<a
href=http://www.bidvertiser.com>pay
per
click
advertising</a>
Manusia memiliki kecerdasan yang dapat dibedakan menjadi 8. Dalam istilah yang lebih
populer, kedelapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia itu adalah :1.Kecerdasan
Linguistik : Word Smart
Adalah kecerdasan menggunakan kata-kata secara efektif. Kecerdasan ini sangat berguna
bagi para penulis, aktor, pelawak, selebriti, radio dan para pembicara hebat. Kecerdasan
juga membantu kesuksesan kariernya di bidang pemasaran dan politik.
Coba anda periksa kepribadian di bawah ini, mana yang merupakan kepribadian anda:
- Suka menulis kreatif di rumah.
- Senang menulis kisah khayal, lelucon dan cerpen.
- Menikmati membaca buku di waktu senggang.
- Menyukai pantun, puisi dan permainan kata.
- Suka mengisi teka-teki silang atau bermain scrable.
Yang manakah kemampuan linguistik anda ??
Jika kamu di sekolah, kampus banyak bicara dan kurang memperhatikan pelajaran atau
menikmati menulis puisi di rumah tapi tidak mengerjakan PR, senang bercerita. Kamu
mepunyai kecerdasan linguistik. Kembangkanlah potensimu terus. Suatu saat kamu akan
menjadi seseorang yang hebat.
2. Kecerdasan Logis- Matematis : Number Smart
Kecerdasan yang satu ini adalah ketrampilan mengolah angka dan kemahiran
menggunakan logika dan akal sehat. Ini adalah kecerdasan yang digunakan ilmuwan
untuk membuat hipotesa dan dengan tekun mengujinya dengan eksperimen. Ini juga
kecerdasan yang digunakan oleh Akuntan pajak, pemrogaman komputer dan ahli
matematika.
Coba
periksa
ketrampilan
yang
ada
pada
- Menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala.
anda
saat
ini:
Kembangkanlah, suatu saat kamu akan menjadi seorang pemimpin, konselor, pengusaha
atau organiser komunitas.
7. Kecerdasan Intra Pribadi: Self Smart
Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami diri sendiri, kecerdasan untuk
mengetahui siapa sebenarnya diri kita sendiri. Kecerdasan ini sangat penting bagi para
wira usahawan dan individu lain yang harus memiliki persyaratan disiplin diri,
keyakinan, dan pengetahuan diri untuk mengetahui bidang atau bisnis baru.
Jika kamu mampu mengetahui siapa diri kamu sebenarnya, pandai menargetkan dan
menentukan target untuk diri sendiri. Kamu percaya diri dan tidak pemalu, maka kamu
berbakat dalam kecerdasan ini. Kembangkanlah terus kecerdasan ini karena sangat
dibutuhkan dalam kehidupan untuk meraih kesuksesan.
8. Kecerdasan Naturalis: Nature Smart
Kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk alam di
sekitar kita: Bunga, burung, pohon, hewan serta flora dan fauna lainny. Kecerdasan ini
dibutuhkan di banyak profesi seperti ahli biologi, penjaga hutan, dokter, hewan dan
holtikulturalis.
Kita harus ingat bahwa setiap orang memiliki 8 kecerdasan diatas dan setiap harinya
digunakan dan dikombinasikannya. Contohnya saja bila pemain sepak bola menggiring
bola maka mereka menggunakan kecerdasan kinestetik-jasmani untuk menggiring bola,
kecerdasan spasial untuk memvisualisasikan posisi bola setelah lawan menendangnya,
dan kecerdasan antar pribadi untuk kerja sama dengan anggota tim lainnya. Akan tetapi
mereka memiliki salah satu kecerdasan yang paling dominan yaitu kinestik-jasmani.
Nah sekali lagi untuk menjadi orang yang sukses anda harus bisa mencari dan
menemukan kecerdasan yang paling dominan pada diri kamu dan terus mengasahnya
agar menjadi talenta dan orang yang sukses dan hebat.
Hudzaifah.org - Menuntut ilmu, wajib hukumnya dalam Islam. Baik pria maupun wanita
memiliki
kewajiban
yang
sama
untuk
mengasah
akalnya.
[A]
NIAT
KETIKA
BELAJAR
Pada saat mempelajari suatu ilmu wajib mempunyai niat. Niat adalah kunci dari segala
amal, sebagaimana sabda Nabi dalam hadis shahih: Sesungguhnya sahnya amal
bergantung
pada
niatnya.
Ketika menuntut ilmu berniatlah mencari rhido Allah Taala, mengharap kebahagiaan di
akhirat, menghilangkan ketidaktahuan yang ada pada dirinya dan orang lain,
menghidupkan agama, melestarikan Islam karena keabadian Islam adalah dengan ilmu.
Tidak akan mendapatkan kebenaran dalam zuhud dan takwa kecuali dengan mengetahui
ilmunya.
Hendaklah dalam menuntut ilmu diniatkan untuk mensyukuri nikmat akal dan kesehatan
badan, dan tidak diniatkan untuk mencari muka dihadapan manusia, mencari kenikmatan
dunia
atau
untuk
mencari
kedudukan
dihadapan
penguasa.
[B] KESUNGGUHAN, TIDAK PUTUS ASA DAN BERCITA-CITA MULIA
Dalam menuntut ilmu haruslah sungguh-sungguh, dan tidak pernah terhenti. Allah
mengisyaratkan hal ini dalam firman-Nya: Dan orang-orang yang berjuang di jalan
kami
pastilah
akan
kami
tunjukan
kepada
mereka
jalan
kami.
Artinya, siapapun yang punya suatu cita-cita dan ia sungguh-sungguh dalam berusaha
mendapatkannya maka pasti akan ia dapatkan, siapapun yang terus-menerus mengetuk
pintu untuk mencapai yang dicita-citakan maka pasti akan terbuka. Apapun yang kamu
inginkan
bergantung
dari
seberapa
besar
keinginanmu
itu.
Tetapi, dalam usaha mencapai kesempurnaan menuntut ilmu maka akan lebih sempurna
bila didukung oleh kesungguhan tiga elemen yang sangat menentukan dalam mencapai
kesempurnaaa ilmu. Tiga elemen tersebut adalah murid itu sendiri, guru, dan orang tua
jika
masih
hidup.
Hendaknya dalam menuntut ilmu tak putus asa dan selalu menelaah ulang pelajaran yang
telah lewat. Menelaah ulang paling baik dilakukan diantara maghrib dan isya dan waku
ketika menjelang shubuh. Dua waktu tsb adalah waktu yang penuh berkah.
Masa muda adalah masa yang terbaik dalam menuntut ilmu, karena masa muda adalah
masa yang paling lama dilalui. Dalam menerapkannya hendaknya tidak dengan memaksa
diri dan tidak memperlemah sehingga tidak mampu melakukan sesuatu. Ia harus
memperhatikan
dirinya
sebai
modal
sukses
dalam
segala
hal.
Rasulullah SAW, bersabda: Ingatlah, Islam ini adalah agama yang kuat. Perhatikanlah
dirimu dalam menjalankan agama dan jangan kau sakiti dirimu dalam beribadah kepada
Allah SWT karena orang yang telah lemah kekuatannya tiada mampu melintasi bumi dan
tak
mempunyai
sarana
yang
utuh."
[C]
LANGKAH
AWAL,
UKURAN
DAN
TATA
CARA
BELAJAR
1.Tahap
Awal
Belajar
Pelajaran yang diberikan adalah pelajaran yang diperkirakan mampu dikuasai dalam dua
pertemuan. Kemudian pada hari berikutnya ditambahkan kalimat demi kalimat, sehingga
apabila telah banyak yang ia dapatkan maka ia tetap mapu menguasai hanya dengan dua
kali pengulangan. Begitulah terus ditambahkan tahap demi tahap. Adapun bila pada
pelajaran pertama langsung diberikan pelajaran yang banyak, sehingga butuh sepuluh kali
untuk menerangkannya, maka sampai pelajaran terakhir akan tetap demikian dan akan
menjadi kebiasaan yang sulit dihapuskan kecuali dengan usaha yang berat. Ada yang
berkata, tahap pertama adalah satu huruf tetapi pengulangannya seribu kali.
Kemudian hendaklah dicatat pelajaran yang untuk kemudian ditelaah ulang dikuasai. Ini
sangat bermanfaat sekali. Tetapi janganlah mencatat sesuatu yang tidak mengerti karena
hanya membuat letih, menghilangkan kecerdasan dan membuang-buang waktu.
Berusaha untuk selalu memahami apa yang didapat dari guru, atau memahami dengan
cara menganalisa, memikirkan dan mengkaji ulang. Pelajaran awal yang selalu ditelaah
akan dapat dikuasai. Ada yang berkata, manghafal dua huruf lebih baik daripada hanya
mendengar dua kalimat dan memahami dua huruf lebih baik daripada menghafal dua
kalimat.
