Anda di halaman 1dari 9

PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS

Rabu Pahing, 19 Maret 2014 14:35 WIB 12091


Oleh: Guppianto Susilo, SE, MM I.
PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan sarana kesehatan yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Untuk itu peranan puskemas hendaknya tidak lagi
menjadi sarana pelayanan pengobatan dan rehabiliatif saja tetapi juga lebih
ditingkatkan pada upaya promotif dan preventif. Oleh karena itu promosi
kesehatan (promkes) menjadi salah satu upaya wajib di puskesmas. Promosi
kesehatan di puskesmas merupakan upaya puskesmas dalam memberdayakan
pengunjung dan masyarakat baik didalam maupun di luar puskesmas agar
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mengenali masalah kesehatan,
mencegah dan menanggulanginya. Dengan promosi kesehatan juga menjadikan
lingkungan puskesmas lebih aman, nyaman, bersih dan sehat dalam mendukung
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Promosi kesehatan dipuskesmas
merupakan tanggung jawab bersama antara petugas, pengunjung maupun
masyarakat. Petugas puskesmas diharapkan menjadi teladan perilaku sehat
dimasyarakat dan melahirkan gerakan pemberdayaan masyarakat. Sedang para
pengunjung puskesmas yaitu para pasien dan keluarganya dapat menerapkan
perilaku sehat juga aktif menjadi penggerak atau kader kesehatan dimasyarakat.
Upaya dimaksud juga menjadi tangung jawab pemerintah kabupaten/kota
beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi puskesmas agar dapat
melaksanakan promosi kesehatan di puskesmas.
II. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/II/2005 tentang
Pedoman Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar promosi kesehatan adalah
(1) Pemberdayaan,
(2) Bina Suasana dan
(3) Advokasi serta dijiwai semangat
(4) Kemitraan.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
585/Menkes/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Puskesmas, strategi promosi kesehatan di puskesmas juga mengacu pada
strategi dasar tersebut dan dapat dikembangkan sesuai sasaran, kondisi
puskesmas dan tujuan dari promosi tersebut.

III. SUMBER DAYA PROMOSI KESEHATAN


Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelengaraan promosi
kesehatan di puskesmas adalah tanaga, sarana-prasarana dan dana atau
anggaran. Standar tenaga khusus promosi kesehatan di puskesmas menurut
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/II/2005 tentang
Pedoman Promosi Kesehatan di Daerah adalah sebagai berikut: KWALIFIKASI
JUMLAH KOPETENSI UMUM SDM kesehatan minimal D3 kesehatan+minat & bakat
dibidang promosi 1 orang
1. Membantu tenaga kesehatan lain merancang pemberdayaan
kesehatan
2. Melakukan binasuasana & advokasi Standar sarana-prasarana promosi
kesehatan puskesmas minimal sebagai berikut:
NO JENIS SARANA-PRASARANA JUMLAH 1 Flipcharts & stand 1 set 2 LCD
Projector 1 buah 3 Amplifier & wireless microphone 1 set 4 Kamera foto 1 buah 5
Megaphon/Public Address System 1 set 6 Portable Generator 1 buah 7
Tape/casset recorder/player 1 buah 8 Papan Informasi 1 buah Pada unsur
pendanaan promosi kesehatan puskesmas memang tidak ditentukan standarnya,
tetapi puskesmas/dinas kesehatan diharapkan menyediakan anggaran yang
cukup untuk melaksanakan kegiatan promosi kesehatan di puskesmas.
IV. KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI DALAM GEDUNG PUSKESMAS
Promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas adalah promosi kesehatan yang
dilaksanakan dilingkungan dan gedung puskesmas seperti di tempat
pendaftaran, poliklinik, ruang perawatan, laboratorium, kamar obat, tempat
pembayaran dan halaman puskesmas, dengan perincian sebagai berikut:
A. Di Tempat Pendaftaran Jenis informasi yang disediakan antara lain
adalah:
1. Alur pelayanan puskesmas
2. Jenis pelayanan kesehatan
3. Denah poliklinik
4. Informasi masalah kesehatan yang menjadi issu pada saat itu
5. Peraturan kesehatan seperti; dilarang merokok, dilarang meludah
sembarangan, membuang sampah pada tempatnya dan lain-lain.
6. Petugas memberikan salam dan sambutan yang menyenangkan pada
pengunjung puskesmas dengan baik.
B. Di Poliklinik Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah:

