Bab 3 Tgs Khusus Fix Baru
Bab 3 Tgs Khusus Fix Baru
TUGAS KHUSUS
3.1
Judul
Penentuan Kinerja Penyerapan CO2 pada Absorber 201-E di Unit
Latar Belakang
Gas alam digunakan sebagai bahan baku dalam proses pembuatan
ammonia. Di dalam gas alam itu sendiri terdapat beberapa senyawa seperti N2,
CO2, CH4, H2S, C2H6, C3H8, dan heavyhidrocarbon. Diantara beberapa senyawa
tersebut, CO2 merupakan salah satu gas yang terikut dalam gas alam yang
digunakan pada pembuatan ammonia. Gas CO2 ini bersifat racun bagi katalis nikel
oksida di unit ammonia conventer dan kemungkinan terjadinya reaksi metanasi
pada desulfurizer, dimana katalis Cobalt Molibdenum dapat mengubah CO2 dan
H2 menjadi metan suhu tinggi, oleh karena itu diperlukan pengolahan gas CO2
tersebut untuk dipisahkan dari gas alam yang menjadi gas proses. Proses
pemisahan CO2 dari gas alam di pabrik ammonia P-II menggunakan proses
absorbsi dengan larutan Benfield sebagai media penyerap gas CO2. Komposisi
larutan Benfield yang baru dibuat sebagai make-up adalah 30% berat K2CO3
sebagai zat penyerap gas CO2, 3% berat DEA (dietanolamin) sebagai zat untuk
mempercepat penyerapan, 0,5-0,8% berat V2O5 untuk mencegah korosi, sedikit
zat anti-foaming dan air sebagai pelarut.
Dalam Absorber, gas alam mengalir dari bagian bawah Absorber kemudian
kontak langsung secara berlawanan arah dengan larutan Benfield yang terjadi
secara kimia dan akan mengikat gas CO2. Gas CO2 akan terserap oleh larutan
Benfield yang masuk ke absorber disebut Lean Benfield sedangkan larutan
Benfield yang keluar absorber dan mengandung banyak CO2 disebut rich
Benfield. Tentunya massa larutan benfield dan konsentrasi dari senyawa-senyawa
pada larutan benfield akan mempengaruhi proses penyerapan CO2.
Dengan mengetahui nilai efisiensi penyerapan CO2, maka dapat diketahui
apakah alat dan pelarut kimia yang bersirkulasi masih berfungsi dengan baik atau
77
tidak. Semakin baik kinerja suatu unit, maka semakin baik pula produktivitas
pabrik tesebut.
3.3
Tujuan
Tujuan dari pengerjaan tugas khusus ini adalah menentukan kinerja
Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari tugas khusus ini adalah :
1. Memberikan Informasi kepada pembaca tentang proses penyerapan
CO2 menggunakan larutan Benfield di Absorber yang masih layak atau
tidak digunakan oleh suatu pabrik.
2. Memberikan masukan bagi pihak industri, khususnya pabrik Amoniak
PUSRI II dapat dijadikan konsep dasar untuk mempertahankan operasi
Absorber yang dijaga stabil sehingga dapat mengoptimalkan operasi.
3.5
Perumusan Masalah
Jika CO2 terikut dalam gas alam yang digunakan pada proses pembuatan
amoniak maka akan menyebabkan racun bagi katalis nikel oksida pada unit
Ammonia Converter. Proses untuk memisahkan CO2 dari gas alam di pabrik
amoniak menggunakan proses absorbsi dengan larutan Benfield sebagai penyerap.
Dengan mengetahui kinerja penyerapan CO2 pada absorber, dapat diketahui alat
tersebut masih berfungsi dengan baik atau tidak.
78
3.6
Tinjauan Pustaka
Absorbsi merupakan salah satu proses pemisahan dengan mengontakkan
campuran gas dengan cairan sebagai penyerapnya, alat pemisahan ini disebut
absorber. Absorber merupakan salah satu bagian dari unit operasi yang bertujuan
untuk menyerap salah satu komponen atau lebih campuran gas dengan jalan
mengontakkan campuran tersebut dengan liquid penyerap. Gas-gas lainnya dalam
campuran gas tersebut di anggap inert dalam peristiwa penyerapan ini terjadi
perpindahan massa dari gas ke cairan, bahkan dapat juga terjadi reaksi kimia di
bagian cairan.
