besar dari saham sebagai kompensasi kerugian mereka atas valas atau jika
emiten mampu memberikan kompensasi atas kerugian maka mereka akan
mendiskonkan harga saham yang dimiliki dan selanjutnya keluarga dari bursa.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
faktor makro ekonomi yaitu tingkat pertumbuhan tingkat inflasi dan nilai tukar
mata uang terhadap hasil investasi. Oleh karena itu penulis ingin melakukan
penelitian yang berjudul PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN NILAI TUKAR MATA
UANG TERHADAP HASIL INVESTASI PERIODE 2011-2014.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis dapat
mengidentifikasi beberapa permasalahan dalam hal faktor makro ekonomi yang
mempengaruhi investasi. Adapun masalah yang peneliti identifikasi dari latar
belakang di atas adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan asuransi syariah dalam pengambilan keputusan investasi
2. Perusahaan asuransi syariah dalam mengalokasikan dana investasinya.
3. Perkembangan inflasi dan nilai tukar dan hasil investasi perusahaan asuransi
syariah periode 2011-2014.
4. Perusahaan asuransi syariah mempunyai strategi dalam meningkatkan hasil
investasi.
5. Tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar dapat mempengaruhi
hasil investasi perusahaan asuransi syariah.
6. Tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar dapat mempengaruhi
positif atau negatif hasil investasi perusahaan asuransi syariah.
C. Batasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan usaha untuk mendapatkan batasan-batasan
dari masalah penelitian yang akan diteliti. Pembatasan masalah berguna untuk
mengidentifikasi faktor mana saja yang tidak termasuk dalam lingkup masalah
penelitian. Berdasarkan identifikasi masalah, penulis membatasi masalah yang
akan diteliti agar lebih terfokus dan spesifik. Maka pembatasan masalah yang di
bahas adalah pengaruh faktor makro ekonomi (inflasi dan nilai tukar) terhadap
seluruh hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah. Yang menjadi objek
penelitian adalah perusahaan asuransi jiwa syariah (PT Asuransi Jiwa XYZ
Syariah). Dan periode penelitian yang di gunakan adalah rentang waktu tahun
2011-2014, karena hasil investasi pada perusahaan sedang dalam masa fluktuasi
yang cukup siginfikan.
2. Perumusan Masalah
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Asuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah
Secara umum asuransi Islam atau sering diistilahkan dengan takaful dapat
digambarkan sebagai Asuransi yang prinsip operasionalnya didasarkan pada
syariat Islam dengan mengacu kepada Al Quran dan As-Sunah. Dalam
menerjemahkan istilah asuransi ke dalam konteks asuransi Islam terdapat
beberapa istilah, antara lain takaful (bahasa Arab), tamin (bahasa Arab) dan
islamic insurance (bahasa Inggris).
Di antara berbagai istilah asuransi dalam islam, yang paling sering digunakan
adalah takaful. Secara bahasa, takaful berasal dari akar kata ( ((( )
yang artinya menolong, memberi nafkah dan mengambil alih perkara seseorang.
( :Kata ( merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata
yang mempunyai pengertian saling menanggung satu sama lainnya, terutama ,
dengan memberikan bantuan/pertolongan jika yang bersangkutan atau pihak
lain tertimpa suatu musibah. Kata asuransi berasal dari bahasa inggris Insurance,
yang dalam bahasa indonesia telah menjadi bahasa populer dan di adopsi dalam
.kamus besar bahasa indonesia dengan padanan kata pertanggungan
Echlos dan Shadilly memaknai kata insurance dengan (a) asuransi, dan (b)
jaminan. Dalam bahasa Belanda biasa disebut dengan istilah Assurantie
(asuransi) dan Verzekering (pertanggungan). Dalam bahasa arab, asuransi di
kenal dengan istilah At-tamin, penanggung disebut muammin, tertanggung
disebut muamman lahu atau mustamin. At-tamin diambil dari amana yang
artinya memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa
takut, seperti tersebut dalam QS. Quraisy (106): 4, yaitu dialah allah yang
mengamankan mereka dari ketakutan. Asuransi syariah (Tamin, Takaful atau
Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara
sejumlah
orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru yang
memberikan pola engembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan syariah
adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir perjudian), riba,
dzulm (penganiayaan), risywah (suap), batang haram dan maksiat.
Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional
Ada beberapa faktor yang menjadikan asuransi syariah berbeda dengan asuransi
konvensional. Dalam hal ini penulis menjelaskan beberapa perbedaan dari
asuransi syariah dan asuransi konvensional, yang dapat dilihat di bawah ini.20
1) Konsep
Dalam konsep asuransi syariah adalah sekumpulan orang yang saling
membantu, saling menjamin, dan bekerja sama, dengan cara masing-masing
mengeluarkan dana tabarru. Sedangkan asuransi konvensional perjanjian antara
dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan pergantian
kepada tertanggung.