1. Petugas meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan2 pasien


tentang penyakit & obatnya.
2. Menyediakan berbagai media seperti lembar balik (flashcard), poster,
gambar-gambar, model anatomi dan brosur (leaflet).
3. Di ruang tunggu perlu dipasang media seperti poster, brosur, peutaran
film, pemutaran radio, tape recorder dan media lain yang berisi penyakit dan
cara pencegahannya serta berbagai jenis pelayanan yang bisa diperoleh
dipuskesmas tersebut.
C. Di Ruang Pelayanan KB & KIA Jenis informasi yang disediakan antara
lain adalah:
1. Petugas meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan2 pasien
tentang penyakit & obatnya serta pelayanan2 lain yang berhubungan dengan
bayi, anak, ibu hamil, ibu menyusui maupun alat kontra sepsi.
2. Menyediakan berbagai media seperti lembar balik (flashcard), poster,
gambar-gambar, model anatomi dan brosur (leaflet) khususnya masalah
penyakit pada bayi, anak dan seputar kehamilan, persalinan dan lain sebagainya
termasuk informasi tentang Keluarga Berencanan (KB).
3. Di ruang tunggu perlu dipasang media seperti poster, brosur,
pemutaran film, pemutaran radio dan media lain yang berisi penyakit dan cara
pencegahannya serta berbagai jenis pelayanan yang bisa diperoleh dipuskesmas
tersebut terutama penyakit pada bayi dan anak, pentingnya memeriksakan
kehamilannya secara teratur, tablet Fe bagi ibu hamil, imunisasi lengkap bagi
bayi, tumbuh kembang balita, KB dan lain sebagainya.
D. Di Ruang Perawatan Inap Jenis informasi yang disediakan antara lain
adalah:
1. Di tempat tidur Dilakukan oleh petugas di tempat tidur kepada pasien
yang masih belum dapat atau masih belum bisa meninggalkan tempat tidurnya,
akan lebih efektif apabila menggunakan lembar balik (flashcard) yang sedikit
kalimatnya dan atau alat peraga yang tepat lainnya.
2. Penggunaan bahan bacaan (biblioterapi) Dilakukan dengan
peminjaman bahan2 bacaan dan atau bedside health promotion dengan cara
patugas membacakan bahan bacaan sambil melakukan promosi kesehatan.
3. Penyuluhan berkelompok Dilakukan kepada pasien atau keluarga
dikumpulkan pada suatu tempat (misalnya aula) dengan maksud untuk
meningkatkan pengetahuan serta mengubah sikap dan perilaku sekaligus
menjadi salah satu media sosialisasi antar pasien. Kegiatan ini lebih bersifat
menghibur, santai dan dapat diselingi rekreasi (misalnya dihalaman puskesmas).
Metode ini akan lebih efektif menggunakan alat peraga atau media promosi yang
bersifat menghibur seperti simulasi atau permainan. Media yang bisa digunakan

antara lain; flipchart, poster, standing banner,laptop, LCD projector dan lain
sebagainya.
4. Pemanfaatan ruang tunggu Ruang tunggu yang memadahi sangatlah
cocok untuk digunakan sebagai sarana untuk binasuasana bagi para
pengunjung. Di dalam ruang tunggu juga perlu disediakan berbagai media
promosi seperti poster, brosur, pemutaran film, pemutaran radio, TV dan media
lain.
5. Pendekatan keagamaan Petugas kesehatan baik secara mandiri
ataupun melalui bantuan pemuka agama dapat mengajak pasien/keluarga untuk
berdoa sesuai keyakinan agamanya, menyediakan bahan bacaan keagamaan,
kitab suci dan membimbing membacanya atau membuat acara keagamaan yang
dilakukan secara personal maupun kelompok. Frekwensinya bisa bersifat harian,
mimgguan atau bulanan secara rutin.
E. Di Laboratorium Umumnya pengunjung diruang ini tidak terlalu lama
menunggu, oleh kerena itu jenis informasi yang disediakan harus bersifat
swalayan (self service) seperti poster/standing banner yang dapat di baca dan
leaflet yang dapat diambil yang berisikan informasi tentang pentingnya
penegakaan diagnosis, manfaat screening kesehatan secara berkala, jenis
pelayanan maupun pola tarifnya dan lain sebagainya.
F. Di Kamar Obat Jenis informasi yang disediakan di ruang ini adalah
poster/standing banner yang dapat di baca, leaflet yang dapat diambil ,
pemutaran TV, tape recorder atau player yang berisikan informasi tentang
manfaat obat generik & keuntungan menggunakannya, kesabaran & kedisiplinan
menggunakan obat sesuai petunjuk dokter serta pentingnya Taman Obat
Keluarga (TOGA).
G. Di Tempat Pembayaran Sebelum pasien/keluarga pulang sebaiknya
seluruh petugas memberi pelayanan yang hangat sebagai salam perpisahan,
ucapan terima kasih maupun selamat jalan semoga bertambah sehat serta
jangan lupa sampaikan kapanpun membutuhkan pelayanan lagi jangan raguragu untuk datang lagi di Puskesmas anda.
Akan lebih terkesan lebih baik apa bila fase terminasi ini dimanfaatkan
untuk promosi pelayanan dengan memberikan cindera mata sederhana seperti,
leaflet, kalender, buku saku, CD dan lain sebagainya yang bermanfaat bagi
kesehatan. H. Di Klinik Khusus Pada umumnya poliklinik khusus di puskesmas
antara lain klinik gizi, klinik sanitasi, klinik konsultasi remaja, klinik PHBS dan lain
sebaginya.
Oleh karena itu promosi kesehatan yang paling efektif adalah berupa
konseling dengan didukung oleh semua media dan alat peraga diatas sesuai
kebutuhan masing-masing pasien/klien seperti; lembar balik, leaflet, poster,
banner, buku saku, CD, pantoom, TV dan lain sebagainya. I. Di Halaman
Puskesmas Jenis informasi yang disediakan antara lain adalah:

