Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENDIDIKAN ( SAP )

STIMULASI TUMBUH KEMBANG BALITA

Disusun oleh :
Ilma Ratih Zukrufiana
Hilma Nadzifa
SERUNI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN MAGELANG
2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN


STIMULASI TUMBUH KEMBANG BALITA

Pokok Bahasan

: Stimulasi Tumbuh Kembang Balita

Sub Pokok Bahasan

: Stimulasi Tumbuh Kembang Balita Usia 12-60 bulan

Sasaran

: Ibu peserta Posyandu yang memiliki balita usia 12-60 bulan

Tempat

: posyandu kintelan

Hari/Tanggal

: Selasa, 12 April 2016

Waktu

: 08.00 WIB

I. Tujuan
1. Tujuan Intstruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan, ibu mengerti tentang stimulasi tumbuh kembang balitanya.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian dari stimulasi, pertumbuhan , perkembangan
b. Menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
c. Menjelaskan tentang kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang
d. Menjelaskan tentang jenis-jenis stimulasi yang di butuhkan oleh anak
e. Menjelaskan tentang stimulasi dalam tumbuh kembang anak
f. Menjelaskan tentang ciri alat permainan untuk anak usia 12-60 bulan
II. Materi
1. Pengertian stimulasi, pertumbuhan , perkembangan
2. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
3. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang
4. Jenis-jenis stimulasi yang di butuhkan oleh anak
5. Stimulasi dalam tumbuh kembang anak
6. Ciri alat permainan untuk anak usia 12-60 bulan
Materi Terlampir
III.
Metode Pembelajaran :

Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode ceramah dan diskusi.


IV.Alat Peraga :
Alat peraga yang digunakan adalah leafletyang berisi penjelasan dan gambar.
V. Evaluasi Belajar
Evaluasi yang dilakukan berupa pertanyaan lisan :
1. Apa pengertian dari stimulasi, pertumbuhan , perkembangan ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak ?
3. Apa kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang ?
4. Apa jenis-jenis stimulasi yang di butuhkan oleh anak ?
5. Bagaimana stimulasi dalam tumbuh kembang anak ?
6. Apa ciri alat permainan untuk anak usia 12-60 bulan ?
VI. Daftar Pustaka
Soetjiningsih.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC.
Muscary, Mary E.2005.Keperawatan Pediatrik.Jakarta.EGC.

LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian
1. Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang
dari lingkungan anak.
2. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran
atau dimensi tingkat sel, organ maupun induvidu, yang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter).
3. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses
pematangan. Menyangkut perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya.
B. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak,
yaitu:

1. Faktor genetik
Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak
merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya.
2. Faktor lingkungan
Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini
lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang
sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan menunjang tumbuh
kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menghambat tumbuh
kembangnya.
C. Kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi 3
kebutuhan dasar yaitu:
1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
Meliputi:
a. pangan/gizi
b. perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan yang teratur,
pengobatan
c. pemukiman yang layak
d. kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan
e. pakaian
f. rekreasi, kesegaran jasmani
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar
untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, atau psikososial.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan, kemandirian, kreativitas,
agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.

Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan mengalami
tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya.
D. Jenis-Jenis Stimulasi yang Di Butuhkan Oleh Anak
1. Stimulasi aspek fisik. Rangsangan untuk fisik balita amat diperlukan, karena pada usia
mereka perkembangan syaraf-syaraf motorik sangat pesat. Melakukan gerakan-gerakan
sederhana seperti berlari, berjalan, menari akan sangat membantu perkembangan mereka.
2. Stimulasi aspek emosi. Kenalkan mereka dengan bentuk emosi dasar, bahagia dan sedih.
Dengan menghiburnya pada saat menangis karena mainannya rusak akan membantu.
Ajari pula mereka untuk berbagi dengan teman sebayanya, misalnya dengan bernagi
mainan, sehingga dapat menimbulkan kepekaan untuk bertoleransi dan berperilaku
menyenangkan.
3. Stimulasi aspek spiritual. Ajarilah anak untuk berdoa dengan menggunakan kata-kata
yang sederhana, mengucapkan terimakasih kepada tuhan atas makanan, hari yang indah,
dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan hari itu. Akan membuat anak semakin
peka. Ajak juga mereka ke tempat ibadah, dan membacakan dongeng dan kisah-kisah
para nabi juga akan membantu meningkatkan moral.
4. Stimulasi aspek intelektual. Rangsangan intelektual dapat dilakukan dengan sering
memberikan buku bacaan, mengajak anak melakukan permainan, dan rekreasi bersama,
dan juga dengan rajin menjawab keingintahuan anak. Jadi sebagai orangtua juga harus
rajin belajar agar sanggup memenuhi dan menjawab keingintahuan anak dengan baik dan
benar.
5. Stimulasi aspek sosial. Anak pun harus diajari untuk peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Membantu menjaga adik, membantu orangtua yang sedang sibuk, akan
merangsang kepekaan alaminya.
Agar stimulasi ini dapat menunjukkan hasil yang baik, kita tidak boleh melupakan
istirahat yang cukup dan asupan nutrisinya. Gizi yang baik amat sangat dibutuhkan oleh