Absorbsi dapat merupakan peristiwa fisik saja tetapi terdapat juga
melibatkan reaksi kimia di dalamnya. Pemisahan gas yang telah diserap dalam
peristiwa absorbs dari cairan penyerapnya disebut deosorbsi atau stripping dan
merupakan kebalikan dari peristiwa absorbsi.
Adapun peristiwa absorbsi dibagi menjadi dua yaitu :
1. Aliran searah (Co-Current)
Aliran gas dan cairan masuk secara bersamaan ke dalam kolom baik
masuk dari bagian atas maupun masuk dari bagian bawah.
2. Aliran berlawanan arah (Counter Current)
Aliran gas masuk dari bagian bawah kolom sedangkan cairan dari bagian
atas kolom.
Absorber secara counter current mempunyai konstanta driving force yang
lebih besar, sehingga operasi berjalan dengan baik. Absorbsi komponen terlarut
dari campuran gas menyebabkan laju alir total gas berkurang selama gas mengalir
dalam kolom dan laju alir cairan bertambah. Perbandingan cairan terhadap gas
yang semakin besar menaikkan driving force di sepanjang kolom kecuali pada
bagian atas kolom dan tinggi kolom lebih rendah. Akan tetapi penggunaan jumlah
cairan yang besar menghasilkan produk cairan yang lebih sukar untuk dimurnikan
dengan pelucutan. Pada dasarnya design Absorber dan stripping juga harus
memperhatikan biaya inventasi atau operasi.
Apabila gas memasuki absorber, temperatur bervariasi dari bawah sampai
atas. Panas Absorbsi larutan bertambah bila temperatur semakin tinggi evaporasi
79
larutan.
Profil
temperatur
tergantung
dari
laju
absorbsi,
80
CO2
H2O
H2CO3 .(1)
H2CO3
CO3
2HCO3 .(2)
CO2
K2CO3
2KHCO3..(3)
CO2 dapat dipisahkan dari gas sintesa dengan jalan penyerapan memakai
larutan Benfield pada menara Absorber. Gas sintesa bebas air mengalir langsung
kemenara melalui distributor, sedangkan larutan Benfield dialirkan kemalui bagian
atas menara. Gas mengalir keatas melalui 4 bed steel sloted ring yang merupakan
wadah kontak antar gas dengan Benfield . larutan ini menyerap hampir seluruh
CO2 yang lewat absorber. Larutan rich Benfield yang mengalir dari dasar
dirgenerasi dalam menara stripper pada tekanan rendah dan temperatur tinggi,
maka CO2 akan terlepas dan larutan lean Benfield dari stripper didinginkan dan
selanjutnya dikirim kembali ke Absorber sedangkan larutan Benfield yang
diregenari sebagian disebut semi lean Benfield, larutan ini dikirim kebagian
tengah menara Absorber.
CO2 yang meninggalkan top stripper mengalir menuju stripper condenser
dimana air diembunkan, dipisahkan dari gas CO2 nya didalam CO2 stripper reflux
drum sebagian air mengembun dikembalikan ke CO2 stripper dengan
menggunakan pompa, sisanya dibuang ke sewer. Setelah CO 2 dipisahkan dari uap
selanjutnya dikirim ke unit pembuatan urea. Proses ini dilakukan dengan
melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut
dilewatkan ke kolom absorpsi yang berisi fase cair dari komponen tersebut.
3.6.1
81
1. Menara sembur
Menara sembur terdiri dari sebuah menara, dimana dari puncak menara
cairan disemburkan dengan menggunakan nosel semburan. Tetes tetes cairan akan
bergerak ke bawah karena gravitasi, dan akan berkontak dengan arus gas yang
naik ke atas. Nosel semburan dirancang untuk membagi cairan kecil kecil. Makin
kecil ukuran tetes cairan, makin besar kecepatan transfer massa. Tetapi apabila
ukuran tetes cairan terlalu kecil, tetes cairan dapat terikut arus gas keluar. Menara
sembur biasanya digunakan umtuk transfer massa gas yang sangat mudah larut.
82
83
terlarut, dan zat pekat atau cairan kuat (strong liquor) yang terjadi keluar dari
bawah menara melalui lubang keluar zat cair (Mc Cabe et al, 1981).
