Anda di halaman 1dari 222

TUJUAN PENDIDIKAN DOKTER GIGI DI INDONESIA Program Studi Kedokteran gigi UNIMUS bertujuan untuk menghasilkan dokter gigi

yang memiliki kompetensi : I. Kompetensi umum : 1. Menguasai ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan atas dasar nilai-nilai Islam dan Islam untuk disiplin ilmu kedokteran dengan standar tertinggi sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang terkait dengan bidang kedokteran dan kesehatan. 2. Mampu menerapkan ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan serta memiliki ketrampilan secara professional dalam memberkan pelayanan kedokteran dan kesehatan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama yang Islami. 3. Mampu bersikap konsisten, amanah, ikhlas, professional, kreatif dan inovatif dalam berkarya dan menciptakan lapangan kerja, maupun dalam memainkan peranannya sebagai kader pemimpin dalam berkehidupan bersama menuju masyarakat sejahrera dan dirahmati Allah SWT. 4. Manpu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kesehatan. II. Kompetensi khusus : 1. Memiliki keyakinan bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan. 2. Mampu mengelola masalah kesehatan gigi dan mulut yang terdapat di Indonesia dengan tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitates untuk perseorangan maupun masyarakat dengan mengingat sistim rujukan. 3. Mampu bekerja sama secara tepat guna dan daya guna dalam satu tim untuk melaksanakan pelayanan kesehatan. 4. Menghayati Etika Kedokteran Gigi dalam melaksanakan profesinya dengan penuh rasa tanggung jawab. 5. Peka terhadap perubahan dan perkembangan masyarakat serta lingkungan demi peningkatan dan kelancaran pelayanan kesehatan. 6. Menyadari pentingnya pengembangan Ilmu Kedokteran Gigi dan Mulut sesuai dengan kemajuan teknologi. 7. Memahami prinsip pengelolaan kesehatan dan pengetahuan mengenai kepemimpinan.

URAIAN PENGALAMAN BELAJAR DAN BEBAN STUDI KURIKULUM INTI PROGRAM STUDI : KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Sumber : Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Gigi di Indonesia, Konsorsium Ilmu Kedokteran, 1983. Pengalaman Belajar (dalam jam) Kuliah Disk Prakt Klinik Kerja Lapangan 64 48 61 3 48 56 8 48 32 96 Beban Studi SKS 5 5 5 4

CABANG ILMU 1. Biologi 2. Ilmu Fisika 3. Ilmu Kima Kedokteran Gigi 4. Teknologi Dasar Kedokteran Gigi, Terdiri Dari : 1. Ilmu Dental Material 2. Ilmu Dental Teknologi 5. Ilmu Dental Anatomi / Anatomi 6. Ilmu Biokimia 7. Ilmu Faal 8. Histologi 9. Mikrobiologi 10. Parasitologi 11. Patalogi Anatomi 12. Farmakologi 13. Patologi Klinik 14. Radiologi 15. Ilmu Farmasi Kedokteran Gigi 16. Ilmu Penyakit Dalam 17. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin 18. Ilmu Penyakit Telinga, Hidung Dan Tenggorokan 19. Ilmu Penyakit Syaraf 20. Ilmu Kedokteran Jiwa 21. Psikologi 22. Ilmu Bedah Mulut 23. Ilmu Konservasi Gigi 24. Periodontologi 25. Orthodontia 26. Orthodontia

70 52 72 32 40 22 32 40 32 32 24 32 16 16 16 16 16 112 64 54 96 64

10 8 6 18 10 16 16

48 12 24 48 24 6 48 24 48 24 24 144 192 98

336 248 192 192 256

8 -

6 4 5 3 3 2 3 3 3 4 2 2 1 1 1 1 1 14 12 8 14 10

27. Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat 28. Ilmu Gizi 29. Ilmu Kesehatan Gigi Anak 30. Ilmu Penyakit Mulut Jumlah SKS PBM ( Blok) Jumlah SKS Non Blok Jumlah SKS

72 32 30 32

32 12 24

24 -

150 64

192 -

10 2 5 5 144 12 156

Daftar Arti Singkatan : 1. A Affective domain : Istilah yang menunjukkan derajat kemampuan dalam bidang tingkah laku. 2. A1 Receieving : Tingkat kemampuan bagi seseorang untuk menjadi sadar akan suatu pengetahuan. 3. A2 Responding : Tingkat kemampuan bagi seseorang yang mau menerima suatu pengetahuan. 4. A3 Valuing : Tingkat kemampuan untuk dapat menilai bahwa pengetahuan yang di dapat merupakan sesuatu yang berharga dan oleh karenanya ingin mendalami lebih lanjut. 5. A4 Organization : Kemampuan untuk bertanggung jawab atas pengetahuan yang telah didalaminya. 6. A5 Characterization by a value complex : Kemampuan menunjukkan tingkah laku yang sesuai dengan pengetahuan yang telah didalaminya. 7. C Cognitive domain : Istilah yang menunjukkan derajat kemampuan dalam bidang pengetahuan teori. 8. C1 Knowlwdge : Mampu mengingat kembali pengetahuan yang telah dipelajarinya. 9. C2 Comprehention : Mampu memahami pengetahuan yang telah dipelajarinya. 10. C3 Aplication : Mampu menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya dalam situasi baru dan nyata. 11. C4 Analysis : Mampu menguraikan pengetahuan yang telah dipelajarinya dalam bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat dimengerti. 12. C5 Synthesis : Mampu menyusun uraian pengetahuan yang telah dipelajarinya sehingga terbentuk suatu kesatuan baru. 13. C6 Evaluation : Mampu menilai suatu laporan penelitian, pernyataan, untuk kepentingan tertentu. 14. P Psychomotor domain : Istilah yang menunjukkan derajat kemampuan dalam bidang ketrampilan. 15. P1 Perception : Mampu mengenal apa yang harus dan apa yang akan dilakkan. 16. P2 Set : Mampu memperagakan apa yang akan dilakukan 17. P3 Guided response : Mampu melakukan suatu pekerjaan yang tepat dengan bimbingan instructor. 18. P4 Mechanism : Mampu mendemonstrasikan langkah pekerjaan dengan tepat. 19. P5 Complex Overt Response : Mampu melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan tepat. 20. P6 Adaption : Mampu memperbaiki kesalahan dari suatu pekerjaan dengan cepat. 21. P7 Origination : Mampu melakukan suatu pekerjaan dengan cara yang baru

BIOLOGI CABANG ILMU BEBAN STUDI : BIOLOGI : 5 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Ikut memecahkan persoalan biologi kedokteran, khususnya bidang kedokteran gigi dengan menggunakan sarana kepustakaan dan laboratorium sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, berdasarkan konsep dan metode keilmuan. 2. Memahami konsep kehidupan dengan menunjukkan struktur, fungsi sel, jaringan dan organ tubuh. 3. Memahami struktur, fungsi dan perilaku sel, sehingga dapat menerangkan cara-cara penelitiannya. 4. Memahami konsep dasar proses perkembangan dan kelainan organ tubuh. 5. Memahami sifat-sifat yang menurun, bagaimana sifat-sifat itu diturunkan dengan kelainan-kelainannya baik pada individu ataupun masyarakat, terutama di bidang kedokteran gigi. 6. Menjelaskan fungsi dasar pengetahuan tubuh agar dapat digunakan dalam usaha melindungi dan mempertinggi daya tahan tubuh terhadap suatu penyakit. 7. Memahami adanya interaksi antara komponen penunjang ekosistem. CABANG ILMU : BIOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Filosofi Ilmu 1.1.1. Memahami konsep 1.1.1.1. Menuliskan dengan kata-kata sendiri batasan ilmu dan batas-batas ilmu pengetahuan (C2) pengetahuan 1.1.1.2. Menjelaskan filosofi dan etik ilmu pengetahuan (C2) terutama biologi 1.1.1.3. Melukiskan dalam garis besar perkembangan ilmu kedokteran pengetahuan (C2) 1.1.1.4. Menjelaskan batasan biologi kedokteran dan kedokteran gigi (C2) 1.1.1.5. Menjelaskan hubungan biologi kedokteran gigi dengan cabang ilmu pengetahuan (C2) 1.1.2. Memahami dasar 1.1.2.1. Menjelaskan 5 ciri metode keilmuan (C2) metodologi ilmu 1.1.2.2. Mengikuti metode keilmuan dalam menanggapi pengetahuan masalah (A1) 1.1.2.3. Menjelaskan pemikiran secara deduktif dan induktif (A2) 2.1.Biologi Umum 2.1.1. Memahami 2.1.1.1. Menjelaskan asal usul kehidupan hakekat kehidupan berdasarkan evolusi dunia (C2) secara biologik 2.1.1.2. Menjelaskan ciri-ciri kehidupan (C2) 2.1.1.3. Menjelaskan metabolisme organisme ototrop dan heterotrop (C2) 2.1.2. Memahami 2.1.2.1. Menguraikan cara klasifikasi organisme dasar-dasar (C1) klasifikasi dan tata 2.1.2.2. Membedakan dalam garis besar perbedaan nama organisme Kingdom, Phylum, Classis, Ordo, Genus, Species (C2). 2.1.2.3.Menyatakan cara pemberian nama organisme (C1)

2.1.2.4.Menjelaskan kedudukan manusia dalam klasifikasi organisme (C2). 2.1.3. Memahami berbagai bentuk jaringan yang menyusun organ 2.1.4. Mengenal struktur jaringan dan organ 2.1.5. Memahami sistem reproduksi 2.1.3.1. Menjelaskan sel sebagai unit terkecil kehidupan (C2) 2.1.3.2. Menghubungkan peranan jaringan dengan organ (C3) 2.1.3.3. Menjelaskan struktur dan fungsi dari pada jaringan dan organ (C2) 2.1.4.1. Memamerkan organ tubuh dengan cara diseksi spesimen (P3) 2.1.4.2. Memamerkan struktur jaringan dan organ dengan mikroskop cahaya (C3) 2.1.5.1. Menjelaskan perbedaan cara reproduksi aseksual dan seksual (C2) 2.1.5.2. Menerangkan secara garis besar alat-alat dan cara reproduksi pada vertebrata (C2) 3.1.1.1. Menjelaskan perbedaan pokok pirokariota dan eukariota (C2) 3.1.1.2. Menjelaskan struktur mikroskopik dan ultra mikroskopik sel dan organelnya (C2) 3.1.1.3. Menunjukkan struktur sel dan organelnya dengan mikroskop kontras fase atau electron mikrograf (P2) 3.1.1.4. Menjelaskan fungsi komponen-komponen sel (C2) 3.1.1.5. Menjelaskan 5 cara penelitian sel (C2) 4.1.1.1. Menjelaskan pembuahan pada vertebrata (C2) 4.1.1.2. Menjelaskan nidasi pada mamalian (C2) 4.1.1.3. Menguraikan perkembangan awal embrio pada mamalian (C1) 4.1.2.1. Menyebutkan 5 contoh kelainan embrional di bidang kedokteran gigi (C2) 4.1.2.2. Menjelaskan penyebab kelainan embrional di bidang kedokteran gigi (C2) 4.1.2.3. Menjelaskan mekanisme dasar, perkembangan abnormal embrio (C2) 5.1.1.1. Menguraikan konsen dan batas genetika (C1) 5.1.1.2. Menjelaskan ciri yang bersifat menurun dan cara berlangsungnya proses penurunan baik dominant ataupun resesif (C2) 5.1.1.3. Menjelaskan penurunan gen terangkai seks (C2) 5.1.1.4. Menjelaskan penurunan sifat yang dipengaruhi seks dan seks yang terbatas (C2) 5.1.1.5. Menjelaskan mekanisme penurunan seks (C2)

3.1. Biologi Sel 3.1.1. Mengetahui konsep biologi sel

4.1. Embriologi 4.1.1. Memahami proses perkembangan.

4.1.2. Memahami kelainan proses perkembangan

5.1. Genetika 5.1.1. Memahami mekanisma penurunan sifat

5.1.2. Memahami dasar materi genetika

5.1.3. Memahami kelainan genetika

5.1.4. Mengetahui aplikasi genetika

5.1.5. Memahami prinsip genetika masyarakat

6.1.1. Memahami konsep pertahanan tubuh manusia

5.1.2.1. Menguraikan struktur dan fungsi DNA/RNA dan peranannya dalam proses biosintesis (C1). 5.1.2.2. Menjelaskan patogenesis kelainan proses biosintesis (C2) 5.1.2.3. Menjelaskan mekanisme gen pengatur (C2) 5.1.2.4. Menjelaskan hubungan gen dan enzim beserta kelainannya (C2) 5.1.3.1. Menjelaskan pola kariotip dan patogenesisnya (C2) 5.1.3.2. Menjelaskan cara pemeriksaan pada kelainan gen tertentu (C2) 5.1.3.3. Menjelaskan khromatin seks dan kromosom seks beserta kelainannya (C2) 5.1.3.4. Menjelaskan dasar proses mutasi (C2). 5.1.4.1. Menunjukkan pentingnya nasehat genetika khususnya di bidang kedokteran gigi (P2). 5.1.4.2. Memperlihatkan cara pembuatan silsilah keluarga (P2). 5.1.4.3. Menghubungkan adanya kasus dengan kelainan genetik dalam kedokteran gigi melalui silsilah keluarga (P1). 5.1.5.1. Menjelaskan hubungan Hardy-Weinberg (C2). 5.1.5.2. Menjelaskan cara menghitung frekuensi gen dalam populasi (C2) 5.1.5.3. Menjelaskan faktor yang dapat mengubah keseimbangan dalam populasi dan beserta ekses genetiknya dalam masyarakat (C2). 6.1.1.1. Menjelaskan ruang lingkup imunologi (C2) 6.1.1.2. Menguraikan peranan imunologi dalam kedokteran gigi (C2) 6.1.1.3. Menjelaskan proses perkembangan daya tahan tubuh (C2). 6.1.1.4. Menjelaskan mekanisme reaksi imun dan perananya pada kejadian penyakit, khususnya kelainan gigi dan mulut (C2). 7.1.1.1. Mengidentifikasi faktor lingkungan baik yang hidup ataupun yang mati (C1). 7.1.1.2. Menjelaskan mata rantai makanan dalam mencapai keseimbangan ekologi (C2) 7.1.1.3. Menjelaskan peranan manusia dalam menjamin kelestarian lingkungan (C2) 7.1.1.4. Menjelaskan arti populasi dan komunikasi serta dinamikanya (C2) 7.1.1.5. Menjelaskan hubungan antara organisme dan komunitas (C2).

7.1. Biologi Lingkungan 7.1.1. Memahami hubungan timbal balik antara kehidupan organisme dan lingkungan

FISIKA KEDOKTERAN GIGI CABANG ILMU BEBAN STUDI : FISIKA KEDOKTERAN GIGI : 5 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Menerapkan dasar ilmu matematika terpakai sehingga dapat menggunakan rumusrumus dasar diferensial, integral, analisa vektor, teori kesalahan. 2. Mengenal dasar ilmu mekanika sehingga dapat mendemonstrasikan pengaruh gaya pada zat padat dan air. 3. Mengenal termofisika sehingga dapat memahami termodinamika. 4. Mengenal tentang listrik dan magnit sehingga dapat memahami dan mengukur dasar-dasar besaran listrik dan magnet. 5. Mengenal optika sehingga dapat mengukur kuat cahaya. 6. Mengenal dasar ilmu fisika modern. CABANG ILMU : FISIKA KEDOKTERAN GIGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Dasar-dasar Matematika Terpakai 1.1.1. Membedakan 1.1.1.1. Membedakan bentuk fungsi-fungsi linier, berma-cam-macam paratolis, geometris dan eksponensial (C4). bentuk fungsi 1.1.1.2. Menggambarkan bentuk-bentuk fungsi matematika linear, parabolis, geometris dan eksponensial (C4). 1.1.2. Memahami 1.1.2.1. Menggunakan rumus diferensial (C3) cara menggunakan 1.1.2.2. Menggunakan rumus integral (C3) rumus diferensial dan integral 1.1.3. Memahami 1.1.3.1. Menjelaskan vektor dan vektor satuan (C2) dasar-dasar aljabar 1.1.3.2. Menjelaskan cara menjumlahkan vektor vektor (C2) 1.1.3.3. Menjelaskan cara-cara mengalikan vektor dengan vektor (C2) 1.1.4. Menggunaka 1.1.4.1. Memperhitungkan ralat pengamatan (C3) n teori ralat 1.1.4.2. Menggunakan ralat perhitungan (C3) 1.1.4.3. Menggunakan ralat garis (C3) 2.1. Dasar-dasar Mekanika 1.1.1. Membedakan berma-cam-macam bentuk fungsi matematik 1.1.2. Menggunaka n mekani-ka dinamika 1.1.3. Menerapkan pengaruh gaya pada 1.1.1.1. Menunjukkan dimensi, satuan dasar dan satuan turunan (P2). 1.1.1.2. Menggunakan keseimbangan gaya-gaya. 1.1.2.1. Menghitung gaya, usaha dan daya (C3) 1.1.2.2. Menghitung momen enersia benda tegar (P3) 1.1.2.3. Menjelaskan getaran harmonis, tak harmonis dan perambatannya. 1.1.3.1. Menghitung stress, strain, kom-presibilitas dan kekerasan bahan (C2)

zat padat 1.1.4. Menerapkan pengaruh gaya pada zat cair 3.1.Dasar-Dasar Termofisika 3.1.1. Menggunakan dasar termofisika sehingga mengukur temperature dan kalor 3.1.2. Menerapkan pengaruh kalor terhadap bahan

1.1.3.2. Mengidentifikasi bentuk kristal (C1) 1.1.3.3. Menunjukkan perubahan bentuk badan (C3), 1.1.4.1. Menghitung tekanan hidrostatika dan tegangan permukaan (C3) 1.1.4.2. Menggunakan gaya staker, hukum Bernoulli dan hukum Poeseville (C3) 3.1.1.1. Menggunakan lima asas termometri (P4) 3.1.1.2. Menggunakan asas kalorimetri (P4)

3.1.3. Memahami dasardasar termodinamika 4.1. Dasar-Dasar listrik dan magnit 4.1.1. Mengenal dasar4.1.1.1. Menjelaskan gaya, medan, potensial dan dasar teori listrik kapasitas listrik (C2) 4.1.1.2. Menggunakan teori untai listrik (P4) 4.1.2. Memahami dasar4.1.2.1. Menjelaskan gaya, medan dan momen dasar teori magnit magnit 4.1.2.2. Menjelaskan asas dasar motor listrik 4.1.3. Mengenal dasar4.1.3.1. Menjelaskan pembangkit listrik arus bolakdasar teori arus listrik balik (C2) 4.1.3.2. Menggunakan watak komponen listrik arus bolak-balik (P4) 4.1.4. Mengenal dasar4.1.4.1. Menjelaskan dasar-dasar alat ukur listrik dasar alat ukur listrik arus searah (C3) 4.1.4.2. Menjelaskan dasar-dasar alat ukur listrik arus bolak-balik (C3) 4.1.4.3. Menerapkan metoda pengukuran listrik (C3) 4.1.4.4. Menggunakan watak komponen listrik arus bolak-balik (P4) 4.1.5. Mengenal dasar4.1.5.1. Menjelaskan dasar-dasar alat ukur listrik dasar alat ukur listrik arus searah (C3) 4.1.5.2. Menjelaskan dasar-dasar alat ukur listrik arus bolak-balik (C3) 4.1.5.3. Menerapkan metoda pengukuran listrik (C3) 5.1. Dasar-Dasar Optika 5.1.1. Memahami optika 5.1.1.1. Menjelaskan hokum-hukum pantulan dan geometris pembiasanm cahaya (C2) 5.1.1.2. Melukiskan jalannya sinar pada cermin, prisma, lensa dan alat-alat optik (C1) 5.1.2. Memahami optika 5.1.2.1. Menjelaskan polarisasi dan difraksi cahaya fisis (C2) 5.1.2.2. Menjelaskan dasar-dasar spektrometer (C2)

3.1.2.1. Menggunakan rumus-rumus pemuaian zat padat, cair dan gas (P4) 3.1.2.2. Menggunakan asas perubahan fase zat 3.1.2.3. Menunjukkan perambatan kalor dengan cara konduksi, konveksi danradiasi (C3) 3.1.3.1. Menjelaskan hukum-hukum termodinamika I, II dan III (C2) 3.1.3.2. Menjelaskan teori gas kinetis (C2)

5.1.3. Menerapkan teori pengukuran cahaya 6.1. Dasar-Dasar Fisika Modern 6.1.1. Memahami optika geometris 6.1.2. Memahami tentang sinar - X 6.1.3. Memahami dasardasar radioaktif

5.1.3.1. Menunjukkan spektrum cahaya (C3) 5.1.3.2. Menggunakan fotometri (P4) 6.1.1.1. (C2) 6.1.1.2. 6.1.2.1. (C2) 6.1.2.2. 6.1.2.3. 6.1.3.1. 6.1.3.2. (C2) 6.1.3.3. (C2) 6.1.4.1. (C2) 6.1.4.2. (C2) 6.1.4.3. Menjelaskan dasar teori kuantum radiasi Menjelaskan tentang struktur atom (C2) Menjelaskan atas tenaga kulit elektron Menjelaskan terjadinya sinar X (C2) Menjelaskan sifat-sifat sinar X (C2) Menjelaskan struktur inti atom (C2) Menjelaskan timbulnya radiasi inti atom Menjelaskan sifat-sifat radiasi inti atom Menjelaskan besaran dan satuan radiasi Menjelaskan dasar-dasar alat ukur radiasi Menunjukkan cara pengukuran radiasi (C3)

6.1.4. Menerapkan cara pengukuran radiasi

10

KIMIA KEDOKTERAN GIGI CABANG ILMU BEBAN STUDI : KIMIA KEDOKTERAN GIGI : 5 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Memahami sifat-sifat unsur dan ikatan kimia. 2. Memahami sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit 3. Mengenal keseimbangan protolisa asam-basa. 4. Memahami arti keseimbangan kimia dan kecepatan reaksi 5. Memahami reaksi redoks 6. Memahami analisa kimia kwantitatif 7. Memahami system koloid dan teori absorbsi 8. Memahami struktur senyawa-senyawa organik 9. Memahami penggolongan senyawa hidrokarbon 10. Memahami reaksi-reaksi alkohol, aldehid, keton dan asam karboksilat 11. Memahami struktur dan reaksi-reaksi karbohidrat 12. Memahami struktur dan reaksi-reaksi lipida 13. Memahami struktur dan reaksi-reaksi protein, dan asam amino CABANG ILMU : KIMIA KEDOKTERAN GIGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Unsur dan ikatan kimia 1.1.1. Memahami 1.1.1.1.Menyebutkan partikel-partikel pembentuk atom konfigurasi elektron (C1). unsur-unsur dan 1.1.1.2. Menyatakan ke-4 bilangan kuantum (C4). hubungannya dengan 1.1.1.3. Menjelaskan sifat-sifat unsur yang sifat-sifat unsur berhubungan dengan konfigurasi elektronnya (C2) tersebut. 1.1.2. Memahami sifat 1.1.2.1. Menjelaskan letak unsur dalam sistem berkala unsur-unsur berkala (C2) 1.1.2.2. Menjelaskan sifat-sifat logam / bukan logam, keelektronegatifan, elektron valensi dan potensial ionisasi unsur-unsur berdasarkan letaknya dalam sistem berkala (C2) 1.1.3. Memahami unsur1.1.3.1. Menyebutkan 5 macam logam yang dapat unsur dan senyawadigunakan sebagai bahan tambal gigi (C1) senyawa yang umum 1.1.3.2. Menjelaskan sifat-sifat kimia logam yang digunakan dalam dapat digunakan sebagai bahan tambal gigi. bidang kedokteran gigi 1.1.4. Memahami sifat berbagai ikatan kimia 2.1. Larutan 2.1.1. Memahami jenisjenis pernyataan 1.1.4.1. Mendefinisikan ikatan-ikatan ion, kovalen, logam, hidrogen dan van der Walls (C1) 1.1.4.2. Menjelaskan sifat-sifat ikatan-ikatan tersebut 2.1.1.1. Menjelaskan konsentrasi dalam % (persen), normal, molar, molal, molfraksi (C2) (P2).

11

konsentrasi 2.1.2. Memahami sifat-sifat kelarutan gas dalam cair dan faktor-faktor yang mempengaruhinya 2.1.3. Mengetahui sifatsifat campuran cair 2.1.4. Memahami pengertian larutan non-elektrolit yang berhubungan dengan sifat-sifat koligatif 2.1.1.2. Menyimpulkan konsentrasi hasil pengenceran (C2). 2.1.2.1. Menerangkan kelarutan gas secara fisika dan secara kimia (C2) 2.1.2.2. Menjelaskan poengaruh suhu, tekanan, pelarut dan solut terhadap kelarutan gas (C2) 2.1.2.3. Menerangkan secara garis besar kelarutan gas O2 dan CO2 dalam darah (C2) 2.1.3.1. Menjelaskan hukum Raoult dan hubungannya dengan larutan ideal (C2) 2.1.3.2. Menjelaskan sistem homogen dan heterogen campuran cair-cair (C2), (P2). 2.1.4.1. Menerangkan diagram fasa dalam kaitannya dengan penurunan titik beku dan kenaikan titik didih (C2) 2.1.4.2. Menjelaskan tekanan osmosa dan hubungannya dengan konsentrasi larutan (C2) 2.1.4.3. Mendefinisikan larutan elektrolit dan non elektrolit (C1) 2.1.4.4. Menjelaskan faktor vant Hoff terhadap sifat koligatif larutan elektrolit (C2), (P2). 3.1.1.1. Mendefinisikan teori asam basa menurut Arrhenius (C1) 3.1.1.2. Mendefinisikan teori asam basa menurut Bronsted-Lowry (C1) 3.1.1.3. Mendefinisikan teori asam basa menurut Lewis (C1) 3.1.2.1. Mengidentifikasi asam-kuat, asam-lemah dan basa-kuat, basa-lemah (C1) 3.1.2.2. Menjelaskan arti ionisasi asam-basa (C2) 3.1.2.3. Menjelaskan cara perhitungan PH larutan (C2) 3.1.3.1. Mendefinisikan arti hidrolisa larutan garam dalam air (C1) 3.1.3.2. Menjelaskan sistem buffer dan amfolit (C2), (P2) 3.1.3.3. Menghitung PH larutan buffer dan larutan amfolit (C3), (P3). 4.1.1.1. Mendefinisikan reaksi orde 1 dan orde 2 (C1) 4.1.1.2. Menjelaskan pengaruh suhu, tekanan, konsentrasi dan katalisator terhadap kecepatan reaksi (C2) (P2) 5.1.1.1. Mendefinisikan bilangan oksidasi (C1) 5.1.1.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi (C2), (P2). 6.1.1.1. Menjelaskan analisa volumetri berdasarkan reaksi netralisasi, reaksi redoks dan reaksi pengendapan (C2)

3.1. Asam Basa 3.1.1. Mengetahui teori asam-basa menurut Arrhenius, BronstedLowry dan Lewis 3.1.2. Memahami kekuatan asam-basa

3.1.3. Menggunakan teori Bronsted-Lowry pada keseimbangan asam-basa 4.1. Kinetika Kimia 4.1.1. Memahami pengertian kinetika kimia dan faktorfaktor yang mempengaruhinya 5.1. Reaksi oksidasi-reduksi 5.1.1. Memahami arti reaksi oksidasireduksi 6.1. Kimia analisa kwantitatif 6.1.1. Memahami analisa kimia kwantitatif

12

6.1.1.2. Mengukur kadar larutan dengan cara titrasi (P3). 7.1. Koloid 7.1.1. Memahami sistem koloid 7.1.2. Memahami peristiwa adsorbsi dan absorbsi 7.1.3. Memahami peristiwa keseimbangan Donnan dan pengaruhnya terhadap tekanan osmosa 8.1. Struktur Senyawa Organik 8.1.1. Memahami tatanama senyawa organik 8.1.2. Memahami stereokimia pada senyawa organik 7.1.1.1. Mendefinisikan sistem koloid (C1) 7.1.1.2. Menjelaskan pembagian sistem koloid (C2) 7.1.1.3. Menjelaskan sifat-sifat koloid (C2). 7.1.2.1. Mendefinisikan arti absorbsi dan absorbsi (C1) 7.1.2.2. Menjelaskan peristiwa absorbsi kimia (C2) 7.1.3.1. Menjelaskan pengertian diffusi larutan (C2) 7.1.3.2. Menjelaskan syarat-syarat terjadinya keseimbangan Donnan (C2) 7.1.3.3. Menjelaskan hubungan keseim-bangan Donnan dan tekanan osmosa (C2) 8.1.1.1. Mendefinisikan tatanama trivial dan L.U.P.A.C. (C1) 8.1.1.2. Menjelaskan cara memberi nama senyawa organik (C2). 8.1.2.1. Melukiskan struktur senyawa organik dalam ruang (C1) 8.1.2.2. Menjelaskan isometri berdasarkan adanya atom karbon asimetri (C2) 8.1.2.3. Menjelaskan isomerisasi berdasarkan putaran bebas pada ikatan tunggal (C2) 8.1.2.4. Menjelaskan isomerisasi berdasar ikatan rangkap (C2) 8.1.3.1. Mendefinisikan arti gugus fungsional (C1) 8.1.3.2. Menjelaskan senyawa organik berdasarkan gugus fungsional (C2), (P2).

9.1.1.1. Mendefinisikan senyawa alifatik, homosiklik, heterosiklik dan aromatik (C1). 9.1.1.2. Menyebutkan 3 contoh untuk tiap-tiap golongan di atas (C2) 9.1.2. Memahami polimer 9.1.2.1. Menjelaskan polimer (C2) 9.1.2.2. Menyebutkan 3 contoh polimer yang digunakan di bidang kedokteran gigi (C2) 10.1. Alkohol, aldehid, keton dan asam karboksilat 10.1.1. Memahami sifat 10.1.1.1. Mendefinisikan alkohol, aldehid, keton dan asam alkohol, aldehid, karboksilat (C1). keton dan asam 10.1.1.2. Menerangkan secara garis besar sifat-sifat karboksilat senyawa-senyawa alkohol, aldehid, keton dan asam karboksilat (C2), (P2) 11.1. Karbohidrat 11.1.1. Memahami struktur 11.1.1.1. Menjelaskan karbohidrat dan penggolongannya dan peng-golongan (C2) karbohidrat 11.1.1.2. Menjelaskan struktur dan tatanama karbohidrat (C2) 11.1.1.3. Menjelaskan sumber-sumber karbohidrat (C2) 11.1.2. Memahami sifat-sifat 11.1.2.1. Menjelaskan sifat fisika karbohidrat :

8.1.3. Memahami penggolongan senyawa organik berdasarkan gugus fungsionalnya 9.1. Hidrokarbon 9.1.1. Memahami senyawa hidrokarbon alifatik dan siklik

13

karbohidrat

- mutarotasi - aktif optik (C2 11.1.2.2. Menjelaskan sifat kimia karbohidrat : - berdasarkan gugus fungsional - hidrolisa - reaksi pengenal (C2) (P2) 12.1.1.1. 12.1.1.2. 12.1.1.3. 12.1.2.1. 12.1.2.2. Menjelaskan lipida dan peng-golongannya (C2) Menjelaskan struktur dan tatanama lipida (C2) Menjelaskan sumber-sumber lipida (C2) Menerangkan wujud dan kelarutan lipida (C2) Menjelaskan sifat kimia lipida : - hidrolisa - hidrogenasi - oksidasi (C2), (P2) Mendefinisikan asam amino dan protein (C1) Menjelaskan penggolongan asam-asam amino dan protein (C2) Menjelaskan struktur dan tatanama asam amino dan protein (C2) Menjelaskan sumber-sumber protein (C2) Mendefinisikan nukleoprotein (C1) Menjelaskan kelarutan asam amino dan protein (C2) (P1) Menjelaskan sifat kimia asam amino dan protein: - buffer - isoelektrik - hidrolisapengenal (C3), (P3)

12.1. Karbohidrat 12.1.1. Memahami struktur dan peng-golongan lipida 12.1.2. Memahami sifat-sifat lipida

13.1. Protein dan asam amino 13.1.1. Memahami 13.1.1.1. struktur dan peng13.1.1.2. golongan protein dan asam amino 13.1.1.3. 13.1.1.4. 13.1.1.5. 13.1.2.1.

13.1.2. Memahami sifat-sifat protein dan asam amino 13.1.2.2.

14

DENTAL MATERIAL CABANG ILMU BEBAN STUDI : DENTAL MATERIAL (TEKNOLOGI DASAR KEDOKTERAN GIGI) : 2 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Mengetahui sejarah perkembangan Ilmu Dental Material, macam Dental Material dan penggunaannya secara garis besar serta kaitan hubungannya dengan cabang Ilmu Kedokteran Gigi yang lain. 2. Mengenal pelbagai jenis bahan-bahan restorasi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk suatu perawatan rehabilitasi di bidang Kedokteran Gigi serta dapat memanipulasi beberapa jenis bahan untuk pekerjaan teknik laboratorium. CABANG ILMU : DENTAL MATERIAL (TEKNOLOGI DASAR KEDOKTERAN GIGI) Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1.Perkembangan Ilmu Dental Material 1.1.1. Mengetahui secara 1.1.1.1. Menceritakan latar belakang perkembangan Ilmu garis besar perkemDental Material (C1) bangan Ilmu Dental 1.1.1.2. Menyebutkan semua macam Dental Material dan Material, macamjajarannya secara garis besar (C1) macam Dental 1.1.1.3. Menyebutkan sifat-sifat fisik Dental Material (C1) Marerial serta 1.1.1.4. Menguraikan secara terperinci hubungan antara hubungannya dengan Ilmu Dental Material dengan cabang-cabang Ilmu cabang Ilmu Kedokteran Gigi yang lain (C1) Kedokteran Gigi yang lain 2.1. Gips Kedokteran Gigi 2.1.1. Memahami 3 2.1.1.1. Menyebutkan dengan tepat kegunaan dan macam gips komposisi dari gips model, gips cetak dan gips kedokteran gigi dan investment (C1) penggunaannya di 2.1.1.2. Menjelaskan pembuatan dan sifat-sifat jenis dari bidang Kedokteran gips model (C2) Gigi 2.1.1.3. Menjelaskan pembuatan dan sifat-sifat jenis dari gips cetak (C2) 2.1.1.4. Menjelaskan sifat-sifat jenis dari gips investment (C2) 2.1.1.5. Menerangkan cara pemakaian dari gips model, gips cetak dan gips investment secara tepat (C2) 2.1.2. Menerapkan 2.1.2.1. Melakukan manipulasi bahan gips dengan cara teori tentang cara yang benar (P2) 15

mani-pulasi gips kedokteran gigi

2.1.2.2. Menyebutkan faktor-faktor yang dapat memberi pengaruh pada hasil manipulasi kedokteran gigi (C1).

Malam dental (wax) 2.1.3. Membedakan 2.1.3.1. Menyebutkan kegunaan dan komposisi dari 3 jenis malam yang malam model dan malam perekat dengan tepat digunakan di bidang (C2). Kedokteran Gigi 2.1.3.2. Menyebutkan dengan tepat syarat-syarat dari malam model dan malam inlay (C1) 2.1.4. Menerangkan 2.1.4.1. Menerangkan teknik manipulasi dari malam cara manipulasi dari model, malam inlay, malam perekat (P3). 3 jenis malam 2.1.4.2. Melakukan manipulasi malam model dan malam Kedokteran Gigi inlay dengan cara yang tepat (P3) Bahan cetak 2.1.5. Membedakan 2.1.5.1. Menyebutkan pembagian bahan cetak kedokteran macam-macam gigi menurut penggunaan dan sifat fisisnya (C2) bahan cetak yang 2.1.5.2. Menjelaskan komposisi skeni bahan cetak digunakan untuk Compound, Zinc Oxide Eugenopasta, Alginate pencetakan rahan dan hydrokolloid, agar hydrololloid (C2) gigi geligi 2.1.5.3. Menerangkan sifat-sifat kimia dan fisis dari bahan cetak compound, Zinc Oxide Eugenopasta, Alginate hydrokolloid, agar hydrololloid dan elastik elastomers (C3) 2.1.5.4. Menjelaskan tentang cara-cara penggunaan/pencampuran dari bahan cetak kedokteran gigi sesuai dan indikasinya (C2) Acrylic Resin 2.1.6. Memahami 2.1.6.1. Menyebutkan macam-macam kom-posisi dari tentang acrylic resin masing-masing acrylic resin untuk kedokteran yang digunakan di gigi (C1) bidang kedokteran 2.1.6.2. Menjelaskan sifat-sifat kimia dan fisika dari gigi acrylic resin (C2) 2.1.6.3. Menyebutkan dengan tepat 8 dari 12 syarat acrylic resin (C1) 2.1.6.4. Menyebutkan perbedaan antara Hot Curine g dan Cold Curine g acrylic resin (C1) 2.1.6.5. Menerangkan tentang polymerisasi acrylic resin (C2) Porselen Gigi Tiruan 2.1.7. Mengetahui 2.1.7.1. Menerangkan macam, komposisi serta kegunaan tentang porselen gigi dari porselen gigi tiruan (C2) tiruan di bidang kedokteran gigi 2.6. Semen-semen Kedokteran Gigi 2.6.1. Memahami tentang 2.6.1.1. Menyebutkan macam-macam kegunaan dari macam-macam masing-masing semen kedokteran gigi (C1) semen kedokteran 2.6.1.2. Menuliskan komposisi dan syarat-syarat dari gigi semen kedokteran gigi (C2) 2.6.1.3. Menjelaskan sifat-sifat kimia dan fisika dari semen kedokteran gigi (C2) 2.6.1.4. Menerangkan cara pencampuran cairan dan bubuk semen kedokteran gigi (C2) Bahan Tambalan

16

2.6.2. Membedakan macam-macam bahan tambalan untuk kedokteran gigi

2.6.2.1. Menjelaskan komposisi dari bahan tambalan amalgam, silikat dan resin (C2) 2.6.2.2. Menyebutkan macam-macam dan sifat-sifat fisik amalgam (C2) 2.6.2.3. Menyebutkan sifat-sifat kimia dan fisika serta kegunaan bahan tambal amalgam, silikat dan resin (C2) 2.6.2.4. Menerangkan cara manipulasi dari bahan tambal amalgam, silikat dan resin (C2) Menyebutkan macam-macam syarat bahan logam campuran kedokteran gigi sesuai dengan penggunaannya (C1) Menyebutkan sifat-sifat fisik dan komposisi dari logam campur emas, chromecobalt (C1) Menyebutkan komposisi dari steel dan stainless steel (C1) Menyebutkan sifat fisik dan penggunaan dari steel dan stainless steel pada alat-alat kedokteran gigi (C1)

2.8. Logam-logam Kedokteran Gigi 2.8.1. Mengetahui jenis2.8.1.1. jenis logam campur yang digunakan untuk restorasi 2.8.1.2. /rehabilitasi dan pembuatan 2.8.1.3. instrumen-instrumen kedokteran gigi 2.8.1.4.

17

DENTAL TEKNOLOGI CABANG ILMU BEBAN STUDI : DENTAL TEKNOLOGI (TEKNOLOGI DASAR KEDOKTERAN GIGI) : 2 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Mengenal macam serta kegunaan dari alat-alat dan bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan teknik laboratorium Kedokteran Gigi. 2. Menggunakan secara tepat alat-alat dan bahan-bahan untuk kebutuhan pembuatan alat rehabilitasi dan restorasi Kedokteran Gigi 3. Membuat model-model gigi geligi dari gips/malam sesuai dengan bentuk morfologi yang tepat CABANG ILMU : DENTAL TEKNOLOGI (TEKNOLOGI DASAR KEDOKTERAN GIGI) Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Alat-alat Dental Laboratorium 1.1.1 Mengenal macam1.1.1.1. Menunjukkan pelbagai macam alat yang macam alat untuk digunakan untuk membuat pekerjaan pengecoran, pekerjaan penyoldiran dan pengambilan cetakan rahang (C3) pengecoran logam, 1.1.1.2. Menunjukkan alat-alat yang diperlukan untuk penyoldiran dan pengolahan akrilik (C3) pengolahan akriklik 1.1.1.3. Menunjukkan macam-macam alat dan bahan yang diperlukan untuk menghaluskan dan memoles logam dan alat dari bahan akrilik (C3) 2.1. Pembuatan Model Rahang 2.1.1. Membuat beberapa 2.1.1.1. Menjelaskan 2 macam bentuk rahang (C2) model rahang secara 2.1.1.2. Memilih bahan yang tepat untuk pembuatan model akurat sesuai dengan study dan model kerja (C3) indikasinya 2.1.1.3. Mengisi cetakan rahang dengan bahan gips sesuai dengan indikasinya untuk mendapatkan model gips (P3) 2.2. Teknik Membengkokkan Kawat 2.2.1. Menggunakan alat2.2.1.1. Menjelaskan macam-macam bentuk tang untuk alat yang tepat untuk membengkokkan kawat (C2) membuat beberapa 2.2.1.2. Menerangkan 5 macam bentuk cengkraman (C2) macam benda 2.2.1.3. Membengkokkan kawat menjadi 5 macam bentuk cengkraman cengkraman (Arrow, Adams, Jackson, half Jackson dan 2 (klammer) jari) dengan menggunakan tang yang tepat (P3) 2.3 Prosedur Pengolahan Akrilik 2.3.1. Memahami tahap2.3.1.1. Menjelaskan secara terperinci tahap-tahap tahap pembuatan pekerjaan pembuatan plat dari akrilik (C2) suatu alat rehabilitasu 2.3.1.2. Mengidentifikasi kesalahan-kesalah-an selama dari akrilik pemasakan akrilik yang dapat menyebabkan kegagalankegagalan (C6)

18

2.3.2. Menggunakan alat2.3.2.1. Membuat model plat dari malam (P3) alat dan bahan-bahan 2.3.2.2. Melakukan flaskomh dengan memperhatikan yang tepat untuk syarat-syarat yang telah ditentukan (P3) membuat plat dari 2.3.2.3. Menyiapkan flask untuk pengisian akrilik (P3) akrilik 2.3.2.4. Memasukkan akrilik ke dalam flask dengan memperhatikan metode-metodenya (P3) 2.3.2.5. Memasak akrilik dengan memperhatikan syaratsyaratnya (P3) 2.3.3. Menggunakan alat 2.3.3.1. Memisahkan plat akrilik dari flask (P3) dan bahan yang2.3.3.2. tepat Menggunakan alat dan bahan yang tepat untuk untuk penyelesaian pemolesan plat akrilik (P3) akhir plat akrilik 2.4. Pengecoran Logam dan Penyoldiran 2.4.1. Memahami tahap2.4.1.1. Menerangkan tahap-tahap pekerjaan untuk tahap pekerjaan membuat mahkota dari bahan logam dengan cata pengecoran logam pengecoran (C2) dan penyoldiran 2.4.1.2. Menjelaskan fungsi dari alat-alat dan bahan-bahan untuk logam yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran (C2) 2.4.1.3. Menerangkan metode pengecoran logam 2.4.2. Menggunakan alat 2.4.2.1. Membuat model-model inlay / mahkota dari dan bahan-bahan malam untuk pengecoran (P3) yang tepat untuk 2.4.2.2. Melakukan penanaman model malam secara tepat membuat dengan memperhatikan syarat-syarat yang telah ditentukan inlay/mahkota (P3) dengan cara 2.4.2.3. Melakukan pengecoran logam dengan metodepengecoran sampai metode yang sesuai dengan bahan logam yang dipakai memperoleh hasil (P3) yang akurat 2.4.3. Menggunakan alat 2.4.3.1. Melakukan pemolesan hasil pengecoran dengan dan bahan-bahan menggunakan alat-alat dan bahan yang sesuai dan tepat untuk penyelesaian (P3) akhir dari hasil 2.4.3.2. Menilai hasil pengecoran atas dasar tanda-tanda pengecoran logam kriteria tertentu (C6) 2.4.3.3. Menerangkan kegagalan-kegagalan yang dapat terjadi sebagai akibat kesalahan-kesalahan teknik pengecoran (C2) 2.4.4. Mengerjakan 2.4.4.1. Menyebutkan definisi dan kegunaan penyoldiran penyoldiran yang dalam Kedokteran Gigi (C1) sederhana 2.4.4.2. Menerangkan kegunaan alat-alat dan bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan penyoldiran (C2) 2.4.4.3. Menyebutkan syarat-syarat umum dan keuntungan-keuntungan dari penyoldiran untuk Kedokteran Gigi (C1) 2.4.4.4. Menerangkan cara-cara penyoldiran untuk lempengan logam (C2) 2.4.4.5. Melakukan penyoldiran untuk membuat suatu ring dari lempengan logam (P3)

Teknik Mengukir Gigi

19

3.1.1. Membuat 3.1.1.1. Menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk pelbagai macam menggambarkan dan mengukir gigi geligi dari model gigi dari gips atau malam (C1) bahan gips atau 3.1.1.2. Menggambarkan bentuk-bentuk morfologi dari malam sesuai dengan gigi geligi (C4) bentuk morfologinya 3.1.1.3. Membuat model-model gigi geligi maxillaris dan yang tepat mandibularis dari bahan gips / malam (P3)

20

ILMU DENTAL ANATOMI / ANATOMI CABANG ILMU BEBAN STUDI : DENTAL ANATOMI / ANATOMI : 2 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Mengetahui morfologi gigi geligi, rahang dan tulang-tulang rangka manusia 2. Memahami struktur anatomijaringan gigi dan sekitarnya, rahang dan persendirannya, jaringan lunak mulut, otot-otot muka dan leher, pembuluh-pembuluh darah , limfa dan serabut-serabut syaraf. 3. Memahami proses perkembangan dan pertumbuhan baik yang normal maupun yang abnormal mulai dari saat pembentukan sel-sel sampai keadaan dewasa dari gigi geligi, muka dan rongga mulut 4. Memahami pengaruh lingkungan terhadap proses perkembangan dan pertumbuhan gigi geligi, rahang, kepala dan wajah 5. Menggunakan pengetahuan mengenai fungsi, morfologi anatomi landnarj, alignment oklusi dan artikulasi gigi geligi sehingga dapat mengukir mahkota-mahkota, merestorasi, mengoreksi kedudukan dan menyusun gigi geligi. 6. Memahami fungsi dan morfologi sendi rahang (temporo mandibular joint) sehingga dapat menguraikan dan memperlihatkan bagian-bagiannya 7. Memahami fungsi dan morfologi otot-otot pengunyah sehingga dapat menguraikan dan memperlihatkan bagian-bagiannya. CABANG ILMU : DENTAL ANATOMI / ANATOMI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 7.1. Terminologi 7.1.1. Mengetahui 7.1.1.1. Mendefinisikan Anatomi landmark istilah-istilah yang daripada gigi geligi baik gigi susu maupun gigi digunakan dalam geligi tersebut. (C1). morfologi gigi geligi, 7.1.1.2. Menceritakan bentuk dan struktur anatomi serta kegunaannya daripada tulang-tulang rangka manusia umumnya, maxilla dan mandibula khususnya (C1) 7.2. Osteologi 7.2.1. Memahami 7.2.1.1. Menjelaskan bentuk, kedudukan, serta struktur bagianbagian-bagian semua tulang-tulang rangka bagian serta letak dan manusida (C1) kedudukan gigi, dan 7.2.1.2. Menjelaskan mengenai letak dan tulang-tulang rangka kedudukan gigi geligi di dalam maxilla dan manusia mandibula (C2) 7.2.1.3. Menjelaskan bagian-bagian gigi geligi dilihat secara mikroskopis (C2) 2.1. Nomenklatur Gigi 2.1.1. Memahami 2.1.1.1. Menjelaskan 9 macam nomenklatur gigi bermacam-macam geligi sehingga dapat sesuai dengan indikasinya nomenklatur gigi (P3) sehingga dapat 2.1.1.2. Menuliskan 9 macam nomenklatur gigi menuliskannya agar geligi sesuai dengan indikasinya. sesuai dengan indikasinya

21

2.2.Anatomi topografi jaringan gigi dan sekitarnya, jaringan lunak mulu, otot-otot, pembuluh-pembuluh darah, aliran limpa dan syaraf-syaraf daerah leher dan kepala 2.2.1. Mengenal topografi 2.2.1.1. Membedakan topografi anatomi dari gigi anatomi dari gigi geligi (C4) geligi dan jaringan 2.2.1.2. Menerangkan secara garis besar mengenai periodontal topografi anatomi dan jaringan periodontal (C2) 2.2.2. Memahami bagian2.2.2.1. Menjelaskan 3 macam jaringan keras gigi bagian dari macamgeligi (C2). macam jaringan 2.2.2.2. Menjelaskan mengenai hubungan antara keras gigi dan masing-masing jaringan keras gigi (email, dentin, jaringan lunak gigi sementum) (C3) (pulpa gigi) 2.2.2.3. Menjelaskan mengenai bagian-bagian jaringan pulpa gigi (C2) 2.2.3. Memahami struktur 2.2.3.1. Menjelaskan struktur anatomi selaput anatomi jaringan lendir mulut (C2) lunak mulut serta 2.2.3.2. Menjelaskan mengenai struktur dan otot-otot muka dan hubungan antara otot-otot wajah dan otot-otot leher leher (C2) 2.2.4. Memahami anatomi 2.2.4.1. Menjelaskan secara garis besar peredaran pembuluh-pembuluh darah tubuh manusia (C2) darah dan syarat serta 2.2.4.2. Menjelaskan secara garis besar mengenai pengaliran limfa anatomi pembuluh darah rongga mulut, wajah, rongga mulut kepala dan leher (C2) 2.2.4.3. Menjelaskan secara garis besar susunan syaraf tubuh manusia (C2) 2.2.4.4. Menjelaskan secara khusus persyarafan pada rongga mulut, wjah, kepala dan leher serta hubungan-hubungannya. 2.2.4.5. Menjelaskan mengenai hubungan saluransaluran limpa serta kelenjar-kelenjarnya pada rongga mulut, wajah, kepala dan leher (C2) 2.3.Garis-garis besar fungsi oral, fungsi gigi, oklusi dan artikulasi 2.3.1. Memahami fungsi 2.3.1.1. Menjelaskan secara garis besar hubungan dasar gigi geligi dan antara bentuk dan fisiologi gigi geligi (C2) alat-alat lain daerah 2.3.1.2. Menjelaskan fungsi otot-otot leher, wajah leher dan kepala dan kepala (C2) 2.3.1.3. Menjelaskan secara garis besar mengenai fisiologi pembuluh darah, saluran-saluran dan kelenjar-kelenjar limpa daerah leher, wajah dan kepala (C2). 2.3.2. Memahami 2.3.2.1. Memberi contoh susunan (alignment) gigi alignment inklinasi geligi pada maxilla mandibula(C2) gigi geligi 2.3.2.2. Menceritakan mengenai hubungan letak gigi geligi pada tulang alveolar maxilla dan madibula (inklinasi) (C2) 3.1. Embryologi 3.1.1. Memahami proses 3.1.1.1. Menjelaskan dengan kata-kata sendiri perkembangan dan mengenai proses perkembangan dan pertumbuhan pertumbuhan yang gigi geligi dari mulai bone crypt sampai terbentuk normal dari gigi lengkap (C2) geligi, muka dan 3.1.1.2. Menjelaskan dengan kata-kata sendiri rongga mulut mengenai proses perkembangan dan pertumbuhan normal dari kepala, muka rongga mulut dan leher

22

3.1.2. Memahami proses perkembangan dan pertumbuhan yang abnormal

(C2) 3.1.2.1. Melukiskan dengan kata-kata sendiri mengenai proses perkembangan dan pertumbuhan abnormal dari kepala, muka rongga mulut dan leher. Umpamanya terjadinya celah bibir dan lain-lain (C2) 3.1.2.2. Melukiskan dengan kata-kata sendiri mengenai terjadinya kista, Hutchinson teeth, supernumerary tooth (C2)

4.1. Anthropologi ragawi 4.1.1. Memahami pengaruh lingkungan terhadap proses perkembangan dan pertumbuhan gigi geligi, rahang, kepala dan wajah

4.1.1.1. Memberikan contoh mengenai pengaruh ras, lingkungan dan daerah terhadap bentuk, besar dan warna gigi geligi yang terjadi (C2) 4.1.1.2. Menjelaskan mengenai hubungan antara bentuk gigi yang terjadi dengan bentuk muka, rahang dan kepada (C2) 4.1.1.3. Memberikan contoh mengenai pengaruh ras, lingkungan dan daerah terhadap bentuk rahang, kepada dan wajah (C2) 5.1. Fungsi, morfologi, anatomi landmark, alignment gigi geligi, oklusi dan artikulasi 5.1.1. Menggunakan 5.1.1.1. Menerapkan pengetahuan mengenai fungsi, hubungan antara morfologi, anatomi landmark gigi geligi dalam fungsi, morfologi, pengukiran mahkota dari gips (P3) anatomi landmark, 5.1.1.2. Menerapkan pengetahuan mengenai fungsi, susunan gigi geligi morfologi, anatomi landmark gigi geligi dalam terhadap pengukiran pembuatan restorasi (P3) mahkota, restorasi mahkota-mahkota. 5.1.2. Memahami 5.1.2.1. Menggunakan pengetahuan menge-nai hubungan antara susunan gigi geligi (C3) alignment, oklusi dan 5.1.2.2. Mengoreksi susunan gigi geligi terhadap artikulasi terhadap oklusi dan artikulasi (C3) penyusunan gigi geligi 6.1. Fungsi dan morfologi sendi rahang (temporo mandibular joint) 6.1.1. Memahami susunan 6.1.1.1. Menjelaskan susunan dan fungsi sendi sendi rahang serta rahang (C3) fungsinya pada 6.1.1.2. Melaksanakan secara hati-hati diseksi pergerakan maxilla, daerah sendi rahang agar dapat diperhatikan mandibula berturut-turut caput, vakum dan discus articularis dari pada sendi rahang (P2) 7.1. Fungsi dan morfologi otot-otot pengunyah 7.1.1. Memahami topogragi 7.1.1.1. Menjelaskan topografi anatomi daerah anatomi daerah wajah dan kepala serta fungi otot-otot pengunyah wajah dan kepala (C3) serta fungsi otot-otot 7.1.1.2. Melaksanakan secara hati-hati diseksi pengunyah daripada regiones temporalis, maxillaris, mandibularis dan buccalis agar dapat diperhatikan topografi anatomi daerah-daerah tersebut antara lain syaraf-syaraf, fascia, pembuluh-pembuluh darah, kelenjar-kelenjar dan otot-otot (P2)

23

24

ILMU BIOKIMIA CABANG ILMU BEBAN STUDI : BIOKIMIA : 4 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Memahami biokimia jaringan sehingga dapat menerangkan faktor-faktor yang berperan dalam proses klasifikasi. 2. Memahami peranan vitamin sehingga dapat menyebutkan kelainan-kelainan akibat kekurangan / kelebihannya. 3. Memahami metabolisme air dan mineral sehingga dapat menerangkan berbagai kelainan pada gigi yang diakibatkan kekurangan/kelebihan mineral 4. Memahami tentang enzim sehingga dapat menerangkan peranannya dalam oksidasi biologik dan metabolisme. 5. Memahami pencernaan dan absorpsi makanan dalam saluran pencernaan makanan 6. Memahami fungsi darah sehingga dapat menerangkan secara garis besar beberapa kelainan darah 7. Memahami oksidasi biologis sehingga dapat menerangkan peranannya dalam metabolisme 8. Memahami metabolisme karbohidrat 9. Memahami metabolisme lemak 10. Memahami metabolisme protein dan asam-asam amino 11. Memahami metabolisme energi CABANG ILMU : BIOKIMIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Biokimia Jaringan 1.1.1. Menerangkan secara 1.1.1.1. Menyebutkan 5 jenis jaringan yang ada di garis besar jenis, dalam tubuh (C1) komposisi kimia, 1.1.1.2. Menyebutkan komposisi kimia jaringan sifat dan fungsi zattubuh (C1) zat yang terdapat 1.1.1.3. Menerangkan sifat zat-zat dalam jaringan dalam jaringan tubuh tubuh (C2) 1.1.1.4. Menerangkan fungsi zat dalam jaringan tubuh (C2) 1.1.2. Menerangkan secara 1.1.2.1. Menyebutkan komposisi kimia jaringan garis besar komposisi tulang dan gigi (C1) kimia, sifat, dan 1.1.2.2. Menerangkan sifat zat-zar dalam jaringan fungsi zat-zat yang tulang dan gigi (C2) terdapat dalam tulang 1.1.2.3. Menerangkan fungsi zat-zat dalam jaringan dan gigi, serta faktor tulang dan gigi (C2) yang mempengaruhi 1.1.2.4. Menerangkan secara garis besar proses klasifikasi. klasifikasi dalam tulang dan gigi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya (C2) 2.1. Vitamin 2.1.1. Menerangkan secara 2.1.1.1. Menyebutkan definisi dan klasifikasi vitamin (C1) garis besar yang di2.1.1.2. Mengenal struktur vitamin (C1) maksud vitamin 2.1.1.3. Menerangkan sifat vitamin (C2)

25

2.1.2. Menerangkan secara 2.1.2.1. Menerangkan fungsi vitamin (C2) garis besar berbagai 2.1.2.2. Menerangkan kelainan-kelainan yang terjadi fungsi vitamin serta karena hyper/hypo vitaminosis (C2) kelainan yang dapat disebabkannya 3.1. Metabolisme air dan mineral 3.1.1. Menerangkan secara 3.1.1.1. Menyebutkan pembagian/distribusi cairan dalam garis besar distribusi kompartemen-kompartemen tubuh (C1) air di dalam tubuh 3.1.1.2. Menyebutkan komposisi elektrolit dalam plasma ser-ta faktor-faktor darah dan cairan intra sel (C1) yang 3.1.1.3.Menerangkan secara garis besar faktor-faktor mempengaruhinya penyebab dehidrasi, mekanisme serta cara mengatasinya (C2). 3.1.2. Menerangkan secara 3.1.2.1. Menyebutkan sumber utama mineral (C1) garis besar pemasuk3.1.2.2. Menerangkan secara garis besar absorpsi, an (intake), distribusi, transport, dan ekskresi (C2) metabolis-me dan 3.1.2.3. Menerangkan fungsi dari mineral-mineral yang fungsi berbagai penting untuk gigi (C2) mineral 3.1.2.4.Menerangkan peranan hormon-hormon tertentu pada keseimbangan mineral (C2) 3.1.3. Menerangsecara 3.1.3.1. Menerangkan pengaruh flour pada perkembangan garis besar berbagai tulang dan gigi (C2) kelainan, terutama 3.1.3.2. Menerangkan efek perlindungan flour terhadap pada gigi, yang ada caries gigi (C2) hubungannya dengan 3.1.3.3. Menyebutkan gejala-gejala yang disebabkan oleh Flour kebanyakan atau kekurangan flour (C1) 4.1. Metabolisme air dan mineral 4.1.1. Menerangkan secara 4.1.1.1. Menyebutkan definisi serta klassifikasi enzim (C1) garis besar sfat-sifat 4.1.1.2. Menerangkan dasar klasifikasi dan nomenklatur umum enzim enzim menurut International Union of Biochern (C2) 4.1.1.3. Menerangkan sifat dan fungsi ko-enzim (C2) 4.1.2. Menerangkan secara 4.1.2.1. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi garis besar sifat-sifat kecepatan reaksi enzimatik (C2) kinetik enzim 4.1.2.2. Menerangkan entang konstante Michaelis Mentin (C2) 4.1.2.3. Menerangkan mekanisme kerja enzim (C2) 4.1.2.4. Menerangkan secara garis besar tentang inhibisi ensim (C2) 4.1.3. Menerangkan secara 4.1.3.1. Menerangkan sifat-sifat pre enzim (C2) garis besar pengen4.1.3.2.Menerangkan arti induksi (C2) dalian aktivitas 4.1.3.3.Menerangkan peristiwa inhibisi umpan balik (C2) enzim 5.1. Metabolisme air dan mineral 5.1.1. Menerangkan proses 5.1.1.1. Menerangkan arti pencernaan makanan (C2) pencernaan makanan 5.1.1.2. Menerangkan secara garis besar pencernaan dalam serta faktor-faktor mulut (C2) yang mempengaruhi 5.1.1.3. Menerangkan secara garis besar pencernaan dalam lambung (C2) 5.1.1.4. Menerangkan secara garis besar pencernaan dalam usus halus (C2) 5.1.2. Menerangkan secara 5.1.2.1. Menyebutkan komposisi empedu serta faktorgaris besar peranan faktor yang mempengaruhi sekresi empedu (C1) empedu dalam pen5.1.2.2. Menerangkan fungsi dari sistem empedu (C2) cernaan

26

5.1.3. Menerangkan secara 5.1.3.1. garis besar proses pembusukan dan 5.1.3.2. fermentasi dalam usus besar 5.1.4. Menerangkan secara 5.1.4.1. garis besar proses penyerapan 5.1.4.2. karbohidrat, lemak, dan protein 5.1.4.3.