anak, karena mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan. Jadi asupan nutrisi tentunya
amat dibutuhkan untuk perkembangan fisik, daya tahan tubuh, pencernaan, dan juga tentunya
untuk perkembangan otak mereka.
E. Stimulasi Dalam Tumbuh Kembang Anak
Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Anak yang mendapat
stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan
tidak mendapat stimulasi.
Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan
anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara),auditif
(pendengaran), taktil (sentuhan) dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Pemberian
stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhankebutuhan anak sesuai dengan
tahap-tahap perkembangannya.
Pada tahun-tahun pertama anak belajar mendengarkan. Stimulus verbal pada periode
ini sangat penting untuk perkembangan bahasa anak pada tahun pertama kehidupannya.
Kualitas dan kuantitas vokal seorang anak dapat bertambah dengan stimulasi verbal dan anak
akan belajar menirukan kata-kata yang didengarnya. Tetapi bila simulasi auditif terlalu
banyak (lingkungan ribut) anak akan mengalami kesukaran dalam membedakan berbagai
macam suara. Stimulasi visual dan verbal pada permulaan perkembangan anak merupakan
stimulasi awal yang penting, karena dapat menimbulkan sifat-sifat ekspresif misalnya
mengangkat alis, membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan. Selain itu anak juga
memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat menimbulkan penyimpangan
perilaku sosial, emosional dan motorik.
Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan anak,
misalnya dengan bercakap-cakap, membelai, mencium, bermain. Stimulasi ini akan
menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak, sehingga anak akan lebih responsif

terhadap lingkungannya dan lebih berkembang. Pada anak yang lebih besar yang sudah
mampu berjalan dan berbicara, akan senang melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap
lingkungannya. Motif ini dapat diperkuat atau diperlemah oleh lingkungannya melalui
sejumlah rekasi yang diberikan terhapap perilaku anak tersebut. Misalnya anak akan belajar
untuk mengetahui perilaku mana yang membuat ibu senang/mendapat pujian dari ibu, dan
perilaku mana yang mendapat marah dari ibu. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang
responsive akan memperlihatkan perilaku eksploratif yang tinggi. Stimulasi verbal juga
dibutuhkan pada tahap perkembangan ini. Dengan penguasaan bahasa, anak akan
mengembangkan ide-idenya melalui pertanyaan-pertanyaan, yang selanjutnya akan
mempengaruhi perkembangan kognitifnya (kecerdasan).
Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh diperlukan
stimulasi yang terarah dengan bermain, latihan-latihan atau olah raga. Anak perlu
diperkenalkan dengan olah raga sedini mungkin, misalnya melempar/menangkap bola,
melompat, main tali, naik sepeda). Seorang ahli mengatakan bahwa prioritas untuk anak
adalah makanan, perawatan kesehatan, dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan yang
adekuat, dan kesehatan yang terpelihara adalah penting, tetapi perkembangan intelektual juga
diperlukan. Bermain merupakan sekolah yang berharga bagi anak sehingga perkembangan
intelektualnya optimal.
Ada beberapa fungsi bermain pada anak yaitu sebagai berikut.
1. Perkembangan Sensorik
Aktivitas motor merupakan bagian yang berkembang pada masa bayi.
Perkembangan sensorik motor ini didukung oleh keterampilan motorik kasar dan halus
seperti stimulus visual,stimulus pendengaran,stimulus taktil (sentuhan),dan stimulasi
kinetik.Stimulus sensorik yang diberikan oleh lingkungan anak akan direspon dengan
memperlihatkan aktivitas-aktivitas motoriknya.

Stimulasi visual merupakan stimulasi awal yang penting pada tahap permulaan
perkembangan anak.Anak akan meningkatkan perhatiannya pada lingkungan sekitar
melalui penglihatanny.Oleh karena itu,orang tua disarankan untuk memberikan mainan
warna-warni pada usia 3 bulan pertama.
Stimulasi pendengaran (stimulasi auditif) adalah sangat penting untuk
perkembangan bahasanya (verbaal), terutama pada tahun pertama kehidupannya.
Memberikan sentuhan (stimulus taktil) yang mencukupi pada anak berarti memberikan
perhatian dan kasih sayng yang diperlukan oleh anak. Stimulus semacam ini akan
menimbulkan rasa aman dan percaya diri pada anak sehingga anak lebiih responsif dan
berkembang. Stimulasdi kinetik akan membantu anak untuk mengenal lingkungan yang
berberda.
2. Pekembangan Intelektual
Memberikan sumber-sumber yang beraneka ragam untuk pembelajaran.
Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, warna pengalaman dengan angka,
hubungan yang renggang konsep abstrak. Kesempatan untuk mempraktikkan dan
memperluas

keterampilan

berbahasa.

Memberikan

kesempatan

untuk

melatih

pengalaman masa lalu dalam upaya mengasimulasinya kedalam persepsi dan hubungan
baru.Membantu anak memahami dunia dimana mereka hidup dan membedakan antara
fantasi
3. Perkembangan Sosialisasi dan Moral
Sejak awal masa anak-anak bayi telah menunjukkan ketertarikan dan kesenangan
terhadap orang lain terutama terhgadap ibu.Dengan bermain,anak akan mengembangkan
dan memperluas sosialisasi,belajar untuk mengatasi persoalan yang timbul,mengenal
nilai-niali moral dan etika,belajar mengenai apa yang salah dan benar,serta bertanggung
jawab terhadap sesuatu yang diperbuatnya.

Pada tahun pertama,anak hanya mengamati objek di sekitarnya.Pada usia 2-3


tahun,biasanya anak suka bermaian peran seperti peran sebagai ayah,ibu dan lain-lain.
Pada usia pra sekolah anak lebih banyak bergabung dengan kelompok sebayanya (peer
4.

group) mempunyai teman favorit.


Kreativitas
Situasi yang lebih menguntungkan/menyernagkan untuk berkreasi dari pada
bermain.Anak-anak dapat bereksperimen dan mencoba ide-idenya.Sekali anak merasa
puas untuk mencoba sesuatu yang baru dan berbeda,ia akan memindahkan kreasinya
kesituasi

yang

lain.Memungkinkan

fantasi

dan

imajinasi

dan

meningkatkan

perkembangan bakat dan minat khusus.Untuk mengembangkan kreasi anak diperlukan


lingkunagan yang mendukung
5. Kesadaran Diri
Dengan aktivitas bermain,anak akan menyadari bahwa dirinya berbeda dengan
yang lain dan memahami dirinya sendiri.Anak belajar untuk memahami kelemahan dan
kemampuannya dibandingkan dengan anak yang lain.anak juga mulai melepaskan diri
dari orang tuanya.
6. Nilai Terapeutik
Bermain dapat mengurangi tekanan atau stres dari lingkungan.Dengan
bermain,anak dapat mengekspresikan emosi dan ketik puasan atas situsi sosial serta rasa
takutnya yang 9 tidak dapat diekspresikan di dunia nyata.Dengan bermain dapat
memudahkan komunikasi verbal dan ninverbal tentang kebutuhan,rasa takut dan
keinginan.
Kemapuan dalam tumbuh kembang balita :
1. Kemampuan Motorik
Masa ini disebut sebagai masa sangat aktif dari seluruh masa kehidupannya,
karena tingkat aktivitasnya dan perkembangan otot besar mereka sedang tumbuh.
Demikian halnya dengan kemampuan motorik halus anak, sudah mulai meningkat dan

menjadi lebih tepat pada saat berusia 5 tahun. Koordinasi tangan, lengan dan tubuh dapat
bergerak bersama dibawah koordinasi yang lebih baik daripada mata.
Dengan demikian masa ini disebut juga sebagai masa belajar berbagai
kemampuan dan keterampilan, dengan berbekal rasa ingin tahu yang cukup kuat dengan
seringnya anak mencoba hal-hal baru dan seringnya pengulangan menyebabkan masa ini
menjadi masa yang tepat untuk mempelajari keterampilan baru. Kemampuan motorik
yang dimiliki anak sebagai berikut:
Usia

Gerak Kasar

Berjalan

tanpa

Gerak Halus
pegangan

sambil menarik mainan yang

12-15 bulan

bersuara,
Berjalan mundur,
Berjalan naik dan

Bermainan

menyusun balok.
Memasukkan

turun

tangga,
Berjalan sambil berjinjit
Menangkap dan melempar

balok

dan
dan

mengeluarkan benda kedalam


wadah.
Memasukkan benda yang satu

ke benda lainnya.

bola
15-18 bulan

Bermain di luar rumah.


Bermain air
Menendang bola.

Melompat,
Melatih
keseimbangan

tubuh,
Mendorong

18-24 bulan

dengan kaki.

Meniup ,
Membuat untaian.

Mengenal berbagai ukuran

dan bentuk,
Bermain puzzle,
Menggambar wajah

bentuk,
Membuat berbagai bentuk

mainan

atau

dari adonan kue/lilin mainan.

24-36 bulan

Latihan

rintangan,
Melompat jauh,
Melempar dan menangkap

menghadapi

bola besar.

Membuat gambar tempelan,


Memilih
dan
mengelompokkan

benda-

benda menurut jenisnya,


Mencocokan gambar dan

benda,
Konsep jumlah,
Bermain/menyusun

balok-

balok.

36-48 bulan

Menangkap bola kecil dan

melemparkan kembali.
Berjalan mengikuti garis

lurus,
Melompat

kaki,
Melempar

kecil ke atas,
Menirukan

berjalan,
Berjalan
bergantian.

dengan

satu

Memotong

menggunakan gunting,
Menempel guntingan gambar

sesuai dengan cerita.


Menempel gambar

karton.
Belajar 'menjahit' dengan tali

rafia.
Menggambar/menulis
lurus,

benda-benda

jinjit

binatang

secara

dengan

bulatan,segi

pada

garis
empat,

huruf dan angka.


Menghitung lebih dari 2 atau

3 angka.
Menggambar

memakai cat,
Mengenal campuran warna

dengan cat air,


Mengenal bentuk

dengan

jari,

dengan

menempel potongan bentuk.

48-60 bulan

Lomba karung
Main engklek
Melompat tali.

Mengenal konsep "separuh

atau satu"
Menggambar

melengkapi gambar,
Menghitung
benda-benda
kecil

dan

dan

atau

mencocokkan

dengan angka.
Menggunting kertas (sudah
dilipat)

dengan

gunting

tumpul,
Membandingkan besar/kecil,

banyak/sedikit, berat/ringan.
Belajar 'percobaan ilmiah'
Berkebun.

2. Kemampuan Bicara dan Bahasa


Bertambahnya kematangan otak dikombinasikan dengan peluang-peluang untuk
menjelajahi dunia sekelilingnya dan sebagai penyumbang terbesar untuk lahirnya
kemampuan kognitif anak. Sejumlah kemampuan anak, seperti belajar membaca adalah
berkaitan dengan masukan dari mata anak yang ditransmisikan ke otak anak, kemudian
melalui sistem yang ada di otak, menterjemahkannya kedalam kode huruf-huruf, katakata dan asosiasinya. Akhirnya akan dikeluarkan dalam bentuk bicara. Bakat bicara anak
karena sistem otak diorganisasikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak
memproses sebagai bahasa.

Anak mulai pandai berbicara, sejalan dengan perkembangannya memahami sesuatu.


Biasanya anak mulai berbicara sendiri, kemudian berkembang menjadi kemampuan
untuk

bertindak

tanpa

harus

mengucapkannya.

Dalam

hal

ini

anak

telah

menginternalisasikan pembicaraan yang egocentris dalam bentuk berbicara sendiri


menjadi pemikiran anak. Hal ini merupakan suatu transisi awal untuk dapat lebih
berkomunikasi secara sosial.
Usia

Kemampuan Bicara dan Bahasa


Membuat suara dari dari barang2 yang dipilihnya,

12-15 bulan

Menyebut nama bagian tubuh,


Melakukan pembicaraan.,
Bercerita tentang gambar di buku/majalah,

15-18 bulan

Permainan telepon-teleponan,
Menyebut berbagai nama barang.
Melihat acara televisi,

18-24 bulan

Mengerjakan perintah sederhana,


Bercerita tentang apa yang dilihatnya.

24-36 bulan

Menyebut nama lengkap anak,


Bercerita tentang diri anak,
Menyebut berbagi jenis pakaian.

Menyatakan keadaan suatu benda.


Berbicara dengan anak,
Bercerita mengenai dirinya,
36-48 bulan
Bercerita melalui album foto,
Mengenal huruf besar menurut alfabet di koran/majalah.
Belajar mengingat-ingat,
Mengenal huruf dan simbol,
Mengenal angka,
Membaca majalah,
Mengenal musim,
48-60 bulan
Mengumpulkan foto kegiatan keluarga,
Mengenal dan mencintai buku,
Melengkapi dan menyelesaikan kalimat,
Menceritakan masa kecil anak,
Membantu pekerjaan di dapur.

3. Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian

Dasar-dasar sosialisasi yang sudah diletakkan pada masa bayi, maka pada masa ini
mulai berkembang. Dalam hal ini hubungan keluarga, orangtua-anak, antar saudara dan
hubungan dengan sanak keluarga cukup berperan. Pengasuhan pada tahun pertama
berpusat pada perawatan, berubah ke arah kegiatan-kegiatan seperti permainan,
pembicaraan dan pemberian disiplin, akhirnya mengajak anak untuk menalar terhadap
sesuatu. Pada masa ini sebagai masa bermain, anak mulai melibatkan teman sebayanya,
melalui bermain, meski interaksi yang dibangun dalam permainan bukan bersifat sosial,
namun sebagai kegiatan untuk menyenangkan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu
sendiri. Jenis permainan yang dilakukan bisa berbentuk konstruktif, permainan pura-pura,
permainan sensori motorik, permainan sosial atau melibatkan orang lain, games atau
berkompetisi.
Usia

Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian


Menirukan pekerjaan rumah tangga,
Melepas pakaian,

12-15 bulan

Makan sendiri,
Merawat mainan,
Pergi ke tempat-tempat umum.

15-18 bulan

Belajar memeluk dan mencium,


Membereskan mainan/membantu kegiatan di rumah,
Bermain dengan teman sebaya,

Permainan baru,
Bermain petak umpet.
Mengancingkan kancing baju,
Permainan yang memerlukan interkasi dengan teman bermain.
18-24 bulan

Membuat rumah-rumahan,
Berpakaian,
Memisahkan diri dengan anak.
Melatih buang air kecil dan buang air besar di WC/kamar mandi.

24-36 bulan

Berdandan/memilih pakaian sendiri.


Berpakaian sendiri.
Mengancingkan kancing tarik,
Makan pakai sendok garpu,

36-48 bulan

Membantu memasak,
Mencuci tangan dan kaki,
Mengenal aturan/batasan.

48-60 bulan

Membentuk

kemandirian

dengan

mengunjungi temannya tanpa ditemani.

memberi

kesempatan

Membuat atau menempel foto keluarga,


Membuat mainan/boneka dari kertas.
Menggambar orang,
Mengikuti aturan permainan/petunjuk,
Bermain kreatif dengan teman-temannya,
Bermain 'berjualan dan berbelanja di toko"
F. Ciri Alat Permainan untuk Anak Usia 12-60 Bulan
1. 12 24 bulan
Tujuan:
Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara
Memperkenalkan sumber suara
Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik
Melatih imajinasinya
Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang
menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
Genderang, bola denga giring-giring didalamnya
Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik
Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (cangkir, piring, sendok,
botol plastik, ember dll.), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku
bergambar, kertas-kertas untuk dicoret, krayon/pensil warna.
2. 25 36 bulan
Tujuan:
Menyalurkan emosi/perasaan anak
Mengembangkan ketrampilan berbahasa
Melatih motorik halus dan kasar
Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal

membedakan warna)
Melatih kerja sama mata dan tangan

dan

Melatih daya imajinasi


Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda

Alat permainan yang dianjurkan:


Lilin yang dapat dibentuk
Alat-alat untuk menggambar
Puzzle sederhana
Manik-manik ukuran besar
Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna berbeda
Bola
3. 36 72 bulan
Tujuan:
Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan
Mengembangkan kemampuan berbahasa
Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi
Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara)
Membedakan benda dengan perabaan
Menumbuhkan sportivitas
Mengembangkan kepercayaan diri
Mengembang kreativitas
Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari dll)
Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar
Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya
Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misalnya
pengertian terapung dan tenggelam
Mengenalkan suasana kompetisi, gotong royong
Alat permainan yang dianjurkan:

Berbagai benda dari sekitar rumah, bulu bergambar, majalah anak-anak, alat gambar

& tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air


Teman-teman bermain: anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah

Anda mungkin juga menyukai