Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teologi Islam, Sekularisme dan Sosialisme


Pengertian Teologi Islam
Teologi secara etimologi berasal dari bahsa yunani yaitu theologia yang
terdiri dari kata Theos artinya Tuhan dan Logos yang berarti Ilmu. Jadi
teologi berarti ilmu tentang Tuhan. Teologi adalah ilmu yang membicarakan
tentang Tuhan dan pertaliannya dengan manusia, baik berdasarkan kebenaran
wahyu ataupun berdasarkan penyelidikan akal murni. Kata teologi yang
bergandengan dengan islam merupakan ilmu yang membahas tentang fakta-fakta
dan gejala-gejala agama dan hubungan-hubungan antara Tuhan dan Manusia.
Islam dalam bahasan teologi Islam, adalah agama yang menuntut sikap
ketundukan dengan penyerahan dan sikap pasrah, disertai sifat batin yang tulus,
sehingga intisari yang terkandung dalam Islam ada dua yaitu; pertama berserah
diri, menudukkan diri atau taat sepenuh hati; kedua masuk dalam al-Salam, yakni
selamat sejahterah, damai hubungan yang harmonis.
Berdasar pada rumusan pengertian tentang teologi dan Islam, maka
Teologi Islam adalah ilmu yang secara sistematis membicarakan tentang
persoalan ketuhanan dan alam semesta menurut perspetif Islam yang harus
diimani, dan hal-hal lain yang terkait dengan ajaran Islam yang harus diamalkan,
guna mendapatkan keselamatan hidup (dunia dan akhirat). Teologi Islam berbicara
tentang persoalan ketuhanan, maka dapat pula dipahami bahwa ia identik dengan
Ilmu kalam terutama dalam dua aspek :
Pertama, berbicara tentang kepercayaan terhadap Tuhan dalam segala seginya,
termasuk soal wujud-Nya, keesaannya, dan sifat-sifat-Nya.
Kedua, bertalian dengan alam semesta, yang berarti termasuk di dalamnya,
persoalan terjadinya alam, keadilan dan kebijaksanaan Tuhan, serta selainnya.
Ilmu yang membicarakan mengenai aspek-aspek yang disebutkan ini, disebut
Teologi, dan karena pembicaraannya dalam perspektif Islam, maka disebutlah ia
sebagai Teologi Islam.
Pengertian Kapitalisme
Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa
pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-
besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan
intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan
secara besar-besaran untung kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun
demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa
diterima secara luas.
Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang
mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa
perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun
kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki
maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal,
seperti tanah danmanusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang
jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan
bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk
mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.

Pengertian Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran
dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Titik
berat paham ini pada masyarakat bukan pada individu sebagai suatu aliran
pemikiran / paham tidak dapat dilepaskan dari pengaruh liberalisme.
Inti dari paham sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat
secara kolektif.Artinya semua individu harus berusaha memperoleh layanan yang
layak demi terciptanya suatu kebahagiaan bersama.Hal ini berkaitan dengan
hakikat manusia yang bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi
manusia juga harus saling tolong-menolong.
Ciri utama sosialisme adalah pemerataan sosial dan penghapusan
kemiskinan.Ciri ini merupakan salah satu faktor pendorong berkembangnya
sosialisme.Hal ini ditandai dengan penentangan terhadap ketimpangan kelas-kelas
sosial yang terjadi pada negara feodal.
Sosialisme yang kita kenal sekarang ini timbul sebagian besar sebagai
reaksi terhadap liberalisme abad ke 19.Pendukung liberalisme abad ke 19 adalah
kelas menengah yang memiliki industri, perdagangan dan pengaruh mereka di
pemerintahan besar akibatnya kaum buruh terlantar.

