Anda di halaman 1dari 9

Tugas Disain Rekayasa

Komposit TiO2/Si disintesis dengan metode sol-gel dan performa elektrodanya


ditingkatkan sebagai anoda baterai Li-ion
(TiO2/Si composites synthesized by solgel method and their improved electrode performance as Li-ion
battery anodes)

Kelompok 1 (Anoda)
Normawanto

(1206217383)

DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS INDONESIA

Pendahuluan
Selama bertahun-tahun baterai Li-ion telah digunakan diberbagai perangkat elektronik
portable karena sejauh ini memiliki kerapatan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
baterai isi ulang lainnya. Tetapi dalam memenuhi tuntutan aplikasi baru untuk kendaraan listrik
dan baterai stasioner, performanya masih dirasa kurang. Diperlukan material elektroda dengan
kapasitas spesifik yang tinggi seperti silikon oleh pembentukan fasa Li15Si4, yang sepuluh kali
lebih besar dari grafit. Namun, Si memiliki koefisien difusi Li yang rendah, konduktivitas
elektronik yang rendah, volume ekspansi yang tinggi, dan ketika mendapat beban tekanan yang
besar menyebabkan kerusakan mekanik yang parah dan kapasitas cepat menurun. Maka, untuk
mengatasi kelemahan dari Si diperlukan suatu material yang nantinya dikombinasikan dengan Si.
Sifat yang diperlukan untuk suatu material tersebut, adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Mechanical softness to relax the stress from Si


High electronic conductivity
Moderate reactivity with Li
High thermodynamic stability
Pada penelitian ini, untuk meningkatkan performa siklus dari elektroda berbasis Si

dengan konduksi Li-ion cepat, menggunakan material aktif yang memiliki koefisien difusi yang
tinggi, seperti yang dimiliki oleh TiO2 rutil.
Tabel 1. Sifat elektrokimia dari beberapa kandidat untuk material anoda generasi berikutnya: kapasitas teoritis
mereka, rasio ekspansi volume pada lithiation, dan difusi koefisien Li.

TiO2 rutil yang diinginkan adalah berbentuk nanopartikel yang diperoleh dengan metode
sol-gel, dimana metode ini sangat cocok untuk produksi skala besar dan untuk mengontrol
struktur produk. Untuk mengevaluasi dasar reaksi elektroda, digunakan metode gas-deposisi

untuk mempersiapkan elektroda binder-free dari komposit TiO2/Si, dan menyelidiki performa
anoda dari elektroda komposit yang diperoleh.
Eksperimental

Milling Si
Si powder komersial (99,9%) + bola zircon berdiameter 10 mm dengan rasio berat bola
untuk Si powder 15 : 1 vessel tertutup untuk menjaga suasana dry argon gas
mechanical milling dengan high-energy planetary ball mill (t = 10 menit ; kec. rotasi =
380 rpm ; suhu kamar) ukuran partikel diukur menggunakan laser diffraction particle

size analyzer, didapat 0,4 m sampai 0,3 m.


Proses sol-gel
4 mL asam klorida (35-37% assay) diencerkan dengan 56 mL air deionisasi dalam labu
round-bottle 2 mL titanium (IV) tetraisopropoxide (TTIP; Ti(OCH(CH 3)2)4 (95%)
diteteskan ke dalam larutan stirring (t = 1 jam ; T = 55C ; kec = 1500 rpm) Si
powder yang di-mill ditambahkan ke suspense stirring (t = > 3 jam) untuk mendorong
reaksi hidrolisis TTIP di permukaan partikel Si suspense koloid disentrifugasi dan
dicuci dengan air deionisasi selama tujuh kali dikeringkan dalam vakum (T = 85C ; t
= 24 jam) untuk membentuk komposit TiO2/Si powder morfologi powder diamati oleh
field emission scanning electron microscope (FE-SEM) dilengkapi dengan energy
dispersive X-ray spectroscope (EDS)
TiO2 powder saja juga disintesis struktur kristal ditegaskan menggunakan X-ray
diffraction untuk mengidentifikasi struktur TiO2 rutil morfologi powder diamati oleh
field emission scanning electron microscope (FE-SEM) dilengkapi dengan energy

dispersive X-ray spectroscope (EDS)