Menerangkan tujuan proses pembusukan dan fermentasi dalam usus besar (C2) Menerangkan seara garis besar produk pembusukan dan fermentasi dari asam amino (C2)

Menerangkan bentuk karbohidrat yang dapat diserap serta cara penyerapannya (C2) Menerangkan bentuk lemak yang dapat diabsorbsi serta caa penyerapannya. (C2) Menerangkan bentuk protein yang dapat diserap serta cara penyerapannya (C2) 5.1.5. Menerangkan secara 5.1.5.1. Menjelaskan arti dan tujuan detoksikasi (C2) garis besar proses 5.1.5.2. Menerangkan secara garis besar mekanisme detoksifikasi dalam detoksisasi (C2) hepar 5.1.5.3. Menyebutkan beberapa hasil detoksikasi yang penting (C2) CABANG ILMU : BIOKIMIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 6.1. Darah 6.1.1. Menerangkan secara 6.1.1.1. Menyebutkan komposisi darah dan nilai-nilai garis besar fungsi normalnya masing-masing (C2) darah 6.1.1.2. Menerangkan fungsi darah (C1) 6.1.2. Menerangkan secara 6.1.2.1. Menerangkan secara garis besar system fibrinolitik garis besar berapa (C2) kelainan darah 6.1.2.2. Menerangkan secara garis besar tentang protein plasma dan perubahan-perubahannya pada keadaan abnormal (C2) 7.1. Metabolisme air dan mineral 7.1.1. Menerangkan proses 7.1.1.1. Menerangkan secara garis besar enzim-enzim oksidasi biologis yang ikut serta dalam oksidasi biologis (C2) 7.1.1.2. Menerangkan secara garis besar rantai respirasi dalam sel (C2) 7.1.2. Menerangkan 7.1.2.1. Menerangkan secara garis besar apa yang kegunaan oksidasi dimaksud dengan fosfat berenersi tinggi (C2) biologis 7.1.2.2. Menerangkan secara garis besar tempat-tempat pembentukan ATP dalam rantai respirasi (C2) 7.1.2.3. Menerangkan secara garis besar macam-macam hambatan pembentukan ATP pada rantai respirasi (C2) 8.1. Metabolisme Karbohidrat 8.1.1. Menerangkan secara 8.1.1.1. Menerangkan secara garis besar tentang glikolisis garis besar macam(C2) macam metabolisme 8.1.1.2. Menerangkan secara garis besar tentang krebscycle karbohidrat untuk (C2) mempertahankan 8.1.1.3. Menerangkan secara garis besar pembentukan dan fungsi tubuh yang pemecahan glikogen (C2) normal 8.1.1.4. Menerangkan secara garis besar glukoneogenesis (C2) 8.1.1.5. Menyebutkan kegunaan HMP Shunt dan jalan asam uronat (uronit acid pathway) (C1) 8.1.2. Menerangkan secara 8.1.2.1. Menyebutkan sumber-sumber glukosa darah (C1) garis besar meka8.1.2.2. Menerangkan Glukoce Tolerance Test (Tes

27

nisme pengaturan tolerasi Glukosa) (C1) glu-kosa dalam8.1.2.3. darah Menerangkan peranan beberapa hormon yang mempengaruhi kadar glukosa darah (C2) 8.1.3. Menerangkan secara 8.1.3.1. Menerangkan secara garis besar glikolisis dan garis besar metaboeritrosit (C2) lisme karakteristik 8.1.3.2. Menerangkan secara garis besar beberapa aspek eritrosit. bifosfogliserat dalam eritrosit dan defisiensi piruvat kinase (C2) 9.1. Metabolisme lemak 9.1.1. Menerangkan secara 9.1.1.1. Menyebutkan fungsi lemak dalam tubuh (C1) garis besar peranan 9.1.1.2. Menyebutkan distribusi lemak dalam tubuh (C1) lemak dalam tubuh 9.1.1.3. Menerangkan B Oksidasi lemak (C2) 9.1.1.4. Menerangkan tentang lipogenesis (C2) 9.1.1.5. Menerangkan tentang pengaturan lipogenesis (C2) 9.1.2. Menerangkan secara 9.1.2.1. Menerangkan secara garis besar faktor-faktor garis besar terjadinya penyebab ketosis (C2) ketosis 9.1.2.2. Menerangkan proses terbentuknya badan-badan keton (C2) 10.1. Metabolisme protein dan asam amino 10.1.1. Menerangkan secara 10.1.1.1. Menerangkan secara garis besar fungsi protein garis besar kependalam tubuh (C2) tingan protein untuk 10.1.1.2. Menerangkan tentang keseimbangan Nitrogen tubuh (C2) 10.1.2. Menerangkan secara 10.1.2.1. Menyebutkan asam-asam amino yang garis besar metabolis glikogenik dan ketogenik (C1) me asam amino 10.1.2.2. Menerangkan reaksi-reaksi umum asam amino dalam tubuh (C2) 10.1.2.3. Menerangkan proses pembentukan urea (C2) 10.1.2.4. Menerangkan pengelompokan asam amino berdasarkan zat antara amfibolik pertama yang terbentuk (C2) 11.1. Metabolisme protein dan asam amino 11.1.1. Menerangkan 11.1.1.1. Menyebutkan zat-zat makanan yang elemen-elemen menghasilkan dan tidak menghasilkan energi nutrisi yang (C1) diperlukan tubuh 11.1.1.2. Menerangkan arti R.Q. (respiratory quotient) manusia (C2) 11.1.1.3. Menerangkan arti S.D.A (specific dynamic action) (C2) 11.1.1.4. Menerangkan penggunaan S.D.A pada penyusunan kebutuhan energi (C2) 11.1.1.5. Menerangkan protein sparing action dari karbohidrat dan lemak (C2)

28

ILMU FAAL CABANG ILMU BEBAN STUDI : FAAL : 5 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Memahami fungsi dasar syaraf tepid dan otot. 2. Memahami fungsi dasar dari reflek 3. Memahami fungsi susunan syarat otonom 4. Memahami faal susunan syaraf pusat dan peranannya dalam Ilmu Kedokteran Gigi 5. Memahami fungsi jantung, pembuluh darah dan hemodinamika 6. Memahami faal cairan tubuh 7. Memahami faal alat-alat pernafasan dan hubungannya satu sama lain 8. Memahami faal saluran pencernaan makanan 9. Memahami mekanisme pengaturan suhu tubuh manusia 10. Memahami fungsi ginjal serta pengaturannya 11. Memahami faal kelenjar endokrin 12. Memahami faal alat indera manusia CABANG ILMU : FAAL Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Biolistrik 1.1.1. Menerangkan fungsi 1.1.1.1. Menerangkan pembagian sel syaraf secara jaringan peka ranganatomis/histologis (C2) sang pada pelbagai 1.1.1.2. Menerangkan pembagian sel syaraf secara keadaan fisiologis (C2) 1.1.1.3. Menerangkan fungsi setiap bagian sel syaraf tersebut (C2) 1.1.1.4. Menerangkan sifat dan fungsi membrane peka rangsang (C2) 1.1.1.5. Menerangkan tata listrik jaringan peka rangsang pada waktu istirahat (C2) 1.1.1.6. Menerangkan pengaruh 4 macam ion intrasel dan ekstrasel terhadap tata listri sel / jaringan peka rangsang (C2) 1.1.1.7. Menerangkan hubungan antara perubahan tata listrik intrasel dan ekstrasel pada waktu aktif dengan perpindahan pelbagai ion (C2) 1.1.2. Menerangkan istilah- 1.1.2.1. Mendefinisikan polarisasi, hippolarisasi/depolariistilah yang sering sasi, katelektrotonus dan anelektrotonus (C1) ditemui dalam 1.1.2.2. Menerangkan beberapa hal pada potensial aksi biolistrik tunggal, yaitu masa latent, ampang letup (firing level), kaduk julang (over-shoot), repolarisasi, masa refrakter absolute, masa refrakter relative dan masa pemulihan. 1.1.3. Menerangkan 1.1.3.1. Menerangkan hokum gagal atau tuntas (all or hubung-an antara none) (C2) kekuatan rangsang 1.1.3.2. Menerangkan rangsang bawah ambang (subdan jawaban threshold), ambang (threshold) dan atas ambang (suprathreshold). 1.1.3.3. Menerangkan jenis jawaban oleh ketiga kekuatan rangsang tersebut di atas (C2) 29

1.2. Susunan Syaraf Tepi 1.2.1. Menerangkan fungsi 1.2.1.1. Menerangkan fungsi dan sifat sinaps dalam hantara sinaps dan pelbagai impuls (C2) peristiwa yang terjadi 1.2.1.2. Menerangkan 3 jenis zat neurotransmitter serta di sinaps sifat-sifatnya (C2) 1.2.1.3. Menerangkan hubungan kegiatan listrik sinaps dengan jenis neurotransmitter serta perombak neurotransmitter tersebut (C2) 1.2.1.4. Menerangkan sumasi ruang (spatial summation) dan sumasi waktu (temporal summatin) (C2) 1.2.1.5. Menerangkan 2 jenis hambatan di sinaps (C2) 1.2.2. Menerangkan secara 1.2.2.1. Menerangkan anatomi hubungan otot syaraf garis besar fungsi (neuromuscular junction) (C2) hubungan otot syaraf 1.2.2.2. Menerangkan fungsi endplate sebagai reseptor dan pelbagai site otot (C2) peristiwa yang terjadi 1.2.2.3. Menerangkan hubungan kegiatan potensial listrik di hubungan otot di endplate dengan zat neurotransmitter dan zat syaraf perombaknya (C2) 1.3. Otot 1.3.1. Membedakan 1.3.1.1. Menerangkan dengan gambar pelbagai struktur pelbagai sifat otot mikroskopik yang terdapat di dalam satu serat otot pada rangka, otot jantung umumnya (C2) dan otot polos 1.3.1.2. Menerangkan perbedaan struktur serat otot rangka, otot jantung, otot polos (C2) 1.3.1.3. Menerangkan perbedaan elektromiogram satu serat otot rangka, otot jantung dan otot polos dalam hal potensial membrane istirahat, potensial aksi dan lama masa refrakter absolute dan relative masing-masing otot (C2) 1.3.1.4. Membedakan jenis kontraksi isometric dan isotonic (C2) 1.3.1.5. Menerangkan organisasi dan sifat motor unit (C2) 1.3.2. Menerangkan 1.3.2.1. Menerangkan peranan ion Ca pada kontraksi otot pelbagai peristiwa (C2) mekanis, listrik, 1.3.2.2. Menerangkan teori kontraksi otot (sliding kimia dan termis movement) (C2) pada kontraksi otot. 1.3.2.3. Menerangkan proses penggunaan energi dalam kontrak aerobic dan anerobik (C2) 1.3.2.4. Menerangkan pengertian oxygen dept (C2) 1.3.2.5. Menerangkan proses timbulnya panas pada kontraksi otot (C2) 1.3.3. Menerangkan 1.3.3.1. Menerangkan 4 faktor yang mempengaruhi pelbagai faktor yang kekuatan kontraksi otot (panjang awal, kekuatan rangsang, mem-pengaruhi jenis rangsang dan suhu) (C2) fungsi otot dan 1.3.3.2. Menerangkan 4 jenis kontraksi otot rangka (treppe, kekuatan kon-traksi sumasi motor unit, tetanus tak sempurna dan tetanus otot sempurna) (C2) 1.3.3.3. Menerangkan 4 hal yang dapat mempengaruhi fungsi otot (C2) 1.3.3.4. Menerangkan sifat plastisitas otot polos (C2) 1.3.3.5. Menyebutkan gejala dan kemungkinan penyebab penyakit myasthenia gravis (C1) 2.1. Refleks

30

2.1.1. Menerangkan 2.1.1.1. Mendefinisikan refleks (C1) pengertian refleks 2.1.1.2. Menerangkan dengan singkat refleks somatic dan secara umum dan refleks otonom (C2) fungsi tiap bagian 2.1.1.3. Menyebutkan bagian-bagian lengkung refleks lengkung refleks somatic dan otonom (C1) 2.1.1.4. Menerangkan refleks axon (C2) 2.1.1.5. Menyebutkan fungsi setiap bagian lengkung refleks terutama kegiatan biolistriknya (C2) 2.1.2. Menerangkan meka2.1.2.1. Menerangkan refleks monosinaps dan polisinaps nisme kerja pelbagai (C2) refleks monosinaps 2.1.2.2. Menyebutkan 5 contoh refleks polisinaps dan 1 dan polisinaps otot cotoh refleks monosinaps (C1) rangka 2.1.2.3. Menyebutkan fungsi muscle spindle dan golgi tendon organ sebagai reseptor rengang serta naked nerve ending sebagai reseptor nociseptif (C1) 2.1.2.4. Menerangkan mekanisme kerja : muscle stretch refleks, gama motor system, inverse stretch refleks, reciprocal innervation, flexor refleks da crossed extensor refleks (C2) 2.1.3. Menerangkan tonus 2.1.3.1. Mendefinisikan tonus otot rangka (C1) otot rangka serta 2.1.3.2. Menerangkan timbulnya tonus otot rangka kelainannya berdasarkan mekanisme refleks (C2) 2.1.3.3. Menerangkan keadaa hipertonus dan hipotonus serta penyebabnya (C2) 2.1.4. Menjelaskan 2.1.4.1. Mendefinisikan condition reflex (C1) peristiwa condition 2.1.4.2. Menjelaskan proses terbentuknya condition reflex reflex (C2) 2.1.4.3. Menyebutkan 3 proses yang dapat menghambat condition refleks (C1) 3.1. Susunan syaraf Otonom 3.1.1. Menerangkan fungsi 3.1.1.1. Menerangkan penggolongan susunan syaraf umum susunan syaraf otonom berdasarkan anatominya (C2) otonom 3.1.1.2. Menerangkan anatomi susunan syaraf simpatis dengan ganglion-ganglionnya (C2) 3.1.2. Menerangkan meka3.1.2.1. Menyebutkan zat perantara kimia susunan syaraf nisme kerja susunan simpatis dan parasimpatis (C2) syaraf otonom serta 3.1.2.2. Membedakan serat adrenergic dan kholinergik pengaruh beberapa (C2) obat/zat 3.1.2.3. Menerangkan hormonkelenjar medulla adrenal dan hubungannya dengan susunan syaraf simpatis (C2) 3.1.2.4. Menerangkan reseptor alfa dan beta sebagai reseptor adrenergic (C2) 3.1.2.5. Membedakan efek perangsangan adrenergic pada reseptor alfa dan beta (C2) 3.1.2.6. Menyebutkan beberapa obat/zat yang mempengaruhi kegiatan simpatis (C1) 3.1.3. Menerangkan fungsi3.1.3.1. Menerangkan fungsi dan letak pusat integrasi fungsi pusat integrasi otonom setinggi medulla spinalis dan medulla oblongata otonom (C2) 3.1.3.2. Menerangkan pusat pengaturan fungsi susunan syaraf otonom di Hipothalamus dalam hal water intake, food intake dan pengaturan suhu (C2) 4.1. Susunan syaraf Pusat 4.1.1. Menerangkan 4.1.1.1. Menyebutkan bagian-bagian susunan syaraf pusat

31

pembagian umum dan susunan syaraf tepi dalam lokasi dan fungsi (C1) susunan syaraf 4.1.1.2. pusat Menyebutkan nama-nama syaraf otak (C1) berdasar-kan 4.1.1.3. Menerangkan perkembangan dan pembagian perkembangan serta susunan syaraf pusat (C2) peranannya dalam 4.1.1.4. Menyebutkan komponen motorik syaraf otak baik kedokteran gigi somatic maupun visceral yang berperan dalam ilmu kedokteran gigi (C1) 4.1.2. Menerangkan fungsi 4.1.2.1. Menerangkan fungsi neuron motorik somatic motorik umum sebagai pencetus impuls kegiatan motorik yang susunan syaraf pusat dipengaruhi oleh neuron-neuron motorik pada berbagai tingkat susunan syaraf (C2) 4.1.2.2. Menyebutkan 3 kegiatan dasar motorik (C1) 4.1.2.3. Menyebutkan 6 daerah yang berfungsi motorik disusunan syaraf pusat (C1) 4.1.3. Menerangkan fungsi 4.1.3.1. Menyebutkan 6 lobi kortex cerebri dan namamotorik kortex nama daerah pada tiap lobus tersebut serta fungsi masingcerebri, traktus masing (C1) piramidalis dan4.1.3.2. Menerangkan daerah 4 Brodmann dan system traktus ekstrapirami- ekstra pyramidal sebagai penyalur rangsang dari daerah 4 dalis Brodmann (C2) 4.1.3.3. Menerangkan kelainan uppermotor neuron dan lowermotor neuron (C2) 4.1.3.4. Menerangkan fungsi daerah 4 dan 6 Brodmann (C2) 4.1.3.5. Menerangkan kelainan yang terjadi akibat kerusakan pada kedua daerah tersebut di atas (C2) 4.1.4. Menerangkan fungsi 4.1.4.1. Menyebutkan 3 lobi cerebellum dan fungsinya cerebellum masing-masing (C2) 4.1.4.2. Menerangkan kelainan yang terjadi akibat pengangkatan salah satu lobus cerebellum (C2) 4.1.4.3. Menerangkan dengan singkat kelainan kaena disfungsi cerebellum (C2) 4.1.5. Menerangkan fungsi 4.1.5.1. Membedakan 3 macam, perasaa tubuh di sensorik umum permukaan dan di bawahnya (C2) susunan syaraf 4.1.5.2. pusat Menerangkan fungsi sensorik umum di kortex -cerebri sebagai tempat berakhirnya impuls sensorik yang berasal dari reseptor alat indera (C2) 5.1. Jantung dan Pembuluh Darah 5.1.1. Menerangkan morfo5.1.1.1. Menerangkan secara garis besar anatomi jantung logi jantung sehingga mamalia (C2) jelas fungsinya 5.1.1.2. Membedakan gambaran histology dan fungsi otot jantung biasa dengan otot jantung susunan hantar khusus (C2) 5.1.1.3. Menerangkan susunan hantar khusus (C2) 5.1.2. Menerangkan 5.1.2.1. Menceriterakan sifat rhythmicity otot jantung fisiologi umum otot (C1) jantung dan kelainan 5.1.2.2. Menceriterakan hokum all or none otot jantung yang timbul akibat (C1) perubahan ion-ion 5.1.2.3. Menjelaskan bahwa otot jantung tidak dapat dalam darah berkontraksi teknik (C2) 5.1.2.4. Menerangkan hubungan panjang awal dan kekuatan kontraksi jantung (C2) 5.1.2.5. Menyebutkan ion-ion esensial untuk jantung (C1) 5.1.2.6. Menerangkan kelainan kerja jantung bila terjadi

32

5.1.3. Menerangkan meka5.1.3.1. nisme pengaturan kerja jantung 5.1.3.2. 5.1.3.3. 5.1.3.4. 5.1.3.5. 5.1.4. Menerangkan fungsi 5.1.4.1. normal jantung sebagai pompa 5.1.4.2. dan faktor-faktor yang mempengaruhinya 5.1.4.3. 5.1.4.4. 5.1.4.5. 5.1.4.6. 5.1.4.7. 5.1.5. Menerangkan 5.1.5.1. anatomi pembuluh darah manusia secara 5.1.5.2. garis besar 5.1.5.3. 5.1.5.4. 5.1.5.5. 5.1.5.6. 5.1.6. Mendemonstrasikan 5.1.6.1. cara pengukuran tekanan darah dan 5.1.6.2. menerangkan pelbagai hal yang 5.1.6.3. mempenga-ruhi hasilnya 5.1.7. Menerangkan 5.1.7.1. pelbagai hal yang mempengaruhi 5.1.7.2. tekanan darah dan kelainan tekanan

kelainan kadar ion K, Na, dan Ca (C2) Menerangkan perbedaan kerja jantung dalam berbagai keadaan fisiologis tubuh (keadaan istirahat, kerja dan kehamilan) (C2) Menerangkan pengaturan kerja jantung secara mekanis (C2) Menerangkan pengaturan kerja jantung oleh syaraf, susunan cardio-inhibitor dan susunan cardio accelerator (C2) Menerangkan pengaturan kerja jantung oleh zatzat kimia seperti O2, CO2 dan hormon-hormon dalam darah (C2) Menceriterakan refleks jantung beserta contohcontohnya masing-masing (C1) Menceriterakan apa yang terjadi pada jantung selama satu siklus jantung (C1) Menceriterakan perubahan tekanan dalam atrium, ventrikel dan a. pulmonalis selama satu siklus jantung dengan menggunakan diagram (C1) Menyebutkan 7 fase siklus jantung (C1) Menerangkan peranan chordae tentinae dan otot papilaris jantung (C2) Meneangkan secara singkat kelainan katub jantung (stensis dan insuffisiensi) dan bising jantung yang diakibatkannya (C2) Mendefinisikan isi ekuncup, curah jantung (cardiac output) dan cardiax index (C2) Menyebutkan faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi besar curah jantung (C1) Menyebutkan 3 jenis pembuluh darah dalam tubuh manusia berdasarkan histology dan fungsi (C1) Menerangkan hubungan anatomi antar jenis pembuluh darah dalam membentuk susunan peredaran darah pada umumnya (C1) Menjelaskan hubungan antara tekanan, diameter, panjang pembuluh, viskositas dan kecepatan aliran yang dirumuskan dlam hokum Poiseulle (C2) Menerangkan teori tentang tahanan pembuluh (C2) Menerangkan perubahan tekanan darah, kecepatan arus darah, dan luas penampang total pembuluh dalam susunan pembuluh darah (C2) Membedakan end pressure dan lateral pressure (C2) Menerangkan cara mengukur tekanan darah arteri secara langsung pada binatang percobaan (C2) Mengukur tekanan darah arteri pada orang dengan cara tak langsung (C2) (P3) Menerangkan pengaruh lebar manset dan tebal jaringan subcutan dalam pengukuran tekanan darah arteri (C2) Membedakan tekanan darah normal dan abnormal (C2) Menerangkan pengaruh tahanan tepi, jumlah darah, kekenyalan dinding pembuluh dan viskositas darah terhadap tekanan darah arteri (C2) 33

Menerangkan pengaruh sikap tubuh exercise dan tindakan Valsalva terhadap tekanan darah arteri (C2) 5.1.7.4. Mendemonstrasikan pengaruh faktor pada ad. 5.1.8.3. terhadap tekanan darah arteri manusia (C2) (P3) 5.1.7.5. Menerangkan secara garis besar teori terjadinya hipertensi, hipotensi dan shock (C2) 5.1.8. Menerangkan penga5.1.8.1. Menerangkan pengaruh kerja jantung (frekuensi ruh kerja jantung denyut, isis sekuncup dan keadaan katub) terhadap terhadap sirkulasi tekanan darah arteri (C2) dan pembuluh darah 5.1.8.2. Menerangkan terjadinya denyut nadi (C2) 5.1.8.3. Menyebutkan kepentingan pemeriksaan denyut nadi dalam klinik (C1) 5.1.8.4. Menerangkan peranan jantung, gerak pernapasan, kontraksi otot rangka dan gaya berat dalam pengembalian darah ke atrium kanan (C2) 5.1.8.5. Menerangkan pengaruh percobaan valsava terhadap tekanan darah vena (C2) 5.1.8.6. Menceriterakan fungsi susunan pembuluh vena sebagai tempat cadangan darah (C1) 5.1.9. Memahami 5.1.9.1. Menerangkan pentingnya pengaturan arus darah pengaturan arus dalam tubuh serta mekanisme umumnya (C2) darah secara umum 5.1.9.2. Menceritakan apa yang dimaksud dengan dan pengaturan autoregulation arus darah suatu organ serta diameter pembuluh mekanismenya (C1) darah secara lokal 5.1.9.3. Meneangkan cara pengaturan diameter pembuluh darah secara lokal (C2) 5.1.10. Menerangkan penga- 5.1.10.1.Membedakan 2 golongan syaraf yang mengatur turan diameter diameter pembuluh darah (C2) pembu-luh darah 5.1.10.2.Menerangkan anatomi dan faal susunan melalui persyarafan vasodilator simpatis (C2) 5.1.10.3.Menerangkan anatomi pusat vasomotor serta hubungan-hubungannya (C2) 5.1.10.4.Menerangkan faal umum pusat vasomotor (C2) 5.1.10.5.Menerangkan kerjasama antara pengaturan pembuluh darah dan pengaturan kerja jantung (C2) 5.1.10.6.Menerangkan stimulus aferen yang mempengaruhi pusat vasomotor (C2) 5.1.10.7.Menerangkan reaksi vasomotor yang disebabkan oleh emosi dan rasa sakit (C2) 5.1.11. Menerangkan 5.1.11.1.Menyebutkan letak baroreseptor dan peranan baroreseptor khemoreseptor dalam tubuh (C1) dan khemoreseptor 5.1.11.2.Menerangkan peranan baroreseptor dan dalam pengaturan khemoreseptor terhadap pengaturan tekanan tekanan darah darah arteri dan vena (C2) 5.1.12. Menerangkan faal 5.1.12.1. Menerangkan anatomi susunan pembuluh susunan pembuluh koroner (C1) darah koroner 5.1.12.2. Menerangkan secara singkat pengaturan arus darah koroner secara autoregulation dan persyarafan (C2) 5.1.12.3. Menerangkan peristiwa terjadinya sindroma angina pectoris dan infark jantung (C2) 6.1. Cairan Tubuh

darah

5.1.7.3.

34

6.1.1. Menerangkan fungsi 6.1.1.1. Menyebutkan pembagian cairan tubuh menurut dan peranan cairan kompartementnya (C1) tubuh 6.1.1.2.Membedakan susunan cairan tubuh di dalam ketiga kompartemen (C2) 6.1.1.3.Menerangkan secara singkat water turn over tubuh (C2) 6.1.2. Memahami fungsi 6.1.2.1. Menceritakan susunan pembuluh dan kelenjar cairan getah bening getah bening (C1) (limfe) dan akibat 6.1.2.2. Membedakan jalan cairan getah bening di bagian gangguan pada tubuh sebelah kanan atau kiri serta hubungannya dengan sistem cairan getah peredaran darah (C2) bening 6.1.2.3. Menerangkan proses pembentukan cairan getah bening (C2) 6.1.2.4. Menerangkan fungsi cairan, pembuluh dan kelenjar getah bening (C2) 6.1.2.5. Memberikan contoh kelainan yang dapat ditimbulkan oleh gangguan system getah bening (C2) 6.1.2.6. Menerangkan mekanisme terjadinya endema (C2) 6.1.3. Menerangkan fungsi 6.1.3.1. Menyebutkan 7 peranan darah yang penting (C1) dan komposisi darah 6.1.3.2. Menyebutkan pelbagai sifat fisik darah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya (C1) 6.1.3.3. Menyebutkan pelbagai komponen yang membentuk darah 6.1.3.4. Menyebutkan komponen yang membentuk plasma serta nilai standard masing-masing komponen (C1) 6.1.3.5. Menerangkan fungsi protein plasma (C2) 6.1.4. Menerangkan fungsi 6.1.4.1. Membedakan tempat pembentukan serta dan pembentukan sel penghancuran sel darah merah pada janin, bayi/anak kecil darah merah dan orang dewasa (C2) 6.1.4.2. Menyebutkan bahan-bahan penting untuk pembentukan sel darah merah dan kelainan yang ditimbulkan akibat kekurangan bahan-bahan pembentuk tersebut (C1) 6.1.4.3. Menerangkan fungsi sel darah merah dan nilai normalnya (C2) 6.1.5. Menerangkan 6.1.5.1. Menyebutkan penggolongan darah menurut system penggo-longan darah ABO (C1) secara ABO dan Rh 6.1.5.2. Menerangkan dasar penggolongan darah (aglutinogen dalam sel darah merah dan agglutinin dalam plasma) (C2) 6.1.5.3. Menyebutkan jenis aglutinogen lain yang terdapat dalam sel darah merah (Rh dan lain sebagainya) (C1) 6.1.6. Menerangkan 6.1.6.1. Menguraikan kepentingan penggolongan darah pelbagai hal pada transfusi (C1) mengenai tranfusi 6.1.6.2. Menyebutkan tujuan transfusi (C1) darah 6.1.6.3. Menyebutkan pelbagai keadaan yang memerlukan transfuse (C1) 6.1.6.4. Menerangkan kepentingan reaksi silang (crossmatching) sebelum melakukan transfusi (C2) 6.1.6.5. Menyebutkan pelbagai faktor yang menyulitkan transfusi (C1) 6.1.7. Menerangkan 6.1.7.1. Menyebutkan pelbagai jenis sel darah putih peranan berbagai (lekosit) (C2) jenis lekosit serta 6.1.7.2. Menyebutkan tempat serta faktor-faktor yang

35

nilai-nilai normalmempengaruhi pembentukan lekosit (C1) nya 6.1.7.3. Menerangkan sifat dan fungsi pelbagai jenis lekosit (C2) 6.1.7.4. Menyebutkan nilai standard masing-masing jenis lekosit (C1) 6.1.7.5. Menyebutkan pelbagai faktor yang dapat mempengaruhi jumlah masing-masing jenis lekosit (C10) 6.1.8. Menerangkan 6.1.8.1. Menerangkan asal-usul trombosit (C2) peranan trombosit 6.1.8.2. Menyebutkan fungsi dan jumlah normal trombosit dan nilai normalnya (C1) 6.1.8.3. Mendefinisikan pelbagai istilah yang menunjukkan penurunan atau peninggian jumlah sel darah (C1) 7.1. Alat Pernafasan 7.1.1. Menerangkan fungsi 7.1.1.1. Mendefinisikan pernafasan (C1) berbagai alat perna7.1.1.2. Menyebutkan fungsi umum alat pernafasan (C1) fasan dan hubungan7.1.1.3. Menyebutkan pelbagai bagian alat pernafasan nya satu sama lain mulai dari hidung sampai alveoli (C1) 7.1.1.4. Menyatakan hubungan antara struktur dan fungsi pelbagai bagian alat pernafasan (C1) 7.1.1.5. Menyebutkan 6 lapisan yang membentuk membrane alveol kapiler, jumlah alveoli dan luas permukaan difusi (C1) 7.1.2. Menerangkan aspek 7.1.2.1. Mendefinisikan inspirasi dan ekspirasi (C1) mekanis dan fisis 7.1.2.2. Menerangkan gerakan toraks dan diafragma pada pernafasan respirasi (C2) 7.1.2.3. Menerangkan gerakan iga pada inspirasi dan ekspirasi (C2) 7.1.2.4. Mendefinisikan tekanan intrapleura (tekanan intratoraks, Donders) dan tekanan intrapulmo (C1) 7.1.2.5. Menyatakan hubungan antara tekanan intrapleura dan tekanan intrapulmo dengan gerakan inspirasi-ekspirasi (C1) 7.1.3. Menyebutkan 7.1.3.1. Menyebutkan semua otot inspirasi utama dan otot pelbagai otot inspirasi tambahan (C1) pernafasan dan 7.1.3.2. Menyebutkan fungsi kedua golongan otot di atas fungsinya (C1) 7.1.3.3. Menyebutkan semua otot ekspirasi yang berperan pada pernafasan kuat (C1) 7.1.4. Menerangkan 7.1.4.1. Mendefinisikan pneumotoraks, hidrotoraks, beberapa gangguan hemotoraks dan piotoraks (C1) pada alat pernafasan 7.1.4.2. Menerangkan hambatan jalan udara selama inspirasi dan ekspirasi (C2) 7.1.4.3. Menyebutkan 3 keadaan yang meningkatkan hambatan jalan udara pernafasan (C1) 7.1.5. Menerangkan cara 7.1.5.1. Menerangkan 4 volume dan 4 kapasitas paru serta pengukuran pelbagai nilai-nilai normalnya (C2) volume paru dan 7.1.5.2. Menerangkan cara pengukuran 3 volume paru volume pernafasan dengan spirometer (C2) semenit 7.1.5.3. Mendefinisikan ruang rugi anatomic dan fisiologik (C1) 7.1.5.4. Menerangkan cara menghitung ventilasi alveoli dan volume pernafasan semenit (C2) 7.1.6. Menerangkan proses 7.1.6.1. Menerangkan transport O2 dari paru ke jaringan

36

pemindahan O2 dari (C2) paru ke jaringan dan 7.1.6.2. Menerangkan kurve disosiasi O2 standard (C2) CO2 dari jaringan ke 7.1.6.3. Menerangkan 3 faktor yang dapat menimbulkan paru pergeseranpada kurve disosiasi O2 (C2) 7.1.6.4. Menerangkan kepentingan pergeseran kurve disosiasi O2 (C2) 7.1.6.5. Menyebutkan contoh yang menimbulkan pergeseran kurve disosiasi O2 dalam keadaan fisiologis (C1) 7.1.6.6. Menerangkan transport CO2 dari sel jaringan ke paru (C2) 7.1.6.7. Menerangkan kurve disosiasi CO2 (C2) 7.1.7. Menerangkan meka7.1.7.1. Menyebutkan nama dan letak pelbagai pusat nisme pengendalian pernafasan (C1) pernafasan 7.1.7.2. Menerangkan mekanisme yang menentukan terjadinya pernafasan yang berirama (C2) 7.1.7.3. Menerangkan pengaruh rangsang CO2, O2 da perubahan-perubahan pH terhadap pernafasan (C2) 7.1.7.4. Menerangkan peranan refleks Hering-Breuer pada pernafasan (C2) 7.1.7.5. Menerangkan pengaturan pernafasan pada waktu gerak badan (C5) 7.1.8. Menerangkan 7.1.8.1. Menyebutkan 2 pola pernafasan yang tidak normal pelbagai jenis (C1) gangguan per- 7.1.8.2. Mendefinisikan hipoksia, anoksia, dyspnea, nafasan yang sering hiperkapnia, hipokapnia, asphyxia dan cyanosis (C1) terjadi serta akibat 7.1.8.3. Menerangkan 5 hal yang dpat menimbulka yang ditimbulkanya hipoksia (C2) 7.1.8.4. Menyebutkan efek hipoksia ringan sampai berat menurut urutan timbulnya (C1) 7.1.8.5. Menyebutkan jaringan/alat tubuh yang peka terhadap hipoksia menurut urutan kepekaannya (C1) 7.1.8.6. Menerangkan manfaat pemberian oksigen pada beberapa jenis hipoksia (C2) 7.1.8.7. Menyebutkan masing-masing, 2 keadaan/hal yang dapat menimbulkan dyspnea, hiperkapnia, hipokapnia, asphyxia dan cyanosis (C1) 7.1.9. Mendemonstrasikan 7.1.9.1. Menyebutkan 4 cara pernafasan buatan (C1) beberapa cara perna7.1.9.2. Melakukan 3 cara pernafasan buatan (C2) (P2) fasan buatan 8.1. Saluran pencernaan makanan 8.1.1. Menerangkan fungsi 8.1.1.1. Menerangkan secara garis besar anatomi sendi system pengunyahan rahang (C1) dan pengaturannya 8.1.1.2. Menyebutkan semua otot pengunyah dan fungsinya masing-masing (C1) 8.1.1.3. Menerangkan gerakan rahang bawah pada proses pengunyahan (C2) 8.1.1.4. Menerangkan pengaturan gerakan rahang bawah pada waktu mengunyah makanan (C2) 8.1.1.5. Menerangkan fungsi lidah (C2) 8.1.1.6. Menerangkan 3 fase penelanan serta pengatirannya (C2) 8.1.1.7. Menerangkan kelainan pada proses penelanan serta penyebabnya (C2) 8.1.2. Menerangkan 8.1.2.1. Menerangkan 3 macam gerakan peristaltik di 37

gerakan oesophagus, oesophagus serta persyarafannya (C2) lambung, usus halus 8.1.2.2. Menerangkan fungsi sfingter kardia (C2) dan usus besar serta 8.1.2.3. Menerangkan gerakan lambung yang normal dan pengaturannya tidak normal (C2) 8.1.2.4. Menerangkan pengaturan gerakan lambung (C2) 8.1.2.5. Menerangkan gerakan usus halus dan pengaturannya (C2) 8.1.2.6. Menyebutkan macam dan fungsi gerakan usus besar dan pengaturannya (C2) 8.1.3. Menerangkan faal 8.1.3.1. Menyebutkan masing-masing 3 kelenjar saliva kelenjar saliva besar dan kecil (C1) 8.1.3.2. Menerangkan proses sekresi saliva, sifat sekresi serta pengaturannya (C2) 8.1.3.3. Menerangkan 5 fungsi saliva (C2) 8.1.4. Menerangkan proses 8.1.4.1. Menerangkan 6 cara proses penyerapan bahan penyerapan dalam makanan dalam saluran pencernaan (C2) saluran pencernaan 8.1.4.2. Menerangkan struktur anatomi mukosa usus halus sampai terbentuknya dalam hubungannya dengan proses penyerapan (C2) faeces 8.1.4.3. Menerangkan mekanisme penyerapan air dan elektrolit dalam saluran pencernaan (C2) 8.1.4.4. Menerangkan mekanisme penyerapan trace elements dan vitamin di usus harys (C2) 8.1.4.5. Menerangkan mekanisme penyerapan di usus besar (C2) 8.1.4.6. Menerangkan pembentukan faeces (C2) 8.1.4.7. Menerangkan peristiwa konstipasi dan diarrhea (C2) 8.1.5. Menerangkan fungsi 8.1.5.1. Menyebutkan fungsi hepar secara keseluruhan normal hepar dan (C1) anoksia hepar 8.1.5.2. Menerangkan keadaan anoksia hepar dan penyebabnya (C2) 9.1. Metabolisme dan suhu tubuh 9.1.1. Menerangkan 9.1.1.1. Menerangkan proses radiasi, konduksi, konveksi pelbagai proses dan evaporasi (C2) pengeluaran panas 9.1.1.2. Menerangkan 1 sampai 3 faktor yang dan pembentukan mempengaruhi masing-masing proses tersebut di atas yang panas oleh tubuh terjadi di tubuh kita (C2) manusia 9.1.1.3. Menerangkan proses pembentukan panas karena makan makanan (SDA dari bahan makanan), kerja dan perubahan suhu (C2) 9.1.1.4. Menerangkan 1 sampai 3 faktor yang mempengaruhi masing-masing proses pada ad. 9.1.1.3. 9.1.2. Menerangkan sistem 9.1.2.1. Menyebutkan 2 sistem pengendali pada pengaturan pengendalian pada suhu tubuh (C1). pengaturan suhu 9.1.2.2. Menyebutkan pusat-pusat syaraf untuk pengaturan tubuh manusia suhu tubuh (C1) 9.1.2.3. Menerangkan efek perangsangan maupun pengrusakan secara eksperimentil pada pusat-pusat tersebut (C2) 9.1.2.4. Menerangkan 3 macam gangguan pengaturan suhu tubuh (C2) 9.1.3. Menerangkan 9.1.3.1. Mendefinisikan hokum termodinamika I, pelbagai istilah yang metabolisme, kilo kalori, nilai kalori potensiil dan sering ditemui dalam fisiologis bahan makanan, ekuivalen tennis 1 liter oksigen

38

pertukaran energi pada oksidasi bahan makanan, R.Q. dan metabolisme serta hubunganbasal (C1). hubungannya 9.1.3.2. Menerangkan hubungan antara hokum termodinamika I dan metabolism (C2) 9.1.3.3. Menerangkan hubungan antara ekuivalen termin 1 liter oksigen dan R.Q. (C2) 9.1.3.4. Menerangkan hubungan antara B.M.R. dan luas permukaan badan (C2) 9.1.3.5. Menyebutkan 1 sampai 3 faktor yang mempengaruhi nilai R.Q. taraf metabolisme dan efeknya serta B.M.R dan efeknya (C1) 10.1. Ginjal 10.1.1. Menerangkan fungsi 10.1.1.1. Menerangkan fungsi ginjal dalam ginjal sebagai organ mempertahankan ketetapan milieu interrieur homeostatik (Internal environment) (C2). 10.1.1.2. Menyebutkan 3 macam pengaturan yang dilakukan ginjal, sehubungan dengan fungsi tersebut di atas beserta contoh masing-masing (C1) 10.1.2. Menerangkan proses 10.1.2.1. Menerangkan secara garis besar struktur filtrasi di dalam anatomi ginjal, peredaran darah dan nefron dan hal-hal persyarafannya (C2) yang 10.1.2.2. Menyebutkan 3 proses yang berlangsung dalam mempengaruhinya nefron pada pembentukan urine e (C1) 10.1.2.3. Menceritakan proses filtrasi di glomerulus (C1) 10.1.2.4. Menerangkan 3 faktor yang mempengaruhi proses filtrasi (C2) 10.1.2.5. Mendefinisikan laju filtrasi glomerula dan clearance plasma (C1) 10.1.2.6. Memberikan contoh gangguan proses filtrasi (C2) 10.1.3. Menerangkan proses 10.1.3.1. Menerangkan proses reabsorbsi aktif dan pasif di reabsorbsi di dalam tubulus ginjal (C2). tubuli ginjal dan 10.1.3.2. Menyebutkan 3 faktor yang dapat mempengaruhi pelbagai faktor yang proses reabsorbsi (C1) mempengaruhinya 10.1.3.3. Menyebutkan masing-masing 3 zat yang mengalami reabsorbsi aktif dan pasif (C1) 10.1.3.4. Mendefinisikan Tm (transport maksimum) untuk proses reabsorbsi di tubulus (C1) 10.1.3.5. Menyebutkan 3 zat yang reabsorbsinya dibatasi oleh Tim (C1) 10.1.3.6. Mendefinisikan renal threshold (C1) 10.1.3.7. Memberikan contoh zat yang mempunyai renal threshold (C1) 10.1.4. Menerangkan proses 10.1.4.1. Menerangkan proses sekresi di tubulus (C2) sekresi di dalam 10.1.4.2. Menyebutkan 3 faktor yang dapat mempengaruhi tubuli ginjal serta proses sekresi di tubulus (C1) pelbagai faktor yang 10.1.4.3. Menyebutkan 3 zat yang mengalami sekresi di mem-pengaruhinya tubulus (C1) 10.1.4.4. Mendefinisikan Tm untuk proses sekresi di tubulus (C1) 10.1.4.5. Menerangkan 3 kemungkinan yang akan dialami oleh sesuatu zat sewaktu melewati nefron, berdasarkan nilai clearance zat tersebut (C2) 10.1.5. Menerangkan meka- 10.1.5.1. Menerangkan secara garis besar reabsorbsi air di 4 39

nisme pengaturan bagian nefron (C2) perimbangan air dan 10.1.5.2. Membedakan reabsorbsi air fakultatif dan elektrolit serta hal-hal obligatoir (C2) yang 10.1.5.3. Menerangkan terjadinya water diuresis serta mempengaruhinya peranan dan pengendalian sekresi hormonvasopressin (C2) 10.1.5.4. Menerangkan timbulnya intoksikasi air serta akibatnya (C2) 10.1.5.5. Menerangkan mekanisme kerja bahan diuretika dan menyebutkan contohnya (C2) 10.1.5.6. Menerangkan ekskresi ion Na serta pengaturannya (C2) 10.1.6. Menerangkan 10.1.6.1. Menyebutkan 5 kelainan sebagai akibat gangguan pelbagai akibat fungsi ginjal (C1) gangguan faal ginjal 10.1.6.2. Menerangkan secara garis besar mekanisme kerja dan cara ginjal buatan dalam mengatasi kegagalan ginjal mengatasinya (C2) 10.1.6.3. Menyebutkan beberapa tes untuk memeriksa fungsi ginjal serta penerapannya (C1) 11.1. Kelenjar Endokrin 11.1.1. Menerangkan 11.1.1.1. Mendefinisikan hormon(C1) penger-tian umum 11.1.1.2. Membedakan secara fungsionil kelenjar hormonserta kelenjar endoktrin dan eksokrin (C2) endokrin 11.1.1.3. Menyebutkan 3 golongan hormonberdasarkan struktur kimianya (C1) 11.1.1.4. Menyebutkan 8 kelenjar endokrin (C1) 11.1.1.5. Menerangkan secara singkat tentang antihormin (C2) 11.1.1.6. Menerangkan dengan singkat mekanisme kerja yang telah diketahui dari hormon insulin (molekul besar) dan estrogen (molekul kecil) (C2) 11.1.2. Menerangkan 3 11.1.2.1. Menerangkan dengan singkat morfologi dan bagian kelenjar anatomi kelenjar hipofisa (C2) hipofisa 11.1.2.2. Membedakan 3 bagian kelenjar hipofisa berdasarkan perkembangannya (C2) 11.1.3. Menerangkan fungsi 11.1.3.1.Menerangkan pembagian sel adenohipofisa dan akibat kelainan sehubungan dengan 6 hormon yang dihasilkan fungsi kelenjar oleh kelenjar tersebut (C2) adenohipofisa 11.1.3.2.Menerangkan pengaturan sekresi 6 hormon adernohipofisa (C2) 11.1.3.3.Menerangkan pengaruh ke enam hormonterhadap kelenjar endokrin lainnya (C2) 11.1.3.4.Menerangkan dengan singkat akibat kelainan fungsi adenohipofisa (C2) 11.1.4. Menerangkan fungsi 11.1.4.1. Menyebutkan tempat pembentukan dan hormon neurophifisa penyimpanan hormonneurohipofisa (C2) serta akibat kelainan 11.1.4.2. Menerangkan kerja dan pengaturan dua fungsi neurohipofisa hormonneurohipofisa (C2) 11.1.4.3. Menerangkan akibat kelainan fungsi neurohipofisa (C2) 11.1.5. Menerangkan fungsi 11.1.5.1. Menerangkan dengan singkat morfologi dan kelenjar tiroid serta anatomi kelenjar tiroid (C2) faktor-faktor yang 11.1.5.2. Menerangkan pembentukan, penyimpanan dan

40

mempengaruhinya sekresi hormon-hormon kelenjar tiroid (C2) 11.1.5.3. Menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi pembentukan dan sekresi hormon-hormon kelenjar tiroid (C1) 11.1.6. Menerangkan fungsi 11.1.6.1. Menerangkan pengaruh hormon-hormon kelenjar hormon kelenjar tiroid terhadap proses pertumbuhan, differensiasi dan tiroid serta akibat metabolisme sel (C2) kelainan fungsi 11.1.6.2. Menerangkan akibat defisiensi yodium terhadap kelenjar tiroid kelenjar tiroid (C2) 11.1.6.3. Menerangkan kelainan hiperfungsi dan hipofungsi kelenjar tiroid (C2) 11.1.7. Menerangkan dengan 11.1.7.1. Menerangkan dengan singkat morfologi dan singkat fungsi anatomi kelenjar adrenal (C2) kelenjar dan hormon 11.1.7.2. Menerangkan pembagian kelenjar adrenal kortex adrenal serta berdasarkan perkembangannya (C2) akibat kelainan 11.1.7.3. Menerangkan pengaturan sekresi hormon dari tiap fungsi kelenjar bagian kelenjar korteks adrenal serta fungi hormonnya tersebut masing-masing (C2) 11.1.7.4.Menerangkan akibat kelainan fungsi kelenjar kortex adrenal (C2) 11.1.8. Menerangkan dengan 11.1.8.1. Menerangkan pembentukan kelenjar medulla singkat fungsi adrenal berdasarkan perkembangannya sehingga jelas kelenjar dan hormon hubungannya dengan neuron adrenergic dan kelenjarmedulla adrenal serta kelenjar accessories (C2) akibat kelainan 11.1.8.2. Menerangkan fungsi dan pengaturan kelenjar fungsi kelenjar medulla adrenal sehingga jelas hubungannya dengan tersebut. fungsi susunan simpatis adrenergic (C2) 11.1.8.3. Menerangkan pembentukan dan pengaruh hormon kelenjar medulla adrenal terhadap susunan syaraf simpatis (C2) 11.1.8.4. Menerangkan kelainan fungsi kelenjar medulla adrenal serta akibatnya (C2) 11.1.9. Menerangkan fungsi 11.1.9.1. Menerangkan anatomi dan perkembangan kelenjar hormon paratiroid paratiroid (C2) serta akibat kelainan 11.1.9.2. Menerangkan pengaruh hormon paratiroid fungsi kelenjar terhadap metabolisme kalsium (C2) paratiroid 11.1.9.3. Menerangkan fungsi dan pengaturan sekresi hormon kelenjar paratiroid (C2) 11.1.9.4. Menerangkan kelainan kelenjar paratiroid dan akibatnya (C2) 11.1.10. Menerangkan 11.1.10.1. Membedakan 2 fungsi testis serta fungsi dan akibat pengaturannya masing-masing (C2) kelainan fungsi 11.1.10.2. Menerangkan fungsi hormon testis (C2) testis beserta 11.1.10.3. Menerangkan 3 kelainan yang diakibatkan hormonnya karena gangguan pada fungsi testis (C2) 11.1.11. Menerangkan 11.1.11.1. Membedakan 2 fungsi ovarium (C2) fungsi dan akibat 11.1.11.2. Menerangkan fungsi ovarium sebagai kelenjar kelainan fungsi endokrin serta pengaturannya (C2) ovarium beserta 11.1.11.3. Mnerangkan pengaruh hormon ovarium hormonnya terhadap endometrium uterus dan kelenjar mammae (C2) 11.1.11.4. Menerangkan 3 kelainan fungsi ovarium (C2) 11.1.12. Menerangkan 11.1.12.1. Menerangkan cara penetapan saat ovulasi hubungan siklus sehubungan dengan perkiraan masa steril dan

41

menstruasi dengan masa fertil dalam siklus menstruasi (C2) kehamilan 11.1.12.2. Menyebutkan 4 cara pencegahan kehamilan (C1) 11.1.12.3. Menerangkan dengan singkat peristiwa yang terjadi pada kehamilan sehubungan dengan kegiatan hormon ovarium (C2) 11.1.12.4. Menerangkan peristiwa menopause dan gejalagejalanya (C2) 11.1.13. Menerangkan 11.1.13.1. Menerangkan pengaturan sekresi insulin (C2) fungsi hormon 11.1.13.2. Menerangkan mekanisme kerja insulin pada pankreas dan akibat transpot glukosa melalui membran sel (C2) kelainan fungsi 11.1.13.3. Menerangkan pengaruh insulin pada kelenjar endokrin metabolisme glukosa dan lemak di jaringan luar hati dan di hati (C2) 11.1.13.4. Menerangkan hubungan insulin dengan hormon epinefrin dan norepinefrin (C2) 11.1.13.5. Menerangkan pengaturan sekresi glukagon dan fungsinya dalam metabolisme glukosa (C2) 11.1.13.6. Menyebutkan gejala-gejala diabetes melitus sebagai akibat kekurangan insulin (C1) 11.1.13.7. Menerangkan hiperinsulinism dan hubungannya dengan shock insulin (C2) 12.1. Alat Penglihatan 12.1.1. Menerangkan 12.1.1.1.Menyebutkan bagian-bagian susunan optik mata susunan dan sifat(C1) sifat optik mata 12.1.1.2.Menerangkan dengan gambar jalannya sinar sehingga dapat sampai terbentuknya bayangan di retina (C2) menerangkan terben- 12.1.1.3.Menerangkan persamaan dan perbedaan alat tuknya bayangan di penglihatan dengan alat pemotret (C2) retina 12.1.2. Menerangkan meka- 12.1.2.1.Mendefinisikan akomodasi mata (C1) nisme akomodasi 12.1.2.2.Mendefinisikan P.P.P.R dan luas akomodasi (C1) mata manusia serta 12.1.2.3.Menerangkan mekanisme akomodasi mata gangguan akomodasi manusia menurut teori Helm-holtz (C2) pada usia lanjut 12.1.2.4.Mendefinisikan presbiopi (C1) 12.1.2.5.Menerangkan sebab terjadinya presbiopi dan koreksinya (C2) 12.1.3. Menerangkan 12.1.3.1. Mendefinisikan dioptri (C1) refraksi mata, 12.1.3.2. Mendefinisikan refraksi menurut Donders (C1) kelainan refraksi 12.1.3.3. Menerangkan 3 macam kelainan refraksi dan serta koreksinya cara koreksinya (C2) 12.1.4. Menerangkan 12.1.4.1. Menerangkan fungsi parsoptica retina (C2) susunan histologik 12.1.4.2. Menerangkan hubungan fovea sentralis dengan serta perbagai ketajaman penglihatan (C2) kegiatan motorik, 12.1.4.3. Menerangkan proses fotokimia, peranan fotokimia dan listrik rhodopsin sebagai fotosensibilisator pada pada perubahan penglihatan di tempat gelap (C2) adaptasi di retina 12.1.4.4. Menerangkan reaksi-reaksi yang dialami rhodopsin pada penglihatan di tempat terang dan gelap 12.1.4.5. Menerangkan peranan vitamin A dalam proses tersebut dan terjadinya buta senja pada vitaminosis A dan hipovitaminosis A (C2) 12.1.4.6. Menyebutkan fungsi zat fotosensitif yodopsin (=visual violet) (C2) 42

12.1.4.7. Menerangkan dengan kata-kata sendiri proses adaptasi terang dan gelap (C2) 12.2. Alat Pendengaran 12.2.1. Menerangkan perpopsi bunyi dengan hantaran udara (air conductin) dan hantaran tulang (bone conduction) serta persyarafannya 12.2.2. Menerangkan mekanisme bicara dan persyarafannya 12.2.1.1. 12.2.1.2. 12.2.1.3. 12.2.2.1. 12.2.2.2. 12.2.2.3. 12.3. Alat Keseimbangan 12.3.1. Menerangkan fungsi 12.3.1.1. labirin dan pengaruh percepatan pada labirin 12.3.1.2. 12.3.1.3. 12.3.2. Menerangkan secara 12.3.2.1. singkat gangguan 12.3.2.2. pada alat keseim12.3.2.3. bangan 12.4. Alat Pengecap 12.4.1. Menerangkan meka- 12.4.1.1. nisme perangsangan alat pengecap serta persyarafannya 12.4.1.2. 12.4.1.3. 12.4.2. Menerangkan pelbagai sifat alat pengecap dan hubungannya dalam klinik 12.4.2.1. 12.4.2.2. Menerangkan anatomi alat pendengaran secara garis besar (C2) Menerangkan fungsi alat-alat pendengaran di dalam telinga tengah (C2) Menerangkan fungsi tuba eustachius serta akibat gangguan pada tuba tersebut (C2) Menerangkan terbentuknya nada oleh pita suara dan nada iringan oleh pharynx (C2) Menerangkan pembentukan kata-kata (huruf hiduo dan huruf mati) oleh rongga supra glottis (=resonator) (C2) Menerangkan persyarafan terbentuknya nada dan terjadinya afasia (C2) Menyebutkan secara garis besar struktur anatomi dan histologi labirin serta fungsinya masing-masing (C2) Menerangkan pengaruh percepatan lurus dan gravitas terhadap utrikulus (C2) Menguraikan pengaruh percepatan sudut dan mekanisme perangsangan kanalis semisirkularis (C1) Menerangkan motion sickness (C2) Mendefinisikan vertigo (C1) Menerangkan sindroma meniere (C2) Menerangkan dengan bantuan gambar struktur anatomi dan histologi papil-papil dan piala pengecap (C2) Menerangkan secara garis besar mekanisme perangsangan reseptor pengecap serta persyarafannya (C2) Menerangkan adanya reseptor perasaan umum pada lidah dan inervasinya (C2) Menyebutkan 4 macam rasa utama dan penyebaran reseptornya (C1) Menerangkan cara merangsang reseptor pengecap dengan beberapa zat yang disuntikkan ke dalam darah dan kegunaannya dalam klinik (C2) Menerangkan hubungan antara susunan kimia dan rasa pelbagai zat (C2) Menerangkan perbedaan ambang rangsang asam organik dan anorganik (C2) Menerangkan pengaruh rangsang listrik pada piala pengecap (C2) Menerangkan perasaan pengecap iringan dan kontras (C2) Menerangkan peristiwa taste blindness pada

12.4.2.3. 12.4.2.4. 12.4.2.5. 12.4.2.6. 12.4.2.7.

43

orang tertentu dan unsuk zat tertentu (C2) 12.5. Alat Penghidu 12.5.1. Menerangkan mekanisme perangsangan alat penghidu 12.5.1.1. Menerangkan secara singkat dan histologi alat penghidu (C2) 12.5.1.2. Menyebutkan 2 cara penyampaian suatu zat ke selaput lendir penghidu (C1) 12.5.1.3. Menyebutkan 2 cara penyampaian suatu zat ke selaput lendir penghidu (C1) 12.5.2.1. Membedakan ketajaman penghidu antara binatang makrosmatik (C2) 12.5.2.2. Menerangkan secara garis besar jalan impuls dari reseptor sampi pusat penghidu (C2) 12.5.2.3. Menyebutkan rangsang penghidu yang menimbulkan pelbagai refleks (C2) 12.5.2.4. Menyebutkan beberapa reseptor lain pada selaput lendir hidup yang dipersyarafi N.V. yang fungsinya terutama untuk refleks protektif (C1) 12.6.1.1. menerangkan klasifikasi penginderaan menurut Sherington, golongan rangsang, daerag reseptor serta fungsi masing-masing (C2) 12.6.1.2. Menerangkan arti rangsang spesifik (adekuat) pada reseptor (C2) 12.6.1.3. Menerangkan hukum Johannes Muller (C2) 12.6.1.4. Menyebutkan beberapa faktor yang menentukan intensitas rasa (C1) 12.6.1.5. Menerangkan apa yang disebut adaptasi (C2) 12.6.1.6. Menerangkan apa yang disebut perasaan ikutan (C2) 12.6.1.7. Memberikan contoh terjadinya perasaan ikutan (C2) 12.6.2.1. Menyebutkan reseptor dan rangsang adekuat rasa raba (C1) 12.6.2.2. Menerangkan beberapa cara pemeriksaan fungsi raba (C2) 12.6.2.3. Menyebutkan reseptor dan rangsang adekuat rasa tekan (C2) 12.6.2.4. Menyebutkan reseptor dan rangsang adekuat rasa panas dan dingin serta contoh percobaannya (C1) 12.6.2.5. Menerangkan apa yang dimaksud dengan rasa dingin paradoksisal (C2) 12.6.3.1. Menerangkan sifat reseptor, rangsang adekuat dan fungsi rasa nyeri (C2) 12.6.3.2. Menerangkan 2 macam rasa nyeri dan contohnya (C2) 12.6.3.3. Menerangkan mengapa satu rangsang nyeri dirasakan sebagai akibat dua kali rasa nyeri (C2) 12.6.3.4. Menyebutkan jarak yang menghantarkan impuls sensorik somatik (C2) 12.6.3.5. Menerangkan peritiwa hiperalgesia kulit (C2) 12.6.3.6. Memberikan contoh 4 hal yang dapat

12.5.2. Menerangkan persarafan, fungsi penglihatan, peranan N.V. dan berbagai kelainan fungsi penghidu

12.6. Alat Perasa 12.6.1. Menerangkan fungsi alat indera rasa serta hukum yang berlaku dalam proses penginderaan

12.6.2. Menerangkan fungsi reseptor indera rasa untuk rasa raba tekan dan panas dingin

12.6.3. Menerangkan fungsi reseptor untuk rasa nyeri

44

12.6.3.7. 12.6.4. Membedakan pelbagai rasa nyeri 12.6.4.1. 12.6.4.2. 12.6.4.3. 12.6.4.4. 12.6.4.5. 12.6.5. Menerangkan beberapa fungsi indera rasa alat dalam 12.6.5.1. 12.6.5.2. 12.6.5.3. 12.6.5.4. 12.6.5.5.

meningkatkan ambang rasa nyeri (C2) Menerangkan persamaan dan perbedaan rasa gatal dan rasa nyeri (C2) Menyebutkan 2 jenis rasa nyeri serta contohnya (C1) Menerangkan apa yang dimaksud dengan rasa nyeri permukaan dan rasa nyeri dalam somatik/visceral (C2) Menerangkan rasa nyeri pada gigi (C2) Menerangkan 3 cara pemeriksaan vitalitas gigi sehubungan dengan rasa nyeri pada gigi (C2) Menerangkan 5 jenis sakit kepala dan sebabsebabnya (C2) Menerangkan 3 komponen rasa lapar dan 2 komponen rasa haus (C2) Menyebutkan 4 penyebab rasa mual (nausea) (C1) Menyebutkan 2 rangsang adekuat rasa nyeri visceral (C1) Menerangkan apa yang dimaksud rasa nyeri alih (C2) Memberikan 2 contoh rasa nyeri alih hubungan dengan rasa sakit di mulut (C2)

45

HISTOLOGI CABANG ILMU BEBAN STUDI : HISTOLOGI : 3 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Menjelaskan asal, lokasi, histofisiologi, proses perkembangan, degenerasi, regenerasi serta struktur mikroskopik normal 4 macam jaringan dasar yang tercakup dalam Histologi Umum 2. Menjelaskan lokasi, histofisiologi dan struktur mikroskopik organ-organ yang tercakup dalam Histologi khusus sesuai dengan bidang Kedokteran Gigi 3. Memperhatikan ketrampilan menganalisa sediaan histologis CABANG ILMU : HISTOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Jaringan Epitel 1.1.1. Memahami asal, lo1.1.1.1.Menjelaskan asal, lokasi dan histofisiologi kasi, histofisiologi jaringan epitel (C2) dan struktur jaringan 1.1.1.2.Menjelaskan 4 macam hubungan antar sel epitel epitel secara umum (C1) 1.1.1.3.Menjelaskan cara jaringan epitel mendapatkan nutrisi (C2) 1.1.1.4.Menjelaskan proses degenerasi dan regenerasi jaringan epitel (C2) 1.1.2. Mengenal struktur 1.1.2.1.Menjelaskan struktur mikroskopik (S.M) 8 macam mikroskopik (S.M.) jaringan epitel (C2) Epitel 1.1.2.2.Menyebutkan contoh masing-masing macam jaringan epitel (C2) 1.1.2.3.Menetapkan dengan mikroskop cahaya 8 macam jaringan epitel (C4) (P2) 1.1.3. Memahami asal, lo1.1.3.1.Menjelaskan asal, lokasi, histofisiologi kelenjar kasi, histofisiologi eksokrin (C2) kelenjar eksokrin dan 1.1.3.2.Menjelaskan asal, lokasi, histofisiologi kelenjar endokrin endokrin (C2) 1.1.4. Mengenal dasar1.1.4.1.Menjelaskan 8 dasar pembagian kelenjar eksokrin dasar pembagian dan (C2) S.M. kelenjar 1.1.4.2.Menjelaskan S.M. kelenjar eksokrin (C2) eksokrin 1.1.5. Mengenal S.M. 1.1.5.1.Menjelaskan S.M. kelenjar endokrin secara umum kelenjar endokrin (C2) 1.1.5.2.Menetapkan dengan mikroskop cahaya bagianbagian kelenjar endokrin (C4) (P2) 1.1.5.3.Menjelaskan perbedaan S.M. kelenjar endokrin dari kelenjar eksokrin (C2) 1.2.Jaringan Ikat 1.2.1. Memahami asal, lo1.2.1.1.Menjelaskan secara umum perbedaan struktur kasi, histofisiologi jaringan ikat dengan 3 jaringan dasar yang dan struktur jaringan berkaitan dengan fungsinya (C2) ikat 1.2.1.2.Menjelaskan S.M. dan fungsi sel-sel di dalam jaringan ikat (C2) 1.2.1.3.Menjelaskan sifat fisik dan S.M. serat zat antara sel (C2)

46

1.2.1.4.Menjelaskan lokasi dan histofisiologi 8 macam jaringan ikat (C2) 1.2.2. Mengenal S.M. 1.2.2.1.Menjelaskan S.M. 8 macam jaringan ikat (C2) jaringan ikat dalam 1.2.2.2.Menjelaskan dengan mikroskop cahaya 8 macam arti sempit jaringan ikat (C2) 1.2.3. Mengenal perkem1.2.3.1.Menjelaskan proses perkembangan jaringan tulang bangan histofisiologi, rawan (C2) degenerasi, serta 1.2.3.2.Menjelaskan S.M. 2 cara pertumbuhan dan nutrisi S.M. tulang rawan tulang rawan (C2) 1.2.3.3.Menjelaskan S.M. 2 dan lokasi 3 macam tulang rawan (C2) 1.2.3.4.Menjelaskan 2 macam degenerasi (C2) 1.2.3.5.Menetapkan dengan M.C. 3 macam tulang rawan serta perkembangannya (P2) 1.2.4. Mengenal perkem1.2.4.1.Menjelaskan proses perkembangan jaringan tulang bangan histofisiologi, (C2) degenerasi serta S.M. 1.2.4.2.Menjelaskan S.M. nutrisi dan histofisiologi tulang jaringan tulang (C2) 1.2.4.3.Menetapkan dengan m.c. jaringan tulang dan pertumbuhan tulang (C4) (P2) 1.2.4.4.Menjelaskan degenerasi dan regenerasi jaringan tulang (C2) Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.2.5. Mengenal S.M. Kor- 1.2.5.1.Menjelaskan S.M. korpuskulum darah (C2) puskulum dara 1.2.5.2.Menerapkan dengan mikroskop cahaya (eritrosit, lekosit, korpuskulum darah pada sediaan (C4) (P2) trombosit) 1.2.6. Mengenal 1.2.6.1.Menjelaskan dasar pembagian jaringan hemopoetik hemopoetik menjadi jaringan mieloid dan jaringan limfatik (C2) 1.2.6.2.Membuat daftar stadia eritropoesis, granulopoersis, limfopoesis, monopoesis dan trombopoesis (C2) 1.2.6.3.Menetapkan dengan mikroskop caha jaringan mieloid dan jaringan limfatik (C4) (P2) 1.3.Jaringan Otot 1.3.1. Mengenal asal, 1.3.1.1.Menyebutkan asal dan lokasi jaringan otot polos lokasi, histofisiologi secara umum (C1) dan S.M. otot polos 1.3.1.2.Menjelaskan S.M. jaringan dan serat otot polos (C2) 1.3.1.3.Menetapkan dengan mikroskop cahaya jarngan otot polong (C4) (P2) 1.3.2. Mengenal asal, 1.3.2.1.Menyebutkan asal dan lokasi jaringan otot seran lokasi, histofisiologi lintang secara umum (C1) dan otot seran lintang 1.3.2.2.Menjelaskan S.M. jaringan dan serat otot seran (otot skelet) lintang (C2) 1.3.2.3.Menjelaskan kaitan S.M. elektron dan slinding teory jaringan otot skelet (C2) 1.3.2.4.Menetapkan dengan mikroskop cahaya jaringan otot skelet (C4) (P2) 1.3.3. Mengetahui S.M. 1.3.3.1.Menjelaskan S.M. jaringan dan serat otot jantung otot jantung (C2) 1.3.3.2.Menetapkan dengan mikroskop cahaya jaringan dan serat otot jantung (C4) (P2)

47

1.4.Jaringan Syaraf 1.4.1. Mengenal asal, lokasi, histofisiologi dan S.M. Neuron

1.4.1.1.Menyebutkan asal, lokasi, dan histofisiologi neuron (C1) 1.4.1.2.Menjelaskan S.M. badan sel syaraf, neurit dan dendrit (C2) 1.4.1.3.Menjelaskan klasifikasi neuron berdasarkan jumlah cabang proto plasmanya 1.4.1.4.Menetapkan dengan mikroskop cahaya neuron motorik (C4) (P2) 1.4.2. Mengenal susunan 1.4.2.1.Menjelaskan S.M. serat syaraf bermielin dan tidak S.M. syaraf perifer bermielin pada susunan syaraf perifer (C2) 1.4.2.2.Menjelaskan S.M. nervus (jaringan syaraf) di susunan syaraf perifer (C2) 1.4.2.3.Menjelaskan S.M. ganglion (C2) 1.4.2.4.Menetapkan dengan mikroskop cahaya serat syaraf bermielin, tidak bermielin, nervus pada susunan syaraf perifer dan ganglion (C4) (P2) 1.4.3. Mengenal S.M. 1.4.3.1.Menjelaskan perbedaan S.M. substansia grisea dan susunan syaraf pusat substansia alba (C2) 1.4.3.2.Menjelaskan asal, lokasi, histofisiologi dan S.M. 4 macam sel, neuroglia pada susunan syaraf pusat (C2) 1.4.3.3.Menjelaskan S.M. substansia grisea dan alba mendula spinalis, serebrum dan serebelum (C2) 1.4.3.4.Menyebutkan 3 macam pembukus susunan syaraf pusat (C1) 1.4.3.5.Menetapkan dengan mikroskop cahaya komponenkomponen serebrum dan serebelum (C4) (P2) 1.4.4. Mengenal lokasi, 1.4.4.1.Menjelaskan lokasi, histofisiologi dan S.M. 5 histo-fisiologi dan badan akhiran syaraf sensorik dan motorik (C2) S.M. badan akhiran 1.4.4.2.Menetapkan dengan mikroskop cahaya 2 contoj syaraf sensorik dan badan akhiran syaraf (bd Messner, bd Vater motorik Pacini) (C4) (P2) 2.1. Sistem Peredaran darah dan getah bening 2.1.1. Memahami 2.1.1.1.Menjelaskan klasifikasi pembuluh darah pembagian sistem berdasarkan diameter dan struktur mikroskopik peredaran darah dan dindingnya (C2) getah bening 2.1.1.2.Menjelaskan klasifikasi pembuluh getah bening berdasarkan diameter dan struktur mikroskopik dindingnya (C2) 2.1.2. Mengenal struktur 2.1.2.1.Menjelaskan struktur mikroskopok dan mikroskopik dan histofisiologi kapiler, arteri dan vena (C2) histofisiologi 2.1.2.2.Menjelaskan struktur mikroskopik dan pembuluh darah histofisiologi pembuluh getah bening kecil / (kapiler, arteri, vena) kapiler, sedang dan besar (C2) dan getah bening 2.1.2.3.Menetapkan dengan mikroskop cahaya kapiler, arteri (kecil, sedang, besar) dan vena (kecil, sedang, besar) C4) (P2) 2.2.Organ Limfoid 2.2.1. Mengenal struktur 2.2.1.1.Menjelaskan struktur mikroskopik limfonodulus, mikroskopik dan limfonodus, tonsila palatina dan timus (C2) histo-fisiologis 2.2.1.2.Menjelaskan aliran getah bening dalam limfonodus limfonodolus, (C2) limfonodus, tonsila 2.2.1.3.Menjelaskan lokasi utama dan daerah proliferasi

48

dan timus

limfosit di dalam limfonodus (C2) 2.2.1.4.Menetapkan dengan mikroskop cahaya limfonodulus, limfonodus, tonsila platina dan timus (C4) (P2) 2.3.1.1.Menyebutkan secara berurutan bagian-bagian sistem makanan (C1) 2.3.2.1.Menjelaskan struktur mikroskopik bibir dan pipi (C2) 2.3.2.2.Menjelaskan struktur mikroskopik lidah (C2) 2.3.2.3.Menjelaskan lokasi dan struktur mikroskopik 3 macam papila lidah (C2) 2.3.2.4.Menjelaskan struktur mikroskopik dan lokasi alat pengecap (C2) 2.3.2.5.Menjelaskan struktur mikroskopik gingiva dan palatum durum dan molle (C2) 2.3.2.6.Menetapkan dengan mikroskop cahaya bibir, lidah, papila lidaj (papila filiformis, fungiformis, sirkumvalata, foliata) (C4) (P2) 2.4.1.1.Menjelaskan struktur mikroskopik, lokasi dan fungsi kelenjar parotis, kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis (C2) 2.4.1.2.Menetapkan dengan mikroskop cahaya kelenjar parotis, kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis (C2) 2.5.1.1.Menjelaskan struktur mikroskopik dan lokasi lapisan-lapisan email dentin, sementum, membran periodontal dan pulpa dentis (C2) 2.5.1.2.Menjelaskkan asal dan perkembangan organ email dan papila dentis (C2) 2.5.1.3.Menerangkan pembentukan lapisan sementum (C1) 2.5.1.4.Menjelaskan peranan serat sharpey dalam memperkuat kedudukan gigi pada alveolus gigi (C2) 2.5.1.5.Menetapkan dengan mikroskop cahaya pada sediaan gigi : - Email - Dentin - Kanalis dentinalis - Sementum - Ruangan pulpa dentis - Perkembangan gigi (C4) (P2) 2.6.1.1.Menjelaskan struktur mikroskopik, lokasi, histofisiologi membran periodontal dan jaringan tulanmg alveolar (C2)

2.3.Sistem Saluran makanan 2.3.1. Memahami pembagian sistem saluran makanan 2.3.2. Mengenal struktur mikroskopik ruang mulut, lidah, bibir, pipi, gingiva dan palatum

2.4.Kelenjar Liur 2.4.1. Mengenal struktur mikroskopik, lokasi dan fungsi kelenjar liur 2.5.Jaringan gigi 2.5.1. Mengenal struktur mikroskopik dan perkembangan gigi

2.6. Membran periodontal 2.6.1. Mengenal struktur mikroskopik, lokasi dan histofisiologi membran periodontal dan jaringan tulang alveolar 2.7. Kelenjar Endokrin

49

2.7.1. Memahami pembagian kelenjar endokrin 2.7.2. Mengenal asal, struktur mikroskopisk dan fungsi beberapa kelen-jar endokrin (hipofise, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid dan pulau langerhans pankreas)