II. ANALISIS

2.1 KAPITALISME

Logika para kapitalis adalah uang barang uang.Hal ini mau mengungkapkan
bahwa kapitalis awal memiliki prinsip mengembangkan ekonomi yang lebih
tinggi berdasarkan ilmu pengetahuan, teknik-teknik, penemuan-penemuan baru,
dst-nya. Artinya bahwa kapitalisme tidak akan pernah berhenti untuk berinvestasi
dalam rangka mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Logika uang-barang-
uang merupakan suatu paham yang dibangun oleh para kapitalis dengan
menghalalkan berbagai cara demi keuntungan itu. Hal ini berarti para buruh
adalah budak dari para penguasa.Mengapa?Karena nasib buruh ditentukan oleh
kaum pemodal sehingga mau dan tidak, suka atau tidak suka, para buruh harus
menguras tenaga demi kepentingan kapitalis. Dengan melihat realitas seperti itu,
maka nilai kesetaraan, kebebasan dan keadilan sama sekali tidak nampak.

Yang lebih parah lagi adalah berbagai kebijakan dan peraturan ditetapkan oleh
penguasa sehingga kapan saja bisa berubah sesuai kemauan kapitalis.Akibatnya
para buruh dapat dirugikan kapan saja sehingga tidaklah mengherankan jika
kemiskinan dan penderitaan semakian merajalela di kalangan masyarakat kecil.
Sedangkan bagi masyarakat kelas menengah dan kelas atas tidak mengalami apa
yang dialami oleh masyarakat kecil. Inilah potret bagaimana kaum pemilik modal
bekerja demi laba yang sebesar-besarnya.
Di lain sisi kita jangan melihat kapitalisme hanya dari kaca mata negatif saja
sebab seburuk-buruknya sesuatu pasti ada titik terangnya. Artinya bahwa dengan
adanya kapitalisme tentu ada sisi positifnya juga. Sisi positif yang dimaksud
adalah: jumlah pengangguran menurun, lapangan kerja tersedia, upah yang diberi
sesuai jam kerja, dst-nya. Hal ini berarti bahwa dalam sistem kapitalisme hak-hak
individu sangat dihormati, kesejahteraan hidup akan dijamin bagi mereka yang
rajin, tekun dan sabar dalam melakukan tugas-tugas, dst-nya.

2.2 SOSIALISME

Sosialisme lebih merupakan suatu tindakan protes terhadap individualisme


kapitalis yang amat otoriter dengan segala kebejatannya, seperti: menindas
masyarakat kecil melalui berbagai kebijakan dan peraturan, tidak menjunjung
tinggi nilai kesetaraan, dst-nya. Inilah akar masalah yang menyebabkan
munculnya paham sosialisme di kalangan masyarakat.Paham sosialisme tersebut
mempunyai tujuan pada dirinya sendiri yaitu demi memperjuangkan kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan, membangun komitmen terhadap kesetaraan dan
mengharapkan adanya masyarakat tanpa kelas.Penjelasan ini mau menyatakan
bahwa sosialisme menginginkan adanya kepemilikan bersama atau
kolektif.Artinya bahwa manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial. Karena
makhluk sosial, maka manusia yang satu tidak dapat bekerja tanpa orang lain.
Partisipasi dari sesama itu menunjukkan bahwa masyarakat dapat bekerja tanpa
harus dikontrol oleh penguasa.Sosialisme juga mau menyatakan bahwa biarkanlah
masyarakat memproduksi barang-barang sesuai dengan pengetahuan dan
ketrampilan yang ada pada mereka. Dengan berlaku demikian, maka
kesejahteraan masyarakat kecil akan tercapai.

Sosialisme juga merupakan reaksi atas liberalisme yang terlalu memutlakkan hak
milik pribadi secara berlebihan. Hal ini tentu berorientasi pada keuntungan pribadi
tanpa memperhatikan kebutuhan orang lain. Segala daya upaya yang dilakukan
hanya demi kepentingan diri.Selain itu, sosialisme juga muncul karena adanya
penolakan atas intervensi Negara dalam persaingan ekonomi atau dalam dunia
industri.Konsekuensinya adalah hak individu harus dihapus dan diganti dengan
kepemilikkan bersama/kolektif. Hal ini entah sadar atau tidak sadar, secara tidak
langsung pada saat yang sama paham sosialisme turut melahirkan komunisme.
Artinya bahwa segala milik yang diperjuangkan agar menjadi kepunyaan bersama
itu lalu kemudian mengarah pada kepemilikan Negara sehingga Negara mengolah
dan mengontrol demi kepentingan umum.

