Anda di halaman 1dari 2

RIU DATU dan ORANG HUTAN

Ada seorang perempuan yang sedang hamil bernama Riu Datu. Pada suatu
hari suaminya berangkat bersama anaknya pergi kesawah untuk bekerja.
Menjelang tengah hari, pergilah Riu Datu mengatarkan makanan untuk
suami dan anaknya. Ketika ia berada di tengah jembatan, tiba-tiba Orang
Hutan, seseorang yang liar menghadang dia, sambil berkata ;
Eheheo, berikanlah makanan yang kau bawa itu kepadaku supaya
aku tidak mendorongmu hingga jatuh ke sungai. Karena takut Riu Datu
langsung mengabulkan permintaannya. Lalu Orang Hutan itu berkata lagi ;
Eheheo, berikanlah bajumu supaya aku tidak menjerumuskanmu ke
sungai. Riu Datu langsung memberikan bajunya. Lalu Orang Hutan itu
berkata ;
Eheheo, berikanlah sarungmu supaya aku tidak menjatuhkanmu ke
sungai. Riu Datu memberikan lagi sarungnya.
Orang Hutan itu segera mengenakan baju dan sarung Riu Datu, lalu
mendorong Riu Datu ke sungai dengan harapan Riu Datu akan mati
tenggelam di sungai itu. Lalu Orang Hutan itu pergi menggantikan Riu Datu
mengantar makanan ke sawah. Ketika ia tiba di sana, Orang hutan itu
berkata: Eheheo, berhentilah kalian untuk makan. Suami dan anak
Riu Datu kaget mendengar suara itu. Kata ayahnya kepada anaknya:
Sepertinya itu bukan ibumu.
Orang Hutan itu kembali memanggil: Eheheo, marilah makan. Lalu
mereka berdua meninggalkan pekerjaannya dan datang makan. Sementara
makan, mereka berdua mengamati orang itu dari dekat. Dalam hati, mereka
yakin bahwa orang itu bukan Riu Datu. Lalu ayahnya mengajak anaknya,
katanya: Marilah kita pulang ke rumah. Lalu mereka berdua kembali, tetapi
Orang Hutan itu juga mengikuti mereka dari belakang.
Ketika Orang Hutan tadi mendorong Riu Datu hingga jatuh ke sungai, ia
langsung terbawa arus air dan tidak tenggelam. Tetapi tidak berapa lama
kemudian ia di dorong oleh arus air sehingga masuk kedalam sebuah kayu
yang berlubang seperti gua di pinggir sungai.
Ketika suami dan anak Riu Datu tiba di rumah bersama dengan Orang Hutan
itu, si ayah menyuruh anaknya untuk pergi mengambil kayu dipinggir sungai.
Anak itu pergi dan di pinggir sungai ia menemukan sebuah kayu besar.

Pangkal pohon itu di potongnya dengan kapak, sekonyong-konyong ia


mendengar suara bersenandung, katanya:
Jangan kau potong kayu ini,
Jangan kau hancukan dia,
Inilah kayunya Riu Datu,
gua dari orang yang dijerumuskan
oleh Orang Hutan.
Anak itu terus saja mengayunkan kapaknya, sementara itu ia mendengar
lagi suara yang sama. Cepat-cepat anak itu berlari ke rumahnya dan
memberitahukan kepada ayahnya tentang apa yang terjadi.
Lalu mereka berdua kembali ke pinggir sungai di mana kayu itu berada.
Ketika kapak di ayunkan dan mengenai pohon itu lagi , terdengar suara yang
sama. Lalu kata suami Riu Datu: Kalau benar engkau adalah isteriku, maka
jika kapak ini kuayunkan dan mengenai pohon ini, maka pohon ini akan
terbagi dua. Tapi kalau kau bukan isteriku maka kayu ini akan hancur. Suami
Riu Datu mengayunkan kapaknya dan pohon itu terbagi dua. Lalu ia melihat
isterinya sedang berada di dalam batang pohon itu bersama anaknya yang
dilahirkan disitu.
Sang ayah menyuruh anaknya kembali dulu ke rumah dan mengumpulkan
kayu di bawah kolong lumbung. Si anak itu menyuruh Orang Hutan itu untuk
naik ke atas lumbung mengambil padi. Ketika Orang Hutan itu sudah berada
di dalam lumbung, si anak itu menutup pintu lumbung, lalu di bakarnya
lumbung itu. Tetapi Orang Hutan itu membongkar bagian atas lumbung dan
menjatuhkan dirinya lalu melarikan diri kembali ke dalam hutan.
Maka kembalilah Riu Datu bersama suami dan bayinya. Lalu sang ayah
berkata kepada anaknya : Kita akan mengadakan pesta syukur karena
ibumu telah terlepas dari bahaya maut.

Anda mungkin juga menyukai