2) Sumber Hukum
Asuransi syariah bersumber dari wahyu Ilahi, sumber hukum dalam syariah Islam
adalah Al-Quran, Sunnah atau kebiasaan rasul, Ijma, Fatwa sagabat, Qiyas,
Istihsan, Urf tradisi, dan Mashalih Mursalah. Sedangkan asuransi konvensional
bersumber dari pikiran manusia dan kebudayaan. Berdasarkan hukum positif,
hukum alami dan contoh sebelumnya.
3) Maisir, Gharar dan Riba (MAGHRIB)
Asuransi syariah bersih dari adanya praktek Gharar, Maisir dan Riba. Sedangkan
asuransi konvensional tidak selaras dengan syariah Islam karena adanya Maisir,
Gharar dan Riba.
premi terdiri dari: tabel mortalita (mortality tables), bunga (interest), biaya-biaya
asuransi (cost of insurance) dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan asuransi
konvensional tidak terdapat dewan pengawas syariah sehingga dalam banyak
prakteknya bertentangan dengan kaidah-kaidah syara.
11) Loading
Pada sebagian asuransi syariah, loading (komisi agen) tidak dibebankan pada
peserta tapi dari dana pemegang saham. Tapi, sebagian yang lainnya
mengambilkan dari sekitar 20-30 persen saja dari premi tahun pertama. Dengan
demikian, nilai tunai tahun pertama sudah terbentuk. Loading pada asuransi
konvensional cukup besar terutama diperuntukkan untuk komisi agen, bisa
menyerap premi tahun pertama dan kedua. Karena itu, nilai tunai pada tahun
pertama dan kedua biasanya belum ada (masih hangus).
12) Sumber Pembayaran Klaim
Sumber pembayaran klaim asuransi syariah diperoleh dari rekening tabarru, di
mana peserta saling menanggung. Jika salah satu peserta mendapat musibah,
maka peserta lainnya ikut menanggung bersama risiko tersebut. Sumber
pembayaran klaim asuransi konvensional adalah dari rekening perusahaan,
sebagai konsekuensi penanggung terhadap tertanggung. Murni bisnis dan tidak
ada nuansa spritual.
13) Keuntungan (Profit)
Asuransi syariah profit yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi
reasuransi, dan hasil investasi, bukan seluruhnya menjadi milik perusahaan
tetapi dilakukan bagi hasil (mudharabah) dengan peserta. Sedangkan asuransi
konvensional keuntungan yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi
reasuransi dan hasil investasi seluruhnya adalah keuntungan perusahaan.
3. Jenis Asuransi Syariah
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian, maka asuransi syariah atau takaful
terdiri dari dua jenis, yaitu:
a.Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa), adalah bentuk asuransi syariah yang
memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan kecelakaan
atas diri peserta asuransi takaful.
b. Takaful Umum (Asuransi Kerugian), adalah bentuk asuransi syariah yang
memberikan perlindungan finansial dalam mengahadapi bencana atau
kecelakaan atas harta benda milik
peserta takaful, seperti rumah bangunan dan sebagainya.
B.Asuransi Jiwa Syariah
1. Pengertian Asuransi Jiwa Syariah
C. Inflasi
1. Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk dibahas
terutama berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap makroekonomi
agregat: pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat
bunga dan bahkan distribusi pendapatan. Inflasi juga berperan dalam
mempengaruhi mobilisasi dana lewat lembaga keuangan formal. Dalam banyak
literatur disebutkan bahwa inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga umum
secara terus menerus dari suatu perekonomian. Definisi lain dari inflasi adalah
kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus. Dalam
ekonomi Islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang dipakai
adalah dinar dan dirham, yang mana yang mempunyai nilai yang stabil dan
dibenarkan oleh Islam namun dinar dan dirham disini adalah dalam artian yang
sebenarnya yaitu yang dalam bentuk emas maupun perak bukan dinar-dirham
yang sekedar nama.
2. Macam-Macam Inflasi
Terdapat macam-macam inflasi, ada beberapa kelompok besar dari inflasi,
adalah:29
a. Policy induced, disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang juga bisa
merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara pembiayaannya.
b. Cash-push inflation, disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya yang bisa terjadi
walaupun pada saat tingkat pengangguran tinggi dan tingkat penggunaan
kapasitas produksi rendah.
c. Demad-pull inflation, disebabkan oleh permintaan agregat yang berlebihan
yang mendorong kenaikan tingkat harga umum.
d. Inertial inflation, cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang sama sampai
kejadian ekonomi yang menyebabkan berubah.
