tegangan keluarannya
maka arus bebannya akan semakin meningkat dan sebaliknya ketika tegangan
keluarannya besar maka arus bebannya akan semakin mengecil. Ini artinya tegangan
keluaran dan arus beban berbanding terbalik.
Berdasarkan hasil analisis grafik diperoleh nilai hambatan beban dan hambatan
thevenin nilainya hampir mendekati nilai teori. Adanya hasil percobaan tidak
sama/berbeda dengan hasil teori adalah karena dalam melakukan percobaan sering terjadi
kesalahan-kesalahan seperti kesalahan pada saat merangkai dan kesalahan pada saat
melakukan pengamatan yakni kesalahan pada komponen yang digunakan maupun
kesalahan oleh pengamat saat melakukan percobaan. Sehingga apabila data yang
diperoleh dalam percobaan tersebut mendekati teori dapat disimpulkan bahwa percobaan
yang dilakukan telah berhasil. Namun apabila data yang diperoleh sangat berbeda jauh
dengan teorinya, maka dapat disimpulkan bahwa percobaan yang dilakukan tidak
berhasil.
Simpulan
Besarnya nilai tegangan Thevenin, hambatan Thevenin dan arus Norton yang
diperoleh secara teori menghampiri nilai yang diperoleh melalui percobaan dapat
dikatakan bahwa hasil percobaan sesuai dengan teori.
Bersarnya hambatan berbanding lurus dengan besarnya tegangan dan berbanding
terbalik dengan besarnya arus. Sehingga semakin besar nilai hambatan beban, maka
tegangan semakin besar dan arus semakin mengecil dan hal tersebut sesuai dengan teori.
Daftar Pustaka
Bakri, H.A, M. Agus Martawijaya, dan Muh Saleh. 2015. Dasar-Dasar
Elektronika.Sulawesi Tengah: Edukasi Mitra Grafika.
Boylestad. 2000. Introductory Circuit Analiysis.New york : Cambridge University Press.
Bakri, H.A, dkk. 2015. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 1. Laboratorium Fisiska
Jurusan Fisika FMIPA UNM.

Ramadhani, muhammad. 2008. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai