Disusun oleh :
Ilma Ratih Zukrufiana
Hilma Nadzifa
SERUNI
Pokok Bahasan
Sasaran
Tempat
: posyandu kintelan
Hari/Tanggal
Waktu
: 08.00 WIB
I. Tujuan
1. Tujuan Intstruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan, ibu mengerti tentang stimulasi tumbuh kembang balitanya.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian dari stimulasi, pertumbuhan , perkembangan
b. Menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
c. Menjelaskan tentang kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang
d. Menjelaskan tentang jenis-jenis stimulasi yang di butuhkan oleh anak
e. Menjelaskan tentang stimulasi dalam tumbuh kembang anak
f. Menjelaskan tentang ciri alat permainan untuk anak usia 12-60 bulan
II. Materi
1. Pengertian stimulasi, pertumbuhan , perkembangan
2. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
3. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang
4. Jenis-jenis stimulasi yang di butuhkan oleh anak
5. Stimulasi dalam tumbuh kembang anak
6. Ciri alat permainan untuk anak usia 12-60 bulan
Materi Terlampir
III.
Metode Pembelajaran :
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
1. Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang
dari lingkungan anak.
2. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran
atau dimensi tingkat sel, organ maupun induvidu, yang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter).
3. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses
pematangan. Menyangkut perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya.
B. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak,
yaitu:
1. Faktor genetik
Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak
merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya.
2. Faktor lingkungan
Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini
lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang
sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan menunjang tumbuh
kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menghambat tumbuh
kembangnya.
C. Kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi 3
kebutuhan dasar yaitu:
1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
Meliputi:
a. pangan/gizi
b. perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan yang teratur,
pengobatan
c. pemukiman yang layak
d. kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan
e. pakaian
f. rekreasi, kesegaran jasmani
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar
untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, atau psikososial.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan, kemandirian, kreativitas,
agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.
Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan mengalami
tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya.
D. Jenis-Jenis Stimulasi yang Di Butuhkan Oleh Anak
1. Stimulasi aspek fisik. Rangsangan untuk fisik balita amat diperlukan, karena pada usia
mereka perkembangan syaraf-syaraf motorik sangat pesat. Melakukan gerakan-gerakan
sederhana seperti berlari, berjalan, menari akan sangat membantu perkembangan mereka.
2. Stimulasi aspek emosi. Kenalkan mereka dengan bentuk emosi dasar, bahagia dan sedih.
Dengan menghiburnya pada saat menangis karena mainannya rusak akan membantu.
Ajari pula mereka untuk berbagi dengan teman sebayanya, misalnya dengan bernagi
mainan, sehingga dapat menimbulkan kepekaan untuk bertoleransi dan berperilaku
menyenangkan.
3. Stimulasi aspek spiritual. Ajarilah anak untuk berdoa dengan menggunakan kata-kata
yang sederhana, mengucapkan terimakasih kepada tuhan atas makanan, hari yang indah,
dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan hari itu. Akan membuat anak semakin
peka. Ajak juga mereka ke tempat ibadah, dan membacakan dongeng dan kisah-kisah
para nabi juga akan membantu meningkatkan moral.
4. Stimulasi aspek intelektual. Rangsangan intelektual dapat dilakukan dengan sering
memberikan buku bacaan, mengajak anak melakukan permainan, dan rekreasi bersama,
dan juga dengan rajin menjawab keingintahuan anak. Jadi sebagai orangtua juga harus
rajin belajar agar sanggup memenuhi dan menjawab keingintahuan anak dengan baik dan
benar.
5. Stimulasi aspek sosial. Anak pun harus diajari untuk peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Membantu menjaga adik, membantu orangtua yang sedang sibuk, akan
merangsang kepekaan alaminya.
Agar stimulasi ini dapat menunjukkan hasil yang baik, kita tidak boleh melupakan
istirahat yang cukup dan asupan nutrisinya. Gizi yang baik amat sangat dibutuhkan oleh
anak, karena mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan. Jadi asupan nutrisi tentunya
amat dibutuhkan untuk perkembangan fisik, daya tahan tubuh, pencernaan, dan juga tentunya
untuk perkembangan otak mereka.
E. Stimulasi Dalam Tumbuh Kembang Anak
Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Anak yang mendapat
stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan
tidak mendapat stimulasi.
Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan
anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara),auditif
(pendengaran), taktil (sentuhan) dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Pemberian
stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhankebutuhan anak sesuai dengan
tahap-tahap perkembangannya.
Pada tahun-tahun pertama anak belajar mendengarkan. Stimulus verbal pada periode
ini sangat penting untuk perkembangan bahasa anak pada tahun pertama kehidupannya.