Apabila tidak paham dalam suatu palajaran dan sama sekali tidak berusaha untuk
memahami maka akan menjadi suatu kebiasaan, sehingga akibatnya lemah dalam
memahami sesuatu kalimat yang sebenarnya mudah. Disamping sungguh-sungguh dalam
belajar harus pula disertai doa kepada Allah SWT dengan penuh harap. Allah SWT
menyukai hambanya yang selalu berdoa dan Allah tidak menolak permohonan hambanya.
2.
Bermusyawarah
Sesama pelajar haruslah bertukar pikiran (muzhakarah), saling diskusi (munazharah) dan
memecahkan masalah bersama-sama (mutharahah) dan dilakukan dengan penuh
kesadaran, tenang dan penuh pendalaman serta tidak gaduh. Kesemuanya adalah bentuk
dari
musyawarah
untuk
merumuskan
mana
yang
benar.
Musyawarah tidak bisa dilakukan dengan emosi dan dalam suasana yang gaduh. Apabila
diskusi dilakukan untuk maksud saling menjatuhkan dan saling mengalahkan maka
tidaklah boleh dilakukan. Musyawarah hanya dibenarkan untuk melahirkan kebenaran.
Berbicara yang tidak jelas arahmya dan beralasan yang tidak semestinya tidaklah
dibenarkan dalam bermusyawarah. Apabila percekcokan dengan lawan bicara masih
dalam
kerangka
mencari
kebenaran
maka
tidaklah
mengapa.
Berdiskusi dan tukar pikiran pastilah lebih berguna daripada menelaah sendiri. Diskusi,
disamping berfungsi menelaah ulang juga akan menambah ilmu. Ada yang berkata,
diskusi dalam sesaat lebih baik dari menelaah selama satu bulan.
Hindarilah bermusyawarah dengan orang yang suka bertengkar dan tidak bertabiat baik.
Tabiat mudah dipengaruhi, akhlak mudah menjadi kebiasaan dan dalam suatu
perkumpulan
sangatlah
berpengaruh.
3.
Berpikir
dan
Berbicara
yang
Tepat
Dalam setiap waktu, berusahalah untuk selalu mengadakan pengamatan pada ilmu-ilmu
yang sulit hingga menjadi kebiasaan rutin. Ilmu yang sulit hanya dapat dipecahkan
dengan
cara
mengkaji
secara
mendalam.
Ketika hendak berbicara hendaknya dipikirkan terlebih dahulu. Perkataan itu bagaikan
anak panah, maka sudah seharusnya meluruskan pembicaraan agar sesuai dengan apa
yang
dimaksudkan
4.
Bersyukur
dan
Tidak
Tamak
Seseorang yang berbadan sehat dan normal pikirannya maka tidak ada alasan untuk tidak
menuntut ilmu. Apabila berharta banyak, maka alangkah nikmat bila kekayaan itu
dimiliki oleh orang yang shalih. Salah seorang yang alim ditanya, Dengan apa kamu
mendapatkan ilmu? Ia menjawab, Ayahku adalah orang kaya. Kekayaannya
dimanfaatkan untuk mengabdi pada ahli ilmu dan orang-orang yang mulia. Ini juga
dapat menjadi penunjang ilmu dan bentuk syukur atas nikmat akal dan ilmu. [Jundullah]
Ciri-ciri :
- Menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, terbuka
- Menjalin kontak mata dengan baik
- Menunjukan empati pada orang lain
- Mendorong orang lain menyampaikan kisahnya
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertidak secara adaptif
berdasar pengenalan diri (konselor, teolog)
Ciri-ciri :
- Membedakan berbagai macam emosi
- Mudah mengakses perasaan sendiri
- Menggunakan pemahamannya untuk memperkaya dan membimbing hidupnya
- Mawas diri dan suka meditasi
- Lebih suka kerja sendiri
8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan memahami dan menikmati alam dan menggunakanya secara
produktif dan mengembangkam pengetahuan akan alam
(petani, nelayan, pendaki, pemburu)
Ciri-ciri :
- Mencintai lingkungan
- Mampu mengenali sifat dan tingkah laku binatang
- Senang kegiatan di luar (alam)
9. Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau
keberadaan manusia (filsuf, teolog,)
Ciri-ciri :
- Mempertanyakan hakekat segala sesuatu
- Mempertanyakan keberadaan peran diri sendiri di alam/ dunia