.
84
85
86
87
88
Gas alam dari Absorber ditukarkan panasnya dengan aliran gas alam dan
kemudian didinginkan lagi dengan CW (Cooling Water) di cooler, kemudian
dialirkan ke KOD (Knock Out Drum) untuk memisahkan liquid yang terikut,
kemudian dialirkan ke unit desulfurisasi tahap kedua. Sedangkan CO 2 yang
keluar dari bagian atas stripper didinginkan oleh cooler dan dipisahkan liquidnya
di (make up CO2 product KO drum) untuk selanjutnya CO2 dikirim ke Unit Urea.
3.7
Pemecahan Masalah
Perhitungan % CO2 yang terserap pada Absorber Ammonia Feed Treating
Mengkonversi Flow arus 1 (Gas Inlet), dan Flow arus 3 (Benfield Inlet).
Menghitung jumlah mol masing-masing arus.
Menghitung massa masing-masing arus.
Menghitung neraca massa komponen.
Menghitung neraca massa total
mol CO2 yang terserap
100
6. Menghitung % CO2 terserap
mol CO 2 umpan
3.8
Hasil Perhitungan
89
Input
Kg/hr
142.5798441
2234.316683
9489.480732
1207.260882
479.2266981
11222.4735
763.0875
1607.571
88151.868
0
115297.8648
Kmol/hr
5.092137288
50.77992462
593.0925458
40.2420294
10.89151587
81.322
5.82509542
15.3102
4897.326
0
5699.88172
Output
Kg/hr
142.5798441
154.0215936
9489.480732
1207.260882
479.2266981
4697.911628
763.0875
1607.571
87300.83819
9455.886771
115297.8648
Kmol/hr
5.092137288
3.500490765
593.0925458
40.2420294
10.89151587
34.043
5.82509542
15.3102
4850.046566
94.55886771
5652.602286
Input
Kg/hr
142.4435518
2232.180898
9480.409727
1206.10686
478.7686048
11320.91625
769.78125
1621.6725
88925.13
0
116177.4096
Kmol/hr
5.087269708
50.73138403
592.525608
40.203562
10.88110465
82.036
5.876192748
15.4445
4940.285
0
5743.070246
Output
Kg/hr
142.4435518
153.8743642
9480.409727
1206.10686
478.7686048
4802.591214
769.78125
1621.6725
88074.91369
9446.847878
116177.4096
Kmol/hr
5.087269708
3.497144642
592.525608
40.203562
10.88110465
34.801
5.876192748
15.4445
4893.050761
94.46847878
5695.836007
Input
Kg/hr
142.8069978
2237.876326
9504.599074
1209.184252
479.990187
11124.03075
756.39375
Kmol/hr
5.10024992
50.8608256
594.0374421
40.30614173
10.90886789
80.609
5.773998092
Output
Kg/hr
142.8069978
154.266976
9504.599074
1209.184252
479.990187
4589.074152
756.39375
Kmol/hr
5.10024992
3.506067636
594.0374421
40.30614173
10.90886789
33.254
5.773998092
90
DEA
H2O
KHCO3
Total
1593.4695
87378.606
0
114426.9568
15.1759
4854.367
0
5657.139344
1593.4695
86526.22036
9470.951592
114426.9568
15.1759
4807.01224
94.7095159
5609.784586
Input
Kg/hr
170.0632787
2038.499368
9566.483174
1184.369263
528.2696532
11222.4735
763.0875
1607.571
88151.868
0
115232.6847
Kmol/hr
6.073688526
46.32953108
597.9051984
39.47897542
12.00612848
81.322
5.82509542
15.3102
4897.326
0
5701.577089
Output
Kg/hr
170.0632787
123.5033095
9566.483174
1184.369263
528.2696532
5216.3495
763.0875
1607.571
87368.46052
8704.527537
115232.6847
Kmol/hr
6.073688526
2.806893398
597.9051984
39.47897542
12.00612848
37.800
5.82509542
15.3102
4853.803362
87.04527537
5658.054451
Input
Kg/hr
Kmol/hr
161.2736128
5.759771885
1933.140182
43.93500414
9072.042563
567.0026602
1123.155517
37.43851725
500.9662058
11.38559559
11426.65875
82.802
766.546875
5.851502863
1584.196875
15.08758929
88428.8475
4912.71375
0
0
114996.8281
5681.976266
Output
Kg/hr
Kmol/hr