III. RELEVANSI

3.1 KAPITALISME

Sistem ekonomi kapitalisme secara tidak langsung telah merambat ke seluruh


dunia termasuk Indonesia pada umumnya dan Papua pada khususnya. Sistem
kapitalisme yang berinvestasi di Papua mulai terasa di mana-mana dan salah
satunya adalah amat nampak di wilayah kota Jayapura ini. Hal ini terbukti dengan
adanya berbagai mall yang ada di kota Jayapura ini. Mall-mall itu kini terlihat
berdiri megah di sepanjang jalan raya. Katakanlah Saga Mall, Hola Plaza, Mega,
Ramayana dan juga Mall terbesar di kota Jayapura yang baru saja diresmikan dan
mall terbesar ini terdapat di samping paroki APO atau di depan GOR Jayapura.
Berbagai mall ini mau memperlihatkan kepada kita bahwa itu lho namanya
strategi ekonomi kapitalis atau bagian dari produk sistem kapitalis.Realitas seperti
ini mau memperlihatkan bagaimana para pemilik modal itu bekerja di bumi Papua
ini. Itulah wujud nyata dari cara kerja para kapitalis dalam mencari keuntungan
yang sebesar-besarnya. Mereka bebas mengembangkan usahanya sendiri karena
tentu saja diberi izin oleh pemerintah setempat demi pajak.

Dampak dari adanya mall-mall sebagai produk kapitalis itu, tentu ada segi positif
dan juga negatif. Sisi positif itu terlihat dari: tersedia lapangan kerja, jumlah
penganggur semakin menurun, memperoleh upah sesuai jam kerja, dan kini
terlihat tenaga kerja asal Papua juga semakin banyak dst-nya. Sementara sisi
negatifnya adalah hanya karena demi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui
pajak, pemerintah tanpa menyediakan tempat huni yang layak menyuruh
masyarakat untuk menyingkir dari tempat yang hendak membangun mall
itu.Akibatnya masyarakat yang adalah pemilik tanah leluhur itu terpaksa
kehilangan tanah adatnya.Karena tanahnya tidak ada, maka jalan satu-satunya
adalah menjadi penganggur dan bahkan miskin dan menderita di atas tanahnya
sendiri. Inilah cara kerja sistem yang membuat masyarakat kecil semakin
termaginalkan. Realitas seperti ini mau memperlihatkan kepada kita bahwa entah
sadar atau tidak sadar, secara tidak langsung masyarakat yang miskin tetap miskin
dan yang kaya semakin kaya.

Pemaparan di atas merupakan fakta yang terjadi di bumi Papua ini. Banyak orang
Papua kehilangan tanah akibat pemerintah mengizinkan hadirnya berbagai mall di
tanah Papua ini khususnya di kota Jayapura. Pemerintah dan pemilik modal
bekerja sama demi kepentingan umum namun upaya mulia itu ternyata tanpa
memikirkan nasib masyarakat kecil. Pemerintah Papua terkesan pelahap dan
penjilat para kapitalis.Mengapa?Karena pemerintah hanya ikut-ikutan saja atas
kemauan pemilik modal.Karena ikut-ikutan saja, maka masyarakat kecil menjadi
korban entah korban tanah adat, harta benda maupun berbagai sarana-prasarana
lainnya.Solusi yang tepat adalah pemerintah perlu menyediakan tempat tinggal
yang layak bagi masyarakat yang tanahnya hendak membangun mall/ruko-ruko
itu agar mereka tidak merasa dimarginalkan.