2.7.1.1.Menyebutkan bagian-bagian dari kelenjar hipofise (C1) 2.7.2.1.Menjelaskan asal, struktur mikroskopik dan fungsi hipofisis, kelenjar tiroid dan kelenjar paratiroid dan pulau langerhans pankreas (F) (C2) 2.7.2.2.Menyebutkan hormon-hormon yang dihasilkan adeno hipofisis dan sel-sel yang menghasilkannya/dan pulau langerhand pakreas (C1) 2.7.2.3.Menyebutkan asal dan fungsi neuro sekret dan tempat penyimpanannya (C1) 2.7.2.4.Menjelaskan sistem portal hipofisis serebri dan fungsinya (F) (C2) 2.7.2.5.Menetapkan dengan mikroskop cahaya sel-sel pada : - Kelenjar hipofisis (paranterior, pars intermedia, pars posterior) - Kelenjar tiroid - Kelenjar para tiroid - Pulau langerhans pankreas (C4) (P2) 2.8.1.1.Menyebutkan asal dan histofisiologi kulit (C1) 2.8.1.2.Menjelas struktur mikroskopisk ke 5 lapisan epidemi dan ke 2 lapisan demis (C2) 2.8.1.3.Menjelaskan perbedaan lapisan-lapisan kulit tebal dan kulit tipis (C2) 2.8.1.4.Menjelaskan proses degenerasi dan regenerasi kulit (C2) 2.8.1.5.Menetapkan dengan mikroskop cahaya, epidermis dan dermis (C4) (P2) 2.8.2.1.Menjelaskan asal, struktur mikroskopik dan fungsi sel pigmentum (C2) 2.8.2.2.Menetapkan dengan mikroskop cahaya, sel pigmentum (C4) (P2)

2.8. Kulit 2.8.1. Mengenal asal, struktur mikroskopisk dan proses degenerasi serta regenerasi kulit

2.8.2. Mengenal asal, struktur mikroskopik dan fungsi sel pigmentum

50

MIKROBIOLOGI CABANG ILMU BEBAN STUDI : MIKROBIOLOGI : 3 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : Melakukan pemeriksaan laboratoris untuk menegakkan diagnosa 1. Memahami pathogenesis dan perjalanan penyakit untuk menentukan prognosa 2. Menguraikan prinsip sterilisasi untuk tindakan-tindakan Kedokteran Gigi 3. Menguraikan mengenai kekebalan dan pencegahan penyakit CABANG ILMU : MIKROBIOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1.Bakteriologi Umum 1.1.1. Memahami sifat-sifat 1.1.1.1.Menyebutkan dasar-dasar klasifikasi dan umum kuman, traxonomi kuman (C1) sehingga dapat 1.1.1.2.Membedakan bentuk coccus batang, vibrio, menjelaskan spirochaeta dan virus (C2) peristiwa 1.1.1.3.Menerangkan sifat dan bagian-bagian dari bakteri pertumbuhan kuman (C1) 1.1.1.4.Menerangkan mengenai fisiologi bakteri (C2) 1.2. Dasar-dasar pemeriksaan laboratorium 1.2.1. Memahami dasar 1.2.1.1.Membuat sediaan (preparat) untuk diagnose pemeriksaan laborasementara (P2)(C3) toris sehingga dapat 1.2.1.2.Membedakan pertumbuhan bakteria pada media melakukan yang dibuat ad. C3, P2/ yang berhubungan dengan pemeriksaan sediaan pembuatan sediaan tersebut di atas (C2) 1.3. Pengolahan bahan pemeriksaan klinik 1.3.1. Memahami cara 1.3.1.1.Menjelaskan cara-cara pengambilan material yang pengambilan akan diperiksa di laboratorium (C2) material, syarat1.3.1.2.Menjelaskan syarat-syarat pengiriman bahan ke syarat pengilaboratorium (C2) rimannya, serta 1.3.1.3.Menerangkan pengelolaan bahan di laboratorium pengelolaannya di (C2) laboratorium 1.4. Cara isolasi kuman dari bahan pemeriksaan darah 1.4.1. Memahami cara 1.4.1.1.Menerangkan kemungkinan adanya bakteriaemia isolasi kuman dari dalam perawatan jaringan gigi dan mulut (C2) bahan pemeriksaan 1.4.1.2.Menerangkan terjadinya bakteriaemia (C2) darah sehingga dapat 1.4.1.3.Menjelaskan bakteria yang mungkin tersangkut mengetahui adanya pada proses bakteraemia (C2) bakteriaemia akibat tindakan kedokteran gigi 1.5.Cara isolasi kuman pathogen dari bahan pemeriksaan asal rongga mulut dan tractus respiratorius 1.5.1. Memahami cara 1.5.1.1.Melakukan pengambilan bahan dari gigi dan isolasi kuman mukosa rongga mulut (P2) patogen dari bahan 1.5.1.2.Melaksanakan bermacam-macam cara pengecatan pemeriksaan asal yang umum (P2) (C2) rongga mulut dan 1.5.1.3.Membedakan media yang diperlukan untuk isolasi

51

tractus respiratorius kuman (C2) sehingga dapat 1.5.1.4.Menafsirkan diagnosa penyakit secara mikroskopis menentukan kuman dan culturing (P2) (C2) penyebab infeksinya 2.1.Interaksi antara hospes dan kuman 2.1.1. Memahami proses 2.1.1.1.Menerangkan cara-cara infeksi jasad renik ke interaksi antar hospes dalam tubuh hospes (C2) kumas sehingga 2.1.1.2.Menerangkan mekanisme pertahanan tubuh dari dapat memperkirakan hospes (C2) prognosa penyakit 2.1.1.3.Menerangkan sifat-sifat kuman yang menentukan virulensi (C2) 2.1.1.4.Menerangkan timbulnya zat anti spesifik dalam serum pada beberapa penyakit (C2) 2.1.1.5.Menerangkan adanya carrier (C1) 2.2. Bakteriologi khusus 2.2.1. Memahami beberapa 2.2.1.1.Menerangkan sifat khas dari beberapa kuman kuman spesifik yang spesifik secara mikroskopis (P2)(C2) penting 2.2.1.2.Membedakan bermacam-macam media selektif untuk isolasi kuman spesifik (C2) 2.2.1.3.Menerangkan sifat-sifat khas dari bermacammacam bakteria rongga mulut : kuman berbentuk coccus, kuman-kuman berbentuk batang, spirochacta (C2) 2.2.1.4.Menerangkan macam dan sifat bakteria yang terdapat dalam dental plaque, karang gigi, caries gigi, peradangan pulpa, jaringan periapical dan jaringan lunak rongga mulut (C2) 2.3. Cara menegakkan diagnosa laboratoris untuk menyusun bagan terapi dan tindakan pencegahan 2.3.1. Memahami cara-cara 2.3.1.1.Menggunakan mikroskop untuk menegakkan menegakkan diagnosa (C2) (P2) diagnosa laboratoris, 2.3.1.2.Melakukan identifikasi kuman dengan 7 cara sehingga dapat pewarnaan dan pembiakan (C3) (P2) menyusun bagan 2.3.1.3.Menerangkan 2 macam test kepekaan kuman terapi dan tindakan terhadap suatu obat (C2) pencegahan 2.4.Virologi 2.4.1. Memahami sifat-sifat 2.4.1.1.Menyebutkan sifat-sifat umum dari virus (C1) umum yang khas 2.4.1.2.Menerangkan beberapa penyakit virus yang pada virus mempunyai gejala dalam rongga mulut (C2) 2.4.1.3.Menyebutkan perbedaan penanaman virus dan bakteri (C1) 3.1. Sterilisasi 3.1.1. Memahami 3.1.1.1. Menerangkan apa yang disebut keadaan steril dan cara-cara mematikan kegunaannya (C2) (P1) kuman 3.1.1.2. Menerangkan mengenai 4 cara fisis untuk mencapai keadaan steril (C2) (P1) 3.1.1.3. Membedakan bahan-bahan yang dipakai untuk desinfectants (C2) 3.1.1.4. Membedakan cara sterilisasi panas basah dan panas kering (C2) (P2) 3.1. Immunologi 3.1.1. Memahami 3.1.1.1. Menerangkan definisi kebal (imun) kekebalan faktor kekebalan cellular (sel-sel tubuh) dengan proses

52

3.1.2. Menerangkan pelbagai reaksi antigen-antibodi invitro (Serologi) 3.1.3. Memahami pemerik-saan golongan darah 3.1.4. Memahami penyakit-penyakit yang menimbulkan kekebalan

3.1.2.1. 3.1.2.2. 3.1.2.3. 3.1.3.1. 3.1.3.2. 3.1.3.3. 3.1.4.1. 3.1.4.2.

phagocytosis (C2) 3.1.1.2. Menerangkan proses pertahanan humoral (C2) 3.1.1.3. Membedakan kekebalan aktif dan pasif (C2) 3.1.1.4. Menerangkan pembuatan vaksin (C1) Menerangkan antigen-antibodi intro dalam garis besar untuk menunjang diagnosa (C2) Menerangkan penilaian reaksi Wassermann (C2) Menerangkan penilaian reaksi Widal (C2) Menerangkan adanya 4 macam golongan darah (C2) Menerangkan cara penentuan golongan darah (C2) Menerangkan kegunaan golongan darah (C2) Menerangkan bagaimana terjadinya kekebalan (immunity) (C1) Mengenal penyakit yang menimbulkan kekebalan (C2)

53

PARASITOLOGI CABANG ILMU BEBAN STUDI : PARASITOLOGI : 2 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 4. Menerangkan jenis parasit yang dapat menyebabkan penyakit, terutama yang merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia 5. Membedakan penyakit parasit di Indonesia yang mempunyai manifestasi langsung maupun tidak langsung di dalam mulut 6. Menggunakan pengetahuan Parasitologi kedokteran untuk meningkatkan kesehatan lingkungan CABANG ILMU : PARASITOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.6. Dasar Parasitologi Kedokteran 1.6.1. Menerangkan dasar 1.6.1.1.Menyebutkan definisi Parasitologi, Biologi, dan Parasitologi Kedokpembagian parasit (C1) teran sehingga dapat 1.6.1.2.Menerangkan 4 sifat parasit dan 10 istilah yang menggunakan berlazim digunakan dalam Parasitologi Kedokteran bagai istilah dalam (C2) parasitologi kedokteran 1.7.Helmintologi 1.7.1. Memahami berbagai 1.7.1.1.Menyebutkan pembagian cacing yang dapat spesies cacing menyebabkan penyakit mulai dari kelas sampai sehing-ga dapat dengan species (C1) membedakan 1.7.1.2.Menyebutkan hospes definitif, hospes perantara berbagai species dan hospes reservoir yang ada pada species cacing yang ada di yang termasuk : Indonesia - Nematoda (9 species) - Trematoda (5 species) - Cestoda (5 spesies) (C1) 1.7.1.3.Menerangkan morfologi dan lingkaran hidup species cacing yang merupakan masalah kesehatan di beberapa daerah di Indonesia : - Nematoda (7 species) - Trematoda (S. Japonicum) - Cestoda (T saginata dan T solium) (C1)

54

CABANG ILMU : PARASITOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.8.Protozoologi 1.8.1. Memahami 1.8.1.1.Menerangkan pengertian, lingkaran hidup, dan pengertian tentang cara penularan protozoa pada umumnya (C2) protozoologi 1.8.1.2.Menyebutkan pembagian protozoa dari kelas kedokteran sehingga sampai dengan species terutama yang dapat dapat membedakan menimbulkan penyakit dan yang hidup dalam berbagai species mulut(C1) protozoa yang dapat 1.8.1.3.Menyebutkan hospes definitif, hospes perantara menimbulkan dan hospes reservoir yang ada pada : penyakit, termasuk - Rhizopoda (E.histolytica & E. Gingivalis) hidup di dalam mulut - Flagellata (G. Lamibia, T. Vaginalis & T Tenax) - Ciliata (B. Coli) - Sporozoa (Plasmodium 3 species, T, Gendii) (C1) 1.8.1.4.Menerangkan morfologi dan lingkaran hidup species protozoa yang terdapat dalam mulut dan yang banyak terdapat di Indonesia, kelas : - Rhizopoda (E.histolytica & E. Gingivalis) - Flagellata (G. Lamibia, T. Vaginalis & T Tenax) - Sporozoa (Plasmodium 3 species, T, Gendii) (C2) 1.9. Mikologi 1.9.1. Memahami 1.9.1.1.Menerangkan pengertian mikologi kedokteran dan pengertian Mikologi morfologi jamur berdasarkan sifat koloni, hifa dan Kedokteran sehingga sporanya (C2) dapat membedakan 1.9.1.2.Membedakan morfologi penyebab mikosis di berbagai species Indonesia, terutama yang ada dalam rongga mulu jamur yang penting (8 genus) (C2) di Indonesia terutama yang hidup di dalam mulut 2.1.Penyakit yang disebabkan berbagai parasit 2.1.1. Memahami berbagai 2.1.1.1.Membedakan nama penyakit dan cara infeksi penyakit cacing di spesies cacing yang merupakan masalah kesehatan Indonesia, sehingga di beberapa daerah di Indonesia dapat mendiagnosa - Nematoda (7 spesies) penyakit yang dise- Trematoda : S. japonicum babkannya berdasar- Cestoda : T. Saginata & T. Solium (C2) kan hasil 2.1.1.2.Menerangkan patologi / klinik beserta cara pemeriksaan diagnosa (secara laboratoris) berbagai penyakit laboratorium yang disebabkan oleh species cacing pada ad. 2.1.1.1. (C2) 2.1.2. Membedakan 2.1.2.1.Menyebutkan nama penyakit dan cara infeksi E. penyakit yang hystolitica, G. Lamibia, T. Vaginalis, B. Coli, disebabkan berbagai Plasmodium dan T. Gondii (C1) species Protozoa 2.1.2.2.Menerangkan patologi / klinik dan cara diagnosa sehingga dapat (secara laboratorium) species protozoa pada ad. menentukan diagnosa 2.1.2.1. (C2) penyakit Protozoa

55

ber-dasarkan hasil peme-riksaan laboratorium 2.1.3. Membedakan penyakit yang disebabkan berbagai species jamur terutama yang terdapat dalam mulut sehingga dapat mendiagnosa penyakit jamur tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium

2.1.3.1.Menyebutkan pembagian penyakit yang termasuk dalam mikrosis superfisialis dan mikosis profunda serta cara infeksinya masing-masing (C1) 2.1.3.2.menerangkan patologi/klinik dan cara diagnosa (secara laboratoris) dari T. versicolor dan mikosis superfisialis yang disebabkan jamur-jamur golongan dermatophyta (C2) 2.1.3.3.Menerangkan patologi/klinik dan cara diagnosa (secara laboratoris) mikosis profunda (Actino mycosis, Nocardiosis, Sporotrichosis, Histoplasmosis, Criptococcosis, Candidiasis, dan Aspergillosis) (C2).

CABANG ILMU : PARASITOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.1.Pencegahan penyebaran Penyakit parasit di lingkungan masyarakat 3.1.1. Menggunakan peng- 3.1.1.1.Menerangkan cara penularan penyakit cacing yang etahuan mengenai tergolong : helminthologi - Nematoda (7 spesies) sehingga dapat - Trematoda ( S. japonicum) meningkatkan - Cestoda (T. Saginata & T. Solium) (C2) kesehatan lingkungan 3.1.1.2.Menyebutkan sumber infeksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi penularan penyakit pada ad. 3.1.1.1. (C1) 3.1.1.3.Menerangkan cara pencegahan terjadinya infeksi cacing pada ad. 3.1.1.1. sehingga dapat meningkatkan kesehatan lingkungan (C2) 3.1.2. Menggunakan 3.1.2.1.Menerangkan cara penularan E. histolytica, G. pengetahuan Lambia, T. vaginalis dan Plasmodium (C2) mengenai pro3.1.2.2.Menyebutkan sumber infeksi dan faktor-faktor tozoologi untuk dapat yang mempengaruhi penularan penyakit protozoa meningkatkan oleh species-species pada ad. 3.1.2.1. (C1) kesehatan lingkungan 3.1.2.3.Menerangkan cara pencegahan timbulnya infeksi oleh protozoa pada ad. 3.1.2.1. untuk peningkatan kesehatan lingkungan (C2) 3.1.3. Menggunakan 3.1.3.1.Menerangkan cara penularan pada : pengetahuan - T Vesicolor mengenai mikologi - Mikosis superfisialis yang disebabkan jamursehingga dapat jamur golongan dermatophyta mencegah penyakit - Mikosis profunda yang mungkin ada dalam yang disebabkannya mulut (7 penyakit) (2) 3.1.3.2.Menyebutkan sumber infeksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi penularan penyakit jamur pada ad. 3.1.3.1. (C1) 3.1.3.3.Menerangkan cara penanggulangan penyakit jamur pada ad. 3.1.3.1 (C2)

56

PATOLOGI ANATOMI CABANG ILMU BEBAN STUDI : PATOLOGI ANATOMI : 3 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Mengetahui ruang lingkup patologi 2. Memahami reaksi tubuh terhadap rangsangan 3. Memahami patogenesis gangguan aliran darah, keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh. 4. Mengetahui dan memahami proses peradangan proses regenerasi/pemulihan jaringan 5. Memahami kemungkinan terjadinya gangguan / kelainan pertumbuhan dan sebabsebabnya 6. Mengetahui dan memahami gambaran histopatologi neoplasma/tumor, sebagai dasar untuk membedakan jenis tumor jinak dan tumor ganas, serta diagnosa bandingannya 7. Mengetahui patologi anatomi khusu non odontogen sebagai dasar untuk memahami proses neoplastik dan non neoplastik jaringan rongga mulut 8. Mengetahui patologi anatomi khusus ondotogen untuk memahami etiologi dan patogenesis gigi karies, infeksi fokal rongga mulut, macam-macam rongga mulut dan neoplasma odontogen rahang CABANG ILMU : PATOLOGI ANATOMI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Pengertian dasar tentang penyakit 1.1.1. Memahami 1.1.1.1 Menjelaskan arti patologi (C2) hubungan patologi 1.1.1.2 Menjelaskan hubungan antara perubahan dengan ilmu-ilmu morfologi jaringan dengan gejala klinik yang kedokteran gigi yang ditumbuhkan (C2) lain 1.1.1.3 Menjelaskan hubungan antara perubahan morfologi jaringan dengan prognosa penyakit (C2) 2.1.Perubahan patologi sel dan jaringan 2.1.1. Memahami konsep 2.1.1.1.Menjelaskan jawaban sel terhadap rangsangan dasar perubahan (C2) morfologi sel dan 2.1.1.2.Menjelaskan adaptasi sel tubuh terhadap jaringan rangsangan (C2) 2.1.1.3.Menyimpulkan perubahan morfologi yang mencerminkan trauma sel (C2) 2.2.Degenerasi and Infiltrasi 2.2.1. Mengetahui konsep 2.2.1.1.Menjelaskan degenerasi jaringan (C2) dasar degenerasi dan 2.2.1.2.Menyebutkan 5 macam degenerasi (C2) infiltrasi 2.2.1.3.Menjelaskan faktor-faktor etiologi degenerasi (C2) 2.2.1.4.Menjelaskan patogenesis degenerasi (C2) 2.2.1.5.Menjelaskan patogenesis infiltrasi lemak (C2) 2.2.2. Memahami 2.2.2.1.Menyimpulkan cloudy swelling (C4) perubahan 2.2.2.2.Menyimpulkan degenerasi hidropik (C4) morfologik 2.2.2.3.Menyimpulkan perlemakan (C4) degenerasi 2.2.2.4.Menyimpulkan degenerasi hialin (C4) 2.2.2.5.Menyimpulkan degenerasi mukoid dan miksomatosa (C4)

57

2.2.2.6.Menyimpulkan degenerasi fibrinoid (C4) 2.3. Pigmentasi patologik 2.3.1. Mengetahui konsep dasar pigmentasi 2.3.1.1.Mendefinisikan pigmentasi patologik (C1) 2.3.1.2.Mendefinisikan pigmentasi endogen dan eksogen (C1)

CABANG ILMU : PATOLOGI ANATOMI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 2.3.1.3.Menyebutkan 5 macam pigmentasi eksogen pada jaringan lunak rongga mulut (C1) 2.3.1.4.Menyebutkan 4 macam pigmentasi eksogen pada gigi (C1) 2.4. Nekrosis dan Gangren 2.4.1. Mengetahui konsep 2.4.1.1.Mendefinisikan kematian sel dan jaringan (C1) dasar kematian sel 2.4.1.2.Menjelaskan patogenesis kematian sel dan jaringan dan jaringan (C2) 2.4.1.3.Menjelaskan etiologi kematian sel dan jaringan (C2) 2.4.1.4.Mendefinisikan otolisis (C1) 2.4.1.5.Mendefinisikan nekrobiosis (C1) 2.4.2. Memahami 2.4.2.1.Menyebutkan 4 macam nekrosis menurut perubahan penyebabnya (C1) morfologis nekrosis 2.4.2.2.Menyimpulkan nekrosis koagulativa (C4) dan gangren 2.4.2.3.Menyimpulkan nekrosis liquativa (C4) 2.4.2.4.Menyimpulkan nekrosis perkejuan (C4) 2.4.2.5.Menyimpulkan nekrosis enzimatik (C4) 2.4.2.6.Menyimpulkan gangren (C4) 3.1. Gangguan aliran darah, gangguan keseimbangan cairan tubuh dan keseimbangan elektrolit 3.1.1. Mengetahui konsep 3.1.1.1.Mendefinisikan Oedema (C1) dasar oedema 3.1.1.2.Menjelaskan patogenesis oedema(C2) 3.1.1.3.Menjelaskan 5 macam oedema pada alat-alat tubuh tertentu (C2) 3.1.1.4.Menjelaskan etiologi masing-masing oedema (C2) 3.1.1.5.Menyimpulkan perubahan morfologis pada masing-masing oedema (C4) 3.1.2. Mengetahui konsep 3.1.2.1.Mendefinisikan hiperemi (C1) dasar hiperemi dan 3.1.2.2.Mendefinisikan kongesti (C1) kongesti 3.1.2.3.Menjelaskan patogenesis hiperemi (C2) 3.1.2.4.Menjelaskan patogenesis kongesti (C2) 3.1.2.5.Menyimpulkan perubahan morfologi pada hiperemi dan kongesti (C4) 3.1.3. Mengetahui konsep 3.1.3.1.Mendefinisikan hemorrhagi (C1) dasar hemorrhagi 3.1.3.2.Menjelaskan perubahan morfologi hemorrhagi (C2) 3.1.3.3.Menjelaskan patogenesis hemorrhagi (C2) 3.1.3.4.Menjelaskan peranan fibroblast pada proses organisasi (C2) 3.1.3.5.Menjelaskan terjadinya rekanalisasi (C2) 3.1.4. Mengetahui konsep 3.1.4.1.Mendefinisikan shock (C1) dasar shock 3.1.4.2.Menjelaskan pembagian shock menurut etiologinya (C2)

58

3.1.4.3.Menjelaskan patogenesis shock (C2) 3.1.4.4.Menjelaskan gejala klinik shock (C2) 3.1.5. Mengetahui konsep 3.1.5.1.Mendefinisikan thrombosis (C1) dasar thrombosis 3.1.5.2.Menjelaskan patogenesis thrombosis (C2) 3.1.5.3.Menjelaskan etiologi thrombosisi (C2) 3.1.5.4.Menjelaskan penyulit/komplikasi thrombosis (C2) 3.1.6. Mengetahui konsep 3.1.6.1.Mendefinisikan emboli (C1) dasar emboli 3.1.6.2.Menjelaskan patogenesis emboli (C2) 3.1.6.3.Menjelaskan etiologi infark (C2) 3.1.6.4.Menjelaskan penyulit/komplikasi emboli (C2) 3.1.7. Mengetahui konsep 3.1.7.1.Mendefinisikan infark (C1) dasar infark 3.1.7.2.Menjelaskan patogenesis infark (C2) 3.1.7.3.Menjelaskan etiologi infark (C2) 3.1.7.4.Menjelaskan perubahan morfologi infark (C2) 3.1.7.5.Meramalkan penyulit/komplikasi infark (C2) 3.1.8. Mengetahui konsep 3.1.8.1.Menjelaskan fungsi kalsium dalam tubuh (C2) dasar gangguan 3.1.8.2.Menjelaskan peranan kelenjar paratiroid dalam metabolisme kalsium mengatur kadar kalsium darah (C2) 3.1.8.3.Mendefinisikan klasifikasi patologik (C1) 3.1.8.4.Menjelaskan etiologi dari masing-masing klasifikasi patologik (C2) 3.1.8.5.Menjelaskan patogenesis dari masing-masing klasifikasi patologik (C2) 3.1.8.6.Menyimpulkan 3 macam klasikasi (C4) 4.1.Proses radang dan pemulihan / regenerasi jaringan 4.1.1. Mengetahui konsep 4.1.1.1.Mendefinisikan keradangan (C1) dasar keradangan 4.1.1.2.Menyimpulkan perubahan perubahan hemodinamik pada respon keradangan (C4) 4.1.1.3.Menyimpulkan perubahan permeabilitas pada respon keradangan (C4) 4.1.1.4.Menyimpulkan perubahan sel lekosit pada respon keradangan (C4) 4.1.1.5.Menjelaskan faktor-faktor kimiawi yang ada hubungannya dengan keradangan (C2) 4.1.1.6.Menyimpulkan 7 macam sel radang (C4) 4.1.2. Memahami 4.1.2.1.Menyimpulkan 3 macam radang menurut waktu perubahan (C4) morfologik 4.1.2.2.Menyimpulkan 5 macam radang menurut jenis keradangan eksudat (C4) berdasarkan waktu, 4.1.2.3.menyimpulkan 3 macam radang menurut lokalisasi jenis eksudat dan (C4) lokalisasi 4.1.2.4.Menetapkan masing-masing radang atas dasar gambaran patologik anatomik (C4) 4.1.2.5.Menjelaskan gejala klinik dari masing-masing radang mulut (C2) 4.1.3. Memahami perubahan morfologik keradangan berdasarkan agens penyebabnya 4.1.4. Mengetahui konsep 4.1.3.1.Menyimpulkan reaksi keradangan terhadap kuman-kuman pyogenik (C4) 4.1.3.2.Menyimpulkan reaksi keradangan terhadap infeksi kuman-kuman yang menyebar (C4) 4.1.3.3.Melukiskan reaksi keradangan terhadap rangsang imunologik (C2) 4.1.3.4.Melukiskan reaksi keradangan terhadap virus (C2) 4.1.4.1.Mendefinisikan radang rranulomatik (C1)

59

4.1.4.2.Menjelaskan 3 macam radang granulomatik spesifik (C2) 4.1.4.3.Menjelaskan etiologi dan macam-macam radang granulomatik (C2) 4.1.4.4.Menjelaskan patogenesis dan masing-masing radang granulomatik (C2) 4.1.4.5.Menyimpulkan perubahan morfologi jaringan/organ pada radang granulomatik (C4) 4.1.5. Mengetahui konsep 4.1.5.1.Menjelaskan proses pemulihan/regenerasi jaringan dasar pemulihan / (C2) regenerasi jaringan 4.1.5.2.Menjelaskan 3 golongan sel pada proses pemulihan jaringan (C2) 4.1.5.3.Menyimpulkan kemampuan proliferasi sel fihoblast pada proses pemulihan jarngan, termasuk pemulihan jaringan tulang (C4) 4.1.5.4.Menyimpulkan penyulit/komplikasi pemulihan jaringan (C4) 5.1.Proses retrogresif dari kelainan pertumbuhan sel dan jaringan 5.1.1. Mengetahui konsep 5.1.1.1.Mendefinisikan gangguan pertumbuhan neoplastik dasar gangguan (C1) pertumbuhan 5.1.1.2.Mendefinisikan hiperplasia (C1) 5.1.1.3.Mendefinisikan metaplasia (C1) 5.1.1.4.Mendefinisikan atrofi (C1) 5.1.1.5.Mendefinisikan hipertrofia (C1) 5.1.1.6.Mendefinisikan distrofia (C1) 5.1.1.7.Menjelaskan patogenesis dari masing-masing gangguan pertumbuhan non neoplastik (C2) CABANG ILMU : PATOLOGI ANATOMI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 6.1. Neoplasma / Tumor 6.1.1. Mengetahui konsep 6.1.1.1.Mendefinisikan neoplasma (C1) dasar neoplasma 6.1.1.2.Menjelaskan asal neoplasma pada tingkat sel maupun jaringan (C2) 6.1.1.3.Menjelaskan perbedaan antara neoplasma jinak dan ganas (C2) 6.1.1.4.Menjelaskan deferensiasi dari anaplasia (C2) 6.1.1.5.Menjelaskan macam-macam neoplasma atas derajat keganasannya (C2) 6.1.1.6.Menjelaskan cara pertumbuhan dan penyebaran neoplasma (C2) 6.1.1.7.Menjelaskan kasinogenesis dan bahan-bahan karsinogenik (C2) 6.1.2. Mengetahui konsep 6.1.2.1.Menjelaskan aspek klinik neoplasma (C2) dasar hubungan 6.1.2.2.Menjelaskan akibat-akibat neoplasma jinak klinik dan neoplasma terhadap tubuh (C2) 6.1.2.3.Menjelaskan akibat-akibat neoplasma ganas terhadap tubuh (C2) 6.1.2.4.Menjelaskan cara-cara diagnosis neoplasma (C2) 6.1.2.5.meyimpulkan distribusi neoplasma (C4) 7.1.Patologi anatomi non odintogen jaringan rongga mulut dan sekitarnya 7.1.1. Mengetahui dan me- 7.1.1.1.Melukiskan patogenesis, insiden, komplikasi mahami kelainan cheiloschisis (C2)

dasar granulomatik

60

7.1.1.2.Menjelaskan chellognathoschisis, cheilognathopalatoschisis dan oblique facial cleft (C2) 7.1.1.3.Melukiskan jenis, bentuk dan tingkat radang bibir (C1) 7.1.1.4.Menjelaskan cheilitis vesicularis, cheilosis, momhans dan chance drum (C2) 7.1.1.5.Menjelaskan tumir jinak dan pseudo tumor bibir (C2) 7.1.1.6.Menjelaskan tumor ganas bibir (C2) CABANG ILMU : PATOLOGI ANATOMI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 7.1.2. Mengetahui dan 7.1.2.1.Menjelaskan radang mukosa rongga mulut dan memahami gusi (C2) pigmentasi dari jenis 7.1.2.2.Menjelaskan tato amalgam, angyria plumbism, neoplasma yang melanosis (C2) sering terdapat pada 7.1.2.3.menyimpulkan : tumor jinak mukosa mulut, mukosa mulut papiloma, fibroma, lipoma, haemangioma, lympahangioma, neurofibroma, rhabdomyoma (C4) 7.1.2.4.Mendefinisikan Epulis (C1) 7.1.2.5.Menyimpulkan 6 jenis epulis : - Epulis fissuratum, epulis fibromatosa, epulis angiomatosa, epulis gigantocellulare, epulis gravidarum, epulis granulomatosa (C4) 7.1.3. Mengetahui dan 7.1.3.1.Menjelaskan microglosia dan macroglosia (C2) memahami kelainan 7.1.3.2.menjelaskan patogenesis lingual thyroid, rhomboid kongenital, glossitis, geogarfic tongue, bifid tongue (C2) peradangan dan 7.1.3.3.menyimpulkan tingkat, jenis dan bentuk tumor-tumor yang keradangan pada lidah (C4) sering terdapat pada 7.1.3.4.Menyimpulkan patogenesa dan morfologi lidah leukoplakia, erythroplakia, moniliasis, lichenplanus, carcinoma insitu dan nevus pigmentosis, carcinoma dan sarcoma (C4) 7.1.4. Menjelaskan dan 7.1.4.1.Menjelaskan patogenisis kelainan bawaan gigi dan memahami kelainan tulang rahang (C2) kongenital, penyakit- 7.1.4.2.Menjelaskan dentinogenesis imperfecta, penyakit yang amelogenesia imperfecta, hypoplasia dentin, menyebabkan aplasia/agenesia, microdontia, makrodontia (C2) kelainan dan tumor7.1.4.3.Menjelaskan agnathia, micrognathia, tumor pada tulang macrognathia, acromegalia (C2) rahang CABANG ILMU : PATOLOGI ANATOMI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 7.1.4.4.Menyimpulkan fibroma, osteoma, chondroma, torus palatinus, tprus mandibularis, central giant cell, reparative granuloma, osteoraskoma (C4) 7.1.5.Mengetahui dan me7.1.5.1.Menjelaskan etiologi, derajat, dan jeis keradangan mahami peradangan pada kelenjar liur (C2) dan tumor-tumor ke7.1.5.2.Menyimpulkan sialodenitis, sialo dactitis, sialo lenjar liur lithiasis, parOtitis epidemika dan kista retensi (C4)

kongential, keradangan dan tumortumor pada bibir

61

7.1.5.3.Mendefinisikan sjogren syndrome dan mickulicz sydroma/ mickuliczdesease (C2) 7.1.5.4.Mendefinisikan jenis dan sifat neoplasmaneoplasma kelenjar liur (C1) 7.1.5.5.Menyimpulkan mixed tumor, tumor whartin, oncytoma, oxyphilic cell adenoma, mucoepidermoid carcinoma, cylindroma, malignant mixed tumor (C4) 8.1.Patologi anatomi odontogen struktur rongga mulut 8.1.1.Mengetahui dan me8.1.1.1. Menjelaskan patogenesis dan pembagian mahami histogenesis caries gigi (C2) anatomi dan etiologi 8.1.1.2. Meramalkan penjalaran dan penyulit caries caries gigi (C2) 8.1.1.3. Menjelaskan dasar-dasar prevensi/pencegahan caries gigi (C2) 8.1.2.Mengetahui dan me8.1.2.1. Mendefinisikan infeksi lokal dan infeksi mahami akibat dari odontoden (C1) infeksi odontogen dan 8.1.2.2. Menyimpulkan patogenesis dan morfologi infeksi lokal serta pembagian pulpitis (C2) 8.1.2.3. Menyimpulkan patogenesis periodontitis periapikalis akuta dan khronika serta kemungkinan penjalarannya (C4) 8.1.2.4. Menyimpulkan patogenesis dan morfologi granuloma periapikalis dan kista radikular (C4) 8.1.2.5. Menjelaskan osteomyelitis rahang (C2) CABANG ILMU : PATOLOGI ANATOMI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 8.1.2.6. Menjelaskan komplikasi infeksi fokal (C2) 8.1.3.Mengetahui dan me8.1.3.1. Menjelaskan pembagian kista odontogen mahami pembagian (C2) dari jenis-jenis kista 8.1.3.2. Menyimpulkan patogenesis dan etiologi rongga mulut kista periodontal (C4) 8.1.3.3. Menyimpulkan patogenesis dan etiologi kista fullikularis (C4) 8.1.4.Mengetahui dan me8.1.4.1. Menjelaskan pembagian tumor odontogen mahami pembagian rahang (C2) tumor odontogen dan 8.1.4.2. Menjelaskan morfologi dan komplikasi jenis, sifat serta lokatumor odontogen rahang (C2) lisasi tumor-tumor 8.1.4.3. Menyimpulkan ameloblastoma dengan 5 yang sering dijumpai variannya (C4) 8.1.4.4. Menyimpulkan tumor odontogen mesenchym dengan 5 variannya (C4) 8.1.4.5. Menyimpulkan tumor campur odontogen dengan 6 variannya (C4) 9.1. Cara-cara pengambilan dan pengiriman biopsy/sitologi dan dasar-dasar penilaiannya 9.1.1.Mengetahui cara-cara 9.1.1.1. Menerangkan secara garis besar prinsip pengumpulan bahan dasar fiksasi jaringan maupun cairan tubuh (C2) sediaan biopsy dan 9.1.1.2. Menjelaskan 3 macam bahan fiksasi (C2) sitologi 9.1.1.3. Menjelaskan cara-cara pengiriman sediaan histopatologi dan sitologi (C2) (P2) 9.1.2.Mengetahui cara-cara 9.1.2.1. Menafsirkan hasil pemeriksaan sediaan pembacaan hasil histopatologi dan sitologi (C2) (P2)

62

pemeriksaan histopatologi

9.1.2.2. Menafsirkan klasifikasi hasil pemeriksaan sitologi (C2) 9.1.2.3. Meramalkan prognosa penderita berdasarkan pemeriksaan histopatologi dan sitologi (C2)

63

FARMAKOLOGI CABANG ILMU BEBAN STUDI : FARMAKOLOGI : 3 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Menjelaskan phamako kinetik dinamik obat-obatan untuk menunjang perawatan kasus kedokteran gigi 2. Menjelaskan mengenai obat-obat yang mempengaruhi susunan syaraf otonom 3. Menjelaskan penggunaan obat-obatan yang dipergunakan pra bedah dalam pembedahan dan pasca bedah, serta khasiat sampingannya 4. Menjelaskan penggunaan preparat antiseptika CABANG ILMU : FARMAKOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Pengetahuan dasar Farmakologi dan Toksikologi 1.1.1. Menjelaskan istilah 1.1.1.1 Mendefinisikan istilah : farmakologi, farmasi, yang dipergunakan farmakognosi, farmakokinetik, dalam farmakologi biotransformasi, indeks terapi, LDSO, adiksi, toleransi, idiosimkrosi, kipersensitif, placebo (C1) 1.1.2. Menjelaskan dasar 1.1.2.1 Menjelaskan proses yang dialami obat dalam farmakokinetik, dan organisme hidup (C2) farmakodinamik obat 1.1.2.2 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi, distribusi, biotransformasi dan ekskresi obat (C2) 1.1.2.3 Menjelaskan cara kerja obat, titik tangkap kerja obat dan hubungan antara struktur dengan aktifitas obat (C2) 1.1.3. Menjelaskan faktor 1.1.3.1 Menjelaskan hubungan antara dosis dengan efek yang dapat obat dan hubungan antara efek obat dengan mempengaruhi efek waktu (C2) obat 1.1.3.2 Menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intensitas efek obat (C2) 1.1.4. Menjelaskan dasar1.1.4.1 Menjelaskan gejala umum keracunan obat (C2) dasar toksikologi 1.1.4.2 Menjelaskan prinsip pencegahan dan pada umumnya pengobatan pada keracunan (C2) 2.1. Obat-obat yang bekerja pada susunan syaraf otonom 2.1.1. Menjelaskan pene2.1.1.1.Menjelaskan pembagian anatomi susunan syaraf rapan pengetahuan otonom (C2) anatomi dan faal 2.1.1.2.Menjelaskan fungsi system adrenergic dan susunan syaraf otokholinergik terhadap alat-alat otonom (C2) nom pada pemberian obat-obatan 2.1.2. Menjelaskan 2.1.2.1.Menjelaskan acetylcholin sebagai transmitter transmisi kholinergik kholinergik (C2) dan adrenergic

64

CABANG ILMU : FARMAKOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 2.1.2.2.Menjelaskan non-epinepphrin dan epinephrine sebagai transmitter adrenergic (C2) 2.1.3. Menjelaskan 2.1.3.1.Menjelaskan penggolongan obat-obat susunan penggolongan obatsyaraf otonom (simpatomimetik, simpatolitik, obat susunan syaraf parasimpatomimetik, parasimpatolitik ginglionis, otonom blocking agent) dengan contoh-conthnua (C2) 2.1.4. Menjelaskan cara 2.1.4.1.Menjelaskan reseptor-reseptor simpatis (C2) kerja obat-obat 2.1.4.2.Menjelaskan mekanisme obat-obat adrenergic pada susun-an syaraf reseptor alfa dan beta (C2) otonom 2.1.5. Menjelaskan 2.1.5.1.Menjelaskan pengaruh golongan simpatomimetik pengaruh obat-obat dan simpatolitik pada kardiovaskuler, saluran SSO pada beberapa pernafasan (bronchus) (C2) organ 2.1.5.2.Menjelaskan pengaruh golongan parasimpatomimetik dan para simpatolitik pada saluran cerna, kelenjar-kelenjar, mata dan tractus genitalis (C2) 2.1.6. Menerapkan penggu- 2.1.6.1.Menerapkan penggunaan epinephrine sebagai naan obat-obat simterapi anafilatik shok (C3) patomimetik dan 2.1.6.2.Menerapkan penggunaan epinephrine dan obat-obat para beberapa simpatomimetik lainnya sebagai simpatolitik vasokonstriktor pada anestesi lokal (C3) 2.1.6.3.Menerapkan penggunaan obat-obat parasimpatolitik untuk mengurangi sekresi kelenjar ludah dan premedikasi pada anestesi umum (C3) 2.1.6.4.Menyebutkan penggunaan obat-obat parasimpatomimetik, simpatolitik dan ganglionic agents (C1) 2.1.7. Menjelaskan efek 2.1.7.1.Menjelaskan kontraindikasi penggunaan samping dan simpatomimetik, parasimpatik di bidang kerugian kedokteran gigi (C2) CABANG ILMU : FARMAKOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.1. Pengetahuan dasar Farmakologi dan Toksikologi 3.1.1. Memahami arti dan 3.1.1.1.Mendefinisikan anestesi umum (C1) stadia anestesi umum 3.1.1.2.Menyebutkan penggolongan anestetika umum serta teori (volatile, gas, liquid) dan masing-masing mekanismenya contohnya (C1) 3.1.1.3.Menjelaskan 4 stadia anestesi umum dengan gejalanya masing-masing (C2) 3.1.1.4.Menjelaskan bahaya stadium 2 dan 4 (C2) 3.1.1.5.Menjelaskan teori yang paling menyokong terjadinya anestesi umum (C2) 3.1.2. Menjelaskan 3.1.2.1.Memahami sifat-sifat anastetika umum yang penggunaan obat digunakan di bidang kedokteran gigi (C2) anastetika umum 3.1.2.2.Menerapkan metode anestesi umum yang sesuai untuk masing-masing anestetika umum (C3) 3.1.3. Menjelaskan aneste- 3.1.3.1.Menjelaskan pengaruh anestetik umum terhadap tika lokal sistem pernafasan, bronchus, jantung, hepar (C2)

65

3.1.3.2.Menjelaskan bahaya-bahaya dan toksisitas akibat ad. 3.1.3.1. (C2) 3.2. Obat-obat anestetika lokal 3.2.1. Menjelaskan sifat 3.2.1.1.Menjelaskan perbedaan terjadinya anestetika lokal umum dan cara kerja dan umum (C2) anestesi lokal 3.2.1.2.Mendefinisikan anestetika lokal (C1) 3.2.1.3.Menjelaskan pengaruh anestetika lokal terjadap pertukaran Na ion dan K ion melalui membran sel (C2) 3.2.1.4.Menjelaskan perbedaan pengaruh-pengaruh anestetika lokal pada serabut-serabut syaraf (C2) 3.2.2. Menjelaskan 3.2.2.1.Menyebutkan penggolongan anestetika lokal (ester penggolongan dan non ester) dan contoh-contohnya (C1) anestetika lokal serta 3.2.2.2.Menerangkan cara-cara pemberian anestetika lokal menerapkan di bidang kedokteran gigi (C3) penggunaannya dan 3.2.2.3.Menggunakan anestetika lokal yang tepat di khasiat bidang kedokteran gigi (C3) sampingannya 3.2.2.4.Menjelaskan penggunaan campuran vasokonstriktor pada macam-macam anestetika lokal (C2) 3.2.2.5.Menjelaskan efek samping anestetika lokal terhadap SSP (CNS), kemungkinan terjadinya reaksi alergi (C2) 3.3. Analgetika antipiretika 3.3.1. Mengetahui penggo- 3.3.1.1.Menyebutkan 4 golongan analgesik antipiretik longan obat (C1) analgetika 3.3.1.2.Menyebutkan contoh-contoh golongan analgesikantipiretika antipiretik (C2) 3.3.2. Memahami 3.3.2.1.Menjelaskan cara kerja analgesik-antipiretik pada pharmako dinamika saluran cerna (C2) dan 3.3.2.2.Menjelaskan efek obat analgesik-antipiretik pada pharmakokinesinya saluran cerna (C2) 3.3.2.3.Menjelaskan metabolisme, ekskresi obat analgesik antipiretik, khususnya golongan salisilat, paraaminophenol (C2) 3.3.3. Menerapkan penggu- 3.3.3.1.Menggunakan analgesik yang tepat sebagai naan obat-obat analpengobatan simtomatis untuk mengurangi rasa gesik antipiretika nyeri terutama akibat penyakit gigi (C3) serta menjelaskan 3.3.3.2.Menjelaskan kelainan pada sistem darah (C2) khasiat sampingan 3.3.3.3.Menjelaskan kelainan ginjal akibat phenacetin yang sering terjadi (C2) dan gejala 3.3.3.4.Menjelaskan efek samping oleh salisilat terhadap keracunannya lambung (C2) 3.3.3.5.Menerangkan adanya efek toleran dan adiksi pada golongan anlgesik narkotik CABANG ILMU : FARMAKOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.4. Analgesik narkotika 3.4.1. Menjelaskan 3.4.1.1.Menyebutkan 3 golongan analgetik narkotik penggolongan berdasarkan potensi untuk menghilangan rasa analgetik narkotik nyeri (C1) 3.4.1.2.menyebutkan masing-masing contoh golongan analgetika narkotik (C2)

66

3.4.2. Menjelaskan pharma- 3.4.2.1.Menjelaskan cara kerja morfin untuk kodinamika dan parmenghilangkan rasa nyeri (C2) makokinetikanya 3.4.2.2.Menjelaskan efek morfin terhadap saluran cerna, pusat muntah, pusat batuk, mata (C3) 3.4.3. Menerapkan penggu- 3.4.3.1.Menggunakan analgetika-narkotika untuk naan obat analgetika menghilangkan rasa nyeri dan premedikasi (C3) narkotika serta men- 3.4.3.2.Menjelaskan efek samping terhadap tekanan darah jelaskan khasiat (C2) samping dan gejala 3.4.3.3.Menjelaskan gejala keracunan akut dan khronis keracunannya (adikasi) (C2) 3.5. Sedatif hipnotika 3.5.1. Menyusun daftar 3.5.1.1.Menyebutkan penggolongan sedatif / hipnotika penggolongan sedaberdasarkan rumus kimia (barbiturat dan non tiva hipnotika secara barbiturat) dengan contoh-contohnya (C2) lengkap 3.5.1.2.Menyebutkan penggolongan sedatif / hipnotik berdasarkan lama kerjanya : - Ultra short acting barbirturat - short acting barbirturat - intermediate acting barbirturat - long short acting barbirturat(C1) 3.5.2. Menerapkan penggu- 3.5.2.1.Menggunakan sedatif / hipnotika yang tepat untuk naan sedatif hipnosedasi (C3) tika 3.5.2.2.Menggunakan sedatif / hipnotika yang tepat untuk premedikasi general anestesi (C3) 3.5.2.3.Menggunakan sedatif / hipnotika yang tepat untuk antikonvulsi (C3) CABANG ILMU : FARMAKOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.5.3. Memahami khasiat 3.5.3.1.Menjelaskan efek samping golongan barbiturat samping dan bahaya (C2) penggunaan sedatif / 3.5.3.2.Menjelaskan gejala keracunan akut dan kronis hipnotika golongan barbiturat (C2) 3.5.3.3.Menjelaskan efek samping preparat non-barbiturat (C2) 3.5.4. Menjelaskan 3.5.4.1.Menjelaskan cara pemberian, penyerapan, farmakologi obat distribusi, metabolisme sedatif hipnotika (C2) sedatif hipnotika dan 3.5.4.2.Menjelaskan ekskresi sedatif hipnotik C2) khemoterapetika 3.6. Antibiotika khemoterapetika 3.6.1. Menyusun daftar 3.6.1.1.Menyebutkan penggolongan antibiotika/ penggolongan khemoterapetika berdasarkan spektrum, cara kerja, antibiotika dan rumus kimia (C1) khemoterapetika 3.6.1.2.Menyebutkan penggolongan antibiotika / khemoterapetika (C1) 3.6.2. Menerangkan dasar 3.6.2.1.Mengetahui kuman penyebab infeksi (C2) penggunaan anti3.6.2.2.Menjelaskan antibiotik yang tepat untuk suatu biotika dalam penginfeksi (mengetahui spektrum, efek samping dan obatan belum terjadi esistensi lama kerja, dosis) (C2) 3.6.2.3.Menjelaskan tujuan kombinasi (C2) 3.6.3. Memahami 3.6.3.1.Menggunakan antibiotika/ khemoterapetika yang penggunaan masingtepat di bidang kedokteran gigi (C3) masing antibiotika / 3.6.3.2.Menjelaskan macam efek samping dan toksisitas

67

khemoterapetika serta menjelaskan khasiat sampinganya 3.6.4. Menjelaskan terjadinya resistensi

macam-macam antibiotik terhadap gigi dan organorgan lain (C2)

3.6.4.1.Menjelaskan faktor-faktor yang mempermudah terjadinya resistensi (C2) 3.6.4.2.Menjelaskan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya resistensi (C2) CABANG ILMU : FARMAKOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.7. Hemos tatik / koagulan dan antikoagulan 3.7.1. Menerangkan proses 3.7.1.1.Menerangkan fase-fase proses pembekuan darah pembekuan darah (C1) 3.7.1.2.Menerangkan zat-zat yang berperan pada proses pembekuan darah (C1) 3.7.2. Menyebutkan 3.7.2.1.Menyebutkan hemostatik sistem dan lokal dengan penggolongan contoh-contohnya (C1) hemostatika 3.7.2.2.Menyebutkan obat-obat antikoagulan (C1) 3.7.2.3.Menjelaskan cara kerja macam-macam hemostatika (C3) 3.7.3. Menerapkan peng3.7.3.1.Memilih preparat hemostatik untuk pengendalian gunaan hemostatika pendarahan di bidang kedokteran gigi (C3) serta menjelaskan 3.7.3.2.Menjelaskan kemungkinan terjadinya pendarahan efek samping dan pada penggunaan antikoagulan sesudah bahaya penggunapencabutan gigi (C1) annya 3.7.3.3.Menjelaskan kemungkinan adanya trombo-emboli pada penggunaan hemostatik lokal (C1) 3.7.4. Menerangkan adanya 3.7.4.1.Menyebutkan adanya interaksi antara antikoagulan interaksi pada dengan obat tertentu, misalnya phenobarbital, penggunaan phenylbutason (C1) antikoagulan dengan obat-obat lain 3.8. Obat-obat anti inflamasi 3.8.1. Menyebutkan peng3.8.1.1.Menyebutkan obat anti inflamasi golongan non golongan anti steroid dan golongan enzim dengan contohinflamasi contohnya (C1) 3.8.1.2.Menyebutkan obat anti inflamasi golongan steroid dengan contoh-contohnya (C1) 3.8.2. Menjelaskan hormon 3.8.2.1.Menjelaskan mekanisme sekresi hormon kortikosteroid serta kortikosteroid (C2) cara kerjanya 3.8.2.2.Menerangkan patofisologi terjadinya inflamasi (C2) CABANG ILMU : FARMAKOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.8.3. Menerapkan penggu- 3.8.3.1.Menjelaskan mekanisme kerja macam-macam obat naan obat anti infanti inflamasi )C2) lamasi serta 3.8.3.2.Menggunakan obat anti inflamasi pada berbagai menjelaskan efek kasus inflamasi khususnya di bidang kedokteran samping gigi (C3) 3.8.3.3.Menjelaskan terjadinya efek samping dari macammacam anti inflamasi (C2) 3.9. Obat-obat anti alergi 3.9.1. Menyebutkan peng3.9.1.1.Menyebutkan obat-obat anti histamin dengan

68

contoh-contohnya (C1) 3.9.1.2.Menyebutkan obat anti alergi golongan kortikosteroid dengan contohnya (C1) 3.9.1.3.Menjelaskan cara kerja antihistamin dan golongan kortikosteroid sebagai antialergi (C2) 3.9.1.4.Menggunakan preparat antihistamin dan golongan kortikosteroid yang digunakan sebagai antialergi (C3) 3.9.2. Menjelaskan efek 3.9.2.1.Menjelaskan efek samping akibat macam-macam samping antihistamin (C2) 3.9.2.2.Menjelaskan efek samping akibat golongan kortikosteroid (C2) 3.10. Obat-obat kardiovaskuler 3.10.1. Menyebutkan peng3.10.1.1. Menyebutkan contoh-contoh obat golongan golongan obat obat-obat anti hipertensi (C1) kardiovaskuler serta 3.10.1.2. Menyebutkan contoh-contoh obat vassodilator efek sampingnya (C1) 3.10.1.3. Menyebutkan obat-obat golongan anti aritmi (C1) 3.10.1.4. Menyebutkan efek samping yang paling sering terjadi oleh macam obat kardiovaskuler tersebut (C1) CABANG ILMU : FARMAKOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 4.1. Obat-obat antiseptika 4.1.1. Menerangkan 4.1.1.1. Menyebutkan penggolongan proses pembekuan antiseptik berdasarkan sifat-sifat kimia dengan darah contohnya (C1) 4.1.1.2. Menjelaskan perbedaan prinsip kerja antiseptika dengan antibiotika (C2) 4.1.1.3. Menjelaskan cara kerja antiseptika : - Merubah permeabilitas membran sel - Menganggu sistem enzim vital dari pada sel - Koagulasi protein (C2) 4.1.1.4. Menerapkan penggunaan masingmasing antiseptika dengan tepat, khususnya di bidang kedokteran gigi (C2) 4.1.2. Memahami 4.1.2.1. Menjelaskan efek samping dan efek samping serta keracunan sistemik akibat absorpsi dari macamgejala keracunannya macam antiseptik (C2) 4.1.2.2. Menjelaskan sifat-sifat antiseptik yang dapat merugikan (C2)

golongan anti alergi serta menjelaskan cara kerja dengan menerapkan penggunaannya

69

PATOLOGI KLINIK CABANG ILMU BEBAN STUDI : PATOLOGI KLINIK : 3 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 7. Memahami patofisiologi penyakit / gejala penyakit yang mempunyai manifestasi langsung maupun tidak langsung di dalam mulut 8. Memilih jenis pemeriksaan laboratorium klinik yang rutin dan khusus sesuai dengan indikasi untuk membantu menegakkan diagnosa, prognosa dan pengelolaan terapi dari penyakin / gejala penyakit yang mempunyai manifestasi langsung maupun tidak langsung di dalam mulut 9. Menerangkan cara pengambilan, penampungan, penyimpanan, pengawetan dan pengiriman contoh bahan untuk pemeriksaan laboratorium klinik 10. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan laboratorium dari penyakit / gejala penyakit yang mempunyai manifestasi langsung maupun tidak langsung di dalam mulut CABANG ILMU : PATOLOGI KLINIK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.10. Pengantar Patologi Klinik 1.10.1. Menerangkan tujuan, 1.10.1.1. Menyebutkan tujuan patologi klinik (C1) ruang lingkup dan 1.10.1.2. Menerangkan secara garis besar ruang lingkup kegunaan ilmu dan kegunaan ilmu patologi klinik (C2) patologi klinik 1.11. Hematologi 1.11.1. Menerangkan penge- 1.11.1.1. Menyebutkan susunan darah normal (C1) tahuan dasar hema1.11.1.2. Menerangkan proses pembentukan sel-sel tologi darah pre natal post natal (C2) 1.11.1.3. Menerangkan organ-organ dan faktor-faktor yang berperan dalam proses pembentukan dan destruksi sel darah (C2) 1.11.1.4. Membedakan 3 seri jenis sel darah tepi serta masing-masing tingkat kematangannya dalam bentuk-bentuk patologiknya (C2) 1.11.2. menerangkan 1.11.2.1. Menyebutkan klasifikasi anemia menurut beberapa penyakit etiologi dan morfologinya (C1) darah yang 1.11.2.2. Menerangkan mekanisme terjadinya anemia mempunyai maberdasarkan etiologinya (C2) nifestasi langsung 1.11.2.3. Menyebutkan klasifikasi penyakit maupun tidak langmyeloproliferatif dan lymtoproliferatif (C1) sung di dalam mulut 1.11.2.4. Menerangkan mekanisme terjadinya : - Lekopenia - Lekositosis - Reaksi lekemoid - Agranulositosis (C2) 1.11.2.5. Menerangkan mekanisme terjadinya trombositopenia (C2) 1.11.3. Mengetahui 1.11.3.1. Menyebutkan 4 macam golongan darah sistem penetapan golongan ABO (C1)

70

darah untuk tujuan tranfusi

1.11.3.2.

Menjelaskan cara penetapan golongan darah (C2)

CABANG ILMU : PATOLOGI KLINIK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.12. Pembekuan darah dan diatesa hematologik 1.12.1. Menerangkan proses 1.12.1.1. Menyebutka 13 faktor pembekuan darah (C1) pembekuan darah 1.12.1.2. Menerangkan proses pembekuan darah normal dan patofisiologi (C2) diatesa hemorrhagik 1.12.1.3. Menyebutkan 4 faktor yang mempengaruhi proses pembekuan darah (C1) 1.12.1.4. Menerangkan mekanisme kelainan yang menyebabkan diatesa hemorrhagik (C2) 1.13. Urine 1.13.1. Mengetahui 1.13.1.1. Menyebutkan penyakit-penyakit yang disertai penyakit-penyakit dengan oliguria atau poliuria (C1) yang mempunyai 1.13.1.2. Menyebutkan penyakit-penyakit yang disertai manifestasi langsung dengan proteinura (C1) maupun tidak 1.13.1.3. Menyebutkan penyakit-penyakit yang disertai langsung di dalam dengan glukosuria (C1) mulut yang memberikan perubahan di dalam urine 1.14. Endokrinologi sub topic : Diabetes Mellitus, Hyper dan Hypoparathyroid 1.14.1. Menerangkan 1.14.1.1. Menerangkan patofisiologi diabetes mellitus patofisiologi (C2) - Diabetes 1.14.1.2. Menerangkan patofisiologi Hyperparathyroid mellitus (C2) - Hyper dan hypo- 1.14.1.3. Menerangkan patofisiologi Hypoparathyroid parathyroid (C2) 1.15. Faal hati 1.15.1. Menerangkan bebe1.15.1.1. Menyebutkan 3 macam ikterus menurut etiologi rapa fungsi hati serta dan lokalisasi (C1) kelainannya 1.15.1.2. Menerangkan perubahan faal hati pada ikterus hepacelluler (C2) 1.15.1.3. Menerangkan perubahan faal hati pada ikterus obstruktif intra dan extra portal (C2) CABANG ILMU : PATOLOGI KLINIK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.16. Penyakit-penyakit infeksi 1.16.1. Menerangkan 1.16.1.1. Menyebutkan perubahan dalam darah tepi patofisiologi akibat penyakit infeksi bakteri (C2) penyakit-penyakit 1.16.1.2. Menerangkan perubahan dalam darah tepi infeksi yang memakibat penyakit-penyakit infeksi parasit (C2) punyai manifestasi 1.16.1.3. Menerangkan perubahan dalam darah tepi langsung maupun akibat penyakit infeksi Virus (C2) tidak langsung di dalam mulut 1.17. Keseimbangan cairan dan elektrolit 1.17.1. Menerangkan gang- 1.17.1.1. Menyebutkan 2 macam dehidrasi (C2)

71

guan keseimbangan 1.17.1.2. Menerangkan proses terjadinya dehidrasi (C2) cairan dan elektrolit 2.1.Hematologi 2.1.1. Memilih jenis peme- 2.1.1.1.Memilih jenis pemeriksaan laboratorium yang riksaan hematologi diperlukan untuk menunjang diagnosa anemia untuk membantu menurut etiologinya (C4) menegakkan 2.1.1.2.Memilih jenis pemeriksaan laboratorium yang diagnosa penyakitdiperlukan untuk menunjang diagnosa leukemia penyakit darah serta (C4) Memilih jenis pemeriksaan laboratorium penyakit-penyakit yang diperlukan untuk menunjang diagnosa lain yang agranulositosis (4) menimbulkan kelainan dalam darah 2.2.Pembekuan darah dan diatesa hemorrhagik 2.2.1. Memilih jenis peme- 2.2.1.1.Menerangkan macam-macam pemeriksaan riksaan koagulasi unsederhana pada kasus-kasus dengan tuk membantu menekecenderungan pendarahan (C3) gakkan diagnosa pel- 2.2.1.2.Memilih macam-macam pemeriksaan koagulasi bagai kelainan proses yang diperlukan untuk pre operatif dan kasuspembekuan darah kasus kecenderungan pendarahan (C4) dan diatesa hemorrhagik CABANG ILMU : PATOLOGI KLINIK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 2.3.Urine 2.3.1. Memilih jenis peme- 2.3.1.1.Menyebutkan macam pemeriksaan sederhana riksaan urine e untuk terhadap urine e (C3) membantu menegak- 2.3.1.2.Memilih jenis pemeriksaan laboratorium sederhana kan diagnosa terhadap urine e untuk menunjang penyakitpenyakit yang penyakit yang disertai oligruria atau poliuria (C4) menimbulkan pe2.3.1.3.Memilih jenis pemeriksaan laboratorium sederhana rubahan dalam urine terhadap urine e untuk menunjang diagnosa penyakit yang disertai proteinura (C4) 2.3.1.4.Memilih jenis pemeriksaan laboratorium sederhana terhadap urine e untuk menunjang diagnosa penyakit yang disertai glukonuria (C4) 2.4.Endokrinologi subtropic : Diabetes Mellitus, Hyper dan Hypoparathyroid 2.4.1. Memilih jenis peme- 2.4.1.1.Menyebutkan macam pemeriksaan laboratorium riksaan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnisa Diabetes untuk membantu Mellitus (C3) menegakkan 2.4.1.2.Memilih macam-macam pemeriksaan laboradiagnosa Diabetes torium untuk menunjang diagnosa dan pengelolaan Mellitus, Hyper dan therapi Diabetes Mellitus (C4) Hypoparathyroid 2.4.1.3.Menyebutkan macam-macam pemeriksaan laboratorium untuk membantu diagnosa hyper dan hypoparathyroid (C1) 2.5. Faal hati 2.5.1. Menerangkan jenis pemeriksaan faal hati 2.5.1.1.Menyebutkan jenis-jenis pemeriksaan laboratorium seberhana untuk menguji faal hati (C2)

72

2.5.1.2.Menerangkan jenis-jenis pemeriksaan laboratorium pada ikterus (C2) CABANG ILMU : PATOLOGI KLINIK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 2.6. Penyakit-penyakit infeksi 2.6.1. Menyebutkan jenis 2.6.1.1.Menyebutkan jenis-jenis pemeriksaan pemeriksaan laboralaboratorium darah dan urine pada penyakittorium untuk penyakit infeksi bakteri (C1) membantu 2.6.1.2.Menyebutkan jenis-jenis pemeriksaan menegakkan diaglaboratorium darah dan urine pada penyakitnosa pelbagai penyakit infeksi parasit (C2) penyakit infeksi yang 2.6.1.3.Menyebutkan jenis-jenis pemeriksaan mem-punyai laboratorium darah dan urine pada penyakitmanifestasi langsung penyakit infeksi virus (C1) maupun tidak lansung di dalam mulut 3.1. Hematotogi 3.1.1. Menerangkan cara3.1.1.1.Menerangkan cara-cara pengambilan darah vena cara pengambilan dan kapiler (C2) penampungan, 3.1.1.2.Melakukan cara-cara pengambilan darah vena dan penyimpanan dan kapiler (P1) pengiriman contoh 3.1.1.3.Menyebutkan macam-macam antikoagulasi dan zat bahan untuk tujuan pengawet yang diperlukan untuk pemeriksaan pemeriksaan hematologi dan kimia darah (C1) hematologi 3.1.1.4.Menyebutkan cara-cara penyimpanan dan pengiriman contoh bahan untuk pemeriksaan hematologi dan kimia darah (C1) 3.2.Pembekuan darah dan diatesa hemorrhagik 3.2.1. Menerangkan cara3.2.1.1.Menerangkan cara-cara pengambilan dan cara pengambilan penampungan darah untuk pemeriksaan penampungan, pembekuan darah (C1) penyimpanan dan 3.2.1.2.Menguraikan cara-cara pengawetan, penyimpanan pengiriman contoh dan pengiriman darah untuk pemeriksaan bahan untuk tujuan pembekuan darah (C1) pemeriksaan 3.2.1.3.Menyebutkan macam-macam antikoagulasi untuk pembekuan darah pemeriksaan pembekuan darah (C1) CABANG ILMU : PATOLOGI KLINIK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.3. Urine 3.3.1. Mengetahui cara-cara 3.3.1.1.Menguraikan cara-cara pengambilan dan pengambilan penampungan contoh urine (C1) penampungan, 3.3.1.2.Menguraikan cara-cara pengumpulan contoh urine penyimpanan dan (C1) pengiriman contoh 3.3.1.3.Menguraikan cara-cara pengawetan dan bahan untuk tujuan pengiriman contoh urine (C1) pemeriksaan urine 3.4.Endokrinologi subtropic : Diabetes Mellitus, Hyper dan Hypoparathyroid 3.4.1. Mengetahui cara-cara 3.4.1.1.Menguraikan cara-cara pengambilan dan pengambilan penampungan contoh darah dan urine untuk

73

penampungan, penyimpanan dan pengiriman contoh bahan untuk tujuan pemeriksaan kasuskasus diabetes mellitus, hyper dan hypoparathyroid 4.1. Hematologi 4.1.1. Menafsirkan hasil pemeriksaan hematologi

membantu menegakkan diagnosa Diabetes Mellitus hyper dan hypoparathyroid (C1) 3.4.1.2.Menguraikan cara-cara pengumpulan, pengawetan, pengiriman darah dan urine untuk membantu menegakkan diagnosa Diabetes Mellitus hyper dan hypoparathyroid (C4)

4.1.1.1. Menyebutkan batas nilai normal pemeriksaan hematologi sederhana (C1) 4.1.1.2.Menguraikan hasil pemeriksaan hematologi sederhana yang menunjang diagnosa anemia menurut etiologinya (C1) 4.1.1.3.Menafsirkan hasil-hasil pemeriksaan hematologi sederhana untuk menunjang diagnosa anemia menurut etiologinya (C2) 4.1.1.4.Menceritakan hasil pemeriksan hematologi sederhana yang menunjang diagnosa lekimia, reaksi leukomoid, leukositosis, leukopenia, agranulositosis (C2)

CABANG ILMU : PATOLOGI KLINIK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 4.2. Pembekuan darah dan diatesa hemorrhagik 4.2.1. Menafsirkan hasil ter 4.2.1.1.Menyebutkan batas-batas nilai normal hasil koagulasi pemeriksaan pembekuan darah yang sederhana (C1) 4.2.1.2.Menguraikan hasil pemeriksaan pembekuan darah sederhana yang menunjang diagnosa kasus-kasus dengan kecenderungan pendarahan (C1) 4.2.1.3.Menafsirkan hasil pemeriksaan pembekuan darah sederhana untuk menunjang kasus-kasus dengan kecenderungan pendarahan (C2) 4.3. Urine 4.3.1. Menafsirkan hasil 4.3.1.1.Menyebutkan batas-batas nilai normal hasil pemeriksaan urine pemeriksaan urine sederhana (C1) 4.3.1.2.Menguraikan hasil-hasil pemeriksaan urine sederhana yang menunjang diagnosa penyakitpenyakit yang disertai dengan oliguria, poliuriam, protenuria, glukosuria (C1) 4.3.1.3.Menafsirkan hasil-hasil pemeriksaan urine sederhana yang menunjang diagnosa penyakitpenyakit yang disertai dengan oliguria, poliuriam, protenuria, glukosuria (C2) 4.4. Endokrinologi subtropic : Diabetes Mellitus, Hyper dan Hypoparathyroid 4.4.1. Menafsirkan hasil 4.4.1.1. Menyebutkan batas-batas nilai normal hasil pemeriksaan laborapemeriksaan darah dan urine sederhana pada kasustorium pada diabetes kasus diabetes melitus, hyper dan hypoparathyroid mellitus, hyper dan (C1) hypoparathyroid 4.4.1.2.Menguraikan hasil-hasil pemeriksaan darah dan urine sederhana yang menunjang diagnosa diabetes melitus, hyper dan hypoparathyroid (C1) 4.4.1.3.Menasfirkan hasil-hasil pemeriksaan darah dan

74

urine sederhana yang menunjang diagnosa diabetes melitus, hyper dan hypoparathyroid (C2) 4.5. Faal hati 4.5.1. Menafsirkan hasil pemeriksaan fungsi hati 4.5.1.1. Menyebutkan batas-batas nilai normal hasil pemeriksaan faal hati (C1) 4.5.1.2.Menguraikan hasil-hasil pemeriksaan faal hati sederhana yang menunjang ikterus (C1) 4.5.1.3.Menafsirkan hasil-hasil pemeriksaan faal hati sederhana yang menunjang ikterus (C1) 4.6. Penyakit-penyakit infeksi 4.6.1. Menafsirkan hasil 4.6.1.1.Menguraikan hasil-hasil pemeriksaan darah dan pemeriksaan laboraurine yang menunjang diagnosa penyakit-penyakit torium pada penyakit infeksi (C1) infeksi 4.6.1.2.Menafsirkan hasil-hasil pemeriksaan darah dan urine yang menunjang diagnosa penakit-penyakit infeksi (C2)

RADIOLOGI CABANG ILMU BEBAN STUDI : RADIOLOGI : 4 SKS 75

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Mengetahui dasar-dasar radiologi dan pembuatan intra dan ekstra oral radiologi 2. Mengetahui gambaran radiologi dan anatomi muka, rahang dan gigi 3. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan muka, rahang dan gigi secara radiografis 4. Membantu menegakkan diagnosa melalui gambaran radiografis di bidang gigi dan mulut CABANG ILMU : RADIOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Dasar-dasar radiologi 1.1.1. Memahami dasar1.1.1.1.Menjelaskan sumber-sumber radiasi (C2) dasar radiologi yang 1.1.1.2.Menjelaskan kegunaan sinar-sinar radiasi dalam berguna untuk ilmu kedokteran gigi (C2) kedokteran gigi 1.1.1.3.Menuliskan dengan kata-kata sendiri prinsip terjadinya sinar X (C2) 1.1.1.4.Menjelaskan sifat-sifat sinar X baik yang berguna maupun yang berbahaya (C2) 1.2. Proteksi radiasi 1.2.1. Menginsyafi dan 1.2.1.1.Menjelaskan pengaruh radiasi terhadap jaringan menyadari bahaya gigi, jaringan tubuh dan daerah sekitarnya (C2) radiasi 1.2.1.2.Mentaati peraturan-peraturan yang berlaku dalam hal proteksi radiasi (A4) 1.2.2. Melakukan 1.2.2.1.Menjelaskan cara melakukan proteksi radiasi bagi pencegah-an dan operator, penderita & lingkungan sekitarnya (C3) perlindungan 1.2.2.2.Melakukan proteksi radiasi bagi operator, terhadap bahaya penderita dan lingkungan sekitarnya (P4) radiasi 1.3. Pembuatan ekstra dan intra oral radiogram 1.3.1. Melakukan 1.3.1.1.Melakukan sendiri pembuatan periapikal rapembuatan intra oral diogram dengan teknik bisection dan paralel (P4) radiogram 1.3.1.2.Melakukan sendiri pembuatan proyeksi bite wing (P4) 1.3.1.3.Melakukan sendiri pembuatan proyeksi okulsal (P4) 1.3.2. Melakukan 1.3.2.1.Melakukan sendiri pembuatan panoramic pembuatan ekstra radiogram (P4) oral radiogram 1.3.2.2.Melakukan sendiri pembuatan cephalogram (P4) 1.3.2.3.Menguraikan cara-cara pembuatan radiogram proyeksi lateral oglique (C2) 1.3.2.4.Menguraikan cara-cara pembuatan radiogram proyeksi Shuller (C2) CABANG ILMU : RADIOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.3.3. Melakuan proses film 1.3.3.1.Menyiapkan sarana untuk prosesing film (P2) 1.3.3.2.Melakukan prosesing film dengan metoda timer temperatur/visuil (P3))

76

1.3.4. Menerapkan pembu- 1.3.4.1.Menggunakan metoda proyeksi Postero anterior atan radiogram sesuai dan water (C3) dengan kasus-kasus 1.3.4.2.Menggunakan metoda proyeksi lateral oblique / tertentu Eister dan Schuller (C3) 1.3.4.3.Melakukan pembuatan radiogram untuk menentukan lokasi anomali letak gigi, kista, batu kelenjar ludah dan benda-benda asing pada tulang rahang dan gigi (P4) 2.1. Gambaran radiografis struktur anatomi jaringan muka, rahang dan gigi 2.1.1. Mengenal struktur 2.1.1.1.Menjelaskan struktur-struktur yang radiopak dan anatomi muka, radiolusen dari muka, rahang dan gigi dalam batasrahang dan gigi batas normal (C2) secara radiografis 2.1.1.2.Membedakan keadaan normal dari struktur anatomi dari muka, rahang dan gigi secara radiografi dengan kemungkinan adanya variasivariasinya (C4) 3.1.Gambaran radiografis dari pertumbuhan dan perkembangan rahang dan gigi serta jaringan sekitarnya 3.1.1. Membedakan secara 3.1.1.1.Menetapkan kronologis pertumbuhan dan radiografis pertumperkembangan gigi sulung secara radiografis (C4) buhan dan perkem3.1.1.2.Menetapkan kronologis pertumbuhan dan bangan gigi sulung perkembangan gigi tetap secara radiografis (C4) dan gigi tetap 3.1.1.3.Membedakan secara radiografis gigi sulung dan gigi tetap (C4) 3.1.1.4.Menetapkan secara radiografis keadaan benih gigi tetap terhadap gigi sulung (C4) CABANG ILMU : RADIOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.1.2. Membedakan secara 3.1.2.1.Menyimpulkan secara radiografis berbagai radiografis anomali / anomali/kelainan gigi mengenai jumlah, bentuk, kelainan yang terjadi struktur jaringan, posisi dan waktu erupsi akibat akibat gangguan gangguan pertumbuhan dan perkembangan (C4) pertumbuhan dan 3.1.2.2.Menyimpulkan secara radiografis anomali / perkembangan pada kelainan jaringan periodontal mengenai ankylose gigi dan jaringan dan hypercementose akibat gangguan pertumbuhan periodontal dan perkembangan (C4) 3.1.3. Membedakan secara 3.1.3.1.Menetapkan secara radiografis adanya celah (cleff) radiografis anomali / pada rahang akibat gangguan dan perkembangan kelainan rahang yang (C4) terjadi akibat 3.1.3.2.Menetapkan secara radiografis ankylose sendi gangguan rahang akibat gangguan pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan (C4) perkembangan 3.1.3.3.Menetapkan secara radiografis agenesis bagian rahang akibat gangguan pertumbuhan dan perkembangan (C4) 3.1.3.4.Menetapkan secara radiografis ukuran rahang (C4) Interpretasi gambaran radiografis dari jaringan gigi dan sekitarnya serta rahang 4.1.1. Mengenal secara 4.1.1.1.Menyimpulkan secara radiografis lokasi karies gigi radiografis kareies (C4) gigi 4.1.1.2.Menyimpulkan secara radiografis dalamnya karies

77

4.1.2.

