Anda di halaman 1dari 5

C.

Dampak Ekonomi Syariah bagi Kesejahteraan Umat


Label Islam yang disandingkan dengan kebijakan ekonomi sama sekali bukan kerangka bangun
menuju suatu paradigma segala kebijakan yang berkenaan dengan kegiatan ekonomi harus
berlandaskan Islam secara absolute dan tekstual.
Label Islam dan kebijakan ekonomi ditulis hanya untuk muhasabah bahwa beberapa aspek
dalam kebijakan ekonomi dapat diinterpretasikan dengan merujuk pada syariah Islam secara
relatif, dan ini pernah dijalankan pada pemerintahan Islam dahulu. Di beberapa aspek yang lain,
kebijakan Negara yang berkenaan dengan kegiatan ekonomi tidak harus absolute merujuk pada
Islam,

cukup

merujuk

pada

nilai-nilai

maqashidasy-syariah

yang

humanis

dan

rahmatanlilalamin.1
Seiring dengan semangat Umat Islam untuk berusaha menerapkan ajaran agamanya, muncullah
sebuah kajian tentang kesejahteraan dalam perekonomian yang berbasiskan syariah Islam.
Paradigma ini menjelaskan bahwa kesejahteraan masyarakat akan dapat tercapai bila seluruh
aktifitas manusia berlandaskan syariah atau hukum-hukum Islam.
Dalam perspektif ide atau gagasan, ternyata konsep kesejahteraan banyak yang mengadopsi pada
paham kapitalisme dan sosialisme. Paham ini telah terbukti banyak kegagalan dalam
mengantarkan pembanguan untuk mencapai kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena itu
muncullah sebuah alternative konsep kesejahteraan yang mengacu pada nilai-nilai syariah Islam.
Pada saat krisis ekonomi monete rmelanda dunia dunia, lembaga-lembaga ekonomi dinegaranegara berkembang dapat bertahan dan bahkan mampu untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga
berawal dari keberhasilannya banyak ini mulailah banyak dikaji tentang konsep kesejahteraan
yang berlandaskan pada ekonomi syariah Islam.2
1. KesejahteraanMenurutEkonomi Islam

1 Ahmad Dahlan, KeanganPublik Islam: TeoridanPraktik, (Yogyakarta: GrafindoLitera


Media, 2008), hal 84
2 M. LutfiHamidi, Jejak-jejakEkonomiSyariah, (Jakarta: SenayanAbadi Publishing,
2003), hal 47.

Pemenuhankebutuhandankeinginanmanusiatersebutmelahirkanpermasalahnekonomi.Ekonomi
Islam

dalammemandangpermasalahanekonomidimulaidarisiapa

yang

harusdilayanidandipenuhilebihdulukebutuhannya.Kemudianmerekamembutuhkanapa,
baruselanjutnyabagaimanakomodititersebutdiadakanataudiproduksi.
Ekonomikonvensionaldalammemandangpermasalahekonomidimulaidarikomoditiapa

yang

memberikankeutungantertinggidanakanterserapolehpasar.
Selanjutnyabagaimanamengadakanataumemproduksikomodititersebut.Selanjutnyabagaimanako
modititersebutdiadakanataudiproduksi.Yang
terakhiradalahmenjawabuntuksiapakomodititersebutdiadakandandiproduksi.3
Konsepkesejateraantersebutdalampandangan

Islam

Ekonomi

Islam

masihmencakuphanyadimensimateri.Ekonomi

Islam

menghendakikesejahteraanitujugamencakupkeseluruhanunsurmateridan

non

materi.Hal

inidisebabkankarenakepuasanmanusiaituterletakpadaunsur non materi.


