Anda di halaman 1dari 5

Definisi

Banyak penyakit mulut yang memiliki gejala klinis lesi ulseratif, vesikular, dan bula. Untuk itu
diperlukan keterangan tambahan tentang riwayat penyakit selain pemeriksaan klinis. Sedikitnya
harus ditanyakan sejak kapan lesi itu muncul untuk membedakan apakah akut atau kronik,
riwayat penyakit sebelumnya, dan banyaknya lesi yang ada. Penyakit mulut dengan manifestasi
lesi ulseratif, vesikular, dan bula dapat dikelompokkan menjadi:

a. Lesi multipel akut


Lesi multipel akut dapat disebabkan virus Herpes simpleks 1 dan 2, virus varicella zoster, dan
virus Coxsackie. Penyakit mulut yang termasuk lesi multipel akut adalah herpes simpleks
primer, varisela, herpes zoster, eritema multiformis, stomatitis alergika, dan acute necrotizing
ulcerative gingivitis.
Infeksi Herpes Simpleks Primer
Manifestasi Klinis
Pada infeksi Herpes simpfeks primer, 1 atau 2 hari setelah gejala prodromal (demam, malaise,
sakit kepala) muncul vesikel-vesikel berdinding tipis dengan dasar inflamasi dan bila pecah akan
menjadi ulkus terutama di mukosa berkeratin tebal, yaitu palatum durum, dorsal lidah, dan
gingiva. Petanda lain adalah gingivitis marginal akut pada seluruh gingiva, inflamasi faring
posterior, serta pembesaran kelenjar getah bening submandibula dan servikal. Lesi ekstraoral
sama dengan lesi intraoral tetapi ditutupi krusta kekuningan dan terletak di daerah merah bibir
dan sirkum oral.
Faktor Predisposisi
Rekurensi dapat terjadi karena virus laten pada saraf. Faktor predisposisi yang dapat
mengaktifkan virus laten adalah demam, stres, trauma lokal pada ganglion saraf, alergi,
defisiensi nutrisi, dan kelelahan fisik.

Penatalaksanaan
Pemberian asiklovir, terapi simtomatik, terapi suportif, dan pencegahan rekurensi dengan
menghindarkan faktor-faktor predisposisi.
Infeksi Virus Varicella Zoster
Manifestasi Klinis
Infeksi virus Varicella zoster menyebabkan infeksi primer atau rekurens yang bersifat laten bila
menyerang jaringan saraf. Virus Varicella zoster menimbulkan penyakit varisela dan herpes
zoster. Petanda varisela adalah lesi mukopapular yang berkembang menjadi vesikel dengan

dasar eritema dan cepat pecah menjadi ulkus di seluruh tubuh, termasuk mukosa mulut. Pada
penderita herpes zoster akan didahului gejala prodromal selama 2 sampai 4 hari. Lalu muncul
erupsi yang khas, yaitu vesikel berkelompok dengan dasar eritem sesuai dermatom saraf yang
terkena dan lesi pada mukosa mulut maupun wajah akan timbul bila virus ini menyerang cabang
ketiga atau cabang pertama nervus trigeminus. Herpes zoster ditegakkan berdasarkan riwayat
nyeri dan adanya lesi yang khas, segmental, dan unilateral.
Komplikasi
Pada keadaan tertentu infeksi dapat sangat hebat sehingga menimbulkan komplikasi, yaitu:

Neuralgia pascaherpetik yaitu rasa sakit yang hebat akibat inflamasi fibrosis pada saraf
sensoris.
Sindrom Ramsay Hunt, yaitu suatu kumpulan gejala kelumpuhan yang mengenai saraf
motorik nervus fasialis (kelumpuhan muka).