4.1.3.

4.1.4.

4.1.5.

4.1.6.

gigi (C4) 4.1.1.3.Menjelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kekeliruan dalam menginterpretasikan gambaran radiografis karies gigi (C2) Mengenal secara ra4.1.2.1.Menetapkan secara radiografis kelainan periapikal diografis penyakit akut (C1) infeksi tulang rahang 4.1.2.2.Menetapkan secara radiografis kelainan periapikal kronis (C4) 4.1.2.3.Menetapkan secara radiografis kelainan granuloma (C4) 4.1.2.2.Menetapkan secara radiografis osteomylitis pada rahang (C4) Mengenal secara 4.1.3.1.Membedakan secara radiografis penyakit-penyakit radiografis penyakit periodontitis, periodon abses, periodon poket periodontal karena infeksi (C4) 4.1.3.2.Membedakan secara radiografis 4 macam penyakit periodontal karena distrophi (C4) 4.1.3.3.Membedakan secara radiografis perubahan jaringan periodontal akibat trauma (traumatik oklusi, trauma akibat penggunaan alat ortho, trauma akibat penggunaan gigi tiruan) (C4) Mengenal secara 4.1.4.1.Membedakan secara radiografis 3 macam bahan radiografis bahantambalan gigi (C4) bahan restorasi, 4.1.4.2.Membedakan secara radiografis 3 macam bahan bahan pengisi saluran pengisi saluran akar (C4) akar, benda-benda 4.1.4.3.Menetapka secara radiografis benda asing pada asing yang terdapat gigi dan tulang rahang (C4) pada gigi dan tulang rahang Mengenal secara 4.1.5.1.Mengidentifikasi secara radiologis perubahan radiografs akibat posisi gigi akibat trauma (C1) traumatic injuries 4.1.5.2.Menetapkan secara radiografis fraktur mahkota pada gigi dan tulang dan akar gigi (C4) rahang 4.1.5.3.Menetapkan secara radiografis fraktur tulang alveola, tulang rahang dan zygomatik (C4) Mengenal secara 4.1.6.1.Membedakan secara radiografis 4 macam kista radiografis kista-kista odontogen pada tulang rahang (C4) pada tulang rahang 4.1.6.2.Membedakan secara radiografis 5 macam kista non odontogen pada tulang rahang (C4)

CABANG ILMU : RADIOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 4.1.6.3.Membedakan secara radiografis 2 macam pseudocyst pada tulang rahang (C4) 4.1.7. Mengenal secara 4.1.7.1.Membedakan secara radiografis 6 macam tumor radiografis tumorodontogen (C4) tumor pada tulang 4.1.7.2.Membedakan secara radiografis 3 macam tumor rahang ganas non odontogen (C4) 4.1.7.3.Membedakan secara radiografis 10 macam tumor jinak non odontogen (C4) 4.1.8. Mengenal secara 4.1.8.1.Menetapkan secara radiografis terbukanya sinus radiografis kelainanakibat pencabutan gigi (C4)

78

kelainan pada sinus maxilaris 4.1.9. Mengenal secara radiografis kelainankelainan pada sendi rahang 4.1.10. Memahami gambaran radiografis manifestasi penyakit sistemik pada tulang rahang

4.1.8.2.Menetapkan secara radiografis adanya sisa akar gigi di dalam sinus maxilaris (C4) 4.1.8.3.Menafsirkan gambaran radiografis sinusitis yang diebabkan oleh infeksi gigi yang berdekatan (C2) 4.1.9.1.Menafsirkan gambaran radiografis dislokasi sendi rahang (C2) 4.1.9.2. Menafsirkan gambaran radiografis ankylose sendi rahang (C2) 4.1.9.3.Menafsirkan gambaran radiografis fraktur sendi rahang (C2) 4.1.10.1 Menjelaskan gambaran radiografis 5 macam manifestasi ketidak seimbangan hormonal (C2) 4.1.10.2 Menjelaskan gambaran radiografis defisiensi vitamin D (C2) 4.1.10.3 Menjelaskan gambaran radiografis penyakit TBC Syphillia (C2)

79

ILMU FARMASI KEDOKTERAN GIGI CABANG ILMU BEBAN STUDI : ILMU FARMASI KEDOKTERAN GIGI : 2 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Memahami perkembangan dan kemajuan farmasi dalam hubungannya dengan appled pharmaco therapy dari obat-obat baru. 2. Menuliskan komposisi obat / resep yang rasional agar dapat memberikan obat yang tepat, dalam dosis yang tepat, pada waktu yang tepat kepada pasien yang tepat 3. Memahami macam-macam bentuk sediaan obat, sehingga dapat memilih bentuk sediaan obat yang tepat untuk pasien 4. Mengetahui peraturan perundang-undangan kesehatan sehingga dapat membedakan wewenang dokter, dokter gigi dan apoteker 5. Memahami cara sterilisasi obat-obat dan alat kedokteran CABANG ILMU : FARMASI KEDOKTERAN GIGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Sejarah dan perkembangan ilmu farmasi kedokteran gigi 1.1.1. Memahami sejarah 1.1.1.1.Menjelaskan sejarah dan perkembangan dan perkembangan pengobatan dan perawatan gigi secara tradisionil ilmu farmasi sampai digunakannya obat-obat baru (C2) kedokteran gigi 1.1.1.2.Menjelaskan penggunaan obat-obat baru dalam sehingga dalam applied pharmaco therapy (C2) memahami kemajuan 1.1.1.3.Menyebutkan contoh-contoh obat yang berasal ilmu farmasi dari tumbuhan, hewan, mineral dan kimia (C2) kedokteran gigi dan hubungannya dengan applied pharmaco therapy 1.1.2. Memahami 1.1.2.1.Menjelaskan definisi ilmu farmasi (C2) penerapan ilmu 1.1.2.2.Menjelaskan hubungan antara ilmu farmasi dengan farmasi kedokteran farmakologi, farmakodinamik, farmakoterapi dan gigi dan hubungtoxicology (C2) annya dengan masing-masing bisang ilmu pengetahuan 2.1.Resep 2.1.1. Memahami 2.1.1.1.Menjelaskan definisi resep, bagian-bagian dari pengertian umum resep yang lengkap, orang-orang yang berhak mengenai resep menulis dan berhak meracik obat (C2) 2.1.1.2.Mendesain blanko / formulir resep yang lengkap (C2) 2.1.1.3.Menjelaskan 5 alasan pentingnya penulisan resep oleh dokter gigi (C2) 2.1.1.4.Menyebutkan 7 aturan penulisan resep (C2) 2.1.1.5.Menjelaskan 3 alasan pentingnya penyimpanan resep di apotik selama 3 tahun (C2)

80

CABANG ILMU : FARMASI KEDOKTERAN GIGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 2.1.2. Memahami 2.1.2.1.Menjelaskan 3 alasan pemakaian bahasa latin singkatan-singkatan dalam penulisan resep (C2) bahasa latin sehingga 2.1.2.2.Menjelaskan arti singkatan-singkatan bahasa latin dapat menuliskan yang sering ditulis dalam resep (C2) resep dengan betul 2.1.2.3.Menerapkan singkatan-singkatan bahasa latin dalam penulisan resep dengan tepat (C2) 2.1.3. Memahami 2.1.3.1.Menjelaskan definisi salinan / kopi resep serta pengertian umum kegunaannya (C2) mengenai salinan 2.1.3.2.Menyebutkan siapa yang berhak membuat salinan / resep copi resep (C2) 2.2.Obat 2.2.1. Memahami 2.2.1.1.Menjelaskan definisi obat (C2) pengertian umum 2.2.1.2.Menjelaskan obat juga bersifat racun (C2) mengenai Obat 2.2.1.3.Menjelaskan 3 faktor yang mempengaruhi mutu dan stabilitas obat (C2) 2.2.2. Menetapkan dosis 2.2.2.1.Menjelaskan definisi dosis minimal, dosis lazim, obat dosis maksimal, dosis toksis dan dosis lethal (C2) 2.2.2.2.Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi dosis obat (C2) 2.2.2.3.Menuliskan rumus-rumus untuk menghitung dosis lazim maupun dosis maksimum anak (C5) 2.2.2.4.Menghitung dosis anak dari dosis lazim maupun dosis dewasa dengan menggunakan rumus-rumus (C5) 2.2.2.5.Menyebutkan sumber daftar dosis obat-obatan yang resmi (C1) 2.2.3. Memahami obat-obat 2.2.3.1.Menjelaskan bahan obat yang tak tercampurkan tak tercampurkan sehubungan dengan sifat fisika (C2) 2.2.3.2.Menjelaskan bahan obat yang tak tercampurkan, sehubungan dengan sifat kimia (C2) 2.2.3.3.Menjelaskan bahan obat tak tercampurkan, sehubungan dengan sifat farmakologik dan antagonis (C2) CABANG ILMU : FARMASI KEDOKTERAN GIGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 2.2.4. Memahami cara dan 2.2.4.1.Menetapkan interval waktu penggunaan obat waktu penggunaan berdasarkan pengetahuan plasma half life (C4) obat yang tepat 2.2.4.2.Menetapkan cara penggunaan obat yang tepat berdasarkan bentuk sediaan (C4) 2.2.4.3.Menetapkan waktu penggunaan obat yang tepat berdasarkan efek samping dan kemanfaatan hayati (biovailability) (C4) 2.2.5. Memahami materi 2.2.5.1.Menjelaskan macam-macam sediaan lazim obat medika yang sering antibiotika, beserta jumlah isi dan cara digunakan untuk penyimpanannya (C2) pengobatan dan 2.2.5.2.Menjelaskan macam-macam sedia lazim obat perawatan gigi dan analgetika-antipiretika beserta jumlah isi dan cara mulut penyimpanannya (C2) 2.2.5.3.Menjelaskan macam-macam sedia lazim obat antihistamin beserta jumlah isi dan cara

81

penyimpanannya (C2) 2.2.5.4.Menjelaskan macam-macam sedia lazim obat antiseptik beserta jumlah isi dan cara penyimpanannya (C2) 2.2.5.5.Menjelaskan macam-macam sedia lazim obat lokal anestesia beserta jumlah isi dan cara penyimpanannya (C2) 2.2.5.6.Menjelaskan macam-macam sedia lazim obat kortikosteroid beserta jumlah isi dan cara penyimpanannya (C2) 2.2.5.7.Menjelaskan macam-macam sedia lazim obat anti inflamasi beserta jumlah isi dan cara penyimpanannya (C2) 2.2.5.8.Menjelaskan macam-macam sedia lazim aplikasi topikal (C2) CABANG ILMU : FARMASI KEDOKTERAN GIGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.1.Bentuk sediaan obat padat 3.1.1. Memahami bentuk 3.1.1.1.Menjelaskan pengertian bentuk sediaan pulviret sediaan pulvis et pulveres, compressi (tablet) pilulae, capsule, pulveres, compressi suppositoria (C2) (tablet) pilulae, 3.1.1.2.Menjelaskan pengertian tablet sakit gula (gragee) capsule, suppositoria tablet sakit enterik, tablet effervescens tablet hisap sehingga dapat (lozenges) tablet buccal, tablet sublingual, membuatnya hypodermic tablet, surtained release tablet, caplet (C2) 3.1.1.3.Menjelaskan keuntungan dan kerugian bentuk sediaan pulvis et pulveres, compressi (tablet) pilulae, capsule, suppositoria (C2) 3.1.1.4.Melakukan pembuatan bentuk sediaan pulvis et pulveres, compressi (tablet) pilulae, capsule, suppositoria (P3) 3.1.2. Memahami bentuk 3.1.2.1.Menjelaskan pengertian bentuk sediaan salep, sediaan salep pasta, cream, lliniment (C2) sehingga dapat 3.1.2.2.Menyebutkan macam-macam basis salep serta membuatnya keuntungan dan kerugiannya (C1) 3.1.2.3.Melakukan pembuatan bentuk sediaan salep, pasta, cream, lliniment (P3) 3.2.Bentuk sediaan obat cair 3.2.1. Memahami bentuk 3.2.1.1.Menjelaskan pengertian bentuk sediaan solutio, sediaan solutio, suspensi, emulsi, guttae injectie,dan preparat suspensi, emulsi, galenis (C2) guttae injectie, infusa 3.2.1.2.Menjelaskan keuntungan dan kerugian bentuk sehingga dapat sediaan solutio, suspensi, emulsi, guttae injectie membuatnya dan preparat galenis (C2) 3.2.1.3.Melakukan pembuatan bentuk sediaan solutio, suspensi, emulsi, guttae injectie (P3) CABANG ILMU : FARMASI KEDOKTERAN GIGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum

82

4.1.Peraturan Perundang-Undangan Kesehatan 4.1.1. Mengetahui isi dari 4.1.1.1.Menyebutkan perbedaan wewenang dokter, dokter Undang-Undang gigi dan apoteker (C1) Farmasi dan Undang- 4.1.1.2.Menepati Kode Etik Dokter Gigi (A2) Undang Kesehatan 4.1.2. Mengetahui 4.1.2.1.Menyebutkan obat-obat yang termasuk golongan golongan obat narkotika (C1) menurut Peraturan 4.1.2.2.Menyebutkan obat-obat yang termasuk golongan Perundang-undangan obat keras (C1) kesehatan 4.1.2.3.Menyebutkan obat-obat yang termasuk golongan obat bebas terbatas (C1) 4.1.2.4.Menyebutkan obat-obat yang termasuk golongan obat bebas (C1) Sterilisasi obat dan alat kesehatan 5.1.1. Melakukan 5.1.1.1. Menjelaskan pengertian steril dan sterilisasi obat dan bebas pyrogen (C2) alat kedokteran 5.1.1.2. Menyebutkan obat-obat yang harus dalam bentuk sediaan steril (C1) 5.1.1.3. Melakukan sterilisasi secara mekanika, fisika dan kimia (P5)

83

ILMU PENYAKIT DALAM CABANG ILMU BEBAN STUDI : ILMU PENYAKIT DALAM : 2 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Mengetahui pemeriksaan fisik keadaan umum penderita 2. Mengetahui beberapa penyakit dalam sebelum melakukan tindakan dalam bidang kedokteran gigi agar dapat menjelaskan penyakit-penyakit yang memerlukan rujukan CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT DALAM Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.2. Orientasi Penyakit Dalam 1.2.1. Memahami kaitan 1.2.1.1.Menjelaskan pengaruh penyakit sistematik secara antara ilmu umum pada kesehatan gigi (C2) kedokteran gigi dan 1.2.1.2.Menjelaskan pengaruh penyakit gigi pada kelainan ilmu penyakit dalam sistemik (C2) 1.3.Pemeriksaan fisik 1.3.1. Memahami hal-hal 1.3.1.1.Menjelaskan cara-cara pemeriksaan fisik untuk yang perlu untuk menilai keadaan umum penderita (C2) (P1) pemeriksaan fisik 1.3.1.2.Menjelaskan data-data normal yang didapat pada pemeriksaan fisik (C2) (P1) 1.3.1.3.Menjelaskan data-data patologis yang didapat pada pemeriksan fisik (C2) (P1) 1.3.1.4.Menjelaskan tanda-tanda darurat yang didapat pada pemeriksaan fisik (C2) (P1) 2.1.Kardiologi 2.1.1. Memahami 2.1.1.1. Menjelaskan gejala dan tanda kegagalan jantung beberapa penyakit kanan dan kiri (C2) jantung yang perlu 2.1.1.2. Menjelaskan gejala dan tanda penyakit jantung diperhatikan koroner akut (C2) berhubungan dengan 2.1.1.3. Menjelaskan gejala dan tanda penyakit jantung tindakan perawatan bawaan dan penyakit katub jantung (C2) yang akan dilakukan 2.1.1.4. Menjelaskan pertolongan pertama pada keadaan darurat jantung (C2) (P1) 2.1.1.5. Menjelaskan kontraindikasi dan resiko perawatan gigi pada kelainan jantung (C2) (P1) 2.1.1.6. Menentukan rujuan penderita yang tepat (C2) (P1) CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT DALAM Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 2.2.Pulmonologi 2.2.1. Memahami 2.2.1.1. Menjelaskan gejala dan tanda abses paru (C2) beberapa penyakit 2.2.1.2. Menjelaskan gejala dan tanda penyakit paru paru yang obstruktif menahun (C2) berhubungan dengan 2.2.1.3. Menjelaskan gejala dan tanda tuberkolusis paru Ilmu Kedokteran gigi dan mulut (C2)

84

2.2.1.4. Menjelaskan risiko perawatan gigi pada kelainan paru (C2) 2.2.1.5. Menentukan rujuan penderita yang tepat (C2) (P1) 2.3.Nefrologi dan hipertensi 2.3.1. Memahami 2.3.1.1. Menjelaskan pengaruh infeksi gigi pada ginjal beberapa penyakit (C2) ginjal dan hipertensi 2.3.1.2. Menjelaskan tanda & gejala kegagalan ginjal (C2) yang ada 2.3.1.3. Menjelaskan gejala dan tanda hipertensi (C2) hubungannya dengan 2.3.1.4. Menjelaskan kegunaan dan risiko perawatan gigi ilmu kedokteran gigi pada penyakit ginjal dan hipertensi (C2) (P1) 2.3.1.5. Menentukan rujukan penderita yang tepat (C2) (P1) 2.4.Gastroenterologi 2.4.1. Memahami 2.4.1.1. Menjelaskan pengaruh kesehatan gigi pada sistem beberapa penyakit pencernaan (C2) bidang gastroenterologi yang ada hubungannya dengan ilmu kedokteran gigi 2.5.Hepatologi 2.5.1. Memahami 2.5.1.1. Menjelaskan gejala dan tanda kegagalan faal gigi beberapa penyakit (C2) hati yang 2.5.1.2. Menjelaskan resiko perawatan gigi pada berhubungan dengan kegagalan hati (C2) (P1) ilmu kedokteran gigi 2.5.1.3. Menentukan rujukan penderita yang tepat (C2) (P1) CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT DALAM Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 2.6.Hematologi 2.6.1. Memahami 2.6.1.1. Menjelaskan gejala dan tanda hemorrhagic beberapa penyakit diathesis (C2) darah yang 2.6.1.2. Menjelaskan risiko perawatan gigi pada berhubungan dengan hemorrhagic diathesis (C2) (P1) Ilmu Kedokteran gigi 2.6.1.3. Menentukan rujukan penderita yang tepat (C2) (P1) 2.7.Rheumatologi 2.7.1. Memahami 2.7.1.1. Menjelaskan pengaruh infeksi gigi pada penyakit beberapa penyakit sendi (C2) sendi yang 2.7.1.2. Menjelaskan gejala dan tanda arthritis rheumatoid berhubungan dengan (C2) Ilmu Kedokteran gigi 2.7.1.3. Menjelaskan risiko perawatan gigi pada penyakit sendi (C2) (P1) 2.8.Penyakit infeksi 2.8.1. Memahami 2.8.1.1. Menjelaskan gejala dan tanda tetanus (C2) beberapa penyakit 2.8.1.2. Menjelaskan gejala dan tanda morbili (C2) infeksi yang 2.8.1.3. Menjelaskan gejala dan tanda parOtitis epidemica berhubungan dengan (C2) Ilmu Kedokteran gigi 2.8.1.4. Menjelaskan gejala, tanda dan pengelolaan gastroenteritis akut (C2) (P1) 2.8.2. Memahami 2.8.2.1. Menjelaskan gejala, tanda dan pengelolaan penge-lolaan gastroenteritis akut (C2) (P1) penyakit infeksi yang 2.8.2.2. Menjelaskan gejala, tanda dan pengelolaan thypus

85

banyak ditemukan

abdominalis (C2) (P1) 2.8.2.3. Menjelaskan gejala, tanda dan pengelolaan malaria (C2) (P1) 2.8.2.4. Menjelaskan risiko perawatan gigi pada penyakit menular (C2) (P1) 2.8.2.5. Menentukan rujukan penderita yang tepat (C2) (P1)

CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT DALAM Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 2.9.Endorinologi 2.9.1. Memahami 2.9.1.1. Menjelaskan gejala dan tanda kelainan fungsi beberapa penyakit kelenjar gondok (C2) bidang endokrinologi 2.9.1.2. Menjelaskan gejala dan tanda kelainan fungsi yang berhubungan kelenjar parathyroid (C2) dengan Ilmu 2.9.1.3. Menjelaskan gejala dan tanda kelainan fungsi Kedokteran gigi kelenjar hypophysis-anterior (C2) 2.9.1.4. Menjelaskan gejala dan tanda kelainan fungsi endokrin dari pankreas (C2) 2.9.1.5. Menjelaskan risiko dan kontraindikasi perawatan gigi pada penyakit-penyakit endokrinologi(C2) (P1) 2.9.1.6. Menentukan rujukan penderita yang tepat (C2) (P1) 2.10. Immunologi dan alergi 2.10.1. Memahami 2.10.1.1. Menjelaskan gejala dan tanda alergi terhadap beberapa penyakit obat dan bahan (C2) alergi dan 2.10.1.2. Menjelaskan gejala dan tanda asthma immunologi yang bronchiale (C2) berhubungan dengan 2.10.1.3. Menjelaskan risiko dan kontraindikasi Ilmu Kedokteran gigi perawatan gigi pada penyakit alergi (C2) (P1) 2.10.1.4. Menjelaskan pertolongan pertama pada shock alergi (C2) (P1) 2.10.1.5. Menentukan rujukan penderita yang tepat (C2) (P1)

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN 86

CABANG ILMU BEBAN STUDI

: ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN : 1 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Memahami anatomi, fungsi dan efflorensi kulit untuk mengenali kelainan yang terjadi pada kulit 2. Menerangkan secara garis besar dermatitis sampai dengan macam-macam penyebabnya sehingga mampu mengetahui tanda pengobatan dan pencegahan bermacam-macam dermatitis di sekitar mulut 3. Memahami kelainan kulit akibat pemberian obat-obatan 4. Mengetahui penyakit tertentu yang disebabkan oleh karena infeksi dan berhubungan dengan mulut 5. Mengetahui beberapa penyakit yang tergolong : - Penyakit kulit berlepuh - Dermatotis eritro skuamosa - Tumor kulit 6. Memahami beberapa penyakit tertentu yang dapat ditularkan melalui hubungan kelamin CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Anatomi, physiologi dan efflorensi kulit 1.1.1. Memahami anatomi 1.1.1.1.Menyebutkan dalam garis besar lapisan-lapisan kulit sehingga dapat kulit (C1) memberikan 1.1.1.2.Menyebutkan dalam garis besar semua adnexua gambaran kulit kulit (C2) normal 1.1.2. Menyatakan fungsi 1.1.2.1.Menyebutkan 5 macam fungsi kulit (C1) kulit 1.1.2.2.menguraikan peranan pembuluh darah kapiler dan kelenjar keringat sebagai pengatur suhu (C2) 1.1.2.3.Menyebutkan zat-zat yang dikeluarkan melalui kulit (C1) 1.1.3. Memahami 1.1.3.1.Mendefinisikan effloresensi (C1) effloresensi kulit 1.1.3.2.Menyebutkan semua bentuk effloresensi (C2) 1.1.3.3.Mendefinisikan semua bentuk effloresensi (C2) 2.1.Dermatitis 2.1.1. Memahami 2.1.1.1.Menyebutkan 3 macam penyebab dermatitis (C2) penyebab, gambaran 2.1.1.2.Melukiskan dalam garis besar gejala klinis klinis, pengobatan dermatitis (C2) dan cara pencegahan 2.1.1.3.Memperkirakan pengobatan dermatitis secara lokal pelbagai macam dan sistemik (C2) dermatitis 2.1.1.4.Menjelaskan secara garis besar cara pencegahan dermatitis kontakta (C2) 2.1.1.5.Memilih saat rujukan yang tepat (C1) 3.1. Drug Eruption 3.1.1. Memahami macam3.1.1.1.Mendefinisikan drug eruption (C1) macam kelainan kulit 3.1.1.2.Menyebutkan 4 contoh kelainan kulit yang karena obat-obatan termasuk drug eruption (C2) dan cara 3.1.1.3.Menjelaskan secara garis besar 3 penyebab yang mengatasinya sering dan gambaran klinis Stevens Johnson

87

Syndrom dan fixed drug eruption (C2) 3.1.1.4.Memilih pengobatan sementara pada keadaan darurat CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.1.3.4.Memilih saat rujukan yang tepat (C2) 4.1.Penyakit kulit oleh karena infeksi 4.1.1. Mengetahui macam- 4.1.1.1.Menyebutkan pyoderma (C1) macam pyodermi 4.1.1.2.Menyebutkan 3 faktor penting yang memudahkan timbulnya pyoderma (C1) 4.1.1.3.Menyebutkan gejala klinis dari furuncle di sekitar mulut (C1) 4.1.1.4.Menyebutkan gejala klinis dari erisipelas di sekitar mulut (C1) 4.1.1.5.Menyebutkan secara garis besar pengobatan pyoderma (C1) 4.1.2. Mengetahui macam- 4.1.2.1.Menyebutkan klasifikasi TBC kulit macam TBC kulit 4.1.2.2.Menyebutkan secara garis besar gejala klinis dari dan pengobatannya scropuloderma (C1) 4.1.2.3.Menyebutkan pengobatan TBC kulit (C1) 4.1.3. Mengetahui Morbus 4.1.3.1.Menyebutkan penyebab Morbus Hansen (C1) Hansen dan 4.1.3.2.Menyebutkan secara garis besar gejala klinis pengobatannya Morbus Hansen (C1) 4.1.3.3.Menyebutkan pengobatan Morbus Hansen (C1) 4.1.4. Mengetahui penyakit 4.1.4.1.Menyebutkan 4 penyakit kulit karena virus di kulit karena virus sekitar mulut (C1) 4.1.4.2.Menyebutkan gejala klinis H. Zoster (C1) 4.1.4.3.Menyebutkan gejala klinis H. Simplex (C1) 4.1.5. Mengetahui penyakit 4.1.5.1.Menyebutkan klasifikasi dermato micoris kulit karena jamur superfisialis (C1) 4.1.5.2.Menyebutkan gejala klinis dermato micosis superfisialis di sekitar mulut (C1) 4.1.5.3.Menyebutkan secara garis besar gejala klinis candidiasis (C1) 4.1.5.4.Menyebutkan pengobatan dermato micosis superfisialis (C1) CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 5.2. Dermatosis Eritro Skuamosa 5.2.1. Mengetahui derma5.2.1.1.Menyebutkan klasifikasi dermatosis eritro tosis eritro skuamosa skuamosa (C1) 5.2.1.2.Menguraikan gambaran klinis psoriasis (C1) 5.2.1.3.Menguraikan gambaran klinis lupus erithematosis (C1) 5.2.1.4.Memilih rujukan (C1) 5.3. Tumor Kulit 5.3.1. Mengetahui tumor 5.3.1.1.Menyebutkan klasifikasi tumor kulit (C1) kulit 5.3.1.2.Menguraikan gambaran klinis Basalioma (C1) 5.3.1.3.Menguraikan gambaran klinis carcinoma di sekitar mulut (C1) 5.3.1.4.Menguraikan gambaran klinis Melanoma Maligna

88

(C1) 5.3.1.5.Memilih rujukan (C1) 6.1. Penyakit kelamin (Veneral Disease) 6.1.1. Memahami penyakit 6.1.1.1.Mendefinisikan penyakit kelamin (C1) kelamin 6.1.1.2.Menyebutkan 5 macam penyakit kelamin (C1) 6.1.2. Memahami penyakit 6.1.2.1.Menjelaskan penyebab sifilis (C2) kelamin 6.1.2.2.Menyebutkan cara penularan sifilis (C1) 6.1.2.3.Menjelaskan stadia sifilis (C2) 6.1.2.4.Menjelaskan pemeriksaan pembantu untuk mendiagnosa sifilis (C2) 6.1.2.5.Memilih rujukan (C1) 6.1.3. Mengetahui penyakit 6.1.3.1.Menyebutkan penyebab gonore (C1) gonore 6.1.3.2.Menyebutkan penularan gonore (C1) 6.1.3.3.Menyebutkan secara garis besar gambaran klinis gonore (C1) 6.2.Penyakit lain yang ditularkan melalui hubungan kelamin 6.2.1. Mengetahui macam 6.2.1.1.Menyebutkan 3 macam penyakit yang dapat penyakit lain yang ditularkan melalui hubungan kelamin (C1) dapat ditularkan 6.2.1.2.Menyebutkan gejala klinis trichonomiasis (C1) melalui hubungan kelamin

89

ILMU PENYAKIT TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN (T.H.T) CABANG ILMU BEBAN STUDI : ILMU PENYAKIT TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN (T.H.T) : 1 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Memahami anatomi dan fisiologi di bidang THT 2. Memahami penyakit-penyakit THT : a. Infeksi b. Alergi c. Neoplasma 3. Memahami penyakit / kasus darurat di bidang THT yang memerlukan rujuan segera : a. Infeksi b. Corpora Aliena 4. Memahami aspek sosial penyakit THT 5. Memahami sistem rujukan yang berkaitan dengan ilmu THT CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN (T.H.T) Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Anatomi dan fisiologi THT 1.1.1. Menjelaskan anatomi 1.1.1.1.Menjelaskan struktur anatomi THT, sinus dan fisiologi THT paranasalis, dan hubungannya dengan sendi rahang, geraham atas (C5) 1.1.1.2.Menjelaskan fisiologi THT dan hubungannya dengan gigi (C5) 2.1. Rhinitis 2.1.1. Menjelaskan segala 2.1.1.1.Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan komplikasi aspek penyakit Rhinitis (C5) Rhinitis 2.1.1.2.Menjelaskan patofisiologi Rhinitis (C5) 2.1.1.3.Menyebutkan garis-garis besar terapi Rhinitis (C1) 2.2. Sinusitis Paranasalis 2.2.1. Menjelaskan segala 2.2.1.1.Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan komplikasi aspek sinusitis parasinusitis paranasalis (C5) nasalis 2.2.1.2.Menyebutkan indikasi pemeriksaan khusus transilluminasi dan x foto sinus paranasalis (C1) 2.2.1.3.Menyebutkan indikasi dan cara melakukan punksi dan irrigasi sinus maxillaris dan operasi Cadwell Luc (C1) 2.2.1.4.Menyebutkan garis-garis besar terapi sinusitis paranasalis (C1) 2.3. Tonsillitis akuta, Tonsilitis kronika 2.3.1. Menjelaskan segala 2.3.1.1.Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan komplikasi aspek Tonsillitis tonsilitis akuta dan tonsilitis kronika (C5) akuta dan Tonsillitis 2.3.1.2.Menyebutkan patofisiologi tonsilitis akuta dan kronika tonsilitis kronika (C5) 2.3.1.3.Menyebutkan garis-garis besar terapi tonsilitis akuta dan tonsilitis kronika (C1)

90

CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN (T.H.T) Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 2.4. Pharyngitis akuta, pharyngitis kronika 2.4.1. Menjelaskan segala 2.4.1.1.Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan komplikasi aspek pharyngitis pharyngitis akuta dan pharyngitis kronika (C5) akuta dan pharyngitis 2.4.1.2.Menyebutkan patofisiologi tonsilitis akuta dan kronika tonsilitis kronika (C5) 2.4.1.3.Menyebutkan garis-garis besar terapi pharyngitis akuta dan pharyngitis kronika (C1) 2.5. Furunkel meatus acusticus externus 2.5.1. Menjelaskan segala 2.5.1.1.Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan komplikasi aspek Furunkel Furunkel meatus acusticus externus (C5) meatus acusticus 2.5.1.2.Menyebutkan patofisiologi dan hubungannya externus dengan penyakit rahang (C5) 2.5.1.3.Menyebutkan garis-garis besar terapi Furunkel meatus acusticus externus (C1) 2.6. Otitis media akuta, Otitis media kronika 2.6.1. Menjelaskan segala 2.6.1.1.Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan komplikasi aspek Otitis media Otitis media akuta, Otitis media kronika (C5) akuta, Otitis media 2.6.1.2.Menyebutkan patofisiologi Otitis media akuta, kronika Otitis media kronika (C5) 2.6.1.3.Menyebutkan garis-garis besar terapi Otitis media akuta, Otitis media kronika (C1) 2.7. Sindroma alergi 2.7.1. Menjelaskan segala 2.7.1.1.Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan komplikasi aspek sindroma sindroma alergi (C5) alergi 2.7.1.2.Menyebutkan patofisiologi sindroma alergi (C5) 2.7.1.3.Menyebutkan garis-garis besar terapi sindroma alergi (C1) CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN (T.H.T) Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 2.8. Tumor cavum nasi dan sinus paranasalis 2.8.1. Menjelaskan segala 2.8.1.1.Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan komplikasi aspek Tumor cavum Tumor cavum nasi dan sinus paranasalis (C5) nasi dan sinus 2.8.1.2.Menyebutkan patofisiologi dan hubunganya paranasalis dengan penyakit rahang (C5) 2.8.1.3.Menyebutkan garis-garis besar terapi Tumor cavum nasi dan sinus paranasalis (C1) 2.9. Tumor Nasopharynx dan Tonsil 2.9.1. Menjelaskan segala 2.9.1.1.Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan komplikasi aspek Tumor Tumor Nasopharynx dan Tonsil (C5) Nasopharynx dan 2.9.1.2.Menyebutkan patofisiologi Tumor Nasopharynx Tonsil dan Tonsil (C5) 2.9.1.3.Menyebutkan garis-garis besar terapi Tumor Nasopharynx dan Tonsil (C1) 3.1.Abscessus peritonsillaris, abscessus retropharyngealis dan abscessus para retropharyngealis 3.1.1. Menjelaskan segala 3.1.1.1.Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan komplikasi aspek Abscessus Abscessus peritonsillaris, abscessus

91

peritonsillaris, retropharyngealis dan abscessus para abscessus retropharyngealis (C5) retropharyngealis dan 3.1.1.2.Menyebutkan patofisiologi dan hubungannya abscessus para dengan penyakit rahang (C5) retropharyngealis 3.1.1.3.Menyebutkan garis-garis besar terapi Abscessus peritonsillaris, abscessus retropharyngealis dan abscessus para retropharyngealis (C1) 3.2.Difteria pharynx dan Tonsil 3.2.1. Menjelaskan segala 3.2.1.1.Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan komplikasi aspek difteria difteria pharynx dan Tonsil C5) pharynx dan Tonsil 3.2.1.2.Menyebutkan patofisiolog difteria pharynx dan Tonsil (C5) CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN (T.H.T) Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.2.1.3.Menjelaskan indikasi pemeriksaan khususnyamikrobiologis (Throat Swab) (C5) 3.2.1.4.Menyebutkan garis-garis besar terapi difteria pharynx dan 3.3.Corpora alinea dalam oesophagus dan trachea / bronchi 3.3.1. Menjelaskan segala 3.3.1.1.Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan komplikasi aspek Corpora alinea Corpora alinea dalam oesophagus dan trchea / dalam oesophagus bronchi (C5) dan trchea / bronchi 3.3.1.2.Menyebutkan patofisiologi Corpora alinea dalam oesophagus dan trachea / bronchi dan hubungannya dengan protesa gigi (C5) 3.3.1.3.Menyebutkan garis-garis besar terapi Corpora alinea dalam oesophagus dan trachea / bronchi (C1) 4.1.Aspek sosial Otitis media kronika kapita selekta : Foetor nasi, Foetor ex ore, obstructio nasi, nyeri rahang atas, Facies adenoid 4.1.1. Menjelaskan segala 4.1.1.1.Menjelaskan Aspek sosial Otitis media kronika aspek Aspek sosial (C5) Otitis media kronika kapita selekta : Foetor nasi, Foetor ex ore, obstructio nasi, nyeri rahang atas, Facies adenoid 5.1.Sistem rujukan 5.1.1. Melakukan rujukan 5.1.1.1.Menjelaskan arti sistem rujukan (C2) untuk kasus-kasus 5.1.1.2.melakukan rujukan kasus-kasus THT dengan tepat THT yang sesuai dengan indikasi (C2) (P1) berhubungan dengan cabang ilmu lain

ILMU PENYAKIT SYARAF CABANG ILMU BEBAN STUDI : ILMU PENYAKIT SYARAF : 1 SKS

92

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Mengetahui susunan neuromuskuler 2. Mengetahui susunan somestesi 3. Memahami syaraf otak 4. Mengetahui trauma kepala 5. Mengetahui gangguan serebro vaskuler 6. Mengetahui tumor otak 7. Mengetahui epilepsi 8. Memahami meningitis 9. Menggunakan sistem rujukan pada kasus neurologi CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT SYARAF Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Susunan neuromuskuler 1.1.1. Mengetahui anatomi 1.1.1.1.Melukiskan dalam garis besar anatomi dan dan fisiologi dari fisiologi upper motor neuron (C2) traktus piramidalis 1.1.1.2.Melukiskan dalam garis besar anatomi dan fisiologi lower motor neuron (C2) 1.1.2. Mengetahui 1.1.2.1.Menguraikan mekanisme gangguan upper motor patofisiologis neuron (C4) gangguan traktus 1.1.2.2.Menguraikan mekanisme gangguan lower motor piramidalis neuron (C4) 2.1. Susunan somestesi 2.1.1. Mengetahui anatomi 2.1.1.1.Melukiskan anatomi serat-serat nyeri, suhu, raba dan fisiologi dari ringan (C2) serat sensibilitas luar 2.1.1.2.Menguraikan mekanisme gangguan rasa nyeri, dan patofisiologi suhu, raba ringan (C4) gangguan sensibilitas luar 3.1. Syaraf otak 3.1.1. Memahami anatomi 3.1.1.1.Mengenal anatomi syaraf otak ke V, VII, IX, X, dan fungsi otak XII (C2) 3.1.1.2.Menguraikan fungsi syaraf otak ke V, VII, IX, X, XII (C4) 3.1.2. Memahami patofisio- 3.1.2.1.Menerangkan secara garis besar gangguan syaraf logi dan gejala otak ke V, VII, IX, X, XII (C2) gangguan syaraf otak 3.1.2.2.Mengenal penyebab dan gejala neuralgi syaraf otak ke V, VII, IX, X, XII (C4) 3.1.2.3.Menjelaskan patofisiologi Bells palsy (C5) 4.1. Trauma Kepala 4.1.1. Mengetahui 4.1.1.1.Menyebutkan gejala comotio dan contutio cerebri klasifikasi dan gejala (C1) akibat trauma kepala 4.1.1.2.Menyebutkan gejala gangguan vaskuler akibat tertutup trauma kepala (C1) CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT SYARAF Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 5.1. Gangguan Serebo Vaskuler 5.1.1. Mengetahui 5.1.1.1.Menyebutkan klasifikasi gangguan serebro klasifikasi, etiologi vaskuler (C1)

93

dan gejala gangguan serebro vaskuler 6.1. Tumor Otak 6.1.1. Mengetahui gejala tumor otak 7.1. Epilepsi 7.1.Mengetahui pembagian klinik, etiologi dan gejala epilepsi 8.1. Meningitis 8.1.1. Memahami pembagian klinik, etiologi dan gejala meningitis 9.1. Rujukan 9.1.1. Menggunaka n sistem rujukan yang tepat pada kasus-kasus neurologi

5.1.1.2.Menyebutkan etiologi dan gejala infark dan pendarahan (C1) 5.1.1.3.Menyebutkan klasifikasi dan gejala migrain (C1) 6.1.1.1.Menyebutkan gejala-gejala tumor otak (C1) 6.1.1.2.Menguraikan proses desak ruang (C4) 7.1.1.1.Menguraikan pembagian klinik dan penyebab epilepsi (C4) 7.1.1.2.Menyebutkan gejala epilepsi (C1) 8.1.1.1.Menguraikan pembagian klinik dan penyebab meningitis (C4) 8.1.1.2.Menyebutkan secara garis besar gejala gejala meningitis serosa dan purulenta (C1) 9.1.1.1. Menjelaskan arti dari sistem rujukan (C2) 9.1.1.2. Menunjukkan saat dan bidang keahlian yang tepat untuk rujukan pada kasuskasus gangguan : - Syaraf otak - Serebrovaskuler - Tumor otak - Epilepsi - Meningitis - Akibat trauma kepala tertutup

94

ILMU KEDOKTERAN JIWA CABANG ILMU BEBAN STUDI : ILMU KEDOKTERAN JIWA : 1 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Memahami pengertian psikopatologi sehingga dapat mengenal berbagai corak kepribadian 2. Memahami hubungan dokter gigi dan pasien 3. Memahami keadaan manusia yang sakit 4. Memahami arti, peran, dan sikap dokter gigi dalam masyarakat CABANG ILMU : ILMU KEDOKTERAN JIWA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Psikopatologi 1.1.1. Menjelaskan penger- 1.1.1.1.Mendefinisikan fungsi dasar kepribadian (C2) tian umum psikopa1.1.1.2.Menjelaskan perkembangan kepribadian menurut tologi Freud (C2) 1.1.1.3.Menguraikan paham-paham dasar psikopatologi (C2) 1.1.2. Mengenal berbagai 1.1.2.1.Mendefinisikan kepribadian histerik (C2) kelainan corak kepri- 1.1.2.2.Mendefinisikan kepribadian sosiopatik (C2) badian yang lazim 1.1.2.3.Mendefinisikan kepribadian pasif-agresif (C2) ditemui dalam kehi1.1.2.4.Mendefinisikan kepribadian borderline (C2) dupan sehari-hari 1.1.2.5.Mendefinisikan kepribadian paranoid(C2) 2.1.Teori komunikasi 2.1.1. Menjelaskan situasi 2.1.1.1.Mendefinisikan situasi medik (C2) medik dengan pasien 2.1.1.2.Mendefinisikan sikap autoriter (C2) 2.1.1.3.Mendefinisikan sikap persuasif (C2) 2.1.1.4.Menguraikan keuntungan / kekurangan sikap dependent dari pada pasien (C2) 2.2.Analisa Transaksional 2.2.1. Menerangkan status 2.2.1.1.Menjelaskan pengertian status AKU (ego status) AKU (C2) 2.2.1.2.Menjelaskan ciri-ciri status aku : orang tua, dewasa dan anak (C2) 2.2.2. Menerangkan 2.2.2.1.Menyebutkan 3 macam transaksi dalam analisa transaksi transaksional (C1) 2.2.2.2.Menerangkan transaksi senada (complement) (C2) 2.2.2.3.Menerangkan transaksi silang (Crossed) (C2) 2.2.2.4.Menerangkan transaksi tersamar (altered) (C2)

CABANG ILMU : ILMU KEDOKTERAN JIWA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus

95

Umum 3.1.Anxietas bertalian dengan rasa nyeri 3.1.1. Memahami sikap 3.1.1.1.Mendefinisikan anxietas (C2) dokter gigi dalam 3.1.1.2.Menjelaskan tanda-tanda anxietas (C2) mengatasi anxietas 3.1.1.3.Menjelaskan cara-cara menghadapi anxietas (C2) 4.1. Peran dan sikap Dokter Gigi 4.1.1. Menjelaskan 4.1.1.1. Menyebutkan ciri-ciri masyarakat urban C2) arti, pe-ran dan sikap 4.1.1.2. Menyebutkan ciri-ciri masyarakat rural (C1) dokter gigi dalam 4.1.1.3. Menjelaskan sikap yang sesuai dalam masyarakat kota dan menghadapi masyarakat urban (C2) desa 4.1.1.4. Menjelaskan sikap yang sesuai dalam menghadapi masyarakat plural (C2)

PSIKOLOGI 96

CABANG ILMU BEBAN STUDI

: PSIKOLOGI : 1 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Mengerti keadaan psikologis pasien yang dihadapinya, sehingga dapat mengetahui bagaimana cara mendekati pasien 2. Memahami tentang psikologi perkembangan CABANG ILMU : PSIKOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Pengantar Psikologi 1.1.1. Menceritakan dengan 1.1.1.1.Menerangkan pandangan primitif mengenai alam singkat dan sekitarnya (C2) perkembangan 1.1.1.2.Menceritakan pandangan primitif, filsafat Yunani psikologi menurut Plato dan Aristoteles (C2) 1.1.1.3.Menceritakan maksud abad kegelapan (C2) 1.1.1.4.Menceritakan penyelidikan manusia secara empiris pada periode humanisme (C2) 1.1.1.5.Menceritakan riwayat pendidikan Dr. Wilhelm Wundt tentang psikologi (C2) 1.1.2. Menerangkan arti 1.1.2.1.Menerangkan istilah psikologi menurut beberapa dan lingkup psikologi pandangan (C2) 1.1.2.2.Menerangkan berbagai cabang psikologi yang relevan di Indonesia (C2) 1.1.2.3.Menerangkan hubungan psikologi dengan ilmuilmu lain (C2) 1.1.3. Memahami 1.1.3.1.Menerangkan arti motivasi (C2) pengertian motivasi 1.1.3.2.Menerangkan arti motivasi biologis dan motivasi sosial (C2) 1.1.4. Memahami mekanis- 1.1.4.1.Mendefinisikan frustasi (C2) me penyesuaian diri 1.1.4.2.Menceritakan 3 macam sumber frustasi (C2) terhadap frustasi 1.1.4.3.Menceritakan mekanisme penyesuaian diri manusia terhadap frustasi (C2) 1.1.5. Memahami perkem- 1.1.5.1.Menceritakan perbedaan emosi dan perasaan (C2) bangan perasaan dan 1.1.5.2.Menceritakan pengaruh emosi dalam tubuh kita perbedaan antara pe(C2) rasaan dan emosi 1.1.5.3.Menerangkan akibat pengalaman emosional dalam tubuh kita (C2) 1.1.5.4.Menceritakan 3 macam tingkah laku emosional (C2) 1.1.5.5.Menerangkan motivasi emosional serta akibatnya (C2) 1.1.5.6.Menerangkan hubungan (vicious circle) antara frustasi-agresi-anxiety (C2) 1.1.5.7.Menerangkan istilah-istilah emosi, mood, sympathy, sentimen, emphaty (C2) 1.1.6. Menerangkan proses 1.1.6.1.Menerangkan arti istilah berpikir (C2) berpikir 1.1.6.2.Menerangkan simbol sebagai alat berpikir (C2)

97

1.1.7. Memahami apa yang dimaksud dengan persepsi, atensi dan kelainan-kelainan dalam persepsi

1.1.8. Menjelaskan proses belajar dan mengajar

1.1.6.3.Menerangkan 3 konsep alat berpikir (C2) 1.1.6.4.Menerangkan apa yang dimaksud dengan : a. berpikir representatif b. berpikir yang bertujuan untuk mengerti c. berpikir dengan tujuan menstrukturir 1.1.7.1.Menjelaskan arti istilah persepsi dan atensi (C2) 1.1.7.2.Menjelaskan dasar persepsi (C2) 1.1.7.3.Menjelaskan 3 jenis atensi (C2) 1.1.7.4.Menerangkan faktor luar dan dalam yang menentukan atensi (C2) 1.1.7.5.Menerangkan pelbagai kelainan dalam persepsi (C2) 1.1.7.6.Menjelaskan arti : - Delusi - Halusinasi - Ilusi 1.1.8.1.Mendefinisikan belajar (C2) 1.1.8.2.Menjelaskan 3 macam cara belajar (C3) 1.1.8.3.Menerangkan arti mengingat dalam hubungannya dengan belajar (C2) 1.1.8.4.Menerangkan faktor ekstern dan intern yang mempengaruhi proses belajar (C2) 1.1.8.5.Menerangkan arti transfer of training (C2)

CABANG ILMU : PSIKOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.1.9. Menerangkan arti 1.1.9.1.Menerangkan hubungan inteligensi dengan prestasi inteligensi dan cara (C2) pengukurannya 1.1.9.2.Menerangkan apa yang dimaksud dengan IQ (Intelligence Quotient) (C2) 1.1.9.3.Menerangkan cara memperoleh IQ (C2) 1.1.9.4.Menerangkan hubungan konstansi intelligensi dengan proses belajar (C2) 1.1.9.5.Menerangkan arti berbagai taraf kecerdasan (inteligensi) : - Genius - Superior - Rata-rata - Slow learner - Debil - Embisil - Idiot 1.1.10. Mengukur arti 1.1.10.1. Menerangkan maksud individualitas (C2) individu 1.1.10.2. Menerangkan maksud sindroma kepribadian (C2) 1.1.10.3. Menerangkan maksud self (diri aku) (C2) 1.1.11. Menerangkan 1.1.11.1. Menerangkan tujuan berbagai test pensil dan pelbagai pengukuran test paper (C2) kepribadian 1.1.11.2. Menerangkan maksud test situasional (C2) 1.1.11.3. Menerangkan maksud test personal interview (C2) 1.1.11.4. Menerangkan maksud test methode proyektif

98

(C2) 2.1.Psikologi Perkembangan 2.1.1. Memahami apa yang dimaksud dengan kepribadian, bagaimana perkembangannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan itu 2.1.1.1. Mendefinisikan kepribadian (C2) 2.1.1.2. Menerangkan kepribadian menurut Allport (C2) 2.1.1.3. Menerangkan perlbagai faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian (C3) 2.1.1.4. Menerangkan arti karakter, trait type, temperamen (C3) 2.1.1.5. Menerangkan arti perkembangan kepribadian psiko analisa (C2) 2.1.1.6. Menerangkan Id, Ego, Super Ego (C2) 2.1.2.1. Menceritakan pelbagai fase perkembangan anak dan remaja (C2) 2.1.2.2. Menerangkan bagimana proses identifikasi itu berlangsung sejak fase infancy (bayi) sampai pubertas (C2) 2.1.2.3. Menceritakan akibat proses identifikasi yang tidak berjalan dengan baik (C2) 2.1.2.4. Menerangkan beberapa kesukaran yang terjadi karena pendidikan yang salah (C2)

2.1.2. Memahami ciri-ciri khas dalam berbagai fase perkembangan anak

99

ILMU BEDAH MULUT CABANG ILMU BEBAN STUDI : ILMU BEDAH MULUT : 14 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : Melakukan pemeriksaan klinis yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa kasus bedah mulut dan rahang Menginterpretasikan hasil pemeriksaan klinis, radiologis dan laboratorium dan lain-lain Memahami hubungan antara pelbagai kelainan dan penyakit kasus bedah mulut dan rahang dengan kelainan sistemik Membedakan pelbagi kelainan/penyakit jaringan mulut yang memerlukan tindakan bendah Menerangkan pelbagai kelainan/penyakit mulut dan rahang yang memerlukan tindakan bedah Memahami patogenesis dan pelajaran infeksi non spesifik (infeksi odontogen) yang memerlukan tindakan bedah Memahami arti antiseptik umum serta penggunaannya untuk menangani kasus bedah Memahami prinsip sterilisasi untuk menangani kasus bedah Menerangkan anestesi umum dan memahami anestesi lokal untuk kasus bedah mulut Memahami perubahan tanda-tanda klinik gawat darurat Memahami rencana tindakan kasus bedah mulut dan rahang minor Memahami persiapan teknis pembedahan kasus bedah mulut dan rahang minor CABANG ILMU : ILMU BEDAH MULUT

Memahami tindakan pra bedah mulut dan rahang sederhana Memahami tindakan pembedahan mulut dan rahang sederhana Menerangkan secara garis besar pengelolaan penderita pasca bedah, bedah mulut dan rahang serta penanggulangan komplikasinya Memahami tindakan rehabilitatif pasca bedah Memahami pengaruh kelainan sistemik pada gigi, jaringan penyangga, jaringan lunak mulut, rahang dan persediaannya dengan kelainan sistemik Memahami perbagai penyakit gigi dan jaringan sekitarnya yang disebabkan oleh jasad renik (mikroorganisme) Memahami kelainan / penyakit pada kelenjar liur Memahami pertolongan pertama pada kasus gawat darurat non surgical Memahami komunikasi dengan individu, keluarga dan masyarakat Bekerja sama dengan tim kesehatan dan non kesehatan Mengembangan Ilmu Bedah Mulut dan Rahang dengan berorientasi ke masa depan

100

CABANG ILMU : BEDAH MULUT Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1.Pemeriksaan Klinis 1.1.1. Melakukan anamnesa 1.1.1.1.Melakukan pengumpulan data pribadi penderita penderita serta faktor lingkungan pekerjaan dan pendidikan (C3) (P3) 1.1.1.2.Melakukan tanya jawab tentang riwayat penyakit umum yang pernah diderita (C3) (P3) 1.1.1.3.Melakukan tanya jawab tentang latar belakang kejiwaan penderita (C3) (P3) 1.1.1.4.Melakukan tanya jawab tentang keluhan utama dan keluhan tambahannya (C3) (P2) 1.1.2. Melakukan 1.1.2.1.Menerapkan pengetahuan tentang pengukuran pemeriksaan umum: tensi, nadi, suhu tubuh, dan kesadaran penderita - Keadaan umum (refleks) (C3) (P3) - Keadaan lokal 1.1.2.2.Melakukan pengukuran tensi, nadi, suhu tubuh, dan kesadaran penderita (refleks) (C3) (P3) 1.1.2.3.Melakukan pemeriksaan keadaan lokal secara inspeksi (visual), palpasi (manual) eksplorasi (instrumental), perkusi (instrumental) dan odorisasi (persepsi) (C3) (P3) 1.1.3. Melakukan persiapan 1.1.3.1.Merencanakan pembuatan radiogram intra oral untuk kasus-kasus (C5) yang memerlukan pe- 1.1.3.2.Merencanakan pembuatan radiogram ekstra oral meriksaan pelengkap (C5) 1.1.3.3.Merencanakan pengiriman pemeriksana ludah (tertentu), darah/faal hati (tertentu) ke laboratorium patologi klinik (C5) 2.1.Interpretasi hasil pemeriksaan klinis, radiologis, laboratoris 2.1.1. Menentukan 2.1.1.1.Menunjukkan tanda-tanda patologis pada perlunya radiogram (C3) (P1) pemeriksaan Ro, 2.1.1.2.Menunjukkan lokasi kelainan dan ukuran dari pada laboratorium dan kelainan pada gambaran radiogram (C3) (P2) lain-lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa dan persiapan bedah 2.1.2. Menginterpretasikan 2.1.2.1.Mengetahui macam pemeriksaan Ro, laboratorium macam pemeriksaan dan lain-lain (C1) Ro, laboratorium dan 2.1.2.2.Menafsirkan hasil pemeriksaan Ro, laboratorium lain-lain untuk (C2) (P1) menegakkan diagnosa dan persiapan bedah 3.1.Hubungan penyakit sistemik dan hormonal dengan kasus bedah 3.1.1. Menjelaskan 3.1.1.1.Menunjukkan tanda-tanda patologis pada pengaruh penyakit radiogram (C3) (P1) sistemik tertentu 3.1.1.2.Menunjukkan lokasi kelainan dan ukuran dari pada pada kasus bedah kelainan pada gambaran radiogram (C3) (P2) mulut dan rahang 3.1.2. Mengidentifikasi 3.1.2.1.Membedakan 3 macam penyakit sistemik (diabetes

101

mellitus, darah, hati) (C2) (P1) 3.1.2.2.Membedakan 3 macam pengaruh penyakit sistemik pada kasus bedah mulut (C2) (P1) 3.1.2.3.Menunjukkan manifestasi klinik dari penyakit diabetes mellitus, darah, penyakit hati (lever) (C3) (P1) 3.1.2.4.membedakan 2 manifestasi klinik dari kelainan hormonal (C2) (P1) 4.1.Membedakan jaringan lunak mulut, minor, mayor, efektif dan darurat 4.1.1. Memahami pelbagai 4.1.1.1.Menguraikan kelainan jaringan lunak yang kelainan / penyakit memerlukan tindakan bedah minor untuk jaringan lunak mulut persiapan pembuatan protesa (C2) (P1) yang memerlukan 4.1.1.2.Menguraikan kelainan jaringan lunak yang tindakan bedah minor memerlukan tindakan bedah minor untuk persiapan pembuatan orthodonti (C2) (P1) 4.1.2. Memahami pelbagai 4.1.2.1.Membedakan tumor jaringan lunak yang ganas dan kelainan / penyakit tidak ganas yang memerlukan tindakan bedah jaringan lunak mulut mayor (C4) yang memerlukan 4.1.2.2.Menentukan kelainan konginetal yang memerlukan tindakan bedah tindakan bedah mayor (C4) mayor 4.2.Pembedahan jaringan keras mulut minor, mayor, efektif dan darurat 4.2.1. Memahami pelbagai 4.2.1.1.Menguraikan kelainan jaringan lunak yang kelainan / penyakit memerlukan tindakan bedah minor untuk jaringan keras mulut persiapan pembuatan protesa (C1) (P1) yang memerlukan 4.2.1.2.Melaksanakan tindakan operasi/apikoektomi/ tindakan bedah minor hemiseksi/kuretasi/operkulektomi/penjahitan luka / insisi abses/ yang sederhana; asistensi operasi besar / exsisi (C4) (P3) 4.2.1.3.Menjelaskan ciri tumor jaringan keras (oesteoma, osteosarkoma, firoosteoma) (C2) (P1) 5.1.Peradangan 5.1.1. Menguraikan 5.1.1.1.Menetapkan tanda-tanda dan gejala perikoronitis berbagai macam (C4) (P3) keradangan, 5.1.1.2.Menjelaskan macam-macam penyebab penyebab dan proses perikoronitis (C2) (P3) penyembuhannya 5.1.1.3.Merencanakan tindakan kasus perikoronnitis (C5) pada jaringan lunak (P3) mulut 5.1.2. Menguraikan 5.1.2.1.Menguraikan tanda-tanda dan gejala osteomyelitis berbagai macam (C4) (P2) keradangan, 5.1.2.2.Menguraikan penyebab dan sebab osteomyelitis penyebab dan proses (C4) (P2) penyembuhannya 5.1.2.3.Menerangkan perawatan osteomyelitis (C2) ()2) pada tulang rahang 5.1.2.4.Membedakan tanda-tanda gejala abses dento alveolar dengan kelainan periapikal lainyna (C4) (P2) 5.1.2.5.Menerangkan penyebab dan sebab abses dento alveolar (C2) 5.1.2.6.Menerangkan teknis insisi abses dento alveolar (C3) (P3) 5.1.2.7.Menerangkan tanda-tanda dari gejala selulitis / flegmon (phlegmon) (C2) (P2) 5.1.2.8.Menerangkan penyebab dan sebab flegmon (C2)

manifestasi klinik dari penyakit sistemik dan hormonal tertentu pada kasus bedah mulut dan rahang

102

(P2) 5.2.Kelainan trauma 5.2.1. Menguraikan berbagai macam trauma, penyebab dan proses penyembuhan pada jaringan lunak 5.2.2. Memahami berbagai macam trauma, penyebab dan penyembuhannya pada jaringan tulang 5.2.1.1.Menjelaskan pengertian trauma (C2) 5.2.1.2.Menjelaskan berbagai jenis trauma (C2) 5.2.1.3.Menjelaskan pengertian luka / jejas (C2) 5.2.1.4.Menjelaskan berbagai macam luka / jejas (C2) 5.2.1.5.Menjelaskan 3 tahapan penyembuhan berbagai macam luka / jejas (C2) (P2) 5.2.1.6.Menguraikan proses penyembuhan luka setelah perawatan (C3) 5.2.2.1.Menerapkan pengertian fraktur rahang (C3) 5.2.2.2.Membedakan berbagai macam faktur tulang (C4) 5.2.2.3.Menjelaskan therapi fraktur tulang umum (C2) 5.2.2.4.Menerapkan therapi fraktur tulang khusus (C3) 5.2.2.5.Menguraikan proses penyembuhan luka fraktur (C4) 5.2.2.6.Menafsirkan komplikasi penyembuhan fraktur (C2) 5.2.2.7.Menafsirkan proses angkilosis sendi rahang (C2) 5.2.3.1.Menjelaskan 5 akibat trauma pada gigi (C2) 5.2.3.2.Menunjukkan klasifikasi fraktura gigi (C3) 5.2.3.3.Mendemostrasikan tindakan terapi gigi abulsi (C3) (P2) 5.2.3.4.Menafsirkan proses gigi ankilosis (C2)

5.2.3. Menguraikan berbagai macam trauma penyebab dan proses penyembuhannya pada jaringan gigi 5.3.Tumor / neoplasma / kista 5.3.1. Memahami tumor 5.3.1.1.Menerangkan 5 tumor jinak yang sering terdapat ganas dan jinak yang dalam mulut dan rahang (C2) berasal dari 5.3.1.2.Membedakan 2 macam tumor ganas yang sering odontogen dan non terdapat dalam mulut dan rahang (C2) odontogen 5.3.1.3.Membedakan 3 macam tumor odontogik secara klinis (makroskopis) (C2) 5.3.1.4.Membedakan tumor ganas dan jinak yang berasal dari odontogen (C2) 5.3.1.5.Membedakan tumor ganas dan jinak yang berasal dari nonodontogen (C2) 5.3.2. Memahami macam5.3.2.1.Menerangkan komplikasi dan patogenesis kista macam kista odontomulut dan rahang (C2) gen / non odontogen 5.3.2.2.Menerangkan cara menegakkan diagnosa untuk kista mulut dan rahang 5.3.2.3.Menerangkan perawatan kista mulut dan rahang 5.3.2.4.Menerangkan kemungkinan terjadinya kista mulut dan rahang yang sukar dirawat 5.3.2.5.Menerangkan kemungkinan komplikasi operasi kista 5.3.2.6.Menjelaskan sifat-sifat kista dan terapi khususnya 5.4.Kelainan kongenital 5.4.1. Memahami kelainan 5.4.1.1.Menyebutkan kelainan-kelainan kongenital pada kongenital bibir, lidah, langit-langit dan rahang (C2) 5.4.1.2.Membedakan 3 kelainan kongenital pada bibir, lidah, langit-langit dan rahang (C2) 5.4.1.3.Membedakan berbagai macam deformitas muka / wajah (C2) 6.1.Infeksi odontogen

103

6.1.1. Menguraikan patogenesis dan penjalaran infeksi odontogen menurut macamnya 6.2.Gingiva hyperlasia 6.2.1. Mengenal penyebab gingiva hyperplasia

6.1.1.1.Menyebutkan secara terperinci 3 macam infeksi odontogen (C5) 6.1.1.2.Menjelaskan secara terperinci berbagai macam penyebaran infeksi odontogen (C5) 6.1.1.3.Menjelaskan secara terperinci patogenesis infeksi odontogenik (C5)

6.2.1.1.Membedakan hyperplasia gingiva menurut penyebabnya (C2) 6.2.1.2.Menerangkan penyebab hyperplasia gingiva (C2) 7.1.Macam dan penggunaan antiseptikum 7.1.1. Memahami farmako- 7.1.1.1.Menguraikan macam-macam bahan antiseptik kinetik serta pengguyang sering digunakan untuk kasus bedah mulut naan preparat (C4) antiseptik umum 7.1.1.2.Menentukan macam bahan antisektikum yang yang sering digunakan untuk kasus bedah mulut (C4) digunakan untuk 7.1.1.3.Menjelaksan indikasi penggunaan berbagai bahan kasus bedah mulut antiseptik (C5) 7.1.1.4.Menggunakan antiseptik umum secara aman dan rasional (P3) 8.1.Penerapan Sterilisasi 8.1.1. Memahami prinsip8.1.1.1.Mendemonstrasikan teknik asepsis untuk sarana prinsip steritisasi operasi (C3) (P3) untuk sarana operasi, 8.1.1.2.Mendemonstrasikan teknik asepsis untuk penderita penderita dan dan operator(C3) (P3) operator 9.1.Anestesi umum 9.1.1. Memahami obat 9.1.1.1.Membedakan berbagai macam obat anesthetika anestesi umum yang umum yang sering digunakan (C2) tepat dan sesuai 9.1.1.2.Membedakan obat anesthetikum ymum yang dengan macam diberikan secara intravena (C4) pembedahan dan 9.1.1.3.Menyebutkan macam-macam teknik anestesi keadaan penderita umum (C1) 9.1.1.4.Menyebutkan 4 macam proses anestesi umum (C1) 9.1.1.5.Menyebutkan bahaya-bahaya penggunaan anestesi umum (C1) 9.2.Anestesi lokal 9.2.1. Memahami obat 9.2.1.1.Menggolongkan macam obat anestesi lokal (C2) anestesi lokal yang (P2) tepat dan sesuai 9.2.1.2.Menjelaskan secara terperinci obat anestesi lokal dengan macam yang sesuai untuk penderita dengan kelainan pembedahan dan sistemik dan cardiovascular (C2) (P2) (A2) keadaan penderita 9.2.1.3.Memilih obat anestesi lokal yang tepat dan sesuai dengan macam pembedahan dan keadaan penderita (C1) 9.2.2. Memahami anestesi 9.2.2.1.Menetapkan lokasi yang tepat untuk deponasi obat lokal anestetikum (C4) (P3) (A2) 9.2.2.2.Menetapkan cara / teknik anestesi lokal yang tepat (C4) 9.2.2.3.Menerangkan proses anestesi lokal (C2) 9.2.2.4.Membedakan paraestesi dan anestesi (C2) 9.2.3. Memahami komplikasi akibat 9.2.3.1.Menjelaskan sebab-sebab terjadinya komplikasi anestesi lokal (C1)

104

9.2.3.2.Menunjukkan ciri-ciri komplikasi anestesi lokal (C3) 9.2.3.3.Menanggulangi komplikasi anestesi lokal (C3) 10.1. Tanda-tanda vital (vital signs) 10.1.1. Mengenal tanda10.1.1.1. Menjelaskan macam-macam tanda vital (C2) tanda vital dalam 10.1.1.2. Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batasbatas / range normal batas normal dan abnormal (C3) (P3) (A2) dan abnormal 11.1. Perencanaan tindakan kasus bedah mulut dan rahang 11.1.1. Merencanakan 11.1.1.1. Membedakan macam-macam kasus bedah tindakan operasi mulut minor (C2) kasus bedah mulu 11.1.1.2. Menentukan indikasi operasi kasus bedah mulut minor minor (C3) (P3) 11.1.1.3. Menetapkan obat anestesi yang dipakai (C4) 12. Persiapan pembedahan minor ditinjau dari segi/sudut kelengkapannya 12.1.1. Melakukan persiapan 12.1.1.1. Menyiapkan alat-alat yang yang diperlukan bedah kasus bedah dengan tepat untuk kasus bedah mulut (c3) (P2) mulut dan rahang (A2) minor 12.1.1.2. Menetapkan obat-obat dan bahan yang diperlukan pada kasus bedah mulut minor (C4) 12.1.1.3. Menunjukkan personalia yang diperlukan untuk kasus bedah mulut minor (C3) 13.1. Persiapan pembedahan minor ditinjau dari sudut penderita 13.1.1. Melakukan 13.1.1.1. Menyusun evaluasi klinik umum dan lokal pada pemeriksa-an fisik penderita pra bedah untuk kasus bedah mulut umum dan lokal (C5) (P2) (A2) penderita yang 13.1.1.2. Menyusun evaluasi laboratories pada penderita memerlukan tindakan pra bedah untuk kasus bedah mulut (C5)(P2) pembedahan mulut (A2) dan rahang 13.1.1.3. Menyiapkan mental penderita pra bedah (C3) (P1) (A2) 13.1.2. Melakukan persiap 13.1.2.1. Menerangkan indikasi tindakan operasi kasus obat/alat yang bedah mulut (C2) diperlukan untuk 13.1.2.2. Menyiapkan obat dan alat yang diperlukan kasus bedah mulut untuk kasus bedah mulut dan rahang tertentu dan rahang (C3) (P2) 14.1. Pencabutan gigi 14.1.1. Melakukan tindakan 14.1.1.1. Merumuskan indikasi pencabutan gigi (C6) (P3) pencabutan gigi (A2) 14.1.1.2. Memilih alat yang tepat untuk pencabutan gigi (P4) 14.1.1.3. Melakukan teknik pencabutan gigi dengan betul (C6) (P3) (A2) 14.1.2. Melakukan pengelu- 14.1.2.1. Mengurikan macam komplikas yang mungkin aran sisa fraktur akar timbul sesudah pencabutan gigi (C4) 14.1.2.2. Melakukan pengambilan fraktur akar (P3) 14.2. Odontektomi (Pembedahan gigi impaksi) 14.2.1. Melakukan tindakan 14.2.1.1. Menjelaskan kelainan posisi impaksi (C4) operasi impaksi 14.2.1.2. Melakukan indikasi odontektomi (P2) sederhana 14.2.1.3. Melakukan odontektomi (P3) 14.2.1.4. Menunjukkan komlikasi odontektomi (C3) (P1) (A2) 15.1. Perawatan pasca bedah mulut dan rahang sederhana serta penanggulangan komplikasinya

anestesi lokal

105

15.1.1. Melakukan perawatan pasca bedah mulut dan rahang sederhana 15.1.2. Melakukan perawatan komplikasi bedah mulut dan rahang sederhana

15.1.1.1. Menjelaskan proses penyembuhan luka operasi kasus bedah mulut sederhana (C3)

16.1. 16.1.1.