Konsepekonomi

Islam

untukmewujudkankesejahteraanmasyarakatberdasarkankhazanah

literature Islam adalah: kepemilikanharta, meliputukepemilikanindividu, kepemilikanumum,


dankepemilikan Negara. Pengelolaanhartaharusmencakuppemanfaatandanpengembanganharta.
2. PerbedaanSistemEkonomi
System

ekonomi

Islam,

danekonomikonvensionalsangatlahberbeda.Perbedaantersebutdikarenakanolehperbedaannilai
-nilai

yang

mendasarinya.Perbedaantersebutbaikterletakdalamkonsepmaupundalamimplementasinyadila
pangan.Ekonomi

Islam

dikendalikanolehnilai-nilaidasar

Islam

yang

bertujuanuntukmembentukmanusiamenjadimanusiayagberetikadanmanusiabertaqwa.
Ekonomikonvensionalsangatdikuasaiolehkepentinganuntukmemaksimumkankepuasannyaseb
agaidiriindividu,

dampakdari

paradigm

3 Muhammad Nafik, BenarkahBunga Haram? :


PerbandinganSistemBungadenganBagiHasil&DampaknyapadaPerekonomian,
(Surabaya: AmanahPustaka, 2009), hal 36-37

iniadalahmembentukmanusiamenjadiserakahdanmembentukmanusiamenjadimanusiaekonom
i yang cenderungmeninggalkannilai moral dan agama.
Ekonomikonvensionaldalammengadakandanmemproduksikomodititidakmemandangapakahk
omoditiitu

halal

atau

haram

yang

pentingdapatmemenuhikebutuhandanmendatangkankeuntungansecaramateril,
misalnyapeternakanbabi,

perjudian,

minumankerasdanpelanggaransyariah

lain

dalamaktivitasekonomidancenderungbersifateksploitatif.
Setiapaktivitasekonomi

Islam

harusberprinsipkanpadasyariah

Islam.Islam

mengajarkanekonomi demi tercapainyapemenuhankebutuhandankeuntunganmaterilmaupun


spiritual
baikdiduniamaupundiakhiratkelak.Semuaitudalamrangkatercapainyakesejahteraanmanusiada
nsangatjauhdarisifateksploitatif yang merugikankaum yang lemah.
3. PeranEkonomi Islam di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi sebesar
6,5%. Namun, catatan angka diatas kertas tersebut berbanding jauh terhadap realita di
lapangan. Dengan jumlah penduduk sebanyak 259.940.857 jiwa, Indonesia masih
memiliki warga yang menganggur sebanyak 12,8 juta jiwadengan pendapatan perkapita
sebesar US$3.542,9 yang masih tergolong rendah. Hal itu tentunya menjadi sebuah
fenomena yang cukup miris mengingat Indonesia adalah negara yang kaya akan SDA
yang melimpah dan SDM yang cukup berkualitas. Ekonomi islam yang mulai
berkembang di Indonesia sejak tahun 1992 diharapkan dapat berperan penting guna
memecahkan permasalahan yang hingga sampai saat ini belum bisa diselesaikan.4
Berikut merupakan peran-peran ekonomi islam yang dapat dijadikan potensi agar
Indonesia dapat menjadi negara yang maju.
a. Zakat
Zakat sebagai salah satu pilar (rukun) Islam merupakan instrumen strategis dari sistem
perekonomian Islam yang dapat memberikan kontribusi besar terhadap penanganan problem
4http://catur-warna.blogspot.co.id/2015/05/peran-ekonomi-islam-dalammengatasi.htmldiaksestgl 10 septemberpukul 16.40 wib

kemiskinan serta problem sosial lainnya, karena zakat dalam pandangan Islam merupakan hak
fakir miskin yang tersimpan dalam kekayaan orang kaya.
Zakat tidak hanya difahami secara sempit yang hanya ditunaikan setahun sekali pada
momentum bulan Ramadlan melalui pembayaran zakat fitrah, akan tetapi ruang lingkup zakat
sangatlah luas. Selain zakat fitrah, seorang muslim yang telah masuk pada kategori muzzaki
yang kekayaannya telah mencapai nishab (jumlah minimal yang harus dipenuhi sebelum
mengeluarkan zakat yaitu senilai 85 gram emas) dan harus dibayarkan setiap tahun, juga wajib
menunaikan zakat maal (zakat kekayaan)
Secara teknis, pemungutan dan pendistribusian zakat akan sangat efektif jika dilakukan
oleh sebuah lembaga yang mempunyai otorisasi serta kekuatan memaksa dalam sebuah
pemerintahan. Bagian dari institusi pemerintah yang berkompeten melakukan pemungutan zakat
yaitu Badan Amil Zakat. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan Allah Swt dalam firman-Nya
dalam