Kualitas dan kuantitas vokal seorang anak dapat bertambah dengan stimulasi verbal dan anak
akan belajar menirukan kata-kata yang didengarnya. Tetapi bila simulasi auditif terlalu
banyak (lingkungan ribut) anak akan mengalami kesukaran dalam membedakan berbagai
macam suara. Stimulasi visual dan verbal pada permulaan perkembangan anak merupakan
stimulasi awal yang penting, karena dapat menimbulkan sifat-sifat ekspresif misalnya
mengangkat alis, membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan. Selain itu anak juga
memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat menimbulkan penyimpangan
perilaku sosial, emosional dan motorik.
Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan anak,
misalnya dengan bercakap-cakap, membelai, mencium, bermain. Stimulasi ini akan
menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak, sehingga anak akan lebih responsif
terhadap lingkungannya dan lebih berkembang. Pada anak yang lebih besar yang sudah
mampu berjalan dan berbicara, akan senang melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap
lingkungannya. Motif ini dapat diperkuat atau diperlemah oleh lingkungannya melalui
sejumlah rekasi yang diberikan terhapap perilaku anak tersebut. Misalnya anak akan belajar
untuk mengetahui perilaku mana yang membuat ibu senang/mendapat pujian dari ibu, dan
perilaku mana yang mendapat marah dari ibu. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang
responsive akan memperlihatkan perilaku eksploratif yang tinggi. Stimulasi verbal juga
dibutuhkan pada tahap perkembangan ini. Dengan penguasaan bahasa, anak akan
mengembangkan ide-idenya melalui pertanyaan-pertanyaan, yang selanjutnya akan
mempengaruhi perkembangan kognitifnya (kecerdasan).
Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh diperlukan
stimulasi yang terarah dengan bermain, latihan-latihan atau olah raga. Anak perlu
diperkenalkan dengan olah raga sedini mungkin, misalnya melempar/menangkap bola,
melompat, main tali, naik sepeda). Seorang ahli mengatakan bahwa prioritas untuk anak
adalah makanan, perawatan kesehatan, dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan yang
adekuat, dan kesehatan yang terpelihara adalah penting, tetapi perkembangan intelektual juga
diperlukan. Bermain merupakan sekolah yang berharga bagi anak sehingga perkembangan
intelektualnya optimal.
Ada beberapa fungsi bermain pada anak yaitu sebagai berikut.
1. Perkembangan Sensorik
Aktivitas motor merupakan bagian yang berkembang pada masa bayi.
Perkembangan sensorik motor ini didukung oleh keterampilan motorik kasar dan halus
seperti stimulus visual,stimulus pendengaran,stimulus taktil (sentuhan),dan stimulasi
kinetik.Stimulus sensorik yang diberikan oleh lingkungan anak akan direspon dengan
memperlihatkan aktivitas-aktivitas motoriknya.
Stimulasi visual merupakan stimulasi awal yang penting pada tahap permulaan
perkembangan anak.Anak akan meningkatkan perhatiannya pada lingkungan sekitar
melalui penglihatanny.Oleh karena itu,orang tua disarankan untuk memberikan mainan
warna-warni pada usia 3 bulan pertama.
Stimulasi pendengaran (stimulasi auditif) adalah sangat penting untuk
perkembangan bahasanya (verbaal), terutama pada tahun pertama kehidupannya.
Memberikan sentuhan (stimulus taktil) yang mencukupi pada anak berarti memberikan
perhatian dan kasih sayng yang diperlukan oleh anak. Stimulus semacam ini akan
menimbulkan rasa aman dan percaya diri pada anak sehingga anak lebiih responsif dan
berkembang. Stimulasdi kinetik akan membantu anak untuk mengenal lingkungan yang
berberda.
2. Pekembangan Intelektual
Memberikan sumber-sumber yang beraneka ragam untuk pembelajaran.
Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, warna pengalaman dengan angka,
hubungan yang renggang konsep abstrak. Kesempatan untuk mempraktikkan dan
memperluas
keterampilan
berbahasa.
Memberikan
kesempatan
untuk
melatih
pengalaman masa lalu dalam upaya mengasimulasinya kedalam persepsi dan hubungan
baru.Membantu anak memahami dunia dimana mereka hidup dan membedakan antara
fantasi
3. Perkembangan Sosialisasi dan Moral
Sejak awal masa anak-anak bayi telah menunjukkan ketertarikan dan kesenangan
terhadap orang lain terutama terhgadap ibu.Dengan bermain,anak akan mengembangkan
dan memperluas sosialisasi,belajar untuk mengatasi persoalan yang timbul,mengenal
nilai-niali moral dan etika,belajar mengenai apa yang salah dan benar,serta bertanggung
jawab terhadap sesuatu yang diperbuatnya.
yang
lain.Memungkinkan
fantasi
dan
imajinasi
dan
meningkatkan
menjadi lebih tepat pada saat berusia 5 tahun. Koordinasi tangan, lengan dan tubuh dapat
bergerak bersama dibawah koordinasi yang lebih baik daripada mata.