Penatalaksanaan
Untuk penderita varisela maupun herpes zoster pada usia muda diberikan pengobatan
simtomatis atau ditambah dengan asiklovir untuk mempercepat penyembuhan, dan mengurangi
rasa nyeri. Beri vitamin neurotropik, dan lakukan perawatan lesi ekstraoral dengan antiseptik
atau bedak salisil untuk mencegah infeksi sekunder yang dapat menyebabkan skar.
Kortikosteroid prednison 3 x 5 mg selama 5 hari diberikan untuk mencegah komplikasi neuralgia
maupun mengurangi komplikasi pada mata.
Eritema Multiforme
Etiologi
Eritema multiforme adalah penyakit inflamasi akut pada kulit dan mukosa yang menyebabkan
berbagai bentuk lesi akibat deposit imunokompleks. Etiologinya belum jelas tetapi ada beberapa
faktor yang diduga berperan yaitu obat-obatan golongan sulfa, penisilin, analgesik, antipiretik,
mikroorganisme, penyakit autoimun, radiasi, psikis atau keganasan.
Patogenesis
Diduga merupakan suatu reaksi hipersensitivitas dan adanya deposit imunokompleks pada
pembuluh darah superfisial kulit serta mukosa menyebabkan aktivasi komplemen, peningkatan
permeabilitas pembuluh darah, dan penarikan leukosit yang akan melepaskan enzim proteolitik
sehingga terjadi kerusakan jaringan.
Manifestasi Klinis
Kelainan ini timbul cepat dengan gejala prodromal kurang dari 48 jam. Lesi patognomonik
adalah lesi target pada kulit yang terdiri dari bula dikelilingi oleh edema dan eritema. Lesi pada
eritema multiforme lebih besar, tidak teratur, lebih dalam, biasanya berdarah, dan dapat terjadi

pada semua mukosa mulut. Lesi pada bibir khas berbentuk lesi yang ditutupi krusta merah
kehitaman.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kasus eritema multiforme yang ringan cukup dengan pengobatan suportif,
seperti obat anestesi kumur dan diet makanan lunak. Sedangkan pada eritema multiforme
sedang maupun berat memerlukan kortikosteroid, contohnya prednison atau metilprednisolon
dengan dosis awal 30-50 mg/hari selama beberapa hari.
Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis
Acute necrotizing ulserative gingivitis adalah suatu infeksi bakteri khas yang mengenai papila
dan tepi gingiva. Sering terjadi pada orang dewasa muda dekade dua.
Etiologi
Bakteri penyebab adalah Bacillus fusiformis dan Borellia vincentii. Adanya bakteri-bakteri
tersebut tidak selalu memberikan gejala, kadang gejala baru timbul bila ada faktor predisposisi
yang menurunkan daya tahan jaringan mulut.
Faktor Predisposisi
Kebersihan mulut yang buruk sehingga terjadi penimbunan makanan dan karang gigi, merokok,
emosi/stres, kelelahan fisik, dan penyakit kelainan darah.
Manifestasi Klinis
Terdapat rasa sakit akut pada gingiva yang menyeluruh, keluhan perdarahan gingiva, hilangnya
pengecapan dan bau mulut, dan adanya gejala sistemik seperti sakit kepala, demam, dan
limfadenopati.
Pada gingiva terlihat nekrosis yang menyeluruh atau lokal, terdapat pseudomembran, hilangnya
papil interdental, jaringan mudah sekali berdarah, dan bagian mukosa mulut lain yang menempel
pada gingiva, di mana lesi terdapat juga akan terkena sehingga timbul ulkus datar, multipel, dan
teratur sebagai abkatch ulcera.

Penatalaksanaan
o Hilangkan gejala aktif dengan cara mematikan dan mengontrol bakteri dengan penisilin 4 x
500 mg/hari, kumur dengan H2O2 1,5-2%, dan pemberian roboransia vitamin C atau B kompleks.

Hilangkan atau memperbaiki faktor lokal atau sistemik.