Pembuatan elektroda thick-film komposit TiO2/Si
Ketebalan thick-film 1-4 m yang terdiri dari berbagai logam, paduan, dan powder oksida
yang dapat dengan mudah dibentuk oleh single deposition tanpa binder/pengikat.
Elektroda thick-film terdiri dari hanya TiO2 dan/atau Si gas deposition dengan
menggunakan nozzle berdiameter 0,5 mm Current collector dari substrat Cu foil
dengan ketebalan 20 m ditetapkan pada jarak 10 mm dari nozzle gas pembawa
helium ( 99,9999%) ditetapkan di bawah tekanan diferensial 8,0 x 10 Pa tekanan
chamber diturunkan menjadi beberapa puluh Pa aerosol dan powder material aktif
dihasilkan di guide tube menyembur dari nozzle ke substrat Cu.

Elektroda komposit dengan dua jenis rasio berat TiO2/Si (43/57, 66/34 wt.%) disiapkan,
lalu dianalisis dengan menggunakan sebuah energy dispersive X-ray fluorescence (XRF).
Untuk mengontrol percobaan, elektroda TiO2 saja dan Si saja juga disiapkan dengan
menggunakan komersial powder TiO2 rutil (99%) dan Si powder di-mill. Berat material
aktif dalam elektroda disimpan dalam kisaran 30-35 g. Luas pengendapan material aktif

sekitar 0,50 cm.


Battery testing
Performa elektroda sebagai anoda baterai Li-ion dievaluasi dalam beaker-type thereelectrode cells (baterai berbentuk cell/coin). Elektroda yang bekerja adalah elektroda
thick-film. Lembaran logam Li (Rare Metallic, 99,90%) sebagai counter dan reference
electrode, dan LiClO4 dilarutkan dalam propilen karbonat (PC; C 4H6O3) pada konsentrasi
1 M sebagai elektrolit. Uji charge-discharge galvanostatic dilakukan dengan
menggunakan sistem pengukuran elektrokimia pada 303 K dengan rentang potensial
0,005-3,000 V vs. Li/Li (untuk komposit TiO 2/Si dan Si saja) atau 1,000-3,000 V vs
Li/Li (untuk TiO2 saja). Rapat arus ditetapkan menjadi 3,5 Ag untuk elektroda dari Si
dan TiO2/Si (43/57 wt.%) dengan laju arus 1,0 C dan 1,6 C, masing-masing. Untuk
elektroda komposit TiO2/Si (66/34 wt.%), rapat arus ditetapkan menjadi 2,7 Ag, sesuai
dengan laju arus 1,9 C. Untuk elektroda TiO2, 0,34 Ag (1,0 C) diterapkan.

Hasil dan Analisis

Gambar. 1. Gambar FE-SEM dari powder material aktif TiO2 saja sebelum GD: (a) powder TiO2 disintesis dengan
metode sol-gel, (b) powder TiO2 komersial

Gambar.1 diamati nanopartikel dengan ukuran 10-50 nm untuk powder TiO 2 yang
disintesis dengan metode sol-gel. Ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan powder TiO 2
komersial.

Gambar. 2. Sifat elektrokimia untuk elektroda thick-film dipreparasi dengan menggunakan TiO2 yang
disintesis dan TiO2 komersial sebagai anoda baterai Li-ion. (a) Profil potensial charge-discharge pada dua siklus
awal. (b) Kapasitas discharge, kapasitas discharge, dan coulombic efficiencies pada 30 siklus awal. Kapasitas
charge dari TiO2 sintesis pada siklus pertama adalah 570 mAhg, yang tidak ditampilkan dalam gambar ini. (c)
Variasi kapasitas discharge (Li extraction) vs. jumlah siklus untuk 1000 siklus.

Gambar.2 (a) menunjukkan kurva charge-discharge (Li insertion-extraction) pada dua


siklus awal untuk elektroda thick-film dipreparasi dengan menggunakan TiO2 rutil disintesis dan
yang satu komersial. Dalam proses charge pada siklus pertama, kedua elektroda TiO2
memperlihatkan plateau potensial kecil di sekitar 2,2 V vs. Li/Li, menunjukkan dekomposisi
elektrolit. Plateau ini dikaitkan dengan insersi Li ke TiO 2 rutil untuk membentuk LixTiO2, dan
transfromasi fasa parsial dari TiO2 ke heksagonal LiTiO2, masing-masing. Dalam proses
discharge, potensial shoulder muncul di sekitar 1,8 V vs. Li/Li, yang berarti ekstraksi Li dari
LixTiO2. Coulombic efficiencies awal untuk TiO2 yang disintesis dan komersial adalah 31% dan
24%. Disarankan bahwa efisiensi yang rendah dikaitkan dengan transformasi fasa irreversible.
Gambar. 2(b) merupakan ketergantungan kapasitas discharge dalam jumlah siklus. Kapasitas
elektroda TiO2 yang disintesis cepat berkurang dalam sepuluh siklus awal, tapi elektroda
memperlihatkan performa cycling yang sangat stabil dan kapasitas discharge 80-100 mAhg di
siklus berikutnya seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 2(c). Kapasitas hampir dua kali lebih
besar dari yang diperoleh dari elektroda TiO 2 komersial. Meskipun kapasitas tidak begitu besar,
performa yang stabil untuk siklus panjang sangat menguntungkan sebagai material yang
dikombinasikan dengan Si.

Gambar. 3. (a1) Gambar FE-SEM powder komposit TiO2/Si yang disintesis dengan metode sol-gel. Hasil pemetaan
unsur yang sesuai komposit TiO2 untuk (a2) Si-K (a3) Ti-K (b) Sesuai gambar perbesaran yang lebih tinggi.

Gambar. 3 hasil ini menunjukkan bahwa permukaan Si seragam ditutupi oleh


nanopartikel TiO2 dengan diameter 10-50 nm. Karena ukuran parikel kecil, difusi Li-ion cepat
sepanjang c-axis dari TiO2 mendorong ke semua arah. Ini mungkin memberikan kelancaran
insersi/elstraksi Li atau insersi/ektraksi berjalan mulus dari elektroda komposit.

Gambar. 4. Kurva charge-discharge dari elektroda komposit TiO2/Si pada 100 siklus awal. Rasio berat
TiO2/Si di elektroda adalah (a) 43/57 wt.% dan (b) 66/34 wt.%.

Gambar. 4 (a) dan (b) menunjukkan kurva charge-discharge pada 100 siklus awal
elektroda komposit TiO2/Si dengan rasio berat 43/57 wt.% dan 66/34 wt.%. Untuk setiap
elektroda, terlihat plateau potensial dalam proses charge dan discharge pada 0,05 V dan 0,45 V
vs. Li/Li pada siklus pertama. Plateau potensial dikaitkan dengan reaksi alloying/dealloying
dari Li-Si. Setelah siklus kedua, plateau charge cenderung dan naik ke 0,1-0,2 V vs. Li/Li,
yang dijelaskan sebagai akibat dari amorphisasi dari Si pada siklus pertama dan reaksi single
phase dengan Li dalam siklus berikutnya. Elektroda berperilaku sangat mirip sampai siklus

100.

Gambar. 5. (a) Performa cycling jangka panjang dari elektroda komposit TiO2/Si. Sebagai perbandingan,
cyclability dari elektroda Si juga ditunjukkan pada gambar. (b) Variasi dalam kapasitas discharge dikonversi ke
kapasitas per massa Si pada komposit TiO2/Si.

Gambar. 5(a) meskipun elektroda Si menunjukkan kapasitas yang sangat besar lebih dari
2000 mAhg pada siklus pertama, kapasitas menurun drastis yang diamati oleh siklus ke 100.
Kehilangan atau penurunan kapasitas disebabkan penumbukan/pulverization dan isolasi listrik
dari bahan aktif yang disebabkan oleh perubahan drastis dalam volume silikon selama
insersi/ekstraksi Li. Disisi lain, elektroda komposit TiO 2/Si memperlihatkan peningkatan
performa: kapasitas besar secara signifikan dari 710 mAhg dipertahankan bahkan pada siklus
ke 900. Performa ini telah jauh lebih baik dibandingkan dengan elektroda Si yang menunjukkan
hanya 40 mAhg pada siklus ke 900. Elektroda komposit TiO2/Si (66/34 wt.%) juga
menyediakan cyclability yang baik. Namun, sikuls 900 kapasitas 300 mAhg dimana lebih
rendah daripada kapasitas teoritis karena kapasitas awal tetap pada 790 mAhg karena jumlah
Si yang terkandung dalam komposit lebih kecil.
Gambar. 5(b) menunjukkan bahwa elektroda TiO2/Si dari 43/57 wt.% dan 66/34 wt.%
diperlihatkan kapasitas discharge awal per Si 2500 dan 2100 mAhg (Si). Kapasitas yang lebih
kecil untuk elektroda komposit yang kaya TiO 2 mengindikasikan bahwa TiO2 yang berlebih
menurunkan konduktivitas elektronik elektroda komposit dan dengan demikian menekan reaksi
alloying/dealloying dari Li-Si. Disisi lain, pada siklus 4-7, elektroda komposit dengan 43 wt.%
TiO2 menunjukkan kapasitas maksimum 2770 mAhg (Si). Nilai ini setinggi 77% dari
kapasitas teoritis silikon (3580 mAhg).