Dengan demikian masa ini disebut juga sebagai masa belajar berbagai
kemampuan dan keterampilan, dengan berbekal rasa ingin tahu yang cukup kuat dengan
seringnya anak mencoba hal-hal baru dan seringnya pengulangan menyebabkan masa ini
menjadi masa yang tepat untuk mempelajari keterampilan baru. Kemampuan motorik
yang dimiliki anak sebagai berikut:
Usia
Gerak Kasar
Berjalan
tanpa
Gerak Halus
pegangan
12-15 bulan
bersuara,
Berjalan mundur,
Berjalan naik dan
Bermainan
menyusun balok.
Memasukkan
turun
tangga,
Berjalan sambil berjinjit
Menangkap dan melempar
balok
dan
dan
ke benda lainnya.
bola
15-18 bulan
Melompat,
Melatih
keseimbangan
tubuh,
Mendorong
18-24 bulan
dengan kaki.
Meniup ,
Membuat untaian.
dan bentuk,
Bermain puzzle,
Menggambar wajah
bentuk,
Membuat berbagai bentuk
mainan
atau
24-36 bulan
Latihan
rintangan,
Melompat jauh,
Melempar dan menangkap
menghadapi
bola besar.
benda-
benda,
Konsep jumlah,
Bermain/menyusun
balok-
balok.
36-48 bulan
melemparkan kembali.
Berjalan mengikuti garis
lurus,
Melompat
kaki,
Melempar
kecil ke atas,
Menirukan
berjalan,
Berjalan
bergantian.
dengan
satu
Memotong
menggunakan gunting,
Menempel guntingan gambar
karton.
Belajar 'menjahit' dengan tali
rafia.
Menggambar/menulis
lurus,
benda-benda
jinjit
binatang
secara
dengan
bulatan,segi
pada
garis
empat,
3 angka.
Menggambar
memakai cat,
Mengenal campuran warna
dengan
jari,
dengan
48-60 bulan
Lomba karung
Main engklek
Melompat tali.
atau satu"
Menggambar
melengkapi gambar,
Menghitung
benda-benda
kecil
dan
dan
atau
mencocokkan
dengan angka.
Menggunting kertas (sudah
dilipat)
dengan
gunting
tumpul,
Membandingkan besar/kecil,
banyak/sedikit, berat/ringan.
Belajar 'percobaan ilmiah'
Berkebun.
bertindak
tanpa
harus
mengucapkannya.
Dalam
hal
ini
anak
telah
12-15 bulan
15-18 bulan
Permainan telepon-teleponan,
Menyebut berbagai nama barang.
Melihat acara televisi,
18-24 bulan
24-36 bulan
Dasar-dasar sosialisasi yang sudah diletakkan pada masa bayi, maka pada masa ini
mulai berkembang. Dalam hal ini hubungan keluarga, orangtua-anak, antar saudara dan
hubungan dengan sanak keluarga cukup berperan. Pengasuhan pada tahun pertama
berpusat pada perawatan, berubah ke arah kegiatan-kegiatan seperti permainan,
pembicaraan dan pemberian disiplin, akhirnya mengajak anak untuk menalar terhadap
sesuatu. Pada masa ini sebagai masa bermain, anak mulai melibatkan teman sebayanya,
melalui bermain, meski interaksi yang dibangun dalam permainan bukan bersifat sosial,
namun sebagai kegiatan untuk menyenangkan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu
sendiri. Jenis permainan yang dilakukan bisa berbentuk konstruktif, permainan pura-pura,
permainan sensori motorik, permainan sosial atau melibatkan orang lain, games atau
berkompetisi.
Usia
12-15 bulan
Makan sendiri,
Merawat mainan,
Pergi ke tempat-tempat umum.
15-18 bulan
Permainan baru,
Bermain petak umpet.
Mengancingkan kancing baju,
Permainan yang memerlukan interkasi dengan teman bermain.
18-24 bulan
Membuat rumah-rumahan,
Berpakaian,
Memisahkan diri dengan anak.
Melatih buang air kecil dan buang air besar di WC/kamar mandi.
24-36 bulan
36-48 bulan
Membantu memasak,
Mencuci tangan dan kaki,
Mengenal aturan/batasan.
48-60 bulan
Membentuk
kemandirian
dengan
memberi
kesempatan
membedakan warna)
Melatih kerja sama mata dan tangan
dan
Berbagai benda dari sekitar rumah, bulu bergambar, majalah anak-anak, alat gambar