Dan dalam ekonomi Islam Tqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364M 1441M),
menggolongkan inflasi dalam dua golongan yaitu:30
a. Natural Inflation
Inflasi jenis ini diakibatkan oleh sebab-sebab alamiah, dimana orang tidak
mempunyai kendali atasnya (dalam hal mencegah). Inflasi ini adalah inflasi yang
diakibatkan oleh turunnya penawaran agregatif atau naiknya permintaan
agregatif.
b. Human Error Inflation
Human error inflation dikatakan sebagai inflasi yang diakibatkan oleh kesalahan
dari manusia itu sendiri. Human error inflation dapat dikelompokkan menurut
penyebab-penyebabnya sebagai
berikut:
1) Korupsi dan administrasi yang buruk;
2) Pajak yang berlebihan;
3) Percetakan uang dengan maksud menarik keuntungan yang berlebihan.
3. Penyebab Inflasi
Menurut Sukirno bahwa berdasarkan pada sumber atau penyebab atas kenaikan
harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk yaitu:
a. Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)
Yaitu inflasi yang terjadi karena terjadinya kenaikan permintaan atas suatu
komoditas. Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian yang
berkembang pesat. Kesempatan kerja yang Tinggi menciptakan tingkat
Tujuan Investasi
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang.
Setiap orang pasti ingin meningkatkan tarafhidup atau setiap perusahaan pasti
ingin memajukan perusahannya di masa yang akan datang,oleh karena itu
mereka melakukan investasi dengan tujuan akan mendapatkan kehidupan yang
lebih layak di masa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi, seseorang atau
perusahaan dapat menghindarkan kekayannya tidak merosot nilainya
dikarenakan inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan
investasi salah satunya yaitu fasilitas pajak yang di berikan kepada seseorang
atau suatu perusahanan yang melakukan investasi.
3. Bentuk-Bentuk Investasi
Dalam aktivitasnya, secara umum investasi dikenal ada dua bentuk:39
a. Investasi Nyata
Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan aset berwujud,
seperti tanah, mesin-mesin atau pabrik.
b. Investasi Keuangan
Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak tertulis, seperti
saham biasa (common stock) obligasi (bond).
4. Prinsip-Prinsip Umum Investasi Syariah
a. Prinsip Halal dan Thayyib, investasi hanya dapat dilakukan pada asset atau
kegiatan usaha yang halal, tahir, spesifik tidak membahayakan, bermanffat dan
merupakan kegiatan usaha yang spesifik dan dapat dilakukan bagi hasil dari
manffat yang timbul.
Langkah kedua dalam proses investasi adalah melakukan analisis sekuritas yang
meliputi penilaian terhadap sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok
sekuritas) yang masuk dalam kategori luas dari aset finansial yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Ada banyak pendekatan terhadap analisis sekuritas,
namun pendekatan tersebut dapat dikategorikan kedalam dua klasifikasi.
Klasifikasi pertama adalah analisis teknis, meluputi studi harga pasar saham
dalam upaya meramalkan gerakan harga pada masa depan untuk saham
perusahaan tertentu. Klasifikasi kedua adalah analisis fundamental, yang dimulai
dengan pernyataan bahwa nilai instrinsik dari asset finansial sama dengan
present value dari semua aliran tunai yang diharapkan diterima oleh pemilik
asset.
3. Konstruksi Portofolio
Langkah ketiga dalam proses investasi, konstruksi portofolio yang melibatkan
identifikasi asset khusus mana yang akan dijadikan investasi, juga menentukan
berapa besar bagian dari investasi seorang investor pada tiap asset tersebut.
Disini masalah selektifitas, penentuan waktu dan diversifikasi perlu menjadi
perhatian bagi investor. Selektifitas juga disebut microforecasting, merujuk pada
analisis sekuritas dan menfokuskan pada permalan pergerakan harga tiap
sekuritas. Penentuan waktu juga disbut macroforecasting, meliputi peramalan
pergerakan harga saham biasa secara umum relatif terhadap sekuritas dengan
bunga tetap, misalnya obligasi perusahaan.
5.Revisi Portofolio
Langkah keempat dalam proses investasi, revisi portofolio berkenaan dengan
pengulangan periodik dari tiga langkah sebelumnya. Sejalan dengan waktu,
investor mungkin mengubah tujuan investasinya, yang pada gilirannya berarti
portofolio yang dipegangnya tidak lagi optimal. Oleh karena itu, investor
membentuk portofolio baru dengan menjual portofolio yang dimilikinya dan
membeli portofolio lain yang belum dimiliki. Motivasi lain dari langkah ini adalah
dengan berjalannya waktu, terjadi perubahan harga sekuritas, sehingga
sekuritas yang tadinya tidak menarik sekarang menjadi menarik dan bisa juga
sebaliknya.
6. Evaluasi Kinerja Portofolio
Langkah kelima dalam proses investasi, evaluasi kinerja portofolio meliputi
penentuan kinerja portofolio secara periodik dalam arti tidak hanya return yang
diperhatikan tetapi juga resiko yang dihadapi. Jadi diperlukan ukuran yang tepat
tentang return dan resiko dan juga standar yang relevan.