Gambar. 6. (a) Perubahan coulombic efficiencies dari elektroda komposit TiO2/Si. (b) Performa high-rate
charge-discharge elektroda komposit TiO2/Si dan elektroda Si pada laju arus antara 1,6 C dan 4,8 C. Perhatikan
bahwa kapasitas discharge elektroda komposit dikonversi menjadi kapasitas per massa Si.

Gambar. 6(a) sebuah penurunan yang signifikan dalam efisiensi diamati untuk elektroda
Si selama 30 siklus awal. Secara umum, penurunan efisiensi anoda berbasis Si dikaitkan dengan
dekomposisi katodik dari elektrolit dan/atau pulverization/penumbukkan material aktif.
Penurunan memperlihatkan bahwa lapisan material aktif menunjukkan perpisahan/breakup
dengan pulverization/penumbukkan dari Si dan elektrik terisolasi/electricall isolated. Pada siklus
pertama, elektroda komposit dengan rasio TiO2 43 wt.% dan 66 wt.% masing-masing,
memperlihatkan efisiensi yang lebih rendah dari 72% dan 56% dibandingkan dengan elektroda
Si (83%). Efisiensi dari elektroda komposit naik secara monoton dengan meningkatnya jumlah
siklus. Secara khusus, elektroda TiO2/Si (43/57 wt.%) mempertahankan peningkatan efisiensi
lebih dari 98% dari siklus ke 60 yang disebabkan difusi Li-ion cepat di TiO2 memungkinkan
reaksi elektroda efisien di seluruh lapisan material aktif.
Gambar. 6(b) kapasitas discharge dari komposit dikonversi ke kapasitas per massa Si.
Elektroda komposit mempertahankan kapasitas yang sangat besar lebih dari 1870 mAhg (Si)
bahkan pada high rate 4,8 C. Hal ini jelas menunjukkan bahwa transfer Li-ion lancar/mulus pada
elektroda komposit dapat sangat meningkatkan kapasitas discharge pada high-rate chargedischarge. Akibatnya, komposit dari TiO2 rutil dan Si adalah material anoda yang sangat
menjanjikan untuk baterai Li-ion generasi berikutnya dengan performa high-rate yang baik serta
dengan kapasitas discharge yang tinggi.
Kesimpulan
Sintesis powder komposit TiO2/Si untuk anoda baterai Li-ion dengan metode sol-gel, dan
dievaluasi sifat elektrokimia dari elektroda thick-film yang dipreparasi oleh gas deposition
menggunakan komposit. Permukaan Si dari komposit secara seragam di-cover oleh nanopartikel
TiO2 rutil dengan ukuran 10-50 nm. Performa sangat meningkat diperoleh untuk elektroda

komposit TiO2/Si (43/57 wt.%) : Kapasitas discharge 710 mAhg dapat dicapai bahkan pada
siklus ke 900, dimana kapasitas discharge setelah siklus panjang tersebut adalah sekitar dua kali
lebih besar dari kapasitas teoritis dari anoda grafit. Selain itu, elektroda menunjukkan performa
high-rate yang luar biasa: kapasitas besar lebih dari 1870 mAhg dipertahankan bahkan pada
high rate 4,8 C. Difusi Li-ion cepat pada TiO 2 rutil meningkatkan transfer Li-ion dalam elektroda
komposit, sehingga peningkatan signifikan dari performa anoda.
Sumber
Usui Hiroyuki, Wasada Kuniaki, Shimizu Masahiro, Sakaguchi Hiroki. TiO2/Si composites
synthesized by solgel method and their improved electrode performance as Li-ion battery
anodes. Electrochimica Acta 111 (2013) 575-580.

Anda mungkin juga menyukai