17.1. 17.1.1.

18.1. 18.1.1.

19.1. 19.1.1.

20.1. 20.1.1.

21.1. 21.1.1.

15.1.2.1. Menanggulangi pendarahan pada peca bedah (P3) 15.1.2.2. Menanggulangi osteitis akibat pencabutan (dengan socket) (P3) 15.1.2.3. Menjelaskan cara menanggulangi trismus pasca bedah (C3) 15.1.2.4. Memberikan vitamin dan mineral yang diperlukan untuk penyembuhan luka bedah (P3) 15.1.2.5. Merencanakan tindakan sanering dan menjaga oral hygiene pada perawatan kasus bedah mulut (C5) 15.1.2.6. Menerangkan perawatan fisio terapi yang diperlukan pasca bedah (C2) Rehabilitasi Pasca Bedah Mengetahui tindakan 16.1.1.1. Menyebutkan peralatan celah langit-langit, oral, rehabilitasi maxillo facial prosthesis, biteplane (C1) 16.1.1.2. Melakukan rujukan kasus-kasus bedah yang sukar ditanggulangi (P3) Hubungan penyakit systemic dengan kelainan mulut dan rahang Menjelaskan 17.1.1.1. Menerangkan penyakit sistemik yang pengaruh penyakit mempunyai pengaruh pada infeksi spesifik sistemik tertentu dalam mulut dan rahang (C2) pada infeksi 17.1.1.2. Menerangkan penyakit sistemik yang mempunyai pengaruh pada infeksi non spesifik dalam mulut dan rahang (C2) Infeksi spesifik dan non spesifik Menjelaskan patoge- 18.1.1.1. Menerangkan infeksi spesifik dan non spesifik nesis cara penjalaran dengan manifestasinya di rongga mulut (C2) infeksi spesifik dan 18.1.1.2. Menerangkan tanda-tanda klinis penyakit non spesifik dalam infeksi spesifik dan non spesifik dalam rongga rongga mulut mulut (C2) 18.1.1.3. Menerangkan penjalaran penyakit infeksi spesifik dan non spesifik (C2) 18.1.1.4. Menerangkan patogenesis spesifik dan non spesifik (C2) Kelainan-kelainan kelenjar ludah Menerangkan 19.1.1.1. Menguraikan topografi kelenjar air liur dan kelainan dan macam kelenjarnya (C2) penyakit kelenjar 19.1.1.2. Menjelaskan sialolithiasis (C2) (P1) ludah Kasus-kasus darurat non surgiocal Melakukan 20.1.1.1. Menunjukkan macam-macam kasus darurat non perawatan darurat surgical (C3) non surgical 20.1.1.2. Mengelola kasus-kasus darurat non surgical (P3) 20.1.1.3. Melakukan rujukan kasus darurat non surgical (P3) Interaksi operator dan penderita Melakukan 21.1.1.1. Melakukan komunikasi secara tepat (P3) komunikasi efisien 21.1.1.2. Melakukan perawatan bedah mulut dan rahang

106

dengan penderita, sesuai dengan Etika Kedokteran Gigi (P3) keluarga dan masyarakat dalam menanggulangi penyakit kasus bedah mulut dan rahang sesuai dengan etika kedok-teran gigi 22.1. Pendekatan interdisipliner dan multidisipliner 22.1.1. Bekerjasama secara 22.1.1.1. Bekerja sama secara efektif dalam tim efektif dalam tim kesehatan (P3) kesehatan dan non 22.1.1.2. Bekerja sama dengan tim non kesehatan secara kesehatan mengenai efektif (P3) bedah mulut dan rahang 23.1. Ilmu bedah mulut dan rahang yang mutakhir 23.1.1. Menunjukkan 23.1.1.1. Mengembangkan ilmu bedah mulut dan kesediaan untuk teknologi melalui bacaan, pertemuan ilmiah, mengembangkan diri kegiatan profesi dan penelitian (P3) secara terus menerus 23.1.1.2. Melakukan penulisan ilmiah tentang bedah dengan berorientasi mulut dan rahang (P3) ke masa depan, khususnya di bidang Bedah mulut dan rahang

107

ILMU KONSERVASI GIGI CABANG ILMU BEBAN STUDI : KONSERVASI GIGI : 12 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Memahami cara diagnosa kelainan/penyakit jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan jaringan periapikal untuk perawatan Konservasi Gigi. 2. Memahami hasil pemeriksaan klinis, radiologi dan laboratories kasus perawatan Konservasi Gigi. 3. Memahami hubungan antara kelainan/penyakit sistemik dengan perawatan Konservasi Gigi. 4. Memahami penerapan pengetahuan anatomi, faal, histology, histopatologi jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan jaringan periapikal. 5. Memahami macam-macam kelainan/penyakit jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan jaringan periapikal. 6. Memahami seleksi kelainan/penyakit jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan jaringan periapikal untuk perawatan Konservasi Gigi. 7. Memahami macam-macam pencegahan dan perawatan kelainan/penyakit jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan jaringan periapikal. 8. Memahami instrumentarium yang digunakan dalam perawatan Konservasi Gigi. 9. Memahami obat-obat yang digunakan dalam perawatan Konservasi Gigi. 10. Memahami macam-macam restorasi untuk perawatan Konservasi Gigi. 11. Memahami persiapan perawatan Konservasi Gigi. 12. Memahami macam-macam perawatan Ilmu Konservasi Gigi. 13. Memahami penanggulangan kasus darurat Konservasi Gigi. CABANG ILMU : KONSERVASI GIGI

14. Memahami proses penyembuhan/kegagalan perawatan endodontik. 15. Bekerja sama dalam tim kesehatan untuk melakukan perawatan Konservasi Gigi. 16. Melakukan perawatan Konservasi Gigi sesuai dengan Sumpah Dokter Gigi dan Etika Kedokteran Gigi. 17. Melakukan cara-cara bimbingan dalam program Kesehatan Masyarakat. 18. Mendalami Ilmu Konservasi Gigi sesuai dengan kemajuan ilmu dan tehnologi. 19. Berperan aktif dalam masalah kesehatan gigi sebagai pengabdian masyarakat, dengan mengingat pengaruh sosial, ekonomi dan budaya.

108

CABANG ILMU : KONSERVASI GIGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.2. C a r a d i a g n o s a 1.2.1. Melakukan anamnesa 1.2.1.1. Melakukan pengumpulan data pribadi, pada penderita penderita, meliputi nama, umur, jenis kelamin dan pekerjaan (P3). 1.2.1.2. Melakukan tanya tentang riwayat kesehatan umum (P3). 1.2.1.3. Melakukan tanya jawab tentang riwayat penyakit giginya (P3). 1.2.1.4. Mengindentifikasi motivasi penderita terhadap perawatan konservasi gigi (P3). 1.2.2. Memahami prosedur 1.2.2.1. Melakukan pemeriksaan obyektif secara pemeriksaan klinis, visual tentang fisik penderita (P3) radiologis, dan labo1.2.2.2. Melakukan pemeriksaan extra oral (P3) ratories pada pende1.2.2.3. Melakukan pemeriksaan intra oral meliputi rita. mukosa mulut, pipi, lidah, gusi. (P3) 1.2.2.4. Melakukan pemeriksaan secara visual, sondasi, perkusi, tekanan, termis, listrik pada gigi. (P3) 1.2.2.5. Merujuk kasus-kasus yang memerlukan pemeriksaan kuman, patologi klinik, patologi anatomi dan radiologi. (P3) 2.1. Interprestasi hasil pemeriksaan 2.1.3. Memahami hasil pe2.1.3.1. Menjelaskan anatomi dan histologi jaringan keras meriksaan klinis. gigi, jaringan pulpa, jaringan periodontal, jaringan tulang, jaringan lunak mulut. (C2) 2.1.3.2. Menjelaskan faal dari jaringan keras gigi, jaringan pulpa, jaringan periodontal dan jaringan tulang sekitar apex gigi. (C2) 2.1.3.3. Membedakan keadaan normal dan sakit jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan jaringan periapikal. (C2) 2.1.3.4. Membedakan gejala klinis gigi karies, hypoplasi enamel, abrasi, erosi, atrisi dan perubahan warna gigi. (C4) 2.1.3.5. Membedakan gejala klinis dari gigi-gigi dengan irritation pulpae, hyperaemia pulpae, pulpitis, pulpa nekrosis. (C4) 2.1.3.6. Membedakan gejala klinis dari fistula, abses, granuloma dan kista. (C4) 2.1.4. Memahami hasil pe2.1.4.1. Membedakan keluhan klinis dan hasil gambaran meriksaan radiologis. radiografis gigi karies. (C4) 2.1.4.2. Menentukan lokalisasi dan dalamnya karies melalui gambaran radiografis. (C3) 2.1.4.3. Menganalisa gambaran radiografis dari granuloma, kista dan abses. (C4) 2.1.4.4. Menentukan jenis perawatan endodontik pada kasus gigi dengan kelainan periapikal. (C3)

109

2.1.5. Memahami hasil 2.1.5.1. Menjelaskan hasil pemeriksaan darah, urine e yang pemeriksaan dapat mempengaruhi perawatan endodontik. (C2) laboratorium 2.1.5.2. Menjelaskan hasil fungsi aspirasi dari kista dan abses. (C2) 3.1. Pengaruh sistemik pada perawatan Endodontik 3.1.4. Memahami pengaruh 3.1.4.1. Mengidentifikasi secara klinis dan radiologis kelainan sistemik manifestasi 3 macam kelainan/penyakit sistemik pada gigi tertentu, pada dan jaringan periodontal. (C1) perawatan 3.1.4.2. Menyebutkan 3 kelainan/penyakit periapikal yang endodontik. disebabkan kelainan hormonal. (C1) 3.1.4.3. Menyebabkan 3 faktor sistemik yang mempengaruhi perawatan endodontik. (C2) 3.1.4.4. Menjelaskan pengaruh 3 kelainan sistemik pada proses penyembuhan perawatan saluran akar. (C2) CABANG ILMU : KONSERVASI GIGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 4.1. Pengetahuan anatomi, faal dan histopatologi pada jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan jaringan periapikal. 4.1.1. Memahami anatomi 4.1.1.1. Menjelaskan anatomi jaringan email, dentin, topografi jaringan cementum, periapikal. (C2) keras gigi. 4.1.1.2. Menjelaskan klasifikasi anatomi ruang pulpa gigi. (C5) 4.1.1.3. Menjelaskan axioma anatomi ruang pulpa. (C5) 4.1.1.4. Menjelaskan anatomi daerah 1/3 apikal gigi. (C5) 4.1.1.5. Menjelaskan topografi anatomi gigi sehubungan dengan tindakan bedah endodontik. (C5) 4.1.2. Memahami faal4.1.2.1. menjelaskan faal jaringan email dentin, cementum, jaringan keras gigi, periodontium, dan periapikal. (C2) jaringan pulpa dan 4.1.2.2. Menjelaskan faal jaringan pulpa gigi. (C2) jaringan periapikal. 4.1.2.3. Menjelaskan faal jaringan pulpa sehubungan dengan pembentukan reparatif dentin, dentinal bridge, osteo dentin. (C2) 4.1.3. Memahami 4.1.3.1. Menjelaskan histopatologi gigi karies. (C2) histopatologi 4.1.3.2. Menjelaskan histopatologi pulpitis. (C2) jaringan keras gigi, 4.1.3.3. Menjelaskan histopatologi granuloma. (C2) jaringan pulpa dan 4.1.3.4. Menjelaskan histopatologi kista. (C2) jaringan periapikal. 5.1. Macam-macam kelainan/penyakit jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan jaringan periapikal. 5.1.1. Memahami pelbagai 5.1.1.1.Menyebutkan 3 macam kelainan/penyakit pada macam email, dentin dan cementum. (C1) kelainan/penyakit 5.1.1.2.Menyebutkan 3 macam sebab kerusakan email, jaringan keras gigi. dentin dan cementum. (C1) 5.1.1.3.Menyebutkan 3 bahan kimia yang menimbulkan kerusakan gigi. (C1) 5.1.1.4.Menjelaskan proses terjadinya karies gigi. (C5) 5.1.1.5.Menerangkan klasifikasi karies menurut Black dan tambahannya. (C3) 5.1.1.6.Menyebutkan klarifikasi karies menurut letaknya, frekwensinya dan terjadinya. (C1) 5.1.1.7.Menjelaskan kerusakan gigi karena karies, erosi, 110

atrisi, abrasi dan perubahan warna gigi. (C5) 5.1.1.8.Menjelaskan penjalaran karies gigi. (C5) 5.1.2. Memahami pelbagai 5.1.2.1. Menyebutkan 4 faktor penyebab macam kelainan/penyakit pulpa gigi. (C1) kelainan/penyakit 5.1.2.2. Menyebutkan 3 macam kelainan pulpa. jaringan pulpa gigi. (C1) 5.1.2.3. Menyebutkan 2 klasifikasi penyakit pulpa. (C1) 5.1.2.4. Mmenjelaskan 1 macam klasifikasi penyakit pulpa. (C5) 5.1.2.5. Menjelaskan teori rasa sakit gigi . (C5) 5.1.2.6. Menjelaskan proses terjadinya penyakit pulpa gigi. (C5) 5.1.2.7. Menjelaskan proses penjalaran penyakit pulpa gigi. (C5) 5.1.3. Memahami pelbagai 5.1.3.1. Menyebutkan 5 macam kelainan/penyakit macam jaringan periapikal gigi. (C1) kelainan/penyakit 5.1.3.2. Menjelaskan proses terjadinya periodontitis jaringan periapikal apikalis, periapikal abses, granuloma, kista, gigi. osteofibrosis. (C5) 5.1.3.3. Menjelaskan arti infeksi. (C2) 5.1.3.4. Menjelaskan etiologi kelainan/penyakit periapikal. (C2) 6.1 Seleksi kasus 6.1.1 Memahami 6.1.1.1 Menyebutkan indikasi dan kontra-indikasi pemilihan kasus penumpatan pada kasus gigi dengan atrisi, abrasi, perawatan erosi, fraktur, karies dan perubahan warna . (C1) kelainan/penyakit 6.1.1.2 Memilih kasus kerusakan jaringan keras jaringan keras gigi. gigi untuk mendapatkan restorasi sesuai dengan indikasinya. (C4) 6.1.1.3 Memilih macam restorasi gigi yang sesuai dengan sisa jaringan gigi. (C4) 6.1.2 6.1.2.1 Menyebutkan indikasi dan kontra-indikasi perawatan endodontik konvensional dan bedah. (C1) 6.1.2.2 Menyebutkan keadaan umum dan lokal penderita yang dapat mempengaruhi perawatan endodontik. (C1) 6.1.2.3 Memilih kasus perawatan pulpa, perawatan akar dan perawatan periapikal. (C4) 6.1.2.4 Memilih perawatan kelainan dan penyakit jaringan pulpa dan periapikal sesuai dengan keadaan sosial, ekonomi penderita. (C4) 7.1. Macam-macam pencegahan dan perawatan konservasi gigi. 7.1.1. Memahami cara 7.1.1.1. Menyebutkan 2 cara pencegahan kerusakan pencegahan terhadap gigi . (C1) kelainan/penyakit 7.1.1.2. Memberikan instruksi cara membersihkan jaringan gigi. gigi. (C1) 7.1.1.3. Melakukan pencegahan kerusakan jaringan keras gigi dengan cara topikal dan penumpatan. 7.1.2. Memahami macam7.1.2.1. Menyebutkan 3 macam perawatan macam perawatan kelainan/penyakit jaringan keras gigi. (C1) kasus 7.1.2.2. Merencanakan pembuatan restorasi dari Memahami pemilihan kasus perawatan kelainan/penyakit pulpa dan periapikal.

111

kelainan/kerusakan jaringan keras gigi.

bahan tambal amalgam, komposit resin, inlay, mahkota, s esuai dengan indikasi. (C2) 7.1.2.3. Menjelaskan indikasi pemakaian bahan restorasi tetap amalgam, resin, komposit resin, inlay, silikat dan akrilik. (C5)

CABANG ILMU : KONSERVASI GIGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 7.1.2.4. Menjelaskan indikasi pemakaian bahan tambal sementara. (C5) 7.1.2.5. Menjelaskan prosedur pemutihan pada gigi yang mengalami perubahan warna. (C5) 7.1.2.6. Menjelaskan prosedur perawatan gigi yang mengalami fraktur mahkota. (C5) 7.1.3. Memahami macam7.1.3.1. Menyebutkan 5 macam perawatan macam perawatan endodontik konvensional. (C1) kelainan/penyakit 7.1.3.2. Menyebutkan indikasi 5 macam perawatan jaringan pulpa gigi. endodontik konvensional. (C1) 7.1.3.3. Menjelaskan prosedur perawatan pulpa (pulp capping, amputasi pulpa). (C5) 7.1.3.4. Menjelaskan prosedur perawatan akar (pulpektomi, perawatan saluran akar, apexifikasi). (C5) 7.1.3.5. Menjelaskan prosedur perawatan pulpa pada gigi fraktur. (C5) 7.1.4. Memahami macam7.1.4.1. Menyebutkan 3 macam perawatan macam perawatan endodontik bedah. (C1) kelainan/penyakit 7.1.4.2. Menyebutkan indikasi perawatan apico jaringan periapikal. currettge, apex resection dan retrograde filling, hemisection. (C1) 7.1.4.3. Menjelaskan prosedur perawatan apico curettage, apex resection, retrograde filling dan hemisection. (C2) 8.1.I n s t r u m e n t a r i u m. 8.1.1. Memahami alat-alat 8.1.1.1. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan yang diperlukan untuk pemeriksaan gigi di dalam mulut. (C1) untuk mendiagnosa 8.1.1.2. Menjelaskan fungsi kerja dari alat-alat kasus penyakit sonde, kaca mulut, pinzet, excavator. (C5) jaringan keras gigi, 8.1.1.3. Menjelaskan fungsi kerja pulp tester. (C5) jaringan pulpa dan jaringan periapikal secara klinis. CABANG ILMU : KONSERVASI GIGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 8.1.2. Memahami alat-alat 8.1.2.1. Menyebutkan alat-alat (hand instrument yang diperlukan dan rotary instrument) untuk preparasi kavitas. (C1) untuk penumpatan 8.1.2.2. Menjelaskan fungsi kerja alat-alat tersebut. kavitas dan (C5) pemolesan tambalan. 8.1.2.3. Menjelaskan 3 macam bur menurut bentuk, kerja dan bahan yang dibuat. (C5) 8.1.2.4. Menyebutkan 5 alat untuk peletakan

112

8.1.3. Memahami alat-alat yang diperlukan untuk perawatan endodontik.

8.1.4. Memahami cara pemeliharaan alatalat Ilmu Konservasi Gigi.

semen, penumpatan amalgam, penumpatan composite resin. (C1) 8.1.2.5. Menjelaskan cara pemakaian alat preparasi kavitas, penumpatan dan pemolesan tambalan. (C5) 8.1.3.1. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan untuk preparasi ruang pulpa, pengukuran panjang gigi, pengisian ruang pulpa. (C1) 8.1.3.2. Menjelaskan fungsi kerja alat-alat preparasi ruang pulpa (jarum Miller, jarum exterpasi, reamer, file). (C5) 8.1.3.3. Menjelaskan fungsi kerja root canal plugger, root canal spreader. (C5) 8.1.4.1. Menerangkan prinsip cara perawatan alatalat. (C2) 8.1.4.2. Menyebutkan 3 cara sterilisasi alat-alat. (C1) 8.1.4.3. Menyebutkan 2 bahan desinfektan untuk sterilisasi alat-alat. (C1) 8.1.4.4. Memilih alat-alat yang masih dapat berfungsi dengan baik. (C4) 8.1.4.5. Menggunakan alat-alat sesuai dengan indikasinya. (P3) 9.1.1.1. Menyebutkan 2 obat antiseptik umum untuk sterilisasi alat dan daerah kerja(C1) 9.1.1.2. Menjelaskan khasiat 3 obat antiseptik umum. (C2) 9.1.1.3. Menjelaskan efek samping kedua obat antiseptik umum tersebut. (C2) 9.1.1.4. Memilih obat antiseptik umum yang sesuai dengan indikasi pemakaiannya. (C4) 9.1.2.1. Menyebutkan 3 macam obat pelindung vitalitas pulpa. (C1) 9.1.2.2. Menjelaskan proses kerja ketiga bahan obat tersebut. (C2) 9.1.2.3. Menjelaskan cara penggunaan obat-obat tersebut. (C5) 9.1.2.4. Menjelaskan efek samping dari obat-obat tersebut. (C5) 9.1.3.1. Menjelaskan fungsi kerja ca(OH)2, Formalaerosol, untuk perawatan pulpotomi. (C5) 9.1.3.2. Menyebutkan 5 macam obat untuk sterilisasi ruang pulpa. (C5) 9.1.3.3. Mmenjelaskan efek kerja Eugenol, CHKM, TKF, Ca(OH)2, CHKM pada prosedur perawatan saluran akar. (C5) 9.1.3.4. Menjelaskan efek kerja Arsen dan Formaldehid pada proses devitalisasi pulpa. (C5) 9.1.3.5. Menjelaskan efek samping Arsen. (C2) 9.1.3.6. Menjelaskan cara menyimpan obat-obat tersebut. (C2) 9.1.4.1. Menyebutkan 2 macam obat untuk irigasi saluran akar. (C1) 9.1.4.2. Menjelaskan khasiat kedua obat tersebut.

9.1. Obat-obat Konservasi Gigi. 9.1.1. Memahami obat antiseptik umum untuk perawatan konservasi gigi.

9.1.2. Memahami obat-obat lokal untuk pelindung pulpa.

9.1.3. Memahami obat-obat lokal untuk perawatan pulpa dan perawatan saluran akar.

9.1.4. Memahami obatobatan untuk irigasi ruang pulpa.

113

9.1.5. Memahami obat-obat untuk pemutihan mahkota gigi yang mengalami perubahan warna.

9.1.6. Memahami obat-obat untuk anestesi lokal pada perawatan konservasi gigi.

(C5) 9.1.4.3. Menjelaskan cara penggunaan obat-obat tersebut. (C5) 9.1.4.4. Menjelaskan efek samping kedua obat tersebut. (C5) 9.1.5.1. Menyebutkan 3 macam obat untuk memutihkan gigi. (C1) 9.1.5.2. Menjelaskan proses kerja obat-obat tersebut. (C2) 9.1.5.3. Menjelaskian cara manipulasi obat-obat tersebut. (C5) 9.1.5.4. Menjelaskan efek samping obat-obat tersebut. (C2) 9.1.5.5. Menjelaskan prosedur penggunaan obatobat tersebut. (C5) 9.1.6.1. Menyebutkan 2 macam obat untuk anestesi lokal. (C1) 9.1.6.2. Menjelaskan prosedur penggunaan obatobat tersebut. (C2) 9.1.6.3. Menjelaskan efek samping kedua obat anestesi lokal tersebut. (C2) 9.1.6.4. Menjelaskan cara penanggulangan efek samping anestesi lokal. (C2)

10.1. Bahan restorasi gigi. 10.1.1. Memahami pelbagai 10.1.1.1.Menyebutkan klasifikasi pembagian bahan macam bahan restorasi gigi.(C1) restorasi gigi. 10.1.1.2.Menyebutkan 3 macam bahan restorasi sementara. (C1) 10.1.1.3.Menjelaskan sifat fisik dari ketiga bahan restorasi sementara tersebut. (C2) 10.1.1.4.Menjelaskan sifat fisik dari 3 macam bahan restorasi tetap. (C5) 10.1.1.5.Menjelaskan manipulasi dari 3 macam bahan restorasi sementara dan tetap. (C5) 10.1.1.6.Menjelaskan kebaikan dan kerugian ketiga bahan restorasi sementara dan tetap tersebut. (C5) 10.1.1.7.Menjelaskan indikasi dan kontra-indikasi penggunaan 3 bahan restorasi sementara dan tetap tersebut. (C5) 10.1.1.8.Membedakan indikasi tumpatan pastis dan nonplastis. (C3) 10.1.1.9.Menjelaskan pengaruh 3 bahan restorasi sementara dan tetap terhadap vitalitas jaringan pulpa. (C5) 10.1.1.10. Menjelaskan cara penggunaan bahan restorasi tersebut sesuai dengan indikasi. 10.1.2. Memahami pelbagai 10.1.2.1.Menyebutkan 4 macam bahan pengisi saluran akar. macam bahan pengisi (C1) saluran akar untuk 10.1.2.2.Menjelaskan sifat fisis dari guttap point dan silver perawatan point sebagai bahan pengisi saluran akar. (C2) endodontik. 10.1.2.3.Menerangkan indikasi pemakaian dari masingmasing bahan pengisi. (C5) 10.1.2.4.Menjelaskan cara sterilisasi dan pemeliharaan dari bahan pengisi saluran akar. (C2) 10.1.2.5.Menjelaskan cara manipulasi guttap point dan silver point sebagai pengisi saluran akar yang 114

bermetik. (C5) 10.1.2.6.Menjelaskan 5 macam metoda penggunaan bahan pengisi saluran akar (guttap point dan silver point) sesuai dengan indikasinya. (C5) 11.1. Persiapan perawatan. 11.1.1. Memahami cara 11.1.1.1.Menjelaskan hal-hal yang penting dipersiapkan mempersiapkan sebelum mendudukkan penderita .(C3) penderita untuk 11.1.1.2.Menjelaskan cara mendudukkan penderita . (C5) perawatan 11.1.1.3.Melakukan pembersihan gigi dan mulut sebelum konservasi. perawatan penderita dilakukan. (C5) 11.1.1.4.Memilih roborantia, premedikasi untuk supertif keadaan umum penderita. (P4) CABANG ILMU : KONSERVASI GIGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 11.1.1.5.Menjelaskan hal-hal yang penting dipersiapkan sebelum mendudukkan penderita .(C3) 11.1.2. Memahami sikap dan 11.1.2.1.Menjelaskan sikap dan posisi operator dalam posisi operator. melakukan perawatan gigi atas dan gigi bawah, depan dan belakang. (C5) 11.1.2.2.Menjelaskan arti kebersihan operator dalam melakukan perawatan. (C5) 11.1.2.3.Menjelaskan bahaya keselahan posisi operator. (C5) 11.1.2.4.Menjelaskan prosedur perawatan penderita. (P5) 11.1.2.5.Melakukan wawancara dengan penderita/keluarga untuk mendukung perawatan. (P5) 12.1. Prosedur Perawatan. 12.1.1. Memahami cara 12.1.1.1.Menjelaskan prinsip preparasi kavitas menurut preparasi kavitas G.V. Black. (C2) untuk persiapan 12.1.1.2.Menjelaskan 6 klasifikasi bentuk kavitas. (C5) perawatan. 12.1.1.3.Menjelaskan prosedur preparasi kavitas dengan bur kecepatan rendah dan tinggi. (C5) 12.1.1.4.Membedakan kavitas untuk tumpatan amalgam, composite resin, silikat dan inlay. (C5) 12.1.1.5.Menjelaskan kegunaan dari step, devotail, undercut, bevel dari kavitas. (C5) 12.1.1.6.Melakukan preparasi kavitas sesuai dengan macam bahan restorasi yang akan dipakai. (P3) 12.1.2. Memahami cara 12.1.2.1.Melakukan pengeringan kavitas. (P3) menumpat kavitas 12.1.2.2.Melakukan sementasi pada kavitas. (P3) dan merestorasi gigi. 12.1.2.3.Membuat inlay logam, jaket crown dan dowel crown, sesuai dengan indikasi. (P3) 12.1.2.4.Melakukan penumpatan kavitas dengan amalgam, composite resin silikat dan inlay logam. (P3) 12.1.2.5.Melakukan restorasi jacket crown dan dowel crown. (P3) 12.1.2.6.Melakukan pemolesan tumpatan dan penyelesaian restorasi. (P3) 12.1.3. Memahami anatomi 12.1.3.1.Menjelaskan klasifikasi bentuk ruang pulpa setiap ruang pulpa untuk gigi. (C5) perawatan 12.1.3.2.Menjelaskan axioma anatomi ruang pulpa untuk endodontik. persiapan preparasi saluran akar. (C5) 12.1.3.3.Membedakan keadaan ruang pulpa gigi orang

115

dewasa muda dan tua. (C4) 12.1.3.4.Menjelaskan anatomi 1/3 akar gigi untuk kepentingan preparasi. (C5) 12.1.3.5.Menjelaskan kelainan yang sering terjadi dalam dinding ruang pulpa. (C5) 12.1.4. Memahami cara 12.1.4.1.Menjelaskan perlunya pengukuran panjang gigi pengukuran panjang untuk perawatan endodontik. (C5) gigi untuk perawatan 12.1.4.2.Menjelaskan 3 metoda pengukuran panjang gigi. endodontik. (C5) 12.1.4.3.Melakukan pengukuran panjang gigi. (P3) 12.1.4.4.Menentukan panjang kerja gigi. (P3) 12.1.5. Memahami prinsip 12.1.5.1.Menjelaskan prinsip perawatan endodontik. (C5) perawatan 12.1.5.2.Menjelaskan cara pemasangan rubber dam untuk endodontik. perawatan endodontik. (C5) 12.1.5.3.Menjelaskan pentingnya sterilisasi alat-alat endodontik. (C5) 12.1.5.4.Menjelaskan arti dan tujuan pembuangan jaringan nekrotik pada perawatan endodontik. (C5) 12.1.5.5.Menjelaskan maksud drainage dan imobilisasi dalam perawatan endodontik. (C5) 12.1.6. Memahami 12.1.6.1.Menentukan jenis perawatan pulp capping sesuai perawatan pulp dengan indikasi. (P3) capping. 12.1.6.2.Melakukan pulp capping secara langsung/tidak langsung. (P5) 12.1.6.3.Melakukan excavasi/pembuangan jaringan karies. (P5) 12.1.6.4.Menggunakan obat pulp capping sesuai dengan indikasi. (P5) 12.1.6.5.Melakukan penumpatan/restorasi sesuai dengan indikasinya. (P5) 12.1.7. Memahami prosedur 12.1.7.1.Menentukan perawatan amputasi pulpa yang tepat. perawatan amputasi (P3) pulpa. 12.1.7.2.Melakukan anetesi (devitalisasi) jaringan pulpa. (P5) 12.1.7.3.Melakukan preparasi kamar pulpa. (P5) 12.1.7.4.Menggunakan obat-obat mumifikasi, pulpotomi sesuai dengan indikasi. (P5) 12.1.7.5.Merestorasi kembali gigi tersebut sesuai dengan indikasi. (P5) 12.1.7.6.Melakukan pengecekan kembali hasil perawatan yang dilakukan. (P5) 12.1.8. Memahami 12.1.8.1.Menentukan perawatan pulpektomi secara tepat. perawatan (P3) pulpektomi. 12.1.8.2.Melakukan anestesi dan devitalisasi secara tepat. (P5) 12.1.8.3.Melakukan preparasi ruang pulpa (kamar pulpa, saluran akar) sesuai dengan indikasinya. (P5) 12.1.8.4.Melakukan sterilisasi ruang pulpa sesuai dengan indikasinya. (P5) 12.1.8.5.Melakukan pengisian ruang pulpa menurut metoda yang sesuai dengan indikasinya. (P5) 12.1.8.6.Melakukan pengisian ruang pulpa menurut metoda yang sesuai dengan indikasinya. (P5) 12.1.8.7.Merestorasi kembali gigi tersebut sesuai dengan indikasi. (P5) 116

12.1.9. Memahami perawatan saluran akar gigi.

12.1.10. Memahami kasus perawatan gigi yang perlu dilakukan bedah enndodontik. 13.1. Kasus darurat. 13.1.1. Memahami penanggulangan kasus darurat endodontik

12.1.9.1.Menentukan jenis perawatan saluran akar (apexifikasi, perawatan saluran akar) yang sesuai dengan indikasinya. (P3) 12.1.9.2.Melakukan preparasi ruang pulpa sesuai dengan panjang kerjanya. (P5) 12.1.9.3.Melakukan drainage jaringan nektronik/pus sesuai dengan indikasinya. (P5) 12.1.9.4.Melakukan sterilisasi ruang pulpa sesuai dengan indikasinya. (P5) 12.1.9.5.Melakukan pemeriksaan kuman sesuai dengan indikasinya. (P5) 12.1.9.6.Melakukan pengisian menurut metoda yang sesuai dengan indikasi. (P5) 12.1.9.7.Memilih restorasi yang tepat. (P5) 12.1.10.1. Menjelaskan indikasi/kontra indikasi bedah endodontik. (C3) 12.1.10.2. Menentukan kasus perawatan yang memerlukan bedah endodontik. (P3) 12.1.10.3. Melakukan perawatan saluran akar untuk persiapan bedah endodontik. (P5)

13.1.1.1. Menyebutkan 3 kasus endodontik yang memerlukan perawatan darurat. (C1) 13.1.1.2. Menjelaskan macam pertolongan pertama pada ketiga kasus tersebut. (C3) 13.1.1.3. Melakukan perawatan darurat 3 kasus endodontik akut. (PS) 13.1.1.4. Menjelaskan tindak lanjut perawatan, setelah pertolongan pertama. (P3) 13.1.1.5. Memberikan obat penenang pada kasus darurat sesuai dengan indikasi. (P5) 13.1.2. Memahami prosedur 13.1.2.1. Menentukan kasus-kasus yang memerlukan rujukan rujakan. (P4) 13.1.2.2. Melakukan rujukan untuk penyelesaian perawatan darurat. (P5) 13.1.2.3.Melakukan rujukan ke dokter yang lebih ahli. (P5) 14.1. Proses Penyembuhan/kegagalan perawatan Endodontik 14.1.1. Memahami penyem- 14.1.1.1.Menjelaskan 3 faktor yang mendukung proses buhan/kegagalan japenyembuhan pulpa setelah perawatan pulp ringan pulpa setelah capping dan amputasi pulpa. (C5) perawatan pulp 14.1.1.2.Menjelaskan 3 tanda penyembuhan pulpa caping/pulpotomi/ setelah pulp capping, pulpotomi dan mumifikasi mumifikasi. (C5) 14.1.1.3.Menjelaskan mekanisme terjadinya reparative dentin. (C5) 14.1.1.4.Menjelaskan mekanisme terjadinya dentinal bridge. (C5) 14.1.1.5.Menjelaskan 3 faktor yang mempengaruhi kegagalan perawatan. (C5) 14.1.1.6. Menjelaskan 3 tanda kegagalan perawatan pulp capping, Pulpotomi dan mumifikasi. (C5) 14.1.1.7.Menjelaskan cara menentukan kesembuhan /

117

kegagalan perawatan pulp capping, pulpotomi dan mumifikasi. (C5) 14.1.1.8.Mengidentifikasi kesembuhan/kegagalan perawatan pulp capping, pnlpotomi dan mumifikasi (C5) 14.1.1.9. Kegagalan pulp capping, pulpotomi dan mumifikasi. (P5) 14.1.2. Memahami penyem- 14.1.2.1. Menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi buhan/kegagalan penyembuhan/ kegagalan perawatan jaringan periapikal pulpektomi, perawatan saluran akar dan setelah perawatan apexifikasi. (C5) pupektomi, 14.1.2.2. Menjelaskan tanda penyembuhan atau perawatan saluran kegagalan pulpektomi, gerawatan saluran akar / apexifikasi akar dan apexifikasi. (C5) 14.1.2.3. Menjelaskan proses penyembuhan atau kegagalan pulpektomi, perawatan saluran akar dan apexifikasi (C5) 14.1.2.4. Menanggulangi kegagalan pulpektomi, perawatan saluran akar dan apexifixasi secara endodontik konvensional. (PS) 14.1.2.5. Menjelaskan penanggulangan kegagalan perawatan endodontik secara bedah endodontik. (C5) 14.1.2.6. Merujuk kasus kegagalan perawatan endodontik. (P5) 15.1. Bekerja sama dalam tim kesehatan 15.1.1. Bekerja sama dengan 15.1.1.1. Melakukan perawatan konservasi dengan perawat gigi, bantuan perawat gigi dan tekniker gigi (P5) tekniker dan dokter 15.1.1.2. Melakukan konsultasi dengan dokter ahli untuk ahli untuk melakuan keberhasilan perawatan perawatan konvensional CABANG ILMU : KONSERVASI GIGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 16.1. Etika kedokteran gigi 16.1.1. Memahami kode etik 16.1.1.1. Mentaati kode etik kedokteran gigi (A4) kedokteran gigi 16.1.1.2. Mentaati sumpah dokter gigi (A4) dalam melakukan 16.1.1.3. Menjalankan profesinya sesuai dengan etika dan perawatan konservasi sumpah dokter gigi (P5)(A5) sesuai sumpah dokter gigi 17.1. Etika kedokteran gigi 17.1.1. Melakukan 17.1.1.1. Melakukan penyuluhan kepada penderita tentang bimbingan tentang pentingnya kebersihan gigi dan mulut selama dan perawatan konservasi setelah perawatan konservasi gigi (P5) gigi kepada 17.1.1.2. Mengubah motivasi untuk mengadakan masyarakat pemeriksaan giginya secara periodic (A5) 18.1. Etika kedokteran gigi 18.1.1. Menyadari kegunaan 18.1.1.1.Mengikuti diskusi, baca majalah, buku-buku untuk kemajuan ilmu dan kemajuan ilmu (A1) 118

18.1.1.2.Menulis karya ilmiah berdasarkan kasus tertentu yang ditemui (C5) 18.1.1.3.Mendiskusikan masalah yang ditemui dalam melakukan perawatan 19.1. Peranan perawatan konservasi gigi dalam pengabdian masyarakat 11.1.2. Berperan 11.1.2.1. Mengikuti kerja social pada kegiatan kurikulum / aktif dalam masalah non kurikulum (A2) kesehatan gigi 11.1.2.2. Berperan aktif terutama dalam penyuluhan, sebagai pengab-dian pencegahan dan perawatan gigi (A3) masyarakat dengan meningat pengaruh ekonomi sosial dan budaya

teknologi dalam bidang konservasi gigi

119

PERIODONTOLOGI CABANG ILMU BEBAN STUDI : PERIODONTOLOGI : 8 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Menetapkan diagnosa penyakit/kelainan periodontal. 2. Menentukan prognosa kelainan/penyakit periodontal. 3. Melakukan perawatan penyakit/kelainan periodontal bedah dan non-bedah. 4. Memahami perawatan rehabilitasi. 5. Memahami tindakan sportif keadaan umum penderita sebelum dan sesudah perawatan. 6. Mengidentifikasi kasus periodontal darurat. 7. Melakukan rujukan kasus periodontal. 8. Melakukan pencegahan terhadap terjadinya penyakit periodontal. 9. Melakukan survei lapangan untuk mendiagnosa, merencanakan dan melaksanakan program Kesehatan Masyarakat. 10. Memahami kegunaan kemajuan ilmu dan tehnologi dalam pengembangan periodontologi. 11. Menanggulangi kasus-kasus periontal yang menyangkut bidang kedokteran gigi lainnnya. 12. memahami peranan oklusi sebagai dasar untuk menjamin keberhasilan suatu perawatan. CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Gambaran normal jaringan periodontal 1.2.3. Menerangkan 1.2.3.1. Menerangkan 4 jaringan yang termasuk anatomi jaringan dalam jaringan periodotium (C3) periodotal 1.2.3.2. Menerangkan pembagian gingival dengan batas-batasnya (C3) 1.2.3.3. Menerangkan 5 gejala dari gingival yang normal (C3) 1.2.3.4. Menerangkan proses terjadinya epithel attachment (crevicular epithelium), (C3) 1.2.3.5. Menerangkan pelayanan darah, lymphe dan syaraf untuk gingival, periodontal membran dan tulang alveoli. (C3) 1.2.4. Menerangkan 1.2.4.1. Menerangkan gambaran histologi dari histologi jaringan jaringan periodontium.(C3) periodontal. 1.2.4.2. Menerangkan gambaran histologi dari gingival sulccus. (C3) 1.2.5. Menerangkan faal 1.2.5.1. Menerangkan 4 fungsi dari gingival fluid jaringan periodontal (crevicular Fluid). (C3) 1.2.5.2. Menerangkan 4 fungsi dari periodontal ligament. (C3) 1.2.5.3. Menerangkan fungsi cementum. (C3) 1.2.5.4. Menerangkan fisiologi dari tulang alveoli. (C3) 1.2. Cara-cara pemeriksaan jaringan periodontal dan jaringan lunak sekitarnya. 120

2.1.6. Melakukan anemnesa 1.2.1.1. Melakukan anamnesa keluhan pada penderita utama. (P3) penyakit periodontal 1.2.1.2. Melakukan pengumpulan data riwayat penyakit untuk menegakkan (pengobatan) umum. (P3) diagno-sa. 1.2.1.3. Melakukan pengumpulan data riwayat perawatan gigi. (P3) 1.2.1.4.Melakukan pengumpulan data cara pemeliharaan mulut. (P3) CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.2.2. Melakukan pemerik1.2.2.1. Melakukan pemeriksaan visual terhadap daerah saan extra oral untuk 1/3 bawah muka dan sendi rahang. (P4) menegakkan 1.2.2.2. Melakukan pengumpulan data dari 3 kelenjar diagnosa kelainan/ regional pada 1/3 muka bagian bawah. (P3) penyakit periodontal. 1.2.2.3. Melakukan pengumpulan data dari sendi temporo mandibular. (P3) 1.2.3. Memahami cara1.2.3.1. Menerangkan 5 macam perubahan yang terjadi pemeriksaan gingival pada gingival. (C3) untuk menegakkan 1.2.3.2. Melakukan pengumpulan data dari 5 perubahan diagnosa, yang terjadi pada gingival. (P3) 1.2.4. Memahami cara1.2.4.1. peMenjelaskan arti dari periodontal pocket. (C2) meriksaan periodontal 1.2.4.2. Menerangkan 2 macam periodontal pocket. (C3) pocket 1.2.4.3. Menjelaskan klasifikasi dari absolute (real) pocket. (C3) 1.2.4.4. Menentukan letak dan macam dari periodontal pocket. (P3) 1.2.5. Memahami cara1.2.5.1. peMelakukan pengumpulan data karies gigi yang ada meriksaan gigi geligi hubungannya dengan kelainan/ penyekit periodontal. (P3) dalam hubungannya 1.2.5.2. Melakukan pengumpulan data dari kelainan dan dengan kelainan/ posisi gigi dalam lengkung. (P3) penyakit periodontal 1.2.5.3. Melakukan pengumpulan data mengenai kegoyangan gigi. (P3) 1.2.6. Memahami cara1.2.6.1. peMelakukan pemeriksaan dari jaringan sekitar gigi meriksaan jaringan termasuk mukosa, palatum, dasar mulut, lidah, frenulum lunak mulut di sekitar dan vestibulum. (P4) gigi. 1.2.6.2. Melaukan pengumpulan data dari insersi frenulum. (P3) 1.2.6.3. Melakukan pengumpulan data dari kedalaman vestibulum. (P3) CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.2.7. Memahami cara1.2.7.1. peMengidentiifikasi kasus-kasus periodontal yang meriksaan roentgen memerlukan perawatan radiologis. (C3) onologis pada 1.2.7.2. Menginterpretasikan/membaca gambaran kelainan/penyakit pe- rontgenogram dari jaringan periodontal dan gigi. (C3) riodontal untuk membantu menegakkan diagnosa 1.2.8. Memahami cara1.2.8.1. peMengidentifikasikan kasus-kasus periodontal yang meriksaan memerlukan pemeriksaan histopatologis. (C4)

121

laboratories pada 1.2.8.2. Mengidentifikasikan kasus-kasus periodontal yang kelainan/penyakit memerlukan pemeriksaan patologi klinik. (C4) periodontal untuk 1.2.8.3. Menginterpretassikan hasil pemerikksaan patologi menegakkan diagnosa klinik dan histopatologi sederhana yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa. (C3) 1.2.9. Memahami cara1.2.9.1. peMelakukan pengumpulan data dari Oral habits. meriksaan terhadap (P3) kebiasaan jelek dalam 1.2.9.2. Melakukan pengumpulan data dari occlusal habits. hubungannya dengan (P3) kelainan/penyakit periodontal. 1.3. Alat dan bahan pemeriksaan kelainan periodontal. 3.1.5. Menentukan sarana 3.1.5.1. Menyebutkan 4 alat dasar untuk melakukan yang diperlukan pemeriksaan jaringan periodontal. (C1) untuk menegakkan 1.3.1.2. Menjelaskan kegunaan periodontal probe. (C2) diagnosa. 1.3.1.3.Menjelaskan cara pemakaian periodontal probe. (C2) 1.3.1.4. Memanipulasikan 4 alat dasar pada pemeriksaan jaringan periodontal. (P3)

CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.3.2. Menentukan bahan 1.3.2.1.Menjelaskan macam dan komposisi disclosing yang diperlukan material. (C2) dalam menegakkan 1.3.2.2. Menjelaskan fungsi dan cara menggunakan diagnosa disclosing material. (C2) kelainan/penyakit periodontal. 1.4. Endapan pada permukaan gigi (dental deposit). 1.4.2. Menerangkan 1.4.1.1. Menyebutkan 7 tanda fisik secara makroskopis dan peranan dental mikroskopis dari dental plaque. (C1) plaque terhadap 1.4.1.2. Menerangkan mekanisme terbentuknya dental terjadinya penyakit plaque dimulai dari terbentuknya acquired pellicle. periodontal (C2) . 1.4.1.3. Menenrangkan peranan bacteria dalam dental plaque terhadap terjadinya penyakit periodontal. (C2) 1.4.1`.4. Menentukan adanya dental plaque. (P3) 1..4.2. Menerangkan 1.4.2.1. Menyebutkan 5 tanda fisik secara makroskopis dan peranan material alba mikroskopis dari material alba. (C1) terhadap terjadinya 1.4.2.2. Menerangkan mekanisme terbentuknya material penyakit periodontal. alba. (C2) 1.4..2.3. Menerangkan pengaruh bacteria dalam material alba terhadap terjadinya jaringan periodontal. (C2) 1.4.2.4. Menentukan adanya material alba. (P3) 1.4.3. Menerangkan peranan 1.4.3.1.Menerangkan mekanisme terbentuknya dental calculus terhadap calculus. (C2) terjadinya penyakit 1.4.3.2. Menerangkan 5 perbedaan antara supra-gingival periodontal. calculus dengan sub-gingival calculus. (C2) 1.4.3.3..Menerangkan pengaruh dental calculus terhadap

122

jaringan periodontal. (C2) 1.4.3.4. Menentukan adanya dental calculus. (P3) CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.4.4. Memahami food 1..4.4.1. Menentukan adanya food debris. (P3) debris dan dental stain. 1.4.4.2. Menerangkan proses self cleansing. (C2) 1.4.4.3. Menerangkan 5 macam dental stain serta mekanisme terbentuknya. (C2) 1.4.4.4. Menentukan adanya dental stain. (P3) 5.1. Pengaruh mekanis dan kimiawi terhadap jaringan periodontal. 1..5.1. Menerangkan 1.5.1.1. Menyebutkan 4 faktor mekanisme dalam mulut berbagai faktor yang menimbulkan kelainan periodontal. (C1) mekanisme yang 1.5.1.2. Menerangkan pengaruh food impaction terhadap mempengaruhi jaringan periodontal. (C2) jaringan periodontal. 1.5.1.3. Menjelaskan 5 keadaan yang menyebabkan terjadinya food impaction. (C2) 1.5.1.4. Menjelaskan pengaruh cara penggunaan 3 alat untuk pemeliharaan kebersihan mulut terhadap jaringan periodontal. (C2) 1.5.2. Menerangkan berbagai 1.5.2.1. Menerangkan pengaruh faktor toxin bacteria faktor kimiawi yang terhadap jaringan periodontal. (C2) mempengaruhi jari1.5.2.2. Menerangkan pengaruh 5 macam golongan obat ngan periodontal. yang digunakan dalam mulut khusus dalam perawatan periodontal terhadap jaringan periodontal. (C2) 1.5.2.3. Menerangkan pengaruh 5 bahan kimia dalam industri terhadap jaringan periodontal. (C2) 1.6. Faktor anatomis yang merupakan predisposisi dari kelainan/penyakit periodontal. 1.6.1. Menerangkan pelbagai 1.6.1.1. Menerangkan pengaruh anatomi gigi yang kurang keadaan anatomi yang baik terhadap jaringan periodontal. (C2) memudahkan timbul- 1.6.1.2. Menerangkan pengaruh letak gigi terhadap jaringan nya kelainan/penyakit periodontal. (C2) periodontal. 1.6.1.3. Menerangkan pengaruh letak frenulum terhadap jaringan periodontal. (C2) 1.6.1.4. Menerangkan pengaruh vestibulum terhadap jaringan periodontal. (C2) CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.7. Pengaruh macam-macam tindakan perawatan kedokteran gigi terhadap jaringan periodontal. 1.7.1. Menerangkan pengaruh 1.7.1.1. Menerangkan 4 kesalahan bentuk restorasi yang perawatan restorasi, dapat menimbulkan kelainan periodontal. (C2) rehabilitasi dan 1.7.1.2. Menerangkan 5 kesalahan dalam prosedur orthodonti terhadap perawatan restorasi yang menimbulkan kelainan jaringan periodontal. periodontal. (C2) 1.7.1.3. Menerangkan 3 macam kerusakan/kelainan periodontal yang disebabkan pemakaian partial denture. (C2) 1.7.1.4. Menerangkan kesalahan perawatan orthodonti yang

123

menimbulkan kelainan periodontal. (C2) 1.8. Oklusi traumatik dan faktor psikomatik. 1.8.1. Menerangkan 1.8.1.1. Menjelaskan 2 cara (jalan) pengaruh psikosomatik hubungan kelainan yang menimbulkan kelainan/penyakit periodontal. oklusi dan faktor (C2) psikosomatik dengan 1.8.1.2.Menjelaskan 4 kebiasaan neurosis (neurotic penyakit/ kelainan habits) dalam hubungan oklusi yang dipengaruhi periodontal. oleh faktor psikosomatik. (C2) 1.8.1.3.Menentukan periodontal traumatism yang disebabkan oleh kebiasaan neurosis yang ditimbulkan oleh faktor psikosomatik. (P3) 1.8.1.4.Menjelaskan pengaruh langsung faktor psikosomatik terhadap jaringan periodontal. (C2) 1.9. Pengaruh penyakit/ gangguan sistemik terhadap jaringan periodontal. 1.9.1. Menerangkan 1.9.1.1. Menyebutkan kekurangan 5 vitamin yang dapat hubungan kekurangan mempengaruhi jaringan periodontal. (C1) vitamin dan protein 1.9.1.2. Menerangkan pengaruh dari kekurangan tiap dengan kelainan vitamin terhadap jaringan periodontal. (C2) penyakit periodontal. 1.9.1.3. Memperkirakan manifestasi klinis dari kekurangan salah satu vitamin pada jaringan periodontal.(C3) 1.9.1.4. Menerangkan pengaruh kekurangan protein terhadap jaringan periodontal. C2) 1.9.1.5. Memperkirakan manifestasi klinis dari kekurangan protein pada jaringan periodontal. 1.9.2. Menerangkan 1.9.2.1. Menerangkan 5 perubahan yang terjadi pada hubungan gangguan jaringan periodontal pada kasus hormonal dengan hyperparathyroidism. (C2) kelainan/penyakit 1.9.2.2. Menerangkan manifestasi klinis dari perubahan periodontal. produksi fisiologis tiap-tiap sex hormon pada jaringan periodontal. (C2) 1.9.2.3. Menentukan adanya perubahan pada jaringan periodontal oleh karena perubahan produksi sex hormon secara fisiologis. (P3) 1.9.3. Menerangkan 1.9.3.1. Menerangkan perubahan-perubahan yang terjadi hubungan diabetes pada jaringan periodontal pada penderita diabetes mellitus dengan mellitus. (C2) penyakit/ kelainan 1.9.3.2. Menentukan adanya perubahan pada jaringan periodontal. periodontal karena diabetes mellitus. (P3) 1.9.4. Menerangkan 1.9.4.1. Menyebutkan 4 penyakit darah yang dapat pengaruh mempengaruhi jaringan periodontal. (C1) penyakit/kelainan da- 1.9.4.2. Perubahan yang terjadi pada jaringan periodontal rah terhadap jaringan dari setiap penyakit darah. (C2) periodontal. 1.9.4.3. Memperkirakan perubahan pada jaringan periodontal yang ada hubungannya dengan penyakit darah. (P3) 1.9.5. Menerangkan 1.9.5.1. Menyebutkan 3 macam logam yang mempunyai pengaruh logam dan pengaruh pada jaringan mulut dan jaringan penyakit kronis lainnya periodontium. (C1) terhadap jaringan peri- 1.9.5.2. Menerangkan 2 macam manifestasi logam di dalam odontal. mulut. (C2) 1.9.5.3. Memperkirakan adanya manifestasi dari pengaruh tiap logam terhadap jaringan periodontal. (P3) 1.9.5.4. Menyebutkaan 3 penyakit kronis (debilitating disease) yang merupakan predisposisi terhadap

124

penyakit periodontal. (C1) 1.9.5.5. Menerangkan perubahan yang terjadi pada jaringan periodontal dari tiaap penyakit kronis tersebut. (C2) 1.10. Paatoenesis penyakit/kelainan periodontal. 1.10.1. Menerangkan patoge- 1.10.1.1.Menerangkan patogenesis dan penjalaran nesis dan penjalaran keradangan pada jaringan periodontal. (C2) kelainan/penyakit 1.10.1.2.Menerangkan patogenesis dan penjalaran proses periodontal. degeratif pada jaringan periodontal. (C2) 1.10.1.3.Menjelaskan gambaran klinis maupun mikroskopis dari kelainan periodontal; yang inflamatif dan degeneratif. (C2) 1.11. Penyakit/kelainan gingival. 1.11.1.Menerangkan macam- 1.11.1.1.Menerangkan 4 perubahan pada gingival pada macam penyakit/ gingivitis khronis. (C2) kelainan gingival 1.11.1.2.Menunjukkan secara klinis perbedaan penyakit yang khronis. gingival akut khronis. (C3) 1.11.1.3.Menerangkan 2 macam kelainan non-inflamatory gingival enlargement. (C3) 1.11.1.4.Menentukan adanya kedua non-inflamatory gingival enlargement. (P3) 1.12. Penyakit/ kelainan periodontal. 1.12.1.Menerangkan kerada- 1.12.1.1.Mengidentifikasi 3 macam periodontitis. (C2) ngan jaringan perio- 1.12.1.2.Menjelaskan perbedaan antara simple dontal. periodontitis, compound periodontitis dan juvenile periodontitis. (C3) CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.12.2.Menerangkan trauma 1.12.2.1.Menerangkan 2 macam periodontal traumatism. pada jaringan perio(C3) dontal. 1.12.2.2.Menerangkan perbedaan traumatism dengan periodontitis. (C3) 1.12.2.3.Menentukan adanya periodontal traumatism. (C3) 1.12.3.Menerangkan atrophy 1.12.3.1.Menerangkan perubahan jaringan periodontal pada pada jaringan periopresenile atrophy. (C2) dontal. 1.12.3.2.Menerangkan perubahan jaringan periodontal pada disuse atrophy. (C2) 2.1. Prognosa kasus-kasus periodontal. 2.1.1. Menilai pelbagai 2.1.1.1.Menjelaskan pelbagai derajat keparahan penyakit tingkat prognosa gingival untuk meramalkan prognosa. (C2) kelainan/ penyakit 2.1.1.2. Menetapkan prognosa penyakit gingival atas dasar gingival. kelainan klinis umum dan lokal penderita. (C4) 2.1.1.3. Menetapkan prognosa penyakit gingival atas dasar kondisi dan latar belakang penderita. (C4) 2.1.1.4. Memperkirakan prognosa setelah memberi bimbingan pemeliharaan kebersihan mulut. (C4) 2.1.2. Menilai pelbagai 2.1.2.1. Menjelaskan 6 faktor (Keadaan) lokal yang tingkat prognosa mempengaruhi prognosa dari penyakit/ kelainan kelainan/ penyakit periodontal (Overall prognosa). (C2) periodontal. 2.1.2.2. Menjelaskan 5 faktor (keadaan) lokal yang mempengaruhi prognosa dari setiap gigi dengan

125

kelainan periodontal. (C2) 2.1.2.3. Menetapkan prognosa kelainan penyakit periodontal berdasarkan keadaan umum dan lokal penderita. (C4) 2.1.2.4. Memperkirakan prognosa penyakit/kelainan periodontal sesudah perawatan penyebab/ faaktor lokal. (C4) CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.1. Rencana Perawatan. 3.1.1. Menerangkan rencana 3.1.1.1. Menentukan indikasi kasus periodontal non bedah. perawatan kasus (C3) periodontal bedah dan 3.1.1.2. Menentukan indikasi kasus bedah periodontal non bedah. sederhana. (C3) 3.1.1.3. Menentukan indikasi kasus periodontal kompleks untuk dirujukkan. (C3) 3.1.1.4. Menentukan urutan perawatan kasus periodontal. (C4) 3.2. Persiapan Perawatan. 3.2.1. Memahami persiapan 3.2.1.1. Menerangkan cara persiapan mental dan fisik umum kasus-kasus umum penderita sebelum perawatan periodontal periodontal. bedah dan non bedah. (C2) 3.2.1.2. Menerangkan 5 kelainan/gangguan umum (sistemik) yang dapat mengganggu perawatan bedah dan non bedah periodontal. (C2) 3.2.1.3. Menerangkan tindakan pencegahan komplikasi secara umum yang mempengaruhi proses penyembuhan. (C2) 3.2.1.4. Menerapkan cara bekerja steril pada waktu melakukan perawatan. (C2) 3.2.2. Memahami persiapan 3.2.2.1. Menerangkan cara persiapan fisik lokal sebelum keadaan lokal kasusperawatan periodontal bedah dan non bedah. (C2) kasus periodontal. 3.2.2.2. Melakukan tindakan lokal sebelum perawatan bedah/non bedah periodontal. (P4) 3.2.2.3. Menerangkan keadaan lokal yang dapat menghambat kesembuhan. (C2) CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.3. Alat-alat untuk perawatan periodontal. 3.3.1. Menerangkan alat-alat 3.3.1.1. Menerangkan 5 alat dasar (hand instrument) untuk untuk scaling dan scaling dan curettage. (C2) curettage. 3.3.1.2. Menerangkan cara pemakaian setiap alat dasar untuk scaling dan curettage. (C2) 3.3.1.3. Menerangkan cara pemakaian ultrasonic instrumeen. (C2) 3.3.2. Menerangkan alat 3.3.2.1. Menyebutkan 4 alat untuk cleaning&polishing. untuk cleaning dan (C1) polishing. 3.3.2.2. Menerangkan cara pemakaian setiap alat cleaning dan polishing. (C2) 3.3.3. Menerangkan alat 3.3.3.1. Menyebutkan 7 golongan (klasifikasi) alat untuk untuk perawatan perawatan bedah periodontal. (C1)

126

surgical.

3.3.4. Menjelaskan macammacam alat peraga untuk keperluan pendidikan kesehatan jaringan periodontal. 3.4. Obat-obatan dan bahan-bahan untuk perawatan periodontal. 3.4.1. Memahami obat-obat 3.4.1.1. Menerangkan cara pemakaian obat premedikasi yang digunakan sebelum perawatan periodontal. (C3) sebelum bedah dan 3.4.1.2. Menerangkan cara pemakaian 3 golongan obat pasca bedah perioanalgesic dan antipiretik yang dipakai pasca bedah dontal. periodontal. (C2) 3.4.2. Memahami obat-obat 3.4.2.1.Menerangkan 3 macam antiseptika yang yang digunakan digunakan dalam rongga mulut dalam perawatan sebelum bedah dan periodontal (C2) pasca bedah 3.4.2.2.Menerangkan 3 macam antibiotika yang digunakan periodontal dalam perawatan periodontal 3.4.2.3.Menerangkan efek samping dari ketiga macam antibiotika tersebut di atas CABANG ILMU : PERIODONTOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.4.3. Memahami cara 3.4.3.1.Menyebutkan 6 sifat yang harus dipenuhi oleh post pemakaian post operative dressing untuk perawatan periodontal operatif dressing (C2) pada perawatan 3.4.3.2.Menerangkan 4 kegunaan dari post operative periodontal dressing (periodontal pack) dalam perawatan periodontal (C2) 3.4.3.3.Menerangkan cara manipulasi post operative dressing tersebut di atas (C2) 3.4.4. Memahami macam3.4.4.1.Menyebutkan 3 bahan utama dalam dentifrices macam mouth (pasta gigi (C1) washes dan 3.4.4.2.Menerangkan kegunaan dari pasta gigi (C2) dentifrices 3.4.4.3.Menyebutkan 3 bahan utama dlam mouthwashes (C1) 3.4.4.4.Menerangkan kegunaan dari mouthwashes (C2) 3.4.5. Memahami 3.4.5.1.Menyebutkan 3 macam ikatan fluoride yang pemakaian dipergunakan untuk perawatan gigi yang sensitive desensitizing agents pada penyakit periodontal atau sesudah perawatan periodontal (C1) 3.4.5.2.Menyebutkan sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh desensitizing agents (C1) 3.4.5.3.Menerangkan cara penggunaan desensitizing agents(C2) 3.5. Perawatan periodontal non bedah 3.5.1. Melakukan perawatan 3.5.1.1.Menerangkan definisi scaling dan rootplaning (C2) scaling dan root3.5.1.2.Memilih alat yang tepat untuk melakukan planing pada kasusperawatan scaling dan rootplaning (P1) kasus periodontal 3.5.1.3.Menerangkan indikasi dan kontra indikasi scaling dan rootplaning (P4). 3.5.1.4.Menerangkan teknik melakukan scaling dan rootplaning sesuai dengan region yang dirawat (C2)

3.3.3.2. Menerangkan kegunaan dari 7 golongan alat bedah periodontal tersebut di atas. (C2) 3.3.4.1. Memilih alat yang dipergunakan untuk pendidikan kesehatan jaringan periodontal. (C2) 3.3.4.2. Menggunakan alat peraga untuk pendidikan kesehatan jaringan periodontal. (P4)

127

3.5.1.5.Melakukan perawatan scaling dan rootplaning(P4) CABANG ILMU : PERIODONTOLOGI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.5.2. Melakukan tindakan 3.5.2.1.Menjelaskan prinsip occlusal adjustment (C3) occusal adjustment 3.5.2.2.Menjelaskan indikasi dan kontra indikasi occlusal untuk menaggulangi adjustment (C3) kasus-kasus perio3.5.2.3.Menjelaskan teknik occlusal adjustment (C4) dontal 3.5.2.4.Melakukan tindakan selective grinding pada keadaan occlusal disharmoni (P4) 3.5.3. Melakukan tindakan 3.5.3.1.Menjelaskan prinsip splinting untuk perawatan splinting pada kasusperiodontal (C4) kasus periodontal 3.5.3.2.Menjelaskan pembagian periodontal splinting (C4) 3.5.3.3.Mengidentifikasikan kasus-kasus periodontal yang memerlukan splinting (P3) 3.5.3.4.Menjelaskan indikasi, kontra indikasi dari macammacam splinting periodontal yang tersebut di atas (C4) 3.5.3.5.Melakukan splinting gigi dengan wite dan removable acrylic splint (P4) 3.6. Perawatan bedah periodontal 3.6.1. Memahami prinsip 3.6.1.1.Menerangkan indikasi dan kontra indikasi bedah periodontal perawatan bedah periodontal (C2) 3.6.1.2.Mengidentifikasi kasus-kasus yang memerlukan perawatan bedah periodontal (P3) 3.6.1.3.Menerangkan saat dapat dilakukan perawatan bedah periodontal sesuai dengan macam kasus (C2) 3.6.2. Melakukan 3.6.2.1.Menerangkan prinsip curettage (C3) perawatan curettage 3.6.2.2.Menerangkan indikasi curettage. (C3) 3.6.2.3.Menerangkan tehnik perawatan curettage. (C2) 3.6.2.4.Melakukan perawatan curettage. (P4) 3.6.3. Memahami 3.6.3.1.Menerangkan indikasi perawatan gingivoplasty. perawatan C1) gingivoplasty. 3.6.3.2.Menerangkan tehnik perawatan gingivoplasty. (C2) CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.6.4. Melakukan 3.6.4.1.Menerangkan indikasi dan kontra indikasi dari perawatan gingivectomy. (C2) gingivectomy. 3.6.4.2.Menerangkan uurutan tindakan gingivectomy. (C3) 3.6.4.3.Melakukan perawatan gingivectomy. (P4) 3.6.4.4.Melakukan perawatan gingivectomy. (P4) 3.6.4.5.Menerangkan secara garis besar tindakan chemosurgery untuk gingivectomy. (C2) 3.6.5. Memahami 3.6.5.1.Menyebutkan 4 indikasi dari osteoplasty perawatan dengan ostectomy procedure. (C1) cara osseous surgery. 3.6.5.2.Menerangkan tehnik osteoplasty dan ostectomy. (C2) 3.6.5.3.Menerangkan tehnik gingivectomy curettage. (C2) 3.6.5.4.Menerangkan flap curettage technique. (C2) 3.6.5.5.Menerangkan Autogenous bone graft procedures.

128

3.6.6. Memahami perawatan Mucogingival surgery. 3.6.7. Memahami perawatan periodontal flap surgery untuk kasus periodontal.

(C2) 3.6.6.1.Menerangkan 3 tujuan perawatan dengan cara mucogingival surgery. (C2) 3.6.6.2.Menyebutkan 6 cara perawatan yang termasuk dalam mucogingival surgery. (C1) 3.6.6.3.Menerangkan tehnik mucogingival surgery dari setiap cara tersebut diatas. (C2) 3.6.7.1.Menerangkan indikasi dan kontra indikasi periodontal flap surgery. (C2) 3.6.7.2.Menjelaskan secara terperinci arti dan syarat bagi terjadinya reattachment serta peranannya bagi keberhasilan operasi periodontal flap. (C5) 3.6.7.3.Menjelaskan secara terperinci tehnik reverse bevel flap. (C5) 3.6.7.4.Menjelaskan tentang gingival grafting. (C2)

CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.7. Perawatan pasca bedah periodontal dan penanggulangan komplikasi. 3.7.1. Mengelola penderita 3.7.1.1.Menjelaskan proses penyembuhan sesudah pasca bedah curettage. perawatan curettage. (C2) 3.7.1.2.Melakukan suatu perawatan/pemeliharaan curettage sampai didapatkan kesembuhan yang sempurna. (P3) 3.7.1.3.Melakukan perawatan terhadap ke 3 komplikasi sesudah perawatan curettage. (P3) 3.7.2. Mengelola penderita 3.7.2.1. Menerangkan proses penyembuhan perawatan pasca bedah gingivectomy. (C2) gingivectomy/gingi3.7.2.2. Menerangkan cara pemeliharaan gingivectomy voplasty. sehingga dicapai penyembuhan. (C2) 3.7.2.3.Menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi sesudah perawatan gingivectomy. (C2) 3.7.2.4.Melakukan perawatan komplikasi gingivectomy. (P4) 3.8. Pemeliharaan setelah perawatan periodontal. 3.8.1. Melakukan 3.8.1.1. Menentukan kunjungan berkala yang diperlukan pemeliharaan sesudah penderita. (C2) perawatan periodontal. 3.8.1.2. Mengevaluasi keadaan jaringan periodontal sesudah perawatan pada waktu kunjungan berkala. (C4) 3.8.1.3. Mengevaluasi personal plaque controle. (C4) 3.8.1.4. Menentukan tindak lanjut evaluasi keadaan jaringan periodontal dan plaque control. (C3) 4.1. Rehabilitasi penderita kelainan periodontal. 4.1.1. Memahami rehabilitasi 4.1.1.1. Menerangkan pengaruh kehilangan gigi pada kehilangan sebagian jaringan periodontal. (C2) gigi pada penderita 4.1.1.2. Menerangkan 2 macam tindakan rehabilitatif pada periodontal. penderita dengan penyakit periodontal. (C2) 4.1.1.3. Menerangkan indikasi rujukan untuk rehabilitasi setelah perawatan periodontal. (C2) CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus

129

Umum 5.1. Tindakan supportif untuk penderita periodontal. 5.1.1. Memahami tindakan 5.1.1.1. Menjelaskan tindakan supportif lokal sebelum dan supportif lokal pada setelah perawatan periodontal. (C4) penderita periodontal. 5.1.1.2. Melakukan tindakan perawatan pertama untuk menekan proses inflamasi termasuk scaling dan splinting. (P4) 5.1.1.3. Melakukan perbaikan hubungan oklusi fungsional sebelum perawatan bedah periodontal. (P4) 5.1.1.4. Melakukan plaque kontrol sebelum perawatan bedah periodontal. (P4) 5.1.2. Memahami tindakan 5.1.2.1. Menentukan pemberian roburantia untuk supportif umum persiapan bedah periodontal. (C3) penderita periodontal. 5.1.2.2. Mempersiapkan mental penderita untuk mengatasi rasa takut sebelum perawatan periodontal. (C3) 5.1.2.3. Menentukan premedikasi sebelum perawatan bedah periodontal. (C3) 5.1.2.4. Melakukan tindakan prophylaxis untuk kelainan/gangguan sistemik tertentu sebelum pembedahan. (P3) 6.1. Kasus periodontal darurat. 6.1.1. Memahami Acute 6.1.1.1. Menyebutkan 7 gejala umum dari ANUG. (C1) Necrotizing Ulcerative 6.1.1.2. Menyebutkan 2 gejala extra oral dari ANUG. (C1) Gingivitis. 6.1.1.3. Menyebutkan 6 gejala dalam mulut (intra oral) dari ANUG. (C1) 6.1.1.4. Menerangkan diferential diagnosis ANUG terhadap 4 kelainan dalam mulut. (C3) CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 6.1.2. Memahami gingival 6.1.2.1. Menerangkan 5 cara terjadinya periodontal dan periodontal abscess. (C2) abscess. 6.1.2..2. Menyebutkan 7 gejala periodontal abscess (subjektif dan objektif). (C1) 6.1.2.3. Menerangkan diferential diagnosis antara apical abscess dengan periodontal abscess. (C2) 6.1.2.4. Menerangkan perbedaan antara periodontal abscess dengan gingival abscess. (C2) 6.1.2.5. Melakukan 4 tindakan perawatan dalam mengatasi keadaan akut dari periodontal abscess dan gingival abscess. (P3) 7.1. Sistem rujukan. 7.1.1.Mempersiapkan mental 7.1.1.1. Menjelaskan arti dan maksud system rujukan. penderita yang (C2) memerlukan rujukan 7.1.1.2. Menyiapkan mental penderita dengan cara dan menetapkan memberikan informasi yang berhubungan dengan rujukan. rujukan. (C3) 8.1. Pencegahan penyakit periodontal. 8.1.1. Memahami prinsip 8.1.1.1. Menerangkan 5 alasan mengapa diperlukan preventive periodontal. tindakan pencegahan terhadap penyakit periodontal. (C2) 8.1.1.2 Menerangkan faktor utama penyebab penyakit

130

periodontal. (C2) 8.1.1.3. Menerangkan 3 faktor kelalaian yang dapat menimbulkan kelainan periodontal. (C2) CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 8.1.2. Memahami tentang 8.1.2.1. Menerangkan 3 tujuan dari plaque controle. (C2) plak kontrol dalam 8.1.2.2. Menerangkan cara memotivasi penderita dalam peranannya sebagai memelihara kebersihan mulutnya. (C2) pencegahan penyakit 8.1.2.3. Mendemonstrasikan cara pendidikan penderita periodontal. menyikat gigi dan membersihkan daerah interdental. (C4) 8.1.2.4. Menerangkan 2 cara makanan yang perlu diperhatikan dalam program plaque kontrol. (C2) 8.1.2.5. Melakukan evaluasi terhadap plaque kontrol pada kunjungan berikutnya dari penderita. (C5) 8.1.3. Memahami peranan 8.1.3.1. Menerangkan arti dari oral physiotherapy. (C2) oral physiotherapy 8.1.3.2. Menerangkan 5 syarat dari sikat gigi yang baik. serta penggunaan alat(C2) alatnya dalam 8.1.3.3. Menerangkan 4 cara menyikat gigi. (C2) pencegahan penyakit 8.1.3.4. Menerangkan 4 macam alat untuk membersihkan periodontal. daerah approximal. (C2) 8.1.3.5. Menerangkan cara kerja dari setiap alat untuk membersihkan daerah interproximal. (C2) 8.1.4. Memahami cara 8.1.4.1. Menyebutkan 5 cara preventive periodontic preventive periodontal lainnya. (C1) lainnya. 8.1.4.2. Menerangkan 6 tindakan oral prophylaxis. (C2) 8.1.4.3. Melakukan perawatan trauma from occlusion (traumatism). (P4) 8.1.4.4. Mengidentifikasi pencegahan penyakit periodontal dengan perawatan restorative. (C3) 8.1.4.5. Mengidentifikasi pencegahan penyakit periodontal dengan perawatan ortodontil. (C3) 9.1. Epidemiologi penyakit periodontal. 9.1.1. Memahami pengertian 9.1.1.1. Menerangkan arti epidemiologi penyakit epidemiologi penyakit periodontal. (C2) periodontal. 9.1.1.2. Menerangkan index dental plaque, index, oral hygiene dan 4 macam index periodontal. (C2) CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 9.1.2. Melakukan survei 9.1.2.1. Menetapkan 7 dasar epidemiologi penyakit lapangan untuk periodontal. (C3) mendiagnosa masalah 9.1.2.2. Menggunakan 4 index periodontal dalam kesehatan jaringan menunjang survei kesehatan gigi masyarakat. periodontal. (P3) 9.1.2.3. Menggunakan index oral hygiene untuk menunjang survei masyarakat berhubungan dengan penyakit periodontal. (P3) 9.1.2.4. Menggunakan index dental plaque untuk menunjang survei masyarakat yang berhubungan

131

dengan penyakit periodontal. (P3) 9.1.2.5. Menarik kesimpulan dari analisa data survei penyakit periodontal. (C5) 10.1. Pengembangan periodontologi. 10.1.1. Menyadari kegunaan 10.1.1.1. Mempunyai kepekaan terhadap kemajuan ilmu kemajuan ilmu dan dan tehnologi dan perubahan konsep-konsep di tehnologi di bidang bidang periodontologi. (A3) periodontologi untuk 10.1.1.2. kut serta secara aktif dalam pengembangan ilmu pengembangannya. khususnya periodontologi dengan melakukan peenlitian. (A3) 11.1. Hubungan periodontik dengan konservasi. 11.1.1. Memahami 11.1.1.1. Menjelaskan kasus-kasus endodontik yang hubungan perawatan memerlukan perawatan periodontal. (C2) periodontal dengan 11.1.1.2. Menjelaskan kasus-kasus periodontal yang perawatan memerlukan perawatan endodontik. (C2) konservasi. 11.2. Hubungan periodontik dengan orthodontik. 11.2.1. Memahami 11.2.1.1. Menjelaskan peranan perawatan ortho yang dini hubungan perawatan terhadap terpeliharanya kesehatan jaringan periodontal dengan periodontal. (C2) perawatan 11.2.1.2. Mengevaluasi kembali hubungan aklusi orthodonti. fungsional perawatan orthodonti. (C2) 11.2.1.3. Menjelaskan penggunaan prinsip minor toothmovement dalam meresposisi gigi geligi yang mengalami migrasi. (C2) 11.3. Hubungan periodontik dengan prosthodontia 11.3.1. Memahami 11.3.1.1. Menjelaskan kasus-kasus prosthodontia yang hubungan perawatan memerlukan perawatan periodontal. (C2) periodontal dengan 11.3.1.2. Menjelaskan kegunaan perawatan prosthodontia perawatan untuk mempertahankan dan memperbaiki kesehatan prosthodontia. jaringan periodontal. (C2) 11.2. Sistem stomatognatik 11.2.1. Memahami 11.2.1.1. Menerangkan perbedaan sifat tulang dan gigi. pengaruh tekanan (C2) fungsional pada 11.2.1.2. Menerangkan perbedaan sifat tulang rahang atas tulang rahang. dan bawah. (C2) 11.2.1.3. Menyebutkan pengertian trayektori pada tulang rahang. (C1) 11.2.1.4. Menyebutkan perjalanan trayektori pada tulang rahang. (C1) 11.2.2. Memahami 11.2.2.1. Menyebutkan pengelompokan otot muka dan pengelompokan dari kepala . (C1) fungsi otot muka dan 11.2.2.2. Menyebutkan sifat dan fungsi masing-masing kepala kelompok otot pengunyahan. (C1) 11.2.2.3. Menyebutkan sifat-sifat, fungsi masing-msing kelompok otot mimik. (C1) 11.2.2.4. Menerangkan perbedaan fungsi otot masseter dan temporalis. (C2) 11.2.2.5. Menerangkan fungsi otot-otot menelan. (C2) 11.3. Pertumbuhan dan perkembangan oklusi 11.3.1. Memahami 11.3.1.1. Menyebutkan waktu pertumbuhan gigi sulung dan pertumbuhan dan permanen. (C1) sifat gigi. 11.3.1.2. Menerangkan proses aktif erupsi. (C2)

132

CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 11.3.2. Memahami 11.3.2.1. Menerangkan urutan erupsi gigi yang normal. perkembangan oklusi (C2) dari gigi sulung 11.3.2.2. Menerangkan akibat variasi urutan erupsi gigi sampai permanen. terhadap kedudukan gigi dalam lengkungnya. (C2) 11.3.2.3. Menyebutkan kedudukan gigi yang dipakai untuk penetapan oklusi dalam oklusi yang normal. (C1) 11.3.2.4. Menerangkan arah pergeseran gigi secara fisiologis. (C2) 11.3.2.5. Menerangkan tahap-tahap perkembangan oklusi dari gigi sulung sampai gigi permanen. (C2) 11.4. Konsep-konsep dara Oklusi 11.4.1. Memahami 3 11.4.1.1. Menerangkan 3 konsep tentang oklusi yang konsep oklusi dalam dipakai sebagai dasar dalam ilmu edokteran Gigi Ilmu Kedokteran klinis. (C2) Gigi 11.4.1.2. Menerangkan dasar penyusunan konsep oklusi. (C2) 11.4.1.3. Menerangkan perbedaan antara masing-masing konsep ditinjau dari segi penerapannya dalam klinik. (C2) 11.5. Fisiologi Oklusi 11.5.1. Memahami 11.5.1.1. Menyebutkan komponen-komponen yang hubungan komponen membentuk oklusi gigi. (C1) yang membentuk 11.5.1.2. Menerangkan peranan masing-masing komponen oklusi. dalam oklusi. (C2) 11.5.1.3. Menerangkan hubungan antara komponenkomponen yang membentuk oklus gigi. (C1) 11.5.2. Memahami 11.5.2.1. Menerangkan macam kurva lengkung gigi. (C2) hubungan antara 11.5.2.2. Menerangkan kegunaan macam-macam kurva posisi gigi dalam lengkung gigi. (C2) lengkukng gigi 11.5.2.3. Menerangkan akibat variasi bentuk kurva dengan fungsinya. terhadap fungsi. (C2) CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 11.5.3. Memahami 11.5.3.1. Menerangkan kedudukan dan gerakan dasar kinesiologi rahang mandibula. (C2) bawah serta 11.5.3.2. Menjelaskan kegunaan kedudukan dasar kegunaannya dalam mandibula dalam bidang klinis. (C2) klinis. 11.5.3.3. Menjelaskan arti pergerakan Bennet pada gerakan fungsi rahang bawah. (C2) 11.5.3.4. Mejelaskan arti pergerakan Bennet dalam bidang prosthodonti. (C2) 11.5.3.5. Menjelaskan arti sudut Fischer dalam bidang prosthodonti. (C2) 11.5.4. Memahami 11.5.4.1. Menerangkan arti diagram Posselt untuk oklusi perbedaan antara ideal dan normal. (C2) oklusi ideal, normal 11.5.4.2. Menjelaskan gambaran amplop gerakan dan pathologis mandibula dalam 3 dimensi. (C2)

133

ditinjau dari konsep dinamis.

11.6.

11.7.

11.5.4.3. Menyebutkan kriteria yang dipakai untuk menentukan oklusi. (C1) 11.5.4.4. Menerangkan perbedaan pola gerakan mandibula yang normal dan tidak normal. (C2) 11.5.4.5. Menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh slide in centris. (C2) Biomekanika pergerakan gigi 11.6.1. Memahami 11.6.1.1. Menjelaskan penerangan statika dan dinamika kaitan mekanis dan dalam sistem mastikasi. (C2) tekanan biologis 11.6.1.2. Menjelaskan tekanan yang berasal dari tekanan yang menimpa sistem oklusi yang mengenai permukaan gigi. (C2) mastikasi. 11.6.1.3. Menerangkan akibat tekanan mekanis pada komponen pengunyahan. (C2) 11.6.1.4. Menerangkan timbulnya reaksi biologis akibat adanya tekanan mekanis pada komponen pengunyahan. (C2) 11.6.1.5. Menerangkan terjadinya perubahan oklusi akibat perubahan keseimbangan antara tekanan yang menimpa sistem mastikasi. (C2) Hubungan antara oklusi dan pengetahuan klinis 11.7.1. Memahami 11.7.1.1. Menerangkan akibat kesalaham perawatan prinsip dasar oklusi terhadap oklusi. (C2) dan kaitannya dengan 11.7.1.2. Menerangkan peranan oklusi dalam perawatan perawatan. prosthodontic. (C2) 11.7.1.3. Menerangkan peranan oklusi dalam perawatan periodontal. (C2) 11.7.1.4. Menerangkan peranan oklusi dalam perawatan orthodontik. (C2) 11.7.1.5. Menerangkan hubungan oklusi dengan kelainan sendi rahang dan otot kepala dan muka. (C2)

134

PROSTODONTIA CABANG ILMU BEBAN STUDI : PROSTODONTIA : 18 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Memahami penerapan pengetahuan anatomi dan faal dari jaringan gigi dan mulut, rahang serta persendiannya dalam perawatan kasus Gigi Tiruan. 2. Memahami pelbagai cara penggolongan kasus Gigi Tiruan. 3. Menegakkan diagnosa klinis kasus-kasus Gigi Tiruan. 4. Menerangkan pengaruh penyakit infeksi umum,/lokal, penyakit darah, kelainan sistemik/hormonal, dan radiasi terhadap jaringan pendukung gigi Tiruan. 5. Menetapkan kelainan-kelainan jaringan lunak dan jaringan keras mulut yang memerlukan tindak persiapan secara bedah. 6. Memahami prosedur persiapan perawatan rehabilitasi (prostodontik). 7. Memahami sistem rujukan dalam perawatan prostodontik. 8. Memahami pelbagai macam bahan, alat dan obat-obatan dalam perawatan rehabilitatif sesuai dengan indikasinya. 9. Memberikan penanggulangan terhadap pelbagai macam kasus kehilangan gigi yang sederhana secara rehabilitatif. 10. Meramalkan prognosa macam-macam perawatan kasus rehabilitatif yang sederhana. 11. Memahami kelainan-kelainan dalam mulut akibat tindakan pemakaian alat rehabilitatif (gigi tiruan). 12. Menanggulangi pelnbagai macam kerusakan pada gigi tiruan lepasan gigi tiruan jembatan. 13. Memahami tindakan suportif umum dan lokal pada penderita kasus gigi tiruan. CABANG ILMU : PROSTODONTIA 14. Melakukan penyuluhan kepada individu, keluarga, dan masyarakat tentang perawatn prostodontik dan usaha pencegahan kehilangan gigi. 15. Menunjukkan kesediaan untuk mendalami ilmu yang ada kaitannya dengan bidang prostodontia serta berorientasi ke masa depan. 16. Memahami Kode Etik Kedokteran Gigi untuk melakukan perawtan prostodontik sesuai dengan Lafal Sumpah Dokter. CABANG ILMU : PROSTODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Anatomi dan faal terapan dalam prostodontia 1.1.1. Memahami anatomi 1.1.1.1.Menggambarkan bentuk anatomi otot-otot muka, otot-otot muka, ototpengunyahan, kepala dan leher yang ada otot pengunyahan, hubungannya dengan perawatan gigi tiruan. (C4) otot-otot kepala dan 1.1.1.2.Menguraikan hubungan antara bentuk anatomi leher serta masing-masing otot tersebut dengan pembuatan hubungannya dengan gigi tiruan. (C4) perawatan gigi 1.1.1.3.Menguraikan hubungan antara bentuk anatomi tiruan. otot-otot tersebut dengan pemakaian gigi tiruan. (C4) 1.1.2. Mengenal anatomi 1.1.2.1.Menggambarkan bentuk anatomi dari rahang dan tulang rahang, dan persendiannya. (C4) 135

sendi rahang

1.1.3. Mengenal faal otototot muka, kepala dan leher.

1.1.4. Mengenal faal penelanan serta hubunganya dengan pemakaian gigi tiruan.

1.1.2.2.Menguraikan hubungan antara bentuk anatomi rahang serta persendiannya dengan pembuatan gigi tiruan. (C4) 1.1.2.3.Menguraikan hubungan antara bentuk anatomi rahang serta persendiannya dengan pemakaian gigi tiruan. (C4) 1.1.3.1.Menjelaskan faal otot-otot muka, kepala dan leher. (C2) 1.1.3.2.Menguraikan hubungan antara tonus otot-otot dengan pembuatan gigi tiruan. (C4) 1.1.3.3.Menguraikan hubungan antara tonus otot-otot dengan pemakaian gigi tiruan. (C4) 1.1.4.1.Menjelaskan faal penelanan serta komponenkomponen yang terlibat. (C2) 1.1.4.2.Menjelaskan hubungan timbal balik antara gerak penelanan dan pemakaian gigi tiruan. (C4)

CABANG ILMU : PROSTODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.1.5. Mengenal faal 1.1.5.1.Menjelaskan faal penggunan serta komponenpengunyahan dan komponen yang terlibat di dalamnya. (C2) hubungannya dengan 1.1.5.2.Menggambarkan 2 macam siklus pengunyahan pemakaian gigi tiruan (C4) 1.1.5.3.Menguraiakan hubungan timbal balik antara gerak mengunyah dan pemakaian gigi tiruan. (C4) 1.1.6. Mengenal faal bicara 1.1.6.1.Menjelaskan terjadinya proses bicara. (C2) serta kaitannya 1.1.6.2.Menyebutkan alat-alat yang terlibat dalam proses dengan perawatan bicara. (C1) prostodontia 1.1.6.3.Menguraikan pengaruh timbal balik antara proses bicara dan pemakaian gigi tiruan. (C4) 1.1. Klasifikasi Gigi Tiruan 1.1.1. Mengenal macam1.1.1.1.Menjelaskan 2 macam klasifikasi kasus Gigi macam klasifikasi Tiruan berdasarkan topografi daerah kehilangan gigi tiruan gigi. (C2) berdasarkan 1.1.1.2.Menetapkan golongan kelas pada rahang yang topografi daerah kehilangan sebagian gigi. (C4) kehilangan gigi dan 1.1.1.3.Menjelaskan 4 macam kasus Gigi Tiruan menurut jenis gigi tiruan yang jenis gigi tiruan yang akan dibuat. (C4) akan dibuat. 3.1.1. Diagnosa klinis Gigi Tiruan 3.1.1. Melakukan anamnesa 3.1.1.1.Menjelaskan 4 tipe watak penderita yang memersecara cermat dengan lukan perawatan gigi tiruan (rehabilitatif). (C4) memperhatikan tipe 3.1.1.2.Memilih cara pendekatan yang paling sesuai watak penderita. dengan watak penderita dalam tanya-jawab. (C4) 3.1.1.3.Mengumpulkan data pribadi penderita yang dapat mempengaruhi hasil perawatan Gigi Tiruan. (P3) 3.1.1.4.Mengumpulkan data tentang latar belakang kesehatan umum penderita yang ada kaitannya dengan perawatan Gigi Tiruan. (P3) 3.1.1.5.Menetapkan motivasi penderita terhadap

136

perawatan Gigi Tiruan atas dasar hasil anamnesa. (C4) CABANG ILMU : PROSTODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.1.2. Melakukan 3.1.2.1.Melakukan pemeriksaan extra-oral secara ivisual pemeriksaan obyektif dan digital pada kasus prostodontik. (P3) untuk menegakkan 3.1.2.2.Melakukan pemeriksaan intra-oral secara visual diagnosa. dan digital terhadap mukosa mulut, gigi dan jaringan penyangganya, lidah, serta tulang yang akan menyangga gigi tiruan. (P3) 3.1.2.3.Menyimpulkan hasil-hasil pemeriksaan obyektif dan anamnesa dalam bentuk diagnosa sementara. (P3) 3.1.3. Mengenal peranan 3.1.3.1.Menjelaskan indikasi pemeriksaan radiologik bagi pemeriksaan kasus-kasus Gigi Tiruan. (C2) radiologis dalam 3.1.3.2.Menginterprestasikan hasil pemeriksaan radiologis perawatan atas dasar pertimbangan prostodontis. (C4) prostodontik. 3.1.4. Memahami peranan 3.1.4.1.Membuat model diagnostik. (P3) peranan model 3.1.4.2.Mengenal kelainan-kelainan bentuk dan letak gigi diagnostik sebagai serta lengkung rahang melalui model diagnostik. alat bantu dalam (P1) penetapan diagnosa 3.1.4.3.Meramalkan kesulitan-kesulitan kasus Gigi Tiruan. pembuatan/pemakaian Gigi Tiruan akibat kelainan tersebut. (C3) 3.1.4.4.Merencanakan tindakan-tindakan perbaikan yang perlu dilakukan untuk mencegah kesulitankesulitan tersebut. (C5) 4.1. Hubungan penyakit-penyakit infeksi, penyakit darah, sistemik/hormonal, serta akibat radiasi dengan jaringan pendukung Gigi Tiruan. 4.1.1. Memahami pengaruh 4.1.1.1.Menyebutkan manifestasi-manifestasi penyakit penyakit infeksi infeksi umum yang berpengaruh terhadap terhadap jaringan perawatan Gigi Tiruan. (C1) pendukung gigi 4.1.1.2.Menjelaskan bentuk pengaruh dan akibat yang tiruan serta ditimbulkannya pada perawatan Gigi iruan. (C2) akibatnya. CABANG ILMU : PROSTODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 4.1.2. Memahami penyakit- 4.1.2.1.Menyebutkan 2 macam penyakit darah yang dapat penyakit darah yang berpengaruh terhadap perawatan Gigi Tiruan dan berpengaruh terhadap manifestasinya di dalam mulut. (C1) perawatan Gigi 4.1.2.2.Menjelaskan akibat yang ditimbulkannya terhadap Tiruan. perawatan Gigi Tiruan. (C2) 4.1.2.3.Mengidentifikasi penyakit darah atas dasar data laboratoris. (C3) 4.1.3. Memahami pengaruh 4.1.3.1.Menyebutkan 2 macam kelainan penyakit/kelainan sistemik/hormonal yang dapat berpengaruh sistematik dan terhadap perawatan prostodontik. (C1) hormonal tertentu 4.1.3.2.Mengidentifikasi manifestasi kelainan-kelaian terhadap perawatan tersebut di dlam mulut. (P1) prostodontik. 4.1.3.3.Mengidentifikasi diabetes mellitus atas dasar data

137

laboratoris. (C2) 4.1.3.4.Menjelaskan pengaruh diabetes mellitus terhadap jaringan tulang pendukung gigi tiruan. (C3) 4.1.3.5.Menjelaskan akibatnya terhadap perawatan prostodontik. (C4) 4.1.4. Memahami pengaruh 4.1.4.1.Menyebutkan pengaruh radiasi terhadap jaringan radiasi terhadap lunak mulut. (C1) jaringan-jaringan di 4.1.4.2.Menyebutkan pengaruh radiasi terhadap jaringan mulut dan akibatnya tulang rahang. (C1) terhadap perawatan 4.1.4.3.Menjelaskan akibat dari pengaruh-pengaruh prostodontik. tersebut pada pembuatan/pemakaian gigi tiruan. (C2) 5.1.Perawatan Bedah Pre-Prostodontik 5.1.1. Memahami kegunaan 5.1.1.1.Menjelaskan arti perawatan bedah preperawatan persiapan prostodontik. (C4) secara bedah 5.1.1.2.Menjelaskan hubungan antara bentuk kelainankelainan jaringan lunak dan keras mulut dengan pembuatan gigi tiruan. (C4) 5.1.1.3.Menjelaskan hubungan antara bentuk kelainankelainan jaringan lunak dan keras mulut dengan pemasangan/pemakaian gigi tiruan. (C4) 5.1.1.4.Menjelaskan 2 macam faktor yang berperan dalam penetapan indikasi perawatan bedah preprostodontik. (C4) 5.1.2. Mengenal kelainan5.1.2.1.Menjelaskan 3 bentuk kelainan mukosa mulut kelainan pada yang memerlukan perawatan bedah sebelum jaringan lunak mulut perawatan prostodontik. (C2) yang memerlukan 5.1.2.2.Menetapkan indikasi perawatan bedah preperawatan bedah preprostodontik dengan mempertimbangkan keadaan prostodontik. umum dan lokal penderita. (C4) 5.1.3. Mengenal kelainan5.1.3.1.Menjelaskan 2 bentuk kelainan jaringan keras kelainan jaringan mulut yang memerlukan perawatan bedah prekeras mulut yang prostodontik. (C2) memerlukan 5.1.3.2.Menjelaskan hubungan antara bentuk kelainan perawatan bedah pretersebut dengan pembuatan, pemasangan, dan prostodontik pemakaian gigi tiruan. (C3) 5.1.3.3.Menetapkan indikasi perawatan bedah preprostodontik bagi kelainan jaringan keras mulut dengan mempertimbangkan keadaan umum dan lokal penderita. (C4) 5.1.4. Mengenal kontra 5.1.4.1.Menetapkan indikasi perawatan bedah preindikasi perawatan prostodontik terhadap retensi/kecekatan gigi bedah pretiruan. (C4) prostodontik. 5.1.4.2.Menjelaskan akibat tindakan bedah preprostodontik terhadap stabilisasi. (C4) 5.1.4.3.Membedakan kelainan jaringan lunak dan keras mulut yang harus dibedah dan yang dapat dipertahankan. (C4) 6.1.Prosedur persiapan perawatan prostodontik 6.1.1. Mengenal kegunaan 6.1.1.1.Menjelaskan indikasi dan kegunaan perawatan pelbagai macam konservative pada kasus-kasus gigi tiruan (C4) perawatan 6.1.1.2.Menjelaskan indikasi dan kegunaan perawatan

138

periodontal dapa kasus-kasus gigi tiruan (C4) 6.1.1.3.Menjelaskan indikasi dan kegunaan perawatan ortodontik pada kasus gigi tiruan (C4) 6.1.1.4.Melakukan perawatan persiapan sebelum perawatan prostodontik sesuai dengan indikasi / kebutuhan (P3) 7.1.Sistem rujukan dalam prostodontia 7.1.1. Mengenal kasus7.1.1.1.Mengenali 5 macam kasus gigi tiruan yang kasus gigi tiruan menurut pertimbangan prostodontik memerlukan yang memerlukan rujukan (C5) perawatan rujukan 7.1.1.2.Menetapkan saat dan jenis rujukan sesuai dengan indikasi (P3) 8.1. Bahan-bahan, alat-alat dan obat-obatan untuk perawatan rehabilitatif 8.1.1. Mengenal pelbagai 8.1.1.1.Menjelaskan 5 macam bahan cetak yang macam bahan yang digunakan dalam pembuatan gigi tiruan sebagian, digunakan dalam gigi tiruan penuh, gigi tiruan jembatan serta pembuatan gigi indikasi pemakaiannya (C4) tiruan 8.1.1.2.Menjelaskan 3 malam (wax) untuk pembuatan gigi tiruan sebagian, gigi tiruan penuh, gigi tiruan jembatan dan indikasi pemakaiannya (C4) 8.1.1.3.Menjelaskan 3 macam logam yang dipakai dalam pembuatan gigi tiruan lepasan, gigi tiruan cekat serta indikasi pemakaiannya (C4) 8.1.1.4.Menjelaskan 3 macam gips yang digunakan dalam pembuatan gigi tiruan serta indikasi pemakaiannya (C4) 8.1.1.5.Menjelaskan perbedaan antara akrilik dan porselin sebagai bahan gigi tiruan (C4) CABANG ILMU : PROSTODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 9.1. Macam-macam tindakan rehabilitatif kasus kehilangan gigi 9.1.1. Memahami tahap9.1.1.1.Menjelaskan 2 macam cara membuat cetakan tahap klinis rahang dengan kehilangan gigi sebagian serta perawatan kasus akibat kesalahannya (C4) kehilangan gigi 9.1.1.2.Menjelaskan cara menetapkan hubungan antar sebagian dengan gigi rahang dan akibat kesalahannya pada kasus tiruan lepasan akrilik kehilangan gigi sebagian (C4) 9.1.1.3.Menjelaskan cara dan kegunaan penetapan disain gigi tiruan sebagian lepasan serta 5 faktor yang berperan di dalamnya (C4) 9.1.1.4.Menjelaskan cara menilai estetika dan oklusi dengan gigi tiruan percobaan dari malam (wax) (C4) 9.1.1.5.Menjelaskan kegunaan oclusal adjustment pada gigi tiruan sebagian akrilik serta cara melakukannya (C4) 9.1.2. Mengenal tahap9.1.2.1.Menjelaskan kegunaan dan cara pembuatan 2 tahap laboratories macam model yang diperlukan dalam pembuatan pembuatan gigi gigi tiruan sebagian lepasan (C2) tiruan sebagian 9.1.2.2.Menjelaskan cara membuat lempeng dan galangan lepasan dari akrilik gigit pada kasus kehilangan gigi sebagian (C4) 9.1.2.3.Menjelaskan cara pemilihan dan penyusunan gigi serta faktor yang berperan didalamnya pada

pendahuluan sebagai persiapan perawatan prostodontik

139

pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik (C4) 9.1.2.4.Menjelaskan 4 macam cengkeram kawat (clasp) serta indikasi pemakaiannya (C4) 9.1.2.5.Menjelaskan prosedur mengubah gigi tiruan sebagian malam menjadi gigi tiruan sebagian akrilik sampai siap dipasang di dalam mulut (C4) CABANG ILMU : PROSTODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 9.1.3. Melakukan prosedur 9.1.3.1.Membuat cetakan rahang tak bergigi sebagian klinis pembuatan gigi secara akurat dengan alat dan bahan yang tepat tiruan sebagian (P3) lepasan akrilik untuk 9.1.3.2.Mencatat gigitan penderita secara akurat untuk kasus sederhana dipindahkan ke artikulator (P3) 9.1.3.3.Menyusun gigi dengan memenuhi persyaratan estetika dan fungsional (P3) 9.1.3.4.Melakukan perbaikan terjadap kesalahan oklusi, estetika, serta kedudukan gigi tiruan malam (P3) 9.1.3.5.Melakukan pemasangan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik di dalam mulut sampai memenuhi persyaratan estetika dan fungsional (P3) 9.1.4. Melakukan prosedur 9.1.4.1.Membuat model kerja yang akurat untuk laboratories pembupembuatan gigi tiruan sebagian akrilik (P3) tan gigi tiruan 9.1.4.2.Memasang model rahang atas dan bawah di sebagian lepasan artikulator tipe sederhana (P3) akrilik untuk kasus 9.1.4.3.Melakukan penyusunan gigi dengan sederhana memperhatikan faktor estetika dan fungsional (P3) 9.1.4.4.Membuat cengkeram dari kawat sesuai dengan indikasinya serta dengan alat yang tepat (P3) 9.1.4.5.Menyelesaikan gigi tiruan sebagian dari malam sampai siap untuk diolah menjadi gigi tiruan akrilik (P3) 9.1.4.6.Mengolah gigi tiruan malam menjadi gigi tiruan akrilik sampai siap untuk dipasang di dalam mulut (P3) CABANG ILMU : PROSTODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 9.1.5. Memahami prinsip 9.1.5.1.Menjelaskan kegunaan dan cara pembuatan dasar pembuatan gigi refractory cast pada pembuatan gigi tiruan tiruan sebagian sebagian kerangka logam. (C2) lepasan kerangka 9.1.5.2.Menjelaskan kegunaan dan cara melakukan logam surveiing. (C2) 9.1.5.3.Menjelaskan cara membuat desain gigi tiruan sebagai kerangka logam. (C2) 9.1.5.4.Menjelaskan 4 macam cengkeram tuang dan indikasi pemakai annya masing-masing. (C2) 9.1.5.5.Menjelaskan beda antara cengkeram tuang dan cengkeram kawat dilihat dari segi penggunaannya. (C2) 9.1.5.6.Menjelaskan pembuatan model kerangka gigi

140

9.1.6. Mengenal tahaptahap klinis perawatan kasus kehilangan gigi sebagian dengan gigi tiruan jembatan.

9.1.7. Memahami tahaptahap laboratories pembuatan gigi tiruan jambatan sederhana.

9.1.8. Melakukan pembuatan gigi tiruan jembatan sederhana.

tiruan sebagian dari malam. (C2) 9.1.5.7.Menjelaskan tahap-tahap pekerjaan mengubah model kerangka dari malam menjadi kerangka logam. (C2) 9.1.6.1.Menjelaskan 2 macam gigi tiruan jembatan sederhana dan indikasi pembuatannya. (C4) 9.1.6.2.Menjelaskan 4 macam bentuk pegangan (pontie) serta indikasi pembuatannya. (C4) 9.1.6.3.Menjelaskan 5 macam faktor yang berperan dalam pemilihan gigi pegangan (abutment). (C4) 9.1.6.4.Menjelaskan cara membuat cetakan rahang untuk pembuatan gigi tiruan jembatan. (C4) 9.1.6.5.Menjelaskan 2 macam bahan investment yang digunakan dalam pembuatan gigi tiruan jembatan serta indikasi pemakaiannya. (C4) 9.1.6.6.Menjelaskan 2 macam logam yang digunakan dalam pembuatan gigi tiruan jembatan serta indikasi pemakaiannya. (C4) 9.1.6.7.Menjelaskan maksud dan tujuan mencoba kerangka gigi tiruan jembatan di mulut. (C4) 9.1.6.8.Menjelaskan cara memasang gigi tiruan jembatan di dalam mulut. (C4) 9.1.7.1.Menjelaskan cara membuat model kerja yang diperlukan dalam pembuatan gigi tiruan jembatan serta kegunaan model tersebut. (C4) 9.1.7.2.Menjelaskan cara menyiapkan model gigi tiruan jembatan dari dalam untuk dicoba di dalam mulut. (C4) 9.1.7.3.Menjelaskan beda antara gigi tiruan sebagian lepasan dan gigi tiruan jembatan. (C4) 9.1.7.4.Menjelaskan secara terperinci prosedur pengecoran gigi tiruan jembatan dari logam dan kesalahankesalahan yang dapat terjadi. (C4) 9.1.7.5.Menjelaskan cara penyelesaian facing dari gigi tiruan jembatan dan akrilik. (C2) 9.1.7.6.Menjelaskan cara menilai oklusi gigi tiruan jembatan di mulut. (C2) 9.1.8.1.Melakukan preparasi gigi pegangan dalam bentuk yang sesuai dengan indikasinya. (P3) 9.1.8.2.Membuat model rahang yang akurat dengan cara dan bahan yang paling tepat. (P3) 9.1.8.3.Membuat kerangka gigi tiruan jembatan dari logam sesuai dengan indikasinya. (P3) 9.1.8.4.Memasang facing akrilik pada gigi tiruan jembatan sampai siap dipasang di mulut. (P3) 9.1.8.5.Memasang gigi tiruan jembatan di dalam mulut sampai diperoleh fungsi dan estetik yang baik. (P3) 9.1.8.6.Menjelaskan cara-cara perawatan gigi tiruan jembatan untuk mencegah kerusakan. (P2)

CABANG ILMU : PROSTODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 9.1.9. Memahami tahap9.1.9.1.Menjelaskan arti dan kegunaan cara mencetak tahap klinis mukostatik, mukokompresi, dan mukofungsional 141

pada pembuatan gigi tiruan penuh. (C4) 9.1.9.2.Menjelaskan arti, kegunaan dan cara penetapan dimensi vertikal serta relasi sentrik. (C4) 9.1.9.3.Menjelaskan akibat kesalahan penetapan hubungan antar rahang terhadap estetika, fungsi, dan kecekatan gigi tiruan penuh. (C4) 9.1.9.4.Menjelaskan arti dentogenic dan cara mencapainya dalam pembuatan gigi tiruan penuh. (C2) 9.1.9.5.Menjelaskan secara terperinci arti, kegunaan, dan cara mencapai artikulasi seimbang, serta akibat kesalahannya. (C4) 9.1.9.6.Menjelaskan 5 faktor biologis dan 5 faktor mekanis yang berpengaruh terhadap kecekatan dan kestabilan gigi tiruan penuh. (C4) 9.1.9.7.Menjelaskan 3 kelompok masalah yang dapat terjadi pada saat pemasangan gigi tiruan penuh di dalam mulut dan cara mengatasinya. (C4) 9.1.10. Memahami tahap9.1.10.1.Menjelaskan cara membuat model kerja yang tahap laboratories akurat pada gigi tiruan penuh. (C4) pembuatan gigi 9.1.10.2.Menjelaskan aturan dasar dalam penilaian dan tiruan penuh penyusunan gigi untuk gigi tiruan penuh. (C4) sederhana. 9.1.10.3.Menjelaskan cara penyelesaian gigi tiruan penuh dari malam (wax) sampai siap untuk dicobakan didalam mulut. (C4) 9.1.10.4.Menjelaskan cara pengolahan gigi tiruan malam menjadi gigi tiruan penuh akrilik yang siap untuk dipasang didalm mulut. (C4) 9.1.10.5. Menjelaskan 3 bentuk kesalahan yang terjadi akibat pengolahan gigi tiruan penuh akrilik dan cara memperbaikinya. (C4) 9.1.11. Melakukan 9.1.11.1.Membuat cetakan rahang yang sama sekali tak perawatan bergigi dengan cara dan bahan yang sesuai dengan rehabilitatif terhadap indikasinya. (P3) kasus gigi tiruan 9.1.11.2.Menyiapkan modal kerja yang akurat. (P3) penuh yang 9.1.11.3.Memindahkan hubungan antar rahang secara tepat sederhana. dari mulut ke articulator tipe rata-rata. (P3) 9.1.11.4.Melakukan penyusunan gigi-gigi menurut persyaratan estetika dan fungsional. (P3) 9.1.11.5.Menilai estetika melalui gigi tiruan percobaan dari malam. (C6) 9.1.11.6.Menilai kecekatan dan kestabilan gigi tiruan penuh akrilik. (C6) 9.1.11.7.Melakukan selective grinding menurut aturan dasar yang ditentukan. (P1) 9.1.11.8.Memberikan pendidikan tentang cara memelihara gigi tiruan penuh untuk mencehag kerusakankerusakan (C3) 10.1 Prognosa Kasus-kasus Prostodontik 10.1.1. Memahami arti10.1.1.1. Menjelaskan pengaruh faktor biomekanik pada prognosa dan cara retensi gigi tiruan sebagian lepasan (C2). memperkirakannya 10.1.1.2. Menjelaskan pengaruh faktor biomekanik pada pada kasus-kasus gigi stabilisasi gigi tiruan lepasan. (C4) tiruan sebagian 10.1.1.3. Menjelaskan pengaruh faktor biomekanik terhadap lepasan. fungsi bicara (speech) pada kasus gigi tiruan sebagian 142

perawatan kasus gigi tiruan penuh sederhana.

lepasan (C4) 10.1.1.4. Meramalkan prognosa perawatan kasus gigi tiruan lepasan. (C3)

CABANG ILMU : PROSTODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 10.1.2. Memahami cara 10.1.2.1. Menjelaskan pengaruh faktor biomekanik meramalkan terhadap kestabilan gigi tiruan jembatan. (C4) prognosa perawatan 10.1.2.2. Meramalkan prognosa perawatan kasus gigi kasus gigi tiruan tiruan jembatan. (C3) jembatan dan usaha 10.1.2.3. Menjelaskan tindakan yang dapat dilakukan mengatasinya. untuk memperbaiki prognosa. (C4) 10.1.3. Memahami cara 10.1.3.1. Menjelaskan pengaruh faktor biomekanik meramalkan terhadap retensi dan stabilisasi gigi tiruan prognosa perawatan penuh. (C4) pada kasus-kasus gigi 10.1.3.2. Meramalkan prognosa perawatan kasus-kasus tiruan penuh dan gigi tiruan penuh. (C3) tindakan 10.1.3.3. Menjelaskan tindakan yang dipergunakan untuk perbaikannya. memperbaiki prognosa. (C4) 11.1. Kelainan-kelainan akibat perawatan/pemakaian gigi tiruan 11.1.1. Mengenal pelbagai 11.1.1.1 Menjelaskan 3 macam kelainan pada mukosa macam kelainan mulut akibat perawatan / pemakaian gigi tiruan. dalam mulut akibat (C2) tindakan akibat 11.1.1.2 Menjelaskan kelainan / kerusakan pada gigi dan perawatan / jaringan penyangganya akibat kesalahan pemakaian gigi perawatan/pemakaian gigi tiruan. (C2) tiruan. 11.1.1.3 Menjelaskan kelainan / kerusakan tulang akibat kesalahan perawatan/pemakaian gigi tiruan. (C2) 11.1.1.4 Melakukan penanggulangan terhadap kelainan/kerusakan tersebut. (P2) 12.1 Reparasi, Reline dan Rebase. 12.1.1. Mengenal cara 12.1.1.1. Menjelaskan indikasi dan kontra-indikasi repasi memperbaiki gigi pada gigi tiruan lepasan. (C4) tiruan lepasan yang 12.1.1.2. Melakukan reparasi pada gigi tiruan lepasan patah atau terlepas yang patah platnya. (P3) giginya 12.1.1.3. Melakukan reparasi gigi tiruan lepasan yang terlepas / rusak giginya. (P3) CABANG ILMU : PROSTODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 12.1.2. Mengenal cara 12.1.2.1.Menjelaskan indikasi dan kontra-indikasi reparasi memperbaiki gigi pada gigi tiruan jembatan. (C4) tiruan jembatan yang 12.1.2.2 Melakukan reparasi pada gigi tiruan jembatan yang patah atau patah. (P3) 12.1.2.3 Melakukan reparasi pada gigi tiruan yang pecah atau rusak facing 12.1.3. Mengenal macam12.1.3.1. Menjelaskan 2 macam cara memperbaiki gigi macam cara tiruan lepasan yang longgar. (C4) memperbaiki gigi 12.1.3.2. Melakukan perbaikan pada gigi tiruan lepasan tiruan lepasan yang yang longgar dengan cara Reline atau

143

Rebase. (P3) 12.1.3.3. Menjelaskan indikasi dan kontra-indikasi Reline dan Rebase. (C4) 12.1.3.4. Menjelaskan kemungkinan kesalahan yang terjadi pada relinging atau rebasing , dan cara mengatasinya. (C4) 13.1 Tindakan supportif umum dan lokal pada kasus gigi tiruan. 13.1.1. Mengenal tindakan 13.1.1.1. Menjelaskan kegunaan tindakan umum dan supportif umum dan lokal terhadap perawatan gigi tiruan sebagian lokal pada kasus gigi lepasan. (C2) tiruan sebagian 13.1.1.2. Melakukan perawatan supportif umum dan lokal lepasan pada kasus gigi tiruan sebagian lepasan (P1) 13.1.2. Mengenalkan 13.1.2.1. Menjelaskan kegunaan perawatan supportif tindakan supportif umum dan lokal pada kasus gigi tiruan jembatan umum dan lokal pada (C2) kasus gigi tiruan 13.1.2.2. Melakukan perawatan supportif umum dan lokal jembatan pada kasus gigi tiruan jembatan (P1)

longgar

CABANG ILMU : PROSTODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.1.3. Mengenal tindakan 13.1.3.1. Menjelaskan kegunaan perawatan supportif supportif umum dan umum dan lokal pada kasus gigi tiruan penuh lokal pada kasus gigi (C2) tiruan penuh 3.1.2.2. Melakukan perawatan supportif umum dan lokal pada kasus gigi tiruan penuh 14.1. Penyuluhan dalam rangka pencegahan kehilangan gigi 14.1.1. Memahami makna 14.1.1.1.Menjelaskan tujuan penyuluhan dalam rangka dan tujuan peningkatan pelayanan prostodontik kepada penyuluhan sebagai masyarakat (C3) salah satu usaha 14.1.1.2.Menjelaskan peranan motivasi masyarakat pencegahan terhadap perawatan prostodontik dalam usaha perawatan prosdontik peningkatan kesehatan (C2) 14.1.1.3.Mengidentifikasi kebiasaan-kebiasaan di masyarakat yang ada pengaruhnya terhadap kesehatan gigi dan mulut (C1) 14.1.2. Melaksanakan 14.1.2.1.Mengidentifikasi kebiasaan-kebiasaan di penyuluhan tentang masyarakat yang ada pengaruhnya terhadap cara pencegahan kesehatan gigi dan mulut (C1) kehilangan gigi 14.1.2.2.Menyebutkan 2 faktor penunjang dan 2 faktor penghambat dalam pelaksanaan penyuluhan tentang perawatan prostodontik (C1) 14.1.2.3.Melaksanakan penyuluhan tentang masalah kehilangan gigi dengan cara kontak perorangan dan masal (P3) 14.1.2.4.Menggunakan sarana poster, film dan atau slides dalam penyuluhan sesuai dengan indikasinya (P3) 14.1.2.5.Melaksanakan kerjasama yang efektif dengan unsur-unsur dalam masyarakat untuk usaha penyuluhan prostodontik (P3) CABANG ILMU : PROSTODONTIA 144

Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 15.1. Ilmu Prostodentia mutakhir 15.1.1. Memahami peranan 15.1.1.1.Menggunakan perpustakaan untuk meningkatkan kemajuan ilmu dan pengetahuan di bidang prostodontie (A1) teknologi dalam 15.1.1.2.Menyadari kegunaan ilmu dan teknologi mutakhir pengembangan ilmu untuk pengembangan bidang prostodontia (A4) prostodontia 15.1.1.3.Melakukan peningkatan pelayanan prostodontik sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi dengan tetap memperhatikan prinsip pemerataan pelayanan (A2) 16.1. Ilmu Prostodentia mutakhir 16.1.1. Memahami 16.1.1.1. Menjelaskan makna etika kedokteran gigi dan peranan kemajuan kaitannya dengan perawatan prostodontik (A3) ilmu dan teknologi 16.1.1.2. Melakukan pelayanan prostodontik dengan penuh dalam tanggung jawab dan berpegang pada asas pengembangan ilmu pemerataan sesuai dengan Lafal Sumpah Dokter prostodontia Gigi (A6)

145

ORTHODONTIA CABANG ILMU BEBAN STUDI : ORTHODONTIA : 10 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Memahami falsafah Ilmu Orthodontia 2. Memahami pertumbuhan dan perkembangan dentofasial 3. Memahami kelainan dentofasial 4. Memahami berbagai faktor yang menyebabkan kelainan dentofasial. 5. Mendiagnosa kasus-kasus orthodontia 6. Memahami berbagai macam perawatan untuk kelainan dentofasial 7. Memahami tindakan supportif lokal setelah perawatan orthodontia 8. Memahami tindakan rehabilitasi setelah perawtan othodontia 9. Memahami berbagai macam alat orthodontia untuk perawtan maloklusi 10. Memahami biomekanik pergerakan gigi 11. Memahami kasus-kasus orthodonti yang emmerlukan rujukan 12. Menilai pronogsa kasus maloklusi sebelum/setelah perawatan orthodontia 13. Berkomunikasi dengan individu, keluarga dan masyarakat sehubungan dengan perawatan orthodontia. 14. Memahami berbagai hubungan kerjasama yang efektif antara dokter gigi dengan individu, keluarga dan masyarakat sehubungan dengan perawatan othodonti 15. Bekerjasama dalam tim untuk pelayanan perawatan orthodonti 16. Menanggulangi masalah orthodonti sesuai dengan etika Kedokteran Gigi baik pada individu maupun pada masyarakat 17. Memahami pengetahuan mengenai kepemimpinan untuk pelayanan perawatan orthodonti CABANG ILMU : ORTHODONTIA

18. Memahami motivasi masyarakat dalam program bidang orthodonti 19. Melakukan hubungan dengan masyarakat untuk berperan dalam pembangunan kesehatan gigi khususnya bidang orthodonti 20. Berperan aktif dalam pengabdian masyarakat, khususnya untuk pelayanan orthodonti 21. Mengikuti perkembangan ilmu yang ada kaitannya dengan bidang orthodonti dengan berorientasi ke masa depan 22. Mengenal masalah kesehatan masyarakat di bidang kesehatan gigi khususnya bidang orthodonti 23. Melaksanakan program kesehatan masyarakat, khususnya di bidang orthodonti.

146

CABANG ILMU : ORTHODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Falsafah perawatan Orthodontia. 1.2.6. Memahami tujuan 1.2.6.1. Menerangkan sejarah perkembangan Ilmu sejarah orthodonti Orthodonti. (C1) dan istilah-istilah 1.2.6.2. Menerangkan maksud dan tujuan yang digunakan di perawatan orthodonti. (C1) dalam Ilmu 1.2.6.3. Menjelaskan istilah-istilah yang dipakai Orthodonti dalam Ilmu Orthodonti (C2) 2.1. Pertumbuhan dan perkembangan dentofasial 2.1.7. Memahami 2.1.7.1. Menjelaskan pola arah pertumbuhan muka dan pertumbuhan dan kepala. (C2) perkembangan 2.1.7.2. Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan dentofasial prenatal dan postnatal rahang. (C2) 2.1.7.3. Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan sistem gigi geligi. (C2) 2.1.7.4. Menerangkan sistem persendian rahang. (C2) 3.1. Kelainan dentofasial dan klasifikasinya 3.1.6. Mengenai tipe-tipe 3.1.6.1. Membedakan 3 macam tipe muka dari muka dan maloklusi samping. (C4) 3.1.6.2. Menerangkan konsep oklusi normal. (C2) 3.1.7. Menentukan 3.1.7.1. Menerangkan klasifikasi maloklusi menurut klasifikasi maloklusi Angle, Simon dan Licher. (C2) 3.1.7.2. Menerangkan maksud klasifikasi maloklusi. (C2) 3.1.7.3. Menerangkan 3 macam tipe maloklusi. (C2) 3.1.8. Mengenali kelainan 3.1.8.1. Menetapkan 3 macam kelainan lengkung rahang. gigi dan rahang (C4) 3.1.8.2. Menjelaskan kelainan posisi, jumlah, dan bentuk gigi. (C4) CABANG ILMU : ORTHODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 4.1. Etiologi kelainan dentofasial 4.1.1. Menjelaskan faktor- 4.1.1.1.Menjelaskan faktor-faktor umum yang menyebabkan faktor ekstern dan kelainan dentofasial. (C2) intern yang 4.1.1.2.Menjelaskan faktor-faktor lokal yang menyebabkan menyebabkan kelainan dentofasial. (C2) kelainan dentofasial 4.1.1.3.Menjelaskan faktor-faktor intern yang menyebabkan kelainan dentofasial. (C2) 4.1.1.4.Menjelaskan 2 macam faktor external yang menyebabkan kelainan dentofasial. (C2) 5.1. Cara-cara pemeriksaan dan penentuan diagnosa 5.1.1. Memahami 5.1.1.1.Mengidentifikasi adanya ganguan fungsi kunyah. penerapan dan (C1) pengetahuan 5.1.1.2.Mengidentifikasi adanya kelainan faal dari sendi anatomi, faal dan rahang. (C1) histologi dari 5.1.1.3.Menerangkan hubungan antara gangguan fungsi jaringan lunak mulut, kunyah dan kelainan sendi rahang. (C2) rahang dan

147

persendiannya, serta gigi geligi, pada perawatan orthodonti. 5.1.2. Melakukan pemeriksaan pada kelainan letak gigi, jaringan penyangga gigi, jaringan lunak mulut dan sendi rahang secara klinis dan radiologis untuk menegakkan diagnosa

5.1.2.1.Melakukan pemeriksaan subyektif untuk menegakkan diagnosa dalam perawatan othodonti. (A2), (P3) 5.1.2.2.Melakukan pemeriksaan extra dan intra oral untuk menegakkan diagnosa dalam perawatan orthodonti. (A2), (P3) 5.1.2.3.Menganalisa kasus orthodonti dengan menggunakan model, radiologi dan fungsionil. (P3), (C4) 5.1.2.4.Meninterpretasikan hasil analisa untuk menegakkan diagnosa (P3), (C4)

CABANG ILMU : ORTHODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 6.1. Perawatan Orthodontia 6.1.1. Merumuskan 6.1.1.1.Menyusun rencana perawatan orthodonti. (A5), perawatan orthodonti (C5), (P5) dengan kelainan dentofasial 6.1.2. Melakukan 6.1.2.1.Memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi perawatan preventif sehubungan dengan pencegahan terjadinya pada kelainan kelainan orthodonti. (A5), (C5), (P5) orthodonti. 6.1.2.2.Menjelaskan akibat-akibat dari pada kebiasaan jelek. (C5) 6.1.2.3.Memilih alat/cara untuk menghentikan kebiasan jelek. (C5) 6.1.3. Melakukan 6.1.3.1.Membuat space regainer untuk mencegah kelainan perawatan interseptif orthodonti bertambah parah. (P5) pada kelainan 6.1.3.2.Melaksanakan myoterapi bila diperlukan untuk orthodonti perawatan (P5), (C5) 6.1.3.3.Melakukan pencabutan gigi seri pada kelainan disharmoni dentomaksiler. (P5), (C5) 6.1.3.4.Menjelaskan cara perawatan rapid palatal expansion. (C2) 6.1.4. Melakukan 6.1.4.1.Melakukan perawatan kasus maloklusi Angle kelas perawatan kuratif I atau kelas II atau kelas III sederhana dengan atau pada kelainan tanpa pencabutan. (C5), (P5) orthodonti sederhana 6.1.4.2.Menetapkan gigi yang harus dicabut untuk perawatan orthodonti. (A5), (C5) 7.1. Pasca Perawatan 7.1.1. Menentukan 7.1.1.1.Menerangkan prinsip retensi. (C5) perawatan supportif 7.1.1.2.Menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya lokal setelah kambuh (relaps). (A4), (C5) perawatan 7.1.1.3.Menetapkan macam-macam retainer sesuai dengan kasusnya. (p3), (P4) CABANG ILMU : ORTHODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum

148

8.1. Pasca Perawatan 8.1.1. Melakukan perawatan rehabilitatif setelah perawatan orthodonti 9.1. Alat-alat Orthodontia 9.1.1. Memahami pelbagai macam alat orthodonti lepas dan alat tetap sederhana untuk perawatan orthodonti.

8.1.1.1.Melakukan penyesuaian oklusi (occlusal equilibration). (P3), (C3) 8.1.1.2.Menentukan perlunya perawatan periodontal untuk stabilitas gigi.