Beri penyuluhan perbaikan kebersihan mulut dan pemeriksaan rutin.

b. Lesi multipel rekurens


Lesi multipel rekurens merupakan masalah yang tersering ditemukan pada penyakit mulut.
Penyakit mulut yang termasuk lesi ini adalah stomatitis aftosa rekurens, sindrom Behcet, infeksi
Herpes simpleks rekurens, eritema multiformis rekurens, dan neutropenia siklik.
Stomatitis Aftosa Rekurens
Etiologi
Stomatitis aftosa rekurens ditandai dengan ulserasi rekurens pada mukosa mulut tanpa petanda
lain. Penyakit ini dapat dihubungkan dengan kelainan imunologi, kelainan hematologis, kelainan
psikologis, maupun alergi.
Manifestasi Klinis
Berdasarkan penampakan lesi, stomatitis aftosa rekurens dapat dibagi menjadi ulserasi minor bila
diameter kurang dari 1 cm dengan penyembuhan tanpa skar; ulserasi mayor bila diameter lebih
dari 1 cm, penyembuhan lebih lama, dan meninggalkan skar; ulserasi herpetiformis bila ulserasi
kecil-kecil dan berkumpul.
Penatalaksanaan
Harus disertai dengan terapi penyakit penyebabnya, selain diberikan emolien topikal, seperti
orabase, pada kasus yang ringan dengan 2-3 lesi ulserasi minor. Pada kasus yang lebih berat
dapat diberikan kortikosteroid, seperti triamsinolon atau fluosinolon topikal, sebanyak 3 atau 4
kali sehari setelah makan dan menjelang tidur. Pemberian tetrasiklin dapat diberikan untuk
mengurangi rasa nyeri dan jumlah ulserasi. Bila tidak responsif terhadap kortikosteroid atau
tetrasiklin, dapat diberikan dapson dan bila gagal juga maka diberikan talidomid.
Infeksi Herpes Simpleks Rekurens
Infeksi Herpes simpleks rekurens pada mulut, yaitu pada bibir atau intraoral terjadi pada pasien
yang pernah menderita infeksi Herpes simpleks dan memiliki antibodi pelindung, sehingga
disebut juga sebagai reaktivasi bukan reinfeksi. Pemicunya adalah demam, haid, sinar ultraviolet,
stres, dan imunosupresi.
Manifestasi Klinis
Gejala yang muncul adalah gejala prodromal diikuti timbulnya vesikel-vesikel kecil berdiameter
1-3 mm yang berkelompok sebesar 1-2 cm pada bibir. Lesi pada intraoral sama dengan lesi yang
muncul pada bibir, tapi sangat cepat pecah sehingga membentuk ulserasi. Biasanya pada mukosa
berkeratin tebal, yaitu gingiva, palatum, dan jembatan alveolar. Lesi akan bertambah besar dan
menyebar ke mukosa di sekitarnya, pada daerah yang mengandung sedikit keratin, seperti

mukosa rongga mulut, mukosa bibir, dan dasar rongga mulut. Penyakit ini akan sembuh dalam 12 minggu.
Penatalaksanaan
Tergantung keluhan pasien. Pemberian asiklovir 5 x 200 mg dapat diberikan sebagai profilaksis
bukan saat penyakit ini kambuh.

c. Lesi multipel kronik


Penyakit mulut dengan manifestasi lesi multipel kronik adalah pemfigus, pemfigoid sikatrik, dan
liken planus erosif.
Pemfigus
Penyakit autoimun yang melibatkan kulit dan mukosa dan ditandai dengan adanya bula
intradermal. Ada 4 bentuk, yaitu pemfigus vulgaris, pemfigus vegetans, pemfigus foliaseus, dan
pemfigus eritematosus. Bentuk lesi pada pemfigus tidak bulat, iregular, dan dangkal dengan
tanda Nikolsky yang khas.
Penatalaksanaan
Pemberian kortikosteroid sistemik dosis tinggi bersama dengan imunosupresan seperti
siklosporin atau azatioprin.

d. Ulkus traumatik
Lesi ini disebabkan trauma karena gigi, makanan, alat yang dipasang pada rongga mulut, panas,
atau bahan kimia dan akan sembuh dalam 1 minggu. Lesi ini harus dibedakan dari karsinoma
sel skuamosa.

Anda mungkin juga menyukai