Surat

At-Taubah

(9)

ayat

103:

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Instrumen zakat, infaq, sodaqoh dan sebagainya merupakan icon instrument yang dapat
mensejahterakan masyarakat kurang mampu. Potensi zakat di Indonesia mencapai Rp. 100
triliun. Dari dana tersebut, bangsa ini dapat membangun ratusan sekolah dan puluhan rumah
sakit. Selain itu, instrumen ini guna menjawab amanat Pancasila dan UUD 1945, yakni
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur (redistribution with growth). Bukan makmur
baru adil (redistribution from growth) ala kapitalisme liberal.
b. Penerapan konsep jujur, adil, dan bertanggungjawab.
Konsep ini merupakan syarat yang harus terpenuhi dalam melaksanakan kegiatan
ekonomi. Instrumen ekonomi seperti gadai, sewa-menyewa dan perdagangan harus menonjolkan
konsep ini. Penerapan konsep ini ditujukan agar tidak ada yang dirugikan dalam kegiatan
ekonomi dan menguntungkan semua pihak yang terlibat sehingga tidak akan terjadi berbagai
macam kecurangan-kecurangan yang dapat menimbulkan konflik sosial.
c. Larangan riba
Pelarangan riba dengan menjadikan sistem bagi hasil (profit-loss sharing) dengan
instrumen mudharabah dan musyarakah sebagai sistem kredit berikut instrumen bunganya (Q.S
Al-Baqarah:275). Bunga bank memiliki efek negatif tehadap aktivitas ekonomi dan sosial.
Secara ekonomi, bunga bank akan mengakibatkan petumbuhan ekonomi yang semu dan akan

menurunkan kinerja perekonomian secara menyeluruh serta dampak-dampak lainnya. Dalam


segi sosial pun akan membuat masyarakat terbebani akan bunga yang dirasa begitu berat (chaos).
Dengan pelarangan riba ini, diyakini bahwa pembangunan dan pertumbuhan ekonomi akan terus
meningkat.
4. ImplikasiEkonomiSyariahbagiPerekonomianNasional
Setidaknyaadatiga (3) hal yang menjadisumbanganekonomisyariahbagiekonominasional.5
a. ekonomisyariahmemberikanandilbagiperkembangansektorriil.
Pengharamanterhadapbunga

bank

danspekulasimengharuskandana

yang

dikelolaolehlembaga-lembagakeuangansyariahdisalurkankesektorriil.
b. Kedua, ekonomisyariahlewatindustrikeuangansyariahturutandildalammenarikinvestasilua
rnegerike

Indonesia,

terutamadarinegara-negaraTimur-tengah.

Adanyaberbagaipeluanginvestasisyariah
darinegara-negara

petro-dollar

di

Indonesia,

telahmenarikminat

iniuntukmenanamkanmodalnya

di

investor
Indonesia.

Minatmerekaterusberkembangdanjustrunegarakita
terkesantidaksiapmenerimakehadiranmerekakarenaberbagai
tidak investor

friendly,

sepertirumitnyabirokrasi,

yang
penyakitakut
faktorkeamanan,

dansebagainya.
c. Ketiga, gerakanekonomisyariahmendorongtimbulnyaperilakuekonomi
masyarakat

Indonesia.

yang

yang

korupsi,
etis

Ekonomisyariahadalahekonomi

berpihakkepadakebenarandankeadilandanmenolaksegalabentukperilakuekonomi
tidakbaikseperti sistemriba, spekulasi, danketidakpastian (gharar).

5 Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec., Jurnal, PerananEkonomiSyariahdalam Pembangunan


Daerah, Vol IX No 33, (Jakarta: JurnalHarmoniPuslitbangKementerian Agama RI, 2010)

di
yang
yang

Anda mungkin juga menyukai