9.1.1.1.menjelaskan pentingnya penjangkaran pada perawatan orthodonti. (C2) 9.1.1.2.Menyebutkan macam penjangkaran extra oral dan intra oral. (C1) 9.1.1.3.Menentukan unit Penjangkar yang sesuai dengan tehnik perawatan. (C4) 9.1.1.4.Membuat klammer Adam dan arrow head yang digunakan untuk retensi. (P5) 9.1.1.5.Membuat 5 macam pegas untuk menggerakkan gigi. (P5) 9.1.1.6.Membuat 4 alat orthodonti lepas dan cekat sederhana. (P5) 10.1. Biometik pergerakan gigi 10.1.1. Menerangkan reaksi 10.1.1.1. Menjelaskan reaksi membrana periodontium jaringan sekitar gigi terhadap tekanan alat orthodontia. (C2) terhadap tekanan alat 10.1.1.2. Menjelaskan reaksi jaringan tulang alveolaris orthodonti terhadap tekanan alat orthodonti. (C2) 10.1.1.3. Menjelaskan reaksi jaringan semen gigi terhadap tekanan alat orthodonti. (C2) 10.1.1.4. menjelaskan reaksi jaringan pulpa gigi terhadap tekanan alat orthodonti. (C2) 10.1.1.5. Menjelaskan reaksi jaringan gingiva terhadap tekanan alat orthodonti. (C2) CABANG ILMU : ORTHODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 11.1. Kasus-kasus maloklusi rujukan. 11.1.1. Melakukan rujukan 11.1.1.1. Menunjukkan kasus maoklusi yang memerlukan pada kasus-kasus tindakan bedah dan non-bedah. (C3) orthodonti tertentu. 11.1.1.2. Melakukan rujukan kasus orthodonti tertentu yang memerlukan keahlian dalam bidang yang sejenis. (C5) 11.1.1.3. Melakukan rujukan kasus orthodonti tertentu yang memerlukan keahlian dalam bidang lain. (C5), (P3) 12.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosa sebelum dan sesudah perawatan 12.1.1. Menentukan 12.1.1.1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi prognosa kasus prognosa sebelum perawatan (C4) maloklusi sebelum 12.1.1.2. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi dan sesudah prognosa setelah perawatan. (C4) perawatan 13.1. Teori Komunikasi 13.1.1. Melakukan 13.1.1.1. Memilih tehnik komunikasi yang tepat komunikasi yang 13.1.1.2. Melakukan komunikasi yang tepat untuk effisien dan serasi mengadakan pendekatan kepada individu, dengan individu, keluarga dan masyarakat dalam perawatan keluarga dan orthodonti. (P3)

149

masyarakat sehubungan dengan perawatan orthodonti 14.1. Teori komunikasi 14.1.1. Melakukan hubungan 14.1.1.1. Menunjukkan sikap yang baik terhadap kerjasama yang individu, keluarga dan masyarakat sehubungan efektif antara dokter dengan perawatan orthodonti. (A5) gigi, individu, keluarga dan masyarakat CABANG ILMU : ORTHODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 14.1.2. Bekerjasama dalam 14.1.2.1. Menunjukkan sikap menghargai dan saling tim kesehatan, untuk pengertian dalam tim kesehatan untuk meningkatkan meningkatkan pelayanan perawatan orthodonti. pelayanan perawatan (A5) orthodonti 14.1.3. Bekerjasama dalam 14.1.3.1. Menunjukkan sikap menghargai dan saling tim non kesehatan pengertian dalam tim non kesehatan untuk untuk meningkatkan meningkatkan pelayanan perawatan orthodonti. pelayanan perawatan (A5) orthodonti 15.1. Etika Kedokteran Gigi 15.1.1. Melaksanakan 15.1.1.1. Melaksanakan pelayanan perawatan orthodonti pelayanan perawatan sesuai dengan etika Kedokteran Gigi. (A5), (P5) orthodonti sesuai dengan etika Kedokteran Gigi. 16.1. Kepemimpinan 16.1.1. Menunjukkan sikap 16.1.1.1. Berperan sebagai pemimpin dalam pelayanan sebagai pemimpin perawatan orthodonti. (A5) dalam pelayanan perawatan orthodonti 16.1.2. Menggunakan peran 16.1.2.1. Mengidentifikasi motivasi masyarakat yang motivasi masyarakat menunjang program Kesehatan Gigi Masyarakat untuk pelayanan untuk meningkatkan pelayanan di bidang perawatan orthodonti Orthodonnti. (A5) 16.1.2.2. Menggunakan motivasi masyarakat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gigi, Kesehatan Gigi Masyarakat khususnya. (A5) CABANG ILMU : ORTHODONTIA Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 16.1.3. Membimbing 16.1.3.1. Bersikap sebagai pembimbing dalam pelayanan masyarakat untuk Kesehatan Gigi Masyarakat di bidang berperan serta dalam Orthodonti. (A5) pelayanan kesehatan gigi di bidang Orthodonti 17.1. Pengabdian pada Masyarakat 17.1.1. Berperan aktif dalam 17.1.1.1. Melaksanakan secara aktif kerja sosial sebagai

150

kerja sosial sebagai pengabdian masyarakat khususnya untuk pelayanan orthodonti 17.1.2. Melakukan survei 17.1.2.1. lapangan di bidang kesehatan gigi khususnya bidang Orthodonti 17.1.3. Melaksanakan 17.1.3.1. program kesehatan gigi khususnya bidang Orthodonti 18.1. Ilmu Orthodontia Mutakhir 18.1.1. Menunjukkan 18.1.1.1. kesediaan untuk mengembangkan diri secara terus menerus dengan berorientasi ke masa depan khususnya di bidang Orthodonti.

pengabdian masyarakat khususnya untuk pelayanan orthodonti. (A5), (P5)

Melakukan survei lapangan di bidang kesehatan gigi khususnya bidang Orthodonti. (P5)

Melaksanakan program orthodonti preventif. (P5)

Menunjukkan kepekaan terhadap perkembangan ilmu Kedokteran Gigi khususnya bidang Orthodonti. (A5)

151

ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT CABANG ILMU BEBAN STUDI : KESEHATAN GIGI MASYARAKAT : 10 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Memahami arti demografi yang berkaitan dengan masalah kesehatan 2. Memahami pengaruh lingkungan terhadap kesehatan masyarakat 3. Melakukan pencegahan penyakit gigi dan mulut yang banyak dan sering terdapat di Indonesia 4. Melakukan survei lapangan di bidang kesehatan gigi masyarakat 5. Mendiagnosa masalah kesehatan gigi masyarakat 6. Memahami fungsi unsur kesehatan dan non kesehatan dalam melaksanakan program kesehatan gigi masyarakat 7. Memahami sistem rujukan dalam pelayanan kesehatan 8. Memahami tehnik komunikasi 9. Memahami prinsip pengelolaan kesehatan dan pengetahuan mengenai kepemimpinan 10. Melakukan pemecahan masalah kesehatan gigi 11. Menjalankan profesi kedokteran gigi sesuai dengan Lafal Sumpah dan Etika Kedokteran Gigi 12. Meningkatkan pengetahuan diri secara terus menerus untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu dan kemajuan tehnologi 13. Memahami makna dan tujuan kerja sosial sebagai salah satu unsur pengabdian pada masyarakat CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI MASYARAKAT Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Hubungan demografi dengan kesehatan 1.1.1. Memahami 1.1.1.1. Menerangkan arti demografi ditinjau dari pengetahuan berbagai segi. (C2) demografi yang 1.1.1.2. Menyebutkan sumber data demografi dan berkaitan dengan kegunaannya. (C1) sumber data, 1.1.1.3. Menjelaskan beberapa hal tentang pertumbuhan, kependudukan yang berhubungan dengan statistik, komposisi/piramida pengukuran jumlah, perkembangan penduduk dan dan penyebaran piramida penduduk. (C2) penduduk serta 1.1.1.4. Menyebutkan arti proyeksi penduduk dan ekologi kegunaannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. (C1) 1.1.1.5. Menyebutkan masalah umum kependudukan yang erat hubungannya dengan masalah kesehatan. (C1) 1.1.1.6. Menerangkan arti tingkat ketergantungan suatu negara. (C2) 1.1.2. Menjelaskan 1.1.2.1. Menjelaskan arti dan kegunaan rate, ratio penerapan, dan prosentage (C2) pengertian demografi 1.1.2.2. Menjelaskan dasar-dasar ukuran yang dalam kaitannya digunakan dalam perhitungan mortalitas, fertilitas, dengan rate, ration, morbiditas dan severitas. (C2) prosentage dalam 1.1.2.3. Menjelaskan hubungan kependudukan 152

2.1.1.1. Menerangkan arti dan ruang lingkup kesehatan (C2) 2.1.1.2. Menerangkan pengaruh lingkungan terhadap kesehatan individu keluarga dan masyarakat (C2) 2.1.1.3. Menerangkan macam-macam penyakit yang diakibatkan lingkungan yang tidak sehat. (C2) 2.1.1.4. Menerangkan macam-macam usaha penanggulangan sanitasi lingkungan. (C2) 2.1.2. Menerangkan secara 2.1.2.1. Menyebutkan kriteria pencemaran udara, garis besar mengenai air dan bising (C1) pencemaran 2.1.2.2. Menyebutkan sebab dan akibat pencemaran lingkungan lingkungan (C1) 2.1.2.3. Menerangkan pencegahan pencemaran lingkungan (C1) 2.1.3. Menerangkan secara 2.1.3.1. Menerangkan akibat-akibat sanitasi garis besar mengenai lingkungan yang tidak baik (C2) sanitasi lingkungan 2.1.3.2. Menerangkan sanitasi air minum (C2) 2.1.3.3. Menerangkan sanitasi makanan (C2) 2.1.3.4. Menerangkan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembuangan sampah dan tinja (C1) 2.1.3.5. Menerangkan persyaratan rumah sehat (C2) 3.1. Epidemiologi dan dasar-dasar kedokteran pencegahan 3.1.1. Menerangkan arti 3.1.1.1. Mendefinisikan epidemiologi, epidemi, epidemiologi, endemi dan pandemi (C1) epidemi, endemi dan 3.1.1.2. Menyebutkan contoh-contoh dari pandemi pengertian-pengertian di atas (C2) 3.1.2. Menyebutkan arti 3.1.2.1. Mendefinisikan dan menyebutkan contohpenyakit menular contoh penyakit menular, penyakit infeksi dan penyakit kontak (C1) 3.1.2.2. Menyebutkan cara-cara penularan penyakit (C1) 3.1.3. Menerangkan tujuan 3.1.3.1. Menerangkan sejarah dan perkembangan dan kegunaan dari epidemiologi (C2) epidemiologi 3.1.3.2. Menyebutkan tujuan epidemiologi (C1) CABANG ILMU : KESEHATAN MASYARAKAT Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.1.4. Menerangkan konsep 3.1.4.1. Menerangkan konsep epidemiologi pencegahan penyakit mengenai sebab-sebab penyakit (C2) 3.1.4.2. Menerangkan konsep epidemiologi mengenai penyebaran penyakit (C2) 3.1.4.3. Menerangkan konsep epidemiologi mengenai pencegahan penyakit (C2) 3.2. Epidemiologi karies gigi dan penyakit periodontal 3.2.1. Menerangkan proses 3.2.1.1 Menerangkan 3 atau 4 faktor penting penyebab terjadinya karies gigi penyakit karies gigi (C2)

perhitungan fertilitas, morbiditas dan severitas 2.1. Kesehatan Lingkungan 2.1.1. Menerangkan secara garis besar pengaruh lingkungan terhadap kesehatan

dengan masalah-masalah kesehatan (antara lain : nigrasi, pendidikan dan pekerjaan) (C2)

153

dan penyakit periodontal

3.2.1.2 Menerangkan rangkaian reaksi terjadinya karies gigi (C2) 3.2.1.3 Menerangkan cara menghambat rangkaian reaksi tersebut (C2)

3.3. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan 3.3.1. Menerangkan usaha- 3.3.1.1 Menerangkan 5 tingkat pencegahan penyakit usaha pencegahan menurut Leavel & Clark (C2) penyakit gigi dan 3.3.1.2 Menerangkan berbagai pendekatan kepada mulut masyarakat sesuai tingkat pencegahan penyakit (C2) 3.3.1.3 Menerangkan penerangan 5 tingkat pencegahan penyakit menurut Leavel & Clark terhadap penyakit karies gigi dan penyakit periodontal (C2)

CABANG ILMU : KESEHATAN MASYARAKAT Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.3.2. Melakukan cara-cara 3.3.2.1.Menerangkan cara-cara dan alat-alat untuk menghilangkan plak menghilangkan plak gigi dengan tekanan pada gigi pada program cara-cara/alat-alat yang mudah pencegahan penyakit digunakan/diperoleh masyarakat (C2) gigi dan mulut 3.3.2.2.Menerangkan plaque kontrol untuk pencegahan karies gigi dan penyakit periodontal dalam program pelayanan kesehatan gigi masyarakat (C3), (P5) 3.3.3. Menerangkan 3.3.3.1.Menerangkan fisiologi dan flouride dalam tubuh pencegahan karies manusia (C2) gigi dengan cara 3.3.3.2.Menerangkan cara kerja flouride untuk mencegah flouridasi terjadinya karies gigi (C2) 3.3.3.3.Menerangkan macam-macam senyawa flouride dan sifat masing-masing (C2) 3.3.3.4.Menerangkan cara-cara flouridasi dalam usaha pencegahan karies gigi (C2) 3.3.3.5.Menerangkan effek samping yang dapat terjadi pada flouridasi (C2) 3.3.3.6.Menerangan cara penurunan kadar flour yang terlalu tinggi dalam air minum (C2) 3.3.4. Melakukan 3.3.4.1.Melakukan topical application dengan fluor pada pencegahan karies masyarakat (C3), (P3) gigi dengan 3.3.4.2.Melakukan instruksi kumur-kumur dengan fluor flouridasi secara pada masyarakat (C5) lokal 4.1.Statistik dasar 4.1.1. Menggunakan 4.1.1.1.Menerangkan cara pengumpulan data dan statistik dasar dalam pengambilan sample (C2) melakukan survei 4.1.1.2.Membuat frekwensi distribusi, menghitung nilai lapangan tengah ukuran posisi dan variabilitas dalam pengolahan data yang tersedia (C2), (P) 4.1.1.3.Menerangkan arti dan sifat simetri dan kurtotis (C2)

154

4.1.1.4.Membuat analisa berdasarkan teori kemungkinan (C4) 4.1.1.5.Membuktikan test hipotesa berdasarkan test kemaknaan (C4) 4.2. Survei lapangan 4.1.2. Menerangkan arti, tujuan dan macammacam survei 4.1.3. Melakukan pengumpulan data lapangan 4.1.2.1.Menerangkan arti survei (C2) 4.1.2.2.Menerangkan 3 macam tujuan survei (C2) 4.1.2.3.Menerangkan macam-macam (type) survei (C2) 4.1.2.4.Menerangkan prioritas masalah yang akan disurvei (C2) 4.1.3.1.Menerangkan arti, kegunaan dan jenis-jenis wawancara, observasi dan angket (C2) 4.1.3.2.Menerangkan keuntungan dan kerugian masingmasing cara tersebut di atas (C2) 4.1.3.3.Menggunakan index kesehatan gigi dalam suatu survei kesehatan gigi (OHI/OHIS, DMF/def dan index periodontal) (C3) 4.1.3.4.Melakukan pengumpulan data lapangan (C3), (P3) 4.1.4.1.Menerangkan tahap-tahap survei (C3) 4.1.4.2.Menerangkan pentingnya tiap tahap tersebut (C3) 4.1.4.3.Membuat perencanaan survei (C3) 4.1.5.1.Melakukan survei sesuai dengan perencanaan (C3), (P3) 4.1.5.2.Mengolah data dengan menggunakan metode statistik dasar (C3) 4.1.5.3.Menginterpretasikan hasil survei (C2) 4.1.5.4.Menyajikan hasil survei dalam bentuk laporan tertulis (C5) 4.1.5.5.Memproyeksikan kemungkinan yang akan terjadi (C6)

4.1.4. Merencanakan program survei kesehatan gigi 4.1.5. Melaksanakan survei serta mebuat laporan hasil survei

CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI MASYARAKAT Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 5.1. Masalah Kesehatan Gigi Masyarakat 5.1.1. Mengidentifikasi 5.1.1.1.Menerangkan 3 masalah pokok kesehatan gigi masalah kesehatan masyarakat (C2) gigi masyarakat 5.1.1.2.Menerangkan faktor sosial ekonomi budaya, lingkungan biologis dan fisik yang berpengaruh pada status kesehatan gigi masyarakat (C2) 5.1.1.3.Mengidentifikasikan masalah menurut urutan prioritas (C1) 5.2.Sosiologi Kedokteran 5.2.1. Menerapkan dasar5.2.1.1.Menerangkan arti, sasaran, fungsi dan ruang dasar sosiologi lingkup sosiologi kedokteran (C2) kedokteran dalam 5.2.1.2.Menerangkan interaksi sosial yang terjadi dalam kaitannya dengan bidang kesehatan (C2) penanggulangan 5.2.1.3.Menerangkan dasar-dasar anthropologi medis (C2) masalah kesehatan 5.2.1.4.Menerapkan pengetahuan dasar sosiologi gigi kedokteran dalam menanggulangi masalah kesehatan gigi (C3) 5.3. Struktur dan proses sosial 5.3.1. Menerangkan 5.3.1.1.Menyebutkan secara garis besar struktur sosial (C1)

155

pengaruh struktur sosial terhadap kesehatan gigi masyarakat 5.3.2. Menerangkan pengaruh proses sosial terhadap kesehatan gigi masyarakat

5.3.1.2.Menjelaskan arti stratifikasi sosial dan ukuranukuran yang membentuknya (C2) 5.3.1.3.Menerangkan arti kebudayaan dan pengaruhnya terhadap sistem pelayanan kesehatan (C2) 5.3.2.1.Menjelaskan terjadinya bentuk-bentuk perubahan sosial (C2) 5.3.2.2.Mengindentifikasi faktor-faktor penghambat dan penunjang interaksi sosial (C1) 5.3.2.3.Menjelaskan pengaruh proses sosial terhadap terjadinya perubahan tingkah laku yang menguntungkan bagi kesehatan (C2)

CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI MASYARAKAT Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 5.3.3. Mengenal adat 5.3.3.1.Menjelaskan arti kebudayaan dan pengaruhnya istiadat masyarakat terhadap adat istiadat masyarakat (C2) setempat dan 5.3.3.2.Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat/mudah melakukan mempengaruhi adat istiadat masyarakat setempat generalisasi yang (C2) memadai dalam rangka pelaksanaan program Kesehatan gigi masyarakat 6.1. Bekerjasama dalam tim 6.1.1. Memanfaatkan 6.1.1.1.Menerangkan ruang lingkup dan tanggung jawab fungsi setiap unsur tenaga medis dan paramedis (C2) kesehatan dan non6.1.1.2.Menerangkan fungsi dan tanggung jawab tenagakesehatan dalam tenaga non-kesehatan yang ada di masyarakat melakukan program antara lain guru, pemuka masyarakat formal dan kesehatan gigi non-formal, kader kesehatan dan ibu rumah tangga dalam bidang kesehatan gigi (C2) 6.1.1.3.Menyebutkan ciri-ciri team pelayanan kesehatan (C1) 6.1.1.4.Menerangkan arti dan peran dinamika kelompok dalam menunjang program pendidikan kesehatan (C2) 6.1.1.5.Menerangkan arti dan langkah pendekatan edukatif untuk menunjang program kesehatan (C2) 7.1. Sistem rujukan 7.1.1. Mengindentifikasi 7.1.1.1.Mengidentifikasi macam-macam kasus yang boleh masalah-masalah ditangani oleh tenaga-tenaga non kesehatan, tenaga kesehatan yang dapat kesehatan non dental dan perawat gigi (C1) ditangani oleh team 7.1.1.2.Melakukan sistem rujukan di bidang kesehatan kesehatan dan non baik vertikal maupun horisontal yang dilakukan kesehatan dalam team (C3), (P3) 7.1.1.3.Mendidik tenaga non kesehatan untuk berperan serta dalam mengindentifikasikan dan menanggulangi kasus kesehatan gigi yang memerlukan rujukan (C3), (P3) 7.1.2. Melakukan 7.1.2.1.Memberikan pertolongan pertama yang memadai penanggulangan terhadap kasus-kasus yang memerlukan rujukan sementara masalah (c3), (P3)

156

kesehatan masyarakat sebelum rujukan

7.1.2.2.Memberikan tindakan-tindakan pencegahan komplikasi sebelum rujukan (C3), (P3) 7.1.2.3.Mengindentifikasi pelbagai macam penyakit menular yang terjadi di masyarakat. (C1) 7.1.2.4.Melakukan penanggulangan sementara terhadap penyakit menular sebelum rujukan (C3), (P3)

8.1. Ilmu Komunikasi 8.1.1. Menetapkan teknik 8.1.1.1.Mejelasakan dasar proses komunikasi yang komunikasi yang diperlukan untuk pendidikan kesehatan gigi efisien dan serasi masyarakat (C2) dengan unsur-unsur 8.1.1.2.Mengidentifikasi faktor-faktor penunjang dan masyarakat dalam penghambat dalam proses penyuluhan (C1) melaksanakan 8.1.1.3.Memilih dan menetapkan cara berkomunikasi yang pendidikan kesehatan paling tepat untuk mengadakan pendekatan kepada individu, keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan (C3) 8.1.2. Memahami berbagai 8.1.2.1.Menerangkan dasar human relation (C2) hubungan kerjasama 8.1.2.2.Menunjukkan sikap menghargai/saling pengertian yang efektif antara dengan unsur-unsur masyarakat baik individu dokter gigi dan maupuan kelompok dalam melaksanakan program individu, keluarga, kesehatan gigi masyarakat (A3) dan masyarakat dalam melaksanakan program kesehatan gigi masyarakat CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI MASYARAKAT Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 8.1.3. Bekerjasama dalam 3.1.3.1.Menerangkan dasar-dasar psikologi transaksional team kesehatan dan dalam pelayanan kesehatan (C3) non kesehatan untuk 8.1.3.2.Mengambil keputusan dengan cara musyawarah melaksanakan progdalam melaksanakan program kesehatan gigi (A3) ram kesehatan gigi 8.1.3.3.Melakukan konsultasi dan bekerja sama dengan anggota lain dalam team untuk menanggulangi masalah kesehatan gigi masyarakat (C3), (P3) 9.1.Manajemen Kesehatan 9.1.1. Menerangkan 9.1.1.1.Menerangkan arti organisasi (C2) organisasi dan 9.1.1.2.Menerangkan fungsi dan landasan organisasi (C2) manajemen usaha 9.1.1.3.Menerangkan arti manajemen (C2) kesehatan 9.1.1.4.Menerangkan fungsi dan pokok-pokok manajemen (C2) 9.2. Struktur Organisasi Kesehatan 9.2.1. Menerangkan 9.2.1.1.Menggambarkan Bagan Organisasi Depkes dari struktur organisasi pusat ke daerah (C1) dari pusat sampai 9.2.1.2.Menerangkan fungsi tiap bagian dari Dep. Kes daerah (C2) 9.2.1.3.Menerangkan sistem pertanggung-jawaban pelayanan kesehatan daerah (C2) 9.2.1.4.Menerangkan sistem pembiayaan pelayanan kesehatan di Indonesia (C2) 9.3. Kebijaksanaan dan program kesehatan 9.3.1. Menerangkan 9.3.1.1.Menjelaskan dasar hukum dan strategi pemerintah

157

kebijasanaan dan program Pemerintah dalam bidang kesehatan

dalam pembangunan bidang kesehatan (antara lain : pasal-pasal yang relevan dalam UUD-1945, GBHN, U.U. Pokok Kesehatan, Inpres dan lainlain). (C2)

CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI MASYARAKAT Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 9.4. Kepemimpinan 9.4.1. Menunjukkan sikap 9.4.1.1.Menerangkan dasar-dasar pengetahuan tentang sebagai pemimpin kepemimpinan (C2) dalam program 9.4.1.2.Berperan sebagai pemimpin dalam suatu program kesehatan gigi dalam kesehatan gigi di masyarakat (C3), (P4) satu unit organisasi kesehatan gigi 9.4.2. memberikan 9.4.2.1.Menjelaskan arti, tujuan serta macam-macam bimbingan kepada tehnik membimbing suatu kelomok masyarakat masyarakat di bidang tertentu (C2) kesehatan gigi 9.4.2.2.Mengidentifikasi faktor penunjang dan penghambat proses belajar dalam kelompok yang dibimbing (C1) 9.4.2.3.Memberikan bimbingan dengan cara yang paling efektif dengan mengingat kondisi masyarakat setempat (C3), (P4) 10.1. Pemecahan Masalah 10.1.1. Merencanakan 10.1.1.1.Menjelaskan prinsip-prinsip perencanaan program program pemecahan kesehatan pada umumnya dan kesehatan gigi pada masalah kesehatan khususnya (C2) gigi 10.1.1.2.Menjelaskan jenis-jenis informasi yang dibutuhkan serta langkah-langkah dalam perencanaan program kesehatan gigi (C2) 10.1.1.3.Menyusun alternatif pemecahan masalah (C4) 10.1.1.4.Memilih satu cara pemecahan masalah yang paling efektif dan efisien dengan memperhatikan lokasi, kepadatan penduduk, aspek-aspek sosio-ekonomi (C4)

158

CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI MASYARAKAT Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 10.1.2. Melaksanakan 10.1.2.1.Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan dalam program kesehatan masyarakat yang menunjang pelaksanaan program gigi masyarakat kesehatan gigi (C1) 10.1.2.2.Memanfaatkan kegiatan-kegiatan tersebut di atas dalam pelaksanaan program kesehatan gigi (C3) 10.1.2.3.Mengelola semua program pelayanan kesehatan umumnya dan kesehatan gigi khususnya di Puskesmas, PPGD dan melalui PKMD (C5), (P3) 10.1.2.4.Mengelola program penyuluhan kesehatan gigi masyarakat (C5), (P3) 10.1.2.5.Mengelola program UKGS (C3), (P5) 10.1.2.6.Menjelaskan pengelolaan semua program pelayanan kesehatan gigi melalui Rumah Sakit (C2) 10.1.2.7.Memberikan pelayanan kesehatan gigi kepada masyarakat sesuai dengan kepercayaan/agama penduduk setempat sehingga tidak merugikan kepentingan masyarakat (P3) 10.1.3. Memanfaatkan 10.1.3.1.Mengidentfikasikan sumber-sumber dana, daya potensi efektif dan tenaga setempat (C1) setempat dalam 10.1.3.2.Mengidentifikasi faktor-faktor penunjang dari melaksanakan sosial budaya masyarakat setempat (C1) program Kesehatan 10.1.3.3.Mengidentifikasikan organisasi/lembaga-lembaga Gigi masyarakat masyarakat setempat yang dapat menunjang pelaksanaan program (C1) 10.1.3.4.Mengelola dan memanfaatkan potensi efektif setepat yang ada (C3), (P3) 10.1.3.5.Memilih cara pendekatan yang serasi dengan adat istiadat masyarakat setempat dalam melaksanakan program Kesehatan Gigi Masyarakat (C4) 10.1.3.6.Menentukan cara pendekatan yang serasi dengan tindakan eko-sosial masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan 11.1. Lafal Sumpah dan Etika Kedokteran Gigi 11.1.1 Memberika 11.1.1.1.Menjelaskan makna Lafal Sumpah Dokter Gigi pelayanan kesehatan sebagai satu norma dalam disiplin kedokteran gigi gigi kepada (C2), (A5) masyarakat sesuai 11.1.1.2.Menerangkan perundang-undangan yang berlaku dengan lafal di bidang profesi kedokteran gigi (C2) sumpahnya 11.1.2 Mempertimbangkan 11.1.2.1. Menerangkan Kode Etik Kedokteran Gigi yang setiap tindakan berlaku di Indonesia (C2) pelayanan kesehatan 11.1.2.2. Melaksanakan tugas profesi-nya dengan gigi atas dasar etika menghargai Kode Etik Kedokteran Gigi (C2) 12.1. Kemajuan ilmu dan teknologi untuk mengembangkan pelayanan Kesehatan Gigi masyarakat 12.1.1. Menyadari kegunaan 12.1.1.1.Menyadari kegunaan penelitian untuk kemajuan ilmu dan mengembangkan ilmu dan meningkatkan teknologi dalam pelayanan kesehatan gigi kepada masyarakat usaha membangun (C3), (A4) kesehatan 12.1.1.2.Menunjukkan kesediaan untuk mengembangkan

159

masyarakat 13.1. Kerja Sosial 13.1.1. Berperan aktif dalam kerja sosial sebagai salah satu pengabdian di bidang kesehatan

diri secara terus-menerus dengan berorientasi ke masa depan dalam usaha meningkatkan pelayanan kesehatan gigi (A4) 13.1.1.1. Menghargai perhatian serta partisipasi masyarakat dalam program pembangunan kesehatan (A4) 13.1.1.2. Menunjukkan sikap terbuka dalam pelaksanaan usaha-usaha kesehatan gigi yang terpadu dengan kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya (A4)

160

ILMU GIZI CABANG ILMU BEBAN STUDI : GIZI : 2 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Memahami hubungan gizi dengan kesehatan serta kesehatan gigi/mulut 2. Memahami hubungan ekologi keluarga dengan gizi individu 3. Memahami cara-cara bimbingan masyarakat dalam pembangunan kesehatan dalam bidang gizi 4. Memahami cara-cara penilaian keadaan gizi masyarakat CABANG ILMU : GIZI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1.Ilmu Gizi dasar : 1.1.1. Memahami dasar1.1.1.1. Menyebutkan definisi ilmu gizi dan ruang dasar ilmu gizi lingkup ilmu gizi (C1) 1.1.2. Memahami 1.1.2.1. Menjelaskan metabolisme karbohidrat dari hubungan sudut ilmu gizi (C1) karbohidrat dengan 1.1.2.2. Menyebutkan kebutuhan tubuh serta kepentingan tubuh sumber-sumber di dalam makanan sehari-hari dari karbohidrat (C2) 1.1.3. Memahami 1.1.3.1. Menjelaskan metabolisme lemak dari sudut hubungan lemak ilmu gizi (C2) dengan kepentingan 1.1.3.2. Menyebutkan kebutuhan tubuh serta tubuh sumber-sumber didalam makanan harian dari lemak (C2) 1.1.4. Memahami 1.1.4.1. Menjelaskan metabolisme protein dari hubungan protein sudut ilmu gizi (C2) mineral dengan 1.1.4.2. Menyebutkan kebutuhan tubuh akan kepentingan tubuh protein serta sumber-sumbernya di dalam makanan sehari-hari (C2) 1.1.5. Memahami 1.1.5.1. Menjelaskan penggolongan vitamin serta hubungan vitamin metabolisme berbagai vitamin dari sudut ilmu gizi dengan kepentingan 1.1.5.2. Menyebutkan kebutuhan tubuh akan tubuh berbagai vitamin serta sumber-sumbernya di dalam makanan sehari-hari (C2) 1.1.6. Memahami 1.1.6.1. Menjelaskan penggolongan mineral serta hubungan mineral metabolisme berbagai mineral dari sudut ilmu gizi dengan kepentingan 1.1.6.2. Menyebutkan kebutuhan tubuh akan tubuh berbagai mineral serta sumber-sumbernya di dalam makanan sehari-hari 1.1.7. Memahami 1.1.7.1. Menyebutkan macam-macam zat gizi dan hubungan zat-zat gizi fungsi masing-masing zat gizi (C2) dalam metabolisme 1.1.7.2. Menjelaskan interelasi metabolisme zat-zat gizi (C2)

161

CABANG ILMU : GIZI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.2.Kecukupan zat makanan yang dianjurkan 1.2.1. Memahami masalah 2.1.1.1. Menyebutkan kebutuhan kalori berdasarkan umur, kecukupan makanan kelamin serta macam aktivitas individu (C2) yang dianjurkan 2.1.1.2. Menyebutkan kecukupan zat-zat gizi yang dianjurkan menurut berbagai golongan umur (C2) 2.1.1.3. Menyebutkan dasar-dasar penyusunan menu yang adekuat dan seimbang (C2) 1.3.Hubungan gizi dengan pertumbuhan serta kesehatan gigi mulut 1.3.1. Memahami pengaruh 1.3.1. Menyebutkan hubungan gizi dengan pertumbuhan gizi terhadap gigi dan rahang (C2) kesehatan gigi/mulut 1.3.2. Menyebutkan jenis-jenis makanan serta berbagai kebiasaan makan yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi/mulut (C2) 1.4. Penilaian keadaan gizi individu 1.4.1. Memahami cara 1.4.1.1.Menyebutkan pathogenesis penyakit gizi (C1) mendiagnosa 1.4.1.2.Menyebutkan gejala-gejala klinis berbagai berbagai keadaan gizi penyakit gizi yang lazim di Indonesia (C1) individu 1.4.1.3.Menyebutkan gejala-gejala klinis berbagai penyakit defisiensi gizi pada rongga mulut (C1) 1.4.1.4.Menyebutkan cara-cara pengukuran anthropometrik guna menilai keadaan gizi individu (C2) 1.4.1.5.Menyebutkan parameter pembanding data anthropometrik yang berlaku di Indonesia (C1) 2.1. Ilmu Kesejahteraan Keluarga 2.1.1. Memahami pengaruh 2.1.1.1. Menyebutkan dasar-dasar Ilmu ekologi keluarga Kesejahteraan Keluarga (IKK) (C1) terhadap keadaan gizi 2.1.1.2. Menyebutkan sumber didalam keluarga (C1) 2.1.1.3. Menyebutkan berbagai jenis kebutuhan di dalam keluarga (C1) 2.1.1.4. Menyebutkan pengaruh keluarga terhadap keadaan kesehatan dan gizi individu (C1) CABANG ILMU : GIZI Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.1.Pendidikan Gizi 3.1.1. Memahami cara-cara 3.1.1.1. Menjelaskan tahap-tahap pendidikan gizi bimbingan dalam pada masyarakat (C2) program perbaikan 3.1.1.2. Menyebutkan dasar-dasar perencanaan gizi masyarakat program perbaikan gizi masyarakat (C1) 3.1. Masalah golongan rentan (rawan) di dalam masyarakat ditinjau dari Ilmu Gizi 3.1.2. Memahami 3.1.2.1. Menjelaskan macam-macam golongan golongan-golongan rentan di dalam masyarakat yang memerlukan rentan (rawan) di perlindungan gizi (C2) dalam masyarakat dari sudut ilmu gizi 4.1. Penilaian keadaan gizi masyarakat

162

4.1.1.1. Menyebutkan dasar-dasar penyelidikan gizi masyarakat (Nutrition survei) (C2) 4.1.1.2. Menyebutkan dasar-dasar penyelidikan diet (dietary survei) masyarakat (C2) 4.1.1.3. Menyebutkan cara pendekatan epidemiologis dalam pencegahan penyakit gigi/mulut yang diakibatkan oleh kelainan gizi (C1) 4.2. Pengaruh faktor-faktor sosio ekonomis, budaya serta kebiasaan makan terhadap keadaan gizi masyarakat 4.2.1. Memahami pengaruh 4.2.1.1 Menyebutkan pengaruh faktor sosio keadaan sosial, ekonomis dan budaya masyarakat (C1) ekonomi dan budaya terhadap keadaan gzi masyarakat 4.3. Masalah Gizi dan kebijaksanaan Pangan Nasional 4.3.1. Mengetahui masalah 4.3.1.1. Menyebutkan masalah nasional dalam gizi dan bidang gizi di Indonesia (C1) kebijaksanaan 4.3.1.2. Menyebutkan masalah kebijaksanaan Pangan Nasional Pangan Nasional (C1)

4.1.1

Memahami prosedur diagnosa masalah gizi masyarakat di Indonesia

163

ILMU KESEHATAN GIGI ANAK CABANG ILMU BEBAN STUDI : KESEHATAN GIGI ANAK : 5 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Mendiagnosa kasus-kasus penyakit/kelainan gigi dan mulut anak 2. Mengenal pelbagai kelainan/penyakit jaringan mulut anak 3. Merencanakan pelbagai perawatan pada kelainan/penyakit gigi dan mulut anak 4. Memahami kasus-kasus kesehatan gigi anak yang memerlukan rujukan 5. Melakukan pelbagai perawatan pada kelainan/penyakit gigi dan mulut pada anak 6. Melakukan tindakan pasca perawatan gigi dan mulut dan anak 7. Mengenal perilaku anak masa pra sekolah dan sekolah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada tahap perawatan gigi dan mulut 8. Menanggulangi pelbagai tingkah laku anak dalam melaksanakan perawatan gigi dan mulut 9. Berkomunikasi dengan anak, orang tua, dan masyarakat sehubungan dengan perawatan kesehatan gigi dan mulut anak 10. Bekerjasama dalam tim untuk pelayanan perawatan kesehatan gigi dan mulut anak 11. Menanggulangi masalah kesehatan gigi dan mulut anak sesuai dengan Etika Kedokteran Gigi baik pada individu dan masyarakat 12. Memahami pengetahuan mengenai kepemimpinan untuk pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak 13. Mengembangkan Ilmu Kesehatan Gigi Anak dengan berorientasi ke masa depan 14. Mengenal masalah Kesehatan Masyarakat di bidang Kesehatan Gigi Anak CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI ANAK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Pemeriksaan lengkap pada anak 1.1.1.Melakukan anamnesa 1.1.1.1.Melakukan tanya jawab dengan anak dengan pada anak menerapkan dasar-dasar komunikasi anak (P3) 1.1.1.2.Menetapkan jenis informasi yang diperlukan (C4) 1.1.1.3.Menyiapkan data tentang riwayat penyakit umum, gigi, dan latar belakang kejiwaan anak (P4) 1.1.2.Melakukan 1.1.2.1.Memilih alat-alat yang tepat untuk pemeriksaan pemeriksaan klinis dan klinis gigi dan mulut anak (P3) radiografis pada gigi 1.1.2.2.Menilai pertumbuhan dan perkembangan anak dan mulut anak berdasarkan umur, berat badan dan tinggi badan (C6) 1.1.2.3.Melakukan pemeriksaan extra-oral pada anak (P3) 1.1.2.4.Melakukan pemeriksaan intra-oral pada anak (P3) 1.1.2.5.Menentukan kasus-kasus yang memerlukan pemeriksaan radiologis (C4) 1.1.3.Menegakkan diagnosa 1.1.3.1.Menafsirkan data informasi dari penderita anak (C6) 1.1.3.2.Menafsirkan hasil pemeriksaan klinis (C6) 1.1.3.3.Menafsirkan hasil pemeriksaan radiologis (C6) 164

1.1.3.4.Merumuskan hasil pemeriksaan lengkap (C6) 2.1. Kelainan/penyakit jaringan lunak mulut dan gigi anak 2.1.1. Memahami macam2.1.1.1.Menyebutkan kelainan/penyakit pada lidah, macam kelainan / mukosa mulut, dasar mulut dan gingiva yang penyakit jaringan banyak terdapat pada anak (C1) lunak mulut dan gigi 2.1.1.2.Menjelaskan kelainan/penyakit gigi pada anak, pada anak ditinjau dari warna, struktur, bentuk, jumlah dan erupsinya (C4) 2.1.1.3.Menetapkan kelainan/penyakit jaringan lunak mulut anak yang memerlukan eksisi dan insisi (C4) 2.1.1.4.Menetapkan gigi dengan kelainan struktur, jumlah, dan posisinya pada anak yang memerlukan pencabutan (C4) 2.1.1.5.Menerangkan klasifikasi karies gigi sulung sesuai dengan proses terjadinya dan penyebarannya (C2) 2.1.1.6.Menerangkan klasifikasi gingivitis secara klinis (C2) 2.1.2. Memahami macam2.1.2.1.Menerangkan gambaran radiografis macam kelainan / kelainan/penyakit periapikal pada anak (C2) penyakit periapikal 2.1.2.2.Menerangkan gejala klinis kelainan/penyakit dan periodontal yang periapikal anak (C2) memerlukan 2.1.2.3.Menerangkan gambaran radiografis penyakit perawatan bedah periodontal anak (C2) 2.1.2.4.Menerangkan gejala klinis penyakit periodontal anak 2.1.2.5.Menetapkan kasus penyakit periapikal dan periodontal anak yang memerlukan bedah (C4) 2.1.3. Menerangkan 2.1.3.1.Menerangkan terjadinya penyakit infeksi pada patogenesis dan jaringan periodontal dan jaringan lunak mulut yang penjalaran infeksi disebabkan oleh gigi sulung/gigi tetap muda yang odontogen dan nonkaries (C2) odontogen 2.1.3.2.Menerangkan penjalaran infeksi dari tepi gingival ke jaringan periodontal (C2) 2.1.3.3.Menerangkan hubungan kebersihan mulut yang kurang dengan infeksi odontogen dan nonodontogen (C3) 2.1.3.4.Menerangkan etiologi abses, fistula, ulcus, hematoma, stomatitis aphtosa pada jaringan lunak mulut anak (C3) CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI ANAK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 2.1.4.Memahami akibat 2.1.4.1.Menjelaskan terjadinya plak gigi (C2) kebersihan mulut yang 2.1.4.2.Menerangkan secara garis besar hubungan plak buruk gigi dengan terjadinya karies (C2) 2.1.4.3.Menerangkan secara garis besar hubungan plak gigi dengan terjadinya gingivitis (C2) 2.1.5.Memahami kelainan2.1.5.1.Menerangkan tahap-tahap pertumbuhan dan kelainan gigi yang perkembangan gigi pada lingkaran kehidupan gigi terjadi karena (anatomi) (C2) gangguan waktu 2.1.5.2.Menjelaskan klasifikasi kelainan gigi yang terjadi

165

pertumbuhan dan sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan perkembangan gigi (C2) 3.1. Persiapan perawatan konservatif dan rehabilitatif pada anak 3.1.1.Menentukan obat3.1.1.1.Menerangkan obat desinfektan dan sedatif untuk obatan untuk perawatan konservasi dan pulpa pada anak (C2) perawatan konservatif 3.1.1.2.Menentukan obat desinfektan dan sedatif sesuai dan rehabilitatif dengan indikasi pada perawatan konservasi (C4) 3.1.1.3.Menentukan jenis anestetikum lokal sesuai dengan indikasinya (C4) 3.1.2.Menentukan bahan3.1.2.1.Menerangkan bahan yang diperlukan untuk bahan untuk perawtan perawatan konservatif & rehabilitatif pada konservatif dan anak(C2) rehabilitatif 3.1.2.2.Menerangkan sifat restorasi dengan bahan akrilik, amalgam, komposit resin dan logam (C2) 3.1.3.Memilih alat-alat yan 3.1.3.1.Memilih alat-alat untuk restorasi pulp capping, diperlukan untuk pulpotomy dan perawatan saluran akar pada gigi perawatan konservatif sulung dan gigi tetap muda (P1) 3.1.3.2.Memilih alat-alat untuk restorasi dengan bahan akrilik, amalgam, dan komposit resin (P1) 3.1.4.Memahami persiapan 3.1.4.1.Menyebutkan indikasi gigi sulung yang perawatan konservatif memerlukan restorasi (C2) pada gigi sulung 3.1.4.2.Membedakan cara preparasi pada gigi sulung dan gigi tetap (C4) CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI ANAK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.2. Persiapan Bedah 3.2.1.Menilai keadaan fisik 3.2.1.1.Menilai keadaan fisik umum anak yang kurang umum dan lokal anak sehat secara klinis visual (C6) 3.2.1.2.Menilai kebersihan mulut (C6) 3.2.2.Menentukan persiapan 3.2.2.1.Menetapkan indikasi ekstraksi gigi sulung dan bedah minor anak tetap serta eksisi dan insisi (C4) sesuai dengan diagnosa 3.2.2.2.Memilih alat-alat yang diperlukan untuk ekstraksi, eksisi dan insisi (P1) 4.1. Kasus Rujukan 4.1.1.Menetapkan kasus4.1.1.1.Mengidentifikasi kasus-kasus bedah mulut yang kasus yang memerlukan rujukan (C1) memerlukan rujukan 4.1.1.2.Melakukan tindakan untuk mempertahankan dan bedah mulut minor dan mempertahankan dan memperbaiki keadaan umum mayor sebelum rujukan (P3) 4.1.1.3.Menetapkan saat rujukan (C4) 5.1. Perawatan Konservasi Gigi 5.1.1.Melakukan perawatan 5.1.1.1.Menguraikan cara melakukan 3 jenis restorasi pada konservasi pada gigi sulung kelainan/ penyakit 5.1.1.2.Menentukan 3 jenis restorasi gigi sulung (C4) jaringan keras gigi 5.1.1.3.Memilih alat dan bahan yang sesuai dengan restorasi yang ditentukan (P1) 5.1.1.4.Melakukan restorasi pada gigi sulung dengan amalgam, komposit resin dan stainless steel crown (P4) 5.2. Perawatan Pulpa 5.2.1.Melakukan pelbagai 5.2.1.1.Menyeleksi kasus yang memerlukan perawatan

166

endodontik pada gigi sulung ditinjau dari keadaan umum anak, kooperatif, fungsi gigi sulung dan kelainan gigi/jaringan periapikal (P1) 5.2.1.2.Menguraikan cara pulp capping, pulpotomy dan perawatan saluran akar pada gigi sulung dan gigi tetap muda (C1) 5.2.1.3.Menentukan obat-obatan yang diperlukan untuk pulp capping, pulpotomy dan perawatan saluran akar gigi sulung dan gigi tetap muda (C4), (P1) 5.2.1.4.Melakukan perawatan pulp capping, pulpotomy dan perawatan saluran akar gigi sulung dan gigi tetap muda (P5) 5.3. Perawatan Bedah Mulut Minor 5.3.1.Melakukan anestesi 5.3.1.1.Menetapkan anestesi lokal yang sesuai untuk lokal pada anak pencabutan gigi sulung (C5), (P5) 5.3.1.2.Menanggulangi komplikasi anastesi lokal pada anak (P5) 5.3.1.3.Melakukan anestesi topikal, infiltrasi dan blok (P5) 5.3.2.Melakukan ekstraksi, 5.3.2.1.Menjelaskan teknik pencabutan gigi sulung (C5) eksisi, dan insisi 5.3.2.2.Melakukan pencabutan gigi sulung dan gigi tetap muda (P5) 5.3.2.3.Melakukan eksisi dan insisi (P5) 5.4. Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut Anak 5.4.1.Melakukan penyuluhan 5.4.1.1.Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada anak kesehatan gigi pada mengenai sikat gigi dan pengaturan diit (C3), (P4) anak 5.4.1.2.Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada anak dengan menggunakan alat-alat peragaan audio visual (C3), (P4) 5.4.1.3.Membedakan cara melaksanakan DHE pada anak dan orang tua (C4) 5.4.2.Melakukan plaque 5.4.2.1.Memilih alat-alat dan bahan-bahan untuk kontrol pada anak membersihkan plak (P1) 5.4.2.2.Menerangkan cara melakukan diet kontrol untuk mencegah teradinya plak (C3) 5.4.2.3.Melakukan pembersihan plak pada anak (P5) 5.4.2.4.Memberikan instruksi pada orangtua dan anak cara membersihkan plak (P5) CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI ANAK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 5.4.3.Melakukan aplikasi 5.4.3.1.Menerangkan flouridasi secara lokal dengan topikal dengan larutan aplikasi topikal dalam bentuk cairan dan pasta Fluor untuk (C4) pencegahan 5.4.3.2.Menyediakan alat/material untuk melakukan aplikasi topikal dengan Flour (P2) 5.4.3.3.Membedakan cara aplikasi topikal dengan SnF2 dan dengan NaF (P1) 5.4.3.4.Melakukan aplikasi topikal dengan larutan SnF2 dan NaF 5.4.4.Melakukan fissure 5.4.4.1.Menyebutkan alat-alat dan bahan-bahan untuk sealing melakukan fissure sealing (C1) 5.4.4.2.Menerangkan sifat kimiawi sealcut material (C2)

macam perawatan pada kelainan/penyakit pulpa pada anak

167

5.4.4.3.Menerangkan efek fissure sealant pada email gigi (C2) 5.4.4.4.Menentukan gigi geligi yang memerlukan fissure sealing (C4) 5.4.4.5.Melakukan fissure sealing dengan dan tanpa menggunakan penyinaran ultra violet (P3) 5.5. Perawatan preventif dan rehabilitatif pada anak 5.5.1.Memahami pelbagai 5.5.1.1.Menerangkan bahan untuk pembuatan space macam bahan dan alat maintainer cekat dan lepas (C2) sebagai space 5.5.1.2.Menerangkan cara pembuatan space maintainer maintainer cekat dan lepas (C2) 5.5.1.3.Menerangkan jenis space maintainer cekt dan lepas (C2) 5.5.2.Melakukan perawatan 5.5.2.1.Menyebutkan indikasi pembuatan space preventif rehabilitatif maintainercekat dan lepas (C2) dengan space 5.5.2.2.Menentukan jenis space maintainer yang sesuai maintainer dengan indikasi (C4) 5.5.2.3.Menyiapkan bahan/alat yang diperlukan untuk space maintainer lepas dan cekat (C3), (P2) 5.5.2.4.Membuat space maintainer cekat dan lepas (P5) CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI ANAK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 5.5.2.5.Mencegah maloklusi dengan menggunakan space maintainer (P4) 5.6. Perawatan anterior cross-bite pada anak 5.6.1.Melakukan perawatan 5.6.1.1.Menyebutkan gejala-gejala anterior cross-bite anterior cross bite dental (C2) 5.6.1.2.Menetukan perawatan untuk single anterior crossbite (C4) 5.6.1.3.Membedakan single anterior cross-bite dengan multiple anterior cross-bite (C4) 5.6.1.4.Melakukan perawatan anterior cross-bite dengan : - tongue blade - stainless steel crown - orthodontic band - Hawley retainer - anterior bite plane (C5) 5.7. Traumatic injuries pada gigi depan anak 5.6.2.Mendiagnosa 5.6.2.1.Menerangkan faktor predisposisi terjadinya traumatic injuries traumatic injuries gigi depan anak (C2) pada gigi sulung dan 5.6.2.2.Membedakan menurut klasifikasi Ellis akibat dari gigi tetap muda traumatic injuries gigi depan anak (C4) 5.6.2.3.Menerangkan akibat traumatic Injuries gigi depan anak pada jaringan lunak dan jaringan penyangga gigi (C5) 5.6.2.4.Melakukan pemeriksaan kasus traumatic injuries gigi depan anak secara anamnesa, klinis dan rontgenologis (P5) 5.6.2.5.Menegakkan diagnosa berdasarkan pemeriksaan secara anamnesa, klinis, dan rontgenologis (C6)

168

CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI ANAK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 5.6.3.Merawat kasus akibat 5.6.3.1.Menjelaskan perawatan darurat, intermediate, dan traumatic injuries definitif sesuai dengan klasifikasi Ellis (C5) pada anak 5.6.3.2.Melakukan perawatan darurat, intermidiate dan definitif sesuai dengan klasifikasi Ellis (P3) 6.1. Pasca Bedah Mulut pada Anak 6.1.1.Menanggulangi luka 6.1.1.1.Menentukan kasus yang memerlukan obat-obatan setelah pencabutan secara alatemik (P3) 6.1.1.2.Menetapkan obat-obatan dengan dosis yang sesuai dengan umur anak (P3) 6.1.1.3.Menentukan prognosa (P3) 6.1.1.4.Memberikan petunjuk/nasehat kepada penderita anak/orang tuanya setelah bedah mulut (C4) 7.1. Perilaku anak masa pra-sekolah dan sekolah 7.1.1.Menjelaskan pengaruh 7.1.1.1.Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan terhadap perkembangan sikap anak terhadap lingkungannya sikap anak pada masa (C2) pra-sekolah dan masa 7.1.1.2.Menjelaskan sikap anak terhadap lingkungannya sekolah pada tahap sesuai dengan umur pada masa pra-sekolah dan perawatan gigi dan masa sekolah (C2) mulut 7.1.1.3.Membedakan tingkat keterampilan anak pada masa pra sekolah dan masa sekolah (C4) 8.1. Cara mengelola anak dalam perawatan gigi 8.1.1.Memahami faktor8.1.1.1.Menerangkan sikap orangtua terhadap anak yang faktor yang dapat menyebabkan tingkah lakunya negatip pada mempengaruhi tingkah perawatan gigi (C2) laku anak dalam 8.1.1.2.Menerangkan sikap keluarga/lingkungan pada perawatan gigi anak yang mempengaruhi perawatan gigi anak (C2) 8.1.1.3.Menerangkan sikap dokter gigi dan lingkungannya yang mempengaruhi sikap anak dalam perawatan giginya (C2) CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI ANAK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 9.1. Teori Komunikasi 9.1.1.Melakukan komunikasi 9.1.1.1.Memilih teknik komunikasi yang tepat (P1) yang effisien dan serasi 9.1.1.2.Melakukan komunikasi yang tepat untuk dengan anak, keluarga mengadakan pendekatan kepada anak, keluarga dan dan masyarakat masyarakat dalam perawatan kesehatan gigi anak sehubungan dengan (P3) perawatan kesehatan 9.1.1.3.Menerangkan cara pendekatan pada anak dengan gigi anak metode T.S.D. dan cara kekerasan (P3) 10.1. Kerjasama dalam tim 10.1.1. Bekerjasama dalam 10.1.1.1.Menunjukkkan sikap menghargai dan saling tim kesehatan dan pengertian dalam tim kesehatan untuk non-kesehatan untuk meningkatkan pelayanan perawatan kesehatan meningkatkan gigi dan mulut anak (A5) pelayanan kesehatan 10.1.1.2.Menunjukkan sikap menghargai dan saling

169

gigi

pengertian dalam tim non-kesehatan untuk meningkatkan pelayanan perawatan kesehatan gigi dan mulut anak (A5)

11.1 Etika Kedokteran Gigi 11.1.1. Melaksanakan 11.1.1.1. Melaksanakan perawatan kesehatan gigi anak sesuai pelayanan perawatan dengan etika Kedokteran Gigi (A5), (P5) kesehatan gigi anak sesuai dengan etika Kedokteran Gigi 12.1. Kepemimpinan 12.1.1. Menunjukkan sikap 12.1.1.1. Berperan sebagai pemimpin dalam pelayanan sebagai pemimpina perawatan kesehatan gigi dan mulut anak (A5) dalam pelayan perawatan kesehatan gigi anak CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI ANAK Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 13.1. Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Mutakhir 13.1.1. Menunjukkan 13.1.1.1. Menunjukkan kepekaan terhadap pengembangan kesediaan untuk Ilmu Kedokteran Gigi khususnya bidang Kesehatan Gigi mengembangkan diri dan Mulut Anak (A3) secara terus-menerus dengan berorientasi ke masa depan khususnya di bidang Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut Anak 14.1. Pengabdian pada Masyarakat 14.1.1. Melakukan 14.1.1.1. Menetapkan dasar-dasar epidemiologi karies gigi survei lapangan di sulung (C4) bidang Kesehatan 14.1.1.2. Melakukan survei prevalensi karies dan Gigi khususnya kebersihan mulut (P5) bidang Kesehatan 14.1.1.3. Menarik kesimpulan dari analisa data survei Gigi dan Mulut Anak prevalensi karies dan kebersihan mulut anak (C2) 14.1.1.4. Melakukan survei lapangan di bidang kesehatan gigi khususnya bidang Kesehatan Gigi Anak (P5)

170

ILMU PENYAKIT MULUT CABANG ILMU BEBAN STUDI : PENYAKIT MULUT : 5 SKS

TUJUAN CABANG ILMU : 1. Melakukan pemeriksaan di dalam rongga mulut dan jaringan sekitarnya 2. Menegakkan diagnosa penyakit jaringan lunak mulut yang banyak terdapat di Indonesia 3. Menanggulangi kasus-kasus jaringan lunak mulut yang sederhana 4. Memahami tindakan suportif keadaan umumpenderita sebelum dan sesudah perawatan 5. Memahami sistem rujukan untuk kasus jaringan lunak mulut 6. Memahami berbagai hubungan kerja sama yang efektif dalam tim kesehatan untuk menanggulangi kasus-kasus penyakit jaringan mulut 7. Menjalankan profesi Kedokteran Gigi sesuai dengan Etika dan Lafal Sumpahnya 8. Memahami pentingnya kegunaan kemajuan ilmu dan tehnologi dalam pengembangan ilmu jaringan lunak mulut 9. Memahami arti pengabdian masyarakat di bidang Kedokteran Gigi khususnya dalam Ilmu Penyakit Jaringan Lunak Mulut. CABANG ILMU : PENYAKIT MULUT Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum MATA PELAJARAN : 1.1. Dasar-dasar pemeriksaan ronga mulut/jaringan sekitarnya 4.1. Memahami posisi 1.1.1.4.Menerangkan kaitan posisi duduk penderita duduk penderita di dengan posisi dokter gigi (C1) dental-cahir 1.1.1.5.Mendudukkan penderita pada posisi yang baik untuk pemeriksaan rongga mulut (P1) 1.1.2. Memahami alat-alat 1.1.2.1. Menerangkan kegunaan alat-alat yang yang dibutuhkan digunakan untuk memeriksa rongga mulut (C1) untuk memeriksa 1.1.2.2. Menjelaskan cara-cara penggunaan alatrongga mulut dan alat pemeriksaan rongga mulut sesuai dengan jaringan sekitarnya indikasi (C1) serta cara penggunaannya 1.2.Cara menegakkan diagnosa penyakit/kelainan rongga mulut dan jaringan sekitarnya 1.2.1. Memahami maksud 1.2.1.1. Melakukan anamnesa keluhan utama (P1) dan tujuan anamnesa 1.2.1.2. Melakukan pengumpulan data riwayat penyakit/pengobatan umum(P1) 1.2.1.3. Melakukan pengumpulan data riwayat penyakit dalam rongga mulut (P1) 1.2.2. Melakukan 1.2.2.1. Menerangkan 4 macam gejala kelainan pemeriksaan fisik keadaan umum penderita (C1) pada penderita 1.2.2.2. Melakukan pengamatan terhadap keadaan umum penderita (P1) 1.2.2.3. Melakukan pemeriksaan pada penderita : tensi, nadi, adany oedeem suhu badan (P1)

171

1.2.2.4. Menghimpun hasil pengamatan dan pemeriksaan umum (P1) CABANG ILMU : PENYAKIT MULUT Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 1.2.3. Melakukan 1.2.3.1. Mengindentifikasi 4 macam pemeriksaan rongga kelainan/penyakit yang sering terdapat pada mulut dan jaringan jaringan lunak dan jaringan keras di dalam mulut sekitarnya (C2) 1.2.3.2. Melakukan pemeriksaan rongga mulut dan jaringan sekitarnya dengan alat-alat yang sesuai dengan kebutuhan (P2) 1.2.3.3. Menghimpun hasil pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa (P2) 1.2.4. Mengenal kasus1.2.4.1. Menerangkan arti sistem rujukan (C2) kasus yang 1.2.4.2. Mengidentifikasi kasus-kasus kelainan memerlukan rujukan jaringan lunak mulut yang memerlukan perawatan rujukan (C2) 1.2.4.3. Melakukan rujukan kasus-kasus kelainan/penyakit jaringan lunak mulut sesuai dengan indikasi (P1) 2.1. Gambaran normal jaringan lunak mulut dan lidah 2.1.1. Menerangkan 2.1.1.1. Menerangkan gambaran anatomi jaringan anatomi, histologi lunak mulut, mukosa lidah dan kelenjar liur (C2) dan faal jaringan 2.1.1.2. Menerangkan gambaran histologis jaringan lunak mulut, mukosa lunak mulut, mukosa lidah dan kelenjar liur (C2) lidah dan kelenjar 2.1.1.3. Menerangkan secara garis besar faal dari liur lidah dan kelenjar liur (C2) 2.2.Penyakit/kelainan jaringan lunak mulut 2.2.1. Mengenal berbagai 2.2.1.1. Membedakan lesi-lesi jaringan lunak mulut penyakit/kelainan yang jinak, prognas, dan ganas atas dasar gambaran pada jaringan lunak klinisnya (C4) mulut 2.2.1.2. Menjelaskan penyakit/kelainan kelenjar liur/salurannya (C2) 2.2.1.3. Menetapkan manifestasi kelainan neurologi di dalam mulut (C4) 2.3. Cara pemeriksaan penyakit/kelainan jaringan lunak mulut 2.3.1. Melakukan pemerik2.1.5.3. Menyusun hasil anamnesa (C5) saan terhadap penya2.1.5.4. Melakukan pemeriksaan terhadap keadaan kit/kelainan jaringan umum serta keadaan extra dan intra-oral (P3) lunak mulut secara 2.1.5.5. Menetapkan indikasi pemeriksaan radiologis klinis, radiologis, dan dan laboratoris bagi kasus-kasus yang laboratoris untuk memerlukannya (C4) menegakkan 2.1.5.6. Mengumpulkan hasil-hasil pemeriksaan diagnosa klinis, radiologis, dan laboratoris 2.1.5.7. Menyimpulkan secara terperinci hasil pemeriksaan (C6) 2.4. Hubungan penyakit umum dengan penyakit jaringan lunak mulut 2.4.1. Mengenal hubungan 2.4.1.1. Menjelaskan penyakit/kelainan darah, antara penyakit hormonal, dan infeksi umum yang mempunyai umum dengan manifestasi di dalam mulut (C4) berbagai 2.4.1.2. membedakan gejala klinis intra-oral dari

172

penyakit/kelainan penyakit/kelainan darah, hormonal, dan infeksi jaringan lunak mulut umum (P3) 2.5. Penyakit/kelainan jaringan lunak mulut akibat pengaruh kimiawi dan mekanis 2.5.1. Mengenal penyakit / 2.5.1.1. Menjelaskan penyakit jaringan lunak mulut kelainan jaringan akibat bahan kimia yang sering dipakai dalam lunak mulut akibat perawatan kedokteran gigi (C4) pengaruh kimiawi 2.5.1.2. Menjelaskan penyakit jaringan lunak mulut dan mekanis akibat trauma mekanik (C2) 2.5.1.3. membedakan penyakit jaringan lunak mulut akibat bahan kimia dan trauma mekanik atas dasar gambaran klinisnya (P3) CABANG ILMU : PENYAKIT MULUT Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 2.6. Penyakit/kelainan jaringan lunak mulut akibat pengaruh jasad renik 2.6.1. Mengenal penyakit / 2.6.1.1. Menjelaskan penyakit jaringan lunak mulut kelainan jaringan yang sering ditemui akibat infeksi bakteri (C4) lunak mulut akibat 2.6.1.2. menjelaskan penyakit jaringan lunak mulut bakteri, virus dan yang sering ditemui akibat infeksi virus (C4) jamur 2.6.1.3. Menjelaskan penyakit jaringan lunak mulut yang sering ditemui akibat infeksi jamur (C4) 2.6.1.4. Membeda-bedakan penyakit-penyakit jaringan lunak mulut akibat infeksi bakteri, virus dan jamur atas dasar gambaran klinisnya (C4) 2.7. Penyakit/kelainan jaringan lunak mulut akibat pengaruh radiasi 2.7.1. Memahami 2.7.1.1. Menerangkan bahaya radiasi/irradiasi (C2) penyakit / kelainan 2.7.1.2. Menerangkan kelainan yang dapat jaringan lunak mulut ditimbulkan akibat radiasi/irradiasi (C2) akibat pengaruh radiasi 2.8. Kelainan jaringan lunak mulut karena faktor alergi 2.8.1. Mengenal kelainan 2.8.1.1. Menjelaskan gambaran klinis kelainan jaringan lunak mulut jaringan lunak mulut akibat pemakaian obat-obat akibat faktor alergi secara oral dan parenteral (C4) 2.8.1.2. Menjelaskan kelainan jaringan lunak mulut akibat pemakaian obat-obat topikal (C4) 2.8.1.3. Mengenali kelainan jaringan lunak mulut akibat alergi terhadap obat-obatan (P2) 2.9. Penyakit/kelainan lidah 2.9.1. Mengenal 2.9.1.1. Membedakan anomali pada lidah akibat penyakit/kelainan gangguan pertumbuhan, perkembangan dan pada lidah indentasi (C4) 2.9.1.2. Menggambarkan kelainan pada lidah karena trauma (C4) 2.9.1.3. Menjelaskan black hairy tongue dan benign migratory glositis (C4) 2.9.1.4. Membedakan penyakit umum yang mempunyai gejala glossodyna/glossopyrosis (C4)

173

CABANG ILMU : PENYAKIT MULUT Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 2.10. Pigmentasi pada jaringan lunak mulut 2.10. Mengenal berbagai 2.10.1.1.Membedakan 3 bentuk pigmentasi pada jaringan jenis pigmentasi pada lunak mulut akibat faktor endogen (C4) mukosa mulut akibat 2.10.1.2.Membedakan 3 bentuk pigmentasi pada jaringan pengaruh faktor lunak mulut akibat faktor eksogen (C4) endogen dan eksogen 2.11. Penyakit definisi nutrisi yang memberikan manifestasi pada jaringan lunak mulut 2.11.1 Mengenal berbagai 2.10.1.3. Menceritakan pengaruh kekurangan nutrisi pada kelainan / penyakit jaringan lunak mulut dan lidah jaringan lunak mulut 2.10.1.4. Menetapkan kelainan jaringan lunak mulut dan akibat kekurangan lidah akibat kekurangan nutrisi nutrisi 2.12. Halitosos 2.12.1. Menerangkan arti 2.12.1.1. Menjelaskan arti halitosis halitosis dan faktor 2.12.1.2. Menafsirkan penyebab halitosis penyebabnya 2.13. Patogenesis dan penjalaran penyakit/kelainan jaringan lunak mulut 2.13.1. Memahami patoge- 2.13.1.1. Menjelaskan patogenesis penyakit jaringan lunak nesis penjalaran dan mulut pencegahan penyakit 2.13.1.2. Menjelaskan penjalaran penyakit jaringan lunak jaringan lunak mulut mulut 2.13.1.3. Menjelaskan cara pencegahan terhadap penjalaran penyakit jaringan lunak mulut 3.1. Persiapan Perawatan 3.1.1. Menetapkan 3.1.1.1. Menerangkan cara persiapan dengan hapus persiapan perawatan sesuai dengan indikasi kasus penyakit 3.1.1.2. Menerapkan cara bekerja steril pada jaringan lunak mulut perawatan kasus penyakit jaringan lunak mulut CABANG ILMU : PENYAKIT MULUT Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus Umum 3.2. Pengetahuan alat-alat dan obat-obatan untuk perawatan penyakit jaringan penyangga gigi 3.2.1. Mengenal pelbagai 3.2.1.1. Menjelaskan nama dan kegunaan alat-alat macam alat dan obatyang digunakan dalam pemeriksaan kasus jaringan obatan yang penyangga gigi diperlukan untuk 3.2.1.2. Menerangkan cara penggunaan alat-alat perawatan kasus yang diperlukan untuk perawatan kasus-kasus penyakit jaringan jaringan penyangga gigi penyangga gigi 3.2.1.3. Menjelaskan 5 macam obat yang digunakan dalam perawatan kasus jaringan penyangga gigi serta indikasinya 3.2.1.4. Memilih alat dan obat-obatan yang tepat untuk perawatan kasus jaringan penyangga gigi sesuai dengan indikasinya. 3.3. Pengetahuan obat-obatan untuk perawatan penyakit jaringan lunak mulut

174

3.3.1. Mengenal pelbagai macam obat yang diperlukan dalam perawatan penyakit jaringan lunak mulut

3.3.1.1. Menerangkan macam-macam obat yang digunakan untuk perawatan penyakit-penyakit jaringan lunak serta indikasinya 3.3.1.2. Memilih obat yang tepat untuk menanggulangi masing-masing penyakit jaringan lunak mulut sesuai dengan indikasinya 3.3.1.3. Menerangkan antiseptika yang dipergunakan untuk perawatan penyakit jaringan lunak mulut.