161.2736128
5.759771885
117.1200806
2.661820014
9072.042563
567.0026602
1123.155517
37.43851725
500.9662058
11.38559559
5730.95934
41.529
766.546875
5.851502863
1584.196875
15.08758929
87685.93019
4871.440566
8254.636826
82.54636826
114996.8281
5640.703082
(%)
91
CO2
96.12
3.9
Waktu
(%)
24 Juli 2015
93.10
25 Juli 2015
93.10
26 Juli 2015
93.10
27 Juli 2015
93.94
28 Juli 2015
93.94
Pembahasan
Absorber adalah alat yang digunakan untuk proses penyerapan atau
92
25,17 kg/cm2. Perbedaan itu dilakukan pada saat operasi berlangsung temperatur
dan tekanan dibuat lebih tinggi dikarenakan mengharapkan hasil penyerapan pada
Absorber lebih baik, mengingat prinsip absorber dilakukan pada tekanan tinggi
dan temperatur rendah, sehingga pada proses penyerapan CO 2 menghasilkan
keluaran gas alam tidak lebih dari 0,5% kandungan CO2 yang kemudian akan
dilanjutkan keproses Reforming.
Pada tanggal 24 Juli sampai 28 Juli 2015 konversi CO 2 yang terserap
mengalami peningkatan dan cenderung konstan setiap harinya. Hal ini dapat
ditunjukkan gas yang di supply oleh PT. Pertamina juga mengalami peningkatan
pada rate gas setiap harinya. Jika dibandingkan dengan data desain, % CO 2 yang
terserap actual lebih rendah hal ini disebabkan karena komposisi CO2 inlet
absorber yang berbeda, dan komposisi larutan benfield masuk absorber yang
berbeda juga.
Dari hasil perhitungan diatas ditampilkan dalam bentuk grafik berikut
97.00%
96.00%
95.00%
94.00%
% CO2 yang terserap
desain
93.00%
aktual
92.00%
91.00%
Hari ke-
Gamb
ar 35. Grafik % CO2 Terserap Secara Desain dan Aktual Terhadap Waktu
Dari hasil perhitungan dapat diamati bahwa penyerapan CO 2 terbaik
berada pada data tanggal 27 Juli dan 28 Juli 2015 karena persen penyerapannya
paling tinggi. Hal ini dapat diamati juga bahwa jumlah larutan Benfield yang
masuk absorber semakin meningkat tiap waktunya. Berdasarkan teori tentunya
93
semakin banyak jumlah larutan benfield yang masuk ke absorber maka semakin
banyak juga gas CO2 yang terserap oleh larutan tersebut.
Selain jumlah larutan benfield, konsentrasi senyawa yang ada di larutan
benfield juga mempengaruhi penyerapan gas CO2. Didalam larutan benfield
terdapat senyawa seperti K2CO3, sedikit zat anti foaming dan air, DEA, dan V2O5.
Senyawa K2CO3 digunakan untuk menyerap gas CO2, zat anti foaming dan air
sebagai pelarut, DEA digunakan sebagai aktivator untuk mempercepat penyerapan
CO2 dan V2O5 untuk mencegah korosi. Tentunya, semakin besar konsentrasi
senyawa tersebut semakin besar juga CO 2 yang terserap sampai batas konsentrasi
maksimal yang boleh digunakan.
% CO2 yang terserap secara aktual pada 24 Juli 2015 adalah 93,10 %, pada 25
Juli 2015 adalah 93,10 %, pada 26 juli 2015 93,10 %, pada 27 Juli 2015 adalah
93,94 %, dan pada 28 Juli 2015 adalah 93,94 %, sehingga didapatkan rata-rata %
CO2 yang terserap selama 5 hari adalah 93,43 %.
3.10.2 Saran
Penyerapan CO2 yang pada proses absorbsi dalam Absorber Ammonia
Feed Treating berlangsung baik, begitu juga dengan penyerapan CO 2 pada alat
Absorber yang masih terkategori baik. Absorber biasanya dioperasikan pada
tekanan yang tinggi dan suhu yang rendah. Maka, suhu dan tekanan operasi
absorber dijaga stabil untuk mengoptimalkan operasi.