3.2 SOSIALISME

Kita telah mengetahui bahwa paham sosialisme amat menekankan kepemilikan


bersama/kolektivitas. Artinya bahwa segala milik pribadi entah apa pun bentuknya
adalah bagian dari milik bersama atau dengan kata lain bukan milik pribadi. Hal
ini secara tidak langsung berorientasi pada kemutlakan pemerintah atau Negara
dalam mengendalikan roda pemerintahan demi kepentingan umum. Katakanlah
salah satu pasal dalam Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan tentang
kepemilikan tanah dan air sebagai milik Negara. Hal ini berarti bahwa dalam
bingkai NKRI ini tidak ada istilah tanah milik si dia atau si ini dan itu.SDA dalam
suatu wilayah yang merdeka secara berdaulat adalah milik bersama bukan milik
pribadi.Dalam konteks kepemilikan bersama contoh ini bisa diterapkan.

Bertolak dari pemaparan tentang hak pribadi menjadi milik bersama di atas, jika
dilihat secara cermat maka pada kenyataannya paham sosialisme itu tidak begitu
nampak.Walaupun UUD 45 menyatakan tanah, air dan sebagainya itu merupakan
milik bersama namun pada kenyataannya semua orang entah di mana saja di
Indonesia ini sulit memberikan tanahnya kepada orang lain.Misalkan di Jawa sulit
mencari tanah padahal dibutuhkan untuk pembangunan Gereja. Hal lainnya adalah
semua orang mengetahui kalau tanah itu merupakan milik pribadi seseorang atau
milik klen tertentu yang tidak bisa diambil oleh orang lain tanpa sepengetahuan
sang pemilik. Hal ini bertolak dari filosofi orang Papua tentang tanah sebagai ibu
yang memberikan sumber makanan.Karena itu tanah perlu dijaga dan dilestarikan
agar generasi muda juga dapat menikmatinya.

IV. KESIMPULAN

Jika dilihat secara teliti, maka kita akan mengetahui bahwa paham kapitalisme dan
sosialisme itu mempunyai tujuan yang sama yakni ingin mencapai kebahagiaan
hidup. Namun kebahagiaan hidup yang hendak dicapai itu berbeda jalan.Paham
kapitalisme menempuh jalan uang barang- uang. Artinya bahwa segala upaya
yang dilakukan tidak lain ujung-ujungnya adalah uang. Oleh karena itu,
keuntungang yang sebesar-besarnya adalah misi pokok dalam paham kapitalisme
ini. Hal ini mau mengatakan bahwa kepemilikan individu amat ditekankan di
sana. Akibatnya para kapitalis bagaikan seorang raja yang pantas dilayani oleh
bawahannya. Dalam situasi demikian, kesadaran akan martabat manusia sebagai
sesama ciptaan merupakan sesuatu yang asing dari pandangannya. Karena ia
merasa asing, maka jangan heran jika para kapitalis memandang para buruh
sebagai budak-budak yang tak bernilai. Para buruh akan bernilai sejauh
mendatangkan keuntungan bagi pemilik modal.

Sementara paham sosialisme menekankan kepemilikan bersama.Oleh karena itu,


paham ini lebih merupakan suatu tindakan protes terhadap kepemilikan individual
dari para kapitalis.Mereka berharap adanya kesejahteraan bersama, keadilan yang
seimbang, dan kebebasan yang tanpa syarat. Dengan demikian, masyarakat yang
damai, aman dan sejahtera itu akan tercapai. Inilah harapan kaum
sosialisme.Sosialisme juga mau menyatakan bahwa biarkanlah masyarakat
memproduksi barang-barang sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilannya.
Dengan berlaku demikian, maka kesejahteraan masyarakat kecil akan tercapai.
Jika tidak maka kemiskinan dan penderitaan tetap merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari masyarakat kecil.

Anda mungkin juga menyukai