175

176

Distribusi blok pembelajaran Blok pembelajaran pada semester 1 Blok 1 : Keterampilan belajar dan pengembangan kepribadian profesional dengan topik disiplin ilmu meliputi Komunikasi Psikologi Kedokteran gigi MEDU Filsafat Ilmu IRK Bahasa Inggris Blok 2 : Kedokteran dasar dengan topik disiplin ilmu meliputi : Anatomi Histologi Patologi Anatomi Fisiologi Biokimia Ilmu Penyakit Syaraf Patologi Klinik IRK Ilmu Penyakit Dalam Bahasa Inggris Blok 3 : Kedokteran Gigi Dasar dengan topik disiplin ilmu meliputi : Anatomi Histologi Biokimia Fisiologi Ilmu Penyakit Syaraf Dental Anatomi Periodontologi

177

Biologi Mulut Konservasi Forensik Kedokteran Gigi IRK Bahasa Inggris Blok Pembelajaran Pada Semester 2 Blok 4 : Regulasi dan Metabolisme dengan topik disiplin ilmu meliputi : Anatomi Histologi Fisiologi Ilmu Penyakit Mulut Biokimia Patologi Klinik IRK Bahasa Inggris Blok 5 : Genetika, biosel dan biomolekuler dengan topik disiplin ilmu meliputi : Genetika Histologi Patologi Anatomi Fisiologi Biokimia Biologi Sel Mikrobiologi Radiologi Dental IRK Bahasa Inggris Blok 6 : Imunitas dan Infeksi dengan topik disiplin ilmu meliputi : Periodontologi Histologi Patologi Anatomi Fisiologi 178

Biologi Mulut Mikrobiologi Ilmu Penyakit Mulut Ilmu Penyakit Dalam Patologi Klinik Bedah Mulut Farmakologi Parasitologi IRK Bahasa Inggris Blok Pembelajaran pada semester 3 Blok 7 : Penyakit Endemik dengan topik disiplin Ilmu meliputi : Epidemologi Ilmu Kedokteran Gigi Anak Parasitologi Ilmu Penyakit Mulut Kesehatan Lingkungan Sosiologi Edukasi Biokimia IRK Bahasa Inggris Blok 8 : Teknologi Kedokteran Gigi dengan topik disiplin ilmu meliputi : Teknologi Kedokteran Gigi Konservasi Orthodontia Radiologi Dental Biomaterial EBM IRK Bahasa Inggris

179

Blok 9 : Etika dan Hukum Kedokteran Gigi dengan topik disiplin ilmu meliputi : Etika dan Hukum Kedokteran Gigi Filsafat Ilmu Farmakologi Forensik Kedokteran Gigi IRK Bahasa Inggris Blok Pembelajaran pada semester 4 Blok 10 : Tumbuh Kembang dengan topik disiplin ilmu meliputi : Kedokteran Gigi Anak Anatomi Biologi Mulut Radiologi Dental Orthodontia Biokimia Psikologi IRK Bahasa Inggris Blok 11 : Sistem Stomatognasi dengan topik disiplin ilmu meliputi : Konservasi Orthodontia Prostodontia Anatomi Ilmu Penyakit Dalam Bedah Mulut IRK Bahasa Inggris Blok 12 : Manajemen Kedokteran Gigi dengan topik disiplin ilmu meliputi : Manajemen Kedokteran Gigi Sosiologi Edukasi 180

Komunikasi Psikologi Filsafat Teknologi Informatika IRK Bahasa Inggris Blok Pembelajaran Pada Semester 5 Blok 13 : Farmasi Kedokteran Gigi dengan topik disiplin ilmu meliputi Farmakologi Oral Medicine Faal Patologi Klinik Kedokteran Gigi Anak Mikrobiologi IRK Bahasa Inggris Blok 14 : Oral Biomedis dengan topik disiplin ilmu meliputi : Oral Medicine Patologi Anatomi Bedah Mulut Biologi Mulut Konservasi Patologi Klinik IRK Bahasa Inggris Blok 15 : Rehabilitatif I dengan topik disiplin ilmu meliputi : Konservasi Radiologi Dental Kedokteran Gigi Anak Forensik Kedokteran Gigi Biomaterial

181

Biologi Mulut IRK Bahasa Inggris Blok Pembelajaran Pada Semester 6 Blok 16 : Bedah Jaringan Keras dengan topik disiplin ilmu meliputi Bedah Mulut Ilmu Penyakit Dalam Radiologi Kedokteran Gigi Anak Konservasi IRK Bahasa Inggris Blok 17 : Metode Penelitian dengan topik disiplin ilmu meliputi : Metode Penelitian Biostatistik EBM IRK Informasi dan Tekhnologi Bahasa Inggris Blok 18 : Bedah Jaringan Lunak dengan topik disiplin ilmu meliputi : Bedah Mulut Biomulut Radiologi Periodontologi Konservasi Orthodontia Prostodontia IRK Bahasa Inggris Blok Pembelajaran Pada Semester 7 Blok 19 : Kedokteran Gigi Keluarga dengan topik disiplin ilmu meliputi : 182

Gizi Kesehatan Lingkungan(KGM) Komunikasi Edukasi(KGM) Demografi(KGM) Psikologi Kedokteran Gigi Keluarga Bahasa Inggris

Blok 20 : Elektif dengan topik disiplin ilmu meliputi bantuan hidup lanjut pada kasus: Farmakologi Akupuntur Mikrobiologi IRK Bahasa Inggris Blok 21 : Estetik dengan topik disiplin ilmu physic diagnostics meliputi : Ortodontia Periodontia IRK Bahasa Inggris Blok 22 : Rehabilitatif, dengan topik disiplin ilmu meliputi : Biomaterial Oral Medicine Prostodontia Periodontologi TKG IRK Bahasa Inggris Blok 23 : Kedaruratan Medis dengan topik disiplin ilmu meliputi : Bedah Mulut Kegawatdaruratan Kedokteran Gigi 183

Oral Medicine Konservasi Kedokteran Gigi Anak Faal Farmakologi IRK Bahasa Inggris Blok 24 : Estetik II, dengan topik disiplin ilmu meliputi : Biomaterial Konservasi Prostodontia Bedah Mulut IRK Bahasa Inggris

Matrik Blok PBL

Keterampilan Belajar, Kedokteran Dasar & Kedokteran Gigi Dasar Program Studi Pendidikan Dokter Gigi UNIMUS

Keterampilan Kedokteran Kedokteran Belajar Dasar Gigi Dasar

Regulasi dan Metabolisme

Genetika Imunitas Biologi Sel dan & Molekuler Infeksi

Bahasa Inggris Bahasa Inggris Agama Islam 1 Kewarganegaraan Kemuhamadiyahan

Kedokteran Gigi Dasar , Etika Dan Manajemen II Penyakit Endemik Teknologi Kedokteran Gigi Bahasa Inggris Agama Islam 2 Pancasila Kedokteran Gigi Klinis & Penelitian III Farmasi Kedokteran Gigi Oral Biomedik Rehabili tatif KG 1 Bedah Jaringan Keras Biostatistik dan Metodologi Penelitian Bedah Jaringan Lunak Etika & Hukum KG Tumbuh Kembang Kedokteran Gigi sistem Manajemen stomatognasi Kedokteran Gigi

Bahasa Inggris

Elektif, Kedokteran Gigi Keluarga & Kedokteran Gigi Klinis Kedokteran IV Gigi Keluarga Elektif Kedaruratan Medik Rehabili tatif KG 2

184

Estetik 1

Estetik 2 Skripsi

185

186

Blok pembelajaran pada semester 1 Blok 1 : Keterampilan belajar dan pengembangan kepribadian profesional No 1 Topik disiplin ilmu Komunikasi Dosen Dra Rosita Lihasari. Judul Buku Referensi Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan : Teori dan Praktek,EGC,2000 Komunikasi Dan Empati Dalam Hubungan Dokter-Pasien, DJAUZI, Samsuridjal, FK. Universitas Indonesia,2004 Kemitraan Dalam Hubungan Dokter Pasien,, RAFLY, Adriyati dkk, Konsil Kedokteran Indonesia,2007 Manual Komunikasi Efektif Dokter Pasien, Konsil Kedokteran Indonesia,2006 Modul Komunikasi Pasien Dokter : Suatu Pendekatan Holistik,EGC,2008 Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagianya, MONKS, F.J., Gadjah Mada University Press,2004 Medical Emergencies in Dentistry, BENNETT, Jeffrey D. et al, Saundes an Imprint of Elsevier,2002, Treatment Planning in Dentistry, Mosby, 2007 Dentistry for the Child and Adolescent, McDONALD, Ralph E, Mosby, 2004 Pendidikan Kesehatan Gigi, HERIJULIANTI, Eliza, EGC, 2002 Filsafat Ilmu ; Prof. Dr. Onie S Filsafat Ilmu Pengetahuan ; Dheling DIIE Filsafat Ilmu ; Juji Surya Sumantri Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Psikologi Ked Gigi

Mei Rantawanniarti, S.Psi., M.Psi.

MDEU

4 5

Filsafat Ilmu AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Dr. Asih Kuswardinah Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

187

Bahasa Inggris

Prof. H. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 2 : Kedokteran dasar No 1 Topik disiplin ilmu Anatomi Dosen Prof. dr. Sigit Muryono, PAK. dr. Ridha Patria Febriani dr. Maman Hermawan dr. Rahmi Handayani dr.Asdiyati. Judul Buku Referensi Anatomi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar , DIXON, Anrew D , Hipokrates ,1993. Anatomi : the Anatomical Basis of Clinical Practice, Elsevier Churchill Livingstone,2005. Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of Elsevier,2003 Anatomy at a Glance, FAIZ, Omar et al., Blackwell Publishing,2007. Ten Cates Oral Histology : Development, Structure, and Function, NANCI, Antonio, Mosby,1998. Concise Histology, FAWCETT, Don W, Arnoldpublishers,2002 Essentials of Oral Histology and Embryology A Clinical Approach, AVERY, James K. et.al., Mosby,2006 Patologi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, LAWLER, William et al.,EGC,1992 Contemporary Oral and Maxillofacial Pathology, SARGOWO, Djanggan,Mosby,2004. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid I, PRICE, Sylvia A.,EGC,1994. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid II, PRICE, Sylvia A.EGC,1995 Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of Elsevier, 2003 Pathophysiology : The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, McCANCE, Kathryn L. et al. Elsevier Mosby,2006. Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam Nuklet, WIRAHADIKUSUMAH, Muhammad, Indonesian Association of Clinical Pathologists, 2008

Histologi

Patologi Anatomi

dr. Kasno, Sp.PA (K)

Fisiologi

Prof. dr. Pasiyan R, SpPD dr. Muhamad Setiadi dr Rochman Basuki dr. Engkris Trenawati dr. Nanik Marfuati

Biokimia

188

Ilmu Penyakit Syaraf

Patologi Klinik

dr. H.M. Naharudin Jennie, SpS (K). dr. Nuryanto, SpS dr. Sri Latiyani Djamil, SpPK (K) dr. Titik Yuliasuti Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada University Press,2005

Patologi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, LAWLER, William et al.,EGC,1992 Oral Pathology : Clinical Phathologic Correlations, REGEZI, Joseph a,, Saunders Company,2003 Oral Pathology : Clinical Phathologic Correlations, REGEZI, Joseph a, Saunders Company,2008 Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987 Case Files : Internal Medicine, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill,2007

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Ilmu Penyakit Dalam

Dr. Kuntio Sri Herlambang, Sp.PD. Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

10

Bahasa Inggris

Blok 3 : Kedokteran Gigi Dasar No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

Anatomi

Prof. dr. Sigit Muryono, PAK. dr. Ridha Patria Febriani dr. Maman Hermawan dr. Rahmi Handayani

Anatomi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar , DIXON, Anrew D , Hipokrates ,1993. Anatomi : the Anatomical Basis of Clinical Practice, Elsevier Churchill Livingstone,2005. Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of Elsevier,2003 Anatomy at a Glance, FAIZ, Omar et al., Blackwell Publishing,2007.

189

Histologi

dr.Asdiyati.

Biokimia

dr. Engkris Trenawati dr. Nanik Marfuati Prof. dr. Pasiyan R, SpPD dr. Muhamad Setiadi dr Rochman Basuki

Ten Cates Oral Histology : Development, Structure, and Function, NANCI, Antonio, Mosby,1998. Concise Histology, FAWCETT, Don W, Arnoldpublishers,2002 Essentials of Oral Histology and Embryology A Clinical Approach, AVERY, James K. et.al., Mosby,2006 Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam Nuklet, WIRAHADIKUSUMAH, Muhammad, Indonesian Association of Clinical Pathologists, 2008 Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid I, PRICE, Sylvia A.,EGC,1994. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid II, PRICE, Sylvia A.EGC,1995 Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of Elsevier, 2003 Pathophysiology : The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, McCANCE, Kathryn L. et al. Elsevier Mosby,2006. Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada University Press,2005

Fisiologi

Ilmu Penyakit Syaraf

Dental Anatomi

dr. H.M. Naharudin Jennie, SpS (K). dr. Nuryanto, SpS drg Isniya Nosartika

Anatomi Gigi, HARSHANUR, Itjingningsih Wangidjaja,EGC,1991 Anatomi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, DIXON, Anrew D, Hipokrates,1993 Periodontics Medicine, Surgery, and Implants,Mosby,2004 Carranzas Clinical Periodontology, NEWMAN, Michael G. et al., Saunders Company,2006 Periodontal Instrumentation, PATTISON, Anna Matsuishi et al., Appleton & Lange,1992 Fundamentals of Periodontics, Quintessence Publishing Co, Inc.,2003 Periodontal Management of Children, Adolescents and Young Adults, CLEREHUGH, Valerie et al.,2004, Successful Periondontal Therapy A Non Surgical Approach, HEASMAN, Peter A. et al., Quintessence Publishing Co, Inc.,2004 Color Atlas of Dental Medicine : Periodontology, WOLF, Herbert F. et al., Thieme Verlag,2005 Periodontal Surgery : A Clinical Atlas, SATO, Naoshi, Quintessence Publishing Co, Inc.,2000 , Cancer Biology, KING, Roger JB., Pearson Prentice Hall,2000 Ludah Dan Kelenjar Ludah : Arti Bagi Kesehatan, AMERONGEN, A. Van Nieuw, Gadjah Mada University Press 1992

Periodontologi

drg. Syarifah Nova Amiza Zam

Biologi Mulut

drg. Ratna Puspitasari

190

Konservasi Gigi

drg. Eni Rusdaningsih, Sp.KG drg. Sri Rahayu

10

Forensik Kedokteran Gigi AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

drg. Gunawan W drg. Saljiyana, DFM Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Ilmu Konservasi Gigi: Buku Ajar, BAUM, Lloyd,EGC,1997 Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi, WALTON, Richard E,EGC,1997 Ilmu Endodontik Dalam Praktek, GROSSMAN, Louis I,EGC,1995 Pathways of the Pulp,Mosby,2006 Fundamentals of Operative Dentistry A Contemporary Approach, Quintessence Publishing Co, Inc.,2006 Restorative Dentistry, WALMSLEY, A. Damien et al., Elsevier Limited,2007 Color Atlas of Microsurgery in Endodontics, KIM, Syngcuk et al. W.B. Saunders Company,2001 A Clinical Atlas of Endodontic Surgery, BELLIZZI, Ralph et al. Quintessence Publishing Co, Inc.,1991. Endodontic Surgery, STOCKDALE, C.R., Quintessence Publishing Co, Inc.1992. Tambalan Amalgam : Berbahaya Untuk Kesehatan ?, BINDSLEV, Preben Horsted et al.,EGC,1998. Endodontics, INGLE, John I. et al., B.C. Decker,2004 Pedoman ilmu Kedokteran Forensik, Binarupa Aksara,1997, Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid I, LUKMAN, Djohansyah, Sagung Seto,2006 Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

11

12

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok Pembelajaran Pada Semester 2 Blok 4 : Regulasi dan Metabolisme dengan topik disiplin ilmu meliputi : No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

191

Anatomi

Histologi

Prof. dr. Sigit Muryono, PAK. dr. Ridha Patria Febriani dr. Maman Hermawan dr. Rahmi Handayani dr.Asdiyati.

Fisiologi

Prof. dr. Pasiyan R, SpPD dr. Muhamad Setiadi dr Rochman Basuki

Ilmu Penyakit Mulut/Oral Medicine

drg. Bennet Febri drg. Yuli Astrid

Biokimia

dr. Engkris Trenawati dr. Nanik Marfuati dr. Sri Latiyani Djamil, SpPK (K) dr. Titik Yuliasuti Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Anatomi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar , DIXON, Anrew D , Hipokrates ,1993. Anatomi : the Anatomical Basis of Clinical Practice, Elsevier Churchill Livingstone,2005. Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of Elsevier,2003 Anatomy at a Glance, FAIZ, Omar et al., Blackwell Publishing,2007 Ten Cates Oral Histology : Development, Structure, and Function, NANCI, Antonio, Mosby,1998. Concise Histology, FAWCETT, Don W, Arnoldpublishers,2002 Essentials of Oral Histology and Embryology A Clinical Approach, AVERY, James K. et.al., Mosby,2006 Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid I, PRICE, Sylvia A.,EGC,1994. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid II, PRICE, Sylvia A.EGC,1995 Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of Elsevier, 2003 Pathophysiology : The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, McCANCE, Kathryn L. et al. Elsevier Mosby,2006. Tinjauan Klinis Penyakit Mulut ( Klinical Oral Medicine ), LEWIS, M A O, Widya Medika,1998 Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim, LANGLAIS, Robert P, Hipokrates,1998 Principles and Practice of : Oral Medicine, SONIS, Stephen T, Saundes an Imprint of Elsevier,1995 Burkets Oral Medicine : Diagnosis and Treatment, GREENBERG, Martin S, BC Decker Inc.,2003 Burkets Oral Medicine, GREENBERG, Martin S, B.C. Decker,,2008 Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam Nuklet, WIRAHADIKUSUMAH, Muhammad, Indonesian Association of Clinical Pathologists, 2008 Patologi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, LAWLER, William et al.,EGC,1992 Oral Pathology : Clinical Phathologic Correlations, REGEZI, Joseph a,, Saunders Company,2003 Oral Pathology : Clinical Phathologic Correlations, REGEZI, Joseph a, Saunders Company,2008 Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Patologi Klinik

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

192

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 5 : Genetika, biosel dan biomolekuler No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

Genetika

Dasar-dasar Genetika Biokemis Manusia, HARRIS, Harry, Gadjah Mada University Press,1994 Genetika Manusia, SURYO, Gadjah Mada University Press,2005 Genetics in Medicine, NUSSBAUM, Robert L., Saundes an Imprint of Elsevier,2004 dr.Asdiyati. Ten Cates Oral Histology : Development, Structure, and Function, NANCI, Antonio, Mosby,1998. Concise Histology, FAWCETT, Don W, Arnoldpublishers,2002 Essentials of Oral Histology and Embryology A Clinical Approach, AVERY, James K. et.al., Mosby,2006 Patologi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, LAWLER, William et al.,EGC,1992 Contemporary Oral and Maxillofacial Pathology, SARGOWO, Djanggan,Mosby,2004 Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid I, PRICE, Sylvia A.,EGC,1994. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid II, PRICE, Sylvia A.EGC,1995 Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of Elsevier, 2003 Pathophysiology : The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, McCANCE, Kathryn L. et al. Elsevier Mosby,2006. Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam Nuklet, WIRAHADIKUSUMAH, Muhammad, Indonesian Association of Clinical Pathologists, 2008

Histologi

Patologi Anatomi

dr. Kasno, Sp.PA (K)

Fisiologi

Prof. dr. Pasiyan R, SpPD dr. Muhamad Setiadi dr Rochman Basuki dr. Engkris Trenawati dr. Nanik Marfuati

Biokimia

193

Biologi Sel

drg. Imani Teguh Rahayu dr. Didik Rahmanto. dr. Muhammad drg. Aprilia Puspita Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Molecular Cell Biology, LODISH, Harvey et al, W.H. Freeman and Company,2004 Medical Cell Biologi, Lippincott Williams & Wilkins,1998 Case Files : Microbiology, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill,2005 Essential Microbiology for Dentistry, SAMARANAYAKE, Lakshman, Churchill LivingStone,2007 Oral Microbiology and Immunology ASM Press,2006, Dental Radiology, Lippincott Williams & Wilkins,1998 Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Mikrobiologi

8 9

Radiologi Dental AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

10

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 6 : Imunitas dan Infeksi No Topik disiplin ilmu Judul Buku Referensi

Periodontologi

drg. Syarifah Nova Amiza Zam

Decision Making for the Periodontal Team, NOBLE, Suzanne L. et al., Quintessence Publishing Co, Inc.,2003 Understanding Periodontal Diseases: Assessment and Diagnostic Procedures in Practice, CHAPPLE, Iain L C., Quintessence Publishing Co, Inc.,2002 Periodontal Medicine A Window on the Body, CHAPPLE, Iain L C., Quintessence Publishing Co, Inc.,2006 Periodontal Diseases : A Manual of Diagnosis, Treatment and Maintenance, PREUS, Hans R. et al., Quintessence Publishing Co, Inc.,2003

194

Histologi

dr.Asdiyati.

Patologi Anatomi

dr. Kasno, Sp.PA (K) Prof. dr. Pasiyan R, SpPD dr. Muhamad Setiadi dr Rochman Basuki Drg. Ratna Puspitasari Dr. Didik Rahmanto. dr. Muhammad drg. Bennet Febri drg. Yuli Astrid

Ten Cates Oral Histology : Development, Structure, and Function, NANCI, Antonio, Mosby,1998. Concise Histology, FAWCETT, Don W, Arnoldpublishers,2002 Essentials of Oral Histology and Embryology A Clinical Approach, AVERY, James K. et.al., Mosby,2006 Patologi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, LAWLER, William et al.,EGC,1992 Contemporary Oral and Maxillofacial Pathology, SARGOWO, Djanggan,Mosby,2004 Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid I, PRICE, Sylvia A.,EGC,1994. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid II, PRICE, Sylvia A.EGC,1995 Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of Elsevier, 2003 Pathophysiology : The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, McCANCE, Kathryn L. et al. Elsevier Mosby,2006. Cancer Biology, KING, Roger JB., Pearson Prentice Hall,2000 Ludah Dan Kelenjar Ludah : Arti Bagi Kesehatan, AMERONGEN, A. Van Nieuw, Gadjah Mada University Press 1992 Case Files : Microbiology, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill,2005 Essential Microbiology for Dentistry, SAMARANAYAKE, Lakshman, Churchill LivingStone,2007 Oral Microbiology and Immunology ASM Press,2006, Tinjauan Klinis Penyakit Mulut ( Klinical Oral Medicine ), LEWIS, M A O, Widya Medika,1998 Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim, LANGLAIS, Robert P, Hipokrates,1998 Principles and Practice of : Oral Medicine, SONIS, Stephen T, Saundes an Imprint of Elsevier,1995 Burkets Oral Medicine : Diagnosis and Treatment, GREENBERG, Martin S, BC Decker Inc.,2003 Burkets Oral Medicine, GREENBERG, Martin S, B.C. Decker,,2008 Case Files : Internal Medicine, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill,2007 Dental Management of the Medically Compromised Patient, LITTLE, James W. et al., Mosby,2008 Patologi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, LAWLER, William et al.,EGC,1992 Oral Pathology : Clinical Phathologic Correlations, REGEZI, Joseph a,, Saunders Company,2003 Oral Pathology : Clinical Phathologic Correlations, REGEZI, Joseph a, Saunders Company,2008

Fisiologi

Biologi Mulut

Mikrobiologi

Ilmu Penyakit Mulut/Oral Medicine

Ilmu Penyakit Dalam

dr. Kuntio Sri Herlambang, Sp.PD. Dr. Sri Latiyani Djamil, SpPK (K) dr. Titik Yuliasuti

Patologi Klinik

195

10

Bedah Mulut

drg. Jaka Kusnanta, SpBM drg.Bawa Adiwinarno drg. Andhi Eko Febridayanto

11

Farmakologi

12

Parasitologi

Prof. dr. Ichrodjuddin Nasution SpFK(K). dr. Aryu Candra Kusumastuti Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

13

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Pencabutan Gigi Geligi ( The Extraction of Teeth ), HOWE, Geoffrey L.,EGC,1999 Fraktur Pada Mandibula Menurut Killey, BANKS, Peter, Gadjah Mada University Press,1992 Oral and Maxillofacial Trauma Volume I, Elsevier Saunders, 2005 Trauma Volume II, Elsevier Saunders, 2005 Oral and Maxillofacial Surgery : Recontructive and Impalnt Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral and Maxillofacial Surgery : Cleft/Croniofacial/Cosmetic Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral and Maxillofacial Surgery : Anesthesia Dentoalveolar, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral Surgery, Spring Verlag Berlin Heidelberg, 2007 Atlas of Minor Oral Surgery, DYM, Harry et al., W.B. Saunders Company,2001 Pharmacology and Therapeutics for Dentistry, YAGIELA, John A, Elsevier Mosby,2004 Case Files : Pharmacology, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill,2005 Clinical Pharmacology, BENNETT, P.N. et al., Churchill LivingStone,2003 Case Files : Microbiology, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill,2005 Essential Microbiology for Dentistry, SAMARANAYAKE, Lakshman, Churchill LivingStone,2007 Oral Microbiology and Immunology ASM Press,2006, Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

14

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok Pembelajaran pada semester 3 Blok 7 : Penyakit Endemik dengan topik disiplin Ilmu meliputi : No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

196

Epidemologi

drg. Farichah Hanum, MKes drg. Asterya Illa Cahyaningtyas AP drg. Neny Kusumawardhani

Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, NOOR, Nur Nasry, Rineka Cipta,2000

Ilmu Kedokteran Gigi Anak

Konservasi Gigi Anak ( Paediatric Operative Dentistry), KENNEDY, D.B., EGC,1992 Paediatric Dentistry, Oxford University Press, 2005 Case Files : Pediatrics, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill,2007 Petunjuk Praktis Sistem Merawat Gigi Anak di Klinik Cara Melakukan Pemeriksaan, SUWELO, Ismu Suharsono,EGC,1995 Perawatan Endodontik Pada Anak, BUDIYANTI, E. Arlia,EGC,2006

Parasitologi

dr. Aryu Candra Kusumastuti drg. Bennet Febri drg. Yuli Astrid Tinjauan Klinis Penyakit Mulut ( Klinical Oral Medicine ), LEWIS, M A O, Widya Medika,1998 Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim, LANGLAIS, Robert P, Hipokrates,1998 Principles and Practice of : Oral Medicine, SONIS, Stephen T, Saundes an Imprint of Elsevier,1995 Burkets Oral Medicine : Diagnosis and Treatment, GREENBERG, Martin S, BC Decker Inc.,2003 Burkets Oral Medicine, GREENBERG, Martin S, B.C. Decker,,2008 Community Oral Health Practice for Dental Hygienist, GEURINK, Kathy Voigt, Elsevier Inc.,2005

Ilmu Penyakit Mulut/Oral Medicine

Kesehatan Lingkungan (KGM)

Prof. drg. Niken Widijanti MDSc drg. Syaefuddin Ali Anwar, SKM Prof. drg. Niken Widijanti MDSc drg. Syaefuddin Ali Anwar, SKM Prof. drg. Niken Widijanti MDSc drg. Syaefuddin Ali Anwar, SKM

Sosiologi (KGM)

Sosiologi Kesehatan : Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya SARWONO, Solita,, Gadjah Mada University Press,2004 Pendidikan Kesehatan Gigi, HERIJULIANTI, Eliza,EGC,2002

Edukasi (KGM)

197

Biokimia

dr. Engkris Trenawati dr. Nanik Marfuati Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam Nuklet, WIRAHADIKUSUMAH, Muhammad, Indonesian Association of Clinical Pathologists, 2008 Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

10

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 8 : Teknologi Kedokteran Gigi No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

Teknologi Kedokteran Gigi Konservasi Gigi

drg. Aprilia Puspita A.

drg. Eni Rusdaningsih, Sp.KG drg. Sri Rahayu

Dental Material : Properties and Manipulation, CRAIG, Robert G ,Mosby,2004. Restorative Dental Materials, Mosby,2006 Clinical Aspects of Dental Materials : Theory, Pactice, and Cases, GLADWIN, Marcia, Lippincott Williams & Wilkins,2004 Ilmu Konservasi Gigi: Buku Ajar, BAUM, Lloyd,EGC,1997 Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi, WALTON, Richard E,EGC,1997 Ilmu Endodontik Dalam Praktek, GROSSMAN, Louis I,EGC,1995 Pathways of the Pulp,Mosby,2006 Fundamentals of Operative Dentistry A Contemporary Approach, Quintessence Publishing Co, Inc.,2006 Restorative Dentistry, WALMSLEY, A. Damien et al., Elsevier Limited,2007 Color Atlas of Microsurgery in Endodontics, KIM, Syngcuk et al. W.B. Saunders Company,2001 A Clinical Atlas of Endodontic Surgery, BELLIZZI, Ralph et al. Quintessence Publishing Co, Inc.,1991. Endodontic Surgery, STOCKDALE, C.R., Quintessence Publishing Co, Inc.1992.

198

Tambalan Amalgam : Berbahaya Untuk Kesehatan ?, BINDSLEV, Preben Horsted et al.,EGC,1998. Endodontics, INGLE, John I. et al., B.C. Decker,2004 3 Orthodontia drg. Hadi Supranoto, SpOrto Biomechanics in Clinical Orthodontics, Saundes an Imprint of Elsevier,1997, Contemporary Orthodontics, PROFFIT, William R, Mosby1999 , Biomekanik Pergerakan Gigi, MULYANI, Widya Medika,1994 Textbook of Orthodontics, W.B. Saunders Company, 2001, Desain, Konstruksi Dan Kegunaan Pesawat Ortodonti Lepas, ADAMS, C. Philip, Widya Medika,1994 Tip-Edge Orthodontics, PARKHOUSE, Richard, Elsevier Limited,2003 Orthodontic Treatment of The Class II Noncompliant Patient Current Principles and Techniques, Elsevier Limited,2006 Orthodontic Management of Uncrowded Class II Division One Malocclusion in Children, BENNETT, John C., Elsevier Limited, 2006 Perlindungan Radiasi Bagi Pasien Dan Dokter Gigi, EDWARDS, Cris et al, Widya Medika,1990

Radiologi Dental

drg. Aprilia Puspita A.

Biomaterial

drg. Lenny Herdiany

EBM

Drg. Farichah Hanum, MKes Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Dental Material : Properties and Manipulation, CRAIG, Robert G ,Mosby,2004. Restorative Dental Materials, Mosby,2006 Clinical Aspects of Dental Materials : Theory, Pactice, and Cases, GLADWIN, Marcia, Lippincott Williams & Wilkins,2004 Case Files : Internal Medicine, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill, 2007 Case Files : Microbiology, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill, 2005 Case Files: Pharmacology, 2005, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill. Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

199

Blok 9 : Etika dan Hukum Kedokteran Gigi No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

Etika dan Hukum Kedokteran Gigi Filsafat Ilmu

drg. Edi Sumarwanto, MM, M.Hkes Dr. Asih Kuswardinah

Hukum Kedokteran: Penuntun Kuliah, 1996, Wiradharma, Danny, Binarupa Aksara Dokter, Pasien, dan Hukum, 2003, Guwandi, J., FK. Universitas Indonesia Filsafat Ilmu ; Prof. Dr. Onie S Filsafat Ilmu Pengetahuan ; Dheling DIIE Filsafat Ilmu ; Juji Surya Sumantri Pharmacology and Therapeutics for Dentistry, 2004, Yagiela, John A, Elsevier Mosby, Basic Concepts in Pharmacology A Students Survival Guide, 2006, Stringer, Janet L., Mc Graw Hill Pedoman ilmu Kedokteran Forensik, 1997, Anonim, Binarupa Aksara Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid I, 2006, Lukman, Djohansyah, Sagung Seto Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Farmakologi

Prof. Dr. Ichrodjuddin Nasution SpFK(K). drg. Gunawan W drg. Saljiyana, DFM Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Forensik Kedokteran Gigi

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

200

Blok Pembelajaran pada semester 4 Blok 10 : Tumbuh Kembang No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

Kedokteran Gigi Anak

Anatomi

Biologi Mulut

drg. Asterya Illa Cahyaningtyas AP drg. Neny Kusumawardhani Prof. dr. Sigit Muryono, PAK. dr. Ridha Patria Febriani dr. Maman Hermawan dr. Rahmi Handayani drg. Ratna Puspitasari

Paediatric Dentistry, 2005, Oxford University Press. Tumbuh Kembang Anak, 1995, Soetjiningsih Konservasi Gigi Anak, 1992, Kennedy, D.B., EGC Anatomi Gigi, 1991, Harshanur, Itjingningsih Wangidjaja, EGC Anatomi Untuk Kedokteran Gigi: Buku Pintar, 1993, Dixon, Anrew D, Hipokrates

Ten Cates Oral Histology: Development, Structure and Function, 1998, Nanci, Antonio, Mosby

Radiologi Dental

drg. Aprilia Puspita A.

Dental Radiology, 1998, Matteson, Stephen R, The Univercity of North Corolina Press

Orthodontia

drg. Hadi Supranoto, SpOrto

Textbook of Orthodontics, 2001, W.B. Saunders Company. Clinical Problem Solving in Orthodontics and Paediatric Dentistry, 2007, Millet, Declan et al., Elsevier Churchill Livingstone.

201

Biokimia

dr. Engkris Trenawati dr. Nanik Marfuati

Psikologi

Mei Rantawanniarti, S.Psi., M.Psi Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Medical Biochemistry at a Glance, 2006, Salway, J.G., Blackwell Publishing. Biokimia: Protein, Enzim, dan Asam Nuklet, 2008, Wirahadikusumah, Muhammad, Indonesian Association of Clinical Pathologists. Basic Medical Biochemistry: A Clinical Approach, 2005, SMITH, Colleen, Lange Medical Books/McGraw-Hill. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagianya, 2004, Monks, F.J., Gadjah Mada University Press Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 11 : Sistem Stomatognasi No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

Konservasi Gigi

drg. Eni Rusdaningsih, Sp.KG drg. Sri Rahayu drg. Hadi Supranoto, SpOrto

Orthodontia

Ilmu Konservasi Gigi: Buku Ajar, 1997, BAUM, Lloyd, EGC. Restorative Dental Materials, 2006, Mosby. Fundamentals of Operative Dentistry A Contemporary Approach, 2006, Quintessence Publishing Co, Inc. Sturdevants Art and Science of Operative Dentistry, 2006, Mosby Orthodontic Treatment of The Class II Noncompliant Patient Current Principles and Techniques, 2006, Elsevier Limited. Orthodontic Management of Uncrowded Class II Division One Malocclusion in Children, 2006, BENNETT, John C., Elsevier Limited

202

Prostodontia

drg.Bambang Sutjipto drg. Sari Lukita, M.Kes Prof. dr. Sigit Muryono, PAK. dr. Ridha Patria Febriani dr. Maman Hermawan dr. Rahmi Handayani dr. Kuntio Sri Herlambang, Sp.PD.

Anatomi

McCrackens Removable Partial Prosthodontics, 2005, CARR, Alan B. et al, Elsevier Mosby. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I, 1991, Hipokrates. Removable Partial Dentures: Quintessentials of Dental Practice -18 Prosthodontics- 3, 2004, Jepson, Nicholas J A, Quintessence Publishing Co, Inc. Introduction to Human Anatomy and Physiology, 2003, Solomon, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of Elsevier. Anatomy at a Glance, 2007, FAIZ, Omar et al., Blackwell Publishing.

Ilmu Penyakit Dalam

Smith's General Urology, 2004, Mc Graw Hill. Novaks Gynecology, 2002, Lippincott Williams & Wilkins. Pencabutan Gigi Geligi (The Extraction of Teeth), 1999, Howe, Geoffrey L., EGC. Oral and Maxillofacial Surgery: Trauma, 2000, Saundes an Imprint of Elsevier. Oral and Maxillofacial Surgery : Temporomandibular Disorders, 2000, Saundes an Imprint of Elsevier. Oral and Maxillofacial Surgery: Anesthesia Dentoalveolar, 2000, Saundes an Imprint of Elsevier Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Bedah Mulut

drg. Jaka Kusnanta, SpBM drg.Bawa Adiwinarno drg. Andhi Eko Febridayanto AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Kemuhammadiyahan) Thalib, M.Ag.

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 12 : Manajemen Kedokteran Gigi

203

No

Topik disiplin ilmu

Dosen

Judul Buku Referensi

Manajemen Kedokteran Gigi Sosiologi (KGM)

Edukasi (KGM)

Komunikasi

drg. Edi Sumarwanto, MM, M.Hkes drg. Retno Budi Mulyati, M.Kes Prof. drg. Niken Widijanti MDSc drg. Syaefuddin Ali Anwar, SKM Prof. drg. Niken Widijanti MDSc drg. Syaefuddin Ali Anwar, SKM Dra Rosita Lihasari.

Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat, 2005, Trihono, Sagung Seto. Special Care in Dentistry: Handbook of Oral Health Care, 2007, Scully, Crispian et al., Elsevier Limited Sosiologi Kesehatan : Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya, 2004, Sarwono, Solita, Gadjah Mada University Press. Pendidikan Kesehatan Gigi, 2002, Herijulianti, Eliza, EGC Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis, 2006, Konsil Kedokteran Indonesia. Penyelenggaraan Praktik Kedokteran Yang Baik di Indonesia: Dilengkapi Peraturan Tehnis Terkait, 2006, Ali, Muhammad Mulyohadi dkk., Konsil Kedokteran Indonesia. Manual Komunikasi Efektif Dokter-Pasien, 2006, Konsil Kedokteran Indonesia Komunikasi Dan Empati Dalam Hubungan Dokter-Pasien, 2004, DjauziI, Samsuridjal, FK. Universitas Indonesia. Modul Komunikasi Pasien Dokter : Suatu Pendekatan Holistik, 2008, EGC. Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien, 2007, Rafly, Adriyati dkk., Konsil Kedokteran Indonesia Case Files: Psychiatry, 2007, Mc Graw Hill Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagianya, 2004, Monks, F.J., Gadjah Mada University Press Filsafat Ilmu ; Prof. Dr. Onie S Filsafat Ilmu Pengetahuan ; Dheling DIIE Filsafat Ilmu ; Juji Surya Sumantri Quintessence of Dental Technology QDT 2007, 2008

Psikologi

Mei Rantawanniarti, S.Psi., M.Psi Dr. Asih Kuswardinah

Filsafat

Teknologi Informatika

Drs. Faturrahman, M.Kom. Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984

204

Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987 9 Bahasa Inggris Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok Pembelajaran Pada Semester 5 Blok 13 : Farmasi Kedokteran Gigi No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

Farmakologi

Prof. dr. Ichrodjuddin Nasution SpFK(K).

Ilmu Penyakit Mulut/Oral Medicine/Oral Medicine Faal

drg. Bennet Febri drg. Yuli Astrid Prof. dr. Pasiyan R, SpPD dr. Muhamad Setiadi dr Rochman Basuki dr. Sri Latiyani Djamil, SpPK (K) dr. Titik Yuliasuti drg. Asterya Illa Cahyaningtyas AP drg. Neny

Mengenal Obat-Obatan Secara Mudah Dan Aplikasinya Dalam Perawatan, 2008, Sutdejo, A.Y., Amara Books. Clinical Pharmacology, 2003, BENNETT, P.N. et al., Churchill LivingStone. Crash Course Pharmacology, 2006, Barnes, Donald et al., Mosby. Case Files: Pharmacology, 2005, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill. Burkets Oral Medicine: Diagnosis and Treatment, 2003, Greenberg, Martin S., BC Decker Inc. Oral Medicine, 2006, Gandolfo, Sergio et al., Churchill LivingStone. Differential Diagnosis of Oral and Maxillofacial Lesions, 1997, Wood, Norman K. et al., Mosby Introduction to Human Anatomy and Physiology, 2003, Solomon, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of Elsevier. Oral Pathology: Clinical Phathologic Correlations, 2003, Regezi, Joseph a, Saunders Company.

Patologi Klinik

Kedokteran Gigi Anak

Petunjuk Praktis Sistem Merawat Gigi Anak di Klinik, 1995, Suwelo, Ismu Suharsono, EGC. Perawatan Endodontik Pada Anak, 2006, Budiyanti, E. Arlia, EGC. Handbook of Pediatric Dentistry, 2003, Mosby.

205

Kusumawardhani

Mikrobiologi

dr. Didik Rahmanto. dr. Muhammad Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery, 2004, Saundes an Imprint of Elsevier. Clinical Problem Solving in Orthodontics and Paediatric Dentistry, 2007, Millett, Declan et al., Elsevier Churchill Livingstone. Case Files : Pediatrics, 2007, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill. Paediatrics at a Glance, 2007, Miall, Lawrence et al., Blackwell Publishing. Crash Course Pediatrics, 2007, Birnkrant, Jonathan et al., Mosby Case Files: Microbiology, 2005, Toy, Eugene C. et al., Mc Graw Hill. Essential Microbiology for Dentistry, 2007, SAMARANAYAKE, Lakshman, SAMARANAYAKE, Lakshman. Oral Microbiology and Immunology, 2006, Oral Microbiology and Immunology Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 14 : Oral Biomedis No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

Ilmu Penyakit Mulut/Oral Medicine/Oral Medicine

drg. Bennet Febri drg. Yuli Astrid

Oral and Maxillofacial Pathology, 2002, NEVILLE, Brad W. et al., Saundes an Imprint of Elsevier. Contemporary Oral and Maxillofacial Pathology, 2004, Sargowo, Djanggan, Mosby. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim, 1998, Langlais, Robert P, Hipokrates. Oral Medicine Secrets1, 2003, Sonis, Stephen T. et al., Hanley & Belfus Inc. Oral Pathology: Clinical Phathologic Correlations, 2003, Regezi, Joseph a, Saunders Company.

Patologi Anatomi

dr. Kasno, Sp.PA (K)

206

Bedah Mulut

Biologi Mulut

drg. Jaka Kusnanta, SpBM drg.Bawa Adiwinarno drg. Andhi Eko Febridayanto drg. Ratna Puspitasari

Handbook of Local Anesthesia, 2008, Malamed, Stanley F., Mosby. Atlas of Minor Oral Surgery, 2001, DYM, Harry et al., W.B. Saunders Company. Oral Surgery, 2007, Spring Verlag Berlin Heidelberg. Cancer Biology, KING, Roger JB., Pearson Prentice Hall,2000 Ludah Dan Kelenjar Ludah : Arti Bagi Kesehatan, AMERONGEN, A. Van Nieuw, Gadjah Mada University Press 1992 Seltzer and Benders Dental Pulp, 2002, Quintessence Publishing Co, Inc. Restorative Dental Materials, 2006, Mosby. Pathways of the Pulp, 2006, Mosby. Patologi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, 1992, LAWLER, William et al., EGC

Konservasi Gigi

drg. Eni Rusdaningsih, Sp.KG drg. Sri Rahayu dr. Sri Latiyani Djamil, SpPK (K) dr. Titik Yuliasuti Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Patologi Klinik

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 15 : Rehabilitatif

207

No

Topik disiplin ilmu

Dosen

Judul Buku Referensi

Konservasi Gigi

drg. Eni Rusdaningsih, Sp.KG drg. Sri Rahayu

Endodontics in Clinical Practice, 2004, Elsevier Limited. Problem Solving in Endodontics : Prevention, Identification, and Management, 2006, GUTMANN, James L. et al., Mosby. The Science and Art of Porcelain Laminate Veneers, 2003, GUREL, Galip, Quintessence Publishing Co, Inc. Aesthetic Dentistry : Quintessentials of Dental Practice 19 - Operative Dentistry 2, 2005, BARTLETT, David et al., Quintessence Publishing Co, Inc. Indirect Restorations, 2007, BARTLETT, David et al., Quintessence Publishing Co, Inc. Fundamentals of Operative Dentistry A Contemporary Approach, 2006, Quintessence Publishing Co, Inc. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi, 1997, WALTON, Richard E, EGC. Ilmu Endodontik Dalam Praktek, 1995, GROSSMAN, Louis I EGC. Perlindungan Radiasi Bagi Pasien Dan Dokter Gigi, 1990, Edwards, Cris et al., Widya Medika. Dental Radiology, 1998, Matteson, Stephen R, The Univercity of North Corolina Press. Case Files : Pediatrics, 2007, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill. Paediatrics at a Glance, 2007, Miall, Lawrence et al., Blackwell Publishing. Crash Course Pediatrics, 2007, Birnkrant, Jonathan et al., Mosby Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid II, 2006, Lukman, Djohansyah, Sagung Seto

Radiologi Dental

Drg. Aprilia Puspita A.

Kedokteran Gigi Anak

Forensik Kedokteran Gigi

drg. Asterya Illa Cahyaningtyas AP drg. Neny Kusumawardhani drg. Gunawan W drg. Saljiyana, DFM Drg. Lenny Herdiany

Biomaterial

Introduction to Dental Materials, 2006, NOORT, Richard Van, Mosby. Applied Dental Materials, 2006, McCABE, John F. et al., Blackwell Science Cancer Biology, KING, Roger JB., Pearson Prentice Hall,2000 Ludah Dan Kelenjar Ludah : Arti Bagi Kesehatan, AMERONGEN, A. Van Nieuw, Gadjah Mada University Press 1992

Biologi Mulut

Drg. Ratna Puspitasari

208

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok Pembelajaran Pada Semester 6 Blok 16 : Bedah Jaringan Keras No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

Bedah Mulut

drg. Jaka Kusnanta, SpBM drg.Bawa Adiwinarno drg. Andhi Eko Febridayanto dr. Kuntio Sri Herlambang, Sp.PD. Drg. Aprilia Puspita A.

Ilmu Penyakit Dalam

Fraktur Pada Mandibula Menurut Killey, BANKS, Peter, Gadjah Mada University Press,1992 Oral and Maxillofacial Trauma Volume I, Elsevier Saunders, 2005 Trauma Volume II, Elsevier Saunders, 2005 Oral and Maxillofacial Surgery : Recontructive and Impalnt Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral and Maxillofacial Surgery : Cleft/Croniofacial/Cosmetic Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral and Maxillofacial Surgery : Anesthesia Dentoalveolar, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral Surgery, Spring Verlag Berlin Heidelberg, 2007 Atlas of Minor Oral Surgery, DYM, Harry et al., W.B. Saunders Company,2001 Dental Management of the Medically Compromised Patient, 2002, Little, James W. et al., Mosby Crash Course Obstetrics and Gynecology, 2007, ALAM, Naureen et al., Mosby. Perlindungan Radiasi Bagi Pasien Dan Dokter Gigi, 1990, Edwards, Cris et al., Widya Medika. Dental Radiology, 1998, Matteson, Stephen R, The Univercity of North Corolina Press

Radiologi

209

Kedokteran Gigi Anak

Konservasi Gigi

drg. Asterya Illa Cahyaningtyas AP drg. Neny Kusumawardhani drg. Eni Rusdaningsih, Sp.KG drg. Sri Rahayu Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Bonded Porcelain Restorations in The Anterior Dentition : A Biomimetic Approach, 2003, MAGNE, Pascal et al., Quintessence Publishing Co, Inc. Esthetic Dentistry : A Clinical Approach to Techniques and Materials, 2001, ASCHHEIM, Kenneth W., Mosby. Color Atlas of Microsurgery in Endodontics, 2001, KIM, Syngcuk et al., W.B. Saunders Company. Master Dentistry Volume II : Restorative Dentistry, Paediatric Dentistri and Orthodontics, 2006, Churchill LivingStone Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 17 : Metode Penelitian No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

Metode Penelitian

dr. Nuzulia Nuraini

Biostatistik

dr. Nuzulia Nuraini

BUDIARTO, Eko, EGC, 2003 Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Sagung Seto, 2002 Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Sagung Seto, 2008 Metodologi Penelitian : Bidang Kesehatan, Keperawatan, Dan Kebidanan, MACHFOEDZ, Ircham, Fitramaya, 2007 Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat, BUDIARTO, Eko, EGC, 2001

210

EBM

Drg. Farichah Hanum, MKes Drs. Faturrahman, M.Kom.

Informasi dan Teknologi

Case Files : Internal Medicine, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill, 2007 Case Files : Microbiology, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill, 2005 Case Files: Pharmacology, 2005, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill. Experiences of 100 % Condom Use Programme in Selected..., World Healt Organization,2004 Kamus Kedokteran Gigi ( Concise Illustrated Dental Dictionary, HARTY F.J, EGC, 1995 Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran, UTJA, Adang Sudjana dkk, Konsil Kedokteran Indonesia, 2006 Manual Rekam Medis, RUSLI, Arsil dkk, Konsil Kedokteran Indonesia, 2006 Penyelenggaraan Praktik Kedokteran Yang Baik di Indonesia : Dilengkapi Peraturan Tehnis Terkait, ALI, Muhammad Mulyohadi dkk., Konsil Kedokteran Indonesia, 2006 Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 18 : Bedah Jaringan Lunak No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

Bedah Mulut

drg. Jaka Kusnanta, SpBM drg.Bawa Adiwinarno drg. Andhi Eko Febridayanto

Fraktur Pada Mandibula Menurut Killey, BANKS, Peter, Gadjah Mada University Press,1992 Oral and Maxillofacial Trauma Volume I, Elsevier Saunders, 2005 Trauma Volume II, Elsevier Saunders, 2005 Oral and Maxillofacial Surgery : Recontructive and Impalnt Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral and Maxillofacial Surgery : Cleft/Croniofacial/Cosmetic Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral and Maxillofacial Surgery : Anesthesia Dentoalveolar, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral Surgery, Spring Verlag Berlin Heidelberg, 2007

211

Atlas of Minor Oral Surgery, DYM, Harry et al., W.B. Saunders Company,2001

Biomulut

Drg. Ratna Puspitasari

Radiologi

Drg. Aprilia Puspita A. Drg. Syarifah Nova Amiza Zam

Ten Cates Oral Histology : Development, Structure, and Function, NANCI, Antonio, Mosby, 1998 Cellular and Molecular Immunology, ABBAS, Abdul K., Elsevier Saunders, 2005 Essential Immunology, ROITT, Ivan M., Blackwell Science, 2001 Pathophysiology : The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, McCANCE, Kathryn L. et al. Elsevier Mosby,, 2006 Ludah Dan Kelenjar Ludah : Arti Bagi Kesehatan, AMERONGEN, A. Van Nieuw, Gadjah Mada University Press, 1992 Dental Radiology, MATTESON, Stephen R, The Univercity of North Corolina Press, 1998 Perlindungan Radiasi Bagi Pasien Dan Dokter Gigi, EDWARDS, Cris et al, Widya Medika, 1990 Periodontal Management of Children, Adolescents and Young Adults, CLEREHUGH, Valerie et al., 2004 Successful Periondontal Therapy A Non Surgical Approach, HEASMAN, Peter A. et al., Quintessence Publishing Co, Inc., 2004 Understanding Periodontal Diseases: Assessment and Diagnostic Procedures in Practice, CHAPPLE, Iain L C., Quintessence Publishing Co, Inc.,2002 Periodontal Medicine A Window on the Body, CHAPPLE, Iain L C, Quintessence Publishing Co, Inc., 2006 Pathways of the Pulp, Mosby, 2006 Seltzer and Benders Dental Pulp, Quintessence Publishing Co, Inc., 2002 Fiber Reinforced Composites in Clinical Dentistry, FREILICH, Martin A. et al., Quintessence Publishing Co, Inc., 2000 Endodontics in Clinical Practice, Elsevier Limited, 2004 Problem Solving in Endodontics : Prevention, Identification, and Management, GUTMANN, James L. et al, Mosby, 2006 Esthetic Color Training in Dentistry, PARAVINA, Rade D. et al., Mosby, 2004 Aesthetic Dentistry : Quintessentials of Dental Practice 19 - Operative Dentistry 2, BARTLETT, David et al., Quintessence Publishing Co, Inc., 2005 Textbook of Orthodontics, W.B. Saunders Company, 2001 Biomechanics in Clinical Orthodontics, Saundes an Imprint of Elsevier, 1997 Diagnosis Ortodonti, HOUSTON, W.J.B., EGC, 1989 Ortodonsi : Buku Ajar, FOSTER, T.D. EGC, 1997

Periodontologi

Konservasi Gigi

drg. Eni Rusdaningsih, Sp.KG drg. Sri Rahayu

Orthodontia

drg. Hadi Supranoto, SpOrto

212

Prostodontia

drg.Bambang Sutjipto drg. Sari Lukita, M.Kes Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Desain, Konstruksi Dan Kegunaan Pesawat Ortodonti Lepas, ADAMS, C. Philip, Widya Medika, 1994 Biomekanik Pergerakan Gigi, MULYANI, Widya Medika, 1994 Orthodontic Treatment of The Class II Noncompliant Patient Current Principles and Techniques, Elsevier Limited, 2006 Textbook of Orthodontics, W.B. Saunders Company, 2007 McCrackens Removable Partial Prosthodontics, CARR, Alan B. et al., Elsevier Mosby, 2005 McCrackens Removable Partial Prosthodontics, CARR, Alan B. et al., Elsevier Mosby, 2005 Contemporary Fixed Prosthodontics, ROSENSTIEL, Stephen F. et al.,Mosby, 2006 Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients : Complete Dentures and Implant - supported Prostheses, Mosby, 2004 Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok Pembelajaran Pada Semester 7 Blok 19 : Kedokteran Gigi Keluarga No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

Ilmu Gizi

Kesehatan Lingkungan (KGM)

Prof. drg. Niken Widijanti MDSc drg. Syaefuddin Ali

Ilmu Gizi : Untuk Mahasiswa Dan Profesi Jilid II, SEDIAOETAMA, Achmad Djaeni,,Dian Rakyat, 2004 Handbook of Nitrous Oxide and Oxygen Sedation, CLARK, Morris S. et al., Mosby, 2008 The Dental Hygienists Guide to Nutritional Care, STEGEMAN, Cynthia A., Elsevier Inc.,2005 Dental Management of the Medically Compromised Patient, LITTLE, James W. et al., Mosby,2008

213

Anwar, SKM

Komunikasi

Dra Rosita Lihasari.

Edukasi (KGM)

Demografi (KGM)

Psikologi KG

Prof. drg. Niken Widijanti MDSc drg. Syaefuddin Ali Anwar, SKM Prof. drg. Niken Widijanti MDSc drg. Syaefuddin Ali Anwar, SKM Mei Rantawanniarti, S.Psi., M.Psi drg. Sari Lukita, M.Kes Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan : Teori dan Praktek, EGC, 2000 Komunikasi Dan Empati Dalam Hubungan Dokter-Pasien, DJAUZI, Samsuridjal FK. Universitas Indonesia, 2004 Kemitraan Dalam Hubungan Dokter Pasien, RAFLY, Adriyati dkk, Konsil Kedokteran Indonesia,2007 Manual Komunikasi Efektif Dokter Pasien, Konsil Kedokteran Indonesia,2006 Modul Komunikasi Pasien Dokter : Suatu Pendekatan Holistik, EGC,2008 Critical Thinking an Introduction, FISHER, Alec, Cambridge University Press, 2006 Pendidikan Kesehatan Gigi, HERIJULIANTI, Eliza, EGC,2002 Treatment Planning in Dentistry, Mosby,2007 Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, NOOR, Nur Nasry, Rineka Cipta,2000 Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat, TRIHONO, Sagung Seto,2005 Crash Course : Imaging, MEULEN, Deborah ter et al., Mosby,2008 Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagianya, MONKS, F.J., Gadjah Mada University Press,2004 Visualisasi Objektif Perawatan, KUSNOTO, Hendro, EGC,1996 Tumbuh Kembang Anak, SOETJININGSIH,1995 Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Kedokteran Gigi Keluarga AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 20 : Elektif

214

No

Topik disiplin ilmu

Dosen

Judul Buku Referensi

Farmakologi

Prof. dr. Ichrodjuddin Nasution SpFK(K).

Akupuntur

Pharmacology and Therapeutics for Dentistry, YAGIELA, John A, Elsevier Mosby,2004 Basic Concepts in Pharmacology A Students Survival Guide, STRINGER, Janet L., Mc Graw Hill,2006 Clinical Pharmacology, BENNETT, P.N. et al., Churchill LivingStone,2003 Daviss Drug Guide for Nurses, DEGLIN, Judith Hopfer, F.A. Davis Company,2005 Mengenal Obat-Obatan Secara Mudah Dan Aplikasinya Dalam Perawatan, SUTEDJO, A.Y., Amara Books,2008 Anatomi Gigi, HARSHANUR, Itjingningsih Wangidjaja, EGC,1991

Mikrobiologi

dr. Didik Rahmanto. dr. Muhammad Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Case Files: Microbiology, 2005, Toy, Eugene C. et al., Mc Graw Hill. Essential Microbiology for Dentistry, 2007, SAMARANAYAKE, Lakshman, SAMARANAYAKE, Lakshman. Oral Microbiology and Immunology, 2006, Oral Microbiology and Immunology Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 21 : Estetik No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

215

Ortodontia

Drg. Hadi Supranoto, SpOrto

Periodontologi

Drg. Syarifah Nova Amiza Zam

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Textbook of Orthodontics, W.B. Saunders Company, 2001 Biomechanics in Clinical Orthodontics, Saundes an Imprint of Elsevier, 1997 Diagnosis Ortodonti, HOUSTON, W.J.B., EGC, 1989 Ortodonsi : Buku Ajar, FOSTER, T.D. EGC, 1997 Desain, Konstruksi Dan Kegunaan Pesawat Ortodonti Lepas, ADAMS, C. Philip, Widya Medika, 1994 Biomekanik Pergerakan Gigi, MULYANI, Widya Medika, 1994 Orthodontic Treatment of The Class II Noncompliant Patient Current Principles and Techniques, Elsevier Limited, 2006 Textbook of Orthodontics, W.B. Saunders Company, 2007 Periodontal Management of Children, Adolescents and Young Adults, CLEREHUGH, Valerie et al., 2004 Successful Periondontal Therapy A Non Surgical Approach, HEASMAN, Peter A. et al., Quintessence Publishing Co, Inc., 2004 Understanding Periodontal Diseases: Assessment and Diagnostic Procedures in Practice, CHAPPLE, Iain L C., Quintessence Publishing Co, Inc.,2002 Periodontal Medicine A Window on the Body, CHAPPLE, Iain L C, Quintessence Publishing Co, Inc., 2006 Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 22 : Rehabilitatif No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

Biomaterial

Drg. Lenny Herdiany

Dental Material : Properties and Manipulation, CRAIG, Robert G., Mosby,2004

216

Ilmu Penyakit Mulut/Oral Medicine/Oral Medicine

Drg. Bennet Febri drg. Yuli Astrid

Prostodontia

drg.Bambang Sutjipto drg. Sari Lukita, M.Kes Drg. Syarifah Nova Amiza Zam

Periodontologi

Teknologi Kedokteran Gigi

Drg. Aprilia Puspita A.

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid II, PRICE, Sylvia A., EGC,1995 Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid I, PRICE, Sylvia A.,EGC,1994 Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim, LANGLAIS, Robert P,Hipokrates,1998 Principles and Practice of : Oral Medicine, SONIS, Stephen T, Saundes an Imprint of Elsevier,1995 Burkets Oral Medicine : Diagnosis and Treatment, GREENBERG, Martin S., BC Decker Inc.,2003 Principles and Practice of : Oral Medicine, SONIS, Stephen T, Saundes an Imprint of Elsevier,1995 McCrackens Removable Partial Prosthodontics, CARR, Alan B. et al., Elsevier Mosby, 2005 McCrackens Removable Partial Prosthodontics, CARR, Alan B. et al., Elsevier Mosby, 2005 Contemporary Fixed Prosthodontics, ROSENSTIEL, Stephen F. et al.,Mosby, 2006 Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients : Complete Dentures and Implant - supported Prostheses, Mosby, 2004 Periodontal Management of Children, Adolescents and Young Adults, CLEREHUGH, Valerie et al., 2004 Successful Periondontal Therapy A Non Surgical Approach, HEASMAN, Peter A. et al., Quintessence Publishing Co, Inc., 2004 Understanding Periodontal Diseases: Assessment and Diagnostic Procedures in Practice, CHAPPLE, Iain L C., Quintessence Publishing Co, Inc.,2002 Periodontal Medicine A Window on the Body, CHAPPLE, Iain L C, Quintessence Publishing Co, Inc., 2006 Introduction to Dental Materials, NOORT, Richard Van, Mosby,2006 Applied Dental Materials, McCABE, John F. et al., Blackwell Science,2006 Restorative Dental Materials, Mosby,2006 Dental Material : Properties and Manipulation, CRAIG, Robert G., Mosby,2004 Quintessence of Dental Technology QDT 2007,2008 Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 23 : Kedaruratan Medis

217

No

Topik disiplin ilmu

Dosen

Judul Buku Referensi

Bedah Mulut

drg. Jaka Kusnanta, SpBM drg.Bawa Adiwinarno drg. Andhi Eko Febridayanto

Kegawatdaruratan Kedokteran Gigi

Fraktur Pada Mandibula Menurut Killey, BANKS, Peter, Gadjah Mada University Press,1992 Oral and Maxillofacial Trauma Volume I, Elsevier Saunders, 2005 Trauma Volume II, Elsevier Saunders, 2005 Oral and Maxillofacial Surgery : Recontructive and Impalnt Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral and Maxillofacial Surgery : Cleft/Croniofacial/Cosmetic Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral and Maxillofacial Surgery : Anesthesia Dentoalveolar, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral Surgery, Spring Verlag Berlin Heidelberg, 2007 Atlas of Minor Oral Surgery, DYM, Harry et al., W.B. Saunders Company,2001 Medical Emergencies in Dentistry, BENNETT, Jeffrey D. et al, Saundes an Imprint of Elsevier,2002

Ilmu Penyakit Mulut/Oral Medicine/Oral Medicine

Drg. Bennet Febri drg. Yuli Astrid

Konservasi Gigi

drg. Eni Rusdaningsih, Sp.KG drg. Sri Rahayu

Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid II, PRICE, Sylvia A., EGC,1995 Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid I, PRICE, Sylvia A.,EGC,1994 Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim, LANGLAIS, Robert P,Hipokrates,1998 Principles and Practice of : Oral Medicine, SONIS, Stephen T, Saundes an Imprint of Elsevier,1995 Burkets Oral Medicine : Diagnosis and Treatment, GREENBERG, Martin S., BC Decker Inc.,2003 Principles and Practice of : Oral Medicine, SONIS, Stephen T, Saundes an Imprint of Elsevier,1995 Pathways of the Pulp, Mosby, 2006 Seltzer and Benders Dental Pulp, Quintessence Publishing Co, Inc., 2002 Fiber Reinforced Composites in Clinical Dentistry, FREILICH, Martin A. et al., Quintessence Publishing Co, Inc., 2000 Endodontics in Clinical Practice, Elsevier Limited, 2004 Problem Solving in Endodontics : Prevention, Identification, and Management, GUTMANN, James L. et al, Mosby, 2006 Esthetic Color Training in Dentistry, PARAVINA, Rade D. et al., Mosby, 2004 Aesthetic Dentistry : Quintessentials of Dental Practice 19 - Operative Dentistry 2, BARTLETT, David et al., Quintessence Publishing Co, Inc., 2005

218

Kedokteran Gigi Anak

Faal

Farmakologi

drg. Asterya Illa Cahyaningtyas AP drg. Neny Kusumawardhani Prof. dr. Pasiyan R, SpPD dr. Muhamad Setiadi dr Rochman Basuki Prof. dr. Ichrodjuddin Nasution SpFK(K).

Pediatric Dentistry : A Clinical Approach, Blackwell Publising,2006 Paediatric Dentistry, Oxford University Press,2005 Dentistry for the Child and Adolescent, McDONALD, Ralph E, Mosby,2004 Introduction to Human Anatomy and Physiology, 2003, Solomon, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of Elsevier Pharmacology and Therapeutics for Dentistry, YAGIELA, John A, Elsevier Mosby,2004 Basic Concepts in Pharmacology A Students Survival Guide, STRINGER, Janet L., Mc Graw Hill,2006 Clinical Pharmacology, BENNETT, P.N. et al., Churchill LivingStone,2003 Daviss Drug Guide for Nurses, DEGLIN, Judith Hopfer, F.A. Davis Company,2005 Mengenal Obat-Obatan Secara Mudah Dan Aplikasinya Dalam Perawatan, SUTEDJO, A.Y., Amara Books,2008 Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

Blok 24 : Estetik II No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi

Biomaterial

drg. Lenny Herdiany

Dental Material : Properties and Manipulation, CRAIG, Robert G., Mosby,2004

219

Konservasi Gigi

drg. Eni Rusdaningsih, Sp.KG drg. Sri Rahayu

Prostodontia

drg.Bambang Sutjipto drg. Sari Lukita, M.Kes drg. Jaka Kusnanta, SpBM drg.Bawa Adiwinarno drg. Andhi Eko Febridayanto

Bedah Mulut

AIK (Al-Islam & Kemuhammadiyahan)

Drs. H. Musman Thalib, M.Ag.

Pathways of the Pulp, Mosby, 2006 Seltzer and Benders Dental Pulp, Quintessence Publishing Co, Inc., 2002 Fiber Reinforced Composites in Clinical Dentistry, FREILICH, Martin A. et al., Quintessence Publishing Co, Inc., 2000 Endodontics in Clinical Practice, Elsevier Limited, 2004 Problem Solving in Endodontics : Prevention, Identification, and Management, GUTMANN, James L. et al, Mosby, 2006 Esthetic Color Training in Dentistry, PARAVINA, Rade D. et al., Mosby, 2004 Aesthetic Dentistry : Quintessentials of Dental Practice 19 - Operative Dentistry 2, BARTLETT, David et al., Quintessence Publishing Co, Inc., 2005 McCrackens Removable Partial Prosthodontics, CARR, Alan B. et al., Elsevier Mosby, 2005 McCrackens Removable Partial Prosthodontics, CARR, Alan B. et al., Elsevier Mosby, 2005 Contemporary Fixed Prosthodontics, ROSENSTIEL, Stephen F. et al.,Mosby, 2006 Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients : Complete Dentures and Implant - supported Prostheses, Mosby, 2004 Fraktur Pada Mandibula Menurut Killey, BANKS, Peter, Gadjah Mada University Press,1992 Oral and Maxillofacial Trauma Volume I, Elsevier Saunders, 2005 Trauma Volume II, Elsevier Saunders, 2005 Oral and Maxillofacial Surgery : Recontructive and Impalnt Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral and Maxillofacial Surgery : Cleft/Croniofacial/Cosmetic Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral and Maxillofacial Surgery : Anesthesia Dentoalveolar, Saundes an Imprint of Elsevier,2000 Oral Surgery, Spring Verlag Berlin Heidelberg, 2007 Atlas of Minor Oral Surgery, DYM, Harry et al., W.B. Saunders Company,2001 Al Quran ; Departemen Agama RI. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994 Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984 Islam Etika dan Kesehatan ; 1986 Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987

Bahasa Inggris

Prof. Mursyid Saleh, MA, Ph.D.

220

Blok 2 : Kedokteran dasar dengan topik disiplin ilmu meliputi : Blok 3 : Kedokteran Gigi Dasar dengan topik disiplin ilmu meliputi : 2). Blok Pembelajaran Pada Semester 2 Blok 4 : Regulasi dan Metabolisme dengan topik disiplin ilmu meliputi : Blok 5 : Genetika, biosel dan biomolekuler dengan topik disiplin ilmu meliputi : Blok 6 : Imunitas dan Infeksi dengan topik disiplin ilmu meliputi : 3). Blok Pembelajaran pada semester 3 Blok 7 : Penyakit Endemik dengan topik disiplin Ilmu meliputi : Blok 8 : Teknologi Kedokteran Gigi dengan topik disiplin ilmu meliputi : Blok 9 : Etika dan Hukum Kedokteran Gigi dengan topik disiplin ilmu meliputi : 4). Blok Pembelajaran pada semester 4 Blok 10 : Tumbuh Kembang dengan topik disiplin ilmu meliputi : Blok 11 : Sistem Stomatognasi dengan topik disiplin ilmu meliputi : Blok 12 : Manajemen Kedokteran Gigi dengan topik disiplin ilmu meliputi : 5). Blok Pembelajaran Pada Semester 5 Blok 13 : Farmasi Kedokteran Gigi dengan topik disiplin ilmu meliputi : Blok 14 : Oral Biomedis dengan topik disiplin ilmu meliputi : Blok 15 : Rehabilitatif I dengan topik disiplin ilmu meliputi : 6). Blok Pembelajaran Pada Semester 6 Blok 16 : Bedah Jaringan Keras dengan topik disiplin ilmu meliputi Blok 17 : Metode Penelitian dengan topik disiplin ilmu meliputi : Blok 18 : Bedah Jaringan Lunak dengan topik disiplin ilmu meliputi : 7). Blok Pembelajaran Pada Semester 7 Blok 19 : Kedokteran Gigi Keluarga dengan topik disiplin ilmu meliputi : Blok 20 : Elektif dengan topik disiplin ilmu meliputi bantuan hidup lanjut pada kasus: Blok 21 : Estetik dengan topik disiplin ilmu physic diagnostics meliputi :

221

Blok 22 : Rehabilitatif, dengan topik disiplin ilmu meliputi : Blok 23 : Kedaruratan Medis dengan topik disiplin ilmu meliputi : Blok 24 : Estetik II, dengan topik disiplin ilmu meliputi :

222

Anda mungkin juga menyukai