1. Di tempat parkir Karena tempat ini biasanya berupa lapangan parkir,


sebaiknya promosi kesehatan bersifat umum seperti himbauan ber-PHBS,
larangan merokok, larangan menyalahgunakan Narkoba, bahaya napza dan lain
sebagainya dengan menggunakan media baliho/bilboard, spanduk dan media
serupa lainya.
2. Di taman puskesmas Taman puskesmas disamping diperlukan sebagai
media memperindah halaman dapat dijadikan sebagai model promosi kesehatan
dengan memberikan contoh-contoh Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan contoh
tanaman bergizi seperti sayuran dan buah-buahan (warung hidup) sekaligus
diberikan penjelasan kandungan gizi maupun manfaatnya.
3. Di dinding puskesmas Dinding puskesmas dapat dimanfaatkan untuk
promosi kesehatan dengan menggunakan poster dan media serupa lainnya yang
ditata seindah dan serapi mungkin (jangan terlalu banyak) yang berisi pesanpesan umum tentang kesehatan dan PHBS.
4. Di pagar puskesmas Pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada waktu
peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN), hari tembakau, hari gizi dan lain
sebagainya, pagar dapat dimanfaatkan sebagai media promosi melalui
pemasangan spanduk, rontek, umbul-umbul atau bahkan murral, semuanya
harus dipertimbangkan agar tidak merusak keindahan.
5. Di kantin/warung kawasan puskesmas Di tempat ini sebaiknya pesan
yang disampaikan berisikan tentang makanan sehat, pesan gizi seimbang,
keluarga sadar gizi dan PHBS dengan menggunakan poster, neon box, leaflet,
selebaran dan lain sebagainya.
6. Di tempat ibadah Di tempat ibadah (seperti musholla) akan lebih tepat
digunakan untuk menyampaikan informasi seputar kesehatan rokhani (jiwa)
dikaitkan dengan perintah-perintah agama dengan menggunakan poster, neon
box, leaflet, selebaran buku saku, bahan bacaan dan lain sebagainya yang
bersifat gratis.
V. KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DI LUAR GEDUNG PUSKESMAS Kegiatan
ini berupa promosi kesehatan yang dilakukan dengan sasaran masyarakat yang
berada di wilayah kerja puskesmas yang bersangkutan sebagai upaya untuk
meningkatkan PHBS dengan pengorganisaian masyarakat. Pelaksanaan promkes
diluar gedung dilaksanakan puskesmas bekerjasama dengan berbagai fihak
potensial melalui metode advokasi, binasuasana, gerakan pemberdayaan yang
dijiwai semangat kemitraan dengan kegiatan sebagai berikut:
A. Promosi kesehatan melalui pendekatan individu
B. Promosi kesehatan melalui pendekatan kelompok (TP PKK, karang
taruna, posyandu, SBH, majlis taklim dan lain sebagainya)
C. Promosi kesehatan melalui pendekatan organisasi masyarakat (ormas)
seperti kelompok kesenian tradisional dan lain sebagainya

D. Penggerakan dan pengorganisaian masyarakat melalui:


1. Kunjungan rumah
2. Pemberdayaan berjenjang
3. Pengorganisasian masyarakat melalui Survei Mawas Diri (SMD) dan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
VI. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
A. Pemantauan Kegiatan ini berfungsi untuk mengetahui sejauhmana
pencapaian pelaksanaan promkes dengan mekanisme; petugas membuat
catatan secara berkala yang dilaporkan kepada kepala puskesmas dan
kunjungan lapangan dibebepa lokasi terpilih.
B. Evaluasi Evaluasi sebaiknya dilaksanakan pada setiap tahap menejerial
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil sekurang-kurang pada tiap
pertengahan tahun dan akhir tahun dengan menggunakan indikator pada setiap
tahapan.
C. Indikator Keberhasilan a. Indikator masukan
1. Adanya komitmen Kepala Puskesmas yang mencerminkan dalam
Rencana Umum Pengembangan promkes Puskesmas.
2. Adanya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam Rencana
Operasional Promkes Puskesmas
3. Adanya tenaga PKM sesuai dengan acuan dalam standar SDM promkes
puskesmas
4. Adanya tenaga PKM dan tenaga kesehatan lain dipuskesmas yang
sudah dilatih
5. Adanya sarana dan peralatan promkes puskesmas sesuai acuan dalam
standar sarana promkes puskesmas
6. Adanya dana di puskesmas yang mencukupi untuk penyelenggaraan
promkes puskesmas.
b. Indikator proses
1. Dilaksanakannya kegiatan promkes didalam gedung (setiap tenaga
kesehatan melakukan promosi atau diselenggarakan klinik khusus, pemasangan
poster dan lain-lain) dan atau frekuensinya
2. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, spanduk dan
lain-lain) masih bagus dan relevan
3. Dilaksanakannya kegiatan promkes di masyrakat (kunjungan rumah &
pengorganisasian masyarakat).

c. Indikator keluaran
1. Semua tenaga kesehatan puskesmas telah melaksanakan promkes
2. Berapa banyak pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai
kegiatan promkes dalam gedung (konseling, bibliografi dan lain-lain)
3. Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh
puskesmas
4. Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah digarap puskesmas
dengan pengorganisasian masyarakat
5. Puskesmas sebagai model institusi kesehatan yang ber-PHBS, yaitu
dengan puskesmas bebas rokok, lingkungan bersih, bebas jentik dan jamban
sehat d. Indikator dampak Indikator ini mengacu pada tujuan dilaksanakannya
promkes dipuskesmas yaitu terciptanya PHBS di masyarakat untuk semua
tatanan. Tatanan yang dianggap mewakili untuk dievaluasi adalah tatanan
rumah tangga (dalam Kebijakan Nasional Promkes tahun 2010).
Adapaun indikator PHBS unruk 5 tatanan adalah sebagai berikut:
1. Tatanan Rumah Tangga
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2) Memberi bayi ASI ekslusif
3) Menimbang balita
4) Menggunakan air bersih
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik
8) Makan sayur buah
9) Melakukan aktifitas fisik
10) Tidak merokok didalam rumah
2. Tatanan Institusi Kesehatan
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di Institusi Kesehatan

5) Tidak meludah sembarangan


6) Memberantas jentik nyamuk
7) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
3. Tatanan Institusi Pendidikan
1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun
2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4) Olahraga yang teratur dan terukur 5) Memberantas jentik nyamuk
6) Tidak merokok di sekolah
7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
8) Membuang sampah pada tempatnya
4. Tatanan Institusi Tempat Kerja
1) Tidak merokok di tempat kerja
2) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
3) Melakukan olahraga secara teratur / aktivitas fisik
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
sesudah buang air besar dan buang air kecil
5) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
6) Menggunakan air bersih
7) Menggunakan jamban saat buang air kecil dan air besar
8) Membuang sampah pada tempatnya
9) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan
5. Tatanan Institusi Pasar
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di pasar
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk

6. Tatanan Institusi Tempat Ibadah


1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di tempat ibadah
5) Tidak meludah sembarangan
6) Memberantas jentik nyamuk

7. Tempat Makan (Rumah Makan)


1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5) Tidak merokok di tempat makan
6) Menutup makanan dan minuman
7) Tidak meludah sembarangan
8) Memberantas jentik nyamuk

8. Transportasi Umum
1) Menggunakan air bersih
2) Menggunakan jamban
3) Membuang sampah pada tempatnya
4) Tidak merokok di angkutan umum
5) Tidak meludah sembarangan
VII. REFERANSI Pusat Promosi Kesehatan, 2013, Pedoman Pelaksanaan
Promosi Kesehatan di Puskesmas, Kemenkes, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai